• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTUAN MEDIA PLAYING CARD MATERI INDIKATOR ASAM BASA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTUAN MEDIA PLAYING CARD MATERI INDIKATOR ASAM BASA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

INQUIRY

BERBANTUAN MEDIA

PLAYING CARD

MATERI

INDIKATOR ASAM BASA TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA

Skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Kimia

oleh Salipah 4301411127

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Semarang, 12 Mei 2015

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Berbantuan Media Playing Card Materi Indikator Asam Basa Terhadap Hasil Belajar Siswa” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang skripsi Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Selasa Tanggal : 12 Mei 2015

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(4)

iv

PENGESAHAN Skripsi yang berjudul:

“Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Berbantuan Media Playing Card Materi Indikator Asam Basa Terhadap Hasil Belajar Siswa”

disusun oleh

Nama : Salipah NIM : 4301411127

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada tanggal 12 Mei 2015.

Panitia

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dra. Woro Sumarni, M.Si NIP 196310121988031001 NIP 196507231993032001 Ketua Penguji

Dr. Sri Susilogati, M.Si NIP 195711121983032002

Anggota Penguji/ Anggota Penguji /

Pembimbing I Pembimbing II

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sebuah kesuksesan tidak akan pernah tercapai tanpa adanya kesabaran dan kerja keras.”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Orang tuaku tercinta (Alm. Bapak Suprat, Alm. Ibu Sartimah, Ibu Taryamah, Bapak Kusnadi, Ibu Mariah), kakak (Yatin) dan keluargaku tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat;

2. Kekasihku tercinta Abdul Wahid;

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

3. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan membantu kelancaran ujian skripsi.

4. Dosen pembimbing I, Prof. Dr. Sudarmin, M.Si, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penelitian maupun dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.

5. Dosen pembimbing II, Dra. Sri Haryani, M.Si, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penelitian maupun dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.

6. Kepala SMA Negeri 2 Batang yang telah memberikan ijin penelitian.

7. Guru Kimia SMA Negeri 2 Batang, Srikandi, S.Pd, yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian ini. 8. Teman-temanku semua Kos Balqis yang senantiasa memberi semangat.

(7)

vii

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Hanya ucapan terima kasih dan doa, semoga apa yag telah diberikan tercatat sebagai amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam kemajuan dunia pendidikan dan secara umum kepada semua pihak.

(8)

viii ABSTRAK

Salipah. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Berbantuan Media Playing Card Materi Indikator Asam Basa Terhadap Hasil Belajar. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Prof. Dr. Sudarmin, M.Si dan Pembimbing Pendamping Dr. Sri Haryani, M.Si.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Inquiry, Playing Card.

(9)

ix ABSTRACT

Salipah. 2015. The effect of Inquiry with Playing Card Media at Acid and Based

Indicator to The Result of Student’s Learning. Undergraduate Thesis, Chemistry

Departement, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University. Primary Supervisor: Prof. Dr. Sudarmin, M.Si, Supervising Companion: Dr. Sri Haryani, M.Si.

Keyword: The Result of Learning, Inquiry, Playing Card

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………... i

PERNYATAAN ……….. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... iii

PENGESAHAN ………... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .………... v

KATA PENGANTAR ………... vi

ABSTRAK ………... viii

ABSTRACT ……… ix

DAFTAR ISI …..………... x

DAFTAR TABEL ………... xii

DAFTAR GAMBAR ………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Penegasan Istilah ………... 4

1.3 Rumusan Masalah ………... 5

1.4 Tujuan Penelitian ………... 6

1.5 Manfaat Penelitian ………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 8

2.1 Pendekatan Inquiry dan Tahapannya………... 8

2.2 Media Playing Card dan Kegunaannya .……... 10

2.3 Indikator Asam Basa Alam dan Buatan……….... 11

2.4 Hasil Belajar dan Penilaiannya ………. 14

2.5 Kerangka Berpikir ………... 16

2.6 Hipotesis ………... 16

BAB III METODE PENELITIAN ………... 17

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ………... 17

3.2 Subyek Penelitian ………... 17

3.3 Variabel Penelitian ………... 18

3.4 Desain Penelitian ………... 18

(11)

xi

3.6 Teknik Pengumpulan Data ………... 20

3.7 Metode Analisis Data ………... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………... 34

4.1 Hasil Penelitian ………... 34

4.2 Pembahasan ………... 43

BAB V PENUTUP ..………... 57

5.1 Simpulan ………... 57

5.2 Saran ………... 57

DAFTAR PUSTAKA ………... 58

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Daftar Nilai UAS Kimia SMA N 2 Batang Tahun Pelajaran 2014/2015 2

2.1 Perubahan warna indikator pada kertas lakmus ………... 11

2.2 Trayek perubahan warna dari beberapa indikator ……… 12

3.1 Desain Penelitian ……….. 18

3.2 Hasil Uji Normalitas Data Populasi Awal ……… 21

3.3 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ……… 24

3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen ... 25

3.5 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal Uji Coba ………. 26

3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal uji Coba Instrumen ………. 27

3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba ……… 27

3.8 Kriteria Rata-rata Skor Total Hasil Belajar Afektif .………. 28

3.9 Kriteria Rata-rata Skor Total Hasil Belajar Psikomotorik………….. 29

3.10 Kriteria Rata-rata Skor Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif……….... 29

3.11 Kriteria Rata-rata Skor Setiap Aspek Hasil Belajar Psikomotorik….. 29

4.1. Hasil Uji Normalitas Data Populasi Awal ……….. 34

4.2 Data Posttest Materi Indikator Asam Basa ………. 36

4.3 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest ……….. 36

4.4 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest ………. 36

4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Posttest ……….. 37

4.6 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal ………... 40

4.7 Hasil Analisis Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen ……….. 41

4.8 Hasil Analisis Hasil Belajar Afektif Kelas Kontol …………... 41

4.9 Hasil Analisis Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen ……….. 42

4.10 Hasil Analisis Belajar Psikomotorik Kelas Kontol ……….. 42

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ………. 16 4.1 Grafik peningkatan pemahaman konsep siswa hasil

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi soal uji coba ……… 62

2. Soal uji coba ……….. 63

3. Daftar nama siswa uji coba ………... 69

4. Analisis soal uji coba ……… 70

5. Reliabilitas instrument soal uji coba ………. 74

6. Silabus ………... 75

7. RPP kelas eksperimen ………... 78

8. Lembar praktikum kimia ……….. 89

9. Soal pretest-posttest……….. 100

10. Daftar nama siswa kelas eksperimen ……… 104

11. Daftar nama siswa kelas kontrol ……… 105

12. Daftar nilai ulangan semester gasal SMA N 2 Batang tahun pelajaran 2014/2015 ………... 106

13. Uji normalitas nilai ulangan semester 1 ………. 107

14. Uji homogenitas ………. 111

15. Uji ANAVA ………... 112

16. Daftar nilai pretest-posttestkelas eksperimen ……… 114

17. Daftar nilai pretest-posttestkelas kontrol ………... 115

18. Uji normalitas data pretest……….. 116

19. Uji normalitas data posttest………. 118

20. Uji kesamaan dua varians nilai pretest dan posttest ……… 120

21. Uji perbedaan dua rata-rata ………. 122

22. Uji perbedaan dua rata-rata (uji t pihak kanan) ………... 123

23. Uji normalized gain………. 124

24. Uji korelasi daan koefisien determinasi ……….. 126

25. Analisis peningkatan hasil belajar klasikal……….. 128

26. Panduan penskoran lembar penilaian afektif …..……… 129

27. Lembar penilaian afektif ……… 131

28. Analisis lembar penilaian afektif ………. 135

(15)

xv

30. Lembar penilaian psikomotorik ………. 140

31. Analisis lembar penilaian psikomotorik ………. 144

32. Lembar angket ……… 146

33. Analisi lembar angket ……… 147

34. Dokumentasi ………. 150

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

(17)

