• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

FINANCE (FIF) CABANG MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

Sarjana Hukum

Oleh :

RISMALA SAPUTRI NIM : 040200195 Bagian Hukum Pidana

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

TINJAUAN JURIDIS DAN KRIMINOLOGI KEJAHATAN

PENGGELAPAN SEPEDA MOTOR DI PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

SARJANA HUKUM

Oleh :

RISMALA SAPUTRI NIM : 040200195 Bagian Hukum Pidana

Pelaksana Ketua Departemen Hukum Pidana

Abul Khair, SH. Mhum NIP. 131 842 854

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

M. Nuh, SH. Mhum

2008

Liza Erwina, SH.Mhum NIP. 130 810 667 NIP. 131 835 565

FAKULTAS HUKUM

(3)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T dimana berkat

rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan syarat yang harus dipenuhi bagi setiap

mahasiswa untuk meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara. Adapun judul yang penulis pilih adalah :

”TINJAUAN JURIDIS DAN KRIMINOLOGI KEJAHATAN PENGGELAPAN SEPEDA MOTOR DI PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG MEDAN”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari ketidaksempurnaan

karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta bahan yang dimiliki

penulis, maka untuk itu penulis dengan rendah hati mengharapkan adanya kritik

dan saran untuk perbaikan-pebaikan di masa yang akan datang.

Sejak awal hingga berakhirnya penulisan skripsi ini, penulis telah banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang memberikan dorongan dan

bimbingan, karenanya penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH. MHum selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Abul Khair, SH. MHum selaku Ketua Departemen Hukum

Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M. Nuh, SH. MHum selaku Dosen Pembimbing I.

(4)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

5. Ibu Afnila, SH. MHum selaku Dosen Wali penulis, terima kasih atas

bimbingannya selama ini.

6. Bapak/ Ibu Dosen beserta seluruh staf pegawai yang telah banyak

memberikan bantuan dan masukan selama penulis menuntut ilmu di

Fakultas Hukum Unversitas Sumatera Utara.

7. Ibu Ayu Chandra Hutagalung selaku Head Resources Departemen PT.

Federal International Finance Cabang Medan.

8. Staf dan Karyawan PT. Federal International Finance Cabang Medan,

khususnya kepada Bapak Dedi Pasaribu, SE.

9. Ayahanda tercinta Darsono dan Ibunda Almh. Indriati Sitepu, serta

kakanda penulis, Vera Novita, Amd, Nia Agustina, Endang Mustika

Sari dan suami, di mana mereka yang selalu memberikan kasih sayang,

dorongan semangat dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan

studi di kampus tercinta ini.

10.Teman-temanku tercinta ; thias, noey, surya, heri, yowa, fitri, teteh,

desi, dara, kubo, ilmy, suthe, taufik, mala, sabtia, teman-teman

stambuk 2004 FH USU, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

11.Buat alumni dan senioren HMI Komisariat FH-USU ; bang Iroy, bang

Comed, bang Jamil, bang Juned, bang Pa’i, bang Saleh Mukaddam,

bang Reynaldi, terima kasih atas bantuan dan dorongan semangatnya.

Medan, April 2008

(5)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar……… i

Daftar Isi……….. iii

Daftar Tabel………. v

Abstraksi Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang……….. 1

B. Permasalahan………. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan……….. 4

D. Keaslian Penulisan………. 5

E. Tinjauan Kepustakaan……… 5

1. Pengertian kriminologi……….

2. Pengertian kejahatan………..

3. Hubungan kriminologi dan hukum pidana………

F. Metodologi Penelitian……….

Bab II Ketentuan Hukum Terhadap Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor di PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan

A. Ketentuan Hukum Dalam KUHP……….

B. Ketentuan Hukum Dalam Perjanjian Kredit di PT. FIF….……..

(6)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Bab III Faktor – Faktor Yang Mendorong Timbulnya Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor di PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan

A. Faktor Intern……….

B. Faktor Ekstern………..

Bab IV Upaya – Upaya Penanggulangan Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor di PT. Federal International Finance ( FIF ) Cabang Medan

A. Upaya Preventif………..

B. Upaya Represif………

C. Kasus dan Analisa Kasus………

Bab V Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan……….

B. Saran………

(7)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

(8)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Abstrak

Skripsi ini berjudul : “Tinjauan Yuridis dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor di PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan”, yang merupakan tugas akhir penulis untuk memenuhi syarat-syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Masalah penggelapan sepeda motor merupakan persoalan yang sudah sering terjadi. Masalah ini semakin menarik untuk diteliti karena sepeda motor yang digelapkan adalah sepeda motor kredit yang belum lunas pembayarannya. Penggelapan sepeda motor ini dilakukan oleh masyarakat yang melakukan pembelian sepada motor secara kredit di PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan. Adanya penggelapan sepeda motor tentunya sangat merugikan bagi perusahaan tersebut.Untuk mengantisipasi hal ini, maka perlu diketahui ketentuan hukum yang mengatur mengenai masalah penggelapan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan ketentuan dalam perjanjian kredit, serta diteliti secara mendalam apa saja yang menjadi faktor penyebab terjadinya penggelapan sepeda motor dan upaya penanggulangannya.

Metode yang digunakan adalah yuridis normatif dengan mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber. Dalam pengumpulan data penulis mengadakan penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research). Penelitian dilakukan di PT. Federal International Finance Cabang Medan. Data pokok dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi bahan hukum primer yaitu Kitab Undang-Undang hukum Pidana (KUHP), bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti buku-buku, bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus bahasa maupun kamus hukum.

Penyebab terjadinya kejahatan penggelapan sepeda motor di PT. Federal International Finance disebabkan oleh faktor yang berasal dari luar dan faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Faktor dari luar (ekstern) yaitu faktor ekonomi dan faktor lingkungan anatara lain ; faktor adanya penadah, faktor adanya agen/perantara, dan faktor adanya penjamin. Faktor dari dalam (intern) yaitu adanya nafsu ingin memiliki dan faktor pemanfaatan kesempatan terjadinya kejahatan penggelapan antara lain ; mudahnya mendapatkan fasilitas kredit, jumlah uang muka dan angsuran yang terjangkau, adanya kolusi dengan internal perusahaan (karyawan) dan adanya sistem target bagi karyawan.

(9)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggelapan adalah salah satu jenis kejahatan terhadap kekayaan manusia

yang diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan merupakan

masalah yang tidak ada habis-habisnya. Penggelapan adalah salah satu bentuk

dari kejahatan, oleh sebab itu tidak dibicarakan kejahatan secara umum deperti

pembunuhan, penganiayaan, perkosaan, dan sebagainya melainkan khusus

pembicaraan masalah penggelapan dalam hal penggelapan sepeda motor kredit.

Perkembangan teknologi dimanfaatkan sebagai sarana untuk melakukan

promosi produk kendaraan bermotor dengan berbagai keunggulan. Media cetak

dan elektronik banyak memuat iklan yang menawarkan cara mudah untuk

mendapatkan sepeda motor dengan pembayaran yang ringan melalui “kredit via

leasing”. Dimana dengan membayar uang muka dan angsuran berjalan sepeda

motor sudah dapat dimiliki oleh masyarakat. Tetapi adanya penawaran

kemudahan tersebut justru menyebabkan terjadinya kejahatan yaitu penggelapan.

Penggelapan sepeda motor kredit dari perusahaan pembiayaan/leasing oleh

masyarakat sangat merugikan bagi perusahaan pembiayaan tersebut. Masyarakat

melakukan kredit sepeda motor di perusahaan pembiayaan dengan sistem

pembayaran angsuran yang besarnya sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan

dalam perjanjian dan selama waktu tertentu. Tetapi kenyataannya setelah

(10)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

tidak melakukan kewajibannya untuk membayar angsuran sepeda motor. Bahkan

menjual, menggadaikan, menukar, dan atau menyewakan sepeda motor tersebut

tanpa sepengetahuan dari perusahaan. Perbuatan ini dikatakan sebagai kejahatan

penggelapan yang sangat merugikan perusahaan.

