KETAHAPIAN PAWGAN
DAN
KEBIASAAN
MAKAPI
RUMAHTAUGGA PADA MASYAMKAT Y A W
TIMGGAL
DI
DAERAH SEKXTAR LAHAN GAMBUT
KALIMANTAN
TENGAH
PROGRAM PASCASARJAWA
IMSTITUT PERTANIAN
BUGOR
ABSTUAK
EMMY
U f HANYA AMTANG. Ketahanan Pangan dan Kebsaan Maitan Rumah- tangga pada Masyarakatyang
tinggal di DaerahSekir k h a n
Gambut KalirnantanTengah. Dibimbing oleh
CURA
M.
KUSHARTO dan HARTUYO.Ketahanan
pangan
masih menjad masafafi di Kalirnantan Tengah; walaupunrata-rata
ketepsecliaansnergi masih
lebih b s a r daripadaangka
kecukupan energi p n gdianjuhn,
M i r 29 p e m n ketewiaan b r a s rnasih disuplaidari
luar Kalimantan Tengah. Salah &u penyeba b rendahnya pduksi b r a s KalirnanQn Tengah adahh lahan garntsut yang memiliiti tingkat kesuburan yang relatif rendah, Tujuan pnsliian ini adatah untuk mengidentifritasi kebiasaan makm dan irdahanan pangan tumahtangga masyam@ Dayak, Jawa, dan Bli yang tinggal di sekitar lahan gambut; msnganalisis faktor-faktor yang msrnpmgaruhi tingktat ketaharsan pangan nrrnahtangga;dan
mengandisis huubungan antara M u s gizianak
bewsia di -ahlima
tahun
dengan
ketahanan pangan nrrnahtangga.Penditian ini rnsnrpaican survei cross-sectiond yang dilaksanakan pada tiga lukasi, yaitu: Desa Bukit Rawi
untuk,
rnasyaralrat Dayak,DEW
E3asarang Jaya untuitrnasyarakat
Bali, dan Kefura han Kalampangan untuir rnasyarakat Jawa. Contoh pnaltiianadahh nrmahtangga
petani yang mempunyai anak b r u s h dibawah
tima tahun. Total contatr psnditian 103 nrmahtangga,yang
tardifi dari 31 rumahtanggaDayak,
35 rumaManggs Jawa, dan 37 nlmahtangga Bali. Wawanara dengan kuisianer difakukm
ierbadap
kepala
dan ibu rurnahtangga. Pcansntuan rurnahtangga tahttn pangan menggunakan ctrt-uff 70 persen kecukupan energi nrrnahtangga. Analisis fakkor-faktor yang mempenganrhi ketahanan pangan ntrnahtangga dilakukan dengan menggunairan regresi bgistik, dan untuk menganalisis fiubungan antara status gki anak berusia di bawatr lima tahun dangan kehhanan pangan rurnahtangga dihkukan dengan rnenggunakan regresi linear kfganda.Rurnahtangga
cantah
mernifiki rumahtangga k d fdsngan
dua anak, befpsndiikan mlatif rendah, dan pendapatan relatifrendah
dmgan rata-rata pendapatanRp.
600.000,OU; sumber pencdapatan brasal dari usaha pcarhnian.RumaMangga
Jawa s e m r 40 persen pndapatankrasal
di luar usahatani.
Hasil penslitian rnenunjukiran
sakitar
35 persen dad total rurnaMangga cantoh mengabmi rnasalah ketidaktahanan pangan. Proparsi mmaMangga Jaw8 yang mengalami tidakfahan
pangan (51,4 %) lebih b a r daripsda rurnahtangga Dayak(35,s %) dan Bali f18,9 %). Kemungkhan rumahlangga
mengalami
tatran pangansignifiiran (p<Q,QS) dipengawk aleb b e a r nrmatrtangga, pendapatan rurnahtangga, dan dummy vaflakl untuk rumafitangga Bali; rurnahtangga dengan jumkfi anggota nrmahtangga lsbih
ksar
dan pndapatan yang lebih rendah, khususnya bukan dsfi furnahtanggs Bali mempakan rurnafihngga yang rawan dan memiliki piuang yang lebih W a ru n W k
tidak tahan pangan. Pola konsumsi pangan pokoic rumahtanggaDayair
dan jawa sxdabh bras, rfan rumahtangga Bdi adalah carnpuran b r a s-
singkong. Rumshtangga Dayak lebih banyakmengkmsuntsi
jsnispangan
lakal dibandingkan nrrnahtangga Jawa dan Bali; jsnis pangan lakal yang biasrtnyer dikonsurnsi ofeh rumamngga aclalah puhing , safuang, pantik,bauung,
tapah, pa&%, sepat, gabus,bet&, fambakan, lais,
bajey, kdakai, tenrng asam, !ampiflak, umBtrfABSTRACT
EMMY UTHANYA ANTANG. Household Food Secufity and Faad Habits among Communities Live Sumunding Peatland Areas
at
Central kalimsntan. Under the dimion of CtARA M. UUSHARTO and HARTOYO.Hausebld food insecurity is still a major grubbrn in
Central
Kalimantan. Atthoughthe
average of thesuppfy
of calorie is higher than the average ofenergy
afbwana, but still a b u t 29 p t s m tof
rice irnpumd from the amas oufside Central Kalimantan, It is indi-ed that food security, prticutarly ai household level might still tsecome a problem. The study was intended to identrfy hauseholds' foods ~ u m t y
kvel and foacf h a b i of the communities live
at
sumunding peatland areas and to analyze sew4 factarsaffecting
the households' food security level; and the relatian M e e n under-five children n w m n status andhousehold
foodseam.
Design of study was cross-sectional survey and cavered of three
villages,
i-e., BuKt Rawi, Basamng Jaya, and Ularnpangan village. Subjects were farmer's hausehdds who have an under-five child and were selected randomly. Subjects representthree
different ethnic groups, i.s., Dayak tribe (Bukit Rawi), Balinese (Basarang), and Javanese (Kalampangan), Total subjectswere
103 households (31 Dayak tribe, 37 Baliness, and 35 Javanese). Structured Interview was condudd at eacb s u b j e s ham, A cuf-off paint 70 percentof
energy allowance was used as an indicatorof
hauwhald fwdsacunty,
Logisti= regmssion analysis was employedto
predict the factors Meding the househoH food security, and multiple regression to analyze refatian b e e n under-five children nutrition status and household foodSQ?CUITty.
S e W & subjects are character&&
try
young tarnlieswith
two
children, befang to families withless
educated (50% of household headw m
graduated from junior high dioof), and havelower
incame (the average of monthly income is aboutRg. 600,000.00). The s o u m of income is cume from an-farm activities, Javansw
hausetrolds are mare rely an M-farm activities. About 40 p m f Of their income is c o r n from off-farm activities.
