• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Tunjangan Sertifikasi Terhadap Tingkat Kinerja Guru (Studi Pada Sma Negeri I Tigapanah, Kabupaten Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemberian Tunjangan Sertifikasi Terhadap Tingkat Kinerja Guru (Studi Pada Sma Negeri I Tigapanah, Kabupaten Karo)"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN SERTIFIKASI TERHADAP TINGKAT KINERJA GURU

(Studi Pada SMA Negeri I Tigapanah, Kabupaten Karo)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

NOVA SRY AGUSTINA

110903089

Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

(2)

Kata Pengantar

Sudah selayaknya penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih anugerah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Pemberian Tunjangan Sertifikasi Terhadap Tingkat Kinerja Guru (Lokasi Pada SMA Negeri I TIgapanah) sebagai salah satu tugas akhir dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poliitik Universitas Sumatera Utara.

Penulis sangat berharap skripsi ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai bagaimana pengaruh pemberian tunjangan sertifikasi dapat memotivasi guru di Indonesia Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan, maupun dari segi penyajian materinya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk dosen pembimbing saya, Bpk.Drs. Robinson Sembiring, M.Si. karena tanpa bimbingan dan motivasu dari beliau skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terimakasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat di dunia pendidikan, khususnya bagi penulis dan juga bagi mahasiswa di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2015

(3)

Ucapan Terima Kasih

Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnyakepada :

1. Tuhan Yesus Kristus. Penulis menyadari bahwa janji Tuhan dalam Yeremia 29 :11 yang adalah Ya dan Amin tergenapi dalam skripsi ini “Sebab Aku ini mengtehaui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29 :11)

2. Bpk.Prof. Dr.Badaruddin,M.Si, selaku dekan Fakultas FISIP USU,

3. Bpk. Drs.Rasudyn Ginting, M.Si selaku ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas FISIP USU dan juga selaku dosen penguji saya untuk seminar proposal yang telah banyak memberikan saya dukungan dan juga saran dan kritik yang membangun guna menyelesaikan skripsi saya.

4. Bpk. Drs. Muhammad Thamrin Nasution, M.Si. yang pernah menjabat ketua departemen Ilmu Administrasi Negara sebelumnya yang telah banyak membantu saya dari awal pengajuan judul skripsi hingga proses kelanjutan skripsi saya.

5. Terima kasih kepada seluruh dosen FISIP USU yang telah banyak

memberikan saya ilmu dan juga pendidikan moral selama mengikuti perkuliahan di FISIP USU.

(4)

7. Kak Mega Selaku sekretaris departemen Ilmu Adminbistrasi Negara yang sudah sangat banyak membantu saya dalam mengurus keperluan saya dalam menyelesaikan skripsi saya.

8. Kak Dian, selaku bagian administrasi departemen Ilmu Administrasi Negara yang sudah banyak membantu saya dalam mengurus segala keperluan kelengkapan berkas untuk proses penyelesaian skripsi saya.

9. Terima kasih kepada Kepala Sekolah beserta seluruh keluarga besar SMA Negeri I Tigapanah yang telah banyak membantu saya dalam proses pelaksanaan kegiatan penelitian skripsi saya.

10.Special thanks to my parents (Bapak R.Barus dan Ibu R Br Tarigan), yang sudah menjadi inspirasi dan motivasi untuk saya dalam menyelesaikan perkuliahan saya. Terimakasih untuk semua pengorbanan yang tidak akan pernah terbayarkan ini, I Love You so much.

11.Terima kasi kepada Abangku Andy Christian Barus dan Adik ku Ria Anggreini Barus yang sudah banyak memberi semangat kepada saya dalam proses penyelesaian skripsi saya.

12.Terima kasih special kepada Kakek dan Nenek ku (Bulang dan Biring) yang tidak pernah lupa menyebut nama saya dalam setiap doa-doanya, terimakasih.. 13.Terimakasi kepada saudara dan teman saya yang telah banyak membantu saya (Kak Vivi, Dody, Serodja, Grace, Ibrey, Bg Jamsen, Bg Jimmy, Novita, Ian, John, Cahyadi dan Sandri)

14.Terima kasih kepada Kelompok magang saya kelompok7 (Jerry, Dedek, Eva, Ucup, Fauzan, Bebbi, Dian, Bintang,. Ribka,Jordan, dan Antony) yang banyak membantu saya dalam banyak hal.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang ……… 1

I.2. Fokus Masalah ………. 11

I.3. Rumusan Masalah ………. 11

I.4. Tujuan Penelitian ……….. 12

I.5. Manfaat Penelitian ………. 12

I.6. Kerangka Teori ………...…. 13

I.6.1. Kinerja ………. 14

I.6.2. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ……… 16

I.6.3. Tunjangan atau Insentif ……….. 18

I.6.4. Hubungan Insentif dengan Kinerja ……… 21

I.7. Defenisi Konsep ……… 30

I.8. Defenisi Operasional ……….. 32

I.9. Hipotesis ……… 34

I.10. Sistematika Penulisan ……….. 35

(6)

II.1. Bentuk Penelitian ……… 37

II.2. Lokasi Penelitian ………... 37

II.3. Populasi dan Sampel III.3.1. Populasi ……….. 37

III.3.2. Sampel ……… 38

II.4. Teknik Pengumpulan Data ………. 39

II.4.1. Teknik Penentuan Skor ……… 41

II.5. Teknik Analisis Data ……….. 41

II.5.1. Uji Hipotesis ……… 43

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1. Kondisi Umum Kabupaten Karo ……….. 47

III.1.1. Letak Geografis, Topografis, dan Hirologi…….. 47

III.1.1.1 Letak Geografis ………. 47

III.1.1.2 Letak Topografis ……….. 48

III.1.1.3 Letak Hidrologi ……… 48

III.2. Aministratif ………. 48

III.2.1 Luas wilayah dan penggunaan Lahan …………. 48

III.3. Kependudukan ………. 52

III.4. Pendidikan ………. 56

III.5. Kesehatan ……….. 60

III.6. Sosial Masyarakat ……….. 61

(7)

III.8. Visi dan Misi ………. 62

III.9. Profil SMA Negeri I Tigapanah ………. 64

III.9.1. Identitas Satuan Pendidikan ………. 64

III.9.2. Visi an Misi Sekolah ……….. 65

III.9.3. Data Personil Sekolah ………. 67

III.9.4. Struktur Organisasi Sekolah ……… 71

BAB IV PENYAJIAN DATA ……… 78

IV.1. Identitas Responen ……….. 78

IV.1.1. Ientitas Responden Penerima Sertifikasi ………. 79

IV.1.2. Ientitas Responden Bukan Penerima Sertifikasi … 84 IV.2.Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ………. 88

IV.2.1.Distribusi Frekuensi Jawaban RespondenPenerima Tunjangan Sertifikasi ……… 88

IV.2.1. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Bukan Penerima Tunjangan Sertifikasi ………. 107

BAB V ANALISIS DATA ……….. 116

V.1. Uji Normalitas Data ………. 117

V.2. Uji Beda Dua Rata-rata Sampel Saling Bebas ……….. 118

V.3. Uji Hipotesis ……….. 121

(8)

BAB VI PENUTUP

V.I. Kesimpulan ……… 132

V.2. Saran ………. 133

DAFTAR PUSTAKA ……… 134

(9)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam pencapaian kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan yang baik maka akan terbentuk manusia dengan sumber daya yang baik pula. Pendidikan juga mempunyai peran penting dalam pembangunan personal dan sosial, mempengaruhi perubahan individu dan sosial, dan dalam mencapai perdamaian, kebebasan dan keadilan. Menurut penelitian UNESCO, pendidikan di Indonesia telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.Kemajuan pendidikan ini tentu tidak terlepas dari perhatian dan kebijakan pemerintah.Selain, perhatian dari pemerintah, peran guru atau tenaga pengajar juga sangat berpengaruh besar dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia.

