UBUDIYAH A34203045
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
UBUDIYAH A34203045
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
UBUDIYAH. Proses Perancangan Panorama Resort di Uluwatu, Bali.
(Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA).
Indonesia merupakan negara yang memiliki garis pantai yang panjang, karena terdiri dari beberapa pulau. Kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia sangat besar, dari kekayaan akan flora dan fauna maupun keindahan alam yang
memukau mata dari keindahan gunung hingga keindahan pantainya. Bali menjadi salah satu daerah pariwisata yang dituju baik dari wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara.
Sheils Flynn Asia (SFA) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konsultan lanskap. Sheils Flynn Asia merupakan cabang dari Sheils Flynn Landscape Architect Ltd UK. Proyek pekerjaan lanskap yang dikerjakan melingkupi proyek yang berskala lokal maupun internasional, dengan melihat pengalaman dan kinerja SFA, maka kegiatan magang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pada proses perancangan dan menjadi bahan perbandingan dengan ilmu yang didapat di perkuliahan dengan penerapannya di lapangan kerja yang sesungguhnya. Perancangan Panorama Resort ini merupakan salah satu proyek desain lanskap yang dikerjakan oleh SFA.
Metode magang yang digunakan adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan proses perancangan lanskap panorama resort dan apartemen pada lingkup kegiatan studio di PT Sheils Flynn Asia. Dalam pelaksanaannya mengikuti jadwal dari proses perancangan PT Sheils Flynn Asia. Kegiatan magang yang dilakukan meliputi partisipasi aktif dalam kegiatan studio yang ada di perusahaan tersebut mengikuti dengan jadwal kegiatan perancangan proyek yang sedang dilaksanakan, mengenal sistem kerja dan alur kerja yang ada di PT. Sheis Flynn Asia, dan mengenal struktur kelembagaan dan kegiatan PT. Sheis Flynn Asia.
adalah tahap persiapan, dimana pada tahap ini SFA mengajukan sebuah proposal yang berisi tentang profil perusahaan, lingkup pekerjaan proyeknya, peluang dan isu kendala proyek, tim kerja, pendekatan-pendekatan pada proses desain, tahapan/program kerja proyek, dan penawaran harga.
Tahap kedua adalah riset dan analisis (Research & Appraisal), dimana pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data dan melihat potensi serta kendala yang ada ditapak, serta melakukan analisis dari berbagai pendekatan. Dari hasil analisis tersebut akan diketahui daerah mana yang menjadi potensi untuk dikembangkan dan menjadi ciri khas dari daerah tersebut dan berusaha meminimalkan kendala yang ada ditapak.
Tahap ketiga adalah konsep desain (Concept Design) merupakan tahap dilakukannya pengembangan dari ciri khas tapak yang akan menjadi konsep desain lanskap dan sebagai sesuatu yang unik dan menarik. Hasil yang didapat berupa konsep lanskap, konsep sirkulasi, dan konsep vegetasi. Konsep lanskap pada Panorama resort ini dibagi menjadi lima bagian yaitu area penerimaan (Welcome Area) yang meliputi jalur kendaraan, area parkir kendaraan dan bagian area kedatangan (welcome area), termasuk pemandangan pertama yang mengarah ke laut dari teras bagian selatan pada gedung reception. Kemudian area Gully, yang merupakan area transisi antara area penerimaan dengan area lembah berupa
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : PROSES PERANCANGAN PANORAMA RESORT DI
ULUWATU, BALI
Nama : Ubudiyah
NRP : A34203045
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr.Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr NIP : 131 578 797
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP. 131 124 019
RIWAYAT HIDUP
Ubudiyah, dilahirkan di Jakarta, tanggal 26 Oktober 1985 merupakan anak dari pasangan Muhammad Saleh Aljaidi (ayah) dan Latifah Abubakar Basalammah (ibu). Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara, dengan tiga adik perempuan Afifah, Amaliyah, Ulayya, dan seorang adik laki-laki Dzaky.
Penulis mengawali studi pada tahun 1990 pada tingkat TK di Muhammadiyah Bustanul Atfhal, pada tahun 1991 penulis melanjutkan pendidikan di SDN Bekasi Timur III. Kemudian pada tahun 1997 melanjutkan pada tingkat SLTP di SLTP Islam Al-Azhar 6 Jakapermai dan pada tahun 2000 melanjutkan pendidikan pada SMU Negeri 1 Bekasi. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan studi pada tingkat perguruan tinggi di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dengan jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB),
dengan mengambil program studi Arsitektur Lanskap.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Proses Perancangan Panorama Resort Di Uluwatu, Bali”, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tuaku Muhammad Saleh Aljaidi (abi) dan Latifah Abubakar Basalammah (mama) yang selalu membimbing dan memberikan pengarahan serta semangat selama penulis melanjutkan studi dan menyelesaikan skripsi.
2. Adik-adikku yang tersayang, Afifah, Amaliyah, Ulayya, dan Dzaky yang senantiasa memberi dorongan dan semangat serta kehangatan yang selalu ada setiap harinya.
3. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Prof. Dr. Ir. Nurhayati A Matjik, M.Sc selaku dosen pembimbing
akademik yang memberikan pengarahan selama penulis melanjutkan studi di IPB.
5. Ir. Marietje M Wungkar, M.Si dan Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan.
6. PT. Sheils Flynn Asia, yang memberikan banyak pengalaman dan ilmu yang didapat oleh penulis selama magang (Eoghan Sheils, Stephen Flynn, Kate Collins, Yannes Pasaribu, Iman P. Septadarma, Rahman Andra Wijaya, Made Dwi Astuti, Rosa Yulita W, Dedy Guswandi, Hendrianto (Bob), Gunang, Arif Hidayat, Ferdy Kusnadi, Arif Suwita, dan Pa’ Hoer) 7. Sahabat-sahabatku, yang selalu menemani selama masa kuliah: Dwi,
Indra, Tigor, dan Rezky makasi atas bantuan dan ilmu yang telah diberikan, maaf ya kalau selalu merepotkan.
8. Teman-temanku lanskap 40: Ali, Suci, Euis, Novie, Muti, Indah, Icut, Wira, Wita, Meidi, Ayu, Evita, Ribka, Alindani, Sinta, Tari, Retno, Septa, Rahmi, Arin, Febby, Anggie, Deni, Marna, Hendry, Iwan, Gregorio, Ariev Budiman, Yudi, Dani, Ario, Sarmada, Miftah.
9. Seluruh mahasiswa lanskap IPB angkatan 38, 39, 41, 42, dan 43. 10.Staf Departemen Arsitektur Lanskap IPB
11.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu–persatu yang telah telah membantu kelancaran studi.
Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, namun berharap dapat tetap memberikan kontribusi yang positif bagi semua pihak yang membacanya.
Bogor, Januari 2008
DAFTAR ISI
Halaman
KATAPENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR GAMBAR... vi
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Magang ... 2
Kegunaan Magang ... 2
TINJAUAN PUSTAKA Lanskap ... 3
Resort dan Rekreasi ... 3
Perencanaan dan Perancangan ... 4
Konsultan Lanskap... 7
METODOLOGI Tempat dan Waktu ... 9
Metode ... 9
KONDISI UMUM Profil PT Sheils Flynn Asia ... 13
Kondisi Umum Bali ... 17
Kondisi Umum Proyek... 17
HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Kerja PT SFA ... 19
Sistem Penyimpanan Data ... 19
Sistem Penamaan dan Layout Gambar ... 20
Standar Gambar Kerja PT SFA ... 21
Perancangan Panorama Resort ... 22
Tahap Persiapan ... 22
Tahap Riset dan Analisis ... 23
Hasil Analisis dan Riset... 23
Analisis Tapak ... 24
Konteks Tapak dan Regional ... 25
Kondisi Tapak Eksisting... 25
Analisis Topografi ... 25
Analisis Tanah ... 34
Analisis Vegetasi ... 34
Analisis Views ... 36
Analisis Konteks Budaya... 36
Analisis Karakter Lanskap ... 37
Analisis Masterplan Bangunan Arsitektural ... 44
Dampak terhadap Karakter Fisik Lanskap... 44
Dampak terhadap Persepsi Lanskap ... 45
Peluang ... 46
Kendala... 46
Tahap Konsep dan Desain ... 55
Prinsip Desain... 56
Hasil Konsep dan Desain... 57
Site Plan ... 62
Konsep Ruang ... 62
Konsep Sirkulasi... 66
Konsep Vegetasi ... 67
Tahap Pengembangan Desain... 72
Tahap Pembuatan Gambar Kerja... 72
Masalah dan Kendala Saat Magang... 76
Tahap Analisis dan Riset ... 77
Tahap Konsep Desain ... 77
KESIMPULAN DAN SARAN ... 80
UBUDIYAH A34203045
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
UBUDIYAH A34203045
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
UBUDIYAH. Proses Perancangan Panorama Resort di Uluwatu, Bali.
(Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA).
Indonesia merupakan negara yang memiliki garis pantai yang panjang, karena terdiri dari beberapa pulau. Kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia sangat besar, dari kekayaan akan flora dan fauna maupun keindahan alam yang
memukau mata dari keindahan gunung hingga keindahan pantainya. Bali menjadi salah satu daerah pariwisata yang dituju baik dari wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara.
Sheils Flynn Asia (SFA) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konsultan lanskap. Sheils Flynn Asia merupakan cabang dari Sheils Flynn Landscape Architect Ltd UK. Proyek pekerjaan lanskap yang dikerjakan melingkupi proyek yang berskala lokal maupun internasional, dengan melihat pengalaman dan kinerja SFA, maka kegiatan magang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pada proses perancangan dan menjadi bahan perbandingan dengan ilmu yang didapat di perkuliahan dengan penerapannya di lapangan kerja yang sesungguhnya. Perancangan Panorama Resort ini merupakan salah satu proyek desain lanskap yang dikerjakan oleh SFA.
Metode magang yang digunakan adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan proses perancangan lanskap panorama resort dan apartemen pada lingkup kegiatan studio di PT Sheils Flynn Asia. Dalam pelaksanaannya mengikuti jadwal dari proses perancangan PT Sheils Flynn Asia. Kegiatan magang yang dilakukan meliputi partisipasi aktif dalam kegiatan studio yang ada di perusahaan tersebut mengikuti dengan jadwal kegiatan perancangan proyek yang sedang dilaksanakan, mengenal sistem kerja dan alur kerja yang ada di PT. Sheis Flynn Asia, dan mengenal struktur kelembagaan dan kegiatan PT. Sheis Flynn Asia.
adalah tahap persiapan, dimana pada tahap ini SFA mengajukan sebuah proposal yang berisi tentang profil perusahaan, lingkup pekerjaan proyeknya, peluang dan isu kendala proyek, tim kerja, pendekatan-pendekatan pada proses desain, tahapan/program kerja proyek, dan penawaran harga.
Tahap kedua adalah riset dan analisis (Research & Appraisal), dimana pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data dan melihat potensi serta kendala yang ada ditapak, serta melakukan analisis dari berbagai pendekatan. Dari hasil analisis tersebut akan diketahui daerah mana yang menjadi potensi untuk dikembangkan dan menjadi ciri khas dari daerah tersebut dan berusaha meminimalkan kendala yang ada ditapak.
Tahap ketiga adalah konsep desain (Concept Design) merupakan tahap dilakukannya pengembangan dari ciri khas tapak yang akan menjadi konsep desain lanskap dan sebagai sesuatu yang unik dan menarik. Hasil yang didapat berupa konsep lanskap, konsep sirkulasi, dan konsep vegetasi. Konsep lanskap pada Panorama resort ini dibagi menjadi lima bagian yaitu area penerimaan (Welcome Area) yang meliputi jalur kendaraan, area parkir kendaraan dan bagian area kedatangan (welcome area), termasuk pemandangan pertama yang mengarah ke laut dari teras bagian selatan pada gedung reception. Kemudian area Gully, yang merupakan area transisi antara area penerimaan dengan area lembah berupa
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : PROSES PERANCANGAN PANORAMA RESORT DI
ULUWATU, BALI
Nama : Ubudiyah
NRP : A34203045
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr.Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr NIP : 131 578 797
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP. 131 124 019
RIWAYAT HIDUP
Ubudiyah, dilahirkan di Jakarta, tanggal 26 Oktober 1985 merupakan anak dari pasangan Muhammad Saleh Aljaidi (ayah) dan Latifah Abubakar Basalammah (ibu). Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara, dengan tiga adik perempuan Afifah, Amaliyah, Ulayya, dan seorang adik laki-laki Dzaky.
Penulis mengawali studi pada tahun 1990 pada tingkat TK di Muhammadiyah Bustanul Atfhal, pada tahun 1991 penulis melanjutkan pendidikan di SDN Bekasi Timur III. Kemudian pada tahun 1997 melanjutkan pada tingkat SLTP di SLTP Islam Al-Azhar 6 Jakapermai dan pada tahun 2000 melanjutkan pendidikan pada SMU Negeri 1 Bekasi. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan studi pada tingkat perguruan tinggi di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dengan jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB),
dengan mengambil program studi Arsitektur Lanskap.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Proses Perancangan Panorama Resort Di Uluwatu, Bali”, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tuaku Muhammad Saleh Aljaidi (abi) dan Latifah Abubakar Basalammah (mama) yang selalu membimbing dan memberikan pengarahan serta semangat selama penulis melanjutkan studi dan menyelesaikan skripsi.
2. Adik-adikku yang tersayang, Afifah, Amaliyah, Ulayya, dan Dzaky yang senantiasa memberi dorongan dan semangat serta kehangatan yang selalu ada setiap harinya.
3. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Prof. Dr. Ir. Nurhayati A Matjik, M.Sc selaku dosen pembimbing
akademik yang memberikan pengarahan selama penulis melanjutkan studi di IPB.
5. Ir. Marietje M Wungkar, M.Si dan Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan.
6. PT. Sheils Flynn Asia, yang memberikan banyak pengalaman dan ilmu yang didapat oleh penulis selama magang (Eoghan Sheils, Stephen Flynn, Kate Collins, Yannes Pasaribu, Iman P. Septadarma, Rahman Andra Wijaya, Made Dwi Astuti, Rosa Yulita W, Dedy Guswandi, Hendrianto (Bob), Gunang, Arif Hidayat, Ferdy Kusnadi, Arif Suwita, dan Pa’ Hoer) 7. Sahabat-sahabatku, yang selalu menemani selama masa kuliah: Dwi,
Indra, Tigor, dan Rezky makasi atas bantuan dan ilmu yang telah diberikan, maaf ya kalau selalu merepotkan.
8. Teman-temanku lanskap 40: Ali, Suci, Euis, Novie, Muti, Indah, Icut, Wira, Wita, Meidi, Ayu, Evita, Ribka, Alindani, Sinta, Tari, Retno, Septa, Rahmi, Arin, Febby, Anggie, Deni, Marna, Hendry, Iwan, Gregorio, Ariev Budiman, Yudi, Dani, Ario, Sarmada, Miftah.
9. Seluruh mahasiswa lanskap IPB angkatan 38, 39, 41, 42, dan 43. 10.Staf Departemen Arsitektur Lanskap IPB
11.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu–persatu yang telah telah membantu kelancaran studi.
Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, namun berharap dapat tetap memberikan kontribusi yang positif bagi semua pihak yang membacanya.
