• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konfigurasi Virtual Local Area Network (VLAN) pada CISCO SWITCH dengan Menggunakan Program Network Visualizer 5.0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Konfigurasi Virtual Local Area Network (VLAN) pada CISCO SWITCH dengan Menggunakan Program Network Visualizer 5.0"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

KONFIGURASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK

(VLAN) PADA CISCO SWITCH DENGAN MENGGUNAKAN

PROGRAM NETWORK VISUALIZER 5.0

O

L

E

H

HARI BUGI PRAMA

020402065

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, perkembangan teknologi informasi semakin berkembang pesat. Salah satunya adalah komputer. Hampir semua pengolahan dan penyimpanan informasi dilakukan dengan perangkat komputer, dan ini lebih mudah dilakukan apabila sebuah perangkat komputer terhubung ke sebuah jaringan.

Seiring dengan berkembangnya kebutuhan dalam jaringan komputer, diperlukan pengembangan jaringan LAN dalam suatu jaringan komputer, serta demi kemananan informasi yang akan dikirimkan, sebuah LAN tidak diizinkan untuk mendapatkan akses ke LAN lainnya. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kebutuhan perangkat switch yang lebih banyak dan akan menambah biaya perancangan.

VLAN dapat membagi sebuah LAN menjadi beberapa broadcast domain. Metode ini dapat menghemat biaya instalasi jaringan, karena biasanya untuk membagi broadcast domain, diperlukan perangkat router. Dalam implementasinya, VLAN mempunyai keunggulan karena tidak memerlukan perubahan fisik pada jaringan, tetapi dapat memberikan berbagai tambahan pelayanan pada teknologi jaringan.

(3)

VLAN ini, penulis menggunakan program simulasi khusus yaitu Network Visualizer 5.0.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah adalah: 1. Apa definisi VLAN?

2. Bagaimana prinsip kerja VLAN?

3. Bagaimana konfigurasi VLAN pada Cisco switch?

4. Evaluasi akhir dari proses konfigurasi VLAN pada Cisco switch dengan menggunakan program Network Visualizer 5.0.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menjelaskan dan melakukan konfigurasi pada Cisco switch terutama konfigurasi VLAN dengan menggunakan program Network Visualizer 5.0 disertai dengan pembuktian hasil konfigurasi.

1.4 Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil pembahasan yang maksimal, maka penulis perlu membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah:

1. Tidak membahas rangkaian elektronik Cisco switch.

2. Hanya membahas konfigurasi VLAN pada Cisco switch seri 2950 dengan menggunakan Network Visualizer 5.0.

(4)

4. VLAN dikonfigurasikan berdasarkan port switch.

5. Tidak membahas fungsi-fungsi dari upper-layer, seperti pada lapis aplikasi.

1.5 Metodologi Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Mempelajari literatur yang berkaitan dengan tugas akhir ini, seperti buku-buku dan artikel-artikel.

2. Mendiskusikan dengan dosen pembimbing, dosen-dosen yang lain dan rekan-rekan mahasiswa tentang masalah yang timbul dalam penulisan tugas akhir ini. 3. Melakukan konfigurasi VLAN dengan menggunakan program Network

Visualizer 5.0.

4. Menguji hasil konfigurasi.

1.6 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut: Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang penggunaan VLAN pada jaringan komputer, tujuan penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : JARINGAN KOMPUTER

(5)

BAB III : VLAN

Pada bab ini membahas mengenai definisi VLAN, keuntungan dan topologi VLAN, Cisco switch, program Network Visualizer 5.0.

BAB IV : KONFIGURASI VLAN PADA CISCO SWITCH DENGAN

PROGRAM NETWORK VISUALIZER 5.0

Bab ini membahas tentang konfigurasi VLAN pada Cisco switch dengan menggunakan program Network Visualizer 5.0, langkah-langkah konfigurasi serta uji hasil hasil konfigurasi.

BAB V : PENUTUP

(6)

BAB II

JARINGAN KOMPUTER

2.1 Definisi Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan[1]. Informasi dan data bergerak melalui

kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau perangkat lain yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

2.2 Jenis Jaringan Komputer

Secara umum jaringan komputer terbagi atas beberapa jenis. Adapun jenis-jenis jaringan komputer yang sering digunakan adalah Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), Wide Area Network (WAN), internet dan jaringan tanpa kabel.

2.2.1 LAN

(7)

misalnya printer) dan saling bertukar informasi. Beberapa protokol yang dipakai untuk LAN yaitu Ethernet, Token Ring dan Fiber Distributed Data Interface (FDDI).

2.2.1.1 Ethernet

Protokol Ethernet merupakan protokol LAN yang paling banyak digunakan. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya, dan saling bertukar informasi.

2.2.1.2 Token Ring

Protokol ini dikembangkan oleh IBM pada pertengahan tahun 1980. Metode aksesnya adalah dengan melewatkan sebuah token dalam sebuah lingkaran seperti cincin. Protokol Token Ring dapat melakukan kecepatan transmisi 4 Mbps atau 16 Mbps. Sejalan dengan perkembangan Ethernet, penggunaan Token Ring makin berkurang sampai sekarang.