The
study
found that abut 35 percent of total households faced with "fwd insecurity" problem. The proportion of Javanese hausehulds with fwd insecure (51.4 %) Is higher than Dayak Tdbe (35.5 %) and Bsalifiese (18.9 %). The probabilityof
the Rousehofd being in foodsecurity
is influenced significantly (p<O.Q5) by the household size, hausehald income, and dummy variable for Bafinese (positive influenoel.Furthermore,
the finding i n d i e that hauseholds withgreater
household members and kss household i n m e , psrticularty WM ehnkbackground
other
than Baliness tend tobe
considered as vulnerable groups and have a greafef likelihood far k i n g food insecure. Staple foodconsumption
patternof
Dayak tribe and Javanese househdds is rice, whereas Balinese ismixed
ricecassava. Dayak mmunities consumed mare indigenous f w das
cornpard toJavanese
andBalinsss.
Types d indigenous food that were usually consumed by the communities, i.e.,puhing
,saIudng, pant&,
baung, tapah, patin, sepaf, gabus, Betok,tambakan,
lais,bajey' kalakai,
ternfigasam,
lilmpi~ak,urnbut
mtan,
urnbutkeiapa,
S U M T
PERNYATAAN
Says rnsnyatakan cbngan wbenar-benarnya h h w a
wgah
pernyataan dahm ksis sayayang
krjudul:Ketahanan Pangan
dan
Kebhaan Morkan Rumalxtanggapada
Masyaraket yang Tinggall di Daafah Sekitar L a h n Gambut bllman%an TengahMewpaitan gagasan atau hasil pnefltian tesis saya wndiri, dengan pembimbingan )<ornisi Pembimbing, Irmati yang
dengan
jelas ditunjukkan rujukannya.Tasis
ini M u m pernah diajukan untuk memperoleh gdar gada program sejsnis di pergunran tinggi lainnya.Sernus
data dan infarmasi yang diigunakan tebh dinyatakan m r a jelssdan dam
diperiksa kbensrannya.
KETAHANAN
PANGAN
DAN
KEBWSBAPI
MAKAN
RUMAHTANGEA PADA MASYARAKAT
YANG TtNGGAL,
Di 0AERAt.t SEKtTAR LAHAN
GAMBUT
KALIMANTAW TEPIGAH
EMMY UTHANYA ANTAPIG
Tesis
Sebagai s a b h satu syarat untuk mmpraleh g&r Magister Sains pada
Program Studi llmu Gid MasyaraM dan Sumbsrdaya Keluargs
PROGRAM
PASCASARJANA
Judul T s i s : Ketahanan Pangan dan Kebiasaan Maitan RumaMangga pa& Masyarakat
yang
Tinggeh di Daerah Sekitar Lahan Gambut Kalirnantan TengatrNama
: Emmy UthafiyaArttangNRP : 99476
Program Studi ; llmu Gizi MasyaraW dan Surnkrdaya Keluarga
Dr.
d ~ .
Kusharto. M.Sc KetuaDr.
Ir. Hartoyo, M.Sc Anggota2.
Ketua
Program Studi lfmu Gizi Masysxtakat darr Sumberdaya Keluarga&-
Prof.
Dr.
Ir. Ali khamsan, MSPenufis dilahirican dl
8anjsmasin
pads tanggal 12 September 9962,marupakan anak kedua
d a ~
Iima hrsaudara pasangan Hsndrik Cornie Antang danUnie Demn.
Lulus
Sskoiatr Detserr
dariSD
Kristen Banjarmasin tahun 1974, lulus dafi 5MPnqcsii I Banjarmasin tahun 1977, dan lulus dari SMA Negeri I Banjarmasin tahun
4981. Diterima sebagai rnahasiswa IPB mehlui jalur Program Parintis If
tahun
1984, pada tahun 1982 memifih Jurusan Gki Masyamkt
dan
Sumbrdaya Keluargadan
luius
pada tahun 4886.Pada
tahun f 999 ditearima pacfa Program Studi llmuEizi
Mssyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Program Pawsajana IPB dengan
b i s w a pend'iikan pascasajana diperoleh dari BPPS Dirjen Dikti, Departemen
Pendidi kan Nssional.
Penulis bekeja wbagai st& pengajar
pa&
Jurusan Sasial EkonomiPeftanian, Fa kultas Pertmian Universitas Palanghraya, di Palang karaya sejak
tahun
1988 sampai sekrang.Menikah dengan FrCt;z Robert {man dan dikaruniai
dua
orang anak, yaitu:PUAKATA
Puji Tuhan, karena kasih karunia
dan
berkat yang t&h dianugerahkantdyakepada penufis sehingga tesis yang berjudut: 'Ketahamn
Pangan
dan KebiasaanMairan Rumahtangga
pada
Masyarakat
yang
Tinggal di Dmmh seKtar LahanGambut Kalimantan TmgaK dapat disehsaikan.
Terimairasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Clara M.
Kusharto,
M.Sc danBapak
Dr-Ir.
Hartayo,M.Sc
sebagai Ketua dan AnggatEl kmisi pernbimbing yangtehh membrikan bimbingan dan arahafi sejak persiapan sampai sefeasainya
penditian dan psnulsan teas. Terimakasih disampaiican kepada k g a k Dr. Ir.
Dm@# MaFtianto,
MS
atas gesediaannya sebagaidosen
penguji Iuar komisi danrnasukan-rnasukan yang diberikan u&uk penympurnaan teesis.
Terimakersi h diucapkan pufa kepada ternan-temn pada ClMPTROP
Universitas Pabngbraya, khususnya kspada Bapak Ir. Suwido H.Lirnin, M.Si yang
telah msmberi kan motivasi,
masukan
,dan
bantuan. TakIupa
diucap kan terimairasi hketpada K&ua Jurusan wrta ternan-ternan staf psngtjjar dan asiesten pada Jurusan
Sosiaf E konarni Pertanian, Fapefta Universitas
Palang
karaya atas dukungan dankesediaannya mmbantu
penutis
=lama kuliahdan
pnalitian di lapangan; mrtapenghargaan
kepada
Kepala Desa Buki Rawi, Kepala Desa 8asarang Jaya, danlufah Kslurahan Kabmpangan beset% serluruh masyarakat desa dan ireturahan
yang terlibat fangsung rnaupun Mak langsung
dahm
penetiian.Kegada teman-$man GMK angkatan 1999 diumpkan brimakasih atas
kebe~maan selarna
menempufr
pdidikan, khususnya kepada Uswatun,Ungkapan terimakasih disammikan kepada suami dan anak-anak
atas
kesempatan, pengarbanan, dan
dukungan
yang dibrikan =lama pnulismsnmpuh pendidikan,
serta
ucapan
terima kasih kepada papie dan marnie, papah,kakak dan adik-adik atas semngat
dan
dm yang diberiiran.Akhirnya,
Kepada
m u a
pihakyang
telsrh membantu dan tidak dapatdisebutkan satu pemtu pads
k e m p s t a n
ini pnufis msngucapkan terirnakasih.Hataman
....
DAFTAR TABEL
...
...,...h... xiDAFTAR IAMPIRAN
...
xiiiPENDAHULUAN
...
1 M rBelakang... ....,...,....
...
1 Perurnusan Masala h...
2...
