• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN 2014"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN 2014

Workshop Materi Demokrasi dan Pemilu

bagi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

SMA se-Kota Denpasar

Oleh :

Tedi Erviantono, S.IP, M.Si (NIP. 197605022009121002) Ketua Dr. Piers Andreas Noak, S.H, M.Si (NIP. 196302171988031001) Anggota

Imron Hadi Tamim, S.S, M.A (NIP. 198210102009121002) Anggota Ikma Citra Ranteallo, S.Sos, M.A (NIP. 198210272009122006) Anggota

Bandiyah, S.Fil, M.A (NIP. 198109032010122001) Anggota Muh Ali Azhar, S.IP, M.A (NIP. 197803232010121003) Anggota

Dibiayai dari dana PNBP Universitas Udayana TA-2014 Dengan Surat Perjanjian Penugasan Pengabdian Kepada Masyarakat

Nomor : 219.11/UN.14.2/PKM.01.03.00/2014, tanggal 5 Mei 2014

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

(2)
(3)

RINGKASAN

Abstrak

Kegiatan pengabdian masyarakat ini memfokuskan pada kegiatan workshop Demokrasi dan Pemilu bagi kalangan Guru PKn SMA se Kota Denpasar. Kegiatan ini dilaksanakan di FISIP Universitas Udayana. Teridentifikasi kesulitan bagi guru PKn saat menjelaskan materi Demokrasi dan Pemilu, terutama terkait konsep pengertian sekaligus contoh kasus yang ada di masyarakat. Pada workshop ini diberikan materi terkait demokrasi dan pemilu termasuk aktualitas pemahaman tentang metode quick count. Penjelasan mengenai demokrasi dan pemilu diberikan pemahaman atas konsep yang paling mudah diingat dari konsep David Bentham. Sedangkan pada materi quick count para peserta workshop diberikan pemahaman dasar metode cuick count sekaligus relasinya dengan media. Respon kegiatan ini sangat baik dan pihak guru meminta agar kegiatan pengabdian sejenis dilaksanakan di sekolah masing-masing.

Kata Kunci : Workshop, Demokrasi dan Pemilu, Guru PKn SMA

Abstract

This community service activities focusing on Democracy and Elections workshop for the High School Civics Teacher Denpasar. This work was conducted at the Faculty of Social Udayana University. Civics teachers identified difficulties when describing the material Democracy and Elections, primarily related to the concept of understanding as well examples of cases in the community. In this workshop given democracy and election-related material including an understanding of the actuality of the quick count method. Explanation of democracy and elections given the understanding of the concept of the most memorable of the concept of David Bentham. While on the matter of a quick count of the workshop participants are given a basic understanding of methods cuick count once the relationship with the media. The response was very good activity and the teacher asked that kind of service activities carried out in each school.

(4)

PRAKATA

Om Swastiastu,

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Akhir Kegiatan Pengabdian Masyarakat berjudul Workshop Materi Demokrasi dan Pemilu bagi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) se Kota Denpasar, telah terselesaikan. Laporan hasil pengabdian masyarakat ini disusun dengan harapan dapat membantu upaya penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif mahasiswa, dosen dan pimpinan serta masyarakat. Penelitian ini bersumber dari dana PNBP Universitas Udayana Tahun Anggaran 2014.

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak antara lain Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD; Ketua LPPM Universitas Udayana Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan, MT; Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Dr. Gst. Pt. Bagus Suka Arjawa, M.Si; Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran PKn Kota Denpasar serta para Guru PKn se-Kota Denpasar.

Kami berharap agar laporan kegiatan pengabdian masyarakat ini bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi Pemerintah maupun mendukung proses belajar mengajar bagi mahasiswa, dosen maupun masyarakat luas.

