• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat Dengan Keberhasilan Usaha Studi Kasus Di Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat Dengan Keberhasilan Usaha Studi Kasus Di Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU WIRAUSAHA

PETANI GARAM RAKYAT DENGAN

KEBERHASILAN USAHA

(Studi Kasus Desa Aeng Sareh Kec. Sampang Kab. Sampang)

SEPTIAN EKO HARYANSYAH

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Antara Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat dengan Keberhasilan Usaha menggunakan studi kasus di Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2015

(4)

ABSTRAK

SEPTIAN EKO HARYANSYAH Hubungan Antara Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat Dengan Keberhasilan Usaha studi kasus di Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Dibimbing oleh WAHYU BUDI PRIATNA.

Kewirausahaan merupakan salah satu jawaban dari masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia. Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang Pulau Madura merupakan salah satu sentra industri garam rakyat terbesar di Indonesia. Pertanian garam rakyat yang masih bertahan sampai sekarang tidak terlepas dari adanya karakter yang dimiliki oleh petani garam rakyat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha petani garam rakyat, menjelaskan hubungan faktor internal dan eksternal terhadap karakter wirausaha petani garam rakyat, dan menjelaskan hubungan perilaku wirausaha terhadap keberhasilan usaha petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan tindakan wirausaha berkorelasi terhadap keberhasilan usaha secara signifikan pada taraf nyata (α = 10%).

Kata kunci: Karakter, perilaku wirausaha, keberhasilan usaha petani garam rakyat. ABSTRACT

SEPTIAN EKO HARYANSYAHThe correlation between the behavioural enterpreneurship of the salt farmers with the successful business by conducting case study in Aeng Sareh Village, Sampang Subdistrict. Sampang District. The surpervised is WAHYU BUDI PRIATNA.

Enterpreneurship is one of the way how to solve the jobless in Indonesia. Aeng Sareh village, a village in Sampang District, East Java Province becomes the one of the biggest industrial salt centre in Indonesia. The tough character of salt farmer makes this salt farming still exists untill now. Business charecter built up is confident, task and result oriented, bravery taken the risk, leadership, original, and future oriented. Behavioural enterpreneurship which will be assessed is knowledge, attitude, and action. The aim of this research is to identify how the salt farmersof Aeng Sareh village building their enterpreneur character, explain the relationship between internal and external factor towards their enterpreneur character, and elaborate their enterpreneur behavioural relationship towards their successful business. Data analysis is done by using descriptive analysis and corrrelation test Rank Spearman. The result of analysis showed that enterprenur knowledge, enterpreneur attitude, and enterpreneur action correlated with the significantly successful business in the term of real level (α = 10%).

(5)

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU WIRAUSAHA

PETANI GARAM RAKYAT DENGAN

KEBERHASILAN USAHA

(Studi Kasus Desa Aeng Sareh Kec. Sampang Kab. Sampang )

SEPTIAN EKO HARYANSYAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Hubungan Antara Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat dengan Keberhasilan Usaha (Studi Kasus di Desa Aeng Sareh Kec. Sampang Kab. Sampang)

Nama : Septian Eko Haryansyah

NIM : H34100098

Disetujui oleh

Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dwi Rachmina, M,Si. Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang menjadi syarat kelulusan pada Studi Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penelitian ini diselesaikan berdasarkan pengamatan langsung di Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang dengan mengangkat judul Hubungan Antara Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat dengan Keberhasilan usaha studi kasus Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si selaku pembimbing, Dr. Ir. Burhanuddin, MM selaku penguji utama, Ir. Narni Farmayanti selaku penguji komisi displin departemen, dan teman-teman Agribisnis 47 yang telah memberikan masukan serta seluruh keluarga besar GASISMA yang telah memberikan semangat kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. .

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Karakter Wirausaha 6

Perilaku Wirausaha 7

Keberhasilan Usaha 7

KERANGKA PEMIKIRAN 8

Kerangka Pemikiran Teoritis 8

Kerangka Pemikiran Operasional 13

METODOLOGI PENELITIAN 15

Lokasi dan Waktu Penelitian 15

Jenis dan Sumber Data 15

Metode Pengumpulan Data dan Pengambilan Sampel 15

Metode Pengolahan dan Analisis Data 16

GAMBARAN UMUM 18

Keadaan Geografis dan Topografis Desa Aeng Sareh 18

Karakteristik Penduduk Desa Aeng Sareh 18

HASIL DAN PEMBAHASAN 20

Faktor Internal 20

Faktor Eksternal 22

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Karakter Wirausaha 28 Hubungan Antara Faktor Ekternal dengan Karakter Wirausaha 29 Hubungan Antara Perilaku Wirausaha dengan Keberhasilan Usaha 30

SIMPULAN DAN SARAN 31

Simpulan 31 Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

(11)

DAFTAR TABEL

1. Jumlah Angkatan Kerja dan Pengangguran tahun 2012 - 2013 1

2. Kebutuhan garam nasional tahun 2007-2011 2

3. Produksi garam nasional berdasarkan provinsi tahun 2007-2011 3 4. Kriteria penilaian skor kuesioner sikap dan karakter wirausaha 17 5. Kriteria penilaian skor kuesioner pengetahuan, tindakan dan

keberhasilan wirausaha 17

6. Komposisi penduduk Desa Aeng Sareh 2013 berdasarkan usia 19 7. Komposisi penduduk Desa Aeng Sareh 2013 berdasarkan tingkat

pendidikan 19 8. Komposisi penduduk Desa Aeng Sareh 2013 berdasarkan jenis

pekerjaan(Usia 17 Tahun Keastas) 20

9. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan formal 20 10. Sebaran responden berdasarkan lama menjalankan usaha 21

11. Sebaran responden berdasarkan Pendapatan 21

12. Pengaruh faktor lingkungan 22

13. Pengaruh faktor iklim 22

14. Pengaruh faktor pesaing 23

15. Pengaruh faktor sarana dan prasarana 24

16. Rataan skor karakter wirausaha petani garam rakyatdi Desa Aeng Sareh 24 17. Uji korelasi Rank Spearman hubungan antara faktor internal dengan

karakter wirausaha 28

18. Uji korelasi Rank Spearman hubungan antara faktor eksternal dengan

karakter wirausaha 29

19. Uji korelasi Rank Spearman hubungan antara perilaku wirausaha

dengan keberhasilan usaha 30

DAFTAR GAMBAR

1. Perilaku wirausaha 9

2. Kerangka pemikiran operasional penelitian 14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel rekapitulasi luas lahan dan kapasitas produksi garam rakyat di

Kabupaten Sampang tahun 2013 35

2. Hasil uji validitas 35

3. Hasil uji analisis deskriptif 43

4. Hasil uji reliabilitas 47

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kualitas suatu bangsa sangatlah tergantung pada kemampuan dan kemauan serta semangat dari masyarakatnya atau sumber daya manusianya sebagai salah satu aset utama dalam mengembangkan potensi bangsa. Peningkatan kualitas dari sumberdaya yang handal dan kreatif. Dengan demikian akan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini dan perkembangan dunia pendidikan menyebabkan semakin banyak pula orang yang terdidik. Namun, kemajuan ini tidaklah didukung oleh perluasan lapangan pekerjaan yang memadai. Hal ini yang menyebabkan jumlah pengangguran sangat banyak. Tingginya tingkat pengangguran tentu akan menjadikan beban yang besar bagi masyarakat dan negara, seperti meningkatnya angka kriminalitas dan kemiskinan di negara ini.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa, suatu negara mampu berkembang untuk membangun perekonomiannya apabila memiliki wirausaha sebanyak dua persen dari jumlah penduduknya. Kewirausahaan memiliki peranan penting untuk mengurangi angka pengangguran dan juga menambah daya tampung tenaga kerja (Alma 2003). Hal ini ditunjukan dengan keadaan ketenagakerjaan di Indonesia pada Februari 2013 yang menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja serta penurunan tingkat pengangguran data selengkapnya ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1Jumlah Angkatan kerja dan pengangguran tahun 2012 - 2013

Tahun Angkatan Kerja (juta orang)

(13)

2

Seorang wirausaha adalah seseorang yang mendirikan, mengelola, mengembangkan dan melembagakan usaha yang dimilikinya, dilakukan secara kreatif dan inovatif yang mempertimbangkan kemampuan diri termasuk mampu mengendalikan risiko, mampu melihat kedepan, mampu memanfaatkan peluang, mampu bergaul, suka bekerja keras, penuh keyakinan dan bersikap mandiri (Tawardi 1999).