2.2.1.3 FDDI

Protokol ini menggunakan kabel serat optik sebagai media transmisi untuk menyediakan transmisi data berkecepatan tinggi ke LAN. FDDI menggunakan dua buah topologi ring secara fisik. Proses transmisi biasanya menggunakan satu buah ring, namun jika ada masalah ditemukan akan secara otomatis menggunakan ring yang kedua.

2.2.2 MAN

(8)

menjangkau area geografis untuk jarak 5-50 km. Dalam penggunaannya, MAN digunakan untuk mendukung layanan-layanan yang membutuhkan bandwidth yang terjamin dan delay yang terbatas, sebagai tambahan untuk layanan-layanan data dimana tidak ada pembatasan.

2.2.3 WAN

WAN adalah jaringan yang lingkupnya sudah menggunakan sarana satelit ataupun kabel bawah laut. Biasanya WAN agak rumit dan sangat kompleks, karena menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN ke dalam komunikasi global seperti internet. Tetapi antara LAN dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal, hanya lingkup areanya saja yang berbeda satu diantara yang lainnya.

2.2.4 Internet

(9)

2.2.5 Jaringan Tanpa Kabel

Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komunikasi yang tidak biasa yang dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah umum digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.

2.3 Topologi Jaringan Komputer

Topologi jaringan menggambarkan struktur dari jaringan komputer. Topologi merupakan suatu cara untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sehingga membentuk jaringan komputer. Topologi yang umum digunakan adalah star, ring, mesh dan bus.

2.3.1 Topologi Star

(10)

Gambar 2.1 Topologi Star

2.3.2 Topologi Ring

Untuk membentuk jaringan dengan topologi ring, setiap workstation harus dihubungkan seri satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Keuntungan dari topologi jaringan ini adalah tingkat kerumitan jaringan yang rendah, juga bila ada gangguan atau kerusakan pada suatu workstation maka aliran trafik dapat dilewatkan pada arah lain dalam sistem. Topologi ring dapat dilihat pada Gambar 2.2.

(11)

2.3.3 Topologi Mesh

Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar node secara penuh. Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah node yang terpasang. Dengan demikian disamping kurang ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya. Topologi mesh dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Topologi Mesh

2.3.4 Topologi Bus

(12)

Gambar 2.4 Topologi Bus

2.4 Model Referensi OSI

Model referensi Open System Interconnection (OSI) merupakan salah satu standar dalam protokol jaringan yang dikembangkan oleh badan International Standard Organization (ISO) yang memberikan gambaran tentang fungsi, tujuan dan kerangka kerja tentang struktur model referensi untuk proses yang bersifat logis dalam sistem komunikasi. Arsitektur lapis (layer) OSI dapat dilihat pada Gambar 2.5.

(13)

Model OSI terdiri dari 7 lapis yaitu: 1. Physical Layer

Physical layer berfungsi untuk menentukan karakteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan komputer dengan jaringan. Selain itu berfungsi untuk menstranfer dan menentukan cara bit – bit dikodekan, menangani interkoneksi fisik (kabel), mekanik, elektrikal, prosedural yaitu dimana kabel, konektor dan spesifikasi pensinyalan didefinisikan.

2. Data Link Layer

Data Link Layer menjamin bahwa pesan dikirim ke media yang tepat dan menerjemahkan pesan dari network layer ke dalam bentuk bit untuk dikirim ke host lain. Data link layer akan membentuk paket ke dalam bentuk frame dan menambah sebuah header yang berisi alamat hardware.

3. Network Layer

Network layer bertanggungjawab untuk mengarahkan perjalanan (routing) melalui internetwork dan bertanggung jawab mengelola sistem pengalamatan jaringan. Router merupakan perangkat yang bekerja di network layer dan bertanggung jawab untuk membawa trafik antar perangkat yang terletak dalam jaringan yang berbeda.

4. Transport Layer

(14)

5. Session Layer

Session layer bertugas untuk membentuk, mengelola, dan kemudian memutuskan session antara presentation layer.

6. Presentation Layer

Presentation layer berfungsi untuk melakukan terjemahan struktur data di antara berbagai arsitektur dan perbedaan dalam representasi data. Selain itu, layer ini melakukan kompresi data, enkripsi dan dekripsi serta konversi format data.

7. Application Layer

Application layer berfungsi sebagai antarmuka antara user dan komputer. Contoh aplikasi yang bekerja di Application layer adalah World Wide Web (WWW).

2.5 Internetworking

Pada komunitas jaringan umum komputer, atau yang disebut juga dengan internetworking, dikenal beberapa jenis perangkat yang berfungsi sebagai penghubung antara perangkat-perangkat end-user. Beberapa jenis perangkat ini antara lain:

1. Hub

(15)

2. Switch

Switch merupakan perangkat penghubung dalam LAN dan termasuk dalam lapis data link. Switch mengatur transfer data yang terjadi pada satu jaringan tanpa mengubah format transmisi data.

3. Router

Router merupakan perangkat penghubung antara satu jaringan dengan jaringan yang lain. Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN dianggap sebagai jaringan yang berbeda.

2.6 Internet Protocol (IP)

Sebuah workstation yang terhubung ke sebuah jaringan dikenal dengan nama host. Setiap host harus memilki kemampuan untuk berkomunikasi dengan host lain. IP merupakan protokol utama yang digunakan untuk menentukan jalur terbaik yang akan dilalui data yang ditransmisikan pada jaringan.

2.6.1 Alamat IP

(16)

alamat host (komputer, router, switch). Oleh sebab itu alamat IP memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan di host itu berada.

2.6.2 Kelas Alamat IP

Untuk mempermudah pemakaian, bergantung pada kebutuhan pemakai, alamat IP dibagi dalam tiga kelas seperti diperlihatkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kelas Alamat IP

Kelas Network ID Host ID Default Subnet Mask A xxx.0.0.1 xxx.255.255.254 255.0.0.0 B xxx.xxx.0.1 xxx.xxx.255.254 255.255.0.0 C xxx.xxx.xxx.1 xxx.xxx.xxx.254 255.255.255.0

Alamat IP kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Range IP 1.xxx.xxx.xxx. – 126.xxx.xxx.xxx, terdapat 16.777.214 (16 juta) alamat IP pada tiap kelas A. Alamat IP kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Pada alamat IP kelas A, network ID ialah 8 bit pertama, sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca alamat IP kelas A, misalnya 113.46.5.6 adalah:

Network ID = 113 Host ID = 46.5.6

Sehingga IP address diatas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113. Alamat IP kelas B dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar. Pada alamat IP kelas B, network ID ialah 16 bit pertama, sedangkan host ID ialah 16 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca alamat IP kelas B, misalnya 132.92.121.1 adalah :

(17)

Sehingga alamat IP diatas berarti host nomor 121.1 pada network nomor 132.92. Alamat IP kelas C dialokasikan untuk jaringan berukuran kecil (LAN). Range IP Host ID ialah 8 bit terakhir.

2.6.3 Jenis Alamat IP

Dalam penggunaannya, alamat IP terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu: 1. Alamat IP public

Alamat IP yang biasa digunakan pada jalur publik. Penggunaan alamat IP public harus melalui proses registrasi ke suatu organisasi yang menangani masalah penggunaan IP, agar tidak terdapat host yang memiliki alamat IP yang sama.

2. Alamat IP private

(18)

BAB III

VLAN

3.1 Definisi VLAN

VLAN merupakan suatu metode untuk membagi satu koneksi fisik pada sebuah LAN menjadi beberapa koneksi logika. Pada LAN yang konvensional, tiap-tiap workstation terhubung dengan sebuah hub atau repeater. Jika ada dua workstation yang mengirimkan data pada waktu yang bersamaan, akan terjadi tubrukan (collision) dan data yang ditransmisikan akan hilang. Untuk mencegah terjadinya collision, maka pada jaringan digunakan perangkat switch.

Workstation dan hub berada dalam sebuah segmen LAN. Segmen LAN juga disebut collision domain karena collision terjadi di dalam sebuah segmen. Daerah dimana terjadi broadcast disebut dengan broadcast domain. Koneksi pada LAN secara fisik dapat dilihat dari Gambar 3.1

(19)

VLAN dapat membagi sebuah segmen LAN menjadi beberapa broadcast domain. Karena VLAN membagi segmen LAN menggunakan koneksi logikal, tiap workstation tidak harus diletakkan pada lokasi yang sama dan dapat ditempatkan secara terpisah. Misalnya pada lantai yang berbeda pada suatu gedung. Karena broadcast di dalam suatu VLAN tidak dapat diteruskan ke wadah VLAN lainnya, komunikasi antara VLAN tersebut harus melalui router yang mampu meneruskan paket data dari satu VLAN ke VLAN lainnya. Koneksi fisik dari VLAN dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Koneksi Fisik VLAN

3.2 Keuntungan VLAN

VLAN memiliki keuntungan dibandingkan dengan LAN konvensional, antara lain:

1. Meningkatkan kinerja jaringan

(20)

2. Kemudahan dalam manajemen VLAN

User-user dalam suatu jaringan pasti akan mengalami penambahan, pengurangan, atau perubahan. Dan perubahan-perubahan ini pasti akan memerlukan biaya tambahan. VLAN dapat mengatasi hal ini, karena VLAN dapat membagi-bagi user dengan menggunakan virtual workgroup.

3. Mengurangi biaya

VLAN dapat digunakan untuk menambah broadcast domain, sehingga tidak diperlukan lagi router. VLAN juga memberikan mekanisme secara efektif untuk mengontrol perubahan yang terjadi pada jaringan dan mengurangi banyak biaya untuk kebutuhan akan mengkonfigurasi ulang hub dan router.

