ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DALAM SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh MESRAWATI 107017057/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DALAM SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
OLEH
MESRAWATI 107017057/ Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN DENGAN
KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI
VARIABEL MODERATING DI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DALAM SEKTOR BARANG
KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Mesrawati
Nomor Pokok : 107017057
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui, Komisi Pembimbing :
(Dr. Rina Bukit, SE, M.Si,Ak)
Ketua Anggota
(Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak)
Ketua Program Studi Direktur,
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA, CPA) (Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc)
Tanggal : 04 Juni 2013
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Dr. Rina Bukit, SE, M.Si,Ak
Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak
2. Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,CPA
3. Drs.Rasdianto, MA,Ak
PERNYATAAN Judul Tesis
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DALAM SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA”
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya
penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, penulis bersedia menaerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku
Medan, 04 Juni 2013 Penulis
Mesrawati Materai
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DALAM SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yang diwakili earning per share, return on equity, net profit margin,ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net cash flow,dividend payout ratio, return on assets yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta menguji dan menganalisis apakah variabel earning per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio dan net profit margin
sebagai hasil uji faktor berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap nilai perusahaan serta kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan variabel earning per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio dan net profit margin terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian ini yaitu sebanyak yaitu 35 perusahaan yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008-2011. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 14 perusahaan. Data diolah menggunakan metode uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), metode uji statistik regresi linier berganda untuk hipotesis pertama, dan uji residual untuk hipotesis kedua dengan menggunakan software SPSS. Hasil Penelitian ini membuktikan pada hipotesis pertama bahwa earning per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio dan net profit margin
berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui uji faktor, dan pada hipotesis kedua bahwa earning per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio, net profit margin secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara parsial hanya variabel return on equity yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ketika kepemilikan manajerial digunakan sebagai variabel moderating pada pengujian ketiga, variabel kepemilikan manajerial bukan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara earning per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio, net profit margin dengan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang bergerak dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI
Kata kunci : Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Ukuran Perusahaan (size), Debt to Equity Ratio
(DER), Net Cash Flow (NCF) , Dividend Payout Ratio (DPR),
THE ANALYSIS OF THE FACTORS INFLUENCING FIRM VALUE WITH MANAGERIAL OWNERSHIP AS MODERATING VARIABLE
OF THE MANUFACTURING CONSUMER GOODS SECTOR IN COMPANYREGISTERED IN THE
INDONESIAN STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
The aim of this research was to test and to analyze the factors that influence the firm value, represented by its earnings per share, return on equity, net profit margin, firm size, debt to equity ratio, net cash flow, dividend payout ratio, return on assets and the manager ownership as moderating variable in consumer goods sector listed on the Indonesia Stock Exchange either partially and simultaneously. This population of the research was 35 consumer goods companies registered in Indonesia Stock Exchange from 2008 until 2011. The sample was selected by using purposive sampling method amounted to 14 companies. The data were processed using the test methods Kaiser – Meyer- Olkin (KMO) and the method of multiple linear regression statistical tests for the first hypothesis, and the residual test for the second hypothesis by using SPSS software. The research results prove the first hypothesis that the earnings per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio and net profit margin affects the value of the company through the test factors, and the second hypothesis that the earnings per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio, net profit margin simultaneously affect the value of the company as partial return on equity only variables that affect the value of the company. When managerial ownership is used as a moderating variable, the variable managerial ownership did not strengthen the correlation between the variable of earnings per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio, net profit margin with the firm value in manufacturing companies engaged in the consumer goods sector in company registered in the Indonesian stock exchange
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah
dan rahmat -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dalam rangka
penulisan tesis yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating Di
Perusahaan Manufaktur Dalam Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia ”, memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Sains (M.Si) pada Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini penulis telah banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis dengan sepenuh
hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTH&H, M.Sc (CTM), Sp. A(K),
selaku Rektor Universitas Sumatra Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatra Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program
Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Sumatera Utara dan sekaligus
sebagai dosen pembanding utama penulis yang telah banyak memberikan
bantuan dan masukan dalam menyusun tesis ini.
4. Ibu Dr. Rina Bukit, M.Si,Ak selaku dosen pembimbing utama yang telah
kepada penulis dalam penyusunan tesis ini semoga ibu diberi kesehatan dan
rezky yang melimpah..
5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberi masukan, saran-saran dan arahan dan bimbingan yang
sangat membantu penulis dalam penyusunan tesis ini semoga bapak diberi
kesehatan dan rezky yang melimpah.
6. Bapak Drs. Rasdianto, MA,Ak dan ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si,Ak
selaku dosen pembanding yang telah memberikan banyak masukan dan saran
kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta pegawai akademik di Program Studi
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.
8. Untuk kedua orang tua tersayang, yaitu Ayahanda Darwin S.Sos, dan Ibunda
Ermiati yang selalu memberikan motivasi, semangat, doa dan dukungan moril
maupun dukungan materil yang diberikan dengan tulus dari awal hingga
kini,sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, semoga allah SWT
memberi kesehatan dan rezky melimpah dan penulis bisa membuat bangga
papa dan mama.
9. Kakak, abang, adik tersayang: Sary Puspita Anggraini, SH, Mulya Sahputra
Pane, SE, Anggi, Dhea RamaDhona,Akhmad Facrul Rozi terimakasih selalu
memberikan dukungan, doa dan semangat untuk penulis dalam menyelesaikan
tesis ini.
10.Terima kasih juga buat M Vicky Violan Siregar, SH yang selalu mendukung
penulis untuk menyelesaikan perkuliahan, semoga rencana kedepan
dilancarkan allah swt untuk kita berdua.
11.Teman terkasih Bayu Wulandari yang telah banyak membantu dan sabar
mengajari penulis, terima kasih banyak untuk selalu menyediakan waktu
untuk belajar bagi penulis dan kak nisa yg selalu memberi semangat dan
mengajari bagi penulis hanya allah yang bisa membalas kebaikan kalian
berdua.
