PENERAPAN COACHING DALAM KEGIATAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENYUSUN TES
PILIHAN BERGANDA DAN MENGANALISIS BUTIR SOAL MENGGUNAKAN ANBUSO VERSI 6.1
PADA SMA NEGERI 4 BINJAI
Tesis
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
Oleh :
MUHAMMAD IKHWAN CANIAGO
NIM: 8146132047
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii ABSTRACT
MUHAMMAD IKHWAN CANIAGO. Registration Number : 8146132047. The application of Coaching In Activity of Academic Supervision To Improve Teachers Ability for composing Multiple Choice Test and Analyzing the test Using Anbuso Ver. 6.1 at Public Senior High School 4. A Thesis. Postgraduate Program, State University of Medan. 2016.
The objective of this School Action Research was to determine the improvement teacher’s ability in composing multiple choice test and analyzing multiple choice test items using Anbuso version 6.1. This research was conducted in SMA Negeri 4 Binjai for 1 month starting from the beginning of May until the end of May 2016. The subject of this research are the teachers of economic subjects in SMAN 4 Binjai. Actions in this research consisted of two cycles by applying coaching in academic supervision activities.The result of the first cycle shows that 64% items of responden 1, 60% items of responden 2, 64% items of responden 3, 60% items of responden 4, 68% items of responden 5, 60% items of responden 6, 64% items of responden 7, 64% items of responden 8 are accepted. In abbility of compossing multiple choice test items, responden 1 got a score 62,33, responden 2 got a score 65,67, responden 3 got a score 68, responden 4 got a score 64,33, responden 5 got a score 67, responden 6 got a score 64,67, responden 7 got a score 67,33, responden 8 got a score 67. The teacher’s ability using Anbuso version 6.1, responden 1 got a score 75, responden 2 got a score 50, responden 3 got a score 66,67, responden 4 got a score 58,33, responden 5 got a score skor 50, responden 6 got a score 75, responden 7 got a score 75, responden 8 got a score 66,67. The result of the second cycle shows 84% items of responden 1, 80% items of responden 2, 88% items of responden 3, 84% items of responden 4, 84% items of responden 5, 88% items of responden 6, 88% items of responden 7, 84% items of responden 8 are accepted. In abbility of compossing multiple choice test items responden 1 got a score 87,33, responden 2 got a score 84,67, responden 3 got a score 82,33, responden 4 got a score 81,67, responden 5 got a score 82,33, responden 6 got a score 80, responden 7 got a score 82,33, responden 8 got a score 82,33. The teacher’s ability using Anbuso version 6.1 responden 1 got a score 83,33, responden 2 got a score 91,67, responden 3 got a score 83,33, responden 4 got a score 91,67, responden 5 got a score 83,33, responden 6 got a score 83,33, responden 7 got a score 91,67, responden 8 got a score 83,33. This result has met success indicator measures > 80% of compossing items, The teachers got a score in compossing and analysing items of test using Anbuso version 6.1 > 80
iii ABSTRAK
MUHAMMAD IKHWAN CANIAGO. NIM : 8146132047. Penerapan Coaching Da am Kegiatan Supervisi A ademi Untu Mening at an Kemampuan Guru Menyusun Tes Pi ihan Berganda dan Mengana isis Butir Soa Mengguna an Anbuso Versi 6.1 Pada SMA Negeri 4 Bin ai
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan Kehadirat Allah SWT atas nikmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul
“Penerapan Coaching dalam Kegiatan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan
Kemampuan Guru Menyusun Tes Pilihan Berganda dan Menganalisis Butir Sola
Menggunakan Anbuso Versi 6.1 Pada SMA Negeri 4 Binjai”. Sholawat
berangkaikan salam tidak lupa dihadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Dengan tulus dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan
juga kepada Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetti, M.S. Kons. selaku dosen pembimbing II.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Darwin, M.Pd. selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr.
Sukarman Purba, M.Pd. selaku sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan.
4. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd., Dr. Eka Daryanto, M.Si., Dr. Yasaratodo
Wau, M.Pd. selaku narasumber dan penguji.
5. Bapak/Ibu dosen di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama menempuh pendidikan di
Prodi Administrasi Pendidikan.
6. Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Menengah, Direktorat
v
yang telah memfasilitasi dengan memberikan beasiswa S2 Kepengawasan
kepada penulis.
. Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai dan Guru-guru di SMAN 4 Binjai yang
telah membantu dalam proses penelitian.
. Tesis ini didedikasikan untuk orang tua penulis Dahlan Caniago, Nurhayati
Lubis Almh , dan Wardiyah Rangkuti yang berjuang tanpa akhir dalam
memenuhi kehidupan penulis. Terima kasih juga kepada adinda Maya
Aftiqah Caniago dan Chairiah Caniago.
. Istri tercinta Wahyuni, S.Pd. terima kasih atas cinta, ketulusan, dan
keikhlasan mendampingi penulis dalam setiap langkah perjuangan.
Anak-anak ku tersayang Zawata Afnan Caniago dan Hanan Khumairah Caniago,
semoga gelar ini dapat memberi kebaikan kepada kita semua.
10. Sahabat-sahabat penulis yaitu Afrizen, M.Pd, Dimpos Yustinus Sormin,
M.Pd, Andi Nasution, M.Pd, Heri Sukamto, M.Pd, Salman, M.Pd, Zulkarnaen
Barus, M.Pd, Hamami, M.Pd.
11. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi
Kepengawasan Angkatan ketiga.
Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan tesis
ini. Kesalahan dan kekhilafan tersebut hanyalah semata-mata berasal dari diri
penulis. Namun penulis berharap gagasan dalam tesis ini dapat berguna bagi
kemajuan bangsa dan negara ini khususnya dunia pendidikan Indonesia.
Medan, Juni 2016 Penulis,
vi DAFTAR ISI
ABSTRACT ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Pembatasan Masalah ... 10
D. Rumusan Masalah ... 11
E. Tujuan Penelitian ... 12
F. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESA TINDAKAN ... 14
A. Kajian Teoritis ... 14
1. Kemampuan Guru dalam Menyusun Tes Pilihan Berganda ... 14
2. Kemampuan Guru dalam Menganalisis Butir Tes Pilihan Berganda dan Menggunakan Aplikasi Anbuso Versi 6.1. ... 25
3. Supervisi Akademik ... 30
4. Coaching Model GROW ... 36
vii
C. Kerangka Berfikir ... 46
D. Hipotesis Tindakan ... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 49
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49
B. Subjek Penelitian ... 49
C. Prosedur Tindakan ... 49
D. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 54
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 55
F. Teknik Analisis Data ... 58
G. Indikator Keberhasilan ... 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Hasil Penelitian ... 60
1. Siklus I ... 60
2. Siklus II ... 75
B. Pembahasan ... 87
C. Keterbatasan Penelitian ... 99
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Implikasi ... 101
C. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 103
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Prinsip Coaching ... 40
3.1 Siklus Tindakan Model Stringer ... 51
4.1 Peningkatan Efektivitas Alternatif Jawaban Pada Siklus 1 dan 2 .... 94
4.2 Peningkatan Jumlah Butir Soal Yang Diterima ... 95
4.3 Hasil Observasi Butir Soal Yang
Disusun Oleh Responden Berdasarkan Kaidah Penyusunan Tes
Pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 97
4.4. Hasil Observasi Kemampuan Guru Menggunakan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Kegiatan Pelatihan ... 106
Lampiran 2 Rencana Supervisi Akademik ... 114
Lampiran 3 Lembar Observasi Kemampuan Guru Menyusun Butir Soal Berdasarkan Kaidah Penyusunan Tes Guru ... 126
Lampiran 4 Lembar Observasi Kemampuan Guru Menggunakan Aplikasi Anbuso Versi 6.1 ... 129
Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Supervisi Akademik dalam Menyusun Butir Soal dan Menggunakan Anbuso 6.1 ... 131
Lampiran 6 Rangkuman Pelaksanaan Coaching Per Individu ... 134
Lampiran 7 Modul Penyusunan Soal Pilihan Ganda Dan Kisi-Kisi Soal ... 135
Lampiran 8 Modul Anbuso versi 6.1 ... 138
Lampiran 9 Kisi-Kisi Soal Ekonomi ... 153
Lampiran 10 Soal Ekonomi ... 160
Lampiran 11 Hasil Analisis Soal Menggunakan Anbuso Versi 6.1 ... 164
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang guru berdasarkan
Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi akademik. Yang dimaksud dengan
kompetensi pedagogik menurut PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
pendidikan adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Hasil uji kompetensi guru (UKG) tahun 2015 (Kompas 31 Desember
2015. Hal. 9) yang disampaikan oleh kementerian pendidikan nasional bahwa
nilai UKG masih rendah. Dari hasil uji kompetensi guru (UKG) tahun 2015 yang
diikuti 2.670.776 guru, didapat hasil nilai rata-rata kompetensi pedagogik adalah
48,94. Sedangkan nilai rata-rata kompetensi profesional mencapai 54,77. Secara
keseluruhan nilai rata-rata uji kompetensi guru tahun 2015 yakni 53,02 dan nilai
tersebut masih dibawah dari nilai target yaitu sebesar 55.