4. Meningkatkan sekuritas jaringan

Dalam suatu jaringan, seringkali digunakan untuk mentransfer data-data penting. Pada LAN, data-data ini akan dapat diakses oleh user-user yang terhubung. VLAN dapat digunakan untuk membatasi akses dari user lain dengan cara membagi user-user yang terhubung menjadi beberapa broadcast domain.

3.3 Prinsip Kerja VLAN

Ketika switch menerima data dari sebuah workstation, switch dapat mengetahui identitas VLAN yang mengirim data tersebut, atau disebut juga dengan VLAN ID. VLAN ID dapat diketahui berdasarkan dari port pengirim, alamat dari Media Access Control (MAC Address) pengirim dan alamat jaringan.

3.3.1 Jenis-jenis VLAN

(21)

3.3.1.1 VLAN Berdasarkan Port Switch

VLAN jenis ini dikelompokkan berdasarkan nomor port dari switch yang digunakan. Misalnya, pada sebuah switch yang terdiri dari 4 port, dimana port 1, 2 dan 4 dikelompokkan menjadi VLAN 1, dan port 3 dikelompokkan menjadi VLAN 2, seperti terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pengelompokkan VLAN Berdasarkan Port Switch

Port VLAN ID

1 1

2 1

3 2

4 1

Keuntungan dari VLAN jenis ini adalah apabila perangkat yang terhubung ke sebuah port diganti, switch tidak memerlukan konfigurasi ulang karena perubahan MAC Address pada perangkat tersebut tidak mempengaruhi konfigurasi dari VLAN ini.

3.3.1.2 VLAN Berdasarkan MAC Address

VLAN ini dikelompokkan berdasarkan MAC Address dari tiap workstation. Pembagian VLAN jenis ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pengelompokkan VLAN Berdasarkan MAC Address

MAC Address VLAN ID

00600B323FFA 1

56DA01322CB1 1

031F22ACB070 2

(22)

Keuntungan dari VLAN jenis ini adalah switch dikonfigurasi berdasarkan MAC Address perangkat, sehingga apabila ada perangkat yang memiliki MAC Address yang sudah dikenal oleh switch, maka tidak memerlukan konfigurasi lagi.

3.3.1.3 VLAN Berdasarkan Jenis Protokol

VLAN jenis ini dikelompokkan berdasarkan tipe protokol yang terdapat pada header di layer 2. Pembagian VLAN jenis ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Pengelompokkan VLAN Berdasarkan Tipe Protokol

Protokol VLAN ID

IP 1

IPX 2

VLAN jenis ini jarang digunakan karena pada saat ini hampir semua jaringan komputer menggunakan protokol IP.

3.3.2 Jenis-jenis Koneksi VLAN

(23)

3.3.2.1 Trunk Link

Trunk link menghubungkan perangkat VLAN-aware dan workstation. Tiap frame pada trunk link harus memiliki header khusus agar dapat dikenali. Trunk link antara 2 buah bridge dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Trunk Link Antara 2 buah Bridge yang VLAN-aware

3.3.2.2 Access Link

Access Link menghubungkan perangkat yang VLAN-unaware ke port bridge/switch yang VLAN-aware. Koneksi jenis ini dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Access Link Antara Bridge dan Perangkat VLAN-unaware

3.3.2.3 Hybrid Link

(24)

Gambar 3.5 Hybrid Link

3.4 Cisco Switch

Switch merupakan sebuah perangkat jaringan yang mempunyai tabel penerjemah yang secara otomatis membuat daftar MAC Address dari semua komputer yang terhubung dengannya. Tabel ini disebut dengan Content Addressable Memory Table (CAM Table).

(25)

selanjutnya, jika MAC Address tujuan telah berada di daftar CAM Table, proses broadcast ini tidak dilakukan lagi.

Pada beberapa kasus, proses broadcast ini dapat menyebabkan seluruh jaringan terganggu karena tidak ada bandwidth yang tersisa untuk aplikasi. Situasi ini disebut dengan broadcast storm. Untuk mengurangi resiko broadcast storm maka dikembangkan metode pada konfigurasi switch.

3.4.1 Menghubungkan Cisco Switch dengan Jaringan

Cisco switch dapat dihubungkan dengan komputer atau laptop, atau juga dapat dihubungkan dengan perangkat switch lainnya.

3.4.1.1 Menghubungkan Cisco Switch dengan Komputer

Menghubungkan cisco switch ke komputer dapat dilakukan dengan menghubungkan komputer ke salah satu port dari switch dengan kabel tipe rollover. Jenis koneksi ini dipakai untuk melakukan konfigurasi pada switch. Untuk dapat mengkonfigurasi switch maka cara menghubungkan switch dengan komputer seperti pada Gambar 3.6.