(10)

Guru merupakan sosok yang mengemban tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang telah dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Menyadari kondisi di atas, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang guru dan dosen yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang guru dan dosen, yang Sesuai dengan dengan tujuan pendidikan yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang terkait Pendidikan Nasional, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa, tetapi juga bertujuan untuk membentuk watak dan kepribadian peserta didik. Oleh sebab itu, maka tugas dan tanggung jawab seorang guru menjadi lebih besar. Untuk dapat membentuk siswa yang berkepribadian dan bermoral baik, maka dapat dipastikan bahwa juga tentu diperlukan sosok guru yang mempunyai karakter, kepribadian dan juga moral yang baik atau dengan kata lain diperlukan sosok guru yang professional.

1

(11)

kesemuanya itu dilaksanakan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru. Dalam kerangka ini pula, pemerintah mengembangkan berbagai strategis sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi akademik, kompetensi, dan pendidikan profesi untuk memperoleh sertifikat pendidik. 2. Pemenuhan hak dan kewajiban guru sebagai tenaga professional sesuai

dengan prinsip profesionalitas.

3. Penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian guru sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi akademik, kompetensi maupun sertifikasi yang dilakukan secara merata, obyektif, transparan dan akuntabel untuk menjamin keberlangsungan pendidikan.

4. Penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pembinaan dan pengembangan profesi guru untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian professional 5. Peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan terhadap guru

dalam melaksanakan tugas professional.

(12)

7. Penguatan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah dalam merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk memenuhi hak dan kewajiban guru sebagai pendidik professional, dan

8. Peningkatan peran serta masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajiban guru.

Profesionalisasi guru telah banyak dilakukan, namun pelaksanaannya masih dihadapkan pada berbagai kendala, baik di lingkungan depdiknas, maupun di lembaga pencetak guru.Kendala yang melekat di Depdiknas misalnya, adanya gejala kekurangseriusan dalam menangani masalah guru. Gejala tersebut antara lain adanya ketidaksinambungan antara berbagai program peningkatan kualitas guru yang ditangani oleh berbagai direktorat di lingkungan depdiknas; serta tidak adanya fokus dalam peningkatan kualitas guru, sehingga terkesan berputar-putar di tempat.

Selain masalah tersebut hal lain yang menyebabkan kurangnya profesionalisme guru adalah adanya anggapan bahwa profesi guru merupakan profesi yang sangat mudah diperoleh oleh sebagian masyarakat. Hal ini tentu menyebabkan kurangnya minat dan pendidikan khusus bagi masyarakat yang ingin menjadi guru. Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

(13)

2. Kekurangan guru di daerah terpencil memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru.

3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu, perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya semakin merosot.2

Untuk memperkaya SDM berkualitas yang mampu bersanding bahkan bersaing dengan negara maju, diperlukan guru dan tenaga kependidikan yang professional yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan tersebut perlu dibina, dikembangkan,dan diberikan penghargaan, yang layak sesuai dengan tuntutan visi, misi, dan tugas yang diembannya. Hal ini penting, terutama jika dikaitkan dengan berbagai kajian dan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa guru memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan keberhasilan pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran, serta membentuk kompetensi peserta didik. Berbagai kajian dan hasil penelitian tersebut antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :

.

1. Murphy (1992), menyatakan bahwa keberhasilan pembaharuan sekolah sangat ditentukan oleh gurunya, karena guru adalah pimpinan

2

(14)

pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan diri secara mandiri serta tidak bergantung pada inisiatif kepala sekolah dan supervisor.

2. Brand, dalam Educational Leadership (1993) menyatakan bahwa “hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembahruan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran,semuanya bergantung kepada guru. Tanpa penguasaan materi dan strategis pembelajaran, serta tanpa dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal. 3. Cheng dan Wong, (1996) berdasarkan hasil penelitiannya di Zhejiang,

Cina, melaporkan empat karakteristik sekolah dasar yang unggul (berprestasi) yaitu : (1) adanya dukungan pendidikan yang konsisten dari masyarakat, (2) tingginya derajat profesionalisme di kalangan guru, (3) adanya tradisi jaminan kualitas (quality assurance) dari sekolah, dan (4) adanya harapan yang tinggi dari ssiwa untuk berprestasi.

4. Supriadi (1998: 178), mengungkapkan bahwa mutu pendidikan yang dinilai dari prestasi belajar peserta didik sangat ditentukan oleh guru, yaitu 34% pada negara sedang berkembang dan 36% pada negara industry. 5. Jalal dan Mustafa (2001), menyimpulkan bahwa komponen guru sangat

(15)

lebih intensif / sering (3) tingginya tanggung jawab mengajar dari guru. Karena itu baik buruknya sekolah sangat bergantung pada peran dan fungsi guru.

Sehubungan dengan hasil-hasil penelitian tersebut, setidaknya terdapat tujuh indikator yang menunjukkan lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar (teaching), yaitu : (a) rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran, (b) kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, (c) rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian tindakan kela (classroom action research), (d) rendahnya motivasi berprestasi, (e) kurangnya disiplin, (f) rendahnya komitmen profesi, (g) serta rendahnya kemampuan manajemen waktu.

(16)

swastaternyata hanya 28,94%, guru SMP negeri54,12% swasta 60,99%, guru SMA negeri65,29% swasta 64,73%, guru SMK negeri55,91% swasta 58,26%3

studinya

.

Berdasarkan catatan HumanDevelopment Index (HDI), fakta lainmenunjukkan bahwa mutu guru di Indonesiamasih jauh dari memadai untuk melakukanperubahan yang sifatnya mendasar sepertikurikulum berbasis kompetensi (KBK). Daridata statistik HDI terdapat 60% guru SD, 40%SLTP, SMA 43%, SMK 34% dianggap belumlayak untuk mengajar di jenjang masing-masing.Selain itu, 17,2% guru atau setaradengan 69.477 guru mengajar bukan bidang

4

Terdapat dua kategori kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu : (1) kompetensi professional yaitu kemahiran merancang, melaksanakan, dan menilai tugas sebagai guru yang meliputi penguasaan ilmu pendidikan dan teknologi pendidikan, dan (2) kompetensi personal, yang meliputi etika, moral, pengabdian, kemampuan sosial dan spiritual. Semuanya itu perlu dimiliki oleh guru yang perlu diwijudkan dalam bentuk standard an sertifikassi kompetensi guru. Kompetensi pertama seharusnya dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan melalui proses pendidikan akademik dan profesi suatu lembaga pendidikan. Sedangkan kompetensi kedua merupapakan kristalisasi pengalaman dan pergaualan seorang guru yang terbentuk

3

Hesti Murwanti “Jurnal Pendidikan Pengaruh Sertifikasi Profesi Guru Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Guru di SMK Negeri Se-Surakarta”

4

(17)

dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah tempat mereka melaksanakan tugas.

Untuk menjadi professional, seoraang guru dituntut memiliki minimal lima hal, yaitu :

1. Mempunyai komitemen pada peserta didik dan proses belajarnya

2. Menguasai secara mendalam bahan / mata pelajaran yang diajarkannya serta mengajarnya kepada peserta didik

3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui berbagai cara evaluasi

4. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilaksanakannya dan belajar dari pengalamannya

5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya

(18)

Dalam rangka peningkatan kemampuan profesionalisme guru, perlu dilakukan sertifikasi dan uji kompetensi secara berkala agar kinerjanya terus meningkat dan tetap memnuhi syarat professional. Profil kelayakan guru akan ditekankan pada aspek-aspek kemampuan membelajarkan siswa, dimulai dari menganalisis, merencanakan atau merancang, mengembangkan, mengimplementasikan, dan menilai pembelajaran yang berbasis pada penerapan teknologi pendidikan. Sehubungan dengan itu, pemerintah sedang melaksanakan terobosan dalam meningkatkan kualitas profesionalisme guru tersebut, antara lain melalui standar kompetensi dan sertifikasi guru.

