• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka dan Tertutup Pada CV Perdana Putera Chicken Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka dan Tertutup Pada CV Perdana Putera Chicken Bogor"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

KELAYAKAN PEMBESARAN AYAM BROILER SISTEM

PERKANDANGAN TERBUKA DAN TERTUTUP PADA

CV PERDANA PUTRA CHICKEN BOGOR

NARITHA AYUDYA RISWANTI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka Dan Tertutup Pada CV Perdana Putra Chicken Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Naritha Ayudya Riswanti

NIM H34100163

(4)

ABSTRAK

NARITHA AYUDYA RISWANTI. Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka Dan Tertutup Pada CV Perdana Putra Chicken, Bogor. Dibimbing oleh TINTIN SARIANTI.

Potensi konsumsi ayam broiler masih besar, rata-rata permintaan 1 400 000 kg/hari di wilayah Jabodetabek. Hal tersebut menjadi peluang bagi CV Perdana Putra Chicken meningkatkan produksi. Peningkatan produksi ayam broiler dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi terutama pada kandang. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan peternakan ayam broiler yang menggunakan kandang sistem open house dan closed house. Penelitian dilakukan pada kandang Geledug Leuwiliang. Metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif untuk kelayakan non finansial dan analisis kuantitatif berdasarkan kriteria investasi dan switching value. Hasil analisis diperoleh bahwa kelayakan non finansial seperti aspek pasar, teknis, hukum, manajemen, sosial dan lingkungan menunjukkan PPC layak dijalankan. Kelayakan aspek finansial menunjukkan kandang tertutup dan kandang terbuka memiliki nilai kriteria investasi NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period serta switching value menghasilkan nilai layak usaha dijalankan.

Kata kunci: closed house, open house

ABSTRACT

NARITHA AYUDYA RISWANTI . Feasibility Analysis of Broiler Chicken Breeding by Open And Closed House System At CV Perdana Putra Chicken, Bogor . Supervised by TINTIN SARIANTI.

The potential of broiler chicken consumption is still abundant by an average demand of 1.4 million kg / day in the Jabodetabek area. This causes an opportunity for CV Perdana Putra Chicken to increase the production. The increase in broiler chicken production can be accomplished with the use of technology, especially technology applied for the cage. This study aims to analyze the feasibility of broiler chicken house system uses open and closed house. The study was conducted at farm cage Geledug, Leuwiliang. The method used were qualitative analysis method for non-financial feasibility and quantitative analysis based on investment criteria and switching value. The analysis result showed that the feasibility of such non-financial aspects of the market, technical, legal, management, social and environmental showed both of them feasible to run. The feasibility of the financial aspects showed that both closed and open cage had value of investment criteria consisted NPV, IRR, Net B / C, and Payback Period as well as switching value made the business feasible to run.

Keywords: closed house , open house

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

KELAYAKAN PEMBESARAN AYAM BROILER SISTEM

PERKANDANGAN TERBUKA DAN TERTUTUP PADA CV

PERDANA PUTRA CHICKEN BOGOR

NARITHA AYUDYA RISWANTI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Terbuka dan Tertutup Pada CV Perdana Putera Chicken Bogor Nama : Naritha Ayudya Riswanti

NIM : H34100163

Disetujui oleh

Tintin Sarianti, SP. MM Pembimbing Skripsi

Diketahui oleh

Dr Ir Dwi Rachmina, MSi Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dibahas dalam skripsi ini adalah analisis kelayakan usaha, dengan judul Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka Dan Tertutup Pada CV Perdana Putra Chicken, Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga April 2014.

Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat, motivasi, dan doasehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Tintin Sarianti SP, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan kesabarannya dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih untuk Ir Juniar Atmakusuma, MS sebagai dosen penguji utama dan Yanti Nuraeni Muflikh, SP,M.Agribuss yang telah memberi saran dan masukan terhadap sktripsi saya. Terima kasih pada Febriantina Dewi, SE, MSc, MM selaku dosen pembimbing akademikatas bimbingannya yang diberikan selama perkuliahan.Terima kasih juga kepada Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS, Dr. Ir. Anna Farianti, M.Si., Ir. Juniar Atmakusuma,MS, Dra. Yusalina, M.Si., Tintin Sarianti, SP. MM, dan Yanti Nuraeni Muflikh, SP, M.Agribuss sebagai tim peneliti pada Penelitian Unggulan

Departemen yang berjudul “Model Bisnis Peternakan Ayam Broiler Di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat” atas kesempatannya menjadi enumerator sehingga dapat menjadi bahan penelitian skripsi ini. Di samping itu, ucapan terima kasih kepada Drh Sri Waluyo, bapak Dawari dan pihak CV Perdana Putra Chicken selaku pihak tempat penelitian skripsi yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dan meluangkan waktunya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih kepada Karya Salemba Empat dan Bank Indonesia yang telah memberikan beasiswa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada teman satu bimbingan Argi, Feby, Rahma, Nisa, Sri, dan Intan atas doa dan dukungannya. Terima kasih pada seluruh rekan-rekan Agribisnis 47 untuk saran, nasehat, dan doa. Terima kasih untuk teman-teman kosan Amanah B untuk motivasi dan dorongan kepada penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan masukan yang baik bagi CV Perdana Putra Chicken maupun masyarakat luas.