12.Teman-teman seperjuangan menyusun tesis geng Nero Rike Yolanda, Enda
Novianti yang selalu memberi semangat satu antara yang lain, dan juga bang
chomes, kak mitha, kak widy, kak togi ,mala, Pak Shuban, Pak Pirgok terima
kasih banyak atas semangatnya dan temen-temen stambuk 2011 lainnya yang
tidak mungkin disebutkan satu per satu.
13.Kak Dory, Kak Yusna dan staf bagian administrasi lainnya yang telah banyak
membantu dalam pengurusan adminitrasi bagi penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatNya kepada seluruh
pihak yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi kepada penulis selama
perkuliahan maupun dalam penyusunan tesis ini. Penulis menyadari bahwa
keterbatasan penulis membuat penelitian ini menjadi kurang sempurna, karena itu
masih diperlukan saran maupun masukan dari pembaca. Semoga hasil penelitian
ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi penelitian
berikutnya.
Medan, 04 Juni 2013
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : MESRAWATI
2. Tempat/Tanggal Lahir : Pekan Baru, 14 Juni 1988
3. Pekerjaan : Wiraswasta
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jln Gotong Royong No 22 Medan Denai
6. Pendidikan :
a. Lulusan SD Swasta Tunas Harapan Medan dari Tahun 1994 s/d 2000 b. Lulusan SLTP Negeri 27 Medan dari Tahun 2000 s/d 2003
c. Lulusan SMA Negeri 2 Medan dari Tahun 2003 s/d 2006
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ………..iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ……….vii
DAFTAR TABEL ………...x
DAFTAR GAMBAR ………...xi
DAFTAR LAMPIRAN ……… .xii
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ………...10
1.3 Tujuan Penelitian ……….10
1.4 Manfaat Penelitian………11
1.5 Originalitas ……… 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 14
2.1.1 Pengertian Nilai Perusahaan ...14
2.1.2 Earning Per share......17
2.1.3 Return On Equity .......19
2.1.4 Net Profit Margin ...19
2.1.5 Ukuran Perusahaan...20
2.1.6 Debt Equity Ratio...21
2.1.7 Net Cash Flow ... 25
2.1.8 DividendPayout Ratio ... ... 27
2.1.9 Return On Assets......28
2.1.10 Kepemilikan Manajerial ...31
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS...37
3.1 Kerangka Konseptual ...37
3.2 Hipotesis Penelitian...42
BAB IV METODE PENELITIAN...44
4.1 Jenis Penelitian...44
4.2 Lokasi Penelitian ...44
4.3 Populasi dan Sampel...44
4.4 Metode Pengumpulan Data ...47
4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ………47
4.6 Metode Analisis Data ………..51
4.6.1 Statistik Deskriptif ……….51
4.6.2 Uji Faktor ………...51
4.6.3 Uji Asumsi Klasik………..52
4.6.4 Pengujian Hipotesis……….54
4.6.5 Uji Moderating Variabel...57
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Faktor Hipotesis Pertama ...59
5.1.1 Uji Faktor Pertama ...59
5.1.2 Uji Faktor Kedua ...60
5.1.3 Uji Faktor Ketiga...62
5.1.4 Uji Faktor Keempat...63
5.2 Deskriptif Data ...64
5.3 Uji Asumsi Klasik Hipotesis Kedua Sebelum Transformasi……….67
5.3.1 Uji Normalitas Sebelum Transformasi………67
5.3.2 Uji Multikolonieritas Sebelum Transformasi……….69
5.3.3 Uji Heterokedasitas Sebelum Transformasi………70
5.3.4 Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi ...72
5.4 Uji Asumsi Klasik Hipotesis Kedua Setelah Transformasi………...72
5.4.2 Uji Multikolonieritas………...75
5.4.3 Uji Heterokedasitas ………75
5.4.4 Uji Autokorelasi...76
5.5 Uji Asumsi Klasik Hipotesis Ketiga ……….77
5.5.1 Uji Normalitas……….77
5.5.2 Uji Multikolonieritas ………..79
5.5.3 Uji Heteroskedastisitas ………...79
5.5.4 Uji Autokorelasi ...80
5.6 Hasil Analisis Data Hipotesis Pertama ………..81
5.7 Hasil Analisis Data Hipotesis Kedua...82
5.7.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ………82
5.7.2 Uji Siknifikansi Parsial (Uji Statistik t) ………..83
5.7.3 Uji Koefisien Determinasi ………..85
5.8 Hasil Analisis Data Hipotesis Ketiga ………86
5.9 Pembahasan Hasil Penelitian ………...88
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ………93
6.2 Keterbatasan Penelitian ……….94
6.3 Saran ………94
DAFTAR PUSTAKA………..96
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ……….35
Tabel 4.1 Daftar Populasi dan Sampel ……….46
Tebel 4.2 Proses Pengambilan Sampel ……….47
Tebel 4.3 Defenisi Operasional ………50
Tabel 5.1 Kaiser-Meyer-Olkin Pertama ………...59
Tebel 5.2 Uji Anti-image Matrices Pertama ……….60
Tabel 5.3 Uji Kaiser-Meyer-Olkin Kedua ……….61
Tabel 5.4 Uji Anti-image Matrices Kedua ………61
Tabel 5.5 Kaiser-Meyer-Olkin Ketiga ……….62
Tabel 5.6 Uji Anti-image Matrices Ketiga ………63
Tabel 5.7 Kaiser-Meyer-Olkin Keempat ……….63
Tabel 5.8 Uji Anti-image Matrices Keempat ………64
Tabel 5.9 Statistik Deskriptif ………65
Tebel 5.10 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test sebelum transformasi ………..69
Tabel 5.11 Hasil Uji Multikolonieritas Sebelum Transformasi ………70
Tabel 5.12 Hasil Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi ………...72
Tabel 5.13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test Setelah Transformasi ………...74
Tabel 5.14 Hasil Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi ………..75
Tabel 5.15 Hasil Uji Autokorelasi Setelah transformasi Transformasi …………76
Tebel 5.16 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test Hipotesis Ketiga ………..78
Tabel 5.17 Hasil Uji Multikolonieritas Hipotesis Ketiga ………..79
Tabel 5.18 Hasil Uji Autokorelasi Hipotesis Ketiga ……….81
Tabel 5.19 Uji Anti-image Matrices ………81
Tabel 5.20 Hasil Regresi Uji F Hipotesis Kedua ………..82
Tabel 5.21 Hasil Regresi Uji t Hipotesis Kedua ………...83
Tabel 5.22 Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua ……….85
Tabel 5.23 Hasil Pengujian Pengaruh EPS, ROE, NCF, DPR, NPM terhadap Kepemilikan Manajerial ……….86
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep (Sebelum Uji Faktor)………37
Gambar 3.2 Kerangka Konsep (Sesudah Uji Faktor) ………41
Gambar 5.1 Normal P-Plot Sebelum Transformasi ……….68
Gambar 5.2 Grafik Histogram Sebelum Transformasi ……….68
Gambar 5.3. Scatterplot Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi …………..71
Gambar 5.4. Normal P-Plot Setelah Transformasi ………73
Gambar 5.5. Grafik Histogram Setelah Transformasi ………...73
Gambar 5.6 Scaterplott Heteroskedastisitas setelah Transformasi ………..76
Gambar 5.7 Normal P-Plot Hipotesis Kedua ………77
Gambar 5.8 Grafik Histogram Hipotesis Kedua ………...78
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 . Data Earning Per share (EPS) Tahun 2008-2011 ………. . .100
2. Data Return On Equity (ROE) Tahun 2008-2011……… . . . 101
4. Data Net Cash Flow (NCF) Tahun 2008-2011………. .102