Tujuan Penelitian 4
...
...
Manfaat Pemlitian
....,...
5TI NJAUAM PUSTAKA
...
Definisi dan Kunsep Ketahanan Pangan...
Indikator dan PengukuranKdahanan
Pangan...
Indikatar Ketahanan Pangan...
.. ...
Pengukuran Ketaknan Pangan...
Faktor-faktor yang Mernpenganrhi Keta hanan
Pangan
...
...
U k u m Rumahtangga
...
,.Tingkat Pendidikan
...
..,...
Pandagatan
dan Pengsiuaran RumaMangga
...
Oefinisi dan Kunsep Kebiasaan Makan
...
Status Giii...
Definisi
dan
Fairtor yang mempenganrhi Status Gizi...
Penibin status G i i...
KERANGKA PEMlKlRAN DAN HtPOTESIS
... ... ...
22Kerangka Pernikiran
... ...
22 Hipateds... .. ...
24METODE
...
,..,...
Disain,
Waktu. dan Tempt...
...
...
Caw Pengambihn Contoh
...,..
Jenis dan
Cam
Fengumputan data...
Jsnis Data...
Cam Pengumpulan Dafa...
,,...
Pengokhan dan Analisa Data
...
Pengdahan Data...
Analisis Data ...,...n...
...
Definisi Operasianal
HASIL DAN PEMBAMASAN
...
,.,,..- ...
36
Karakteristik daerafi Penelitian...
38...
Topografi dan IWim Oaerah PeneIiiian
...
Pendudu k daefah Penslitin
...
Karakteristi k RurnaMangga Contah
Jurnbtr Anggata Rumahtangga
...
Umur Kepah Rurnahtangga dan Ibu RumaMangga
...,...
Pendidi kan Kepala nrmahtangga dan I bu Rurnahiangga...
...
Sumbef dan
Ting
kaf Fendaptan rurnahtanggaPengsluamn Rurnahtangga
...
...
Sistern Pmdu ksi Pangan
...
Sistern Pertanian
Masyarakat
Dayak.
.
.
...
...
Sistem Pertanian
Mssyarakat
JawsSistem Pemnian Masyarakat Bali
...
...
Kebiasaan Makan RumMangga
Pola
Konsurnsi Pangan...
...
Frekuensi Pangan
...
Ma kanan Pantangan
...
Ketahanan Pangan RumahtanggaTingkat )(ecukupan Konsumsi Pangan RumaMangga
...
...
Tingkat Ketahamn Pangan Rumahtangga
Faktor-faktor yang Mernpengamhi Kefahanan fangan
...
...
Status Gizi Balita
Faktor-faktur yang Mernpcangaru hi Status G i Balifa
...
Hubungan antara
Kdhanan Panganrumahtangga
dan Status...
Giii
Bath
KESIMPUUN DAN SARAN
...
...
Kesimpufan
...
...
1
.
Kategori
status kafisumsi rurnahtanggadan
anak balita30
2
.
KategorirumaMangga
terhanpangan
dantidak
tahan panganberdasarkran
tingkat
kecukupan emrgi dan SSR...
303
.
Kateguri Status Eizi Balita menurtA2-skar
...
314
.
Luas wilayah. jumlah penduduk. jurnfah nrmahtangga. danjurnhh
Penduduk per rurnahtangga
...
385
.
Sebaran
nrrnahtangga menurut jumlah anggata nrmahtangga...
396
.
Sebamn kepb mrnabngga (KRT)dan
ibu rumakngga (IRT)Herdasarkern kefomgok umur
... .,.
...
407
.
Sebaran kepalanrrnahtangga
(KRT) dan ibu rumahtangga (IRT)...
Berdasarkan tingkat pendidikan
... ,...
41...
8
.
Surnber dan Ma-ratapendarnan
~ m ~ i h b n g g ap e r
buCn 439
.
Jenis dan Rats-Ma pengeluaran rumaMangga per buhn...
4512
.
Jenis ikan yang dikonsumsi rumaMangga...
5613
.
Jenis ikan yang dikomsurnsi rumahtangga...
5714
.
Jenis pangan dan alasan pantangan rnakanan rurnahtangga...
61...
15.
Rab-rata
tingkat kecukupan gM nrrnahtangga 6216
.
Sebaran rurnshtangga fahsn pafigan dan tidak tahan panganBerdasarkan tingkat kecukupan energi
...
6917
.
Sebamn rumahtangga tahan pangan dan tidak taban pangan8erdasarkan nilai
SSR
...
70...
1
.
Pertanyaan dan skor @a asuh rnakan 101...
.
2 Partanyaan dan sitar sanitasi lingkungan 102
4
.
Jenis pangan yang dikansurnsi rumahngga masyaraicat Dayair. Jawa....
PENDAHULUAN
m r
blakangKalimantan Tengah msnrpakan
salah
satu dwrafi di Indonesia yang mernifikilahan garnbut,
luas
lahan gambut diUalirnantan
Tengah adalah 2.162.000 ha(Saeitardi &
Hidayat,
1938). Tanah gambut tergofong fanah rnarjinal dengan tingkatkesuburan yang rendah,
keadaan
ini diciriican oleh reaksi tanah masam hinggasangat masam,
ktersediaan
ham
yang rendah, kpasitas tukar katian yang sangattinggi dan
kejenuhan
basayang
rendah.
Kondisi tersebut ticlak menunjang bagiperkurnbuhan
tanaman
(Safarnpak, 7999). &Mian dengan kondisi ekologitersebut, rnasyarakat Dayak yang merupakn genduduk asfi yang rnendiami
Kalimantan
Tengah rnmproduksi pangan, terufarna beras, dengan sistem ladanghrpindah. Narnun, sistem pruduksi pertanian %perti ini
sudah
tidak dapat lagimenjamin keersecfisaan
pangan
yang cukup bagi rnasyarakat karma tingkatproduksi yang rendah, pertamkhan jurnfah penduduk airibat perturnbutran
penduduk lokal dan pertamkhan jumlah pndatang rnelalui pqrarn transmigrad,
maupun kamna
prubahan lingkungan yang menyebabitan tidait dapatlagi
dipraktekkan sistem pertanian
tersebut.
Wafianan
pangan
&lam Undang-Undang Pangan Momor7
tahun
1996diartibn sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi
nrrnahtangga
yang tercrsrmindari tersediianya pangan yang cukup, baik jurnlah maugun rnutunya, aman,
msrata,
dan terjangkau (Kanfar
Menteri
Negara Urusan Pangan, 19%). Korrsekuensi dariketidaktahanan pangan pada ting)cat rurnahtangga
dan
indiidu adalah rendahnyakansumsi pangan, yang apabila didukung dengan kmdaan rendahnya status
2
pada rendahnya status gki terutama pada golongan rawan, yaifu: anak balita, ibu
Ramil, dan ibu rnenyusui.
