• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Umur Panen Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Berdasarkan Metode Akumulasi Satuan Panas dan Stadia Kematangan Polong.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan Umur Panen Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Berdasarkan Metode Akumulasi Satuan Panas dan Stadia Kematangan Polong."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN UMUR PANEN KACANG TANAH (A

rachis

hypogaea

L

.

)BERDASARKAN METODE AKUMULASI

SATUAN PANAS DAN STADIA KEMATANGAN POLONG

SASMOYO ADI NUGROHO

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penetapan Umur Panen Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Berdasarkan Metode Akumulasi Satuan Panas dan Stadia Kematangan Polong adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014 Sasmoyo Adi Nugroho NIM A24100180

(4)
(5)

ABSTRAK

SASMOYO ADI NUGROHO. Penetapan Umur Panen Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Berdasarkan Metode Akumulasi Satuan Panas dan Stadia Kematangan Polong. Dibimbing oleh HENI PURNAMAWATI dan YUDIWANTI WAHYU ENDRO KUSUMO.

Penelitian ini bertujuan menentukan umur berbunga dan umur panen kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan akumulasi satuan panas dan stadia kematangan polong. Percobaan ini dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB pada bulan Maret hingga Juni 2014. Percobaan terdiri atas dua faktor, yaitu varietas (sebagai petak utama) dan waktu panen (sebagai anak petak) yang disusun petak terbagi (split plot) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Domba, Badak, dan Panther mulai berbunga pada 24 HST. Varietas Badak dan Panther mencapai 50% populasi tanaman berbunga dengan akumulasi satuan panas 528.20 oCd pada umur 30 HST, sedangkan varietas Domba mencapai 50% populasi tanaman berbunga dengan akumulasi satuan panas 562.70 oCd pada saat 32 HST. Penentuan umur panen kacang tanah didasarkan pada persentase polong stadia penuh dua tertinggi yang di ikuti dengan bobot polong dan bobot biji yang besar. Umur panen terbaik dari ketiga varietas kacang tanah yaitu Domba, Badak, dan Panther berada pada akumulasi satuan panas sebesar 1673.1 oCd– 1851.4 oCd pada kisaran umur 95 HST–105 HST. Kata kunci: kacang tanah, akumulasi satuan panas, umur panen

ABSTRACT

SASMOYO ADI NUGROHO. Harvesting Time Determination of Peanut (Arachis hypogaea L.) based on Heat Unit Accumulation and Pod Develompment Stage. Supervised by HENI PURNAMAWATI and YUDIWANTI WAHYU ENDRO KUSUMO.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

PENETAPAN UMUR PANEN KACANG TANAH (A

rachis

hypogaea

L

.

) BERDASARKAN METODE AKUMULASI

SATUAN PANAS DAN STADIA KEMATANGAN POLONG

SASMOYO ADI NUGROHO

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga karya ilmiah dengan judul Penetapan Umur Panen Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Berdasarkan Metode Akumulasi Satuan Panas dan Stadia Kematangan Polong dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo dari Bulan Maret hingga Juni 2014.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Heni Purnamawati, Msc.Agr dan Ibu Dr Ir Yudiwanti Wahyu EK, MS selaku pembimbing dan telah memberikan pengarahan dan saran selama penyusunan karya ilmiah ini, serta kepada kedua orang tua, kakak dan keluarga besar yang telah memberikan doa dan support selama kegiatan penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Skim Penelitian Strategis Nasional Tahun Anggaran 2014 yang telah membiayai penelitian ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Dr Ir Herdhata Agusta selaku pembimbing akademik. Selain itu, ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh teman-teman AGH 47 yang telah memberikan bantuan selama penelitian ini berlangsung dengan baik sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014 Sasmoyo Adi Nugroho

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Kacang Tanah 2

Kriteria Panen Kacang Tanah 3

Konsep Satuan Panas 3

Suhu dan Kacang Tanah 4

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu 4

Bahan dan Alat 5

Rancangan Percobaan 5

Pelaksanaan Penelitian 6

Pengamatan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Kondisi Umum 6

Umur Berbunga 7

Stadia Kematangan Polong 8

Rekapitulasi Sidik Ragam 12

Umur Panen 13

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 16

Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 17

Lampiran 19

(14)

2

DAFTAR TABEL

1 Konversi satuan hari ke satuan panas saat kacang tanah berbunga 8 2 Perbedaan antar stadia kematangan polong kacang tanah 9 3 Rekapitulasi hasil sidik ragam karakter kuantitatif pengaruh varietas,

umur panen dan interaksi keduanya pada tanaman kacang tanah 13 4 Rekapitulasi hasil sidik ragam stadia kematangan pengaruh varietas,

umur panen dan interaksi keduanya pada tanaman kacang tanah 13 5 Konversi satuan hari ke satuan panas pada umur panen kacang tanah 14

