Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Disusun oleh:
RAFIKI 1 0 6 0 4 6 1 0 1 6 8 2
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
RAFIKI NIM. 106046101682
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM Abdurrauf, Lc, MA
NIP. 195406181981031005 NIP. 197312152005011002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 22 Juni 2011 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 195505051982031012
Sekretaris : Mu’min Rouf, MA.g
NIP. 197004161997031004
Pembimbing I : Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM NIP. 195406181981031005
Pembimbing II: Abdurrauf, Lc, MA
NIP. 197312152005011002
Penguji I : Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag NIP. 196511191998031002
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
Syarif (UIN) Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
(UIN) Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif (UIN)
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Mei 2011
Syariah). Skripsi, Program Studi Muamalat, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Kartu kredit yang identik dengan “perilaku konsumtif”, kini sedikit diluruskan penggunaannya dengan hadirnya Hasanah Card yang memberikan warna baru dalam dunia kartu kredit di Indoneia. Yaitu dengan program wirausahanya yang mendapat rekor bisnis (ReBi) sebagai kartu kredit pertama yang menginspirasi berwirausaha. Untuk itu perlu adanya penelitian tentang bagaimana proses untuk memiliki wirausaha. Dengan adanya informasi terebut, diharapkan dapat memberikan motivasi khususnya kalangan menengah ke atas, untuk mempunyai usaha yang berprinsip syariah. Dengan lahirnya usaha-usaha baru tersebut, setidaknya dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme atau proes yang dilakukan nasabah Hasanah Card untuk berwirausaha. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi data tertulis atau lisan yang dihasilkan dari wawancara dan observasi pada BNI Syariah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa relatif mudah bagi pemegang Hasanah Card untuk berwirausaha. Dengan menelpon BNI Call Centre, memilih varian bisnis dan menyetujui kesepakatan antara BNI Syariah dengan pihak kedua (frenchiser), nasabah dapat memiliki sebuah bisnis atau usaha yang telah familiar dan diterima masyarakat.
in its usage. By the present of Hasanah Card which gives something new about credit card in Indonesia, Hasanah Card provides entrepreneurship program that achieve from Rekor Bisnis (ReBi) as the first credit card which gives inspiration for entrepreneurship (BNI Hasanah Card). Because of that, it is necessary to do research abaout how the process to be an entrepreneur. Through this information is expected that it can give a motivation, especially for society in high level to build business, at least it can decrease the poverty and jobless in Indonesia. The aim of this research is to know the mechanism or the process which is done by the customer of Hasanah Card to do the entrepreneurship. This research uses qualitative method that producing the description about written or spoken words. The description of written or spoken words are produced through doing the interviewing and observation to BNI Syariah. The result of this research shows that it’s easy relatively for the customer of Hasanah Card to do the entrepreneurship, they can call BNI centre, choose the type of business and appoint the agreement between BNI Syariah and the franchiser. The customer can have the bussness which is familiar and accepted by the society.
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur selayaknya hanya kita panjatkan kehadirat Rabb Semesta
Alam Sumber Segala Ilmu Pengetahuan, Yang Maha Agung, Allah SWT, atas segala
limpahan karunia dan rahmatNYA yang tak terkira, serta atas segala Ilmu dan
Hidayah sampai kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam senantiasa selalu penulis panjatkan kepada da’i sejati
suri tauladan junjungan alam yang membawa umat manusia, sehingga saat ini bisa merasakan indahnya Islam yang telah dibawa oleh baginda Nabi Muhammad SAW.
Terlepas dari kekurangan dan keterbatasan penulis, atas izin Allah, penulis dapat menyelesaikan tugas ini walaupun dalam meniti dan merangkai kata menjadi
naskah mengalami berbagai macam kesulitan dan rintangan. Namun penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah
membantu sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA., MM., Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak Mu’min Rauf M.Ag. Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan
pengarahan dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir
penulisan skripsi ini.
4. Bapak, Dr. Muhammad Taufiki MA.g dan Bapak, Dr. H. Umar Al Haddad, MA, selaku Penguji I dan II, atas pengarahannya dan alhamdulillah ’akhirnya’
memberikan kelulusan kepada penulis. Sangat menarik dan berkesan ketika
menjalani ujian sidang selama kurang lebih 2 jam.
5. Bapak Nova Arianto sebagai staff SDM, Bapak Anjar Prakoso dan Bapak
Widjanarko DS sebagai staff pembiayaan, yang telah banyak membantu
penulis untuk mendapatkan data di BNI Syariah pusat.
6. Segenap pimpinan dan staff Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.
7. Segenap pimpinan serta staff perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, atas
kemudahan yang penulis rasakan selama pengumpulan literatur.
8. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah
atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu yang telah didapat oleh
penulis dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
9. KAHFI Public Speaking School, khususnya kepada Bpk. Tubagus Wahyudi
(Om-B), kepada kakak-kakak dan teman-teman angkatan sekarang, flash
1-sekarang. terima kasih yang sebesar-besarnya, KAHFI membuat penulis
10.Ayahanda dan Ibunda tercinta H. Lukman Hakim dan Hj. Maisunah yang
selalu penulis cintai dan sayangi, terima kasih atas pengorbanan dan kasih
sayangnya selama ini. karena doa, kesabaran, kasih sayang dan dorongan yang
telah diberikan kepada penulis, tak lupa kepada kakakku beserta suami,
Rahmi & B’choy, adik-adikku Dianati, Rusofi dan A. Riyadi, serta
kopanakanku Mufid (Ibrahimufid) & Azkiya, yang tak henti-hentinya
memberikan semangat, sehingga penulis mendapat kekuatan untuk
menyelesaikan skripsi ini hingga akhir.
11.Special Thanks to “adequ” tercinta Nur(spasi)Octoviyana(spasi)Rahmah. Kau bagaikan angin di bawah sayapku… sendiri aq tak bisa seimbang… apa
jadinya bila kau tak di sisi,.. (nyontek dikit ya piyu…^ ^..). Taukah kamu apa yang qu minta di setiap doa sepanjang hariqu…? (nyontek dikit ya wali…^ ^..)
terima kasih ya de atas semuanya……, semoga apa yang qta cita-citakan bisa
tercapai. Amiiin. Tak lupa kepada yana, Ibu Imas, dan Bpk. Supriyatna,
terima kasih banyak atas motivasi dan doanya.