(26)

Setelah kabel telah terkoneksi, maka langkah selanjutnya adalah menjalankan Hyperterminal pada Windows. Jika kabel telah terkoneksi dengan benar dan switch dalam keadaan baik, maka pada Hyperterminal akan terlihat proses bootstrap pada switch. Bootstrap merupakan proses inisialisasi pada switch untuk memuat sistem operasi. Proses bootstrap yang ditampilkan pada Hyperterminal dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Proses Bootstrap yang Terlihat pada Hyperterminal

3.4.1.2 Menghubungkan Cisco Switch dengan Jaringan LAN

(27)

Gambar 3.8 Koneksi Menggunakan Kabel Straight-through

3.5 Network Visualizer 5.0

Program simulator Network Visualizer 5.0 merupakan simulator yang dibuat untuk mempermudah dalam memahami konfigurasi jaringan komputer dengan perangkat Cisco. Network Visualizer 5.0 menyediakan beberapa tipe perangkat Cisco, antara lain router dan switch, sehingga simulator ini dapat mensimulasikan jaringan WAN maupun LAN.

3.5.1 Elemen DasarNetwork Visualizer 5.0

Pada tampilan awal Network Visualizer 5.0, terdapat beberapa elemen dasar, yang nantinya akan digunakan untuk melakukan perancangan sebuah jaringan. Tampilan awal Network Visualizer 5.0 dapat dilihat pada Gambar 3.9

(28)

Dari Gambar 3.9 dapat dilihat elemen-elemen dasar yang akan dijumpai pada tampilan awal Network Visualizer 5.0. Elemen-elemen tersebut adalah:

1. Standard Toolbar

Standard Toolbar menyediakan akses untuk perintah-perintah yang mengendalikan program secara umum, seperti File, Edit, View, Insert, Tools dan Help. Secara umum, fungsi dari menu yang tersedia sama dengan program-program lain yang berbasis Windows.

2. Instrument Toolbar

Instrument Toolbar berfungsi untuk membangun tampilan antarmuka program dengan menggunakan perangkat-perangkat jaringan yang telah tersedia. 3. Network Visualizer Screen

Network Visualizer Screen merupakan jendela tempat untuk merancang topologi jaringan.

3.5.2 Pemilihan Perangkat yang Digunakan

Untuk memasukkan perangkat seperti router, switch atau PC pada Network Visualizer Screen cukup dengan memilih perangkat yang tersedia pada Instrument Toolbar dan perangkat yang dipilih akan secara otomatis muncul pada Network Visualizer Screen. Setelah itu perangkat yang dipilih akan mempunyai default name.

3.5.3 Koneksi PC dengan Switch

(29)

PC dan switch yaitu memilih komponen Insert Host pada Instrument Toolbar. Dengan memilih komponen ini, maka pada Network Visualizer Screen akan muncul gambar sebuah PC. Demikian juga untuk menampilkan sebuah switch, dapat dilakukan dengan memilih komponen switch pada Instrument Toolbar. Setelah itu, Network Visualizer Screen akan memunculkan gambar seperti yang terlihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Tampilan PC dan Switch

(30)

Gambar 3.11 Konfigurasi pada PC

Untuk melakukan koneksi dari PC ke switch, maka dapat dilakukan dengan klik kanan pada gambar PC, sehingga terlihat gambar port. Klik kanan pada port tersebut, dan cursor ditarik ke arah switch yang dituju. Setelah itu klik kanan pada switch dan PC dapat dihubungkan ke port dari switch yang diinginkan. Koneksi antara PC dan switch ini dapat dilihat pada Gambar 3.12.

(31)

3.5.4 Koneksi Switch dengan Router

Langkah pertama yang dilakukan untuk melakukan koneksi switch ke router yaitu dengan memilih jenis switch dan router yang diinginkan pada Instrument Toolbar. Perangkat switch dan router yang dipilih akan muncul pada Network Visualizer Screen dan dapat dipindahkan ke arah yang diinginkan. Untuk memilih port pada switch yang akan digunakan untuk koneksi ke router, klik kanan pada gambar switch, dan klik kanan untuk memilih port yang akan dipakai, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13 Pemilihan Port yang Digunakan pada Switch

(32)

Gambar 3.14 Koneksi Switch dengan Router

3.5.5 Konfigurasi Switch dan Router

(33)

Gambar 3.15 Tampilan Layar Konfigurasi Switch

(34)
(35)

BAB IV

KONFIGURASI VLAN DENGAN PROGRAM

NETWORK VISUALIZER 5.0

4.1 Perancangan Jaringan VLAN

Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis merancang sebuah jaringan awal seperti tampak pada Gambar 4.1.

(36)

Gambar 4.1 diasumsikan sebagai jaringan sebuah perusahaan yang terdiri dari 2 buah gedung, yaitu gedung A dan gedung B. Gedung A memiliki 2 lantai dan terdiri dari 4 departemen, yaitu departemen keuangan, produksi, HRD dan IT. Gedung B memiliki 3 lantai dan terdiri dari 5 departemen, yaitu departemen keuangan, produksi, penjualan, HRD dan IT.

