• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian bagian Mastikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bagian bagian Mastikasi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang mempunyai komponen terdiri dari gigi – geligi, sendi temporomandibula (STM), otot kunyah, dan sistem syaraf. Otot digerakan oleh sistem impuls syaraf karena ada tekanan yang timbul dari gigi bawah berkontak dengan gigi atas sehingga mandibula dapat melaksanakan aktifitas fungsional dari sistem mastikasi. Keharmonisan antara komponen – komponen ini sangat penting dipelihara kesehatan dan kapasitas fungsionalnya.

Pengunyahan merupakan tahap awal dari pencernaan, dimana makanan dihancurkan menjadi partikel-partikel kecil sehingga memudahkan penelanan. Gerakan mengunyah meliputi kegiatan kegiatan otot saraf yang sangat kompleks dan terkoordinasi, yang selain melibatkan gerakan mandibula juga melibatkan gigi geligi dengan kekuatan menggigit yang tepat. Gerakan mandibula pada pengunyahan merupakan kontraksi serangkaian otot yang melekat pada tulang mandibula, dan sifatnya terkoordinasi. Otot-otot wajah, lidah dan bibir juga berperan penting dalam mempertahankan bolus makanan di antara gigi geligi.

Otot-otot membuka mulut (otot depressor) adalah mylohyoid, digastriku, dan pterigoideus lateralis, berfungsi menstabilkan condylus dan menggerakkan kea rah anterior/ posterior selama membuka mulut, menutup dan gerakan protusif. Sedangkan otot-otot menutup mulut (otot elevator) adalah temporalis, masseter dan pterigoideus medialis.

KOMPONEN MASTIKASI

a) Sendi temporomandibular (TMJ)

Temporomandibular Joint (TMJ) merupakan sendi sinovial yang menghubungkan mandibula dengan tulang temporal pada posisi yang tepat. Pada posisi normal kondilus mandibula berada tepat pada fossa glenoidea tulang temporal. Tulang kartilago (articilar disc) merupakan bantalan yang berada diantara kondilus dan fossa glenoidea yang memungkinkan mandibula bergerak tanpa menimbulkan rasa sakit. TMJ didukung oleh beberapa struktur, antara lain struktur tulang, ligamen, muskulus, dan saraf.

(2)

Terdiri dari sebuah bagian cekung pada posterior (glenoid/ fossa mandibula) dan bagian cembung pada anterior (articular eminensia atau tonjolan artikular).

2. Condylus mandibula

Fungsi : penghubung dari kapsul dan lempeng artikular. 3. Capsule of the joint (kapsula artikularis)

4. Articular disc/ meniscus

Merupakan serat kolagen tebal (seperti bantalan), jaringan ikat dan fibroblast. 5. Join cavities (kavitas penghubung)

6. Ligamen-ligamen pendukung

o Ligamentum temporomandibulare lateral

Fungsi : membatasi gerakan mandibula kea rah posterior, mencegah condylus bergerak terlalu jauh ke arah inferior dank e arah posterior serta menyediakan pertahanan untuk mencegah kesalahan dalam penempatan yang terlalu lateral. o Ligamentum sphenomandibulare

o Ligamentum stylomandubulare

Temporomandibular Joint

 Artikulasi ini adalah jenis engsel dimodifikasi sendi sinovial.

 Permukaan artikular adalah:

(1) kepala atau Kondilus dari inferior mandibula dan

(2) tuberkulum artikular dari fosa mandibula bagian skuamosa tulang temporal.

 Sebuah cakram oval artikular fibrokartilaginosa membagi rongga sendi menjadi

kompartemen superior dan inferior. Disk menyatu dengan kapsul artikular sekitar sendi.

 Disk artikular lebih tegas terikat pada mandibula daripada tulang temporal.