Penggelapan ini semakin meningkat terjadi setelah banyak ditemukan

masyarakat yang melakukan kredit sepeda motor, karena tidak sanggup

melanjutkan kredit melakukan overkredit liar dengan menjual atau menggadaikan

sepeda motor tanpa dokumen yang lengkap yaitu Buku Pemilikan Kendaraan

Bermotor (BPKB). Atau yang lebih dikenal dengan menjual atau menggadaikan

sepeda motor “panas”.

Keadaan inilah yang mendorong dan menimbulkan niat bagi penulis untuk

membahas dan menganalisa serta ingin mengungkap kasus atau masalah tersebut

dalam skripsi ini. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan

penelitian dengan judul : “Tinjauan Yuridis dan Kriminologi Kejahatan

Penggelapan Sepeda Motor di PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan”.

B. Permasalahan

Untuk dapat menguraikan suatu pembahasan dengan jelas haruslah

terlebih dahulu diketahui apa yang menjadi permasalahannya, seperti di dalam

menguraikan masalah penggelapan ditinjau dari segi yuridis dan kriminologi,

yang menjadi permasalahannya adalah sebagai berikut ;

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi timbulnya kejahatan penggelapan

(11)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi

kejahatan penggelapan sepeda motor di PT. Federal International Finance.

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam membahas dan menguraikan skripsi ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya

kejahatan penggelapan sepeda motor di PT. Federal international

Finance (FIF) Cabang Medan.

2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah dan

menanggulangi kejahatan penggelapan sepeda motor di PT. Federal

International Finance (FIF) Cabang Medan.

Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penulisan skripsi ini merupakan suatu sumbangsih

kepada para pembaca yang ingin menambah pengetahuan ilmu

hukum pada umumnya dan khususnya tentang kejahatan

penggelapan.

2. Secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai sumbangan pemikiran dalam mengatasi dan

(12)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

D. Keaslian Penulisan

Dalam penulisan skripsi yang berjudul : “Tinjauan Yuridis dan

Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor di PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan”, penulis membuatnya dengan

melihat dasar-dasar yang telah ada, baik melalui literatur-literatur yang penulis

peroleh dari perpustakaan dan dari media massa, media cetak ataupun media

elektronik. Setelah sebelumnya penulis memeriksa terlebih dahulu bahwa belum

pernah ada judul atau tema yang sama dengan skripsi ini. Hal ini telah dibuktikan

dengan di Acc nya judul skripsi ini di Departemen Hukum Pidana Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara. Karena itu keaslian penulisan ini terjamin

adanya.

E. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Kriminologi

Pengertian kriminologi belum ada sesuatu defenisi yang sama antara

pendapat yang satu dengan pendapat yang lainnya, demikian penulis akan

mencoba untuk meninjau dari satu segi antara lain :

a. Segi Etimologi

Bila diartikan dari segi etimologi, kriminologi berasal dari 2 (dua) suku kata

yaitu crime; kejahatan dan logos; ilmu pengetahuan. Jadi kalau diartikan

secara lengkap kriminologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk

kejahatan.

(13)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Para sarjana kriminologi mengemukakan defenisi/batasan serta pengertian

tentang kriminologi, yaitu :

1) Mr.W.A.Bonger

Menyatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan

menyelidiki gejala-gejala kejahan seluas-luasnya1

2) Mr. Paul Moedikno Moeliono

.

Mengatakan kriminologi adalah ilmu pengetahuan dari berbagai ilmu yang

membahas kejahatan seluas-luasnya2

3) Edwin H. Sutherland

.

Kriminologi adalah keseluruhan ilmu pengetahuan mengenai kejahatan

sebagai gejala sosial3

4) Frij

.

Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan,

bentuk, sebab dan akibatnya4

5) Van Bemelen

.

Kriminologi adalah ilmu yang mempelajari kejahatan, yaitu perbuatan

yang merugikan dan kelakuan yang tidak sopan yang menyebabkan

adanya teguran dan tantangan5

Kalau kita perhatikan defenisi menurut pendapat sarjana diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kriminologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari

serta menyelidiki maupun membahas masalah kejahatan, baik mengenai .

1

W.A.Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, PT. Pembangunan Ghalia Indonesia, Jakarta 1982, Hal.21

2

Ediwarman, Selayang Pandang Tentang Kriminologi, USU Press Medan 1999, Hal.5 3

Ibid. 4

H.M.Ridwan dan Ediwarman, Asas-Asas Kriminologi,USU Press, Medan 1994, Hal.1 5

(14)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

pengertiannya, bentuknya, sebab-sebabnya, akibat-akibatnya, dan penyelidikan

terhadap suatu kejahatan maupun hal-hal lain yang ada hubunganya dengan

kejahatan itu.

2. Pegertian Kejahatan

Masalah kejahatan merupakan suatu problem sosial yang sering terjadi

dalam kehidupan sehari-hari tanpa melihat klasifikasi dan status sosial dari

orang-orang yang melakukannya. Oleh karena itu istilah kejahatan sudah menjadi istilah

yang tidak asing lagi bagi masyarakat karena kejahatan merupakan suatu prilaku

yang menyimpang, suatu tindakan yang sifatnya negatif. Namun apakah yang

dimaksud dengan kejahatan itu ternyata tidak ada pendapat yang seragam. Hal ini

disebabkan oleh karena perbuatan jahat bersumber dari alam nilai, tentu peafsiran

yang diberikan kepada perbuatan atau tingkah laku tersebut sangat relatif sekali.

Kerelatifannya terletak kepada penilaian yang diberikan oleh masyarakat dimana

perbuatan tersebut terwujud 6

1. W.A. Bonger

. Para sarjana telah memberikan penafsiran terhadap

kejahatan diantaranya adalah sebagai berikut :

“ Kejahatan adalah perbuatan yang sangat anti sosial yang memperoleh

tentangan dengan sadar dari negara berupa pemberian penderitaan (hukuman

atau tindakan)”7

2. Paul Mudikdo Moeliono .

“ Kejahatan adalah pelanggaran norma hukum yang ditafsirkan atau patut

ditafsirkan sebagai perbuatan yang merugikan, menjengkelkan, dan tidak

boleh dibiarkan”8

6

Gerson W. Bawengan, Pengantar Psikologi Kriminil, PT. Pradnya Paramitha, 1991, Hal.7 7

W.A. Bonger, Op. Cit., Hal.25

(15)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

3. Frank Tannembaum

“ Kejahatan merupakan problema manusia, oleh karena itu dimana ada

manusia pasti ada kejahatan. “crime is eternal-as eteral as society”9

4. JE. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuco

.

“ Kejahatan adalah setiap perbuatan (termasuk kelalaian), yang dilarang oleh

hukum publik untuk melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana

negara. Perbuatan tersebut diberi hukuman pidana karena melanggar

norma-norma sosial masyarakat yaitu harapan masyarakat megenai tingkah laku

yang patut dari seorang warga negaranya” 10

Kata kejahatan menurut pengertian sehari-hari adalah tingkah laku atau

perbuatan yang jahat yang tipa-tiap orang dapat merasakannya bahwa itu jahat,

seperti pembunuhan, penganiayaan, penipuan, penggelapan dan lain sebagainya

yang dilakukan oleh manusia

.

11

1. Pengertian kejahatan ditinjau dari segi yuridis .

Terlepas dari berbagai pengertian tentang kejahatan tersebut, pada

prinsipnya pengertian kejahatan itu dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu :

2. Pengertian kejahatan ditinjau dari segi sosiologis

3. Pengertian kejahatan ditinjau dari segi psikologis

Kejahatan ditinjau dari segi yuridis merupakan jenis-jenis kejahatan yang

sudah difinitif. Maksudnya telah ditentukan secara tertentu dalam suatu ketentuan

8

Paul Mudikno Moeliono, dikutip oleh Soedjono D, SH., Penanggulangan Kejahatan, Alumni Bandung, 1999, Hal. 18

9

Made Darma Weda, Kriminologi, PT. Raja Grafindo Persada, 1996, Hal.11 10

Ibid, Hal.11-12 11

(16)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

undang-undang bahwa perbuatan jenis-jenis tertentu dianggap suatu perbuatan

jahat12

Kejahatan yang merupakan gejala sosial dipandang dari segi sosiologis

sangat tergantung pada situasi dan kondisi dalam suatu masyarakat tertentu

dimana perbuatan itu telah terjadi, atau dengan kata lain pergeseran-pergeseran

sosial budaya menimbulkan pergeseran-pergeseran terhadap nilai-nilai perbuatan .