Hasil UKG tahun 2015 yang masih tergolong rendah dikarenakan pada
umumnya guru dinilai belum maksimal dalam melaksanakan tugasnya, termasuk
pada dimensi kompetensi pedagogik. Melalui kompetensi pedagogik, seorang
2
oleh peserta didik melalui berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan
evaluasi hasil belajar.
Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dalam kompetensi utama pedagogik
disebutkan bahwa salah satu kompetensi inti pedagogik seorang guru mata
pelajaran di tingkat SMA/MA harus mampu untuk menyelenggarakan penilaian
dan evaluasi hasil belajar. Dalam kompetensi inti tersebut seorang guru harus
mampu dalam (1) memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, (2)
menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan
dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, (3)
menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (4)
mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (5)
mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan mengunakan berbagai instrumen, (6) menganalisis hasil penilaian proses
dan hasil belajar untuk berbagai tujuan, (7) melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar. Dari ketujuh kompetensi tersebut, penelitian ini mengarah kepada
kompetensi guru dalam mengembangkan instrumen penilaian. Seorang pendidik
haruslah mampu mengembangkan instrumen penilaian. Jika dikaitkan hasil UKG
tahun 2015 dengan kompetensi yang dipersyaratkan dalam Permendiknas No. 16
tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
maka kemampuan guru dalam mengembangkan instrumen penilaian masih
Agar instrumen penilaian yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan
bahan ulangan/ujian yang baik, maka harus dilakukan langkah‐langkah sebagai
berikut yaitu (1) menentukan tujuan tes, (2) menentukan kompetensi yang akan
diujikan, (3) menentukan materi yang diujikan, (4) menetapkan penyebaran butir
soal berdasarkan kompetensi, materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis bentuk
pilihan ganda, uraian dan tes praktik), (5) menyusun kisi‐kisinya, (6) menulis
butir soal, (7) mevalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif, (8) merakit
soal menjadi perangkat tes, (9) menyusun pedoman penskorannya (10) uji coba
butir soal, (11) analisis butir soal, dan (12) perbaikan soal berdasarkan hasil
analisis (Depdiknas, 2008 12).
Tahapan selanjutnya dalam mengembangkan instrumen penilaian hasil
belajar adalah analisis kualitas butir soal. Analisis kualitas butir soal dilakukan
agar butir soal tersebut menjadi butir soal yang bermutu. Butir soal tes yang
bermutu adalah butir soal yang dapat memberikan informasi setepat – tepatnya
sesuai dengan tujuannya. Untuk dapat menganalisis kualitas butir soal, setidaknya
diperlukan analisis tingkat kesukaran soal (Difficulty Index), dan daya pembeda
(Discriminating Power) (Arifin, 2009 266-279). Analisis kualitas butir soal
bertujuan membantu pendidik meningkatkan pembelajaran dan memberikan
informasi yang tepat tentang peserta didik mana yang belum atau sudah mencapai
kompetensi.
Salah satu bentuk instrumen penilaian hasil belajar siswa adalah bentuk tes
pilihan berganda. Tes pilihan berganda termasuk ke dalam bentuk tes pilihan
berganda, seorang guru harus memahami kaidah-kaidah penulisan butir soal
pilihan berganda dengan benar. Kaidah-kaidah tersebut ditinjau dari segi materi,
konstruksi, dan bahasa. (Depdiknas, 2008 15)
Hasil evaluasi diri guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Binjai
dalam menyusun instrumen tes pilihan berganda dengan membandingkan kaidah
penulisan soal dari segi materi, konstruksi, dan bahasa terhadap instrumen tes
yang dibuat oleh delapan orang guru, dimana masing-masing guru diminta
membuat sebanyak 20 soal tes pilihan berganda yang dilakukan pada bulan
Januari, hasil yang didapat adalah hanya 3 orang guru yang instrumen tes-nya
sesuai dengan 80% kaidah penulisan instrumen tes pilihan berganda atau hanya
sebesar 37,5% dari keseluruhan guru mata pelajaran ekonomi yang ada di SMA
Negeri 4 Binjai. Sedangkan 5 orang lainnya hanya sekitar 50% yang sesuai
dengan kaidah penulisan butir soal pilihan berganda. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam menulis instrumen tes pilihan
berganda yang ada di SMA Negeri 4 Binjai masih rendah.