Usaha garam rakyat merupakan salah satu contoh wirausaha yang mempunyai prospek cukup baik di masa yang akan datang karena garam merupakan hasil dari industri hulu, sebagian produk industri hulu terkait dengan berbagai macam industri hilir. Apabila dikelola dengan SDM yang memadai dan berkompeten pada bidangnya, hal ini akanmendorong usaha garam rakyat menjadi lebih baik yang berdampak pada peningkatan kompetensi daerah pada sektor-sektor lainnya karena keberlangsungan sektor-sektor lain memiliki kaitan erat terhadap sektor hulu. Misalkan pada industri makanan, aktivitas industri sering kali menggunakan bahan baku yang berasal dari garam.Kebutuhan garam untuk industri CAP (Chlor alkali plant) yang merupakan bahan baku pembuatan plastik, soda kostik, bahan pemutih dan berbagai bahan industri lainnya. Padatahun 2009 sekitar 55 persen dari kebutuhan total garam nasional atau sebesar 1560000 ton. Hal tersebut menunjukkan bahwa garam merupakan salah satu produk yang dibutuhkan dalam jumlah cukup banyak. Kebutuhan garam nasional baik untuk industri maupun rumah tangga selengkapnya ditunjukan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kebutuhan garam nasional tahun 2007-2011

No Peruntukan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Industri CAP 1 320 000 1 350 000 1 560 000 1 575 600 1 600 000

2 Garam Rumah Tangga 680 000 687 000 693 000 720 000 750 000

3 Industri Aneka Pangan 443 250 455 060 460 000 465 000 250 000

4 Pengeboran Minyak 125 000 125 000 125 000 135 000 145 000

5 Lain-lain 50 000 50.000 50 000 60 000 60 000

Total 2 618 250 2 667 060 2 888 000 2 955 600 2 805 000

Sumber : Kementerian Perdagangan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan

(14)

3 Tabel 3 Produksi garam nasional berdasarkan provinsi tahun 2007-2011

No Provinsi Tahun

Sumber : Kemenperin, 2009 dan 2012

Di Provinsi Jawa Timur Pulau Madura merupakan salah satu daerah potensial penghasil garam di Indonesia, karena di Pulau Madura memiliki musim kemarau yang sangat panjang dengan curah hujan yang relatif kecil. Oleh karena itu, Pulau Madura menjadi salah satu pulau penghasil garam yang memiliki kualitas baik dan potensial. Dengan demikian, hal tersebut dapat menjadi salah satu penyokong perekonomian masyarakat Madura yakni dengan cara bertani garam.

Kabupaten Sampang memiliki luas tambak garam rakyat terbesar di Madura.Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010) menunjukkan bahwa keseluruhan tambak garam produktif di Madura yaitu 6435 ha merupakan tambak garam rakyat.Diantara seluruh luas tambak garam rakyat tersebut, 4246 ha atau hampir 66 persen berada di Kabupaten Sampang terutama di bagian pesisir selatan.Sedangkan di Desa Aeng Sareh sendiri luas tambak adalah sebesar 174.5 ha atau menyumbang sebesar 2.7 persen luas lahan yang ada di Kabupaten Sampang. Data luas lahan dan kapasitas produksi garam rakyat di Kabupaten Sampang tahun 2013 dapat dilihat pada lampiran 1.Hal ini merupakan compatative advantageyang dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak perekonomian di Kabupaten Sampang. Berdasarkan potensi tersebut,setiap RT/RW diseluruh Kabupaten Sampang pada tahun 2011-2031 mengarahkan pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang yang tersebar di enam kecamatan yaitu Kecamatan Sampang, Kecamatan Camplong, Kecamatan Torjun, Kecamatan Pangarengan, Kecamatan Jrengik, dan Kecamatan Sreseh (Bappedda Sampang 2010).

Desa Aeng Sareh yang terletak di pesisir selatan Kabupaten Sampang memiliki banyak lahan tambak garam, hal ini yang menyebabkan masyarakat disekitarnya melakukan kegitan usaha bertani garam. Para petani garam ini sangat mengandalkan cuaca atau iklim untuk melakukan kegitan usahanya. Karena pertanian garam pada umumnya dilakukan secara tradisional dengan memanfaatkan sinar matahari untuk menguapkan air laut diatas tambak.

(15)

4

melimpah untuk pembuatan garam yaitu air laut dengan konsentrasi kadar garam yang tinggi dan air laut yang cocok untuk proses pembuatan garam, dimana airnya mengalir lancar dari laut ke lahan/tambak garam milik petani garam rakyat ini.

Petani garam di Desa Aeng Sareh terbagi menjadi tiga yaitu pemilik lahan tambak, koordinator lapang, dan pekerja atau penggarap lahan.Pemilik lahan adalah orang yang memiliki lahan tambak, koordinator adalah orang yang bertugas untuk memantau tambak garam dan juga mengontrol datangnya air laut ke tambak – tambak garam yang sudah disediakan, sedangkan penggrap lahan merupakan orang yang bertugas memanen garam dan juga mengangkut garam kedalam truk – truk pengepul. Pembagian hasil antara pemilik, koordinator lapang dan pekerja lahan didasarkan atas perjanjian dan persetujuan antara ketiganya.

Melihat potensi garam di Desa Aeng Sareh yang memliki keunggulan kompetitif dan komparatif, menjadikan garam di Desa Aeng Sareh ini sebagai komoditi yang memiliki kekuatan untuk mengembangkan skala usahanya lebih besar dibandingkan usaha lainya. Selain keunggulan tersebut banyak faktor lain yang memperanguruhi perkembangannya baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal berupa umur, tingkat pendidikan, pengalaman, motivasi, dan perilaku usaha. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lingkungan, iklim, pesaing dan sarana-prasarana. Hal ini juga dapat mempengaruhi perilaku dari petani garam terhadap keberhasilan usahanya.

Petani garam di Desa Aeng Sareh dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut, untuk faktor internal dipengaruhi tingkat pendidikan, pengalaman, dan pendapatan. Serta didalam melakukan usahanya tersebut petani garam masih menggunkan cara tradisional dan kurangnya motivasi dari petani garam dalam pengembangan usahanya. Faktor eksternal banyak dipengaruhi oleh lingkungan, iklm (cuaca), pesaing, sarana dan prasarana. Faktor-faktor diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian di Desa Aeng Sareh dengan mengambil judul Hubungan Antara Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat Dengan Keberhasilan Usaha Di Kabupaten Sampang.

Perumusan Masalah

Kabupaten Sampang merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi dalam subsektor perikanan dan kelautan yaitu dengan komoditasnya berupa garam. Adanya fokus pengembangan terhadap komoditas–komoditas unggulan akan meningkatan keunggulan kompetitif dari daerah tersebut. Namun rendahnya industri pengolahan didaerah ini berdampak pada kurangnya keunggulan kompetitif untuk produk–produk unggulan khususnya produk agribisnis unggulan.

(16)

5 penawaran harga produk garam yang sangatlah rendah. Kualitas garam yang dihasilkan oleh petani garam dari desa ini masih sebatas garam kualitas dua.

Di Desa Aeng Sareh ini, para petani garamnya masih melakukan kegiatan bertani garam dengan cara tradisional. Selain itu sarana dan prasarana yang ada juga belum memadai. Faktor lingkungan juga mempengaruhi usaha tani garam tersebut. Iklim yang berubah–ubah dan tidak menentu juga menjadi permasalahan yang terdapat di dalam faktor eksternal dari kegiatan usaha bertani garam.

Faktor internal yang mempengaruhi karakter wirausaha antara lain pengalaman, pendapatan, dan tingkat pendidikannya. Tingginya tingkat pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan suatu usaha yang akan ditempuh. Sedangkan faktor eksternal yang juga mempengaruhi karakter wirausaha antara lain lingkungan, iklim, pesaing, serta sarana dan prasarana. Perilaku wirausaha juga mempengaruhi keberhasilan usaha. Perilaku wirausaha terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka perumusan masalah yang akan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Faktor–faktor pembentuk karakter wirausaha apa saja yang ada pada petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh ?

2. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal terhadap karakterwirausaha petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh ?

3. Bagaimana hubungan perilaku wirausaha dengan keberhasilan usaha petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi faktor-faktorpembentuk karakter wirausaha petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh.

2. Menganalisis hubungan faktor internal dan eksternal terhadap karakter wirausaha petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh.

3. Menganalisis hubungan perilaku wirausaha terhadap keberhasilan usaha petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh.

Manfaat Penelitian

(17)

6

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki batasan hanya untuk mengetahui hubungan antara perilaku usaha dengan keberhasilan dari usaha petani garam rakyat yang dilihat dari pengaruh faktor internal dan juga faktor eksternal. Perilaku wirausaha yang diteliti adalah faktor internal, faktor eksternal dan sikap wirausaha. Sedangkan untuk keberhasilan usaha yang diteliti meliputi berapa banyak tambak garam (ha) yang dimiliki, perluasan pangsa pasar, kemampuan bersaing, dan peningkatan pendapatan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika deskrtiptif dan analisis Korelasi Rank Spearman.