Sertifikasi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik yang kedua bagi guru dalam jabatan. Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang selanjutnya disebut LPTKadalah Perguruan Tinggi yang ditunjuk untuk pelaksanaan proses sertifikasi.5

Sertifikasi guru ini diharapkan mampu meningkatkan mutu dan kualitas guru sebagai tenaga kependidikan baik dari segi kompetensi guru dan juga profesionalitas guru di Indonesia secara umum. Untuk mendapatkan sertifikasi ini, guru harus mengikuti sejumlah pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) yang telah dibuat oleh pemerintah yang tertuang dalam UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dan juga Undang-Undang lain dan sejumlah Peraturan Pemerintah yang mengatur

5

(19)

tentang sertifikasi guru di Indonesia. Dengan adanya program sertifikasi dalam jabatan ini juga diharapkan akan meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan analisa di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang program sertifikasi guru dan pengaruhnya bagi kinerja guru dan juga peningkatan kualitas pendidikan di wilayah penelitian yang dipilih. Lokasi penelitian yang dipilih adalah di sebuah sekolah SMA Negeri I Tigapanah, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Untuk itu, peneliti mengangkat judul penelitian “Pengaruh Pemberian Tunjangan Sertifikasi Terhadap Tingkat Kinerja Guru.”

I.2. Fokus Penelitian

Penelitian ini mempunyai fokus masalah yang menjadi batasan peneliti dalam melakukan penelitian.Peneliti hanya memfokuskan penelitiannya pada pengaruh pemberian tunjangan sertifikasi terhadap peningkatan kinerja guru di SMA Negeri I Tigapanah, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.

I.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dalam melaksanakan

penelitiannya merumuskan masalah sebagai berikut :“Adakah Pengaruh

Pemberian Tunjangan Sertifikasi Terhadap Perbedaan Tingkat Kinerja Guru

(20)

I.4. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Adapun tujuan dari kegiatan penelitian ini antara lain yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program sertifikasi guru di lokasi penelitian SMA Negeri I Tigapanah, Kabupaten Karo.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian tunjangan sertifikasi guru terhadap peningkatan kinerja guru di SMA Negeri I Tigapanah.

3. Untuk melihat bagaimana perbedaan tingkat kinerja antara guru yang sudah menerima tunjangan sertifikasi dengan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi.

I.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaaat dari penelitian ini antara lain yaitu : 1. Manfaat secara ilmiah

Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir secara ilmiah, sistematis dan metodologis, serta bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah berdasarkan kajian teori aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

(21)

Sebagai bahan masukan bagi Dinas / Pelaksana Teknis daerah yang terkait dan dijadikan salah satu sumber informasi dalam melaksanakan fungsi pengelolaan yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak.

3. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi pengemban ilmu pengetahuan dan pendidikan khususnya bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fisip USU.

I.6. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu msalah tertentu.Kerangka teoritis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel-variabel bebas dengan variabel-variabel terikat.6 Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep7

Dalam penelitian kerangka teori digunakan untuk memberikan landasan dasar yang berguna untuk membantu penelitian dalam memecahkan masalah. Kerangka

.

6

Erlina..2011 Metodologi Pertanian. Medan : USU Press, hal 22.

7

(22)

teori dimaksudkan untuk memberi gambaran dan batasan tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan, dengan demikian peneliti dapat melakukan teori-teori relevan dengan tujuan penelitian.

I.6.1. Kinerja

Kata ‘kinerja’ dalam bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris “performance” yang berarti : (1) pekerjaan perbuatan, (2) penampilan atau pertunjukan, sedangkan kinerja dalam ilmu administrasi / manajemen memiliki pengertian sebagai tingkat pencapaian hasil / penyelesaian terhadap tujuan organisasi (the degree of accomplishment).8

1. Menurut Sulistiyani

Beberapa pengertian kinerja dikemukakan oleh para ahli antara lain, yaitu:

Kinerja merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Hasil kombinasi tersebut terlihat dalam bentuk catatan outcome dalam periode waktu tertentu9

2. Menurut Henry Simamora

8

Nurlaila. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia I. Bandung : LepKhair, hal 75

9

(23)

Adalah tingkatan dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan dan memberikan hasil maksimal dari standar yang telah ditentukan selama masa periode waktu tertentu.10

3. Menurut Rivai dan Basri

Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.11

Adapun ukuran kinerja menurut T.R. Mitchell dapat dilihat dari empat hal, yaitu

Dari uraian dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil pencapaian kerja ataupun prestasi kerja maksimal yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya melebihi standar kerja yang telah ditetapkan dalam masa periode waktu tertentu.

12

1. Quality of work – Kualitas hasil kerja :

2. Promptness – ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan 3. Initiative – prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan 4. Capability – kemampuan menyelesaikan pekerjaan

10

Simamora, Henry. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua. STEI: YKPN.1997. hal, 67

11

Rivai, Veithzal dan Basri.Performance Appraisal: Sistem yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan. Jakarta : Rajagrafindo Persada. 2005, hal 81.

12

(24)

5. Communication – kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain.

Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan penilaian yaitu membandingkan apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Standar kinerja dapat dijadikan patokan dalam menagdakan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan. Menurut Ivancevich, patokan tersebut meliputi : (1) hasil, mengacu pada ukuran output utama organisasi, (2) efisiensi, mengacu pada penggunaan sumber daya langka oleh organisasi, (3) kepuasan, mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan atau anggotanya; (4) keadaptasian, mengacu pada ukuran tanggapan organisasi terhadap perubahan.

I.6.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Beberapa teori menerangkan tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja seorang baik sebagai individu atau sebagai individu yang ada dan bekerja dalam suatu lingkungan.Sebagai individu setiap orang mempunyai ciri dan karakteristik yang bersifat fisik maupun non fisik.Dan manusia yang berada dalam lingkungan maka keberadaan serta perilakunya tidak dapat dilepaskan dari lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerjanya.

Menurut Gibson yang dikutip oleh Ilyas secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang memengaruhi perilaku kerja dan kinerja, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis13

13

(25)

personel.Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

1.Kemampuan mereka, 2.Motivasi,

3.Dukungan yang diterima,

4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5.Hubungan mereka dengan organisasi. 14

Menurut Mangkunegara, menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain15

14

Mhatis, L Robert dan Jackson.Manajemen Sumber Daya Manusia,Penerjemah Jimmy, Sadeli dan Bayu Prawira . Jakarta : Salemba Empat.2001, hal 69.

15

Mangkunegara, Anwar Prabu.Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Remaja Rosdakarya.2009, hal. 74

:

a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.

(26)

1.6.3. Tunjangan atau Insentif.

Kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas disebut dengan insentif. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan.16

Tunjangan adalah unsur-unsur balas jasa yang diberikan dalam nilai rupiah secara langsung kepada karyawan individual dan dapat diketahui secara pasti.Tunjangan diberikan kepada karyawan dimaksud agar dapat menimbulkan/meningkatkan semangat kerja dan kegairahan bagi para karyawan.Dalam hal ini tunjangan merupakan bagian dari insentif.

.

17

Adapun tujuan dari pemeberian tunjangan sebagai insentif kerja menurut Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, antara lain yaitu18

1. Ikatan Kerja

:

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara pengusaha dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik , sedangkan pengusaha wajib membayar komopensasi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

2. Kepuasan Kerja

16

Panggabean, Mutiara, S.Manajemen Sumber Daya Manusia.,Bogor : Ghalia Indonesia.,2001, hal.84.

17

Casmiwaty, D. 2004. Sistim kompensasi pns di indonesia, Sulistiyani (ed.),Memahami good governance dalam perspektif sumber daya manusia, GavaMedia, Yogyakarta. 231-232

18

(27)

Dengan balas jasa, karyawan akandapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan eegoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.