12.Sahabat-sahabat seperjuanganku di Program Studi Muamalat Perbankan
Syariah Reguler angkatan 2006 kelas A, B, C, terutama untuk PS_D, Pipin,
Rafficy, QQ, QQ Uut, Upeh, Vikry, Dondy, Pupung, Wanceng, Muhtadi,
Ocke, Syawal, Ryandar, Samsule, Tama, Ali, Zuhri, farhan, Ulil, Rudi S, Rudi
kepada penulis selama menimba ilmu di perkuliahan. semoga silaturahmi kita
tetap terjaga. Amiin. Teman-temannya Dian di (PBI), Syifa, Aini, Silmi, dkk.
yang telah membantu penulis dalam pembuatan Abstract,Thanks a lot y…..
13.Teman-teman kosan, Billy, Zoyya, Yudhi, Boman, Firman, Yuli (de’ ipar)
Culay, Pemau, Bewox, Mamen, Cina, Udin, dkk. Teman-teman PS_lain, Putri
(utie), Cholis, Dina, Nova, Egry, Defri, Saman, Basir, Faiz, Alan, Syukron
dkk. Teman-teman di As-syafi’iyah K’mansah, Aldi, Lady, K’hafiz, Iyal, Kk-qu K’Yuli, Kang Aep, Benjol, Kanzoel, Enduh, Andri, Yorlan, Reza Bibir,
Fauzan, dkk. Teman-teman di Bandung, Cimonx, Mansur, Ari, Asep, Nda,
Elis, Lely, Iis, Syukron, Kk- LC ITB: Kang Demi, Teh Uuh, dkk.
Teman-teman SG & Staff Mizan, Ardi, Tedy, Teguh, Acid, K’muti, Hana, Fadli, B’ Pai, B’ Husni, B’arab, dkk. khususnya Mba Anggi.. terima kasih banyak ya.
14.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi
ini baik moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Jazakumullahu Khoirul Jaza
Jakarta, 26 Juni 2011
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6
C. Studi Review Terdahulu ... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual ... 9
F. Metode Penelitian... 12
G. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Wirausaha 1. Pengertian Wirausaha ... 17
2. Ruang Lingkup Wirausaha ... 19
1. Pengertian Kartu Kredit Syariah ... . 29
2. Dasar Hukum Kartu Kredit Syariah ... 32
3. Akad yang digunakan dalam Kartu Kredit Syariah ... 36
4. Ketentuan Umum Fatwa MUI Tentang Kartu Kredit Syariah... 48
BAB III GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH A. Sejarah BNI Syariah ... 53
B. Visi & Misi BNI Syariah ... 54
C. Struktur Organisasi BNI Syariah ... 55
D. Produk-Produk BNI Syariah ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Aplikasi Hasanah Card 1. Perkembangan Pembiayaan Hasanah Card ... 62
2. Akad yang digunakan pada Hasanah Card... 63
3. Proses Penerbitan dan cara kerja Hasanah Card ... 66
4. Sanksi yang terkait dengan Hasanah Card (ta’widh) ... 70
5. Fitur dan program dari Hasanah Card ... 72
6. Prosedur Pengajuan untuk Berwirausaha ... 75
[image:12.612.122.539.54.452.2]BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
Tabel 2.1 Perbedaan Kartu Kredit Reguler dengan Hasanah Card ... 31
Tabel 4.1 Perkembangan Hasanah Card ... 58
Tabel 4.2 Persyaratan dalam Mengajukan Hasanah Card ... 63
Gambar 2.1 Skema akad Kafalah ... 35
Gambar 2.2 Skema akad Ijarah ... 39
Gambar 3.1 Skema akad Qardh ... 43
Gambar 4.1 Aplikasi akad Kafalah ... 60
Gambar 4.2 Aplikasi akad Qardh ... 61
Gambar 4.3 Aplikasi akad Ijarah ... 62
Gambar 4.4 Skema Penerbitan Hasanah Card ... 64
A. Latar Belakang Masalah
M.A.W Brouwer, seorang psikolog, mengatakan bahwa bangsa Indonesia pada kenyataannya adalah bangsa “pegawai”. Masyarakat Indonesia lebih
tergerak untuk mengejar bentuk-bentuk pengakuan yang berwujud jabatan, status
dan gengsi sosial. Memburu uang seperti orang kemaruk adalah pekerjaan yang
hina karena dianggap sekadar memenuhi kebutuhan dasar dan naluri instingtif.
Bila melihat kenyataan yang ada, pengamatan psikologi ini benar adanya.
Sebagian besar masyarakat kita, kebanyakan dari kaum Muslim, memang masih
enggan mendedikasikan dirinya sebagai pengusaha. Banyak diantara kita yang
lebih memilih menjadi pegawai kantoran dengan gaji tetap dibandingkan menjadi
pengusaha yang memungkinkan mereka akan mendapatkan keuntungan yang
lebih besar.1
Berdasarkan data statistik dari BPS, terjadi penurunan penduduk miskin
dari Maret 2009 ke Maret 2010, dimana hanya terjadi pengurangan 1,5 juta jiwa
menjadi 13,33 persen2 atau bisa dikatakan masih terdapat 31,02 juta rakyat miskin
di Indonesia. Selain itu, angka pengangguran lulusan perguruan tinggi setiap
tahunnya terus bertambah, sudah saatnya kita tidak menunggu nasib dan uluran
1
Siti Najma, Bisnis Syariah dari Nol (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2007), h.5.
2Arif Punto Utomo, ”Kemiskinan vs Foya
tangan pemerintah belaka.3 Salah satu cara untuk mengurangi jutaan rakyat
miskin dan angka pengangguran tersebut adalah dengan mendirikan wirausaha.