Daftar nilai UAS kimia SMA Negeri 2 Batang tahun pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Daftar Nilai UAS Kimia SMA N 2 Batang Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelas Rata-rata

Jumlah Siswa yang Tuntas

Jumlah Siswa yang Tidak

Tuntas

Total Jumlah

Siswa

% Ketuntasan Kelas

XI MIA 1 61.58 4 32 36 11,11%

XI MIA 2 60.14 5 30 35 14,29%

XI MIA 3 65.33 5 36 36 13,89%

XI MIA 4 53.82 0 34 34 0%

(Sumber: Arsip Guru Mata Pelajaran Kimia, 2015)

Salah satu metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut adalah inquiry (Narni et al., 2011). Pada proses belajar mengajar dengan menggunakan metode inquiry siswa diberikan petunjuk-petunjuk seperlunya. Petunjuk petunjuk ini sangat berguna untuk membimbing serta mengarahkan siswa dalam merumuskan permasalahan serta menemukan konsep melalui kegiatan demonstrasi atau percobaan, pertanyaan arahan maupun petunjuk pelaksanaan percobaan yang tercantum dalam Lembar Kegiatan Siswa (Luxman, 2013). Selain model pembelajaran, adanya media pembelajaran yang efektif juga sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam poses belajar mengajar dapat menimbulkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran bahkan mampu membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa (Hamdani, 2011).

(18)

penerapan pembelajaran inkuiri dapat memberikan perubahan signifikan dalam lingkungan belajar sehingga siswa dapat mengalami perubahan dalam sikap ilmiah dan kinerja yang berpengaruh positif terhadap prestasi siswa.

Inquiry dalam bahasa inggris berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan (Trianto, 2007). Sebagai kegiatan belajar, model pembelajaran

inquiry mengacu pada kegiatan siswa di mana mereka mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman ide-ide ilmiah serta pemahaman tentang bagaimana ilmuwan mempelajari alam (Oguzunver & Arabacioglu, 2011). Dengan menggunakan model pembelajaran inquiry diharapkan dapat memberikan kesempatan berharga bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka (Chin et al., 2007).

Berdasarkan penelitian sebelumnya pembelajaran dengan model inquiry

(19)

Melihat hasil positif dari penelitian terdahulu mengenai model pembelajran inquiry, lalu belum adanya penggunan kartu sebagai media pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang, maka pada penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card pada materi indikator asam basa..

1.2

Penegasan Istilah

Agar tidak menimbulkan kesalahan daam mengartikan atau mengungkap maksud peneliti, maka perlu dijelaskan dan dibatasi pengertian-pengertian yang terdapat dalam judul skripsi ini.

1.2.1 Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Mengacu dari pengertian tersebut, pengaruh adalah akibat atau hasil dari penerapan model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card yaitu berpengaruh positif jika akibat atau hasil dari penerapan model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Adapun ada tidaknya pengaruh dalam penelitian ini dibuktikan dengan pengujian statistik dengan uji t.

1.2.2 Model pembelajaran inquiry

(20)

1.2.3 Media Playing Card

Media yang berupa kartu yang digunakan sebagai permainan dalam kegiatan pembelajaran. Media playing card sendiri terdiri atas kartu soal dan dan kartu kartu materi yang akan digunakan dalam permainan seperti permainan monopoli yang disebut chemopolly.

1.2.4 Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang merupakan hasil belajar siswa terhadap pemahaman konsep, hasil belajar afektif yaitu sikap, dan hasil belajar psikomotorik yaitu ketrampilan.

1.3

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka permasalahan yang timbul adalah:

(1) Apakah model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card

berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi indikator asam basa?

(2) Berapa besar pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan playing card terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi indikator asam basa? (3) Bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran inquiry

(21)

1.4

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

(1) Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card materi indikator asam basa terhadap hasil belajar kognitif siswa.

(2) Mengetahui seberapa pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card materi indikator asam basa terhadap hasil belajar kognitif siswa.

(3) Mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran inquiry

berbantuan playing card pada materi indikator asam basa.

1.5

Manfaat Penelitian

1.5.1 Teoritis

Hasil penelitian yang dilakukan memiliki manfaat bagi ilmu pengetahuan sebagai masukan dalam pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media

playing card materi indikator asam basa terhadap hasil belajar siswa. 1.5.2 Praktis

Hasil penelitian yang dilakukan memiliki manfaat bagi: 1. Siswa

Dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2. Guru

(22)

3. Sekolah

Dapat memberikan sumbangan untuk perbaikan kondisi pembelajaran Ilmu Kimia siswa sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode pengajaran dengan media pembelajaran yang diterapkan bagi perbaikan kualitas pendidikan di masa yang akan datang.

4. Peneliti

Mendapatkan pengalaman langsung dalam memberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry dan media

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Pendekatan Inquiry dan Tahapannya

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Trianto (2007) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Model pembelajaran inquiry mengacu pada kegiatan siswa di mana mereka mengembangkan pengetahuan dan pemahaman ide-ide ilmiah serta pemahaman tentang bagaimana ilmuwan mempelajari alam (Oguzunver & Arabacioglu, 2011). Model pembelajaran inquiry merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang berorientasi konstuktivistik. Pembelajaran inquiry adalah suatu pembelajaran yang dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah. Latihan inquiry dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi (Trianto, 2007). Penerapan model inquiry juga dapat meningkatkan prestasi belajar dan mengembangkan pemikiran siswa. Karena proses pembelajarannya menyajikan

(24)

tantangan kepada siswa untuk mencari penjelasannya melalui tahapan-tahapan yang dilakukan seperti para ilmuwan (Prince & Felder, 2007)

Menurut Wena (2008) pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang mengajar siswa untuk memahami proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. Pembelajaran inkuiri ini akan melatih siswa untuk berfikir secara ilmiah dalam menghadapi suatu fenomena. Maija dan Matleena (2012) mengungkapkan bahwa penerapan Inquiry based learning dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi kimia. Tujuan umum pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk membangkitkan pertanyaan yang muncul dari rasa keingintahuannya dan upaya mencari jawabannya (Saptorini, 2011).

