• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Yang Menggunakan Sudu Diameter 46cm Pada 3 Variasi Jarak Antara Sudu Dan Saluran Keluar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancang Bangun Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Yang Menggunakan Sudu Diameter 46cm Pada 3 Variasi Jarak Antara Sudu Dan Saluran Keluar"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

Rancang Bangun Turbin Vortex Dengan Casing

Berpenampang Lingkaran Yang Menggunakan Sudu

Diameter 46cm Pada 3 Variasi Jarak Antara Sudu Dan

Saluran Keluar

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

GIBRAN 110421052

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Rancang Bangun Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Yang Menggunakan Sudu Diameter 46cm Pada 3 Variasi Jarak Antara Sudu Dan Saluran Keluar”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan

Strata-1 (S1) Ekstensi pada Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini tidak sedikit kesulitan yang dihadapi

penulis, namun berkat dorongan, semangat, Doa dan bantuan baik materiil, moril,

maupun spirit dari berbagai pihak akhirnya kesulitan itu dapat teratasi. Untuk itu

sebagai manusia yang harus tahu terimakasih, degan penuh ketulusan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga :

1. Bapak Dr. Ing. Ir Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Departemen Teknik

Mesin Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. M . Syahril Gultom,. MT. Selaku Sekretaris Departemen Teknik

Mesin Universitas Sumatera Utara dan Selaku dosen pembimbing, yang

dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada

penulis.

3. Kedua orang tua penulis, KOMAR JAYA dan SITI SAHARA, serta adik

saya ADE IRMA yang tidak pernah putus-putusnya memberikan dukungan,

doa, moril serta kasih sayangnya yang tak terhingga kepada penulis.

4. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Departemen Teknik Mesin, yang

telah membimbing serta membantu segala keperluan penulis selama penulis

kuliah.

5. Seluruh Saudara penulis, yang selalu saling membantu demi mencapai

cita-cita.

6. Rekan-rekan satu tim kerja, Bayu, Boy, Endi, Stefanus, dan Musa yang telah

(10)

7. Seluruh rekan mahasiswa Ekstensi angkatan 2011 yang telah bersama-sama

melewati masa-masa selama kuliah di teknik Mesin Universitas Sumatra

Utara.

8. Kepada Abangda Lilik yang selama ini telah memberikan nasehat dan

masukan yang membuat penulis semakin bersemangat didalam

menyelesaikan Skripsi ini.

9. Kepada Keluarga Besar Bengkel Las Putra Banjar yang telah bekerja sama

dalam menyelesaikan rancang bangun turbin vortex.

Penulis meyakini bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu penulis akan sangat berterima kasih dan dengan senang hati menerima saran,

usul, dan kritik yang membangun demi tercapainya tulisan yang lebih baik. Akhir

kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberi manfaat kepada pembaca.

Terima Kasih .

Medan, Mei 2014

Penulis,

Gibran

(11)

ABSTRAK

Energi pada saat sekarang ini semakin berkurang akibat penggunaan

energy fosil secara berlebihan di semua bidang, Ilmuwan di seluruh dunia

menyadari hal ini dan mencoba berbagai energi alternatif. Salah satu sumber

energi saat ini yang banyak dilakukan penelitian adalah arus air. Indonesia adalah

Negara agraris yang menghasilkan air secara terus menerus, sehingga turbin air

lebih diutamakan dari turbin angin karena angin di Indonesia relatif stabil.

Microhydro ataupun picohydro yang dibuat biasanya memanfaatkan air terjun

dengan head jatuh yang besar, sedangkan untuk aliran sungai dengan head jatuh

yang kecil dimanfaatkan dengan optimal. Hal ini menjadi referensi untuk

memanfaatan aliran sungai dengan mengubahnya menjadi aliran vortex. Tujuan

dari rancang bangun ini adalah untuk mendapatkan rancangan casing turbin

vortex, rancangan poros, rancangan sudu dan bantalan serta bahan- yang sesuai.

Turbin Vortex ini dirancang dengan debit air 0.0052 dan kecepatan air

1.44 m/s. Menggunakan casing berpenampang lingkaran berbahan Akrilik, dengan

sudu berbahan seng. Hasil dari rancang bangun ini diharapkan akan bermanfaat

untuk pengguna turbin vortex, sehingga didapat turbin vortex yang aman pada saat

digunakan.

(12)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan Penelitian…... 2

1.3 Manfaat Penelitian... 2

1.4 Batasan Masalah... 2

1.5 Metodologi Penelitian... 3

1.6 Sistem Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Potensi Energi Air...5

2.2Mesin-Mesin Fluida...6

2.3Pengertian Turbin Air...6

2.4Komponen – Komponen Turbin...8

2.5Jenis-Jenis Turbin Air...9

2.5.1 Turbin Impuls...10

2.5.2 Turbin Reaksi...13

2.6Klasifikasi Turbin...16

(13)

2.6.2 Klasifikasi Berdasarkan Kecepatan Spesifik Turbin...17

2.6.3 Klasifikasi Berdasarkan Arah Aliran Fluida...18

2.7 Turbin Vortex (Pusaran Air)...18

2.7.1 Cara Kerja Turbin Vortex...19

2.7.2 Komponen Utama Turbin Vortex...20

2.7.3 Keunggulan Turbin Vortex...20

2.7.4 Pengaruh Turbin Vortex Pada Lingkungan...21

2.7.5 Pengembangan Turbin Vortex di Air Sungai...22

2.8 Aliran Vortex...24

2.8.1 Aliran Vortex Bebas...24

2.8.2 Aliran Vortex Paksa...25

2.8.3 Aliran Vortex Kombinasi...25

2.9 Penampang Air...26

2.10 Saluran Masuk (Inlet area)...26

BAB III METODOLOGI DAN ALAT PENELITIAN 3.1 Umum...28

3.2 Rancang Bangun Instalasi...29

3.2.1 Rumah Turbin…………...29

3.2.2 Poros Turbin...30

3.2.3 Sudu Turbin…………...30

3.2.4 Bantalan (bearing)………...31

(14)

3.2.6 Saluran Keluar……….……….32

3.2.7 Talang...32

3.3 Peralatan Pengujian...33

3.3.1 Hand Tachometer...33

3.3.2 Timbangan Pegas………..33

3.3.3 Pulley………34

3.3.4 Pompa………..……….35

3.4 Pelaksanaan Pengujian………36

3.5 Penentuan Debit Aliran Air………...………….39

3.6 Analisa Segitiga Kecepatan……….………40

3.6.1 Analisa Segitiga Kecepatan Pada Sisi Masuk………...43

3.6.2 Analisa Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar…...…43

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Perhitungan Efisiensi Turbin Vortex Rumah Sudu (casing) Berpenampang Lingkaran Dengan Diameter Saluran Keluar 6cm (Dengan Ketinggian Antara Sudu Dengan Saluran Keluar 2, 4, 6cm)……….45

4.1.1 Efisiensi Turbin Vortex Dengan Jarak Antara Sudu dengan Saluran Keluar Ketinggian 2cm………..46

4.1.2 Efisiensi Turbin Vortex Dengan Jarak Antara Sudu dengan Saluran Keluar Ketinggian 4cm……….………….49

(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………..……56

5.2 Saran………...57

DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sudu Turbin Pelton………...10

Gambar 2.2 Turbin Pelton………..…...…….11

Gambar 2.3 Turbin Crossflow………..…………..13

Gambar 2.4 Turbin Kaplan………...………..14

Gambar 2.5 Turbin Francis……….15

Gambar 2.6 Turbin Vortex………...………..15

Gambar 2.7 Rumah Turbin Vortex……….…20

Gambar 2.8 Pembangkit Listrik Pusaran Air Sebagai Bio-Reaktor……….…..22

Gambar 2.9 Gravitasi Pembangkit Listrik Pusaran Air………..…23

Gambar 2.10 Tipe – Tipe Vortex………...………...………….26

Gambar 2.11 Beberapa Tipe Saluran Masuk……….………….27

Gambar 3.1 Rumah Turbin (Casing) Lingkaran………...………….…………29

Gambar 3.2 Sudu Turbin Vortex……….……..….31

Gambar 3.3 Bantalan (Bearing)……….….….…..31

Gambar 3.4 Dudukan Turbin……….……….32

Gambar 3.5 Saluran Keluar………32

Gambar 3.6 Instalasi Turbin Vortex Tampak Samping……….…33

Gambar 3.7 Hand Tachometer………...33

Gambar 3.8 Timbangan Pegas………...34

(17)

