KEPUASAN SISWA SMA PESERTA PROGRAM
KUNJUNGAN TERHADAP MEDIA PROMOSI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RIO FATAHILLAH CHITA PUTRA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kepuasan Siswa SMA Peserta Program Kunjungan terhadap Media Promosi Institut Pertanian Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016
Rio Fatahillah Chita Putra
NIM I352120021
*
Kunjungan terhadap Media Promosi Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh PUDJI MULJONO dan ANNA FATCHIYA.
Informasi telah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat. Tren siswa dalam memilih perguruan tinggi pertanian menurun. Media Promosi perguruan tinggi sangat penting untuk meningkatkan informasi, pengetahuan dan minat siswa dalam memilih perguruan tinggi pertanian. Tujuan penelitian ini yakni: (1) untuk menganalisis karakteristik siswa, penggunaan media, dan hubungannya dengan kinerja setiap media promosi IPB, (2) untuk menganalisis hubungan antara penggunaan media dengan kinerja setiap media promosi IPB, (3) untuk menganalisis kinerja media promosi IPB berdasarkan kesenjangan kepuasan, (4) untuk menganalisis strategi peningkatan kinerja media promosi IPB.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksplanatori. Analisis data menggunakan analisis deskriptif korelasional, analisis kesenjangan kepuasan
(T-Test), dan analisis kinerja media. Pengumpulan data menggunakan metode
survei dengan menyebarkan kuesioner ke 112 siswa SMA yang mengikuti “Program Kunjungan” ke IPB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa SMA yang berkunjung ke IPB pada Desember 2014 sebagian besar adalah perempuan, kelas 12, dengan penghasilan orang tua di atas lima juta rupiah, nilai rata-rata rapor para siswa 7 sampai 8, jurusan IPA, dan berasal dari sekolah dengan akreditasi A.
Penggunaan media promosi IPB yakni presentasi, brosur, website,
Facebook, dan Twitter oleh siswa dalam kategori cukup berdasarkan aktivitas siswa, frekuensi, dan durasi menggunakan media promosi IPB. Siswa kelas 12 sering mengakses website IPB dan jarang mengakses media presentasi. Siswa yang penghasilan orang tuanya rendah sering mengakses Facebook. Adapun siswa yang memiliki nilai rata-rata rapor tinggi sering mengakses website IPB. Sementara itu, siswa yang nilai akreditasi sekolahnya tinggi sering mengakses brosur sebagai media informasi.
Berdasarkan karakteristik siswa menunjukkan bahwa siswa kelas 12 yang sering mengakses presentasi dan brosur; siswa yang penghasilan orang tuanya tinggi dan sering menggunakan website; siswa yang memiliki nilai rapor tinggi dan sering mengakses presentasi dan siswa jurusan IPA yang sering mengakses media promosi IPB kecuali brosur, memperoleh kepuasan atas informasi yang terdapat pada media promosi IPB.
Media promosi IPB yang telah memenuhi kebutuhan siswa yakni media presentasi, dengan kelebihan yakni lengkap, kredibel, akurat, relevan, serta memberikan kesempatan komunikasi dua arah.Strategi peningkatan kinerja media promosi IPB dilakukan dengan cara meningkatkan terpaan informasi yang dianggap penting oleh siswa SMA tapi belum terlaksanakan dengan baik oleh IPB yakni informasi beasiswa pada website, informasi biaya kuliah, beasiswa, jalur masuk dan peluang kerja pada Facebook dan informasi biaya kuliah, fakultas, beasiswa dan peluang kerja pada Twitter.
SUMMARY
RIO FATAHILLAH CHITA PUTRA. Gratification of College Students “Program Kunjungan” Participants to Promotional Media of Bogor Agricultural University. Supervised by PUDJI MULJONO and ANNA FATCHIYA.
Information has become one of the main needs of the community. The trend of students in choosing a college of agriculture, declined. Promotional media of college is very important to improve the information, knowledge and interests of students in selecting agricultural college. The purpose of this study are: (1) to analyze the characteristics of students, the use of media and its relationship with the performance of each promotional media of IPB, (2) to analyze the relationship between media use with the performance of each promotional media of IPB, (3) to analyze the performance of the promotional media of IPB based gratification gap (4) to analyze the performance improvement strategy of promotional media of IPB.
This study used a quantitative approach explanatory. The data analysis used a descriptive correlational analysis, gap analysis satisfaction (T-Test), and analysis of media performance. The method of data collection was survey by distributing questionnaires to 112 high school students who follow the "Program Visits" to IPB. The results of this study indicate that high school students who visited the IPB in December 2014 mostly women, class 12, with incomes parent above five million rupiah, the average point of report cards students was 7 to 8 with science major, and come from schools with accreditation is A.
The students uses of promotional media of IPB namely presentations, brochures, website, Facebook and Twitter, was in enough categories based on student activities, frequency and duration of use of the media campaign IPB. Students of class 12 more often to access website and rarely access presentations media. Students who has low income parents frequently access Facebook. Students who has an average point of report cards often access website. Meanwhile, students in a high school with high accreditation more prefer to access flyer as information media. Based on the characteristics of the students showed that students in grade 12 who frequently access the presentations and brochures; has high parents income and often use the website; students who has high point and frequently access the presentation and students majoring in science frequently accessing promotional media of IPB except brochure, has satisfaction on the information contained on the promotional media of IPB.
Promotional media of IPB which has fulfill needs of students is presentation media, because its comprehensive, credible, accurate, relevant and, also provides two-way communication opportunities. The strategy for improving the performance of promotional media of IPB done by increasing the exposure of information that are important to high school students but have not been fulfilled well by IPB namely scholarship information on the website; information about tuition, scholarships, driveways, and employment opportunities on Facebook; and tuition, faculty , scholarships, and job opportunities on Twitter.
