• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP KETERAMPILAN

PROSES SAINS FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Oleh :

Dewi Ratna Pertiwi Sitepu NIM 4123321013

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii  

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Balai, pada tanggal 8 Desember 1994. Ayah

bernama M. Ramin Sitepu dan Ibu bernama Syamsiah S.Pd dan merupakan anak

pertama dari satu bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk Taman

Kanak-kanak Daar Al-Falah dan lulus tahun 2000. Pada tahun 2000 penulis masuk SD N

132407 Tanjung Balai dan lulus pada tahun 2006. Penulis melanjutkan sekolah di

SMP N 1 Tanjung Balai dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis

melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Tanjung Balai dan lulus pada tahun 2012.

Pada tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

(4)

iii

 

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP KETERAMPILAN

PROSES SAINS FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Dewi Ratna Pertiwi Sitepu (4123321013) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap keterampilan proses sains fisika siswa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran Inquiry Training menggunakan macromedia flash pada materi pokok Besaran dan Satuan kelas X SMA Negeri 7 Tanjung Balai T.P. 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain two group Pre-test dan Pos-Pre-test. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 7 Tanjung Balai T.P. 201/2017 yang terdiri dari 7 kelas berjumlah 245 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling yang mengambil 2 kelas dari 7 kelas, yaitu kelas X -1 sebagai kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Inquiry Training, dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional, masing-masing kelas sebanyak 35 siswa. Data penelitian ini diperoleh menggunakan instrument essay test dalam bentuk keterampilan proses sains berjumlah 6 item soal yang telah divalidkan oleh validator, observasi sikap dan keterampilan siswa berupa lembar penilaian yang digunakan oleh observer. Uji hipotesis menggunakan uji t.

Berdasarkan analisa data, nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen 32,06 dan nilai pre-test rata-rata kelas kontrol 31,74. Setelah pembelajaran selesai diberikan pos-test dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 75,49 dan kelas kontrol 69,27. Dari hasil uji t diperoleh thitung= 10,42 sedangkan ttabel = 1,67. Karena thitung

> ttabel (10,42 > 1,67) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh akibat

perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training menggunakan Macromedia Flash lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Kata kunci : Model Pembelajaran Inquiry Training, Keterampilan Proses Sains

 

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat

dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik, skripsi

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Macromedia

Flash Terhadap Keterampilan Proses Sains Fisika Siswa Pada Materi Pokok Besaran Dan Satuan” disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di

jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan.

Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1) Ibu Dr. Eva M. Ginting, M.Si, sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak

awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

2) Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.Si., MM, Ibu Dr. Betty M Turnip, M.Pd, dan

Bapak Drs. Jonny H. Panggabean, M.Si selaku dosen Pembanding yang

telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

3) Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik

yang banyak memberikan nesehat dan masukan selama ini.

4) Bapak Dr. Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan

bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku Ketua Prodi pendidikan

Fisika.

5) Seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA

UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

6) Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA Unimed.

7) Ibu Dra. Rosminah, MM selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 7

Tanjungbalai dan Ibu Dona Surbakti S.Pd selaku guru bidang studi fisika

yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian.

8) Teristimewa Kedua orangtua penulis yaitu Ayahanda M. Ramin Sitepu dan

Ibunda Syamsiah S.Pd yang telah mendidik, memberi doa yang tulus

(6)

v

dan nasehat yang menjadi motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

9) Teristimewa juga kepada Khoedi Saputra Raindo yang senantiasa

mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis.

10) Teman-teman seperjuangan selama 4 tahun di Ekstensi A 2012 Pendidikan

Fisika yang selalu menyemangati, menasehati, berbagi ilmu (Aisyah, Dessy

Yulia Sitepu, Dewi Novita, Irma Asiyah Sari, Irene Kritiani Br Sitepu, Andi

Putra Nainggolan , M. Fadli Suriadi, Evi Febrianne Naibaho dll).

11) Teman seperjuangan dalam menyusun skripsi (Zaskya Laksmi Utami, Yuni

Theresia Sinulingga, Emi Katawarina Ginting, Eirin Esra Lestari

Simanjuntak.

12) Teman-teman di kost Perjuangan No.97 (Putri, Aulia, Kiki, Mutia, Fira)

yang selalu memberi ceria dan menghapus sedih.

