ANALISIS EFISIENSI RUMAH MAKAN
WAROENG SPESIAL SA
MBAL “SS”
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh:
HUSAEN YULIANTO
B 300 120 025
EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartosuro Telp. (0271) 717417 Surakarta – 57102
SURAT PERRSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Yang bertandatangan dibawah ini pembimbing skripsi :
Pembimbing Utama : Ir. Maulidyah Indira Hasmarini, M.S.
Telah membaca dan mencermati artikel publikasi ilmiah yang merupakan ringkasan skripsi dari Mahasiswi :
Nama : HUSAEN YULIANTO NIM : B 300 120 025
Jurusan : EKONOMI PEMBANGUNAN
Judul Skripsi : ANALISIS EFISIENSI RUMAH MAKAN WAROENG
SPESIAL SAMBAL “SS”
Artikel tersebut layak dan disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.
Surakarta,6 Februari 2016 Pembimbing Utama,
(Ir. Maulidyah Indira H, M.S)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRACT
The industrial sector, especially the trade industry plays a very important for economic activity in a country. Waroeng SS is part of the industrial restaurant or restaurant which has a very large role in promoting economic growth. This study was conducted to compare efficiency between branches of Waroeng SS Solo area using Data Envelopment Analysis (DEA). Efficiency measurement technique that uses multiple input and output is expected to measure and compare the performance between branches.
Branch Waroeng SS is said to have performed efficiently if it has a score of 1 or 100% efficiency and is said to be increasingly inefficient if it is close to 0. The sample was drawn randomly by the formula slovin which then obtained a sample of 11 branches, but because there are two branches of losses in the study period, there are only nine branches that were sampled during the study period of 2014 to 2015. input period used in this study is the raw material costs, labor costs, overhead and administrative costs. Output is the total sales or turnover and net profit. The results of analysis using the DEA indicates that there are five branches whose performance has been efficient, while four other branches achieve performance that is not efficient. End of this research are suggestions for branch Waroeng SS inefficient to carry out policies that can be used to increase sales or turnover.
ABSTRAK
Sektor industri terutama industri perdagangan berperan sangat penting bagi aktivitas perekonomian didalam suatu negara. Waroeng SS merupakan bagian dari industri restoran atau rumah makan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan efisiensi antar cabang Waroeng SS area Solo dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Pengukuran efisiensi teknik yang menggunakan multi input dan output ini diharapkan dapat mengukur dan mengetahui perbandingan kinerja antar cabang.
Cabang Waroeng SS dikatakan memiliki kinerja efisien jika memiliki skor efisiensi 1 atau 100% dan dikatakan semakin tidak efisien jika mendekati 0. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random dengan rumus slovin yang kemudian didapat sampel sebanyak 11 cabang, tetapi dikarenakan terdapat dua cabang yang mengalami kerugian dalam periode penelitian, maka hanya terdapat 9 cabang yang dijadikan sampel penelitian selama periode 2014 sampai periode 2015. Input yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan biaya administrasi. Sedangkan outputnya adalah total penjualan atau omset dan laba bersih. Hasil analisis dengan menggunakan DEA menunjukkan bahwa terdapat lima cabang yang kinerjanya sudah efisien, sedangkan 4 cabang lainnya mencapai kinerja yang tidak efisien. Akhir dari penelitian ini adalah saran bagi cabang Waroeng SS yang tidak efisien untuk melakukan kebijakan yang dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan atau omset.
A. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia industri semakin pesat, baik dalam jenis industri
perdagangan, manufaktur, jasa maupun media informasi. Setiap produsen
menghendaki peningkatan pendapatan. Dalam hal tersebut, para produsen harus
aktif berperan serta dalam proses ditribusi, dan selalu berusaha memberikan
pelayanan yang terbaik terhadap konsumen. Hal penting dalam peningkatan
produktivitas adalah penetapan target (target setting) input dan output yang
diperlukan bagi manajemen dalam melakukan monitoring setelah pengukuran
produktivitas. Dengan menetapkan target, akan dapat dilakukan perbaikan input
dan output untuk meningkatkan produktivitas bagi unit yang tidak efisien.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi pada rumah makan Waroeng
Spesial Sambal “SS” di area Solo.
B. LANDASAN TEORI
1. Konsep Produksi
a) Teori Produksi
Produksi merupakan konsep arus (flow concept) bahwa kegiatan produksi
diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu
periode waktu tertentu sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan
tidak berubah. produksi merupakan hasil akhir dari proses ekonomi dengan
b) Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau sebab akibat antara
input dan output. Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai akibat.