TINJAUAN PUSTAKA

Karakter Wirausaha

Menurut Noviana (2013),mterdapat lima karakter wirausaha yang dapat dikaitkan dengan keberhasilan usaha. Kelima karakter itu adalah kepemimpinan, pengambilan keputusan, pengambilan risiko, perencanaan bisnis, dan penggunaan waktu secara efektif. Karakter yang berpangaruh terhadap keberhasilan pada penelitian Noviana (2013) adalah kepemimpinan, perencanaan bisnis dan penggunaan waktu secara efektif. SedangkanDarya (2012) mengemukakan bahwa variabel karakter kewirausahaan meliputi beberapa faktor yang mampu mengatasi kegagalan, mampu mengatasi perubahan, keinginan berkembang, keinginan untuk unggul dan memiliki pengetahuan baru. Keempat fakor itu mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kompetisi usaha dan kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kota Balikpapan.

Hasil penelitian Yulia (2011) yang berjudul Analisis Karakteristik Mahasiswa dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kepemilikan Usaha Mandiri Mahasiswa ITS juga menunjukkan bahwa aspek demografis (umur dan pendidikan) berpengaruh terhadap kewirausahaan, selain aspek tersebut juga terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi kepemilikan usaha mandiri mahasiswa ITS yaitu lingkungan keluarga, lingkungan belajar dan metode pendidikan. Metode yang digunakan pada penelitian Yulia (2011) adalah analisis regresi logistik biner, sedangkan metode yang digunakan oleh Pambudi et al (2011) adalah analisis statistik deskriptif, analisis korelasi Chi Square dan Rank Spearman serta analisis Plotter.

(18)

7 dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan tindakan wirausaha, dan keikutsertaan pada seminar atau pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha.

Perilaku Wirausaha

Penelitian mengenai perilaku wirausaha telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Dirlanudin (2010), menyatakan bahwa keberhasilan pengusaha kecil industri agro dipengaruhi secara nyata oleh perilaku wirausaha dan keberdayaan dimana hasil perhitungan menunjukkan perilaku wirausaha dan keberdayaan berpengaruh langsung dan bernilai positif terhadap keberhasilan usaha kecil industri agro masing-masing 0.35 dan 0.16 pada taraf nyata 0.05.

Yuliandini (2000), menyatakan bahwa adanya perbedaan perilaku wirausaha antar satu pengusaha dengan pengusaha yang lainnyadipengaruhi oleh berbagai faktor dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan pedagang bakso sapi keliling di Kota Bogor adalah pendidikan, pengalaman usaha, motivasi dan lokasi usaha yang berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kewirausahaan dengan nilai F=35.24 pada taraf signifikasi 0.01.

Sedangkan pada penelitian Hadian (2011), menyatakan bahwa pengetahuan sebagian besar pedagang berada dalam kategori sangat tinggi sedangkan sikap berada pada kategori tinggi, keterampilan berada dalam kategori rendah, dan perilaku wirausaha berada dalam kategori tinggi. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa unsur-unsur perilaku wirausaha yang dominan terhadap perilaku wirausaha pedagang adalah pengetahuan dan sikap wirausaha pedagang martabak itu sendiri. Karakteristik yang mempengaruhi perilaku wirausaha pedagang martabak manisdiantaranya adalah jumlah tanggungan keluarga dan lama berdagang.

Penelitian yang dilakukan Pambudi et al. (2011) menunjukkan bahwa terdapat dua unsur utama yang mempengaruhi karakter wirausaha pada mahasiswa IPB yaitu kepribadian dan kepercayaan diri. Komponen kepribadian mencakup kebebasan, disiplin diri, dorongan dan keinginan, serta kemampuan menghadapi risiko. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa semester mahasiswa IPB berkorelasi dengan perilaku dan karakter mahasiswa dalam menghadapi risiko. Ada kecenderungan semakin tinggi semester mahasiswa tindakannya semakin tinggi, sedangkan semakin memiliki kebebasan dan keberanian kemampuan menghadapi risikonya semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi perilaku dan karakter wirausaha mahasiswa IPB adalah semester, angkatan, IPK, uang saku dari orang tua, mengikuti pelatihan dan PKM serta pengalaman berwirausaha.

Keberhasilan Usaha

(19)

8

menggambarkan adanya pertumbuhan usaha. Pada penelitian Setyawati et al.(2013) dijelaskan tiga hal, yaitu pertumbuhan unit usaha, tenaga kerja dan aset produksi. Penelitian Noviana (2013) ditujukan untuk menghubungkan karakter wirausaha dan faktor teknis dengan keberhasilan usaha menggunakan alat analisis Rank Spearman dengan taraf nyata 5%.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Wirausaha

Wirausaha atau entrepreneur saat ini sudah tidak asing lagi di telinga kita, istilah ini telah lama ada dan didengar sejak tahun 1755 oleh Cantillon dalam Astamoen (2005) yang menyatakan bahwa entrepreneur memiliki fungsi unik sebagai penanggung risiko dengan cakupan sebagai berikut : 1) sebagai manusia yang mempunyai sikap mental, wawasan, kreativitas, inovasi, ide, motivasi, cita-cita, dan lain-lain, 2) berusaha atau berproses untuk mengisi peluang dalam usaha jasa atau barang (goods) untuk tujuan ekonomi, dan 3) untuk mendapatkan laba dan pertumbuhan usaha. Lebih lanjut, hasil lokakarya sistem Pendidikan dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia dalam Astamoen (2005) mendefinisikan wirausaha sebagai pejuang kemajuan yang mengabdikan diri kepada masyarakat dengan wujud pendidikan (edukasi) dan bertekad dengan kemampuan sendiri sebagai rangkaian kiat (art) kewirausahaan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, memperluas lapangan pekerjaan, turut berupaya dalam mengakhiri ketergantungan pada luar negeri, dan di dalam fungsi-fungsi tersebut selalu tunduk dalam hukum lingkungannya.

Wirausaha merupakan istilah yang berasal dari bahasa Perancis entrepreneur kemudian di terjemahan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. Pengertian wirausaha menurut Joseph Schumpeter adalah Entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by introducing new products and services, by creating new forms of organization, or by exploiting new raw materials (Bygrave 1994). Jadi menurut Joseph, entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru.Orang tersebut melakukan usahanya melaluiorganisasi bisnis yang baru ataupun bisnis yang sudah ada (Alma 2010).

(20)

9 sedangkan wirausaha lebih menekankan pada jiwa, semangat, kemudian di aplikasikan dalam segala aspek kehidupan.

Meredith et al.dalam Soesarsono (2002) memaknai entrepreneur sebagai orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang bisnis, mengumpulkan sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya, dan bertindak tepat untuk memastikan kesuksesan. Definisi mengenai wirausaha juga disampaikan oleh Suharyadi et al.(2007) dan Alma (2010). Suharyadi et al.(2007) mendefinisikan wirausahawan sebagai seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian untk memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan sumberdaya yang diperlukan.Sementara itu, menurut Alma (2010) wirausahawan adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat peluang-peluang yang mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukan dengan cara berpikir lamban dan malas.

Alma (2010) menyebutkan bahwa wirausaha (entrepreneur) memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Memiliki rasa percaya diri. 2. Berorientasi pada tugas. 3. Pengambilan risiko. 4. Kepemimpinan. 5. Keorisinilan.

6. Berorientasi pada masa depan. 7. Inovasi.

8. Kreatif. 9. Kebebasan. Perilaku Wirausaha

Gambar 1Perilaku wirausaha

Rakhmat (2001), menyatakan bahwa perilaku dapat dibedakan ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif atau pengetahuan, ranah afektif atau sikap mental, dan ranah psikomotorik atau keterampilan (tindakan). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 yang terdapat diatas.

Kast dan Rosenzweig (1995) berpendapat bahwa unsur perilaku terdiri atas perilaku yang tak tampak seperti pengetahuan (cognitive) dan sikap mental (affective), serta perilaku yang tampak seperti keterampilan (psychomotoric) dan tindakan nyata (action). Gabungan dari atribut biologis, psikologis dan pola perilaku aktual menghasilkan kepribadian (character) yakni kombinasi yang kompleks dari sifat-sifat mental, nilai-nilai, sikap kepercayaan, selera, ambisi,

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN MATERIAL

(21)

10

minat, kebiasaan, dan ciri-ciri lain yang membentuk suatu diri yang unik (unique self).