13) Teman-teman seperjuangan PPLT UNIMED di SMP N 6 Kisaran 2015

(Yuslia, Janita, Khairul, Ema, Onny, Kak Isma, Hanum, Diana, Dilla, dll),

14) Terima kasih untuk semua pihak atas dukungan, bantuan, motivasi, dan

nasehat kepada penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

dalam penyempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 2017

Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 6

1.3 Batasan Masalah 6

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

litian

.1 Kerangka Teoritis 10

0

ik

ran

quiry Training 20

1.4 7

1.5 Tujuan Pene 7

1.6 Manfaat Penelitian 8

1.7 Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2

2.1.1 Pengertian Belajar 1

2.1.2 Tujuan Belajar 11

2.1.3 Hasil Belajar 12

2.1.3.1 Ranah Kognitif 13

2.1.3.2 Ranah Afektif 17

2.1.3.3 Ranah Psikomotor 18

2.1.4 Model Pembelaja 18

(8)

vii

2.1.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Training 20

quiry Training

n Proses Sains

n Proses Sains

Sains

terampilan Proses Sains

.1 n Ketelitiannya

n Pada Pengukuran

IAN

.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 46

2.1.5.2 Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training 23

2.1.5.3 Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran In 25

2.1.5.4 Teori Belajar Yang Mendukung 26

2.1.5.5 Sistem Sosial Pembelajaran Inquiry Training 28

2.1.5.6 Peran Guru 28

2.1.5.7 Dampak Instruksional 29

2.1.6 Keterampila 30

2.1.6.1 Pengertian Keterampila 30

2.1.6.2 Tujuan Keterampilan Proses 30

2.1.6.3 Kegiatan Keterampilan Proses Sains 31

2.1.6.4 Teori Belajar Yang Mendukung Ke 32

2.1.7 Pembelajaran Konvensional 33

2.1.7.1 Tujuan Pembelajaran Konvensional 33

2.2 Media Pembelajaran 34

2.2.1 Macromedia Flash 34

2.3 Materi Pembelajaran 36

2.3.1 Pengukuran 36

2.3.1 Alat Ukur Panjang Da 36

2.3.1.2 Ketidakpastia 38

2.3.1.3 Angka Penting 40

2.3.2 Besaran Dan Satuan 42

2.3.2.1 Besaran Pokok 42

2.3.2.2 Sistem Internasional 42

2.3.2.3 Besaran Turunan 43

2.3.2.4 Dimensi 43

2.4 Kerangka Konseptual 45

2.5 Hipotesis Penelitian 45

(9)

viii

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian 46

enelitian

Data

ta Pretes

ostes

ata

ean

LITIAN DAN PEMBAHASAN

.1 Hasil Penelitian Data 58

59

3.2.1 Populasi Penelitian 46

3.2.2 Sampel Penelitian 46

3.3 Variabel Penelitian 46

3.3.1 Variabel Bebas 46

3.3.2 Variabel Terikat 46

3.4 Jenis Dan Desain P 47

3.4.1 Jenis Penelitian 47

3.4.2 Desain Penelitian 47

3.5 Prosedur Penelitian 48

3.6 Teknik Pengumpulan 50

3.6.1 Teknik Pengumpulan Da 50

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data P 50

3.7 Instrumen Penelitian 50

3.7.1 Angket Siswa 50

3.7.2 Lembar Wawancara Guru 50

3.7.3 Tes Hasil Belajar 50

3.8 Validitas Tes 53

3.8.1 Validitas Isi 53

3.9. Teknik Analisis D 53

3.9.1 Menghitung M 53

3.9.2 Uji Normalitas 54

3.9.3 Uji Homogenitas 54

3.9.4 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENE 4

4.2 Pengujian Analisa Data Pretes

4.2.1 Uji Normalitas Data 59

4.2.2 Uji Homogenitas Pretes 60

(10)

ix

R N Ke

4.3. Perlakuan 61

4.3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 61

4.3.2 Lembar Kegiatan Siswa 61

4.3.3 Observasi 61

4.3.3.1 Hasil belajar afektif 62

4.3.3.2 Hasil belajar psikomotorik 63

4.4 Hasil Penelitian Data Post-Test 64

4.5 Pengujian Analisa Data Post-test 66

4.5.1 Uji Normalitas Data Post-test 66

4.5.2 Uji Homogenitas Data Post-test 66

4.5.3 Uji Hipotesis Data Postes 67

4.6 Pembahasan 68

BAB V KESIMPULAN DAN SA A 5.1. simpulan 71

5.2. Saran 71

(11)