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiry adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inquiry. Dengan menggunakan model pembelajaran inquiry diharapkan dapat memberikan kesempatan berharga bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka (Chin et al., 2007).

(25)

2.2 Media Playing Card dan Kegunaannya

Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan untuk mencapai tujuan pengajaran (Arsyad, 2005). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dengan siswa agar tujuan pengajaran tercapai. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampaian pesan atau media.

Playing card yaitu kartu-kartu yang digunakan sebagai permainan dalam kegiatan pembelajaran. Media playing card sendiri terdiri atas kartu soal dan dan kartu jawaban. Agar siswa dapat menerima pelajaran kimia dengan baik maka diperlukan usaha utuk menarik perhatian siswa. Dengan menerapkan pembelajaran yang menarik diharapkan siswa akan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Teknik belajar yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah bermain sambil belajar. Dengan menggunakan media playing card diharapkan siswa akan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu, media playing card yang berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban dapat juga digunakan sebagai kartu evaluasi.

(26)

Media kartu selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat menampilkan obyek yang terlalu kompleks serta ukurannya terlalu kecil untuk ditampilkan secara klasikal (Ummah, 2010). Media kartu dalam penelitian ini berupa kartu yang berisi soal dan kartu materi yang akan digunakan melalaui permainan chemopolly.

2.3

Indikator Asam Basa Alam dan Buatan

Indikator asam basa pada dasarnya adalah zat kimia yang mampu berubah warna atau tetap dalam suasana larutan yang bersifat asam, basa, atau netral. Ada dua macam indikator asam basa yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum siswa di laboratorium, yaitu indikator buatan dan indikator alam. Dalam kegiatan praktikum, indikator buatan yang sering digunakan dalam bentuk kertas, misalnya lakmus merah, lakmus biru, dan indikator universal. Indikator buatan dalam bentuk larutan, misalnya larutan fenolptalein, larutan metil merah, larutan metil biru, dsb. Sedangkan indikator alam yang digunakan dalam bentuk larutan misalnya daun mahkota bunga (kembang sepatu, bougenvil, mawar dan lain-lain), serta kunyit. Indikator asam basa, baik yang buatan atau yang alam dapat memberikan perubahan warna yang khas jika digunakan untuk menguji larutan yang bersifat asam, basa atau netral, sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Tabel 2.1. Perubahan warna indikator pada kertas lakmus Larutan yang

diuji

Lakmus merah Lakmus biru

Warna awal Warna akhir Warna awal Warna akhir

Asam Merah Merah Biru merah

Basa Merah Biru Biru Biru

(27)

Trayek perubahan warna dari beberapa indikator buatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Trayek perubahan warna dari beberapa indikator

Indikator Trayek Perubahan Warna Perubahan Warna

Lakmus 5,5-8,0 Merah-biru

Metil jingga 2,9-4,0 Merah-kuning

Metil merah 4,2-6,3 Merah-kuning

Bromtimol biru 6,0-7,6 Kuning-biru

Fenolftalin 8,3-10,0 Tidak berwarna-merah

(Sudarmo, 2013)

Indikator alami contohnya adalah: a. Kunyit

Kunyit dalam masyarakat biasa digunakan sebagai jamu tradisional yang biasa dijual oleh penjual jamu gendong. Kunyit memiliki beberapa manfaat anatara lain adalah untuk obat gatal, kesemutan, gusi bengkak, luka, sesak napas, sakit perut, bisul, kudis, encok, sakit kuning, memperbaiki pencernaan, antidiare, serta sebaga penawar racun. Selain itu kunyit juga mengandung antioksidan yang cukup tinggi (Maizura et al., 2011). Amanda & Mistry (2011) menyatakan bahwa kunyit juga dapat berpotensi menurunkan resiko kanker. Ektrak kunyit dalam larutan asam akan berwarna kuning dan dalam larutan basa akan berwarna merah bata.

b. Wortel

(28)

(Kaur & Sharma, 2013). Ekstrak wortel dalam larutan asam akan berwarna merah dan dalam larutan basa akan berwarna coklat.

c. Bunga Sepatu atau Kembang sepatu

Bunga sepatu dikenal orang jawa sebagai bunga worawari, sedangkan orang sunda mengenalnya dengan nama wera. Selain ditanam di halaman sebagai tanaman hias, bunga sepatu juga sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah akar, bunga dan daunnya. Bagian bunganya mengandung hibisetin, sedangkan akar dan daunnya mengandung kalsium oksalat, peroksida, lemak dan protein. Beberapa penyakit yang bisa diobati dengan bunga sepatu antara lain batuk, sariawan, gondok, bronkhitis, sakit kepala dan gonorhoe (Kumar & Singh, 2012). Ekstrak bunga sepatu suasana dalam asam akan berwarna merah dan dalam suasana basa akan berwarna coklat.

d. Kayu Secang

(29)

e. Kubis Ungu

Kubis dengan warna ungu memiliki efek antioksidan tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan kulit dan tubuh. Selain kaya vitamin C dan K, kubis ungu juga memiliki konsentrasi tinggi anthocyanin polyphenols, zat yang berperan mencipta warna ungu pada sayur tersebut. Zat ini tudak hanya memiliki efek antioksidan yang cukup baik, tapi juga terlibat dalam proses antiperadangan. Sejumlah studi membuktikan bahwa kandungan anthocyanin polyphenols membantu menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa tipe kanker (Maftuhah, 2013). Ekstrak dari kubis ungu jika dalam suasana asam akan berwarna merah dan dalam suasana basa akan berwarna hijau.

2.4

Hasil Belajar dan Penilaiannya

Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh pakar psikologi. Anni (2005) menyatakan bahwa belajar merupakan proses di mana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dan pengalaman. Gagne (dalam Anni, 2005) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan kecakapan manusia yang berlangsung selama periode tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Berdasarkan keempat pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu: 1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, 2) perubahan itu terjadi karena proses pengalaman, 3) perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman yang bersifat permanen.

(30)

tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni, 2005).

Hasil belajar merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas yang digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilainan tertentu Benjamin Bloom (dalam Ismawati, 2007) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu:

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuan atau ingatan, pemahaman konsep, aplikasi, analisis, dan evaluasi. 2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan jawaban

atau reaksi, dan penilaian.

(31)

2.5

Kerangka Berpikir

[image:31.595.113.533.156.518.2]

Secara ringkas gambaran penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.6

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan playing card materi indikator asam basa terhadap hasil belajar kognitif siswa.

PEMBELAJARAN KIMIA

Pengetahuan

Hasil Belajar

Sikap Ketrampilan

Masalah:

Hasil belajar masih rendah

Harapan

Hasil belajar meningkat

Penyusunan Perangkat Pembelajaran Inquiry Berbantuan Media Playing Card

Materi Indikator Asam Basa Terhadap Hasil Belajar Siswa

Kegiatan praktikum berbasis inquiry

Laporan hasil praktikum

Pembelajaran berbasis

inquiry berbantuan media

playing card

Penerapan Pembelajaran

Inquiry Berbantuan

Media Playing Card

Pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa Peningkatan Hasil

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 2 Batang semester genap tahun pelajaran 2014/2015 pada tanggal 19 sampai dengan 30 Januari 2015.