3. Pengadaan Efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

4. Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya dalam bekerja.

5. Disiplin

Dengan pemberia balas jasa yang cukup besar, maka disiplin karyawan akan semakin baik.Mereka akan menyadari serta menaati peraturan-peraturan yang berlaku.

(28)

Tunjangan profesi dimaksudkan untuk peningkatan kualitas guru PNSD sebagai penghargaan atas profesionalitas untuk mewujudkan amanat Undang-Undang Guru dan Dosen antara lain mengangkat martabat guru, meningkatkan kompetensi guru, memajukan profesi guru, meningkatkan mutu pembelajaran, dan meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu. Tunjangan profesi yang dibayarkan melalui dana dekonsentrasi adalah tunjangan yang diberikan bagi guru bukan PNS dan guru PNS yang menjadi binaan dinas pendidikan provinsi serta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan, yang diangkat oleh pemerintah daerah atau yayasan/masyarakat penyelenggara pendidikan baik yang mengajar di sekolah negeri maupun sekolah swasta, serta yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya.

(29)

Sedangkan bagi guru bukan PNS, tunjangan profesi diberikan setara dengan gaji pokok PNS per bulan sesuai dengan penetapan inpassing jabatan fungsional guru yang bersangkutan sebagaimana yang diatur dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2010. Bagi guru bukan PNS yang belum memiliki Keputusan inpassing jabatan fungsional guru bukan PNS dibayar sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 72 tahun 2008 tentang Tunjangan Profesi bagi Guru Tetap Bukan Pegawai Negeri Sipil yang Belum Memiliki Jabatan Fungsional Guru dengan nominal sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) per bulan. Tunjangan Profesi bersifat tetap selama guru yang bersangkutan melaksanakan tugas sebagai guru atau guru yang mendapat tugas tambahan sebagai pengawas satuan pendidikan dengan memenuhi persyaratan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

1.6.4. Hubungan Pemeberian Tunjangan Dengan Tingkat Kinerja

Malayu S.P. Hasibuan mengatakan bahwa salah satu tujuan pemberian tunjangan adalah motivasi. Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, makaakan mudah memotivasi bawahannya.19

19

Ibid

(30)

Simamora (2004)mengatakan bahwa kompensasi dalam bentuk finansial adalah penting bagi karyawan, sebab dengan kompensasi ini mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara langsung, terutama kebutuhan fisiologisnya.Namun demikian, tentunya pegawai juga berharap agar kompensasi yang diterimanya sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan dalam bentuk non finansial juga sangat penting bagi pegawai terutama untuk pengembangan karir mereka.20

1. Untuk memberikan penghargaan bagi pegawai dan karyawan yang telah berprestasi

. Adapun tujuan pemberian tunjangan menurut Simamora (2004) yaitu :

2. Untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan bagi pegawai dan karyawan

3. Untuk menjamin bahwa pegawai dan karyawan akan mengerahkan

usahanya untuk mencapai tujuan organsasi atau perusahaan.

4. Untuk mengukur usaha pegawai dan karyawan menurut kinerjanya.

5. Untuk meningkatkan produktivitas kerja dan kinerja individu ataupun kelompok.

Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pemberian tunjangan kerja bagi pegawai ataupun karyawan adalah untuk memotivasi mereka dalam bekerja.Pemberian tunjangan ini diharapkan mampu mendorong mereka untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas mereka sesuai dengan

20

(31)

tanggung jawab mereka.Tunjangan insentif berup uang lebih dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja dibandingkan dengan teknik-teknik lainnya, seperti penetapan tujuan, partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan, dan pemerkayaan kepuasan (job enrichment.).21

21

(32)

Serupa halnya dengan karyawan dalam suatu perusahaan, guru sebagai pegwai dan dalam organisasi kenegaraan juga mempunyai karakter yang sama. Dalam pelaksanaan tugs dan kewajibannya seorang guru perlu ditingkatkan kinerjanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja guru adalah dengan memberikan kompensasi yang biasa disebut dengan tunjangan bagi guru. Pemeberian tunjangan bagi guru inijuga dapat menimbulkan pemikiran dan anggapan bahwa prestasi yang telah mereka raih selama ini dihargai dan dinilai oleh pemerintah.

Pemberian tunjangan bagi guru dapat menimbulkan pengaruh yang positif dalam peningkatan kinerja dan potensi guru.Selain peningkatan kinerja, pemberian tunjangan bagi guru juga dapat meningkatkan kesdaran dan juga kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini terjadi karena dalam pemberian tunjangan sertifikasi bagi guru telah ditentukan kriteria dan syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh seorang guru sehingga dapat menerima tunjangan sertifikasi tersebut. Pemberlakuan syarat dan ketentuan tersebut tentu akan menguji kemapuan dan kualitas setia guru dan tenaga pendidik yang akan mengikuti sertifikasi tersebut.

(33)

maka mereka yang produktif lebih menyukai semua tunjangan yang akan mereka terima itu dibayarkan berdasarkan kinerja nya dalam bentuk uang.

Pemberian insentif dan tunjangan bagi karyawan merupakan suatu bentuk penghargaan yang diterima oleh karyawan di dalam ia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di dalam mencapai tujuan dari sebuah organisasi. Perasaan bahwa mereka dihargai akan menumbuhkan kesadaran dan semangat kerja yang tinggi di dalam diri karyawan. Selain itu, pemberian tunjangan ataupun insentif kerja bagi karyawan juga merupakan bentuk atau suatu cara berkomunikasi penting yanh penting digunakan organisasi atupun perusahaan untuk menyampaikan dan menguatkan nilai, budaya ,dan perilaku yang diinginkan dan juga suatu mekanisme penting yang memungkinkan organisasi untuk mencapai sasaran bisnis mereka.

Sebagai alat ataupun sarana yang digunakan sebagai pemacu kinerja dan semangat karyawan dan pegawai, tunjangan ataupun nsentif kerja yang diterima oleh karyawan harus memenuhi beberapa standard an persyarata, antara lain yaitu22

1. Cukup, kompensasi yang berbentuk tunjangan ataupun kinerja yang diterima oleh karyawan dan pegawai dalam suatu organisasi harus memenuhi persyaratan minimum yang sah menurut pemerintah, serikat pekerja dan manajer.

:

2. Layak, setiap orang (pegawai dan karyawan) harus dibayar secara adil sesuai dengan usaha, kemampuan, dan juga keahlian mereka.

22

(34)

3. Seimbang, upah, tunjangan dan penghargaan lain harus memberikan suatu paket penghargaan total yang masuk akal.

4. Efektif berdasarkan pertimbangan biaya, upah tidak boleh berlebihan sesuai dengan kesanggupan organisasi untuk membayarnya.

5. Aman, upah harus cukup aman untuk membantu karywan merasa aman dalam memuakan kebutuhan dasarnya.

6. Menyediakan insentif ataupun tunjangan yang dapat memotivasi kerja yang efektif dan produktif.

7. Akseptabel, Karyawan harus mengetahui sistem pengupahan dan merasa sistem tersebut masuk akal, baik bagi perusahaan, maupun bagi dirinya sendiri.

(35)

tunjangan juga merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap kebutuhan hidup seorang pegawai atau karyawan.

Dalam bekerja yang menjadi tujuan utama seorang karyawan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup nya dan mencapai kepuasan hati dalam berkarya.Asas pemenuhan kebutuhan hidup tersebut sejalan dengan asas yang dipakai oleh perusahaan dalam mencapai tujuan utama nya. Apabila dalam bekerja pada suatu perusahaan ataupun organisasi, seorang karyawan ataupun pegawai tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dikarenakan jumlah penghasilan yang ia terima yang terlalu kecil, maka ia akan berusaha mencari penghasilan lainnya.