Hal ini berarti dalam pengertian yuridis yang termasuk kejahatan itu hanya

terbatas pada perbuatan-perbuatan baik itu yang bertentangan dengan moral

kemanusiaan maupun yang merugikan masyarakat yang telah dirumuskan secara

tegas dalam perundang-undangan saja. Dengan kata lain secara yuridis seseorang

baru dapat dikatakan telah melakukan kejahatan apabila perbuatan yang

dilakukannya secara nyata telah sesuai dengan KUHP, dan memenuhi unsur-unsur

pasal tertentu yang mengatur sanksi terhadap perbuatan pelaku tersebut.

Pengertian kejahatan ditinjau dari segi sosiologis ini sifatnya lebih luas

daripada pengertian kejahatan secara yuridis. Sebab tidak hanya menekankan

pada adanya pelanggaran hukum pidana yang berlaku, tetapi juga memperhatikan

faktor-faktor di luar hukum dimana termasuk juga sebagai kejahatan segala

tingkah laku manusia walaupun tidak atau belum ditentukan dalam udang-undang.

Tetapi pada hakekatnya warga masyarakat merasa pebuatan atau tingkah laku

tersebut secara ekonomis maupun psikologis menyerang rasa aman dan merugikan

masyarakat.

12

(17)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

yang ada hubungannya dengan perbuatan-perbuatan yang merugikan gejala sosial

tersebut13

3. Hubungan Antara Kriminologi Dan Hukum Pidana

.

Hukum pidana adalah ilmu tentang hukumnya kejahatan. Ada ilmu

tentang kejahatannya sendiri yang diamakan kriminologi. Kecuali objeknya

berlainan, tujuannya pun berbeda. Kalau objek ilmu hukum pidana adalah

aturan-aturan hukum yang mengenai kejahatan atau yang bertalian dengan pidana, dan

tujuannya agar dapat mengerti dan mempergunakan dengan sebaik-baiknya serta

seadil-adilnya. Maka objek kriminologi adalah orang yang melakukan kejahatan

(si penjahat) itu sendiri. Adapun tujuannya yaitu agar dapat diketahui apa

sebabnya sehingga seseorang sampai berbuat jahat. Apakah karena bakatnya jahat,

ataukah didorong oleh keadaan masyarakat sekitarnya (milieu) baik keadaan

sosiologi maupun ekonomis, ataukah ada sebab-sebab lain lagi. Jika sebab-sebab

itu sudah diketahui, maka disamping pemidanaan, dapat dilakukan

tindakan-tindakan yang tepat agar orang lain tidak berbuat demikian atau agar orag lain

tidak melakukannya. Berhubungan dengan ini, terutama di negara-negara Anglo

Saxon kriminologi biasanya dibagi tiga bagian : Pertama, Criminal Biology yaitu

yang menyelidiki dalam diri orang itu sendiri akan sebab-sebab dari perbuatannya,

baik dalam jasmani maupun rohaniah; kedua, Criminal Sosiology, yaitu yang

mencoba mencari sebab-sebab kejahatan itu dalam lingkungan masyarakat dimana

penjahat itu berada (dalam milieunya). Ketiga, Criminology Policy, yaitu

tindakan-tindakan apa yang sekiranya harus dijalankan supaya orang lain tidak

berbuat demikian pula. Ada yang berpendapat bahwa nanti kalau perkembangan

13

(18)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

kriminologi sudah sempurna maka tidak diperbolehkan lagi adanya pidana. Sebab

kata mereka, meskipun telah berabad orag menjatuhi pidana pada orang yang

berbuat kejahatan, namun kejahatan masih tetap dilakukan orang. Ini

menandakan bahwa pidana itu tidak mampu untuk mencegah adanya kejahatan,

jadi bukan obat bagi penjahat.

Kalau penjahat diibaratkan orang sakit, dan pidana yang bersifat memberi

nestapa sehingga pembalasan atas kejahatan yang dilakukan, hal itu dijadikan

untuk sakit tadi. Untuk dapat mengobatinya tentu terlebih dahulu diperlukan

mengetahui sebab-sebab dari penyakit itu. Karena yang diperlukan bukanlah

pidana yang bersifat memberi nestapa sebagai pembalasan atas kejahatan yang

telah dilakukan, melainkan pembinaan.

Kalau sekarang masih ada sifat pembalasan maka itu adalah hanya suatu

faset, suatu sesi yang kecil. Hal lain yang lebih penting adalah menentramkan

kembali masyarakat yang telah digoncangkan dengan adanya perbuatan pidana di

satu pihak dan di lain pihak mendidik kembali orang yang melakukan perbuatan

pidana tadi agar menjadi anggota masyarakat yang berguna. Pada umumnya

sekarang orang menganggap bahwa dengan adanya kriminologi disamping ilmu

hukum pidana, pengetahuan tentang kejahatan menjadi lebih luas karea dengan

demikian orang mendapat pengertian baik tentang penggunaan hukumnya

terhadap kejahatan maupun tentang pengertiannya mengenai timbulnya kejahatan

dan cara-cara memberantasnya sehingga memudahkan penentuan adanya

kejahatan dan bagaimana menghadapinya untuk kebaikan masyarakat itu sendiri.

Hubungan ilmu hukum pidana dengan kriminologi seperti dalam

(19)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

melengkapi yang lainnya. Jadi keduanya saling membutuhkan satu dengan yang

lain14

F. Metode Penelitian

.

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara yuridis normatif dengan mendapatkan data

yang berhubungan dengan penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Pengadilan Negeri Medan dan PT. Federal

International Finance (FIF) cabang Medan.

c. Metode Pengumpulan data

Dalam penulisan skripsi ini digunakan metode sebagai berikut :

a. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Yakni melakukan penelitian dengan cara mecari data melalui berbagai

sumber bacaan seperti buku, majalah, surat kabar, internet, pendapat

sarjana dan bahan kuliah.

b. Field Research (Penelitian Lapangan)

Yakni dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan dengan cara

melakukan wawancara dan meminta data dari pihak-pihak yang terkait.

4. Sumber Data

Data pokok dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi :

1. Bahan hukum primer, yaitu Kitab Undang-Undang hukum Pidana

(KUHP).

14

(20)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2. Bahan hukum sekunder , yaitu bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer seperti buku, majalah, pendapat sarjana,

dan bahan kuliah.

3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus

bahasa maupun kamus hukum.

5. Analisis Data

Analisa data yang dilakukan secara kualitatif yaitu apa yang diperoleh dari

penelitian di lapangan secara tertulis dan lisan dipelajari secara utuh dan

menyeluruh.

G. Sistematika Penulisan Bab I : Pedahuluan

Merupakan bagian yang memberikan ilustrasi guna memberikan

informasi yag bersifat umum dan menyeluruh serta sistematis,

terdiri dari latar belakang permasalahan, permasalahan, tujuan

dan manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika

penulisan.

Bab II : Ketentuan Hukum Terhadap Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor di PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan

Hal ini terdiri dari pembahasan mengenai ketentuan hukum

(21)

Undang-Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Undang Hukum Pidana (KUHP), Ketentuan hukum dalam

perjanjian kredit dan cara melakukan penggelapan.

Bab III : Faktor–Faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor di PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan

Memberikan penjelasan mengenai faktor penyebab terjadinya

kejahatan penggelapan sepeda motor di PT. Federal International

Finance (FIF) Cabang Medan.