Bogor, Juni 2014

(9)

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 6

Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Analisis Kelayakan Non Finansial 6

Analisis Kelayakan Finansial 7

KERANGKA PEMIKIRAN 10

Kerangka Pemikiran Teoritis 10

Kerangka Pemikiran Operasional 14

METODE PENELITIAN 17

Desain Penelitian 17

Lokasi dan waktu 17

Jenis dan Sumber Data 17

Metode Pengumpulan Data 17

Metode Analisis Data 18

Definisi Operasional 20

Asumsi-asumsi Dasar 20

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21

Sejarah Perusahaan 21

Lokasi Peternakan 22

Kerjasama Perusahaan Sarana Produksi 23

Perkembangan Usaha 23

HASIL DAN PEMBAHASAN 25

(10)

Aspek Pasar dan Pemasaran 25

Aspek Teknis 28

Aspek Manajemen dan Hukum 38

Aspek Sosial dan Lingkungan 40

Analisis Aspek Finansial 42

SIMPULAN DAN SARAN 56

Simpulan 56

Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 57

LAMPIRAN 59

(11)

periode 2009-2012 di Indonesia (Kg/kapita/tahun) 1 2 Harga eceran komoditas bahan pokok September 2013-Februari

2014 (rupiah) 2

3 Perkembangan populasi ayam broiler di Pulau Jawa Periode

2010-2012 (ekor) 2

4 Permintaan dan realisasi pedagang ayam broiler 25 5 Kelebihan dan kelemahan kandang terbuka dan tertutup 31 6 Performa masing-masing Kandang rata-rata produksi

Maret-Desember 2013 32

7 Harga investasi bangunan dan instalasi air kandang 44

8 Biaya investasi peralatan open house 45

9 Biaya investasi peralatan closed house 46

10 Investasi awal tahun 47

11 Penyusutan dan umur teknis dari barang investasi peternakan

sistem kandang open house 48

12 Penyusutan dan umur teknis dari barang investasi peternakan 49 13 Biaya variabel tiap kandang per periode 51 14 Biaya tetap kandang open house dan closed house 52

15 Perbandingan hasil kriteria investasi 53

16 Hasil analisis switching value 55

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram Kerangka Pemikiran Operasional 16

2 Saluran pemasaran ayam broiler CV Perdana Putra Chicken 27 3 Kerja Tunnel Ventilation System pada kandang tertutup 29

4 Kerja ventilasi pada kandang terbuka 30

5 Kandang open house (kiri) dan kandang closed house (kanan) 30

6 Gudang pakan 33

7 Mess kepala kandang dan anak kandang 33

8 Tendon air 34

9 Termometer dan timbangan ayam 34

10 Cerobong batu bara dan gasolec 35

11 Kipas angin ruangan 35

12 Alat pakan dan tempat minum 36

13 Heater dan fan 36

14 Tempat pakan dan tempat minum 37

15 Struktur organisasi pada peternakan CV Perdana Putra Chicken 39

16 Dampak negatif berupa lalat 41

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Denah Kandang Geledug 60

(13)

Latar Belakang

Pertumbuhan konsumsi berbagai komoditas semakin meningkat akibat adanya laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang sebesar 1.46 persen per tahun (BPS 2013). Protein merupakan salah satu komponen gizi pada tumpeng gizi seimbang selain makanan pokok, sayuran, buah, dan air putih. Sumber protein menurut asal dibedakan menjadi dua, yaitu nabati dan hewani. Protein nabati berasal dari kacang-kacangan sedangkan hewani berasal dari produk peternakan.

Manfaat protein hewani bagi manusia adalah untuk membentuk sel otak manusia dan sel darah merah sehingga akan mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap penyakit. Selain itu juga kaya akan vitamin dan mineral yang dibutuhkan saat masa pertumbuhan jadi konsumsi protein hewani baik diberikan sejak dini. Peningkatan pangan hewani mulai dilakukan untuk mencukupi konsumsi produk daging segar yang pertumbuhan konsumsi per komoditi meningkat per kapita per tahun yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Pertumbuhan konsumsi produk peternakan per kapita per tahun

periode 2009-2012 di Indonesia (Kg/kapita/tahun)

(14)

mengkonsumsi daging ayam sebagai kecukupan protein hewani, dibandingkan daging sapi untuk kebutuhan sehari-hari.

Tabel 2 Harga eceran komoditas bahan pokok September 2013-Februari 2014 (rupiah)

Adanya keadaan ayam broiler dengan harga yang cukup fluktuatif, konsumsi masyarakat yang tinggi, dan periode produksi yang singkat menyebabkan dewasa ini banyak masyarakat yang melakukan pembesaran ayam broiler secara komersial. Hal tersebut dapat dilihat dari peternakan ayam broiler yang tersebar menyeluruh di Indonesia. Pulau Jawa merupakan daerah dengan populasi ayam broiler cukup menyebar. Adanya peningkatan perkembangan populasi ayam broiler di pulau Jawa tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Perkembangan populasi ayam broiler di Pulau Jawa Periode 2010-2012 (ekor)

Perkembangan populasi unggas ayam broiler dapat dilihat dari Tabel 3, bahwa dari tahun 2010 hingga 2012 terjadi peningkatan populasi di setiap provinsi. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam broiler masih menjadi salah satu usaha yang menjanjikan. Begitu pula yang ada di Provinsi Jawa Barat, populasi ayam broiler di Jawa Barat cukup tinggi setiap tahunnya dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Hal tersebut dipengaruhi dengan adanya tingkat pendapatan penduduk yang tinggi di Jawa Barat. Pada tahun 2012, populasi ayam broiler di Jawa Barat tertinggi yaitu 610 436 303 ekor.