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
KEPUASAN SISWA SMA PESERTA PROGRAM
KUNJUNGAN TERHADAP MEDIA PROMOSI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RIO FATAHILLAH CHITA PUTRA
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PRAKATA
Segala puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih, atas segala karunia dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Kepuasan Siswa SMA Peserta Program Kunjungan terhadap Media Promosi Institut Pertanian Bogor”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada manusia paling mulia, Rasulullah Muhammad SAW beserta umatnya. Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyelesaian Program Magister di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir Pudji Muljono, MSi selaku Ketua Komisi Pembimbing serta Dr Ir Anna Fatchiya, MSi selaku Anggota Komisi yang telah memberikan banyak masukan, saran, dan kritik yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian proposal usulan penelitian ini. Dr Djuara P Lubis, MS selaku Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan yang memberikan arahan, saran dan masukannya. Ir Yatri Kusumastuti, MSi selaku Kepala Biro Hukum, Promosi dan Humas IPB yang mengizinkan untuk melakukan penelitian. Dr drh M Fahrudin selaku Kepala Bagian Promosi IPB yang memberikan izin dan arahan terkait penelitian ini. Serta semua pihak yang telah membantu pembuatan tesis ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Bogor, Maret 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
2 TINJAUAN PUSTAKA 5
Kepuasan Siswa SMA 5
Kebutuhan Informasi Siswa SMA 6
Karakteristik Media Promosi 7
Uses and Gratification Theory 10
Gratification Sought dan Gratification Obtained 12
Kerangka Berpikir 14
Hipotesis 17
3 METODE PENELITIAN 18
Desain Penelitian 18
Lokasi dan Waktu Penelitian 18
Populasi dan Sampel 18
Teknik Pengumpulan Data 19
Validitas dan Reliabilitas 20
Teknik Analisis Data 21
Definisi Operasional 23
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 29
Karakteristik Siswa, Penggunaan Media, dan Hubungan antara
Karakteristik Siswa dengan Penggunaan Setiap Media Promosi IPB 30
Karakteristik Siswa 30
Penggunaan Media Promosi IPB 31
Hubungan antara Karakteristik Siswa dengan Penggunaan Setiap
Media Promosi IPB 41
Hubungan antara Karakteristik Siswa dengan Kepuasan Siswa SMA
terhadap Setiap Media Promosi IPB 42
Kepuasan Siswa SMA terhadap Media Promosi IPB 44
Strategi Peningkatan Kepuasan Siswa terhadap Media Promosi IPB 47
5 SIMPULAN DAN SARAN 53
Simpulan 53
Saran 53
DAFTAR PUSTAKA 54
DAFTAR TABEL
1 Sekolah yang melakukan kunjungan ke IPB Desember 2014
(Surat Masuk per 20 November 2014) 19
2 Definisi operasional 23
3 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori karakteristik
responden tahun 2014 30
4 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori karakteristik
penggunaan setiap media promosi IPB secara umum tahun 2014 32 5. Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori karakteristik
aktivitas siswa menggunakan setiap media promosi IPB tahun 2014 32 6 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori karakteristik
intensitas siswa menggunakan setiap media promosi IPB tahun 2014 33 7 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori pilihan
penggunaan media promosi IPB tahun 2014 33
8 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori karakteristik
penggunaan presentasi IPB tahun 2014 34
9 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori karakteristik
penggunaan brosur IPB tahun 2014 36
10 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori karakteristik
penggunaan website IPB tahun 2014 38
11 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori karakteristik
penggunaan Facebook IPB tahun 2014 39
12 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori karakteristik
penggunaan Twitter IPB tahun 2014 40
13 Nilai koefisien korelasi antara karakteristik siswa dengan penggunaan
setiap media promosi IPB tahun 2014 42
14 Nilai koefisien korelasi antara karakteristik siswa dengan kepuasan
siswa terhadap penggunaan setiap media promosi IPB tahun 2014 43 15 Nilai skor rata-rata, t-hitung dan p-value kepuasan terhadap penggunaan
setiap media promosi IPB tahun 2014 44
16 Skor kesenjangan kepuasan berdasarkan kepuasan yang diharapkan dan
diperoleh tahun 2014 47
DAFTAR GAMBAR
1 Model uses and gratification 11
2 Logika penelitian uses and gratification 12
3 Model expectancy values 13
4 Model Mark Levy dan S. Windahl 13
5 Kerangka berpikir kepuasan siswa SMA peserta program kunjungan
terhadap media promosi Institut Pertanian Bogor 15
6 Diagram kartesius kepuasan siswa terhadap media promosi IPB per
DAFTAR LAMPIRAN
1 Slide presentasi Institut Pertanian Bogor 58
2 Suasana kunjungan SMA ke Institut Pertanian Bogor 58
3 Tampilan depan Brosur Institut Pertanian Bogor 59
4 Tampilan belakang Brosur Institut Pertanian Bogor 50
5 Tampilan website Institut Pertanian Bogor 60
6 Tampilan Fan PageFacebook Institut Pertanian Bogor 61 7 Tampilan Page Facebook Institut Pertanian Bogor 61
Latar Belakang
Informasi telah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat. Informasi berkembang sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi. Masyarakat lebih selektif dalam memilih media mana yang digunakan untuk memperoleh informasi. Berbagai media baik cetak maupun elektronik bersaing mendapatkan akses dari khalayak. Hal itu pula yang dilakukan oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia dalam memperoleh informasi tentang perguruan tinggi yang akan dipilih. Berbagai media promosi yang dimiliki perguruan tinggi menjadi akses siswa dalam mencari informasi.
Tren siswa dalam memilih perguruan tinggi pertanian menurun. Mustafa (2009) menyatakan bahwa di antara 112 program studi (prodi) yang ditutup di Sulawesi Selatan, tujuh di antaranya adalah ilmu-ilmu pertanian. Penutupan prodi tersebut disebabkan, sudah tidak ada lagi peminat serta empat semester berturut-turut sudah tidak lagi melakukan aktivitas proses belajar mengajar. Kenyataan demikian memberi isyarat, kalau generasi muda anak-anak petani sudah tidak lagi berminat melanjutkan profesi nenek moyang mereka selaku sosok petani tangguh. Penutupan prodi yang terkait dengan ilmu pertanian, seharusnya menyentakkan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan sektor pertanian di daerah ini.
Hal tersebut diperkuat dengan hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014 yang menunjukkan bahwa bidang pertanian kurang diminati oleh siswa SMA saat ini. Sepuluh besar prodi dengan peminat tertinggi di SNMPTN 2014 yakni Manajemen, Akuntansi, Teknik Informatika/IlmuKomputer/Teknologi Informasi/Sistem Informasi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Hukum, Pendidikan Dokter, Psikologi/Ilmu Psikologi, Ilmu Komunikasi, Farmasi, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Pengelolaan perguruan tinggi memerlukan keterpaduan antara kepentingan sosial dengan pendekatan promosi dan pemasaran. Perkembangan otonomi perguruan tinggi yang diterapkan di semua perguruan tinggi negeri saat ini, orientasi perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran, yaitu mengarah pada orientasi enterpreneurship. Kualitas sebuah lembaga pendidikan tinggi atau universitas tidak akan diketahui oleh masyarakat luas apabila tidak dilakukan kegiatan/program promosi. Di satu sisi, pada dasarnya dukungan masyarakat dalam bentuk keterlibatan mahasiswa untuk menimba ilmu dalam suatu universitas merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan. Oleh karena itu, bagaimana sebuah perguruan tinggi merekrut calon mahasiswanya tidak terlepas dari persoalan program promosi yang harus dipersiapkan secara matang, efektif dan efisien (Muktiyo 2002).
cara mengunjungi SMA di pelosok nusantara untuk mengkomunikasikan keadaan pertanian saat ini adalah pertanian yang profesional, bergengsi dan sektor usaha yang strategis. Namun semua itu belum berjalan mulus. Pada SNMPTN 2014, IPB belum bisa menembus 10 besar perguruan tinggi favorit di Indonesia seiring menurutnya minat siswa terhadap program studi berbasis pertanian.
Berbagai media promosi digunakan oleh IPB untuk menunjang program promosi ini di antaranya adalah media konvensional yakni presentasi dan brosur dan juga menggunakan media baru yakni website, Facebook dan Twitter. Informasi-informasi yang dibutuhkan oleh siswa SMA disampaikan melalui media-media promosi tersebut. Untuk memenuhi tujuan mendapatkan informasi tentang IPB, siswa aktif mengakses media-media promosi tersebut. Siswa memiliki inisiatif dalam memilih media mana yang digunakan untuk memenenuhi kebutuhan informasi.
Untuk mendapatkan informasi IPB melalui media presentasi dan brosur, para siswa SMA melakukan kunjungan ke IPB. Sedangkan untuk mengakses media website, Facebook dan Twitter IPB, siswa menggunakan internet. Oleh karena itu, terpenuhinya kebutuhan siswa oleh media promosi IPB hanya dapat dinilai berdasarkan kepuasan yang diperoleh khalayak. Hal ini sesuai dengan salah satu asumsi dasar teori Uses and Gratification (U&G) yang diungkapkan Katz et al. (1974) dimana penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak. Oleh karena itu, penelitian kepuasan siswa SMA dalam menggunakan media promosi IPB untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa SMA perlu dilakukan berdasarkan persepektif siswa SMA sebagai pengguna.
McQuail (2005) menyatakan tujuan penelitian yang berpusat pada khalayak yakni untuk menemukan tanggung jawab untuk melayani khalayak, evaluasi kepuasan yang diperoleh dari media berdasarkan perspektif khalayak, membuat daftar motivasi khalayak dalam memilih dan menggunakan media, mengungkap intepretasi khalayak terhadap isi media dan mengeksplorasi konteks dari penggunaan media. Untuk mengevaluasi kepuasan yang diperoleh dari media berdasarkan perspektif khalayak, perlu dilakukan penelitian terhadap siswa SMA.
Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan dengan berpusat pada khalayak. Penelitian-penelitian sebelumnya menjelaskan kesenjangan kepuasan
(gratification discrepancy) setelah mengakses media. Palmgreen dan Rayburn
(1979) melakukan penelitian terhadap kesenjangan kepuasan setelah mengakses program Kentucky Educational Television (KET). Palmgreen dan Rayburn (1980) meneruskan penelitian terkait hubungan antara kepuasan yang diharapkan (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained). Model Nilai Pengharapan (Expextancy Value Model) lalu juga dikembangkan oleh Palmgreen dan Rayburn (1982) pada penelitian U&G.
