• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFISIENSI RUMAH MAKAN WAROENG SPESIAL SAMBAL “SS” Analisis Efisiensi Rumah Makan Waroeng Spesial Sambal "Ss".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS EFISIENSI RUMAH MAKAN WAROENG SPESIAL SAMBAL “SS” Analisis Efisiensi Rumah Makan Waroeng Spesial Sambal "Ss"."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFISIENSI RUMAH MAKAN

WAROENG SPESIAL SA

MBAL “SS”

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi

Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:

HUSAEN YULIANTO

B 300 120 025

EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartosuro Telp. (0271) 717417 Surakarta – 57102

SURAT PERRSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Yang bertandatangan dibawah ini pembimbing skripsi :

Pembimbing Utama : Ir. Maulidyah Indira Hasmarini, M.S.

Telah membaca dan mencermati artikel publikasi ilmiah yang merupakan ringkasan skripsi dari Mahasiswi :

Nama : HUSAEN YULIANTO NIM : B 300 120 025

Jurusan : EKONOMI PEMBANGUNAN

Judul Skripsi : ANALISIS EFISIENSI RUMAH MAKAN WAROENG

SPESIAL SAMBAL “SS”

Artikel tersebut layak dan disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.

Surakarta,6 Februari 2016 Pembimbing Utama,

(Ir. Maulidyah Indira H, M.S)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

(3)

ABSTRACT

The industrial sector, especially the trade industry plays a very important for economic activity in a country. Waroeng SS is part of the industrial restaurant or restaurant which has a very large role in promoting economic growth. This study was conducted to compare efficiency between branches of Waroeng SS Solo area using Data Envelopment Analysis (DEA). Efficiency measurement technique that uses multiple input and output is expected to measure and compare the performance between branches.

Branch Waroeng SS is said to have performed efficiently if it has a score of 1 or 100% efficiency and is said to be increasingly inefficient if it is close to 0. The sample was drawn randomly by the formula slovin which then obtained a sample of 11 branches, but because there are two branches of losses in the study period, there are only nine branches that were sampled during the study period of 2014 to 2015. input period used in this study is the raw material costs, labor costs, overhead and administrative costs. Output is the total sales or turnover and net profit. The results of analysis using the DEA indicates that there are five branches whose performance has been efficient, while four other branches achieve performance that is not efficient. End of this research are suggestions for branch Waroeng SS inefficient to carry out policies that can be used to increase sales or turnover.

(4)

ABSTRAK

Sektor industri terutama industri perdagangan berperan sangat penting bagi aktivitas perekonomian didalam suatu negara. Waroeng SS merupakan bagian dari industri restoran atau rumah makan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan efisiensi antar cabang Waroeng SS area Solo dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Pengukuran efisiensi teknik yang menggunakan multi input dan output ini diharapkan dapat mengukur dan mengetahui perbandingan kinerja antar cabang.

Cabang Waroeng SS dikatakan memiliki kinerja efisien jika memiliki skor efisiensi 1 atau 100% dan dikatakan semakin tidak efisien jika mendekati 0. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random dengan rumus slovin yang kemudian didapat sampel sebanyak 11 cabang, tetapi dikarenakan terdapat dua cabang yang mengalami kerugian dalam periode penelitian, maka hanya terdapat 9 cabang yang dijadikan sampel penelitian selama periode 2014 sampai periode 2015. Input yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan biaya administrasi. Sedangkan outputnya adalah total penjualan atau omset dan laba bersih. Hasil analisis dengan menggunakan DEA menunjukkan bahwa terdapat lima cabang yang kinerjanya sudah efisien, sedangkan 4 cabang lainnya mencapai kinerja yang tidak efisien. Akhir dari penelitian ini adalah saran bagi cabang Waroeng SS yang tidak efisien untuk melakukan kebijakan yang dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan atau omset.