Bab IV : Upaya-Upaya Penanggulangan Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor di PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan

Memberikan penjelasan mengenai cara menanggulangi terjadinya

kejahatan penggelapan sepeda motor di PT. Federal International

Finance (FIF) Cabang Medan dan contoh kasus yang telah

diputus oleh Pengadilan Negeri Medan dan menganalisis kasus

tersebut.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Merupakan bagian akhir yang berisikan beberapa kesimpulan dan

saran dari hasil penulisan dan kaitannya dengan masalah yang

(22)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB II

KETENTUAN HUKUM TERHADAP KEJAHATAN PENGGELAPAN SEPEDA MOTOR DI PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF)

CABANG MEDAN

A. Ketentuan Hukum Terhadap Kejahatan Penggelapan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Dari sistematika jenis kejahatan, tampak bahwa kejahatan penggelapan

adalah salah satu kejahatan terhadap kepentingan individu yang merupakan

kejahatan terhadap harta benda atau kekayaan.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, penggelapan adalah suatu

perbuatan memiliki dengan melanggar hukum atas suatu barang yang seluruh atau

sebagaian kepunyaan orang lain yang berada dibawah kekuasaannya bukan karena

kejahatan. Dimana adanya keinginan untuk memiliki dan menguasai barang orang

lain dilakukan dengan cara seperti yang termuat dalam pasal 372 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana.

Bentuk kejahatan penggelapan yang diatur dalam Bab XXIV (buku II),

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) adalah sebagai berikut :15

a. Penggelapan dalam bentuk pokok (pasal 372);

b. Penggelapan dalam bentuk-bentuk yang diperberat (pasal 374-375);

c. Penggelapan ringan (pasal 373);

15

(23)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

d. Penggelapan dalam kalangan keluarga (pasal 376);

Ad.1

1. Unsur-unsur Objektif;

: Penggelapan dalam bentuk pokok

Yang dimaksud dengan penggelapan dalam bentuk pokok atau

penggelapan biasa yaitu delik penggelapan yang diatur dalam pasal 372 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana, yang berbunyi :

“Barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dan yang ada padanya bukan karena kejahatan dihukum karena penggelapan dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun”.

Rumusan penggelapan diatas terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :

a. Perbuatan memiliki ;

Memiliki adalah setiap perbuatan penguasaan atas barang atau lebih tegas

lagi setiap tindakan yang mewujudkan suatu kehendak untuk melakukan

kekuasaan yang nyata dan mutlak atas barang itu, hingga tindakan itu merupakan

perbuatan sebagai pemilik atas barang tersebut16

16

H.A.K.Noach Anwar, Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP buku II), Alumni, Bandung, 1980, Hal.35

. Pada penggelapan memiliki

merupakan unsur objektif yakni unsur tingkah laku atau perbuatan yang dilarang

dalam penggelapan. Memiliki pada penggelapan karena merupakan unsur tingkah

laku, berupa unsur objektif, maka memiliki itu harus ada bentuk/wujudnya,

(24)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

selesainya penggelapan. Bentuk-bentuk perbuatan memiliki misalnya; menjual,

menukar, menghibahkan, menggadaikan, dan sebagainya17

b. Sesuatu barang;

.

Pada perbuatan penggelapan, barang yang menjadi objek penggelapan

adalah hanya terhadap benda-benda berwujud dan benda bergerak saja18

c. Yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain;

.

Orang lain yang dimaksud sebagai pemilik benda yang menjadi objek

penggelapan, tidak menjadi syarat sebagai orang itu adalah korban, atau orang

tertentu, melainkan siapa saja asalkan bukan petindak sendiri19

d. Yang berada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan; .

Pelaku sudah harus menguasai barang. Dan barang itu oleh pemiliknya

dipercayakan kepada pelaku, hingga barang ada pada pelaku secara sah, bukan

karena kejahatan. Dengan melakukan perbuatan memiliki barang itu dengan

melawan hukum pelaku melanggar kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh

pemilik20

2. Unsur-unsur Subjektif; .

a. dengan sengaja;

17

Adami Chazawi, Op. Cit., Hal.71 18

Ibid, Hal.77 19

Ibid, Hal.78 20

(25)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Pelaku mengetahui dan sadar hingga ia dapat dipertanggungjawabkan atas

perbuatannya, ini berarti bahwa :21

 dengan melawan hukum, harus diketahui oleh pelaku. Pelaku harus tahu

bahwa perbuatannya melawan hukum;

 barang, barang diketahui oleh pelaku, bahwa perbuatan yang dilakukan itu

ditujukan pada barang;

 seluruhnya atau sebagian milik orang harus diketahui oleh pelaku;

 dikuasai bukan karena kejahatan pun harus diketahui. Bukan karena

kejahatan ia kuasai barang itu harus disadari;

b. dan melawan hukum;

Pelaku melakukan perbuatan memiliki itu tanpa hak atau kekuasaan. Ia

tidak mempunyai hak untuk melakukan perbuatan memiliki, sebab ia bukan yang

punya, bukan pemilik. Hanya pemilik yang mempunyai hak untuk memilikinya22.

Ad. 2

21

Ibid, Hal.36-37 22

Ibid, Hal.37

: Penggelapan dalam bentuk yang diperberat

Penggelapan dalam bentuk yang diperberat diatur dalam pasal 374 dan 375

KUHP. Faktor yang menyebabkan lebih berat dari betuk pokoknya, disandarkan

pada lebih besarnya kepercayaan yang diberikan pada orang yang menguasai

benda yang digelapkan.

Pasal 374 KUHP berbunyi :

(26)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Apabila rumusan tersebut dirinci, maka terdiri dari unsur-unsur sebagai

berikut :23

a. Semua unsur penggelapan dalam bentuk pokok (pasal 372);

b. Unsur-unsur khusus yang memberatkan, yakni beradanya benda dalam

kekuasaan petindak disebabkan oleh :

1) karena adanya hubungan kerja,

2) karena mata pencaharian,

3) karena mendapatkan upah untuk itu,

Ketentuan pasal ini tidak berlaku bagi pegawai negeri; apabila pegawai

negeri itu menggelapkan :

a. Uang atau surat yang berharga yang disimpan karena jabatannya, ia

dikenakan pasal 415;

b. Barang bukti atau keterangan yang dipakai untuk kekuasaan yang berhak

atau surat akte, surat keterangan atau daftar yang disimpan karena

jabatannya, dikenakan pasal 417.

Pasal 375 KUHP berbunyi :

“Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang karena terpaksa diberi

benda untuk disimpan atau dilakukan oleh wali, pengampu, kuasa, atau

pelaksana surat wasiat, pengurus lembaga sosial atau yayasan, terhadap

suatu benda yang dikuasainya selaku demikian, diancam dengan pidana

penjara paling lama 6 tahun”.

Apabila rumusan tersebut dirinci, maka terdiri dari unsur-unsur :

a. Unsur-unsur penggelapan bentuk pokoknya (pasal 372);

23

(27)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

b. Unsur-unsur khusus yang sifatnya memberatkan, yakni beradanya benda objek

penggelapan di dalam kekuasaan petindak disebabkan oleh :

1) Suatu keadaan yang terpaksa untuk dititipkan;

2) Kedudukan sebagai seorang wali;

3) Kedudukan sebagai pengampu;

4) Kedudukan sebagai seorang kuasa;

5) Kedudukan sebagai pelaksana surat wasiat;

6) Kedudukan sebagai pengurus dari lembaga sosial atau yayasan;

Ad.3

1. Semua unsur penggelapan dalam bentuk pokoknya (pasal 372);

: Penggelapan ringan

Penggelapan yang dikualifikasikan sebagai penggelapan ringan

dirumuskan dalam pasal 373 KUHP, yang berbunyi :

“Perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 372 apabila yang digelapkan bukan ternak dan harganya tidak lebih dari Rp 250,00 dikenai sebagai penggelapan ringan dengan pidana penjara paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp 900,00”.