3.2

Subyek Penelitian

Dalam uji coba pemakaian terdapat populasi dan sampel. Populasi adalah obyek atau subyek yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 2 Batang yang terbagi dalam empat kelas pararel.

Dari populasi tersebut diambil sampel untuk diteliti dengan menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu metode yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi sedemikian rupa sehingga anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel (Sugiyono, 2011). Metode yang digunakan adalah metode undian karena jumlah populasi kecil yaitu 4 kelas. Dari hasil undian tersebut didapatkan dua kelas kelas yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 sebagai kelas sampel. Dari kedua kelas tersebut, satu sebagai kelas pembanding (kontrol) yaitu kelas XI IPA 1 dan yang satu sebagai kelas perlakuan (eksperimen) yaitu kelas XI IPA 2.

(33)

3.3

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

(1) Variabel bebas adalah model pembelajaran inquiry berbantuan media

playing card.

(2) Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa.

3.4

Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah pretest–posttest control group design, yaitu penelitian dengan melihat perbedaan pretes maupun postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Keadaan awal Perlakuan Keadaan akhir

Eksperimen Y1 X1 Y2

Kontrol Y1 X2 Y2

Keterangan:

X1: Pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran inquiry. X2: Pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran ceramah. Y1: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest.

Y2: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest.

(34)

diberi posttest dengan maksud untuk mengetahui perkembangan siswa (sebagai evaluasi).

3.5

Prosedur Penelitian

3.5.1 Persiapan Penelitian

Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat perangkat pembelajaran

b. Membuat instrumen (silabus, RPP, bahan ajar, lembar penilaian psikomotorik siswa, lembar penilaian afektif siswa, lembar angket, media playing card, lembar angket, soal pretest dan posttest).

c. Melakukan uji coba instrumen soal pretest dan posttest yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Batang pada hari Jum’at tanggal 2 Januari 2015.

d. Analisis hasil uji coba instrumen.

e. Melakukan uji homogenitas dan normalitas kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian.

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry berbantuan playing card (pada kelas eksperimen). - Memberikan pretest pada siswa.

- Guru membagi siswa menjadi empat kelompok.

(35)

(2) Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tidak menggunakan model pembelajaran inquiry berbantuan playing card (pada kelas kontrol).

- Memberikan pretest pada siswa. - Guru menerangkan materi - Memberikan posttest.

3.6

Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penilitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah populasi, jumlah sampel, nama-nama siswa anggota sampel. 3.6.2 Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengungkap data tentang pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card indikator materi asam basa terhadap hasil belajar kognitif (pemahaman konsep) siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang.

3.6.3 Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk menilai hasil belajar afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan) siswa serta untuk mengungkap data tentang pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card indikator materi asam basa terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang.

3.6.4 Metode Angket atau Kuesioner

(36)

3.7

Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Data Awal 3.7.1.1Uji Normalitas

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui data dari populasi yang akan diambil sampel berdistribusi normal. Rumus yang digunakan untuk menguju kenormalan data ini adalah dengan Chi-Kuadrat.

� = ∑ Oi − EE i

i =

Keterangan:

X2 = Chi kuadrat

Oi = Frekuensi hasil pengamatan Ei = Frekuensi harapan

k = Banyaknya kelas interval

Kriteria : Tolak Ho jika X2 data ≥X2(0,95)(k-3) atau X2 dengan taraf konfidensi 0,95 derajat kebebasan k-3. Dalam hal lainnya Ho diterima artinya data yang diuji berdistribusi normal (Sudjana, 2005).

[image:36.595.151.503.573.646.2]

Uji normalitas tahap awal ini dilakukan dengan menggunakan data nilai akhir semester gasal SMA Negeri 2 Batang tahun pelajarn 2014/2015. Hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas Data Populasi Awal

No. Kelas X2

hitung X2tabel Distribusi

(37)

3.7.1.2Uji Homogenitas Populasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui bahwa dalam populasi memiliki homogenitas yang sama dan memiliki rata-rata yang sama. Uji kesamaan homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Rumusnya sebagai berikut:

(i) Menghitung varians gabungan dari semua kelas:

� =∑ � − ��

� −

(ii) Menghitung harga satuan B: � = �� ∑ � −

(iii) Menghitung nilai statis chi-kuadrat dengan rumus: ]

log ) 1 ( )[

10

(ln 2

2  

i

i S

n B

Keterangan:

Si2 = variansi masing-masing kelas S = variansi gabungan

ni = banyaknya anggota dalam kelas/kelas B = koefisien Bartlett

χ2 = harga konsultasi homogenitas sampel (Sudjana, 2005)

Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

H0 : populasi memiliki varians yang tidak berbeda (12 = 22 = ... = n2)

(38)

menggunakan cluster random sampling (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 111).

3.7.1.3Uji Kesamaan Rata-rata antar Kelas dalam Populasi (Uji ANAVA) Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari kelas-kelas dalam populasi, dengan H : μ1 = μ2 =….= μk. Hipotesis diterima apabila Fhitung < Ftabel(0,95) (k-1) (n-k).

Perhitungan menggunakan rumus berikut:

� =

��/ ∑ �−�/ −

Dengan:

(i) Jumlah kuadrat rata-rata (Ry) Ry = ∑ Xn

(ii) Jumlah kuadrat antar kelas (Ay) Ay = ∑ Xini 2− RY

(iii) Jumlah kuadrat total (Jk tot) JK tot = ∑ Xi

Jk tot = jumlah kuadrat – kuadrat (Jk) dari semua nilai pengamatan (iv) Jumlah kuadrat dalam (Dy)

Dy = Jk tot – Ry – Ay

(39)

3.7.2 Analisis Instrumen 3.7.2.1Analisis Butir Soal

1. Validitas

Validitas tes diketahui dengan menggunakan rumus korelasi point biserial, dengan rumus sebagai berikut.

� � =� − �

R pbis yang diperoleh dimasukkan ke dalam rrumus t.

= � � √ − √ − � �

Kriteria: jika t hit t tab, maka butir soal valid, dengan dk = (n-2) dan n adalah jumlah siswa. Data analisis validitas butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Valid 1, 2, 3, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25,

26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 40 30 Tidak Valid 4, 5, 6, 7, 9, 15, 16, 24, 37, 39 10 Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 4 (halaman 70-73).

Soal yang valid belum tentu dapat dipakai sebagai soal pretest dan

posttest karena selain valid, soal yang dipakai sebagai soal pretest dan

posttest juga harus memenuhi kriteria daya pembeda dan tingkat kesukaran. Berdasarkan analisis tersebut soal yang valid sebesar 75%.

2. Reliabilitas

(40)

 11 r           

kVt

M k M k

k ( )

1 1 Keterangan:

11

r : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir soal M : skor rata-rata

Vt : varians total

Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel. Apabila r11 > rtabel maka dikatakan instrumen tersebut reliabel. Dari perhitungan diperoleh r11= 0,72 dan r tabel = 0,41; maka dapaat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 74).

3. Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P (p kapital), singkatan dari kata “proporsi”. Hasil dari tingkat

kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.4. Rumus mencari P adalah:

JS B

IK

Keterangan:

IK = Indeks kesukaran

B = Jumlah siswa menjawab benar butir soal JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

[image:40.595.177.428.669.734.2]

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen Interval Indeks Kesukaran Kriteria

0,00 - 0,30 0,31 - 0,70 0,71 - 1,00

(41)
[image:41.595.153.532.157.257.2]

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal Uji Coba Kriteria Tingkat

Kesukaran Nomor Soal Jumlah

Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 24, 30, 31, 32 23

Sedang 10, 13, 14, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 33, 34, 35, 36,

37, 39, 39 16

Sukar 40 1

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 (halaman 70-73). Soal dengan kriteria tingkat kesukaran mudah sebesar 57,5%, soal dengan kriteria tingkat kesukaraan sedang sebesar 40%, dan soal dengan tingkat kesukaraan sukar sebesar 2,5%.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya data pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Hasil analisis daya beda soal disajikan pada Tabel 3.6. Daya pembeda dinyatakan dalam rumus:

D = − Keterangan:

Ja : banyaknya peserta kelompok atas Jb : banyaknya peserta kelompok bawah

Ba : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

(42)
[image:42.595.213.443.157.255.2]

Kriteria daya pembeda untuk soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal uji Coba Instrumen Interval Indeks Daya

Pembeda Kriteria DP ≤ 0,00

0,01 - 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00

Sangat Jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik

Hasil analisis tingkat daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Sangat Jelek 7, 9, 15, 24, 37 5

Jelak 16 1

Cukup 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26,

27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 38, 39, 40 29

Baik 8, 14, 25, 31, 36 5

[image:42.595.117.514.349.444.2]
(43)

3.7.2.2Analisis Lembar Observasi 1. Validitas Lembar Observasi

Lembar observasi akan dikatakan valid apabila validitas isi telah divalidasi oleh pakar menggunakan lembar validasi, (Mardapi, 2008). 2. Reliabilitas Lembar Observasi

Lembar observasi akan reliabel jika r11 ≥ 0,70 menggunakan rumus

inter raters reliability: =� +� − ��− ��

Keterangan:

r11 = reliabilitas ≥ 0,70

Vp = varian persons/responden/testee Ve = varian eror

k = jumlah rater/observer (Mardapi, 2008).

Hasil observasi dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotorik baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Rumus yang digunakan: NP% = n x 100%

N Keterangan:

NP% = persentase nilai siswa n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal

[image:43.595.231.433.669.757.2]

Rata-rata skor total hasil belajar afektif menggunakan kriteria seperti pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kriteria Rata-rata Skor Total Hasil Belajar Afektif Rata-rata Kriteria

(44)
[image:44.595.232.433.155.247.2]

Rata-rata skor total hasil belajar psikomotorik menggunakan kriteria seperti pada tabel 3.9

Tabel 3.9 Kriteria Rata-rata Skor Total Hasil Belajar Psikomotorik Rata-rata Kriteria

33,80 < X ≤ 39,00 Sangat Baik 28,60 < X ≤ 33,80 Baik

23,40 < X ≤ 28,60 Cukup 18,20 < X ≤ 23,40 Jelek

13,00 < X ≤ 18,20 Sangat Jelek

[image:44.595.231.429.345.436.2]

Skor total setiap aspek untuk hasil belajar afektif siswa dikategorikan seperti pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Kriteria Rata-rata Skor Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif Rata-rata Kriteria

3,4 < X ≤ 4,0 Sangat Tinggi 2,8 < X ≤ 3,4 Tinggi

2,2 < X ≤ 2,8 Cukup 1,6 < X ≤ 2,2 Rendah

1,0 < X ≤ 1,6 Sangat Rendah

Skor rata-rata setiap aspek untuk hasil belajar psikomotorik siswa dikategorikan seperti pada tabel 3.11

Tabel 3.11 Kriteria Rata-rata Skor Setiap Aspek Hasil Belajar Psikomotorik

Rata-rata Kriteria 2,6 < X ≤ 3,0 Sangat Tinggi 2,2 < X ≤ 2,6 Tinggi

1,8 < X ≤ 2,2 Cukup 1,4 < X ≤ 1,8 Rendah

[image:44.595.229.430.547.638.2]
(45)

3.7.2.3Analisis Lembar Angket 1. Validitas Lembar Angket

Angket akan dikatakan valid apabila validasi isi dilakukan oleh pakar dan dikatakan valid menggunakan lembar validasi angket (Mardapi, 2008). 2. Reliabilitas Angket

Reliabilitas angket dapat dihitung menggunakan rumus α-Cronbach

sebagai berikut:

= { −∑��� }

Keterangan:

r11 = reliabilitas ≥ 0,70 n = jumlah soal Si2 = varian butir soal St2 = varian total

Instrument dikatakan reliabel jika r11 ≥ 0,7 (Mardapi, 2008).

Hasil angket dianalisis secara deskriptif dengan membuat tabel frekuensi jawaban siswa kemudian ditarik kesimpulan. Respon atau tanggapan terhadap masing-masing pertanyaan dinyatakan dalam 4 kategori, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Dimana bobot untuk masing-masing kategori SS=4, S=3, TS=2, STS=1.

3.7.3 Analisis Data Akhir 3.7.3.1Uji Normalitas Data

(46)

� = ∑ Oi− EE i

i =

Keterangan:

X2 = Chi kuadrat

Oi = Frekuensi hasil pengamatan Ei = Frekuensi harapan

k = Banyaknya kelas interval

Kriteria : Tolak Ho jika X2 data ≥X2(0,95)(k-3) atau X2 dengan taraf konfidensi 0,95 derajat kebebasan k-3. Dalam hal lainnya Ho diterima artinya data yang diuji berdistribusi normal (Sudjana, 2005).

3.7.3.2Uji Kesamaan Dua Varian

Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama (homogenitas sama) atau tidak.

Rumus yang digunakan adalah:

� =

� � � � � � � � � � �

Kriteria pengujiannya adalah:

1. Jika FHitung F0,5α(n1-1)(n2-1), berarti varians kedua kelas sampel berbeda. 2. Jika FHitung F0,5α(n1-1)(n2-1), berarti varians kedua kelas sampel sama. 3.7.3.3 Uji hipotesis

3.7.3.3.1 Uji Hipotesis Menggunakan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata dengan Uji Pihak Kanan

(47)

2 1 2 1

1

1

n

n

s

x

x

t

dengan

2

1

1

2 1 2 2 2 2 1 1 2

n

n

s

n

s

n

s

Keterangan: 1

x : nilai rata-rata kelompok kelas eksperimen 2

x : nilai rata-rata kelompok kelas kontrol

2 1

s : varian data pada kelompok kelas eksperimen

2 2

s : varian data pada kelompok kelas kontrol

2

s : varian gabungan

1

n : banyaknya subyek pada kelompok kelas eksperimen 2

n : banyaknya subyek pada kelompok kelas kontrol

Kriteria pengujian : Jika thitung < t0,05 αmaka tidak berbeda signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, sedangkan jika thitung > t0,05 α maka terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

3.7.3.3.2 Uji Korelasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry berbantuan playing card dan ceramah pada kelas kontrol. Uji korelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji koefisien korelasi biserial.

