PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PENDEKATAN KONSEP UNTUK KELAS IX SEMESTER II
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
ALDINA NASROH AZIZAH NIM: 8136174001
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat kepada kepada Rasulullah SAW karena atas segala rahmat dan berkatNya yang memberikan banyak nikmat dan hikmah kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.
Tesis ini berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Konsep untuk Kelas IX Semester II” disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Hasruddin, M. Pd selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M. Si, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M. Si, Bapak Syarifuddin, M. Sc, Ph, D, dan Ibu Dr. Tumiur Gutom, M.P selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran perbaikan mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Syahmi Edi, M. Si dan Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si dan Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M. Si sebagai validator pendidikan yang telah meluangkan waktu dalam membimbing dan membantu penulis dalam penelitian.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh Bapak/Ibu dosen beserta Staf Pegawai Pasca Sarjana Jurusan Biologi Unimed yang telah membantu penulis. Terima kasih yang sama juga penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu guru di SMP Muhammadiyah 1 Medan, SMP Al-Ulum Terpadu, MTsN 2 Medan dan PP Raudhatul Hasanah yang telah membantu penulis dalam penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda M. Ihsan Tanjung, B.E dan Ibunda Hasniati Lubis B.A, suami tercinta Reza Maulana, S.Pd, adik-adik M. Gamal Faruk Tanjung, Khairunnisa Tanjung, A. Zaidan Khatib. Terima kasih juga kepada seluruh keluarga serta siswa-siswi tersayang yang telah memberikan semangat dan partisipasinya dalam penyusunan tesis ini. Begitu juga kepada teman-teman setiaku yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepadaku, serta teman-teman seperjuangan di Pasca Sarjana Pendidikan Biologi B 2013 dan bagi semua yang selama ini telah mendoakan kesuksesan bagi penulis yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya isi tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Desember 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ... i
Abstract ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi... iv
Daftar Tabel ... vi
Daftar Lampiran ... vii
Daftar Gambar ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 6
1.3. Batasan Masalah... 6
1.4. Rumusan Masalah ... 7
1.5. Tujuan Penelitian ... 7
1.6. Manfaat Penelitian ... 8
1.7. Hasil yang Diharapkan ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 9
2.1.1. Pengertian LKS ... 9
2.1.2. Jenis-Jenis LKS ... 10
2.1.3. Penyusunan LKS ... 11
2.1.4. Kegunaan LKS ... 13
2.2. Pendekatan Pembelajaran... 15
2.3. Pendekatan Konsep ... 17
2.4. Dampak Pembelajaran tanpa Konsep... 29
2.5. Penelitian Pengembangan ... 32
2.6. Penelitian yang Relevan ... 35
2.7. Kerangka Berfikir... 38
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40
3.2. Prosedur Penelitian... ...40
3.3. Definisi Operasional... 43
3.4. Tahap Uji Coba Produk ... 43
3.4.1. Desain Uji Coba ... 43
3.4.2. Subjek Uji Coba ... 44
3.5. Jenis Data ... 44
3.6. Instrumen Pengumpulan Data ... 45
3.6.1. Angket Validasi untuk Ahli Materi ... 45
3.6.3. Angket Tanggapan Guru ... 48
3.6.4. Angket Tanggapan Siswa ... 48
3.7. Teknik Analisis Data ... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 52
4.1.1. Hasil Tahap Define (Analisis Situasi Awal) ... 52
4.1.2. Hasil Tahap Desaign (Rancangan Kegiatan LKS) ... 54
4.1.3. Hasil Tahap Develop (Pengembangan LKS) ... 57
4.1.4. Penilaian Tim Ahli ... 57
4.1.4.1. Penilaian Draf LKS Berdasarkan Ahli Materi ... 57
4.1.4.2. Penilaian Draf LKS Berdasarkan Ahli Pendidikan ... 59
4.1.5 Penilaian Draf LKS oleh Guru Biologi ... 61
4.1.6 Penilaian LKS oleh Siswa ... 64
4.1.6.2 Uji Kelompok Kecil ... 64
4.1.6.2 Uji Kelompok Besar ... 67
4.2. Pembahasan ... 69
4.2.1. Penilaian Validator Ahli Materi ... 69
4.2.2. Penilaian Validator Ahli Pendidikan ... 71
4.2.3. Penilaian Guru Biologi ... 75
4.2.4. Penilaian Siswa pada Uji Kelompok Kecil ... 76