(5)

A. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia industri semakin pesat, baik dalam jenis industri

perdagangan, manufaktur, jasa maupun media informasi. Setiap produsen

menghendaki peningkatan pendapatan. Dalam hal tersebut, para produsen harus

aktif berperan serta dalam proses ditribusi, dan selalu berusaha memberikan

pelayanan yang terbaik terhadap konsumen. Hal penting dalam peningkatan

produktivitas adalah penetapan target (target setting) input dan output yang

diperlukan bagi manajemen dalam melakukan monitoring setelah pengukuran

produktivitas. Dengan menetapkan target, akan dapat dilakukan perbaikan input

dan output untuk meningkatkan produktivitas bagi unit yang tidak efisien.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi pada rumah makan Waroeng

Spesial Sambal “SS” di area Solo.

B. LANDASAN TEORI

1. Konsep Produksi

a) Teori Produksi

Produksi merupakan konsep arus (flow concept) bahwa kegiatan produksi

diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu

periode waktu tertentu sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan

tidak berubah. produksi merupakan hasil akhir dari proses ekonomi dengan

(6)

b) Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau sebab akibat antara

input dan output. Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai akibat.

Atau input sebagai variabel bebas dan output sebagai variabel tak bebas. Input

produksi dikenal juga dengan faktor-faktor produksi, dan ouput produksi

dikenal juga dengan jumlah produksi (Ahman, 2007).

c) Maksimalisasi Output Dan Minimalisasi Biaya

Produsen akan mengalami produksi yang manghasilkan maksimum profit

pada saat kurva I bersinggungan dengan kurva Q, sehingga terjadi

keseimbangan produsen. Menurut Rahardja (2010) dalam Nur (2014), untuk

mencapai maksimumoutput, produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaitu

maksimalisasi output atau minimalisasi biaya.

2. Konsep Efisiensi

a) Teori Efisiensi

Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output)

dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkandari satu input yang

dipergunakan (Sunarto, 2010). Efisiensi juga dapat didefinisikan sebagai rasio

antara output dengan input.

b) Pengukuran Efisiensi

Pengukuran efisiensi modern pertama kali diperkenalkan oleh Farrel

(1957), bekerja sama dengan Debreu dan Koopmas, dengan mendefinisikan

(7)

Efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi teknis (technical efficiency) dan

efisiensi alokatif (allocative efficiency).

3. Konsep Data Envelopment Data (DEA)

DEA adalah pengembangan programasi linier yang didasarkan pada teknik

pengukuran kinerja relatif dari sekelompok unit input dan output. DEA dapat

mengatasi keterbatasan yang dimiliki analisis rasio parsial maupun regresi

berganda. DEA merupakan prosedur yang dirancang secara khusus untuk

mengukur efisiensi relatif suatu decision making unit (DMU) yang menggunakan

banyak input maupun output.

4. Biaya Operasi

a) Pengertian Biaya Operasi

Menurut Jopie Yusuf (2006) biaya operasi atau biaya operasional adalah

biaya biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi

berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan sehari hari.

b) Penggolongan Biaya Operasi

Menurut Adi Saputra (2003) maka jenis biaya operasi digolongkan sesuai

dengan fungsi pokok kegiatan perusahaan. Dalam hal ini biaya pada suatu

perusahaan terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu biaya produksi dan biaya

non produksi.

c) Unsur-Unsur Biaya Operasi

Unsur-unsur biaya operasional yang biasa terdapat pada suatu perusahaan

dagang dan jasa adalah:

(8)

2) Biaya administrasi dan umum

3) Biaya advertensi, promosi

4) Biaya asuransi

5) Biaya pemeliharaan gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan.

5. Profitabilitas

Menurut Petronila dan Mukhlasin (2002) profitabilitas merupakan gambaran

dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas dapat

berbagai macam seperti:

a) Laba operasi

b) Laba bersih

c) Tingkat pengembalian investasi atau aktiva

d) Tingkat pengembalian ekuitas pemilik.