Bogor, Januari 2008
DAFTAR ISI
Halaman
KATAPENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR GAMBAR... vi
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Magang ... 2
Kegunaan Magang ... 2
TINJAUAN PUSTAKA Lanskap ... 3
Resort dan Rekreasi ... 3
Perencanaan dan Perancangan ... 4
Konsultan Lanskap... 7
METODOLOGI Tempat dan Waktu ... 9
Metode ... 9
KONDISI UMUM Profil PT Sheils Flynn Asia ... 13
Kondisi Umum Bali ... 17
Kondisi Umum Proyek... 17
HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Kerja PT SFA ... 19
Sistem Penyimpanan Data ... 19
Sistem Penamaan dan Layout Gambar ... 20
Standar Gambar Kerja PT SFA ... 21
Perancangan Panorama Resort ... 22
Tahap Persiapan ... 22
Tahap Riset dan Analisis ... 23
Hasil Analisis dan Riset... 23
Analisis Tapak ... 24
Konteks Tapak dan Regional ... 25
Kondisi Tapak Eksisting... 25
Analisis Topografi ... 25
Analisis Tanah ... 34
Analisis Vegetasi ... 34
Analisis Views ... 36
Analisis Konteks Budaya... 36
Analisis Karakter Lanskap ... 37
Analisis Masterplan Bangunan Arsitektural ... 44
Dampak terhadap Karakter Fisik Lanskap... 44
Dampak terhadap Persepsi Lanskap ... 45
Peluang ... 46
Kendala... 46
Tahap Konsep dan Desain ... 55
Prinsip Desain... 56
Hasil Konsep dan Desain... 57
Site Plan ... 62
Konsep Ruang ... 62
Konsep Sirkulasi... 66
Konsep Vegetasi ... 67
Tahap Pengembangan Desain... 72
Tahap Pembuatan Gambar Kerja... 72
Masalah dan Kendala Saat Magang... 76
Tahap Analisis dan Riset ... 77
Tahap Konsep Desain ... 77
KESIMPULAN DAN SARAN ... 80
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Jadwal Kegiatan Magang... 9
2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data ... 10
3. Aplikasi Komputer yang digunakan Oleh SFA dan Kegunaannya... 16
4. Rangkaian Tugas dan Hasil dari Tahap Riset dan Analisis ... 24
5. Jenis Tanaman Eksisting ... 35
6. Rangkaian Tugas dan Hasil dari Tahap Konsep Desain... 55
7. Daftar Vegetasi yang Sesuai dengan Kondisi Tapak ... 59
8. Rangkaian Tugas dan Hasil dari Tahap Awal Pengembangan Desain .... 73
9. Rangkaian Tugas dan Hasil dari Tahap Akhir Pengembangan Desain ... 74
DAFTAR GAMBAR
No Halaman 1. Proses Perancangan Lanskap di PT Sheils Flynn Asia, Bogor... 12 2. Struktur Organisasi PT Sheils Flynn Asia ... 15 3. Lokasi Panorama Resort... 26 4. Kondisi Tapak Eksisting ... 27 5. Topografi Eksisting ... 28 6. Vegetasi Eksisting ... 29 7. Bentukan Alam Eksisting... 30 8. Peninggalan Budaya ... 31 9. Pemandangan Eksisting... 32 10. Analisis Topografi... 38
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman 1. Standar Penggunaan Layer di PT Sheils Flynn Asia ... 83 2. Peluang yang ada di Tapak ... 86 3. Kendala yang ada di Tapak ... 87
4. Sketsa Desain Awal... 88 5. Sketsa Layout Daerah Gully dan Lembah... 89 6. Sketsa Potongan A ... 90 7. Sketsa Potongan B... 91 8. Ilustrasi Site Plan... 92 9. Ilustrasi Detail Plan Area Gully dan Lembah... 93 10. Detail Site Plan 1 ... 94 11. Detail Site Plan 2 ... 95 12. Detail Site Plan 3 ... 96 13. Detail Site Plan 4 ... 97 14. Potongan Tampak A ... 98 15. Potongan Tampak A’... 99 16. Potongan Tampak B dan C ... 100 17. Potongan Tampak D ... 101 18. Planting Plan... 102 19. Plant Schedule... 103 20. Softwork Photos... 104 21. Gambar Detail 1 ... 105 22. Gambar Detail 2 ... 106 23. Gambar Detail 3 ... 107
PENDAHULUAN
Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki garis pantai yang panjang, karena terdiri dari beberapa pulau. Kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia sangat besar, dari kekayaan akan flora dan fauna maupun keindahan alam yang memukau mata dari keindahan gunung hingga keindahan pantainya. Oleh karenanya Indonesia memiliki daya tarik pariwiasata yang cukup tinggi. Salah satu pulau yang memiliki daya tarik pariwisata yang tinggi adalah pulau Bali.
Bali menjadi salah satu daerah pariwisata yang dituju baik dari wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara. Selain pantainya yang indah, kondisi alamnya yang masih tetap dipertahankan dengan hamparan sawah yang menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarakat Bali, dan kebudayaan Bali dan Hindu yang sangat melekat menjadi daya tarik pariwisata.
Sheils Flynn Asia (SFA) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konsultan lanskap yang berdiri sejak tahun 2001. Sheils Flynn Asia merupakan cabang dari Sheils Flynn Landscape Architect Ltd UK. Menurut Hill (1995) konsultan dapat menasehati klien dan memberikan saran melalui proses interaksi konsultasi dua arah, dimana seiring dengan berjalannya proses perancangan, proses konsultasi dapat dijadikan sebagai kebutuhan bagi diri klien itu sendiri.
Perancangan Panorama Resort ini merupakan salah satu proyek desain lanskap yang dikerjakan oleh SFA. Panorama resort merupakan apartement yang akan dibangun dengan memanfaatkan keindahan pulau Bali, melalui penataan lanskap yang tetap mempertahankan keadaan alam dan menjadikannya sebagai nilai lebih dan point interest.
melingkupi proyek yang berskala lokal maupun internasional, beberapa proyek yang ditangani oleh SFA yang terdapat di Indonesia antara lain Garuda Wisnu Kencana Bali, Vajra Villas Bali, Kebun Raya Liwa Lampung, Sculpture Park Bandung dan beberapa contoh lainnya. Sedangkan yang terdapat di luar negeri, SFA menangani proyek yang diantaranya Market Town centre regeneration , Riverside Regeneratio, Laurel Farm Strategic, Shepherd’s Bush, dan Omagh Memorial.
Dengan melihat pengalaman dan kinerja SFA, maka magang diperusahaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pada proses perancangan dan menjadi bahan perbandingan dengan ilmu yang didapat di perkuliahan dengan penerapannya di lapangan kerja yang sesungguhnya.
Tujuan Magang
Secara umum magang ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperluas wawasan, keterampilan serta pengalaman di bidang Arsitektur Lanskap dengan belajar dan berperan aktif dalam kegiatan di studio. Secara khusus kegiatan magang ini bertujuan untuk :
1. Memahami proses kegiatan perancangan lanskap dan sistem kerja di studio sebuah proyek pada sebuah konsultan lanskap, khususnya pada proyek
Panorama Resort.
2. Memahami permasalahan yang terjadi pada proses perancangan yang ada di tapak dan memahami alternatif pemecahannya.
Manfaat Magang
TINJAUAN PUSTAKA
Lanskap
Menurut Eckbo (1964), lanskap adalah keseluruhan elemen fisik secara kompleks di suatu area atau daerah. Lebih lanjut dikemukakan bahwa lanskap secara fisik merupakan hasil interaksi antara manusia dengan alam, baik sebagai individu ataupun makhluk sosial, sebagai satu kesatuan proses. Setiap unit lanskap yang berupa fisik dan ekologi memberikan pengorganisasian informasi yang dapat digunakan untuk perencanaan, perancangan, dan manajemen.
Resort dan Rekreasi
Resort merupakan suatu tempat yang digunakan sebagai tempat relaksasi atau rekreasi. Tempat tersebut harus dapat menarik perhatian para pengunjung di untuk menghabiskan hari libur atau sengaja berlibur disana. Resort dapat berupa
sebuah kota atau wilayah regional. Sebuah resort tidak hanya sebagai tempat komersial saja, namun harus menjadi sebuah tempat yang menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh para pengunjung. Resort merupakan tempat peristirahatan yang mempunyai suasana dan pemandangan yang berbeda yang diperuntukkan bagi para wisatawan (http://id.wikipedia.org/wiki/resort,. 05 Mei 2007).
Resort dapat dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan fungsinya, yaitu:
1. Resort di tempat tujuan wisata (Resort at a destination)
Sebuah resort yang merupakan sarana fasilitas komersial pada daerah tujuan wisata seperti daerah rekreasi, situs bersejarah, taman bertema, tempat atraksi turis di tempat tujuan wisata tersebut.
2. Resort sebagai tempat tujuan wisata (Destination resort)
3. Resort yang mencakup semuanya (All inclusive resort)
Sebuah resort yang menyediakan seluruh fasilitas umum yang dibutuhkan, selain itu juga menetapkan sebuah harga dasar untuk keseluruhan fasilitas yang ada pada resort tersebut. Fasilitas yang dijadikan sebagai harga dasar adalah makanan dan minuman yang tak terbatas, fasilitas olahraga dan kebugaran, dan hiburan (http://id.wikipedia.org/wiki/resort, 05 Mei 2007).
Rekreasi adalah penggunaan waktu yang ada untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari kegiatan rutin yang telah dijalani. Rekreasi ini sendiri dapat dikatakan sebagai penyegaran diri sendiri melalui kesenangan (http://id.wikipedia.org/wiki/resort, 05 Mei 2007).
Menurut Gold (1980) rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan pada waktu luang untuk memanjakan diri sendiri atau sebuah penyegaran dari aktivitas rutin. Rekreasi dengan waktu luang saling berhubungan, namun pada dasarnya merupakan dua hal yang berbeda. Waktu luang merupakan periode waktu yang berada disela-sela kegiatan rutin, sedangkan rekreasi merupakan aktivitas pada suatu tempat.
Perencanaan dan Perancangan
Menurut Lynch (1981) perencanaan tapak adalah seni menciptakan
lingkungan fisik luar yang menyokong tindakan manusia, dimana proses perencanaan dimulai dengan memahami orang-orang yang akan menggunakan tapak tersebut dan kebijakan-kebijakan yang ada. Tapak tidak hanya kumpulan dari bangunan dan jalan saja, tetapi juga merupakan suatu sistem dari struktur, permukaan, ruang, makhluk hidup, iklim, dan lainnya.