(15)

cepat, lagipula segala sumber daya yang dibutuhkan tidak perlu harus kemajuan teknologi untuk perubahan gen pada ayam broiler.

Kandang merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam beternak. Apalagi dengan adanya suhu di Indonesia yang tidak sesuai dalam pertumbuhan ayam broiler. Ayam broiler dapat tumbuh dengan optimal pada temperatur suhu 19o - 21o C, sedangkan suhu di Indonesia dapat mencapai 33-35 oC pada musim kemarau (Rasyaf, 2001). Sehingga perlu adanya kandang yang dapat mengatasi hal tersebut.

Jenis kandang ayam broiler berdasarkan tipe dinding (ventilasi) dapat dibedakan menjadi kandang terbuka (open house) dan kandang tertutup (closed house). Kandang sistem terbuka merupakan kandang yang dindingnya terbuka biasanya terbuat dari kayu atau bambu. Sedangkan tipe tertutup, dindingnya tertutup dan biasanya terbuat dari bahan permanen dengan penggunaan teknologi tinggi. Sehingga, closed house mempunyai ventilasi yang baik yakni mampu mengurangi dampak dari tingginya

kelembaban udara, dengan memanfaatkan efek “wind chill” dalam kandang.

Adanya aliran udara hangat dalam kandang yang mengenai tubuh ayam

akan memberikan “rasa lebih dingin dari suhu udara yang terukur.1

Kendala keadaan tropis dan curah hujan yang terjadi di Bogor khususnya di Kecamatan Leuwiliang tidak dapat diprediksi setiap bulannya. Menyebabkan adanya kemajuan teknologi untuk mengurangi risiko terhadap suhu disekitar kandang salah satunya pembuatan kandang dengan pengaturan ventilasi. Perkandangan tertutup merupakan salah satu jenis kandang yang dapat ditempuh oleh peternak dengan adanya masalah suhu tersebut. Teknologi yang diterapkan pada kandang closed house dan juga adanya kelebihan seperti kesehatan, pencemaran yang kecil dan terutama suhu, kelembapan, ventilasi yang dapat dikontrol. Hal yang tidak dapat diperoleh pada tipe kandang terbuka.

Salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang peternakan yaitu CV Perdana Putra Chicken (PPC) merupakan perusahaan yang sudah berdiri cukup lama dalam bidang pembesaran ayam broiler. Pada awal pendiriannya PPC menggunakan tipe kandang terbuka karena cuaca yang masih mendukung yaitu di daerah Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Namun adanya efek perubahan iklim yang ekstrem sekarang ini, PPC menerapkan kedua jenis sistem kandang berdasarkan tipe dinding dalam budidaya ayam broiler yaitu open house system dan closed house system. Pemilihan model kandang dan sistem kontruksi disesuaikan dengan pertimbangan kenyamanan ayam yang dipelihara yang secara nyata akan memberikan hasil. Permintaan ayam

1

(16)

yang cukup tinggi merupakan salah satu pertimbangan PPC dalam penerapan teknologi untuk perkandangan. Penggunaan teknologi adalah kemajuan yang diberikan oleh perusahaan untuk memberikan nilai lebih pada usaha. Teknologi yang baru mempengaruhi modal dan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Maka, diperlukan perhitungan ekonomi dan finansial dalam mengetahui efisiensi dan hasil yang diperoleh dari masing-masing sistem tipe kandang.

Perumusan Masalah

Peternak dalam menghasilkan hasil produksi yang baik, perlu ditunjang dengan manajemen yang tepat dalam usaha peternakan ayam broiler. Manajemen kandang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan unggas yang berfungsi untuk mendapatkan unggas dan sekaligus lingkungan kandang yang sehat. Kandang adalah bangunan yang dapat digunakan untuk melindungi ternak dari pengaruh iklim buruk (Mulyantini, 2010).

Faktor utama untuk menghasilkan ayam yang sehat adalah sanitasi dan tata laksana pemeliharaan yang benar. Obat-obatan yang bagus dan mahal tidak akan bermanfaat banyak bila sanitasi dan manajemen pemeliharannya buruk. Malah dapat menimbulkan kerugian, karena problem penyakit akan sering muncul dan sulit untuk diatasi, yang pada akhirnya biaya produksi menjadi tinggi (Poultry Indonesia, 2013).