Kehadiran bank syariah dengan filosofi bebas bunga memiliki signifikansi
tersendiri bagi upaya pembangunan ekonomi nasional. Sistem perbankan nasional
didominasi sistem bunga yang bagi sebagian besar masyarakat kelas menengah ke
bawah merupakan permasalahan yang krusial, karena dibebani oleh pikiran bukan
saja pada pengembalian modal pinjaman pokok, tetapi juga pada pengembalian
bunga. Lembaga perekonomian syariah tidak mengenal monopoli dan obligasi
yang melahirkan economic injustice, dan hanya dapat dinikmati oleh segelintir
orang yang pada gilirannya melahirkan social gap. Tingkat bunga yang tidak
mendukung berkembangnya ekonomi kerakyatan juga tidak dikenal karena
dianggap riba yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan nilai agama.4
Selain itu kebijaksanaan uang ketat yang masih diberlakukan untuk
meredam kegiatan spekulasi terhadap valuta asing tidak memungkinkan turunnya
tingkat spekulasi tehadap valuta asing tidak memungkinkan turunnya tingkat
bunga dalam waktu dekat. Dengan spesifikasi di atas, bank syariah memberikan
peluang kepada masyarakat luas, khususnya pengusaha kecil dan menengah untuk
memperoleh pembiayaan perbankan tanpa dibebani oleh pikiran negative spread
dari bunga. Dengan sistem bagi hasil, kedua belah pihak yang terlibat dalam
transaksi bisnis dapat menggunakan hak perefensiannya untuk menentukan
3
Faif Yusuf, Rahasia Jadi Entrepreneur Muda (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2008), h.15.
4
kelanjutan usaha mereka. Transaksi bisnis akan berlanjut jika terjadi tawar
menawar (bergaining) uang didasari atas prinsip kerelaan masing-masing kedua
belah pihak.5
Sebanyak 15 perusahaan memperoleh penghargaan dari Rekor Bisnis
(ReBi) atas prestasi yang berhasil diraih di kategori bisnis masing-masing.
Prestasi yang mendapat pengakuan adalah prestasi yang mencerminkan
keunggulan nyata di atas rata-rata industri serta terciptanya suatu jenis produk
maupun layanan. Menurut penggagas ReBi dan juga founder dari TERA
Foundation Handi Irawan D, kepada wartawan dalam acara ReBi di Hotel Mulia
Senayan, Jakarta Kamis (3/6/2010) malam, setiap penghargaan yang diberikan
haruslah relevan terhadap dunia bisnis dan memberikan nilai tambah bagi
konsumen.6
Adapun syarat-syarat dan ketentuan yang mendapatkan pengakuan dari
ReBi yakni selain memiliki keunggulan yang bersifat superior, juga merupakan
keunggulan yang inovatif. Selain itu, peserta juga memberikan data-data berupa
dokumentasi yang relevan dan yang terutama memberikan kontribusi bagi
perkembangan bisnis di Indonesia. Menurut Direktur Utama Harian Seputar
Indonesia (Sindo) Syafril Nasution, melalui ReBi ini, kelak di kemudian hari akan
tercipta produk-produk maupun perusahaan-perusahaan unggulan. Sehingga pada
akhirnya, konsumen akan menikmati kualitas produk maupun layanan yang
5
Muhammad, Bank Syariah: Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, h.84.
6Rheza Andhika Pamungkas, “
mereka harapkan. ReBi ini diselenggarakan TERA Foundation dengan
menggandeng Harian Sindo untuk bersama-sama memberikan pengakuan
terhadap prestasi-prestasi terbaik dalam dunia bisnis.7
15 Perusahaan Peneriman Pengakuan Rekor Bisnis (ReBi) Periode 3 Juni 20108
No Nama Perusahaan Kategori
1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Perusahaan Jasa Konstruksi dengan Sistem TeknologiTerinovatif (Adhi Concrete Pavement System) di Indonesia
2 PT Astra Otoparts Tbk. Perusahaan Spare Part Otomotif dengan Jaringan Terluas
3 PT Arwana Citramulia Tbk. Produsen Keramik Single Brand dengan PertumbuhanKapasitas Produksi Tercerpat 4 PT Garudafood Putra Putri
Jaya
Pelopor Kacang Kulit Biji Tiga (Kacang Garuda BIGA)
5 PT Garudafood Putra Putri Jaya
Pelopor Minuman Penunda Lapar Pertama di Indonesia(Okky Jelly Drink)
6 PT Indocemet Tunggal Prakarsa Tbk.
Pelopor Program Loyalitas yang Terintegrasi di Industri Semen
7 PT Kimia Farma Apotek Jaringan Apotek Terbanyak dengan 372 Outlet yang Tersebardi Seluruh Indonesia
8 Primagama Lembaga Pendidikan dengan Cabang Terbanyak
9 PT Aryan Indonesia (KIDZANIA)
Satu-satunya Taman Hiburan Anak (Edutainment Theme Park)yang Memiliki Marketing Partner Terbanyak
10 PT Telekomunikasi Selular Operator GSM Selular dengan Jumlah Pelanggan Terbanyak
11 PT Cerarufindo Pelopor Produksi Genteng Keramik Tipe
7Rheza Andhika Pamungkas, “15 Perusahaan Berprestasi Versi Rekor Bisnis (ReBi)”, artikel
diakses pada 20 Juli 2010 darihttp://www.primagama.co.id/main.php?hal=berita&id=91
8Eksekutif: Bacaan Pebisnis dan Gaya Hidup, “15 Perusahaan Penerima Pengakuan Rekor Bisnis (ReBi) Periode 3 Juni 2010”, artikel diakses pada 20 Juli 2010 dari
Primamandiri Mediterranean(Karang Pilang) Multicolor dan Flat Minimalist Multicolor
12 PT AIA Financial
Pelopor Program CSR di Industri Asuransi Jiwa yangMengembangkan Desa Binaan Secara Holistik & Berkelanjutan