Penelitian ini banyak menjadi rujukan para peneliti selanjutnya. Penelitian ini banyak dilakukan untuk melihat kesenjangan kepuasan (gratification
discrepancy) baik pada media konvensional (Babrow dan Swanson’s 1988;
Praptiningsih 1994; Widiastuti et al. 2001; Yuwono 2013; Laura 2014; Purwanti 2014; Zhao 2014) maupun pada media baru (Mondi et al. 2008; Liu et al. 2009; Dunne et al. 2010; Quan-Haase dan Young 2010; Froget et al. 2013; Karnik et al.
konvensional (presentasi dan brosur) dan tiga diantaranya merupakan media baru (website, Facebook dan Twitter). Penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui kepuasan terhadap penggunaan media promosi tersebut berdasarkan perspektif siswa SMA. IPB juga perlu mengetahui karakteristik siswa SMA, perilaku penggunaan masing-masing media oleh siswa SMA, kepuasan yang diharapkan, kepuasan yang diperoleh dan juga kesenjangan kepuasan setelah mengakses media promosi IPB.
Perumusan Masalah
Berdasarkan karakteristik yang telah dijabarkan di atas, dapat dirumuskan bahwa promosi perguruan tinggi berbasis pertanian bertujuan meningkatkan keinginan siswa untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi berbasis pertanian pada umumnya dan IPB pada khususnya. Turunnya peminat jurusan pertanian dalam berbagai jalur masuk perguruan tinggi pada 2014 menjadi masalah utama bagaimana upaya perguruan tinggi berbasis pertanian untuk meningkatkan peminat dengan cara melakukan promosi melalui berbagai media promosi. Maka masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
(1) Bagaimana karakteristik siswa, penggunaan media dan hubungan antara karakteristik siswa dengan penggunaan setiap media promosi IPB?
(2) Bagaimana hubungan antara karakteristik siswa dengan kepuasan siswa terhadap setiap media promosi IPB?
(3) Bagaimana kepuasan siswa SMA terhadap media promosi IPB?
(4) Bagaimana strategi peningkatan kepuasan siswa terhadap media promosi IPB?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
(1) Untuk menganalisis karakteristik siswa, penggunaan media dan hubungan antara karakteristik siswa dengan peggunaan setiap media promosi IPB. (2) Untuk menganalisis hubungan antara karakteristik siswa dengan kepuasan
siswa terhadap setiap media promosi IPB.
(3) Untuk menganalisis kepuasan siswa SMA terhadap media promosi IPB (4) Untuk menganalisis strategi peningkatan kepuasan siswa terhadap media
promosi IPB.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
ditinjau dari karakteristik, kepuasan yang diharapkan, aspek penggunaan media, dan kepuasan yang diperoleh.
2. Manfaat Praktis
Kepuasan Siswa SMA
Kotler (1997) menyatakan kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) sesuatu produk dengan harapannya. Kepuasan adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang diterima dan harapannya. Kepuasan adalah semacam langkah perbandingan antara pengalaman dengan hasil evaluasi, dapat menghasilkan sesuatu yang nyaman secara rohani, bukan hanya nyaman karena dibayangkan atau diharapkan. Puas atau tidak puas bukan merupakan emosi melainkan sesuatu hasil evaluasi dari emosi.
Kepuasan yang diharapkan pada media ditentukan oleh sikap dan keyakinan kita terhadap media dan penilaian kita terhadap sebuah media (Littlejohn dan Foss 2009). Kerangka dasar kepuasan individu atau anggota khalayak yang searah dan melengkapi kerangka yang dibuat berdasarkan pandangan masyarakat. Kerangka dibawah ini dikutip dari tipologi yang disarankan oleh McQuail dan kawan-kawan (2005):
(1) Informasi/ Pengawasan
-Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dunia
-Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah prkatis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan pilihan
-Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum -Belajar, pendidikan diri sendiri
-Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan (2) Identitas pribadi
-Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi -Menemukan model perilaku
-Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media -Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
(3) Integrasi dan interaksi sosial
-Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial
-Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki
-Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial -Memperoleh teman selain manusia
-Menjalankan peran sosial
-Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat
(4) Hiburan
-Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan -Bersantai
-Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis -Mengisi waktu
Berdasakan definisi dan ketegori tersebut, dapat diketahui bahwa kepuasan siswa dalam mendapatkan informasi tentang IPB adalah perasaan senang atau kecewa dari siswa yang berasal dari perbandingan atau kesannya terhadap suatu media promosi IPB berdasarkan harapan atau motivasi (Kotler 1997). Kepuasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepuasan terhadap kebutuhan kognitif siswa yang berupa kepuasan terhadap kebutuhan infotmasi siswa dimana siswa akan merasa senang jika kebutuhan kognitifnya terpuaskan.
Kebutuhan Informasi Siswa SMA
Menurut Wersig (dalam Harisanty 2007) kebutuhan informasi didorong oleh
a problematic situation dimana seseorang merasa harus memperoleh masukan
dari sumber-sumber di luardirinya. Sedangkan Belkin, menamakan ini sebagai
anomalous state of knowledge, seseorang merasa bahwa tingkat pengetahuannya tidak cukup untuk menghadapi situasi tertentu pada saat itu. Hal ini juga sangat mungkin terjadi pada kebutuhan informasi remaja yang sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini disebabkan secara psikologis, usia remaja berada dalam fase pertengahan diantara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pencarian jati diri dan tingginya kebutuhan diri untuk diakui menjadi kompleksitas tersendiri.
Santrock (2003) dalam penelitiannnya menyatakan bahwa remaja menghabiskan sepertiga atau lebih waktu terjaga mereka dengan beberapa bentuk media massa, baik sebagai fokus utama atau sebagai latar belakang melakukan kegiatan yang lain. Perkiraan lainnya remaja menonton TV berkisar antara 2 sampai 4 jam per hari, dengan variasi yang cukup besar sekitar rata-rata tersebut: Beberapa remaja sedikit atau sama sekali tidak menonton TV, yang lain menonton selama 8 jam sehari. Menurut Houston & Alvarez (dalam Santrock 2003) menonton televisi seringkali memuncak di masa akhir kanak-kanak dan mulai menurun pada beberapa titik di awal masa remaja akibat banyaknya media yang bersaing dan tuntutan sekolah serta kegiatan sosial.
Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan pribadi secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif dan kebutuhan pelepasan. Penelitian ini hanya melihat kebutuhan kognitif yakni kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Dalam hal ini siswa mencari menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk membantu membuat keputusan demi hidup yang lebih baik (Vivian 2008).
Karakteristik Media Promosi
Secara umum,kegiatan promosi bisa diartikan sebagai metode komunikasi yang dilakukan oleh pihak tertentu yang ditujukan kepada target sasaran dalam kegiatan memperkenalkan atau menawarkan sebuah produk, barang atau jasa. Promosi biasanya dilakukan untuk memperkenalkan atau menawarkan suatu produk, barang atau jasa kepada konsumen dengan target sasaran yang berbeda-beda sesuai dengan produk, barang atau jasa yang ditawarkan. Menurut Mustafa (1996) ada beberapa bentuk media promosi yang biasa digunakan oleh organisasi antara lain:
(1) Media cetak antara lain melalui iklan di media massa, brosur, dan pamphlet. (2) Media elektronik, dapat menggunakan media televisi, radio, dan internet. (3) Media penyelenggara kegiatan, misalnya seminar, diskusi, ceramah/
konsultasi dan lain-lain.