Perusahaan peternakan ayam broiler “Perdana Putra Chicken” seperti perusahaan peternakan lain yang menjalankan usaha pemeliharaan ternak, perusahaan mempunyai kandang pribadi selain menjalin kemitraan dengan peternak-peternak rakyat. Adanya masalah cuaca, iklim, dan lokasi kandang yang berada di daerah dengan kelembapan tinggi serta tidak dapat diprediksi membuat PPC melakukan budidaya dengan menggunakan tambahan teknologi terutama pada konstruksi kandang. Teknologi pemeliharaan ayam yang semakin canggih dapat diterapkan dalam melakukan usaha budidaya ayam broiler untuk menghindari terjadinya risiko. Pendirian kandang ayam broiler menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitar. Beberapa faktor yang dapat dianalisis antara lain aspek pasar yang menjadi sasaran dalam menjual daging ayam, aspek teknis dalam pemeliharaan ayam yang dilakukan. Selain itu terhadap aspek manajemen yang diterapkan dalam mengelola peternakan, hukum, sosial lingkungan yang terjadi di masyarakat sekitar, merupakan hal yang berdampak positif atau malah merugikan masyarakat dengan adanya peternakan PPC di lingkungan tersebut. Maka, perlu adanya analisis mengenai kelayakan peternakan khususnya kandang yang didirikan apalagi dengan adanya penggunaan teknologi.

Seiring dengan pemanasan global yang terjadi, peternak yang awalnya dulu membangun kandang dengan konstruksi tingkat (double dek), untuk kandang open house sekarang merubah konstruksinya menjadi single dek. Sedangkan penggunaan kandang closed house, inovasi dari kandang

(17)

konstruksi double dek. Masih banyak peternak yang budidaya ayam broiler dengan kandang terbuka dengan bentuk single dek, hasil yang diperoleh tidak efisien.

Kandang closed house berguna untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak (sistem ventilasi yang baik) yaitu udara yang menghadirkan sebanyak-banyaknya oksigen, dan mengeluarkan sesegera mungkin gas-gas berbahaya seperti karbondioksida dan amonia.2 Sistem perkandangan tersebut dapat mengurangi tingkat risiko yang ada. Investasi dan biaya yang dikeluarkan berbeda-beda dari masing-masing kandang. Namun perusahaan belum mengetahui seberapa besar manfaat yang diperoleh secara pasti ditinjau dari segi kelayakan usaha. Hal ini dikarenakan belum pernah dilakukan perhitungan secara khusus yang dilakukan oleh PPC. Walaupun kandang sudah dioperasikan dan dijalankan, apakah berarti pendirian telah layak secara finansial.

Perlu adanya perhitungan dan perbandingan berdasarkan hasil investasi, biaya yang dikeluarkan, dan penerimaan yang didapat pada kedua jenis kandang tersebut. Sehingga kelayakan kedua kandang dapat jelas dan menjadikan evaluasi hasil atau efektivitas kandang tersebut. Berdasarkan hal di atas, maka beberapa masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kelayakan usaha peternakan ayam broiler CV Perdana Putra Chicken pada tipe kandang closed house system

dan kandang open house system dikaji dari aspek pasar, teknis, manajemen, hukum dan sosial lingkungan?

2. Bagaimana perbandingan kelayakan finansial dari pembuatan kandang closed house system dibandingkan dengan open house system yang diterapkan di kandang CV Perdana Putra Chicken?

3. Seberapa besar batas nilai perubahan maksimum yang dapat ditoleransi peternakan PPC?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian adalah :

1. Menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler di CV Perdana Putra Chicken saat ini, berdasarkan aspek pasar, teknis, manajemen, hukum dan sosial lingkungan.

2. Menganalisis kelayakan finansial ternak ayam broiler antara kandang open house system dan closed house system.

2

(18)

3. Mengukur nilai maksimum perubahan harga input dan harga output pada kandang CV Perdana Putra Chicken.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berpentingan, yaitu :

1. Menambah wawasan pembaca dalam menjalankan usaha ternak ayam broiler dalam hal kelayakan ayam broiler di CV Perdana Putra Chicken

2. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi perusahaan dalam menjalankan usaha ternak ayam broiler kandang closed house system dan kandang open house system

Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian yang akan dilaksanakan adalah kelayakan usaha ternak ayam broiler dalam beternak menggunakan kandang open house system dan closed house system. Kandang closed house yang digunakan pada penelitian adalah sistem tunnel tanpa ada cooling pad. Kandang open house menggunakan lima kandang single dek dan satu kandang closed house menggunakan sistem tunnel dengan pemakaian double dek. Kandang

open house dan close house mempunyai kapasitas kandang yang sama yaitu 18 000 ekor. Alasan pemilihan objek adalah melihat hasil produksi yang dihasilkan oleh keberagaman dalam beternak ayam dilihat model perkandangan yang digunakan. Adanya perbedaan perlakuan ayam akan mempengaruhi produksi dan harga jual dari ayam itu sendiri. Pengambilan contoh terbatas pada kandang pribadi CV Perdana Putra Chicken yaitu kandang Geledug.

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kelayakan Non Finansial

(19)

dalam bentuk ayam hidup, peternak juga menjual kotoran ayam sebagai pupuk kandang.

Aspek teknis yang dilakukan peternak dalam hal lokasi peternakan, infrastruktur dan fasilitas, proses produksi, tingkat kematian dan layout telah sesuai dengan ketentuan. Penelitian (Saputra 2011, Ananda 2013, dan Karmidi 2012) tentang aspek teknis budidaya ayam broiler sudah layak dianalisis dari faktor-faktor tersebut. Peternak sudah melakukan aspek teknis dengan begitu baik, hal itu dilakukan untuk memudahkan peternak dalam melakukan proses produksinya. Selain itu teknis budidaya ayam broiler telah dilakukan sesuai dengan pengelolaan peternakan.

