• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Bakar Padat 47

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan Bakar Padat 47"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Bahan Bakar Padat

Contoh:

1. Kayu dan sisa tumbuhan: kadar abu rendah, kadar air relatif tinggi (tergantung pada spesies dan umur pohon, iklim, kondisi penyimpanan).

Kandungan air = W

Nilai kalor (rumus pendekatan):

kg kkal ) W 50 4400 (

QL = −

Termasuk sis a tanaman: batang tebu, kulit buah, sekam, jerami, dll.

2. “Peat”, bahan yang terbentuk dari dekomposisi dan disintegrasi tanaman graminae (seperti tebu, bambu, alang-alang) oleh tekanan air di dalam rawa. Kandungan abunya tergantung pada lumpur rawa. Bahan bersifat higroskopis. Kandungan airnya tergantung pada kondisi pengeringan, transportasi dan penyimpanan. Nilai kalor bawahnya 1700-3000 kkal/kg.

3. Batubara (= Bahan Bakar Fosil)

Berdasarkan asal dan umur geologisnya, digolongkan sebagai berikut: - lignite,

- bituminous coal, - anthracite.

3.1. Lignite: terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang mengalami karbonisasi atau perkayaan akan kandungan C di bawah lapisan tanah dalam jangka waktu yang lama.

Berdasarkan umur geologisnya digolongkan atas: - pitch lignite: lebih muda daripada lignite, - lignite.

Kadar N, O, VCM, S dan air tinggi. Lignite bersifat higroskopis, nilai kalor bawah sekitar 1500-4500 kkal/kg.

3.2. Bituminous coal: terbentuk pada periode geologi “carboniferous” dari tumbuh-tumbuhan yang mengala mi karbonisasi. Nilai kalor 7000-8000 kkal/kg.

Kandungan abu dan airnya rendah (5-10%). Kalau kandungan abunya tinggi, biasanya dipakai pada “steam power plant”. Batubara yang berwarna hitam tidak bersifat higroskopis.

3.3. Anthracite: batubara yang terjadi pada umur geologi yang paling tua. Struktur kompak, berat jenis tinggi, berwarna hitam metalik, kandungan VCM rendah, kandungan abu dan air rendah, mudah ditepung. Kalau dibakar, hampir seluruhnya habis terbakar tanpa timbul nyala. Nilai kalor atas ≥ 8300 kkal/kg.

Semi -anthracite mempunyai sifat antara bituminous coal dan anthracite.

3.4. Shale, adalah hasil penguraian tumbuh-tumbuhan dan binatang mikroorganisme di dasar rawa atau danau membentuk bahan seperti lumpur yang disebut “sapropel”. Sapropel yang bercampur dengan sedimen mineral membentuk massa yang kompak yang disebut “combustible shale”.

Kadar abunya tinggi, VCM tinggi, nilai kalor rendah. Nilai kalor antara 1350-2700 kkal/kg. Batubara digolongkan menurut kandungan C-nya, dengan istilah “rank”. “Rank” menunjukkan derajat perubahan komposisi kimiawi selama transisi dari selulosa menjadi grafit. Kalau rank rendah, derajat perubahan kimiawinya kecil, kandungan VCM -nya rendah.

Rasio bahan bakar (= fuel ratio) =

VCM %

FC %

Rasio bahan bakar untuk anthracite = 10-60 semi -anthracite = 6-10 semi-bituminous = 3-7

bituminous = 0.5-3 3.5. Nilai Kalor Batubara

* Rumus pendekatan Mendeleyev; berlaku juga untuk semua bahan bakar padat. W

6 ) S O ( 26 H 246 C 81

QL= + + − V

= = =NHV LHV

QL nilai kalor bawah (kkal/kg).

(3)

(

QH 40.5S

)

0.0053 80 100VCMFC 1.55 00512

. 0 88 . 5 C

  

 − ±

− +

=

C, VCM, FC, S = % berat karbon, VCM, FC, belerang dalam batubara. =

H

Q nilai kalor atas (BTU/lb).

