i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
INQUIRY
BERBANTUAN MEDIA
PLAYING CARD
MATERI
INDIKATOR ASAM BASA TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Kimia
oleh Salipah 4301411127
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 12 Mei 2015
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Berbantuan Media Playing Card Materi Indikator Asam Basa Terhadap Hasil Belajar Siswa” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang skripsi Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa Tanggal : 12 Mei 2015
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
iv
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul:
“Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Berbantuan Media Playing Card Materi Indikator Asam Basa Terhadap Hasil Belajar Siswa”
disusun oleh
Nama : Salipah NIM : 4301411127
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada tanggal 12 Mei 2015.
Panitia
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dra. Woro Sumarni, M.Si NIP 196310121988031001 NIP 196507231993032001 Ketua Penguji
Dr. Sri Susilogati, M.Si NIP 195711121983032002
Anggota Penguji/ Anggota Penguji /
Pembimbing I Pembimbing II
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sebuah kesuksesan tidak akan pernah tercapai tanpa adanya kesabaran dan kerja keras.”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Orang tuaku tercinta (Alm. Bapak Suprat, Alm. Ibu Sartimah, Ibu Taryamah, Bapak Kusnadi, Ibu Mariah), kakak (Yatin) dan keluargaku tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat;
2. Kekasihku tercinta Abdul Wahid;
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
3. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan membantu kelancaran ujian skripsi.
4. Dosen pembimbing I, Prof. Dr. Sudarmin, M.Si, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penelitian maupun dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.
5. Dosen pembimbing II, Dra. Sri Haryani, M.Si, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penelitian maupun dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.
6. Kepala SMA Negeri 2 Batang yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Guru Kimia SMA Negeri 2 Batang, Srikandi, S.Pd, yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian ini. 8. Teman-temanku semua Kos Balqis yang senantiasa memberi semangat.
vii
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Hanya ucapan terima kasih dan doa, semoga apa yag telah diberikan tercatat sebagai amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam kemajuan dunia pendidikan dan secara umum kepada semua pihak.
viii ABSTRAK
Salipah. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Berbantuan Media Playing Card Materi Indikator Asam Basa Terhadap Hasil Belajar. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Prof. Dr. Sudarmin, M.Si dan Pembimbing Pendamping Dr. Sri Haryani, M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Inquiry, Playing Card.
ix ABSTRACT
Salipah. 2015. The effect of Inquiry with Playing Card Media at Acid and Based
Indicator to The Result of Student’s Learning. Undergraduate Thesis, Chemistry
Departement, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University. Primary Supervisor: Prof. Dr. Sudarmin, M.Si, Supervising Companion: Dr. Sri Haryani, M.Si.
Keyword: The Result of Learning, Inquiry, Playing Card
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………... i
PERNYATAAN ……….. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... iii
PENGESAHAN ………... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .………... v
KATA PENGANTAR ………... vi
ABSTRAK ………... viii
ABSTRACT ……… ix
DAFTAR ISI …..………... x
DAFTAR TABEL ………... xii
DAFTAR GAMBAR ………... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
1.1 Latar Belakang ………... 1
1.2 Penegasan Istilah ………... 4
1.3 Rumusan Masalah ………... 5
1.4 Tujuan Penelitian ………... 6
1.5 Manfaat Penelitian ………... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 8
2.1 Pendekatan Inquiry dan Tahapannya………... 8
2.2 Media Playing Card dan Kegunaannya .……... 10
2.3 Indikator Asam Basa Alam dan Buatan……….... 11
2.4 Hasil Belajar dan Penilaiannya ………. 14
2.5 Kerangka Berpikir ………... 16
2.6 Hipotesis ………... 16
BAB III METODE PENELITIAN ………... 17
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ………... 17
3.2 Subyek Penelitian ………... 17
3.3 Variabel Penelitian ………... 18
3.4 Desain Penelitian ………... 18
xi
3.6 Teknik Pengumpulan Data ………... 20
3.7 Metode Analisis Data ………... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………... 34
4.1 Hasil Penelitian ………... 34
4.2 Pembahasan ………... 43
BAB V PENUTUP ..………... 57
5.1 Simpulan ………... 57
5.2 Saran ………... 57
DAFTAR PUSTAKA ………... 58
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Daftar Nilai UAS Kimia SMA N 2 Batang Tahun Pelajaran 2014/2015 2
2.1 Perubahan warna indikator pada kertas lakmus ………... 11
2.2 Trayek perubahan warna dari beberapa indikator ……… 12
3.1 Desain Penelitian ……….. 18
3.2 Hasil Uji Normalitas Data Populasi Awal ……… 21
3.3 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ……… 24
3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen ... 25
3.5 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal Uji Coba ………. 26
3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal uji Coba Instrumen ………. 27
3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba ……… 27
3.8 Kriteria Rata-rata Skor Total Hasil Belajar Afektif .………. 28
3.9 Kriteria Rata-rata Skor Total Hasil Belajar Psikomotorik………….. 29
3.10 Kriteria Rata-rata Skor Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif……….... 29
3.11 Kriteria Rata-rata Skor Setiap Aspek Hasil Belajar Psikomotorik….. 29
4.1. Hasil Uji Normalitas Data Populasi Awal ……….. 34
4.2 Data Posttest Materi Indikator Asam Basa ………. 36
4.3 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest ……….. 36
4.4 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest ………. 36
4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Posttest ……….. 37
4.6 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal ………... 40
4.7 Hasil Analisis Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen ……….. 41
4.8 Hasil Analisis Hasil Belajar Afektif Kelas Kontol …………... 41
4.9 Hasil Analisis Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen ……….. 42
4.10 Hasil Analisis Belajar Psikomotorik Kelas Kontol ……….. 42
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ………. 16 4.1 Grafik peningkatan pemahaman konsep siswa hasil
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi soal uji coba ……… 62
2. Soal uji coba ……….. 63
3. Daftar nama siswa uji coba ………... 69
4. Analisis soal uji coba ……… 70
5. Reliabilitas instrument soal uji coba ………. 74
6. Silabus ………... 75
7. RPP kelas eksperimen ………... 78
8. Lembar praktikum kimia ……….. 89
9. Soal pretest-posttest……….. 100
10. Daftar nama siswa kelas eksperimen ……… 104
11. Daftar nama siswa kelas kontrol ……… 105
12. Daftar nilai ulangan semester gasal SMA N 2 Batang tahun pelajaran 2014/2015 ………... 106
13. Uji normalitas nilai ulangan semester 1 ………. 107
14. Uji homogenitas ………. 111
15. Uji ANAVA ………... 112
16. Daftar nilai pretest-posttestkelas eksperimen ……… 114
17. Daftar nilai pretest-posttestkelas kontrol ………... 115
18. Uji normalitas data pretest……….. 116
19. Uji normalitas data posttest………. 118
20. Uji kesamaan dua varians nilai pretest dan posttest ……… 120
21. Uji perbedaan dua rata-rata ………. 122