Berkaitan dengan pengorganisasian peternak menjalankan usahanya sudah dijalankan dengan baik. Saputra (2011) dan Karmidi (2012) dalam analisis manajemen, pihak peternak tidak hanya bekerja sama antara pemilik kandang dan anak kandang yang mengurusi ayam sehari-hari. Namun dengan adanya kemitraan yang dilakukan membuat manajemen peternak lebih mudah karena dibantu dalam manajemennya. Hasil penelitian Ananda (2013) menstrukturkan manajemen hanya pada pemilik peternakan, pegawai yang berasal dari pihak peternakan sendiri. Aspek hukum dari ketiga peternak yang telah dianalisis sebelumnya belum mempunyai badan hukum atau kepastian hukum resmi. Hal tersebut dikarenakan populasi dari peternakan tersebut belum memenuhi syarat. Peternak hanya mempunyai ijin dari masyarakat sekitar kandang untuk mendapatkan ijin usaha (Saputra 2011, Ananda 2013, dan Karmidi 2012).

Dampak negatif peternakan ayam broiler adalah limbah kotoran ayam dan sekam padi. Pada peternakan Agus Suhendar, limbah tersebut dijual dan menghasilkan tambahan penerimaan (Karmidi 2012). Hal yang sama pada dampak negatif yang terjadi pada kandang milik Bapak Marhaya (Saputra 2011) dan kandang Lestari Rizqi Aditya (Ananda 2013) meminimalkan pencemaran tersebut dengan melakukan penjualan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan. Selain damapak negatif yang ditimbulkan usaha peternakan, ada pula dampak positif adanya peternakan. Seperti perbaikan jalan atau sarana prasarana yang ada di desa, pengurangan jumlah pengangguran, dan secara ekonomi adanya peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar peternakan.

Analisis Kelayakan Finansial

(20)

tambak anorganik produktivitasnya lebih tinggi sehingga perhitungan NPV dan net B/C nya juga tertinggi daripada usaha tambak organik.

Penelitian Mulyana (2008) dalam Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Satwa Utama Desa Cijulang, Kecamatan Bojong Lopang Kabupaten Sukabumi menganalisis usaha ayam broiler yang dilakukan pada kelayakan tanpa pajak dan dikenai pajak dengan populasi 57 000 ekor. Performa peternakan mortalitas 3 persen, FCR 1.6, selama 35 hari, dan bobot rata-rata yang dihasilkan 1.7 kg. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp1 122 608 995.3, nilai IRR sebesar 43.92 persen lebih besar dari tingkat suku bunga pada kelayakan tanpa pajak. Kelayakan dengan pajak hasil nilai NPV sebesar Rp741 880 946.7, dan nilai IRR 32.82 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha tersebut layak.

Penelitian tersebut juga sama dengan hasil Sugiarti (2008), penelitian ini dilakukan untuk 10 tahun kedepan. Hassil performa yang didapat pun hampir sama dengan penelitian Mulyana (2008). Namun penelitian menunjukkan hasil dengan menggunakan modal sendiri (tingkat suku bunga 6.25 persen) maka didapat NPV lebih tinggi yaitu sebesar Rp931 398 142.05; BCR (Benefit/Cost Ratio) 1.04; dan Payback period 3 tahun 6 bulan. Jika menggunakan modal pinjaman (tingkat suku bunga 14.5persen) maka didapat NPV sebesar Rp438 192 975.74; dan BCR 1.03 dan Pay back period 4 tahun 4 bulan. IRR yang didapat sebesar 29.27 persen. Penelitian tersebut juga menghasilkan kriteria kelayakan yang layak untuk dijalankan.

Kriteria kelayakan investasi yang dihasilkan menunjukkan kelayakan pada suatu bisnis yang diteliti. Hal yang sama diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan Saputra (2011), Karmidi (2012), dan Ananda (2013) dengan populasi antara 5 000 hingga 9 000 ekor ayam. Penelitian tersebut menghasilkan nilai Net Present Value lebih besar dari nol, nilai Internal Rate of Return yang lebih besar dari nilai tingkat suku bunga yang berlaku, dan Net B/C lebih dari satu. Nilai NPV masing-masing penelitian adalah Rp31 121 886; Rp45 021 751.00; dan Rp134 313 210. Hasil performa yang diperoleh (Karmidi, 2012 dan Saputra, 2011) FCR diperoleh 1.8, masa produksi 4-5 minggu, dengan 6 kali produksi. Hasil tersebut tidak sebaik yang diperoleh oleh Ananda (2013), FCR peternakan tersebut dapat mencapai 1.61 dengan bobot rata-rata hanya 0.9-1.2 kg/ekor, dan dapat berproduksi sebanyak 9 kali. Hasil kriteria tersebut menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan. Semua penelitian tersebut bidang bisnis yang dikaji adalah ayam broiler. Kesimpulannya usaha beternak ayam broiler sangat menguntungkan dan potensial dikembangkan.