K-hanan pangan dipengaruhi obh
dua
falctar utarna, yaitu: ketersediaanpangan, clan akses terbadag pangan
(Braun,
eta/.,
? 992;Kennedy
& Haddad, 1992;Smith, ef a!., 2000). Ketersediaan
pangan
pacfa nrmahtangga mani subsisten bbihban yak ditentu kan ale h
produ
ksi pangan yang difiasil kan sendid, seolangkanrumaMangga
yang ketersediiaaan pangannyatergantung
pada pangan yangtemdia di
pasar
icetabanan
pangan nrmalrtangga tergantung @afaktor
daya M irurnahtangga.
Sistern pmduksi peftanian akan berbeda menunit
prbdaan
ekologi, sasial,dan budaya (Hartug, 8f a!., 19951, sehingga mmpengarutri ketersediaan pangan
dahm rumahtangga dan rnernpengaruhi
pula
jenis
pangan yang diironsumsiafeh
rumahttangga ffbldhause, 1995). Olsh karenanya, khfianan pangan rurnahhngga
tidak hanya dipengaruhi oleh
ketemdikan
pangan akan t&pi merumkart integarasidad falrtor skologis, ekonorni, dan
budaya
yang rnembentuk kebiasaan rnakanmasyarakat
(Susanto,
1996;GiehRn,
et d , 1998).Perurnusan Masglah
Ktahanan
pangan pada tingkat Propinsi Kalimantan Tengah d a p t ditunjuk-kan
dari tingkat
ketemdiaan energi, dimsnna pada tafrun 1998 rat8-rata keterwdiaanenergi sebesar 2.261 Kabri/kaprtalhari (BPS Kafteng, 2000). Angka
rat~Fata
ketemdiaan energi tersebut lsbih tinggi jika dibandingkan dsngan
angka
kecukupananergi yang dianjurkan yaitu - b e a r 2.450 Kaloiilkpitdhari {Mutribl, et
d ,
19981,Walaupun dmikian, tingkal kdersetfiaan
ensrgi
ternbut masih tergantungdari suphi pangan dari luar propinsl, dimana
&r
29 persen ketersediaan k r a srnasih
tergantung
padasuplal pangan
dad
daarah laindl:
luar wihyah KalimantanTrangah
(BPS
Kafteng,2000).
Kebrgantungan
terhadap suplai pangan dari fuarwilayah msnunjukhn
rendahnya
produirsi pangan terutama bras diblimantan
Tengah. Rendahnya produksi pangan disehbkan rendah ya
tingkat
kesubumnfahan. Kalimantan Tengah
yang
didaminasi tahan basah msmitiki tingkat kwuburanyang sang& rendah, dimana pada kondisi basah pelapubn
daun dan
w o n
h y uyang sudah mati mengalami dekomposisi yang tidak sempurna
yang
pada akfiirnyam b n t u k garnbut (Limin & Sarnan, 2000). fanah garnbut tergofong se-ei
tanah rnarjinal dengan tingkat kesubumn hhan
yaw
rendah (Salampak, 1999).Keadslan pruduksi pangan lokal yang rendah dan
ketergantungan
supialpangan
dari luar rnfanyebabkan akses individu dan rumahtangga terhadap pangank i k fislk maupun ekanmi rnmJacfi rendah, Rendahnya akses individu
dan
rumahtangga tertraclap
pangan
menyebabkan mndahnya tingkat kansurnsi pangan,ha! ini tergambar dari *@a tingkat
konsumsi
snergi Kalimafitan Tengah sebesar2.081 $4 Katorilkapitahari (Susenas, 19991, yang lebih rendah dibandingican kngan
angiia
irecukupan energi yang dianjuhn.Kansurnsi pangan rumahtangga yang rendah dapat menyebabkan mamlah
gki pada kdompok
rawan
gbi, Pmvabnsi kurangenergi
dan pratein (KEP) padaanak Balita di Kalirnantan Tengah pa& tahun 199811999 seksar 32,2
prsesn
(Lapran Program Peningkatan Gizi Kakeng, 1999f20013).
Dafam upaya rnengembangiran daerah dan mdaicsanakan program
prnbangunan, Kalimantan Texlgah yang rnemiliki fuas wifayah 153.650 Km2 menjadi
Kedua kelornpok rnasyarakal ini memifiki
latar
W k a n g fingkungan ekologis danbudaya bedxda
dengan
masyarabt
Betyak yang mempakan penduduk asli diKalirnantan
Tengah, yang rnenyekbkanperbeciaan
pula dalam mengusa hakanlahan partanian untuk msmnuhi kebutuhan
pangannya
a n
mempengaruhipufa
pernilihafi
jenis
pangan yang dikonsurnsinya. Masyamkat Dayaksecara
tradisianaftinggat di ginggiran sufigai memenuhi icebututran hidupnya dengan sistm ladang
betpindah, mengusahakan pruduk
hutan wkunder,
dan rnsncari ikan m r atradisianal (Saman & tirnin, 2000); sedsngbn masyarakat Jawa dan Bali di
daerah
asalnya
mngusahakan
gadi sawah, disarnping palawija danfegabn
(Kodiran, 1999;Bagus, 4999).
Perbedaan
latar W k a n g sosialdan
budaya, Lngkungan ekalogiyang
mendasad dilakuhnnya penefitian in#,
untuk
manjawab pertanyaan: Bagairnanatingkat ketahanan pangan dan kebiasaan maitan rurnahtangga pada masyarakat
Daysir, Jawa, dan Bali yarrg mendiiami di daewh wkiar Iahan gambut Kalimantan
Tengaah ?
Tuiuan PmaiWcn
Trrluln Umum:
Untuk, mernpafajafl irebisaan
makan
dan tingkat katahanan panganrurnahtangga pada masyaraksat Dayair, Jaws, dan
8ali
yang tinggal di KalimantanTenga h.
Tuiuan Khslgw:
a. Mengidentifikasi kebiasaan malran
pada
rumahhngga masyarakat Dayak, Jawab. Menganalisis ketahanan pangan nrrnahiangga yang difihat dari tingkat ironsurnsi
pangan twmahtangga pada masyarakat Dayak, J w a , dan 8ali.
c. Menganalisis faktor-iafttor yang mempengaruhi tingkat
ketahanan
pangannrmahtangga rnasyarakat Dayak, Jawa, dan Bafi,
d.