13 PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk.
Kartu Kredit Pertama yang Menginspirasi Ber-Wirausaha (BNI Hasanah Card)
14 PT Hino Motors Sales Indonesia
Perusahaan Yang Menjual Bus dan Truk Kategori MediumHeavy Duty Terbanyak
15 PT Astra Daihatsu Motor
Mobil Penumpang Kategori Low MPV dengan PertumbuhanPenjualan Tertinggi di Tahun 2009 (Xenia)
Ditengah kehidupan masyarakat yang semakin sarat dengan berbagai penawaran konsumtif, penggunaan kartu kredit telah menjadi salah satu sarana
utama untuk mengakomodasi penawaran tersebut. Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh beragam kartu kredit yang ada telah menarik minat banyak orang untuk bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit. Untuk menangkap peluang
pasar yang menarik ini, perbankan syariah berinovasi dengan menciptakan produk-produk berbasis syariah, salah satunya adalah kartu kredit syariah. BNI syariah menjadi salah satu bank syariah di Indonesia yang menghadirkan kartu
kredit syariah bernama Hasanah Card. General Manager BNI syariah, Iwa Kustiwa, menjelaskan Hasanah Card merupakan produk pembiayaan berbasis kartu kredit yang memiliki berbagai macam keunggulan dari segi fitur, program,
maupun pricing.9 Di dalam BNI Syariah, untuk wirausaha terdapat dua kategori yaitu Wirausaha Hasanah yang menawarkan pinjaman dari Rp 50 juta hingga Rp
9
1 milliar dan Hasanah Card, yang bisa digunakan untuk mendapatkan pembiayaan Rp 3 juta sampai 50 juta.10
Penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang kategori yang kedua
tersebut, yaitu Hasanah Card Business Oppurtunity atau dalam tag-linenya adalah
Inspirasi Wirausaha BNI Hasanah Card, bisa dikatakan berwirausaha dengan
menggunakan kartu kredit syariah. Biasanya yang kita temui kartu kredit adalah
untuk keperluan konsumtif, jarang sekali kartu kredit bisa dimanfaatkan untuk
berwirausaha. Semoga dengan penelitian ini, bisa memotivasi masyarakat untuk
bertransaksi di Bank syariah, khususnya BNI syariah, dan memajukan negara
Indonesia dengan berwirausaha. Didasari uraian diatas, penulis bermaksud untuk
meninjau lebih dalam yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Mekanisme Berwirausaha dengan BNI Hasanah Card.”
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini pembahasan akan dibatasi pada Prosedur
berwirausaha dengan BNI Hasanah Card.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut:
1. Fitur dan Program apa saja yang ada pada BNI Hasanah Card?
2. Bagaimana Prosedur berwirausaha dengan BNI Hasanah Card?
10”Dorong Wirausaha Lewat Pembiayaan”,
3. Bagaimana Tinjauan Ekonomi Islam terhadap fitur, program, dan aplikasi dari
BNI Hasanah Card?
C. Review Studi Terdahulu
“Analisis kesesuaian prinsip syariah terhadap aplikasi Hasanah Card di
BNI syariah” oleh Firdaus, 105046103502, Mahasisiwa Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009. Skripsi
ini membahas tentang kesesuaian prinsip syariah terhadap aplikasi Hasanah Card
dan bentuk perjanjian antara BNI Syariah dengan Master Card dalam pembagian
kerja dan keuntungan.
“Potensi pasar kartu kredit syariah di kalangan nasabah BNI Syariah” oleh
Supiati, 105046101656, Mahasisiwa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010. Skripsi ini membahas
tentang minat, kebutuhan, pengetahuan, dan penilaian nasabah tentang kartu
kredit syariah.
Walaupun di dalam objek yang sama tetapi yang penulis bahas adalah
tentang mekanisme dari salah satu program dalam Hasanah Card yang bisa
dimanfaatkan untuk berwirausaha.
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Penulisan skripsi ini mempunyai tujuan umum dan khusus, antara lain:
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan
tentang bagaimana berwirausaha dengan BNI Hasanah Card.
2. Tujuan Khusus
Selain dari tujuan umum diatas, penulisan skripsi ini pun mempunyai
tujuan khusus yang hendak dicapai oleh penulis, antara lain:
a. Mengetahui Fitur dan Program apa saja yang ada pada BNI Hasanah
Card.
b. Mengetahui Bagaimana Prosedur berwirausaha dengan BNI Hasanah
Card.
c. Mengetahui Tinjauan Ekonomi Islam terhadap fitur dan program dari
BNI Hasanah Card.
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini antara lain :
1. Bagi penulis yang ”haus” akan wirausaha, dapat menambah pengetahuan
tentang cara berwirausaha melalui kartu kredit syariah, serta memberikan
nuansa baru tentang bagaimana cara membuat karya ilmiah yang baik.
2. Kepada bank, dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran kepada BNI
Hasanah Card dan kedepannya dapat dikembangkan agar lebih diminati oleh
masyarakat.
3. Secara Akademis penulisan skripsi ini juga merupakan wujud dari tanggung
jawab penulis pada Fakultas Syariah Jurusan Muamalah dalam rangka
Ekonomi Islam sebagai rujukan dan referensi untuk penulisan skripsi
berikutnya.
4. Bagi pihak lain, dapat juga digunakan sebagai informasi dan sumber ilmu
pengetahuan serta memberikan motivasi dalam berwirausaha.
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual
Kerangka Teori dalam penelitian ini membahas tentang tinjauan umum
mengenai wirausaha serta kartu kredit syariah yang terdiri dari pengertian
wirausaha, ruang lingkup, karakteristik, dan wirausaha dalam perspektif Islam.
Serta pengertian, dasar hukum, akad, ketentuan umum fatwa MUI tentang kartu
kredit syariah.
Kemudahan dalam berwirausaha menjadi sangat penting dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya informasi tentang cara
melakukan atau memulai wirausaha, diharapkan dapat memotivasi dan
memberikan salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Wirausaha adalah mereka yang selalu bekerja keras dan kreatif untuk
mencari peluang bisnis, mendayagunakan peluang yang diperoleh, dan kemudian
merekayasa penciptaan alternatif sebagai peluang bisnis baru dengan faktor
keunggulan.11 Sedangkan wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
11
Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai
usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.12
Kartu kredit yang biasanya adalah untuk keperluan konsumtif, saat ini
hadir dalam bank syariah dapat digunakan untuk keperluan produktif. BNI syariah
memberikan warna baru dalam dunia kartu kredit di Indonesia. Dengan hadirnya
program yang bernilai produktif ini, setidaknya dapat merubah mindset
masyarakat (yang menggunakan kartu kredit) tidak hanya digunakan untuk
konsumtif, tetapi juga dapat digunakan untuk produktif (wirausaha).
Kata kartu secara bahasa digunakan untuk potongan kertas kecil atau dari
bahan lain, diatasnya ditulis penjelasan yang berkaitan dengannya. Sementara kata i’itiman secara bahasa artinya adalah kondisi aman dan saling percaya. Dalam
kebiasaan didunia usaha artinya semacam pinjaman, yakni yang berasal dari
kepercayaan (pemberi pinjaman) terhadap peminjam dan sikap amanahnya serta
kejujurannya. oleh sebab itu, ia memberikan dana itu dalam bentuk pinjaman
dibayar secara tertunda.13
Definisi kartu kredit (dalam perbankan konvensional) secara terminologis
adalah uang plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang memungkinkan
pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan
pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah
bunga (finance charge), atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan. Atau
12
Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.6.