Perencanaan merupakan suatu pendekatan ke masa depan terhadap lahan dan perencanaan tersebut disertai dengan imajinasi dan kepekaan terhadap analisis tapak (Laurie, 1984). Selanjutnya diungkapkan bahwa pendekatan yang baik dalam perencanaan lanskap pada hakekatnya berdasarkan lima komponen utama yaitu, faktor alam, sosial, teknologi, metodologi, dan nilai-nilai.
bentuk yang nyata. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam bidang arsitektur lanskap, merencana merupakan suatu tindakan menata dan menyatukan berbagai penggunaan lahan berdasarkan pengetahuan teknis lahan dan kualitas estetikanya guna mendukung fungsi yang akan dikembangkan pada lahan tersebut.
Perancangan lanskap merupakan perluasan dari perencanaan tapak dan termasuk dalam proses perencanaan tapak. Perancangan menekankan pada seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan, dan kombinasi-kombinasinya sebagai pemecahan masalah terhadap kendala-kendala di dalam tapak. Di samping itu perancangan pertamanan juga berkenaan dengan perkembangan-pekembangan visual (Laurie, 1984).
Dalam perancangan lanskap prinsip dasar perancangan merupakan hal yang mendasar. Menurut Vandyke (1990) prinsip perancangan terdiri dari:
1. Unity, yaitu kesatuan seluruh elemen (harmonis): repetation, module, grid, dan theme.
2. Balance, yaitu keseimbangan dalam skala dan proporsi untuk menyusun elemen lanskap: symmetry, asymmetry, dan radial.
3. Emphasis/Dominance, yaitu menciptakan kontras/aksen: directionality, placement, dan contrast, size,dan number.
Menurut Simonds (1983), dalam merancang sebuah lanskap terdapat
sebuah prinsip, yaitu dengan mengeliminasi elemen-elemen yang buruk dan menonjolkan elemen-elemen yang baik. Dalam lanskap, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan sehingga semua elemen yang banyak variasinya akan menjadi kesatuan yang harmonis. Dalam perancangan terdapat proses yang memiliki beberapa tahapan. Menurut Simonds (1983), proses perencanaan/perancangan terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Commision, merupakan tahap pemberian tugas dan persiapan, yang berhubungan dengan persetujuan kontrak dengan klien dalam bentuk tertulis sebagai dasar pegangan pelaksanaan tugas.
2. Research, merupakan tahap pengumpulan data berbagai informasi yang didapat dari kegiatan dari inventarisasi.
3. Analysis, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang ada dan penentuan kendala serta potensi.
4. Synthesis, merupakan tahap pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi sebagai bentuk persiapan dalam menentukan alternatif perencanaan.
Sedangkan menurut Booth (1983), pada proses perancangan harus memberikan pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah desain, dapat memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Secara umum proses perancangan terdiri dari :
1. Project acceptance 2. Studi dan analisa
a Persiapan peta dasar b Inventarisasi dan analisis c Wawancara dengan klien d Pengembangan program 3. Design
a Diagram fungsi
b Diagram hubungan tapak c Concept plan
d Studi bentuk perancangan
e Preliminary design f Schematic plan g Master plan
h Design development
4. Gambar Kerja (Construction drawings) a Layout plan
b Grading plan c Planting plan
Menurut Gold (1980), perencanaan rekreasi secara umum terdiri dari: 1. Inventory, merupakan tahap melihat karakteristik dari tapak yang mencakup
kondisi eksisting, iklim, topografi, hidrologi, kemiringan lahan, tanah, vegetasi, dan view.
2. Analysis, merupakan tahap melihat peluang dan kendala yang ada di tapak sehingga dapat menentukan area potensial yang dapat dikembangkan dan daya dukung dari tapak tersebut.
3. Synthesis, pada tahap ini menghasilkan konsep-konsep sebagai alternatif dari desain.
4. Master plan, merupakan konsep alternatif yang dipilih.
Konsultan Lanskap
Menurut Gold (1980), konsultan lanskap adalah pengembang swasta yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencana kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia.
Konsultan memiliki beberapa kelebihan di antaranya :
1. Kemampuan profesional, yaitu memiliki kompetensi secara teknis berupa
kemampuan dari segi perancangan yang dapat dilihat dari proyek desain yang telah dikerjakan.
2. Penyediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan jasa yang telah dikerjakan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya.
3. Kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan dengan latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang cukup baik untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya tepat waktu dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
4. Kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai beban kerja yang dibutuhkan.
5. Memiliki latar belakang pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam.
6. Hasil kerja yang objektif dan profesional.
7. Sistem kerja berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat.
METODOLOGI
Tempat dan Waktu Magang
Kegiatan magang pada proses perancangan Panorama Resort ini dilaksanakan di PT Sheils Flynn Asia yang beralamat Jl. Ir. H. Juanda No. 13, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan magang berlangsung selama empat bulan dari 23 April hingga 23 Agustus 2007 (Tabel 1).
Metode Magang
Metode magang yang digunakan adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan proses perancangan lanskap panorama resort dan apartemen pada lingkup kegiatan studio di PT Sheils Flynn Asia. Dalam pelaksanaannya mengikuti jadwal dari proses perancangan PT Sheils Flynn Asia.
Data yang diambil merupakan hasil survai, wawancara, dan studi pustaka
[image:32.595.115.511.489.753.2]berupa buku, laporan, dan sumber lainnya tentang proses kegiatan perancangan yang dapat dijadikan sebagai acuan. Jenis, bentuk, dan sumber data yang diambil dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 01. Jadwal Kegiatan Magang
APR MEI JUN JUL AGUST
Jenis Kegiatan
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
PROSES
PERANCANGAN
1. Persiapan
2. Tahap 1
Riset dan Analisa - Survey
- Riset dan Analisa
3. Tahap 2 Desain Konsep
KEGIATAN ADMINISTRASI
Tabel 02. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data
Kegiatan magang yang dilakukan meliputi:
1. Mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan studio yang ada di perusahaan tersebut mengikuti dengan jadwal kegiatan perancangan proyek yang sedang dilaksanakan. Kegiatan tersebut meliputi tahap-tahap yang ada, terdiri dari tahap-tahap riset dan analisa, tahap-tahap konsep desain, tahap pengembangan konsep, dan tahap pembuatan gambar
kerja.
2. Mengenal sistem kerja dan alur kerja yang ada di PT. Sheils Flynn Asia.
3. Mengenal struktur kelembagaan dan kegiatan PT. Sheils Flynn Asia.
Jenis Data Bentuk Data Sumber Data
Data fisik dan Biofisik - Orientasi, Letak dan Luas
- Aksesibilitas - Tata Guna Lahan - Hidrologi
- Vegetasi dan Satwa - View
- Topografi
- Jenis Tanah
Derajat LS dan derajat BT, Ha Km Ha Jumlah Jumlah Titik Persen kemiringan lahan, dpl Jenis tanah
PT Sheils Flynn Asia
PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia
PT Sheils Flynn Asia
Data sosial
- Sosial Ekonomi - Sosial Budaya
Deskripsi Deskripsi
PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia Profil Perusahaan
Sejarah Perusahaan
Struktur Organisasi
Sistem Kerja
Deskripsi
Bagan dan diagram
Deskripsi
Wawancara dan PT Sheils Flynn Asia
Wawancara dan PT Sheils Flynn Asia
Wawancara dan PT Sheils Flynn Asia
Proses Perancangan Lanskap
- Tahap inventarisasi - Tahap riset dan analisa - Tahap konsep disain
Deskripsi Deskripsi Deskripsi
Metode atau proses perancangan pada PT. Sheils Flynn Asia, khususnya Panorama Resort akan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan, tahap pembuatan proposal yang berisi tentang perumusan tujuan, program dan informasi lain yang mendukung.
2. Tahap 1, Riset dan Analisa, tahap pengumpulan data-data survey, analisa kondisi fisik dan sosial serta potensi dan kendala pada tapak.
3. Tahap 2, Konsep Desain, pembuatan Masterplan dan sketsa pada area-area utama.
4. Tahap 3, Pengembangan Desain, dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap awal dan tahap akhir. Pada tahap awal pembuatan Siteplan, sketsa, dan ilustrasi. Sedangkan pada tahap akhir penyempurnaan gambar Siteplan, detail siteplan pada tiap zona, gambar potongan, dan panel foto.
5. Tahap 4, Pembuatan Gambar Kerja, mempersiapkan gambar kerja berupa gambar detail pada masing-masing zona, gambar detail konstruksi, pemilihan material, dan denah penanaman.