(21)

Berdasarkan perhitungan B/C ratio menghasilkan 2.1 dan pengembalian modal dapat diperoleh setelah usaha berjalan 1.9 tahun. Hasil performa dan

Penelitian berjudul “Analisis Kinerja Finansial Usaha Peternakan Ayam Pedaging Antara Sistem Kandang Close House dan Open House di

Desa Darurejo Kecamatan Plandaan Jombang” (Wardana et al. 2013) dilakukan untuk perbandingan kinerja finansial kedua kandang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa open house system lebih menguntungkan daripada closed house system. Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil keuntungan yang didapat oleh peternak dengan closed house system rata-rata sebesar Rp1 605.51/ekor dan peternak dengan open house system

sebesar Rp2 065.55/ekor. Dalam hasil perhitungannya terhadap analisis R/C

ratio menujukkan hasil rata-rata 1.06 pada closed house dan 1.08 pada sistem kandang terbuka. Rata-rata hasil BEP harga, produk dan ekor kandang closed house selama setahun adalah Rp13 112; 53 542 kg dan 28 669 ekor. Sedangkan pada kandang open house diperoleh Rp13 235; 14 961 kg dan 7 793 ekor. Penggunaan kandang sistem closed house disarankan oleh peneliti dilakukan untuk usaha peternakan ayam pedaging yang akan usaha dalam jangka panjang. Hal tersebut karena investasi awal yang harus dikeluarkan oleh peternak untuk kandang closed house lebih besar dibanding dengan investasi open house system.

Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismail, Utami dan Hartono (2013) yang menunjukkan bahwa closed house system lebih menguntungkan dibandingkan dengan open house system. Berdasarkan hasil penelitian, keuntungan closed house system yakni rata – rata Rp2 214,- /periode /ekor apabila dibandingkan dengan peternak open house system

yakni sebesar rata – rata Rp1 875 /periode /ekor, yang mana dengan populasi broiler yang sama. Apabila dilihat dari kelayakan kedua kandang, kedua kandang tersebut menunjukkan bahwa closed house system dan open house system keduanya sama-sama layak. Dilihat dari hasil analisis R/C

(22)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Studi Kelayakan Bisnis

Kelayakan mempunyai arti penelitian yang dilakukan secara mendalam dilakukan untuk menentukan usaha yang dijalankan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Layak bukan hanya bagi perusahaan namun juga bagi investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas (Kasmir 2010).

Berdasarkan pengertian tersebut, Nurmalina (2010) mendefinisikan studi kelayakan bisnis adalah penelaahan terhadap investasi menganalisis layak dan tidaknya bisnis dijalankan, juga sebagai tolok ukur dalam penilaian keberhasilan rencana bisnis terutama oleh pihak investor dan lembaga keuangan yang memberi modal.

Tahap-tahap dalam studi kelayakan bisnis (Kasmir, 2010) 1. Pengumpulan data dan informasi

Mengumpulkan data dan informasi diperlukan selengkap mungkin baik kualitatif maupun kuantitatif. Sumber data dan informasi dapat berbagai semua sumber yang terpercaya dan tepat sesuai yang dibutuhkan. Selain itu, pengumpulan data dapat berupa data primer maupun data sekunder.

2. Melakukan pengolahan data

Data dan informasi yang telah terkumpul selanjutnya adalah melakukan pengolahan. Pengolahan dilakukan secara benar dan akurat dengan metode-metode yang telah lazim digunakan dan perlunya ketelitian setiap aspek-aspek yang diteliti. Dalam hal perhitungan hendaknya dilakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan kebenaran dari pengolahan.

3. Analisis data

Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria-kriteria dari selut=ruh aspek yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria yang layak digunakan. Setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri untuk dikatakan layak dan tidak.

4. Mengambil keputusan

(23)

5. Memberikan rekomendasi

Analisis ini yaitu dengan memberikan rekomendasi kepada pihak tertentu terhadap laporan. Adanya pemberian saran serta perbaikan apabila ada suatu kesalahan dalam melaksanakan usaha.

Adanya studi kelayakan bisnis sangat membantu saat sebelum atau dalam menjalankan bisnis. Kelayakan yang dilakukan untuk menghindari adanya masalah maupun dapat dengan segera pihak yang terkait dalam menentukan keputusan saat terjadinya suatu masalah. Selain itu, adanya usaha akan dapat memberikan berbagai keuntungan kepada berbagai pihak. Analisis tentang kelayakan bertujuan untuk menghindari resiko kerugian di masa datang yang adanya suatu kondisi ketidakpastian. Studi kelayakan juga memudahkan perencanaan, memudahkan pelaksanaan pekerjaan, memudahkan pengawasan, dan memudahkan pengendalian. Sehingga setiap usaha perlu melakukan studi kelayakan agar usaha yang dijalankan mempunyai arah.

Aspek-Aspek Studi Kelayakan

Dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan melalui tahap-tahap yang telah ditentukan. Ada beberapa aspek yang perlu dilakukan studi untuk menentukan kelayakan suatu usaha adalah sebagai berikut :

 Aspek pasar

Pengkajian terhadap aspek ini penting karena suatu bisnis tidak akan berhasil tanpa mengetahui permintaan dan seberapa besar penawaran barang tersebut ke pasar. Tujuan dari kajian aspek ini pada dasarnya mengetahui besar luas pasar,pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk yang bersangkutan. Perlu adanya pertimbangan juga bahwa jika pasar yang dituju tidak jelas, prospek ke depan tidak jelas maka risiko kegagalan menjadi besar.

 Aspek teknis

Studi aspek teknis mengungkapkan kebutuhan yang dilakukan yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi dilaksanakan. Bertujuan untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan.