13
kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya yang dapat digunakan oleh
pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan
tertentu secara hutang.14
Berdasarkan fatwa No. 54/DSN-MUI/X/2006 Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia, yang dimaksud dengan kartu kredit syariah (syariah
card) adalah kartu yang berfungsi seperti kartu kredit yang hubungan hukum
(berdasarkan sistem yang ada) antara para pihak berdasarkan prinsip syariah
dengan ketentuan-ketentuan yang ada.
Di dalam BNI Syariah, untuk wirausaha terdapat dua kategori yaitu
Wirausaha Hasanah yang menawarkan pinjaman dari Rp 50 juta hingga Rp 1
milliar dan Hasanah Card, yang bisa digunakan untuk mendapatkan pembiayaan
Rp 3 juta sampai 50 juta.15 BNI Hasanah Card menyediakan solusi pembiayaan
untuk kebutuhan bisnis atau usaha dengan cara yang mudah dan ringan. Melalui
program cicilan nol persen, hingga 12 bulan (tanpa bunga dan biaya tambahan),
hanya dengan Rp 3.5 juta, pemegang kartu Hasanah Card telah dapat memiliki
satu dari 10 varian bisnis yang telah bekerja sama dengan BNI Hasanah Card.16
Penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang kategori yang kedua tersebut,
diharapkan dapat memotivasi masyarakat khususnya yang belum memiliki kartu
kredit atau telah memiliki kartu kredit konvensional agar bisa berpindah ke kartu
14
Shalah ash-Shawi dan Abdullah al-Muslih, Fikih Keuangan Ekonomi Islam (Jakarta: Darul Haq, 2008), h.299.
15”Dorong Wirausaha Lewat Pembiayaan”,
Republika, 13 November 2010, h.5.
kredit syariah dan bisa dimanfaatkan untuk berwirausaha yang berlandaskan
nilai-nilai syariah.
F. Metode Penelitian
Menurut Robert Bogdan dan Steven J. Taylor, yang dimaksud dengan
metodologi penelitian ilmiah adalah : “The process, principles and procedures by
which approach problem sand seek answers in the social sciences the tern
applies to how one conducts research”.17 Metodologi pada hakekatnya berusaha
untuk memberikan pedoman tentang cara-cara seseorang ilmuwan untuk
mempelajari, menganalisa, dan memahami lingkungan-lingkungan yang
dihadapinya. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian ialah usaha untuk
menghimpun serta menemukan hubungan-hubungan yang ada antara fakta-fakta
yang diamati secara seksama.
1. Jenis Penelitian
Apabila dikaitkan dengan ilmu pengetahuan jenis penelitian penulisan
skripsi ini yang utama yaitu:
a. Field Research ialah penelitian lapangan langsung kepada objek penelitian
yaitu pada Bank BNI Syariah.
b. Library Research ialah studi pustaka yang berkaitan dengan objek
penulisan atau penelitian tentang wirausaha dan kartu kredit syariah.
17
2. Pendekatan Penelitian
Adapun tipe atau pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
berupa penelitian langsung pada kantor pusat Bank BNI Syariah. Penelitian
ini juga menggunakan pendekatan content analisys yaitu melakukan
pengumpulan data dan informasi melalui arsip dan dokumen.
3. Jenis Data dan Sumber Data
Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif ialah data yang disuguhkan dalam bentuk dua parameter “abstrak”, atau data yang tidak
didasarkan dalam angka-angka (Kuantitatif).18
Selain itu penulis juga menggunakan dua sumber data yaitu:
a. Sumber data primer
Merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara),19dalam hal ini data yang diperoleh dari
pihak BNI Syariah, baik berupa wawancara maupun publikasi tercetak.
b. Sumber data sekunder
Yaitu data yang diperoleh oleh suatu organisasi atau perorangan dalam
bentuk yang sudah jadi berupa publikasi (pihak lain yang mengumpulkan
data dan mengolahnya), dalam hal ini data yang diperoleh dari
18
Boediono dan Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.6.
19
literatur kepustakaan seperti buku, majalah, internet, serta sumber lainnya
yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Observasi, dilakukan dengan melakukan mengamatan langsung
kelapangan dengan mendatangi nara sumber yakni pada bank BNI syariah,
untuk mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi pada lokasi penelitian.
b. Wawancara (interview), adalah cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek
yang diteliti (populasi atau sampel).20
c. Studi dokumentasi, menurut Irawan, studi dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian.
5. Teknik Pengolahan Data
a. Seleksi Data: setelah memperoleh data dan bahan-bahan yang ada, data
diperiksa satu persatu agar tidak terjadi kekliruan.
b. Klasifikasi Data: data diperiksa terlebih dahulu lalu diklasifikasikan dalam
bentuk dan jenis tertentu, kemudian diambil kesimpulan.
20
6. Teknik Analisa Data
Adapun dalam mengolah data, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif-analitis, yakni penelitian yang menggambarkan data
dan informasi yang berlandaskan fakta-fakta yang diperoleh dari lapangan
mengenai mekanisme berwirausaha dengan BNI Hasanah Card.
7. Teknik Penulisan
Adapun Teknik penulisannya menggunakan ”Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007”.
G. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan penulisan dan memahami isi penelitian
sebagaimana gambaran di atas, Penulis mencoba mengaplikasikan bahasan dalam
bentuk tulisan yang sistematis sebagai berikut :
BAB I : Penulisan diawali dengan pendahuluan yang menguraikan argumentasi seputar signifikasi studi ini. Selain itu, pendahuluan
diisi dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori dan kerangka
konseptual, metode penelitian, dan sistematika penulisan..
BAB II : Konsep wirausaha dan konsep kartu kredit syariah, yang berisi tentang konsep wirausaha, pengertian, ruang lingkup, karakteristik
wirausaha yang gagal dan berhasil, wirausaha dalam perspektif
digunakan dalam kartu kredit syariah dan ketentuan umum fatwa
DSN-MUI tentang kartu kredit syariah.
BAB III : Selanjutnya pembahasan diarahkan kepada gambaran umum tentang BNI Syariah, mencakup Sejarah, Visi & Misi, Struktur Organisasi,
dan Produk-produk BNI syariah.