Semua perhitungan persentase berdasarkan “udara kering”. Kalau: 80

FC VCM

100 > , tanda negatif.

* Rumus Dulong; berlaku untuk semua batubara. S

4050 8

O H 62028 C 14544

QH +

     − +

=

H

Q = nilai kalor atas (BTU/lb)

C, H, O, S = fraksi berat karbon, hidrogen, oksigen, belerang 

     −

8 O

H = fraksi berat “net hydrogen” =

H

net

= net

H total berat hidrogen - 8 1

berat oksigen *QL=QH −8.94×H×1050

H L ,Q

Q dalam BTU/lb

H = fraksi berat hidrogen, termasuk Hnet, H dalam air kelembaban, H dalam air senyawa.

Analisa bahan bakar padat (khususnya batubara): - ultimate analysis (analisis tuntas),

- proximate analysis (analisis pendekatan).

Ultimate analysis: menentukan komposisi unsur-unsur yang ada dalam bahan bakar, yaitu: C, H, O, N, S, P, abu, dll. Data pada analisis tuntas:

- kandungan air eksternal, yang menguap pada suhu ≥ 1000C,

- kandungan air senyawa = air yang terbentuk dari H dan O yang jumlahnya ekivalen,

- abu, bahan mineral yang tak dapat terbakar,

- Hnet, hidrogen yang terbakar oleh oksidator, tidak termasuk dalam H yang ada dalam air eksternal dan air senyawa,

O dengan ekivalen yang

H H

Hnet= total− ,

- C (karbon),

- belerang (S), nitogen (N), dll.

Proximate analysis: pengujian (laboratoris) terhadap bahan bakar padat berdasarkan atas sifat komponen yang mudah membentuk gas (volatile matter) dan yang tidak mudah membentuk gas (non-volatile matter).

Data proximate analysis: - air eksternal,

- VCM = volatile combustible matter,

- FC = fixed carbon = non-volatile combustible matter, - abu = mineral.

Air eksternal + VCM + FC + abu = 100%.

Bahan yang dapat terbakar (BDT) = combustible matter = VCM + FC. Perhitungan/analisis didasarkan pada:

- udara kering, atau - bahan yang dibakar.

Bahan Bakar Padat (Tambahan)

Yang dibicarakan umumnya batubara, meskipun ada beberapa industri menggunakan kayu seperti genting. Industri kelapa sawit menggunakan tempurung kelapa. Bahan bakar padat umumnya terjadi karena proses alami selama berjuta-juta tahun yang lalu dan umumnya mengandung C, H, O, N, S, P dan yang pokok C, H, O, S.

Proximate analysis: analisis pendekatan, perhitungannya didasarkan pada : - udara kering (analisa orsat), atau

(4)

Contoh Soal

Sisa pembakaran = refuse : - kering, - VCM, - FC, - abu.

Abu terpisah karena abu adalah bahan yang tidak dapat terbakar sehingga abu jika diketahui jumlahnya dapat digunakan/dijadikan sebagai basis.

Kalau

refuse batubara FC

VCM FC

VCM

      = 

   

maka ada sebagian dalam batubara yang tidak

terbakar. Kalau

refuse batubara FC

VCM FC

VCM

      ≠ 

   

maka sebagian batubara hampir habis terbakar.

Dalam perhitungan nilai kalor batubara:

1 kal/kg = 1.8 BTU/lb

1 BTU/lb0F =

kal/gr0C

→

satuan

c

p

Semua H2O ikut gas buang artinya tidak ada air yang menetes di dapur (“combustion

chamber”).

Istilah-Istilah Penting pada Bahan Bakar Padat

Analisa Tuntas (“Ultimate Analysis”)

Analisa ini menentukan susunan unsur-unsur yang ada di dalam bahan bakar, yaitu: C, H, O, N, S, P, dll., serta abu. Analisa ini digunakan untuk menentukan atau mengetahui struktur senyawa atau kemurnian senyawa.