Om Santih Santih Santih Om

Denpasar, 8 September 2014

Pelaksana Kegiatan,

Tedi Erviantono, S.IP, M.Si NIP. 197605022009121002

(5)

DAFTAR ISI

RINGKASAN...…………... PRAKATA ...……...………... DAFTAR ISI ... A. JUDUL ………...………... B. ANALISIS SITUASI ...………... C.RUMUSAN MASALAH …...…... D.TUJUAN KEGIATAN...……… E.MANFAAT KEGIATAN ...…………..…..……….. F. PEMECAHAN MASALAH G. SASARAN STRATEGIS H. METODE KEGIATAN I.HASIL KEGIATAN

J.SIMPULAN DAN SARAN ...……...

K.PENGGUNAAN DANA KEGIATAN……… L.DAFTAR PUSTAKA……….. LAMPIRAN ...……...

(6)

A. JUDUL : Workshop Materi Demokrasi dan Pemilu bagi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan (PKn) SMA se- Kota Denpasar

B. ANALISIS SITUASI :

Pemuda pada level usia sekolah menengah atas (SMA) merupakan kalangan strategis bagi pembangunan kualitas kehidupan demokrasi. Kalangan pemuda pada konteks ini adalah pelajar yang berada pada rentang usia pemilih pemula yaitu usia yang baru pertama kali menggunakan hak suara pada pemilu. Pemilih pemula ini berusia 17 hingga 21 tahun dan sebagian besar duduk di bangku sekolah menengah atas, kelas XI atau kelas XII.

Arbi Sanit menengarai kelompok ini merupakan warga negara yang memiliki hak suara namun pengetahuan mereka terhadap pemilu sangat terbatas dibandingkan kelompok lain yang sudah memiliki pengalaman dalam keikutsertaannya sebagai masyarakat pemilih (Sanit, 2009 : 35). Meski dinilai memiliki antusiasme tinggi mengingat rasa penasaran menggunakan hak pilih pertama kalinya, namun preferensi atas pilihan politik mereka kurang optimal.

Maridjan (2010 : 121) merekomendasikan kalangan pemilih pemula yang berada pada usia pelajar sebaiknya disosialisasikan mengenai kesadaran hak politiknya sebagai warga negara termasuk cara pengaktualisasian haknya secara benar. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah pengenalan metode pemilihan umum, teknik memilih anggota peserta pemilu yang berkualitas sekaligus kiat memilih program secara cerdas, pengetahuan tentang sistem kepartaian, metode peghitungan suara hingga proses pemantauan pemilu.

Masyarakat umum seringkali menganggap sosialisasi pemilu di kalangan pemilih pemula hanya sebagai tugas pemerintah, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU). Padahal menurut catatan media, pendidikan politik pemilih pemula banyak terabaikan karena beragam faktor, seperti keterbatasan aparatur pelaksana sosialisasi hingga persoalan keterbatasan anggaran. Saat persoalan ini dibiarkan maka pemilih pemula cenderung abai terhadap hak pilihnya termasuk resisten diselewengkan oknum tertentu.

Secara ideal, pihak yang mampu mereduksi persoalan ini seharusnya lembaga pendidikan formal, dalam hal ini sekolah (baca : SMA). Upaya preventif yang bisa dilakukan adalah pemberian pemahaman terpola melalui mata pelajaran tentang hak politik warga negara, termasuk pelajar yang berada di usia pemilih pemula.

(7)

Salah satu mata pelajaran yang mengakomodasi materi ini sebenarnya tersedia dalam kurikulum wajib mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pada pelajaran ini terdapat materi Bab Budaya Demokrasi, sub materi Demokrasi dan Pemilihan Umum. Materi ini diporsikan pada pelajaran PKn semester 1 kelas XI SMA. Hanya saja persoalannya, akibat ketiadaan daya dukung mencukupi, aktualisasinya selama ini sebatas penyampaian monologis dan tidak terdapat upaya penyajian materi pelajaran secara variatif, --seperti, simulasi, praktek lapangan, dll--, meski alokasi jam pengajarannya masih dimungkinkan untuk dilaksanakan. Persoalan tak sebatas itu, seringkali pertanyaan kritis siswa tak dapat dijawab guru pengampu akibat masih adanya persepsi bahwa perkembangan demokrasi di Indonesia berjalan pada fase yang rumit dipahami termasuk keterbatasan pemahaman tentang teknik kepemiluan, sehingga materi ini banyak dilewatkan dan menjadi bahasan materi yang sifatnya digeneralisir. (Wawancara Awal dengan guru PKn SMAN VIII Kota Denpasar).

