• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lorensia Kali. Prediction of need urban forest use SIG and remote sensing. Case Study in Kabupaten Belu province of NTT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lorensia Kali. Prediction of need urban forest use SIG and remote sensing. Case Study in Kabupaten Belu province of NTT"

Copied!
282
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Lorensia Kali
  • Pengajar:
    • Andry Indrawan
    • I Nengah Surati Jaya
  • Sekolah: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
  • Mata Pelajaran: Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
  • Topik: Prediksi Kebutuhan Hutan Kota Menggunakan Data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis
  • Tipe: Tesis
  • Tahun: 2006
  • Kota: Bogor

I. Pendahuluan

Bagian pendahuluan tesis Lorensia Kali membahas latar belakang pentingnya prediksi kebutuhan hutan kota di Kabupaten Belu, NTT, yang dipicu oleh pertumbuhan penduduk, perkembangan industri, dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Ini menyebabkan peningkatan produksi CO2 dan penurunan kualitas lingkungan. Tesis ini mengkaji bagaimana penggunaan SIG dan penginderaan jauh dapat memprediksi kebutuhan hutan kota dan mengidentifikasi potensi pengembangannya secara spasial hingga tahun 2020. Bagian ini juga menjabarkan kerangka pemikiran, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan hipotesis yang akan diuji. Secara keseluruhan, pendahuluan memberikan konteks yang kuat dan landasan untuk penelitian selanjutnya.

1.1. Latar Belakang

Sub-bab ini menjelaskan konteks masalah lingkungan di Kabupaten Belu akibat perkembangan kota yang pesat. Peningkatan produksi CO2 dari kendaraan bermotor dan aktivitas industri, ditambah dengan berkurangnya lahan hijau, menjadi fokus utama. Penulis menekankan perlunya strategi untuk mengimbangi dampak negatif pembangunan dengan pengembangan hutan kota. Penggunaan data penginderaan jauh dan SIG diperkenalkan sebagai metode untuk mengukur dan memprediksi kebutuhan hutan kota. Ini memberikan dasar penting untuk pembelajaran tentang analisis spasial dan permasalahan lingkungan perkotaan.

1.2. Kerangka Pemikiran

Bagian ini menjelaskan alur berpikir penelitian, menghubungkan pertumbuhan kota, peningkatan CO2, penurunan kualitas lingkungan, dan kebutuhan akan pengembangan hutan kota. Kerangka pemikiran menunjukkan bagaimana analisis spasial, penginderaan jauh, dan AHP digunakan untuk memprediksi kebutuhan dan menentukan prioritas pengembangan hutan kota. Bagian ini relevan secara pedagogis karena menunjukkan bagaimana berbagai metode penelitian dapat diintegrasikan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kompleks. Mahasiswa akan memahami proses berpikir ilmiah dan metodologi penelitian yang sistematis.

1.3. Perumusan Masalah

Sub-bab ini secara spesifik merumuskan pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam tesis. Pertanyaan-pertanyaan ini berpusat pada kemampuan perencanaan hutan kota yang ada untuk mengoptimalkan fungsinya, dan apakah hutan kota yang sudah ada cukup untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan mendatang. Rumusan masalah ini memberikan fokus yang jelas untuk penelitian dan memberikan kerangka bagi pembaca untuk memahami tujuan penelitian. Bagi mahasiswa, ini merupakan contoh yang baik dalam merumuskan pertanyaan penelitian yang terarah dan terukur.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dijelaskan secara ringkas dan terukur, yaitu mengidentifikasi dan memprediksi kebutuhan luas hutan kota berdasarkan produksi CO2, serta mengidentifikasi potensi dan distribusi spasial pengembangan hutan kota. Tujuan ini memberikan arah yang jelas untuk penelitian dan memberikan panduan bagi pembaca untuk menilai hasil penelitian. Secara pedagogis, sub-bab ini penting untuk menunjukkan bagaimana tujuan penelitian yang jelas dan terukur perlu dirumuskan.

1.5. Manfaat Penelitian

Bagian ini menjelaskan kontribusi penelitian bagi perencana kota dan pengambil keputusan, memberikan landasan bagi pengembangan hutan kota di Kabupaten Belu, dan membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut. Ini menyoroti relevansi praktis dan akademik penelitian. Bagi mahasiswa, sub-bab ini penting untuk memahami bagaimana penelitian dapat berkontribusi pada pemecahan masalah nyata dan kemajuan ilmu pengetahuan.