Butir-butir soal yang dibuat oleh guru mata pelajaran ekonomi di SMA
Negeri 4 Binjai, diujikan kepada peserta didik, untuk selanjutnya dilakukan
analisis kualitas butir soal dengan menggunakan aplikasi anbuso versi 6.1 maka
didapatkan hasil sebagai berikut (1) responden pertama, dari 20 soal yang
diberikan ternyata hanya 30% yang soal yang dapat diterima, (2) responden
kedua, dari 20 soal yang diberikan ternyata hanya 40% yang dapat diterima, (3)
responden ketiga, dari 20 soal yang diberikan ternyata hanya 25% yang dapat
yang dapat diterima, (5) responden kelima, dari 20 soal yang diberikan ternyata
hanya 60% yang dapat diterima, (6) responden keenam, dari 20 soal yang
diberikan ternyata hanya 55% yang dapat diterima, (7) responden ketujuh, dari 20
soal yang diberikan ternyata hanya 50% yang dapat diterima, (8) responden
kedelapan, dari 20 soal yang diberikan ternyata hanya 65% yang dapat diterima.
Jika dirata-ratakan, maka soal yang dapat diterima dari kedelapan orang guru mata
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Binjai hanya berkisar 45% dari keseluruhan
jumlah soal. Angka tersebut masih tergolong rendah dan belum mencapai separuh
dari keseluruhan soal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kualitas butir soal yang
disusun masih rendah.
Ada dua faktor yang mempengaruhi kemampuan guru dalam menyusun
instrumen tes hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal terdiri dari (1) kemampuan guru dalam menilai, dalam melakukan
penilaian atau evaluasi, ada tiga aspek yang dinilai dari peserta didik, yaitu aspek
kognitif, aspek afektif, dan psikomotorik (Sudijono, 2009 48) (2) pengalaman
dalam menyusun soal, bahwa semakin sering seorang guru dalam menyusun
instrumen tes, maka instrumen tes yang dibuat akan semakin baik dari waktu ke
waktu (Sudijono, 2009 136) (3) motivasi intrinsik yaitu motivasi yang muncul
dari dalam diri guru itu sendiri yang menyadari bahwa menyusun dan membuat
instrumen tes merupakan bagian dari kompetensi yang harus dikuasi seorang guru
Faktor eksternal merupakan faktor yang muncul dari luar diri guru, terdiri
dari (1) tuntutan undang-undang atau peraturan seperti pada Permendiknas Nomor
bahwa seorang guru harus mampu untuk menyusun instrumen tes dan
melaksanakan evaluasi hasil belajar, (2) Supervisi yang dilakansakan oleh kepala
sekolah maupun pengawas sekolah yang berperan sebagai supervisor bagi guru,
(3) intensitas seorang guru dalam mengikuti pelatihan yang terkait dengan
penyusunan instrumen tes.
Dari dua faktor yang mempengaruhi kemampuan guru dalam menyusun
instrumen tes hasil belajar, jika dibandingkan dengan hasil evaluasi diri guru mata
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Binjai terkait dengan kemampuan menyusun
tes pilihan berganda yang masih rendah mengindikasikan beberapa permasalahan.
(1) kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar masih rendah.
Guru masih belum mampu bagaimana mengukur kemampuan peserta didik dari
segi kognitif, afektif, dan psikomotorik dari instrumen tes pilihan berganda yang
dibuatnya. (2) pengalaman guru dalam menyusun soal pilihan berganda masih
sedikit. Penyusunan soal bentuk pilihan berganda sering sekali dengan menyadur
dari buku kumpulan soal atau dari buku bacaan yang belum tentu sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. (3) motivasi
yang muncul dari dalam diri guru masih rendah, dikarenakan guru kurang
memahami bahwa kemampuan membuat instrumen tes merupakan bagian dari
kompetensi yang harus dikuasai dari seorang guru.