Berikut penjelasan dan karakteristik beberapa media promosi yang digunakan oleh IPB:
(1) Presentasi
Presentasi (presentation) secara harfiyah artinya penyajian, perkenalan, pertunjukan, dan pemberian. Kata dasarnya present yang artinya pemberian, hadiah, sekarang ini, kata-kata, hadir, sekarang, dan menghadirkan. Presentasi dalam konteks public speaking adalah sebuah komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan atau informasi. Media presentasi mengunakan saluran komunikasi lisan. Tujuan komunikasi bisa dibedakan menjadi tiga yaitu memberikan informasi, mempengaruhi (persuasi) dan untuk memaksa atau memberikan instruksi. Salah satu tujuan komunikasi bisnis adalah pemberian umpan baik (feedback) setelah sampai kepada audience. Dalam paket presentasi multimedia IPB biasanya terdapat beberapa unsur multimedia diantaranya audio, video, dan animasi secara keseluruhan tentang IPB, atau yang disebut video humas.
Video ini biasanya memuat informasi lengkap tentang suatu perusahaan atau produk atau tentang organisasi dan isu tertentu. Video ini bisa dinikmati oleh para pemirsa secara cuma-cuma di rumah. Hal ini dapat menyerap waktu tonton yang sangat besar dan menjadi saingan bagi acara TV reguler (Jefkins 1996). Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Media video merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.
(2) Brosur
mudah dimasukkan ke dalam amplop untuk diposkan, atau agar mudah dimasukkan ke dalam saku (Jefkins 1996).
Dalam hasil penelitiannya, Inayah (2012) menyatakan bahwa sebenarnya brosur mampu memberikan informasi tentang keberadaan dan keunggulan masing-masing program studi yang ada di perguruan tinggi, serta informasi mengenai penerimaan pendaftaran mahasiswa baru. Brosur memberikan informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan media lain. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Kotler (2003) bahwa brosur memiliki keunggulan fleksibilitas, terkendali penuh, dan dapat mendramatisir pesan. Namun Inayah (2012) menyatakan bahwa brosur hanya dapat diperoleh oleh calon mahasiswa apabila mereka datang ke kampus sehingga brosur belum terdistribusikan secara merata ke calon mahasiswa atau sebaiknya brosur lebih mudah untuk diperoleh.
(3) Website
Website adalah serangkaian database komputer internasional yang
dihubungkan dengan internet yang memakai arsitektur pencari informasi yang dikembangkan pada tahun 1989 oleh tim Berners-Lee (Fidler 2003). Sebuah halaman website adalah dokumen yang ditulis dalam format Hyper Text Markup
Language (HTML), yang hampir selalu dapat diakses melalui Hyper Text
Transfer Protocol (HTTP), yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari
server website untuk ditampilkan melalui web browser semua publikasi dari
website tersebut dapat membentuk jaringan informasi yang sangat besar.
Dalam website terdapat dua karakter yakni website yang statis seperti
website perusahaan atau website yang dinamis seperti jejaring sosial. Di era digital sekarang ini, internet merupakan media yang banyak diminati oleh para siswa SMA dalam mencari berbagai informasi, termasuk dalam mencari informasi mengenai perguruan tinggi yang diminatinya (Inayah 2012). Andarwati dan Sankarto (2005) dalam hasil penelitiannya menemukan bahwa Berdasarkan tujuan penggunaan internet, ternyata waktu yang diperlukan berbeda. Penggunaan waktu akses untuk berkomunikasi (30 menit/akses) biasanya lebih pendek/singkat dibandingkan dengan untuk penelusuran informasi (60 menit/akses).
Pengguna internet di Indonesia menurut data US Census Bureau sebanyak 38.191.873 pengguna per 1 Januari 2014. Rata-rata orang Indonesia menggunakan internet setiap harinya selama 5 jam 27 menitdan rata-rata waktu yang dihabiskan oleh orang-orang di Indonesia dalam menghabiskan waktunya mengakses internet menggunakan ponselnya sebanyak 2 jam 30 menit per harinya.
(4) Facebook
Facebook adalah sebuah SNS yang dikembangkan pada tahun 2004 oleh
Ellison, Steinfield, dan Lampe (2007) menemukan bahwa 94 % dari sarjana mahasiswa di Michigan State University adalah pengguna Facebook. Pengguna
Facebook yang menghabiskan sekitar 10 sampai 30 menit di situs ini per hari dan memiliki antara 150 dan 200 teman di profil mereka. Sedangkan menurut data US Census Bureau di Indonesia, sebanyak 62.000.000 orang di Indonesia merupakan pengguna aktif Facebook. Beberapa penelitian pola penggunaan Facebook
menunjukkan bahwa Facebook digunakan dan diadopsi terutama untuk mempertahankan kontak dengan koneksi pengunjung bukan untuk mengembangkan hubungan baru (Ellison et al. 2007; Lampe et al. 2006). Dalam sebuah penelitian terhadap 2.000 siswa, Lampe et al. (2006) menemukan bahwa
Facebook digunakan oleh siswa untuk tujuan yang terkait dengan "pencarian sosial" yaitu, untuk mempelajari lebih lanjut tentang seseorang yang mereka kenal offline, bukan untuk "Penjelajahan sosial penggunaan Facebook untuk mengembangkan koneksi baru. Siswa dilaporkan menggunakan Facebook untuk "tetap berhubungan dengan seorang teman lama atau seseorang yang saya tahu dari SMA" (Lampe et al. 2006).
Ellison et al. (2007) menemukan hasil yang sama, menunjukkan bahwa siswa menggunakan Facebook untuk mempertahankan yang sudah ada sebelumnya menjaga hubungan dan tetap berhubungan dengan kenalan SMA dan teman sekelas (memelihara modal sosial). Dalam hal modal sosial bonding, Ellison et al. (2007) menunjukkan bahwa Facebook mungkin menyediakan cara mudah pemeliharaan bagi pengguna untuk tetap up-to-date tentang kegiatan teman-temannya, mengutip notifikasi ulang tahun sebagai contoh fitur yang memerlukan sedikit usaha untuk tetap berhubungan dengan teman-teman.
Dalam hal mempertahankan modal sosial, Ellison et al. menunjukkan bahwa
Facebook memungkinkan pengguna untuk memelihara koneksi arah yang lebih
buruk, sebagai contoh, SMA yang mungkin dapat memberikan informasi baru yang berharga. Singkatnya, penelitian tersebut menunjukkan bahwa Facebook
melayani fungsi sosialisasi yakni salah satu yang memungkinkan pengguna untuk memelihara hubungan dengan koneksi secara offline baik dekat dan jauh.
(5) Twitter
Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh
Twitter. Inc yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog sehingga
memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Kicauan bisa dilihat secara luar, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut (followers).
Semua pengguna dapat mengirim dan menerima kicauan melalui situs
Twitter, aplikasi eksternal yang kompatibel (telepon seluler), atau dengan pesan singkat (SMS) yang tersedia di negara-negara tertentu. Situs ini berbasis di San Bruno, California dekat San Francisco, di mana situs ini pertama kali dibuat.
Total pengguna Twitter, menurut data PeerReach sekitar 904 juta akun, tetapi dengan marjin kesalahan hitung mencapai 9 juta. Di antara ratusan juta akun tersebut, Indonesia menyumbang sekitar 6,5%, atau sekitar 58,7 juta akun.Tetapi para pengguna Twitter di Indonesia yang aktif per bulan, diperkirakan hanya 19% dari total populasi pengguna internet, dan sebagian besarnya mengakses lewat handphone. Jika menggunakan proyeksi APJII yang mematok pengguna internet Indonesia 2013 pada angka 82 juta, maka besarannya sekitar 16 juta akun. Dari sisi demografi, pengguna Twitter Indonesia secara umum rata-rata berusia 21 tahun, dan sekitar 62,9% didominasi pengguna yang masuk kategori remaja. Fenomena yang sama tampak pada demografi pengguna Twitter dunia, hanya 20% yang berusia di atas 30 tahun.
Uses and Gratification Theory
Pendekatan uses and gratifications untuk pertama kali dijelaskan Katz (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Dia menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan pada efek kempanye persuasi pada khalayak. Katz (1959) mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan pada jawaban terhadap pertanyaan “apa yang dilakukan media untuk khalayak ?”.
Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu. Teori ini juga menyatakan bahwa khalayak bertanggung jawab untuk memilih media untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pendekatan ini menunjukkan bahwa orang menggunakan media untuk memenuhi kepuasan-kepuasan tertentu. Teori ini kemudian akan berarti bahwa media bersaing dengan sumber-sumber informasi lain untuk kepuasan khalayak.