 Aspek manajemen

(24)

Aspek hukum

Aspek ini bertujuan untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Analisis ini penting apabila suatu usaha sudah mempunyai badan hukum berkaitan dengan izin.

Aspek lingkungan dan sosial

Aspek ini menganalisis tentang dampak keberadaan usaha terhadap kehidupan masyarakat setempat baik dari sisi sosial maupun ekonomi. Aspek ini digunakan untuk malihat dampak yang ditimbulkan oleh usaha bagi lingkungan.

Aspek Kelayakan Finansial

Analisis aspek finansial (keuangan) merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini berkaitan dengan keuntungan perusahaan,sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Studi kelayakan bisnis dari aspek keuangan, bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis yang dimaksud. Setiap kelayakan akan di diskonto dengan discount factor (DF). Beberapa kriteria investasi yang digunakan sebagai berikut :

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi (Kasmir, 2010). Proyek dikatakan layak atau bermanfaat jika NPV lebih besar dari nol. Jika NPV sama dengan nol, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar Social Opportunity Cost of Capital. Jika NPV lebih kecil dari nol berarti proyek ditolak, artinya ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber yang diperlukan proyek.

2. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus yang diharapkan dimasa yang akan datang, atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi awal (Kasmir, 2010).

3. Net B/C ratio

(25)

4. Payback Period

Payback Period adalah perhitungan untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali (Nurmalina et al. 2010). Perhitungan ini dilakukan untuk mengukur seberapa lama dan menguntungkan suatu usaha untuk dijalankan. Dan perhitungan mengenai analisis sensitivitas perlu juga dianalisis untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan.

5. Switching Value

Analisis Switching Value ini dilakukan untuk mengukur perubahan maksimum pada komponen inflow dan outflow yang masih diterima agar bisnis layak. Hal ini mengukur hingga hasil NPV sama dengan nol (NPV = 0).

Biaya dan Manfaat

Analisis finansial usaha adalah membandingkan biaya dan manfaat yang diperoleh dan juga menghitung keuntungan dalam menghasilkan kelayakan usaha. Pengertian biaya dan manfaat secara sederhana tercantum pada buku dari Gittinger (1986), biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi tujuan sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu tujuan. Menurut Nurmalina et al. (2010) komponen biaya bisnis terdiri dari :

1. Barang-barang fisik

Barang dalam bentuk fisik dibutuhkan untuk asset bisnis ataupun bahan material dalam operasional bisnis. Barang-barang fisik pada usaha ayam broiler adalah kandang, peralatan, gudang, dan input lain yang menentukan lokasi bisnis dan luasan yang dibutuhkan. Nilai tanah tidak dapat habis terpakai selama umr bisnis.

4. Biaya tak terduga

(26)

Biaya pada suatu bisnis pada umumnya lebih mudah diidentifikasi daripada manfaat bisnis. Manfaat bisnis terdiri dari tangible benefit,

indirect or secondary benefit, dan intangible benefit (Nurmalina et al. 2010). Manfaat tangible benefit ialah manfaat yang besarnya dapat diukur contohnya peningkatan produksi, perbaikan kualitas produk,perubahan waktu dan lokasi penjualan, dan perubahan bentuk atau dalam proses.

Indirect or secondary benefit maksudnya manfaat yang dirasakan di luar bisnis yang mempengaruhi keadaan eksternal. Terakhir intangible benefit

adalah manfaat yang nyata namun tidak dapat diukur contohnya, keindahan, kesehatan, kesegaran, dan lain sebagainya.

Kerangka Pemikiran Operasional

Perkembangan ayam broiler di Indonesia yang dimulai pada pertengahan dasawarsa 1970-an mengalami kemajuan yang pesat. Laju perkembangan tersebut sejalan dengan adanya pertumbuhan populasi penduduk yang pesat setiap tahunnnya. Adanya peningkatan pendapatan, gaya hidup yang berubah serta adanya perkembangan situasi politik, ekonomi serta keamanan. Total konsumsi daging masyarakat, daging ayam masih berada pada urutan nomor dua. Hal ini diperkirakan akan terus meningkat.

Namun, hal tersebut dihadapkan pada suatu masalah menurunnya produksi karena banyak hal yang terjadi. Khususnya temperatur di Indonesia yang tidak sesuai dengan temperatur asli hewan ini. Keadaan Indonesia yang memiliki dua musim sering menimbulkan banyaknya uap air dan lembab. Terjadinya perbedaan tersebut mengakibatkan banyak perusahaan yang mulai menggunakan teknologi-teknologi untuk meningkatkan produksi ayam broiler dan mengurangi risiko dalam budidaya akibat adanya permasalahan itu.

Salah satu upaya mengatasi permasalahan tersebut CV PPC sebagai usaha yang bergerak dibidang budidaya ayam broiler yang dijalankan sudah menggunakan teknologi pada kandangnya. Dengan teknologi pengaturan temperatur dalam kandang, akan memberikan kenyamanan bagi ayam. Pengaturan ini dapat diatur sesuai dengan kondisi yang ada pada saat itu. Model kandang seperti ini diharapkan selain dapat mengurangi risiko akibat temperatur, juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi.