DAFTAR GAMBAR

1 Persentase polong penuh 2, penuh 1, setengah penuh, dan cipo antar

waktu panen kacang tanah varietas Domba 11

2 Persentase polong penuh 2, penuh 1, setengah penuh, dan cipo antar

waktu panen kacang tanah varietas Badak 11

3 Persentase polong penuh 2, penuh 1, setengah penuh, dan cipo antar

waktu panen kacang tanah varietas Panther 12

4 Persentase polong stadia penuh 2 ketiga varietas kacang tanah tanpa

menyertakan polong cipo 14

5 Nilai tengah bobot polong ketiga varietas kacang tanah tanpa

menyertakan polong cipo 15

6 Nilai tengah bobot biji ketiga varietas kacang tanah tanpa

menyertakan polong cipo 15

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data iklim dan cuaca daerah bulanan daerah Dramaga Bulan Maret–

Juni 2014 19

2 Suhu maksimum. suhu minimum. dan suhu rata-rata lingkungan tumbuh selama penanaman (BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga

Bogor 2014) 19

3 Deskripsi varietas kacang tanah dalam Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah. Kacang Hijau. dan Aneka Kacang 2013 20 4 Rata-rata persentase polong stadia penuh 2, bobot polong, dan bobot

biji dari ketiga varietas kacang tanah tanpa menyertakan polong cipo 21 5 Persentase jumlah polong tiap stadia kematangan polong antar waktu

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang mempunyai arti ekonomi cukup penting karena berperan dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional sebagai sumber protein nabati, minyak, dan nutrisi lainnya. Adanya program pemerintah tentang diversifikasi pangan dan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap produk pangan berkualitas menyebabkan permintaan akan kacang tanah belum dapat terpenuhi (Deptan 2011). Di samping itu produksi kacang tanah di Indonesia masih tergolong rendah sehingga tidak dapat mengimbangi permintaannya yang tinggi.

Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun meningkat sekitar 4.4% sedangkan produksi kacang tanah hanya meningkat sebesar 2.5% (Widjanarko et al 2009). Produktivitas kacang tanah di Indonesia pada tahun 2012 tergolong cukup rendah, yaitu 1.3 ton.ha-1 biji kering, (BPS 2013) dibandingkan produktivitas potensial varietas unggul nasional seperti Kelinci (4.3 ton.ha-1 polong kering), Bison (3.6 ton.ha-1 polong kering), Domba (4.2 ton.ha-1 polong kering), atau Panter (5.4 ton.ha-1 polong kering) (Balitkabi 2013).

Kebutuhan kacang tanah domestik belum bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri pada saat ini. Indonesia masih memerlukan substitusi impor dari luar negeri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka produksi kacang tanah nasional harus ditingkatkan. Dalam rangka mencukupi kebutuhan kacang tanah tersebut, pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah produksi melalui intensifikasi, perluasan areal tanaman, dan peningkatan produktivitas per satuan lahan (Pitojo 2005).

Penentuan waktu panen kacang tanah di Indonesia masih menggunakan satuan waktu (hari) yang ada pada deskripsi varietas (Marzuki 2009), sehingga akan dapat terjadi perbedaan kematangan polong pada waktu yang sama jika tanaman ditanam pada lokasi dengan ketinggian yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan suhu harian yang diterima di tiap lokasi tertentu. Selain itu kebanyakan petani di Indonesia menggunakan indikator penyakit bercak daun sebagai indikator waktu panen kacang tanah. Namun saat ini telah dikembangkan varietas kacang tanah yang tahan penyakit bercak daun (Yudiwanti et al. 2008), sehingga penentuan waktu panen tidak dapat lagi menggunakan indikator tersebut. Penentuan waktu panen juga dapat dilakukan dengan metode satuan panas. Metode satuan panas adalah metode kuantitatif mengenai hubungan antara suhu dan tanaman. Penggunaan metode ini didasari pemikiran bahwa suhu dipandang sebagai suatu faktor yang mewakili tersedianya energi guna pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Metode ini populer dengan istilah degree-days, heat unit, dan growing degree-days (Wang 1960).

Kelebihan dari penerapan satuan panas sebagai umur pertumbuhan dan panen kacang tanah yaitu dapat mempermudah peramalan produksi dengan

(16)

2

panen kacang tanah dapat meningkatkan keakuratan dalam menentukan waktu panen, memudahkan taksasi hasil atau simulasi produksi dan komputerisasi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menentukan umur berbunga dan umur panen kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan akumulasi satuan panas dan stadia kematangan polong.

TINJAUAN PUSTAKA

Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Kacang tanah pada awalnya dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian menyebar ke benua Asia sampai ke Indonesia (Purwono dan Purnamawati 2007).

Kacang tanah menyukai tanah yang gembur, tidak terlalu banyak mengandung bahan organik, pH 6–6,5, mengandung unsur hara (P, Ca, dan K) dalam jumlah cukup, dan drainase yang baik. Kondisi tanah yang demikian akan memudahkan dan mempercepat pembentukan polong yang terjadi di dalam tanah. Kacang tanah juga membutuhkan iklim yang panas tetapi lembab (65–75%) serta curah hujan sekitar 800–1300 mm/tahun dengan musim kering rata-rata sekitar 4 bulan/tahun. Tanaman ini cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 0–500 mdpl (Purwono dan Purnamawati 2007).