5. Data Dividend Payout Ratio (DPR) Tahun 2008-2011……… . . . 103
6. Data Net Profit Margin (NPM) Tahun 2008-2011………. 104
7. Data Price Book Value (PBV) Tahun 2008-2011……… . 105
8. Data Kepemilikan Manajerial Tahun 2008-2011……… . .106
9. Hasil Uji Interaksi Variabel Moderating. . . .……… . .107
10. Lampiran Output Uji Faktor . . . 108
11. Lampiran Output Data Uji Asumsi Klasik Sebelum Trasnsformasi . . . .112
12. Lampiran Output Data Uji Asumsi Klasik Sesudah Trasnsformasi . . . 113
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DALAM SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yang diwakili earning per share, return on equity, net profit margin,ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net cash flow,dividend payout ratio, return on assets yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta menguji dan menganalisis apakah variabel earning per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio dan net profit margin
sebagai hasil uji faktor berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap nilai perusahaan serta kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan variabel earning per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio dan net profit margin terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian ini yaitu sebanyak yaitu 35 perusahaan yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008-2011. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 14 perusahaan. Data diolah menggunakan metode uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), metode uji statistik regresi linier berganda untuk hipotesis pertama, dan uji residual untuk hipotesis kedua dengan menggunakan software SPSS. Hasil Penelitian ini membuktikan pada hipotesis pertama bahwa earning per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio dan net profit margin
berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui uji faktor, dan pada hipotesis kedua bahwa earning per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio, net profit margin secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara parsial hanya variabel return on equity yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ketika kepemilikan manajerial digunakan sebagai variabel moderating pada pengujian ketiga, variabel kepemilikan manajerial bukan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara earning per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio, net profit margin dengan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang bergerak dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI
Kata kunci : Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Ukuran Perusahaan (size), Debt to Equity Ratio
(DER), Net Cash Flow (NCF) , Dividend Payout Ratio (DPR),
THE ANALYSIS OF THE FACTORS INFLUENCING FIRM VALUE WITH MANAGERIAL OWNERSHIP AS MODERATING VARIABLE
OF THE MANUFACTURING CONSUMER GOODS SECTOR IN COMPANYREGISTERED IN THE
INDONESIAN STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
The aim of this research was to test and to analyze the factors that influence the firm value, represented by its earnings per share, return on equity, net profit margin, firm size, debt to equity ratio, net cash flow, dividend payout ratio, return on assets and the manager ownership as moderating variable in consumer goods sector listed on the Indonesia Stock Exchange either partially and simultaneously. This population of the research was 35 consumer goods companies registered in Indonesia Stock Exchange from 2008 until 2011. The sample was selected by using purposive sampling method amounted to 14 companies. The data were processed using the test methods Kaiser – Meyer- Olkin (KMO) and the method of multiple linear regression statistical tests for the first hypothesis, and the residual test for the second hypothesis by using SPSS software. The research results prove the first hypothesis that the earnings per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio and net profit margin affects the value of the company through the test factors, and the second hypothesis that the earnings per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio, net profit margin simultaneously affect the value of the company as partial return on equity only variables that affect the value of the company. When managerial ownership is used as a moderating variable, the variable managerial ownership did not strengthen the correlation between the variable of earnings per share, return on equity, net cash flow, dividend payout ratio, net profit margin with the firm value in manufacturing companies engaged in the consumer goods sector in company registered in the Indonesian stock exchange
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin
meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat
penting bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan
berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan
tujuan utama perusahaan. Menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan
nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Situasi
tersebut menuntut perusahaan untuk dapat melakukan pengelolaan fungsi-fungsi
manajemen baik di bidang keuangan, pemasaran, produksi, operasional, dan
sumber daya manusia agar memiliki keunggulan dalam persaingan usaha.
Pengelolaan fungsi-fungsi manajemen tersebut bermuara pada fungsi keuangan
tepatnya pada fungsi kegiatan pemebelanjaan perusahaan. Suatu keputusan yang
diambil manajer dalam suatu kegiatan pembelanjaan perusahaan harus
dipertimbangkan secara teliti mengenai sifat dan biaya dari sumber dana yang
dipilih. Masing-masing sumber dana memiliki konsekuensi keuangan yang
berbeda. Sumber dana perusahaan berada pada sisi pasiva neraca, mulai dari
hutang dagang hingga laba ditahan. Seluruh perkiraan tersebut lebih dikenal
dengan nama struktur keuangan (Riyanto, 2001).
Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah
(EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep
penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan
secara keseluruhan (Nurlela, 2008). Menurut Nurlela (2008) menyebutkan
bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan merupakan cerminan
dari penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan.
Industri manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di
sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat
digunakan untuk melihat perkembangan secara nasional di negara itu.
Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang
dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Perkembangan industri
manufaktur di Indonesia secara nasional belum memperlihatkan perkembangan
yang menggembirakan. Bahkan perkembangan industri nasional, khususnya
industri manukfaktur lebih sering terlihat merosot (Nurlela, 2008).
Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Banyaknya perusahaan-perusahaan
dalam industri manufaktur dengan kondisi perekonomian saat ini telah
menciptakan suatu persaingan antar perusahaan manufaktur. Persaingan membuat
setiap perusahaan manufaktur berusaha meningkatkan kinerja perusahaan untuk
mencapai tujuan seperti memperoleh laba yang tinggi. Upaya mengantisipasi
kondisi tersebut, maka manajer keuangan perusahaan harus berhati-hati dalam
menetapkan struktur modal perusahaan. Dengan adanya perencanaan yang matang
nilai perusahaan dan lebih unggul dalam menghadapi persaingan bisnis. Salah satu
upaya perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja
perusahaannya adalah mengukur kemampuan struktur modal dalam
mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan (Sartono, 2001).
Tujuan utama perusahaan manufaktur adalah meningkatkan nilai
perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham
(Wahidahwati, 2002). Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai
buku perusahaan dari ekuitasnya. Nilai buku merupakan nilai dari kekayaan,
hutang, dan ekuitas perusahaan berdasarkan pencatatan historis. Sedangkan nilai
pasar merupakan presepsi pasar yang berasal dari investor, kreditur, dan
stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan dan biasanya tercermin pada nilai
pasar saham perusahaan. Selain itu, nilai pasar bisa menjadi ukuran nilai
perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki nilai yang baik jika kinerja
perusahaannya juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya.
Jika harga saham perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa nilai
perusahaan tersebut juga baik, nilai perusahaan dapat di tingkatkan dengan
meningkatkan kinerja perusahaan.
Sumber dana perusahaan manufaktur dari internal berasal dari laba ditahan
dan depresiasi. Sumber dana eksternal perusahaan manufaktur berasal dari
kreditur pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari para kreditur merupakan
hutang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik perusahaan
manufaktur merupakan modal sendiri. Tujuan perusahaan manufaktur dalam
biaya ekuitas perusahaan. Penggunaan kebijakan hutang bisa digunakan untuk
menciptakan nilai perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga
tergantung dari pertumbuhan perusahaan yang juga terkait dengan ukuran
perusahaan, artinya perusahaan yang besar dan memiliki tingkat pertumbuhan
perusahaan yang baik relatif lebih mudah untuk mengakses ke pasar modal.
Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah
memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal, perusahaan yang
memiliki tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga hutang jika menggunakan hutang untuk
menjalankan operasional perusahaan tersebut (Sutrisno, 2006).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan manufaktur
dalam mengembangkan bisnis perusahaan dapat dilihat dari berbagai faktor
seperti: Earning Per Share, Return On Equity, Net Profit Margin, Ukuran
Perusahaan, Debt to equity ratio, Net Cash Flow, Dividend payout ratio, Return
On Assets dan Kepemilikan manajerial.
Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah tingkat
keuntungan bersih untuk tiap lembar saham yang mampu diraih perusahaan pada
saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau Earning Per Share
diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagi dengan jumlah
rata-rata saham yang beredar. Jadi, Earning Per Share digunakan sebagai alat
analisis untuk mengetahui tingkat profitabilitas sebuah perusahaan.
Tingkat pengembalian yang merupakan nilai dari sebuah perusahaan
Earning Per Share merupakan nilai dari laba yang tersedia bagi pemegang saham,
yaitu laba bersih dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi nilai
Earning Per Share hal ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin sehat dan
akan menjadi faktor yang memotivasi para investor untuk menginvestasikan
dananya ke perusahaan (Walsh, 2004).
Return on Equity (ROE) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba dari aktivitas usahanya. Jika tingkat laba perusahaan
semakin tinggi maka akan berdampak pada meningkatnya modal sendiri (dengan
asumsi sebagian besar laba yang diperoleh ditanamkan kembali ke dalam modal
perusahaan dalam bentuk laba yang yang ditahan) (Martono dan Harjito, 2005).
Net Profit Margin (NPM) sebagaiperbandingan antara laba bersih dengan
penjualan. Semakin besar Net Profit Margin, maka kinerja perusahaan akan
semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio Net Profit Margin
menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih
menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara
cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar
bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko (Darsono,
2005).
Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan
tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dalam
meningkatkan kemakmuran perusahaan. Sedangkan stuktur kepemilikan yang
terkonsentrasi pada segelintir pemegang saham saja (concentrated ownership)
akan mempermudah pemegang saham untuk mengkontrol pihak manajemen
perusahaan serta mengurangi kemungkinan terjadinya konflik kepentingan yang
terjadi antara pemegang sahamdan manajemen perusahaan.
Ukuran perusahaan mencerminkan besarnya lingkup atau luas perusahaan
dalam menjalankan operasinya. Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak
transaksi yang terjadi di dalamnya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak jumlah
sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan.
Perusahaan besar cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan
yang telah diaudit kepada publik dibanding perusahaan kecil. Perusahaan besar
pada umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik
sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya. Di samping itu,
perusahaan besar juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar
biaya audit (audit fee)(Solfida, 2008).
Penentuan proporsi hutang dan modal sendiri dalam penggunaannya
sebagai sumber dana perusahaan berkaitan erat dengan struktur modal. Usaha
untuk meningkatkan nilai perusahaan berkaitan erat dengan penentuan struktur
modal optimal yang dilakukan oleh manajemen dan pemegang saham
(shareholders). Struktur modal merupakan perbandingan antara hutang dan
ekuitas atau yang lebih dikenal dengan istilah Debt to Equity Ratio (Husnan,
2004). Debt to Equity Ratio menunjukkan tingkat risiko suatu perusahaan, Debt to
demikian sebaliknya. Tingginya rasio Debt to Equity Ratio menunjukkan bahwa
pendanaan yang berasal dari hutang besar. Investor cenderung lebih tertarik pada
tingkat Debt to Equity Ratio tertentu yang besarnya kurang dari satu, jika besarnya
rasio Debt to Equity Ratio lebih dari satu mengindikasikan risiko perusahaan
tinggi karena penggunaan hutangnya tinggi. Oleh karena itu perusahaan akan
berusaha agar tingkat Debt to Equity Ratio yang dimiliki tidak lebih dari satu
dalam struktur pendanaannya (Brigham dan Houston, 2006).