Jadi, ketika kepala slide anterior rahang bawah pada tuberkulum artikular seperti mulut dibuka, disc artikular slide anterior terhadap permukaan posterior tuberkulum artikular.

b) Otot-otot Pengunyahan A. Otot masseter

o Saraf : nervus trigerminus divisi mandibulae (N. V3)

(3)

o Ini adalah otot kuadrangularis yang mencakup aspek lateral ramus dan proses koronoideus mandibula.

o Origo: batas inferior dan permukaan medial arkus zygomatic.

o Insersi: permukaan lateral ramus mandibula dan proses koronoideus nya.

o Persarafan: saraf melalui saraf mandibula masseteric yang memasuki permukaan yang mendalam.

o Ini mengangkat dan menjorok mandibula, menutup rahang dan serat dalam retrude itu.

B. Otot temporal

o Saraf : nervi teempirales profundi (N. V3) saraf mandibula o Fungsi : elevasi dan retrusi mandibula

o Ini adalah otot berbentuk kipas yang luas yang mencakup wilayah temporal. o Ini adalah otot pengunyahan yang kuat yang dengan mudah dapat dilihat dan

dirasakan selama penutupan rahang bawah.

o Origo : lantai fosa temporal dan permukaan dalam fasia temporal.

o Insersi: tip dan permukaan medial dari proses koronoideus dan batas anterior ramus mandibula.

o Para temporalis mengangkat mandibula, menutup rahang, dan serat posterior mandibula retrude setelah tonjolan

Gambar . Otot Temporal

C. Otot pterigoid medial

(4)

o Fungsi : untuk membantu mengangkat mandibula, elevasi mandibula dan menutup mulut.

o Ini adalah otot tebal, segiempat yang juga memiliki dua kepala atau asal. o Ini mencakup kepala lebih rendah dari otot pterygoideus lateral.

o Hal ini terletak jauh ke ramus mandibula.

o Origo: dalam kepala-medial permukaan plat pterygoideus lateral dan proses piramida tulang palatine, kepala tuberositas-dangkal rahang.

o Insersi: permukaan medial ramus mandibula, lebih rendah foramen mandibula. o Persarafan: N. mandibula melalui saraf pterygoideus medial.

o Ini membantu untuk mengangkat rahang bawah dan menutup rahang. o Bertindak bersama-sama, mereka membantu untuk menonjol mandibula. o Bertindak saja, menonjol sisi rahang.

o Bertindak secara bergantian, mereka menghasilkan gerak gerinda.

Gambar. Otot pterigoid medial

D. Otot pterigoid lateral

o Saraf : divisi anterior dari n. trigerminus divisi mandibularis.

o Fungsi : untuk menuntun pergerakan posterior disc dan condylus seperti kembali ke posisi sentrik.

o Ini adalah otot, pendek tebal yang memiliki dua kepala atau asal.

o Ini adalah otot berbentuk kerucut dengan puncaknya menunjuk posterior.

o Origo : unggul kepala infratemporal permukaan dan puncak infratemporal sayap yang lebih besar dari tulang sphenoid, kepala rendah-lateral permukaan plat pterygoideus lateral.

o Insersi: leher mandibula, disk artikular, dan kapsul sendi temporomandibular. o Persarafan: saraf melalui saraf mandibula pterygoideus lateral dari batang anterior,

yang masuk itu permukaan dalam.

(5)

o Bertindak sendirian dan secara bergantian, mereka menghasilkan sisi ke sisi gerakan mandibula.

Gambar .Otot pterigoid lateral

Fungsi otot-otot pengunyahan secara umum:

a) Untuk pergerakan dari rahang dan laring b) Protusi mandibular

c) Retrusi mandibular

d) Penyimpangan lateral dari mandibula e) Depresi mandibula

f) Pergerakan laryngeal

E. Otot digastrikus

Otot digastrikus memiliki dua belly yang dihubungkan oleh tendon yang melekat pada tulang hioideus yaitu:

 Posterior belly, berasaldari insura mastoideus pada prosesus mastoideus

medialis tulang temporalis.

 Anterior belly, berasal dari fosa digastrikus bagian bawah dalam mandibula.