6. Hubungan Efisiensi Biaya Operasi Dengan Profitabilitas

Menurut Jopie Jusuf (2004) bila perusahaan dapat menekan biaya operasi,

maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba. Demikian juga sebaliknya, bila

terjadi pemborosan biaya akan mengakibatkan menurunnya laba

C. METODOLOGI PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber hasil penelitian yang

telah ada serta laporan-laporan dari instansi tertentu yang relevan dengan masalah

yang diteliti. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah DEA (Data

Envelopment Analysis). Metodologi ini berhasil diterapkan untuk mengukur

(9)

identik untuk menghasilkan beragam output identik. Data input yang digunakan

adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan biaya

administrasi dan umum. Sedangkan data output yang digunakan adalah total

penjualan atau omset dan laba bersih.

Rumus dari model ini dapat dituliskan sebagai berikut:

�� =∑ = 1 Ui. Yis∑ = i Vj. Xjst

j < 1

Dimana:

Hs : efisiensi per cabang Waroeng SS

m : output dari cabang Waroeng SS yang diamati

n : input cabang Waroeng SS yang diamati

Yis : jumlah output i yang digunakan per cabang Waroeng SS

Xis : jumlah input i yang dihasilkan per cabang Waroeng SS

Ui : bobot output i yang dihasilkan per cabang Waroeng SS

Vj : bobot input j yang diberikan per cabang Waroeng SS

Suatu DMU atau suatu cabang perusahaan dikatakan efisiensi atau tidak jika

nilai TE pada tiap DMU berkisar antara 0 sampai dengan 1 atau 0 sampai dengan

100%. Suatu DMU memiliki kemampuan paling baik jika nilai efisiensi relatif

sebesar 1 atau 100%, sedangkan DMU lain yang nilainya dibawah 100%

dikatakan kemampuannya masih dibawah DMU yang telah inefisiensi.

D. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi, tingkat efisiensi rumah makan

(10)

Waroeng

SS Mangkunegaran 1.000 1.000

SS Kerten 0.949 0.993

SS Boyolali 0.963 0.997

SS Sragen 0.960 0.980

SS Klaten 1.000 1.000

Sumber : Hasil olah data DEA

Tabel diatas menunjukkan skor efisiensi masing-masing cabang rumah

makan Waroeng Spesial Sambal “SS” area Solo, dimana hasil pengolahan

tersebut menggunakan alat analisis DEA dengan menggunakan software DEAP

2.1. Dari hasil pengolahan DEA dapat dilihat bahwa terdapat lima cabang rumah

makan Waroeng Spesial Sambal “SS” yang efisiensi selama periode 2014 sampai

2015, tepatnya dari Januari 2014 sampai September 2015. Cabang yang

kinerjanya dikatakan efisien tersebut adalah SS Manahan Barat, SS Gonilan, SS

Solobaru, SS Mangkunegaran dan SS Klaten. Sedangkan terdapat 4 cabang yang

dapat dikatakan belum efisien maupun mendekati efisien yaitu SS Jurug, SS

Kerten, SS Boyolali dan SS Sragen. Hal tersebut dikarenakan keempat cabang

rumah makan Waroeng Spesial Sambal “SS” tersebut nilai efisiensinya kurang

dari 1. Suatu cabang rumah makan Waroeng Spesial Sambal “SS” dikatakan

efisien ketika technical efficiency bernilai 1 (satu).Pada sisi inputdan output,

ketidakefisienan pada kesembilan cabang Waroeng SS tersebut berasal dari

seluruh variabel yang digunakandengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda pada

(11)

E. KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya,

maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil perhitungan DEA, dari kesembilan cabang Waroeng

Spesial Sambal “SS” yang menjadi objek penelitian hanya terdapat lima

cabang yang masuk dalam kategori efisien. Waroeng SS tersebut adalah

Waroeng SS Manahan Barat, Waroeng SS Gonilan, Waroeng SS Solobaru,

Waroeng SS Mangkunegaran dan Waroeng SS Klaten. Hal ini terlihat dari

skor technical efficiency selama dua tahun yang sudah mencapai 100 persen.

Empat cabang Waroeng SS lain yaitu Waroeng SS Jurug, Waroeng SS

Kerten, Waroeng SS Boyolali dan Waroeng SS Sragen dalam periode 2014

sampai 2015 masih belum efisien. Hal tersebut dikarenakan skor efisien

yang belum mencapai 100 persen.