BAB IV : Selanjutnya pembahasan tentang aplikasi Hasanah Card, yang terdiri dari perkembangan Hasanah Card, aplikasi akad, proses penerbitan
dan cara kerja, sanksi (ta’widh), fitur dan program Hasanah Card,
Prosedur pegajuan untuk berwirausaha, usaha-usaha yang dapat
dipilih oleh nasabah. Manfaat dari Hasanah Card terhadap nasabah,
merchant, dan bank. Serta tinjauan ekonomi Islam terhadap aplikasi
dari Hasanah Card,
A. Konsep Wirausaha
1. Pengertian Wirausaha
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata Wirausaha berasal dari
wira yang berarti unggul dan usaha adalah perbuatan/usaha. Jadi, wirausaha
adalah usaha-usaha yang mempunyai keunggulan tertentu untuk memodifikasi
produk lama menjadi produk baru, dengan menciptakan lapangan pekerjaan
yang memanfaatkan pemberdayaan manusia dan kekayaan alam lainnya.
Dalam bahasa inggris kewirausahaan adalah entrepreneurship.1
Entrepreneurship merupakan perilaku dinamik, menerima resiko, kreatif, serta
yang berorientasi pada pertumbuhan. Seorang entrepreneur merupakan
seorang individu yang menerima resiko, dan yang melaksanakan
tindakan-tindakan untuk mengejar peluang-peluang dalam situasi di mana pihak lain
tidak melihatnya atau merasakannya, bahkan ada kemungkinan behwa pihak
lain tersebut menganggapnya sebagai problem-problem atau bahkan
ancaman-ancaman.2
1
Lili Bariadi, Muhammad Zen, dan M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, cet-1 (Jakarta: CED, 2005), h.35-36.
2
Berbagai macam pendapat tentang pengertian kewirausahaan yaitu:
a. Joseph C. Schumpeter, mengatakan bahwa wirausaha adalah pelaku utama
dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya adalah untuk melakukan inovasi,
atau menciptakan kombinasi-kombinasi baru. Wirausaha melakukan suatu proses yang disebut dengan „creative destruction’ terhadap keseimbangan
pasar. Inovasi yang diciptakan oleh wirausaha akan menghanxurkan
keseimbangan yang terdapat pada pasar untuk kemudian mencapai
keseimbangan baru dengan keuntungan-keuntungan atas inovasi tersebut.3
b. Raymond W.Y Kao, menyebut kewirausahaan sebagai suatu proses, yakni
proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang
berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Tujuannya adalah tercapainya
kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan
wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan
kesejahteraan/kekayaan dan nilai tambah, melalui peneluran dan penetasan
gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan tersebut
menjadi kenyataan. Dengan kata lain, seorang wirausaha adalah orang yang
mampu meretas gagasan menjadi realitas.4
c. Menurut Mubyarto (1999), wirausaha adalah sebagian besar dari cara-cara
rakyat bergumal dan bertahan untuk menjaga kelangsungan hidupnya, di
bidang pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan perkebunan dalam
3
Rambat Lupiyoadi, Entrepreneurship: From Mindset to Strategy, Edisi Kedua (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, 2007), h.2.
4
industri-industri kecil, menengah dan kerajinan, serta dalam perdagangan atau
kegiatan swadaya lainnya, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, dengan
modal utama tenaga kerja keluarga dan modal, serta teknologi seadanya.5
Jadi, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif
dan inovatif.6
2. Ruang lingkup wirausaha
a. Sikap Mental7
Sikap mental adalah gejala psikis (kejiwaan) yang lazim disebut
suasana batin. Hal ini meliputi cara pandang, pola pikir, dan perasaan. Sikap
mental akan menjiwai ketiga bidang kewirausahaan yang lain, yaitu
kepemimpinan, manajemen, dan keterampilan. Para wirausaha pada umumnya
memiliki seikap mental yang sehat, yakni pandangan hidup yang positif.
Mereka merupakan individu-individu yang matang dan telah mampu
mengembangkan suatu cara untuk menilai penglaman-pengalaman hidupya
secara sehat. Ciri-ciri sikap mental yang sehat ditunjukkan dengan beberapa
pola pikir ini:
1) Mengatur cara menemukan kepuasan dalam bekerja dan bangga akan
prestasi. Orang yang memiliki mental yang sehat menunjukkan sikap yang
5
Lili Bariadi, Muhammad Zen, dan M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, h.37.
6
Lili Bariadi, Muhammad Zen, dan M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, h.37.
7
positif terhadap pekerjaan. Sebab, sikap ini ikut menentukan berhasil
tidaknya seseorang dalam bekerja.
2) Menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk merenung. Orang
yang memiliki mental yang sehat menyadari pentingnya otak sebagai alat
yang serba guna luar biasa. Merenung untuk mengkonsentrasikan pikiran
memungkinkan seorang terarah pada kegiatan-kegiatan berarti.
3) Memikirkan hal-hal besar. Kebanyakan orang membatasi pikirannya
hanya pada masalah dan kegiatan sehari-hari. Orang yang memiliki mental
yang sehat menggunakan imajinasinya untuk meluaskan
pikiran-pikirannya dan mencoba berpikir mengenai hal-hal yang “besar”, orang yang dapat melihat gambaran “besar” adalah orang yang memiliki sifat
kewirausahhan dan calon-calon pemimpin dalam masyarakat dan bisnis.
4) Mengembangkan rasa humor (sense of humor). Rasa humor ikut
mengembangkan sikap mental yang positif. Terlalu serius dalam bekerja
dapat merugikan pikiran dan hubungan dengan orang lain. Sebaliknya,
rasa humor akan berpengaruh positif pada orang lain karena dapat
mnyebarkan optimisme dan suasana yang harmonis.