Atau input sebagai variabel bebas dan output sebagai variabel tak bebas. Input
produksi dikenal juga dengan faktor-faktor produksi, dan ouput produksi
dikenal juga dengan jumlah produksi (Ahman, 2007).
c) Maksimalisasi Output Dan Minimalisasi Biaya
Produsen akan mengalami produksi yang manghasilkan maksimum profit
pada saat kurva I bersinggungan dengan kurva Q, sehingga terjadi
keseimbangan produsen. Menurut Rahardja (2010) dalam Nur (2014), untuk
mencapai maksimumoutput, produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaitu
maksimalisasi output atau minimalisasi biaya.
2. Konsep Efisiensi
a) Teori Efisiensi
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output)
dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkandari satu input yang
dipergunakan (Sunarto, 2010). Efisiensi juga dapat didefinisikan sebagai rasio
antara output dengan input.
b) Pengukuran Efisiensi
Pengukuran efisiensi modern pertama kali diperkenalkan oleh Farrel
(1957), bekerja sama dengan Debreu dan Koopmas, dengan mendefinisikan
Efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi teknis (technical efficiency) dan
efisiensi alokatif (allocative efficiency).
3. Konsep Data Envelopment Data (DEA)
DEA adalah pengembangan programasi linier yang didasarkan pada teknik
pengukuran kinerja relatif dari sekelompok unit input dan output. DEA dapat
mengatasi keterbatasan yang dimiliki analisis rasio parsial maupun regresi
berganda. DEA merupakan prosedur yang dirancang secara khusus untuk
mengukur efisiensi relatif suatu decision making unit (DMU) yang menggunakan
banyak input maupun output.
4. Biaya Operasi
a) Pengertian Biaya Operasi
Menurut Jopie Yusuf (2006) biaya operasi atau biaya operasional adalah
biaya biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi
berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan sehari hari.
b) Penggolongan Biaya Operasi
Menurut Adi Saputra (2003) maka jenis biaya operasi digolongkan sesuai
dengan fungsi pokok kegiatan perusahaan. Dalam hal ini biaya pada suatu
perusahaan terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu biaya produksi dan biaya
non produksi.
c) Unsur-Unsur Biaya Operasi
Unsur-unsur biaya operasional yang biasa terdapat pada suatu perusahaan
dagang dan jasa adalah:
2) Biaya administrasi dan umum
3) Biaya advertensi, promosi
4) Biaya asuransi
5) Biaya pemeliharaan gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan.
5. Profitabilitas
Menurut Petronila dan Mukhlasin (2002) profitabilitas merupakan gambaran
dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas dapat
berbagai macam seperti:
a) Laba operasi
b) Laba bersih
c) Tingkat pengembalian investasi atau aktiva
d) Tingkat pengembalian ekuitas pemilik.
6. Hubungan Efisiensi Biaya Operasi Dengan Profitabilitas
Menurut Jopie Jusuf (2004) bila perusahaan dapat menekan biaya operasi,
maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba. Demikian juga sebaliknya, bila
terjadi pemborosan biaya akan mengakibatkan menurunnya laba
C. METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber hasil penelitian yang
telah ada serta laporan-laporan dari instansi tertentu yang relevan dengan masalah
yang diteliti. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah DEA (Data
Envelopment Analysis). Metodologi ini berhasil diterapkan untuk mengukur
identik untuk menghasilkan beragam output identik. Data input yang digunakan
adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan biaya
administrasi dan umum. Sedangkan data output yang digunakan adalah total
penjualan atau omset dan laba bersih.
Rumus dari model ini dapat dituliskan sebagai berikut:
�� =∑ = 1 Ui. Yis∑ = i Vj. Xjst
j < 1
Dimana:
Hs : efisiensi per cabang Waroeng SS
m : output dari cabang Waroeng SS yang diamati
n : input cabang Waroeng SS yang diamati
Yis : jumlah output i yang digunakan per cabang Waroeng SS
Xis : jumlah input i yang dihasilkan per cabang Waroeng SS
Ui : bobot output i yang dihasilkan per cabang Waroeng SS
Vj : bobot input j yang diberikan per cabang Waroeng SS
Suatu DMU atau suatu cabang perusahaan dikatakan efisiensi atau tidak jika
nilai TE pada tiap DMU berkisar antara 0 sampai dengan 1 atau 0 sampai dengan
100%. Suatu DMU memiliki kemampuan paling baik jika nilai efisiensi relatif
sebesar 1 atau 100%, sedangkan DMU lain yang nilainya dibawah 100%
dikatakan kemampuannya masih dibawah DMU yang telah inefisiensi.
D. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi, tingkat efisiensi rumah makan
Waroeng
SS Mangkunegaran 1.000 1.000
SS Kerten 0.949 0.993
SS Boyolali 0.963 0.997
SS Sragen 0.960 0.980
SS Klaten 1.000 1.000
Sumber : Hasil olah data DEA
Tabel diatas menunjukkan skor efisiensi masing-masing cabang rumah
makan Waroeng Spesial Sambal “SS” area Solo, dimana hasil pengolahan
tersebut menggunakan alat analisis DEA dengan menggunakan software DEAP
2.1. Dari hasil pengolahan DEA dapat dilihat bahwa terdapat lima cabang rumah
makan Waroeng Spesial Sambal “SS” yang efisiensi selama periode 2014 sampai
2015, tepatnya dari Januari 2014 sampai September 2015. Cabang yang
kinerjanya dikatakan efisien tersebut adalah SS Manahan Barat, SS Gonilan, SS
Solobaru, SS Mangkunegaran dan SS Klaten. Sedangkan terdapat 4 cabang yang
dapat dikatakan belum efisien maupun mendekati efisien yaitu SS Jurug, SS
Kerten, SS Boyolali dan SS Sragen. Hal tersebut dikarenakan keempat cabang
rumah makan Waroeng Spesial Sambal “SS” tersebut nilai efisiensinya kurang
dari 1. Suatu cabang rumah makan Waroeng Spesial Sambal “SS” dikatakan
efisien ketika technical efficiency bernilai 1 (satu).Pada sisi inputdan output,
ketidakefisienan pada kesembilan cabang Waroeng SS tersebut berasal dari
seluruh variabel yang digunakandengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda pada
E. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya,
maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil perhitungan DEA, dari kesembilan cabang Waroeng
Spesial Sambal “SS” yang menjadi objek penelitian hanya terdapat lima
cabang yang masuk dalam kategori efisien. Waroeng SS tersebut adalah
Waroeng SS Manahan Barat, Waroeng SS Gonilan, Waroeng SS Solobaru,
Waroeng SS Mangkunegaran dan Waroeng SS Klaten. Hal ini terlihat dari
skor technical efficiency selama dua tahun yang sudah mencapai 100 persen.
Empat cabang Waroeng SS lain yaitu Waroeng SS Jurug, Waroeng SS
Kerten, Waroeng SS Boyolali dan Waroeng SS Sragen dalam periode 2014
sampai 2015 masih belum efisien. Hal tersebut dikarenakan skor efisien
yang belum mencapai 100 persen.
2. Waroeng SS yang mengalami inefisiensi paling tinggi adalah Waroeng SS
Sragen, karena selama periode 2014 sampai 2015 memiliki rata-rata nilai
efisiensi paling kecil yaitu sebesar 0,970. Sedangkan Waroeng SS Kerten
menyusul dengan rata-rata nilai efisiensi sebesar 0,971 selama periode 2014
sampai 2015. Kemudian disusul Waroeng SS Jurug dengan rata-rata nilai
efisiensi sebesar 0,975 pada periode 2014 sampai 2015. Dan kemudian baru
disusul Waroeng SS Boyolali yang hampir efisien dengan rata-rata nilai
efisiensi sebesar 0,980, dikatakan hampir efisien karena mendekati nilai
3. Pada sisi input, ketidakefisienan pada keempat cabang Waroeng Spesial
Sambal “SS” tersebut berasal dari seluruh variabel input yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan biaya administrasi dan umum,
dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda pada masing-masing cabang
Waroeng SS.
4. Pada sisi output pada masing-masing cabang Waroeng SS yang inefisiensi,
ketidak efisiensinan tersebut berasal dari seluruh variabel output yaitu total
penjualan atau omset dan laba bersih, dengan tingkat efisiensi yang
berbeda-beda pada masing-masing cabang Waroeng SS.