Berangkat dari kondisi inilah maka diperlukan upaya pembekalan berupa workshop pengajaran terkait materi demokrasi dan pemilihan umum. Peserta workshop ini adalah para guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Harapannya melalui workshop ini para guru PKn bisa memberikan metode penjelasan yang bisa dimengerti siswa terutama terkait materi demokrasi dan pemilu. Pada harapan yang lebih besar, proyeksi siswa yang masih duduk di SMA dan telah mendapatkan pemahaman materi ini benar-benar bisa menggunakan hak pilihnya secara tepat, baik pada pemilu presiden maupun pemilu pada tahun berikutnya.

Penulisan kegiatan pengabdian masyarakat ini terinsipirasi model kegiatan workshop yang dikembangkan Dinas Pendidikan dan KPU setempat terkait materi teknik kepemiluan pada kalangan guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMA se-Kabupaten Grobogan, Jateng; SMU Negeri se-Kabupaten Luwu (Sulawesi Tengah); serta Kabupaten Sidoarjo (Jatim). Selain itu, penulisan kegiatan pengabdian ini merujuk model aktifitas pengabdian Pelatihan bagi Guru PKN sebagai Sarana Pendidikan Politik bagi Siswa berkategori Pemilih Pemula 2009 di SMAN I Sragen, Jawa Tengah oleh Dra. Sri Yuliani, M.Si, Jurusan Administrasi Negara UNS Surakarta.

(8)

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan analisis situasi yang ada diatas, maka dapat dirumuskan bahwa pengajaran terkait materi demokrasi dan pemilu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kalangan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) masih belum optimal. Metode penjabaran materi terkendala metode pembelajaran yang masih monolog sehingga seringkali susah dipahami siswa, serta minimnya penguasaan guru mata ajar PKn terhadap materi demokrasi dan pemilu. Padahal materi ini sangat penting mengingat para siswa peserta pelajaran ini sebagian besar merupakan kalangan pemilih pemula yang akan menggunakan hak pilihnya pertamakali pada pemilu presiden mendatang sehingga preferensi mereka harus mencukupi dalam mengenali ragam teknik pemilu secara benar, pengenalan profil peserta pemilu, kiat menggunakan hak pilih secara tepat dan cerdas, serta keikutsertaan dalam memantau jalannya pemilu maupun penghitungan suara. D. TUJUAN KEGIATAN

1. Melaksanakan pelatihan dalam bentuk workshop mengenai materi demokrasi dan pemilu di kalangan guru pendidikan kewarganegaraan (PKn) SMA;

2. Mendukung pemahaman Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Materi Demokrasi dan Pemilihan Umum melalui workshop bagi kalangan guru; 3. Membantu ketercapaian kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) kelas XI dalam mengenali dan menganalisis perkembangan demokrasi dan tipe-tipe pemilihan umum yang sesuai dengan perkembangan sistem politik di Indonesia;

4. Sarana pengaktualisasian mata kuliah Pengantar Ilmu Politik dan Sistem Politik Indonesia bagi mahasiswa pendamping kegiatan pengabdian masyarakat ini sekaligus mengenalkan program studi Ilmu Politik FISIP Universitas Udayana di kalangan pelajar SMA wilayah Denpasar.