Permasalahan berikutnya adalah (4) bahwa guru kurang mengetahui
adanya tuntutan peraturan dan perundanga-undangan yang mensyaratkan bahwa
seorang guru harus mampu untuk menyusun instrumen tes dan melaksanakan
sekolah maupun oleh pengawas sekolah masih belum optimal. (6) guru masih
jarang mengikuti pelatihan yang terkait dengan penyusunan instrumen tes yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyusun instrumen tes.
Untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun dan menganalisis tes
pilihan berganda ditempuh melalui pemberian coaching (pelatihan/
pembimbingan) dalam kegiatan supervisi akademik kepada guru yang bermasalah
atau kemampuannya masih rendah (Sudjana, 2012 108). Pelatihan/pembimbingan
(coaching) merupakan sebuah kegiatan mengantar dan mendampingi orang yang
dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih baik. Kemendikbud
(2014 vi) memberikan gambaran mengenai coaching adalah proses pendampingan
kepada seseorang (guru atau kepala sekolah) yang dibina dari kondisi saat ini
kepada kondisi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhannya. Pada penerapannya,
coaching merupakan bagian dari metode on the job training dimana atasan
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada bawahan dalam melaksanakan
pekerjaan rutin mereka (Handoko, 2002 244). Manfaat serta keuntungan dari
pelatihan (coaching) adalah penggunaan metode ini relatif tidak mahal, orang
yang dilatih belajar, dapat sambil bekerja, tidak membutuhkan fasilitas di luar
kantor yang mahal seperti ruang kelas atau peralatan belajar tertentu, dan metode
ini juga memberikan pembelajaran, karena orang yang dilatih belajar sambil
melakukannya (Dessler, 2006 286). Sedangkan GROW adalah salah satu model
dari pelaksanaan coaching yang berorientasi pada pengembangan manusia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hutagaol (2015 5395) bahwa teknik
Kegiatan analisis butir-butir soal menggunakan softwere Anbuso versi 6.1
bertujuan untuk memudahkan guru dalam melakukan analisis butir soal. oftwere
tersebut dikembangkan berbasis Microsoft Excel. oftwere tersebut sangat layak
untuk digunakan dalam melakukan analisis butir soal terutama dari sisi
kepraktisan dan kemudahan, substansi isi, dan kebermanfaatan (Muhson,
2015 198).
Penerapan coaching untuk menyusun tes pilihan berganda dan
menganalisis butir soal menggunakan softwere Anbuso Versi 6.1 dalam kegiatan
supervisi akademik dapat membantu guru meningkatkan kemampuan menyusun
dan menganalisis instrumen tes pilihan berganda. Sehingga kompetensi pedagogik
guru dapat meningkat. Kemampuan guru dalam membuat bentuk instrumen tes
pilihan berganda adalah kemampuan yang amat penting untuk dikuasai oleh guru,
hal ini dikarenakan bahwa bentuk soal yang diujikan dalam ujian akhir sekolah
maupun ujian akhir nasional adalah bentuk pilihan berganda.
B. Ident f kas Masalah
Hasil evaluasi diri guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Binjai
menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun dan menganalisis
instrumen tes pilihan berganda masih terbilang rendah. Hal ini dikarenakan bahwa
dalam melaksanakan tugasnya guru dinilai belum maksimal dalam menjalankan
kompetensinya yang terkait dengan kemampuan dalam menyusun dan
menganalisis butir soal bentuk pilihan berganda sesuai dengan yang
diidentifikasi dari beberapa permasalahan berikut (1) kemampuan guru dalam
melaksanakan penilaian hasil belajar masih rendah. Guru masih belum mampu
bagaimana mengukur kemampuan peserta didik dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotorik dari instrumen tes pilihan berganda yang dibuatnya. (2) pengalaman
guru dalam menyusun soal pilihan berganda masih sedikit. Penyusunan soal
bentuk pilihan berganda sering sekali dengan menyadur dari buku kumpulan soal
atau dari buku bacaan yang belum tentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. (3) motivasi yang muncul dari dalam
diri guru masih rendah, dikarenakan guru kurang memahami bahwa kemampuan
membuat instrumen tes merupakan bagian dari kompetensi yang harus dikuasai
dari seorang guru. (4) bahwa guru kurang mengetahui adanya tuntutan peraturan
dan perundanga-undangan yang mensyaratkan bahwa seorang guru harus mampu
untuk menyusun instrumen tes dan melaksanakan evaluasi hasil belajar. (5)
pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun oleh pengawas
sekolah masih belum optimal. (6) guru masih jarang mengikuti pelatihan yang
terkait dengan penyusunan instrumen tes yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menyusun instrumen tes.