F. SARAN
1. Cabang Waroeng SS yang mengalami inefisiensi dapat melakukan
perbaikan kebijakan seperti kebijakan mikro. Kebijakan mikro tersebut
dilakukan untuk mencapai efisiensi tekniknya. Adapun kebijakan mikro
yang dapat dilakukan antara lain kebijakan yang berkaitan dengan
ketidakefisiensinan variabel, baik variabel input maupun output yang
digunakan dalam operasional Waroeng Spesial Sambal “SS”.
a) Kebijakan yang dapat dilakukan pada variabel biaya bahan baku
sebagai sebagai variabel input adalah dengan selektif dalam pemilihan
bahan baku pada saat belanja harian maupun bulanan. Selain itu
bagian manajemen Waroeng SS harus lebih intens dalam melakukan
monitoring terkait pemakaian dan penyimpanan bahan baku dari
masing-masing cabang Waroeng SS, karena semua akan sia-sia
pemakaian dan perawatan dimasing-masing cabang Waroeng SS
kurang tepat maka akan terjadi bahan baku yang rentan rusak dan
akhirnya harus dilelang atau dimusnahkan, sehingga hal tersebut juga
berpengaruh terhadap peningkatan biaya bahan baku.
b) Waroeng Spesial Sambal “SS” memiliki banyak karyawan atau tenaga
kerja yang tidak sesuai dengan komposisi kebutuhan dari
masing-masing cabang Waroeng SS, serta kurangnya kontribusi dalam
peningkatan pendapatan atau total penjualan. Sehingga perlu diadakan
peningkatan kualitas SDM melalui program pengembangan pegawai
secara teratur agar tidak terlalu membebani biaya tenaga kerja serta
didapatkan kualitas SDM yang handal sesuai yang diharapkan oleh
perusahaan, yang berimplikasi pada peningkatan total penjualan atau
omset.
c) Dari penumpukan jumlah tenaga kerja yang belum diimbangi dengan
peningkatan pendapatan atau total penjualan tersebut berdampak pada
peningkatan biaya input lainnya, yaitu biaya overhead dan biaya
administrasi dan umum. Cara yang dapat dilakukan oleh Waroeng SS
untuk menekan biaya overhead dan biaya administrasi dan umum
adalah dengan cara menekan biaya operasional, seperti biaya listrik,
air, alat kerja kantor dan biaya pemasaran. Hampir semua cabang
Waroeng SS menggunakan tanah sewa, dan penggunaan listriknya
masih menggunakan daya listrik rumah tangga, sehingga manajemen
yang semula daya listrik rumah tangga menjadi daya listrik bisnis.
Selain beban biayanya yang lebih murah, penggunaan daya listrik
bisnis juga mendapat subsidi dari pemerintah. Serta diperlukan peran
dari manajemen Waroeng SS terkait penggunaan air, penggunaan alat
kerja kantor dan keperluan promosi, sehingga biaya yang dikeluarkan
dimasing-masing cabang Waroeng SS sesuai dengan kebutuhan.
d) Pada sisi output, kedua variabel yang digunakan juga belum mencapai
nilai efisiensi yaitu pada total penjualan atau omset dan laba bersih.
Sehingga yang harus dilakukan oleh Waroeng SS adalah dengan
meningkatkan pendapatan operasionalnya. Cara yang dapat dilakukan
oleh Waroeng SS adalah perlu dilakukan peningkatan kualitas rasa
produk atau menu yang dijual, menjaga higienitas menu masakan dan
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen. Hal tersebut
dilakukan untuk mempertahankan konsumen tetap atau pelanggan
lama dan mendapatkan pelanggan baru.
2. Perlunya kebijakan yang mengatur ketidakefisienan pada cabang Waroeng
SS yang tidak efisien, yang berkaitan dengan upaya pengoptimalan dari sisi
input maupun output. Penggunaan input yang efisien akan menghasilkan
output yang efisien pula. Dengan mengetahui penyebab dan tingkat
ketidakefisienan baik dari sisi input maupun output, sehingga diharapkan
direktur perusahaan dan manajer area mampu mengambil kebijakan yang
G. DAFTAR PUSTAKA
Adila, Nurlaela. 2014. Analisis Efisiensi Sektoral Provinsi Jawa Tengah Dengan Menggunakan Analisis Data Envelopment Analysis (DEA) Periode Tahun 2002-2012. Skripsi, tidakdipublikasikan. Surakarta : Universitas Muhammadyah Surakarta.
Ahman, H., E., Rohmana. 2007.Ilmu Ekonomi Dalam PIPS. Jakarta: Universitas Terbuka.
Agustiana, Linda. 2013. Analisis efisiensi obyek wisata di Kabupaten Wonosobo. Skripsi, tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro. Al-Bagoury, Samar. 2013. DEA To Evaluate Efficiency Of African Higher
Education.Journal of Educational Research and Essays. Vol. 1(4), pp. 39-46.