22. Uji perbedaan dua rata-rata (uji t pihak kanan) ………... 123
23. Uji normalized gain………. 124
24. Uji korelasi daan koefisien determinasi ……….. 126
25. Analisis peningkatan hasil belajar klasikal……….. 128
26. Panduan penskoran lembar penilaian afektif …..……… 129
27. Lembar penilaian afektif ……… 131
28. Analisis lembar penilaian afektif ………. 135
xv
30. Lembar penilaian psikomotorik ………. 140
31. Analisis lembar penilaian psikomotorik ………. 144
32. Lembar angket ……… 146
33. Analisi lembar angket ……… 147
34. Dokumentasi ………. 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Daftar nilai UAS kimia SMA Negeri 2 Batang tahun pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Daftar Nilai UAS Kimia SMA N 2 Batang Tahun Pelajaran 2014/2015
Kelas Rata-rata
Jumlah Siswa yang Tuntas
Jumlah Siswa yang Tidak
Tuntas
Total Jumlah
Siswa
% Ketuntasan Kelas
XI MIA 1 61.58 4 32 36 11,11%
XI MIA 2 60.14 5 30 35 14,29%
XI MIA 3 65.33 5 36 36 13,89%
XI MIA 4 53.82 0 34 34 0%
(Sumber: Arsip Guru Mata Pelajaran Kimia, 2015)
Salah satu metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut adalah inquiry (Narni et al., 2011). Pada proses belajar mengajar dengan menggunakan metode inquiry siswa diberikan petunjuk-petunjuk seperlunya. Petunjuk petunjuk ini sangat berguna untuk membimbing serta mengarahkan siswa dalam merumuskan permasalahan serta menemukan konsep melalui kegiatan demonstrasi atau percobaan, pertanyaan arahan maupun petunjuk pelaksanaan percobaan yang tercantum dalam Lembar Kegiatan Siswa (Luxman, 2013). Selain model pembelajaran, adanya media pembelajaran yang efektif juga sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam poses belajar mengajar dapat menimbulkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran bahkan mampu membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa (Hamdani, 2011).
penerapan pembelajaran inkuiri dapat memberikan perubahan signifikan dalam lingkungan belajar sehingga siswa dapat mengalami perubahan dalam sikap ilmiah dan kinerja yang berpengaruh positif terhadap prestasi siswa.
Inquiry dalam bahasa inggris berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan (Trianto, 2007). Sebagai kegiatan belajar, model pembelajaran
inquiry mengacu pada kegiatan siswa di mana mereka mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman ide-ide ilmiah serta pemahaman tentang bagaimana ilmuwan mempelajari alam (Oguzunver & Arabacioglu, 2011). Dengan menggunakan model pembelajaran inquiry diharapkan dapat memberikan kesempatan berharga bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka (Chin et al., 2007).
Berdasarkan penelitian sebelumnya pembelajaran dengan model inquiry
Melihat hasil positif dari penelitian terdahulu mengenai model pembelajran inquiry, lalu belum adanya penggunan kartu sebagai media pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang, maka pada penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card pada materi indikator asam basa..
1.2
Penegasan Istilah
Agar tidak menimbulkan kesalahan daam mengartikan atau mengungkap maksud peneliti, maka perlu dijelaskan dan dibatasi pengertian-pengertian yang terdapat dalam judul skripsi ini.
1.2.1 Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Mengacu dari pengertian tersebut, pengaruh adalah akibat atau hasil dari penerapan model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card yaitu berpengaruh positif jika akibat atau hasil dari penerapan model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Adapun ada tidaknya pengaruh dalam penelitian ini dibuktikan dengan pengujian statistik dengan uji t.
1.2.2 Model pembelajaran inquiry
1.2.3 Media Playing Card
Media yang berupa kartu yang digunakan sebagai permainan dalam kegiatan pembelajaran. Media playing card sendiri terdiri atas kartu soal dan dan kartu kartu materi yang akan digunakan dalam permainan seperti permainan monopoli yang disebut chemopolly.
1.2.4 Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang merupakan hasil belajar siswa terhadap pemahaman konsep, hasil belajar afektif yaitu sikap, dan hasil belajar psikomotorik yaitu ketrampilan.
1.3
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka permasalahan yang timbul adalah:
(1) Apakah model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card
berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi indikator asam basa?
(2) Berapa besar pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan playing card terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi indikator asam basa? (3) Bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran inquiry
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
(1) Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card materi indikator asam basa terhadap hasil belajar kognitif siswa.
(2) Mengetahui seberapa pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card materi indikator asam basa terhadap hasil belajar kognitif siswa.
(3) Mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran inquiry
berbantuan playing card pada materi indikator asam basa.
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Teoritis
Hasil penelitian yang dilakukan memiliki manfaat bagi ilmu pengetahuan sebagai masukan dalam pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media
playing card materi indikator asam basa terhadap hasil belajar siswa. 1.5.2 Praktis
Hasil penelitian yang dilakukan memiliki manfaat bagi: 1. Siswa
Dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Guru
3. Sekolah
Dapat memberikan sumbangan untuk perbaikan kondisi pembelajaran Ilmu Kimia siswa sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode pengajaran dengan media pembelajaran yang diterapkan bagi perbaikan kualitas pendidikan di masa yang akan datang.
4. Peneliti
Mendapatkan pengalaman langsung dalam memberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry dan media
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Pendekatan Inquiry dan Tahapannya
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Trianto (2007) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran inquiry mengacu pada kegiatan siswa di mana mereka mengembangkan pengetahuan dan pemahaman ide-ide ilmiah serta pemahaman tentang bagaimana ilmuwan mempelajari alam (Oguzunver & Arabacioglu, 2011). Model pembelajaran inquiry merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang berorientasi konstuktivistik. Pembelajaran inquiry adalah suatu pembelajaran yang dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah. Latihan inquiry dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi (Trianto, 2007). Penerapan model inquiry juga dapat meningkatkan prestasi belajar dan mengembangkan pemikiran siswa. Karena proses pembelajarannya menyajikan
tantangan kepada siswa untuk mencari penjelasannya melalui tahapan-tahapan yang dilakukan seperti para ilmuwan (Prince & Felder, 2007)
Menurut Wena (2008) pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang mengajar siswa untuk memahami proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. Pembelajaran inkuiri ini akan melatih siswa untuk berfikir secara ilmiah dalam menghadapi suatu fenomena. Maija dan Matleena (2012) mengungkapkan bahwa penerapan Inquiry based learning dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi kimia. Tujuan umum pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk membangkitkan pertanyaan yang muncul dari rasa keingintahuannya dan upaya mencari jawabannya (Saptorini, 2011).