E. MANFAAT KEGIATAN

1. Menambah referensi pengetahuan para guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam mengenali demokrasi dan ragam teknik pemilu secara benar;

2. Mereduksi angka golongan putih atau ketidakikutsertaan peserta pemilu dari kalangan pemilih pemula akibat ketidaktahuan teknik pemilu serta secara ideal

(9)

sehingga diharapkan akan mencegah praktek money politic (politik uang) yang diindikasikan banyak terjadi pada penyelenggaraan pemilu di Negara kita;

3. Memberikan rekomendasi pada KPU maupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali mengenai model pelatihan kompetensi bagi guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMA terkait demokrasi dan pemilu, termasuk faktor keberhasilan maupun kegagalan metode pengajaran yang dijalankan.

F. PEMECAHAN MASALAH

Dari permasalahan diatas, dosen dan dibantu tenaga mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana memberikan sumbangsih berupa kegiatan pengabdian masyarakat Workshop Materi Demokrasi dan Pemilu bagi Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) se- Kota Denpasar. Kegiatan ini terbagi atas kegiatan sebagai berikut :

Kegiatan Narasumber

Pembukaan Dekan dan Kaprodi Ilmu Politik FISIP Universitas Udayana

Materi I : Demokrasi

Indonesia dan

Perkembangannya

Dosen Program Studi Ilmu Politik Universitas Udayana.

Materi II : Pemilu dan Sistem Kepartaian di Indonesia

Dosen Program Studi Ilmu Politik Universitas Udayana

Istirahat

Materi III : Teknik Kepemiluan

Dosen dan KPU

Tanya Jawab dan Penutup Ketua Pengabdian Masyarakat dan Narasumber

G. KHALAYAK/SASARAN STRATEGIS

Khalayak sasaran dari kegiatan workshop ini adalah guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) se Kota Denpasar. Diharapkan dari kegiatan workshop oleh dosen FISIP Universitas Udayana ini dapat membantu pemahaman materi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) khususnya terkait materi demokrasi dan pemilu.

(10)

H. METODE KEGIATAN

Metode kegiatan yang dipandang efektif dilakukan adalah kegiatan workshop. Kegiatan penyelenggaraan workshop diberikan dosen dengan didampingi tenaga mahasiswa Program Studi Ilmu Politik FISIP Unud. Peserta workshop adalah guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMA se Kota Denpasar. I. HASIL KEGIATAN

Hari/Tanggal Kegiatan Sasaran Lokasi Kegiatan Rabu, 27

Agustus 2014

Workshop terkait Materi Demokrasi dan Pemilu

Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMA se- Kota Denpasar

Aula FISIP Universitas Udayana

Workshop terkait Materi Demokrasi dan Pemilu dilaksanakan pada Hari Rabu, tanggal 27 Agustus 2014. Sebelum kegiatan dilaksanakan, ketua kegiatan menghubungi pihak Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Kewarganegaraan Kota Denpasar. Berdasarakan informasi Ketua MGMP PKn Kota Denpasar yang juga merupakan Guru PKn di SMA Negeri 7 Kota Denpasar, kegiatan ini memang sangat dibutuhkan terutama dalam mendukung kurikulum 2013. Pertanyaan siswa terkait pemilu terutama masalah aktual metode quick count (hitung cepat) yang terjadi pada pemilu presiden bulan Juli 2014 seringkali ditanyakan siswa dan secara faktual guru pengampu mata pelajaran kurang begitu memahami jawabannya (Hasil wawancara dengan Dra. Nyoman Sri Watiasih, Ketua MGMP PKn Kota Denpasar). Berdasarkan petunjuk inilah, maka tim pengabdian berusaha menyusun materi dengan penyesuaian kasus-kasus aktual seputar pelaksanaan pemilu terutama penggunaan metode quick count sebagai salah satu instrumen pendukung demokrasi.