Ambarwati, Iga. 2012. Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah. Journal Agribisnis dan Agrowisata. ISSN: 2301-6523. Vol. 1, No. 1, Hal 1-10. Baroto, T. 2002. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia. Charnes, A., W.W Cooper dan E. Rhodes. 1978. Measuring the Efficiency of
Decision Making Units. European Journal of Operation Research, Vol. 2 p.429-444.
Cooper, William W dkk. 2006. Introduction To Data Envelopment Analysis And Its Uses With DEA-Solver Software And References.
http://www.libgen.org. Diakses Rabu, 18 November 2015.
Fitriana dan Zaini M. 2012. Efisiensi Ekonomis Usaha Pembesaran Ikan Lele.Jurnal IlmiahESAI. ISSN No. 1978-6034, Vol 6, No 2.
Gerungan H. Paulus. 2013. Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Penilaian Efisiensi Produksi Pada PT. Tropica Cocoprima.2013. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174 863, Vol.1 No.3, Hal. 863-870.
Gobel, Meryanti. 2013. Analisis Efisiensi Biaya Operasional Melalui Pengelolaan Tunjangan Makan Dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pada Perusahaan Jasa Outsourcing. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174, Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 1868-1878.
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill.
Hadad, Muliaman D dkk. 2003. Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. http://www.bi.go.id. Diakses Rabu, 18 November 2015.
Hidayah, Nur. 2014. Studi Komparatif Tingkat Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah Di Indonesia. Skripsi, tidak dipublikasikan. Surkarta: Universitas Muhammadyah Surakarta.
Joesron, Tati Suhartati dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro Dilengkapi Beberapa Bentuk Fungsi Produksi. Jakarta: Salemba Empat.
Khezrimotlagh, Dariush and Sze Tan S. Moh. 2014. Measuring the Efficiency of the Dairy Industry Using DEA Models.Journal of Economics, Business and Management. ISSN 2348-5302, Hal. 563-567
Machmud, Amir dan Rukmana. 2010. Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Mankiw, N. Gregory et al. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro Principles of Economics An Asia Edition-Volume 1. Penerjemah: Barlev Nicodemus Hutagalung. Jakarta: Salemba Empat.
Mat Rahim S. Rohaya and Abu Bakar J. Binti. 2015. How Efficient Are Islamic Banks in Malaysia.Journal of Business. ISSN 2152-1034.Vol 6, Number 3, pp. 164-174.
Memon M. Ali and Izah Mohd Tahir. 2012. Company Operation Performance Using DEA and Performance Matrix Evidence from Pakistan.Journal of Business and Behavioral Sciences. Vol. 2, No.2, pp. 41-55.
Repkova, Iveta. 2014. Efficiency of the Czech banking sector employing the DEA window analysis approach.Journal of business, pp. 587 – 596.
Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Jakarta: Universitas Indonesia.
Solomon, Tesfaye and Yami, Mesay. 2015. Gender Differentials in Scale and Technical Efficiencies among Improved Wheat Variety Growers in Wheat Belt Areas of Ethiopia A Data Envelopment Analysis (DEA).Journal of Economics and Sustainable Development. ISSN 2222-1700, Vol.6, No.1, pp. 2222-2855.
Sudarman, Ari. 2008. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Sukirno, Sadono. 2009. Pengantar Teori Mikro Ekonomi.Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Sukirno, Sadono. 2011, Mikroekonomi Teori Pengantar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga.
Sumodiningrat,Gunawan. 2009. Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa, Menanggulangi Kemiskinan dengan Prinsip Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : Kompas Gramedia Building..
Sunarto, 2010. Evaluasi Kinerja. Jakarta: Universitas Indonesia.
Umri, Nazmil dan Hidayat, Rahmad. 2011. Kinerja Biaya Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Tehnik Industri.ISSN 1411 – 6340, Vol 1 No 2, Hal. 96-103.
Wibowo, Agus dan Wartini, Sri. 2012. Efisiensi Modal Kerja, Liquiditas Dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI.Jurnal Dinamika Manajemen.ISSN 2086-0668. Vol. 3, No. 1, pp: 49-58
Yahya, Aziah and‘Khalid M. Asraf . 2015. Measuring Efficiency of Telecommunication Customer Service Centres Using Data Envelopment Analysis.Journal of Economics, Business and Management. ISSN 2348-5302. Vol. 2, No. 1, pp. 26-28.