4.2.5. Penilaian Siswa pada UjI Kelompok Besar ... 77
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 79
5.2. Implikasi ... 79
5.3. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Kisi-kisi Validasi Kualitas LKS untuk Ahli Materi ... 45
Tabel 3.2. Kisi-kisi Validasi Kualitas LKS untuk Ahli Pendidikan ... 46
Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep
Kelas IX Semester II ... 47
Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru Terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep
Kelas IX Semester II ... 48
Tabel 3.5. Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi
dengan Skala Likert ... 49
Tabel 3.6. Kriteria Presentase Kemunculan Indikator
Kelayakan LKS untuk Angket Validator ... 50
Tabel 3.7. Kriteria Persentase Kemunculan Indikator
Kselayakan LKS untuk Angket Guru dan Siswa ... 51
Tabel 4.1. Pokok Bahasan dan Tujuan Khusus pada
LKS Biologi Kelas IX Semester II... 55
Tabel 4.2. Pokok Bahasan dan Sub Pokok
Bahasan LKS Biologi Kelas IX Semester II ... 56
Tabel 4.3. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Ahli Materi ... 59
Tabel 4.4. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Ahli Pendidikan ... 61
Tabel 4.5. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Guru Biologi terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep
Kelas IX Semester II ... 62
Tabel 4.6. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Siswa pada Uji Kelompok Kecil Terhadap LKS Berbasis
Pendekatan Konsep Kelas IX Semester II ... 65
Tabel 4.7. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Siswa pada Uji Kelompok Besar Terhadap LKS Berbasis
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Validasi Ahli Materi Kualitas LKS Berbasis
Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester 2... 85
Lampiran 2 Lembar Validasi Ahli Pendidikan Kualitas LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester 2 ... 89
Lampiran 3 Angket Tanggapan Guru Terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II ... 93
Lampiran 4 Angket Tanggapan Siswa Terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II... 96
Lampiran 5 Hasil Validasi Tim Ahli Materi ... 98
Lampiran 6 Hasil Validasi Tim Ahli Pendidikan ... 100
Lampiran 7 Hasil Penilaian Guru Bidang Studi Biologi ... 101
Lampiran 8 Hasil Uji Lapangan Kelompok Kecil ... 103
Lampiran 9 Hasil Uji Kelompok Besar SMP Muhammadiyah 1 Medan ... 105
Lampiran 10 Hasil Uji Kelompok Besar Al-Ulum Terpadu Medan ... 107
Lampiran 11 Hasil Uji Kelmpok Besar MTsN 2 Medan ... 109
Lampiran 12 Hasil Uji Kelompok Besar SMPN 23 ... 111
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Kerangka Berfikir ... 39
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian ... 42
Gambar 4.1. Penilaian LKS Berbasis Pendekatan Konsep
Kelas IX Semester II Berdasar Ahli Materi ... 59
Gambar 4.2. Penilaian LKS Berbasis Pendekatan Konsep
Kelas IX Semester II Berdasar Ahli Pendidikan ... 61
Gambar 4.3. Penilaian LKS Berbasis Pendekatan Konsep Kelas IX Semester II Oleh
Delapan Orang Guru Biologi ... 63
Gambar 4.4. Persentase Hasil Penilaian Siswa pada Uji Kelompok Kecil Terhadap LKS Berbasis
Pendekatan Konsep Kelas IX Semester II ... 66
Gambar 4.5. Persentase Hasil Penilaian Siswa pada
Uji Kelompok Besar Terhadap LKS Berbasis
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap
orang dan berlangsung seumur hidup. Belajar tidak dapat berlangsung dengan
sendirinya tanpa adanya faktor luar yang dapat menunjang agar proses belajar
dapat terjadi. Oleh sebab itu, perlu disusun suatu sarana terstruktur agar
pembelajaran pada siswa dapat terarah dengan baik (Mulyasa, 2007).
Pembelajaran yang menarik merupakan idaman bagi setiap guru dan
siswa. Salah satu hal yang perlu disiapkan agar pembelajaran menjadi hal yang
menarik/menyenangkan adalah adanya kegiatan di kelas yang dilengkapi dengan
fasilitas belajar mengajar yang memadai. Sarana belajar siswa pun harus
dipersiapkan salah satunya yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat
pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran agar mempermudah
terhadap pemahaman materi pelajaran yang didapat. Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik (Depdiknas, 2004).
Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan dan tugas yang
berkaitan dengan materi. Selain itu peserta didik juga dapat menemukan arahan
yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan (Prastowo, 2011).
Menurut Jasmito et al (2013) yang telah melakukan analisis LKS tingkat
yang jelas sehingga dapat berpengaruh terhadap kualitas dari materi, tugas, dan
evaluasi sedangkan menurut Widjajanti (2008) LKS itu harus memberikan
stimulus terhadap tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kenyataan di lapangan,
LKS yang dimiliki siswa yang dibeli dari penerbit juga memiliki kekurangan yaitu
hanya berisi uraian materi secara ringkas dan soal-soal yang belum menuntut
siswa untuk berpikir sistematis, hal ini juga sejalan dengan wawancara yang saya
lakukan dengan guru Biologi di SMP Muhammadiyah 1, guru tersebut
mengatakan bahwa LKS sangat jarang digunakan dalam pembelajaran karena
isinya yang tidak memadai untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan
hanya digunakan untuk remedi ketika hasil belajar siswa tidak tuntas pada suatu
materi. Dari observasi saya di lapangan juga banyak beredar LKS yang umumnya
berisi latihan soal atau review dari bahan ajar setiap topik. Bentuknya berupa
pertanyaan-pertanyaan. Hal itu sebenarnya bukan LKS, tetapi merupakan lembar
penilaian. LKS semacam itu tidak melatih siswa melakukan proses penyelidikan
sebaliknya hanya berupa latihan soal. LKS tersebut berbeda jauh dengan lembar
kerja siswa sesungguhnya yang berisi panduan kegiatan eksplorasi. Dengan LKS
yang berkualitas yang berisi kegiatan eksplorasi, siswa dapat menemukan suasana
dan sumber belajar yang baru, menurut Setiawan dkk (2013) LKS yang
berkualitas juga dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa serta dapat
menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Menurut Gani (2008)
kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu indikator
Pemahaman konsep dan prinsip sangat penting dalam pembelajaran
Biologi. Menerapkan konsep yang merupakan suatu kemampuan untuk
menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi merupakan tujuan pendidikan sains yang
penting. Dengan konsep-konsep yang dimilikinya siswa dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari dalam memecahkan masalah, mengambil suatu
keputusan dan menghargai alam namun dalam kegiatan pembelajaran, seringkali
siswa sulit menangkap materi yang disampaikan oleh guru sehingga sering terjadi
miskonsepsi. Oleh karena itu sumber belajar yang digunakan harus dapat
memberikan konsep yang dapat diterima siswa sehingga melibatkan siswa dalam
pembelajaran bermakna sesuai menurut penelitian Aryulina (2009) bahwa
pemahaman konsep siswa lebih tertanam kuat jika siswa aktif dalam belajarnya
termasuk menemukan konsep.
Menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada materi kelas IX
semester 2 yaitu pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan
sifat dan bioteknologi siswa mengalami miskonsepsi yaitu pemahaman konsep
yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah. Menurut Riandari
(2013) bahwa prestasi belajar siswa pada materi Kelangsungan Hidup Organisme
sebelum ada perlakuan yaitu sebesar 21,4%. Contoh miskonsepsi pada materi
kelangsungan hidup organisme adalah siswa sering salah konsep dalam hal
perkembangbiakan vegetatif buatan dan perkembangbiakan generatif.
Menurut Macin (2012) bahwa siswa mengalami kesulitan sebesar 100%
kesulitannya yaitu faktor materi yang terlalu tinggi dan factor miskonsepsi yang
terjadi pada siswa pada materi bioteknologi sebesar 59,64%, miskonsepsinya
terletak pada konsep-konsep abstrak seperti teknik kultur jaringan, bayi tabung
serta rekayasa genetika. Berdasarkan penelitian Purwianingsih dkk (2009)
menunjukkan secara umum guru belum memahami secara mendalam dasar-dasar
pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjelaskan materi bioteknologi sekaligus
menemukan cara pembelajaran yang tepat, kesulitan memperoleh sumber bahan
ajar yang memadai, terutama bahan ajar bersifat up to date, sebagai bekal
mempelajari sumber-sumber bahan ajar bioteknologi.