Setelah menyusun materi, tim pengabdian menyebarkan undangan kegiatan Workshop terkait Materi Demokrasi dan Pemilu. Pada Rabu, tanggal 27 Agustus 2014, workshop dilaksanakan di aula gedung FISIP Universitas Udayana Jalan PB Sudirman Denpasar. Acara dihadiri sekitar 9 orang guru PKn yang tersebar dari SMA di Kota Denpasar. Beberapa utusan SMA tersebut antara lain berasal dari

(11)

SMA N 1 Denpasar, SMA N 2 Denpasar, SMA N 6 Denpasar, SMA N 8 Denpasar, serta SMA Katolik Santo Josef Denpasar. Beberapa delegasi dari SMA N maupun swasta yang telah diundang berhalangan hadir karena kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan sosialisasi sertifikasi guru yang diadakan oleh Pemkot Denpasar.

Acara dimulai pada pukul 10.00 WITA dan diawali dengan sambutan Dekan FISIP Universitas Udayana.

Gambar 1

Pembukaan oleh Dekan FISIP Unud

Pada sambutannya, Dekan mengapresiasasi kegiatan pengabdian ini karena merupakan salah satu ujud pelaksanaan Tri Dharma PT terutama dalam membantu guru PKn dalam mata ajar terkait materi Demokrasi dan Pemilu. Dekan menekankan peran penting guru PKn dalam memfasilitasi pengajaran terutama terkait praktek demokrasi dan pemilu dimana pelaksanaannya senantiasa mengalami dinamisasi. Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan workshop.

(12)

Gambar 2

Pemaparan Materi Pertama : Konsep Demokrasi dan Pemilu

Acara workshop dimoderatori oleh Ketua Tim Pengabdian. Pada session 1, pemaparan materi Demokrasi oleh I Made Anom Wiranata, S.IP, M.A. Melalui paparannya, pemateri pertama menekankan ragam persoalan yang seringkali muncul dalam pengajaran tentang materi demokrasi. Hal tersebut antara lain definisi dan ciri-ciri demokrasi dari para ahli yang berbeda-beda; perihal demokrasi yang terlalu difokuskan pada pemilihan pejabat publik (pemilu, pilkada, pilpres); serta strategi melihat perkembangan demokrasi. Definisi demokrasi yang paling diterima ilmuwan adalah definisi dari David Beetham (1999). Demokrasi adalah kontrol rakyat untuk urusan publik atas dasar persamaan politik. Atas definisi ini Demokrasi mengandung dua prinsip yaitu kontrol rakyat dan persamaan politik. Cara melihat sejauh mana penerapan dari institusi demokrasi dalam mencapai prinsip demokrasi, guru bisa memberikan beberapa contoh institusi demokrasi berupa iklim kebebasan pers. Jika kebebasan pers dimaknai tanpa mengaitkan dengan prinsip demokrasi (kontrol dan kesetaraan politik), maka semakin bebas pers, maka semakin demokratis suatu Negara (Lebih lengkap terdapat pada materi power point yang terlampir pada laporan ini).

(13)

Gambar 3

Pemaparan Materi Kedua tentang Metode Quick Count

Pada paparannya, disampaikan beberapa hal terkait urgensi survei dan quick count di negara demokrasi; metode survei dan quick count yang valid; lembaga survei, etika, dan asosiasinya; serta lembaga survei dan media. Survei dan quick count (hitung cepat) tidak menghasilkan hasil yang akurat bila dilakukan di negara yang tidak demokratis. Keduanya membutuhkan kesadaran dan keberanian masyarakat dalam mengungkapkan pendapat. Survei bukan saja dipergunakan untuk melihat besaran elektabilitas belaka, melainkan kini dipergunakan sebagai alat kontrol publik terhadap pemerintah. Quick count semula muncul untuk mengawal suara agar tidak terjadi kecurangan dalam perjalanan suara yang dihitung secara bertingkat. Quick count (hitung cepat) berbeda dengan survei opini publik untuk mengukur elektabilitas. Perbedaan utama terletak pada sampling unit yang digunakan. Survei unit samplingnya adalah orang, sedangkan quick count unit samplingnya adalah TPS. Terdapat dua asosiasi yang mewadahi lembaga survei opini publik di Indonesi, yaitu Persepi dan Aropi. Masing-masing asosiasi memiliki dewan etik yang fungsinya menjaga agar metode yang dipergunakan sesuai dengan kaidah statistika. Asosiasi tidk memiliki kewenangan untuk mencabut ijin survei atau menutup lembaga survei yang terbukti melakukan manipulasi, tetapi dapat mengeluarkannya dari organisasi.

