ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
PENGOLAHAN KOPI LUWAK
(Pada Usaha Bapak Efendi Ahmad Di Desa Way Mengaku Kecamatan Liwa Kabupeten Lampung Barat)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata satu (S-1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian - Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh:
Ardiansyah (05720004)
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
PENGOLAHAN KOPI LUWAK
(Pada Usaha Bapak Efendi Ahmad Di Desa Way Mengaku Kecamatan Liwa Kabupeten Lampung Barat)
NAMA : Ardiansyah
NIM : 05720004
JURUSAN : Agribisnis
FAKULTAS : Pertanian-Peternakan
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata satu (S-1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian dan Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Menyetujui:
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan Agribisnis,
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
JUDUL : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
PENGOLAHAN KOPI LUWAK
(Pada Usaha Bapak Efendi Ahmad Di Desa Way Mengaku Kecamatan Liwa Kabupeten Lampung Barat)
NAMA : Ardiansyah
NIM : 05720004
JURUSAN : Agribisnis
FAKULTAS : Pertanian-Peternakan
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata satu (S-1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian dan Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Menyetujui:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ir. Istis Baroh, MP Ir. Gumoyo MN, MP
Ketua Jurusan Agribisnis,
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PENGUJI
JUDUL : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
PENGOLAHAN KOPI LUWAK
(Pada Usaha Bapak Efendi Ahmad Di Desa Way Mengaku Kecamatan Liwa Kabupeten Lampung Barat)
NAMA : Ardiansyah
NIM : 05720004
JURUSAN : Agribisnis
FAKULTAS : Pertanian-Peternakan
Telah Diperkenankan dan Dinyatakan Lulus Oleh Dewan Penguji Pada Hari Rabu Tanggal 28 Juni 2010.
Menyetujui dan Mengesahkan:
Penguji I Penguji II
Ir. Rahayu Relawati, MM R. Pulung Sudibyo, SP,MP
Penguji III Penguji IV,
HALAMAN REVISI
JUDUL : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
PENGOLAHAN KOPI LUWAK
(Pada Usaha Bapak Efendi Ahmad Di Desa Way Mengaku Kecamatan Liwa Kabupeten Lampung Barat)
NAMA : Ardiansyah
NIM : 05720004
JURUSAN : Agribisnis
FAKULTAS : Pertanian-Peternakan
Telah Direvisi dan Disetujui Oleh Dewan Penguji Pada Tanggal/Bulan/Tahun :………
Menyetujui:
Penguji I Penguji II
Ir. Rahayu Relawati, MM R. Pulung Sudibyo, SP,MP
Penguji III Penguji IV,
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
PENGOLAHAN KOPI LUWAK
(Pada Usaha Bapak Efendi Ahmad Di Desa Way Mengaku Kecamatan Liwa Kabupeten Lampung Barat)
NAMA : Ardiansyah
NIM : 05720004
JURUSAN : Agribisnis
FAKULTAS : Pertanian-Peternakan
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata satu (S-1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian dan Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ir. Istis Baroh, MP Ir. Gumoyo MN, MP
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan Agribisnis
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ardiansyah
Tempat/ Tanggal Lahir : Way Mengaku 20 April 1984
Nim : 05720004
Fakultas/Jurusan : Pertanian -Peternakan / Agribinis / UMM
Menyatakan bahwa Karya ilmiah/Skripsi berjudul ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PENGOLAHAN KOPI LUWAK (Pada Usaha Bapak Efendi Ahmad Di Desa Way Mengaku Kecamatan Liwa Kabupeten Lampung Barat) adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam berbentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikiasn surat peryataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila surat peryataan ini tidak benar maka kami bersedia mendapat sangsi akademis.