Kacang tanah mempunyai dua cara tumbuh yang berbeda, yaitu tegak dan menjalar. Tipe tegak adalah jenis kacang tanah yang tumbuh lurus atau sedikit miring ke atas, buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek (genjah), dan kemasakan buahnya serempak. Sementara itu, kacang tanah tipe menjalar adalah jenis yang tumbuh ke arah samping, batang utama berukuran panjang, buah terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umumnya berumur panjang (Purwono dan Purnamawati 2007).

(17)

3 Kriteria Panen Kacang Tanah

Penentuan umur panen kacang tanah yang dilakukan petani umumya dengan mencabut kurang lebih sepuluh tanaman untuk melihat tingkat kematangan polongnya. Ciri-ciri polong yang menjadi kriteria panen tanaman kacang tanah antara lain: kulit polong keras, jaring tampak jelas (khusus untuk varietas yang berjaring), warna polong terlihat menghitam, kulit polong bagian dalam terlihat menghitam, kulit biji mudah dikelupas, kadar air kurang dari 25%, biji terisi penuh, dan persentase polong tua mencapai 70–80% (Pitojo 2005).

Penentuan umur panen kacang tanah juga dapat menggunakan satuan waktu, yaitu berdasarkan satuan umur panen yang ada pada deskripsi varietas yang ditanam (Marzuki 2009). Selain itu umur panen kacang tanah juga dapat ditentukan dengan melihat perubahan karakter fisik tanaman seperti menguningnya daun, meluruhnya daun, dan mengerasnya batang (Deptan 2012).

Konsep Satuan Panas

Konsep satuan panas atau degree day sudah dicetuskan lebih dari dua abad yang lalu. Konsep ini didasarkan pada kebutuhan total panas dari tanaman untuk tumbuh dan menghasilkan. Konsep satuan panas ini didasarkan pada asumsi bahwa terdapat hubungan linier antara pertumbuhan tanaman dan suhu (Baharsjah 1991). Konsep ini populer dengan istilah akumulasi satuan panas, heat unit, dan growing degrees-day.

Secara matematik persemaan untuk menghitung jumlah panas adalah sebagai berikut (Boote dan Gardner 1998):

...(persamaan 1)

Untuk menghitung jumlah panas perlu mengetahui suhu dasar tanaman, yakni suhu saat di bawah suhu tersebut aktivitas pertumbuhan tanaman terhenti atau suhu saat laju pertumbuhan sama dengan nol.

(18)

4

angin. Selain itu terdapat perbedaan respon tanaman terhadap suhu di setiap fase perkembangan atau perbedaan suhu minimum untuk berbagai tahap pertumbuhan.

Suhu dan Kacang Tanah

Suhu berpengaruh terhadap semua aspek pertumbuhan kacang tanah. Kacang tanah termasuk tanaman yang sangat sensitif terhadap suhu bahkan bisa mati karena suhu rendah. Suhu tanah merupakan faktor penentu dalam perkecambahan biji dan pertumbuhan awal tanaman (Kvien 1995). Pada suhu tanah kurang dari 18 oC, kecepatan berkecambah akan lambat. Suhu tanah diatas maksimum untuk perkembangan ginofor adalah 30–40 oC. sementara suhu optimum untuk perkecambahan benih kacang tanah terletak antara 20–30 oC. selain suhu tanah, suhu udara pun berpengaruh terutama pada periode pembungaa. Pada fase generative, suhu udara optimum adalah 24–27 oC (Adisarwanto 2004).

Ashley (1984) menjelaskan bahwa kacang tanah tumbuh paling baik pada kisaran suhu 25–35 oC dan tidak tahan terhadap embun dingin. Tipe Valencia tidak dapat berbunga pada suhu dibawah 24 oC, namun pada suhu 33 oC mengakibatkan pertumbuhan vegetatif lebih banyak tanpa kenaikan jumlah polong dan menyebabkan hanya satu persen bunga yang membentuk polong (dari 100 bunga). Pada suhu 28 oC terdapat lebih sedikit bunga (40 bunga) tetapi sekitar 59% menjadi polong. Produksi buah tertinggi dihasilkan pada saat suhu siang/malam 26/27 oC.

(19)

5 Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor (kooordinat 06o 31’ LS 106o 44’ BT, ketinggian lebih kurang 207 mdpl)

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benih tiga varietas kacang tanah (Domba, Badak, dan Panther), Dolomit CaMg(CO3)2, pupuk kandang, pupuk NPK Phonska (15-15-15), dan pestisida (Furadan, Curacron, dan Antracol). Peralatan yang digunakan antara lain peralatan pertanian, penggaris, timbangan digital, jangka sorong digital, kamera digital, dan latar foto

Rancangan Percobaan

Percobaan terdiri atas dua faktor yang disusun petak terbagi (split plot) dalam Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan tiga ulangan. Petak utama adalah varietas dengan tiga taraf, yaitu Domba (V1), Badak (V2), Panther (V3). Sebagai anak petak adalah waktu panen dengan tujuh taraf yaitu 80 (P1), 85 (P2), 90 (P3), 95 (P4), 100 (P5), 105 (P6), dan 110 hari (P7). Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006) model linier untuk percobaan ini dapat dituliskan seperti dalam persamaan 2.