Seorang wirausaha tidak hanya sekedar memiliki pengetahuan praktis, tetapi juga pada gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu yang akan berpengaruh pada bisnis yang dijalankan. Walaupun secara tak langsung tidak ada hubungan antara pendidikan dengan semangat kewirausahaan, tetapi dalam menjalankan usahanya seorang wirausahawan perlu memiliki pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya berhasil. Sedangkan sikap seorang wirausahawan adalah kemauan dan memiliki kesempatan untuk selalu memperhatikan usahanya sertaketerampilan adalah kemauan dan kemampuan serta kesempatan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki, dan mulut untuk berkerja. Berdasarkan pengamatan perilaku wirausaha oleh Alma (2003), dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha : 1. Wirausaha yang memiliki inisiatif.

2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial ekonomi untuk menghasilkan sesuatu.

3. Wirausaha yang menerima risiko atau kegagalan.

Kurt Lewin (1951 dalam Brigham 1991) merumuskan suatu model prilaku (B) adalah fungsi karakteristik individu (P) dan lingkungan (E). Yaitu B =

.Wijandi dalam Sapar (2006) menjelaskan juga bahwa perilaku wirausaha mencakup tiga hal, yaitu pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan, serta sikap kewaspadaan yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap masa yang akan datang. Pendapat tersebut senada dengan pendapat yang disampaikan olehMar’at dalam Dirlanudin (2010) yangmenyatakan bahwa terdapat tiga komponen penting untuk mengetahui proses terbentuk dan berkembangnya perilaku, yaitu :

1. Kognisi berhubungan dengan kepercayaan, ide, dan konsep. Kepercayaan berasal dari apa yang pernah dilihat atau apa yang telah dketahui. Setelah kepercayaan terbentuk, maka akan memprediksi masa datang, termasuk didalamnya pengalaman pribadi yang cenderung membentuk stereotipe. Ranah atau domainkognisi akan menjawab pertanyaan sesuatu yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek.

2. Afeksi, menyangkut kehidupan emosional seseorang. Secara umum disamakan dengan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Reaksi emosional ditentukan oleh kepercayaan.

3. Konasi atau psikomotor, merupakan kecenderungan bertingkah laku, berkaitan dengan objek yang dihadapi. Kecenderungan berperilaku secara konsisten dan selaras dengan kepercayaan serta perasaan yang dapat membentuk perilaku individu.

Pengetahuan Wirausaha

(22)

11 kemampuan tersebut memberikan perbedaan daya kreativitas seseorang bahkan suatu bangsa yang menyebabkan perbedaan kemakmuran dan kejayaan. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pengembangan pengetahuan.Semakin tinggi dan semakin luas tingkat pendidikan sesorang, maka semakin tinggi pula daya nalarnya.Selain melalui pendidikan formal, daya nalar (pengetahuan) juga dapat berkembang dari hasil belajar sendiri atau self study (Soesarsono 2002).

Pengetahuan mengenai kewirausahaan merupakan salah satu hal yang paling diperlukan oleh seorang wirausaha dalam membentuk kepribadian untuk menjadi wirausaha yang sukses dan berhasil. Menurut hasil survey yang dilakukan Lembing dalam Sunarya et al.(2011) menunjukkan bahwa mayoritas responden menjadi wirausaha karena didasarkan atas pengalaman yang menjadikannya memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan dipengaruhi oleh keterampilan dan kemampuan atau kompetensi yang dapat ditentukan dari pengetahuan dan pengalaman.

Casson dalam Sunarya et al.(2011) menjelaskan bahwa terdapat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, yaitu :

1. Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan atau ditekuni.

2. Imagination, memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.

3. Partical knowledge, memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuanteknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.

4. Search skill, kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi. 5. Foresight, merupakan berpandangan jauh kedepan.

6. Computation skill, yaitu berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.

Menurut Sunarya et al. (2011) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan oleh seorang wirausaha dalam menghadapi lingkungan usaha yang semakin kompetitif.Pengetahuan yang diperlukan oleh seorang wirausaha meliputi pengetahuan tentang pasar dan strategi pemasaran, pengetahuan tentang konsumen (pelanggan) dan pesaing, baik pesaing yang baru masuk maupun yang sudah ada sebelumnya, pengetahuan tentang pemasok, serta pengetahuan dalam mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan.

Sikap Wirausaha

(23)

12

pandangan atau tata krama yang baik atau yang jelek dalam kehidupan sosial pada kalangan tertentu (sopan, santun, tulus, ramah, lembut, dan sebagainya), sedangkan moral lebih menyangkut akhlak dan berkaitan dengan norma baik atau jelek yang melekat pada seseorang dalam kehidupan sosial (jujur, iri, dengki, adil, bertanggung jawab, dan sebagainya).

Suharyadi et al. (2007) menyatakan bahwa sikap wirausaha dapat dilihat dari kegiatannya sehari-hari, yaitu :

1. Disiplin

Seorang wirausaha yang memiliki ketepatan komitmen terhadap tugas dan pekerjaan.Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, mulai dari ketepatan waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya.

2. Komitmen tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki komitmen yang jelas, terarah, dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).

3. Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang perlu dimiliki oleh wirausahawan.Kejujuran dapat terlihat dari kejujuran mengenai produk yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi, kejujuran pelayanan purnajual, dan kejujuran yang berkenaan dengan kegiatan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.

4. Kreatif dan inovatif

Daya kreativitas yang tinggi merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju dan penuh gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada sebelumnya di pasaran.

5. Mandiri

Kemandirian merupakan sikap mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Mandiri dalam hal ini berarti tidak tergantung pada pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak untuk kegiatan usaha.

6. Realistis

Seseorang dikatakan realitis apabila orang tersebut mampu menggunakan fakta atau realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan atau perbuatannya.

Ciri - Ciri Wirausahawan yang Berhasil

Kasmir (2010) berpendapat bahwa berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan keinginan pengusaha.Tidak sedikit pengusaha yang mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut.Namun banyak pula wirausahawan yang berhasil pada beberapa generasi.Bahkan, banyak wirausahawan yang semula hidup dengan sederhana menjadi sukes dengan ketekunannya. Berikut merupakan beberapa ciri wirausahawan yang dapat dikatakan berhasil, yaitu :

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas

(24)

13 2. Inisiatif dan selalu proaktif

Merupakan ciri mendasar bahwa seorang pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu yang terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

3. Berorientasi pada prestasi

Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya.Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasaan pelanggan menjadi perhatian utama.Setiap waktu segala aktivitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibandingkan sebelumnya. 4. Berani mengambil risiko

Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

5. Kerja keras

Jam kerja pengusaha tidak terbatas. Ide-ide baru akan selalu mendorong seorang pengusaha untuk bekerja keras dan merealisasikannya.

6. Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

7. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu merupakan kewajiban untuk segera ditepati dan direalisasikan.

8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan antara lain kepada pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

Kerangka Pemikiran Operasional

Kerangka pemikiran operasional merupakan suatu landasan berdasarkan teori yang digunakan untuk menentukan urutan langkah-langkah yangakan dilakukan dalam suatu penelitian.Potensi sumber daya yang luar biasa pada agribisnis Indonesia yang seharusnya dapat menjadi peluang untuk mensejahterakan masyarakat.Konsumsi komoditas pertanian yang masih besar dan sangat beragam dapat menyerap penawaran dari dalam negeri.Jumlah penduduk Indonesia yang besar menjamin tenaga kerja yang cukup untuk beroperasinya perusahaan agribisnis.

Kabupaten Sampang khususnya di Desa Aeng Sareh memiliki potensi untuk memproduksi garam karena daerah ini berada dipesisir selatan Kabupaten Sampang yang memiliki air laut dengan konsentrasi garam yang tinggi. Hal ini berdampak pada perilaku masyarakat yang ada didalamnya yang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani garam. Petani garam yang menjadi objek penelitian ini adalah mereka yang memiliki tambak sendiri.