Tendon diantara kedua belly. Karena hal tersebut, otot ini memiliki banyak kegunaan tergantung pada tulang yang difiksasi, yaitu

 Ketika mandibula dalam keadaan stabil. Oto digastrikus menaikkan tulang

hioideus

 Ketika tulang hioideus di fiksasi, otot digastrikus membuka mulut dengan

(6)

3. Pengaturan Syaraf Otot Mastikasi

Kegiatan pengunyahan tidak hanya kegiatan pusat pengunyahan yang terletak di formasio retikularis batang otak. Pusat pengunyahan dapat dipengaruhi oleh aferen dari perifer bagian lain, termasuk wajah dan mulut, dan dipengaruhi juga oleh bagian otak lain, misalnya emosi, stress, dan kehendak. Pengunyahan dapat terjadi tanpa rangsang dari perifer, sekali dimulai dapat terus berlangsung tanpa dipengaruhi kemauan. Tetapi kemauan berperan dalam memulai atau menghentikan pengunyahan, yang pengaturannya terletak dalam korteks serebri.

Mekainsme penghantaran impuls berserta jalur persarafan yang secara umum terjadi dimana stimulus yang diterima oleh tubuh akan dihantarkan ke SSP, namun stimulus yang berasal dari wajah dan struktur di dalam rongga mulut tidak dihantarkan ke korda spinalis melalui jalur-jalur spinal. Sebagai gantinya, implus akan dibawa oleh saraf aferen dari sistem trigeminal. Badan sel saraf aferen trigeminal terletak di ganglion gasserian. Impuls yang dibawa oleh saraf aferen akan dihantarkan ke dalam batang otak (kompleks nukleus sensorik trigeminal) untuk bersinapsis dengan antarneuron pada daerah trigeminal spinal tract nucleus. Daerah ini memiliki kesamaan dengan tanduk dorsal dari korda spinalis.

Kompleks nekleus sensorik trigeminal terdiri dari main sensory nucleus (neukleus sensori utama), yang menerima masukan dari neuron aferen yang mempersarafi jaringan pulpa serta periodontal dan trigeminal spinal tract nucleus. Spinal tract nucleus dibagi menjadi 3 bagian yaitu subnukleus oralis, subnukleus interpolaris dan subnukleus kaudalis. Subnukleus kaudalis merupakan daerah di batang otak yang menerima dan mengintegrasikan masukan nosiseptif (nyeri) yang dibawa oleh saraf aferen trigeminal.

REFLEKS PENGUNYAHAN (MASTIKASI)

1. Reflek miotatik atau regang (stretch reflex) 2. Jaw opening reflex

(7)

Gambar Refleks penyunyahan

PROSES MASTIKASI

(8)

konstriktor pharynx sehingga nafas berhenti sejenak. Proses ini sekitar 1 – 2 detik dan tidak dipengaruhi oleh kemauan. Kemudian pada stadium oesophangeal terjadi gelombang peristaltik primer yang merupakan lanjutan dari gelombang peristaltik pharynx dan gelombang peristaltik sekunder yang berasal dari dinding oesophagus sendiri. Proses ini sekitar 5 – 10 detik dan tidak dipengaruhi oleh kemauan. Setelah melalui proses ini makanan siap untuk ditelan.

Mekanisme dalam pengunyahan secara normal dan yang mengalami kelainan sendi temporomandibula pada pasien yang mengunyah satu sisi berbeda. Terlihat perbedaan aktivitas otot-otot pengunyahan pada yang normal dan yang abnormal. Pada dasarnya dapat dilihat dari 3 fase,yaitu fase membuka saat gigi meninggalkan kontak dengan lawannya dan mandibula turun, kedua fase menutup, saat mandibula bergerak kembali ke atas sampai terjadinya kontak pertama antara gigi – geligi bawah dan gigi – geligi atas, dan fase ketiga fase oklusi ,yaitu saat mandibula kembali ke posisi interkupasi maksimal dengan dipandu oleh bergesernya kontak gigi- geligi bawah dan gigi – geligi atas.

Pada keadaan normal pergerakan sendi yaitu gerakan rotasi terjadi pada kondilus dengan permukaan bawah discus à disebut struktur kondilus disckomplek (sendi bawah). Gerakan menggelincir terjadi pada sendi bagian atas antara kondilus disckomplek dengan fosa glenoidalis.