Setiap host pada satu departemen selalu berhubungan dengan host-host lain yang berada satu departemen dengannya, baik dalam gedung yang sama, maupun antar gedung yang berbeda. Data-data dan informasi yang dikirimkan oleh host-host dalam suatu departemen tidak seharusnya diketahui oleh departemen lainnya, demi sekuritas perusahaan. Oleh karena itu, pada rancangan jaringan awal ini, setiap departemen masing-masing memiki perangkat switch.

(37)

Gambar 4.2 Rancangan Jaringan VLAN

Pada jaringan yang terlihat pada Gambar 4.2, tiap switch menghubungkan host-host yang terdapat pada masing-masing lantai gedung. Untuk memudahkan manajemen VLAN, tiap-tiap departemen dikelompokkan menjadi sebuah VLAN ID. Pembagian VLAN ID berdasarkan departemen pada VLAN ini diperlihatkan pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Pembagian VLAN ID Berdasarkan Departemen

Departemen VLAN ID

Keuangan 10

Produksi 20

Penjualan 30

HRD 40

(38)

Penamaan host pada gambar tersebut sesuai dengan VLAN ID, letak pada gedung, dan nomor host nya. Sebagai contoh yaitu host B_30.3.1.

B = gedung

30 = VLAN ID (departemen penjualan) 3 = Lantai gedung

1 = urutan host pada VLAN ID tersebut

Dengan demikian, berarti host B_30.3.1 merupakan host pertama dari departemen penjualan dan terletak di gedung B.

4.2 Langkah Konfigurasi Jaringan VLAN

Jaringan pada Gambar 4.2 akan dikonfigurasikan dengan menggunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Setiap host tidak memiliki akses untuk berhubungan dengan host lain yang memiliki alamat jaringan yang berbeda.

2. Setiap host dapat mengakses host yang berada dengan jaringan yang sama dengannya.

3. Koneksi antar switch merupakan koneksi trunk-link .

Sebelum melakukan konfigurasi, tiap-tiap perangkat diberi pengenal agar dapat berhubungan dengan perangkat lainnya. Adapun nilai yang diberikan terhadap masing-masing perangkat adalah :

1. SwitchA

VLAN database : VLAN 10, 20,40 dan 50

(39)

Password telnet : teknik 4. SwitchB_lt1

VLAN database : VLAN 10, 20 dan 30

Password user exec mode : elektro Password privileged exec mode : elektro Password telnet : teknik 5. SwitchB_lt2

VLAN database : VLAN 10, 20, 30 dan 40

Password user exec mode : elektro Password privileged exec mode : elektro Password telnet : teknik 6. SwitchB_lt3

VLAN database : VLAN 30 dan VLAN 50

Password user exec mode : elektro Password privileged exec mode : elektro Password telnet : teknik 7. Host A_10.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.1.6 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.1.1 / 255.255.255.0 8. Host A_10.2.2

(40)

9. Host A_20.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.2.6 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 10. Host A_20.2.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.2.7 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 11. Host A_40.1.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.4.4 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.4.1 / 255.255.255.0 12. Host A_40.1.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.4.5 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.4.1 / 255.255.255.0 13. Host A_50.1.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.5.4 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.5.1 / 255.255.255.0 14. Host A_50.1.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.5.5 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.5.1 / 255.255.255.0 15. Host B_30.3.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.2 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 16. Host B_30.3.2

(41)

Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 17. Host B_30.3.3

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.4 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 18. Host B_30.3.4

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.7 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 19. Host B_50.3.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.5.2 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.5.1 / 255.255.255.0 20. Host B_50.3.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.5.3 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.5.1 / 255.255.255.0 21. Host B_30.3.5

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.8 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 22. Host B_10.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.1.2 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.1.1 / 255.255.255.0 23. Host B_10.2.2

(42)

24. Host B_20.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.2.2 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 25. Host B_20.2.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.2.3 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 26. Host B_30.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.5 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 27. Host B_30.2.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.6 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 28. Host B_40.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.4.2 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.4.1 / 255.255.255.0 29. Host B_40.2.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.4.3 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.4.1 / 255.255.255.0 30. Host B_10.1.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.1.4 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.1.1 / 255.255.255.0 31. Host B_20.1.1

(43)

Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 32. Host B_30.1.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.9 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 33. Host B_10.1.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.1.5 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.1.1 / 255.255.255.0 34. Host B_20.1.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.2.5 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 35. Host B_30.1.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.10 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0

(44)

Gambar 4.3 Rancangan Jaringan dengan Network Visualizer 5.0

Adapun langkah-langkah konfigurasi jaringan tersebut adalah sebagai berikut : 1. SwitchA

Pemberian nama pada switch :

Switch>

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#hostname SwitchA

SwitchA(config)#end

SwitchA#

Pemberian password pada user exec mode :

SwitchA#configure terminal

SwitchA(config)#line console 0

(45)

SwitchA(config-line)#end

SwitchA#

Pemberian password pada privileged exec mode :

SwitchA#configure terminal

Pendataan VLAN ID yang terhubung :

SwitchA#vlan database

Pemberian alamat pada interface dari switch :

(46)