(14)

Terdapat simbiosis mutualistis antara lembaga survey dan media, baik dalam survei maupun quick count. Pada hari pemungutan suara biasanya 1 lembaga survei memiliki kontrak eksklusif dengan 1 stasiun TV/Radio/Portal Berita. Kontrak ini bernilai cukup tinggi, di kisaran 1,5 hingga 2 M untuk nasional. Hasil survei 1 lembaga hanya dapat ditayangkan di 1 TV/Radio karena dibiayai oleh sponsor di media yang bersangkutan. Lembaga survei dan media yang satu dengan yang lain biasanya adu cepat dan adu akurasi serta presisi (Lebih lengkap terdapat pada materi power point yang terlampir pada laporan ini).

Setelah session pemaparan materi dilanjutkan dengan tanya jawab. Gambar 4

Sesi Tanya Jawab

Pada session ini, para guru PKn lebih banyak memberikan masukan agar kegiatan pengabdian dengan materi demokrasi dan Pemilu seringkali diadakan dan diminta diselenggarakan di masing-masing sekolah. Harapannya para pemateri bisa langsung memberikan paparannya kepada para siswa secara interaktif. Sebelum acara berakhir, para peserta workshop dibagikan kuesioner post tes. Hasil yang diperoleh sebanyak 97% guru merasa puas dan paham dengan kegiatan workshop karena mereka mendapatkan pemahaman tentang materi demokrasi dan pemilu terutama perihal yang seringkali ditanyakan para siswa terkait metode quick count.

(15)

Gambar 5

Foto Bersama

Acara berakhir pada pukul 12.00 WITA dengan penutupan oleh Ketua Tim Pengabdian serta foto bersama.

J. Simpulan dan Saran

Kegiatan pengabdian masyarakat Workhsop Materi Demokrasi dan Pemilu bagi Guru PKn SMA se Kota Denpasar ini dinilai sangat bermanfaat dan tepat sasaran. Hal ini karena guru PKn secara langsung mendapatkan pemahaman terkait materi demokrasi dan pemilu termasuk metode quick count. Dari hasil post tes yang diberikan kepada para peserta workshop terdapat beberapa saran dan rekomendasi. Beberapa hal yang direkomendasikan adalah kegiatan workshop kepada para guru PKn bisa dilakukan berkesinambungan dengan mengatualisasikan kerjasama dengan SMA yang ada di Kota Denpasar. Pada kegiatan ini, para guru PKn yang telah mengikuti workshop juga akan mendapatkan sertifikat dari tim pengabdian masyarakat yang harapannya dapat berguna bagi pengembangan karier dan pengalaman mereka sebagai tenaga pendidik.