Data analisa tuntas meliputi:

- kandungan air: merupakan pengurangan berat cuplikan/sampel pada pemanasan dengan suhu 1050C;

- kandungan air senyawa : ekivalen dengan kandungan oksigen;

- karbon;

- hidrogen yang terbakar = hidrogen net atau “available hydrogen”, yaitu H yang tidak termasuk dalam air (“moisture:”) maupun air senyawa (“combined water”); - sulfur, biasanya dalam jumlah kecil;

- nitrogen, juga dalam jumlah kecil, yaitu antara 1-3%.

Hidrogen net adalah jumlah seluruh hidrogen dalam bahan bakar dikurangi dengan hidrogen yang ekivalen dengan oksigen yang ada dalam bahan bakar.

Analisa Pendekatan (“Proximate Analysis”)

Analisa ini adalah pengujian laboratoris terhadap bahan bakar padat didasarkan pada sifatnya yang dapat/mudah menguap atau membentuk gas (“volatile”), yaitu:

- kandungan air,

- kandungan bahan yang dapat terbakar dan mudah membentuk gas = “volatile combustible matter” = VCM,

- kandungan bahan yang dapat terbakar dan tidak mudah membentuk gas = “non-volatile combustible matter” = karbon tetap = fixed carbon = FC,

- kandungan abu.

Jumlah air + VCM + FC + abu = 100% Combustible = VCM + FC

= bagian yang berperan sebagai bahan bakar.

* Penentuan berat VCM: pembakaran cuplikan kering di dalam krus tertutup pada suhu 9500C selama 7 menit.

Pengurangan berat cuplikan = berat air senyawa + hidrogen + karbon yang mudah membetuk gas = berat kandungan VCM.

Hidrogen dan karbon yang mudah membentuk gas adalah hidrokarbon yang terkandung dalam batubara.

(5)

* Abu: residu yang tertinggal setelah pembakaran sempurna dalam udara terbuka pada suhu 7250C = konstituen mineral dalam bahan bakar secara kimia.

* Refuse: sisa pembakaran yang dikeluarkan dari dapur atau ruang pembakaran, yaitu bahan yang tidak ikut terbakar (“unburnt combustible matter”). Jumlah refuse beragam menurut beragamnya jumlah bahan yang tidak ikut terbakar. Banyaknya bahan yang tidak ikut terbakar tergantung pada sistem pembakaran dan metoda pembakaran.

Contoh Soal

Batubara masuk dapur : 100 lb/jam;

mengandung: C = 70%, VCM = 37%, FC = 55%, abu = 6%, H2O = 2%.

(1) Berat sisa pembakaran tiap 100 lb batubara dibakar? Abu dalam batubara = 6 lb.

Semua abu dalam batubara, setelah pembakaran akan tertinggal dalam sisa pembakaran (atau refuse).

Abu dalam refuse = 40% = 6 lb. Refuse = 6lb 15lb.

40

100× =

(2) Berapa karbon dalam refuse tiap 100 lb batubara dibakar?

673 batubara VCM FC

C

(3) Berapa jumlah lbmol gas buang (kering) tiap 100 lb batubara? Karbon dalam gas buang = 70 – 6.85 = 63.15 lb

(4) Jumlah lbmol udara digunakan tiap 100 lb batubara ? N2 dalam gas buang berasal dari udara.

N2 = 80.58% = 0.8085 × 39.807 lbmol = 32.0765 lbmol

Asumsi : batubara tidak mengandung N.

Udara digunakan untuk membakar batubara = 32.0765lbmol 40.60lbmol 79

100

=

× .

(5) Nilai kalor batubara? Rumus Calderwood:

(

QH 40.5S

)

0.0053 80 100 VCMFC 1.55 kelembaban = 80%

gas buang

Sisa pembakaran = refuse - kering

- VCM = 24% - FC = 36% - Abu = 40%

(6)

SO2 dalam gas buang = 0.20%=0.2×10−2×39.807lbmol

batubara VCM FC

S Kadar S dalam batubara = 2.8234%

Persamaan Calderwood:

{

QH (40.5)(2.8234)

}

0.0053 80 1003755 1.55

(6) Kadar net hidrogen dalam batubara: net

H = kadar H yang tidak punya pasangan O (oksigen) dalam bahan bakar untuk membentuk H2O.

net

H membentuk H2O dengan O dari udara.