1.6. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan berkaitan dengan pengaruh perkembangan fisik kota terhadap peningkatan produksi CO2 dan kemampuan perencanaan pengembangan hutan kota dalam menciptakan kualitas lingkungan yang optimal. Ini merupakan pernyataan yang dapat diuji dan memberikan arah bagi penelitian. Secara pedagogis, ini mengajarkan mahasiswa pentingnya merumuskan hipotesis yang dapat diuji dan bagaimana hipotesis tersebut dapat membimbing penelitian.

II. Tinjauan Pustaka

Bagian tinjauan pustaka menyediakan landasan teoritis untuk penelitian. Ini mendefinisikan kota dan hutan kota, membahas dampak perkembangan kota terhadap lingkungan, dan menjelaskan pencemaran lingkungan perkotaan, termasuk produksi CO2 dari berbagai sumber. Tinjauan pustaka juga menjelaskan pentingnya pengembangan hutan kota, berbagai tipe hutan kota, dan peranannya dalam memperbaiki kualitas lingkungan. Materi ini penting untuk memberikan konteks yang komprehensif bagi penelitian dan menunjukkan kepada mahasiswa bagaimana membangun kerangka teoritis yang kuat untuk penelitian mereka sendiri.

2.1. Pengertian Kota

Sub-bab ini mendefinisikan kota berdasarkan berbagai perspektif, menekankan fungsinya yang multifaset sebagai pusat aktivitas ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Definisi ini memberikan pemahaman dasar tentang kompleksitas kota dan interaksi berbagai elemen di dalamnya. Ini memberikan dasar penting untuk memahami dampak perkembangan kota terhadap lingkungan yang dibahas lebih lanjut dalam bab selanjutnya. Mahasiswa dapat mempelajari bagaimana mendefinisikan konsep kunci dalam penelitian mereka.

2.2. Pengaruh Perkembangan Kota Terhadap Lingkungan

Sub-bab ini menjelaskan dampak negatif dari pertumbuhan kota yang cepat, termasuk krisis permukiman, masalah air bersih, dan pencemaran lingkungan. Ini memberikan konteks yang penting untuk memahami kebutuhan akan pengembangan hutan kota sebagai solusi untuk mengurangi dampak negatif tersebut. Bagian ini menunjukkan bagaimana perkembangan yang pesat dapat mengganggu keseimbangan lingkungan dan pentingnya intervensi untuk menjaga kelestarian lingkungan.

2.3. Pencemaran Lingkungan Hidup Perkotaan

Sub-bab ini membahas berbagai jenis pencemaran di perkotaan, termasuk pencemaran udara, air, dan tanah. Ini menghubungkan pencemaran dengan peningkatan aktivitas manusia dan pertumbuhan kota. Pencemaran udara, khususnya peningkatan CO2, dibahas secara rinci sebagai pendorong utama untuk penelitian ini. Mahasiswa belajar tentang berbagai jenis pencemaran dan dampaknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

2.4. Produksi Karbondioksida dari Kendaraan Bermotor, Kegiatan Industri, dan Penduduk

Bagian ini membahas sumber-sumber utama emisi CO2 di daerah perkotaan, yaitu penduduk, kendaraan bermotor, dan industri. Tabel-tabel yang disajikan menunjukkan data kuantitatif tentang produksi CO2. Ini memberikan dasar empiris untuk penelitian ini dan menunjukkan pentingnya data kuantitatif dalam penelitian lingkungan. Mahasiswa dapat belajar tentang analisis data dan interpretasi data kuantitatif.

2.5. Perlunya Pengembangan Hutan Kota

Sub-bab ini berfokus pada peran hutan kota dalam mengatasi masalah lingkungan di perkotaan. Ini menjelaskan manfaat hutan kota dalam memperbaiki kualitas udara, mengelola air, dan mengurangi dampak negatif dari pembangunan. Proses fotosintesis dijelaskan sebagai mekanisme utama dalam penyerapan CO2. Mahasiswa belajar tentang solusi berbasis alam untuk mengatasi masalah lingkungan perkotaan.

2.6. Pengertian Hutan Kota

Sub-bab ini memberikan berbagai definisi hutan kota dari berbagai sumber, menekankan pentingnya vegetasi berkayu di wilayah perkotaan untuk manfaat lingkungan, rekreasi, dan kegunaan khusus. Ini juga membedakan hutan kota dengan bentuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) lainnya. Mahasiswa belajar tentang berbagai definisi dan bagaimana memahami konteks definisi dalam penelitian ilmiah.