(25)

14

disimpulkan bahwa untuk menganalisis perilaku bisa dilihat dari segi faktor internal dan juga faktor eksternalnya. Selanjutnya dari setiap aspek ini dijabarkan menjadi lebih luas untuk ditanyakan kepada koresponden.Kerangka pemikiran dalam penelitian ini lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional penelitian

Perilaku Wirausaha 1. Pengetahuan

2. Sikap 3. Tindakan

Keberhasilan Usaha 1. Produksi

2. Tenaga Kerja

3. Pertambahan luas lahan 4. Penerimaan

Faktor Internal 1. Tingkat pendidikan 2. Pengalaman 3. Pendapatan

Faktor Eksternal 1. Lingkungan 2. Iklim 3. Pesaing

4. Sarana dan prasarana

Karakter Wirausaha 1. Memiliki rasa percaya diri 2. Berorientasi pada tugas 3. Pengambilan risiko 4. Kepemimpinan 5. Keorisinilan

6. Berorientasi pada masa depan 7. Inovasi

8. Kreatif 9. Kebebasan

Permasalahan yang dihadapi

1. Perilaku petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh. 2. Permodalan yang masih terbatas.

3. Kualitas garam yang tidak memenuhi standar. Petani Garam Rakyat

(26)

15 Perilaku dari para petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh ini bisa dilihat dari faktor internal yang terdiri dari tingkat pendidikan, pengalaman dan juga pendapatan dari petani garam agar menjadi sukses dan sejahtera. Sedangkan faktor eksternalnya terdiri dari faktor lingkungan, iklim, pesaing, sarana dan prasarana yang belum memadai. Dari faktor tersebut maka akan memberntuk perilaku wirausaha yang kemudian dihubungkan dengan tingkat keberhasilan dari usahanya. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan analisis uji korelasi Rank Spearman.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di usaha agribisis (petani garam rakyat) di Kabupaten Sampang Desa Aeng Sareh, Madura. Lokasi tersebut dipilih secara sengaja (purposive sampling) dan juga dengan mempertimbangkan alasan lokasi di Desa Aeng Sareh ini merupakan salah satu sentra garam dan juga salah satu penghasil garam terbanyak di Kabupaten Sampang. Pulau Madura merupakan daerah yang sangat potensial untuk usaha agribisnis garam sehingga dapat ditemukan wirausaha petani garam. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus - September 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan pengisian kuesioner yang diajukan kepada responden.Observasi dilakukan secara langsung di lapangan untuk melihat langsung petani garam melakukan aktivitas sehari–hari.Wawancara dilakukan secara mendalam kepada wirausaha petani garam rakyat dan sedikit wawancara kepada pihak–pihak lain yang terkait pada usaha agribisnis tersebut. Sedangkan kuesioner diberikan kepada petani garam yang akan dinilai karakteristiknya. Data sekunder didapatkan dari literatur – literatur yang relevan seperti buku, jurnal, internet, Badan Pusat Statistika (BPS) dan instansi lainnya yang dapat membantu ketersediaan data.

Metode Pengumpulan Data dan Pengambilan Sampel

(27)

16

lahan/tambak) dilakukan secara snow ball sampling dengan mendatangi atau datang langsung ke lahan atau tambak garam. Responden petani garam rakyat yang digunakan sebagai sampel sebanyak 35 orang pemilik lahan atau tambak garam.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Secara umum metode pengolahan data dilakukan secara kuantitatif.Metode kuantitatif berupa statistika deskriptif dan korelasi Rank Spearman juga analisa deskriptifyang diolah menggunakan SPSS 18.0 for windows dan Microsoft Excel.Pengukuran perilaku wirausaha menggunakan skala likert dan wawancara mendalam. Perkembangan usaha secara kuantitatif diukur dari perkembangan pendapatan cabang usaha dan juga keberhasilan usahanya.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dipertanyakan kepada para pemilik tambak garam terlebih dahulu dan dilakukan pengujian melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Pada penelitian ini uji validitas dan reabilitas dilakukan terhadap 35 orang pemilik tambak garam (pengusaha) sebagai awal pengujian kuesioner. Uji validitas menyatakan bahwa sejauh mana alat pengukur mampu mengukur apa yang diinginkan dari sebuah kuesioner (Umar 2005). Dengan kata lain, pengujian validitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang terdapat didalam kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur.

Uji validitas menyatakan bahwa sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986). Penilaian valid atau tidak validnya masing-masing variabel dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing variabel. Ketika suatu variabel dinyatakan valid apabila nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari nilai r tabel. Sedangkan ketika variabel dinyatakan tidak valid apabila Corrected Item-Total Correlation lebih kecil dari nilai r tabel. Variabel yang tidak valid harus dihilangkan dan tidak dipertanyakan kepada pengusaha atau dalam penelitian ini pemilik tambak garam. Seluruh pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kuesioner pada pengusuha (pemilik tambak garam) dikatakan valid sehingga kuesioner dapat digunakan kembali untuk pengolahan data selanjutnya. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran.

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi pedagang dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk - konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Nugroho 2005). Reliabilitas adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur (Futriana 2009). Dalam penelitian ini, teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik Cronbach’s karena skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert Summated Rating. Uji reliabilitas sama halnya dengan uji validitas yaitu dilakukan dengan menggunakan softwareSPSS 18.0 for Windows.Indikator reliabilitas variabel-variabel dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alphasebagai berikut:

(28)

17 4. Cronbach’s Alpha0.61-0.80 = reliabel

5. Cronbach’s Alpha0.81-1.00 = sangat reliabel

Berdasarkan hasil akhir dari uji reliabilitas menunjukkan bahwa variabel yang diukur melalui kuesioner memiliki nilai Cronbach’s Alphasebesar 0.777 yang dikatagorikan reliabel.

Analisis Deskriptif

Salah satu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Dalam penelitian ini, analisis statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan faktor internal dan faktor eksternal. Data dan informasi yang berasal dari kuesioner akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel serta dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai tengah, karakter dan perilaku wirausaha diklasifikasikan menjadi lima kelas. Pembagian klasifikasi penilaian dapat dilakukan dengan formulasi sebagai berikut (Nazir 2011):

Keterangan:

i = besar interval kelas R = range

k = jumlah interval kelas

Rumus interval digunakan dalam pengkatagorian tingkat keberhasilan usaha dan perilaku wirausaha yang dimiliki oleh petani garam rakyat dengan jumlah interval kelas sebanyak lima yaitu sangat rendah tidak sesuai, tidak sesuai, sedang, sesuai dan sangat sesuai dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4Kriteria penilaian skor kuesioner sikap dan karakter wirausaha

Range skor Kategori

20-36 Sangat Tidak Sesuai 36.1-52 Tidak Sesuai 52.1-68 Sedang 68.1-84 Sesuai 84.1-100 Sangat Sesuai

Tabel 5Kriteria penilaian skor kuesioner pengetahuan, tindakan dan keberhasilan wirausaha

Range skor Kategori

0-20 Sangat Tidak Sesuai 20.1-40 Tidak Sesuai 40.1-60 Sedang 60.1-80 Sesuai 80.1-100 Sangat Sesuai

Analisis Rank Spearman

(29)

18

perilaku wirausaha dengan keberhasilan usaha. Rank Spearman digunakan jika

pengamatan dari dua variabel minimal dalam bentuk skala ordinal. Pengujian

dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 18.0 for windows danMicrosoft

Excel dengan rumus :

GAMBARAN UMUM

Keadaan Geografis dan Topografis Desa Aeng Sareh

Desa Aeng Sareh merupakan salah satu desa yang ditunjuk oleh pemerintah Kabupaten Sampang sebagai kawasan sentra penghasil garam. Desa Aeng Sareh merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Sampang yang terletak pada daerah paling selatan yang berbatasan langsung dengan selat Madura. Desa Aeng

Sareh memiliki luas wilayah 4.49 km2 yang berada kurang lebih 7.3 km dari pusat

Kota Sampang. Desa Aeng Sareh memiliki ketinggian 1.90 m dari permukaan laut

atau tepatnya merupakan daerah pantai dengan suhu rata–rata sekitar 28°C sampai

dengan 32°C. Secara administratif wilayah Desa Aeng Sareh berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kelurahan Karang Dalem

Sebelah Selatan : Selat Madura

Sebelah Barat : Desa Gulbung

Sebelah Timur : Kelurahan Polagan

Berdasarkan kondisi topografi Desa Aeng Sareh adalah tanah datar dan bergelombang dengan ketinggian kurang lebih 1.90 m dari permukaan air laut

dengan suhu 28°C – 32°C serta merupakan daerah dengan curah hujan sedang

sekitar 95.5 mm/tahun. Pembagian luas wilayah Desa Aeng Sareh berdasarkan penggunaan tanahnya yaitu 56 Ha digunakan sebagai bangunan dan halaman sekitarnya, 168.20 Ha digunakan sebagai ladang (tegal, kebun, dan huma), 4 Ha digunakan sebagai penggembalaan ternak, 131 Ha digunakan sebagai tambak, 0.30 Ha digunakan sebagai kolam atau tebat atau empang, dan 88.80 Ha digunakaan sebagai sawah. Berdasarkan kondisi topografi Desa Aeng Sareh tersebut dapat dikatakan bahwa karakteristik wilayah Desa Aeng Sareh adalah wilayah ladang dan wilayah tambak.

Karakteristik Penduduk Desa Aeng Sareh

Sebagian besar penduduk di Desa Aeng Sareh adalah suku Madura Asli yang bermukim di kawasan tersebut secara turun temurun. Selain suku Madura, terdapat juga suku Jawa yang telah lama menetap di kawasan tersebut. Komunikasi antar penduduk dilakukan dalam bahasa Madura. Untuk komunikasi formal dengan penduduk non-Madura mengunakan Bahasa Indonesia.