(16)

K.PENGGUNAAN DANA KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Kegiatan Jumlah Total

1. Persiapan (foto copy makalah, surat menyurat dan biaya mengirimkan surat)

Rp. 700.000 Rp.700.000

2. Sewa Komputer untuk pembuatan alat peraga pendukung workshop: Kartu suara

Sewa Printer utk print kartu suara Catridge Black & Colour (2 unit)

Rp. 500.000 Rp. 400.000 Rp. 400.000 Rp.500.000 Rp. 400.000 Rp. 400.000 3. Honor Ketua Anggota 1 Anggota 2 Rp. 350.000 Rp. 230.000 Rp. 230.000 Rp. 810.000

4. Sarana Pendukung Workshop : Kotak Suara, Peraga & Alat Simulasi Penghitungan Suara - Kertas HVS 5 rim

- Isolatip bening 5 pak - Buku tulis besar 2 - Bolpoint 5 biji - Cutter 5 buah

- Kertas Buffalo 10 lembar - Lem kertas 5 buah - CD rewritable 5 keping - Spidol Hitam 5 biji - Kertas Plano 7 lbr - Notes 10 bh - Tinta cair jari 2 btl - Cetak Foto 3R 50 lb Rp. 30.000 Rp. 8.000 Rp. 20.000 Rp. 3.000 Rp. 5.000 Rp. 5.000 Rp. 1.500 Rp. 2.500 Rp. 4.000 Rp. 5.000 Rp. 5.000 Rp. 35.000 Rp 1.500 Rp. 590.000 Rp. 150.000 Rp. 40.000 Rp. 40.000 Rp. 15.000 Rp. 25.000 Rp. 50.000 Rp. 7.500 Rp. 12.500 Rp. 20.000 Rp. 35.000 Rp. 50.000 Rp. 70.000 Rp 75.000 5. Konsumsi 35 kotak snack

35 kotak nasi (16 peserta workshop & 19 panitia (termasuk mahasiswa pendamping) Rp. 10.000 Rp. 15.000 Rp. 350.000 Rp. 525.000 6. Perjalanan

Bensin 50 liter untuk undangan

Rp. 6.500 Rp. 325.000 7. Pembuatan dan Penggandaan

Laporan

Rp. 500.000 Rp. 500.000 TOTAL Rp. 5.000.000

(17)

L. DAFTAR PUSTAKA

- Benny, Achmad, 2005, Metode Pengajaran, Universitas Terbuka : Jakarta. - E-learning, Universitas Negeri Surabaya dalam web site elearning.unesa.ac.id

- Maridjan, Kacung, 2010, Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru, Penerbit Prenada Media Group : Jakarta

- Media Indonesia, 6 Agustus 2011

- Sanit, Arbi, 2010, Sistem Politik Indonesia, Penerbit Rajawali Press : Jakarta - Surya, 1 November 2011

- Wawancara dengan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMAN VIII Kota Denpasar, Kota Denpasar, 24 Januari 2014

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Pangkep, maka strategi yang terpilih adalah strategi yang memanfaatkan faktor peluang untuk mengatasi faktor kelemahan (strategi WO). Rumusan strategi WO yang diusulkan

Dalam telur kodok bahan ini tidak tersebar merata, tetapi meningkat ari kutub ke kutub.Bagian gelap dari telur ini, disebut kutub animal mengandung kuning telur,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pelaksanaan pencatatan akta kelahiran dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan di

Misalnya di harian Jawa Pos pada tanggal Bagaimana peran media massa dalam 6 Pebruari 2013 mengambil judul "Anas tidak penyampaian pemberitaan yang berkaitan dengan

Tari Kayon Astadala dalam upacara ritual Tawur kesanga secara keseluruhan mengandung makna yang berisikan himbauan-himbauan agar manusia selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha

Beberapa jenis dan nama sumping diantaranya adalah sumping Pudhak Sinumpet (sumping ini hanya dikenakan tokoh tertentu, Werkudara, Hanoman dan Bayu, sumping Kudhup biasa

Hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa siswa yang sudah dibekali pengetahuan dan keterampilan pelatihan pemasaran online belum memunculkan keyakinan diri

lain (1) untuk memetakan dan menganalisis tata kelola kelembagaan BUM Desa Mardi Gemi melalui unit usaha Pasar Ekologis Argo Wijil; (2) untuk meningkatkan kapasitas pengelola BUM