Sedangkan pada materi pewarisan sifat menurut Novitasari dkk (2013)
bahwa materi pewarisan sifat terdapat beberapa konsep yang mempunyai tingkat
kesulitan yang cukup tinggi karena kompleks dan rumit. Disamping itu, dengan
kesulitan materi pewarisan sifat yang cukup tinggi dari penelitian Hidayat dkk
(2009) bahwa pembelajaran genetika masih didominasi dengan metode ceramah
sehingga hanya terjadi transfer pengetahuan, pembelajaran belum banyak
menggunakan multi metode, multi media, multi sumber belajar maupun multi
modul pembelajaran sebagai bagian dari pemberian layanan yang memperhatikan
proses belaja siswa. Akibatnya, respon, inisiatif maupun interaksi antara guru
dengan siswa dalam pembelajaran masih sangat rendah. Menurut Soeleman dkk
(2009) bahwa pembelajaan materi pewarisan sifat dengan cara bermain dapat
meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.
Untuk itu diperlukan LKS yang dapat mengatasi masalah tersebut
berakibat pada pemahaman yang salah tentang konsep genetika atau terjadi
miskonsepsi pada materi genetika (Nusantari, 2011). Jenis-jenis miskonsepsi yang
ditemukan yaitu kesalahan pada definisi, salah memahami soal bergambar, dan
salah dalam membedakan antar konsep. Faktor penyebab miskonsepsi siswa lebih
besar terjadi disebabkan oleh siswa itu sendiri (Maulidi, 2014). Menurut Nusantari
(2011) miskonsepsi juga dapat disebabkan dari bahan ajar yang digunakan siswa.
Konsep yang mengalami miskonsepsi ditemukan peneliti pada konsep arti dan
ruang lingkup genetika; meteri genetik: gen, DNA, dan kromosom; dan
mekanisme pewarisan sifat.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, Silvia dkk (2013) telah
membuktikan bahwa ketuntasan belajar pada siswa dapat tercapai dengan baik
dikarenakan peserta didik telah menguasai konsep yang telah ditemukan secara
mandiri dalam pembelajaran menggunakan LKS. Hasil penelitiannya diperoleh
bahwa ketuntasan belajar peserta didik sebesar 83%.
Jika miskonsepsi telah dialami oleh siswa maka miskonsepsi tersebut akan
terus berlanjut dan akan berpengaruh terhadap pembentukan konsep baru. Jika
dibiarkan begitu saja maka konsep-konsep itu akan tertanam di dalam diri siswa
dan akan berpengaruh pada perolehan konsep pada tingkat yang lebih tinggi (Suri,
2013). Oleh karena itu, hasil belajar siswa dapat diperoleh dengan baik jika
diberikan penanganan lebih dini, sehingga dirasa sangat perlu dalam memberikan
solusi terhadap permasalahan ini pada tingkat SMP sehingga siswa dapat
memahami konsep awal yang akan menjadi bekalnya untuk pembelajaran
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang maka dapat diidentifikasi
masalahnya sebagai berikut: (1) LKS tingkat SMP masih belum mencukupi dan
jauh dari kondisi LKS sesungguhnya (2) LKS sangat jarang digunakan dalam
pembelajaran karena isinya yang tidak memadai untuk digunakan dalam proses
pembelajaran (3) Siswa sulit menangkap materi sehingga sering terjadi
miskonsepsi yang bersumber dari bahan ajar yang digunakan oleh siswa dan (4)
guru kesulitan memperoleh sumber bahan ajar yang memadai.
1.3. Batasan Masalah
Penelitian pengembangan ini dibatasi pada beberapa masalah yaitu:
1. Pengembangan LKS berbasis pendekatan konsep sebagai sumber belajar
Biologi pada materi kelas IX semester II.
2. Penelitian ini dilakukan sampai uji coba kelompok terbatas.
3. Uji coba produk penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengetahui
kelayakan LKS berbasis pendekatan konsep sebagai sumber belajar siswa.
4. Uji coba produk penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengetahui
tanggapan guru dan siswa terhadap LKS berbasis pendekatan konsep.
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II layak
diterapkan dalam pembelajaran biologi di SMP pada pokok bahasan
kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi?
2. Bagaimanakah penilaian guru terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada
Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme,
pewarisan sifat dan bioteknologi?