Model linear untuk percobaan ini adalah:

Yijk = µ + Ui + Pj + αij + Kk + (PK)jk + εijk ...(persamaan 2) keterangan:

i : 1,2,3; j: 1,2,3, ...,7; k: 1,2,3;

Yijk : Pengamatan pada faktor varietas taraf ke-i, faktor waktu panen taraf ke- j, dan ulangan ke-k

µ : Rataan umum

Ui : Pengaruh ulangan ke-i

Pj : Pengaruh varietas (petak utama) taraf ke-j

αij : Pengaruh galat pada ulangan ke-idan varietas taraf ke-j Kk : Pengaruh waktu panen (anak petak) taraf ke-k

(PK)jk : Pengaruh interaksi antara varietas (petak utama) taraf ke-j dan waktu panen (anak petak) taraf ke-k

εijk : Pengaruh galat percobaan dari ulangan ke-i, varietas taraf ke-j, dan waktu panen taraf ke-k.

(20)

6

Pelaksanaan Penelitian

Benih diseleksi berdasarkan ukuran dan bentuk, diupayakan benih yang ditanam berukuran seragam. Penambahan pupuk kandang kambing dengan dosis 2 ton ha-1 dan Dolomit dengan dosis 600 kg ha-1 dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah. Pemetakan dilakukan dua minggu setelah pengolahan tanah dengan ukuran petak 4.5 m×3.6 m. Setiap petak mewakili satu taraf varietas dan satu ulangan sehingga terdapat 9 petak.

Jarak tanam yang digunakan adalah 40 cm× 20 cm. Benih ditanam sebanyak satu benih per lubang tanam. Pemberian pupuk NPK Phonska (15-15-15) dengan dosis 200 kg ha-1 dilakukan sepuluh hari setelah tanam dengan cara ditebar dalam alur. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyulaman (pada 1 MST), pemberian bendera pada tanaman sulaman dan tanaman sakit (pada 10 HST), pembumbunan, penyiraman, penyiangan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Pemberian bendera bertujuan menandai tanaman sulaman agar tidak digunakan sebagai sampel karena sampel yang diambil harus memiliki umur yang sama pada tiap panen. Panen dilakukan sesuai dengan perlakuan waktu panen.

Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan yaitu pengamatan umur berbunga (jumlah tanaman berbunga dalam populasi) dan peubah umur panen (kematangan polong). Pengamatan kematangan polong pada tiap umur panen meliputi pengamatan persentase polong tiap stadia kematangan (Tabel 2), bobot polong, jumlah polong, bobot biji, dan bobot polong. Selain itu dilakukan juga penghitungan akumulasi satuan panas tanaman berdasarkan data yang didapatkan dari BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga Maret-Juni 2014. Penentuan umur panen kacang tanah ditentukan berdasarkan tingkat kematangan polong, bobot polong, dan bobot biji.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

(21)

7 Penelitian dilaksanakan pada bulan 6 Maret–24 Juni 2014. Berdasarkan data iklim dan cuaca harian dari stasiun BMKG Dramaga (2014), curah hujan selama penanaman antara lain bulan Maret 238.8 mm bulan-1, April 510.9 mm bulan-1, Mei 296.4 mm bulan-1, Juni 34.4 mm bulan-1. Rata-rata suhu minimum selama penanaman adalah 23.03 oC dan suhu maksimum adalah 31.93 oC. Rata-rata hari hujan 19 hari/bulan, RH 85 %, dan rata-rata intensitas radiasi matahari 303.5 (cal cm-2).

Daya tumbuh benih tinggi (>80%) antara lain varietas Domba 91.90 %, varietas Badak 90.95 %, dan 90.48 % untuk varietas Panther. Pertumbuhan awal tanaman di lapangan menunjukan hasil yang baik. Pada 3 minggu setelah tanam (MST) terdapat tanaman yang terkena Peanut stripe virus (PStV) yang menyebabkan penyakit belang. Penyebab virus tersebut diakibatkan terbawa genetik dari benih yang digunakan. Untuk mencegah lebih meluasnya virus tersebut dilakukan penyemprotan insektisida sebagai cara pengendalian vektor virus tersebut. Selain itu tanaman juga terserang penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) dan bercak daun (Cercospora sp.).

Hama yang menyerang selama penanaman antara lain belalang (Oxya sp.), kutu daun (Aphis glycine) , rayap (Odontotermes spp.), ulat polong (Ettiella zinckenella), kepik penghisap pucuk (Anoplocnemis phasiana). Hal yang dilakukan untuk memperkecil tingkat serangan hama dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif Profenofos dan fungisida berbahan aktif Propineb sebanyak 2 kali yaitu pada 5 MST dan 7 MST. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman antara lain Mimosa pudica, Amaranthus dubius, Hedyotis corimbosa, Axonopus compressus, Eleusin indica. Untuk mencegah persaingan pengambilan hara dilakukan penyiangan pada 2 MST dan 4 MST, apabila tanaman sudah mulai besar pengendalian gulma dilakukan dengan cara memotong gulma dengan gunting agar tanaman tidak terganggu dalam proses pembentukan polong.