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiry adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inquiry. Dengan menggunakan model pembelajaran inquiry diharapkan dapat memberikan kesempatan berharga bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka (Chin et al., 2007).
2.2 Media Playing Card dan Kegunaannya
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan untuk mencapai tujuan pengajaran (Arsyad, 2005). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dengan siswa agar tujuan pengajaran tercapai. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampaian pesan atau media.
Playing card yaitu kartu-kartu yang digunakan sebagai permainan dalam kegiatan pembelajaran. Media playing card sendiri terdiri atas kartu soal dan dan kartu jawaban. Agar siswa dapat menerima pelajaran kimia dengan baik maka diperlukan usaha utuk menarik perhatian siswa. Dengan menerapkan pembelajaran yang menarik diharapkan siswa akan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Teknik belajar yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah bermain sambil belajar. Dengan menggunakan media playing card diharapkan siswa akan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu, media playing card yang berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban dapat juga digunakan sebagai kartu evaluasi.
Media kartu selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat menampilkan obyek yang terlalu kompleks serta ukurannya terlalu kecil untuk ditampilkan secara klasikal (Ummah, 2010). Media kartu dalam penelitian ini berupa kartu yang berisi soal dan kartu materi yang akan digunakan melalaui permainan chemopolly.
2.3
Indikator Asam Basa Alam dan Buatan
Indikator asam basa pada dasarnya adalah zat kimia yang mampu berubah warna atau tetap dalam suasana larutan yang bersifat asam, basa, atau netral. Ada dua macam indikator asam basa yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum siswa di laboratorium, yaitu indikator buatan dan indikator alam. Dalam kegiatan praktikum, indikator buatan yang sering digunakan dalam bentuk kertas, misalnya lakmus merah, lakmus biru, dan indikator universal. Indikator buatan dalam bentuk larutan, misalnya larutan fenolptalein, larutan metil merah, larutan metil biru, dsb. Sedangkan indikator alam yang digunakan dalam bentuk larutan misalnya daun mahkota bunga (kembang sepatu, bougenvil, mawar dan lain-lain), serta kunyit. Indikator asam basa, baik yang buatan atau yang alam dapat memberikan perubahan warna yang khas jika digunakan untuk menguji larutan yang bersifat asam, basa atau netral, sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.
Tabel 2.1. Perubahan warna indikator pada kertas lakmus Larutan yang
diuji
Lakmus merah Lakmus biru
Warna awal Warna akhir Warna awal Warna akhir
Asam Merah Merah Biru merah
Basa Merah Biru Biru Biru
Trayek perubahan warna dari beberapa indikator buatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Trayek perubahan warna dari beberapa indikator
Indikator Trayek Perubahan Warna Perubahan Warna
Lakmus 5,5-8,0 Merah-biru
Metil jingga 2,9-4,0 Merah-kuning
Metil merah 4,2-6,3 Merah-kuning
Bromtimol biru 6,0-7,6 Kuning-biru
Fenolftalin 8,3-10,0 Tidak berwarna-merah
(Sudarmo, 2013)
Indikator alami contohnya adalah: a. Kunyit
Kunyit dalam masyarakat biasa digunakan sebagai jamu tradisional yang biasa dijual oleh penjual jamu gendong. Kunyit memiliki beberapa manfaat anatara lain adalah untuk obat gatal, kesemutan, gusi bengkak, luka, sesak napas, sakit perut, bisul, kudis, encok, sakit kuning, memperbaiki pencernaan, antidiare, serta sebaga penawar racun. Selain itu kunyit juga mengandung antioksidan yang cukup tinggi (Maizura et al., 2011). Amanda & Mistry (2011) menyatakan bahwa kunyit juga dapat berpotensi menurunkan resiko kanker. Ektrak kunyit dalam larutan asam akan berwarna kuning dan dalam larutan basa akan berwarna merah bata.
b. Wortel
(Kaur & Sharma, 2013). Ekstrak wortel dalam larutan asam akan berwarna merah dan dalam larutan basa akan berwarna coklat.
c. Bunga Sepatu atau Kembang sepatu
Bunga sepatu dikenal orang jawa sebagai bunga worawari, sedangkan orang sunda mengenalnya dengan nama wera. Selain ditanam di halaman sebagai tanaman hias, bunga sepatu juga sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah akar, bunga dan daunnya. Bagian bunganya mengandung hibisetin, sedangkan akar dan daunnya mengandung kalsium oksalat, peroksida, lemak dan protein. Beberapa penyakit yang bisa diobati dengan bunga sepatu antara lain batuk, sariawan, gondok, bronkhitis, sakit kepala dan gonorhoe (Kumar & Singh, 2012). Ekstrak bunga sepatu suasana dalam asam akan berwarna merah dan dalam suasana basa akan berwarna coklat.
d. Kayu Secang
e. Kubis Ungu
Kubis dengan warna ungu memiliki efek antioksidan tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan kulit dan tubuh. Selain kaya vitamin C dan K, kubis ungu juga memiliki konsentrasi tinggi anthocyanin polyphenols, zat yang berperan mencipta warna ungu pada sayur tersebut. Zat ini tudak hanya memiliki efek antioksidan yang cukup baik, tapi juga terlibat dalam proses antiperadangan. Sejumlah studi membuktikan bahwa kandungan anthocyanin polyphenols membantu menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa tipe kanker (Maftuhah, 2013). Ekstrak dari kubis ungu jika dalam suasana asam akan berwarna merah dan dalam suasana basa akan berwarna hijau.
2.4
Hasil Belajar dan Penilaiannya
Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh pakar psikologi. Anni (2005) menyatakan bahwa belajar merupakan proses di mana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dan pengalaman. Gagne (dalam Anni, 2005) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan kecakapan manusia yang berlangsung selama periode tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Berdasarkan keempat pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu: 1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, 2) perubahan itu terjadi karena proses pengalaman, 3) perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman yang bersifat permanen.
tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni, 2005).
Hasil belajar merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas yang digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilainan tertentu Benjamin Bloom (dalam Ismawati, 2007) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu:
1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuan atau ingatan, pemahaman konsep, aplikasi, analisis, dan evaluasi. 2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan jawaban
atau reaksi, dan penilaian.
2.5
Kerangka Berpikir
[image:31.595.113.533.156.518.2]Secara ringkas gambaran penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.6
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan playing card materi indikator asam basa terhadap hasil belajar kognitif siswa.