Gambar 3.10 Pompa Pengumpan………..…..…………..35

Gambar 3.11 Segitiga Kecepatan Pada Kontstruksi Roda Jalan…………...…40

Gambar 3.12 Segitiga Kecepatan Pada Sisi Masuk dan Sisi Keluar………….44

Gambar 4.1 Grafik Torsi vs Efisiensi Pada Jarak Sudu Dengan Saluran

Keluar Ketinggian 2cm………..………47

Gambar 4.2 Grafik Torsi vs Kecepatan Sudut (ω) Pada Jarak Sudu Dengan

Saluran Keluar Ketinggian 2cm……….……48

Gambar 4.3 Grafik Kecepatan Sudut (ω) vs Daya Turbin Pada Jarak Sudu

Dengan Saluran Keluar Ketinggian 2cm…………...………….49

Gambar 4.4 Grafik Torsi vs Efisiensi Pada Jarak Sudu Dengan Saluran

Keluar Ketinggian 4cm………...…….………..51

Gambar 4.5 Grafik Torsi vs Kecepatan Sudut (ω) Pada Jarak Sudu Dengan

Saluran Keluar Ketinggian 4cm……….……51

Gambar 4.6 Grafik Kecepatan Sudut (ω) vs Daya Turbin Pada Jarak Sudu

Dengan Saluran Keluar Ketinggian 4cm……….………..52

Gambar 4.7 Grafik Torsi vs Efisiensi Pada Jarak Sudu Dengan Saluran

Keluar Ketinggian 6cm……….….………54

Gambar 4.8 Grafik Torsi vs Kecepatan Sudut (ω) Pada Jarak Sudu Dengan

Saluran Keluar Ketinggian 6cm……….………55

Gambar 4.9 Grafik Kecepatan Sudut (ω) vs Daya Turbin Pada Jarak Sudu

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Turbin Air Berdasarkan Tinggi Jatuh Air………...……16

Tabel 2.2 Klasifikasi Berdasarkan Putaran Spesifik………..18

Tabel 2.3 Klasifikasi Berdasarkan Arah Aliran Fluida……….….18

Tabel 3.1 Percobaan Aliran Debit Air Berdasarkan Tekanan Pompa Air…….39

Tabel 4.1 Nilai Laju Aliran Massa Pada Jarak Antara Sudu dan Saluran

Keluar 2,4,6cm……….……….46

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Percobaan Pada Jarak Sudu Antara Sudu Dengan

Saluran Keluar Ketinggian 2cm……….47

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Percobaan Pada Jarak Sudu Antara Sudu Dengan

Saluran Keluar Ketinggian 4cm……….50

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Percobaan Pada Jarak Sudu Antara Sudu Dengan

(19)

DAFTAR SIMBOL

D2 Diameter Roda Jalan Sisi Keluar (m)

Dt Diameter Turbin (m)

g konstanta Gravitasi (9,81 m/s)

H Head (m)

k Koefisien Losses

(20)

ABSTRAK

Energi pada saat sekarang ini semakin berkurang akibat penggunaan

energy fosil secara berlebihan di semua bidang, Ilmuwan di seluruh dunia

menyadari hal ini dan mencoba berbagai energi alternatif. Salah satu sumber

energi saat ini yang banyak dilakukan penelitian adalah arus air. Indonesia adalah

Negara agraris yang menghasilkan air secara terus menerus, sehingga turbin air

lebih diutamakan dari turbin angin karena angin di Indonesia relatif stabil.

Microhydro ataupun picohydro yang dibuat biasanya memanfaatkan air terjun

dengan head jatuh yang besar, sedangkan untuk aliran sungai dengan head jatuh

yang kecil dimanfaatkan dengan optimal. Hal ini menjadi referensi untuk

memanfaatan aliran sungai dengan mengubahnya menjadi aliran vortex. Tujuan

dari rancang bangun ini adalah untuk mendapatkan rancangan casing turbin

vortex, rancangan poros, rancangan sudu dan bantalan serta bahan- yang sesuai.

Turbin Vortex ini dirancang dengan debit air 0.0052 dan kecepatan air

1.44 m/s. Menggunakan casing berpenampang lingkaran berbahan Akrilik, dengan

sudu berbahan seng. Hasil dari rancang bangun ini diharapkan akan bermanfaat

untuk pengguna turbin vortex, sehingga didapat turbin vortex yang aman pada saat

digunakan.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi pada saat sekarang ini semakin berkurang akibat penggunaan

energi fosil secara berlebihan di semua bidang, ilmuwan diselurah dunia

menyadari hal ini dan mencoba berbagai energi alternatif. Salah satu sumber

energy saat ini yang banyak dilakukan penelitian adalah arus air. Penggunaan

berbagai macam turbin semakin maju. Indonesia adalah negara agraris yang

menghasilkan air secara terus menerus, sehingga turbin air lebih diutamakan dari

turbin angin karena angin di indonesia relatif stabil. Alih fungsi turbin angin

menjadi turbin air perlu dilakukan studi lebih lanjut. Massa jenis air yang hampir

1000 kali lipat massa jenis udara menyebabkan gaya dan torsi yang

mempengaruhi turbin semakin besar.

Pembangkit listrik tenaga air saat ini menjadi salah satu pilihan dalam

memanfaatkan sumber energi terbaru, namun pemanfaatan yang ada masih

menggunakan teknologi yang sederhana. Pembangkit Listrik jenis ini dalam

proses pembuatannya sangat ekonomis, tapi masih dalam skala kecil. Artinya

pembangkit-pembangkit ini hanya mampu mencukupi pemakaian energi listrik

untuk sejumlah rumah saja. Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Air ini sering

disebut Microhydro atau sering juga disebut Picohydro tergantung keluaran daya

listrik yang dihasilkan.

Microhydro ataupun Picohydro yang dibuat biasanya memanfaatkan air

terjun dengan head jatuh yang besar. Sedangkan untuk aliran sungai dengan head

jatuh yang kecil belum termanfaatkan dengan optimal. Hal ini menjadi referensi

untuk memanfaatkan aliran sungai dengan mengubahnya menjadi aliran vortex.

Seorang Peneliti dari Jerman Viktor Schauberger mengembangkan

teknologi aliran vortex (pusaran) untuk diterapkan pada pemodelan turbin air.

Aliran vortex yang juga dikenal sebagai aliran pulsating atau pusaran dapat terjadi

pada suatu fluida yang mengalir dalam suatu saluran yang mengalami perubahan

mendadak. Fenomena aliran vortex sering dijumpai pada pemodelan sayap

(22)

aliran fluida. Dalam penelitiannya Viktor Schauberger, memanfaatkan aliran

irigasi yang kemudian diubah menjadi aliran vortex (pusaran), kemudian

dimanfaatkan untuk menggerakkan sudu turbin. Dari penelitian ini didapatkan

efisiensi sebesar 75 % dengan tinggi air jatuh 0,6 m. Namun pada penelitiannya

Viktor Schauberger tidak menjelaskan pengaruh tinggi sudu turbin. Bertolak dari

kondisi tersebut di atas maka penyusun melakukan penelitian untuk melihat

pengaruh tinggi sudu turbin terhadap performansi turbin.

Penelitian tentang “turbin vortex” belum sempurna, bukan dikarenakan

Indonesia kekurangan penemu tetapi pengaplikasiannya belum banyak sehingga

dapat dijadikan tolak ukur. Oleh karena itu perlu dibuat penganalisaan disamping

pembuatan turbin vortex itu sendiri, agar nantinya effisiensi dari turbin air didapat

maksimal.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan dan penulisan laporan tugas akhir ini adalah

untuk mengetahui pengaruh luas saluran buang dan jarak sudu dari dasar casing

terhadap:

1. Torsi dan putaran poros maksimum yang dihasilkan turbin.

2. Daya optimal turbin yang dihasilkan.

3. Efisiensi turbin.

1.3. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan bahwa

aliran sungai pun dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik secara optimal.

1.4. Batasan Masalah

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini ada beberapa batasan masalah

yang diberikan agar penelitian ini lebih terarah, yaitu:

1. Pengamatan kinerja turbin dianalisa terhadap aliran vortex,pada casing

rumah sudu Spiral dan Lingkaran

2. Tipe sudu yang digunakan adalah lengkung.

(23)

4. Jumlah sudu yang digunakan adalah 8

5. Tinggi sudu turbin adalah 90 cm.

1.5. Metodologi Penelitian

Adapun metode pengumpulan data dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1) Pengujian

Penulis melakukan pengujian langsung pada turbin air vortex untuk

memperoleh data yang akan diolah.

2) Studi Pustaka

a) Membaca dan mempelajari buku-buku literatur untuk dapat

mengetahui dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan

yang dibahas.

b) Melakukan diskusi dengan dosen pembimbing dan sesama

mahasiswa.

1.6. Sistematika Penulisan

Agar penyusunan skripsi ini dapat tersusun secara sistematis dan

mempermudah pembaca memahami tulisan ini, maka skripsi ini dibagi dalam

beberapa bagian, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan pendahuluan tentang studi kasus dan pemecahan masalah

yang berisi antara lain : latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang dasar teori dari topik yang dikaji dan digunakan sebagai

landasan dalam memecahkan masalah dan menganalisis permasalahan tersebut

meliputi penjelasan mengenai Fluida, Hukum Bernoulli, Aliran vortex, Turbin air,

(24)

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang beberapa tahapan persiapan sebelum pengujian, prosedur

pengujian, dan diagram alir pengujian.