Malang, 18 Agustus 2010
Ardiansyah
Mengetahui:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi segala petunjuk dalam hidup sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
PENGOLAHAN KOPI LUWAK (Pada Usaha Bapak Efendi Ahmad Di Desa Way
Mengaku Kecamatan Liwa Kabupeten Lampung Barat) merupakan syarat untuk menempuh Gelar Sarjana (S-1) Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
Penyusun skripsi tidak akan mungkin berjalan tanpa ada bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan sampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Damat, MP Selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ir. Dyah Erni Widyastuti, MM, Selaku Ketua Jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang terima kasih atas petunjuk dan semangatnya.
3. Ir. Istis Baroh, MP, Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini selesai.
4. Ir. Gumoyo.MN, MP, Selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan arahan sehingga skripsi ini selesai
6. R. Pulung Sudibyo,SP,MP, Selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga skripsi ini selesai.
7. Ir. Rahayu Relawati, MP, Selaku Dosen Wali Mahasiswa Jurusan Agribisnis Angkatan 2005 Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas
Muhammadiyah Malang.
8. Seluruh Keluarga Laboraturium Argribisnis Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
9. Ibunda (alm) tercinta yang sampai ahir hayat berjuang untuk ananda hingga menjadi sarjana semoga amal ibadahnya diterima ALLAH SWT amin.
10.Ayahanda tercinta yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil hingga ananda menjadi sarjana.
11. Untuk semua keluarga besar (Marhana, Yuhanis, Hidayati, Hermansyah, Yumna Dewi dan Untuk Semua Keponaanku) yang selalu memberikan semangat.
12.Teman Agribisnis 2005 (Yanuarista Puspitasari, M. Zainudin (Udin), Sandi Indrianto, Eko Bayu.P (Krebo), Rinto Franky. W (Otong), Akbar .A, Yogi Winandi (Goang), Agung Pinaringan .S (Didont) Kurniawan Novarianto (Mbah), M. Ainul Yaqin (Gatul), Nur Ali cholis (Kepet), Yuliani (Bruno), Funky Rhamanda, Reni Anastasia, Desi, Erwan Raharjo.
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian...11
1.3.1 Tujuan...11
1.3.2 Kegunaan...11
1.4 Batasan Istilah Dan Pengukuran Variabel...12
Bab II. Tinjauan Pustaka 2.1 Gambaran Umum Kopi...14
2.2 Kopi Luwak Dan Nilai Ekonominya ...16
2.3 Morfologi Buah Kopi ...16
2.4 Proses Pengolahan Kopi Luwak ...18
2.5 Biaya Tetap ...19
2.7 Pendapatan Dan Penerimaan ...22
Bab IV. Gambaran Umum Usaha Pengolahan Kopi Luwak 4.1 Sejarah Berdirinya Pengolahan Pengolahan Kopi Luwak...28
4.2 Luas Tempat Usaha Kopi Luwak...28
4.3 Pengadaan Musang………...28
4.4 Pengadaan Makanan...29
4.5 Tenaga Kerja...30
4.6 Bahan Dan Peralatan...30
4.5.1 Bahan...30
4.5.2 Peralatan...31
4.7 Kapasitas Dan Proses Produksi...31
4.6.1 Kapasitas...31
4.7 Pemasaran Kopi Luwak...33
4.8 Harga...34