Rumusan penggelapan ringan tersebut diatas terdiri dari unsur-unsur

sebagai berikut :

2. Unsur-unsur khusus, yakni :

a. objeknya : benda bukan ternak;

b. nilai benda tidak lebih dari Rp 250,00

Dari sisi pasal tersebut diatas dapatlah kita simpulkan bahawa penggelapan

ini menjadi ringan, terletak dari objeknya bukan ternak dan nilainya tidak lebih

dari Rp 250,00. dengan demikian maka terhadap ternak tidak mungkin terjadi

(28)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009 Ad. 4

Penggelapan dalam kalangan keluarga diatur dalam pasal 376 KUHP.

Dalam kejahatan terhadap harta benda, apabila dilakukan dalam kalangan

keluarga maka dapat menjadi :

: Penggelapan dalam kalangan keluarga

24

1. Tidak dapat dilakukan penuntutan baik terhadap petindaknya maupun

terhadap pelaku pembantunya (pasal 367 ayat 1);

2. Tindak pidana aduan. Tanpa ada pengaduan, baik terhadap petindaknya

maupun pelaku pembantunya tidak dapat dilakukan penuntutan (pasal 367

ayat 2);

Penggelapan dalam keluarga diatur dalam pasal 367 KUHP, dimana

dimaksudkan dengan penggelapan dalam keluarga itu adalah jika pelaku atau

pembantu salah satu kejahatan adalah suami atau istri atau keluarga karena

perkawinan, baik dalam garis keturunan yang lurus maupun keturunan yang

menyamping dari derajat kedua dari orang yang kena kejahatan itu. Di dalam hal

ini, apabila pelaku atau pembantu kejahatan ini adalah suami atau istri yang belum

bercerai (masih dalam ikatan perkawinan), maka pelaku atau pembantu ini tidak

dapat dituntut.

Apabila diantaranya telah bercerai meja makan dan tempat tidur atau harta

benda, maka bagi pelaku atau pembantu kejahatan ini hanya dapat dilakukan

penuntutan bila ada pengaduan dari orang yang dikenakan kejahatan itu (delik

aduan). Demikian pula bila pelaku atau pembantu kejahatan itu adalah sanak

keluarga seperti yang telah disebutkan diatas atau yang dilakukan kemenakan

24

(29)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

terhadap mamaknya (adat minang kabau), hanya dapat dituntut bila ada

pengaduan (delik aduan).

B. Ketentuan Hukum Terhadap Kejahatan penggelapan Dalam Perjanjian Kredit di PT. FIF

a. Ketentuan Perjanjian Kredit

Anggota masyarakat selalu mempunyai hubungan antara manusia yang

satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan adanya tujuan dan kepentingan yang

sangat berbeda. Dalam rangka mewujudkan kebutuhan para pihak tersebut maka

terlebih dahulu harus dipertemukan kehendak masing-masing. Inilah yang

menjadi dasar utama untuk terjadinya suatu perjanjian.

Subekti mengatakan bahwa :

“ Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain

dimana 2 (dua) orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal”.

Syarat sah suatu perjanjian antara lain ;

1. adanya sepakat

2. adanya kecakapan

3. adanya objek tertentu

4. adanya sebab yang halal

Dasar perjanjian kredit adalah UU Perbankan No.10 Tahun 1998 tentang

perjanjian kredit diatur dalam pasal 1 ayat 11, yang berbunyi :

Kredit adalah peyediaan uang atau tagihan yang bisa dipersamakan dengan itu,

(30)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

(kreditor) dengan pihak lain (debitor) yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Dari uraian diatas dapat dibedakan dua kelompok perjanjian kredit, yaitu :

1. Perjanjian kredit uang. Contoh : perjanjian kartu kredit.

2. Perjanjian kredit barang. Contoh : perjanjian sewa beli.

Perjanjian kredit sepeda motor termasuk dalam perjanjian sewa beli. Dimana

perjanjian dilakukan antara pihak perusahaan pembiayaan dengan konsumen.

Individu (konsumen) mengajukan kredit sepeda motor yang dilakukan dengan

cara mengajukan permohonan pembiayaan sepeda motor kepada PT. Federal

International Finance. Setelah konsumen memenuhi persyaratan administrasi yang

ditentukan, maka pihak PT. Federal International Finance akan menentukan

apakah konsumen tersebut layak atau tidak mendapatkan pembiayaan (kredit)

dengan menunjuk surveyor untuk melakukan survey langsung ke lapangan yaitu

ketempat tinggal konsumen dan memastikan bahwa kenyataan yang ada di

lapangan sesuai dengan keterangan yang diisi konsumen dalam formulir isian.

Apabila permohonan tersebut diterima, maka PT. Federal International

Finance akan membiayai kredit sepeda motor konsumen dengan ketentuan dalam

perjanjian bahwa konsumen harus melaksakan kewajibannya untuk membayar

angsuran setiap bulannya yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang telah

ditentukan. Tetapi kasus yang sering terjadi adalah konsumen serigkali melakukan

kelalaian dengan tidak memenuhi kewajibannnya membayar angsuran setiap

bulannya. Bahkan ketika pihak PT. Federal International Finance melakukan

penarikan sepeda motor yang telah menunggak tersebut, ternyata sepeda motor

(31)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

sepengetahuan dan ijin pihak PT. Federal International Finance dengan cara

dijual, digadaikan, ataupun disewakan kepada pihak lain atau pelaku melarikan

diri membawa serta sepeda motor ke luar daerah. Tindakan ini tentunya

menimbulkan kerugian bagi pihak PT. Federal International Finance (FIF) Cabang

Medan. Perbuatan ini termasuk dalam kejahatan penggelapan seperti yang termuat

dalam pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

b. Bentuk perjanjian kredit sepeda motor di PT. FIF

Kejahatan penggelapan sepeda motor ini timbul sebagai akibat atau resiko

dari suatu perjanjian kredit yang dibuat secara sepihak dan baku dimana isi

perjanjian sudah ditentukan secara sepihak terlebih dahulu (standard contract).

Maka dalam perjanjian kredit sepeda motor diatur akibat-akibat hukum yang

timbul apabila pihak-pihak yang bersangkutan melanggar ketentuan yang diatur

dalam perjanjian termasuk apabila terjadi kejahatan pidana.

Pengajuan permohonan kredit sepeda motor di PT. Federal International

Finance ada beberapa perjanjian yang harus ditandatangani oleh konsumen

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Perjanjian Pembiayaan Konsumen

2. Perjanjian Pemberian Jaminan Fidusia2

Berdasarkan penjelasan Bpk. Taufik selaku Surveyor PT. Federal

International Finance (FIF) Cabang Medan, perjanjian pembiayaan konsumen dan .

2

(32)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

perjanjian pemberian jaminan fidusia harus ditandatangani oleh konsumen dan

PT. Federal International Finance yang isinya berlaku bagi kedua belah pihak.

Pihak PT. Federal International Finance (FIF) melalui surveyor-nya akan

mengajukan perjanjian ini dengan terlebih dahulu menjelaskan isi perjanjian

tersebut. Pihak PT. Federal International Finance akan memastikan bahwa

konsumen mengerti isi perjanjian dan ketentuan yang ada di dalamnya

menyangkut jumlah fasilitas (besar angsuran, tanggal jatuh tempo, jangka waktu),

tata cara pembayaran, hak dan kewajiban, wanprestasi, ketentuan pidana, dan

penyelesaian sengketa.

Adapun perjanjian tersebut adalah :

1. Perjanjian Pembiayaan Konsumen

Perjanjian pembiayaan konsumen merupakan suatu bentuk perjanjian

dimana pihak PT. Federal International Finance (FIF) selaku pemberi fasilitas

berupa penyediaan dana pembiayaan kepada konsumen selaku penerima fasilitas

untuk membeli barang berupa sepeda motor Honda. Dalam perjanjian ini terdapat

ketentuan pidana yaitu pasal 6 yang berbunyi :

a) Konsumen dilarang mengalihkan dengan cara apapun, menggadaikan atau

menyewakan barang jaminan kepada pihak lain kecuali dengan

persetujuan tertulis dari PT. Federal International Finance (FIF).

b) Perbuatan mengalihkan dengan cara apapun, menggadaikan atau

menyewakan barang jaminan kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis

dari PT. Federal International Finance (FIF) merupakan perbuatan pidana.

Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian tersebut jelaslah bahwa konsumen

(33)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

persetujuan PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan. Apabila

perbuatan tersebut dilakukan maka pihak PT. Federal International (FIF) Cabang

Medan dapat melakukan penuntutan terhadap pelakunya dengan tuntutan

penggelapan yang diatur dalam pasal 372 KUHP.

2. Perjanjian Jaminan Fidusia

Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar

kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan

tetap berada dalam penguasaan pemilik benda. Pada perjanjian kredit pada

dasarnya jaminan merupakan pilihan. Atas pertimbangannya kreditor dapat

menentukan meminta jaminan atau tidak dari debitor atau menentukan bentuk

jaminannya. Perjanjian jaminan merupakan perjanjian pelengkap (assesoir) dari

perjanjian kredit biasa atau perjanjian induk. Sebagai perjanjian pelengkap, daya

berlakunya tergantung perjanjian induknya, bilamana perjanjian induknya msih

berlaku maka berlaku pula perjanjian pelengkapnya. Selama masih belum

terlunasi berdasarkan perjanjian induknya, maka debitor masih terikat pula dengan

pejanjian jaminannya.

Dalam melakukan pembiayaan sepeda motor, pihak PT. Federal

International Finance (FIF) Cabang Medan juga melakukan perjanjian dengan

konsumen dalam bentuk perjanjian pemberian jaminan fidusia. Barang yang

diperjanjikan dalam perjanjian ini adalah setiap unit sepeda motor Honda type

apapun yang dibeli oleh konsumen dari penjual melalui dana pembiayaan dari PT.

Federal International Finance (FIF) Cabang Medan. Selama kredit sepeda motor

(34)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

motor tersebut. Apabila konsumen telah membayar lunas seluruh angsuran sepeda

motor maka kepemilikan sepeda motor akan langsung beralih kepada konsumen

yang ditandai dengan dikeluarkannya Buku Hitam sepeda motor atau yang disebut

Bukti Pemilikan Kedaraan Sepeda Motor (BPKB).

Dalam perjanjian ini diatur mengenai ketentuan pidana terhadap barang

jaminan. Barang jaminan yang dimaksud adalah sepeda motor Honda type

apapun. Ketentuan pidana tersebut termuat dalam pasal 2 yang berbunyi :

a. Konsumen selama memegang/mempergunakan objek jaminan fidusia

dilarang/tidak diperbolehkan mengalihkan dengan cara apapun,

menggadaikan, menyewakan, menjual dan/atau melakukan fidusia ulang

atas objek jaminan fidusia dengan cara apapun juga kepada pihak lain

tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT. Federal International

Finance (FIF) Cabang Medan;

b. Perbuatan mengalihkan dengan cara apapun, menggadaikan, menyewakan,

menjual dan/atau melakukan fidusia ulang atas objek jaminan fidusia

dengan cara apapun juga kepada pihak lain tanpa persetujuan terlebih

dahulu dari PT. Federal International Finance merupakan perbuatan

pidana.

Barang jaminan fidusia yaitu sepeda motor merek Honda type apapun

tidak boleh dialihkan kepada pihak lain tanpa persetujuan PT. Federal

International Finance (FIF) karena pembayaran angsurannya belum lunas

sehingga hak milik atas sepeda motor masih berada pada PT. Federal International

Finance (FIF) Cabang Medan. Pelaku yang melanggar dapat dituntut melakukan

(35)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Pelanggaran atas pasal 6 Perjanjian Pembiayaan Konsumen dan pasal 2

Perjanjian Pemberian Jaminan Fidusia secara pidana termasuk penggelapan

berdasarkan pasal 372 KUHPidana. Penggelapan yang dimaksud dengan dasar :

 Peggelapan atas barang jaminan, bahwa sepeda motor merupakan

barang jaminan yang dijaminkan secara fidusia dari konsumen kepada

PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan;

 Penggelapan atas sepeda motor yang dibeli berdasarkan pembiayaan

dari PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan, pelaku

hanya membayar uang muka ditambah angsuran berjalan, sementara

PT. Federal International Finance membayar penuh kepada

dealer/penjual;

C. Cara Melakukan Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor

Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan suatu barang yang diinginkan

tanpa mengeluarkan biaya yang besar. Hal inilah yang dilakukan pelaku untuk

mendapatkan sepeda motor dengan hanya membayar uang muka dan uang

angsuran yang hanya dibayar beberapa bulan saja.

Wawancara penulis dengann Bpk Dedi Pasaribu selaku Eksekutor PT.

Federal International Finance (FIF) Cabang Medan :

“Apabila konsumen tidak membayar kredit sepeda motor yang telah jatuh

tempo dan bunganya selama 3 (tiga) bulan berturut-turut maka Eksekutor akan

melakukan penarikan sepeda motor “. Masih menurut Beliau, fakta di lapangan

(36)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

eksekutor menanyakan tentang keberadaan sepeda motor. Alasan klasik yang

sering diungkapkan adalah bahwa :

- Sepeda motor sedang dipakai oleh saurada/famili, teman atau kerabat;

- Pelaku melakukan kredit atas nama; jadi tidak tahu menahu tentang

keberadaan sepeda motor;

- Telah melakukan over kredit pada pihak lain;25

Adapun beberapa cara yag sering dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Dengan cara mengalihkan sepeda motor pada pihak lain tanpa persetujuan

dan sepengetahuan PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan.

Cara ini biasa disebut over kredit “liar”. Biasanya cara ini dilakukan

pelaku karena pelaku tidak sanggup memenuhi kewajibannya membayar angsuran

sehingga mengalihkannya pada orang lain untuk meneruskan kreditnya. Apabila

pembayarannya lancar, tentunya tidak timbul masalah tetapi ketika pihak ketiga

juga menunggak pembayaran kredit maka disinilah masalah timbul karena pihak

PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan akan melakukan

penarikan sepeda motor melalui Eksekutor dari tangan pihak pertama yang

merupakan penerima fasilitas kredit yang namanya tertera dalam perjanjian. Pada

saat inilah biasanya pihak PT. Federal International Finance (FIF) mengetahui

bahwa sepeda motor telah dialihkan pada pihak lain karena pada saat dilakukan

penarikan ternyata sepeda motor sudah tidak lagi berada di tangan pelaku/pihak

pertama. Apabila pihak PT. FIF menemukan kasus seperti ini, maka akan

diarahkan agar pelaku melakukan pengalihan hak dan kewajiban.

25

(37)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2. Dengan cara menjual, menggadaikan atau menyewakan sepeda motor tanpa

sepengetahuan pihak PT. Federal International Finance (FIF) Cabang Medan.

Penggelapan ini dilakukan pelaku dengan menjual sepeda motor pada

pihak lain dengan harga yang lebih rendah. Biasanya dijual dengan maksud untuk

mengembalikan modal yang telah dikeluarkan untuk membayar uang muka dan

angsuran yang telah dibayar,sehingga pelaku tidak terlalu merugi. Tindakan ini

tentunya melanggar ketentuan dalam perjanjian dan dapat dikatakan suatu

perbuatan pidana yang dapat dituntut dengan penggelapan berdasarkan pasal 372

KUHP.

3. Dengan cara melakukan kredit atas nama.

Kredit atas nama dilakukan dengan modus pinjam KTP (Kartu Tanda

Penduduk). Kredit atas nama maksudnya adalah seseorang yang atas namanya

sendiri (pihak pertama) melakukan perjanjian kredit dengan PT. Federal

International Finance (FIF) Cabang Medan untuk kepentingan pihak lain (pihak

ketiga) yang sebenarnya menginginkan sepeda motor tersebut dengan ketentuan

bahwa pihak lain tersebutlah yang akan membayar angsuran kredit sepeda motor

setiap bulannya. Hal ini dapat terjadi atas kesepakatan kedua belah pihak. Dan

kasus yang sering terjadi kredit atas nama ini dilakukan dengan latar belakang

hubungan keluarga atau rekan kerja.

