• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN KOMBINASI PELEPAH SAWIT, DAUN SAWIT, LUMPUR SAWIT DAN BUNGKIL INTI SAWIT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR SECARA In-Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN KOMBINASI PELEPAH SAWIT, DAUN SAWIT, LUMPUR SAWIT DAN BUNGKIL INTI SAWIT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR SECARA In-Vitro."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN KOMBINASI PELEPAH SAWIT, DAUN SAWIT, LUMPUR SAWIT DAN BUNGKIL INTI SAWIT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN

KASAR SECARA In-Vitro

SKRIPSI

OLEH :

JEFRI SANDRA VICO 0910611075

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

PEMANFAATAN KOMBINASI PELEPAH SAWIT, DAUN SAWIT, LUMPUR SAWIT DAN BUNGKIL INTI SAWIT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN

KASAR SECARA In-Vitro

Jefri Sandra Vico, dibawah bimbingan

Prof. Dr. Ir Mardiati Zain, MS dan Prof. Dr. Ir. H. Novirman J, M.Sc Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan

Universitas Andalas, Padang 2014

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan kombinasi limbah dan produk sampingan kelapa sawit (pelepah sawit, daun sawit, lumpur sawit dan bungkil inti sawit) terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik dan protein kasar. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ruminansia, menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dimana komposisi A yaitu (20% pelepah sawit, 20% daun sawit, 40% lumpur sawit dan 20% BIS), B yaitu (20% pelepah sawit, 20% daun sawit, 30% lumpur sawit dan 30% BIS), C yaitu (20% pelepah sawit, 20% daun sawit, 20% lumpur sawit dan 40% BIS), D yaitu (20% pelepah sawit, 20% daun sawit, 10% lumpur sawit dan 50% BIS), dengan 4 ulangan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kercernaan bahan kering, bahan organik dan protein kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan kombinasi limbah dan produk sampingan kelapa sawit sebagai sumber bahan pakan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organik (KcBO) dan kecernaan protein kasar (KcPK). Berdasarkan penelitian tersebut, kecernaan tertinggi terdapat pada komposisi D yaitu 20% pelepah sawit, 20% daun sawit, 10% lumpur sawit dan 50% bungkil inti sawit dan kecernaan terendah terdapat pada komposisi A yaitu 20% pelepah sawit, 20% daun sawit, 40% lumpur sawit dan 20% bungkil inti sawit.

(3)

I.PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pakan adalah salah satu faktor yang sangat mendukung pengembangan

ternak ruminansia pada saat sekarang. Penyediaan pakan ternak ruminansia yang

utama adalah mudah didapat, berkualitas baik, tidak bersaing dengan kebutuhan

masyarakat dan tersedia setiap waktu dengan biaya yang cukup murah. Untuk

menghadapi kondisi seperti ini tentu perlu dicari bahan pakan alternatif, seperti

pemanfaatan limbah perkebunan atau produk sampingan industri yang dapat

dijadikan sebagai pakan ternak ruminansia. Kelapa sawit merupakan salah satu

pakan alternatif nonkonvensional yang sangat potensial dijadikan sebagai bahan

pakan ternak karena ketersediaannya cukup banyak.

Luas areal kebun kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2012 mencapai

11,5 juta Ha dan terus meningkat dengan pertambahan luas areal setiap tahun

mencapai 12,64% (Dirjen Perkebunan, 2012). Peningkatan luas dan produksi

kelapa sawit akan meningkatkan produksi limbah/produk sampingan yang

berpotensi sebagai bahan pakan alternatif ternak (Mathius et al., 2004).

Limbah kelapa sawit atau produk sampingan yang tersedia dalam jumlah

yang banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan dasar pakan

ternak ruminansia adalah pelepah sawit, daun sawit, lumpur sawit dan bungkil inti

sawit.

Pohon kelapa sawit dapat menghasilkan 22 pelepah dengan rataan bobot

pelepah per batang mencapai 2,2 kg (setelah dikupas untuk pakan), sehingga

(4)

bahan kering (Diwyanto et al., 2003). Kandungan gizi pelepah sawit terdiri dari

bahan kering (BK) 92,72%, protein kasar (PK) 5,90%, serat kasar (SK) 44,80%,

TDN 29,80% dan lignin yang tinggi 23,61% (Laboratorium Nutrisi Ruminansia

UNAND, 2012), yang memungkinkan digunakan sebagai sumber pakan serat.

Disamping pelepah sawit, daun kelapa sawit yang di panen setiap hari 1-2

helai perpohon, merupakan potensi besar untuk di manfaatkan sebagai pakan

ternak ruminansia (Suryahadi, 1997), daun mempunyai kandungan gizi yaitu

bahan kering (BK) 54,12%, bahan organik (BO) 89,86%, protein kasar (PK)

8,51% dan serat kasar (SK) 28,48%, sedangkan kandungan NDF adalah 59,11%,

ADF 42,87%, selulosa 24,69%, hemiselulosa 16,24%, lignin 12,90% dan silika

4,91% (Syafrido, 2006).