SwitchA(config-if)#switchport access vlan 20

Pemberian nama pada switch :

Switch>

Pemberian password pada user exec mode :

SwitchB_lt1#configure terminal

SwitchB_lt1(config)#line console 0

SwitchB_lt1(config-line)#password elektro

SwitchB_lt1(config-line)#end

SwitchB_lt1#

Pemberian password pada privileged exec mode :

SwitchB_lt1#configure terminal

SwitchB_lt1(config)#enable password elektro

SwitchB_lt1(config)#end

(47)

Pemberian password telnet :

Pendataan VLAN ID yang terhubung :

SwitchB_lt1#vlan database

Pemberian alamat pada interface dari switch :

(48)

4. SwitchB_lt2

Pemberian nama pada switch :

Switch>

Pemberian password pada user exec mode :

SwitchB_lt2#configure terminal

SwitchB_lt2(config)#line console 0

SwitchB_lt2(config-line)#password elektro

SwitchB_lt2(config-line)#end

SwitchB_lt2#

Pemberian password pada privileged exec mode :

SwitchB_lt2#configure terminal

Pendataan VLAN ID yang terhubung :

SwitchB_lt2#vlan database

SwitchB_lt2(vlan)#vlan 10 name keuangan

(49)

SwitchB_lt2(vlan)#vlan 30 name penjualan

SwitchB_lt2(vlan)#vlan 40 name HRD

SwitchB_lt2(vlan)#exit

SwitchB_lt2#

Pemberian alamat pada interface dari switch :

SwitchB_lt2#configure terminal

Pemberian nama pada switch :

(50)

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#hostname SwitchB_lt3

SwitchB_lt3(config)#end

SwitchB_lt3#

Pemberian password pada user exec mode :

SwitchB_lt3#configure terminal

SwitchB_lt3(config)#line console 0

SwitchB_lt3(config-line)#password elektro

SwitchB_lt3(config-line)#end

SwitchB_lt3#

Pemberian password pada privileged exec mode :

SwitchB_lt3#configure terminal

Pendataan VLAN ID yang terhubung :

SwitchB_lt3#vlan database

SwitchB_lt3(vlan)#vlan 30 name penjualan

SwitchB_lt3(vlan)#vlan 50 name IT

SwitchB_lt3(vlan)#exit

(51)

Pemberian alamat pada interface dari switch :

4.3 Pengujian Hasil Konfigurasi VLAN

Pengujian dari hasil konfigurasi VLAN dari program Network Visualizer 5.0 dilakukan dengan menggunakan perintah ping. Aplikasi ini dapat diakses dari command prompt yang terdapat pada masing-masing host yang terhubung ke jaringan.

4.3.1 Koneksi Akses antar Host pada Gedung A

(52)

berhubungan, sedangkan host-host yang memiliki alamat jaringan berbeda tidak dapat saling berhubungan. Hasil dari pengujian koneksi adalah sebagai berikut : 1. Host A_20.2.1 terhadap host A_20.2.2

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Koneksi Host A_20.2.1 Terhadap Host A_20.2.2

Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa host A_20.2.1 dan host A_20.2.2 terkoneksi dengan baik.

2. Host A_40.1.1 terhadap host A_50.1.2

(53)

Gambar 4.5 Hasil Pengujian Koneksi Host A_40.1.1 Terhadap Host A_50.1.2

Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa host A_40.1.1 dan host A_50.1.2 tidak dapat terkoneksi.Hal ini terjadi karena kedua host berada pada VLAN yang berbeda.

4.3.2 Koneksi Akses antar Host pada Gedung B

Koneksi antar host pada gedung B dibangun oleh konfigurasi VLAN pada SwitchB_lt1, SwitchB_lt2 dan SwitchB_lt3. Host-host yang terdapat pada gedung A dapat saling melakukan akses dengan host yang lainnya pada gedung yang sama. Hasil dari pengujian koneksi adalah sebagai berikut :

1. Host B_10.1.1 terhadap host B_30.2.2

(54)

Gambar 4.6 Hasil Pengujian Koneksi Host B_10.1.1 Terhadap Host B_30.2.2

Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa host B_10.1.1 dan host B_30.2.2 tidak dapat terkoneksi. Hal ini terjadi karena kedua host berada pada VLAN yang berbeda. 2. Host B_20.2.2 terhadap host B_50.3.2

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.7.

.

(55)

Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa host B_20.2.2 dan host B_50.3.2 tidak dapat terkoneksi. Hal ini terjadi karena kedua host berada pada VLAN yang berbeda.

3. Host B_30.3.2 Terhadap host B_30.1.1

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Hasil Pengujian Koneksi Host B_30.3.2 Terhadap Host B_30.1.1

Dari Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa host B_30.3.2 dan host B_30.1.1 terkoneksi dengan baik. Hal ini terjadi karena kedua host berada pada VLAN yang sama.