Pada kasus mengunyah dengan satu sisi pada fase membuka mulut terjadi rotasi dimana discus bergerak sedikit ke posterior, kondilus ke anterior m.pterygoideuslateral inferior dan m.pterygoideuslateral superior berkontraksi. Dan terjadi translasi dimana discus beserta kondilus bergerak ke anterior mengikuti guiding line sampai eminentia artikular. Semua ototnya dalam keadaan kontraksi. Pada fase menutup mulut discus artikularis bergerak ke anterior dan kondilus ke posterior untuk mempertahankan kedudukan kondilus agar tetap berada pada zona intermediet, maka m.pterygoideus lateral superior kontraksi dan m.pterygoideus lateral inferior relaksasi.

(9)

Jenis dari pengunyahan pada satu sisi rahang adalah pengunyahan yang menggunakan satu sisi rahang sebelah kanan, dan satu sisi rahang sebelah kiri. Yang masing – masing dalam setiap sisi nya memiliki sepasang sendi rahang baik di sisi sebelah kanan dan sisi sebelah kiri.

Dan dilihat dari struktur dan fungsinya persendian yang terdapat dalam tiap rahang yaitu pada bagian atas, antara fossa glenoid dan eminensia artikularis, dengan permukaan atas diskus artikularis. Pada bagian bawah, yang merupakan bagian kedua antara permukaan bawah diskus artikularis dengan kepala kondil. Dan apabila terjadi penyimpangan seperti mengunyah pada salah satu sisi rahang saja dan berjalan lama maka posisi akhir kondilus kanan dan kiri akan menjadi asimetri yang diikuti oleh diskus artikularnya.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN MASTIKASI

Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Mastikasi

1. Kehilangan Gigi

Gigi merupakan organ manusia yang terpenting. Tanpa gigi, manusia tidak dapat mencerna makanan. Gigi berfungsi untuk mengunyah setiap makanan yang masuk ke dalam mulut untuk diteruskan ke dalam tubuh manusia, tentunya makanan yang sudah halus. Proses ini akan berlangsung mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa.

Manfaat utama gigi adalah untuk mengunyah beraneka ragam makanan yang tekstur dan nilai gizinya berbeda-beda. Dengan terjadinya kehilangan gigi maka menurunlah efisiensi pengunyahan. Kehilangan gigi merupakan penyebab terbanyak menurunnya fungsi mastikasi, karena berhubungan erat dengan masalah karies dan penyakit-penyakit periodontal. Kehilangan gigi tidak selalu memuaskan dengan adanya kompensasi penggantian gigi palsu karena sering menimbulkan perasaan yang kurang nyaman dari pemakai, sehingga fungsi gigi belum dapat sepenuhnya digantikan oleh gigi tiruan ditinjau dari segi efektifitas dan efisiensinya.

(10)

susunan gigi. Jumlah gigi geligi yang tidak lengkap akan menurunkan keefektifan fungsi pengunyahan. Belum lagi soal penurunan selera makan yang pada umumnya banyak menghinggapi mereka yang berusia tua. Gangguan fungsi pengunyahan dapat pula disebabkan karena penurunan fungsi dari lidah, mukosa mulut, otot-otot pengunyah, kelenjar ludah, dan sistem susunan saraf.

Sekalipun dengan gigi palsu berkualitas baik, penderita edentulisme tetap mengalami kesulitan dalam mengunyah makanan yang bertekstur keras atau kenyal. Prevalensi edentulisme di Kanada mencapai 17% pada tahun 1990, dan di Amerika Serikat sekarang prevalensinya mencapai 9,7% pada kelompok usia 18 tahun ke atas. Prevalensi keadaan ini meningkat secara dramatis mengikuti pertambahan usia, dan 33,1% bangsa Amerika yang berusia 65 tahun ke atas menderita edentulisme; prevalensi pada kelompok usia inilah yang paling banyak terserang, dan kelompok usia ini paling banyak menampakkan akibat fisik yang ditimbulkan oleh keadaan tersebut.

Lebih lanjut, kelompok lansia akan menjadi bagian terbesar dari jumlah total populasi dikarenakan terus berkembangnya generasi baby boomer dimana angka kelahiran lebih tinggi daripada angka kematian bayi pada tahun tersebut. Sebagai contoh, pada tahun 1998 Thompson dan Kreisel meramalkan peningkatan populasi tua di Kanada sebesar 36,5% hingga pada tahun 2015. Meskipun peningkatan mutu layanan kesehatan beserta peningkatan dalam hal frekuensi pemanfaatannya belakangan ini telah dapat menurunkan laju pertambahan jumlah edentulisme, bertambahnya jumlah populasi lansia diperkirakan akan dapat meningkatkan kebutuhan akan beragam bentuk layanan kesehatan mulut.

2. Penyakit Dalam Rongga Mulut

Berbagai macam unsur fisik terlibat dalam proses makan khususnya unsur-unsur dalam rongga mulut, bibir, gigi geligi, langit-langit, lidah, dan tenggorokan; sistem saraf dan otak; sistem hormonal/endokrin, dan enzim yang berkaitan dengan penerimaan makanan dan proses metabolisme tubuh.

(11)

1. Adapun kelainan/penyakit pada gigi geligi dan unsur-unsur lain dalam rongga mulut, yaitu :

 Kelainan bawaan

 Labioschizis (bibir sumbing), frenulum lidah pendek, makroglosia, dll

2. Penyakit infeksi

Stomatitis, gingivitis, tonsilitas, dll.

3. Kelainan/Penyakit Neuromuskuler

Paresis/paralisis lidah dan otot-otot sekitar pharynx dan larynx.

4. Penyakit/kelainan non infeksi

a) Penyakit bawaan di luar rongga mulut dan saluran cerna : 5. Penyakit jantung bawaan, Sindroma Down

b) Penyakit Neuromuskuler : Palsi serebral

3. Faktor Psikologis

Selain karena faktor fisik, masalah gangguan fungsi mastikasi juga disebabkan karena proses perkembangan selera dan kemampuan makan yang berkembang sejalan dengan perkembangan organ-organ fisik termasuk sistem pencernaan. Disinilah sering timbul masalah sulit makan yang kerap kali dibarengi dengan gangguan psikologis.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Una Soboļeva, Lija Lauriņa, Anda Slaidiņa. The masticatory system - an overview. Stomatologija, Baltic Dental and Maxillofacial Journal, 7:77-80, 2005

Salzmann, J.A., Principles of Orthodontics, 2nd.Ed. J.B. Lippincott Co., Philadelphia, London, 1950.

Gambar

Gambar . Otot Temporal
Gambar. Otot pterigoid medial
Gambar .Otot pterigoid lateral
Gambar Refleks penyunyahan

Referensi

Dokumen terkait

o Otot ini berbentuk kipas yang luas yang mencakup wilayah temporal. o Merupakan otot pengunyahan yang kuat yang dengan mudah dapat dilihat dan dirasakan selama penutupan rahang

Pada usia ini otot dan saraf di dalam mulut bayi cukup berkembang dan mengunyah, menggigit, menelan makanan dengan baik, mulai tumbuh gigi, suka memasukkan sesuatu ke dalam

Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut mencakup fungsi fisik yang sesuai terkait dengan mengunyah dan menelan berfungsi dengan baik, tidak adanya

Hasil penelitian didapatkan untuk posisi molar tiga mandibula tidak ada beda antara periapikal dengan lateral oblique , kedua teknik dapat digunakan untuk melihat posisi

Aspek organisasi dalam pengendalian internal siklus penjualan mencakup pemisahan fungsi penjualan dengan fungsi kredit dan fungsi akuntansi, pemisahan fungsi

Lesi neuropati radialis sewaktu melilit humerus atau sewaktu berjalan seperfisial pada aspek lateral lengan atas, sering akibat kelamaan menggantung lengan diatas

Gigi molar kedua dan ketiga kiri bawah merupakan sumber infeksi bagi abses leher dalam, karena akarnya meluas ke persimpangan otot milohioid dengan korpus mandibula yang berdekatan

Komponen mastikasi terdiri dari gigi-geligi, sendi rahang, sistem saraf, dan otot-otot kunyah rongga mulut, dengan tahap-tahap yang terjadi yaitu tahap membuka mandibula, tahap menutup