Produk sampingan sawit yang juga basa digunakan sebagai pakan

konsentrat adalah lumpur sawit dan bungkil inti sawit. Lumpur sawit merupakan

hasil ikutan proses ekstraksi pengolahan pabrik minyak sawit. Untuk setiap ton

hasil akhir minyak sawit akan menghasilkan antara 2-3 ton lumpur sawit dalam

bentuk cair (sludge) dan padat hasil dari pengolahan mesin decanter. Sebagai

komponen terbesar dalam bahan ini adalah air 95%, bahan padat 4-5% dan sisa

minyak 0,5-1% (Prayitno dan Darmoko, 1994). Pada tahun 2011 luas areal kelapa

sawit di Indonesia sekitar 8,2 juta hektar (Dirjen Perkebunan, 2012), dimana

setiap ton TBS dapat menghasilkan 250 kg minyak sawit, 294 kg lumpur sawit, 35

kg bungkil kelapa sawit dan 180 kg serat perasan (Mathius, 2005). Kandungan

gizi dari lumpur sawit yaitu bahan kering (BK) 88,20%, protein kasar (PK)

11,10%, serat kasar (SK) 48,6%, lemak kasar (LK) 5,8%, BETN 36,5% dan TDN

(5)

Devendra (1997) mengemukakan bahwa pada pengolahan inti sawit

menghasilkan sekitar 45% minyak inti sawit sebagai hasil utama dan bungkil inti

sawit sekitar 45% sebagai hasil sampingan. Bungkil inti sawit ini sangat cocok

terutama untuk pakan konsentrat ternak ruminansia, namun penggunaannya

sebagai pakan tunggal dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan,

oleh karenanya perlu diberikan secara bersama-sama dengan bahan pakan lainnya

(Mathius, 2005). Kandungan gizi yang terkandung yaitu bahan kering (BK)

91,80%, protein kasar 15,30%, serat kasar 15,00%, abu 5,00%, kalsium 0,20%,

fosfor 0,52% dan TDN 65,40% (Idris et al.,1998).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian yang

berjudul “Pemanfaatan Kombinasi Pelepah Sawit, Daun Sawit, Lumpur Sawit dan Bungkil Inti Sawit Terhadap Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar Secara In-Vitro

1.2.Perumusan Masalah

Permasalahan yang didapat pada penelitian ini yaitu apakah pemanfaatan

kombinasi Pelepah sawit, Daun Sawit, Lumpur Sawit dan Bungkil Inti Sawit bisa

mempengaruhi dari kecernaan bahan kering, bahan organik dan protein kasar ?

1.3.Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan kombinasi

limbah dan produk sampingan kelapa sawit (pelepah sawit, daun sawit, lumpur

sawit dan bungkil inti sawit) terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik dan

(6)

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah agar limbah dan produk sampingan kelapa

sawit dapat dipergunakan untuk bahan pakan ternak ruminansia yang baik dan

dapat dipergunakan dalam beternak oleh masyarakat.

1.5.Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah adanya pengaruh dari pemanfaatan

kombinasi limbah dan produk sampingan kelapa sawit yaitu pelepah sawit 20%,

daun sawit 20%, lumpur sawit 10% dan bungkil inti sawit 50% dengan

mendapatkan kecernaan bahan kering, bahan organik dan protein kasar yang baik

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian besar lainnya (68,78 persen) belum pernah mengikuti pelatihan/kursus/magang. Secara keseluruhan, sifat kewirausahaan pengusaha industri kreatif UMKM di Kota

Rasul menyuruh kita mencintai anak yatim Rasul menyuruh kita mengasihi orang miskin Rasul menyuruh kita mencintai anak yatim Rasul menyuruh kita mengasihi orang miskin Dunia

Dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel tayangan fashion dari internet dengan hasil belajar desain busana karena r hitung

[r]

o Fungsi : mengangkat mandibula untuk merapatkan gigi sewaktu mengunyah... o Ini adalah otot kuadrangularis yang mencakup aspek lateral ramus dan proses koronoideus mandibula. o

In the previous study of cerebellar vermis, patients were found to have a positive correlation between the size of the vermis and the size of the temporal lobe, with both of

Surat Keterangan diberikan kepada peserta Pelatihan yang telah menyelesaikan seluruh atau sebagian mata Pelatihan namun tidak berhasil mencapai kompetensi yang

Pengukuran dilakukan dengan dua cara: (1). Penguburan dalam tanah sampah, dengan interval waktu pengamatan setiap 4 hari untuk melihat perubahan yang terjadi pada sampel film