Bab V. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 5.1 Analisis Biaya Pengolahan Kopi Luwak...35
5.2 Biaya Tetap (FC)...35
5.3 Biaya Variabel (VC)...37
5.3.1 Biaya Variabel Kopi...37
5.3.2 Biaya Variabel Pepaya...38
5.3.3 Biaya Variabel Pisang...40
5.3.4 Biaya Variabel Tenaga Kerja...41
5.3.5 Biaya Variabel Kayu Bakar...42
5.3.6 Biaya Variabel Transportasi, Listrik Dan PDAM...44
5.4 Total Biaya ...45
5.5 Kopi Yang Tidak Dimakan Musang...46
5.6 Produksi, Penerimaan, Pendapatan Dan Efisiensi Pengolahan Kopi Luwak...48
5.6.1 Produksi...48
5.6.2 Penerimaan...49
5.6.3 Pendapatan Dan Efisiensi Pengolahan Kopi Luwak...50
Daftar Tabel
Tabel 1 : Peralatan Untuk Pengolahan Kopi Luwak...31
Tabel 2 : Biaya Tetap (Fixed Cost)………...36
Tabel 3 : Kopi...37
Tabel 4 : Pepaya………...39
Tabel 5 : Pisang………..……...40
Tabel 6 : Tenaga Kerja………...………...42
Tabel 7 : Kayu Bakar………..……...43
Tabel 8 : Tranportasi, Listrik, PDAM………. ...44
Tabel 9 : Total Biaya ………...46
Tabel 10: Kopi Bubuk Biasa...47
Tabel 11 : Total Penerimaan ………...49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Biaya Tetap Lampiran 2 : Kopi Lampiran 3 : Pepaya Lampiran 4 : Pisang Lampiran 5 : Kayu Bakar Lampiran 6 : Tenaga Kerja Lampiran 7 : Total Biaya (TC) Lampiran 8 : Kopi Bubuk Biasa
Lampiran 9 : Tranportasi Listrik PDAM Lampiran 10: Total Penerimaan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Musang Gambar 2 : Buah Kopi
Gambar 3 : Musang Makan Kopi Gambar 4 : Kotoran Musang Gambar 5 : Proses Penjemuran Gambar 6 : Proses Penjemuran Gambar 7 : Proses Penumbukan Kopi Gambar 8 : Biji Kopi Hasil Penumbukan Gambar 9 : Proses Penyortiran
DAFTAR PUSTAKA
AEKI. 2002. Perdagangan dan Perindustrian Propinsi Lampung. Lampung. Anonimous.2002. DITJENIKAH-DEPPERINDAG RI.
hhtp://ikah.dprin.go.id/Intro.html
Ditjenbun. 2000. Statistik Perkebunan Lampung Barat 2000-2004. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
Ditjenbun. 2003. Statistik Perkebunan Lampung Barat. http://www.talkaboutcoffee.com/coffee_beans.html.
Joewono. 2000. Pemasaran Agroindustri. PT Radja Grafindo Persada. Jakarta. Joewono. 2001. Pengembangan Pertanian Kompas tanggal 2 Oktober 2001 Kurniawaty. 2002 . Akutansi Biaya. Ed.S. Cet. 2. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.
YKPN. Yogyakarta.
Kurniawaty. 2002. Saluran Pemasaran Pertanian.
hhtp://www.pikiranrakyat.com/cetak/0702/05/01.htmtgl.
Kustiari. 2007. Strategi Pengembangan SDM Agroindustri. CV Regina Abadi. Solo.
Saragih. 2002. Dampak Pengembangan Industri Pangan Terhadap Kesempatan Kerja .hhtp://202.159.18.43/jsi/jurnal.htm.
Soekartawati.1993. Dasar Manajemen hasil-hasil Pertanian dan Aplikasinya Universitas Brawijaya Malang. Rajawali Pres. Jakarta.
Suharto.1990. Ilmu Uasaha Tani. BPFE. Yogyakarta.
Suyanto.2008. Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi Nasional Menghadapi abad ke 21.Jakarta.
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan produksi kopi dunia selama kurun waktu 20 tahun (1980/1981 – 1999/2000) berfluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan produksi, yaitu sebesar 5,2 juta ton (1980/1981) menjadi 6,3 juta ton pada tahun 1999/ 2000 (Ditjenbun, Tanpa tahun). Sebagian besar (75 %) produksi kopi dunia berasal dari jenis kopi Arabika, sisanya (25 %) berasal dari jenis kopi Robusta. Tetapi akhir-akhir ini (1998) produksi kopi Arabika cenderung menurun, yaitu menjadi 66 % dari produksi kopi dunia atau dibawah 4,2 juta ton. Kopi Arabika diproduksi oleh lebih dari 41 negara dengan penghasilan terbesar (50 – 60 %) berasal dari negara-negara Amerika Selatan dan Afrika seperti: Brazil, Kolombia, Kosta Rika, Elsavador, Guatemala, Kenya, Mexico. Kopi Robusta diproduksi oleh lebih dari 36 negara terutama di wilayah Afrika seperti Pantai Gading dan Uganda, sedangkan produsen terbesar kopi Robusta dunia adalah Indonesia, Vietnam dan India (Joewono H. 2001)
Tanaman kopi yang banyak dikenal ada dua jenis, yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Indonesia menghasilkan kopi Robusta lebih tinggi dibandingkan kopi Arabika. Dari total produksi kopi Indonesia, produksi kopi Robusta 93 % dan kopi Arabika 7 %, sedangkan kopi yang diekspor keseluruhannya berjumlah 6,03 % dari ekspor kopi dunia Produsen kopi terbesar kedua saat ini adalah Kolumbia, yang memegang sekitar 13% pasar kopi dunia. Tanaman kopi di Kolumbia banyak
2
dan Vietnam. Kopi paling terkenal berasal dari Medellin, Armenia dan Manizales. Medellin adalah yang paling terkenal karena memiliki biji yang berat, kaya rasa dan keasaman yang seimbang. Kopi dari Bogota juga menjadi salah satu kopi terbaik yang memiliki keasaman lebih rendah dibanding dari Medellin. (Ditjenbun Departemen Pertanian, 2000).
3
tinggi yaitu sekitar 3 ton/ha, sementara produktivitas tanaman kopi Indonesia hanya sekitar 500-600 kg/ha. Penurunan pangsa ekspor Indonesia tidak sepenuhnya merefleksikan adanya penurunan daya saing ekspor kopi Indonesia, karena daya saing di pasar internasional tergantung pada negara pengekspor lainnya. Analisis daya saing ekspor kopi dengan menggunakan model pangsa pasar konstan (CMS) menunjukkan bahwa daya saing kopi Indonesia di pasar dunia cenderung meningkat (Kustiari, 2007).
4
Peran kopi Indonesia di negara-negara pengimpor utama cenderung menurun Pangsa kopi dari Indonesia di Amerika Serikat, Jerman maupun Jepang masing-masing turun dari rata-rata 3,7, 6,0 dan 16,9 persen dalam periode 1986-1989 menjadi 3,5, 4,9 dan 12,8 persen pada periode 2000-2004. Pangsa Indonesia di pasar-pasar tersebut tampak menurun, yang diduga karena pangsa Indonesia direbut oleh Vietnam yang diindikasikan oleh meningkatnya pangsa pasar.Vietnam di Jerman dan Jepang yaitu masing-masing dari 0,22 dan 0,04 persen menjadi 12,0 dan 5,9 persen. Bahkan di Amerika rata-rata pangsa Vietnam menjadi 10,5 persen dalam periode 2000-2004, naik dari 3,2 persen dalam periode 1990-1999.
5
jalan-jalan disentra-sentra produksi kopi, melakukan penelitian, memberikan penyuluhan dan mengucurkan kredit serta memberikan hak pengolahan dengan luas areal tidak terbatas hingga 50 tahun. Produktivitas kopi di Vietnam lebih tinggi dibandingkan dengan di negara-negara produsen kopi lainnya karena kopi banyak diPengolahankan oleh perPengolahanan negara (AEKI, 2002).
6
daerah penghasil kopi arabika adalah Nanggro Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Beberapa daerah seperti Jawa
Timur, Bali dan Flores menghasilkan kopi arabika dan robusta (Ditjenbun. 2000).
Perkebunan kopi di Indonesia sebagian besar dimiliki oleh petani secara langsung, hanya beberapa bagian di pulau Jawa perkebunan kopi warisan Hindia Belanda yang masih dikuasai oleh pemerintah melalui PT Perkebunan Negara (PTPN). Perdagangan kopi di Indonesia kebanyakan sudah dikuasai oleh perPengolahanan asing yang mendisikan badan Pengolahan di Indonesia, sebut saja Nestle dan perPengolahanan multinasional lainnya. Mereka sudah mulai memasuki ke semua daerah perkebunan kopi di Indonesia untuk melihat potensi kopi yang ada. Hal ini karena perdagangan kopi pada tingkat konsumen saat ini lebih mengarah kepada indikasi geografis asal kopi tersebut. Sebagai contoh kalau kita pergi ke kedai kopi kita akan menenui beberapa jenis kopi, misalnya kopi Java, kopi Toraja, kopi Bali, kopi Gayo dan lainnya. Hal ini karena di setiap daerah memiliki rasa kopi yang berbeda walaupun misalnya dari varietas kopi yang sama. Kondisi tanah, ketinggian perkebunan, dan iklim sangat mempengaruhi rasa kopi. Terutama di Indonesia karena model pengeringan yang tradisional, bau tanah aroma kopi sangat digemari di luar negeri.
7
Dengan berkembangnya daerah-daerah yang membudidayakan kopi, maka semakin berkembang pulalah areal perkebunan kopi di Indonesia
Sementara di Indonesia, sebagian besar diPengolahankan oleh petani yang memiliki modal dan sumber daya manusia, sehingga kopi yang diproduksi oleh petani mutunya kebanyakan masih asalan. Selain karena bantuan badan-badan internasional, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah negara-negara produsen kopi guna mempertahankan kelangsungan industri kopinya. Di bidang harga, pemerintah menetapkan harga dasar pembelian kopi bersama-sama dengan pengekspor. Penetapan harga ini dikeluarkan oleh Menteri Pertanian atas usul asosiasi kopi Vietnam (Vietnam Coffee and Cocoa Association-VICOFA). Pada tahun 2001, Vietnam melakukan penambahan areal kopi arabika seluas 40 ribu ha (20 ribu ha sudah ditanami dan 20 ribu ha sedang ditanami). Proyek perluasan areal kopi arabika ini mendapat bantuan dari Badan Bantuan Pembangunan Perancis Agency) sebesar 40 juta dolar AS. Target pengembangan kopi arabika adalah seluas 100 ribu ha hingga tahun 2005, sebagai upaya memperbaiki proporsi kopi arabika terhadap opi robusta (AEKI, 2002).
8
berumur kurang lebih 6 – 7 tahun akan mengalami penurunan produksi. Maka untuk menjaga stabilitas produksi petani diwilayah ini biasanya melakukan peremajaan tanaman. Dengan cara distek dengan bibit tanaman yang unggul. Ganguan hama dan penyakit. Hama dan penyakit ini biasanya menyerang tanaman dengan cara mematahkan cabang tanaman. Namun dampak dari serangan hama ini masih sedikit, sehingga gangguan hama ini cenderung diabaikan oleh petani. Gangguan terhadap produksi dan pertumbuhan tanaman kopi yang lain adalah gulma yang tumbuh di sekitar batang kopi
Kopi arabika memiliki permintaan yang cukup tinggi di pasar dunia. Harga kopi jenis arabika di pasar internasional mencapai 3,2 dollar AS per kilogram, sementara kopi robusta hanya separuhnya, yakni 1,5 dollar AS. Beralihnya petani kopi Lampung barat kopi menanam jenis arabika membuat ekspor kopi jenis ini meningkat tajam tahun 2006 dibanding tahun sebelumnya. Dari bulan Januari hingga November 2006 ekspor kopi jenis arabika dari lampung mencapai 44,710 ton, sementara untuk periode yang sama pada tahun 2005 hanya mencapai 36,413 ton (Suyanto, 2008)
9
tenaga lokal dan (4) tersebar dalam jumlah yang banyak sehingga merupakan alat pemerataan pembangunan yang efektif (Yahmadi, Mudriq. 1998.)
10
Dalam proses pengolahan kopi Luwak, perlu adanya penanganan biaya dan pendapatan, biaya digunakan untuk mengetahui jumlah pengeluaran yang dilakukan dalam pengolahan kopi luwak, sedangkan pendapatan untuk mengetahui jumlah penerimaan yang diterima dalam Pengolahan kopi luwak.
1.2 Perumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya maka perumusan masalah penelitian tentang analisis biaya dan Pendapatan pengolahan kopi luwak adalah sebagai berikut :
1. Berapakah biaya dan pendapatan pada pengolahan kopi luwak? 2. Apakah Pengolahan kopi luwak efisien?
1.3 Tujuan dan kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis biaya dan pendapatan pengolahan kopi luwak 2. Untuk menganalisis tingkat efisiensi pengolahan kopi luwak
1.3.2 Kegunaan
Adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan ini adalah:
1. Dapat memberikan gambaran kepada pengusaha kopi luwak tentang biaya, pendapatan dan efisiensi, sebagai dasar untuk pengembangan pengolahan kopi luwak dalam sekala besar.
11 1.4 Batasan istilah dan Pengukuran Variabel
Agar persepsi penelitaian dan pembaca tidak berbeda maka ada istilah yang bisa dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor produksi adalah keseluruhan input yang digunakan pada pengolahan kopi luwak meliputi: pembuatan kandang, bahan baku produksi, tenaga kerja dan penerimaan.
2. Biaya total (TC) adalah penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel yang dihitung dalam Rupiah/bulan (Rp/bulan).
3. Biaya tetap ( FC) biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi besarnya produksi yang dihitung dalam Rupiah/bulan (Rp/bulan).
4. Biaya varibel (VC) biaya yang besar kecilnya dipengaruhi besarnya produksi yang dihitung dalam Rupiah/bulan (Rp/bulan).
5. Pendapatan adalah selisih antara nilai produksi (TR) dengan biaya produksi (TC) penerimaan (TR) adalah nilai uang yang diperoleh dari hasil penjualan kopi luwak yang dihitung dalam Rupiah/bulan (Rp/bulan). 6. Tingkat efisiensi adalah upaya untuk mencapai tujuan dengan mengunakan
sumberdaya yang optimal, untuk mencapai keuntungan yang maksimal yang dinyatakan dalam prosentase (%).
7. Transportasi adalah biaya yang digunakan untuk memenuhi sarana produksi yang dihitung dalam Rupiah/bulan (Rp/bulan).
12
9. Produksi kopi bubuk adalah hasil diperoleh dari kegiatan pengolahan kopi luwak dihitung dalam satuan kilogram/bulan.
10.Harga jual adalah harga jual kopi luwak dengan distributor pada saat ada pesanan kopi luwak bubuk ( Rp/Kg).
11.Penerimaan adalah semua hasil produksi dikalikan dengan harga persatuan produksi (Rp/Kg).
12.Pendapatan adalah semua penerimaan yang diperoleh dari pengolahan kopi luwak dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan dan dihitung dalam rupiah (Rp).
13.Lesung adalah sarana untuk menumbuk kopi menjadi kopi bubuk. 14.Bakul adalah ayaman bambu menaruh tempat kopi sebelum ditumbuk. 15.Tepiyuk adalah ayaman dari bambu yang digunakan untuk menjemur
kotoran musang.
16.Helu adalahkayu bulat untuk menumbuk kopi menjadi kopi bubuk. 17.Ayakakan halus adalah untuk menghaluskan kopi setelah ditumbuk. 18.Kancah adalah tempat menyangrai kopi sebelum ditumbuk.