2.7. Tipe-tipe Hutan Kota

Bagian ini mengklasifikasikan berbagai tipe hutan kota berdasarkan lokasinya dan fungsinya, seperti hutan kota permukiman (taman bermain, tanaman tepi jalan, tanaman pekarangan, tanaman pelengkap gedung), memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang berbagai pendekatan dalam pengembangan hutan kota. Ini memberikan contoh praktis untuk pengembangan hutan kota yang berkelanjutan. Mahasiswa belajar tentang berbagai tipe dan bagaimana memilih pendekatan yang tepat berdasarkan kebutuhan dan konteks.

2.8. Peranan Hutan Kota

Bagian ini menjelaskan secara detail peran dan fungsi hutan kota dalam meningkatkan kualitas lingkungan. Ini mencakup fungsi ekologis, sosial, dan ekonomi. Ini menunjukkan kepada mahasiswa bagaimana hutan kota memiliki peran multifungsi yang penting untuk kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.

2.9. Kriteria dan Bentuk Hutan Kota

Bagian ini membahas kriteria dan bentuk hutan kota yang ideal, mencakup aspek-aspek seperti kerapatan vegetasi, jenis tanaman, dan fungsi ekologis. Ini menyediakan panduan praktis untuk perencanaan dan pembangunan hutan kota. Mahasiswa belajar tentang kriteria desain dan bagaimana mendesain hutan kota yang efektif dan berkelanjutan.

2.10. Pengelolaan Hutan Kota

Bagian ini menjelaskan bagaimana hutan kota harus dikelola secara efektif untuk mencapai tujuannya. Ini mencakup aspek-aspek seperti perawatan, pemeliharaan, dan perlindungan. Ini menekankan pentingnya perencanaan dan manajemen yang berkelanjutan. Mahasiswa belajar tentang manajemen hutan kota yang efektif dan berkelanjutan.

2.11. Pemilihan Jenis Hutan

Bagian ini menjelaskan bagaimana memilih jenis-jenis tanaman yang tepat untuk hutan kota, berdasarkan kondisi lingkungan setempat. Ini mencakup aspek-aspek seperti iklim, tanah, dan kebutuhan air. Ini memberikan panduan praktis untuk perencanaan dan pembangunan hutan kota. Mahasiswa belajar tentang bagaimana memilih jenis-jenis tanaman yang tepat berdasarkan kebutuhan dan konteks.

III. Metode Penelitian

Bagian metode penelitian menjelaskan secara detail bagaimana penelitian dilakukan. Ini mencakup lokasi dan waktu penelitian, bahan dan alat yang digunakan, serta metode pengumpulan dan pengolahan data. Metode analisis spasial dengan SIG dan penginderaan jauh, serta AHP, dijelaskan secara rinci. Ini memberikan kerangka kerja metodologi yang jelas dan terukur. Secara pedagogis, bagian ini penting untuk menunjukkan bagaimana merancang metode penelitian yang tepat dan valid.

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Menjelaskan lokasi penelitian di Kabupaten Belu, NTT dan jangka waktu penelitian. Ini memberikan gambaran konteks geografis dan temporal penelitian. Bagian ini merupakan elemen penting untuk reproduksibilitas penelitian dan kejelasan konteks geografis.

3.2 Bahan dan Alat

Menjelaskan data dan alat yang digunakan dalam penelitian. Ini mencakup data primer (wawancara, survei) dan data sekunder (data statistik, peta). Penggunaan SIG dan perangkat lunak pengolahan citra juga dijelaskan. Bagian ini memberikan informasi detail tentang sumber data dan alat yang digunakan.

3.3 Metode Penelitian

Bagian ini menjelaskan desain penelitian secara menyeluruh. Ini mencakup teknik pengumpulan data (primer dan sekunder), dan metode analisis data (analisis spasial, AHP). Ini memberikan informasi yang komprehensif dan transparan tentang proses penelitian.

IV. Keadaan Umum Kabupaten Belu

Bagian ini memberikan gambaran umum tentang kondisi geografis, hidrologi, iklim, vegetasi, dan sosial ekonomi Kabupaten Belu. Ini memberikan konteks yang penting untuk memahami kondisi lingkungan dan sosial-ekonomi tempat penelitian dilakukan. Ini menyediakan konteks geografis dan demografis untuk penelitian. Bagian ini memberikan latar belakang penting bagi mahasiswa untuk memahami konteks penelitian.