4.3.3 Koneksi Akses pada Host antar Gedung

(56)

1. Host A_40.1.2 terhadap host B_30.2.1

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Hasil Pengujian Koneksi Host A_40.1.2 Terhadap Host B_30.2.1

Dari Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa host B_30.3.2 dan host B_20.1.2 tidak dapat terkoneksi karena berbeda VLAN.

2. Host A_20.2.2 terhadap host B_20.1.1

(57)

Gambar 4.10 Hasil Pengujian Koneksi Host A_20.2.2 Terhadap Host B_20.1.1

Dari Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa host A_20.2.2 dan host B_20.1.1 terkoneksi dengan baik.

3. Host B_10.1.2 terhadap host A_10.2.1

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.11.

(58)
(59)

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Jaringan komputer yang dirancang akan lebih efektif jika disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan jaringan tersebut.

2. Efektifitas jaringan komputer akan meningkat jika digunakan metode dan konfigurasi yang tepat.

3. Metode VLAN dapat digunakan untuk membagi-bagi jaringan LAN tanpa membutuhkan penambahan perangkat switch.

5.2Saran

1. Perancangan jaringan dengan metode VLAN dapat dikembangkan dengan menggunakan jenis VLAN yang berbeda, seperti VLAN berdasarkan MAC Address.

(60)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arifin, Zaenal, 2003, Langkah Mudah Mengkonfigurasi Router Cisco, Penerbit Andi, Yogyakarta.

2. Forouzan, Behrouz A., 2001, Data Communications and Networking, McGraw-Hill, New York.

3. Hucaby, Dave, 2002, Catalyst Switch Configuration, Cisco Press, Indianapolis 4. Lammle, Todd, 2005, CCNA Cisco Certified Network Associate, PT.Elex Media

Komputindo, Jakarta.

5. Odom, Wendell, 2005, Computer Networking First-Step, Penerbit Andi, Yogyakarta.

6. Tittel, Ed, 2004, Schaum’s Outline: Computer Networking (Jaringan Komputer), Penerbit Erlangga, Jakarta.

(61)

LAMPIRAN A

SPESIFIKASI PERANGKAT SWITCH

(62)
(63)

Spesifikasi :

- Prosesor Intel 80486

- RAM 2 MB

- FLASH 1 MB

- ISL trunking

- Packet-forwarding rate 450.000 pps

- Maksimum bandwidth 320 Mbps

- 4 VLAN yang dapat dikonfigurasi

- Konfigurasi berbasis web

- 12 port full duplex

- AUI port

(64)

Cisco Switch 2950

Spesifikasi :

- Dimensi 4.36 x 44.45 x 24.18 cm

- Berat 3.0 kg

- Maksimum bandwidth 2.4 Gbps

- 12 port full duplex 10/100 Mbps

- AUI port

- 8 VLAN yang dapat dikonfigurasi

- DRAM 16 MB

- FLASH 8 MB

- ISL trunking

(65)

- Konsumsi daya maksimal 30 W

- Kemampuan konfigurasi maksimal 8000 MAC address

Cisco Switch 3550

Spesifikasi :

- Dimensi 6.7 x 40.4 x 44.5 cm

- Berat 7.26 kg

- 24 port full duplex 10/100 Mbps

- DRAM 64 MB

(66)

- 2 Gigabit Interface Converter (GBIC)

- Maksimum bandwidth 12 Gbps

- Packet-forwarding rate 17 Mpps

- Konsumsi daya maksimal 190 W

- Kemampuan konfigurasi maksimal 12000 MAC address

Gambar

Gambar 2.4  Topologi Bus
Tabel 2.1  Kelas Alamat IP
Tabel  3.1  Pengelompokkan VLAN Berdasarkan Port Switch
Tabel  3.3  Pengelompokkan VLAN Berdasarkan Tipe Protokol
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL PADA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN / KOTA PROVINSI JAWA TIMUR ; Nora Devi Yanti; 110810301040;

Badan Pekerja Majelis Sinode Wilayah menunjuk wakil dari anggota Badan Pekerja Majelis Sinode Wilayah dan dapat menunjuk wakil dari anggota Majelis Sinode Wilayah

Pada Tabel 8 yang menanyakan mengenai opini pengunjung tentang citra Kota Makassar dilihat dari perspektif berita kekerasan adalah untuk pengunjung berdasarkan

Pada sub tema 2 Kebersamaan dalam Keberagaman, materi mata pelajaran yang belum sesuai dengan Kurikulum 2013 adalah SBdP, Bahasa Indonesia, Matematika, dan PJOK.. Untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan ( tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy ) secara parsial maupun simultan

Aplikasi ini dibuat berdasarkan selama ini pendaftaran mahasiswa baru menggunakan kertas yang berupa formulir maka dari itu alangkah baiknya pendaftaran mahasiswa baru

Furthermore, Created materials like textbook have advantages for example it can ease teachers to teach everyday because sometimes teachers have not prepared materials, so students

Penulisan Ilmiah ini membahas tentang bagaimana membuat aplikasi yang digunakan untuk membaca buku. Aplikasi ini merupakan suatu aplikasi web yang dibangun dengan menggunakan