Komposisi Gas Buang dan Unsur-Unsur dalam Gas Buang

Gas Buang y lbmol Lbmol C Lbmol O2 Lbmol N2

Asumsi: semua N2 dalam gas buang berasal dari udara.

O2 dari udara = 0.8058y 0.2142y

79

21× =

O2 terhitung = 0.1871y

O2 tak terhitung = 0.2142y – 0.1871y = 0.0271y lbmol

Kalau batubara tidak mengandung oksigen, maka O2 tak terhitung bereaksi dengan

net

(7) Kadar uap air dalam gas buang, jika semua H2O ikut gas buang terdiri dari:

a. H2O terkandung dalam batubara?

b.H2O terbentuk dalam pembakaran antara Hnet dengan O2 dari udara?

c. H2O terbentuk dalam pembakaran antara H dan O yang ada dalam

batubara?

(7)

Jadi , dari hasil perhitungan:

p = tekanan uap air dalam udara.

Fraksi H2O dalam udara = 0.0265

(8) Kalau 60% kalor hasil pembakaran hilang (diserap dinding dapur, di refuse, karena radiasi, dll.), berapa suhu gas buangnya setelah keadaan tunak?

Tiap 1 lb batubara dibakar, kalor untuk menaikkan suhu (yang dibawa oleh) gas buang = 40% = 0.4×12584.41BTUlb×100lb=503376.4 BTU100lb

Dalam perhitungan untuk mendapatkan suhu nyala, suhu gas buang, dll. dari kalor yang dapat dimanfaatkan, biasanya diambil Q (bukan L Q ). Dalam perhitungan H ini dipakai Q . H

Untuk menghitung Q , digunakan rumus Dulong, hitung dulu L Q , lalu hitung H L

Htot= net+ kelembaban air eksternal H2O = 2% = 2.lb/100 lb batubara

Kalor yang terkandung dalam gas buang = 0.4 × 12524.895

= 5009.958 BTU/lb batubara

= 500995.8 BTU/100 lb batubara.

Karena cp merupakan fungsi T, maka mencari T dihitung dengan integrasi atau f dengan “trial-error” untuk T. Suhu ruang bakar (combustion chamber) kira -kira = suhu gas buang yang menuju stack.

(8)

Berat refuse = 15 lb

(

VCM +FC

)

refuse=(0.24+0.36)×15=9lb

Berat

(

VCM +FC

)

batubara=(37+55)=92lb100lbbatubara

% kalor hilang (tak termanfaatkan) = 100% 10.86% 92

9

= ×

(10) Berapa kg “steam” suhu 2000C dapat dihasilkan dari dapur ini tiap jam? Tekanan steam = 1 atm, efisiensi boiler = 60%? Kerjakan di rumah!

(11) Berapa % kalor hilang seandainya sisa pembakaran pada pembakaran batubara tersebut mempunyai komposisi FC = 54%, VCM = 6%, abu = 40%, H2O = 0%?

Soal:

Boiler menghasilkan “saturated steam” (1100C, 1.1 atm) sebanyak 100 kg/menit. Kalor tak termanfaatkan dari proses pembakaran = 40%; dengan catatan bahwa air masuk boiler suhu 250C dan boiler sudah panas (steady state).

Batubara mempunyai komposisi: VCM = 38%, FC = 44%, abu = 8%, air = 10%, kadar C = 66%.

(1) Massa (kg) batubara diperlukan tiap jam. Penyelesaian:

- Dianggap tak ada penyerapan kalor dari proses pembakaran oleh peralatan

boiler.

- Nilai kalor batubara dihitung dengan rumus pendekatan, seperti persamaan Calderwood.

- Komposisi dan kondisi gas asap serta refuse tak diperlukan untuk menghitung berat batubara yang diperlukan tiap jam.