PEMBELAJARAN KIMIA
Pengetahuan
Hasil Belajar
Sikap Ketrampilan
Masalah:
Hasil belajar masih rendah
Harapan
Hasil belajar meningkat
Penyusunan Perangkat Pembelajaran Inquiry Berbantuan Media Playing Card
Materi Indikator Asam Basa Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kegiatan praktikum berbasis inquiry
Laporan hasil praktikum
Pembelajaran berbasis
inquiry berbantuan media
playing card
Penerapan Pembelajaran
Inquiry Berbantuan
Media Playing Card
Pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa Peningkatan Hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 2 Batang semester genap tahun pelajaran 2014/2015 pada tanggal 19 sampai dengan 30 Januari 2015.
3.2
Subyek Penelitian
Dalam uji coba pemakaian terdapat populasi dan sampel. Populasi adalah obyek atau subyek yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 2 Batang yang terbagi dalam empat kelas pararel.
Dari populasi tersebut diambil sampel untuk diteliti dengan menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu metode yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi sedemikian rupa sehingga anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel (Sugiyono, 2011). Metode yang digunakan adalah metode undian karena jumlah populasi kecil yaitu 4 kelas. Dari hasil undian tersebut didapatkan dua kelas kelas yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 sebagai kelas sampel. Dari kedua kelas tersebut, satu sebagai kelas pembanding (kontrol) yaitu kelas XI IPA 1 dan yang satu sebagai kelas perlakuan (eksperimen) yaitu kelas XI IPA 2.
3.3
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
(1) Variabel bebas adalah model pembelajaran inquiry berbantuan media
playing card.
(2) Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa.
3.4
Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah pretest–posttest control group design, yaitu penelitian dengan melihat perbedaan pretes maupun postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Keadaan awal Perlakuan Keadaan akhir
Eksperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y1 X2 Y2
Keterangan:
X1: Pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran inquiry. X2: Pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran ceramah. Y1: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest.
Y2: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest.
diberi posttest dengan maksud untuk mengetahui perkembangan siswa (sebagai evaluasi).
3.5
Prosedur Penelitian
3.5.1 Persiapan Penelitian
Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat perangkat pembelajaran
b. Membuat instrumen (silabus, RPP, bahan ajar, lembar penilaian psikomotorik siswa, lembar penilaian afektif siswa, lembar angket, media playing card, lembar angket, soal pretest dan posttest).
c. Melakukan uji coba instrumen soal pretest dan posttest yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Batang pada hari Jum’at tanggal 2 Januari 2015.
d. Analisis hasil uji coba instrumen.
e. Melakukan uji homogenitas dan normalitas kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian.
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry berbantuan playing card (pada kelas eksperimen). - Memberikan pretest pada siswa.
- Guru membagi siswa menjadi empat kelompok.
(2) Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tidak menggunakan model pembelajaran inquiry berbantuan playing card (pada kelas kontrol).
- Memberikan pretest pada siswa. - Guru menerangkan materi - Memberikan posttest.
3.6
Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penilitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah populasi, jumlah sampel, nama-nama siswa anggota sampel. 3.6.2 Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengungkap data tentang pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card indikator materi asam basa terhadap hasil belajar kognitif (pemahaman konsep) siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang.
3.6.3 Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk menilai hasil belajar afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan) siswa serta untuk mengungkap data tentang pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card indikator materi asam basa terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang.
3.6.4 Metode Angket atau Kuesioner
3.7
Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Data Awal 3.7.1.1Uji Normalitas
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui data dari populasi yang akan diambil sampel berdistribusi normal. Rumus yang digunakan untuk menguju kenormalan data ini adalah dengan Chi-Kuadrat.
� = ∑ Oi − EE i
i =
Keterangan:
X2 = Chi kuadrat
Oi = Frekuensi hasil pengamatan Ei = Frekuensi harapan
k = Banyaknya kelas interval
Kriteria : Tolak Ho jika X2 data ≥X2(0,95)(k-3) atau X2 dengan taraf konfidensi 0,95 derajat kebebasan k-3. Dalam hal lainnya Ho diterima artinya data yang diuji berdistribusi normal (Sudjana, 2005).
[image:36.595.151.503.573.646.2]Uji normalitas tahap awal ini dilakukan dengan menggunakan data nilai akhir semester gasal SMA Negeri 2 Batang tahun pelajarn 2014/2015. Hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas Data Populasi Awal
No. Kelas X2
hitung X2tabel Distribusi
3.7.1.2Uji Homogenitas Populasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui bahwa dalam populasi memiliki homogenitas yang sama dan memiliki rata-rata yang sama. Uji kesamaan homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Rumusnya sebagai berikut:
(i) Menghitung varians gabungan dari semua kelas:
� =∑∑ � − ��
� −
(ii) Menghitung harga satuan B: � = �� ∑ � −
(iii) Menghitung nilai statis chi-kuadrat dengan rumus: ]
log ) 1 ( )[
10
(ln 2
2
i
i S
n B
Keterangan:
Si2 = variansi masing-masing kelas S = variansi gabungan
ni = banyaknya anggota dalam kelas/kelas B = koefisien Bartlett
χ2 = harga konsultasi homogenitas sampel (Sudjana, 2005)
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
H0 : populasi memiliki varians yang tidak berbeda (12 = 22 = ... = n2)
menggunakan cluster random sampling (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 111).
3.7.1.3Uji Kesamaan Rata-rata antar Kelas dalam Populasi (Uji ANAVA) Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari kelas-kelas dalam populasi, dengan H : μ1 = μ2 =….= μk. Hipotesis diterima apabila Fhitung < Ftabel(0,95) (k-1) (n-k).
Perhitungan menggunakan rumus berikut:
� =
��/ ∑ �−�/ −Dengan:
(i) Jumlah kuadrat rata-rata (Ry) Ry = ∑ Xn
(ii) Jumlah kuadrat antar kelas (Ay) Ay = ∑ Xini 2− RY
(iii) Jumlah kuadrat total (Jk tot) JK tot = ∑ Xi
Jk tot = jumlah kuadrat – kuadrat (Jk) dari semua nilai pengamatan (iv) Jumlah kuadrat dalam (Dy)
Dy = Jk tot – Ry – Ay
3.7.2 Analisis Instrumen 3.7.2.1Analisis Butir Soal
1. Validitas
Validitas tes diketahui dengan menggunakan rumus korelasi point biserial, dengan rumus sebagai berikut.
� � =� − �� √
R pbis yang diperoleh dimasukkan ke dalam rrumus t.
= � � √ − √ − � �
Kriteria: jika t hit t tab, maka butir soal valid, dengan dk = (n-2) dan n adalah jumlah siswa. Data analisis validitas butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Valid 1, 2, 3, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25,
26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 40 30 Tidak Valid 4, 5, 6, 7, 9, 15, 16, 24, 37, 39 10 Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 4 (halaman 70-73).