Dari permasalahan-permasalahan yang diidentifikasi, maka perlu dicari
pemecahan masalah. Pemecahan masalah yang dimaksud adalah bagaimana cara
meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes dan menganalisis butir-butir
soal pilihan berganda. Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun dan
menganalisis soal tes pilihan berganda ditempuh dengan menerapkan coaching
10
Anbuso versi 6.1. dalam kegiatan supervisi akademik kepada guru yang
bermasalah atau guru yang kemampuannya masih rendah dalam menyusun dan
menganalisis tes pilihan berganda. Model coaching yang dipilih untuk
melaksanakan pelatihan dan pembimbingan adalah GROW.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini menjadi lebih fokus, maka dilakukan pembatasan
masalah. Permasalahan hanya dibatasi pada kemampuan guru dalam penyusunan
instrumen tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal pilihan berganda
menggunakan aplikasi Anbuso versi 6.1. Alasan pemilihan dan pembatasan
masalah tersebut karena kemampuan guru untuk dapat menyusun dan
menganalisis butir soal berbentuk tes pilihan berganda amatlah penting mengingat
bentuk soal yang diujikan pada pelaksanaan ujian akhir sekolah dan ujian nasional
berbentuk pilihan berganda.
Pemberian coaching menggunakan model G OW dalam kegiatan
supervisi akademik akan diterapkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam menyusun instrumen tes dan menganalisis butir soal pilihan berganda
menggunakan aplikasi Anbuso versi 6.1. Peneliti akan bertindak sebagai
pelatih/pembimbing dengan mendatangi setiap guru yang akan diteliti di tempat
tugas masing-masing. Selanjutnya guru yang dibimbing/dilatih, diminta untuk
menyusun soal sesuai dengan langkah dan kaidah pembuatan soal untuk kemudian
11
Penerapan coaching menggunakan model GROW dalam kegiatan
supervisi akademik dipilih sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam menyusun tes pilihan berganda dan analisis butir soal dengan alasan
sebagai berikut (1) penggunaan metode ini relatif tidak mahal, (2) guru yang
dilatih belajar, dapat sambil bekerja, (3) tidak membutuhkan fasilitas di luar
tempat bekerja yang mahal seperti ruang kelas tertentu atau peralatan belajar
tertentu, (4) dan metode ini juga memberikan pembelajaran, karena guru yang
dilatih, belajar sambil melakukannya.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Binjai. Hal ini dikarenakan
hasil evaluasi diri guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Binjai dalam
penulisan instrumen tes pilihan berganda serta analisis butir soal, menunjukkan
kemampuan guru masih rendah. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini
delapan orang guru yang ada di SMA Negeri 4 Binjai. Alasan pemilihan guru
mata pelajaran ekonomi adalah karena adanya kesamaan kemampuan akademik
antara peneliti dan guru.
D. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Apakah penerapan
coaching dalam kegiatan supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan
guru ekonomi dalam menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal
12
E. Tu uan Penel t an
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru
ekonomi dalam menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal
menggunakan anbuso versi 6.1 melalui penerapan coaching dalam kegiatan
supervisi akademik pada SMA Negeri 4 Binjai.
F. Manfaat Penel t an
Hasil dari penelitian yang akan dilaksanakan ini, diharapkan bermanfaat
1. Manfaat Teoritis
a) Memberikan manfaat dengan menambah khazanah pengetahuan
dalam mengembangkan alat evaluasi hasil belajar
b) Memberikan gambaran mengenai penerapan coaching dalam
kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru
menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis butir soal
menggunakan Anbuso Versi 6.1
2. Manfaat Praktis
a) Bagi kepala dinas pendidikan, yaitu sebagai bahan pertimbangan
untuk menyusun kebijakan yang terkait dengan peningkatan
kemampuan guru menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis
butir soal yang diduga dapat dipengaruhi melalui penerapan
coaching dalam kegiatan supervisi akademik.