Msnganallsis
hubunganantara
status gizianair
balita dsngan tingkat k&ah;anangangan rumahtangga pada masyarairat
Elayak,
Jawa, dan Bali.Hasil penelitian ini diharapkan
dam
~ b e f i k a n gambarantentang
tingkatketahanan pangan
dan kebiasaan
makan
rurnahtangga
masyarakat Dayak, Jawa,dan 8afi yang
tinggal
di Kalimantan Tengah, sehingga dopat digunaitan sebagaik h a n masukan dalam upaya mempertahankan dan meningkatican k-hanan
TXhlJAUAN PUSTAKA
DeRnial
dan K a m e K-hanan PannanKetahanan pangan yang dikembangkan
sejak
tahun 1970-an pads awalnyadimuncutkan
karena adanya krisis pangandunia,
yang dititik-kdtkan pads suplaipangan baik pada tingkat nasianaf maupun internasianal. Pada
tahun
1980-anfokus perhatian
tidak hanya pa&
kecukupn supfaipangan
saja akan tetapi kralihpada air- pangan pada tingkat rurnahtangga
dan
individu (Maxwell & Smith, 1992)Ketahanan
pangan didefinisikan ssbagai aitses m a p orang terbadap pangansepanjang waktu dalam jumlah yang cukup untuk dapat hidup sehat, akti,
dan
produirtif (ACCISCN, 1991; Braun,
ef
al., 1992; Maxwell & Smith, 1992). Padatingkat
ntrnah#angga,
keta hanan pangan didefrnisikan sebagai kernarnpuanrumah-
tangga
untuk
menjamin pangern yang cukupuntuk
seluruhanggotanya
untuk dapathidup what, kecukupan pangan h i k
dari
ssgi kuantitas, kualitas, iceamanan, dandapat diterima
rnenunrt budaya (ACCISCN, 3991 ; Braun, et a!,, 1992). Sslanjutnya,Maxwell & Smith (1992) menyatakan t > a h ckfinisi di atas krhubungan dsngan
ernpat ha!, yaitu: kecukupan
(&Wncy),
a k s (access), keterjarninan fsecunty),dan
wairtu(time).
Konsep ketahanan pangan
dam
dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi mangdan ciimmsi waMu. Dimsnsi ruang rnenunjukkan
pada
tingkat ketahanan pangantersebut dibitsanakan, h i k pad# tingkat nasional, daerah, rurnahtangga, maupun
individu, e n g k a n dimensi waktu manunjukkan pada kerangka waktu (Hoddinot,
4 999).
Dimensi warctu memkdakan dm tip@ ketidaktaharian pangan, yaitu:
pangan
rumaMangga &pat diceminkan &ri tingkat kenrsakan tanaman, tingkatprodu
kd,ketersediaan
pangan, gengetuaran pangan, 8uktuasiharga,
jumlatr
danmutu konsurnsi pangan, wrtza status gki (Suhardjo, 1996).
frankenberger (i992) mrnbagi indikator ke dalam dua enis, yagu: indikator
proses (process
indicafom)
yang rnenggamtsarkan suplai dan aksea gangan, danindikatar
Rasil
( o u t m eindicatofs)
yang menjacji proxyunfuk
kansurnsi pangan,Indikator yang mnggarnbsrkan supfai pangan adatah: input dan ukuran produksi
pemnian
(data
agmeteombgi), a k w teriradap sumkrdaya atarn, pengembang-an inMusi dan infrastukhr pasar,
wrta
acfanya konflik wilayahdan
kunsekuensi-nya. lndikator yang menggembaritan
akses
terhdap
pangan adalah befbagai camdan strategi yang ditakukan rumahtangga
untuk
memsnuhi ketahanan pangannya.Stratwi ini bervariasi menurut daarah, m a s y a W , Was sosiat, dnik, rumahtangga,
gender, dan rnusirn, sehingga penggunaannya m a i indimor spesifik lakasi.
Selanjutnya, Frankenhrger (1 992) mernbagi indikator hasit rnenjsdi dua
bagian,
yaZtu indikator langsung(dm&
outcome
indicafo~s) dan indikatar t idaklangsung (in@@
adcome
ifidicato~s). tndikator fangsung adalah inciikator yangberhubungan fangsung dengsn kmsurnsi pangan akusl, seperti survei konsurnsi
pangan mmaMPmgga;
sedang
kanyang
tennasu k indi katar tidair langsung adabhpsrkifaijin simpananlcadangan
pangan
dan
penilaian status gki.Smith,
et a!. (2000) mnyebutiran tiga indikator yang dapat digunakandalam
menilai tingkat ketahanan pangan, yaitu: a) keseirnbangan
anfara
konsumsidan
ketrutuhan ensrgi per k a p a yang dapat dilihat dad
neraca
k h a n makanan (NBM);b) pngukuran gendapatan yang
didasarkan
pada kerniskinan absulut; dan c)keadaan gizi bunrk
pada
amk bnrsia di bawahlima tatrun.
SFodangkan Haddad, eta) b s a r ntmahtangga, rnsrupakan pmdiktur
yang
baik bagi kmkupan kalori, totalgengeluaran
ger
iraprta, &aupendaman
per kaprfa; b) tingginya msioketergantungan
rumahtingga;
c)pnggunaan
dan kepemilikankhan;
d) jumtahpangan
yang khas;s)
pengezlurrran unfukpngan
per kapita labih baik daripada totalpngsluaran
per
kaprta dan pendapatan furnatrtangga.Braun,
ef
a!, (1992) membdakan tingicatk-hanan
pangan padatingkat
negara dan pada tingkat rumahtangga. Pada tingkat negara, ifidikatar yang
digunabn adafah: a) pemintaan dan p n m r a n pangan, yaitu jumlah pangan yang
tefseclia dan dibutuhkan; b)
kebututaan
impordan
kapasitas impor,
Sedsangkanpada
tingk&
rumahtanggadigunakarr
indikatar-indikator seperti: a) intlk panganyang dibandingkan dsngan
angka
kmkupan gizi yang dianjurkan; b) tingkat upahriif; c) pekerjaan; d) rasia
trarga;
dane)
migrasi.Pengukuran antropom@trik
dapat
dijadihn pekngkapyang
brguna,karena
pengukurannya dilakukan parfa tingk& individu. Pfamun informasi ini tidak,
hanya
mefupakan hasil dari perubahan dari indikatar yang brhubungan
dengan
kewkupan
kansumsi
panganakan
€etapi juga mempakan hasif dari fakorlingkungan kesehatan dan sanitasi,
serta
faktor-faktor hinnya.Dan
yang kbihpenting addah
bahwa
informasi yang ctidapat daddata
wntrogwnetrik ini men*indiicasiiran
keadaan
setelah
t e w iketidaittahanan
panganatau
k-hanan pangan(Braun,
etai.,
1992).Pengukuran ketahanan pangan dapat dlfaitukan dengan dus cam, yaitu:
#&ode kuaiitatii dan mdc& kliantitatif. Metude kualitatif menrpakan pndekatan
dahm penggunaernnya dan
mudah
mmgsnalisaclan
mengintefpretasikannyadibandingkan m&&e
kuantitati
yangteIah
bma diiunakanuntuk
mmgukurtingkat
ketahanan
pangan
(Kennedy, 2002; Smith, 2002).Metocfe kualMi yang digunakan
adalah
dengan mnggali dan mengukurpgrsepsi furnahtangga tentang ketahanan pangan, freirusnsi dan kratnya
ke-
kurangan
pangan
yang dialami, serta cuping strategy yang dilakukan oleh rumah-tangga
dakm msnghadapi masalah kekurangan pangan (Teklu, 1992;M a m e l l ,
f 998; Maxwell, eta!., f 999; Kennedy, 20023.