Soal yang valid belum tentu dapat dipakai sebagai soal pretest dan
posttest karena selain valid, soal yang dipakai sebagai soal pretest dan
posttest juga harus memenuhi kriteria daya pembeda dan tingkat kesukaran. Berdasarkan analisis tersebut soal yang valid sebesar 75%.
2. Reliabilitas
11 r
kVt
M k M k
k ( )
1 1 Keterangan:
11
r : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir soal M : skor rata-rata
Vt : varians total
Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel. Apabila r11 > rtabel maka dikatakan instrumen tersebut reliabel. Dari perhitungan diperoleh r11= 0,72 dan r tabel = 0,41; maka dapaat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 74).
3. Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P (p kapital), singkatan dari kata “proporsi”. Hasil dari tingkat
kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.4. Rumus mencari P adalah:
JS B
IK
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa menjawab benar butir soal JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
[image:40.595.177.428.669.734.2]
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen Interval Indeks Kesukaran Kriteria
0,00 - 0,30 0,31 - 0,70 0,71 - 1,00
Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal Uji Coba Kriteria Tingkat
Kesukaran Nomor Soal Jumlah
Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 24, 30, 31, 32 23
Sedang 10, 13, 14, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 33, 34, 35, 36,
37, 39, 39 16
Sukar 40 1
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 (halaman 70-73). Soal dengan kriteria tingkat kesukaran mudah sebesar 57,5%, soal dengan kriteria tingkat kesukaraan sedang sebesar 40%, dan soal dengan tingkat kesukaraan sukar sebesar 2,5%.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya data pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Hasil analisis daya beda soal disajikan pada Tabel 3.6. Daya pembeda dinyatakan dalam rumus:
D = − Keterangan:
Ja : banyaknya peserta kelompok atas Jb : banyaknya peserta kelompok bawah
Ba : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
Kriteria daya pembeda untuk soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal uji Coba Instrumen Interval Indeks Daya
Pembeda Kriteria DP ≤ 0,00
0,01 - 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00
Sangat Jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik
Hasil analisis tingkat daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Sangat Jelek 7, 9, 15, 24, 37 5
Jelak 16 1
Cukup 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26,
27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 38, 39, 40 29
Baik 8, 14, 25, 31, 36 5
[image:42.595.117.514.349.444.2]3.7.2.2Analisis Lembar Observasi 1. Validitas Lembar Observasi
Lembar observasi akan dikatakan valid apabila validitas isi telah divalidasi oleh pakar menggunakan lembar validasi, (Mardapi, 2008). 2. Reliabilitas Lembar Observasi
Lembar observasi akan reliabel jika r11 ≥ 0,70 menggunakan rumus
inter raters reliability: =� +� − ��− ��
Keterangan:
r11 = reliabilitas ≥ 0,70
Vp = varian persons/responden/testee Ve = varian eror
k = jumlah rater/observer (Mardapi, 2008).
Hasil observasi dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotorik baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Rumus yang digunakan: NP% = n x 100%
N Keterangan:
NP% = persentase nilai siswa n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal
[image:43.595.231.433.669.757.2]Rata-rata skor total hasil belajar afektif menggunakan kriteria seperti pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kriteria Rata-rata Skor Total Hasil Belajar Afektif Rata-rata Kriteria
Rata-rata skor total hasil belajar psikomotorik menggunakan kriteria seperti pada tabel 3.9
Tabel 3.9 Kriteria Rata-rata Skor Total Hasil Belajar Psikomotorik Rata-rata Kriteria
33,80 < X ≤ 39,00 Sangat Baik 28,60 < X ≤ 33,80 Baik
23,40 < X ≤ 28,60 Cukup 18,20 < X ≤ 23,40 Jelek
13,00 < X ≤ 18,20 Sangat Jelek
[image:44.595.231.429.345.436.2]Skor total setiap aspek untuk hasil belajar afektif siswa dikategorikan seperti pada tabel 3.10.
Tabel 3.10 Kriteria Rata-rata Skor Setiap Aspek Hasil Belajar Afektif Rata-rata Kriteria
3,4 < X ≤ 4,0 Sangat Tinggi 2,8 < X ≤ 3,4 Tinggi
2,2 < X ≤ 2,8 Cukup 1,6 < X ≤ 2,2 Rendah
1,0 < X ≤ 1,6 Sangat Rendah
Skor rata-rata setiap aspek untuk hasil belajar psikomotorik siswa dikategorikan seperti pada tabel 3.11
Tabel 3.11 Kriteria Rata-rata Skor Setiap Aspek Hasil Belajar Psikomotorik
Rata-rata Kriteria 2,6 < X ≤ 3,0 Sangat Tinggi 2,2 < X ≤ 2,6 Tinggi
1,8 < X ≤ 2,2 Cukup 1,4 < X ≤ 1,8 Rendah
[image:44.595.229.430.547.638.2]3.7.2.3Analisis Lembar Angket 1. Validitas Lembar Angket
Angket akan dikatakan valid apabila validasi isi dilakukan oleh pakar dan dikatakan valid menggunakan lembar validasi angket (Mardapi, 2008). 2. Reliabilitas Angket
Reliabilitas angket dapat dihitung menggunakan rumus α-Cronbach
sebagai berikut:
= − { −∑��� }
Keterangan:
r11 = reliabilitas ≥ 0,70 n = jumlah soal Si2 = varian butir soal St2 = varian total
Instrument dikatakan reliabel jika r11 ≥ 0,7 (Mardapi, 2008).
Hasil angket dianalisis secara deskriptif dengan membuat tabel frekuensi jawaban siswa kemudian ditarik kesimpulan. Respon atau tanggapan terhadap masing-masing pertanyaan dinyatakan dalam 4 kategori, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Dimana bobot untuk masing-masing kategori SS=4, S=3, TS=2, STS=1.
3.7.3 Analisis Data Akhir 3.7.3.1Uji Normalitas Data
� = ∑ Oi− EE i
i =
Keterangan:
X2 = Chi kuadrat
Oi = Frekuensi hasil pengamatan Ei = Frekuensi harapan
k = Banyaknya kelas interval
Kriteria : Tolak Ho jika X2 data ≥X2(0,95)(k-3) atau X2 dengan taraf konfidensi 0,95 derajat kebebasan k-3. Dalam hal lainnya Ho diterima artinya data yang diuji berdistribusi normal (Sudjana, 2005).
3.7.3.2Uji Kesamaan Dua Varian
Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama (homogenitas sama) atau tidak.