Katz, Blummer & Gurevtich (1974) menjelaskan mengenai asumsi dasar
teori uses and gratification, yaitu :
a. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
b. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.
c. Media harus bersaing dengan sumber-sember lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan media ini terpenuhi melalui konsumsi media amat berantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.
Model Uses and Gratifications dapat digambarkan dalam di bawah ini:
Gambar 1 Model uses and gratification (Rakhmat 2007)
Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Motif dapat dioperasionalisasikan dengan berbagai cara : unifungsional (hasrat melarikan diri, kontak sosial, bermain), bifungsional (informasi-edukasi, fantasistescapist, atau gratifikasi segera tertangguhkan), empat fungsional (diversi, hubungan personal, dan surveillance; atau surveillance, korelasi, hiburan, transmisi budaya dan multifungsional) (Katz et al. 1974) .
Daftar motif memang tidak terbatas dan berkaitan erat dengan daftar kebutuhan dan kepuasan. Operasionalisasi Blumler (1979) agak praktis untuk dijadikan petunjuk penelitian. Blumler menyebutkan tiga orientasi. Orientasi kognitif (kebutuhan bukan informasi, surveillance atau eksploitasi realitas), kebutuhan diversi (yakni kebutuhan pelepasan akan tekanan dan kebutuhan akan hiburan) dan identitas personal yakni menggunakan isi media untuk memperkuat/ menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri.
Menurut Rosengren (1972), penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rakhmat 2007). Efek media dapat dioperasionalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan, sebagai dependensi media dan sebagai pengetahuan yang dimiliki oleh khalayak. Penulis menurunkan daftar efek untuk mencari kepuasan atas kebutuhan siswa.
McQuail (2005) mengidentifikasikan kebutuhan dan kepuasan khalayak. Klasifikasi tersebut mencakup pengalihan (diversion) yang bisa didefinisikan sebagai keluar dari rutinitas atau masalah sehari-hari; hubungan personal (personal relationship), yang terjadi ketika orang menggunakan media sebagai ganti temannya; identitas personal (personal identity), atau cara menekankan nilai-nilai individu dan pengawasan atau surveillance, atau informasi mengenai media akan membantu individu mencapai sesuatu.
McQuail (2005) mengatakan ada dua hal utama yang mendorong munculnya pendekatan penggunaan ini. Pertama, ada sikap oposisi terhadap pandangan deterministis tentang efek media. Sikap ini merupakan bagian dari “penemuan kembali manusia” yang terutama pada diri sosiolog di Amerika. Kedua, ada keinginan untuk untuk lepas dari debat berkepanjangan tentang selera media massa. Dalam persoalan ini pendekatan uses and gratification model
(1974) dan McQuail (2005) menggambarkan logika yang mendasari penelitian
uses and gratifications model sebagai berikut :
Gambar 2 Logika penelitian uses and gratification (Ardianto 2005)
Gratification Sought dan Gratification Obtained
Konsep riset uses and gratifications yang banyak menjadi rujukan sebagai pengembangan model dari penelitian uses and gratifications adalah penelitian yang dilakukan Palmgreen dan Rayburn dari Kentucky University. Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media. Palmgreen juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh Palmgreen ini tidak berhenti di situ, dengan menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Model ini memandang bahwa model-model terdahulu kurang akurat dalam mengukur perbedaan antara apa yang diharapkan khalayak dengan apa yang mereka peroleh dari media. Oleh karena itu, Phillip Palmgreen dkk kemudian membuat model untuk mengukur kesenjangan (discrepancy) antara kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained) yang disebut sebagai expectance-value theory
(teori pengharapan nilai).
Teori yang dilakukan dalam mengukur kepuasan ini dinamakan teori
expectancy values. Penggunaan konsep-konsep baru ini memunculkan teori yang
merupakan varian dari teori uses and gratifications (Palmgreen 1982).
Gratification sought adalah kepuasan yang diharapkan atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu.
(1) Gratification Sought (GS) adalah motif yang mendorong seseorang
mengkonsumsi media.
(2) Gratification Obtained (GO) adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh
seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (Palmgreen, 1982).
Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan konsep gratification sought dan gratification obtained, sehingga dapat diketahui kesenjangan kepuasan dengan melihat perbedaan perolehan kepuasan yang terjadi antara skor
gratification sought dan gratification obtained dalam mengonsumsi media
Gambar 3 Model expectancy values
Selain itu, terdapat juga model lain yang dikembangkan oleh Levy dan Windahl (1984) terkait Gratification Sought dan Gratification Obtained yang banyak menjadi rujukan para peneliti saat ini. Pendekatan ini menekankan pada khalayak aktif dalam melakukan aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kabutuhan mereka melalui penggunaan media massa. Aktivitas-aktivitas tersebut terbagi dalam tiga tahap:
(1) Before exposure (sebelum terpaan) (2) During exposure (saat terpaan) (3) After exposure (setelah terpaan)
Tahap-tahap tersebut dapat disederhanakan yaitu sebelum menggunakan media (pre activity), selama aktivitas (duractivity), dan pasca aktivitas (postactivity), tahapan tersebut digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4 Model Mark Levy dan S. Windahl (1984)
Pada Gambar 4 dijelaskan bahwa tahap pre activity menunjukkan pada aktivitas khalayak sebelum menggunakan media massa. Dengan kata lain khalayak mencari informasi tentang media mana yang sekiranya dapat memenuhi kebutuhannya. Tahap yang kedua adalah duractivity, yaitu menunjukkan pada intensitas penggunaan media dan perilaku khalayak saat terpaan. Tahap ketiga yaitu post activity dimana menunjuk pada perilaku khalayak setelah terkena terpaan media. Hal ini terlihat apabila pesan yang diterima dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya sehingga khalayak mampu mengkomunikasikan pesan tersebut dalam interaksi sosialnya.
Levy dan Windahl (1984) menyatakan bahwa gratification sought
merupakan harapan pemuasan kebutuhan siswa dari terpaan media yang diubah menjadi keterlibatan aktif pada saat terpaan media dengan tujuan untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu. Selanjutnya ditemukan juga ada hubungan signifikan antara aktivitas dengan motif penggunaan media. Terutama yang menonjol adalah
Beliefs
Gratification Sought
Perceived Gratification Obtained Media Consumption
Evaluations
Duractivity
Exposure
Pre Activity Post Activity
motif mengakses media berkorelasi dengan tingkat aktivitas khalayak. Ada hubungan positif antara pre-activity dengan tindakan post-activity.
Beberapa penelitian telah melakukan perbandingan antara GS dengan GO. Praptiningsih (1994) menyatakan kesenjangan kepuasan mencakup kepuasan yang diharapkan (gratifications sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) melalui kegiatan menonton kedua saluran televisi tersebut. Kesenjangan kepuasan diuji dengan membandingkan langsung GS dan GO ternyata nampak adanya kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO).
Penelitian tentang kesenjangan juga dilakukan oleh Widiastuti et al. (2011) yang mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi diskrepansi kepuasan pembaca. Penelitian ini mendeskripasikan bahwa gratifikasi yang diharapkan (GS) berpengaruh pada gratifikasi yang diperoleh khalayak (GO).Baik atau buruknya evaluasi khalayak terlihat dari seberapa besar kesenjangan (diskrepansi) antara dimensi-dimensi GS dan GO yang dipersepsikannya. Semakin tinggi kesenjangan antara dimensi-dimensi GS dan GO, maka semakin rendah kepuasan yang diperoleh khalayak, demikian juga sebaliknya.
Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa kepuasan khalayak pada surat kabar secara langsung maupun tidak, dipengaruhi oleh faktor gratifikasi yang diharapkan (GS), gratifikasi yang diperoleh (GO), sociability, peer, intensitas membaca surat kabar, tingkat interaktivitas, kredibilitas sumber, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi. Dalam penelitian ini juga dikatakan bahwa apabila keinginan seseorang dalam mengkonsumsi media terpenuhi, maka tingkat interaktivitasnya juga akan meningkat. Hal ini untuk memperkaya kajian tersebut dan proses menemukan kembali metode-metode yang lebih baik.
Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan siswa terhadap media promosi IPB berdasarkan kesenjangan kepuasan. Analisis ini membandingkan antara kepuasan yang diharapkan (Y1) dengan kepuasan yang diperoleh (Y2) setelah menggunakan berbagai media promosi IPB. Penelitihan ini juga menganalisis hubungan antar variabel yakni hubungan antara karakteristik siswa (X1) dengan penggunaan setiap media promosi IPB (X2-X6), karakteristik siswa (X1) dengan kepuasan siswa terhadap media promosi IPB (Y3), dan melihat hubungan antara penggunaan setiap media promosi IPB (X2-X6) dengan kepuasan siswa terhadap media promosi IPB (Y3) (Gambar 5).
Kepuasan yang diharapkan merupakan variabel bebas dimana kepuasan yang dihaprapkan oleh siswa SMA dikategorikan menjadi kepuasan informasi karena siswa mengakses media promosi IPB karena untuk mencari informasi tentang perguruan tinggi tempat mereka melanjutkan pendidikannya. Sedangkan kepuasan yang diperoleh siswa adalah variabel terikat dimana kepuasan yang diperoleh siswa tergantung pada kepuasan yang diharapkan siswa yaitu kepuasan informasi.
jurusan di sekolah, kategori sekolah, dan akses terhadap media promosi IPB. Hal ini dilakukan karena karakteristik siswa yang beragam akan menghasilkan kepuasan yang beragam pula.
Gambar 5 Kerangka berpikir kepuasan siswa SMA peserta program kunjungan terhadap media promosi Institut Pertanian Bogor
Jenis kelamin dalam karakteristik dijadikan indikator karena terdapat perbedaan kepuasan antara pria dan wanita dalam mengakses media promosi IPB, selain itu hal ini juga dilakukan karena berdasarkan hasil penerimaan mahasiswa baru IPB 2013 60% mahasiswa adalah wanita dan sisanya pria. Tingkat pendidikan dalam hal ini adalah tingkatan kelas siswa dimana siswa kelas 10, 11,
Kepuasan yang Diperoleh (GO) (Y2)
Informasi tentang fakultas, Informasi tentang biaya kuliah Informasi tentang asrama, Informasi tentang fasilitas
Informasi tentang kehidupan kampus Informasi tentang prestasi IPB Informasi tentang beasiswa Informasi tentang jalur masuk Informasi tentang peluang kerja
Karakteristik Siswa (X1)
(X.1.1) Jenis Kelamin (X.1.2) Kelas
(X.1.3) Tingkat Penghasilan Keluarga (X.1.4) Index Nilai di Sekolah (X.1.5) Jurusan di Sekolah (X.1.6) Akreditasi Sekolah
Kepuasan yang Diharapkan (GS) (Y1)
Informasi tentang fakultas, Informasi tentang biaya kuliah Informasi tentang asrama, Informasi tentang fasilitas
Informasi tentang kehidupan kampus Informasi tentang prestasi IPB Informasi tentang beasiswa Informasi tentang jalur masuk Informasi tentang peluang kerja
Kepuasan siswa SMA terhadap Media Promosi IPB (Gratification Discrepancy) (Y3) Penggunaan Media Brosur (X3)
(X.3.1) Tingkat Perhatian (X.3.2) Frekuensi membaca (X.3.3) Curahan Waktu membaca
Penggunaan Media Presentasi Multimedia (X2)
(X.2.1) Tingkat Perhatian (X.2.2) Frekuensi memperhatikan (X.2.3) Curahan Waktu memperhatikan
Penggunaan Media Website (X4)
(X.4.1) Tingkat Perhatian (X.4.2) Frekuensi Mengakses (X.4.3) Curahan Waktu Mengakses
Penggunaan Media Facebook (X5)
(X.5.1) Tingkat Perhatian (X.5.2) Frekuensi Mengakses (X.5.3) Curahan Waktu Mengakses
Penggunaan Media Twitter (X6)
dan 12 menentukan dalam hal pencarian informasi dan kepuasan yang diperoleh setelah mencari informasi tersebut.
Tingkat penghasilan keluarga dalam hal ini menentukan pula akses siswa terhadap media promosi dimana terdapat perbedaan akses media antara siswa dengan tingkat penghasilan keluarga rendah, menengah. Hal ini juga terkait dengan yang diterima di IPB dimana mayoritas merupakan mahasiswa bidik misi. Index prestasi dijadikan indikator karena berdasarkan penerimaan mahasiswa IPB 2013 adalah mayoritas siswa yang masuk IPB melalui jalur undangan (60%). Hal ini mengharuskan siswa memiliki nilai rapor yang stabil atau meningkat dari semester 1-5.
Kategori sekolah digunakan sebagai indikator karena kepuasan informasi yang diperoleh dan akses medianya akan beragam karena pada beberapa program promosi IPB hanya mendatangi sekolah dengan akreditasi A di beberapa daerah. Akses siswa terhadap media massa sangat menentukan media mana yang mereka akses dan kepuasan informasi yang diperoleh. Beragamnya media promosi yang diakses mengindikasikan beragam pula kepuasan yang diperoleh siswa.
Kepuasan yang diharapkan siswa dalam penelitian ini dijadikan perbandingan dengan kepuasan yang diperoleh siswa. Perbandingan ini akan menghasilkan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy). Dalam penelitian ini, kepuasan informasi yang diharapkan (Gratification Sought) dalam mengikuti kegiatan ini beragam dan dapat dikategorikan secara umum yaitu siswa mencari informasi tentang fakultas dan departemen di IPB, siswa mengharapkan informasi biaya kuliah di IPB, siswa mengharapkan informasi tentang asrama, siswa mengharapkan informasi tentang fasilitas di IPB, siswa mengharapkan informasi tentang profil kehidupan kampus di IPB, siswa mengharapkan informasi tentang prestasi IPB, dan siswa mengharapkan Informasi tentang prestasi sivitas akademika IPB.
Penelitian ini juga berusaha melihat hubungan karakteristik siswa dengan penggunaan media promosi IPB dan tingkat penggunaan media promosi IPB dengan kepuasan yang dihasilkan. Media promosi yang digunakan adalah video, presentasi, brosur, dan media online. Tingkat Penggunaan media dalam penelitian diukur berdasarkan tingkat perhatian, frekuensi, dan curahan waktu rata-rata yang dipergunakan untuk mengakses berbagai media promosi IPB. Tingkat Perhatian siswa merujuk pada teori Windahl (1984) yang dikategorikan menjadi tiga tahap yakni pre activity, duractivity, dan post activity.
(1) Pre Activity (Sebelum Terpaan) menunjukan aktivitas responden sebelum
menggunakan berbagai media promosi IPB, hal ini digambarkan dengan aktivitas pencarian informasi.
(2) Duractivity (Saat Terpaan) menunjukan aktivitas responden saat
menggunakan berbagai media promosi IPB digambarkan oleh perilaku responden saat mengikuti tayangan tersebut, dan pemahaman terhadap tayangan tersebut.
(3) Post Activity (Setelah Terpaan) menunjukan aktivitas responden setelah
terpaan media atau setelah mengakses berbagai media promosi IPB yang digambarkan oleh aktivitas siswa memperbincangkan informasi yang diperoleh setelah menagkses media promosi IPB dengan orang lain.
siswa mengakses presentasi, brosur, website IPB, akun Facebook IPB dan akun
Twitter IPB. Curahan waktu dalam penelitian ini merupakan waktu rata-rata yang diberikan siswa dalam sekali mengakses media promosi IPB. Sedangkan untuk kepuasan informasi yang diperoleh siswa SMA (gratification obtained)
berbanding lurus dengan kepuasan yang diperoleh siswa, apakah siswa memperoleh kepuasan dari kepuasan informasi yang diharapkan. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran tersebut, maka peubah-peubah diteliti untuk menjelaskan kepuasan yang diperoleh siswa setelah menggunakan media adalah karakteristik siswa, kepuasan informasi yang diharapkan siswa, dan penggunaan media itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan siswa yang berujung pada kepuasan informasi yang diperoleh siswa setelah menggunakan media tersebut Kepuasan berdasarkan penggunaan tersebut dikategorikan menjadi kepuasan akan informasi yang diperoleh.