Informasi arus kas bersih (Net Cash Flow) berguna untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari
berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding
pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh
penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa
yang sama. Kebanyakan pendukung dari akuntansi arus kas merasa bahwa
masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi aktiva dan penentuan laba
sangat berat sehingga perusahaan membenarkan adanya derivasi sistem akuntansi
terpisah dan mengusulkan dimasukkannya laporan arus kas yang komprehensif
dalam laporan perusahaan (Sutrisno, 2010).
Laporan arus kas banyak digunakan sebagai alat-alat untuk menentukan
kesehatan financial perusahaan. Secara umum sumber pemasukan kas meliputi
laba bersih, penurunan aktiva, peningkatan utang, dan peningkatan modal saham.
evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas
serta kepastian perolehannya.
Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio yang berkaitan dengan jumlah
dividen yang dibagikan terhadap laba setelah pajak perusahaan yang
menghasilkan presentase pembayaran laba kepada pemegang Return On Asset,
Return On Equity, Resiko Sistematik, Earning per Share, Debt to Equity Ratio,
Dividend Payout. Semakin banyak dividen yang dibayarkan maka akan
mengakibatkan Dividen Payout Ratio akan meningkat, dengan meningkatnya
dividen maka akan meningkatnya nilai perusahaan (Detiana, 2011).
Return on Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Menurut Tandelilin (2001)
menyatakan bahwa besarnya tingkat pengembalian perusahan dapat dilihat
melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi maka
tingkat pengembalian investasi perusahaan akan tinggi sehingga para investor
akan tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham tersebut akan
mengalami kenaikan. Tingkat profitabilitas Return on Asset mempengaruhi harga
saham suatu perusahaan. Apabila tingkat Return on Asset yang dihasilkan tinggi
maka harga saham pun akan tinggi atau mengalami kenaikan (Gunawan, 2003).
Kepemilikan manajerial yang tinggi menyebabkan dividen yang
dibayarkan pada pemegang saham rendah. Penetapan dividen rendah disebabkan
manajer memiliki harapan investasi di masa mendatang yang dibiayai dari sumber
investor dan shareholder dispersion dapat mengurangi agency cost karena
kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) yang berguna
mendukung keberadaan manajemen atau sebaliknya (Gideon, 2005).
Fenomena yang menarik untuk dibicarakan berkaitan dengan isu naik
turunnya nilai perusahaan itu sendiri. Krisis ekonomi global yang terjadi pada
tahun 2008 berdampak terhadap pasar modal Indonesia yang tercermin dari
terkoreksi turunnya harga saham hingga 40–60 persen dari posisi awal tahun 2008
(Kompas, 25 November 2008), yang disebabkan oleh aksi melepas saham oleh
investor asing yang membutuhkan likuiditas dan diperparah dengan aksi
“ikut-ikutan” dari investor domestik yang ramai-ramai melepas sahamnya. Kondisi
tersebut secara umum mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai perusahaan itu
sendiri jika diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang dapat diukur
melalui harga saham perusahaan di pasar modal. Index harga saham gabungan
yang terkoreksi dari 1.757,258 pada awal Januari 2007 melemah ke basis point
1.256,704 pada awal September 2008 (Kompas, 25 November 2008). Hal ini juga
tercermin dari banyaknya perusahaan yang mengalami penurunan laba sampai
dengan mengalami kerugian sehingga menimbulkan pemutusan hubungan kerja
(PHK).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan
Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan
Manufaktur Dalam Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian sebelumnya, peneliti
mengemukakan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah Earning Per Share, Return On Equity, Net Profit Margin, Ukuran
Perusahaan, Debt Equity Ratio, Net Cash Flow, Dividend payout Ratio dan
Return On Assets berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur
dalam sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Earning Per Share, Return On Equity, Net Cash Flow, Dividend
payout Ratio dan Net Profit Margin sebagai hasil uji faktor berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang
dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Apakah Kepemilikan manajerial merupakan variabel moderating yang
memperkuat atau memperlemah hubungan antara Earning Per Share,
Return On Equity, Net Cash Flow, Dividend payout Ratio dan Net Profit
Margin dan Nilai Perusahaan pada perusahaan Manufaktur dalam sektor
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Earning Per Share, Return
On Equity, Net Profit Margin, Ukuran Perusahaan, Debt Equity Ratio,
Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur dalam sektor barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menguji pengaruh Earning Per Share, Return On Equity, Net
Cash Flow, Dividend payout Ratio dan Net Profit Margin secara
simultan dan parsial terhadap Nilai perusahaan pada perusahaan
Manufaktur dalam sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3. Untuk menguji apakah variabel Kepemilikan manajerial merupakan
variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan
antara Earning Per Share, Return On Equity, Net Cash Flow, Dividend
payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan Manufaktur dalam sektor barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
pengaruh Earning Per Share, Return On Equity, Net Cash Flow, Dividend
payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Nilai perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan memberikan informasi terutama
manajer keuangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
Flow, Dividend payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Nilai
perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melengkapi temuan empiris yang
sudah ada dibidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah
pada masa akan datang dan memperkaya khasanah keilmuan pada
umumnya.
4. Bagi calon investor diharapkan untuk memberikan informasi bagi calon
investor sebelum melakukan investasi pada perusahan manufaktur.