Umur Berbunga

Penentuan umur berbunga kacang tanah didasarkan pada persentase tanaman berbunga dalam populasi. Pengamatan umur berbunga dilakukan sejak ada tanaman dalam populasi mulai berbunga hingga lebih dari 50% populasi telah berbunga. Beberapa tanaman dari varietas Badak, Domba, dan Panther mulai berbunga pada waktu yang sama yaitu 24 hari setelah tanam (HST). Varietas Badak dan panther mencapai 50% populasi tanaman berbunga saat 30 HST, sedangkan varietas Domba mencapai 50% populasi tanaman berbunga saat 32 HST. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pitojo (2005) yang menyatakan bunga kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah tanaman yang berumur antara 28–35 hari. Pembentukan bunga tetap berlangsung saat tanaman memasuki fase pengisian biji. Selisih antara periode waktu berbunga dengan waktu panen menggambarkan periode pengisian biji (Purnamawati 2012).

(22)

8

adalah suhu dasar tanaman pada fase vegetatif (Kuntyastuti 1993). Suhu dasar pada fase vegetatif tanaman kacang tanah menurut Leong dan Ong (1983) adalah 10 oC. Varietas Badak dan Panther mencapai 50 % tanaman berbunga pada 528.2 o

Cd, sedangkan varietas Domba mencapai 50 % tanaman berbunga pada 562.7 o

Cd.

Suhu udara berpengaruh pula terhadap masalah pembungaan. Suhu untuk pertumbuhan optimum berkisar antara 27 °C dan 30 °C tergantung pada masing-masing varietas (Adisarwanto et al. 1993). Hal ini sama dengan data suhu rata-rata minimum maksimum harian yang berkisar antara 27 °C dan 28 °C (Tabel 1).

Tabel 1 Konversi satuan hari ke satuan panas saat kacang tanah berbunga

a

degrees celcius day

Stadia Kematangan Polong

Stadia kematangan polong merupakan fase pertumbuhan dari kacang tanah. Ada tujuh stadia kematangan polong yang meliputi cipo, setengah penuh, penuh 1, penuh 2, penuh 3, berkecambah, dan rusak. Stadia Penuh 2 merupakan stadia standar konsumsi untuk penelitian ini. Hal ini dikarenakan penanganan panen kacang membutuhkan waktu yang cukup lama. Stadia penuh dua memiliki bentuk polong maksimal, kulit polong bagian dalam sudah tidak terlalu putih, dan warna kulit biji merah muda. Stadia penuh 1 tidak digunakan karena masih teralu muda karena warna kulit polong bagian dalam masih putih dan warna biji juga masih putih, Sedangkan stadia penuh 3 tidak digunakan karena apabila terlambat dalam penanganan panen maka banyak polong akan berkecambah.

Stadia polong berkecambah dan rusak memiliki faktor lingkungan yang tinggi. Polong berkecambah muncul apabila polong sudah lewat dari stadia polong penuh 3. Polong rusak dapat disebabkan karena sudah mencapai polong berkecambah baru terkena serangan atau dari polong belum berkecambah sudah terkena serangan organisme penggangu tanaman.

Umur Tanaman

(23)

9 Tabel 2 Perbedaan antar stadia kematangan polong kacang tanah

Stadia Kematangan Polong

Keterangan Domba Badak Panther

(24)

10

polong bagian dalam sudah terdapat bercak coklat, warna biji merah muda (soft pink)

Penuh 3 Bentuk polong sempurna, ukuran polong maksimal, kulit polong bagian luar berwarna coklat, jarring-jaring terlihat, kulit polong bagian dalam terdapat bercak coklat, kulit biji berwarna coklat muda Berkecambah Biji berkecambah

dalam polong

Rusak Biji rusak

terserang hama dan penyakit

Varietas Domba

(25)

11

Gambar 1 Persentase polong penuh 2, penuh 1, setengah penuh, dan cipo antar waktu panen kacang tanah varietas Domba

Varietas Badak

Persentase stadia polong cipo lebih dominan dari stadia lain. Selama masa pengisian dan pemasakan polong, persentase polong cipo, penuh 1, penuh 2, berkecambah, dan rusak konstan pada setiap umur panen. Persentase stadia penuh 2 mulai mengalami penurunan pada saat 105 HST tetapi tidak signifikan, hal ini dikarenakan munculnya stadia polong baru yaitu stadia polong penuh 3. Stadia setengah penuh tidak berbeda nyata pada setiap umur panen dengan persentase terbesar pada 85 HST (Gambar 2, Lampiran 5).

(26)

12

Varietas Panther

Persentase polong stadia setengah penuh, penuh 1, berkecambah, dan rusak konstan pada setiap umur panen. Berbeda dengan varietas Domba dan Badak persentase stadia polong cipo berbeda nyata pada setiap umur panen dengan persentase tertinggi pada 95 HST. Stadia penuh 2 tertinggi pada saat umur panen 85 HST. Persentase stadia penuh 2 cenderung konstan dan mulai terjadi penurunan yang cukup signifikan pada 110 HST. Penurunan persentase stadia penuh 2 diakibatkan karena mulai muncul stadia penuh 3 (Gambar 3, Lampiran 8).