Hipotesis
(1) Terdapat hubungan positif yang nyata beda antara karakteristik siswa dengan penggunaan setiap media promosi IPB.
(2) Terdapat hubungan positif yang nyata beda antara karakteristik siswa dengan kepuasan siswa terhadap setiap media promosi IPB.
Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitan eksplanatori atau eksplanatif atau eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel (Silalahi 2010). Tipe penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian korelasional yang mempelajari apakah perubahan nilai dalam suatu variabel ada hubungannya dengan perubahan nilai dalam variabel lain (Siallahi 2010). Peneliti berusaha untuk mencari hubungan di antara variabel-variabel penelitian yang kemudian menjelaskan hubungan-hubungan tersebut.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penyusunan tesis ini, peneliti mengadakan survei kepada siswa SMA yang melakukan kunjungan ke IPB. Penelitian dilakukan selama Desember 2014 mengikuti jadwal kunjungan siswa SMA yang telah ditentukan sebelumnya.
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, target populasinya adalah siswa SMA yang melakukan kunjungan ke IPB dan mengakses media promosi IPB. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, menentukan subjek atau orang-orang terpilih harus sesuai dengan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut (Silalahi 2010). Metode ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mendapatkan sampel yang telah mengakses kelima media promosi IPB sehingga dapat membandingkan kepuasan yang diperoleh siswa dari kelima media promosi IPB. Hal tersebut juga dilakukan karena siswa yang melakukan kunjungan ke IPB akan mengakses presentasi IPB, brosur dan sebagian telah mengakses media promosi
online IPB.
Tabel 1 Sekolah yang melakukan kunjungan ke IPB Desember 2014 (Surat Masuk per 20 November 2014)
No. Nama Sekolah Waktu Jumlah
Siswa Sampel
1 SMA Al Izzah Kota Batu
Jawa Timur 1 Desember 2014 81
12
2 SMA Negeri 2 Semarapura
Bali 3 Desember 2014 250 38
3 SMA Negeri 3 Jombang 9 Desember 2014 34 5
4 SMA Islam As Shofa 17 Desember 2014 40 6
5 SMA Taman Harapan 1
Bekasi 22 Desember 2014 200 30
6 SMA Negeri 2 Bukitinggi 23 Desember 2014 40 6
7 SMA Al Azhar Plus Medan 26 Desember 2014 103 15
748 112
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang disebarkan kemudian diisi oleh responden (Singarimbun 1992). Kuesioner yang disebarkan terdiri dari beberapa bagian pertanyaan diantaranya kuesioner karakteristik siswa, penggunaan media, kepuasan yang diharapkan saat mengakses media promosi IPB, dan kepuasan yang diperoleh setelah mengakses media promosi IPB. Kuesioner disebarkan kepada siswa SMA pada saat melakukan kunjungan ke IPB. Adapun prosedur pengambilan sampel sebagai berikut :
(1) Sebelum datang ke IPB siswa dihimbau melalui guru BK untuk mengakses media promosi online IPB.
(2) Siswa yang dijadikan sampel datang ke tempat kunjungan. (3) Siswa mengakses media presentasi dan brosur IPB
(4) Sampel dibagikan kuesioner. (5) Tim mengambil kuesioner tersebut.
Validitas dan Reliabilitas
6Σd² Rs = 1-
N(N²-1) Keterangan:
Rs (rho) = koefisien korelasi rank-order Angka 1 = angka satu, yaitu bilangan konstan 6 = angka enam yaitu bilangan konstan D = perbedaan pasangan antar jenjang
Σ = sigma atau jumlah
N = jumlah individu dalam sampel
Reliabilitas atau keandalan adalah keterpercayaan (dependability), stabilitas atau kemampuan (stability), konsistensi (consistency), prediktabilitas (predictability) dan ketepatan atau (Acurracy) dari suatu ukuran. Penelitian ini menggunakan korelasi belah dua yang digunakan untuk menguji konsistensi keandalan alat pengukur dengan menggunakan satu alat pengukur untuk mengukur objek yang sama pada waktu yang sama (Silalahi 2010). Prosedur menggunakan split half reability adalah sebagai berikut :
(1) Administrasi uji total untuk satu kelompok (2) Bagi hasil uji menjadi dua yang sebanding
(3) Hitung masing-masing skor subjek pada dua bagiaan (4) Korelasi dua set dari skor
(5) Tetapkan formula korelasi Spearman-Brown sebagai berikut (Silalahi 2010):
���
=
���� 1+(�−1)��� Keterangan :n : rasio dari length of the desired test to length of the present test (length didefinisikan sebagai jumlah item-item uji)
��� : the already obtained reliability
Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan perangkat SPSS 20, diketahui bahwa instrumen penelitian terbukti valid dengan nilai koefisien validitas rata-rata berkisar antara 0.33 sampai dengan 0.90. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya. Adapun hasil ujicoba reliabilitas instrumen pada penelitian ini dilakukan melalui teknik Spearman-Brown dengan menggunakan SPSS 20. Berdasarkan hasil uji tersebut diperoleh nilai Spearman-Brown sebesar 0.948. Dengan nilai alpha yang mendekati 1 tersebut dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel.
Teknik Analisis Data
penelitian ini diakumulasikan dan disusun secara sistematis untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik-teknik yaitu:
(1) Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa atau perilaku objek lainnya. Untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi pada suatu data, penulis menganalisis penelitiannya menggunakan teknik ini. Perhitungan data dengan menghitung frekuensi data tersebut dihitung berdasarkan rumus :
N= ��
� x 100 %
Keterangan :
N = Jumlah kejadian
fx = frekuensi individu
(2) Analisis Statistik Inferensial.
Teknik analisis inferensial bertujuan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. (Sugiyono 2002). Untuk menghitung derajat hubungan antara variabel-variabel digunakan analisis korelasional. Melalui analisis data statistik inferensial, hubungan antara variabel yang akan diharapkan koefisien korelasinya dan diuji hipotesis kerjanya. Dalam penelitian ini memiliki skala pengukuran ordinal. Teknik yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi data ordinal/interval dan data ordinal lainnya menggunakan korelasi Chi Square untuk indikator dengan data nominal dan Rank-Order Spearman untuk data ordinal.
(3) Perbandingan Mean (Discrepancy Gratifications)
Penelitian ini juga menggunakan perbandingan mean. Uji atas mean Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO) dilakukan untuk menegaskan perbedaan antara kedua mean. Untuk menguji tingkat signifikasinya dilakukan menggunakan t-test untuk sampel berpasangan. Adapun pertimbangan peneliti menggunakan rumus t-test karena berfungsi untuk menguji perbandingan, uji korelasional, uji estimasi secara statitik. Selain itu, t-test digunakan untuk data berskala rasio dan interval. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interval (Kriyantono 2009).Tahapan Analisis data :
- Masing-masing pernyataan dari variabel yang telah ada, baik dari GS maupun GO diberi skor dan dijumlahkan sehingga dperoleh hasil yang berupa skor GS dan skor GO dari setiap media promosi IPB.
- Kedua skor yang sudah diperoleh tersebut kemudian diuji dengan menggunakan uji perbedaan dua sampel berpasangan untuk data skala interval atau rasio yaitu dengan menggunakan uji t dengan rumus :
t =
�−�dimana :
X = rata- rata skor kelompok I Y = rata- rata skor kelompok II D = selisih skor kelompok I dan II N = Jumlah pasangan skor
- Setelah besar t diketahui untuk menentukan apakah nilai t tersebut memiliki nilai signifikan atau tidak secara statistik, maka nilai t dicocokan dengan tabel t distribusi dengan tingkat signifikansi p=0.05 (two tailed). - Setelah diketahui hasil dari uji signifikansi, jika didapati bahwa perbedaan
yang signifikan antara pasangan skor GS dan GO langkah selanjutnya adalah membandingkan kedua mean skor tersebut. Jika mean skor GS lebih besar daripada GO, maka kebutuhan yang ada tidak terpuaskan, dan sebaliknya.