= � − � . .

Keterangan:

rb = koefisien korelasi biserial

X̅1 = rata-rata variable Y yang didapat karena kategori pertama X̅2 = rata-rata variable Y yang didapat karena kategori kedua sy = simpangan baku untuk semua nilai Y

p = proporsi pengamatan yang ada di dalam kategori pertama q = proporsi pengamatan yang ada di dalam kategori kedua

(48)

Untuk pengujian signifikan koefisien korelasi, digunakan uji t dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

= √ − √ −

Keterangan:

rb = koefisien korelasi biserial n = jumlah siswa

3.7.3.3.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi disebut koefisien penentu karena varian yang terjadi pada variabel terikat dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada variabel bebas. Harga koefisien determinasi adalah rb2, sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui.

Koefisien determinasi = rb2 . 100% Keterangan:

rb2 = indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rbkoefisien korelasi biserial.

3.7.3.4 Uji Normalized Gain

Uji normalized gain digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan nilai pretest dan posttest. Rumus untuk menghitung n-gain yaitu:

<g = nilai posttest – nilai pretest 100 – nilai pretest

Kriteria:

1. Jika nilai <g diantara 0,00-0,29 maka peningkatan posttest dalam kategori rendah.

2. Jika nilai <g diantara 0,30-0,69 maka peningkatan posttest dalam kategori sedang.

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Batang pada tanggal 19 Januari 2015 s.d. 30 Januari 2015, maka hasil penelitian disajikan dalam bentuk hasil analisis data tahap awal, dan hasil analisis data tahap akhir. 4.1.1 Analisis Data Tahap Awal

4.1.1.1Uji Normalitas

[image:49.595.147.505.448.522.2]

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan diambil sampelnya. Suatu data dikatakan normal jika X2hitung X2tabel. Hasil uji normalitas populasi dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas Data Populasi Awal

No. Kelas X2

hitung X2tabel Distribusi

1. XI MIA 1 1,51 7,81 Berdistribusi normal 2. XI MIA 2 7,33 7,81 Berdistribusi normal 3. XI MIA 3 3,61 7,81 Berdistribusi normal 4. XI MIA 4 0,10 7,81 Berdistribusi normal

Berdasarkan data Tabel 4.1 diperoleh X2hitung untuk setiap data kurang dari X2tabel dengan kriteria α = 5% dan dk = k-3, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa data populasi berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Hasil uji normalitas disajikan pada Lampiran 13 (halaman 107-110).

4.1.1.2Uji Homogenitas Populasi

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi dalam penelitian ini homogen atau tidak. Dalam penelitian ini jumlah kelas yang diteliti

(50)

ada dua kelas. Setelah data homogen baru diambil sampel dengan teknik cluster random sampling. Uji kesamaan varians dari k buah kelas (k > 2) populasi digunakan dengan menggunakan uji Bartlett. Suatu populasi dikatakan homogen jika X2hitung X2tabel.

Berdasarkan hasil dari uji homogenitas populasi diperoleh X2hitung = 7,56 dan X2

tabel = 7,81. Dengan kriteria α = 5% dan dk = k-1, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima karena X2hitung X2tabel. Hal ini berarti bahwa keempat populasi mempunyai varians yang sama (homogen). Perhitungan uji homogenitas populasi dapat dilihat pada Lampiran 14 (halaman 111).

4.1.1.3Uji Kesamaan Rata-rata antar Kelas dalam Populasi (Uji ANAVA)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari kelas-kelas dalam populasi. Suatu data dikatakan mempunyai kesamaan rata-rata apabila Fhitung < Ftabel. Berdasarkan hasil uji ANAVA diperoleh Fhitung = 0,002 dan Ftabel = 2,658. Berdasarkan data tersebut Fhitung < Ftabeldengan kriteria α = 5% dan dk = k-1, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa data populasi mempunyai kesamaan rat-rata. Perhitungan uji ANAVA dapat dilihat pada Lampiran 15 (halaman 112-113).

4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir

Analisis data tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan dengan melihat data hasil belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan. Data yang digunakan dalam analisis tahap akhir adalah

(51)

analisis terhadap pengaruh antar variabel, penentuan koefisien determinasi, N-Gain untuk pemahaman konsep, dan analisis angket.

[image:51.595.132.492.262.318.2]

Hasil posttest kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.2. Sedangkan hasil posttest selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16 (halaman 114) dan Lampiran 17 (halaman 115).

Tabel 4.2 Data Posttest Kognitif Materi Indikator Asam Basa

Kelas N Rata-rata SD Nilai tertinggi

Nilai terendah Eksperimen (XI MIA 3) 36 61,25 8,89 85 40 Kontrol (XI MIA 4) 34 51,32 8,19 70 35

4.1.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data pretest dan posttest

berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Jika X2hitung X2tabel maka data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas data pretest dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest

Kelas X2

hitung X2tabel Kriteria

Eksperimen 3,23 7,81 Berdistribusi normal Kontrol 2,56 7,81 Berdistribusi normal

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18 (halaman 116-117). Hasil perhitungan uji normalitas normalitas data posttest dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest

Kelas X2

hitung X2tabel Kriteria

Eksperimen 5,55 7,81 Berdistribusi normal Kontrol 2,69 7,81 Berdistribusi normal

(52)

Berdasarkan data Tabel 4.3 dan 4.4 diperoleh X2

hitung X2tabel baik yang kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan kriteria α = 5% dan dk = k-3, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa data pretest dan data

posttest berdistribusi normal.

4.1.2.2Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Posttest

Uji kesamaan dua varians bertujuan mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa data pretest dan

posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai varians yang sama pada taraf signifikansi 5% diperoleh Fhitung < FTabel. Hasil pangujian data

[image:52.595.131.494.401.447.2]

pretest dan posttest terangkum dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Posttest

Data Fhitung FTabel Keterangan

Pretest 1,30 1,99 Varians Tidak Berbeda

Posttest 1,18 1,99 Varians Tidak Berbeda

Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung Pretest dan Posttest masing-masing 1,30 dan 1,18 untuk α = 5% dengan dk pembilang = 35 dan dk penyebut = 33, diperoleh Ftabel = 1,99. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa Fhitung < FTabel, sehingga Ho diterima yang berarti bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda. Perhitungan uji kesamaan dua varianas data hasil

pretest dan data posttest antara kelompok eksperimen dan kontrol terdapat pada Lampiran 20 (halaman 120-121).