Rumus yang digunakan adalah:
� =
� � � � � � � � � � �Kriteria pengujiannya adalah:
1. Jika FHitung F0,5α(n1-1)(n2-1), berarti varians kedua kelas sampel berbeda. 2. Jika FHitung F0,5α(n1-1)(n2-1), berarti varians kedua kelas sampel sama. 3.7.3.3 Uji hipotesis
3.7.3.3.1 Uji Hipotesis Menggunakan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata dengan Uji Pihak Kanan
2 1 2 1
1
1
n
n
s
x
x
t
dengan
2
1
1
2 1 2 2 2 2 1 1 2
n
n
s
n
s
n
s
Keterangan: 1x : nilai rata-rata kelompok kelas eksperimen 2
x : nilai rata-rata kelompok kelas kontrol
2 1
s : varian data pada kelompok kelas eksperimen
2 2
s : varian data pada kelompok kelas kontrol
2
s : varian gabungan
1
n : banyaknya subyek pada kelompok kelas eksperimen 2
n : banyaknya subyek pada kelompok kelas kontrol
Kriteria pengujian : Jika thitung < t0,05 αmaka tidak berbeda signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, sedangkan jika thitung > t0,05 α maka terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
3.7.3.3.2 Uji Korelasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry berbantuan playing card dan ceramah pada kelas kontrol. Uji korelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji koefisien korelasi biserial.
= � − � . .
�
Keterangan:
rb = koefisien korelasi biserial
X̅1 = rata-rata variable Y yang didapat karena kategori pertama X̅2 = rata-rata variable Y yang didapat karena kategori kedua sy = simpangan baku untuk semua nilai Y
p = proporsi pengamatan yang ada di dalam kategori pertama q = proporsi pengamatan yang ada di dalam kategori kedua
Untuk pengujian signifikan koefisien korelasi, digunakan uji t dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
= √ − √ −
Keterangan:
rb = koefisien korelasi biserial n = jumlah siswa
3.7.3.3.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi disebut koefisien penentu karena varian yang terjadi pada variabel terikat dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada variabel bebas. Harga koefisien determinasi adalah rb2, sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui.
Koefisien determinasi = rb2 . 100% Keterangan:
rb2 = indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rbkoefisien korelasi biserial.
3.7.3.4 Uji Normalized Gain
Uji normalized gain digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan nilai pretest dan posttest. Rumus untuk menghitung n-gain yaitu:
<g = nilai posttest – nilai pretest 100 – nilai pretest
Kriteria:
1. Jika nilai <g diantara 0,00-0,29 maka peningkatan posttest dalam kategori rendah.
2. Jika nilai <g diantara 0,30-0,69 maka peningkatan posttest dalam kategori sedang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Batang pada tanggal 19 Januari 2015 s.d. 30 Januari 2015, maka hasil penelitian disajikan dalam bentuk hasil analisis data tahap awal, dan hasil analisis data tahap akhir. 4.1.1 Analisis Data Tahap Awal
4.1.1.1Uji Normalitas
[image:49.595.147.505.448.522.2]Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan diambil sampelnya. Suatu data dikatakan normal jika X2hitung X2tabel. Hasil uji normalitas populasi dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas Data Populasi Awal
No. Kelas X2
hitung X2tabel Distribusi
1. XI MIA 1 1,51 7,81 Berdistribusi normal 2. XI MIA 2 7,33 7,81 Berdistribusi normal 3. XI MIA 3 3,61 7,81 Berdistribusi normal 4. XI MIA 4 0,10 7,81 Berdistribusi normal
Berdasarkan data Tabel 4.1 diperoleh X2hitung untuk setiap data kurang dari X2tabel dengan kriteria α = 5% dan dk = k-3, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa data populasi berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Hasil uji normalitas disajikan pada Lampiran 13 (halaman 107-110).
4.1.1.2Uji Homogenitas Populasi
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi dalam penelitian ini homogen atau tidak. Dalam penelitian ini jumlah kelas yang diteliti
ada dua kelas. Setelah data homogen baru diambil sampel dengan teknik cluster random sampling. Uji kesamaan varians dari k buah kelas (k > 2) populasi digunakan dengan menggunakan uji Bartlett. Suatu populasi dikatakan homogen jika X2hitung X2tabel.
Berdasarkan hasil dari uji homogenitas populasi diperoleh X2hitung = 7,56 dan X2
tabel = 7,81. Dengan kriteria α = 5% dan dk = k-1, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima karena X2hitung X2tabel. Hal ini berarti bahwa keempat populasi mempunyai varians yang sama (homogen). Perhitungan uji homogenitas populasi dapat dilihat pada Lampiran 14 (halaman 111).
4.1.1.3Uji Kesamaan Rata-rata antar Kelas dalam Populasi (Uji ANAVA)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari kelas-kelas dalam populasi. Suatu data dikatakan mempunyai kesamaan rata-rata apabila Fhitung < Ftabel. Berdasarkan hasil uji ANAVA diperoleh Fhitung = 0,002 dan Ftabel = 2,658. Berdasarkan data tersebut Fhitung < Ftabeldengan kriteria α = 5% dan dk = k-1, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa data populasi mempunyai kesamaan rat-rata. Perhitungan uji ANAVA dapat dilihat pada Lampiran 15 (halaman 112-113).
4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir
Analisis data tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan dengan melihat data hasil belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan. Data yang digunakan dalam analisis tahap akhir adalah
analisis terhadap pengaruh antar variabel, penentuan koefisien determinasi, N-Gain untuk pemahaman konsep, dan analisis angket.
[image:51.595.132.492.262.318.2]Hasil posttest kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.2. Sedangkan hasil posttest selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16 (halaman 114) dan Lampiran 17 (halaman 115).
Tabel 4.2 Data Posttest Kognitif Materi Indikator Asam Basa
Kelas N Rata-rata SD Nilai tertinggi
Nilai terendah Eksperimen (XI MIA 3) 36 61,25 8,89 85 40 Kontrol (XI MIA 4) 34 51,32 8,19 70 35
4.1.2.1Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data pretest dan posttest
berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Jika X2hitung X2tabel maka data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas data pretest dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest
Kelas X2
hitung X2tabel Kriteria
Eksperimen 3,23 7,81 Berdistribusi normal Kontrol 2,56 7,81 Berdistribusi normal
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18 (halaman 116-117). Hasil perhitungan uji normalitas normalitas data posttest dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest
Kelas X2
hitung X2tabel Kriteria
Eksperimen 5,55 7,81 Berdistribusi normal Kontrol 2,69 7,81 Berdistribusi normal
Berdasarkan data Tabel 4.3 dan 4.4 diperoleh X2
hitung X2tabel baik yang kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan kriteria α = 5% dan dk = k-3, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa data pretest dan data
posttest berdistribusi normal.