xi   

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Jenis Dan Sub Jenis Dimensi Pengetahuan 13 Tabel 2.2. Kategori Proses Kognitif 15 Tabel 2.3. Kategori Proses Afektif 17 Tabel 2.4. Kategori Proses Psikomotorik 18 Tabel 2.5. Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training 23 Tabel 2.6. Komponen Dan Indikator Keterampilan Proses Sains 31 Tabel 2.7. Tujuh Besaran Pokok Dalam SI 43 Tabel 2.8. Dua Besaran Pokok Tambahan Dalam SI 43 Tabel 2.9. Tujuh Besaran Pokok Berdimensi 44 Tabel 2.10. Beberapa Besaran Turunan, Dimensi Dan Satuannya 44 Tabel 3.1. Two Group Pretes – Posttes Design 47 Tabel 3.2. Tabel Komponen Keterampilan Proses Sains 51 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Soal Keterampilan Proses Sains 51 Tabel 3.4. Kriteria Penskoran Essay Test 52 Tabel 4.1. Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Varians 59 Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes 59 Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 60 Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji T Dua Pihak (Nilai Pretes) 61 Tabel 4.5. Perkembangan afektif Siswa Kelas Eksperimen Pada

Pertemuan I, Pertemuan II, Pertemuan III 62

Tabel 4.6. Perkembangan psikomotorik siswa Kelas Eksperimen Pada

Pertemuan I, Pertemuan II, Pertemuan III 63

Tabel 4.7. Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Varians Kelas

Eksperimen Dan Kelas Kontrol 65

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Dampak Instruksional 29

tar

Sekrup

49

Gamba Nilai Pretes Kelas Eksperimen Dan

68

Gamba Nilai Postes Kelas Eksperim n Dan

Kelas Kontrol 60

Gambar 2.2. Mis 36

Gambar 2.3. Jangka Sorong 37

Gambar 2.4. Mikrometer 38

Gambar 3.1. Skema Penelitian r 4.1. Diagram Batang

Kelas Kontrol 58

Gambar 4.2. Diagram Batang Nilai Afektif Kelas Eksperimen 67 Gambar 4.3. Diagram Batang Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen

(13)

xii   

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1) 76

Lampiran 2. Lembar Kegiatan Siswa I 99

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 2) 104 Lampiran 4. Lembar Kegiatan Siswa II 123 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 3) 128 Lampiran 6. Lembar Kegiatan Siswa III 148 Lampiran 7. Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses Sains 152 Lampiran 8. Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains 156 Lampiran 9. Lembar Penilaian Afektif (Sikap) Siswa 161 Lampiran 10. Lembar Penilaian Psikomotorik (Keterampilan) Siswa 163 Lampiran 11. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 165 Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa 167 Lampiran 13. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 175 Lampiran 14. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians 179

Lampiran 15. Uji Normalitas Data 182

Lampiran 16. Uji Homogenitas Data 187

Lampiran 17. Uji Hipotesis Data 190

Lampiran 18. Perkembangan Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen Pada

Pertemuan I, Pertemuan II, dan Pertemuan III 195

Lampiran 19. Perkembangan Afektif Siswa Kelas Eksperimen Pada

Pertemuan I, Pertemuan II, dan Pertemuan III 197

Lampiran 20. Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa

Kelas Eksperimen 199

Lampiran 21. Penilaian Ranah Afektif Siswa Kelas Eksperimen 205 Lampiran 22. Rekapitulasi Keterampilan Proses Sains Siswa Pada

Kelas Eksperimen 211

(14)

xiii   

Kelas Eksperimen 213

Lampiran 24. Rekapitulasi Nilai Psikomotorik 215 Lampiran 25. Rekapitulasi Nilai Afektif 217 Lampiran 26. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 219 Lampiran 27. Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 Ke Z 220 Lampiran 28. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 221 Lampiran 29. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi T 223 Lampiran 30. Penilaian Lembar Kerja Siswa 224 Lampiran 31. Validasi Isi Perangkat Instrumen Hasil Belajar Oleh