Berdasarkan data Polindes (Poliklinik Desa) di Desa Aeng Sareh tentang

(30)

19 sebanyak 4274 jiwa yang terdiri dari 2225 jiwa penduduk laki – laki dan 2159 jiwa penduduk perempuan. Desa ini tidak memiliki RT/RW dan hanya terbagi dalam enam dusun dengan jumlah kepala keluarga 975 KK.

Komposisi penduduk di Desa Aeng Sareh berdasarkan usia pada tahun 2013 data dapat dilihat pada Tabel 6. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penduduk Desa Aeng Sareh lebih dominan oleh orang–orang produktif pada umur atau usia 15 – 49 tahun.

Tabel 6 Komposisi penduduk Desa Aeng Sareh 2013 berdasarkan usia Umur Laki - laki Perempuan Jumlah Persentase (%)

Sumber : Data Polindes Aeng Sareh 2013

Agama yang dianut oleh penduduk Desa Aeng Sareh adalah agama Islam. Agama tersebut dianut oleh 4322 jiwa termasuk penduduk pendatang yang telah lama menetap dikawasan tersebut.Tingkat pendidikan di Desa Aeng Sareh sudah cukup baik. Hal ini dilihat dari jumlah penduduk yang telah mencapai pendidikan tingkat atas adalah sebanyak 862 orang dan 327 orang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Namun, tidak sedikit pula dari mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya, hal ini bisa dilihat dari jumlah tamatan jenjang pendidikan setiap tingkatan yang sangat berbeda jauh terutama jumlah tamatan SLTP yang sebanyak 1114 orang dan tamatan SMA yang sebanyak 862 orang. Penduduk Desa Aeng Sareh berdasarkan tingkat pendidikan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Komposisi penduduk Desa Aeng Sareh 2013 berdasarkantingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah(orang) Persentase (%) Tidak pernah sekolah 76 1.79 Tidak / belum tamat sekolah 718 16.72 Tamat SD / sederajat 1177 27.56 Tamat SLTP / sederajat 1114 26.07 Tamat SMA / sederajat 862 20.12 Perguruan tinggi / akademik 327 7.72

Jumlah 4274 100

Sumber : Data Polindes Aeng Sareh 2013

(31)

20

Desa Aeng Sareh berdasarkan jenis pekerjaannya bisa dilihat dari Tabel 8 yang ada diatas.

Tabel 8 Komposisi penduduk Desa Aeng Sareh 2013 berdasarkan jenis pekerjaan (usia 17 tahun keatas)

Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%) Petani, Nelayan, Peternak, Pemburu 939 30.56

Pekerja / Buruh Kasar 376 12.24

Pengrajin 56 1.82

Pedagang 532 17.31

Pegawai Negeri Sipil 183 5.96

Karyawan Swasta 278 9.05

Pensiunan 97 3.20

Tenaga Usaha Jasa 211 6.87

Tidak Bekerja 401 13.05

Jumlah 3073 100

Sumber : Data Polindes Aeng Sareh 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor Internal

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan pada penelitian ini sangat beragam dari lulusan SD sampai dengan lulus sarjana. Sebanyak 10 orang petani garam di Desa Aeng Sareh merupakan lulusan SD (Sekolah Dasar), 4 orang merupakan lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama), 16 orang lulusan SMA (Sekolah Menengah Atas), 1 orang petani lulusan Diploma, 2 orang petani lulusan sarjana dan 2 orang petani tidak tamat sekolah. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa kebanyakan pendidikan petani garam di Desa Aeng Sareh merupakan lulusan SMA. Data selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan formal Tingkat Pendidikan Formal Jumlah (orang) Persentase (%)

Lulusan SD 10 28.60

Lulusan SMP 4 11.40

Lulusan SMA 16 45.70

Tidak Tamat 2 5.70

Lulusan Diploma 1 2.90

Lulusan Sarjana 2 5.70

Jumlah 35 100

(32)

21 disimpulkan bahwa seiring berkembangnya zaman, penduduk semakin peduli terhadap pentingnya pendidikan.

Lama Menjalankan Usaha

Petani garam di Desa Aeng Sareh ini merupakan petani garam yang melakukan usahanya secara turun menurun dan lebih mengandalkan pengalamannya dalam melakukan usahanya. Jadi kebanyakan dari petani garam tersebut merupakan petani garam yang sudah lama menjalankan usahanya. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh dari responden seperti dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Sebaran responden berdasarkan lama menjalankan usaha Lama Menjalankan Usaha (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

3-16 18 51.40

17-29 11 31.40

30-40 5 14.30

41 > 1 2.90

Jumlah 35 100

Pada penelitian ini dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu antara 3-16 tahun, 17 - 29 tahun, 30 - 40 tahun, dan lebih dari 41 tahun. Dari data diperoleh sebanyak 18 orang petani garam telah melakukan usahanya selama 3 - 16 tahun dengan persentase 51.40 persen. Sebanyak 11 orang petani garam melakukan usahanya selama 17 - 29 tahun dengan persentase 31.40 persen. Sebanyak 5 orang petani garam melakukan usahanya selama 30 - 42 tahun. Sedangkan sebanyak 1 orang petani garam telah melakukan usahanya selama lebih dari 41 tahun.

Pertumbuhan usaha berdasarkan lama menjalankan usaha bertani garam tertinggi diperoleh oleh pengusaha dengan lama 3 hingga 16 tahun dan terendah diperoleh oleh pengusaha dengan lama lebih dari 41 tahun.

Pendapatan

Pendapatan petani garam di Desa Aeng Sareh dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya petani garam dengan jumlah pendapatan Rp. 500.000 – Rp. 750.000 berjumlah 2 orang dengan persentase 5.70 persen. Rp. 750.001 – Rp. 1.000.000 berjumlah 4 orang dengan persentase 11.40 persen. Rp. 1.000.001 – Rp. 2.500.000 berjumlah 8 orang dengan persentase 22.90 persen. Rp. 2.500.001 – Rp. 5.000.000 berjumlah 16 orang dengan persentase 45.70 persen. Rp. 5.000.001 – Rp. 10.000.000 berjumlah 5 orang dengan persentase 14.30 persen. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Sebaran responden berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Rp. 500.000 – Rp. 750.000 2 5.70

Rp. 750.001 – Rp. 1.000.000 4 11.40 Rp. 1.000.001 – Rp. 2.500.000 8 22.90 Rp. 2.500.001 – Rp. 5.000.000 16 45.70 Rp. 5.000.001 – Rp. 10.000.000 5 14.30

(33)

22

Tabel 11menunjukkan bahwa 16 orang petani garam dari 35 responden di Desa Aeng Sareh memilik rata - rata pengasilan sebesar Rp. 2.500.001 sampai Rp. 5.000.000 perton setiap musimnya. Dengan pendapatan Rp. 2.500.001 sampai Rp. 5.000.000 para petani garam rakyat sudah mampu untuk menyekolahkan anaknya dan memenuhi kebutuhan sehari – harinya. Selain itu meraka juga sudah mampu menunaikan ibadah haji dari penghasilan usaha bertani garamnya tersebut.

Faktor Eksternal

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga terkadang mempengaruhi tingkat karakteristik wirausaha petani garam dalam berbagai hal seperti dapat dilihat dalam Tabel 12.

Tabel 12 Pengaruh faktor lingkungan

Pengaruh Faktor Lingkungan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Tidak 12 34.30

Ya 23 65.70

Total 35 100

Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa faktor lingkungan mempengaruhi karakter dan juga keberhasilan suatu usaha sebesar 65.70 persen. Jadi keberhasilan ataupun kegagalan suatu usaha tidak dapat dilepaskan dari masalah lingkungan yang dihadapi oleh pelaku usaha, pelaku usaha disini yaitu para petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh. Menurut petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh faktor lingkungan disini merupakan faktor lingkungan sosial yang ada disekitar kehidupan petani garam. Ketika para petani garam memiliki lingkungan sosial yang baik maka akan sejalan dengan keberhasilan usahanya bengitupun sebaliknya apabila para petani garam memiliki lingkungan sosial yang tidak baik maka usahanya akan kurang baik. Karena menurut petani garam rakyat yang ada di Desa Aeng Sareh faktor lingkungan (sosial) sangat berpengaruh dengan keberhasilan usaha.