(36)

Penghargaan menjembatani kesenjangan antara tujuan organisasi dengan aspirasi serta pengharapan karyawan. Supaya efektif , pemebrian insentif kerja seharusnya dapat:23

1. Memenuhi kebutuhan standar

2. Mempertimbangkan adanya keadilan eksternal 3. Mempertimbangkan adanya keadilan internal

4. Pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan individu.

Menurut Robbins (dalam Manajemen Sumber Daya Manusia) pemberian penghargaan dapat meningkatkan prestasi kerja dan kepuasan kerja seorang karyawan apabila:

1. Mereka merasakan adanya keadilan dalam penggajian

2. Penghargaan yang mereka terima dikaitkan dengan kinerja mereka , dan 3. Berkaitan dengan kebutuhan individu tersebut.

Terdapat dua jenis teknik pembayaran insentif kerja bagi pegawai, yaitu :

1. Bagi karyawan yang insentif dan tunjangan kinerjanya yang dibayarkan berdasarkan jumlah hasil kerjanya, jika mereka merasakan overpayment, maka mereka akan berusaha untuk mengurangi hasil kerja dan meningkatkan mutunya, tetapi jika mereka merasakanb adanya

23

(37)

underpayment, maka mereka akan berusaha untuk meningkatkan hasil kerja dengan mengurangi mutunya.

2. Bagi mereka yang dibayarkan berdasarkan jam kerja, jika merek merasakan adanya overpayment, maka mereka akan berusahan untuk meningkatkan hasil dan kualitas kinerjanya, namun jika mereka merasakan adanya

underpayment, maka mereka akan mengurangi hasil kerja maupun kualitas kinerjanya.

Selain itu faktor yang sangat penting menurut karyawan dalam pemberian ataupun pembayaran insentif kerja yang dilakukan oleh perusahaan ataupun oerganisasi terkait adalah faktor keadilan. Agar pembayaran insentif dan tunjangan bagi karyawan terasa adil, makadiperlukan diadakannya evaluasi pekerjaan, survey gaji, dan juga penilaian prestasi kerja seorang karyawan. Penilaian kerja atau evaluasi kinerja merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan nilai relative dari berbagai pekerjaan, anatar lain dengan cara membandingkan nilai suatu jabatan-jabatan yang lain yang ada dalam suatu organisasi.

(38)

I.7.Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun,konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial24

1. Tunjangan atau Insentif .

Selain itu, Masri Singarimbun juga mendefenisikan konsep sebagai defenisi yang dugunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,keadaan, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Adapun tujuan defenisi konsep adalah sebagai kerangka berfikir agar tidak terjadi tumpang tindih atas variabel yang menjadi objek peneliti. Oleh karena itu, yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini adalah :

Tunjangan adalah unsur-unsur balas jasa yang diberikan dalam nilai rupiah secara langsung kepada karyawan individual dan dapat diketahui secara pasti.Tunjangan diberikan kepada karyawan dimaksud agar dapat menimbulkan/meningkatkan semangat kerja dan kegairahan bagi para karyawan.Pemberian tunjangan ataupun insentif kerja ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan juga kinerja pegawai atau karyawan.

24

(39)

2. Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pendidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertfikat pendidik. Sertifiaksi guru juga dianggap sebagai alat pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi sesuai dengan profesi yang dimilikinya.

Sertifikasi guru dikenakan baik pada calon guru lulusan LPTK, maupun yang berasal dari perguruan tinggi non-kependidikan (bidang ilmu tertentu) yang ingin memilih guru sebagai profesi. Fungsi penjaminan mutu guru dapat dilakukan dengan cara pemberian sertifikat kompetensi bagi guru sebagai tenaga pendidik yang telah memenuhi syarat. Guru yang sudah bekerja pada interval waktu tertentu (10-15) tahun, dipersyaratkan untuk mengikuti program resertifikasi.

3. Kinerja

(40)

pemberian tunjangan sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah diharapkan mampu untuk meningkatkan kinerja dan juga profesionalisme guru dalam rangka upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya Kabupaten Karo.

I.8. Defenisi Operasional

Operasional secara sederhana mengacu pada langkah-langkah , prosedur atau operasi-operasi yang akan melalui pengukuran dan identifikasi variabel-variabel yang akan diobservasi.25 Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran ini dapat dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang menjadi pendukung penganalisaan dari variabel-variabel tersebut. 26

1. Variabel bebas (X), yaitu : tunjangan pemerintah bagi setiap guru di Indonesia, meliputi :

Dengan kata lain, defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengetahui, mengukur, dan mengidentifikasi suatu variabel sehingga dalam pengukuran ini dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang melekat dalam variabel. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:

a. Tunjangan suami / istri b. Tunjangan anak, c. Tunjangan jabatan 25

Erlina.Metodologi Penelitian. Medan : USU Press.2001: hal 82

26

(41)

1. Tunjangan Jabatan Struktural 2. Tunjangan Jabatan Fungsional

d. Tunjangan profesi guru / tunjangan sertifikasi e. Tunjangan kinerja

f. Tunjangan hari tua / tunjangan pensiun g. Tunjangan beras.

h. Tunjangan kesehatan

Dalam hal ini yang menjadi fokus utama dalam variabel bebas dari penelitian ini adalah tunjangan profesi guru ataupun tunjangan sertifikasi guru dengan indikator sebagai berikut :

a. Besaran jumlah tunjangan sertifiaksi yang diterima oleh setiap guru baik PNS maunpun non PNS dan juga tenaga honorer.

b. Jumlah jam kerja bagi setiap guru penerima tunjangan sertifikasi c. Gaji pokok yang menjadi ukuran kelipatan tunjangan sertifikasi guru. d. Intensitas lama kerja guru.

e. Kompetensi pedagogik

2. Variabel Terikat (Y), yaitu kinerja guru, yang dapat diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :

(42)

c. Initiative (inisiatif) d. Capability (kemampuan)

e. Communication (komunikasi)

I.9. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang dibuat oleh peneliti berdasarkan pemikian sendiri sebelum dilakukannya penelitian untuk mencari kesimpulan akhir yang akurat.Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak dapat ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori.Sebagai hasil deduksi dari teori atau proposisi, hipotesis lebih spesifik sifatnya sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris27

Suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih.Hubungan tersebut dapat dirumuskan secara eksplisit maupun implisit. Selain harus menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih, hipotes juga harus memberikan gambaran bagaimana bentuk hubungan tersebut : positif atau negatif. Hipotes yang baik juga harus memberikan petunjuk bagaimana cara pengujiannya. Hipotesis yang tidak terbukti akan menimbulkan pemikiran-pemikiran baru, baik berupa teori baru maupun metodologi baru, yang akan terus mengembangkan ilmu pengetahuan.

.

28

27

Sofian Effendni.Metode Penelitian Survei.Jakarta :LP3ES.

28

(43)

Berdasarkan kerangka teori dan latar belakang yang ada, peneliti merumuskan beberapa hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :

1. Pemberian tunjangan sertifikasi guru memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan kinerja guru di lokasi penelitian SMA Negeri I Tigapanah. (Hubungan Positif antara kedua variabel).

2. Program pemberian sertifikasi guru yang dilaksanakan di Kabupaten Karo tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap peningkatan kinerja guru di SMA Negeri I Tigapanah.(Hubungan negatif).

I.10. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang , perumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, hipotesis dan sistematika penulisan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

(44)

Bab ini berikan gambaran umum tentang lokasi penelitian yang meliputi keadaan geografis, kependudukan, sosial ekonomi dan pemerintahan.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan data-data yang diperoleh selama penelitian di lapangan dan dokumen-dokumen yang akan dianalsis.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini memuat analisis data yang telah diperoleh selama penelitian dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti.

BAB VI PENUTUP

(45)

BAB II

Metodologi Penelitian

II.1.Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode analisis data menggunakan analisis uji beda rata rata sampel saling bebas (Compare Means Independent Samples T-Test). Analisis ini digunakan untuk melihat perbedaan rata rata dengan membandingkan dua sampel yang sama dengan perlakuan yang berbeda. Dalam hal ini yang dibandingkan adalah perbedaan rata-rata dari tingkat kinerja antara guru yang sudah menerima tunjangan sertifikasi dengan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi.