Rugi kalor = 40%, terdiri dari:

- kalor yang terkandung dalam gas asap, - kalor yang terkandung dalam refuse, - radiasi kalor ke lingkungan.

- Suhu acuan = 250C, tekanan acuan = 1 atm.

Kalor untuk menghasilkan 100 kg steam/menit, suhu steam 1100C dan tekanan = 1.1 atm terdiri dari:

- Kalor untuk menaikkan suhu 100 kg air, 250C menjadi air 100 kg, suhu 1000C.

air: 100 kg, 250C → 100 kg, 1000C mcpaÄT=105×1×75kal=7.5×106kal

- air: 100 kg, 1000C → steam: 100 kg, 1000C, 1 atm mÄHv =105×540kal=54×106kal

- steam: 100 kg, 1000C, 1 atm → steam: 100 kg, 1100C, 1 atm Dapur

Boiler bahan bakar

udara 250C H=80%

CO2 = 11.80%

gas asap: CO = 1.42 9000C N2 = 80.58

O2 = 6.20

VCM = 5 % Refuse: FC = 64% 2000C abu = 30% air = 1 %

efisiensi= 60% batubara

Q kal/menit

100 kg/menit 250C

100 kg/menit steam (1100C, 1.1 atm)

(9)

mcpsÄT =105×0.496×10kal=0.496×106kal Persamaan Calderwood:

55

Efisiensi dapur = 60% Kalor efektif batubara =

gram

Kebutuhan bahan bakar tiap menit =

gram

Kebutuhan bahan bakar tiap jam = 18.970kg 1897kg 6

. 0

60 × =

(2) Kalor terbuang karena combustible yang tersisa dalam refuse (dalam %). ;

Basis: 100 kg batubara dibakar.

Berat refuse 8kg 26.6667 kg

Kalor terbuang dapat dihitung atas dasar combustible dalam refuse, dapat pula atas dasar FC dalam refuse. Kita ambil atas dasar FC dala m refuse:

(10)

= 0.496 kal/gr0K 1 joule = 0.239 kal

Kalau cp ,refuse antara T =250C – 2000C rata-rata = 0.3 kal/gr0K Kalor hilang di refuse bersuhu 2000C =

kkal 26558 K 175 K kg

kkal 0.3 kg 6667 . 26 100

1897 0

0 × =

× ×

=

(4) Total kalor terbuang di refuse. Nilai kalor batubara = 6531.13 kal/gr

Kalor yang masuk dapur tiap jam dari batubara = 1397 × 6531.13 kkal = 1239×104kkal

Kalor yang terbuang karena combustible tersisa di refuse tiap jam

kkal 10 49 . 211 kkal 10 1239 1707 .

0 × × 4 = × 4

=

Total kalor terbuang di refuse

kkal 2141458 kkal

) 2114900 26558

( + =

=

(5) Kalor terbuang di gas asap dan radiasi tiap jam

kkal 2815542 kkal

10 55142 . 281 10 1458 . 214 10 1239 4 .

0 × × 4− × 4 = × 4 =

=

(6) Kalor terbuang di gas buang

= 2 1 T

T i , p ic dT m

Contoh Soal (dari Lewis & Radasch, Industrial Stoichiometry)

Gas asap dari dapur boiler mempunyai komposisi: CO2 = 10.8%, O2 = 9%, CO = 0.2%,

N2 = 80.0%. Gas masuk stack pada suhu 7600F dan pada tekanan dorong = 0.5 in H2O.

Batubara yang dibakar = 1200 lb/jam. Analisis pendekatan (proximate analysis) batubara: uap air = 1.44%, VCM = 34.61%, FC = 57.77%, abu = 6.18%. Nilai kalor = 14350 BTU/lb.

“Ultimate analysis” menunjukkan kadar: C = 78.76%, S = 0.78%, dan N = 1.3%.

Refuse mengandung: VCM = 4%, FC = 21%.