5) Mengorganisasi pikiran dengan baik. Orang yang memiliki mental yang
sehat mampu memfokuskan pikiran pada berbagai macam hal dan
memindah-mindahkan perhatian dari hal yang satu ke hal yang lain
b. Kepemimpinan
Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain
mengelola dan mengembangkan bisnisnya, seorang wirausaha harus memiliki
kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-orang di
sekelilingnya. Seorang pemimpin yang baik tidak di ukur dari berapa banyak
pengikut atau pegawainya, tetapi dari kualitas orang-orang yang mengikutinya
serta berapa banyak pemimpin baru di sekelilingnya. Biasanya, tidak lebih
dari 20 persen orang di sekitar kita berpotensi untuk terus dikembangkan. Dari
20 persen inilah kita memilih orang-orang yang kelak dapat mengembangkan
usaha dan menggantikan kita. Jadi, seorang wirausaha yang cerdas harus
senantiasa mengembangkan orang-orang di sekelilingnya agar pada gilirannya
dapat menggunakan konsep pengungkit untuk mengembangkan bisnisnya.8
Jiwa kepemimpinan, sebagai faktor penting untuk dapat
mempengaruhi kenerja orang lain, memberikan sinergi yang kuat demi
tercapainya suatu tujuan. Sikap orang yang memiliki jiwa kepemimpinan
tercermin dari praktik sehari-hari, seperti kakak yang membimbing
adik-adiknya untuk belajar.9
c. Manajemen
Manajemen merupakan kebutuhan yang tak terelakkan sebagai alat
untuk memudahkan pencapaian tujuan manusia dalam organisasi. Manajemen
8
Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat Proses Menuju Sukses, Edisi 3 (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.36.
9
diperlukan untuk mengelola berbagai sumber daya organisasi, seperti sarana
dan prasarana, waktu, SDM. Metode, dan lainnya. Manajemen juga
menunjukkan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan. Manajemen telah memungkinkan kita untuk mengurangi
hambatan-hambatan dalam rangka pencapaian suatu tujuan. Manajemen
memberikan prediksi dan imajinasi agar kita dapat mengantisipasi perubahan
lingkungan yang serba cepat.10
Manajemen dalam organisasi bisnis dimaksudkan sebagai suatu proses
(aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan bisnis melalui pelaksanaan empat
fungsi dasar: planning, organizing, actuating, dan controlling dalam
penggunaan sumber daya organisasi. Karena itu, aplikasi manajemen
organisasi hakikatnya adalah juga amal perbuatan SDM organisasi bisnis yang
bersangkutan.11
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan
yang menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila usaha baru ingin
berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, diantaranya:12
1) Fokus pada pasar, bukan pada teknologi.
2) Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayayainya
perusahaan.
10
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Menggagas Bisnis Islami, cet-1 (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h.118.
11
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Menggagas Bisnis Islami, h.118.
12
3) Bangun tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan (not a “one -person” show).
4) Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.
d. Keterampilan
Mengandalkan berfikir saja belumlah cukup untuk dapat mewujudkan
suatu karya nyata. Karya hanya terwujud jika ada tindakan. Keterampilan
merupakan tindakan raga untuk melakukan suatu kerja. Dari hasil kerja itulah
baru dapat diwujudkan suatu karya, baik berupa produk maupun jasa
keterampilan dibutuhkan oleh siapa saja, termasuk kalangan pebisnis
professional. Islam memberikan perhatian besar bagi pentingnya penguasaan
keahlian atau keterampilan. Penguasaan keterampilan yang serba material ini
juga merupakan tuntutan yang harus dilakukan oleh setiap muslim dalam
rangka pelaksanaan tugasnya. Secara normatif, terdapat banyak nash dalam
Al-Qur’an dan hadits yang menganjurkan untuk mempelajari ilmu-ilmu
pengetahuan umum atau keterampilan.13
Firman Allah SWT dalam Surat Al-Qashash ayat 77:
13
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash: 77)
3. Karakteristik Wirausaha yang Gagal dan Berhasil
Berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan
dan keinginan pengusaha. Tidak sedikit pengusaha yang mengalami kerugian dan
akhirnya bangkrut. Namun, banyak juga wirausahawan yang berhasil untuk
beberapa generasi. Bahkan, banyak pengusaha yang semula hidup sederhana
menjadi sukses dengan ketekunannya.
Berikut ini beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil.14
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana
langkah dan arah yang di tuju sehingga dapat diketahui apa yang akan
dilakukan oleh pengusaha tersebut.
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha
tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan
mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi
yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang
diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu
14
segala aktivitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik
dibanding sebelumnya.
d. Berani mengambil resiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang
pengusaha kapan pun dan dimana pun, baik dalam bentuk uang maupun
waktu.
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada
peluang di situ ia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk
mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya.
Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja keras merealisasikannya.
Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Zimmerer (1996: 14-15) mengemukakan beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:15
a. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama membuat perusahaan kurang berhasil.
b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan.
c. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara
15
aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan
dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan
mengakibatkan peruasahaan tidak lancar.
d. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengelami kesulitan
dalam pelaksanaan.
e. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor
yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahan sukar beroperasi karena kurang efisien.
f. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan pengunaan
alat tidak efisien dan efektif.
g. Sikap yang kurang sunguh-sungguh dalam berusaha. Sikap setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan
gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak
akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha
hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
4. Wirausaha dalam Perspektif Islam16
Mengenai masalah wirausaha, Islampun memandangnya sebagai konsep
yang memang ada, dengan pendekatan substansinya berdasarkan ayat-ayat Allah.
Hal ini bisa dilihat pada suran an Nahl: 71.
Artinya: Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah ?. (QS. an Nahl: 71)
Ayat di atas dapat dijadikan sebagai salah satu dasar untuk membangun
konsep pemberdayaan wirausaha. Dalam pandangan ayat tersebut, orang kaya
atau orang miskin adalah sesuatu yang lumrah dan sejak dulu sudah menjadi
kenyataan. Yang tidak lumrah adalah kesenjangan yang tajam antara si kaya dan
si miskin. Ini terjadi karena, orang kaya cenderung menahan kekayaan itu untuk
keperluan sendiri. Seolah-seolah kekayaan itu datang dengan sendirinya dan
kesengsaraan juga sudah merupakan takdir dari langit. Padahal, kaya atau miskin
bukan semata-semata menyangkut aspek spiritual, melainkan juga aspek
struktural. Islam memandang konsep wirausaha adalah bangunan usaha dalam
16
aspek ekonomi yang menekankan daya upaya untuk mensejahterakan rakyat yang
memiliki penghasilan berskala kecil dan menengah.
Untuk membangun tatanan wirausaha, Islam menawarkan dua asas.
Pertama Tasyri (landasan struktural), yaitu kebijakan ekonomi yang menjamin
terpenuhnya syarat-syarat minimal untuk tumbuh dan berkembang di
tengah-tengah persaingan global adalah tidak wajar, kalau wirausaha dibiarkan bergelut
dan melawan usaha besar. Juga tidak adil kalau membiarkan usaha besar terjun
bebas di sektor-sektor ekonomi kelas wirausaha. Artinya tasyri meniscayakan
campur tangan Negara, pada tingkat tertentu, agar persaingan berlangsung sehat.
