DASAR PEMETAAN DIGITAL
Peta adalah sarana informasi (spasial) mengenai lingkungan.
Pekerjaan – pekerjaan teknik sipil dan perencanaan, dasarnya
membutuhkan peta-peta dengan berbagai macam jenis tema
dan berbagai macam jenis skala
Pemetaan adalah suatu proses penyajian informasi muka bumi
yang fakta (dunia nyata), baik bentuk permukaan buminya
maupun sumbu alamnya, berdasarkan skala peta, sistem
proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka bumi yang
disajikan.
Pemetaan digital adalah suatu proses pekerjaan pembuatan peta
dalam format digital yang dapat disimpan dan dicetak sesuai
keinginan pembuatnya baik dalam jumlah atau skala peta yang
dihasilkan.
• Pemetaan Digital adalah suatu teknik penggambaran/penyusunan peta dengan menggunakan fasilitas komputer, baik perangkat keras/hardware (komputer,
plotter/printer dan digitaizer) maupun perangkat lunak/software (program:
mapinfo, arcinfo, arcview dsb) dengan produk/output informasi keruangan (spasial) berupa peta digital yang dapat disimpan dalam suatu CD, disket maupun harddisc (Suharjo dan Musiyam, 2008)
• Pemetaan digital adalah proses pengukuran, perhitungan, dan penggambaran permukaan bumi dengan aplikasi berbasis sistem informasi database maupun sistem informasi geografis (GIS) atau penggabungan kedua sistem tersebut dalam sebuah sistem informasi database berbasis GIS sehingga dapat menghasilkan berbagai informasi kebumian/geoinformasi (Bakosurtanal)
Sumber : www.bakosurtanal.go.id
Peta digital adalah adalah peta rupabumi hasil proyek “Digital Mapping” yang seluruh tahapan produksinya menggunakan teknik digital, mulai dari kompilasi foto udara pada alat fotogametri analitis, proses editing dan desain kartografi hingga persiapan separasi warna sebelum dicetak offset. (www.bakosurtanal.go.id)
Peta digital adalah suatu peta tematik yang disimpan dalam format digital. Berbeda dengan format analog (hardcopy), peta digital dapat diproses lebih lanjut dengan cepat, misalnya penambahan dan koreksi data, dan kompilasi peta (Warmada, 2004).
Peta digital adalah peta yang dibuat dengan alat bantu komputer. Data dalam penggambaran peta disimpan dalam suatu disket, CD atau Hard Disk. Gambar peta ditayangkan melalui monitor komputer melalui perangkat lunak (software) tertentu (Sugiharyanto, 2006).
TUGAS
• Keunggulan antara pemetaan digital dibandingkan pemetaan konvensional (biasa).
• Pengertian data vektor dan data raster serta keunggulan dan kelemahan dari dua data tersebut (min 5 keunggulan dan kelemahan).
• Sebutkan prosesnya seperti apa untuk merubah dari pemetaan konvensional menjadi pemetaan digital serta peralatan yang dibutuhkan.
• Cari makalah atau jurnal yang berisi aplikasi pemetaan digital.(tiap kelompok harus berbeda)
APLIKASI PEMETAAN DIGITAL
DALAM BIDANG GIS
”RAPID MAPPING” TENDA-TENDA PENGUNGSI
KORBAN TSUNAMI DI PROPINSI NANGGROE ACEH
DARUSSALAM (NAD) DENGAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
OLEH :
M. Darmawan
dan Gatot H. Pramono
DISAMPAIKAN PADA:
Rapid mapping (pemetaan cepat) adalah kegiatan
pengumpulan
(survei),
pengolahan
(analisis),
dan
visualisasi (display) data geospasial secara cepat sehingga
kebutuhan informasi akan sesuatu peristiwa dapat dipenuhi
sesuai standart yang berlaku. Informasi yang dihasilkan dari
kegiatan rapid maping dapat dijadikan kerangka kerja
(frame
work)
untuk
mensuport
kebijakan
dalam
memanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan ataupun
info dini untuk membantu pengelolaan bencana alam (initial
disaster management).
METODE PENELITIAN
1. Survei Lokasi Pengungsi
2. Membangun Sistem Aplikasi Pemetaan
Setelah survei lokasi tenda pengungsi dan pengisian quesioner selesai selanjutnya dilakukan pemetaan dengan memanfaatkan teknologi SIG. Aplikasi SIG ini dibuat dengan pemograman bahasa Script Avenue yang ada dalam Arcview. Aplikasi SIG ini mampu melakukan otomatisasi tampilan dan mencari informasi tentang sebaran dan kondisi pengungsi; sebaran dan kondisi tenda pengungsi; serta sebaran dan kondisi tempat relokasi pengungsi.
3. Sosialisasi Hasil Pemetaan
Sekitar 391 titik lokasi pengungsi berhasil dikumpulkan
dalam waktu satu bulan dan telah pula disajikan dalam
bentuk peta. Pengeplotan ulang titik tersebut kedalam
format peta dasar Bakosurtal hanya menghasilkan 147.
Hal ini karena sebagian besar lokasi/titik tidak memuat
informasi posisi koordinat, atau beberapa lokasi
mempunyai titik oordinat yang sama; selain itu terdapat
beberapa titik koordinat yang jatuh ke laut. survei yang
dilakukan tim Bakosurtanal mendapati sebanyak 48 titik
tenda yang masih dihuni para pengungsi disekitar Banda
Aceh dan Aceh Besar sebagian lain telah kosong
ditinggal penghuninya. Selain itu survei kali ini juga
sudah mendata 9 titik relokasi untuk wilayah kota Banda
Aceh dan Aceh besar.