Gambar 3 Persentase polong penuh 2, penuh 1, setengah penuh, dan cipo antar waktu panen kacang tanah varietas Panther

Rekapitulasi Sidik Ragam

(27)

13

Tabel 3 Rekapitulasi hasil sidik ragam karakter kuantitatif pengaruh varietas, umur panen dan interaksi keduanya pada tanaman kacang tanah

a

** sangat nyata (Pr < 1%), * Nyata (1% < Pr <5%), tn Tidak nyata (Pr > 5%).

Peubah yang juga digunakan untuk menentukan panen terbaik adalah kematangan polong atau stadia kematangan polong. Peubah tersebut meliputi stadia polong penuh 3, penuh 2, penuh 1, setengah penuh, cipo, berkecambah, dan rusak seperti yang sudah dijelaksan pada Tabel 1. Hasil analisis sidik ragam (Tabel 4) yang disajikan menunjukan bahwa varietas tidak berpengaruh nyata terhadap stadia kematangan polong kecuali polong penuh 1. Umur panen berpengaruh sangat nyata terhadap semua stadia kematangan kecuali pada stadia polong rusak. Interaksi antara varietas dan umur panen tidak pengaruh pada semua stadia polong kecuali stadia polong penuh 3.

Tabel 4 Rekapitulasi hasil sidik ragam stadia kematangan pengaruh varietas, umur panen dan interaksi keduanya pada tanaman kacang tanah

Stadia Kematangan Polong

Pr > f

KK (%) Varietas Umur Panen Interaksi

Penuh 3 0.1418 tn <.0001 ** 0.0170 * 6.83 a

Angka yang di ikuti huruf a merupakan hasil analisis setelah dilakukan transformasi data dengan arcsin akar kuadrat,** sangat nyata (Pr < 1%), * Nyata (5%< Pr <1%), tn Tidak nyata (Pr > 5%).

Umur Panen

Pengamatan umur panen dilakukan pada tujuh taraf waktu pemanenan,yaitu 80, 85, 90, 95, 100, 105, dan 110 HST. Berdasarkan hasil konversi satuan hari ke satuan panas (Tabel 5), panen dilakukan pada saat akumulasi satuan panas tanaman berkisar

Peubah Pr>f KK (%)

Varietas Umur Panen Interaksi

(28)

14

antara 1408.2 °Cd dan 1940.5 °Cd (pada suhu dasar 10 °C). Suhu rata-rata minimum dan maksimum pada saat tujuh taraf waktu panen tergolong optimum untuk pertumbuhan.

Tabel 5 Konversi satuan hari ke satuan panas pada umur panen kacang tanah Umur tanaman

(HST)

Suhu rata-rata minimum maksimum (oC)

Suhu Dasar 10 0C Satuan panas

(oC)

Akumulasi satuan panas (oCd) a

80 27.3 17.3 1408.2

85 27.6 17.6 1496.7

90 27.9 17.9 1583.9

95 27.7 17.7 1673.1

100 28.3 18.3 1764.2

105 26.5 16.5 1851.4

110 27.8 17.8 1940.5

a

degrees celcius day

Umur panen kacang tanah ditentukan berdasarkan tingkat kematangan polong yang mencapai standar konsumsi tertinggi (Gambar 4). Stadia penuh 2 dalam penelitian dibutuhkan sebagai tingkat kematangan standar konsumsi, hal ini dikarenakan penanganan panen kacang tanah membutuhkan waktu yang cukup lama dan viabilitas benih tinggi (Tabel 2). Persentase penuh dua memiliki kenaikan pada umur 80 HST sampai 90 HST, dan mulai mengalami penurunan pada 95 HST. Stadia polong penuh dua sudah ditemukan pada umur 80 HST. Persentase polong penuh dua tidak berbeda nyata pada 80 HST – 105 HST (Lampiran 4). Rata-rata persentase stadia polong penuh dua terbesar tercapai pada 90 HST.

(29)

15

Gambar 5 Nilai tengah bobot polong ketiga varietas kacang tanah tanpa menyertakan polong cipo

Gambar 6 Nilai tengah bobot biji ketiga varietas kacang tanah tanpa menyertakan polong cipo

(30)

16

Bobot biji merupakan salah satu faktor penentu umur panen kacang tanah (Gambar 6). Bobot biji pada umur 95 HST berbeda nyata dengan 80 HST. Rata-rata Bobot polong mengalami peningkatan pada setiap umur panen. Hasil Rata-rata-Rata-rata bobot biji biji terbesar pada umur yang sama dengan bobot polong yaitu pada 100 HST yang tidak berbeda nyata dengan 95, 105, dan 110 HST (Lampiran 4). Bobot biji yang besar akan menentukan rendemen biji yang dihasilkan.

Penentuan Umur Panen

Penentuan umur panen kacang tanah ditentukan berdasarkan tingkat kematangan polong, bobot polong, dan bobot biji (Gambar 4, 5, 6; Lampiran 4). Berdasarkan hasil penelitian persentase polong penuh dua, bobot polong dan bobot biji tidak berbeda antar varietas, sehingga dapat diduga umur panen ketiga varietas sama.