Kedua Taujih (landasan kultural), yaitu ajaran kemuliaan, keluhuran, dan
kesalehan social untuk mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah.
Dalam asas tasyri yang meniscayakan campur tangan Negara pada tingkat
tertentu, yaitu bahwa negara dalam Islam tidak boleh campur tangan dalam
masalah ekonomi dengan memaksakan atau menghukum mereka bila
melanggarnya (menyimpang). Imam Asy-Syaukani (1172-1250 H/1759-1834 M)
menganjurkan pemerintah untuk memperhatikan ekonomi rakyat, wirausaha,
yaitu: “Instruksi pihak penguasa kepada para pedagang agar mereka tidak
menjual barang dagangannya, kecuali sesuai dengan ketentuan harga yang telah
ditetapkan pemerintah dengan tujuan kemaslahatan bersama.
Sesuai dengan kandungan definisi tersebut, maka dalam sistem ekonomi
Islam, adanya kesempatan seluas-luasnya pada mekanisme pasar, tapi tetap
melakukan intervensi dan koreksi demi menjamin agar pertumbuhan ekonomi
dapat dinikmati oleh masyarakat banyak, juga menjamin kekuatan ekonomi tidak
terkonsentrasi pada sekolompok kecil pengusaha bemodal dan memberdayakan
pengusaha bemodal kecil dan sedang, serta memberikan kesejahteraan lahir
bathin secara hakiki.
B. Konsep Kartu Kredit Syariah 1. Pengertian Kartu Kredit Syariah
Kartu kredit atau credit card adalah uang plastik sebagai pengganti
uang tunai yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan dapat diterima
secara internasional.17
Syariah berasal dari kata syara’a yang berarti syariat, ajaran,
undang-undang, hukum.18 Syariah juga berarti jalan yang ditempuh atau garis yang
semestinya dilalui. Secara etimologi, definisi syariah adalah
peraturan-peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh Allah atau telah digariskan
pokok-pokoknya dan dibebankan pada kaum muslimin supaya mematuhinya,
supaya syariah ini diambil oleh orang Islam sebagai penghubung diantaranya
dengan Allah dan manusia. Jadi singkatnya, sayariah itu berisi peraturan dan
17
O.P.Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank, cet-II (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2004), h.119.
18
hukum-hukum yang menentukan garis hidup yang harus dilalui oleh seorang
muslim.19
Sedangkan Berdasarkan fatwa No. 54/DSN-MUI/X/2006 Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, yang dimaksud dengan kartu
kredit syariah (syariah card) adalah kartu yang berfungsi seperti kartu kredit
yang hubungan hukum (berdasarkan sistem yang ada) antara para pihak
berdasarkan prinsip syariah dengan ketentuan-ketentuan yang ada.
Terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam transaksi kartu kredit
syariah:20
a. Issuer Bank, yaitu pihak yang diberikan kuasa oleh undang-undang untuk
menerbitkan kartu kepada nasabahnya, ia menjadi wakil atas card holder
tersebut dalam membayar nilai pembelian yang dilakukannya kepada
merchant.
b. Card Holder, orang yang namanya dicantumkan dalam kartu, atau orang
yang diberi kuasa untuk memakainya, dan ia berkewajiban nelunasi semua
kewajiban yang timbul akibat pemakaian kartu tersebut kepada issuer
bank.
19
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h.7.
20
Merchant atau Supplier, yaitu pihak yang terikat dengan issuer bank
dengan memberikan barang dan jasa kepada card holder sesuai dengan
kesepakatan mereka.
[image:46.612.132.536.72.613.2]Beberapa perbedaan Kartu kredit regular dengan BNI Hasanah Card:21
Tabel 2.1
Kartu Kredit Reguler BNI Hasanah Card
Dasar Hukum
UU Perbankan UU Perbankan, UU
Perbankan Syariah, Fatwa DSN
Provider Master Card & Visa Master Card
Perjanjian Berdasarkan bunga Berdasarkan akad kafalah,
qard & ijarah Ketentuan
Penggunaan
Tidak dibatasi Hanya dapat digunakan
untuk transaksi yang sesuai syariah
Fitur Cash advance, transfer dana, extradana, cicilan tetap, transfer balance, executive lounge, dsb.
Fitur sama dengan kartu kredit reguler
Pendapatan Bank
Anual fee, bunga atas transaksi, Merchant fee, denda
keterlambatan
Anual fee, Montly fee transaksi, Merchant fee, collection fee, denda keterlambatan sebagai dana sosial.
Cash collteral
Tidak diperlukan Diperlukan untuk kartu
classic 10% dari limit kartu
21
2. Dasar Hukum Kartu Kredit Syariah
Landasan penerbitan kartu kredit syariah yang dijadikan sebagai acuan
umum berdasarkan fatwa DSN-MUI NO: 54/DSN-MUI/X/2006 tentang kartu
kredit syariah adalah sebagai berikut:
a. Firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 1:
....
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu….”(QS. Al-Maidah: 1)
Pada saat nasabah/calon pemegang kartu mengisi dan menandatangani
formulir aplikasi syariah card, maka nasabah dinyatakan setuju dan tunduk
pada ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh bank. Oleh karena itu
sesuai dengan ayat di atas nasabah maupun bank wajib memenuhi perjanjian
yang telah disepakati tersebut. Hal ini disebutkan pula dalam surat Al-Isra
ayat 34.22
b. Firman Allah SWT dalam surat Al-Isra ayat 34:
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah
22
Evi Rahmawati, Analisis Fatwa DSN-MUI No. 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang Syariah Card,
janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 34).
Salah satu prinsip ekonomi syariah adalah dilakukan atas dasar
sukarela (taradhi) tanpa mengandung unsur paksaan (ikrah). Sesuai dengan
firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 29.23
c. Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 29:
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa: 29).
Prinsip sukarela ini merupakan prinsip yang fundamental dalam setiap
aktifitas perekonomian syariah termasuk dalam transaksi syariah card. Ayat
lain yang menjadi landasan hukum dibolehkannya kartu kredit syariah adalah
surat Al-Baqarah ayat 282.
23
Evi Rahmawati, Analisis Fatwa DSN-MUI No. 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang Syariah Card,
d. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 282:
<