Gambar 01. Proses Perancangan Lanskap di PT Sheils Flynn Asia, Bogor
Tahap 1 Riset dan Analisa
Tahap 2 Konsep Desain
Tahap 3 Pengembangan Desain
1.Masterplan konsep skala 1 : 1000
2.Masterplan konsep pada area utama skala 1 : 500 3.Sketsa 3D untuk area utama
Tahap 4 Pembuatan Gambar
Kerja
1.Siteplan keseluruhan yang dipecah menjadi beberapa lembar (layoutplan), skala 1:200.
2.Gambar potongan, skala 1:200. 3.Gambar Detail Kontruksi 4.Spesifikasi material
5.Denah Penanaman (Planting Plan)
Pengembangan Desain Tahap awal
1.Siteplan keseluruhan skala 1:1000 2.Siteplan pada area utama, skala 1:500 3.Sketsa dan ilustrasi
Pengembangan Desain Tahap Akhir:
1. Siteplan keseluruhan yang berwarna 1:1000 2. Siteplan hitam putih, skala 1:200 untuk setiap zona 3. Gambar potongan, skala 1:200
4. Panel foto 1.Data-data survey 2.Gambar-gambar analisa
3.Gambar-gambar potensi dan kendala
KONDISI UMUM
Profil PT Sheils Flynn Asia
Sheils Flynn Asia (SFA) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang konsultasi dan desain lanskap. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2001 dan termasuk dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT). Berikut profil singkat PT Sheils Flynn Asia:
Kantor Pusat : SHEILS FLYNN LANDSCAPE ARCHITECTS LTD. East of England in the village of Docking, Norfolk
Nomor Registrasi : 339475
Alamat : London Studio
9 Leinster Avenue
London, United Kingdom SW14 7JW
Telp. +44 (0)208 8765024 Fax. +44 (0)208 8766627
e-mail : london@sheilsflynn.com web site : www.sheilsflynn.com Norfolk Studio
Bank House High Street Docking Norfolk PE 31 8 PN ENGLAND Telp. +44 1485 518304
Fax. +44 1485 518303
e-mail : Norfolk@sheilsflynn.com web site : www.sheilsflynn.com Direktur Utama : Eoghan Sheils BA (Hons) Dip LA
Kate Collins MA MLA MLAUD Stephen Flynn BLArch (Hons) Kantor Asia : PT SHEILS FLYNN ASIA
Kota Bogor, Jawa Barat – Indonesia Alamat : Kebun Raya Bogor
Bogor 16122 Jawa Barat – Indonesia Telp. +62 251 310945
Fax. +62 251 306016
e-mail : asia@sheilsflynn.com web site : www.sheilsflynnasia.com Direktur : Ir. Yannes A. Pasaribu
Sheils Flynn dipimpin oleh tiga direktur utama, yaitu Eoghan Sheils, Stephen Flynn, dan Kate Collins. Sedangkan untuk Sheils Flynn Asia ditambah seorang direktur cabang asia, yaitu Yannes Pasaribu. Pada setiap pelaksanaan proyek yang dikerjakan harus diketahui dan disetujui oleh salah satu direktur utama. Proyek-proyek SFA meliputi pekerjaan-pekerjaan kebijakan dan konservasi, studi kelayakan, skema restorasi lanskap, serta desain dan implementasinya. Beberapa penghargaan atas desain yang telah dihasilkan oleh SFA. Penghargaan-penghargaan tersebut antara lain:
1. Tahun 1999, memperoleh penghargaan Civic Trust Awards untuk desain Wainfleet Market Place.
2. Tahun 2000, meraih juara Runner up untuk International Design Competition for Garden of Hope, Love Peace and Harmony.
3. Tahun 2001, memperoleh penghargaan Civic Trust Awards untuk desain Louth Bus Station UK.
4. Tahun 2001, memperoleh penghargaan Civic Trust Awards untuk Urban Design Scheme for Horncastle, Lincolnshire.
Gambar 02. Struktur Organisasi PT Sheils Flynn Asia Direktur UK
Eoghan Sheils
Kate Collins
Stephen Flynn
Direktur Asia
Yannes Pasaribu
Direktur Desain
Iman P. Septadarma
Direktur Proyek
Rahman Andra W.
Manajer CAD
Arif Hidayat Arsitek
Gunang Arsitek Lanskap
Rosa Yulita W. Dedy Guswandi
Hendrianto
Arsitek Senior
Drafter
Ferdy Kusnadi
Sekretaris
Made Dwi Astuti
Pada pelaksanaan proyek dari gambar analisis, desain hingga gambar kerja dikerjakan dalam satu tim yang dipimpin oleh project leader. Setiap hasil gambar yang telah dikerjakan dilaporkan kembali, untuk gambar desain dikonfirmasikan pada direktur desain dan gambar CAD pada manajer CAD. Setelah dilakukan pengecekan dan perbaikan, hasil terakhir baru dilaporkan ke direktur utama Sheils Flynn untuk mendapatkan persetujuan dan perbaikan kembali jika masih diperlukan. Setelah gambar mendapatkan persetujuan, gambar tersebut akan dikirim kembali ke klien.
[image:39.595.114.511.396.714.2]Dalam pengerjaan proyek, terdapat beberapa aplikasi komputer yang digunakan sehingga hasil gambar yang dihasilkan dapat memberikan penjelasan yang detail dan klien dapat memahami gambar dengan lebih mudah dan sebagai media komunikasi baik dengan klien maupun dengan staff yang ada di UK. Aplikasi komputer yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 03.
Tabel 03. Aplikasi komputer yang digunakan oleh SFA dan kegunaannya
Nama aplikasi komputer Kegunaan
AUTOCAD LT 2006, AUTOCAD R14
CAD drawing
AUTOVIZ 3D Rendering
3D Studio Max 3D Rendering/Animasi
Adobe Potoshop 7.0, Adobe Potoshop CS2
3D Rendering
Adobe Illustrator Layout dan Edit Foto
Adobe Acrobat Dokumen dan Publishing
Adobe Pagemaker Presentasi
Adobe Image Ready CS2 Layout dan Edit Foto
Microsoft Office Dokumen
Microsoft Office Outlook E-mail
Skype Komunikasi internal dan rapat dengan
17
Kondisi Umum Bali
Bali merupakan salah satu pulau dan provinsi yang ada di Indonesia yang paling sering dikunjungi oleh para wisatawan baik dalam maupun mancanegara. Bali terletak di sebelah timur Pulau Jawa atau disebelah barat gugusan kepulauan Nusa Tenggara. Disebelah utara Pulau Bali berbatasan dengan Laut Bali, disebelah selatan dengan Samudera Hindia, ditimur dengan Selat lombok, dan dibarat bersebelahan dengan Selat Bali. Secara geografisnya terletak di 8°25ƍ23Ǝ LS dan 115°14ƍ55Ǝ LT dan memiliki luas area 5,632.86 km2 dan kepadatan penduduk 559.2 orang/km².
Secara administratif, Propinsi daerah Tingkat I Bali terdiri dari delapan kabupaten daerah tingkat II, yaitu Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Tabanan dan satu kotamadya daerah Tingkat II yang juga merupakan ibukota propinsi yaitu Kotamadya Denpasar. Kelurahan/Desa Pecatu yang merupakan letak proyek Panorama Resort berada di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Secara umum kondisi Bali merupakan wilayah yang berbukit dan pegunungan, dataran, daerah pantai, dan pulau-pulau kecil yang mengelilingi Bali. Iklimnya termasuk pada iklim tropis dengan curah hujan antara 890 mm – 2.700
mm per tahunnya, suhu udara antara 24oC – 31oC, kelembaban 77%, dan jarak pandang sekitar 15 km. Mata pencaharian masyarakat Bali pada umumnya adalah pada bidang pertanian dan perkebunan, selain itu bidang pariwisata juga menjadi salah satu usaha untuk mendapatkan penghasilan bagi masyarakat Bali.
Kondisi Umum Panorama Resort
Engineers), BEAC Services Indonesia (Mechanical, Engineering, Plumbing), dan Golder Associates (Geotechnical Engineers). Tapak pada proyek ini berada dibagian selatan pulau Bali dan akan menjadi rangkaian resort yang berada di tebing dengan panorama Samudra Hindia.
Panorama Resort akan menjadi kawasan resort yang menyediakan beberapa fasilitas berupa hotel, apartemen, dan spa serta menyajikan panorama Samudra Hindia yang sangat memukau dan fasilitas yang menunjang. Panorama Resort berada pada tebing bagian selatan Bali tepatnya pada Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta Selatan, Desa Pecatu sekitar 30 menit dari bandara Denpasar (I Ngurah Rai Airport), sedangkan letak geografisnya berada pada 8º 50’ 45,11” LS dan 115º 07’ 55,59” BT. Tapak merupakan bagian dari ekologi hutan kapur yang telah mengalami penghijauan kembali sehingga masyarakat sekitar dapat terus memanfaatkannya.