2. Waroeng SS yang mengalami inefisiensi paling tinggi adalah Waroeng SS

Sragen, karena selama periode 2014 sampai 2015 memiliki rata-rata nilai

efisiensi paling kecil yaitu sebesar 0,970. Sedangkan Waroeng SS Kerten

menyusul dengan rata-rata nilai efisiensi sebesar 0,971 selama periode 2014

sampai 2015. Kemudian disusul Waroeng SS Jurug dengan rata-rata nilai

efisiensi sebesar 0,975 pada periode 2014 sampai 2015. Dan kemudian baru

disusul Waroeng SS Boyolali yang hampir efisien dengan rata-rata nilai

efisiensi sebesar 0,980, dikatakan hampir efisien karena mendekati nilai

(12)

3. Pada sisi input, ketidakefisienan pada keempat cabang Waroeng Spesial

Sambal “SS” tersebut berasal dari seluruh variabel input yaitu biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan biaya administrasi dan umum,

dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda pada masing-masing cabang

Waroeng SS.

4. Pada sisi output pada masing-masing cabang Waroeng SS yang inefisiensi,

ketidak efisiensinan tersebut berasal dari seluruh variabel output yaitu total

penjualan atau omset dan laba bersih, dengan tingkat efisiensi yang

berbeda-beda pada masing-masing cabang Waroeng SS.

F. SARAN

1. Cabang Waroeng SS yang mengalami inefisiensi dapat melakukan

perbaikan kebijakan seperti kebijakan mikro. Kebijakan mikro tersebut

dilakukan untuk mencapai efisiensi tekniknya. Adapun kebijakan mikro

yang dapat dilakukan antara lain kebijakan yang berkaitan dengan

ketidakefisiensinan variabel, baik variabel input maupun output yang

digunakan dalam operasional Waroeng Spesial Sambal “SS”.

a) Kebijakan yang dapat dilakukan pada variabel biaya bahan baku

sebagai sebagai variabel input adalah dengan selektif dalam pemilihan

bahan baku pada saat belanja harian maupun bulanan. Selain itu

bagian manajemen Waroeng SS harus lebih intens dalam melakukan

monitoring terkait pemakaian dan penyimpanan bahan baku dari

masing-masing cabang Waroeng SS, karena semua akan sia-sia

(13)

pemakaian dan perawatan dimasing-masing cabang Waroeng SS

kurang tepat maka akan terjadi bahan baku yang rentan rusak dan

akhirnya harus dilelang atau dimusnahkan, sehingga hal tersebut juga

berpengaruh terhadap peningkatan biaya bahan baku.

b) Waroeng Spesial Sambal “SS” memiliki banyak karyawan atau tenaga

kerja yang tidak sesuai dengan komposisi kebutuhan dari

masing-masing cabang Waroeng SS, serta kurangnya kontribusi dalam

peningkatan pendapatan atau total penjualan. Sehingga perlu diadakan

peningkatan kualitas SDM melalui program pengembangan pegawai

secara teratur agar tidak terlalu membebani biaya tenaga kerja serta

didapatkan kualitas SDM yang handal sesuai yang diharapkan oleh

perusahaan, yang berimplikasi pada peningkatan total penjualan atau

omset.

c) Dari penumpukan jumlah tenaga kerja yang belum diimbangi dengan

peningkatan pendapatan atau total penjualan tersebut berdampak pada

peningkatan biaya input lainnya, yaitu biaya overhead dan biaya

administrasi dan umum. Cara yang dapat dilakukan oleh Waroeng SS

untuk menekan biaya overhead dan biaya administrasi dan umum

adalah dengan cara menekan biaya operasional, seperti biaya listrik,

air, alat kerja kantor dan biaya pemasaran. Hampir semua cabang

Waroeng SS menggunakan tanah sewa, dan penggunaan listriknya

masih menggunakan daya listrik rumah tangga, sehingga manajemen

(14)

yang semula daya listrik rumah tangga menjadi daya listrik bisnis.