BAB IV : PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang pembahasan dari data-data yang diperoleh yakni analisa

torsi turbin, daya turbin dan efisiensi turbin.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa dan saran untuk

penyempurnaan hasil penelitian untuk penelitian berikutnya.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Potensi Energi Air

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,

karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik

(pada air mengalir). Tenaga air (hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air

yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam

wujud energi mekanis maupun energi listri. Pemanfaatan energi air banyak

dilakukan dengan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air

terjun ataupun aliran air disungai. Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan

digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja

turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik.

Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada

besarnya head dan debit air. Banyaknya sungai dan danau air tawar yang ada di

Indonesia merupakan modal awal untuk pengembangan energi air ini. Namun

eksploitasi terhadap sumber energi yang satu ini juga harus memperhatikan

ekosistem lingkungan yang sudah ada. Pemanfaatan energi air pada dasarnya

adalah pemanfaatan energi potensial gravitasi. Energi mekanik aliran air yang

merupakan transformasi dari energi potensial gravitasi dimanfaatkan untuk

menggerakkan turbin atau kincir. Umumnya turbin digunakan untuk

membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk pemanfaatan energi

mekanik secara langsung. Untuk aliran yang melewati turbin, maka besar daya

yang dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan :

(26)

2.2 Mesin – Mesin Fliuda

Mesin-mesin fluida adalah mesin-mesin yang berfungsi untuk mengubah

energi mekanis menjadi energi fluida ( energi potensial dan energi mekanis ) atau

sebaliknya yaitu merubah energi fluida menjadi energi mekanis sesuai dengan

pengertian diatas, maka klasifikasi mesin-mesin fluida secara umum adalah :

1. Mesin-mesin tenaga

Mesin-mesin tenaga merupakan mesin fluida yang dapat merubah energi

fluida menjadi energi mekanis. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah

turbin air dan kincir air

2. Mesin-mesin kerja

Mesin-mesin kerja merupakan mesin fluida yang dapat merubah energi

mekanis menjadi energi fluida. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah

pompa, blower, kompresor, dan fan.

Sesuai dengan spesifikasi tugas yang diberikan maka dalam tulisan ini

akan dibahas mengenai turbin air secara khusus.

2.3 Pengertian Tubin Air

Turbin air yaitu suatu mesin yang dipergunakan untuk mengamil tenaga

air untuk diubah menjadi tenaga listrik, jadi berfungsi untuk mengubah tenaga air

menjadi tenaga mekanis, sedangkan tenaga mekanis ini diubah menjadi tenaga

listrik oleh generator.

Turbin adalah mesin penggerak dimana energi fluida kerja dipergunakan

langsung untuk memutar sudu turbin. Bagian turbin yng bergerak dinamakan rotor

atau sudu turbin, sedangkan bagian yang tidak berputar dinamakan stator atau

rumah turbin. Secara umum, turbin adalah alat mekanika yang terdiri dari poros

dan sudu-sudu. Sudu tetap ataupun stationary blade, tidak ikut berputar bersama

poros, dan berfungsi mengarahkan aliran fluida. Sedangkan sudu putar atau

rotary blade, mengubah arah dan kecepatan aliran fluida sehingga timbul gaya

yang memutar poros. Air biasnya dianggap sebagai fluida yang tak kompresibel,

(27)

Ada beberapa kesamaan teori dari turbin air dan pompa air, dengan

perbedaan utama energi transfer yang berkebalikan. Turbin air mengubah energi

potensial dari air menjadi energi mekanis putaran poros. Sedangkan pompa air

mengubah energi mekanis putaran poros menjadi gerak aliran air.

Turbin konvensional, dalam kelompok mesin penggerak mula atau prime

movers ada tiga macam yaitu :

1. Turbin air dengan media kerja air.

2. Turbin gas dengan media kerja gas panas yang bertekanan.

3. Turbin uap dengan media kerja uap.

Ketiga macam turbin tersebut mempunyai kemiripan dalam konstruksi,

namun beda dalam termodinamikanya, karena fluida kerjanya yang tidak sama.

Teori turbin air bertujuan terutama untuk mendapatkan kerja optimum

dalam pemanfaatan energi air pada suatu kondisi oprasi tertentu. Dasar kerja

turbin air sangat sederhana ini sudah ditemukan sebelum dimulainya tahun

masehi. Teknologi turbin air merupakan perkembangan dari kincir air (water

wheel). Perbedaan utama antara kinci air dan turbin air adalah bahwa kincir air

hanya mengubah kecepatan aliran, sedangkan turbin air mengubah arah dan

kecepatan aliran.

Pada saat sekarang, penggunaan turbin air lebih banyak digunakan

dibandingkan kincir air. Hal ini disebabkan karena turbin air mempunyai

keuntungan-keuntungan antara lain :

1. Ruang yang diperlukan lebih kecil.

2. Dapat beroperasi dengan kecepatan yang lebih tinggi.

3. Mampu membangkitkan daya yang lebih besar dengan ukuran yang relatif

kecil.

4. Daerah putaran (rpm) yang lebih luas, sehinga memungkinkan hubungan

langsung dengan generator.

5. Mampu memanfaatkan beda ketinggian permukaan air dari yang sangat

rendah sampai yang ekstrim tinggi.

6. Dapat bekerja terendam didalam air.

7. Mempunyai efisiensi yang relatif lebih baik.

(28)

2.4 Komponen-komponen Turbin

1. Stator

Stator turbin terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu diam (fixed blade).

Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam yang pendek dipasang

diapragma.

a. Casing

Casing atau shell adalah suatu wadah berbentuk menyerupai sebuah

tabung dimana rotor ditempatkan. Pada ujung casing terdapat ruang besar

mengelilingi poros turbin disebut exhaust hood, dan diluar

casing dipasang bantalan yang berfungsi untuk menyangga rotor.

b. Sudu Tetap

Sudu merupakan bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu

terdiri dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu. Sudu kemudian

dirangkai sehingga membentuk satu lingkaran penuh.

Sudu-sudu tetap dipasang melingkar pada dudukan berbentuk piringan

yang disebut diapragma. Pemasangan sudu-sudu tetap ini pada diapragma

menggunakan akar berbentuk T sehingga memberi posisi yang kokoh

pada sudu.

Diapragma terdiri dari dua bagian (atas dan bawah) dan dipasang pada

alur-alur yang ada didalam casing. Setiap baris dari rangkaian sudu-sudu

tetap ini membentuk suatu lingkaran penuh dan ditempatkan langsung

didepan setiap baris dari sudu-sudu gerak

2. Rotor

Rotor adalah bagian yang berutar terdiri dari poros dan sudu-sudu gerak yang

terpasang mengelilingi rotor. Jumlah baris sudu gerak pada rotor sama dengan

jumlah baris sudu diam pada casing. Pasangan antara sudu diam dan sudu gerak

(29)

a. Poros

Poros dapat berupa silinder panjang yang solid (pejal) atau berongga

(hollow). Pada umumnya poros turbin sekarang terdiri dari silinder

panjang yang solid. Sepanjang poros dibuat alur-alur melingkar yang biasa

disebut akar (root) untuk tempat dudukan, sudu-sudu gerak (moving

blade).

b. Sudu Gerak

Sudu gerak adakah sudu-sudu yang dipasang di sekeliling rotor

membentuk suatu piringan. Dalam suatu rotor turbin terdiri dari beberapa

baris piringan dengan diameter yang berbeda-beda, banyaknya baris sudu

gerak biasanya disebut banyaknya tingkat.

c. Bantalan

Bantalan berfungsi sebagai penyangga rotor sehingga membuat rotor dapat

stabil/lurus pada posisinya didalam casing dan rotor dapat berputar dengan

aman dan bebas. Adanya bantalan yang menyangga turbin selain

bermanfaat untuk menjaga rotor turbin tetap pada posisinya juga

menimbulkan kerugian mekanik karena gesekan. Sebagai bagian yang

berputar, rotor memiliki kecenderungan untuk bergerak baik dalam arah

radial maupun dalam arah aksial. Karena itu rotor harus ditumpu secara

baik agar tidak terjadi pergeseran radial maupun aksial yang berlebihan.

Komponen yang dipakai untuk keperluan ini disebut bantalan (bearing).

2.5 Jenis – Jenis Turbin

Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air

menjadi energi mekanis, turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin

Impuls dan turbin Reaksi. Turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu

turbin impuls dan turbin reaksi.