b) Bagi pengawas sekolah, yaitu sebagai bahan informasi dan
1
pilihan berganda dan menganalisis butir soal yang diduga dapat
dipengaruhi melalui penerapan coaching dalam kegiatan supervisi
akademik.
c) Bagi kepala sekolah, yaitu sebagai informasi mengenai peningkatan
kemampuan guru menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis
butir soal yang diduga dapat dipengaruhi melalui penerapan
coaching dalam kegiatan supervisi akademik.
d) Bagi guru, yaitu sebagai bahan pengetahuan agar dapat peningkatan
kemampuan guru menyusun tes pilihan berganda dan menganalisis
butir soal dengan menggunakan anbuso versi 6.1
e) Bagi peneliti selanjutnya, yaitu sebagai bahan informasi dan rujukan
dalam penerapan coaching dalam kegiatan supervisi akademik untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes pilihan
berganda dan menganalisis butir soal dengan menggunakan anbuso
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ada beberapa hal
yang dapat disimpulkan bahwa : penerapan coaching dalam kegiatan supervisi
akademik dapat meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran ekonomi di
SMAN 4 Binjai dalam menyusun butir soal pilihan berganda dan menganalisis
butir soal menggunkan aplikasi Anbuso versi 6.1. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa indikator keberhasilan yaitu pertama, guru memperoleh nilai > 80 dalam
kemampuan menyusun butir soal pilihan berganda yang sesuai dengan kaidah
penyusunan tes. Pada Siklus pertama, guru memperoleh rata-rata nilai 65,79 dan
meningkat pada siklus kedua menjadi 82,87. Kedua, guru memperoleh nilai > 80
dalam penggunaan aplikasi Anbuso versi 6.1. Pada siklus pertama guru
memperoleh rata-rata nilai 64,58 dan meningkat pada siklus kedua menjadi 86,46.
Ketiga, 80% soal pilihan berganda yang telah disusun dapat diterima setelah
dilakukan analisis menggunakan aplikasi Anbuso versi 6.1. Pada siklus pertama
dari 25 soal yang disusun, rata-rata soal yang dapat diterima sebanyak 63% dari
keseluruhan jumlah soal yang disusun dan jumlah ini mengalami peningkatan di
siklus kedua menjadi 85% soal diterima dari keseluruhan jumlah soal. Penerapan
coaching yang efektif sesuai dengan tahapan pelaksanaan pada siklus kedua.
Tahapan siklus kedua merupakan modifikasi dari pelaksanaan pada siklus pertama
yang telah melalui proses refleksi dan ternyata hasilnya memenuhi kriteria
B. Implikasi
Peningkatan kemampuan guru menyusun tes pilihan berganda dan
menganalisis butir soal menggunakan aplikasi anbuso versi 6.1 dapat dilakukan
dengan menerapkan coaching dalam kegiatan supervisi akademik. Pada kegiatan
coaching, guru mendapat pelatihan tatap muka secara langsung dengan pelatih
yang bersifat individual. Hal ini berbeda dengan jenis kegiatan-kegiatan pelatihan
secara umum dimana pelatihan tidak bersifat individual. Pelatih akan mendatangi
guru yang akan dibina secara satu persatu ditempat kerja, sehingga guru yang
dibina tidak perlu meninggalkan tempat kerjanya.
Keuntungan yang diperoleh saat pelatih mengunjungi ke tempat guru
bekerja antara lain adalah guru tidak harus meninggalkan kewajiban mengajar di
sekolah, guru akan merasa nyaman karena berada di lingkungan kerja sendiri,
guru juga diberi kebebasan untuk memilih tempat dimana akan dilakukan proses
bimbingan hal ini untuk menumbuhkan suasana yang nyaman untuk belajar.
Keuntungan lainnya adalah guru akan lebih bebas bertanya untuk mengeluarkan
pendapat karena jumlah peserta yang dilatih hanya guru yang bersangkutan saja
individual . Keuntungan yang terakhir adalah waktu yang digunakan bersifat
fleksibel, tergantung ketersediaan waktu guru tersebut.
Proses pelaksanaan penerapan coaching di awali dengan proses
kesepakatan antara guru dan fasilitator mengenai pelaksanaan pelatihan
penyusunan soal pilihan berganda. Setelah terjadi kesepakatan maka guru
menentukan tempat yang nyaman dan tenang untuk pelaksanaan pelatihan.