3. Bagaimanakah penilaian siswa terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep
pada Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme,
pewarisan sifat dan bioteknologi?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Untuk memperoleh LKS berbasis pendekatan konsep yang layak untuk Kelas
IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan
sifat dan bioteknologi.
2. Untuk mengetahui penilaian guru terhadap LKS berbasis pendekatan konsep
Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme,
pewarisan sifat dan bioteknologi.
3. Untuk mengetahui penilaian siswa terhadap LKS berbasis pendekatan konsep
Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme,
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat berupa manfaat teoritis
dan manfaat praktis. Manfaat teoritis penelitian ini antara lain: (1) Bagi pembaca,
menambah dan mengembangkan wawasan keilmuan yang berkaitan dengan
perangkat pembelajaran berupa LKS (2) Bagi sekolah, dapat meningkatkan
kualitas dan mutu pembelajaran biologi di sekolah yang bersangkutan dan (3)
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, menjadi tambahan pustaka terhadap
wacana pendidikan di Indonesia.
Manfaat Praktik dari penelitian ini adalah (1) Bagi guru, dapat menjadi
alternatif sebagai media pembelajaran biologi untuk meningkatkan motivasi siswa
(2) Bagi siswa, dapat memiliki sumber belajar yang baik dalam memahami dan
(3) peneliti lain, sebagai acuan untuk mengadakan penelitian yang berkaitan
dengan pengembangan LKS Kelas IX Semester II.
1.7. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah LKS
Kelas IX Semester 2 berbasis pendekatan konsep yang sudah valid dan dapat
digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan
Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian
pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis pendekatan konsep kelas IX
semester II yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. LKS berbasis pendekatan konsep pada Kelas IX Semester II sangat layak
diterapkan dalam pembelajaran biologi di SMP pada pokok bahasan
kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi.
2. Penilaian guru terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX
Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat
dan bioteknologi bahwa LKS berbasis pendekatan konsep sangat layak
digunakan sebagai sumber ajar dalam proses pembelajaran Biologi Kelas IX
Semester II.
3. Penilaian siswa terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX
Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat
dan bioteknologi bahwa LKS berbasis pendekatan konsep sangat layak
digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa.
5.2. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan LKS berbasis pendekatan konsep ini yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi
untuk digunakan oleh guru biologi dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun
1. LKS berbasis pendekatan konsep kelas IX semester II akan memberi sumbangan
praktis bagi guru biologi sebagai sumber ajar sehingga memberikan kemudahan
dalam menyelenggarakan pembelajaran.
2. LKS berbasis pendekatan konsep kelas IX semester II akan memberi sumbangan
praktis bagi siswa kelas IX sebagai bahan belajar sehingga memberikan
kemudahan bagi siswa untuk memahami materi yang ada di kelas IX semester II.
3. Sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi para guru, lembaga pendidikan dan
peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dan mengembangkan LKS secara lebih
mendalam sebagai sumber pembelajaran biologi.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan hasil
penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran, yaitu:
1. LKS berbasis pendekatan konsep kelas IX semester II ini disusun berdasarkan
kebutuhan siswa dan juga melalui pengujian oleh para ahli. Oleh karena itu LKS
ini dapat dicetak dan digunakan sebagai pedoman sumber belajar dalam proses
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari LKS alternatif ini perlu
dilakukan penerapan dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan melibatkan
guru sebagai fasilitator dalam menjelaskan kegiatan-kegiatan belajar yang ada di
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 2000. Common Textbook Strategi Belajar Mengaja Kimia. Bandung: JICA.
Arisworo, D. Yusa. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IX. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Aryulina, D. 2009. Implementation Of 5e Learning Cycle To Increase Students’ Inquiry Skills And Biology Understanding. Jurnal Kependidikan Triadic. 12(1): 71-79.
Astuti, Y., Setiawan, B. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatif pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2(1):88-92.
Begu, P.O. 2011. Pendekatan Konseptual. Diakses pada Senin, 15Agustus 2011. Dahar, R.W. 2003. Aneka Wacana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
Bandung: Publikasi Terbatas.
Depdiknas. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Depdiknas. 2006. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Devi, P.P.R., Sofiraeni dan Khairuddin. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP. Bandung: PPPPTK IPA.
Ensiklopedi_encarta:http://www.unt.edu/bencmarks/archives/1998/0ctober98/net com.htm.
Harijanto, M. 2007. Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar. Didaktika. 2(1) : 216-22.