Sebelum berkembang menjadi turbin Pelton dan turbin Crossflow (jenis

impuls), dan turbin Francis dan turbin Kaplan (jenis reaksi) seperti yang banyak

(30)

sederhana telah mengawalinya. Di samping itu juga telah dilakukan upaya

penyempurnaan dengan memodifikasi rancangan dari turbin-turbin yang sudah

mapan seperti turbin Pelton, turbin Crossflow, turbin Francis, dan turbin Kaplan.

Beberapa jenis turbin air dapat disebut seperti turbin Banki, turbin Fourneyron,

turbin Girard, turbin Turgo, turbin Jonval, turbin Thomson, turbin Deriaz, turbin

Heber, turbin Schwan-Krug. Turbin-turbin tersebut dinamakan sesuai dengan

nama penemunya. Walaupun dari segi kepentingan tidak begitu besar artinya,

namun dari kepentingan akademik, beberapa jenis turbin air ini perlu juga dikenal.

2.5.1 Turbin Impuls

Pada turbin impuls energi potensial air diubah menjadi energi kinetik

pada nosel. Air keluar nosel yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu

tubir. Setelah membentur sudu turbin arah kecepatan aliran berubah sehingga

terjadi perubahan momentum (impuls). Akibatnya roda turbin akan berputar.

Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel

tekananya adalah sama dengan tekanan atmosfil sekitarnya. Beberapa contoh dari

turbin impuls tubin pelton dan turbin crossflow.

1. Turbin Pelton.

Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set

sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih

alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang

paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head

tinggi.

Gambar 2.1 Sudu Tubin Pelton

(31)

Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk

sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan

pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan

pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk

turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa

nosel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu

lebih kecil. Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih

kurang 150 meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.

Gambar 2.2 Turbin Pelton

Sumber :

2. Turbin Crossflow (Turbin Michell-Banki).

Pada turbin impuls pelton beroperasi pada head relatif tinggi, sehingga pada

head yang rendah operasinya kurang efektif atau efisiensinya rendah. Karena

alasan tersebut, turbin pelton jarang dipakai secara luas untuk pembangkit listrik

skala kecil. Sebagai alternatif turbin jenis impuls yang dapat beroperasi pada head

rendah adalah turbin crossflow atau turbin impuls aliran ossberger. Turbin

crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan head

antara 1 s/d 200 m. Komponen – komponen utama konstruksi turbin crossflow

(32)

1. Rumah Turbin.

2. Alat Pengarah (distributor).

3. Roda Jalan.

4. Penutup.

5. Katup Udara.

6. Pipa Hisap.

7. Bagian Peralihan.

Aliran air dilewatkan melalui sudu-sudu jalan yang berbentuk silinder,

kemudian aliran air dari dalam silinder ke luar melalui sudu-sudu. Jadi perubahan

energi aliran air menjadi energi mekanik putar terjadi dua kali yaitu pada waktu

air masuk silinder dan air keluar silinder. Energi yang diperoleh dari tahap kedua

adalah 20% nya dari tahap pertama.

Gambar 2.3 Turbin Crossflow

Sumber :

Air yang masuk sudu diarahkan oleh alat pengarah yang sekaligus

berfungsi sebagai nosel seperti pada turbin pelton. Prinsip perubahan energi

adalah sama dengan turbin impuls pelton yaitu energi kinetik dari pengarah

(33)

menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner.

Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi

kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan

memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian

meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang

pada sepasang piringan paralel.

Ciri utama tubin impuls adalah tekanan jatuh hanya terjadi pada sudu

tetap, dan tidak terjadi pada sudu berputar. Turbin impuls disebut turbin tak

bertekanan karena sudu gerak beroperasi pada tekanan atmosfer. Banyak turbin

air jenis impuls yang pernah dibuat, namun yang masih banyak ditemukan pada

saat sekarang adalah turbin pelton dengan bentuk bucket yang terbelah ditengah.

Posisi poros dapat dibuat tegak (vertikal) atau mendatar (horizontal).

2.5.2 Turbin Reaksi

Pada turbin reaksi, energi yang tersedia pada saluran masuk hanya

sebagaian saja yang dirubah menjadi energi kinetik sedangkan sisanya tetap dalam

bentuk energi tekan. Ketika air mengalir melalui rod gerak/runner terjadi

perubahan energi tekan menjadi energi kinetik secara berangsur-angsur. Tekanan

pada sisi masuk roda gerak lebih tinggi dibandingkan tekanan pada sisi keluar

roda gerak turbin, dimana tekanan tersebut bervariasi terhadap laju aliran fluida

yang melalui turbin. Selanjutnya agar perubahan tekanan ini dapat terjadi, maka

roda/runner dalam hal ini harus tertutup dari udara luar dan seluruhnya terisi air

selama turbin beroperasi. Beberapa contoh dari turbin reaksi adalah turbin francis,

turbin kaplan, dan turbin vortex

1. Turbin Kaplan.

Tidak berbeda dengan turbin francis, turbin kaplan cara kerjanya

menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan

baling-baling pesawat terbang. Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi

untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada kaplan berfungsi untuk

mendapatkan gaya F yaitu gaya putar yang dapat menghasilkan torsi pada poros

(34)

dapat diputar posisinya untuk menyesuaikan kondisi beban turbin. Turbin kaplan

banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrik tenaga air sungai, karena turbin

ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah sepanjang

tahun. Turbin Kaplan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran

roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan generator. Pada kondisi

pada beban tidak penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini

dikarenakan sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban

yang ada.

Gambar 2.4 Turbin Kaplan dengan sudu jalan yang dapat diatur.

Sumber :

2. Turbin Francis

Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang

diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di

bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah

mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada turbin francis

dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang

dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air

(35)

Gambar 2.5 Turbin Francis

Sumber

3. Turbin Vortex (Pusaran Air)

Turbin vortex merupakan turbin yang memanfaatkan pusaran air sebagai

media perantara energi terhadap sumbu vertikal sehingga terjadi perbedaan

tekanan antara bagian sumbu dan sekelilingnya. Turbin air ini dioperasikan pada

daerah yang memiliki head yang rendah dan memanfaatkan pusaran gravitasi air

sehingga akan menimbulkan perbedaan tekanan air dengan bagian sumbu. Hal ini

ditemukan oleh insinyur Austria Franz Zotloterer ketikan mencoba untuk

menemukan cara untuk menganginkan air tanpa sumber daya eksternal.

Gambar 2.6 Turbin Vortex

(36)

Ciri utama turbin reaksi pada semua jenis turbin , baik turbin uap, turbin

gas dan turbin air, adalah sebagian dari tekanan jatuh terjadi pada sudu tetap dan

sebagian lagi pada sudu berputar. Persamaan kontinuitas dapat digunakan pada

perhitungan aliran melalui sudu berputar, karena seluruh fluida kerja memenuhi

seluruh saluran sudu. Karena fluda masuk sudu berputar melalui seluruh tepi seksi

masuk, maka untuk daya dan putran yang sama, diameter nominalnya relatif lebih

kecil dibandingkan turbin impuls.

2.6 Klasifikasi Turbin

Pemilihan turbin kebanyakan didasarkan pada head air yang yang

didapatkan dan pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan

untuk tempat dengan head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk tempat

dengan head rendah.

2.6.1 Klasifikasi Berdasarkan Ketinggian Jatuh Air

Pemakaian jenis turbin dibedakan atas ketinggian air jatuh, dimana untuk

ketinggian air jatuh tertentu maka berbeda pula jenis turbin yang digunakan. Pada

tabel berikut dapat dilihat jenis turbin yang digunakan menurut tinggi air jatuh.

Tabel Klasifikasi Turbin air berdasarkan tinggi jatuh air

Ketinggian Air Jatuh (m) Jenis Turbin

Tinggi tekan sangat rendah (<2m) Turbin Vortex

Tinggi tekan rendah (<15) Turbin Baling-baling/Kaplan

Tinggi tekan menengah (16-70) Turbin Kaplan/Francis

Tinggi tekan tinggi (71-500) Turbin Francis/Pelton

Tinggi tekan sangat tinggi (>500) Turbin Pelton

Sumber : M. M. Dhandekar, K. N Sharma,

(37)

2.6.2 Klasifikasi Berdasarkan Kecepatan Spesifik Turbin

Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak

berhubungan dengan ukurannya. Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang

diubah skalanya dari desain yang sudah ada, dengan performa yang sudah

diketahui. Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan

pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik sumber air.

Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai

kecepatan ideal, persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya

tiap satu satuan head. Kecepatan spesifik turbin dapat diartikan sebagai titik

efisiensi maksimum. Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam

jangkauan head dan debit tertentu.

Kecepatan spesifik juga merupakan titik awal dari analisis desain dari

sebuah turbin baru. Setelah kecepatan spesifik yang diinginkan diketahui, dimensi

dasar dari bagian - bagian turbin dapat dihitung dengan mudah.

Keluaran turbin dapat diperkirakan berdasarkan dari test permodelan.

Replika miniatur dari desain yang diusulkan, diameter sekitar satu kaki (0,3 m),

dapat diuji dan hasil pengukuran laboratorium dapat digunakan sebagai

kesimpulan dengan tingkat keakuratan yang tinggi.

Debit yang melalui turbin dikendalikan dengan katub yang besar atau

pintu gerbang yang disusun diluar sekeliling pengarah turbin. Perubahan head dan

debit dapat dilakukan dengan variasi bukaan pintu, akan menujukkan efisiensi

turbin dengan kondisi yang berubah-ubah.

Kecepatan spesifik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Dimana :

n = Putaran turbin (rpm)

ns = Putaran spesifik (rpm)

H = Tinggi effektif (m)

(38)

Tabel Klasifikasi berdasarkan putaran spesifik

2.6.3 Klasifikasi Berdasarkan Arah Aliran Fluida

Pada tabel berikut dapat dilihat pemakaian jenis turbin berdasarkan arah

alirannya.

Tabel Jenis-jenis turbin berdasarkan arah alirannya

Jenis Turbin Arah Aliran

Francis Radikal atau gabungan

Pelton Tangensial

Kaplan Aksial

Vortex Vertikal

2.7 Turbin Vortex ( Pusaran Air )

Turbin vortex adalah turbin yang mengubah energi kinetik dari vortex

(pusaran) menjadi torsi. Vortex atau pusaran sendiri didefenisikan sebagai aliran

fluida yang bergerak disepanjang lintasan melengkung atau aliran massa fluida

yang bergerak melingkar.

Turbin vortex merupakan turbin yang memanfaatkan pusaran air sebagai

media perantara energi terhadap sumbu vertikal sehingga terjadi perbedaan

tekanan antara bagian sumbu dan sekelilingnya. Turbin air ini dioperasikan pada

daerah yang memiliki head yang rendah dan memanfaatkan pusaran gravitasi air

sehingga akan menimbulkan perbedaan tekanan air dengan bagian sumbu. Hal ini

ditemukan oleh insinyur Austria Franz Zotloterer ketikan mencoba untuk

menemukan cara untuk menganginkan air tanpa sumber daya eksternal.

Tanaman pusaran air gravitasi yang dibangun langsung diatas sungai.

Tingkat tinggi air minimal 0.7 m dan maksimum 2 m. Turbin pusaran air gravitasi

(39)

CO2. Turbin air jenis vortex ini baik bagi lingkungan karena tidak menimbulkan

ancaman bagi kehidupan air seperti ikan dan udang, karena merekan dapat

melewati hilir rotor dan hulu. Efesiensi pembersihan peningkatan

mikro-organisme alami berkat kadar oksigen yang lebih tinggi dihasilkan dari aerasi

rutin air

Pada tahun 2003, gravitasi air pembangkit listrik pusaran oleh Austria

Insinyur DI Franz Zotlöterer dikembangkan. Paten pertama dikeluarkan pada

tahun 2004 pendirian perusahaan Zotlöterer untuk perencanaan dan konstruksi

pembangkit listrik pusaran air gravitasi. 2005, sebuah pabrik percontohan pertama

7.5 kW tenaga listrik dan Pembangkit listrik tahunan sekitar 43.000 kWh di

Obergrafendorf di Lower Austria didirikan. Pada tahun 2009 pilot plant dengan

gravitasi untuk pembangkit listrik pusaran air dioptimalkan Turbin Zotlöterer

turbin, dan Generator kuat dilengkapi dimana tenaga listrik untuk bisa meningkat

menjadi 10 kW. Diikuti antara tahun 2007 dan 2010 lainnya Air pembangkit

listrik pusaran gravitasi di Indonesia, Swiss, Irlandia dan di Austria.

2.7.1 Cara Kerja Turbin Vortex

Sistem PLTA pusaran air adalah sebuah teknologi baru yang memanfaatkan

energi yang terkandung dalam pusaran air yang besar dengan diciptakan melalui

perbedaan head rendah di sungai.

Cara kerja turbin Vortex :

1. Air Sungai dari tepi sungai disalurkan dan dibawake tangki sirkulasi.

Tangki sirkulasi ini memiliki suatu lubang lingkaran pada dasarnya.

2. Tekanan rendah pada lubang dasar tangki dan kecepatan air pada titik

masuk tangki sirkulasi mempengaruhi kekuatan aliran vortex.

3. Energi potensial seluruhnya diubah menjadi energy kinetic rotasi diinti

vortex yang selanjutnya diekstraksi melalui turbin sumbu vertikal.

(40)

Gambar 2.7 Rumah Turbin Vortex

Sumber :

2.7.2 Komponen Utama Turbin Vortex

Komponen utama pada turbin vortex sama dengan turbin-turbin lain hanya

saja turbin vortex lebih mudah dalam pemasangannya dan pemeliharaannya.

Turbin ini kuat dan dibangun untuk terakhir, dengan maksimum rak-hidup 50-100

tahun. Beberapa bagian diantaranya sebagai berikut : Rumah (casing), Poros,

Sudu (Moving Blades), dan Bantalan (Bearing).

2.7.3 Keunggulan Turbin Vortex

1. Baik dikembangkan pada daerah yang memiliki sumber air dengan debit

yang cukup besar namun hanya memiliki head yang rendah.

2. Tidak memerlukan sistem kontrol yang sangat rumit seperti turbin lainnya.

3. Tekanan air yang terjadi tidak merusak ekologi, dalam hal ini dampak

terhadap kehidupan air (ikan) dan microorganisme lainya tetap terjaga.

4. Tidak membutuhkan draft tube, sehingga dapat mengurangi pengeluaran

untuk penggalian pemasangan draft tube.

5. Memiliki efisiensi yang tinggi, dengan variasi debit yang besar dan sangat

baik untuk debit air yang kecil.

6. Tidak memerlukan jaring- jaring halus sebagai pencegah masuknya

(41)

2.7.4 Pengaruh Turbin Vortex pada lingkungan

Turbin air mempunyai pengaruh positif dan negatif bagi lingkungan.

Adapun pengaruh positif yaitu :

1. Turbin adalah salah satu penghasil tenaga terbersih, menggantikan

pembakaran bahan bakar fosil dan menghapuskan limbah nuklir.

2. Turbin menggunakan energi yang dapat diperbarui dan didesain untuk

beroperasi dalam jangka waktu puluhan tahun.

3. Turbin memproduksi sumber energi listrik dunia dengan jumlah yang

besar.

Adapun pengaruh negatif dari pembangunan turbin adalah : putaran sudu

atau gerbang pengarah dari turbin air dapat mengganggu ekologi natural sungai,

membunuh ikan, menghentikan migrasi dan menggangu mata pencaharian

manusia. Contohnya: suku Indian Amerika di Northwest Pasific mempunyai mata

pencaharian memancing ikan salmon, tapi pembangunan secara agresif

menghancurkan jalan hidupnya.

Berbeda dengan turbin vortex (pusaran air), bukan saja didorong oleh

teknologi sederhana dan dapat diandalkan. Turbin vortex adalah teknologi bersih

karena fakta bahwa 97% dari produk listrik bebas CO2, dan turbin vortex juga

baik bagi lingkungan air. Kontruksi turbin vortex mengembalikan badan air

(misalnya sungai) dimana turbin dibangun dan kecepatan aliran maksimum

1,5-1,8 m/s, maka turbin tidak menimbulkan ancaman bagi populasi ikan. Karena ikan

mampu melawati hilir rotor dan hulu (lihat gambar 2.8) . Keuntungan selanjutnya

adalah efesiensi pembersih peningkatan mikro-organisme alami berkat kadar

(42)

Gambar 2.8 Pembangkit Listrik Pusaran Air Sebagai Bio-reaktor

Sumber :

2.7.5 Pengembangan turbin vortek di Air Sungai

Pengembangan sungai kita dipengaruhi oleh peradaban modern abad ke-20

. Di daerah padat penduduk sebagian besar sungai diatur dengan rapi. Di masa

lalu sungai berliku-liku alami . Hari ini sungai lurus dan diatur . Sungai-sungai

diatur lebih dalam ke tanah dan pada musim kemarau juga air tanah masuk ke

sungai . Dalam hal regulasi mengukur megurangi kapasitas asimilatif alami sungai

(43)

Gambar 2.9 Gravitasi Pembangkit Listrik Pusaran Air

Sumber :

Dengan turbin vortex yang proses pemurnian air alami juga dapat

diaktifkan dalam sungai diatur. Dalam jarak didefinisikan pada turbin sungai

dapat ditempatkan untuk menganginkan air. Semakin banyak tanaman air

menghasilkan area biodegradasi , yang mengurangi zat berbahaya dalam air

sungai. Jadi turbin vortex ekologis lumayan menghasilkan listrik, tanaman air,

mikroba dan ikan.

Sebaliknya pembangkit listrik tenaga air konvensional tidak memiliki efek

positif terhadap sungai. Karena tingkat tekanan air besar melewati turbin tidak ada

makhluk air bisa bertahan, tapi turbin vortex adalah sistem hidrolik terbuka tanpa

tingkat tekanan air yang tinggi. Gravitasi Vortex Air ( GWV ) dengan tabung

udara di tengah memungkinkan bahwa banyak udara dapat diserap oleh air.

Turbin vortex adalah modus dasar air mengalir dan menunjukkan proses aerasi

alami air di sungai .

Untuk alasan ini kualitas ekologi positif tenaga air dengan turbin vortex

benar-benar berbeda dengan pembangkit listrik tenaga air tradisional, yang

menghancurkan kehidupan di sungai, karena perbedaan besar tingkat tekanan air

(44)

Pengetahuan ini menunjukkan kepada kita, bahwa sungai-sungai diatur

dan pembangkit listrik tenaga air tradisional bertanggung jawab untuk degenerasi

mikroba dan ikan - ikan di sungai kita, karena itu turbin vortex merupakan modul

penting di dunia modern kita .

2.8 Aliran vortex

vortex adalah massa fluida yang partikel-partikelnya bergerak berputar

dengan garis arus (streamline) membentuk lingkaran konsentris. Gerakan vortex

berputar disebabkan oleh adanya perbedaan kecepatan antara lapisan fluida yang

berdekatan. Dapat diartikan juga sebagai gerak alamiah fluida yang diakibatkan

oleh parameter kecepatan dan tekanan. Vortex sebagai pusaran yang merupakan

efek dari putaran rotasional dimana viskositas berpengaruh didalamnya.

Pergerakan aliran fluida dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Translasi murni atau translasi irotasional

2. Rotasi murni atau translasi rotasional

3. Distorsi atau deformasi murni, baik angular ataupun linier

Aliran irotasional terjadi apabila elemen fluida di setiap titik tidak

mempunyai kecepatan sudut netto terhadap titik tersebut. Sebaliknya aliran

rotasional terjadi apabila elemen fluida mempunyai kecepatan sudut netto. Gerak

vortex dapat dikategorikan sebagai dalam aliran rotasional. Vor tex digambarkan

sebagai aliran yang bergerak dan berputar terhadap sumbu vertical sehingga

terjadi perbedaan tekanan antara bagian sumbu dan sekelilingnya

Berdasarkan klasifikasi aliran berputar yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari maka aliran vortex dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

2.8.1 Aliran vortex Bebas

Aliran vortex terjadi walaupun tidak adanya gaya yang dilakukan pada

fluida tersebut. Karateristik dari vortex bebas adalah kecepatan tangensial dari

partikel fluida yang berputar pada jarak tertentu dari pusat vortex. Hubungan

kecepatan partikel fluida v terhadap jaraknya dari pusat putaran r dapat dilihat

(45)

Dimana:

V = kecepatan tangensial fluida (m s-1)

r = jari-jari putaran partikel fluida dari titik pusat (m)

= sirkulasi

2.8.2 Aliran Vor tex Paksa

Apabila suatu gaya diberikan pada suatu fluida dengan maksud membuat

aliran fluida berputar. Hubungan kecepatan partikel fluida v terhadap jaraknya

dari pusat putaran r dapat dilihat pada persamaanberikut:

<

Dimana:

= kecepatan sudut

r = jari-jari putaran (m)

2.8.3 Aliran Vortex Kombinasi

Aliran Vortex Kombinasi adalah vortex dengan vortex paksa pada inti

pusatnya dan distribusi kecepatan yang sesuai dengan vortex bebas pada luar

intinya. Jadi untuk sebuah votex kombinasi dapat dilihat pada persamaan berikut:

Vθ = ωr r r0

Vθ = r < r0

Dimana :

K dan = konstanta

ro = jari-jari inti pusat

Sebuah konsep matematika yang biasanya berhubungan dengan gerakan

vortex adalah sirkulasi. Sirkulasi didefenisikan sebagai sebuah integral garis dari

komponen tangensial kecepatan yang diambil dari sekeliling kurva tertutup di

medan aliran. Konsep sirkulasi sering digunakan untuk mengevaluasi gaya-gaya

(46)

Gambar 3.0 Tipe-tipe Vortex

Sumber :

Tipe vortex 1 merupakan awal aliran air berputar di permukaan. Tipe 2

putaran air mulai menunjukkan adanya cekungan kedalam di bagian tengah

pusaran. Tipe 3 pusaran air mulai membentuk kolom udara (vortex) yang bergerak

menuju oulet. Tipe 4 kekuatan vortex mampu menarik material apung masuk ke

dalam pusaran. Tipe 5 adalah vortex dimana gelembung-gelembung udara pecah

di ujung pusat pusaran yang masuk konstruksi silinder. Tipe 6 vortex dengan

lubang udara penuh menuju outlet.

2.9 Penampang Air

Penampang merupakan saluran yang digunakan mengalirakan air dari

reservoar atas menuju turbin. Panjang Penampang air adalah :

L

total

= L

1

+ L

2

+ L

3

2.10 Saluran masuk (Inlet area)

Ada beberapa tipe dari saluran masuk (Inlet area), yaitu : saluran masuk

tipe involute, saluran masuk tipe ramp dan saluran masuk tipe scroll. Berbagai

tipe tersebut dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan kinerja dari turbin.

Dengan konstruksi lubang masuk dengan tipe involute, saluran masuk tipe ramp

dan saluran masuk tipe scroll dapat mengurangi efek dari turbulensi yang terjadi

(47)

Gambar 3.1 Beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area)

Sumber :

(48)

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Turbin pusaran air (vortex) merupakan turbin yang memanfaatkan pusaran

air sebagai media perantara energi terhadap sumbu vertikal sehingga terjadi

perbedaan tekanan antara bagian sumbu dan sekelilingnya. Turbin pusaran air

(vortex) ini dioperasikan pada daerah yang memiliki head yang rendah dan

memanfaatkan pusaran gravitasi air sehingga akan menimbulkan perbedaan

tekanan air dengan bagian sumbu.

Turbin pusaran air (vortex) merupakan salah satu turbin yang sangat spesial,

karena dapat beroperasi pada daerah yang memiliki head yang sangat rendah.

Turbin pusaran air (vortex) bekerja pada head rendah dengan ketinggian air jatuh

antara 0,7 m– 1,4 m. Sebagai simulasi atau pengkondisian dari air mengalir yang

berada di alam. Dalam uji eksperimental turbin vortex ini, dibuat turbin vortex,

adapun beberapa pekerjaan yang dilakukan adalah:

 Pembuatan sudu dari bahan Seng.

 Pembuatan poros dari bahan S45 C-D.

 Pembuatan dudukan turbin dari bahan besi siku.

Pembuatan rumah turbin (casing) dari bahan akrilik .

 Pembuatan saluran buang dari bahan akrilik

Ditambah beberapa instalasi yang mendukung turbin vortex. Adapun penambahan

beberapa instalasi yang dilakukan adalah:

 Instalasi saluran perpipaan untuk air masuk.

 Instalasi dudukan talang.

Instalasi dudukan pengujian Turbin vortex.

 Instalasi saluran buangan air pada Turbin vortex.

 Aliran air yang digunakan berasal dari tempat penampungan bawah yang terletak di bawah bak kemudian dipompakan ke talang oleh satu unit pompa

pengumpan. Aliran air yang mengalir melalui talang memiliki energi

potensial sehingga akan membentuk pusaran yang akan menggerakkan sudu

(49)

sudu akan keluar tepat dibawah turbin vortex melalui saluran buangan dari

rumah turbin (casing).

3.2 Rancang Bangun Instalasi

Rancang bangun instalasi uji eksperimental Turbin Vortex terdapat pada

rooftop lantai empat Teknik Mesin USU.

Adapun elemen yang meliputi perancangan turbin vortex adalah :

3.2.1 Rumah turbin ( casing )

Rumah turbin berbentuk lingkaran yang terbuat dari Akrilik dengan

diameter 0,9 m dan tingginya 1 m (diukur dari saluran keluaran

tempat penampungan bawah ke permukaan bak) dan memiliki

lubang saluran buang pada dasar bak.

Gambar 3.1 Casing Lingkaran

(50)

Poros yang digunakan terbuat dari bahan besi S45 C-D. Dengan

diameter 1,9 cm dan tinggi poros 1,50 m.

3.2.3 Sudu turbin

Sudu turbin ada 8 buah dengan tinggi sudu cm 0,9 m dan 3 variasi

lebar sudu. Ukuran – ukuran utama sudu roda jalan yang akan

dihitung terdiri dari beberapa bagian yaitu:

 Diameter Sudu Roda Jalan Pada Sisi Masuk

Diameter sudu roda jalan sisi masuk (D1) dan diameter roda

jalan sisi keluar (D2) direncanakan adalah :

D1 = 0,46 m

D2 = 0,12 m

ϕ = 30o

 Jarak Antara Sudu

Jarak antara sudu dapat ditentukan dengan persamaan :

L =

Dimana : D1 = Diameter sudu pada sisi masuk

z = Jumlah sudu (direncanakan 8)

maka :

L =

=

0,18 m

 Tebal Sudu Roda Jalan

Sudu roda jalan dalam perancangan ditentukan dengan

menggunaka bahan seng dengan ketebalan 0.20 mm.

(51)

Tinggi roda jalan dapat ditentukan dengan dengan persamaan :

Hrj = tinggi turbin – tinggi penampang

= 1 m – 0,10 m = 0,90 m

Gambar 3.2 Sudu Turbin Vortex

3.2.4 Bantalan ( bearing )

Bantalan yang digunakan adalah P204 dengan jumlah 2 buah dan

bantalan ini dibautkan di dudukan turbin.

Gambar 3.3 Bantalan

(52)

Dudukan turbin terbuat dari besi siku yang sudah dilas.

Gambar 3.4 Dudukan Turbin

3.2.6 Saluran Keluar

Saluran buang terbuat dari akrilik dan diletakkan di bagian tengah

dasar rumah turbin. Saluran buang yang digunakan adalah diameter

6 cm.

Gambar 3.5 Saluran Keluar

(53)

Talang yang digunakan terbuat dari plastik dengan panjang 2 m.

Pipa yang digunakan adalah pipa 2 inchi dengan panjang

keseluruhan 3,7 m.

Gambar 3.6 Instalasi Turbin Vortex Tampak Samping.

3.3

Peralatan Pengujian

3.3.1 Hand Tachometer

Alat ini digunakan untuk mengukur putaran (rpm) poros turbin vortex.

Dalam uji eksperimental turbin vortex pada debit, hand tachometer yang

digunakan adalah Krisbow KW06-303 dengan spesifikasi:

Ketelitian (akurasi) : ± 0,05% + 1 digit

Range : autorange

Sampling time : 0,8 s (over 60 rpm)

Gambar 3.7 Hand Tachometer.

(54)

Timbangan Pegas digunakan untuk mengukur besarnya

momen puntir (kilogram) yang dihasilkan melalui pulley pada poros

dengan cara melingkarkan tali pada pulley kemudian diikatkan ke

timbangan pegas. Dalam uji eksperimental turbin vortex pada debit,

timbangan pegas yang digunakan adalah PROHEX made in china

dengan spesifikasi 25 kilogram.

Gambar 3.8 Timbangan Pegas.

3.3.3 Pulley

Pulley digunakan untuk mengukur besarnya momen puntir

yang dihasilkan oleh putaran sudu melalui poros dengan cara

dihubungkan ketimbangan pegas menggunakan tali. Dalam uji

eksperimental turbin vortex pada debit, pulley yang digunakan

(55)

Gambar 3.9 Pulley.

3.3.4 Pompa

Pompa ini digunakan untuk mengumpankan air dari tempat

penampungan bawah ke talang. Dalam uji eksperimental turbin

vortex pada debit, pompa pengumpan yang digunakan adalah pompa

sentrifugal 2 (dua) inchi dengan daya motor penggerak (P) 0,75 kW,

keluaran air maksimal (Omaks) 311 L/min setelah melewati talang

sepanjang 2 meter.

(56)

3.4 Pelaksanaan Pengujian

Uji eksperimental turbin vortex dengan menggunakan jumlah sudu

sebanyak 8 sudu dilakukan di rooftop lantai empat, Departemen Teknik Mesin,

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Pengukuran-pengukuran yang

dilakukan tehadap penelitian ini meliputi:

1. Pengukuran putaran (rpm) poros turbin vortex dengan menggunakan Hand

Tachometer.

2. Pengukuran momen puntir (kilogram) dengan menggunakan Timbangan

Pegas.

Sebelum dilakukan pengujian turbin vortex dan pengambilan data, terlebih

dahulu dilakukan pemeriksaan (checking) terhadap beberapa instalasi dan

peralatan, yang meliputi:

1. Pemeriksaan debit air di dalam tempat penampungan bawah.

2. Pemeriksaan pipa penghubung antara pompa pengumpan dan talang.

3. Pemeriksaan poros turbin vortex serta pemberian pelumas pada bearing.

4. Pemeriksaan tali dan pulley.

5. Pemeriksaan pompa pengumpan.

Setelah prosedur pemeriksaan terhadap beberapa instalasi dan peralatan di

atas selesai dilakukan dan pemeriksaan dipastikan dalam kondisi standby, maka

prosedur pengujian pun dapat dimulai. Adapun prosedur pengujian uji

eksperimental turbin vortex dengan jumlah sudu 8 adalah sebagai berikut:

1. Pengujian pertama dilakukan pada rumah turbin (casing) berpenampang

(57)

2. Hidupkan pompa pengumpan.

3. Dilakukan monitoring terhadap ketinggian air di dalam rumah sudu

(casing).

4. Setelah ketinggian air di rumah sudu (casing) konstan, maka dilakukan

pengujian serta pengambilan data terhadap:

a. Pengukuran putaran (rpm) pada poros Turbin Vortex dengan

menggunakan Hand Tachometer.

b. Pengukuran momen puntir (kilogram) dengan menggunakan

Timbangan Pegas.

5. Pengukuran terhadap beberapa variabel di atas dilakukan terhadap

ketinggian antara sudu dengan lubang buang dengan jarak 2cm,4cm, dan

6cm dengan diameter saluran keluar 6cm.

6. Setiap pengambilan data dilakukan sebanyak sepuluh kali untuk

mendapatkan data pengujian yang lebih akurat.

Besaran-besaran yang diukur dan dicatat meliputi:

1. Putaran poros Turbin Vortex (rpm)

2. Momen Puntir Turbin Vortex (kilogram)

Dari besaran-besaran di atas dapat dihitung besaran turunan lainnya seperti:

1. Torsi Turbin Vortex

2. Daya Turbin Vortex

(58)

Flowchart Uji Eksperimental Turbin Vortex.

Survey tempat pengujian

akan dilakukan

Rancang bangun instalasi Uji eksperimental turbin vortex

Pengambilan data hasil pengujian Pelaksanaan pengujian

Perhitungan dan analisa hasil

pengujian

Penulisan laporan hasil pengujian

(59)

3.5 Penentuan Debit Aliran Air

Debit aliran air dalam rancangan ini ditentukan berdasarkan tekanan

pompa air serta luas penampang pipa. Dengan metode uji langsung sebanyak 10

kali.

Percobaan Liter/Menit

1 312

2 315

3 313

4 312

5 312

6 307

7 306

8 307

9 312

10 312

Tabel 3.1 Percobaan Aliran Debit Air Berdasarkan Tekanan Pompa Air.

Untuk mendapatkan nilai rata-rata debit air, dengan menggunakan rumus :

Q = q1 + q2 + q3 +...+ qn

Dimana :

Q = Debit rata-rata (m3/s)

Konversi satuan volume : ( 1 liter = 1 dm³ = 1.000 cm³ = 1.000.000 mm³ = 0.001

(60)

Maka :

Q = 312 +315 +313+312+312+307+306+307+312+312

= 310,8 liter/menit ≈ 311 ℓ/m

= 5,2 ℓ/s

= 5,2 dm3/s

= 0,0052 m3/s

3.6 Analisa Segitiga Kecepatan

Kecepatan air yang mengalir melalui sudu runner dan kecepatan tangensial

akibat perputaran runner akan membentuk hubungan segitiga kecepatan,

hubungan segitiga kecepatan ini dapat terjadi pada sisi masuk dan sisi keluar

runner. Penggunaaan segitiga kecepatan pada kontruksi runner dapat dilihat pada

gambar 3.11 berikut ini :

(61)

Keterangan gambar :

U = Kecepatan sekeliling roda jalan

V = Kecepatan absolud fluida

Vw = Kecepatan air memutar roda jalan

Vr = Kecepatan relatif fluida

Vf = Kecepatan aliran

α

= Sudut yang dibuat oleh kecepatan absolud dengan kecepatan tangensial

θ = sudut yang terbentuk oleh kecepatan relatif dengan kecepatann tangensial

V2, Vw2, Vr2, Vf2,β dan ϕ = Nilai- nilai yang sesuai pada sisi keluar.

- Kecepatan segitiga pada inlet akan menjadi garis lurus di mana :

Vr1 = V1 – U1 = V1 – U

Vw1 = V1

α = 0 dan θ = 0

- Dari segitiga kecepatan pada outlet, dimana :

Vr2 = KVr1

Dimana, K = sudu gesekan co-efisien, sedikit kurang dari satu. Idealy ketika

permukaan casing yang sangat halus dan kerugian energi akibat dampak di splitter

diabaikan, k = 1

Kekuatan yang diberikan oleh air dalam arah gerakan diberikan sebagai

F = ρaV1(Vw1 + Vw2)

(62)

Energi yang masuk pada inlet adalah dalam bentuk energi kinetik : mV1

Energi kinetik (E.K) dari penampang per kedua = (ρaV1)V1

Efisiensi hidrolik,

ɳh

=

=

=

Dari inlet dan outlet segitiga kecepatan :

Vw1 = V1

Vr1 = V1 – u1 = V1 – u

Vw2 = Vr2 cos ϕ – u2 = Vr2 cos ϕ – u = KVr1 cos ϕ – u = K(V1 – u) cos ϕ – u

Substitusikan nilai-nilai Vw1 and Vw2 :

ɳh

=

=

Efisiensi hidrolik akan maksimum untuk memberikan nilai V1:

(ɳh) = 0

= 0

x (V1u – u2) = 0

(63)

V1 – 2u = 0 or u =

3.6.1 Analisa Segitiga Kecepatan Pada Sisi Masuk

- Kecepatan absolut pada sisi masuk (V1)

V1 =

=

= 2.70 m/s

- Kecepatan sekeliling roda jalan pada sisi masuk (U1)

U1 =

= 1.35

- Kecepatan relatif pada sisi masuk (Vr1)

Vr1 = V1 – U

= 2.70 – 1.35

= 1.35 m/s

- Kecepatan air memutar roda jalan (Vw1)

Vw1 = V1 = 2.70 m/s

Karena air bergerak dalam arah yang sama seperti di baling-baling, Oleh

karena itu segitiga kecepatan pada sisi masuk akan menjadi garis lurus, seperti

pada gambar 3.4

3.6.2 Analisa Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar

Karena sudu licin, sehingga analisa segitiga pada sisi keluar :

- Kecepatan relatif pada sisi keluar (Vr2)

Vr2 = Vr1 = 1.35 m/s

- Kecepatan sekeliling roda pada sisi keluar (V2)

(64)

- Kecepatan air memutar roda pada sisi keluar (Vw2)

Vw2 = Vr2 cos ϕ – u

= 1.35 cos 60 – 1.35

= - 0.67 m/s

- Kecepatan air keluar (Vf2)

Vf2 = V2 sin

ϕ

= 2.70 . sin 60

= 2.33 m/s

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat digambar segitiga kecepatan pada sisi

keluar roda jalan seperti pada gambar 3.4

Gambar 3.12 Segitiga kecepatan pada sisi masuk dan sisi keluar.

BAB IV

(65)

4.1 PERHITUNGAN EFISIENSI TURBIN VORTEX RUMAH SUDU (CASING) BERPENAMPANG LINGKARAN DENGAN DIAMETER SALURAN KELUAR 6 CM (DENGAN KETINGGIAN ANTARA SUDU DENGAN LUBANG BUANG 2, 4, 6 CM)

Rumah Turbin Lingkaran

sudu = 2 ,Do = 6

Putaran (min-max)(rpm) Tinggi air (min-max)(Cm)

Tabel 4.1 Nilai Laju Aliran Massa pada jarak antara Sudu

(66)

4.1.1 EFISIENSI TURBIN VORTEX DENGAN JARAK ANTARA SUDU DENGAN SALURAN KELUAR KETINGGIAN 2 CM

Daya air ;

= 18.954 watt

Kecepatan sudut (ω) ;

ω = 2

=

= 6.6254 rad/s

Maka daya turbin ;

PT = T . ω

=1.53 Nm . 6.6254 rad/s

= 10.13686 watt

Sehingga Efisiensi Turbin adalah ;

=

= 53.48138 %

Dengan cara yang sama maka di dapat data sebagai berikut :

Rumah Turbin Lingkaran

(67)

ω (Rad/s) Torsi

9.273466667 0.45 4.17306 18.954 22.01677746

8.771066667 0.63 5.525772 18.954 29.15359291

8.331466667 0.9 7.49832 18.954 39.56062045

7.5046 1.35 10.13121 18.954 53.45156695

6.6254 1.53 10.136862 18.954 53.48138651

4.322733333 1.8 7.78092 18.954 41.05159861

3.223733333 2.07 6.673128 18.954 35.20696423

2.2922 2.25 5.15745 18.954 27.21035138

1.140866667 2.43 2.772306 18.954 14.62649573

Tabel 4.2 Hasil perhitungan percobaan pada jarak antara sudu dengan saluran keluar ketingggian 2 cm.

Gambar 4.1 Grafik Torsi vs Efisiensi pada jarak sudu

dengan saluran keluar ketinggian 2cm.

Dari gambar 4.1 Torsi vs Efisiensi didapat hubungan antara Torsi dengan

Efisiensi, dimana torsi yang digunakan mulai dari 0 sampai 2.43 Nm (turbin

(68)

pada ketinggian 2cm jarak antara sudu dengan lubang buang adalah sebesar

53.48138 %.

Gambar 4.2 Grafik Torsi vs Kecepatan sudut (ω) pada jarak sudu

dengan saluran keluar Ketinggian 2cm.

Dari gambar 4.2 Torsi vs Kecepatan sudut (ω), didapat hubungan antara

Kecepatan sudut (ω) dengan Torsi dimana torsi yang digunakan mulai dari 0

sampai 2.43 Nm (turbin berhenti). Sehingga didapat hasil grafik di atas adalah

semakin besar torsi yang digunakan semakin kecil putaran yang diperoleh. Dan

sebaliknya semakin kecil torsi yang digunakan semakin besar putaran yang

(69)

Gambar 4.3 Grafik Kecepatan sudut (ω) vs Daya Turbin pada jarak sudu

dengan saluran keluar Ketinggian 2cm

Dari gambar 4.3 Kecepatan sudut (ω) vs Daya di dapat hubungan antara

Kecepatan sudut (ω) dengan Daya turbin. Dari grafik di atas di dapat data bahwa

daya turbin maksimum di dapat pada putaran 6.6254 rad/s.

4.1.2 EFISIENSI TURBIN VORTEX DENGAN JARAK ANTARA SUDU DENGAN SALURAN KELUAR KETINGGIAN 4 CM

Daya Air ;

Pair = 18.954 watt

Kecepatan sudut (ω) ;

ω = 2

(70)

Maka daya turbin;

PT = T . ω

= 1.8 Nm . 6.76146 rad/s

= 12.17064 watt

Sehingga Efisiensi Turbin adalah

=

= 64.21145 %

Dengan cara yang sama maka di dapat data sebagai berikut :

Rumah Turbin Lingkaran

9.399066667 0.45 4.22958 18.954 22.31497309

9.032733333 0.63 5.690622 18.954 30.02333017

8.394266667 0.9 7.55484 18.954 39.85881608

7.766266667 1.35 10.48446 18.954 55.31528965

7.263866667 1.53 11.113716 18.954 58.63520101

6.761466667 1.8 12.17064 18.954 64.21145932

5.128666667 2.07 10.61634 18.954 56.01107946

3.495866667 2.25 7.8657 18.954 41.49889205

1.747933333 2.43 4.247478 18.954 22.40940171

Tabel 4.3 Hasil perhitungan percobaan pada jarak antara sudu dengan saluran

Gambar

Gambar 2.2 Turbin Pelton
Gambar 2.3 Turbin Crossflow
Gambar 2.4 Turbin Kaplan dengan sudu jalan yang dapat diatur.
Gambar 2.6 Turbin Vortex
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitiannya Viktor Schauberger, memanfaatkan aliran irigasi yang kemudian diubah menjadi aliran vortex (pusaran), yang kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan

Dalam penelitiannya Viktor Schauberger, memanfaatkan aliran irigasi yang kemudian diubah menjadi aliran vortex (pusaran), kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan sudu turbin.

impuls), dan turbin Francis dan turbin Kaplan (jenis reaksi) seperti yang banyak.. ditemukan saat sekarang, beberapa jenis turbin dengan kontruksi

Rajput Rames, “A Textbook of Fluida Mechanics and Hydraulic Machine”,..

Puji Syukur Penulis Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Rancang Bangun Turbin

1. Pengamatan kinerja turbin dianalisa terhadap aliran vortex. Tipe sudu yang digunakan adalah lengkung. Diameter dan lebar turbin. Tinggi sudu turbin adalah 78,3cm.

Gambar 2.7 Aliran Turbin Vortex Sumber : Turbin vortex merupakan turbin yang memanfaatkan pusaran air sebagai media perantara energi terhadap sumbu vertikal sehingga terjadi

Grafik pengaruh variasi kelengkungan sudut sudu terhadap efisiensi turbin reaksi aliran vortex pada kapasitas 8,069 L/s Berdasarkan gambar 9,terlihat pada kapasitas 8,069 L/s turbin