Validator 226

Lampiran 32. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas MIPA ke Kepala

Sekolah SMA Negeri 7 Tanjungbalai 230

Lampiran 33. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas MIPA ke Dinas

Pendidikan Kota Tanjungbalai 231

Lampiran 34. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Tanjungbalai

Ke SMA N 7 Tanjungbalai 232

Lampiran 35. Surat balasan dari sekolah SMA N 7 Tanjungbalai 233

Lampiran 36. Surat persetujuan 234

Lampiran 37. Dokumentasi 235

Lampiran 38. Tampilan Macromedia Flash 239

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan. Dalam

keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling

pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak

bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak

didik.

Menurut Slameto(2010:2), belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan

yaitu perubahan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya

Proses pendidikan sering terjadi di sebuah lembaga. Dan lembaga

pendidikan telah mengalami perkembangan, dari bentuknya yang paling sederhana

yakni keluarga dan masyarakat sampai yang modern, yaitu sekolah (Latif, 2009:1).

Sekolah sebagai sistem pendidikan formal tersusun atas beberapa unsur,

diantaranya unsur guru selaku tenaga pendidik dan siswa selaku peserta didik yang

berjalan dengan norma tertentu dalam bentuk kurikulum. Salah satu implementasi

kurikulum yaitu dalam proses pembelajaran yang berlangsung didalam kelas. Agar

proses pembelajaran bermakna, maka perlu adanya interaksi yang sinergis antara guru

dan siswa.

Sebagai seorang manager dalam proses pembelajaran di kelas, guru harus

mampu mendesain kelas. Desain kelas yang didukung oleh pemilihan model, metode

dan media pembelajaran yang tepat dapat menciptakan kondisi kelas yang aktif

sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Untuk mendesain kelas dengan

baik, seorang guru harus mampu memahami karakteristik kelas, terutama

karakteristik siswa. Keberagaman yang terdapat pada siswa dapat dijadikan landasan

untuk memilih model, metode dan media pembelajaran yang tepat

(16)

2  

Secara umum IPA meliputi tiga bidang dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia.

Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu yang lahir dan

berkembang lewat langkah–langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan

hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta

penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat fisika adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari gejala–gejala melalui serangkaian proses yang

dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya

terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa

konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. (Trianto, 2011: 137–138)

Pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa konsep. prinsip dan teori

dalam fisika tidak harus dihafal, tetapi dipahami oleh siswa. Hal ini bertolak belakang

dengan kenyataan dilapangan bahwa siswa hanya menghafal konsep dan kurang

mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata

yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada 16 desember 2015,

melalui penyebaran angket kepada 35 siswa/I kelas X di SMA Negeri 7 Tanjung

Balai, ada beberapa permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran

fisika. Sebanyak 45,71 % siswa berpendapat bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran

yang sulit dan kurang menarik, 40% siswa menganggap fisika membosankan, 8,57%

siswa yang menganggap fisika menarik dan menyenangkan dikarenakan pelajaran

fisika banyak menggunakan rumus sehingga menyulitkan siswa untuk mengingat

rumus-rumus tersebut dan ketika dihadapkan dengan soal-soal, siswa kesulitan dalam

menentukan rumus mana yang harus digunakan dan hanya 5,72% yang menganggap

fisika biasa saja.

Faktor lain yang menyebabkan siswa menganggap fisika kurang menarik dan

kurang menyenangkan adalah metode mengajar yang belum tepat untuk mengajarkan

fisika yang menarik bagi siswa. Dari hasil angket yang disebar, 54,28% siswa

menginginkan pembelajaran yang dipraktikum dan demonstrasikan, 28,57% siswa

(17)

3  

menginginkan proses pembelajaran dengan belajar kelompok, dan hanya 11,42%

siswa yang menginginkan pembelajaran yang banyak mengerjakan soal.