Hidayat, M, L., Rahayu, T., Henuhili, V., Suratsih. 2009. Pengembangan Modul Pembelajaran Genetika Berbasis Fenomena Lokal. Cakrawala Pendidikan. 2 (4): 165
Hobri, H. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan Aplikasi pada Penelitian Pendidikan Matematika. Jember: Pena Salsabila.
Jasmito., Mahanal, dan Sunarmi, S. 2013. Kajian Lembar Kegiatan Siswa (Lks) Biologi SMP/MTs Kelas VII Se-Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Malang: Universitas Negeri Malang.
Latief, M, A. 2009. Penelitian Pengembangan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Machin, A. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Bioteknologi Bervisi Kewirausahaan di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Bioedukasi. 5(2): 50-60.
Makmun, A. S. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Maulidi, A., Ariyati, E., Mardiyyaningsih, A. N. 2014. Deskripsi Konsepsi Siswa
pada Materi Hereditas di MAN. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Novak, J. D dan Canas, A. J. 2008. TheTheory Underlying Concept Maps and How to Construct Use Them. Florida. Technical Report IHMC Cmap Tools 2006-01 Florida Institute for Human and Machine Cognition.
Novitasari, F. K., Susantini, E., Kuswanti, N. 2013. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Strategi Metakognitif pada Materi Pewarisan Sifat. Bioedukasi. 2 (1):40-41.
Nurina., Masjhudi., Tenzer, A. 2007. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Dengan Model Siklus Belajar 5e Berbasis Konstruktivistik Pada Materi Sistem Sirkulasi Manusia untuk Kelas XI SMA.Malang: Universitas Negeri Malang.
Nusantari, E. 2011. Analisis dan Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika Buku SMA Kelas XII. Bioedukasi. 4 (2): 52
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Presss.
Purwianingsih, W., Rustaman, N, Y., Redjeki, S. 2007. Observasi Pembelajaran Materi Bioteknologi di SMPN I Pamulihan Kabupaten Sumedang melalui Kegiatan Lesson Study. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ipa S3 Sekolah Pascasarjana Univeritas Pendidikan Indonesia.
Riandari, H. 2013. Penerapan Colek Pipi (Cooperative Learning Co-Picture And Picture) untuk Meningkatkan Prestasi dan Kualitas Belajar Siswa Kelas Ix-A Semester 5 pada Materi Kelangsungan Hidup Organisme di SMP Negeri 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Surakarta: Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Roini, C. 2012. Analisis Perencanaan Pembelajaran Genetika Berpendekatan Konsep pada Perangkat Pembelajaran Buatan Guru SMA Se-Kota Ternate. Semarang: Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS. Sahin, C., Karsli, F. 2009. Developing worksheet based on science process
skills:Factors affecting solubility. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching. 10 (1): 15
Santyasa, I, W. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan Bagi Para GuruTK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Senjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Silvia., Endang., Isnawati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Penemuan Terbimbing (Guide Discovery) Untuk meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA SMA pada Materi Substansi Genetika. http:// www.scribd.com/doc/123275880/Untitled/Download. Diakses pada 3 Juli 2013.
Soeleman, M, A., Suhartono, V., Sembodo, A . 2009. Media Pembelajaran Berbasis Puzzle untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Pewarisan Sifat pada Siswa SMP Kelas 9. Jurnal Teknologi Informasi. 4 (2): 96
Sudijono, A. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sugiharto, B. 2011. Miskonsepsi dalam Pembelajaran Biologi. Surakarta. FKIP
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.
Suri, A, A. 2013. Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Konsep Difusi, Osmosis Melalui Analisis Gambar. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Susilawati, F, D. 2008. Implementasi Strategi Peta Konsep Dalam Cooperatif Learning sebagai Upaya Meminimalisasi Miskonsepsi Bioteknologi di SMA Negeri 8 Surakarta. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Suwono, H. 2011. Inovasi Belajar Mengajar (Online). www. hadisuwono. blogspot.com, diakses tanggal 10 Maret 2012.
Syamsuri, I., Sulisetijono., Ibrohim., Rahayu, S. E. 2007. IPA BIOLOGI untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga.
Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa (Online), http://
staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/kualitas-lks.pdf, diakses 6 Maret 2013.
Yamin, M. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Yuliati, L. 2006. Pengembangan Pembelajaran IPA (Online ). Tangal Akses 1 Mei