Selain beban biayanya yang lebih murah, penggunaan daya listrik

bisnis juga mendapat subsidi dari pemerintah. Serta diperlukan peran

dari manajemen Waroeng SS terkait penggunaan air, penggunaan alat

kerja kantor dan keperluan promosi, sehingga biaya yang dikeluarkan

dimasing-masing cabang Waroeng SS sesuai dengan kebutuhan.

d) Pada sisi output, kedua variabel yang digunakan juga belum mencapai

nilai efisiensi yaitu pada total penjualan atau omset dan laba bersih.

Sehingga yang harus dilakukan oleh Waroeng SS adalah dengan

meningkatkan pendapatan operasionalnya. Cara yang dapat dilakukan

oleh Waroeng SS adalah perlu dilakukan peningkatan kualitas rasa

produk atau menu yang dijual, menjaga higienitas menu masakan dan

meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen. Hal tersebut

dilakukan untuk mempertahankan konsumen tetap atau pelanggan

lama dan mendapatkan pelanggan baru.

2. Perlunya kebijakan yang mengatur ketidakefisienan pada cabang Waroeng

SS yang tidak efisien, yang berkaitan dengan upaya pengoptimalan dari sisi

input maupun output. Penggunaan input yang efisien akan menghasilkan

output yang efisien pula. Dengan mengetahui penyebab dan tingkat

ketidakefisienan baik dari sisi input maupun output, sehingga diharapkan

direktur perusahaan dan manajer area mampu mengambil kebijakan yang

(15)

G. DAFTAR PUSTAKA

Adila, Nurlaela. 2014. Analisis Efisiensi Sektoral Provinsi Jawa Tengah Dengan Menggunakan Analisis Data Envelopment Analysis (DEA) Periode Tahun 2002-2012. Skripsi, tidakdipublikasikan. Surakarta : Universitas Muhammadyah Surakarta.

Ahman, H., E., Rohmana. 2007.Ilmu Ekonomi Dalam PIPS. Jakarta: Universitas Terbuka.

Agustiana, Linda. 2013. Analisis efisiensi obyek wisata di Kabupaten Wonosobo. Skripsi, tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro. Al-Bagoury, Samar. 2013. DEA To Evaluate Efficiency Of African Higher

Education.Journal of Educational Research and Essays. Vol. 1(4), pp. 39-46.

Ambarwati, Iga. 2012. Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah. Journal Agribisnis dan Agrowisata. ISSN: 2301-6523. Vol. 1, No. 1, Hal 1-10. Baroto, T. 2002. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia. Charnes, A., W.W Cooper dan E. Rhodes. 1978. Measuring the Efficiency of

Decision Making Units. European Journal of Operation Research, Vol. 2 p.429-444.

Cooper, William W dkk. 2006. Introduction To Data Envelopment Analysis And Its Uses With DEA-Solver Software And References.

http://www.libgen.org. Diakses Rabu, 18 November 2015.

Fitriana dan Zaini M. 2012. Efisiensi Ekonomis Usaha Pembesaran Ikan Lele.Jurnal IlmiahESAI. ISSN No. 1978-6034, Vol 6, No 2.

Gerungan H. Paulus. 2013. Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Penilaian Efisiensi Produksi Pada PT. Tropica Cocoprima.2013. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174 863, Vol.1 No.3, Hal. 863-870.

Gobel, Meryanti. 2013. Analisis Efisiensi Biaya Operasional Melalui Pengelolaan Tunjangan Makan Dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pada Perusahaan Jasa Outsourcing. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174, Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 1868-1878.

Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill.

Hadad, Muliaman D dkk. 2003. Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. http://www.bi.go.id. Diakses Rabu, 18 November 2015.

Hidayah, Nur. 2014. Studi Komparatif Tingkat Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah Di Indonesia. Skripsi, tidak dipublikasikan. Surkarta: Universitas Muhammadyah Surakarta.

Joesron, Tati Suhartati dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro Dilengkapi Beberapa Bentuk Fungsi Produksi. Jakarta: Salemba Empat.