4.1.2.2Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Posttest
Uji kesamaan dua varians bertujuan mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa data pretest dan
posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai varians yang sama pada taraf signifikansi 5% diperoleh Fhitung < FTabel. Hasil pangujian data
[image:52.595.131.494.401.447.2]pretest dan posttest terangkum dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Posttest
Data Fhitung FTabel Keterangan
Pretest 1,30 1,99 Varians Tidak Berbeda
Posttest 1,18 1,99 Varians Tidak Berbeda
Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung Pretest dan Posttest masing-masing 1,30 dan 1,18 untuk α = 5% dengan dk pembilang = 35 dan dk penyebut = 33, diperoleh Ftabel = 1,99. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa Fhitung < FTabel, sehingga Ho diterima yang berarti bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda. Perhitungan uji kesamaan dua varianas data hasil
pretest dan data posttest antara kelompok eksperimen dan kontrol terdapat pada Lampiran 20 (halaman 120-121).
4.1.2.3 Uji Hipotesis
inquiry berbantuan media playing card pada kelas eksperimen (XI MIA 3). Data
posttest dianalisis dengan uji perbedaan dua rata-rata dengan uji pihak kanan, uji korelasi, dan uji koefisien determinasi.
4.1.2.3.1 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Satu Pihak (Uji t Pihak Kanan)
Uji satu pihak digunakan untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata nilai posttest kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol, sehingga dapat pula disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 5,051, sedangkan t
(1-1/2α) dari t tabel diperoleh harga 1,99. Sehingga dapat dinyatakan terdapat perbedaan rata-rata kelas eksperimen dengan kelas kontrol karena thitung berada pada penolakan Ho. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata satu pihak (uji t pihak kanan) terdapat pada Lampiran 22 (halaman 123).
4.1.2.3.2 Uji Korelasi
Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antar variabel yaitu antara model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card
dengan hasil belajar siswa pada materi indikator asam basa. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan harga rb sebesar 0,32. Bila harga ini diinterprestasikan ke dalam tabel koefisien korelasi menunjukkan korelasi yang rendah. Artinya, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry berbantuan media
playing card sedikit berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi indikator asam basa.
pada materi indikator asam basa signifikan atau tidak. Dari perhitungan diperoleh thitung = 2,51 dan ttabel pada taraf kesalahan 5% dan dk = 68 adalah 1,99. Dapat dilihat thitung ttabel yang berarti pengaruh yang ditimbulkan signifikan karena berada pada daerah penolakan Ho. Perhitungan uji korelasi dapat dilihat pada Lampiran 24 (halaman 126-127).
4.1.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga rb sebesar 0,32 sehingga diperoleh harga koefisien determinasi sebesar 10,24%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh model pembelajaran inquiry berbantuan media
playing card terhadap hasil belajar pemahaman konsep siswa pada materi indikator asam basa adalah sebesar 10,24% sedangkan 89,76% ditentukan oleh faktor lain. Perhitungan uji koefisien determinasi terdapat pada Lampiran 24 (halaman 126-127).
4.1.2.4 Uji Normalized Gain
[image:54.595.169.474.552.732.2]Uji normalized gain digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan nilai pretest dan posttest. Hasil peningkatan pemahaman siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik peningkatan pemahaman konsep siswa hasil uji Normalized Gain
50 50
0 0
100
0 20 40 60 80 100 120
Tinggi Sedang Rendah
Pers
e
n
ta
se
Kriteria
Kelas Ekserimen
Secara keseluruhan peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen sebesar 0,25 dalam kriteria rendah dan kelas kontrol sebesar 0,17 dalam kriteria rendah. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 23 (halaman 124-125).
4.1.2.5 Uji Ketuntasan Klasikal
[image:55.595.141.454.291.351.2]Hasil ketuntasan posttest siswa secara klasikal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Jumlah
Siswa
Jumlah Siswa Tuntas
% Ketuntasan Klasikal
Ekperimen 36 4 11,11
Kontrol 34 0 0
Perhitungan selegkapnya disajikan pada Lampiran 25 (halaman 128).
Hasil pengujian ketuntasan belajar klasikal ini menggunakan nilai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran kimia kelas XI di SMA Negeri 2 Batang yaitu 75. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal kelas eksperimen lebih besar daripada ketuntasan klasikal kelas kontrol.
4.1.2.6 Data Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik
psikomotorik pada kelas eksperimen mencapai 83,54 sehingga memenuhi kriteria baik dan untuk kelas kontrol adalah sebesar 77,45 sehingga memenuhi kriteria baik.
[image:56.595.149.493.208.328.2]Hasil analisis hasil belajar afektif untuk kelas eksperimen dapat dilihat dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen No Aspek yang diamati Rata-rata Kriteria
1 Kehadiran 4,00 Sangat tinggi
2 Menyampaikan pendapat 3,16 Tinggi
3 Disiplin 3,35 Tinggi
4 Sopan dan santun 3,16 Tinggi
5 Tanggungjawab 3,14 Tinggi
6 Jujur 3,19 Tinggi
7 Percaya diri 3,06 Tinggi
Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 27 (halaman 131-132). Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa skor rata-rata hasil belajar afektif untuk kelas eksperimen yang paling tinggi adalah pada aspek yang pertama yaitu kehadiran sedangkan hasil belajar afektif yang terendah terdapat pada aspek yang ketujuh yaitu percaya diri. Untuk hasil belajar afektif kelas kontrol dapat dilihat dalam Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Analisis Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol No Aspek yang diamati Rata-rata Kriteria
1 Kehadiran 4,00 Sangat tinggi
2 Menyampaikan pendapat 2,51 Cukup
3 Disiplin 2,85 Tinggi
4 Sopan dan santun 3,00 Tinggi
5 Tanggungjawab 2,68 Cukup
6 Jujur 3,06 Tinggi
7 Percaya diri 3,26 Tinggi
[image:56.595.147.493.506.627.2]Hasil belajar psikomotorik untuk kelas eksperimen dapat dilihat dalam Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Analisis Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen No Aspek yang diamati Rata-rata Kriteria A Prakerja (sebelum praktikum) 2,68 Sangat tinggi B Pelaksanaan praktikum 2,31 Tinggi C Laporan praktikum 2,71 Sangat tinggi Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 30 (halaman 140-141).
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotorik siswa kelas eksperimen untuk aspek prakerja (sebelum praktikum) dan aspek laporan praktikum mempunyai kriteria sangat tinggi, sedangkan untuk aspek pelaksanaan praktikum mempunyai kriteria tinggi. Untuk hasil belajar psikomotorik kelas kontrol dapat dilihat dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Analisis Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol No Aspek yang diamati Rata-rata Kriteria A Prakerja (sebelum praktikum) 2,50 Tinggi B Pelaksanaan praktikum 2,04 Cukup C Laporan praktikum 2,59 Tinggi
Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 30 (halaman 142-143). Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotorik siswa kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen. Aspek prakerja (sebelum praktikum) dan aspek laporan praktikum mempunyai kriteria tinggi, sedangkan untuk aspek pelaksanaan praktikum mempunyai kriteria cukup.