Faktor Iklim

Faktor iklim disini jelas sangat mempengaruhi pendapatan petani garam karena apabila curah hujan tinggi maka para petani garam akan gagal panen dan otomatis merugi karena kondisi tambak garam di Desa Aeng Sareh ini masih bersifat tradisional. Hal ini selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Pengaruh faktor iklim

Pengaruh Faktor Iklim Jumlah (Orang) Persentase (%)

Tidak 4 11.40

Ya 32 88.60

Total 35 100

(34)

23 mempengaruhi keberhasilan usaha dengan persentase 11.40 persen. Karena para petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh masih melakukan usahanya dengan cara tradisional yang masih menggunakan energi panas matahari dan angin untuk menguapkan air laut menjadi kristal garam. Garam rakyat tradisional ini umumnya dibuat dengan cara menimba air laut, kemudian dimasukkan ke dalam ladang atau tambak penguapan sehingga langsung dihasilkan kristal garam. Keberhasilan pembuatan garam dengan sistem tradisional ini sangat ditentukan oleh kualitas air laut sebagai bahan baku utama dan juga faktor iklim. Desa Aeng Sareh memiliki iklim yang tropis yang ditandai dengan adanya dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung antara bulan Oktober sampai bulan April sedangkan musim kemarau berlangsung antara bulan April sampai bulan Oktober.

Rata – rata curah hujan di Kabupaten Sampang adalah 917. 8 mm/tahun, sedangkan rata – rata jumlah hari – hari hujan mencapai 6.47 hh/tahun. Dan rata – rata – rata hujan di Kecamatan Sampang sendiri sebesar 870.8 mm/tahun, sedangkan rata – rata jumlah hujan hari – hari mecapai 5.08 hh/tahun (Bappeda Sampang 2010). Curah hujan merupakan salah satu variabel penting didalam kesesuaian petani garam rakyat. Karena semakin rendah curah hujan, maka semakin baik untuk para petani garam melakukan usahanya.

Faktor Pesaing

Faktor pesaing disini menurut para petani garam di Desa Aeng Sareh tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha, karena sebagian besar petani garam di Desa Aeng Sareh ini masih ada hubungan saudara atau hubungan darah antara petani satu dengan petani lainnya. Selain itu juga para petani di Desa Aeng Sareh ini juga mendapatkan lahannya dari turun menurun dan juga harta warisan. Hal ini bisa dilihat didalam Tabel 14 faktor pesaing.

Tabel 14 Pengaruh faktor pesaing

Pengaruh Faktor Pesaing Jumlah (Orang) Persentase (%)

Tidak 25 71.40

Ya 10 28.60

Total 35 100

Dari Tabel 13dapat dijelaskan bahwa faktor pesaing tidak mempengaruhi keberhasilan usaha, hal ini bisa dilihat dari jawaban responden sebanyak 25 orang dari 35 responden menjawab tidak berpengaruh dengan persentase 71.40 persen dan sebanyak 10 orang menjawab ya berpengaruh dengan persentase 28.60 persen. Jadi faktor pesaing tidak mempengaruhi keberhasilan usaha petani garam di Desa Aeng Sareh. Karena sebagian besar para petani yang berada di Desa Aeng Sareh ini memiliki hubungan keluarga antara para petani garam satu dengan yang lainnya, jadi mereka menjunjung tinggi asas kekeluargaan. Para petani garam yang menjawab “ya” yakni para petani garam yang beranggapan adanya pesaing usaha dari desa – desa yang berdekatan dengan Desa Ang Sareh.

Faktor Sarana dan Prasarana

(35)

24

keberhasilan suatu usaha. Sarana dan prasarana juga sangat berpengaruh dalam strategi untuk menuju keberhasilan usaha. Pengaruh faktor sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Pengaruh faktor sarana dan prasarana

Pengaruh Faktor Sarana dan Prasarana

Jumlah (Orang) Persentase (%)

Tidak 8 22.90

Ya 27 77.10

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa faktor sarana dan prasarana mempengaruhi tingkat keberhasilan usaha di Desa Aeng Sareh menurut 27 orang petani. Sesuai dengan apa yang ditemukan di Desa Aeng Sareh seperti akses jalan menuju tambak – tambak garam yang masih rusak, hal ini menghambat akses perdagangan garam. Karena para pengepul hanya mau membayar diatas truk yang berada dijalan raya, hal ini yang menyebabkan para petani garam harus mengeluarkan biaya lagi untuk membayar buruh angkut. Namun apabila akses jalan menuju tambak garam dalam kondisi bagus maka akan menguntungkan petani karena petani garam tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membayar buruh angkut.

Karakter Wirausaha Petani Garam Rakyat di Desa Aeng Sareh

Fokus pada penelitian ini adalah para petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh. Hal–hal yang diteliti meliputi kepercayaan diri, berorientasi tugas dan hasil, keberanian terhadap risiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi masa depan. Setiap karakter diukur menggunakan kuesioner, dengan masing–masing karakter diwakili oleh lima pernyataan.Setiap indikator pada kuesioner akan dihitung skornya dan juga rataannya. Rataan skor untuk setiap indikator karakter wirausaha bisa dilihat didalam Tabel 16.

Tabel 16 Rataan skor karakter wirausaha petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh

Karakter Wirausaha Rataan Skor Kategori Kepercayaan diri 66.86 Sedang

Orientasi tugas 51.77 Tidak sesuai Risiko

(36)

25 responden setuju dengan beberapa pertanyaan yang menyangkut kepemimpinan. Begitu pula dengan kepercayaan 66.86, risiko 68.23, keorisinilan 70.29 , dan juga masa depan 70.06. Keempat karakter ini juga menunjukkan skor yang tinggi sehingga menunjukkan bahwa responden setuju dengan beberapa pertanyaan mengenai keempat karakter tersebut.

Kepemimpinan

Berdasarkan penilaian petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang, karakter kepemimpinan merupakan prioritas utama karakter wirausaha yang sesuai karena memiliki nilai mean sebesar 72.57. Artinya, kepemimpinan memiliki kesesuaian yang tinggi dengan karakteristik diri petani. Karakteristik kepemimpinan dibutuhkan oleh petani untuk mengkoordinasi dan memberi arahan kepada pegawai dalam mengelola usaha pertanian garam rakyat. Pemimpin sangat diperlukan untuk menjalankan suatu usaha karena menurut Kartono (1991), pemimpin adalah seorang yang memiliki kecakapan dan kelebihan sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan petani sangat diperlukan terutama dalam proses perekrutan pekerja, proses bertani, dan penjualan sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. Karakter kepemimpinan seperti bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang bermakna bahwa petani menghargai setiap potensi pekerja yang berbeda-beda sesuai kemampuan yang dimiliki oleh setiap karyawan, tidak membeda-bedakan karyawan dalam bergaul, mendengar keluhan dan terbuka terhadap kritik serta saran yang disampaikan oleh pekerja. Karakter ahli dibidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan yang memadai berguna untuk memperdalam pengetahuan petani tentang usaha pertanian garam rakyat sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen, disiplin dan bijaksana merupakan karakter kepemimpinan yang penting dalam berwirausaha guna menggerakkan dan mengorganisasikan pekerja dan sebagai panutan pekerja dalam memimpin usaha pertanian garam rakyat.

Keorisinilan

(37)

26

Masa Depan

Karakter masa depanmenempati prioritas ketiga sebagai karakter wirausaha yang diperlukan dalam menjalankan usaha pertanian garam rakyat menurut petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh, Kecamatan Sampang dengan nilai rataan (mean) sebesar 70.06 yang terkategori sesuai dengan karakter petani.

Petani garam rakyat yang berorientasi masa depan memiliki perspektif, visi, misi, dan berpandangan jauh kedepan yang jelas agar langkah-langkah yang disusun untuk mengelola usaha jelas dan dapat direlisasikan. Sikap perspektif membuat petani tidak terlalu mempersoalkan apa yang terjadi kemarin, tetapi lebih mempersoalkan apa yang akan terjadi besok. Dengan demikian petani selalu berusaha mencapai hasil yang lebih baik setiap harinya. Visi dan misi digunakan sebagai pedoman dalam menetapkan langkah yang tepat bagi kelangsungan usaha pertanian garam rakyat yang dikelola.Pada umumnya visi dan misi petani tidak pernah didokumentasikan secara tertulis.Walaupun tidak didokumentasikan secara tertulis, setiap petani telah memiliki gambaran tentang visi dan misi dalam pikirannya sejak awal mendirikan usaha pertanian garam rakyat. Dalam menjalankan usahanya, petani berpedoman kepada visi dan misi. Berpandangan jauh kedepan bermakna bahwa petani telah memikirkan bagaimana kondisi usahanya 10 tahun yang akan datang. Hal ini membuat petani akan berusaha untuk mengembangkan usahanya secara bertahap menjadi bisnis usaha yang potensial di masa depan.

