Zulkfikar Siregar: Evaluasi Keambaan, Daya Serap Air, dan Kelarutan dari...
1
Evaluasi Keambaan, Daya Serap Air, dan Kelarutan dari Daun Sawit,
Lumpur Sawit, Bungkil Sawit, dan Kulit Buah Coklat Sebagai Pakan Domba
(T he Evaluat ion of Voluminous, Wat er Regain, and Solubilit y on Palm Oil Leaf , Sludge, Palm Kernel Meal, and Cocoa Pod as Sheep Rat ion)
Zulfikar Siregar*
*)Depar t ment of Ani mal Husbandr y, Facul t y of Agr i cul t ur e, Uni ver si t y of Sumat r a Ut ar a, Medan, 20155
Abst ract : The obj ect i ve of t hi s st udy was t o eval uat e vol umi nous, wat er r egai n, and sol ubi l i t y of pal m oi l l eaf , sl udge, pal m ker nel meal , and cocoa pod. The exper i ment was ar r anged i n t he r andomi zed compl et el y desi gn wi t h 6 t i mes r epl i cat ed. The r esul t of r esear ch showed t hat vol umi nous, wat er r egai n, and sol ubi l i t y ver y si gni f i cant di f f er ent (P< 0. 01) bet ween t r eat ment . The hi ghest of vol umi nous was f ound out on pal m oi l l eaf (3, 85 l / kg) and t he l owest on sl udge (1, 61 l / kg). The hi ghest of wat er r egai n was f ound out on cocoa pod (6, 72) and t he l owest on sl udge (1, 99). The hi ghest of sol ubi l i t y was f ound out on pal m oi l l eaf (7, 99%) and t he l owest on cocoa pod (3, 61%).
Key words: Pal m ker nel meal , r at i on, sheep.
Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keambaan, daya serap air, dan kelarutan dari daun sawit, lumpur sawit, bungkil sawit, dan kulit buah kakao. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dan diulang 6 (enam) kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keambaan, daya serap air, dan kelarutan berbeda sangat nyata (P< 0.01) antarmasing masing perlakuan. Keambaaan tertinggi dicapai pada daun sawit (3,85 l/kg) dan terendah dicapai pada lumpur sawit (1,61 l/kg). Daya serap air tertinggi dicapai pada kulit buah kakao (6,72) dan terendah dicapai pada lumpur sawit (1,99). Kelarutan tertinggi dicapai pada daun sawit (7,99%) dan terendah dicapai pada kulit buah kakao (3,61%).
Kata kunci: Bungkil sawit, pakan, domba.
Pendahuluan
Latar Belakang
Sifat fisik (keambaan, daya serap air, dan kelarutan) sangat erat kaitannya dengan degrabilitas dan fermentabilitas bahan pakan tersebut di dalam rumen (Sutardi, 1995). Keambaan merupakan sifat yang umum dimiliki oleh pakan berserat. Semakin tinggi keambaan suatu bahan pakan semakin tinggi kandungan seratnya. Ternak yang mengkonsumsi ransum dengan keambaan tinggi akan cepat merasa kenyang, sedangkan kebutuhan nutrisinya belum terpenuhi (Siregar, 1995).
Daya serap air adalah kemampuan partikel bahan pakan untuk mengikat air. Hal ini menyebabkan partikel bahan kering tidak terlarut menjadi jenuh, kemudian partikel tersebut mengembang dan akan lebih mudah didegradasi oleh mikroba rumen, sehingga meningkatkan laju pengosongan rumen. Terdapat korelasi positif antara sifat fisik dan komposisi kimia bahan pakan, terutama antara daya serap air partikel pakan dengan fraksi
serat (NDF, ADF, hemiselulosa, dan selulosa). Perbedaan daya mengikat air pada berbagai bahan pakan dapat mempengaruhi volume dan laju aliran digesta dalam rumen (Robertson dan Easwood, 1981).
Kelarutan suatu bahan pakan mempengaruhi kecepatan degradasi bahan pakan tersebut. Bahan pakan yang mudah larut akan lebih mudah didegradasi di dalam rumen. Bahan kering pakan dapat dibedakan menjadi fraksi terlarut dan fraksi tidak terlarut. Fraksi terlarut sebagian besar didegradasi di dalam rumen (Nocek, 1988). Fraksi bahan kering tidak terlarut dapat didegradasi pada kecepatan yang berbeda dan laju pengosongan rumennya tergantung pada sifat fisik dan komposisi kimia dari partikel pakan tersebut (Ramanzin et al., 1994).
Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol.1, No.1, April 2005
kelapa sawit, bungkil kelapa sawit, dan kulit buah kakao perlu dilakukan agar formulasi ransum yang disusun sesuai dengan sifat bahan yang digunakan.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan, penelitian ini bertujuan mengukur keambaan, daya serap air, dan kelarutan dari daun kelapa sawit, lumpur kelapa sawit, bungkil kelapa sawit, dan kulit buah kakao.
Materi dan Metode
Tempat dan Waktu
Penelitian evaluasi sifat fisik bahan pakan ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara selama 2 bulan, sejak 1 Januari 2002 sampai dengan 28 Februari 2002.
Bahan-Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan terdiri
atas daun kelapa sawit, bungkil inti sawit, lumpur sawit, dan kulit buah kakao. Bahan penelitian ini diperoleh dari Kebun Brahrang dan Kebun Tandem PTPN II Sumatera Utara.
Metode Rancangan Percobaan
Penelitian menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diuji 4 jenis bahan ransum dan diulang 6 kali.
Model Matematik:
Yij = μ + αi + εij i = 1,2 …….p j = 1,2……..n
Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i,
ulangan ke-j
μ = nilai tengah umum
αi = pengaruh perlakuan ke-I
εij = galat percobaan pada perlakuan ke-i
ulangan ke-j
Pengukuran
Selama masa percobaan dilakukan pengukuran terhadap peubah keambaan, daya serap air, dan kelarutan.
1. Keambaan
Sebanyak 24 gelas ukur yang masing-masing telah diketahui volumenya digunakan untuk mengukur keambaan. Bahan pakan kering
oven (60oC) yang telah digiling halus
dimasukkan ke dalam gelas ukur, kemudian diukur volume dan ditimbang sampel dari masing-masing perlakuan.
Perhitungan keambaan:
Keambaan (l/kg) = Volume sampel berat sampel
2. Daya Serap Air
Bahan pakan kering oven (60oC) yang
telah digiling halus ditimbang seberat 3 gram
sebanyak 6 sampel dari masing-masing bahan, kemudian dimasukkan ke dalam gelas. Ke dalam gelas ini ditambahkan larutan McDougle sebanyak 30 ml dan diaduk dengan pengaduk (vor t ex) selama 15 menit sampai homogen (merata), kemudian bahan disaring dengan menggunakan kertas whatman nomor 41 yang sudah diketahui berat basahnya dengan dibantu pompa vakum sampai airnya tidak menetes lagi. Setelah itu bahan dan kertas saring ditimbang. Perhitungan daya serap air:
Daya serap air (g/g) = (BB basah + BK basah)- BB awal –BK basah/BB Awal.
Keterangan, BB: Berat Bahan BK: Berat Kertas saring
3. Kelarutan
Bahan pakan kering oven (600C) yang
telah digiling halus ditimbang seberat 3 gram sebanyak 6 sampel dari masing-masing bahan, kemudian direndam dalam larutan McDougle dalam wadah gelas dan diaduk dengan
pengaduk (vor t ex) selama 1 jam. Setelah itu
sampel dimasukkan ke dalam oven bersuhu
39-40oC selama 24 jam. Bersamaan dengan itu
diukur bahan kering (oven 105oC selama 24
jam) dari sampel dan kertas saring. Sampel disaring dengan kertas saring whatman nomor 41 yang telah diketahui bobotnya dibantu dengan pompa vakum sampai airnya tidak menetes lagi. Hasil saringan ditempatkan pada cawan yang telah diketahui bobotnya kemudian
dimasukkan ke dalam oven 1050C untuk
menghitung bahan keringnya.
Per hi t ungan Kel ar ut an
diolah dengan analisis ragam (ANOVA). Untuk melihat perbedaan antarperlakuan dilanjutkan
dengan Uji Jarak Duncan (UJD) pada α 0.05 dan
α 0.01 (Yitnosumarto, 1991).
Zulkfikar Siregar: Evaluasi Keambaan, Daya Serap Air, dan Kelarutan dari...
Hasil dan Pembahasan
Sifat fisik bahan pakan (keambaan, daya serap air, dan kelarutan) disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Sifat Fisik Daun Sawit (DS), Lumpur Sawit (LS), Bungkil Inti Sawit (BIS),
dan Kulit Buah Kakao (KBK)
Nilai keambaan antara daun kelapa sawit, lumpur kelapa sawit, bungkil kelapa sawit, dan kulit buah kakao berbeda satu sama lain (P<0.01). Nilai keambaan tertinggi dicapai pada daun kelapa sawit (3,85 l/kg) dan terendah pada lumpur kelapa sawit (1,61 l/kg). Hal ini dapat diartikan bahwa daun sawit memerlukan volume yang lebih besar dibandingkan dengan bahan ransum lainnya untuk setiap kg bahan ransum tersebut. Keambaan merupakan satu sifat fisik yang dimiliki oleh pakan serat dan ternyata daun kelapa sawit mempunyai kandungan serat kasar yang tinggi dibandingkan dengan lumpur kelapa sawit dan bungkil kelapa sawit.