1.5 Originalitas
Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian Mahendra (2012) yang
berjudul ”Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur di BEI”. Hasil penelitian menunjukkan DER berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, Sedangkan ROE dan berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan, CR berpengaruh positif tidak
signifikan Dan kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi
pengaruh ROE dan DER terhadap Nilai Perusahaan. Beda penelitian ini dengan
penelitian Mahendra (2012) adalah :
1. Variabel independen penelitian Mahendra (2012) adalah Return On Equity,
Cash Ratio dan Debt to Equity Ratio sedangkan variabel independen
penelitian ini menambahkan Earning Per Share, Net Profit Margin ,Ukuran
2. Variabel moderating penelitian Mahendra (2012) adalah Dividend Payout
Ratio, Sedangkan penelitian ini menambah variabel moderating yaitu
kepemilikan manajerial.
3. Periode penelitian terdahulu memiliki batasan pengambilan data dalam kurun
waktu 2006-2009, sedangkan periode penelitian ini dalam kurun waktu
2008-2011.
4. Penelitian terdahulu menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan
manufaktur dalam sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
5. Penelitian terdahulu tidak menggunakan uji faktor dalam penelitiannya,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang
sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga tinggi. Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm
adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm)
(Salvatore, 2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi
suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama
perusahaan. Menurut Husnan (2004) nilai perusahaan merupakan harga yang
bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Sedangkan menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas
surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Nilai perusahaan
merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang
sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya
tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan
di masa depan.
Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan bahwa nilai perusahaan yang
dibentuk melalui indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga
saham sebagai indikator nilai perusahaan (signaling theory). Hal tersebut
mendasari dugaan peneliti bahwa ada hubungan antara pengungkapan informasi
pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) dengan nilai perusahaan (firm
value).
Nilai perusahaan adalah struktur modal yang terbaik (Husnan, 2004).
Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan
pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai
manajer ataupun komisaris. Suharli (2006) secara umum banyak metode dan
teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah:
1. Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau Price Earning
2. Ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba.
3. Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas.
4. Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen.
5. Pendekatan aktiva anatara lain metode penilaian aktiva.
6. Pendekatan harga saham.
7. Pendekatan Economic Value Added (EVA).
Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai
perusahaan. Jika perusahaan berjalan lancar maka nilai saham perusahaan akan
semakin meningkat, namun nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak
berpengaruh. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku
perusahaan dari ekuitasnya. Ia menambahkan dalam neraca keuangan, ekuitas
ukuran nilai perusahaan. Penilaian nilai perusahaan tidak hanya mengacu pada
nilai nominal. Menurutnya kondisi perusahaan mengalami banyak perubahan
setiap waktu secara signifikan. Sebelum krisis nilai perusahaan dan nominalnya
cukup tinggi. Tetapi setelah krisis kondisi perusahaan merosot sementara nilai
nominalnya tetap. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika
kinerja perusahaan juga baik.
Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Jika nilai sahamnya
tinggi bisa dikatakan bahwa nilai perusahaannya juga baik. Karena tujuan utama
perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Tandellin (2001) mengatakan
hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar saham bisa juga dipakai
sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham, karena secara
teoritis nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya. Dalam
penelitian ini nilai perusahaan pasar diukur dengan rasio nilai pasar terhadap nilai
buku. Rasio nilai pasar terhadap nilai buku adalah rasio dari nilai pasar per lembar
saham biasa atas nilai buku per lembar ekuitas. Indikator ini menghubungkan nilai
pasar sekarang atas dasar per lembar saham terhadap nilai buku modal pemilik
yang dinyatakan dalam neraca. Nilai buku per lembar saham mencerminkan nilai
ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca perusahaan, dan mencerminkan klaim
pemilik yang tersisa atas suatu aktiva. Sedangkan nilai pasar per lembar saham
mencerminkan kinerja perusahaan di masyarakat umum, di mana nilai pasar pada
suatu saat dapat dipengaruhi oleh pilihan dan tingkah laku dari mereka yang
pengambilalihan, perubahan ekonomi, perkembangan industri, kondisi politik dan
sebagainya (Helfert, 2003).
2.1.2 Earning Per Share (EPS)
Earning per share (EPS) merupakan alat analisis tingkat profitabilitas
perusahaan yang menggunaakan konsep laba konvensional. Earning per share
adalah salah satu pertimbangan sebelum berinvestasi. Perubahan dalam
penggunaan hutang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada laba per lembar
saham dan juga perubahan resiko (Brigham dan Houston, 2006).
Earning Per Share merupakan salah satu indikator rasio perusahaan yang
penting. Earning per share merupakan jumlah rupiah yang kita peroleh atas setiap
lembar saham yang kita miliki. Nilai Earning per share diperoleh dengan
membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar.
Earning per share yang tinggi berarti perusahaan berkinerja baik, dan ini tentunya
akan menarik minat para pemegang saham dan calon pemegang saham. Akan
tetapi tidak semua laba dalam operasi perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham, karena hal ini akan diputuskan berdasarkan hasil rapat umum
pemegang saham tentang kebijakan pembagian dividen. Earning per share atau
laba per lembar saham akan semakin tinggi dengan tingkat hutang yang semakin
tinggi, tetapi risiko juga akan semakin tinggi saat hutang digunakan untuk
menggantikan ekuitas (Brigham dan Houston, 2006).
Manajemen perusahaan pada pemegang saham biasa dan calon pemegang
diterima untuk setiap lembar saham. Hal ini merupakan indikator keberhasilan
suatu perusahaan. Dirumuskan sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2006):
EPS =
Earning per share merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar
saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan
laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba
suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal.
Laba per saham telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis
keuangan. Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan mancoba
memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di
masa datang. Kenaikan pada earning per share menunjukan bahwa kinerja dari
laba perusahaan sangat baik sehingga hal tersebut dapat meningkatkan
penghasilan dari pemegang saham (investor). Apabila earning per share
perusahaan tinggi maka akan semakin banyak investor yang mau membeli saham
tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi (Dharmastuti, 2004).