II.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah SMA Negeri I Tigapanah, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

II.3.Polulasi dan Sampel

(46)

Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga29

29

Sofian Effendi 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta :LP3ES., hal 95

. Menurut Sugyono populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan olehpeneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi nya adalah seluruh guru dan tenaga pengajar yang ada di lokasi penelitian SMA Negeri I Tigapanah, Kec. Tigapanah, Kab.Karo Sumatera Utara.

II.3.2.Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya. Pengambilan dari sebagian populasi itu dimaksudkan sebagai representasi dari populasi sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.MenurutArikunto, apbila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil keeluruhannya, namun apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel diambil diantara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih dari jumlah populasi yang tersedia.

(47)

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperolah data ataupun suatu informasi dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan, maka peenliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh ataupun yang dikumpulkan oleh peneliti secra langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sbagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date .Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan untuk mendapatkan data primer adalah dengan menggunakan teknik seperti: observasi lapangan, diskusi terfokus, dan pembagian angket atau kuesioner.

a. Kuesioner , yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membuat sejumlah pertanyaan tertulis mengenai suatu masalah ataau bidang yang akan ditelitiyang dilengkapi dengan alternative jawaban untuk memperoleh informasi yang relevan dari responden serta informasi yang dibutuhkan.

(48)

melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan permasalahn penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Skunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh ataupun data yang dikumpulkan oleh seorang peneliti dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya tanpa harus langsung terjun ke lokasi penelitian. Dalam hal ini peneliti hanya akan berperan sebagai tangan kedua. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Teknik pengumpulan data skunder yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari :

a. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data yang diperoleh dri buku-buku, karya ilmiah, pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan.

II.4.1.Teknik Penentuan Skor

(49)

Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skalaLikert untuk menilai jawaban kuesioner. Adapun saskor dari setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk jawaban alternatif “Sering Sekali” (SS) diberikan skor 5 2. Untuk jawaban alternatif “Sering” (SR) diberikan skor 4 3. Untuk jawaban alternatif “Ragu-ragu” (RG) diberikan skor 3 4. Untuk jawaban alternatif “Kadang-kadang”(KD) diberikan skor 2 5. Untuk jawaban alternatif “Tidak Pernah” (TP) diberikan skor 1

II.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif yakni dengan membandingkan rata-rata dari tingkat kinerja antara guru penerima tunjangan sertifikasi dengan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi. Untuk membandingkan rata rata kinerja tersebut, peneliti menggunakan uji beda dua rata rata sampel saling bebas atau Compare Means Independent Sample T-Test.

Adapun metode statistic yang digunakan adalah :

1. Uji Normalitas Data Dengan Metode Shapiro-Wilk

(50)

normalitas metode Shapiro-Wilk mensyaratkan bahwa dua distribusi sampel dibandingkan. Ini berarti, mencari numerik maksimu di antaranya

2. Uji Beda Dua Rata- rata Sampel Saling Bebas. Dimana :

µ = µ1 - µ2

σ

=

�12 �−1

+

�22 �−2

Keterangan :

µ = Rata-rata populasi

µ1 = Rata-rata hasil kinerja sampel 1

µ2 = Rata-rata hasil kinerja sampel 2

σ = Simpangan Baku atau Standar Deviasi populasi

S = Simpangan baku sampel

n = Jumlah banyaknya sampel

3. Uji Homogenitas Varian

(51)

F =

Keterangan :

F : Varian yang dicari

S12 : Varian Yang terbesar

S22 :Varian yan terkecil

df1 = n1-1 dan df2 = n2-1

II.5.1.Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti.Pembuktian dari hipotesis tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas. Berdasarkan masalah yang diteliti maka penulis membuat uji hipotesis sebagai berikut :

Langkah –langkah yang dilakukan untuk melakukan uji hipotesis adalah menggunakan uji t sebagai berikut :

a. Menetukan standar deviasi yang diturunkan dari rumus gabungan digunakan rumus sebagai berikut :

(52)

Keterangan :

S2 = Varian Gabungan

n1atau n2 = Jumlah sampel Guru penerima tunjangan sertifikasi dan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi.

S1 atau S2 = Standar deviasi sampel guru penerima tunjangan sertifikasi dan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi

b. Mencari perbedaan kinerja antara guru yang sudah menerima tunjangan sertifikasi dan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi dengan menggunakan uji hipotesis dua rata-rata. Dalam uji hipotesis uji beda dua rata-rata terdapat dua teknik melakukan uji t atau auji hipotesis.

1. Untuk sampel yang berukuran besar,atau n > 30 (sampel besar) digunakan uji hipotesis dengan metode uji z.

Keterangan :

z = uji hipotesis

x1 = rata rata sampel 1

z = ��−�� �(�����+�����)

=

∑ �� � � �=� −

�∑�=���� �

(53)

x2 = rata-rata sampel 2

n = jumlah banyaknya sampel

2. Untuk sampel yang berukuran kecil, atau n ≤ 30, maka digunakan uji hipotesis dengan metode uji t.

t hitung mempunyai distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n1 + n2 – 2. Cara pengujiannya seperti yang sebelumnya, artinya Z0(t0) dibandingkan dengan zα zα / 2’ - zα / 2 (tα’ tα / 2’ - tα / 2).

Kriteria pengujian Ho ditolak jika hitung ≥ t / z

Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya hipotesis, Ridwan dan Sunarto (2007:83) mengungkapkan kaidah yang digunakan dalam pengujian terhadap hipotesis penelitian sebagaimana dikutip berikut ini :

Kaidah pengujian :

“jika t hitung atau z hitung ≥ t table, maka t olak Ho artinya signifikan, dan t hitung atau z hitung ≤ t table, maka terima Ho artinya tidak

signifikan.”

t = ��−��

�(��−� )��+(��−�)�

����(��+��−�)
(54)

Nilai t tabel bisa ditemukan dengan bantuan tabel distribusi t student yang sudah tersedia secara umum.

BAB III

(55)

III.1.Kondisi Umum Kabupaten Karo

III.1.1.Letak Geografis, Topografis, dan Hidrologi

III.1.1.1Geografis

Kabupaten Karo terletak diantara 2°50” - 3°19” Lintang Utara serta pada 97°55 - 98°38¨ Bujur Timur merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.127,25 Km² atau merupakan 2,97% dari luas Propinsi Sumatera Utara. Secara administratif terdiri dari 17 Kecamatan dan 262`Desa/Kelurahan (252 desa dan 10 kelurahan), dengan jumlah penduduk 2.127,25 jiwa (KaroDalam Angka 2009).

KARAKTERISTIK PENJELASAN

Letak 2°50 - 3°19 Lintang Utara 97°55” - 98°38¨ Bujur Timur

Luas Wilayah 2.127,25 Km²

Letak diatas pemukaan Laut 120-1420 M

Batas-Batas Utara : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deliserdang Selatan : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir

Barat : Propinsi Nangroe Aceh Darusalam

Timur : Kabupaten Deliserdang dan Kaabupaten Simalungun

(56)

III.1.1.2. Topografis

Kabupaten Karo secara geografis terletak pada jajaran bukit barisan dan sebagian besar merupakan dataran tinggi.Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini.Wilayah kabupaten karo berada 120-1420 diatas permukaan laut.

III.1.1.3.Hidrologi

Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai (DHS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu/Ular, sub Daerah Aliran Sungai Laubiang, dengan luas areal 2.127,25 km2, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka. Pada umumnya sub DAS ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.

III.2. Administratif

Secara administratif wilayah Kabupaten Karo terbagi dalam wilayah 17 kecamatan, 252 desa dan 10 kelurahan.Pusat pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe.

III.2.1. Luas Wilayah, Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan

Wilayah Kabupaten Karo terdiri dari 17 Kecamatan dan 262 desa/kelurahan memiliki luas wilayah 2.127, 25 km2 dengan luas wilayah masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut :

(57)

Luas Wilayah Kabupaten Karo

No Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

1 Mardingding 267,11

2 Laubaleng 252,60

3 Tigabinanga 160,38

4 Juhar 218,56

5 Munte 125,64

6 Kutabuluh 195,70

7 Payung 47,24

8 Tiganderket 86,76

9 Simpang empat 93,48

Naman Teran

10 87,82

Merdeka

11 44,17

Kabanjahe

12 44,65

Berastagi

13 30,50

Tigapanah

14 186,84

Dolat Rayat

15 32,25

Merek

16 125,51

Barusjahe

17 128,04

Jumlah 2.127,25

Sumber : Kab. Karo Dalam Angka Tahun 2010

(58)

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Karo

[image:58.612.169.518.159.501.2]

Secara rinci, penggunaan lahan di Kabupaten Karo dapat dibedakan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Persentase Penggunaan Lahan Kabupaten Karo Tahun 2003 - 2013

No Penggunaan Lahan Luas ( Ha ) Luas Persentase

(59)

2 Suaka Alam 475 0,22

3 Taman Nasional 0 0,00

4 Hutan Wisata 0 0,00

5 Tahura 7 0,003

6 Hutan Produksi 22.987 10,81

7 Tanaman Lahan Basah 16.454 7,73

8 Tanaman Lahan Kering 46.448 21,83

9 Tanaman Tahunan 14.138 6,65

10 Perkebunan Campuran 7.714 3,63

11 Alang-Alang 8.115 3,81

Jumlah 212.725 100

Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karo 2003 – 2013.

III.3. Kependudukan

(60)

penduduk Kabupaten Karo terus tumbuh secara relatif cepat dan hal ini akan membawa perubahan pada sistem pelayanan pemerintah secara keseluruhan Jumlah penduduk Kabupaten Karo TA. 2007 tercatat sebanyak 351.368 jiwa, kemudian meningkat menjadi 360.880jiwa pada Tahun 2008, kemudian meningkat menjadi 370.655 jiwa pada Tahun 2009. Dimana komposisi penduduk menurut umur pada tahun 2009 sebagai berikut : penduduk kelompok umur 0 s/d 14 Tahun sebanyak 121.407 jiwa (32,76%) dan penduduk kelompok umur 15 s/d 64 Tahun sebanyak 232.011 jiwa (62,60%), sedangkan jumlah penduduk kelompok umur 65 Tahun keatas adalah 17.201 jiwa (4,64%).

Jumlah penduduk Kabupaten Karo ini merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Hal ini akan dapat memperkuat SDM Kabupaten Karo dimasa yang akan datang guna mempercepatpengembangan daerah Kabupaten Karo .Dilihat dari distribusi dan kepadatan penduduk, maka rata-rata kepadatan penduduk telah mencapai ± 174,22 jiwa/km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Berastagi yaitu 1.530,69 jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Mardinding yaitu 62,21 jiwa/km2.30

Jumlah kepadatan penduduk per kecamatan dapat terlihat pada tabel berikut :

(61)
[image:61.612.120.523.180.686.2]

Tabel 3.3

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan

di Kabupaten Karo Tahun 2009

No Kecamatan Nama Ibu Kota

Luas Wilayah/

(Km2)

Banyak penduduk

Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2)

1 Mardingding Mardingding 267,11 16.617 62,21

2 Lau Baleng Lau Baleng 252,60 20.355 80,58

3 Tigabinanga Tigabinanga 160,38 19.902 124,09

4 Juhar Juhar 218,56 14.217 65,05

5 Munte Munte 125,64 21.586 171,81

6 Kutabuluh Kutabuluh 195,70 12.507 63,91

7 Payung Payung 47,24 11.309 239,39

8 Tiganderket Tiganderket 86,76 14.579 168,04

9 Simpang Empat Simpang

Empat 93,48 21.089 225,60

10 Naman Teran Naman Teran 87,82 12.652 144,07

11 Merdeka Merdeka 44,17 13.218 299,25

12 Kabanjahe Kabanjahe 44,65 63.990 1 433,15

13 Berastagi Berastagi 186,84 46.686 1 530,69

14 Tigapanah Tigapanah 186,84 33.102 177,17

15 Dolat Rayat Dolat Rayat 32,25 8.573 265,83

16 Merek Merek 125,51 16.130 128,52

17 Barusjahe Barusjahe 128,04 24.107 188,28

Jumlah Total 2.127,25 370.619 174,22

(62)

Tabel 3.4

Jumlah Penduduk Per Kecamatan dan Jenis Kelamin

Di Kabupaten Karo Tahun 2009

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Sex Rasio

1 Mardingding 8.323 8.294 16.617 100,35

2 Laubaleng 10.072 10.283 20.355 97,95

3 Tigabinanga 10.033 9.869 19.902 101,66

4 Juhar 6.704 7.513 14.217 89,23

5 Munte 10.745 10.841 21.586 99,11

6 Kutabuluh 6.199 6.308 12.507 98,27

7 Payung 5.552 5.757 11.309 96,44

8 Tiganderket 7.124 7.455 14.579 95,56

9 Simpang Empat 10.462 10.627 21.089 98,45 10 Naman Teran 6.348 6.304 12.652 100,70

11 Merdeka 6.608 6.610 13.218 99,97

12 Kabanjahe 31.856 32.134 63.990 99,13

13 Berastagi 21.863 24.823 46.686 88,08

14 Tigapanah 16.291 16.811 33.102 96,91

15 Dolat Rayat 4.256 4.317 8.573 98,59

16 Merek 8.084 8.046 16.130 100,47

17 Barusjahe 11.977 12.130 24.107 98,74

[image:62.612.120.529.202.598.2]

Jumlah 182.497 188.122 370.619 97,01 Sumber: Karo Dalam Angka Tahun 201

Tabel 3.5

Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan

(63)

Kecamatan/Sub Regency Distribusi penduduk (tahun) Rata-rata pertumbuhan penduduk

1990 2000 2009 2000/1990 2009/20 00

Mardingding 14.436 13.488 16.617

-0,68 2,35

Laubaleng 15.293 14.268 20.355

-0,69 4,03 Tigabinanga 16.969 16.795

19.902

-0,10 1,90

Juhar 12.901 13.242 14.217

0,26 0,79 Munte 16.488 18.461

21.586

1,14 1,75

Kutabuluh 9.881 9.496 12.507

-0,40 3,11

Payung 8.605 9.181 11.309

0,65 2,34

Tiganderket 12.290 12.059 14.579

-0,19 2,13 Simpang Empat 15.472 16.981

21.089

0,93 2,44

Naman Teran 7.786 9.198 12.652

1,68 3,61

Merdeka 7.857 330 13.218

1,73 3,95 Kabanjahe 41.045 46.785

63.990

1,32 3,54

Berastagi 26.046 30.575 46.686

1,62 4,82

Tigapanah 20.003 22.319 33.102

(64)

Kecamatan/Sub Regency

Distribusi penduduk

(tahun)

Rata-rata pertumbuhan

penduduk

1990 2000 2009 2000/1990 2009/20 00

Dolat Rayat 5.728 6.637 8.573

1,48 2,88

Merek 10.731 14.521 16.130

3,07 1,17 Barusjahe 16.450 20.377

24.107

2,16 1,89

Jumlah total 257.981 274.713 370.619

0,96 3,01

Sumber : Karo Dalam Angka tahun 2010

III.4. Pendidikan

Ketersediaan jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Karodapat dibedakan dari Pendidikan Umum dan Pendidikan Agama. Jumlah fasilitas pendidikan umum di Kabupaten Karopada tahun 2009 terdapat sekitar 384 Sekolah yang terdiri dari 286 unit Sekolah Dasar, 64 unit SLTP, 27 unit SMU dan 7 unit Sekolah Menengah Kejuruan. Fasilitas pendidikan terbanyak terdapat di Kecamatan Tigapanah yaitu sebanyak 27 unit sekolah.Sedangkan fasilitas pendidikan terkecil terdapat di Kecamatan Kutabuluh dan Merek yaitu masing-masing sebanyak 13 unit sekolah.

(65)

Sekolah MTs dan sebanyak 32 unit Sekolah MA. Fasilitas pendidikan agama islam masih terdapat di sebagian kecil wilayah Kabupaten Karo yaitu di kecamatan Laubaleng, Tigabinanga, Simpang Empat, Kabanjahe, Berastagi, Kutabuluh. Sedangkan untuk kecamatan Mardingding, Juhar, Munte, Payung, Tiganderket, Naman Teran, Merdeka, Tigapanah, Dolat Rayat, Merek, dan Barusjahe belum memiliki sekolah agama Islam.

[image:65.612.127.516.387.702.2]

Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran fasilitas pendidikan di Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3.7

Jumlah Fasilitas Pendidikan Umum Di Kabupaten Karo Tahun 2008

No Kecamatan

SD SMP SMU SMK

Jumlah Neg. Sw. Neg. Sw. Neg. Sw. Neg. Sw.

1 Mardingding 16 3 3 - 1 - - - 23

2 Laubaleng 15 2 1 4 1 - - - 23

3 Tigabinanga 19 2 3 1 1 1 - - 27

4 Juhar 14 - 3 - 1 1 - - 19

5 Munte 20 - 2 1 1 - - - 24

6 Kutabuluh 13 1 5 - 1 - - - 20

7 Payung 26 - 3 1 1 1 - - 32

8 Tiganderket - - - -

9 Simpang Empat 30 3 1 1 1 - 36

10 Naman Teran - - - -

11 Merdeka - - - -

(66)

13 Berastagi 16 10 3 4 1 6 1 - 41

14 Tigapanah 27 2 4 1 3 - 37

15 Dolat Rayat - - - -

16 Merek 13 - 2 2 - - - 3 18

17 Barusjahe 21 1 4 1 1 1 - - 29

Jumlah 253 33 39 25 14 13 3 4 384

Sumber : Karo Dalam Angka tahun 2010

[image:66.612.124.518.111.256.2]

Keterangan : Data Kecamatan Tiganderket masih bergabung dengan Kecamatan Payung, Naman Teran dan Merdeka ke Simpang Empat, dan Dolat Rayat ke Kecamatan Tigapanah

Tabel 3.7

Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, Guru Dan Murid Di Kabupaten Karo Tahun 2009

No. Kecamatan Sekolah Ruang Kelas Guru Murid

1 Mardingding 16 112 146 2.316

2 Laubaleng 15 81 131 2.233

3 Tigabinanga 19 101 128 1.931

4 Juhar 14 113 124 1.514

5 Munte 20 126 192 2.427

6 Kutabuluh 13 91 128 2.196

7 Payung 26 175 263 1.705

8 Tiganderket - - - -

9 Simpang Empat 30 196 291 4.392

10 Naman Teran 1) - - - -

11 Merdeka 1) - - - -

12 Kabanjahe 23 162 298 5.939

13 Berastagi 16 100 183 3.883

14 Tigapanah 27 200 297 3.990

15 Dolat Rayat - - - -

16 Merek 13 88 134 2.441

17 Barusjahe 21 143 219 3.043

(67)

III.5. Kesehatan

[image:67.612.112.531.508.694.2]

Jumlah fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Karo pada tahun 2009 terdapat sekitar 422 Unit, yang terdiri 6 unit Rumah Sakit Umum, 19 Unit Pukesmas Rawat Jalan, 258 Unit Puskesmas Pembantu, 23 Unit Rumah Bersalin, 93 Unit Balai Pengobatan Umum (BPU) dan 23 Unit Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang telah tersebar di 19 (Sembilan belas kecamatan), disamping itu di Kabupaten karo juga terdapat sebanyak 401 unit Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Fasilitas kesehatan terbanyak terdapat di Kecamatan Berastagi, yaitu sebanyak 60 Unit.Sedangkan fasilitas kesehatan terkecil terdapat di Kecamatan Dolat Rayat, yaitu hanya mempunyai sebanyak 7 Unit fasilitas kesehatan. Lebih jelasnya lihat tabel berikut :

Tabel 3.9

Banyaknya Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Karo Tahun 2009

No Kecamatan

Rumah Sakit Umum

Puskesmas

Puskesmas Pembantu

Rumah

Bersalin BPU Poskesdes Jumlah Rawat

inap

Rawat Jalan

1 Mardingding - - 1 8 - 5 1 15

2 Laubaleng - - 1 15 - 8 - 24

3 Tigabinanga - - 1 25 - 6 1 33

4 Juhar - - 1 11 - 3 - 15

(68)

No Kecamatan Rumah Sakit Umum Puskesmas Puskesmas Pembantu Rumah

Bersalin BPU Poskesdes Jumlah Rawat

inap

Rawat Jalan

6 Kutabuluh - - 1 10 1 2 - 14

7 Payung - - 1 6 - - - 7

8 Tiganderket - - 1 11 - 1 - 13

9

Simpang

Empat - -

1 11

-

1 2

15

10

Naman

Teran - -

1 14

-

2 5

22

11 Merdeka - - 1 4 - 1 3 9

12 Kabanjahe 4 - 1 25 8 17 - 55

13 Berastagi 2 - 2 21 9 23 3 60

14 Tigapanah - - 2 19 2 8 6 37

15 Dolat Rayat - - 1 3 1 1 - 6

16 Merek - - 1 11 2 5 - 19

17 Barusjahe - - 1 30 - 8 2 41

Jumlah 6 19 258 23 93 23 422

Sumber : Karo Dalam Angka Tahun 2010

III.6. Sosial Masyarakat

(69)

Kabupaten Karo terdiri dari beragam suku dan agama. Jumlah sarana ibadah yang ada saat ini di Kabupaten terdapat sebanyak 911 Unit, yang terdiri dari 164 Unit Mesjid, 51 Unit Langgar/Musholla, 538 Unit Gereja Protestan, 148 Unit Gereja Katolik, 8 Unit Pura, dan 2 Vihara. Jumlah sarana ibadah yang terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu sebanyak 354 Unit.Sedangkan jumlah sarana ibadah yang terkecil terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu hanya sebanyak 23 Unit.

III.7. Perekonomian

Sektor Pertanian merupakan bagian terpenting dalam per-ekonomian Kabupaten Karo. Peranan sektor ini terhadap PDRB Karo pada tahun 2009 sekitar 60,46 % untuk harga berlaku. Sektor pertanian dikelompokkan menurut sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan sektor kehutanan. Sedangkan untuk sektor lainnya seperti jasa-jasa, pertambangan, perdagangan, hotel, restoran, dan sektor lainnya hanya mencapai 39,54 % pada tahun 2009.

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.5
Tabel 3.7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan anggaran dalam keuangan publik atau keuangan negara bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan kepentingan umum melalui

dan Gambar 2.2. Pada Gambar 2.1 dapat dilihat pasar tradisional dilambangkan dengan simbol keranjang berbentuk rumah berwarna putih, yang kemudian dilakukan buffer

Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Tergugat I / Pembanding I, dan Tergugat II sampai dengan Tergugat XV / Pembanding II sampai

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara

Tg menunjukkan ukuran titik lunak (softening point) polimer dan indikator batas atas temperatur kerjanya. Dari hasil analisa FTIR pada sampel 7 dan 9 ada serapan getaran ulur

Hopkins(Sutama 2010 : 15) PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri

Dengan ini penulis akan mencoba merancang, membuat serta mengimplementasikan sistem pengambilan keputusan ke dalam bentuk yang terkomputerisasi yaitu dalam bentuk