Udara di lingkungan rang boiler suhunya 740F, kelembaban = 65%, barometer = 29.7 in.

Hitung! 1. Kalor terbuang karena adanya “combustible” yang tak terbakar, (%). 2. Kalor terbuang karena adanya CO dalam gas asap, (%).

3. Kalor dari batubara untuk menguapkan seluruh H2O yang terbentuk pada

prosespembakaran, dalam %.

4. Kalor terbuang sebagai kalor sensibel gas asap, dalam %. 5. % udara berlebihan dipakai untuk pembakaran.

6. Volume udara (kondisi standar) diperlukan tiap menit. 7. Volume gas asap masuk cerobong

Penyelesaian

- Komposisi gas asap ditentukan dari bahan bakar yang terbakar.

- Hubungan antara bahan bakar yang dibakar dengan yang terbakar dapat diketahui dari analisis bahan bakar dan analisis refuse.

- Dari analisis gas buang dapat diketahui hubungan antara hidrogen net (Hnet) dengan karbon C.

Basis: 100 lb batubara. Batubara: VCM = 34.61 FC =57.77 Combustible = 92.38 Carbon = 78.76 853 . 0 38 . 92

76 . 78 combustile

C

= =

375 . 0 38 . 92

61 . 34 combustble

VCM = =

(11)

VCM = 4 lb lb 21 FC =

combustible = 25 lb abu = 75 lb

Combustible yang tidak membentuk kokas 10.7lb 375

. 0

4 = =

Kokas (≈ karbon) = 25 – 10.7 = 14.3 lb

Karbon dalam combustible yang tak membentuk kokas = 10.73 × 0.853 = 9.1 lb Total C = (14.31 + 9.1) lb = 23.4 lb

Jika gas asap kering = 100 lbmol

Gas Mol Mol C Mol O2

CO2 10.8 10.8 10.8

CO 0.2 0.2 0.1

O2 9.0 - 9.0

N2 80.0 - -

100.0 11.0 19.9 = O2 terhitung

O2 dari udara 80.0 21.51

79 21

= × =

O2 tak terhitung = 21.25 – 19.9 = 1.35 mol

O2 ini membentuk H2O dengan Hnet yang ada dalam batubara. H2O terbentuk = 2 × 2 × 1.35 = 5.4 lb

net

H yang terbakar = 2.02 × 2 × 1.35 = 5.45 lb atau (2 × 1.35) lbmol = 2.7 lbmol C yang terbakar = 11.0 × 12 = 132 lb

⇒ =

132 45 . 5 terbakar yang

C

terbakar yang

Hnet

dicari untuk mengetahui air yang ada di dalam gas

buang, karena dalam gas buang masih tersedia air. Basis: 100 lb batubara

lb

C (total) = 78.76

C dalam refuse 23.4 75

18 .

6 ×

= = 1.93

C dalam gas asap = 78.76 – 1.93 = 76.83

= 6.40 mol C sebagai batubara tak membentuk kokas dalam refuse 9.1

75 18 . 6

×

= = 0.75

C yang sebanding dengan Hnet dalam gas asap = 78.76 – 0.75 = 78.01

net

H yang membentuk H2O dalam gas asap 76.83

132 45 . 5

×

= = 3.17

= 1.57 mol

net

H dalam refuse 0.75 01 . 78

17 . 3

×

= = 0.0305

Total Hnet dalam batubara = 3.17 + 0.0305 = 3.2005

Analisis Batubara (dalam 100 lb batubara)

C 78.76 ¢

net

H 3.20

S 0.78 ¢

N 1.30 ¢

abu 6.18 ¢

H2O eksternal 1.44 ¢ = 0.08 mol

total = 91.66

Combined H2O = 8.34 (100 – 91.66)

= 100

Combined H2O dalam gas asap 78.01 8.26lb 0.46mol

76 . 78

34 . 8

= =

× =

(12)

- H2O terbentuk dari Hnet = 1.57 mol

- H2O eksternal = 0.08 mol

- combined H2O = 0.46 mol +

= 2.11 mol

(1) % kalor hilang karena combustible yang tak terbakar:

Kalor hilang karena combustible tak terbakar tiap lb batubara terdiri dari: - kalor hilang karena batubara tak terbakar,

- kalor hilang sebagai kokas.