Selanjutnya fasilitator memberikan penjelaasan mengenai teknik penyusunan soal
2
teori kaidah penyusunan soal, maka guru diberikan kebebasan untuk menyusun
soal dan mengujikannya. Pada proses akhir, guru bersama dengan fasilitator
melakukan analisis terhadap butir soal tersebut.
C. Saran
Adapun saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kepala dinas pendidikan diharapkan dapat menyusun kebijakan mengenai
peningkatan kemampuan guru dalam menyusun tes pilihan berganda melalui
penerapan coaching model GROW dalam kegiatan supervisi akademik.
2. Pengawas sekolah diharapkan dapat menerapkan coaching model GROW
dalam kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam menyusun tes pilihan berganda.
3. Kepala sekolah diharapkan dapat memprogramkan peningkatan kualitas guru
melalui penerapan coaching model GROW dalam kegiatan supervisi
akademik untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes pilihan
berganda.
4. Guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan diri dalam menyusun tes
pilihan berganda melalui penerapan coaching model GROW dalam kegiatan
supervisi akademik.
5. Peneliti berikutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian tentang
3
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung : Remaja Rosdakarya
Cangelosi, James S. 1990. Designing Tests For Evaluating Student Achievement. New York: Longman
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jilid I. Edisi Kesepuluh. Terjemahan oleh Paramitha Rahayu. Jakarta. Indeks.
Deans, Fran. & Oakley, Louise. 2006. Coaching and Mentoring For Leadership Development In Civil Society. Praxis Paper No. 14. Oxford, UK. Intrac
Depdiknas. 2008. Panduan Penulisan Butir Soal. Jakarta. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Echols, Jhon M. & Shadily, Hasan. 1996. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Jakarta
Gibson, J.L. Dkk.1994. Organisasi dan Manajemen. Perilaku, Struktur, Proses. Edisi Keempat. Terjemahan. Jakarta : Erlangga.
Handoko, T. Hani. 2002. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Hoy, Wayne. K. & Forsyth, Patrick B.1986. Effective Supervision Theory Into Practice. New York: Random House, Inc.
Hutagaol, Nurhani. 2015. Upaya Kepala Sekolah meningkatkan Kemampuan
Guru Terhadap Pengelolaan Kelas Melalui Penerapan Coaching Pada SMP Negeri 12 Medan. Medan : Kultura. Vol. 16.
Kasno. 2015. Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Dalam Menyusun Butir Soal Pilihan Ganda Melalui Bimbingan Kelompok di Sekolah Binaan di Kabupaten Brebes. Brebes : Widya Komunika. Vol. 5.
Kemdikbud. 2015. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah Dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik. Jakarta : Pusbangtendik Kemdikbud.
Kompas 31 Desember 2015. Pengetahuan Guru Tentang Pembelajaran Masih
rendah, Hal 9
Muhson, Ali. 2015. Panduan penggunaan AnBuso Versi 6.1. Yogyakarta:
---. 2015. Kelayakan Anbuso Sebagai Softwere Analisis Butir Soal Bagi Guru. Jurnal Kependidikan Volume 45, Nomor 2. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Purnomo,Arif. 2007. Kemampuan Guru dalam Merancang Tes Berbentuk Pilihan
Berganda Pada Mata Pelajaran IPS Untuk Ujian Akhir Sekolah UAS . Lembaran Ilmu Keperndidikan Jilid 36, No 1. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Purwanto, M. Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Rampersad, Hubert K. 2006. Total Performance Scorecard Konsep Manajemen Baru : Mencari Kinerja Dengan Integritas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan. Sekretariat Negara. Jakarta
Republik Indonesia. 2007. Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Sekretariat Negara. Jakarta.
Rivai, Veithzal. & Basri, Ahmad Fawzi Mohd. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Robbins, Stephan P. & Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.
Sagala, S. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung. Alfabeta
Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta
Sergiovanni, Thomas J. 2007. Supervision: A Redefinition. New York: The Mc Graw Hill Companies
Soetjipto & Kosasi, Raflis. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers.
Sukardi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Team FME. 2013. Principles Of Coaching. Coaching Skills.
www.free-management-ebooks.com Tanggal akses 13 februari 2016.
Wiles, Kimball. 1967. Supervision For Better Schools. Third Edition. USA. Prentice-Hall, inc
Youmi, Muhammad. & Damopolii, Muljono. 2014. Action Res