Umur panen 80 HST – 90 HST tidak termasuk dalam umur panen terbaik karena pada umur tersebut memiliki persentase stadia penuh dua yang tinggi tetapi tidak di ikuti dengan bobot polong dan bobot biji yang terbesar. Pada umur 110 HST juga tidak digunakan karena memiliki bobot polong dan bobot biji yang besar tetapi tidak diikuti dengan persentase stadia penuh dua yang tertinggi, hal ini dikarenakan pada umur panen 110 HST sudah terbentuk stadia penuh yang baru yaitu stadia penuh 3. Stadia polong penuh tiga tidak dipilih sebagai salah satu kriteria panen kacang tanah karena polong penuh tiga mudah berkecambah ketika terjadi perubahan lingkungan. Umur panen terbaik ketiga varietas kacang tanah yaitu pada 95 HST - 105 HST dengan akumulasi satuan panas sebesar 1673.1 oCd - 1851.4 oCd. Hal ini dikarenakan pada umur 95 HST – 105 HST bobot polong dan bobot biji yang terbesar dan memiliki persentase stadia penuh dua yang tertinggi.

Umur panen yang di dapatkan sesuai dengan deskripsi varietas kacang tanah yang tercantum dalam pedoman teknis pengelolaan produksi kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang oleh Direktorat Jendral Tanaman Pangan (2013). Umur panen varietas Badak pada 95 HST, sedangkan varietas Domba dan Panther yaitu pada 90 -95 HST.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(31)

17 Domba, Badak, dan Panther berada pada akumulasi satuan panas sebesar 1673.1 o

Cd– 1851.4 oCd pada kisaran umur 95 HST–105 HST.

Saran

Penelitian ini sebaiknya dilanjutkan dengan penelitian yang sama pada tempat dan varietas yang berbeda agar dapat terlihat perbedaan suhu. Penelitian dapat dilanjutkan dengan melakukan pembuktian data yang sudah didapatkan pada penelitian sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto T, Rahmianna AA, Suhartina. 1993. Budidaya kacang tanah. hal. 89-102. Dalam Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang (Ed.). Monograf Balittan Malang (ID) : Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. Malang.

Afnita M. 2014 Agustus. Uji multi lingkungan galur-galur harapan kacang tanah (Arachis hypogaea L.) tahan penyakit bercak daun rakitan IPB [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor, siap terbit.

Ashley JM. 1984. Kacang tanah. Di dalam: Tohari. penerjemah; Goldsworthy PR. Fidher NM. Soedharoedjian. editor. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr. Terjemahan dari: The Physiology of Tropical Field Crops.

[BALITKABI] Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 2013. Teknologi Produksi Kacang Tanah [Internet]. [diunduh 2013 Desember 10]. Tersedia pada : http://www.balitkabi.litbang.deptan.go.id/

Baharsjah JS. 1991. Hubungan Cuaca Tanaman. Bey A. editor. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Boote KJ, Gardner FP. 1998. Temperature. Sinclair TR. Gardner FP. editor. Principles of Ecology in Plant Production. Florida (US): CAB International. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Tabel luas panen produktivitas produksi

tanaman kacang tanah seluruh provinsi [Internet]. [diunduh 2014 Februari 15]. Tersedia pada http://bps.go.id/

[DEPTAN] Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2011. Pedoman umum gerakan penganekaragaman konsumsi pangan 2011. Jakarta (ID): Badan Ketahanan Pangan Deptan.

(32)

18

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2013. Pedoman teknis pengelolaan produksi kacang tanah. kacang hijau. dan aneka kacang 2013[Internet]. [diunduh 2014 juni 29]. Tersedia pada: tanamanpangan.deptan.go.id/.

Ketring DL, Reid JL. 1995. Peanut growth and development. Di dalam: Mellouk HA. Shokes FM. Peanut Health Management. Minnesota (US): APS Press. Kuntyastuti H. 1993. Penggunaan metode satuan panas untuk menentukan umur

panen kacang hijau [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kvien C. 1995. Physiological an environmental disorder of peanut. Melouk HA. Shokes FM. editor. Peanut Health Management. Minnesota (US): APS Pr. Leong SK, Ong CK. 1983. The influence of temperature and soil water deficit on

the development and morphology of groundnut (Arachis hypogaea). J. Expl. Bot. 34(148):1551-1561.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan MINITAB. Bogor (ID): IPB Pr.

Marzuki AR. 2009. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Pitojo S. 2005. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta (ID) : Kanisius. 75 hal

Purnamawati H. 2012. Analisis potensi hasil kacang tanah dalam kaitan dengan hypogaea L.) berdasarkan akumulasi satuan panas [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Trustinah. 2010. Keragaman dan potensinya untuk perbaikan sifat-sifat kacang tanah [Internet]. [diunduh 2013 Desember 9]. Tersedia pada : http://pangan.litbang.deptan.go.id/

Widjanarko AA, Taufiq, Rahmianna AA. 2009. Pengaturan jarak tanam ubikayu dan kacang tanah untuk meningkatkan indeks pertanaman di lahan kering masam Banjarnegara [Internet]. [diunduh 2013 Desember 04]. Tersedia pada : http://www.balitkabi.litbang.deptan.go.id.

Wang, Jen-Hu. 1960. Artique of the heat unit approach to plant response studies. Ecology 41 (4):785-790.

(33)

19 Lampiran 1 Data iklim dan cuaca daerah bulanan daerah Dramaga Bulan Maret–

Juni 2014 Bulan Suhu

Minimum (oC)

Suhu Maksimum

(oC)

Curah Hujan

Hari Hujan

RH Intensitas Radiasi Matahari

Maret 23.8 32.2 284.2 20 84.4 289.8

April 23.0 32.3 510.9 25 85.0 322.0

Mei 23.0 32.2 296.4 24 85.0 276.8

Juni 23.3 32.2 34.4 8 83.0 317.0

Keterangan : Data bulan Maret di mulai dari tanggal 6 Maret 2014

Data bulan Juni hingga tanggal 24 Juni 2014

Sumber : Stasiun Klimatologi. Dramaga Bogor

(34)

20

Lampiran 3 Deskripsi varietas kacang tanah dalam Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah. Kacang Hijau. dan Aneka Kacang 2013

Keterangan Varietas

Domba Badak Panther

Tipe Valencia Valencia Valencia

Dilepas tahun 2004 1991 1998

Warna bunga Kuning Kuning Kuning

Warna ginofor Hijau Hijau Hijau

Warna biji Merah muda Merah muda Merah muda

Bentuk tanaman Tegak Tegak Tegak

Umur berbunga 28-32 hari 28-31 hari 28-31 hari

Umur panen 90-95 hari 95 hari 90-95 hari Sifat lain Toleran kahat Fe

(35)

21 Lampiran 4 Rata-rata persentase polong stadia penuh 2, bobot polong, dan bobot

biji dari ketiga varietas kacang tanah tanpa menyertakan polong cipo Umur Panen (HST)

Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata menurut uji BNJ dengan α = 5%

Lampiran 5 Persentase jumlah polong tiap stadia kematangan polong antar waktu panen tiga varietas kacang tanah

penuh 2 28.210bc 38.073ab 38.397ab 38.440ab 39.937a 38.257ab 21.457c

penuh 3 0b 0b 0b 0b 0b 0b 23.933a

Berkecambah 0a 0a 1a 0a 2.060a 1.883a 2.613a

Rusak 9.050a 2.213a 3.153a 3.997a 6.657a 9.247a 6.213a

a

Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda

nyata menurut uji BNJ dengan α = 5%

Varietas Badak

Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda

(36)

22

Varietas Panther Stadia

Kematangan Polong

80 85 90 95 100 105 110

Cipo 37.910ab 31.930b 39.707ab 45.190a 31.313b 37.957ab 31.797b

1/2 penuh 8.413a 8.507a 7.940a 4.503a 8.207a 6.533a 4.937a

penuh 1 17.020a 11.370a 13.403a 11.170a 16.047a 13.347a 8.093a

penuh 2 33.227ab 45.257a 36.857ab 31.503ab 39.973ab 30.233ab 23.940b

penuh 3 0b 0b 0b 0b 0b 0b 13.793a

Berkecambah 0a 0a 0a 0a 0a 3.300a 2.193a

Rusak 3.427a 2.943a 2.093a 7.627a 4.463a 8.630a 15.250a

a

Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda

(37)

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Sasmoyo Adi Nugroho, dilahirkan di Demak Jawa Tengah pada tanggal 19 September 1992. Penulis merupakan putra ketiga dari tiga bersaudara dari Bapak Sasmita Raharja dan Ibu Rusmiyati. Tahun 2010 Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Demak dan masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian.

Gambar

Tabel 1 Konversi satuan hari ke satuan panas saat kacang tanah berbunga
Tabel 2 Perbedaan antar stadia kematangan polong kacang tanah
Gambar 2 Persentase polong penuh 2, penuh 1, setengah penuh, dan cipo antar waktu panen kacang tanah varietas Badak
Gambar 3 Persentase polong penuh 2, penuh 1, setengah penuh, dan cipo antar
+4

Referensi

Dokumen terkait

Fokus penelitian ini adalah “ Peran ketua prodi sebagai pembuat keputusan dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) di Prodi DIII Keperawatan Stikes Yarsi

Tujuan Metode kunjungan wisata yaitu hubungan negatif dengan daya tarik, positif dengan pendapatan keluarga, positif dengan ketersediaan kendaraan, negatif dengan

Aplikasi Biofilter Horisontal pada Pengolahan Limbah Industri Skala Rumah Tangga Nur Hidayat Sri Kumalan ingsih Susinggi h Wijana Proseeding Lokakarya Nasional Pemberdaya an

Sebagai bukti bahwa rekayasa melalui cangkok dan taut silang telah berhasil dilakukan adalah dengan cara membandingkan mikrograf dari isolat selulosa dengan produk

Untuk kota yang memilik gais pantai yang cukup panjang, perlu memanfaatkan kawasan tepi lautnya sebagai bagian dari sepuluh destinasi dengan kualitas yang

Dengan demikian, dapat disim- pulkan bahwa sikap mahasiswa FIK UNY terhadap usaha-usaha pencegah- an lakalantas dari komponen objek si- kap kendaraan adalah cukup

Berada pada persentase sebesar 57% berada pada kategori baik, perhitungan data hasil penelitian menjelaskan penilaian karyawan tentang lingkungan kerja karyawan di