Pengu kumn ketahanan gangan
dengan
menggunakan metasfekuantitatif
dapaf dibkukn dmgan menggunsakan survei pengeluaran nrrnahtangga atau
Househdd
Expenl3ifum Survey(HES)
dan intik pangan individu atau !ndbidual FOOCfIntak~
(fF1)
(Smith, 2002; Ferra-hrzi, 2002). Selanjutnya Smith (2002) rnenyatakanh h w a ernpat variaki yang dapat diiunakan untuit rnengukur
icetahanan
panganderi survei petlgesluaran nrmahtangga
adalah:
a) jurnlah kanslrmsi energirumafitangga, 6) tingkat kecukupan ewrgi, c)
dkrersfikasi
pangan, cland)
persenpengsluaran
untuk
pangan.Pengukuran ketaRansn pangan yang ideat adafah
dsngan
mehkukan pe-nilaian terhadap ketemdiaan pangan rumabngga dan tingkat rats-rats kunsurnsi
pangan rurnahtangga dibandingkan
dengan
kebutuhanpangan
sepanjang
waktu(ACCISCM,
1991; Lorenza & Sanjur, 1999).Penilaian konsurnsi pangsn dapat dilakukan baik pada tingkat individu
mupun pada tingk&
rurnahtangga
(Cameron
& Staveren, 1988; Gibson, 1990).Konsumsi pangan rurnahbngga acialah makanan dan minuman yang temdia
untuk
dikonsumsi aleh rumahtangga, kelarnpoir keluorga m u fernma selarna periode
sebagai jumlafi
total
pangan yang tersecfia dalam rumahtangga, tidak temasukpangan yang dikonsumsi di
luar
mmah
kecuafipangan
tersebut di bawEt dari nrrnah(Gibson, 4
990).
Pengurnpufan informa4 konsurnsi pangan nrmahtangga dam dilakukan
dengan menggunakan bebrapa met&@, yaitu: &ud
accwnf
method,
list mcaIfm t h d l invenfoty methud, huustdhdd bod m d mthud,
famiIy
lbodscale
mathod, dan &Iephans sunrey
(Cameron
& Staveren, 1988;Gibson,
1990).Chung,
st a . (1 997) danLomza
& Sanjur (1999) maggunakan dua metodeuntuit mengukur tingkat k-hanan pangan, yak: pengukuran hrsifat kuantltatif dan
kualiatif. Pengukurtan kuantiif dengern mengesfimasi tingkat k e t d i a a n pangan
rumahtangga menggunakan fist
ma!!
mthod (Lormza & Sanjur, 1999) dan m a l l24 jam (Chung,
ef
al., 1997)),serh
pngukuran yang bersifat kualitEnti danganpandangan diri sendiri terhadap ketahanan pangan nrmabngga (Chung, et
d ,
1997;
Loren=
& Sanjur, 1999).Pengukuran kefahamn pangan nrmahtangga dsngan rnmggunabn penilaiwn
konsumsi pangan dapat dibkukan berdasadan tingkat
kecukupan
energi, danbrdasarkan kualbs konsumsi
pangan.
Penilaian bsrdasarkan kecukupan energidifaitukan dsngan membanding ken tingkat kmsumsi
energi
lwmahtangga denganangica kewkupan energi yang dianjuhn, yang dissbuf
tingkat
kecuirupan energirumahtangga. Penentuan fingkat ketahanan pangan rumahhngga bedasarkan
titik
batas
(cut
off point) kecukupan kunsumsi snsrgi rumahtangga. Kennedy danHaddad (1 992) rnenysttsakan bahwa nrmahbnggs tergolang ke dalam kelarnpuk tidak
tahan pangan apatrila tingkat kecukupan konsumsi energinya c 80 persen dari
rnenggunakan titik batas < 75 persen AKG untuk rnensntukan rumahtangga
tidak
tahan pangan. Wangkan F A O M O (1992);
E&
(1994); Haddad, et a/. (1994);Chung, et a/. (1997); Madianto (1999) merqgunakan titik
Mas
70 p e m nuntuk
rnsnsntukan rumahtangga Mak tahan pangan.
Sefanjutnya
Chung, et d (1997);Martianto (1998) msnyatakan bahwa penggunaan titik batas ternbut didasarkan
pada
kebutuhan minimal energi, yaitu kebutuhm energi basal metabolisms (BMR);dan
PemerintahR1
& W O f20UU) mnyatakan h h w a terjadi d&si? energi apabitakonsumsi energi kurang dad 70 persen dari kawrkupan energi.
Penilaian katahanan pangan rumahtangga kdasariiafl kuafis bnsumsi
pangan ditentukan
dad
bmarnya porsi sumbangan pangan serealia-
umbi-umbian-
akar terhadap total konsumsi energi (stamhy staph bod mfiolSSR). Rurnahtangga dikategarikan tahan pangan jib mmiliki SSR < 70 persen;sekliknya, ntrnahtangga dikategorikan
tidak tahan
pangan j i b memiliki SSR 2 70p e m (FAO, 2001).
Ketahanan pangan baik pada tingkat dunia, nasianal dan lakal, maupun pada
tingkat rumafitsngga dan individu dipenganrhi abh krbagai faktor yang dapat
dikebmpokkn ke dalarn
dua
faktor uhrna, yaitu: ketersediaan pafigan dan aksesterhadap pangan. Ketafranan
pangan
pada
tingicat makra (dunia dan nasianal)kbih banyak dipengaruhi oleh ferktor ketersediaan pangan; sedangkan pad8 tingkat
rumahtaqga dan individu lebih banyak ditentukan abh faktar akses terhadap
pangan.
Olah krmanya, tifight ketatranan pangan pada tingkat makra tidakmenjamin keadaan kefahanan pangan pa& tingkat rumahtangga datl
mmahtafigga
dap&
saja tidak mmpunyai aksesterhadap
pangan walaupun pangantemdia. Akan tetapi k&ersediaan
pangan
tingkat nasional maupun bkal mewpa-kan Irondisi yang penting untuk ketahanan pengan fumafitangga
(Braun, ef
ad, 1992;Kennedy & Haddad, 1992;
Smith,
eta!., 2000).Kete~sediaan pangan pada tingw dun& dipngaruhi akh total produksi
pangan dunia, dan k&ersediaan pangan pada tingkat nasional dipenganthi oleh
produksi pangan -fa, stok
pangan,
i m p r pangan, dan kntmn pangan (Braun,et d , 1992). Jika ket@rsediin pangan pada
tingkat
dun& hanya ditentuiran obhproduksi pangan, maka pada tingkat
nasional
pengaruh akses terhadap panganmsnwtukan ketemdiaan pangan.