19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Kerja PT SFA
Sebuah perusahaan memiliki alur atau proses sendiri dalam setiap sistem kerjanya yang berfungsi untuk mengatur kegiatan yang ada menjadi lebih efisien dan jelas. Sistem kerja yang dimiliki oleh PT SFA diantaranya adalah sistem penyimpanan data dan sistem penamaan gambar.
Sistem Penyimpanan Data
Semua data yang ada di PT SFA disimpan pada komputer server yang telah dibagi menjadi beberapa bagian atau folder dengan nama-nama sebagai berikut:
1. Financial, yang menyimpan data yang berkaitan dengan keuangan perusahaan,
2. Sage, berupa software komputer yang berhubungan dengan keuangan perusahaan dan masih berkaitan dengan data penyimpanan pada folder finance,
3. Marketing, menyimpan data yang berhubungan dengan pemasaran pihak SFA,
4. Library, untuk menyimpan file gambar CAD vegetasi dan material yang biasa digunakan, selain itu terdapat pula file gambar CAD standar yang digunakan oleh SFA,
5. Photography, menyimpang hasil foto setiap proyek dari proses inventarisasi hingga pelaksanaan dari proyek tersebut, selain itu juga menyimpan foto-foto kegiatan yang dilakukan oleh SFA,
pekerjaan dan data yang berkaitan dengan proyek atau data dari pihak konsultan lainnya pada masing-masing folder,
7. Archive, untuk menyimpan semua proyek yang telah dikerjakan oleh SFA, 8. References, menyimpan data tentang site furniture, material, dan vegetasi
yang digunakan pada setiap proyek.
9. Outlook, untuk menyimpan semua email yang telah masuk ke SFA, baik email dari Sheils Flynn UK maupun email dari pihak konsultan lainnya.
Proyek yang dikerjakan oleh SFA berupa proyek internasional maupun nasional, untuk membedakannya pada proyek internasional penamaannya menggunakan tiga digit angka, seperti Laurel Farm Strategic diberi kode 208, BBP Brook Farm diberi kode 220, Omagh Memorial diberi kode 221, dan seterusnya. Sedangkan untuk proyek yang nasional, penamaannya juga memakai tiga digit angka, namun didepannya menggunakan abjad huruf ‘A’ untuk membedakan dengan proyek internasional seperti Villa Vajra Bali diberi kode A130, Pradha Jimbaran diberi kode A109, Panorama Resort diberi kode A114, dan seterusnya.
Sistem Penamaan dan Layout Gambar
Untuk mempermudah dalam pemeriksaan dan revisi, setiap gambar akan
diberi penamaan sesuai dengan tahap yang sedang berlangsung. Kode yang digunakan pada masing-masing tahap pada panorama resort adalah sebagai berikut:
• Riset dan Analisa (Research and Appraisal) – RA
• Desain Konsep (Concept Design) – CD
• Pengembangan Desain (Design Development) – DD
• Pembuatan Gambar Kerja (Production Documentation) – PD
contoh penamaan gambar untuk tahap Research and Appraisal pada proyek Panorama Resort, nomer gambar pada tahap ini adalah A114 – RA kemudian diikuti dengan nomor urut gambar pada tahap tersebut.
21
konsep hanya terdapat logo perusahaan, judul proyek dan gambar, nomer gambar, dan arah utara serta skala garis. Sedangkan pada tahap pengembangan desain dan pembuatan gambar kerja layout gambar terdiri dari :
1. Arah utara dan skala garis, untuk mengetahui orientasi gambar dan skala gambar untu memberikan informasi yang jelas tentang arah dan jarak,
2. Kolom pernyataan, berisi poin pernyataan dari pihak SFA,
3. Kolom perusahaan, memberikan informasi perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek dan bertanggung jawab terhadap gambar,
4. Judul proyek, memberikan informasi nama proyek yang sedang dikerjakan oleh PT SFA,
5. Keterangan gambar proyek, memberikan informasi nama-nama yang merancang, mengecek, digambar oleh, dan skala gambar,
6. Judul dan nomor gambar, memberikan informasi judul dan nomor gambar.
Standar Gambar Kerja PT SFA
SFA mempunyai standar gambar kerja sendiri, khususnya pada gambar CAD. Setiap gambar kerja memiliki standar berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pada setiap gambar agar dapat memberikan informasi
Perancangan Panorama Resort
Proses perancangan yang ada di SFA dibagi menjadi lima tahap, yang terdiri dari persiapan, riset dan analisis (Research & Appraisal), konsep desain (Concept Design), pengembangan desain (Design Development), dan pembuatan gambar kerja (Production Documentation). Masing-masing dari setiap tahap akan mengeluarkan hasil output sesuai dengan tujuannya. Perancangan Panorama Resort meliputi kelima tahap tersebut, dalam proses konsep desain melibatkan banyak rangkaian-rangkaian pekerjaan sehingga tidak selalu berjalan sesuai dengan alur/urutan yag telah ditetapkan bahkan beberapa pekerjaan akan dilakukan dalam waktu yang bersamaan atau berulang-ulang.
Proyek yang dikerjakan oleh SFA didapat biasanya melalui sistem tender, untuk proyek Panorama Resort ini, SFA mendapatkannya melalui sistem tender dengan cara mengajukan proposal yang masuk pada tahap persiapan. Namun ada beberapa proyek yang didapatkan dengan cara penunjukan langsung seperti A130 Vajra Villa Ubud di Bali. Setelah mendapatkan surat perintah kerja maka dilakukan inventarisasi dan melakukan analisa tentang kondisi tapak dan dilakukan sintesis, SFA melakukan sintesis dengan langsung mengeluarkan gambar konsep yang akan menjawab semua peluang dan kendala yang ada ditapak sehingga tidak ada tahap tersendiri untuk bagian sintesis melainkan masuk pada
tahap konsep desain yang nantinya akan dilakukan pengembangan seiring dengan isu yang muncul pada tapak dan keinginan dari klien. Setelah dilakukan pengembangan desain baru melangkah ke tahap selanjutnya yaitu membuat gambar kerja yang memberikan informasi tentang spesifikasi dan penggunaan material pada setiap site furniture yang dibuat.
Tahap Persiapan
23
harga. Pada saat SFA membuat proposal, pihak arsitek berada satu tahap lebih maju dimana telah membuat layout dan konsep dari disain bangunannya dengan bentuk apartement susun yang dapat memaksimalkan pemandangan ke arah laut.
Tahap Riset dan Analisis (Research & Appraisal)
Tahap riset dan analisis adalah tahap akan dilakukan pengumpulan data survey yang diperlukan termasuk kendala dan potensi yang ada ditapak. Data yang dikumpulkan meliputi data fisik, sosial dan budaya, serta data yang dapat mendukung. Untuk dapat lebih memahami kondisi tapak akan dilakukan pengamatan langsung untuk melihat karakter lanskap, physiography, ekologi, orientasi, dan iklim mikro pada tapak.
Setelah data didapat akan dilakukan analisis berupa analisis topografi, drainase, orientasi, vegetasi, tata guna lahan, views, serta komponen lanskapnya. Dari hasil analisis tersebut akan memberikan informasi tentang peluang dan kendala yang ada ditapak dan akan dijadikan sebagai acuan dalam konsep desain dan ciri khas tapak yang dapat dipertahankan sehingga menjadi identitas dari desain resort nantinya. Pelaksanaan dalam tahap ini dapat dilihat dalam Tabel 04, dan hasil yang dikeluarkan berupa gambar analisis tentang site analysis dan review of current masterplan.
Hasil Analisis dan Riset
Tabel 04. Rangkaian Tugas dan Hasil dari Tahap Riset dan Analisis
Rangkaian Tugas Hasil
•
Mengunjungi tapak dan melihat daerah sekelilingnya untuk lebihmengenal karakter lanskap, budaya,
dan kondisi lingkungan
•
Konsultasi dengan klien dalam pengembangan selanjutnya sertamemahami karakter dan kualitas
desain.
•
Analisis secara menyeluruh terhadap semua aspek lanskap yang meliputianalisis landform, hidrologi, tanah, orientasi, tata guna lahan, vegetasi
(spesies tanaman dan ekologinya),
karakter lanskap, views, dan komponen lanskapnya.
•
Menganalisis semua data yang diperlukan dalam pembangunanutilitas.
•
Menganalisis data survey tanah dan data yang telah diambil padainventarisasi pertama.