Risiko

Karakter wirausaha yang menjadi prioritas keempat dalam menjalankan usaha pertanian garam rakyat menurut petanigaram rakyat di Desa Aeng Sareh, Kecamatan Sampangadalah risiko yakni dalam hal pengambilan risiko dengan nilai mean sebesar 68.23 yang terkategori sesuai dengan karakter petani. Karakter risiko yang sesuai pada diri petani juga mengidentifikasikan bahwa petani memiliki kecenderungan untuk mencari peluang dan memperoleh keuntungan, berani terhadap risiko (risk taker), dan memiliki keyakinan pada diri sendiri yang sangat tinggi.Kemampuan mencari peluang dan memperoleh keuntungan sangat berguna dalam menghadapi persaingan bisnis sehingga dapat memanfaatkan kesempatan dan peluang usaha semaksimal mungkin. Keberanian menghadapi risiko dan keyakinan pada diri sendiri membuat petani berani mengambil tantangan dengan memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi secara realistis.Karakteristik menyukai tantangan juga semakin memperkuat karakteristik keberanian mengambil risiko pada diri petani.Keberanian pengambilan risiko merupakan modal penting dalam berwirausaha pertanian garam rakyat, sesuai dengan pendapat Alma (2003) bahwa kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama wirausaha.

(38)

27 garam. Pada umumnya risiko produksi yang terjadi sektor pertanian diakibatkan oleh adanya ketergantungan yang tinggi terhadap alam seperti cuaca dan iklim, hamadan penyakit, temperatur udara, serta pergantian musim. Risiko produksi berpengaruh secara nyata terhadap penurunan produksi dan dapat menyebabkan kematian pada tanaman garam rakyat. Risiko pasar menurut petani adalah risiko yang terjadi karena hasil produksi garam rakyat tidak laku terjual di pasaran. Kepercayaan Diri

Menurut petani garam rakyatdi Desa Aeng Sareh, Kecamatan Sampang, karakterkepercayaan diri menempati posisi kelima sebagai karakter wirausaha dengan mean sebesar 66.86 dan termasuk kategori sedang atau cukup sesuai dengan karakter diri petani. Karakter kepercayaan diri pada petani terlihat dari sikap berani memulai usaha pertanian garam rakyat hingga berjalan sampai saat ini.

Karakter kepercayaan diri dalam diri petani garam rakyat antara lainberpandangan optimis dan bekerja secara optimal, tanggung jawabdan percaya dengan kemampuan yang dimiliki. Karakter selalu berpandangan optimis pada diri petani menjadikan petani garam rakyat memiliki semangat pantang menyerah dalam menjalankan usahanya dan selalu berfikiran positif terhadap hasil kerja keras yang telah dilakukan.Karakter selalu berpandangan optimis diperkuat dengan adanya karakter bekerja secara optimal guna menghasilkan produk pertanian garam rakyat yang terbaik.Kedua karakter yang saling melengkapi ini membuat petani garam rakyat merupakan sosok pengusaha pekerja keras dalam menjalankan usaha pertanian garam rakyat dengan pemikiran yang positif. Sikap bertanggung jawab dan percaya dengan kemampuan yang dimiliki. Sikap bertanggung jawab ditunjukkan petani dengan berani menerima konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil. Sikap percaya pada kemampuan yang dimiliki merupakan modal dasar dalam menumbuhkan sikap percaya diri pada petani garam rakyat. Dengan percaya pada kemampuan yang dimiliki, membuat petani garam rakyat berani menghadapi persaingan usaha di pasaran.

Orientasi Tugas

(39)

28

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Karakter Wirausaha

Tabel 17 Uji korelasi Rank Spearman hubungan antara faktor internal dengan karakter wirausaha

Faktor Internal

*. Correlation is significant at the 0.10 level (2-tailed).

(40)

29 keorisinilan sebesar -0.162 pada taraf α = 0.10, artinya semakin tinggi pendapatan maka menurunkan keorisinilan pada usaha yang dijalankan. Karena para petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh sudah melakukan beberapa inovasi dalam menjalankan usaha garamnya dengan cara melakukan penambahan teknologi seperti mesin pompa air yang mempunyai kegunaan untuk mempercepat pengaliran air laut kedalam tambak – tambak garam yang sudah disediakan sebelumnya oleh para petani.

Hubungan Antara Faktor Ekternal dengan Karakter Wirausaha

Tabel 18 Uji korelasi Rank Spearman hubungan antara faktor eksternal dengan karakter wirausaha

Faktor Eksternal

*. Correlation is significant at the 0.10 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ***. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(41)

30

maka kepercayaan diri dan risiko meningkat namun kepemimpinan menurun. Artinya, bahwa semakin tinggi kepercayaan diri untuk mengambil keputusan maka untuk menghadapi risiko juga akanmeningkat namun kepemimpinan menurun. Kepercayaan diri dari responden dapat dilihat dari tidak bergantungnya mereka pada orang lain, terutama didalam pemasaran. Dalam pemasaran petani garam di Desa Aeng Sareh menjual sendiri kepada pengepul garam dari berbagai perusahaan-perusahaan garam yang ada.

Faktor eksternal iklim berkorelasi signifikan positif dengan kepercayaan diri, risiko, keorisinilan dan masa depan. Sedangkan iklim berkorelasi negatif dengan orientasi tugas. Menurut petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh apabila iklimnya sedang bagus meraka tambah percaya diri untuk mengambil risiko dengan cara melakukan beberapa inovasi – inovasi dalam melakukan usaha bertani garamnya.

Faktor eksternal pesaing berkorelasi signifikan positif dengan masa depan. Jika pengaruh pesaing semakin tinggi maka berorientasi masa depan semakin tinggi. Artinya, bahwa semakin banyak pesaing dalam usaha bertani garam yang ada diluar Desa Aeng Sareh maka para petani garam yang ada di Desa Aeng Sareh akan memacu semangatnya untuk lebih giat lagi melakukan usaha garamnya agar mencapai keberhasilan usaha. Supaya usaha bertani garamnya di masa depan tetap berlangsung dengan cara memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Faktor eksternal sarana prasarana berkorelasi signifikan dengan kepercayaan diri dan risiko.Jika sarana prasarana meningkat maka kepercayaan diri dan berani mengambil risiko semakin tinggi. Menurut petani garam di Desa Aeng Sareh apabila faktor sarana dan prasarana semakin membaik para petani garam akan semakin berani untuk mengambil risiko untuk mencapai keberhasilan usaha bertani garamnya.

Hubungan Antara Perilaku Wirausaha dengan Keberhasilan Usaha

Tabel 19 Uji korelasi Rank Spearman hubungan antara perilaku wirausaha dengan keberhasilan usaha

Perilaku Wirausaha Keberhasilan Usaha Pengetahuan Wirausaha Correlation Coefficient 0.297*

Sig. (2-tailed) 0.083

N 35

Sikap Wirausaha Correlation Coefficient 0.450**

Sig. (2-tailed) 0.007

N 35

Tindakan Wirausaha Correlation Coefficient 0.463**

Sig. (2-tailed) 0.005

N 35

Gambar

Tabel 1Jumlah Angkatan kerja dan pengangguran tahun 2012 - 2013
Tabel 2 Kebutuhan garam nasional tahun 2007-2011
Tabel 3 Produksi garam nasional berdasarkan provinsi tahun 2007-2011
Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

2 minggu sebelum masuk RS pasien merasa sakit di perut bagian bawah yang semakin lama semakin bertambah berat, nyeri dirasakan muncul tiba-tiba saja dan dirasakan terus

Abstrak. Target yang akan dicapai melalui IbM adalah pada aspek produksi dan manajemen. Aspek produksi, yaitu meningkatnya teknologi produksi pembuatan souvenir,

mengetahui manfaat dari pembelajaran talking stick ini, sehingga didapat bahwa pengisian dari angket tersebut dapat diperoleh hasil dari jawaban angket awal siswa yang

Pada tahun 2000 Kepala Negara dari seluruh dunia atas studi dan kesimpulan PBB sepakat untuk mengarahkan dan mengukur pembangunan berbasis manusia dan masyarakat dalam

Hasil analisis fuzzy QFD pada contoh kasus layanan diklat memberikan gambaran bagi manajemen mengenai prioritas harapan pelanggan pengguna jasa diklat, prioritas perbaikan

Sementara Sudibyakto (2007) menyatakan bahwa pengelolaan pulau-pulau kecil di Indonesia menjadi sangat penting manakala dampak perubahan iklim berupa kenaikan muka air laut

Setelah terjadi longsoran ketiga Aan membantu mengerahkan semua warga yang dekat yang tempat longsor untuk menjauh dari tempat longsor sampai jarak 500 meter dekat dengan

Tetapi masih terdapat beberapa masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa, antara lain seperti mahasiswa tidak dapat mengunduh materi perkuliahan secara