Laba per lembar saham adalah suatu ukuran dimana baik manajemen
maupun pemegang saham. Proyeksi untuk masa datang sering dibuat berdasarkan
tahun lalu. Fluktuasi dan trend pada prestasi yang sebenarnya dibandingkan
dengan proyeksi yang diamati secara teliti untuk melihat indikasi kekuatan dan
kelemahan. Pertumbuhan Earning per share memberikan informasi tentang
2.1.3 Return on Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) menurut Martono dan Harjito (2005) Return on
Equity (ROE) atau sering disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk
mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham perusahaan (baik pemegang
saham pendiri maupun para pemegang saham baru) karena bagi para investor
rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih
yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan rasio berarti terjadi
kenaikan laba bersih dari perusahaan bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut
akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan sehingga diikuti dengan
naiknya harga saham. Rumusnya adalah:
ROE =
Sendiri Modal
Pajak Setelah Bersih
Laba
2.1.4 Net Profit Margin (NPM)
Menurut Darsono (2005) Net Profit Margin adalah Laba bersih dibagi
penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besar laba bersih yang diperoleh
perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini menunjukkan berapa
besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar
Net Profit Margin, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga
akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap
semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.
kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil
untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik
yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan
mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal
perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Net Profit Margin (NPM) =
Penjualan
Pajak Setelah Bersih
Laba
2.1.5 Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan
tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dalam
mengelola tingkat risiko investasi yang diberikan para stakeholder untuk
meningkatkan kemakmuran mereka. Jika perusahaan memiliki total asset yang
besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan
(maturity) dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap
memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga
mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Daniati,
2006).
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki
perusahaan. Perusahaan kecil akan cenderung menggunakan biaya modal sendiri
dan hutang jangka pendek dari pada hutang jangka panjang, karena biayanya lebih
pendananaan yang kuat. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran
perusahaan mengacu diproksi dengan nilai logaritma natural dari total asset.
Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007) besar (ukuran) perusahaan dapat
dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar
total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran
perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran
perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin
besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak
penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi
pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut dikenal dalam masyarakat.
Dari ketiga variabel ini , nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai
market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan.
2.1.6 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang
dengan total modal sendiri (ekuitas). Total hutang merupakan total liabilities
(kewajiban), baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Total modal
sendiri atau yang biasa disebut juga dengan total shareholders equity merupakan
total modal disetor dengan laba ditahan yang dimiliki perusahaan. Debt to Equity
Ratio menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk keseluruhan utang. Makin tinggi Debt to Equity Ratio maka akan
menunjukkan semakin besarnya modal pinjaman yang digunakan untuk
pembiayaan aktiva perusahaan (Brigham dan Houston, 2006). Jika Debt to Equity
semakin besar pula proporsi dana kreditur yang digunakan untuk menghasilkan
laba. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio, maka semakin berisiko bagi
perusahaan (kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar semua hutangnya).
Debt to Equity Ratio sekaligus menunjukkan struktur modal yang digunakan oleh
perusahaan (Husnan, 2004).
Menurut Sartono (2001), penggunaan hutang bagi perusahaan
mengandung tiga dimensi, yaitu:
1. Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit
yang diberikan
2. Penggunaan hutang akan meningkatkan keuntungan perusahaan jika
perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban
tetapnya.
3. Hutang sebagai sumber dana perusahaan dan sistem pengendali
perusahaan.
Menurut Weston dan Birmingham (2005), Leverage merupakan suatu
ukuran yang menunjukkan jumlah sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap
(hutang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Tujuan
dari penggunaan hutang (leverage) adalah untuk meningkatkan return bagi
pemegang saham. Dengan memperbesar unsur leverage, maka unsur
ketidakpastian return makin tinggi, tapi juga memperbesar kemungkinan
pertambahan jumlah return yang diperoleh. Pada praktiknya dikenal 3(tiga)
macam bentuk leverage dalam perusahaan, yaitu operating leverage, financial
a. Operating Leverage
Menurut Brigham dan Houston (2006), “operating leverage adalah tingkat
sampai sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di dalam operasi sebuah
perusahaan.” Operating leverage juga dapat diartikan sebagai penggunaan dana
dengan biaya tetap dengan harapan pendapatan yang dihasilkan dari penggunaan
dana tersebut. Dengan menggunakan operating leverage perusahaan
mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba
sebelum bunga dan pajak yang lebih besar.
b. Financial Leverage
Menurut Brigham dan Houston (2006), Financial Leverage adalah tingkat
sampai sejauh mana sekuritas dengan laba atau pengembalian tetap (saham
preferen dan utang) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Sedangkan
menurut Riyanto (2001), Financial Leverage adalah penggunaan dana dengan
beban tetap dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lembar saham
biasa (Earning per Share).
Penggunaan financial leverage yang semakin besar membawa dampak
positif bila pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar
daripada bebannya keuangan yang dikeluarkan. Sedangkan dampak negatifnya
penggunaan financial leverage yang semakin besar akan menyebabkan hutang
semakin besar yang ditanggung perusahaan, yaitu beban tetap atau beban
bunganya. Apabila perusahaan tidak memenuhi kewajibannya yang berupa beban
bunganya, maka perusahaan akan mengalami kesulitan untuk menjalankan
c. Total Leverage/ Combined Leverage
Total Leverage merupakan kombinasi dari Operating Leverage dengan
Financial Levearge. Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan memiliki baik
operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk
meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa.
Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio yang umum digunakan adalah:
a. Debt to Assets Ratio (Debt Ratio)
b. Debt To Equity Ratio
c. Long Term Debt to Equity Ratio
d. Time Interest Earned Ratio
e. Fixed Charge Coverage Ratio
Leverage merupakan proporsi total hutang terhadap ekuitas pemegang
saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur
modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak
tertagihnya suatu hutang. Suatu pendapat mengatakan bahwa semakin tinggi
leverage, kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap
kontrak hutang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang
lebih tinggi dibandingkan laba di masa depan, supaya laba yang dilaporkan tinggi
maka manajer harus mengurangi biaya-biaya,dan tidak menutup kemungkinan
2.1.7 Arus Kas Bersih (Net Cash Flow)
Arus kas bersih perusahaan umumnya berbeda dengan laba akuntansi,
karena beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laboran laba rugi
tidak dibayar secara tunai selama satu tahun. Arus kas bersih merupakan
perubahan total jumlah kas selama satu periode yang hendak dilaporkan atau
dengan kata lain mempunyai kas aktual yang dihasilkan oleh perusahaan dalam
satu waktu tertentu. Nilainya diperoleh dengan cara menjumlahkan pertambahan
atau pun pengurangan kas dari setiap kegiatan perusahaan yang diklasifikasikan
dalam tiga tipe jenis kegiatan yaitu operasi, investasi dan juga pendanaan,
sehingga dapat dilihat perubahan saldo kas dari satu periode ke periode berikutnya
(Silitonga, 2008).