4.1 Letak dan Luas

Menjelaskan letak geografis dan luas wilayah Kabupaten Belu. Informasi ini penting untuk memberikan konteks spasial penelitian. Ini memberikan informasi geografis yang penting dan relevan.

4.2 Hidrologi

Menjelaskan kondisi hidrologi Kabupaten Belu, seperti sistem sungai dan ketersediaan air. Ini memberikan informasi yang penting untuk memahami kondisi lingkungan dan sumber daya air. Informasi ini penting untuk memahami kondisi lingkungan dan ketersediaan sumber daya air.

4.3 Iklim

Menjelaskan kondisi iklim Kabupaten Belu. Ini memberikan informasi penting untuk memahami kondisi lingkungan dan jenis tanaman yang sesuai untuk dikembangkan. Informasi ini penting untuk memahami kondisi lingkungan dan jenis tanaman yang sesuai.

4.4 Vegetasi

Menjelaskan jenis vegetasi yang ada di Kabupaten Belu. Ini memberikan informasi penting untuk memahami kondisi lingkungan dan potensi pengembangan hutan kota. Informasi ini penting untuk memahami kondisi lingkungan dan potensi pengembangan hutan kota.

4.5 Kondisi Sosial Ekonomi Budaya

Menjelaskan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya Kabupaten Belu. Ini memberikan informasi penting untuk memahami konteks sosial dan ekonomi penelitian. Informasi ini penting untuk memahami konteks sosial dan ekonomi penelitian.

4.6 Kondisi Hutan Kota

Menjelaskan kondisi hutan kota yang sudah ada di Kabupaten Belu sebelum penelitian dilakukan. Ini memberikan informasi penting untuk memahami kebutuhan pengembangan hutan kota. Informasi ini penting untuk memahami kondisi awal hutan kota.

V. Hasil dan Pembahasan

Bagian ini menyajikan hasil penelitian dan interpretasinya. Ini mencakup perhitungan kebutuhan luas hutan kota berdasarkan berbagai metode, estimasi produksi CO2 dari berbagai sumber, dan analisis spasial sebaran hutan kota. Analisis AHP untuk menentukan prioritas pengembangan hutan kota juga dibahas secara rinci. Bagian ini memberikan hasil kuantitatif dan kualitatif penelitian. Bagian ini merupakan inti dari tesis dan memberikan hasil penelitian secara detail.

5.1 Luas Hutan Kota Berdasarkan Inmendagri No. 14 Tahun 1988 dan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002

Menyajikan hasil perhitungan kebutuhan luas hutan kota berdasarkan regulasi yang berlaku. Ini memberikan baseline untuk membandingkan dengan metode perhitungan lainnya.

5.2 Estimasi CO2 Penduduk di Kabupaten Belu

Menyajikan hasil estimasi produksi CO2 dari penduduk, dan menganalisis tren peningkatannya. Ini menunjukkan kontribusi penduduk terhadap emisi CO2.

5.3 Luas Hutan Kota Berdasarkan Jumlah CO2

Menyajikan hasil perhitungan kebutuhan luas hutan kota berdasarkan jumlah CO2 yang dihasilkan. Ini memberikan estimasi kebutuhan hutan kota berdasarkan emisi karbon.

5.4 Analisa Pengembangan Hutan Kota

Menyajikan hasil analisis AHP untuk menentukan prioritas pengembangan berbagai tipe hutan kota. Ini menunjukkan bagaimana prioritas pengembangan ditentukan berdasarkan berbagai faktor.

VI. Simpulan dan Saran

Bagian ini merangkum temuan utama penelitian dan memberikan saran untuk pengembangan hutan kota di Kabupaten Belu. Ini menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan rekomendasi praktis. Ini merupakan bagian penting untuk mengkomunikasikan hasil dan implikasinya.

6.1 Simpulan

Merangkum temuan utama penelitian, menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan di bagian pendahuluan.

6.2 Saran

Memberikan rekomendasi praktis bagi pemerintah dan stakeholder terkait untuk pengembangan hutan kota di Kabupaten Belu.

Gambar

Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran
Gambar 2. Bagan Organisasi Pengelolaan Hutan Kota (Sumber:
Gambar 3. Citra Landsat TM Kabupaten Belu Tahun 2002 dan 2003
Gambar 4. Diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait