• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fortifikasi Vitamin E dan Se sebagai Antioksidan terhadap Performa dan Kandungan Se Daging Ayam Kampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fortifikasi Vitamin E dan Se sebagai Antioksidan terhadap Performa dan Kandungan Se Daging Ayam Kampung"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

FORTIFIKASI VITAMIN E DAN SE SEBAGAI ANTIOKSIDAN

TERHADAP PERFORMA DAN KANDUNGAN SE

DAGING AYAM KAMPUNG

ALI NURHADI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Fortifikasi Vitamin E dan Se sebagai Antioksidan terhadap Performa dan Kandungan Se daging Ayam Kampung adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

(4)

ABSTRAK

ALI NURHADI. Fortifikasi Vitamin E dan Se sebagai Antioksidan terhadap Performa dan Kandungan Se Daging Ayam Kampung. Dibimbing oleh SUMIATI dan WIDYA HERMANA.

Vitamin E dan Se adalah antioksidan dan mikronutrien penting untuk kesehatan unggas. Fortifikasi vitamin E dan Se diperlukan untuk mencegah kerusakan akibat radikal bebas pada membran fosfolipid, enzim dan molekul penting lainnya. Seratus enam puluh ekor ayam kampung digunakan dengan tujuan untuk melihat efek dari fortifikasi vitamin E, Se, maupun kombinasinya terhadap kinerja ayam kampung umur 8-13 minggu. Ternak diberi pakan kontrol (P0), pakan kontrol difortifikasi dengan vitamin E (200 ppm) (P1), selenium organik (0.2 ppm) (P2), dan kombinasi vitamin E dan Se organik (200 ppm vitamin E + 0.2 ppm Se) (P3). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, bobot badan akhir dan kandungan Se dalam daging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortifikasi vitamin E dan selenium, maupun kombinasi keduanya tidak mempengaruhi terhadap performa ayam kampung. Kandungan Se daging meningkat 717.24% dengan fortifikasi 0.2 ppm Se dalam pakan.

Kata kunci: ayam kampung, performa, Se daging, Se organik, vitamin E.

ABSTRACT

ALI NURHADI. Fortification of Vitamin E and Se as Antioxidants on Performance and Se Content of Meat of Kampong Chicken. Supervised by SUMIATI and WIDYA HERMANA.

Vitamin E and Se are antioxidant and essential micronutrient in poultry for normal health. The fortification of them was necessary to prevent the damage of phospholipid membranes, enzymes and other important molecules due to free radicals. One hundred and sixty Kampong chickens were used to evaluate the effects of dietary fortification of vitamin E, Se, and its combination on the performance of kampong chicken aged 8-13 weeks and Se content of the meat. The birds were fed control diet (P0); P0 + vitamin E 200 ppm (P1); P0 + Se organic 0.2 ppm (P2); and P0 + combination of vitamin E 200 ppm and Se organic 0.2 ppm (P3). This experiment used a Completely Randomized Design (CRD). The data were analyzed using Analysis of Variances (ANOVA). The parameters observed were feed consumption, body weight gain, feed conversion, final body weight, and Se content of the meat. The results showed that vitamin E and selenium fortification, or its combination did not affect (P> 0.05) the performance of kampong chickens, Se content of the meat increased 717.24% due to fortification of 0.2 ppm Se.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

FORTIFIKASI VITAMIN E DAN SE SEBAGAI ANTIOKSIDAN

TERHADAP PERFORMA DAN KANDUNGAN SE

DAGING AYAM KAMPUNG

ALI NURHADI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Fortifikasi Vitamin E dan Se sebagai Antioksidan terhadap Performa dan Kandungan Se Daging Ayam Kampung

Nama : Ali Nurhadi

NIM : D24090073

Disetujui oleh

Dr Ir Sumiati, MSc Pembimbing I

Dr Ir Widya Hermana, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr Ketua Departemen

(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini adalah Fortifikasi Vitamin E dan Se sebagai Antioksidan terhadap Performa dan Kandungan Se Daging Ayam Kampung.

Tingginya suhu dan kelembaban yang menyebabkan cekaman panas di daerah tropis menjadi salah satu alasan rendahnya produktivis ternak. Salah satunya ayam kampung. Hal tersebut menjadi salah satu alasan penulis untuk mencari upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan fortifikasi vitamin E dan Se sebagai antioksidan. Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi, wawasan maupun sesuatu yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan semoga kekurangan yang terdapat pada tulisan ini dapat diperbaiki dalam tulisan selanjutnya.

(11)
(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

METODE 2

Bahan 2

Ternak 2

Pakan 2

Alat 3

Lokasi dan Waktu 3

Prosedur 3

Pembuatan Kandang dan Pemeliharaan Ternak 3

Rancangan Percobaan dan Analisis Data 3

Model Matematika 3

Peubah 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Suhu kadang pemeliharaan 4

Pengaruh perlakuan terhadap performa ayam kampung 5

Konsumsi pakan 5

Pertambahan bobot badan 7

Konversi pakan 7

Bobot badan akhir 8

Pengaruh Perlakuan terhadapKandungan Se Daging Ayam Kampung 8

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 12

RIWAYAT HIDUP 13

(13)

DAFTAR TABEL

1 Kandungan nutrien dalam pakan 2

2 Fortifikasi vitamin E dan mineral Se dalam pakan 3 3 Rataan suhu kandang selama 5 minggu penelitian 5 4 Performa ayam kampung yang diperlihara selama 5 minggu penelitian

(umur 8-13 minggu) 5

DAFTAR GAMBAR

1 Konsumsi pakan setiap minggu selama 5 minggu penelitian umur 8-13

minggu 6

2 Kandungan Se dalam daging ayam kampung 9

3 Hubungan Se yang dikonsumsi dengan Se dalam jaringan 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 ANOVA terhadap bobot badan ayam kampung 12

2 ANOVA terhadap konversi pakan ayam 12

(14)

1

PENDAHULUAN

Ayam kampung adalah ayam lokal yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan peternakan, terutama untuk penyediaan daging karena memiliki rasa dan tekstur yang khas. Ayam kampung memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan ayam ras, diantaranya daya adaptasi tinggi karena mampu menyesuaikan dengan berbagai situasi, kondisi lingkungan dan perubahan iklim serta cuaca setempat, apresiasi dari konsumen terhadap harga ayam kampung pun lebih baik dari pada harga ayam ras. Permintaan akan produk asal ayam kampung (daging dan telur) dari konsumen yang tinggi tidak dapat terpenuhi sepenuhnya oleh peternak ayam kampung yang ada, hal ini disebabkan karena kelangkaan bibit di kalangan peternak ayam lokal dan rendahnya produktivitas (daging dan telur) ayam lokal (Hidayat 2012). Sistem pemeliharaan ayam kampung meliputi: pembibit, pemeliharaan, perkandangan, pakan dan pencegahan penyakit (Ningrum 2012). Permasalahan yang menghambat laju produksi peternakan unggas di negara tropis seperti di Indonesia adalah tingginya suhu dan kelembaban lingkungan. Hal ini dapat menjadi beban bagi ternak unggas dalam mempertahankan pertumbuhan dan produksinya. Suhu rata-rata di daerah tropis adalah 29.8 – 36.9°C pada siang hari dan 12.4 – 24.2°C pada malam hari (BPS 2001). Suhu yang tinggi pada siang hari tersebut dapat mengakibatkan meningkatnya produksi panas dalam tubuh, sehingga ternak mengalami cekaman panas.

Selama mengalami cekaman panas, ayam akan mengurangi konsumsi pakannya dan meningkatkan konsumsi air minum (May et al. 2000). Cekaman panas akibat tingginya suhu lingkungan yang melebihi kisaran zona suhu normal dapat menyebabkan stres oksidatif pada ayam kampung. Menurut Mujahid et al. (2007) stres oksidatif adalah kondisi aktitivitas radikal bebas yang melebihi antioksidan. Radikal bebas adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan, membuat mereka sangat reaktif (Surai 2013). Radikal bebas secara alami sudah terbentuk di dalam tubuh melalui berbagai proses kimiawi yang kompleks. Kondisi ini merupakan hasil sampingan dari proses oksidasi atau pembakaran di dalam sel. Antioksidan berfungsi merubah senyawa berbahaya dalam tubuh menjadi tidak berbahaya.

Vitamin E memiliki peran sebagai antioksidan di dalam tubuh, vitamin E dapat bertindak sebagai scavenger (penangkap) radikal-radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh atau terbentuk di dalam tubuh dari proses metabolisme normal. Pengkayaan vitamin E 250 ppm secara nyata dapat meningkatkan status antioksidan pada puyuh yang terkena cekaman panas (Sahin dan Kucuk 2001). MacPherson (1994) menjelaskan bahwa selenium merupakan trace mineral yang sangat efektif sebagai antioksidan yang penting untuk ternak.

Vitamin E dan selenium bekerja sama sebagai antioksidan dalam menstabilkan radikal bebas melalui reaksi kimiawi, yaitu superoksidasi (O2-) yang

merupakan hasil oksidasi berlebih akibat heat stress, di dalam sel (mitokondria) dirombak menjadi hydrogen peroksida (H2O2) oleh vitamin E (tokoferol) lalu

distabilkan oleh Glutation peroksidase menjadi bentuk yang stabil yaitu H2O + O2

(15)

2

ternak kaya selenium melalui pakan dapat menjadi langkah efektif untuk meningkatkan konsumsi selenium pada manusia, sehingga diharapkan memperbaiki keseimbangan antioksidan dalam tubuh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan vitamin E dan selenium sebagai antioksidan terhadap performa dan kandungan selenium dalam daging ayam kampung.

METODE

Bahan

Ternak

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 160 ekor ayam kampung (Gallus gallus domesticus) jantan dan betina (unsexed) umur 8 minggu dengan rata-rata bobot badan awal 602.13 ± 80.32 g ekor-1. Ayam tersebut dialokasikan ke dalam 4 perlakuan dengan 4 ulangan secara acak, dan setiap ulangan terdiri atas 10 ekor ayam.

Pakan

Pakan yang digunakan merupakan pakan komersial ayam broiler BR21E. Sumber Vitamin E yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vitamin E 50 (kandungan vitamin E 50%) dan sumber mineral Se organik dari Se optimin 15 (kandungan Se 15%). Vitamin E dan mineral Se yang digunakan adalah produk komersil berbentuk bubuk sehingga langsung dapat dicampurkan dengan pakan menggunakan mixer. Kandungan nutrien pakan penelitian disajikan pada Tabel 1, sedangkan perlakuan fortifikasi vitamin E dan mineral Se diperlihatkan pada Tabel 2.

Tabel 1 Kandungan nutrien dalam pakan

Komponen Hasil Analisis1)

(16)

3

Tabel 2 Fortifikasi vitamin E dan mineral Se dalam pakan

Perlakuan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kandang, tempat pakan dan minum serta peralatan penunjang lain seperti lampu sebagai alat penerangan, timbangan, plastik pakan, termometer ruang, dan ember plastik.

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas Blok C, dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2013.

Prosedur

Pembuatan Kandang dan Pemeliharaan Ternak

Persiapan kandang dimulai dengan pembuatan 16 petak kandang dengan ukuran 1 m2. Sebelum ayam masuk ke dalam kandang, dilakukan pengapuran dan sterilisasi kandang menggunakan disinfektan terlebih dahulu. Ayam kampung sebanyak 160 ekor dibagi dalam 4 perlakuan dengan 4 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 10 ekor. Ayam-ayam tersebut ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot badan awal sebelum masuk pada perlakuan kemudian dilakukan pengacakan.

Selama penelitian pakan diberikan sesuai kebutuhannya yaitu 80 g ekor-1 hari-1dan air minum diberikan ad libitum. Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pada saat pagi dan sore hari sedangkan air minum diberikan setiap pagi. Pengukuran suhu lingkungan kandang penelitian dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Penimbangan bobot badan dan penghitungan sisa pakan yang dikonsumsi dilakukan setiap minggu penelitian.

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Model matematik

(17)

4

200 ppm vitamin E dan P3= pakan kontrol + 0.2 ppm Se + 200 ppm vitamin E serta 4 ulangan. Model matematika dari rancangan ini adalah :

Yij = µ + τi + ε ij

Keterangan:

Yij : Respon percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ : Rataan umum

τi : Efek perlakuan ke-i

ε ij : Error perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Peubah

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan, bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan kandungan Se daging.

Konsumsi pakan (g ekor-1)

Konsumsi pakan diperoleh dari selisih jumlah pakan yang diberikan pada awal minggu dengan sisa pakan pada akhir minggu.

Pertambahan bobot badan (g ekor-1)

Pertambahan bobot badan dihitung dengan cara menimbang bobot badan ayam setiap minggu dan dikurangi bobot badan pada minggu sebelumnya. Penimbangan bobot badan dilakukan setiap satu minggu sekali.

Konversi pakan

Konversi pakan dihitung dengan cara membagi jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan setiap minggu selama pemeliharaan.

Bobot badan akhir (g ekor-1)

Bobot badan akhir didapatkan dari pengukuran bobot badan pada hari terakhir pemeliharaan ternak pada umur 13 minggu.

Kandungan Se daging (ppb)

Kandungan Se daging diperoleh menggunakan metode AOAC (2005) di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknogi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA). kandungan Se daging dijelaskan secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Suhu Kandang Pemeliharaan

(18)

5

Tabel 3 Rataan suhu kandang selama 5 minggu penelitian

Waktu Suhu (oC) pertumbuhan ayam buras masih tergolong baik. Penelitian yang dilakukan oleh Sumanto et al. (1990) mendapatkan suhu ideal untuk Ayam Sentul adalah 19-27oC.

Pengaruh Perlakuan terhadap Performa Ayam Kampung

Penilaian pakan yang diberikan pada ternak dapat dilihat dari performa produksi yang dihasilkan. Pakan dapat dikatakan memiliki kualitas baik apabila ternak dapat berproduksi dengan normal dan memiliki performa yang baik pula. Performa ayam kampung pada penelitian ini diamati untuk menguji pengaruh fortifikasi vitamin E dan Se dalam pakan. Data rataan performa ayam kampung yang meliputi konsumsi pakan, bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan masing-masing perlakuan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Performa ayam kampung yang diperlihara selama 5 minggu penelitian

(19)

6

ternak tidak menunjukkan gejala stress akibat cekaman panas. Fortifikasi vitamin E, Se maupun kombinasinya akan bekerja sebagai antioksidan dan menunjukkan hasil yang optimal pada saat ternak dalam kondisi stress oksidatif atau cekaman panas.

Cheeke (1998) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah palatabilitas, taraf energi, taraf protein dan temperatur lingkungan. Suhu diurnal hasil pengamatan selama penelitian berkisar 28oC, pada suhu tersebut diperkirakan ayam kampung masih dapat mentolerirnya sehingga perlakuan fortifikasi vitamin E maupun Se tidak terlihat berpengaruh pada konsumsi pakan. Penelitian Wahyuni et al. (2011) pada ayam Kedu dan Cemani menunjukkan pemberian vitamin E tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi dan konversi pakan.

Konsumsi pakan yang tidak berbeda pada setiap perlakuan dapat dikarenakan komposisi zat-zat makanan dari pakan yang diberikan pada ternak-ternak penelitian sama, dengan palatabilitas pakan yang relatif sama sehingga tidak mempengaruhi selera makan dari ternak-ternak tersebut. Blakely and Bade (1992) menyatakan bahwa konsumsi pakan pada ayam dipengaruhi oleh kandungan energi dan protein pada pakan. Kandungan zat makanannya yang terkandung di dalamnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi ternak tersebut (Tillman et al. 1998).

Konsumsi pakan mingguan masing-masing perlakuan selama penelitian disajikan pada Gambar 1. Jumlah pakan yang dikonsumsi ayam kampung setiap minggunya tidak menunjukkan perbedaan dengan rata-rata konsumsi berkisar 427.7-536.65 g ekor-1 minggu-1.

(20)

7

Pertambahan bobot badan

Pengaruh fortifikasi vitamin E dan mineral Se terhadap pertambahan bobot badan (PBB) ayam kampung selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil rataan data pertambahan bobot badan semua perlakuan selama penelitian berkisar antara 700.23-706.53 g ekor-1, dengan nilai rataan PBB tertinggi adalah 706.53 ± 33.22 g ekor-1 didapat dari perlakuan kontrol (P0) dan PBB terendah dihasilkan oleh perlakuan fortifikasi mineral Se 0.2 ppm (P1) sebesar 700.23 ± 67.20 g ekor-1, PBB perlakuan fortifikasi vitamin E 200 ppm (P2) dan fortifikasi kombinasi vitamin E dan mineral Se (P3) secara berturut-turut adalah 704.15 ± 40.09 g ekor-1 dan 704.78 ± 27.50 g ekor-1. Rata-rata pertambahan bobot badan mingguan (PBBM) dari masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut: P0 (141.31 g ekor-1 minggu-1) P1(140.05 g ekor-1 minggu-1), P2 (140.83 g ekor-1 minggu-1) dan P3 (140.96 g ekor-1 minggu-1)

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan pemberian pakan perlakuan tidak mempengaruhi (P>0.05) pertambahan bobot badan ayam kampung selama penelitian, hal ini diduga karena kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi sama sehingga menghasilkan pertambahan bobot badan yang sama pula. Hasil penelitian terhadap performa ayam persilangan Pelung-Kampung dan Kampung-Kampung selama 12 minggu yang dilakukan oleh Gunawan dan Sartika (2001) diperoleh pertambahan bobot badan ayam kampung sebesar 898,10 g ekor-1 dengan PBB mingguan 74.84 g ekor-1 minggu-1. nilai PBBM yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan nilai yang lebih baik dari penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dan Sartika (2001), hal ini diduga pengaruh kualitas pakan yang digunakan selama penelitian. Gunawan dan Sartika (2001) menggunakan pakan yang diformulasi sendiri dengan kandungan EM 2900 kkal dan PK 17 % untuk ayam umur 43-84 hari sedangkan penelitian ini menggunakan pakan komersil yang kandungan dan keseimbangan kandungan nutrisinya lebih baik.

Fortifikasi vitamin E dan mineral Se maupun kombinasi keduanya yang diberikan melebihi kebutuhan standarnya yaitu 50 ppm untuk vitamin E dan 0.15 ppm mineral Se (NRC 1994) tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0.05) pada pertambahan bobot badan ayam kampung selama penelitian. Hal ini diduga karena kondisi lingkungan selama pemeliharaan yang masih dapat ditolerir oleh ayam kampung yaitu 19-27oC (Sumanto et al. 1990). Tillman et al. (1991) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan (PBB) diartikan sebagai kemampuan untuk mengubah zat-zat nutrisi yang ada dalam pakan menjadi daging. Pertambahan bobot badan menunjukan bahwa pakan yang dikonsumsi oleh ayam cukup efisien dan banyak digunakan untuk pertumbuhan. Faktor pendukung pertumbuhan ayam adalah kualitas dan kuantitas makanan, temperatur dan pemeliharaan (Rasyaf 1999).

Konversi Pakan

(21)

8

dengan pernyataan Anggorodi (1997) yang menyatakan bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi konversi pakan adalah kualitas pakan.

Rataan konversi pakan dari penelitian ini pada masing-masing perlakuan adalah 3.49 (P0), 3.42 (P1), 3.61 (P2) dan 3.60 (P3). Nilai rataan konversi pakan pada penelitian ini memiliki nilai yang lebih baik daripada penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dan Sartika (2001) selama 12 minggu penelitian yang menggunakan pakan dengan kandungan PK 17% dan EM 2900 kkal kg-1 ME yang memperoleh konversi pakan sebesar 3.49. Iskandar et al. (1998) yang menghasilkan nilai konversi pakan sebesar 4.79 dengan lama penelitian yang sama. Hasil yang lebih baik ini disebabkan oleh fortifikasi 200 ppm vitamin E dan 0.2 ppm Se memberikan pengkayaan nutrien pada pakan perlakuan, dibandingkan dengan pakan yang tidak diberikan fortifikasi. Konversi pakan merupakan perbandingan antara konsumsi pakan dengan pertambahan bobot badan. Konversi pakan adalah jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satuan unit pertambahan bobot badan, semakin besar ukuran dan tua ternak maka nilai konversi pakan akan semakin tinggi (Wahju 2004).

Bobot badan akhir

Bobot badan akhir pada penelitian ini berkisar antara 1303.65-1308.65 g ekor-1, dengan masing-masing perlakuan 1308.65 g ekor-1 (P0), 1306.30 g ekor-1 (P1), 1303.65 g ekor-1 (P2) dan 1305.61 g ekor-1 (P3). Bobot badan ayam kampung yang diberi pakan kontrol dan yang difortifikasi vitamin E, Se serta kombinasi keduanya tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Hasil tersebut diduga karena kandungan vitamin E dan Se dalam pakan kontrol sudah mencukupi kebutuhan ayam kampung. Kandungan vitamin E dalam pakan kontrol adalah 634.9 ppm dan mineral Se 0.00284 ppm. Menurut Lesson dan Summer (2005), kebutuhan Vitamin E dan Se untuk ayam adalah 50 ppm dan Se 0.3 ppm.

Kondisi lingkungan selama penelitian yang masih termasuk nyaman untuk ayam kampung dapat tumbuh secara normal menyebabkan fungsi fortifikasi vitamin E, selenium dan kombinasi keduanya sebagai antioksidan tidak terlihat terhadap bobot badan ayam penelitian. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurjanah (2013) (data belum dipublikasikan) yang menyebutkan bahwa pemberian fortifikasi vitamin E (250 ppm) dan selenium (0.2 ppm) tidak berpengaruh nyata jika pada kondisi lingkungan yang sama. Namun pertumbuhan ternak akan mengalami penurunan pada kondisi lingkungan yang mengakibatkan cekaman panas.

Pengaruh Perlakuan terhadap Kandungan Se dalam Daging Ayam Kampung

Fortifikasi Se meningkatkan kandungan Se dalam daging (paha atas). Konsentrasi Se daging paha atas dalam penelitian ini secara deskriptif berkisar antara 0.029-0.237 ppb. Kandungan Se dalam daging ayam kampung penelitian disajikan pada Gambar 2.

(22)

9

Gambar 2 Kandungan Se dalam daging ayam kampung

Nilai kandungan Se daging P1 memiliki nilai 717.24% dibandingkan dengan kontrol (P0). Penelitian ini menggunakan Se organik (selenomethionine), yang absopsinya berlangsung secara aktif melalui suatu mekanisme transport aktif terikat bersama asam amino metionin kemudian dideposisi ke jaringan (otot).

Mineral Se adalah antiokidan alami yang terdapat dalam setiap sel manusia, Mineral Se banyak ditemukan dalam hati, testis, pankreas dan limpa. Dengan mengkonsumsi pangan produk ternak kaya mineral Se diduga dapat meningkatkan status antioksidan dalam tubuh manusia. Mineral Se terlibat dalam perlindungan jaringan tubuh terhadap stres oksidatif, pemeliharaan pertahanan terhadap infeksi, dan modulasi pertumbuhan dan perkembangan.

Gambar 3 Hubungan Se yang dikonsumsi dengan Se dalam jaringan (Burk 1986). Gambar 3 menunjukkan hubungan antara Se yang dikonsumsi dengan Se yang dideposit dalam jaringan (Burk 1986). Penyebaran deposit Se dalam tubuh manusia tersebar pada beberapa bagian organ manusia, yaitu 30% Se jaringan

(23)

10

terkandung dalam hati, 15% pada ginjal, 30% pada otot, dan 10% dalam plasma darah (FAO 2001).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Fortifikasi vitamin E 200 ppm dan mineral Se 0.2 ppm tidak mempengaruhi performa ayam kampung meskipun diberikan berlebih dari kebutuhan standar yaitu 50 ppm vitamin E dan 0.15 ppm mineral Se (NRC 1994). Fortifikasi 0.2 ppm Se menghasilkan daging ayam kampung tinggi mineral Se.

Saran

Fortifikasi mineral Se 0.2 ppm disankan untuk memproduksi daging ayam kampung tinggi antioksidan (Se).

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association Official Analytical Chemists. 2005. Official Methods of Analysis17th Ed. Washington DC (US): AOAC International.

Anggorodi R. 1997. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Pr.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2001. Statistik Indonesia 2001. [Internet]. 2013. [diunduh tahun 2013 September 1]. Bogor. Tersedia pada http://www.bps.go.id/.

Blakely J, Bade DH. 1992. Ilmu Peternakan Ed ke-4. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada Univ Pr.

Burk RF.1986. Selenium and cancer: Meaning of serum selenium levels. J Nutr. 116:1584-1586.

Cheeke PR. 1998. Applied Animal Nutrition. Volume ke-2, Feed and Feeding. New Jersey (GB): Prentice Hall, Upper Saddle River.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2001. Human Vitamin and Mineral Requirements. Bangkok (TH): FAO.

Gunawan B, Sartika T. 2001. Persilangan Ayam Pelung jantan x Kampung betina hasil seleksi generasi kedua (G2). JITV. 6(1):21-27.

Gunawan B, Sihombing DTH. 2004. Pengaruh suhu lingkungan tinggi terhadap kondisi fisiologis dan produktifitas Ayam Buras [Internet]. [ diunduh 2013 Maret 20]; tersedia pada http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/ wartazoa/ wazo141-4.pdf

Hidayat C. 2012. Pengembangan produksi ayam lokal berbasis bahan pakan lokal. Wartazoa. 22 (2): 85-98.

(24)

11

Leeson S, Summers JD. 2005. Commercial Poultry Nutrition 3rd Ed. Ontarion, Canada (CA): University Books, Guelph.

MacPherson A. 1994. Selenitun, Vitamin E and Biological Oxidation. Di dalam: PC Garnsworthy, DJA Cole, editor. In Recent Advances In Animal Nutrition. Notthingham (GB): Nottingham University Pr.

May JD, Lott BD, Simmons JD. 2000. The effect of air velocity on broiler performance and feed and water consumption. Poult Sci. 79:1396-1400 Mujahid A, Akiba Y, Toyomizu Y. 2007. Acute heat stress induces oxidative

stress and decreases adaption in young white leg-horn cockerels by down regulation of avian uncoupling protein. Poult Sci. 86: 364-371.

Ningrum DL. 2012. Mengenal secara sederhana ternak ayam buras. [diunduh 2013 Maret 20]. Bogor. Tersedia pada http://ditjennak.deptan.go.id/ index.php?page=berita&action=detail&idberita=359.

[NRC]. National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. Washington DC (US): National Academy Pr.

Nurjanah S. 2013. Performance and physiological status of broiler offered diet supplemented antioxidants and exposed to high envinronmental temperature. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Siap terbit. Rasyaf M. 1999. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan ke-14. Jakarta (ID): Penebar

Swadaya.

Sahin K, Kucuk O. 2001. Effects of vitamin C and vitamin E on performance digestion of nutrients, and carcass characteristics of Japanese quail reared under chronic heat stress (34oC). J Anim PhysiolAnim Nutr. 85: 335-342. Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekata

Biometrik. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumanto, Juarini E, Iskandar S, Wibowo B, Santoso. 1990. Pengaruh perbaikan dan tata laksana terhadap penampilan usaha ternak ayam buras di Desa Pangradin. JI Pet. 4(3): 322-328.

Surai PF. 2003. Natural Antioxidants in Avian Nutrition and Reproduction. Nottingham (GB):Nottingham University Pr.

Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprojo S, Lebdosoekojo L. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.

(25)

12

LAMPIRAN

Lampiran 1 ANOVA terhadap bobot badan ayam kampung Jumlah kuadrat Derajat

bebas

Rataan

kuadrat Fhit Signifikansi Antar Kelompok 51.113 3 17.038 .006 .999 Dalam Kelompok 33855.355 12 2821.280

Total 33906.468 15

Lampiran 2 ANOVA terhadap konversi pakan ayam kampung

Lampiran 3 ANOVA terhadap konsumsi pakan ayam kampung umur 8-13 minggu

Lampiran 4 ANOVA terhadap pertambahan bobot badan ayam kampung

Keterangan: anova diuji dengan menggunakan spss 16 Jumlah kuadrat Derajat

bebas

Rataan

kuadrat Fhit Signifikansi

Antar Kelompok .193 3 .064 1.110 .383

Dalam Kelompok .696 12 .058

Total .890 15

Jumlah kuadrat Derajat bebas

Rataan

kuadrat Fhit Signifikansi

Antar Kelompok 1351.372 3 450.457 .581 .639

Dalam Kelompok 9300.153 12 775.013

Total 10651.525 15

Jumlah kuadrat Derajat bebas

Rataan

kuadrat Fhit Signifikansi

Antar Kelompok 49.613 3 16.538 .208 .889

Dalam Kelompok 954.659 12 79.555

(26)

13

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumedang pada Tanggal 6 Juli 1991 dari ayah (alm) Drs. Kusnadi dan ibu Dra. Amilah Solihat. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan formal di SMP Negeri 1 Tanjungsari dan lulus pada tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri Tanjungsari dan lulus pada tahun 2009. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2009 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Ilmu

Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP), Fakultas Peternakan. Selama menjalani pendidikan akademik di Institut Pertanian Bogor Penulis aktif dalam organisasi Warga Pelajar dan Mahasiswa Lingga (WAPEMALA) Sumedang periode 2009-2013, Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) Fakultas Peternakan periode 2010-2011, Forum Aktifis Mahasiswa Muslim (FAMM) Al Anam, Fakultas Peternakan periode 2010-2011. Tahun 2010, penulis melakukan kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa dengan judul Formulasi Suplemen Pakan Kambing Pemacu Laju Metabolisme dalam Produksi Susu Kaya Antioksidan sebagai Bahan Konsumsi Masyarakat Usia Produktif. Penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Pengelolaan Kesehatan Ternak Tropis pada tahun ajaran 2012/2013. Penulis merupakan salah satu penerima beasiswa BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) pada tahun 2011-2013.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Sumiati, MSc dan Ir Widya Hermana, MSi selaku dosen dosen pembimbing skripsi serta pembimbing akademik atas bimbingannya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr Ir Ibnu Katsir Amrullah, MS selaku dosen pembahas seminar hasil penelitian penulis pada tanggal 23 Juli 2013. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada staf Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas dan Laboratorium Lapang Nutrisi Unggas Blok C, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan yang telah membantu selama penelitian dilaksanakan.

Gambar

Tabel 4 Performa ayam kampung yang diperlihara selama 5 minggu penelitian
Gambar 3 Hubungan Se yang dikonsumsi dengan Se dalam jaringan (Burk 1986).

Referensi

Dokumen terkait

Batu apung tidak layak digunakan untuk perkerasan karena sifatnya yang rapuh. Keberadaan batu apung pada material galian Desa Koripan, Matesih akan

Pada film ini akan ditampilkan anak muda anggota Margaluyu Pusat sedang berlatih jurus-jurus di air terjun agar terlihat menyatu dengan alam menggunakan mode close

Tujuan dalam penelitian ini yaitu: untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Latihan push-up terhadap peningkatan kekuatan otot lengan pada siswa ekstrakurikuler Bola Voli

Iklan politik yang dapat dengan mudah dilihat mu- lai dari poster, spanduk, baliho, iklan televisi sampai di media internet cenderung menonjolkan kandidat dan ti- dak

Sementara itu Bidang Penelitian Teknologi Pasca Panen menyajikan dua artikel masing-masing adalah pengeringan karet remah dengan sumber energi biomassa dan

1. 10, populasi berkurang kerana waktu tengahari kelembapan yang rendah dan keamatan cahaya yang tinggi menyebabkan siput babi bergerak ke tempat yang lebih sesuai. 2 Dapat

Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan

Pertanyaan siswa terkait pemilu terutama masalah aktual metode quick count (hitung cepat) yang terjadi pada pemilu presiden bulan Juli 2014 seringkali ditanyakan siswa