•
Menghadiri meeting pertama di Jakarta.•
Diagram-diagram yangmenggambarkan peluang dan kendala
di tapak, termasuk aksesibilitas, tata
guna lahan sekitar tapak, pencahayaan
hubungan dengan lingkungan sekitar,
bentukan lahan, vegetasi, bentukan
natural alam, arah sinar matahari,
bayangan, dan arah angin.
•
Database tentang referensi material, tanaman yang diusulkan danhabitatnya.
•
Gambar peluang dan kendala pada tapak yang menjadi kunci dan acuandalam pngembangan desain.
Analisis Tapak (Site Analysis)
25
Konteks Tapak dan Regional
Panorama Resort berada pada tebing bagian selatan Bali, secara administratif terletak di Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta Selatan, Desa Pecatu. Sedangkan letak geografisnya berada pada 8º 50’ 45,11” LS dan 115º 07’ 55,59” BT (Gambar 03). Total luas tapak Panorama Resort sebesar 3.5 Ha, yang akan dikembangkan menjadi kawasan resort dengan bangunan berupa apartement. Panorama terletak di deretan/barisan resort yang berada di tebing selatan Bali yang memanfaatkan keindahan pemandangan Samudra Hindia sehingga berdasarkan letaknya yang strategis Panorama Resort memiliki nilai lebih.
Akses untuk menuju tapak sangat mudah dicapai. Melalui jalur darat dari bandara I Ngurah Rai dapat ditempuh sekitar 30 menit, tetapi jalan yang menuju ke dalam tapak itu sendiri belum ada sehingga akan dibuat akses masuk menuju tapak dengan dua jalur kendaraan sehingga mempermudah pengguna dengan deretan pepohonan yang menjadi penunjuk dan penerangan yang memadai.
Kondisi Tapak Eksisting
Berdasarkan hasil data survey, dapat dilihat topografi lahan dengan interval kontur 1 meter, letak pepohonan, dan ciri khas tapak seperti batu karang. Melalui foto udara dapat dilihat sisa-sisa bangunan pada tapak yang dipergunakan
oleh masyarakat sekitar seperti bangunan penampungan air, dinding-dinding penahan pada area ladang. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup tapak juga dipergunakan untuk tempat beribadatan, hal tersebut terlihat bahwa pada tapak terdapat kuil yang terletak ditebing bagian selatan tapak (Gambar 04). Dari foto hasil inventarisasi dapat dilihat kondisi tapak dari topografi, vegetasi, budaya, dan views (Gambar 05-09).
Analisis Topografi
26
27
28
29
30
31
32
33
110 m – 120 m di atas permukaan laut, sedangkan secara keseluruhan tapak berada pada ketinggian 200 m diatas permukaan laut.
Pada tapak terdapat dua bukit dan lembah dengan kemiringan lahan yang bergelombang sehingga terbentuk suatu gully yang cukup curam diantara kedua bukit tersebut dari bagian utara tapak ke arah selatan tapak. Pada daerah gully banyak terdapat batu-batu gamping yang menyerupai batu karang (limestone outcrops) dan tersebar di seluruh tapak. Pola tersebut terus berulang hingga bagian selatan tapak (Gambar 10). Dengan kondisi topografi yang berstep, pada desain lanskapnya lebih dikembangkan pada bagian yang relatif datar. Sedangkan pada bagian yang relatif curam perlu adanya cut and fill untuk mempermudah jalur sirkulasi dan ketahanan bangunan.
Berdasarkan kemiringan lahan, dalam pengembangannya dapat dibeda-bedakan untuk menentukan standar dan kriteria desainnya. Menurut Booth (1983) dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
1. Kemiringan 0 – 1%
Kondisi seperi ini paling baik dijadikan ruang terbuka atau area konservasi, karena pada kemiringan seperti ini sangat kurang mengalirkan air,
2. Kemiringan 1 – 5%
Kondisi kemiringan yang sangat ideal dan dapat mengakmdasikan elemen tapak yang masif berupa gedung-gedung, tempat parkir, lapangan tennis, dan lain-lain. Kemiringan 1% merupakan kemiringan minimum untuk area berupa lawn atau berumput, sedangkan kemiringan 2% dianjurkan untuk lapangan berumput, teras, dan perkerasan,
3. Kemiringan 5 – 10%
Kondisi kemiringan yang hampir dapat digunakan untuk semua tipe penggunaan lahan dengan tetap memperhatikan arah dan rientasi kemiringan. Kemudian dengan kemiringan seperti ini dapat memungkinkan memainkan level dengan penggunaan dinding dan tangga, walaupun demikian harus tetap memperhatikan kondisi drainasenya karena mudah terkena erosi,
4. Kemiringan 10 – 15%
pemandangan lanskap karena berada pada titik-titik pengamatan yang lebih tinggi,
5. Kemiringan >15%
Kondisi kemiringan yang terlalu curam bagi banyak penggunaan lahan, namun dengan sedikit adaptasi dengan kemiringan akan menciptakan arsitektural yang mengagumkan dan pemandangan yang luar biasa.
Kemiringan pada tapak berkisar antara 1:5 hingga 1:2, dengan kondisi yang seperti itu seharusnya penggunaan yang tepat adalah untuk konservasi lahan berupa ruang terbuka hijau. Namun, dengan melihat tata guna lahan dari Kabupaten Badung lokasi tapak diperuntukan akomodasi wisata karena dapat meningkatkan pendapatan daerah, sehingga perlu adanya proses adaptasi atau penyesuaian level pada bangunan apartemen agar dapat menghasilkan bangunan yang kuat dan stabil namun tetap memaksimalkan pemandangan ke arah alut yang merupakan kunci utama didirikannya Panorama Resort ini.
Analisis Tanah
Data informasi tentang tanah didapat dari Geotechnical Engineer, didapatkan bahwa pada umumnya kerapatan tanah pada tapak < 1.0 m dan pada topografi yang datar kerapatan tanahnya > 1.0 m. Pada lahan terbuka dan dengan
kemiringan tertentu mudah terkena erosi, karena pada tapak memiliki iklim yang relatif kering dan kondisi tanah yang didominasi oleh batu gamping/kapur (Gambar 11). Untuk upaya pencegahannya pada lahan yang mudah terkena erosi akan diberikan retaining wall dan penanaman pepohonan dan penutup tanah.
Analisis Vegetasi
35
Penyebaran yang cukup merata dikarenakan pada beberapa tahun terakhir masyarakat melakukan penanaman kembali yang merupakan salah satu program pemerintah daerah yang bertujuan menempatkan kembali tanaman penutup tanah dan menopang kebutuhan desa-desa sekitar.
Jumlah spesies yang terdapat pada tapak dapat memperlihatkan ciri khas dan tipe lanskapnya dan menjadi acuan yang sangat penting dalam menentukan tipe tanaman yang akan dipakai dalam desain sehingga tetap sesuai dengan ekologi yang ada yaitu yang didominasi oleh batu kapur dan tetap memberikan kesan alami dan menjadi satu kesatuan dengan kondisi keseluruhan. Tanaman yang ada ditapak yang merupakan ciri khas pada tapak tetap dipertahankan, selain itu juga diperlukan penambahan tanaman yang sesuai dengan konsep desain namun tetap yang sesuai dengan ekologi agar lebih bervariasi.
Tabel 05. Jenis Tanaman Eksisting
Nama Latin Nama Lokal
•
Artocarpus altilis•
Casia fistula•
Ceiba pentandra•
Cocos nucifera•
Calophyllum inophyllum•
Delonix regia•
Dysoxylum parasiticum•
Ficus callosa•
Ficus elastica•
Ficus glabela•
Gliricidia sepium•
Mangifera indica•
Syzygium cumini•
Tectona grandis•
Zanthoxylum rhetsa•
Nangka•
Trengguli•
Kapuk•
Kelapa•
Nyamplung•
Flamboyan•
-•
Ilat-ilatan•
Beringin karet•
Bunut•
Gamal•
Mangga•
Juwet•
JatiAnalisis Views
Pemandangan yang paling menonjol pada tapak yaitu pemandangan yang menghadap ke laut ditunjang dengan topografi tapak yang kemiringan lahannya dari arah utara menuju ke selatan. Selain pemandangan yang menghadap ke laut, terdapat pula pemandangan yang menuju ke vegetasi eksisting yang berada sekitar tapak dan bentukan alamnya. Namun ada beberapa area ditapak yang tidak mendapatkan pemandangan menuju kearah laut, yaitu pada bagian entrance pada jalur masuk dan pada area bagian timur tapak.
Dari hasil analisis, view yang ada ditapak dibagi menjadi empat yaitu pemandangan menuju laut (panoramic oceans views), pemandangan menuju laut yang terhalangi oleh vegetasi (Oceans view substantially contained by vegetation), pemandangan lokal pada tapak (Local views contained by vegetation and landform), dan pemandangan ke arah tapak dari daerah sekitar (Views into the site from surrounding hills).