Kalor hilang karena batubara tak terbakar: Tiap 1 lb batubara:

Berat combustible dalam refuse yang tak membentuk kokas lb Fraksi batubara yang tak termanfaatkan

%

Kalor hilang sebagai kokas (=C)

Kokas dalam refuse 0.0618 0.01178 lb

Kalor yang hilang sebagai kokas = 0.01178 × 14550 BTU/lb = 171.446 BTU BTU

(2) Kalor hilang karena adanya CO dalam gas buang:

C dalam gas asap 6.40mol100lbbatubara

Nilai kalor CO =68300kal/gmol

Kalor hilang karena adanya CO =0.1164×68300×1.8=14310.2BTU

(3) Kalor terbuang untuk menguapkan air yang terbentuk:

Air dalam gas buang yang berasal dari batubara batubara

(4) Kalor terbuang sebagai kalor sensibel gas asap: - Hitung jumlah gas asap bas ah.

- Air dalam gas asap berasal dari air yang terbentuk dan air dari kelembaban udara, dan air eksternal, serta combined water.

(13)

CO

N

2

Basis: 100 lbmol gas asap kering

Udara kering yang dipakai 80lbmol

Komposisi gas asap basah? Tiap 100 lbmol gas asap kering Gas Asap

Kalor Sensibel BTU

Tiap 1 lb batubara:

Kalor hilang sebagai kalor sensibel gas asap `100% 22.2%

(5) % udara berlebih yang dipakai untuk pembakaran: Tiap 100 lbmol gas asap:

CO = 0.2 mol, perlu O2 untuk membentuk CO2 sebanyak 0.1 mol; O2 diberikan = 9.0

mol.

O2 berlebih = (9.0 – 0.1) mol = 8.9 mol

Udara dipakai 80mol 1142.86 lbmol 79

(6) Volume udara diperlukan tiap menit: Batubara dibakar = 1200 lb/jam = 20 lb/menit Pada (2), itap 100 lb batubara, gas asap = 58.182 mol

Pada (5), tiap 100 lbmol gas asap, udara diperlukan = 1142.86 lbmol. 20 lb batubara dibakar, gas asap dihasilkan = 58.182mol

20 100×

= 11.6364 mol Udara diperlukan 1142.86lbmol 132.99 lbmol/menit.

100 6364 .

11 × =

=

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pendistribusian yang baik dan merata sehingga packing menjaadi basah sehingga mendapat luas kontak yang lebar (tidak terjadi channeling ). Semakin rendah suhu gas, semakin

BAGIAN PROGRAM DAN INFORMASI BAGIAN HUKUM, ORGANSASI, DAN HUBUNGAN MASYARAKAT BAGIAN KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM SEKRETARIAT

Artinya, sekitar 45% dari perolehan laba bersih Perseroan pada tahun 2014 yang sebesar Rp2,5 triliun akan dialokasikan untuk dividen.. Nilai dividen yang akan dibagikan ke

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan pada perusahaan PT Juang Jaya Abdi Alam Cabang Medan, peneliti menemukan beberapa temuan yang berkaitan dengan

Hadirnya pembelajaran tematik di MI/SD sebuah sebuah bentuk perubahan dalam penerapan Kurikulum 2013, memiliki banyak permasalahan dalam penerapannya sebagaimana

Setelah diberikan tindakan pada siklus 1 dilakukan berupa pembelajaran gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki dalam sepak bola dengan menggunakan modifikasi

Pada tes akhir siklus II hasil pencapian ketuntasan 100 % ( gambar pada tabel 3 ) di karenakan semua siswa sudah mampu menguasi cara servis bawah bola voli. Ada

Dari hasil penelitian juga dilakukan oleh Erlonnofis (2011) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe cooperatife integrated reading and composition (CIRC) pada