Dari hasil wawancara peneliti dengan guru fisika SMAN 7 Tanjung Balai

yaitu bapak Sofyan Efendi Saragih S.Pd. bahwa metode mengajar yang sering

dilakukan adalah ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal sehingga kurang variatif

dan siswa menjadi tidak aktif dalam proses pembelajaran. Siswa jarang mengajukan

pertanyaan dan menjawab pertanyaan, bahkan ada siswa yang tidak pernah

mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan yang diberikan guru karena

rendahnya minat siswa dalam belajar fisika. Sehingga tidak diherankan lagi hasil

belajar siswa untuk fisika cukup memprihatinkan. Sebesar 75% siswa mendapat nilai

dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Nilai KKM fisika yaitu 75.

Dari hasil wawancara juga didapat pernyataan bahwa dalam proses pembelajaran

fisika pernah diajarkan menggunakan media powerpoint, namun hal tersebut tidak

membawa dampak yang positif terhadap minat dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti melihat bahwa pembelajaran konvensional

disekolah tersebut cenderung mengarah pada model pembelajaran langsung. Model

pembelajaran langsung merupakan suatu model pengajaran yang bersifat teacher

centered atau berpusat pada guru (Trianto, 2011:41).

Kegiatan pembelajaran yang monoton juga menjadi alasan mengapa fisika

menjadi salah satu pelajaran yang kurang digemari. Diperlukan adanya pembaharuan

seperti halnya secara rutin membawa siswa ke laboratorium untuk melakukan

praktikum. Sekolah yang menjadi tempat observasi peneliti tersebut memiliki sarana

laboratorium yang baik. Melalui wawancara dengan bapak wakil kepala sekolah

bidang kesiswaan, beliau mengatakan bahwa alat-alat praktikum di laboratorium

fisika sangat lengkap dan kondisi masih baru. Namun disayangkan para guru sangat

jarang memanfaatkannya.

Berdasarkan masalah diatas, salah satu model pembelajaran yang dapat

digunakan adalah model pembelajaran Inquiry Training. Menurut Joyce, et al

(18)

4  

(2009:201), model pembelajaran Inquiry Training dirancang untuk membawa siswa

secara langsung kedalam proses ilmiah melalui latihan –latihan yang dapat

memadatkan proses ilmiah tersebut kedalam periode waktu yang singkat. Tujuannya

adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan kemampuan

intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawaban

berdasarkan rasa ingin tahunya.

Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan

pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta

memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual

yang dapat digunakan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan mengapa sesuatu

terjadi. Model pembelajaran Inquiry Training dimulai dengan menyajikan peristiwa

yang mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa-siswa yang menghadapi situasi

tersebut akan termotivasi menemukan jawaban masalah-masalah yang masih menjadi

teka-teki tersebut. Guru dapat menggunakan kesempataan ini untuk mengajarkan

prosedur pengkajian sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Inquiry Training.

Dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training diharapkan proses

pembelajaran yang merupakan proses pemerolehan konsep dan keterlibatan siswa

secara langsung mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran Inquiry Training telah diteliti oleh beberapa peneliti

sebelumnya seperti tuti (2012) dan Sirait (2012). Tuti (2012) menerapkan model

Inquiry Training dan memperoleh hasil belajar dengan nilai rata – rata 74,69 dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional rata-rata

sebesar 66,67. Kelemahannya adalah siswa kurang terbiasa membuat hipotesis dari

masalah sehingga hipotesis siswa tidak tersusun secara sistematis, kritis, logis dan

analisis. Sirait (2012) menerapkan model pembelajaran Inquiry Training dalam

materi pokok Gerak Lurus memperoleh hasil belajar dengan nilai rata – rata 75,64

dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

rata-rata sebesar 64,29. Kelemahannya adalah masih terdapat siswa yang kurang aktif

dalam kelompok ketika pembelajaran sedang berlangsung .

(19)

5  

Model ini juga telah dipublikasikan dalam bentuk jurnal baik di tingkat

nasional maupun internasional. Jurnal penelitian( Harahap dan Jurubahasa, 2013)

melaporkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dengan

menggunakan model pembelajaran inquiry training. Hal serupa juga diungkapkan

dalam jurnal pendidikan (Nasution Dan Tonggol, 2014) yang meyimpulkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training dengan Direct Instruction. Sementara jurnal

internasional yang berkaitan (Pandey, Nanda dan Ranjan, 2001) yang dipublikasikan

di journal of innovative research in education mengungkapkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap prestasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran

inquiry training dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Vaishnav, (2013) dari Chirayu, K C Bajaj College of Education, India juga mengungkapkan bahwa

model Inquiry Training memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi

akademik siswa. Selanjutnya (Rankhumise dan Raphoto, 2014) menyatakan bahwa

adanya peningkatan yang signifikan pemahaman peserta didik terhadap materi yang

dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training.

Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti yang akan diteliti adalah

peneliti menggunakan media yaitu Macromedia Flash. Peneliti bermaksud untuk

melihat apakah penggunaan model pembelajaran inquiry training berbantuan

macromedia flash dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Macromedia flash adalah salah satu perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Systems. Adobe flash digunakan untuk membuat

gambar vektor maupun animasi gambar. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak

ini mempunyai file extension. Aplikasi flash merupakan sebuah standar aplikasi

industri perancangan animasi web dengan peningkatan pengaturan dan perluasan

kemampuan integrasi yang lebih baik. Banyak fitur-fitur baru dalam flash yang dapat

meningkatkan kreativitas dalam pembuatan isi media yang kaya dengan

memanfaatkan kemampuan aplikasi tersebut secara maksimal.

(20)

6  

Menurut Hamalik dalam Arsyad (2013 : 19) menyatakan bahwa pemakaian

media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

Berdasarkan pada uraian yang tertera di latar belakang, dapat dikatakan bahwa

dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training menggunakan media

pembelajaran Macromedia Flash dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga

judul penelitian ini adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training

menggunakan Macromedia Flash Terhadap Keterampilan Proses Sains Fisika Siswa Pada Materi besaran dan satuan Di Kelas X Semester I SMA Negeri 7 Tanjung Balai T.P 2016/2017”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat

diidentifikasi pokok-pokok masalahnya sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika siswa dibawah nilai ketuntasan minimum.

2. Guru menggunakan pembelajaran konvensional, yaitu dengan metode

ceramah, mencatat dan mengerjakan soal.

3. Penggunaan fasilitas sekolah seperti laboratorium kurang maksimal dalam

proses pembelajaran.

4. Siswa menginginkan pembelajaran fisika dengan banyak praktek dan

demonstrasi

5. Penggunaan media kurang maksimal dalam proses pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu

dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry

training di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol

(21)

7  

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Tanjung Balai T.P

2016/2017

3. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Besaran dan Satuan

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana keterampilan proses sains fisika siswa di kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi besaran dan

satuan kelas X semester I di SMA Negeri 7 Tanjung Balai T.P 2016/2017?

2. Bagaimana keterampilan proses sains fisika siswa di kelas kontrol

menggunakan pembelajaran konvensional pada materi besaran dan satuan

kelas X semester I di SMA Negeri 7 Tanjung Balai T.P 2016/2017?

3. Apakah keterampilan proses sains fisika siswa akibat pengaruh model

pembelajaran Inquiry Training lebih baik dibandingkan pembelajaran

konvensional pada materi besaran dan satuan kelas X Semester I SMA Negeri

7 Tanjung Balai T.P 2016/2017?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains fisika siswa di kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi besaran dan

satuan kelas X semester I di SMA Negeri 7 Tanjung Balai T.P 2016/2017.

2. Untuk mengetahui keterampilan proses sains fisika siswa di kelas kontrol

menggunakan pembelajaran konvensional pada materi besaran dan satuan

kelas X semester I di SMA Negeri 7 Tanjung Balai T.P 2016/2017.

3. Untuk mengetahui keterampilan proses sains fisika siswa akibat pengaruh

model pembelajaran Inquiry Training lebih baik dibandingkan pembelajaran

(22)

8  

konvensional pada materi besaran dan satuan kelas X semester I di SMA

Negeri 7 Tanjung Balai T.P 2016/2017.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat member manfaat:

1. Bagi guru: sebagai bahan informasi tentang pelaksanaan model

pembelajaran Inquiry Training

2. Bagi peneliti: sebagai bahan masukan dan bekal ilmu pengetahuan bagi

peneliti dalam mengajar fisika di masa yang akan datang.

3. Bagi siswa: sebagai pengalaman belajar dan memberikan variasi model

pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar fisika siswa dalam

memahami dan menguasai konsep-konsep fisika.

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk penyusunan

kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru dikelas.

Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial.( Suprijono ,2010: 46)

2. Model pembelajaran inquiry training adalah model pembelajaran yang

berawal dari sebuah kepercayaan dalam upaya pengembangan para pelajar

mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian

ilmiah dengan memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan

siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi

bidang-bidang baru secara efektif.( Joyce , 2011:200)

3. Media pembelajaran adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya

mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung

dengannya. Sedangkan media pembelajaran adalah sebagai penyampai pesan

(the carriers of messages)dari beberapa sumber saluran kepenerima pesan (the receiver of the messages). (Trianto,2011:235)

(23)

9  

 

4. Macromedia flash adalah software yang banyak dipakai oleh para profesional

web karena kemampuannya yang mengagumkan dalam menampilkan

multimedia, menggabungkan unsur teks, grafik, animasi, unsure suara serta

interaktivitas bagi pengguna program animasi internet.(Rizki Rahman

,2008:5) 

5. Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang

terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk

menemukan suatu konsep , prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep

yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap

suatu penemuan. keterampilan diperoleh dari latihan kemampuan mental,

fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan

yang lebih tinggi. (Trianto, 2014 : 144)

6. Keterampilan proses sains adalah wahana penemuan, pengembangan fakta

konsep dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa yang ditemukan dan

dikembangkan siswa yang berperan menunjang pengembangan keterampilan

proses pada diri siswa yang pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan

nilai ilmuan pada diri siswa. (Dimyanti dan Mujdiono, 2006 : 144)

(24)

   

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan

pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Keterampilan proses sains siswa dengan model pembelajaran Inquiry

Training menggunakan macromedia flash pada materi pokok besaran dan satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7 Tanjung Balai

T.P.2016/2017 sebelum diberi perlakukan rata-rata pretes 32,06 dan

setelah diberi perlakuan rata-rata postes 75,49 dengan kriteria tingkat

kemampuan tinggi.

2. Keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran konvensional

pada materi besaran dan satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7

Tanjung Balai T.P.2016/2017 sebelum diberi perlakukan rata-rata

pretes 31,74 dan setelah diberi perlakuan rata-rata postes 69,27

dengan kriteria tingkat kemampuan tinggi.

3. Keterampilan proses sains siswa akibat pengaruh model pembelajaran

Inquiry Training lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi pokok Besaran dan Satuan di kelas X semester I SMA Negeri 7

Tanjung Balai T.P.2016/2017.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran, yaitu:

1. Hendaknya menguasai semua sintaks dalam Pembelajaran Inquiry

Training dan mengatur waktu untuk melaksanakan semua sintaks tersebut dengan tepat waktu dan siswa tersebut tidak merasa kesulitan

di dalam mengikuti semua sintaks tersebut.

2. Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini

terhadap siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara

kerja model pembelajaran ini ketika melakukan penelitian,sehingga

(25)

72   

model pembelajaran Inquiry Training ini bisa diselesaikan tepat

waktu.

3. Kepada guru ataupun calon guru yang ingin menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training ini supaya mempersiapkan

masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang menarik dan terkait pada

materi pelajaran sehingga siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran.

(26)

73

DAFTAR PUSTAKA

Adhychezz, (2013), Pengertian berpikir Logis, Kritis, dan Kreatif,

https://adhychezz.wordpress.com/pemikiran/apa-itu-berpikir-logis-kritis-dan-kreatif/, 25 Maret 2016

Alfarizi, Z., (2012), Pengertian Tanggung Jawab,

https://zaysscremeemo.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-tanggungjawab/, 25 Maret 2016

Anderson, L.W., Karthwohl, D.R., (2010), Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Anonim, (2014), Pengertian Jujur Menurut Para Ahli, https://dilihatya.com/2240/pengertian-jujur-menurut-para-ahli/, 25 Maret 2016

Anonim, (2014), Pengertian Kerja Sama Menurut para Ahli,

www.duniapelajar.com/2014/07/29/pengertian-kerjasama-menurut-para-ahli/, 25 Maret 2016

Arsyad, A.(2013), Media Pembelajaran, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah, S.B., Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta

Hakim, A., dkk, (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Inquiry Training dan Konvensional pada Materi Pokok Gaya dan Hukum Newton di Kelas VII SMP Negeri 17 Medan, Jurnal Online Pendidikan Fisika, 1 : 8-16