Pada gambar analisis view dapat terlihat bahwa dengan kemiringan tapak dan daerah sekitarnya akan menimbulkan kesan hutan belantara, sehingga menjadi pemandangan dan latar belakang yang sangat baik sekali dan menjadi titik yang penting pada keseluruhan karakter resort nantinya (Gambar 13).
Analisis Konteks Budaya
Pada gambar konteks budaya, yang menjadi poin utamanya adalah batu-batu gamping yang menyerupai batu-batu karang (limestone outcrops). Serta adanya kuil yang terletak dimulut tebing dan dipercaya oleh masyarakat Bali sebagai tanah yang suci. Karena letaknya yang dianggap suci maka bangunan kuil yang ada ditapak akan dipertahankan, sebagai salah satu ciri khas dan daya tarik dari Panorama Resort nantinya.
37
Pada tapak terdapat lokasi bangunan tangki air, yang dibangun dengan sangat cermat dan melihat aliran air (run-off) yang berada disekeliling dinding penahan batu gamping. Selain itu terdapat juga penampungan air lainnya yang telah dibangun lebih dulu dengan batu pahatan di dalamnya dan pada bagian sekelilingnya merupakan struktur beton baru (Gambar 14).
Analisis Karakter Lanskap
Pada gambar karakter lanskap memperlihatkan hasil analisis lanskap. Tapak dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan lokal area dengan karakter penyatu khusus pada setiap area (Gambar 15):
• Lembah batu gamping(Shallow limestone valley)
Sebuah lembah dimana terdapat sisa-sisa bangunan agrikultur. Pada daerah ini
relatif terbuka dengan hamparan padang rumput dan pohon-pohon besar.
• Bukit batu gamping (Exposed limestone hill-top)
Sebuah area yang terbuka dengan barisan batu gamping (limestone) dan panorama pemandangan ke arah laut.
• Daerah gully (Step Rock Gully)
Daerah gully pada bagian lembah yang banyak terdapat batu-batu gamping yang menyerupai batu karang (limestone outcrops) dan pemandangan yang mengarah ke lautnya terhalang oleh vegetasi. Terdapat kombinasi yang baik antara pohon dengan semak di bawahnya.
• Daerah berstep dengan vegetasi (Steep, densely vegetated slopes)
Daerah gully dengan kemiringan lahan yang berstep yang tertutup rapat oleh semak. Beberapa kelompok pohon terdapat pada kemiringan lahan yang bergelombang.
• Lembah yang datar (Flat enclosed valley floor)
Area yang relatif datar, pada daerah lembahnya terdapat sisa-sisa bangunan agrikultur. Sedangkan pada bagian lanskapnya didominasi dengan pohon-pohon yang tinggi.
• Tebing pantai (Coastal Cliftfs)
38
39
40
41
42
43
Analisis Masterplan Bangunan Arsitektural (Review of Current Masterplan)
Setelah memahami analisis detail tentang karakter dari eksisting tapak, langkah selanjutnya adalah meninjau ulang dampak yang akan ditimbulkan dari layout bangunan arsitektur terhadap kondisi lanskapnya. Tujuannya adalah mengindikasi peluang, kendala, dan prinsip desain yang akan memberikan informasi tentang pengembangan konsep desain lanskap. Analisis terhadap masterplan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu dampak terhadap karakter fisik lanskap, dampak terhadap vegetasi, dan dampak terhadap persepsi lanskap.
Dampak terhadap Karakter Fisik Lanskap
Layout bangunan yang didesain lebih memanfaatkan pemandangan ke arah laut. Villa-villa berada pada kemiringan kontur yang berstep menurun kearah tebing. Pada tapak ini memerlukan pengembangan yang cukup rumit dengan melihat lahan yang relatif datarnya sedikit. Oleh karena itu area lanskap yang menjadi area publik akan memberikan suasana lanskap yang menarik, sirkulasi yang cukup dan area rekreasi (Gambar 16).
Pada umumnya keseluruhan area lanskap pada daerah lembah, gully, hingga area yang relatif datar yang berada didekat tebing merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Maka dengan keadaan topografi yang ada dan layout dari bangunan yang telah kembangkan tantangan lanskapnya adalah bagaimana menciptakan desain pola sirkulasi yang dapat berfungsi dengan baik diantara bangunan-bangunan (Gambar 17).
45
Dampak terhadap Vegetasi
Mayoritas tanaman eksisting yang berada ditapak merupakan hasil penanaman kembali setelah dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan oleh masyarakat sekitar. Mayoritas pohon dan vegetasi eksisting pada tapak akan ditiadakan sesuai dengan proses pembangunan. Oleh karena lanskap nantinya merupakan sebuah tatanan lanskap yang baru, namun yang perlu ditekankan bahwa desain lanskap yang dikembangkan mencerminkan dan menguatkan karakter eksisting tapak (Gambar 19).
Dampak terhadap Persepsi Lanskap
Pemandangan yang mengarah ke laut merupakan salah satu yang menjadi acuan dalam pembangunan bangunan apartement. Tetapi tidak semua bangunan akan mendapatkan pemandangan ke laut, namun tetap akan mendapatkan kesempatan untuk melihat pemandangan tersebut di area yang berada diantara dua bangunan yang menurun kearah selatan tapak (Gambar 20). Daerah yang sebelumnya mendapatkan pemandangan yang mengarah ke laut, setelah melihat letak bangunan maka pemandangan itu sekarang terhalangi. Oleh karena itu pada bagian gully akan dipertahankan kondisinya sehingga panorama tersebut tetap dapat dinikmati oleh pengunjung. Selain itu akan memaksimalkan daerah yang
dapat tetap melihat pemandangan ke laut dengan pola desain dan sirkulasi yang baik.
Dengan melihat layout bangunan yang lebih banyak berada pada area lanskap yang berstep dan bervegetasi, maka yang akan dikembangkan pada desain lanskapnya adalah pada bagian lembah yang datar dan daerah gully dan berusaha mempertahankan kondisinya agar tetap mencerminkan karakter tapak pada desain lanskap resort (Gambar 21).
nantinya. Sedangkan dengan letak batu gamping, bagian yang mengenai bangunan akan dihilangkan namun bagian yang dapat dipertahankan akan tetap dipertahankan sebagai ciri khas lanskap dari resort nantinya (Gambar 22).
Peluang
Tata ruang dari resort mempunyai peluang yang sangat bagus terhadap pemandangan dan kondisi lanskap yang menarik. Sebagai contoh, sangat memungkinkan mengatur level pada pola sirkulasi yang berada di daerah gully sehingga para pengunjung dapat merasakan mereka berada di tepi jurang setelah mereka keluar dari gedung reception, namun tidak merasakan dengan sangat jelas akan kemiringan saat menuju ke bawah karena level kemiringan yang diatur tetap memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengunjung.
Selain itu juga terdapat beberapa peluang yang bervariasi untuk menampilkan karakter yang berbeda-beda dari luar tapak untuk memberikan pemandangan desain lanskap yang baru, mendesain dengan melihat kondisi eksisting vegetasi yang ada dan batu outcrops yang menjadi poin utama dan kontras bagi lanskap sekitarnya, sebagai contoh memberikan kesan yang berbeda antara daerah lanskap gully yang memiliki kemiringan dan permainan level yang memberikan kesan di hutan dengan daerah lembah yang relatif datar dan
memberikan kesan pantai.
Kekayaan alam eksisting yang ada seperti batu outcrops, kelompok pepohonan, kuil, dan lanskap gully yang menarik memberikan inspirasi desain lanskap yang sesuai dan berbeda-beda, dan beberapa kekayaan alam yang ada akan dipertahankan dan menyatu dengan konsep dan tema desain nantinya (Lampiran 02).
Kendala
47
tempat untuk dapat menaiki buggy car dan tempat istirahat pada titik tertentu sepanjang jalur sirkulasi tersebut. Pada beberapa keadaan perlu adanya pemisahan jalur bagi buggy car dengan jalur bagi pejalan kaki dan menjadi sebuah peluang bagi para pengguna untuk dapat lebih menikmati suasana lanskap.
Kondisi iklim pada tapak relatif kering dan sebagian umum pada iklim bali. Curah hujan yang relatif rendah (dimana pada beberapa waktu akan terjadi musim kering sepanjang waktu) dan pori-pori batu gamping (limestone) yang ikut berperan menciptakan tipe vegetasi pada ‘padang rumput bali’. Pemilihan tanaman yang akan digunakan pada resort nantinya harus memperhatikan kondisi-kondisi pada tapak yang relatif ekstrim.
48