Pihak yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi pada

sepeda motor adalah pihak yang namanya tertera dalam perjanjian yaitu pihak

(38)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

atau melakukan tindak pidana tentunya pihak pertama yang akan dilaporkan oleh

PT. Federal International Finance.

4. Membawa lari sepeda motor ke luar daerah.

Teknik ini dilakukan oleh pelaku yang dengan sengaja membawa lari

sepeda motor ke tempat atau daerah yang sulit dijangkau agar jejaknya tidak dapat

diketahui. Pihak perusahaan tentunya akan sulit melakukan pengejaran terhadap

pelaku yang telah lari sampai ke luar daerah apalagi pihak-pihak terdekat pelaku

tidak atau sulit untuk diajak bekerjasama.

BAB III

FAKTOR – FAKTOR YANG MENDORONG TERJADINYA KEJAHATAN PENGGELAPAN SEPEDA MOTOR DI PT. FEDERAL

INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG MEDAN

Kejahatan penggelapan sepeda motor dapat disebabkan oleh beberapa

faktor pendukung, tetapi sebelum membahas mengenai faktor-faktor penyebab

kejahatan penggelapan sepeda motor tersebut, penulis akan menguraikan

teori-teori mengenai sebab-sebab kejahatan, yaitu :

(39)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Antropologi berarti ilmu tentang manusia dan merupakan istilah yang

sangat tua. Dahulu istilah ini dipergunakan dalam arti lain, yaitu ilmu tentang

ciri-ciri tubuh manusia.

Dalam pandangan kriminologi yang mempelajari sebab-sebab terjadinya

kejahatan dengan cara mempelajari bentuk tubuh seseorang. Mazhab Antropologi

ini berkembang sekitar tahun 1830-1870 yang dipelopori oleh Gall dan

Spurzheim. Menurut Yoseph Gall bahwa bakat dan watak manusia ditentukan

oleh otak dan sebaliknya otak memberi pengaruh pula pada bentuk tengkorak.

Oleh karena itu, tengkorak dapat diperhatikan dan diukur, maka pembawaan,

watak dan bakat manusia dapat dipelajari secara ilmiah26

a. Aliran Lombroso

.

Mazhab antropologi baru dikenal sejak C. Lombroso (1835-1909)

menerbitkan bukunya yang berjudul L’uomodelin-quente. Menurut beliau orang

yang yang melakukan kejahatan dapat dikenali dari tanda-tanda lahir (tipologi

penjahat), yaitu :

1. tulang rahang lebar

2. roman muka yang tidak harmonis

3. tengkorak yang tidak simetris

4. hidung pesek

5. tulang dahi melengkung

6. suka akan tato

26

(40)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Jadi menurut Lombroso seorang penjahat itu memang sejak dilahirkan

sudah akan menjadi penjahat (criminal is born)27

Lombroso mencoba membuktikan tanpa pengertian sedikitpun juga

tentang Ethnologi, tanpa kritik dan sering dari sumber-sumber yang paling buruk,

dicari bahan-bahan untuk membuktikan bahwa orang laki-laki yang sederhana

peradabannya adalah penjahat dari sejak lahirnya (pencuri, suka memperkosa,

membunuh) dan perempuan adalah pelacur

.

28

Kenyataan yang berani ini adalah salah sama sekali. Pertama Lombroso

rupanya masih menyadarkan diri atas aliran hukum alam, bahwa tiap-tiap

pendapat tentang kesusilaan tidak sama, tentang perubahan menurut tempat dan

waktu, tidaklah diketahuinya. Yang kedua Lombroso tidak membedakan

tindakan-tindakan yang dilakukan di dalam dan di luar kelompok itu (dalam hal

ini kita menamakan in group dan out group) suatu yang dipergunakan oleh

W.G.Sumner seorang ahli sosiologi Amerika Serikat dengan bukunya “Folkways”

1907 yang dari saat itu diakui oleh perkataan “dualisme” dari ethnik .

29

Ajaran Lombroso umumnya tidak mendapat hasil yang baik. Baik

teorinya mengenai penjahat sejak lahir maupun tipe penjahat tidak dapat

dipertahankan. Salah satu akibat yang terpenting dari karangannya adalah bahwa

Lombroso karena perkembangan ajarannya kemudian memberi sokongan kepada

pendapat mengenai psychiatri criminal yang mulai timbul di Perancis. Dengan

demikian antropologi kriminal toh juga memberi bantuan untuk memperdalam

pengetahuan mengenai sebab-sebab pathologis dari kejahatan. Sebaliknya .

27

Chainur Arrasyid (1), Op. Cit., Hal.39 28

Ediwarman, Op.Cit, Hal.31 29

(41)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

mazhab Italia sangat meremehkan pengaruh keadaan lingkungan30

Terlepas dari kenyataannya bahwa sejarah ilmu pengetahuan hasil yang

negatif dapat juga mempunyai arti yang besar dan kepada mereka yang

mengusahakan dapat memberi kehormatan yang sama besar seperti hasil yang

positif. Jasa Lambroso dalam lapangan pidana sangat besar, ia memberi

perubahan dengan akibat yang terhingga. Jasa mazhab italia yang tidak dapat

dilupakan ialah terutama karena karya pribadi si penjahat, bakat dan

lingkungannya makin lama menjadi pusat perhatian para hakim

. Mazhab

antropologi malahan menghalang-halangi majunya kriminologi karena memberi

sugesti bahwa penjahat dipandang dari sudut biologi adalah makhluk yang tak

biasa (abnormal) untuk dapat menduga daya sugesti tersebut kita harus pernah

mengalami sendiri pada waktu itu.

31

b. Aliran Yang Menggunakan Tes Mental (The Mental Testern) .

Pelopornya Godrad, ia melakukan percobaan-percobaan dengan

melakukan tes mental. Dan pada akhirnya berkesimpulan bahwa tingkah laku

jahat adalah feeblemindness yang dibawa sejak lahir. Sifat-sifat bapak menurun

kepada anaknya dan demikian seterusnya32

c. Aliran Psychiatrik

.

Aliran ini sebenarnya juga merupakan kelanjutan dari aliran Lambroso

akan tetapi teori ini lebih mengutamakan dan menitikberatkan pada masalah

30

Ibid, Hal.92 31

Ibid. 32

(42)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

kejiwaan. Penekanan dari ajaran ini adalah kekacauan-kekacauan emosional, yang

dianggap timbul dalam interaksi sosial bukan karena pewarisan. Pokok dari ajaran

ini adalah organisasi tertentu dari kepribadian orang yang berkembang jauh

terpisah dari pengaruh-pegaruh jahat akan tetapi menghasilkan kelakuan jahat

tanpa mengingat situasi-situasi sosial33. Gejala psykologis merupakan faktor yang

tidak dapat dipisahkan dengan masalah kejahatan, karena ia merupakan unsur

penting dalam mempengaruhi tingkah laku manusia. Aliran ini sangat dipengaruhi

oleh Sigmund Freud yang mengajarkan struktur kepribadian dengan

mengemukakan sistem-sistem dalam struktur tersebut34

2) Mahzab Perancis atau Mazhab Lingkungan

.

1. Mahzab Perancis Dalam Arti Sempit

Ketika Lambroso bersama penganutnya memajukan ajaran mengenai

kejahatan yang bercorak antropologis pada tahun tujuh puluhan pada abad ke-19,

sejak permulaan dunia kedokteran di Perancis sudah menentang semua garis-garis

yang diberikan oleh J. Lamarch, F.Geoffroy juga dari L. Pasteur (1822-1895)

yang semuanya menekankan pada arti lingkungan untuk terjadinya berbagai jenis

makhluk dan untuk actiologi penyakit-penyakit karena infeksi35

33

Topo Santoso, Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2005 34

Ridwan Hasibuan, Op. Cit.,Hal. 34 35

W.A.Bonger, Op.Cit, Hal.95

(43)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Tokoh yang terkemuka dari mazhab ini yaitu A. Lacassagne (1843-1924).