Pada
tingicat
nrmatrtangga, ketefsecfian pangan dapat dipenuhi dafiproduksi gangan sendiri dan membeli pangan yang tersedia di pasar. Kestersediaan
pangan p d a pasar bkal dan wihyah dipengaruhi oleh apsrasi
pasar,
infrastnrkhr,dan aliran informasi (Brzrun,
et
ai.,
1992). Katamdiaan pangan lokai dan wihyahakan
sangat
menentukan tingkat ketefsediaan pangan rurnahtangga yang her-gantung sepenuhnya pacla
pangan
yang terseclia di pasar, sedangkan rurnahtanggapetani subsisten ketemdiaan pangannya
b&h
ditentukan okh p d u k s i pangansendiri (Suhardjo, 19961, dirnana p d u k s i
pangan
nirnahfanggaditentuitan
&hsumberdaya alam, fisik, dan manusia
(Chung,
eta!., 1997).K&eMiaan pangan pada tingkat nasional -in dapat dipenuhi obh
produksi nasianal dapat juga dipenuhi dari ketersediaan pangan dunk, untuk itu
negara haws mmpunyai akses bthadap ketemdiaan pangan dunis. Akses
tertradap pangan ini dipengaruhi &h dua faktor, yaitu: tingkat harga pangan dunia
dan kemampuan n-ra untuk memkli
pangan
yang tergarnkrdad
kemampuanA k s s terhadap pangan pada tingkaf rumahtangga
ditenfubn
oleh
tingkatpendapatafl rumahtangga, dimana p a n d a m n rumahtangga ini msrupaicran proxy
untuk
daya beti nrrnsnhtangga (Braun, et a/., 4992; Kennedy & Haddad, 1992;tamnza
&Sanjur,
1999;Rose,
1999; Smith, et a!., 2200).Menurn
Smith, et a!.(2000) peningkatan a-
terhadap
pangan rurnabngga &pat krjadi melalui:a) produksi dan rnengumpulkan pangan, b) m m M i pangan di pasar dengan
penclapatan tunai, c) dan rnewrima Mntuan
pangan
baik dari p m k r i a n pribadi,pemerintah, ataupun lembaga intmasbnaf.
Maxwell (1990) rnsnyatakan bahwa
suatu
negara
dan
masyarakatkmda
dalam keadaan
t a k n
pangan apabifa pmduksi pangan, p a w , dan sistm sosialbekerja brsarna sehingga msnghrtsil kan keadaan yang dapat menjamin
terpenuhinya kebutuhan kmsumsi pangan.
Faktur-faktar yang rnernpngaruhi k&han;an pangan pada
fingkat
rurnahtangga adalah:
Uk~mn
nxmrrmxlaaa
Uku~an rumahtangga merupakan
salah
safu
fairtor yang mnmtukan tingkatkefahanan pangan, nrmahtangga d a g a n ukuran yang lebih b e a r ysakni dengan
jurnhh anggota nrrnahtangga yang lebiln banyak mernerlukan kebutuhan kansurnsi
pangan yang lebih k s a r pula untuk m e n u h i kebutuhatl akan pangan (Alderman
8 Garcia, 1994; Ruse, 1999),
Ukumn
rurnaMangga
merupakan prediktur yang k i k bagi kecuitupan kalari,total pengeluaran per hpt& atau penc%apatan per )capita (Haddad,
e4f
a/.,
1994).TinsririsX Pandidclllran
Titrgkat pefididikan kepals rurnahtangga dan ibu nrmaMangga mempengaruhi
Smith,
@t
al.
(2000) menyatakan bahwa salah satu upaya untukm e n l n g b h n
k&ahanan
pangan
pada
negara sedang
bedambang adalah melaltri peningmnhuman capfal, Bngan
semakin
tinggi tingkat pendidikan yang dmpai oleh anggutarumahtmgga maka human
capHeI
a h n ltabih k i kpula,
yang dilnarapkanaican
dapatmeningkatkan
tingkat
pendamn dan pada akhirnya rnetlgufangi jumfahrumahtangga miskin.
Tingkat gendidikan ibu rnempengaruhi pula kahanan pangan melalui
kansumsi pafigan
nrrnahtangga.
Pendidiktan irepala nrrnshtangga turut mem-pengarwhi pula, akan tetapi tidak
sebesar
peran pendidikan ibu(Alderman
&Garcia,
1994).
P e n d a m n
dan
Pensreluaran RumahnsraaK o m p kebhamn pangan
termasuk
resiku tidak memiliki akses terhadappangan yzmg dibutuhhn, resiku in# hrkaitan dengan pndapatan
rumahbngga
f8auis &
Hunt,
1999).Ketidaktahanan pangan yang banyak terjadi
m
a
negarmegam seciangberkernbang
pada
umumnya diwbabkern oleh iremiskinan, yang menyebabkanketidakrnampuan
genduduk
u&uk mningkatitan terhadap pangan(Fasef~r,
1992; Braun et el, 3992; Maweif, f 998; Smith, @t at!., 2000; FAO,
2UQf
).Rose (9999) menyatakan
pula
htwa pendapiatan rumaMangga merupaicandetemrinan yang pentifig tertradap kWaktahanan pangan nrrnahtangga.
Jenis pangan yang dikansurnsi aleh suatu masyarairat dipengaruhi aleh
tiga
variabl utarna, yaitu: fisklagis, budaya, dm ekofogi. VariElbel fisiobgi
tumbuhan m r a atami tidak dapat dikonsumsi
dsn
diwrna cdeh manusia; vsnfiablbuclaya rnembatasi
pangan
yang clapat dikmumsi &u tidair; dan varfakl ekofagimansrangkan h h w a icetersediaan pangan
sangat
ditentulran obhfaktor
tempat,dirnana
hewan
afau
tumtwfian tertentu fianya &pat hidupdan
k r k m h n g padaekologi yang tertentu
pula
(Fisldhouse, 1995).Susanta (1991) menyataltan bahwa latar behkang -rang memilih pangan
yang dimakannya @a urnumnya
krasal
dari
tiga sumkr pengaruh, yaitu: a)dari
lingkungan kduarga dimana sesearang hidup dan diksarkan; b) dad lingkungan di
luar sMem susial keluarga, baik
yang
msmpenganrhi
tangsung kepada dirinyarnaupun mlslui
kduarganya;
dan c)dad
domgan yang hrasai dad dalam dirinyamdiri, biasanya
cfisebut
fakar internal,yang
b e M a
antar indiiidu.Sanjur (1982) menyatahn b a h ksnsep tentang pangan dan pmilihsn
pangan
sangat
dipenganrhi obh tiga jenis kebutuhan, yaitu: a)kebutuhan
biugenik,msnrpakan kebutuhan berdasafkan keadaan
tubuh
seperti msa lapar, ibuhaml
danmefiyusui mam butu hkan
pangan
yang Isbifr banyak; b) kebutuhan psi kogenik,
mefupakan kebutuhan yang b M i t a n dsngm aspek psiirolagb dsn
kesukaan
terhadap
pangan,seprti
teicstur, rasa, aroma, detn wama makanan; c) kebutuhansosiogenik,
pmilihan
maitanan
yangdidasarkan
pada keyakinan hhwa panganyang
dikonsurnsi tMakbedentangan
dewan
sistern sosital, budaya, dan mama.Sshnjutnya,
fielcfhouse (1995) rnenyatakan bahwa dalam kahidupanmasyamkat pangan mempunyai bebefapa fungsi,
yaitu
sebagai: a)fungsi
gastronomi; b)
identitas
budya; c) fungsi Mii dan kepemyaan; d) komunikasi; e)ekspresi status kesejaMeraan ekonmi, dan f) menunjubn penganth dan
Keblasaan rnakan Etcialah cam -rang atau sekelompuk orang rnmilih,
rnsngkansumsi, dan rnmggunafran pangan yang tersedim
sehgai
tanggapanterhadap faktur
swial,
budaya, dan skunomi (Hartog, et a!., 1995).Kebiiasan
makan dipengarufii oleh bberapa variabEal lingkungan, yaitu: lingkungan
budaya,
populasi,
dan lingkungan alam, dimanaantara
ketiga variakl tersebut salingmempnganthi dan hrsama-sama memgengaruhi keb'isaan makan pad# suatu
masyarairat.