(16)

Khezrimotlagh, Dariush and Sze Tan S. Moh. 2014. Measuring the Efficiency of the Dairy Industry Using DEA Models.Journal of Economics, Business and Management. ISSN 2348-5302, Hal. 563-567

Machmud, Amir dan Rukmana. 2010. Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Mankiw, N. Gregory et al. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro Principles of Economics An Asia Edition-Volume 1. Penerjemah: Barlev Nicodemus Hutagalung. Jakarta: Salemba Empat.

Mat Rahim S. Rohaya and Abu Bakar J. Binti. 2015. How Efficient Are Islamic Banks in Malaysia.Journal of Business. ISSN 2152-1034.Vol 6, Number 3, pp. 164-174.

Memon M. Ali and Izah Mohd Tahir. 2012. Company Operation Performance Using DEA and Performance Matrix Evidence from Pakistan.Journal of Business and Behavioral Sciences. Vol. 2, No.2, pp. 41-55.

Repkova, Iveta. 2014. Efficiency of the Czech banking sector employing the DEA window analysis approach.Journal of business, pp. 587 – 596.

Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Jakarta: Universitas Indonesia.

Solomon, Tesfaye and Yami, Mesay. 2015. Gender Differentials in Scale and Technical Efficiencies among Improved Wheat Variety Growers in Wheat Belt Areas of Ethiopia A Data Envelopment Analysis (DEA).Journal of Economics and Sustainable Development. ISSN 2222-1700, Vol.6, No.1, pp. 2222-2855.

Sudarman, Ari. 2008. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Sukirno, Sadono. 2009. Pengantar Teori Mikro Ekonomi.Jakarta: PT Grafindo

Persada.

Sukirno, Sadono. 2011, Mikroekonomi Teori Pengantar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga.

Sumodiningrat,Gunawan. 2009. Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa, Menanggulangi Kemiskinan dengan Prinsip Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : Kompas Gramedia Building..

Sunarto, 2010. Evaluasi Kinerja. Jakarta: Universitas Indonesia.

Umri, Nazmil dan Hidayat, Rahmad. 2011. Kinerja Biaya Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Tehnik Industri.ISSN 1411 – 6340, Vol 1 No 2, Hal. 96-103.

Wibowo, Agus dan Wartini, Sri. 2012. Efisiensi Modal Kerja, Liquiditas Dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI.Jurnal Dinamika Manajemen.ISSN 2086-0668. Vol. 3, No. 1, pp: 49-58

Yahya, Aziah and‘Khalid M. Asraf . 2015. Measuring Efficiency of Telecommunication Customer Service Centres Using Data Envelopment Analysis.Journal of Economics, Business and Management. ISSN 2348-5302. Vol. 2, No. 1, pp. 26-28.

Gambar

Tabel diatas menunjukkan skor efisiensi masing-masing cabang rumah

Referensi

Dokumen terkait

(2016) yang menyatakan bahwa dalam mengatasi rendahnya pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA, model pembelajaran berbasis masalah ( Problem Based Learning) dan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran penyuluh kepada kelompok tani dalam hal pengelolaan budidaya Kakao di Desa Pengkendekan, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu

1. Persepsi guru madrasah ibtidaiyah secara umum dapat diklasifikasikan dalam hal-hal berikut: 1) persepsi tentang pendidikan seks yaitu guru MI telah mempunyai pemahaman

Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan kascing sebagai sumber K pada produk formulasi C memiliki komposisi yang tertinggi dibandingkan dengan pupuk formulasi A dan B.. Hidayati

Bahwa adalah jelas dan tidak dibantah oleh Penggugat, terkait proses restrukturisasi sebagaimana diungkap oleh Pengugat dimaksud faktanya Penggugat tidak teliti dan

Berdasarkan hasil penelitian seleksi bibit kerbau pada agroekosistem dataran tinggi dilakukan dengan cara memilih ternak kerbau yang mempunyai ukuran tubuh di atas sebagai

1) Di Kota Surakarta, transportasi online khususnya ojek online dilarang oleh Pemerintah Kota Surakarta. Kebijakan ini dibuat bukan karena pemkot Surakarta anti

Pada model persediaan terdapat serangkaian kebijakan memonitor tingkat persediaan, menentukan persediaan pengaman, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan