PERAN ORANGTUA TERHADAP PEMELIHARAAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DAN
STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
ANAK KELAS II SD ST. YOSEPH 1
MEDAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
s
OLEH :
MARGARET P. HALIM NIM : 070600071
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi
Bagian Ilmu Kedokteran Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat
Tahun 2011 Margaret P. Halim
Peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.
x + 31 halaman
Masalah utama dalam rongga mulut anak baik di negara maju maupun di negara berkembang adalah karies gigi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004 prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. Penelitian Natalina Hutabarat mendapat ada hubungan peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan mulut anak yaitu rata-rata deft, OHIS dan gingivitis.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran ayah dan ibu dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak, status kesehatan gigi dan mulut anak serta hubungan antara peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan mulut anak pada siswa kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.
indeks deft menurut Klein dan indeks gingivitis menurut Ramfjord. Sedangkan pengumpulan data peran orangtua dilakukan dengan memberikan angket.
Hasil penelitian menunjukkan ayah masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak. Ibu masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak. Rata-rata deft anak adalah 4,20 ± 3,25, OHIS 0,39 ± 0,55 dan gingivitis 0,03 ± 0,06. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara peran orangtua dengan rata-rata deft, OHIS dan gingivitis anak. Peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dapat mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut anak.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 14 November 2011
Pembimbing : Tanda tangan
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 14 November 2011
TIM PENGUJI
KETUA : Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes ANGGOTA : 1. Gema Nazri Yanti, drg.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, serta segala kemudahan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp. Ort, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D., selaku Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Kesehatan Gigi Masyarakat Universitas Sumatera Utara atas segala saran, dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM, selaku dosen pembimbing atas keluangan waktu, saran, bantuan dan dukungan, motivasi serta bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Shaukat Osmani Hasbi, drg., Sp. BM, selaku penasehat akademik yang telah banyak memberikan nasehat serta arahan selama masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
6. R. Situmorang selaku Kepala Sekolah SD St. Yoseph 1 Medan yang telah memberi izin untuk dapat dilakukannya penelitian ini.
7. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menjalani masa pendidikan.
Rasa hormat dan terimakasih yang tiada terhingga penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Ayah Suherman Sugiani dan Ibu Sutjiati Muliate, SE., adik-adik penulis Alvonso Halim dan Zakaria Richard Halim serta seluruh keluarga besar atas segala kasih sayang, doa, bimbingan, semangat, serta dukungan baik moril maupun materil yang selama ini diberikan kepada penulis.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi masyarakat.
Medan, 14 November 2011 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
KATA PENGANTAR ... iv
4.1 Peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak 19 4.2Status kesehatan gigi dan mulut anak ... 23
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Skor debris ... 11
2. Peran orangtua dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut anak ... 20
3. Peran orangtua dalam memelihara kebiasaan makan dan mengemil anak 21
4. Peran orangtua dalam membawa anak ke dokter gigi ... 21
5. Peran orangtua dalam memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak ... 22
6. Kategori peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak 22
7. Status kesehatan gigi dan mulut anak ... 23
8. Hubungan kategori peran orangtua dengan deft anak ... 24
9. Hubungan ketegori peran orangtua dengan OHIS anak ... 24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuesioner peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1 Medan untuk ayah.
2. Kuesioner peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1 Medan untuk ibu.
3. Status Kesehatan.
4. Surat keterangan izin penelitian dan telah melakukan penelitian di SD St. Yoseph 1 Medan.
Fakultas Kedokteran Gigi
Bagian Ilmu Kedokteran Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat
Tahun 2011 Margaret P. Halim
Peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.
x + 31 halaman
Masalah utama dalam rongga mulut anak baik di negara maju maupun di negara berkembang adalah karies gigi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004 prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. Penelitian Natalina Hutabarat mendapat ada hubungan peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan mulut anak yaitu rata-rata deft, OHIS dan gingivitis.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran ayah dan ibu dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak, status kesehatan gigi dan mulut anak serta hubungan antara peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan mulut anak pada siswa kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.
indeks deft menurut Klein dan indeks gingivitis menurut Ramfjord. Sedangkan pengumpulan data peran orangtua dilakukan dengan memberikan angket.
Hasil penelitian menunjukkan ayah masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak. Ibu masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak. Rata-rata deft anak adalah 4,20 ± 3,25, OHIS 0,39 ± 0,55 dan gingivitis 0,03 ± 0,06. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara peran orangtua dengan rata-rata deft, OHIS dan gingivitis anak. Peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dapat mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut anak.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak ahli mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian integral dari kesehatan umum. Walaupun demikian, banyak juga orang yang tidak tahu bahwa rongga mulut adalah organ yang berperan penting bagi kesehatan tubuh. Rongga mulut dikatakan sehat tidak hanya bila mempunyai susunan gigi yang cantik, rapi dan teratur saja tetapi juga bebas dari rasa sakit oro-fasial kronis, kanker, lesi oral, dan penyakit lain atau gangguan yang melibatkan gigi dan mulut. Rongga mulut yang sehat memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif, menikmati berbagai jenis makanan, meningkatkan kualitas hidup, percaya diri dan mempunyai kehidupan sosial yang lebih baik. Sebaliknya, rongga mulut yang tidak sehat dapat berpengaruh pada kehidupan sosial seseorang, keterbatasan fungsi pengunyahan, keterbatasan fungsi bicara, rasa sakit dan terganggunya waktu bekerja atau sekolah.
Mulut bukan sekedar pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh lainnya, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
1
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Di negara-negara maju prevalensi karies gigi terus menurun sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia ada kecenderungan kenaikan prevalensi penyakit tersebut. Data menunjukkan 80% penduduk Indonesia memiliki gigi rusak karena berbagai sebab. Namun yang paling banyak ditemui adalah karies gigi atau gigi berlubang dan periodontal. Data nasional karies gigi usia 12 tahun mencapai 76,62% dengan indeks DMF-T (Decay Missing Filled-Teeth) rata-rata 2,21.1-3 Dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 terdapat 76,2% anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami gigi berlubang. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga 2004, prevalensi karies mencapai 90,05%.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 186 murid di Sekolah Dasar Negeri Kleco II Kecamatan Laweyan Kota Surakarta didapat data murid yang memiliki gigi berlubang 68,3%, sedangkan murid yang giginya tidak berlubang yaitu 31,7%. Pada anak berusia 6-12 tahun, usia sekolah ini, anak masih kurang mengetahui dan mengerti bagaimana cara memelihara kebersihan gigi dan mulut. Anak-anak usia sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Pada usia 6 tahun gigi molar pertama permanen akan erupsi, oleh karena itu perlu diperhatikan benar kesehatan gigi dan mulutnya sebab memiliki pengaruh terhadap gigi-gigi molar yang akan tumbuh kemudian. Keadaan gigi sebelumnya (gigi susu) akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti.
1-3
Masih banyak para orangtua yang beranggapan bahwa gigi susu hanya sementara dan akan diganti oleh gigi tetap sehingga mereka tidak memperhatikan
mengenai kebersihan gigi susu.3 Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak perlu dilakukan sejak dini. Sebelum anak dapat menyikat giginya sendiri, orangtua harus memelihara kebersihan mulut anak dengan membersihkan mulutnya dengan kain dan sikat yang lembut setiap hari.Sejak anak berumur 2 tahun, orangtua dapat mengajari anak untuk menyikat giginya sendiri setelah makan dan sebelum tidur. Anak 2 tahun dapat melihat dan meniru orangtuanya menyikat gigi. Anak akan meniru orangtua memegang sikat gigi dan mencoba untuk menyikat giginya. Orangtua juga sebaiknya memberi pengertian kepada anaknya mengenai pentingnya menyikat gigi. Penting untuk mengajarkan anak cara menyikat gigi yang benar.
Peran orangtua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu, orangtua juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak. Pengetahuan orangtua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orangtua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak.
5
Figur pertama yang dikenal anak begitu lahir adalah ibunya. Perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh sang anak. Dalam suatu penelitian didapatkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap kebersihan gigi anak. Holt RD, dkk. melakukan penelitian tentang efek pendidikan gigi yang diberikan ibu
kepada anaknya di London dan hasilnya mengungkapkan bahwa 69% dari anak-anak yang ibunya memberikan pendidikan kesehatan gigi di rumah memperlihatkan anak bebas karies dibanding anak-anak yang tidak diberikan pendidikan kesehatan gigi oleh ibunya. Data penelitian di Turki menyatakan seorang anak mendapat pengetahuan memelihara kesehatan gigi 66% dari ibu, dengan demikian pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya kelak.
Di Arab Saudi dan Turki, telah dilakukan penelitian tentang peran ayah pada perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan hubungannya dengan status kesehatan gigi anak. Hasil penelitian di Turki mendapatkan persentase ayah berperan dalam memelihara kesehatan gigi anak adalah 12%.
6-8
8,9
Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak. Penelitian akan dilakukan pada orangtua dan anak yang duduk di kelas II SD St. Yoseph 1 Medan, yaitu anak yang berumur 6-7 tahun. Penelitian dilakukan di SD St. Yoseph 1 Medan karena sekolah tersebut berada tidak jauh dari tempat tinggal peneliti dan peneliti merupakan alumni sekolah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka timbul permasalahan yang hendak diteliti : bagaimana peran orangtua dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan status kesehatan gigi dan mulut anaknya?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah, sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana peran ayah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.
2. Mengetahui bagaimana peran ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.
3. Mengetahui status kesehatan gigi dan mulut anak.
4. Mengetahui apakah ada hubungan antara peran orangtua dengan status kesehatan gigi dan mulut anak.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan :
1. Memberikan masukan kepada tenaga-tenaga kesehatan gigi dan mulut untuk melakukan program penyuluhan kepada orangtua tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat dicontoh oleh anak-anaknya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeliharaan kesehatan mempunyai manfaat yang sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Usaha menanggulangi serta memperbaiki kesehatan gigi anak membutuhkan tenaga kesehatan dan peran serta orangtua.2,5
2.1 Peran Orangtua
Kedekatan anak dengan orangtuanya pada beberapa menit pertama dan beberapa jam setelah lahir, secara meyakinkan mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan perilaku anak tersebut. Komunikasi antara anak dan orangtua terbentuk saat orangtua mengendong bayinya dengan lembut dan penuh cinta. Dalam gendongan orangtua, anak merasakan rasa aman seperti yang dirasakannya selama di dalam kandungan.
Pada usia 2 tahun terjadi proses identifikasi yaitu proses mengadopsi sifat, sikap, pandangan orang lain dan dijadikan sifat, sikap dan pandangannya sendiri. Anak akan melakukan segala sesuatu dengan cara menirunya. Orangtua akan menjadi contoh dan panutan untuk ditiru. Tugas sebagai panutan ini akan lebih sulit jika
orangtua mengawalinya dengan cara yang keliru sehingga perlu menghabiskan waktu untuk mengoreksi kesalahan tersebut di saat anak sudah terlanjur terikat dengan perilakunya. Oleh karena itu, pada masa ini perlu ketegasan orangtua untuk membiasakan anak dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Usia ini adalah saat paling baik untuk mulai mengajarkan anak menggunakan sikat gigi.
Orangtua sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ayah mempunyai peran yang besar dalam keluarga yaitu sebagai pencari nafkah bagi keluarga, bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga. Kebutuhan-kebutuhan tersebut bukan hanya kebutuhan materil, namun juga kebutuhan psikologi. Ibu juga mempunyai peran yang besar dalam merawat anak terutama karena ibu lebih banyak menghabiskan waktu bersama anaknya.
5,6
Dalam merawat anaknya orangtua harus memperhatikan pemeliharaan kesehatan anak. Dalam memelihara kesehatan anak, orangtua perlu pengetahuan tentang kesehatan anak sehingga dapat membantunya menghadapi berbagai kemungkinan gejala yang akan timbul pada anaknya.
memeriksa gigi dan mulut anak misalnya melihat adanya gigi yang berlubang, karang gigi, gigi yang goyang, dan pertumbuhan gigi yang tidak normal (gigi tumbuh berlapis, gigi berjejal, dan lainnya).
2.2 Status Kesehatan Gigi Anak
Untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut anak dilakukan pengukuran indeks karies, debris dan gingivitis. Indeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu golongan/kelompok terhadap suatu penyakit gigi tertentu. Ukuran-ukuran ini dapat digunakan untuk mengukur derajat keparahan dari suatu penyakit mulai dari yang ringan sampai berat.
a. Karies
1
Karies adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Untuk terjadinya karies, ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor hospes atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah faktor waktu, dan kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama.
Rerata DMFT adalah jumlah seluruh nilai DMFT dibagi atas jumlah orang yang diperiksa sedangkan rerata deft adalah jumlah seluruh nilai deft dibagi atas jumlah orang yang diperiksa.
b. Debris
1,11
Indeks debris menurut Greene dan Vermillion, dilakukan pemeriksaan pada 6 gigi yaitu gigi 16, 11, 26, 36, 31 dan 46. Pada gigi 16, 11, 26, 31 yang dilihat permukaan bukalnya sedangkan gigi 36 dan 46 permukaan lingualnya. Apabila gigi 11 tidak ada diganti dengan gigi 21 dan sebaliknya. Skor debris diperoleh dengan menjumlahkan skor gigi indeks yang diperiksa dibagi jumlah gigi yang diperiksa.
Tabel 1 : Skor debris
1,11
11
Kode Kriteria
Skor Debris 0 1
2 3
Tidak ada debris/stein
Debris lunak menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi atau adanya stein eksentrik tanpa debris pada daerah tersebut
Debris lunak menutupi lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan gigi
Debris lunak menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi
c. Gingiva
Kriteria untuk penentuan skornya adalah sebagai berikut 1,11 0 : Tidak ada peradangan
:
1 : Gingivitis ringan, perubahan warna, sedikit oedema tetapi tidak meluas mengelilingi gigi
2 : Gingivitis sedang, gingiva berwarna merah, oedema, berkilat, gingivitis meluas mengelilingi gigi
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Rancangan Penelitian
Jenis rancangan ini adalah penelitian cross sectional, yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek. Faktor risiko penelitian ini adalah peran ayah dan ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan yang menjadi efek adalah status kesehatan gigi dan mulut anak.
3.2 Populasi dan Sampel
Subjek penelitian adalah siswa-siswa kelas II SD di SD Santo Yoseph 1 Medan. Kelas II dibagi menjadi empat kelas yang masing-masing terdiri atas ± 45 siswa. Selain siswa, orangtua siswa juga menjadi subjek penelitian. Orangtua siswa diberikan kuesioner untuk mengetahui peran orangtua dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak, sedangkan pada anak dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara langsung. Kriteria sampel adalah kedua orangtua yaitu ayah dan ibu masih ada dan bersedia mengisi kuesioner. Dari jumlah total 177 siswa,kuesioner yang dapat digunakan adalah 167 kuesioner.
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Defenisi Operasional
1. Peran ayah, yaitu mengenai :
a. Ayah ikut serta dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia 2 tahun.
b. Ayah selalu mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang. c. Ayah menyediakan pasta gigi berfluoride bagi anak.
d. Ayah menyediakan sikat gigi yang sesuai ukurannya untuk anak.
e. Ayah memberitahukan anaknya menyikat gigi dilakukan pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur (edukasi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut).
f. Ayah memberitahukan apa yang harus dilakukan anaknya setelah mengonsumsi makanan manis seperti cokelat terutama diluar jam makan.
g. Ayah membiasakan anak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
h. Ayah membawa anaknya ke dokter gigi pertama kali saat anak berusia 2 tahun.
i. Ayah membawa anaknya ke dokter gigi 6 bulan sekali. j. Memeriksa gigi anaknya untuk melihat gigi berlubang. k. Memeriksa gigi anaknya untuk melihat ada karang gigi.
l. Memeriksa gigi anak untuk melihat ada gigi berlapis/gigi yang akan tumbuh atau gigi susu yang sudah goyang.
2. Peran Ibu, yaitu mengenai :
a. Ibu ikut serta dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia 2 tahun.
c. Ibu menyediakan pasta gigi berfluoride bagi anak.
d. Ibu menyediakan sikat gigi yang sesuai ukurannya untuk anak.
e. Ibu memberitahukan anaknya menyikat gigi dilakukan pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur (edukasi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut).
f. Ibu memberitahukan apa yang harus dilakukan anaknya setelah mengonsumsi makanan manis seperti cokelat terutama diluar jam makan.
g. Ibu membiasakan anak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
h. Ibu membawa anaknya ke dokter gigi pertama kali saat anak berusia 2 tahun.
i. Ibu membawa anaknya ke dokter gigi 6 bulan sekali. j. Memeriksa gigi anaknya untuk melihat gigi berlubang. k. Memeriksa gigi anaknya untuk melihat ada karang gigi.
l. Memeriksa gigi anak untuk melihat ada gigi berlapis/gigi yang akan tumbuh atau gigi susu yang sudah goyang.
3. Status kesehatan gigi anak yaitu debris, karies dan gingivitis. a. Skor Debris
Skor debris diperoleh dengan menggunakan indeks debris dari Greene dan Vermillion dengan cara menjumlahkan skor gigi indeks yang diperiksa dibagi jumlah gigi yang diperiksa.
b. Skor Karies
c. Skor Gingivitis
Skor gingivitis diperoleh dengan menggunakan indeks gingiva dari Ramfjord dengan cara menjumlahkan skor gigi indeks yang diperiksa dibagi jumlah gigi yang diperiksa.
3.5 Pengumpulan Data
Pengumpulan data status kesehatan gigi dan mulut anak dilakukan dengan melakukan pemerikaan dalam mulut anak sedangkan pengumpulan data peran orangtua dilakukan dengan memberikan angket setelah dilakukan pemeriksaan pada anak dan dikumpulkan dua hari kemudian.
Pengambilan data status kesehatan gigi anak dilakukan di sekolah pada ruang yang telah disediakan pihak sekolah dengan kursi yang menghadap jendela. Setiap sepuluh anak sesuai dengan absensi dipanggil dari kelasnya dan dikumpulkan dari ruang pemeriksaan. Pemeriksaan debris dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan sonde dengan indeks debris dari Greene dan Vermillion, pemeriksaan karies dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan sonde dengan indeks deft menurut Klein, sedangkan pemeriksaan gingivitis dilakukan dengan mengunakan kaca mulut dan prob dengan indeks gingivitis menurut Ramfjord. Penerangan memakai sinar matahari melaui jendela. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir yang tersedia.
memeriksa dua anak secara bergantian untuk menyamakan persepsi agar hasil yang diperoleh lebih baik.
3.6 Pengolahan Data
Semua hasil pengisian kuesioner diperiksa apakah semua sudah dijawab dan diedit. Kemudian, data diolah menggunakan program Statistical Package of the
Social Sciences (SPSS) dan Chi Square, pada taraf pemaknaan 5% dengan kriteria
jika p>0,05 dinyatakan tidak ada hubungan antara peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dengan status kesehatan gigi dan mulut anak. Sebaliknya jika p<0,05 dinyatakan ada hubungan antara peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dengan status kesehatan gigi dan mulut anak.
3.7 Analisis Data
a. Dilakukan perhitungan kategori peran ayah terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak, dengan kategori :
1. ≥80% peran ayah baik : menjawab benar 11-13 pertanyaan kuesioner 2. 60-79% peran ayah cukup : menjawab benar 8-10 pertanyaan kuesioner. 3. ≤ 59% peran ayah kurang : menjawab benar 0-7 pertanyaan kuesioner b. Dilakukan perhitungan kategori peran ibu terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak, dengan kategori :
c. Dilakukan perhitungan status kesehatan gigi dan mulut anak : 1. Rata-rata skor defris berdasarkan kategori peran ayah dan ibu 2. Rata-rata skor deft berdasarkan kategori peran ayah dan ibu 3. Rata-rata skor gingiva berdasarkan kategori peran ayah dan ibu
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1Peran Orangtua Dalam Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut
Anak
Ibu yang mulai mengajari anak menyikat gigi di usia 2 tahun yaitu 53,29% dan persentase ayah rendah yaitu 46,71%. Ibu yang selalu mengawasi anak menyikat gigi persentasenya lebih tinggi dibanding ayah, persentase ibu 81,44% dan ayah 70,06%. Didapatkan sebanyak 87,43% ibu menyediakan pasta gigi yang mengandung fluor untuk anak sedangkan ayah 65,27%. Ibu yang menyediakan sikat gigi dengan ukuran anak-anak persentasenya sangat tinggi yaitu 97,01% dan ayah lebih rendah yaitu 61,08%. Sebanyak 59,28% ibu memberitahukan anak waktu menyikat gigi adalah sesudah sarapan dan sebelum tidur malam dan ayah persentasenya lebih rendah yaitu 56,29% (Tabel 2).
Persentase ibu yang memberitahukan agar anak berkumur setelah mengonsumsi makanan manis seperti coklat terutama diluar jam makan yaitu 85,03% dan persentase ayah rendah yaitu 59,28%. Persentase ibu yang membiasakan anak mengonsumsi sayur dan buah-buahan tinggi yaitu 96,41% dan ayah juga tinggi yaitu 88,02% (Tabel 3).
memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak rendah yaitu 24,55% dan ayah juga rendah yaitu 20,36% (Tabel 4).
Persentase ibu dan ayah yang memeriksa gigi anak 1 bulan sekali rendah yaitu 20,96% dan 19,16%. Persentase peran orangtua (ayah dan ibu) dalam memeriksa adanya gigi berlubang sangat rendah yaitu 13,77%. Ibu yang memeriksa adanya karang gigi 10,18% dan ayah 8,98%. Ibu yang memeriksa adanya gigi berlapis/ gigi yang akan tumbuh atau gigi susu yang sudah goyang 7,19% dan ayah 5,99% (Tabel.5).
Tabel 2. PERAN ORANGTUA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK (N=167)
Peran Orangtua Dalam Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak
Ibu Ayah
Jumlah Jumlah
(%) (%)
Mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia 2 (dua) tahun
Ya 89 78
(53,29) (46,71)
Tidak 78 89
(46,71) (53,29)
Mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang
Ya 136 117
Menyediakan sikat gigi yang sesuai ukurannya untuk anak
Ya 162 102
(97,01) (61,08)
Tidak 5 65
(2,99) (38,92)
Memberitahukan anak menyikat gigi dilakukan pagi sesudah sarapan
dan malam sebelum tidur
Ya 99 94
(59,28) (56,29)
Tidak 68 73
Tabel 3. PERAN ORANGTUA DALAM MEMELIHARA KEBIASAAN MAKAN DAN MENGEMIL ANAK (N=167)
Peran Orangtua Dalam Memelihara Kebiasaan Makan dan Mengemil Anak
Ibu Ayah
Jumlah Jumlah
(%) (%)
Memberitahukan anak untuk berkumur setelah
mengonsumsi makanan manis seperti coklat terutama di
luar jam makan
Ya 142 99
(85,03) (59,28)
Tidak 25 68
(14,97) (40,72)
Membiasakan anak mengonsumsi sayuran dan
buah-buahan
Ya 161 147
(96,41) (88,02)
Tidak 6 20
(3,59) (11,98)
Tabel 4. PERAN ORANGTUA DALAM MEMBAWA ANAK KE DOKTER GIGI (N=167)
Peran Orangtua Dalam Membawa Anak ke Dokter Gigi
Ibu Ayah
Jumlah Jumlah
(%) (%)
Membawa anak ke dokter gigi pertama kali saat anak berusia 2
Tabel 5. PERAN ORANGTUA DALAM MEMERIKSA KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK (N=167)
Peran Orangtua Dalam Memeriksa Kesehatan Gigi dan Mulut Anak
Ibu Ayah
Jumlah Jumlah
(%) (%)
Memeriksa gigi anak untuk melihat ada gig berlapis/gigi yang
akan tumbuh atau gigi susu yang sudah goyang
Ya 12 10
(7,19) (5,99)
Tidak 155 157
(92,81) (94,01)
Tabel 6. KATEGORI PERAN ORANGTUA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK (N=167)
Kategori Peran Orangtua Jumlah Persentase (%)
4.2 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak
Pada penelitian ini, didapat rata-rata deft anak adalah 4.20 ± 3.25, OHIS 0.39 ± 0.55 dan gingivitis 0.03 ± 0.06 (Tabel 7).
Tabel 7. STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK (N=167)
Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Rata-rata ± SD
Deft 4,20 ± 3,25
OHIS 0,39 ± 0,55
Gingivitis 0,03 ± 0,06
4.3 Hubungan Kategori Peran Orangtua Dengan Status Kesehatan Gigi
dan Mulut Anak
Tabel 8. HUBUNGAN KATEGORI PERAN ORANGTUA DENGAN DEFT
Rata-rata OHIS anak meningkat dengan bertambah jeleknya peran orangtua baik pada ibu dan ayah dan secara statistik ada perbedaan kemaknaan p=0,001 dan p=0,007 (Tabel 9).
Tabel 9. HUBUNGAN KATEGORI PERAN ORANGTUA DENGAN OHIS ANAK
Rata-rata gingivitis anak bertambah naik dengan bertambah jeleknya peran ibu maupun ayah dan secara statistik ada perbedaan kemaknaan p=0,045 (Tabel 10).
Tabel 10. HUBUNGAN KATEGORI PERAN ORANGTUA DENGAN GINGIVITIS ANAK
Kategori Peran Orangtua
Gingivitis
N p
(Rata-rata ± SD)
Peran Ibu
Baik 0,00 ± 0,00 9
0,045
Cukup 0,01 ± 0,04 17
Kurang 0,03 ± 0,06 141
Peran Ayah
Baik 0,00 ± 0,00 5
0,045
Cukup 0,01 ± 0,03 21
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini didapat masih banyak orangtua (ayah dan ibu) yang perannya dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak masih rendah yaitu dalam hal mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi pada anak, menemani anak ke dokter gigi pertama kali saat anak berusia 2 tahun, membawa anak ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk memeriksa kesehatan gigi, memeriksa gigi anak 1 bulan sekali, melihat adanya gigi berlubang, karang gigi, dan gigi berlapis/gigi yang akan tumbuh atau gigi susu yang sudah goyang. Latarbelakang pengetahuan orangtua tentang kesehatan gigi dan mulut anak yang rendah dapat menjadi sebab rendahnya peran orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.
Hasil penelitian ini menunjukkan ibu lebih besar peranannya dibandingkan ayah dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak sebab anak-anak mempunyai hubungan yang dekat dengan orangtua terutama ibu. Menurut Maulani, dkk ibu sangat berperan dalam mewujudkan dan mengembangkan kesehatan secara umum dan kesehatan gigi khususnya, hal ini mendukung hasil penelitian dimana ibu lebih berperan dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dibanding ayah dan sama dengan penelitian di Turki yang mendapatkan persentase peran ayah dalam memelihara kesehatan gigi anak rendah yaitu 12%.
Hasil penelitian ini mendapatkan rata-rata deft anak adalah 4,20 ± 3,25, OHIS 0,39 ± 0,55 dan gingivitis 0,03 ± 0,06. Hasil penelitian ini lebih rendah dibanding dengan hasil penelitian M. Mitra yaitu didapat rata-rata deft anak usia 6-7 tahun adalah 7,02 ± 3,75, OHIS 1,48 ± 0,54 dan gingivitis 0,88 ± 0,63. Hal ini dapat terjadi karena ada perbedaan sekolah yang diteliti yaitu SD di kota Medan dan SD di desa Ujung Rambung kecamatn Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Pendidikan dan sosial ekonomi orangtua dapat juga menjadi penyebab bedanya kedua hasil penelitian ini.
9,13,14
Hasil penelitian ini mendapatkan ada hubungan antara peran orangtua dengan rata-rata deft, OHIS dan gingivitis anak, hal ini sesuai dengan penelitian Natalina Hutabarat di Medan yaitu ada hubungan peran orangtua dengan rata-rata deft, OHIS dan gingivitis anak. Menurut Green dan Hurlock, orangtua mempunyai peran terhadap perubahan perilaku anak dalam memelihara kesehatannya, termasuk memelihara kesehatan gigi. Orangtua mempunyai peran yang sangat penting dalam perawatan gigi anaknya misalnya mengajari anak merawat gigi, mengawasi
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Peran ayah masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak.
2. Peran ibu masih kurang berperan dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak usia 2 tahun, memberitahukan waktu menyikat gigi, membawa anak ke dokter gigi dan memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, namun sudah baik dalam mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak dan dalam memelihara kebiasaan makan anak.
3. Status kesehatan gigi dan mulut anak: a. Rata-rata deft anak adalah 4,20. b. Rata-rata OHIS anak adalah 0,39. c. Rata-rata gingivitis anak adalah 0,03.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk tenaga kesehatan gigi dan mulut anak
Untuk meningkatkan pengetahuan orangtua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak sebaiknya tenaga kesehatan gigi dan mulut dalam rangka program Puskesmas dan UKGS melakukan penyuluhan kepada orangtua tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.
2. Untuk orangtua
Orangtua masih perlu meningkatkan perannya dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak terutama dalam mengajari anak cara menyikat gigi sejak anak berusia 2 tahun, memberitahukan menyikat gigi dilakukan pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, membawa anak ke dokter gigi secara teratur yaitu 2 kali setahun atau enam bulan sekali dan dalam memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak, sebab peran orangtua yang baik akan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak.
3. Untuk pihak sekolah (kepala sekolah dan guru)
DAFTAR PUSTAKA
1. Sondang P, Harmada T. Menuju gigi dan mulut sehat, pencegahan dan
pemeliharaan, 1st ed Medan: USU Press, 2008: 1-34.
2. Anonim. Hubungan tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi dan mulut
dengan kejadian karies gigi
3. Riyanti E. Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini.
4. Kawuryan U. Hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan
kejadian karies gigi anak SDN Kleco II kelas V dan VI Kecamtan Laweyan
Surakarta. Skripsi. Surakarta : Keperawatan Universitas Muhammadiyah, 2008:
1-4.
5. Gupte S. Panduan perawatan anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor, 2004: 165-84.
6. Widiati T. Perilaku ibu menentukan kesehatan gigi anak.
7. Prasetyo RA, Setijanto RD, Hapsoro A. Hubungan antara tingkat pendidikan
dan pengetahuan ibu dengan gambaran kebersihan gigi. Majalah Kedokteran
Gigi 2000; 651: 140-1.
8. Bekiroglu N, Tanboga I, Altinok B, Kargul B. Oral helath care behavior in a
9. Anonim. Saudi fathers knowledge and attitude toward oral health behavior.
10. Boedihardjo. Pemeliharaan kesehatan gigi keluarga. Surabaya: Airlangga University Press, 1985: 30-31.
11. Dalimunthe SH. Periodonsia. Medan: Bagian Periodonsia FKG USU, 2001. 12. Mitra M. Hubungan status karies dan gingivitis dengan oral higiene pada anak
usia 6-12 tahun di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Bedagai. Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara, 2010. 13.
14. Hutabarat N. Peran petugas kesehatan, guru dan orangtua dalam pelaksanaan
UKGS dengan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut murid sekolah
dasar di kota Medan tahun 2009. Tesis. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara, 2009.
Sariningrum, Eviyanti. Hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap
orangtua tentang kebersihan gigi dan mulut pada anak balita usia 3-5 tahun
dengan tingkat kejadian karies di Paud Jatipurno. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Kedokteran GIgi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009.
15. Tarigan R. Karies gigi. Jakarta: Hipokrates, 1995: 1.
16. Suwelo IS. Karies gigi pada anak dengan pelbagai faktor etiologi. Jakarta: EGC, 1992: 21-7.
Lampiran 1
Angket Penelitian “Peran Orangtua Terhadap Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan Mulut Anak dan Status Kesehatan Gigi dan
Mulut Anak Kelas II
SD St. Yoseph 1 Medan”
No Kartu.
Nama Anak : Umur Anak : Nama Ayah :
Mohon kesediaan Bapak untuk mengisi angket ini dan izin untuk melihat keadaan gigi dan mulut anak. Pengisian angket ini tidak dapat digantikan oleh orang lain. 1
1. Apakah Bapak mengajari anak menyikat gigi? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, sejak usia anak berapa tahun ...
2. Apakah Bapak selalu mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah Bapak menyediakan pasta gigi untuk anak Anda? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, apakah pasta gigi mengandung fluoride? a. Ya
b. Tidak c. Tidak tahu
Formulir isian ini hanya dapat diisi oleh
Ayah
dari murid.
1
2
4. Apakah Bapak menyediakan sikat gigi untuk anak Anda? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, ukuran sikat gigi yang disediakan adalah a. Sikat gigi anak-anak
b. Sikat gigi dewasa
5. Apakah Bapak memberitahukan kepada anak waktu-waktu menyikat gigi dalam sehari?
a. Ya b. Tidak
Bila ya, kapan saja waktu sikat gigi tersebut? ...
6. Apakah Bapak memberitahukan apa yang harus dilakukan anak setelah mengonsumsi makanan manis seperti coklat terutama diluar jam makan? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, apa yang harus dilakukan anak?
...
7. Apakah Bapak membiasakan anak mengonsumsi sayur dan buah-buahan?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah Bapak membawa anak ke dokter gigi pertama kali? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, usia berapa anak dibawa pertama kali? ...
9. Apakah Bapak membawa anak ke dokter gigi untuk memeriksa kesehatan gigi dan mulutnya?
a. Ya b. Tidak
10.Apakah Bapak memeriksa gigi anak satu bulan sekali? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, tuliskan tujuan apa memeriksa gigi anak : 1. ...
2. ... 3. ...
Terimakasih atas kesediaan Bapak untuk mengisi kuesioner ini.
10
11
12
Lampiran 2
Angket Penelitian “Peran Orangtua Terhadap Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan Mulut Anak dan Status Kesehatan Gigi dan
Mulut Anak Kelas II
Mohon kesediaan Ibu untuk mengisi angket ini dan izin untuk melihat keadaan gigi dan mulut anak. Pengisian angket ini tidak dapat digantikan oleh orang lain.
1
1. Apakah Ibu mengajari anak menyikat gigi? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, sejak usia anak berapa tahun ...
2. Apakah Ibu selalu mengawasi anak menyikat gigi sampai sekarang?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah Ibu menyediakan pasta gigi untuk anak Anda? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, apakah pasta gigi mengandung fluoride? a. Ya
b. Tidak c. Tidak tahu
Formulir isian ini hanya dapat diisi oleh
Ibu
dari murid.
1
2
4. Apakah Ibu menyediakan sikat gigi untuk anak Anda? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, ukuran sikat gigi yang disediakan adalah a. Sikat gigi anak-anak
b. Sikat gigi dewasa
5. Apakah Ibu memberitahukan kepada anak waktu-waktu menyikat gigi dalam sehari?
a. Ya b. Tidak
Bila ya, kapan saja waktu sikat gigi tersebut? ...
6. Apakah Ibu memberitahukan apa yang harus dilakukan anak setelah mengonsumsi makanan manis seperti coklat terutama diluar jam makan? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, apa yang harus dilakukan anak?
...
7. Apakah Ibu membiasakan anak mengonsumsi sayur dan buah-buahan? a. Ya
b. Tidak
8. Apakah Ibu membawa anak ke dokter gigi pertama kali? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, usia berapa anak dibawa pertama kali? ...
9. Apakah Ibu membawa anak ke dokter gigi untuk memeriksa kesehatan gigi dan mulutnya?
a. Ya b. Tidak
10.Apakah Ibu memeriksa gigi anak satu bulan sekali? a. Ya
b. Tidak
Bila ya, tuliskan tujuan apa memeriksa gigi anak : 1. ...
2. ... 3. ...
Terimakasih atas kesediaan Ibu untuk mengisi kuesioner ini.
10
11
12
Lampiran 3
Pengukuran Status Kesehatan
Gigi dan Mulut Anak
Kelas II SD St.Yoseph 1 Medan
No.Kartu:Kode Kriteria
Skor
Tidak ada debris/stein Debris lunak menutupi tidak lebih dari 1/3
permukaan gigi atau adanya stein eksentrik tanpa debris pada daerah tersebut Debris lunak menutupi lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan gigi Debris lunak menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi
2. Skor Karies
3. Skor Gingivitis
16 21 24
44 41 36
Kriteria untuk penentuan skornya adalah sebagai berikut : 0 : Tidak ada peradangan
1 : Gingivitis ringan, tetapi tidak meluas mengelilingi gigi 2 : Gingivitis sedang, gingivitis meluas mengelilingi gigi
3 :Gingivitis parah, ditandai dengan kemerahan, kemungkinan telah ada perdarahan spontan dan ulserasi.
Skor gingivitis = =
2 3
Lampiran 6
Frequencies Frequency Table
i1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 63 37.7 37.7 37.7
Ya 104 62.3 62.3 100.0
i6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 130 77.8 77.8 77.8
Ya 37 22.2 22.2 100.0
i11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 50 29.9 29.9 29.9
Ya 117 70.1 70.1 100.0
a3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 18 10.8 10.8 10.8
Ya 149 89.2 89.2 100.0
a8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 152 91.0 91.0 91.0
Ya 15 9.0 9.0 100.0
a13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Peran Ayah * Kt Debris
Linear-by-Linear Association 9.073 1 .003
N of Valid Cases 167
Peran Ayah * Kt Karies
Linear-by-Linear Association 22.271 1 .000
N of Valid Cases 167
Peran Ayah * Kt Gingivitis
Linear-by-Linear Association 5.460 1 .019
N of Valid Cases 167
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .84.
Crosstabs
Linear-by-Linear Association 12.600 1 .000
N of Valid Cases 167
Peran Ibu * Kt Karies
Linear-by-Linear Association 24.833 1 .000
N of Valid Cases 167
Peran Ibu * Kt Gingivitis
Linear-by-Linear Association 5.371 1 .020
N of Valid Cases 167
Descriptives Deft
Peran_Ibu_Kurang 141 .00 10.00 4.7021 3.21546
Valid N (listwise) 141
Peran_Ayah_Kurang 141 .00 10.00 4.7021 3.21546