Susantu
(1 991) menyatakan pula bahwa kebiasaan makan yangtercermin dai prnitihan terhadap jenis pangan mempabn perpaduan
antatrr
faktorbiologi manusia dan fingkungan budaya temp& rnasyarakat hidup dan dibesarkan,
Wahupun
icebiasaan
makan sudah tertaentuk wjak k d l , akan tetapikebiasaan rnakan bukanlah wsuatu ysng statis. Kebiasaan
makan
d a m sajabenrkh, yang dipengaruhi bebefapa faklor. Faktor-falrtor yang mmpengamhi
p r u k h a n kebiasaan makan, adslah: a) Perubaban sistem
sdal
ekonami yang adadalam masyamkat,
dan
b)
Keterbatasernketemdiaan
pangan. Kedua faktor inimenyebabkan
slratu rnasyarakatbrusaha
mlaku kan pnysuaian-peny~uaiafi,yang dapat rnbnrpakan suatu
coping
strategy
dalam mengatasi kekurangan ganganyang dihadapi (Hadog, et ai., i 995).
Sanjur (1 982) menjelasltan empa$ konsep
dasar
dafam msmpedajarikebhsaan
makan. Kunsep pertama, yaitu pendebtan multidimensional, meneranglran
bahwa
kebiasaan rnaksan rnenipakan krngsi
dari parawer
kansumsipangan
(foodcummption), kesukaan akan pangan (food p r e f e m a ) , ideulogi pangan
(kod
idedogy), dan sosial-budaya (swbcuItum). Konsep icedua, yaitu envirunmen$alist,
melihat kebiasaan makn yang dirnulai
p d a
anak yang dipengaruhi obh lingkungansasialnya serta tingkungan rumah dan kduarganya. Uon- ketiga,
mefitrat
makan
mfuperhn
fungsi darikekuatan
subyew dan obyektif dirnanaichuanya
muncutkarena
pengaruh ekonmi. Kansep terakhir, yaitu mativasi,mnjslaskan b a h a
kebiasaan makan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan susialdimana
pangan rnerupakan sirnbl darinib!
dan hubunganantar
manusia yangmmberi kan
beberap
ksgunsan yangbemifat
nonnutriti, e konomi,dan
budaya.Seclangican
Fieldhause (1 995) rnelihat kebiasaan mskandad dua
konsep, yaiturn&eriafist dan mentalist. Kansep materialist rnendefinisikan kebisaan m k a n
dad
Mat, biologi dan ekotogi, sadangkan kansep rnmtalist Iebih rnelihat keMasaan
makan yang berhubungan dengan arti simboliic
dan
pnggunaan
pangan.Sehnjutnya Fieldhause (1995) menyatakan tiga
parameter
yang digunakanuntuk
menguiruf
aspek
sosial budayadad
kebiasaan makan, yaitu:a) Parameter produksi pangan, penyirnpanan, distdbusi, prase§
dan
m apnyiapan pangan;
b) Param#t#r konsumsi pangan airtuat,
temasuk
flulctuasi musim danstatus
anggota keluarga;
c) ldealogi pangan, yaitu pandangan, arti, dan nifai khusus tentang pangsn.
I d d o g i pangan mefupahn kurnpufan dari sikap,
kepercayaan
dankebiasaan, serta
tabu
y a q msrnpenganrhi susunan pangan suatukelornpoir rnasyamM.
Sktubi
Gui
B @ l bpefinf91
dan FaMor Yansr Wmwnnanrhi%$us
Gizi
Keaderrjin tubuh yang diaklmtican ulah kansurnsi, penyerapan, dan
psnggunaan rnakanan disebut M u s gizi (Suhardjo, et a/., 1986). Sslanjutnya,
berlebihan dabm
&u
atau lebih gizi wensial dafam waHulama
disebut gkisalaah, Oi
negara
d a n g berbmbang jenis dams gizi d a h yang sangatumum
adahh akiW
kekurangan
gM yang disebut gbi kumng. Penyebabstatus
gbikurcdng
pada masyarairat dinegara
Wang
berkembang bersifprtrnuttidirnensional,
yerng
dipengaruhi oleh fakfar panganrnaupun
non pangan yang berinteraksimembentuk jaringan
yang
kompleks dari keadaan degrkfasi b'iolagis, sosiai-ekanami,budaya
dan ling kungan fSMky, 2002).Status gizi yang disebabkan ubfi
in€&
pangatl dipenganthi deh tiga Fdbr&ma, yaitu:
pangan,
kesahahn,dan pengersuhan
(ACCISCN, 4991 ; Mason, 2002;Sh*,
2002).
Souis dan Hunt (1 999) msnyatakan b a l m gizi buruk mefupakkanakibat yang paling serius dari keadaan tidak
tahan
pangan. Engle (1999)m n y a h k a n
bahwa dataantopwnettik
memberikan pnifaian yang luas terhadagakws penduduk terkadap pangan
datr
penggunaan biologis pangan yangdikonsurnsi. Smith,
~t
a!. (2000) dan Shetty (2002) menyatakn hhwa status gizianak berusia di bawah fima
tatrun
yangdifentubn
detlgan beratbadan
menurutumur rnentpakan salah satu indikator kdahanan
pangan.
Sdain
faittor
ketemdiaan pangan,status
gbi dipengaruhi pula olehkesehatan. Kesefiatan
yaw
buruk mempengaruhi status gizi meQlui nahu makan,manghamW
penyerapan
gizidalam
pangan, dan
penggunaan
ensrgi
dsn
;Eat-zalgizi
lainnyauntuk
mslerwaxl pnyakitdan
p m s penyembuhan dari ski, sehinggasnergi
dan
;rat-rat gizi bin yangdipedukan
untuk pertumbuhan dan prkembangantubu h wrta p m d i h a m n b r a t M a n tidak dapat dipenu hi
(Smith,
st a/. ,2000).Pengasukn
rnenunjuk kepada kebiasaan danprairtek-praktek
pmbrianasuhan
yang
dibrikan anggataWuarga,
seperti: ibu, ayah, saudara,mu
dukungan emosi
yang
psnting untuk kebhanan kesehatan, perturnbuhan danperkembangan anak (Engk, 1999). Selanjutnya pols asuh makern anak cfidefinisi-
kan
sebagai praktek-prakbk, pengasuhan yang diterapkan ibu