Harahap, F., Sinuraya, J. B., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Pengukuran Kelas Vii Semester I Mts N 2 Medan T.P 2012/2013. Jurnal pendidikan online fisika Vol 1 hal: 34-40

Huda, Miftahul, (2014), Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta

(27)

74

Jufri, W., (2013), Belajar Pembelajaran Sains, Penerbit Pustaka Reka Cipta, Bandung

Kanginan, M., (2007), Fisika untuk SMA/MA kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Latif, A., (2009). Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Penerbit Refika Aditama, Bandung

Nasution, D., Hasibuan, T. B., (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas X Semester Ii Sma Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2013/2014. Jurnal pendidikan online fisika Vol 1 hal: 38-44

Nurachmandani, S., (2009), Fisika 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Penerbit Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Pandey, A., Nanda, G.K., Ranjan, V., (2011) effectiveness of inquiry training model over convensional teaching method on academic achievement of science student in india, journal of innovative research in education Vol 1hal:7-20

Petrus, R. M., Raphoti.M.S., (2014), The Effect Of Inquiry-Based Teaching-Learning Sequence In Ameliorating Alternative Conceptions And Conceptual Difficulties Of Conservation Of Mechanical Energy. Mediterranean Journal Of Social Sciences MCSER Publishing, Rome-Italy Vol 5 hal: 366-380

Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Jakarta

Rahman, R., Setiawan, W., Fitrajaya, E., (2008), Optimalisasi Macromedia Flash untuk Mendukung Pembelajaran Berbasis Komputer pada Program Studi Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Bandung: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi., ISSN:1979-9264

Sagala, S., (2012). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Penerbit Alfabeta, Bandung

Salim, A., Ishafit., Toifur, M., (2011) Pemanfaatan Media Pembelajaran (Macromedia Flash) dengan Pendekatan Kontruktivis Dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Fisika Pada Konsep Gaya. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Prosiding seminar nasional penelitian, pendidikan, dan penerapan MIPA. F-279.

Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.

(28)

75

Sari, Gongna. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat Dan Wujudnya Di Kelas VII Semester 1 MTs Al-Washliyah Tembung T.P. 2012/2013. Medan : FMIPA Unimed

Sari, Novita. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Usaha Dan Energi Kelas VIII SMP Negeri 6 Medan T.P. 2011/2012. Medan : FMIPA Unimed

Sirait, R., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTs N 3 Medan, Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 1, Nomor 1 Juni 2012.ISSN 2252-732X. Halaman 23-25. (Diakses 16 Januari 2012) Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor Yang Memperngaruhi. Penerbit PT. Rineka

Cipta, Jakarta

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Suprijono, A., (2010), Kumpulan Model Pembelajaran: Teori Dan Aplikasi, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Suryobroto, B, (2009), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Penerbit PT Rhineka Cipta, Jakarta

Tawil, M., dan Liliasari, (2014), Keterampilan-Keterampilan Sains dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA. Badan Penerbit UMN, Makassar

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.

Tuti, S., (2015), Pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi suhu, kalor dan perpindahan kalor di kelas X IPA semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2014/2015. Skripsi. FMIPA. Unimed. Medan

Vaishnav, S.R., (2013) Effectiveness of inquiry training model for teaching science, scholarly research journal for interdisciplinary studies Vol I :1216-1220

Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Gambar

Gambar 2.1.  Dampak Instruksional

Referensi

Dokumen terkait

Teknologi pengeringan yang relatif baru yaitu dengan menggunakan radiasi dengan panjang gelombang yang lebih besar dari infa r e d dan lebih kecil dari gelombang

Berdasarkan hasil pembehasan senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari pra siklus ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 maupun siklus 1 ke siklus 2 ditinjau dari rata-rata

[r]

The writer will use a psychoanalytic approach theory as the approach to analyze this movie because the major character Walter Black that suffers major

kecemasan pada diri siswa sehingga siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam?. belajar dan lebih memilih menyibukkan diri dengan

Hasil perhitungan menggunakan analisis sensitivitas laba menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap perubahan tingkat profitabilitas Bank Central Asia dan Bank

[r]

Dengan berkembangnya bidang jasa Event Organizer pada saat perusahaan akana. menyelenggarakan suatu event maka semua penyedia jasa event akan