4.1.2.3 Uji Hipotesis

(53)

inquiry berbantuan media playing card pada kelas eksperimen (XI MIA 3). Data

posttest dianalisis dengan uji perbedaan dua rata-rata dengan uji pihak kanan, uji korelasi, dan uji koefisien determinasi.

4.1.2.3.1 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Satu Pihak (Uji t Pihak Kanan)

Uji satu pihak digunakan untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata nilai posttest kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol, sehingga dapat pula disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 5,051, sedangkan t

(1-1/2α) dari t tabel diperoleh harga 1,99. Sehingga dapat dinyatakan terdapat perbedaan rata-rata kelas eksperimen dengan kelas kontrol karena thitung berada pada penolakan Ho. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata satu pihak (uji t pihak kanan) terdapat pada Lampiran 22 (halaman 123).

4.1.2.3.2 Uji Korelasi

Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antar variabel yaitu antara model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card

dengan hasil belajar siswa pada materi indikator asam basa. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan harga rb sebesar 0,32. Bila harga ini diinterprestasikan ke dalam tabel koefisien korelasi menunjukkan korelasi yang rendah. Artinya, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry berbantuan media

playing card sedikit berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi indikator asam basa.

(54)

pada materi indikator asam basa signifikan atau tidak. Dari perhitungan diperoleh thitung = 2,51 dan ttabel pada taraf kesalahan 5% dan dk = 68 adalah 1,99. Dapat dilihat thitung ttabel yang berarti pengaruh yang ditimbulkan signifikan karena berada pada daerah penolakan Ho. Perhitungan uji korelasi dapat dilihat pada Lampiran 24 (halaman 126-127).

4.1.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga rb sebesar 0,32 sehingga diperoleh harga koefisien determinasi sebesar 10,24%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media

playing card terhadap hasil belajar pemahaman konsep siswa pada materi indikator asam basa adalah sebesar 10,24% sedangkan 89,76% ditentukan oleh faktor lain. Perhitungan uji koefisien determinasi terdapat pada Lampiran 24 (halaman 126-127).

4.1.2.4 Uji Normalized Gain

[image:54.595.169.474.552.732.2]

Uji normalized gain digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan nilai pretest dan posttest. Hasil peningkatan pemahaman siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Grafik peningkatan pemahaman konsep siswa hasil uji Normalized Gain

50 50

0 0

100

0 20 40 60 80 100 120

Tinggi Sedang Rendah

Pers

e

n

ta

se

Kriteria

Kelas Ekserimen

(55)

Secara keseluruhan peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen sebesar 0,25 dalam kriteria rendah dan kelas kontrol sebesar 0,17 dalam kriteria rendah. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 23 (halaman 124-125).

4.1.2.5 Uji Ketuntasan Klasikal

[image:55.595.141.454.291.351.2]

Hasil ketuntasan posttest siswa secara klasikal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Jumlah

Siswa

Jumlah Siswa Tuntas

% Ketuntasan Klasikal

Ekperimen 36 4 11,11

Kontrol 34 0 0

Perhitungan selegkapnya disajikan pada Lampiran 25 (halaman 128).

Hasil pengujian ketuntasan belajar klasikal ini menggunakan nilai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran kimia kelas XI di SMA Negeri 2 Batang yaitu 75. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal kelas eksperimen lebih besar daripada ketuntasan klasikal kelas kontrol.

4.1.2.6 Data Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik

(56)

psikomotorik pada kelas eksperimen mencapai 83,54 sehingga memenuhi kriteria baik dan untuk kelas kontrol adalah sebesar 77,45 sehingga memenuhi kriteria baik.

[image:56.595.149.493.208.328.2]

Hasil analisis hasil belajar afektif untuk kelas eksperimen dapat dilihat dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen No Aspek yang diamati Rata-rata Kriteria

1 Kehadiran 4,00 Sangat tinggi

2 Menyampaikan pendapat 3,16 Tinggi

3 Disiplin 3,35 Tinggi

4 Sopan dan santun 3,16 Tinggi

5 Tanggungjawab 3,14 Tinggi

6 Jujur 3,19 Tinggi

7 Percaya diri 3,06 Tinggi

Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 27 (halaman 131-132). Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa skor rata-rata hasil belajar afektif untuk kelas eksperimen yang paling tinggi adalah pada aspek yang pertama yaitu kehadiran sedangkan hasil belajar afektif yang terendah terdapat pada aspek yang ketujuh yaitu percaya diri. Untuk hasil belajar afektif kelas kontrol dapat dilihat dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Analisis Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol No Aspek yang diamati Rata-rata Kriteria

1 Kehadiran 4,00 Sangat tinggi

2 Menyampaikan pendapat 2,51 Cukup

3 Disiplin 2,85 Tinggi

4 Sopan dan santun 3,00 Tinggi

5 Tanggungjawab 2,68 Cukup

6 Jujur 3,06 Tinggi

7 Percaya diri 3,26 Tinggi

[image:56.595.147.493.506.627.2]
(57)
[image:57.595.142.490.153.216.2]

Hasil belajar psikomotorik untuk kelas eksperimen dapat dilihat dalam Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Analisis Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen No Aspek yang diamati Rata-rata Kriteria A Prakerja (sebelum praktikum) 2,68 Sangat tinggi B Pelaksanaan praktikum 2,31 Tinggi C Laporan praktikum 2,71 Sangat tinggi Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 30 (halaman 140-141).

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotorik siswa kelas eksperimen untuk aspek prakerja (sebelum praktikum) dan aspek laporan praktikum mempunyai kriteria sangat tinggi, sedangkan untuk aspek pelaksanaan praktikum mempunyai kriteria tinggi. Untuk hasil belajar psikomotorik kelas kontrol dapat dilihat dalam Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol No Aspek yang diamati Rata-rata Kriteria A Prakerja (sebelum praktikum) 2,50 Tinggi B Pelaksanaan praktikum 2,04 Cukup C Laporan praktikum 2,59 Tinggi

Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 30 (halaman 142-143). Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotorik siswa kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen. Aspek prakerja (sebelum praktikum) dan aspek laporan praktikum mempunyai kriteria tinggi, sedangkan untuk aspek pelaksanaan praktikum mempunyai kriteria cukup.

4.1.2.7 Analisis Data Angket

(58)
[image:58.595.115.545.151.288.2]

dimana dalam penelitian ini diberikan pada kelas XI MIA 4 SMA Negeri 2 Batang. Hasil penyebaran angket dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran

No Pernyataan SS S TS STS

1. Ketertarikan pada materi. 25% 72,22% 2,78% 0% 2. Ketertarikan pada proses pembelajaran. 58,33% 36,11% 5,56% 0% 3. Ketertarikan pada pembelajaran. 38,89% 44,44% 16,67% 0% 4. Kerjasama siswa. 22,22% 66,67% 11,11% 0% 5. Toleransi siswa. 22,22% 69,45% 8,33% 0% 6. Keefektifan media. 25% 47,22% 27,78% 0% 7. Kemampuan membuat kesimpulan. 19,44% 47,22% 33,33% 0% 8. Keterkaitan materi dengan lingkungan. 22,22% 61,11% 16,67% 0%

Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 33 (halaman 147). Berdasarkan Tabel hasil perhitungan dapat disimpulkan siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry berbantuan media

playing card karena lebih menyenangkan, menarik, dan tidak membosankan. Berdasarkan hasil analisis diketahui reliabilitas dari lembar angket = 0,656 dan rtabel = 0,320 pada α = 5% dan jumlah siswa atau n = 36. Karena r11 rtabel maka lembar angket tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 33 (halaman 148).