(4) Importance Performance Analysis (IPA)
Menurut Tjiptono (2011) teknik ini dikemukakan pertama kali oleh Martilla dan James pada tahun 1977 dalam artikel mereka “Importance Performance
Analysis” yang dipublikasikan di Journal of Marketing. Pada teknik ini,
responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan dan kinerja perusahaan, kemudian nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja tersebut dianalisis pada
Importance Performance Matrix, yang mana sumbu x mewakili persepsi
sedangkan sumbu y mewakili harapan. Maka nanti akan didapat hasil berupa empat kuadran. Adapun interpretasi dari kuadran tersebuat adalah sebagai berikut:
a. Prioritas Utama (Concentrate Here)
Pada kuadaran ini terdapat faktor-faktor yang dianggap penting dan atau diharapkan konsumen akan tetapi kinerja perusahaan dinilai belum memuaskan sehingga pihak perusahaan perlu berkonsentrasi untuk mengalokasikan sumberdayanya guna meningkatkan performa yang masuk pada kuadran ini.
b. Pertahankan Prestasi (Keep Up The Good Work)
Pada kuadaran ini terdapat faktor-faktor yang dianggap penting dan diharapkan sebagai faktor penunjang kepuasan konsumen sehingga perusahaan wajib untuk mempertahankan prestasi kinerja tersebut.
c. Prioritas Rendah (Low Priority)
Pada kuadaran ini terdapat faktor-faktor yang dianggap mempunyai tingkat persepsi atau kinerja aktual yang rendah dan tidak terlalu penting dan atau tidak terlalu diharapkan oleh konsumen sehingga perusahaan tidak perlu memprioritaskan atau memberikan perhatian lebih pada faktor-faktor tersebut.
d. Berlebihan (Possibly Overkill)
lebih baik mengalokasikan sumberdaya yang terkait pada faktor tersebut kepada faktor lain yang lebih memiliki tingkat prioritas lebih tinggi.
Definisi Operasional
Tabel 2 Definisi operasional
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Pengukuran
Karakteristik Kelas (X.1.2) Jenjang Pendidikan
(Kelas) yang telah diikuti responden di SMA tua responden dalam satu bulan nilai responden di sekolah.
Pernyataan responden tentang rata-rata nilai yang diperoleh
Jurusan yang diikuti oleh responden di sekolahnya
Lanjutan Tabel 2
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Pengukuran
Lanjutan Tabel 2
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Pengukuran
Brosur (X3) (X.3.1) Tingkat Perhatian
Tingkat perhatian siswa terhadap brosur IPB (Pre Activity) lain (2), tidak pernah melakukan aktivitas lain (2), tidak pernah bercerita kepada mengakses media brosur IPB
Lanjutan Tabel 2
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Pengukuran
Website (X4) (X. 4.1) lain (2), tidak pernah melakukan aktivitas lain (2), tidak pernah bercerita kepada mengakses website IPB
Lanjutan Tabel 2
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Pengukuran
Lanjutan Tabel 2
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Pengukuran
Twitter (X6) (X. 6.1)
terhadap Twitter IPB (Duractivity)
Tingkat perhatian siswa terhadap Twitter IPB (Duractivity)
terhadap Twitter IPB (Post Activity) lain (2), tidak pernah bercerita kepada mengakses Twitter IPB
Kegiatan kunjungan siswa SMA ke IPB dilaksanakan dalam rangka menambah pengetahuan siswa tentang IPB. Pihak sekolah berharap sedini mungkin siswa dapat menentukan pilihan perguruan tinggi yang akan dituju setelah selesai menempuh pendidikan di SMA. Individu berkomunikasi untuk mendapatkan berbagai macam kepuasan untuk memenuhi kebutuhan mereka (Rubin et al. 1988). Siswa memiliki keleluasaan untuk memilih media komunikasi yang berupa media promosi mana yang akan mereka pilih untuk memenuhi kebutuhan informasinya.
Berbagai media promosi yang digunakan oleh IPB. Namun yang merupakan sarana komunikasi antara IPB dengan para siswa SMA. Lima media yang digunakan IPB menjadi sarana siswa untuk mencari informasi. Kelima media tersebut diantaranya :
(1) Media presentasi dapat diakses siswa saat melakukan kunjungan ke IPB, sekolah mengundang IPB untuk presentasi di sekolahnya, dan kegiatan IPB
Goes to School yang merupakan kunjungan IPB ke sekolah-sekolah yang
memiliki prestasi yang baik di Indonesia. Presentasi biasanya dilakukan selama 90 menit. Pada awal presentasi, pihak IPB memutarkan video tentang IPB, lalu dilanjutkan dengan presentasi dari narasumber IPB. Biasanya yang menjadi narasumber adalah dosen di lingkungan IPB. Setelah melakukan presentasi, siswa juga bisa melakukan tanya jawab dengan narasumber secara terbuka.
(2) Brosur IPB bisa didapatkan saat ada pameran-pameran pendidikan dimana IPB menjadi peserta pameran tersebut. Brosur IPB juga dibagikan sebelum presentasi IPB dilakukan. Apabila siswa tidak mengakses keduanya, siswa bisa mendapatkan brosur IPB dengan cara berkunjung langsung ke IPB. Untuk sekolah-sekolah favorit di Indonesia, melalui program canvasing IPB mengunjungi dan menaruh brosur terbaru di sekolah setiap tahunnya.
(3) Website IPB dapat diakses pada alamat ipb.ac.id. pada kanal admisi, siswa bisa mendapatkan informasi tentang fakultas di IPB, cara masuk IPB, dan penjelasan tentang IPB. Melalui website dengan alamat admisi.ipb.ac.id juga para siswa bisa melakukan pendaftaran ke IPB biasanya dibuka satu bulan sebelum tes berlangsung.
(4) Facebook diakses siswa SMA terutama menjadi likers pada fan page IPB. Didukung dengan kemudahan siswa untuk mengakses media sosial melalui
handphone, siswa sangat aktif melakukan tanya jawab dengan admin
Facebook IPB.
Karakteristik Siswa, Penggunaan Media, dan Hubungan antara Karakteristik Siswa dengan Penggunaan Media Promosi IPB
Karakteristik Siswa
Data karakteristik siswa diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden pada saat pengukuran pengetahuan awal. Karakteristik siswa yang diamati meliputi : (1) jenis kelamin, (2) kelas, (3) penghasilan orang tua, (4) nilai rata-rata siswa, (5) jurusan siswa dan (6) akreditasi sekolah. Siswa SMA yang menjadi responden dalam penelitian ini merupakan siswa yang melakukan kunjungan ke IPB yang berasal dari tujuh SMA di Indonesia yakni SMA Al Izzah Kota Batu Jawa Timur, SMA Negeri 2 Semarapura Bali, SMA Negeri 3 Jombang, SMA Islam As Shofa, SMA Taman Harapan, SMA Negeri 2 Bukitinggi, dan SMA Al Azhar Plus Medan.
Tabel 3 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori karakteristik responden tahun 2014
No. Karakteristik Kategorisasi F %
1. Jenis Kelamin Laki-Laki 49 43.8
Perempuan 63 56.3
2. Kelas 12 60 53.6
11 34 30.4
10 18 16.1
3. Penghasilan Orang Tua > 5 Juta 34 30.4
> 4 juta - 5 juta 21 18.8
> 3 juta-4 juta 15 13.4
> 2-3 juta 20 17.9
< 2 juta 22 19.6
4. Nilai Rata-Rata Siswa
s/d Semester 5 < 7 3 2.7
>7-8 59 52.7
>8-9 45 40.2
>9 5 4.5
5. Jurusan Siswa IPA 48 42.9
IPS 11 9.8
Bahasa 1 0.9
Belum ada
Penjurusan 52 46.4
6. Akreditasi Sekolah A 99 88.4
B 2 1.8
C 4 3.6
Tidak Tahu 7 6.3