4.1.2.7 Analisis Data Angket
dimana dalam penelitian ini diberikan pada kelas XI MIA 4 SMA Negeri 2 Batang. Hasil penyebaran angket dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
No Pernyataan SS S TS STS
1. Ketertarikan pada materi. 25% 72,22% 2,78% 0% 2. Ketertarikan pada proses pembelajaran. 58,33% 36,11% 5,56% 0% 3. Ketertarikan pada pembelajaran. 38,89% 44,44% 16,67% 0% 4. Kerjasama siswa. 22,22% 66,67% 11,11% 0% 5. Toleransi siswa. 22,22% 69,45% 8,33% 0% 6. Keefektifan media. 25% 47,22% 27,78% 0% 7. Kemampuan membuat kesimpulan. 19,44% 47,22% 33,33% 0% 8. Keterkaitan materi dengan lingkungan. 22,22% 61,11% 16,67% 0%
Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 33 (halaman 147). Berdasarkan Tabel hasil perhitungan dapat disimpulkan siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry berbantuan media
playing card karena lebih menyenangkan, menarik, dan tidak membosankan. Berdasarkan hasil analisis diketahui reliabilitas dari lembar angket = 0,656 dan rtabel = 0,320 pada α = 5% dan jumlah siswa atau n = 36. Karena r11 rtabel maka lembar angket tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 33 (halaman 148).
4.2
Pembahasan
pada uji homogenitas keempat kelas mempunyai varians yang sama atau homogen. Pada uji kesamaan rata-rata antar kelas dalam populasi (uji ANAVA) diperoleh kesimpulan bahwa keempat kelas tidak ada perbedaan yang signifikan atau mempunyai rata-rata antar kelas yang sama.
Setelah diketahui bahwa populasi berasal dari keadaan yang sama dipilih dua kelas untuk sampel yaitu kelas XI MIA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 3 sebagai kelas kontrol. Setelah pengujian data awal tersebut, diberikan
pretest untuk kedua kelas. Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, untuk kelas eksperimen pada saat pembelajaran peneliti menerapkan model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan model pembelajaran seperti biasanya yaitu model ceramah.
Setelah akhir pembelajaran, dilakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan siswa. Di samping itu peneliti juga melakukan observasi pada saat proses pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar afektif siswa dan juga dilakukan observasi pada saat kegiatan praktikum berlangsung untuk mengetahui hasil belajar psikomotorik siswa.
Hasil penelitian ini kemudian dianalisis menggunakan uji statistik dan deskriptif. Analisis dengan uji statistik meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan rata-rata, uji Normalized Gain <g , dan uji hipotesis. Uji
4.2.1. Hasil Belajar Kognitif
Perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memberikan hasil belajar kognitif yang berbeda pula yang diukur menggunakan tes yaitu pretest dan posttest. Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen mendapat model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card. Nilai rata-rata pretest
untuk kelas eksperimen adalah sebesar 48,06 dan nilai posttestnya sebesar 61,25. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen meningkat dari
pretest ke posttest sebesar 13,19. Pada kelas kontrol peningkatan rata-rata nilai dari nilai pretest ke posttest sebesar 9,7 dimana nilai rata-rata pretest adalah sebesar 41,62 sedangkan nilai rata-rata posttest sebesar 51,32. Dari data tersebut menunjukkan bahwa baik nilai rata-rata pretest maupun posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil belajar kognitif pada penelitian ini dianalisis secara statistika. Analisis yang digunakan meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua rata-rata, uji hipotesis menggunakan menggunakan uji korelasi (rb), perhitungan koefisien determinasi (rb2), uji
Normalized Gain<g , dan ketuntasan belajar klasikal.
kontrol berdistribusi normal (Lampiran 18 halaman 116-117 dan Lampiran 19 halaman 118-119).
Hasil uji kesamaan dua varians, dari data pretest didapatkan Fhitung sebesar 1,30 dan Ftabel sebesar 1,99. Sedangkan dari data posttest didapatkan Fhitung sebesar 1,18 dan Ftabel sebesar 1,99. Dari hasil analisis tersebut Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa data pretest dan data posttest dari kedua sampel memiliki varians yang sama (Lampiran 20 halaman 120-121).
Uji Normalized Gain <g pada data kelas eksperimen 0% untuk kriteria
tinggi, 50% untuk kriteria sedang dengan jumlah 18 siswa, dan 50% untuk kriteria rendah dengan jumlah 18 siswa. Sedangkan pada kelas kontrol uji Normalized Gain
<g menunjukkan bahwa 100% untuk kriteria rendah dengan jumlah siswa
sebanyak 34 siswa (Lampiran 23 halaman 124-125). Pada kelas eksperimen untuk untuk uji N-Gain tidak ada yang masuk ke dalam kriteria tinggi karena perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen berpengaruh rendah terhadap hasil belajar kognitif. Pada kelas kontrol kriteria N-Gain rendah semua karena menggunakan metode ceramah. Tetapi, untuk ketuntasan klasikal kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama belum tuntas. Pada kelas eksperimen ketuntasan klasikalnya hanya 11,11% sedangkan kelas kontrol sebesar 0%.
Hasil analisis data untuk uji korelasi didapatkan nilai rb sebesar 0,32. Menurut pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi pada Sugiyono (2011), nilai rb sebesar 0,32 berada diantara 0,20-0,40 yang menyatakan hasil koefisien korelasinya rendah. Berdasarkan uji ketuntasan klasikal, kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama dalam kriteria rendah, tetapi kelas eskperimen ketuntasan klasikalnya masih lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal tersebut berarti hubungan antara model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card
materi indikator asam basa terhadap hasil belajar pemahaman konsep siswa adalah hubungan yang tergolong rendah. Hal ini disebabkan siswa dalam satu kelas memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga tipe belajar mereka juga tidak sama. Kebanyakan orang mampu belajar dengan ketiga tipe (visual, auditorial, dan kinestetik), namun hampir semua orang cenderung pada salah satu tipe saja (DePorter, 2010).
Koefisien korelasi biserial rb yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung koefisien determinasi (KD) dengan rumus rb2 x 100%. Berdasarkan perhitungan diperoleh koefisien determinasi sebesar 10,24%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card
hanya mempengaruhi hasil belajar pemahaman konsep siswa materi indikator asam basa sebesar 10,24% sedangkan 89,76% merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar.
Peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dipengaruhi oleh pembelajaran inquiry berbantuan media playing card. Langkah-langkah inquiry