Beliau menolak hipotesa atavisme yang dikemukakan oleh Lombroso. Ia

merumuskan Mazhab Lingkungan sebagai berikut :

Yang terpenting adalah keadaan sosial sekeliling kita. Keadaan sosial

sekeliling kita adalah suatu pembenihan untuk kejahatan; kuman adalah si

penjahat, suatu unsur yang baru mempunyai arti apabila menemukan

pembenihan yang membuatnya berkembang36

Tokoh penting lainnya dalam Mazhab Lingkungan ialah Gabriel Tarde

(1843-1904) seorang ahli hukum dan sosiologi. Sejak semula ia menentang ajaran

Antropologi, menurutnya kejahatan bukan suatu gejala yang antropologi, tapi

sosiologis, yang seperti kejadian-kejadian mesyarakat lainnya dikuasai oleh

peniruan. Menurutnya, kejahatan adalah hasil peniruan (crime by imitation) .

Dengan kata lain, keadaan sekelilingnya menjadi penyebab kejahatan, oleh

karena itu apabila terjadi kejahatan, maka yang dihukum adalah lingkungan itu

dengan cara mengubah dan membebaninya menjadi lingkungan yang baik.

37

2. Mazhab Lingkungan Ekonomi

.

Semua perbuatan penting dalam kehidupan sosial dilakukan di bawah kekuasaan

contoh.

Dalam kenyataannya kita mengakui peniruan dalam masyarakat memang

mempunyai pengaruh yag sangat besar sekali. Walaupun kehidupan manusia

bersifat khas sekali dapat dipahami bahwa banyak orang dalam kebiasaan oleh

keadaan sekelilignya.

36

Ibid, Hal.96 37

(44)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Aliran ini mulai berpengaruh pada abad ke-18 dan permulaan abad ke-19

yaitu pada saat munculnya sistem baru dalam perekonomian. Aliran ini

menganggap bahwa keadaan ekonomi yang menyebabkan timbulnya perbuatan

jahat. Menurut F. Turati ia menyatakan tidak hanya kekurangan dan kesengsaraan

saja yang dapat menimbulkan kejahatan tetapi juga didorong oleh nafsu ingin

memiliki yang berhubungan erat dengan sistem ekonomi pada waktu sekarang

yang mendorong kejahatan ekonomi38. Menurut N. Collajani, dalam bukunya

sosiologi kriminal (1887) menunjukkan bahwa timbulnya kejahatan ekonomi

dengan gejala patologis sosial yang berasal dari keadaan perekonomian dan

kejahatan politik mempunyai hubungan dengan keadaan kritis. Collajani

menekankan bahwa antara sistem ekonomi dan faktor-faktor umum dalam

kejahatan hak milik mendorong untuk mementingkan diri sendiri yang

mendekatkan pada kejahatan39

3. Beberapa Hasil Aetiologi dari Sosiologi Kriminal

. Menurut beliau cara yang baik untuk mencegah

kejahatan adalah membuat keadaan ekonomi menjadi stabil dan sebanding dalam

membagi kekayaan.

Menurut Mr.Bonger dalam bukunya pengantar tentang kriminologi

berdasarkan penyelidikan sosiologi kriminal maka terdapat beberapa unsur yang

mengakibatkan terjadinya kejahatan yaitu :40

1. Terlantarnya anak-anak

38

W.A. Bonger, Op.Cit, Hal.95 39

Ediwarman,Op.Cit, Hal.38-39 40

(45)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Kebanyakan penjahat yang sudah dewasa memang sudah sejak dari

mudanya menjadi penjahat karena sejak kecil kesusilaannya sudah merosot.

Pertumbuhan perindustrian dalam keadaan yang luar biasa terutama pada perang

dapat menyebabkan terjadinya kejahatan.

2. Kesengsaraan

Pada pertengahan abad ke-19 pada saat penghidupan rakyat bertambah

sulit ditemukan kenaikan angka-angka kejahatan (pencurian,penipuan,

penggelapan,dan sebagainya). Kejahatan tersebut akan terus meningkat jika

keadaan penghidupan untuk rakyat menjadi bertambah besar.

3. Nafsu ingin memiliki

Kejahatan terhadap kekayaan terutama didorong oleh nafsu ingin

memiliki. Nafsu ingin memiliki menonjol dari si miskin karena adanya golongan

kaya dan miskin dalam masyarakat. Nafsu ingin memiliki timbul karena adanya

keinginan untuk mencapai kemakmuran yang lebih besar walaupun

mendapatkannya dengan melakukan kejahatan.

4. Alkoholisme

Pengaruh langsung dari alkoholisme yang berasal dari kebiasaan minum

minuman keras dari yang bersangkutan, dibedakan antara yang chronis dan yang

akut yang dapat beralih dari yang satu ke yang lain. Pada perkembangannya

alkoholisme chronis pada seorang akan merusak jiwa yang sehat sehingga

menyebabkan timbulnya kejahatan yang beraneka ragam. Alkoholisme akut dapat

menyebabkan hilangnya sekonyong-konyong daya tahan tubuh.

(46)

Rismala Saputri : Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Selain pengaruh dari alkoholisme, peradaban dan pengetahuan yang terlalu

sedikit dan kurangnya daya menahan diri juga merupakan faktor penyebab

terjadinya kejahatan.

6. Lingkungan physik (alam)

Montesqieu yang menginsafi arti dari ajaran tersebut untuk kriminoligi

menegaskan :”Dalam daerah utara akan ditemukan orang yang mempunyai

sifat-sifat jahat dan banyak sifat-sifat-sifat-sifat baik dengan kejujuran yang besar dan bersifat-sifat

terus terang41

3) Mazhab Bio-Sosiologis

.

Kalau kita mendekati daerah selatan seolah-olah kita menjauhi moral itu

sendiri, bahwa nafsu yang lebih bergejolak mempropagandakan kejahatan. Setiap

orang mencoba dengan merugikan orang lain mencari keuntungan untuk

mempermudah pemuasan nafsu. Pada daerah iklim sedang, akan ditemukan

bangsa-bangsa yang cara hidupnya bukan dalam perbuatan-perbuatan jahat dan

baiknya lebih cepat berubah-ubah.

Mazhab Bio-Sosiologis ini dipelopori oleh E. Ferri yang mengatakan

bahwa rumusan setiap kejahatan dalam hasil dari unsur-unsur yang terdapat dalam

individu, masyarakat dan keadaan fisik, sedangkan unsur tetap yang paling

penting menurutnya adalah individu.

Yang dimaksud dengan unsur-unsur yang terdapat dalam individu ialah

unsur-unsur seperti apa yang diterangkan Lombroso, yaitu :

41

(47)

Gambar

Tabel 7. Data Statistik Penggelapan Sepeda Motor Tahun 2002 s/d 2007…...…43
Tabel 1 :
Tabel 4 : Penggelapan Sepeda Motor Tahun 2005

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Praktik Total Quality Management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance cabang

Hasil penelitian ini diketahui bahwa, Kejahatan terhadap benda yang menjadi objek sewa beli di lembaga pembiayaan PT Federal International Finance dengan cara

Pada PT Federal International Finance Cabang Palembang dalam proses penempatannya tetap harus ditingkatkan lagi untuk mendapatkan kinerja karyawan yang benar-benar

Federal International Finance (FIFGROUP) Cabang Binjai untuk dapat mempertahankan nilai-nilai positif yang terkandung pada pengelolaan stres kerja dan konflik kerja

Hasil penelitian ini diketahui bahwa, Kejahatan terhadap benda yang menjadi objek sewa beli di lembaga pembiayaan PT Federal International Finance dengan cara

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT.FIFGROUP (FEDERAL INTERNATIONAL.. FINANCE) SEKTOR GALAXY CABANG

Federal International Finance cabang Tabanan serta faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi semangat kerja karyawan PT.. Federal International Finance

Federal International Finance F.I.F Cabang Martapura menerapkan bauran pemasaran 7P yang terdiri : Produk pelayanan dari segi proses penagihan pelanggan sering mendapatkan kata-kata