4.2

Pembahasan

(59)

pada uji homogenitas keempat kelas mempunyai varians yang sama atau homogen. Pada uji kesamaan rata-rata antar kelas dalam populasi (uji ANAVA) diperoleh kesimpulan bahwa keempat kelas tidak ada perbedaan yang signifikan atau mempunyai rata-rata antar kelas yang sama.

Setelah diketahui bahwa populasi berasal dari keadaan yang sama dipilih dua kelas untuk sampel yaitu kelas XI MIA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 3 sebagai kelas kontrol. Setelah pengujian data awal tersebut, diberikan

pretest untuk kedua kelas. Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, untuk kelas eksperimen pada saat pembelajaran peneliti menerapkan model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan model pembelajaran seperti biasanya yaitu model ceramah.

Setelah akhir pembelajaran, dilakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan siswa. Di samping itu peneliti juga melakukan observasi pada saat proses pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar afektif siswa dan juga dilakukan observasi pada saat kegiatan praktikum berlangsung untuk mengetahui hasil belajar psikomotorik siswa.

Hasil penelitian ini kemudian dianalisis menggunakan uji statistik dan deskriptif. Analisis dengan uji statistik meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan rata-rata, uji Normalized Gain <g , dan uji hipotesis. Uji

(60)

4.2.1. Hasil Belajar Kognitif

Perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memberikan hasil belajar kognitif yang berbeda pula yang diukur menggunakan tes yaitu pretest dan posttest. Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen mendapat model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card. Nilai rata-rata pretest

untuk kelas eksperimen adalah sebesar 48,06 dan nilai posttestnya sebesar 61,25. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen meningkat dari

pretest ke posttest sebesar 13,19. Pada kelas kontrol peningkatan rata-rata nilai dari nilai pretest ke posttest sebesar 9,7 dimana nilai rata-rata pretest adalah sebesar 41,62 sedangkan nilai rata-rata posttest sebesar 51,32. Dari data tersebut menunjukkan bahwa baik nilai rata-rata pretest maupun posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil belajar kognitif pada penelitian ini dianalisis secara statistika. Analisis yang digunakan meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua rata-rata, uji hipotesis menggunakan menggunakan uji korelasi (rb), perhitungan koefisien determinasi (rb2), uji

Normalized Gain<g , dan ketuntasan belajar klasikal.

(61)

kontrol berdistribusi normal (Lampiran 18 halaman 116-117 dan Lampiran 19 halaman 118-119).

Hasil uji kesamaan dua varians, dari data pretest didapatkan Fhitung sebesar 1,30 dan Ftabel sebesar 1,99. Sedangkan dari data posttest didapatkan Fhitung sebesar 1,18 dan Ftabel sebesar 1,99. Dari hasil analisis tersebut Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa data pretest dan data posttest dari kedua sampel memiliki varians yang sama (Lampiran 20 halaman 120-121).

Uji Normalized Gain <g pada data kelas eksperimen 0% untuk kriteria

tinggi, 50% untuk kriteria sedang dengan jumlah 18 siswa, dan 50% untuk kriteria rendah dengan jumlah 18 siswa. Sedangkan pada kelas kontrol uji Normalized Gain

<g menunjukkan bahwa 100% untuk kriteria rendah dengan jumlah siswa

sebanyak 34 siswa (Lampiran 23 halaman 124-125). Pada kelas eksperimen untuk untuk uji N-Gain tidak ada yang masuk ke dalam kriteria tinggi karena perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen berpengaruh rendah terhadap hasil belajar kognitif. Pada kelas kontrol kriteria N-Gain rendah semua karena menggunakan metode ceramah. Tetapi, untuk ketuntasan klasikal kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama belum tuntas. Pada kelas eksperimen ketuntasan klasikalnya hanya 11,11% sedangkan kelas kontrol sebesar 0%.

(62)

Hasil analisis data untuk uji korelasi didapatkan nilai rb sebesar 0,32. Menurut pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi pada Sugiyono (2011), nilai rb sebesar 0,32 berada diantara 0,20-0,40 yang menyatakan hasil koefisien korelasinya rendah. Berdasarkan uji ketuntasan klasikal, kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama dalam kriteria rendah, tetapi kelas eskperimen ketuntasan klasikalnya masih lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal tersebut berarti hubungan antara model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card

materi indikator asam basa terhadap hasil belajar pemahaman konsep siswa adalah hubungan yang tergolong rendah. Hal ini disebabkan siswa dalam satu kelas memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga tipe belajar mereka juga tidak sama. Kebanyakan orang mampu belajar dengan ketiga tipe (visual, auditorial, dan kinestetik), namun hampir semua orang cenderung pada salah satu tipe saja (DePorter, 2010).

Koefisien korelasi biserial rb yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung koefisien determinasi (KD) dengan rumus rb2 x 100%. Berdasarkan perhitungan diperoleh koefisien determinasi sebesar 10,24%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card

hanya mempengaruhi hasil belajar pemahaman konsep siswa materi indikator asam basa sebesar 10,24% sedangkan 89,76% merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar.

Peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dipengaruhi oleh pembelajaran inquiry berbantuan media playing card. Langkah-langkah inquiry

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Nilai UAS Kimia SMA N 2 Batang
Tabel 2.1. Perubahan warna indikator pada kertas lakmus
Tabel 2.2. Trayek perubahan warna dari beberapa indikator
gambar 2.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Keanekaragaman makhluk Hidup Menggunakan Srategi Pembelajaran Index Card Match

Berdasarkan angket gaya belajar, maka sampel dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: kelompok sampel yang memiliki gaya belajar visual minimal 8 orang siswa, kelompok

Penelitian ini bertolak dari kurangnya motivasi peserta didik pada pembelajaran sehingga nilai peserta didik pada materi klasifikasi makhluk hidup rata-rata di

Sedangkan Haryanto (2011: 165) mengungkapkan bahwa pembelajaran Index Card Match (mencari pasangan) adalah suatu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Kakas bahwa penerapan model pembelajaran POGIL yang dilengkapi dengan LKS siswa lebih aktif

Tujuan penelitian ini adalah: (1) menghasilkan perangkat pembelajaran DL berbantuan TPI pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan; (2) menguji validitas

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V di SD Negeri 1 Penuktukan adalah model problem-based learning berbantuan

Deskripsi Data Hasil Belajar Tema 1 “Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup” sesudah Menggunakan Model Pembelajaran NHT dengan Permainan Index Card Match Pada tahap ini,