Dengan demikian secara matematis, net cash flow menurut Brealey (2008:
66) dapat dirumuskan:
NCF = AKO + AKI + AKP
dimana: NCF = arus kas bersih (net cash flow), AKO = arus kas bersih
dari aktivitas operasi, AKI = arus kas bersih dari aktivitas investasi dan AKP =
arus kas bersih dari aktivitas pendanaan. Jika cash flow meningkat, maka hal ini
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen juga semakin
meningkat, sehingga meningkatkan kepercayaan para investor terhadap kinerja
perusahaan.
Arus kas dari kegiatan keuangan melaporkan transaksi kas yang
mengaitkan investasi kas oleh pemilik, dan peminjaman serta penarikan oleh
berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para
pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas
pendanaan (Niswonger 2009) adalah (1) penerimaan kas dari emisi saham atau
instrumen modal lainnya, (2) pembayaran kas kepada pemegang saham untuk
menarik atau menebus saham perusahaan, (3) peneriman kas dari emisi obligasi,
pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya, (4) pelunasan pinjaman, dan (5)
pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
Menurut Meythi (2006) menguji apakah data arus kas mempunyai
kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham. Data share price
bulanan diambil dari London Share Price Database. Data akuntansi diperoleh dari
Cambridge/DTI data. Sampel terdiri dari 39 perusahaan manufaktur untuk periode
1961-1977. Hasil dari penelitian mereka menunjukkan tidak berhasil menolak
hipotesis nol, yang berarti bahwa data arus kas tidak mempunyai kandungan
informasi dalam hubungannya dengan harga saham. Usaha memaksimumkan nilai
perusahaan sebagai tujuan normatif perusahaan merupakan salah satu elemen
yang turut menentukan perubahan harga saham yang diperdagangkan di Bursa
Efek. Makna yang terkandung dalam tujuan normatif ini sebenarnya adalah
bagaimana perusahaan selaku emiten mampu mengelola usahanya.
Bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima oleh lembaga
keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian,
bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan mengenai klasifikasi arus kas Ini.
sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba, atau rugi bersih sebagai
alternatif bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat
diklasiflkasi masing-masing sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi
karena rnerupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil
investasi (return on investment) (Bowen, 1986).
Laporan arus kas banyak digunakan sebagai alat-alat untuk menentukan
kesehatan finansial suatu organisasi. Secara umum sumber pemasukan kas
meliputi laba bersih, penurunan aktiva, peningkatan utang, dan peningkatan modal
saham. Penggunaan kas meliputi peningkatan aktiva, penurunan utang, penurunan
akun modal pemegang sahan dan dividen transaksi investasi dan pendanaan yang
tidak memerlukan penggunaan kas setara kas harus dikeluarkan dari laporan arus
kas. Transaksi semacam itu harus diungkapkan sedemikian rupa pada catatan atas
laporan keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan
mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut (Srinivasan and Sarasimhan,
2004).
2.1.8 Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan indikasi atas persentase jumlah
pendapatan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik atau pemegang
saham dalam bentuk kas. Dividend Payout Ratio ini ditentukan perusahaan untuk
membayar dividen kepada para pemegang saham setiap tahun, penentuan dividend
payout ratio berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak.
Dividen juga dapat dikaitkan dengan Signalling Theory dimana adanya
investor untuk mendapatkan keuntungan, namun dapat pula menjadi sinyal yang
kurang baik ketika dividen yang diumumkan menurun dari periode sebelumnya.
Karena dividend payout ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba
perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena
mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini akan
menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor
memiliki preferensi yang sangat kuat atas dividen. Sehingga perusahaan akan
selalu berupaya untuk mempertahankan dividend payout ratio meskipun terjadi
penurunan jumlah laba yang diperolehnya. Walaupun pada kenyataan yang
terjadi tidak selalu demikian, turunnya rasio dividend payout ratio belum tentu
keuntungan perusahaan juga menurun, tetapi tidak dibagikan dalam bentuk
dividen, melainkan menjadi laba ditahan oleh perusahaan. Namun demikian, rasio
dividend payout ratio tetap menjadi sinyal bagi investor yang mengharapkan
keuntungan dalam bentuk dividen ( Martono dan Harjito Agus, 2005).
DPR =
Share Per Earning
Share Per Deviden
2.1.9 Return On Asset (ROA)
Manajer sebagai pengelola berkewajiban memberikan informasi mengenai
kondisi perusahaan kepada pemilik. Pengungkapan informasi akuntansi seperti
laporan keuangan merupakan contoh mengenai penyampaian informasi atau salah
satu signal yang diberikan kepada pemilik (Ujiyantho, 2007). Laporan keuangan
dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen
perusahaan itu sendiri. Namun yang paling berkepentingan dengan laporan
dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya. Sedangkan para pengguna
internal dalam hal ini pihak manajemen, memiliki kontak langsung dengan
perusahaannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi,
sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar
para pengguna eksternal.
Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi laba atau return
suatu perusahaan. Seluruh manajemen perusahaan, baik yang mencakup
manajemen permodalan (CAR), manajemen kualitas aktiva (NPL), manajemen
umum (PDN), manajemen rentabilitas (NIM dan BOPO), dan manajemen
likuiditas (LDR) pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan
laba atau return perusahaan (Gunawan, 2003).
Kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Informasi
laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan, serta sebagai dasar
pengambilan keputusan (Gunawan, 2003).
Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan pada suatu
periode tertentu, di mana informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa
lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan
kinerja di masa depan. Penilaian kinerja keuangan dapat dinilai dengan
pendekatan analisa rasio keuangan dari semua laporan keuangan yang dilaporkan