Daya serap air adalah kemampuan bahan ransum tersebut untuk menyerap air kembali setelah bahan/ransum kering. Nilai daya serap air antara daun kelapa sawit, lumpur kelapa sawit, bungkil kelapa sawit, dan kulit buah kakao berbeda satu sama lain (P<0.01). Daya serap air tertinggi ditemukan pada kulit buah kakao (6,72) dan terendah ditemukan pada lumpur kelapa sawit (1,99). Daya serap air yang rendah pada lumpur kelapa sawit disebabkan oleh karena tingginya kandungan lemak/minyak, sehingga air sulit masuk (meresap) ke dalam bahan tersebut karena permukaan partikel bahan ini diselaputi oleh minyak.
Kelarutan suatu bahan ransum/pakan dapat dijadikan sebagai petunjuk cepat atau lambatnya suatu bahan pakan didegradasi. Kelarutan antara daun kelapa sawit, lumpur kelapa sawit, bungkil kelapa sawit, dan kulit buah kakao berbeda satu sama lain (P<0.01). Kelarutan tertinggi ditemukan pada daun
kelapa sawit (7,99%) dan terendah ditemukan pada kulit buah kakao (3,60%).
Tingginya kelarutan pada daun kelapa sawit berhubungan erat dengan daya serap air yang dimiliki juga cukup tinggi. Hal ini senada dengan yang dilaporkan Ernawati (1995) bahwa kelarutan tertinggi dicapai pada perlakuan rumput raja dan rumput gajah yang sifat fisik dan komposisi kimianya hampir sama dengan daun kelapa sawit. Rendahnya kelarutan yang dicapai pada kulit buah kakao disebabkan karena terjadinya ikatan antara air dan partikel-partikel kulit buah kakao yang membentuk gel (lendir) sehingga partikel kulit buah kakao yang terlarut sedikit.
Kesimpulan
Ada 3 hal yang bisa disimpulkan dari rangkaian penelitian ini. Pertama, nilai keambaan tertinggi dicapai pada daun kelapa sawit (3,85 l/kg) dan terendah pada lumpur kelapa sawit (1,61 l/kg). Kedua, daya serap air tertinggi ditemukan pada kulit buah kakao (6,72) dan terendah ditemukan pada lumpur kelapa sawit (1,99). Dan ketiga, kelarutan tertinggi ditemukan pada daun kelapa sawit (7,99%) dan terendah ditemukan pada kulit buah kakao (3,60%).
Saran
Setiap bahan pakan yang akan dijadikan sebagai penyusun ransum ternak ruminansia, perlu dilakukan evaluasi sifat fisiknya sehingga ransum yang telah terformulasikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh ternak.
Daftar Pustaka
Ernawati. 1995. Pembakuan Tekni k Amoni asi
Pakan Ser at dengan Ur ea Ber dasar kan Si f at Fi si k, Komposi si Ki mi a, dan Fer ment abi l i t asnya (Skr i psi ). Bogor: Insititut Pertanian Bogor. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.
Ramanzin, M. Lucia Bailoni and Giocanni Bittante. 1994. Solubility, water holding capacity, and specipic gravity of different concentrates. J. Dai r y Sci . 77; 774-781
Robertson, J. A. and M. A. Eastwood. 1981. An examination of factors which many affect the water holding capacity od dietary fiber. Br.J. Nut r . 45;83.
Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol.1, No.1, April 2005
4
Siregar, Z. 1995. Pengar uh Enzi m sel ul ase
Dal am Ransum yang Mengandung Bungki l Int i Sawi t Ter hadap Penampi l an Ayam Pedagi ng (Tesis). Malang: Universitas Brawijaya Malang, Program Pascasarjana, Program Studi Ilmu Ternak.
Sutardi T. 1995. Peni ngkat an Pr oduksi t er nak r umi nansi a mel al ui amoni asi pakan ser at ber mut u r endah, def aunasi , dan supl ement asi sumber pr ot ei n t ahan degr adasi dal am r umen. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. DP4M. IPB. Bogor.
Nocek, J. E. 1988. In situ and other methods to estimate ruminal protein and energy digestibility. A Revi ew J. Dai r y Sci. 71: 2051.
Yitnosumarto, S. 1991. Per ancangan Per cobaan