(27)

menggunakan aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, dan aspek sosial dan lingkungan. Hipotesis yang digunakan populasi yang digunakan sama dan kepemilikan kandang perusahaan serta letak kandang pada wilayah yang sama. Sebagai perbandingan adalah kandang ayam sederhana (open house system) dan kandang yang berteknologi (closed house system).

(28)

Gambar 1 Diagram Kerangka Pemikiran Operasional Masukan kepada CV PPC dalam pengembangan ayam broiler dalam

penggunaan teknologi

LAYAK TIDAK LAYAK

Analisis kelayakan usaha peternakan Usaha Peternakan ayam broiler CV

Perdana Putra Mandiri

Kandang terbuka (open house system)

Kandang tertutup (closed house system)

 Pemenuhan protein bagi masyarakat yang murah

 Permintaan yang tinggi

 Produksi menurun

 Adanya teknologi yang membuat tinggi produksi

 FCR (Feed Conversion Ratio)  Mortalitas

(kematian  Kepadatan

Analisis Kelayakan non Finansial  Aspek pasar dan pemasaran  Asapek teknis

 Aspek manajemen dan hukum  Aspek sosial dan lingkungan Analisis Kelayakan finansial

 NPV  Net B/C  IRR

(29)

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian dilakukan dengan metode deskriptif yang menggunakan survei. Survei dilakukan secara pribadi oleh peneliti. Survei yang dilakukan kepada CV Perdana Putra Chicken yang merupakan pelaku dalam budidaya ayam broiler dengan sistem open house dan closed house. Survei digunakan peneliti untuk mengetahui secara pasti kelayakan usaha kedua jenis kandang tersebut. Saat melakukan survei dilakukan pengisian DOC dengan populasi yang sama. Metode analisis yang akan dipakai mix method yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Lokasi dan waktu

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor salah satu kandang milik CV Perdana Putra Chicken. Pemilihan dilakukan secara sengaja (purposive) karena adanya penggunaan teknologi baru yang diterapkan dalam satu suatu perusahaan dan letak kandang yang berdekatan. Penelitian ini juga diminta dari pihak perusahaan untuk mengetahui kelayakan yang dilakukan perusahaan. Selain untuk budidaya sendiri, perusahaan ini juga merupakan perusahaan inti dan mempunyai peternak plasma ayam broiler yang menyebar di Kabupaten Bogor. Pertimbangan pembudidayaan dan hasil masing-masing kandang berbeda. Penelitian telah dilaksanakan sekitar dua bulan, yaitu pada bulan Maret-April 2014.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melalui hasil wawancara dan pengamatan langsung di lapang dan menggunakan daftar pertanyaan kepada perusahaan dan anak kandang. Anak kandang merupakan pegawai PPC yang bertugas untuk menjaga dan memelihara ayam di kandang PPC. Perusahaan PPC merupakan perusahaan yang penyuplai input dan pemasar hasil.

Data sekunder menggunakan literatur dari buka, jurnal, hasil penelitian terdahulu, dan literatur dari pihak yang terlibat, diantaranya, BPS, Dinas Pertanian, Dinas perternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan sumber lain yang relevan. Data yang digunakan adalah investasi yang dikeluarkan waktu awal dan biaya yang dikeluarkan tiap periode.

Metode Pengumpulan Data

(30)

primer, data yang diperoleh dari wawancara pemilik peternakan ayam broiler dan pekerja disini pihak yang terlibat dari CV Perdana Putra Chicken sebagai pemilik kedua jenis kandang. Lokasi wawancara kantor PPC di Pagelaran dan kandang PPC di Leuwiliang.

Pengumpulan data sekunder data meliputi buku acuan, Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian dan Peternakan, serta pengumpulan data primer di CV PPC. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan penelusuran pustaka.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data dilakukan dengan metode deskriptif dan analisis kelayakan finansial. Metode deskriptif untuk aspek non finansial digunakan untuk mengetahui keadaan sekitar budidaya yang dilihat dari pasar, hukum, manajemen, teknis, lingkungan dan sosial.

Analisis kuantitatif dilakukan dalam aspek finansial untuk menganalisis biaya dan manfaat kombinasi usaha yang dijalankan melalui kriteria kelayakan investasi. Dalam analisis finansial terdapat beberapa kriteria finansial yang digunakan untuk peternakan kandang Geledug PPC yaitu NPV, IRR, Net B/C, payback period, dan switching value. Olahan menggunakan bantuan Microsoft excel dan kalkulator.

a. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya. Jika hasil perhitungan NPV positif maka investasi memberikan hasil yang tinggi dibandingkan dengan rate of return. Sebaliknya, jika NPV negatif berarti investasi memberikan hasil lebih rendah dibandaingkan rate of return yang diinginkan, maka investasi tidak layak (Suliyanto 2010) Rumus dari NPV

(31)

positif dan tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif. Metoda tersebut diformulasikan dengan rumus berikut :

Sumber : Nurmalina et al (2010)

Keterangan :

i1 = discounted factor yang menghasilkan NPV positif

i2 = discounted factor yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV yang bernilai positif

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

Proyek/investasi layak dilakukan jika IRR lebih tinggi dari suku bunga yang berlaku.

c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara jumlah manfaat nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah manfaat sekarang yang bernilai negatif. Net B/C digunakan untuk melihat berapa besar manfaat bersih yang dapat diterima suatu proyek untuk setiap satu rupiah yang dikeluarkan. Untuk menghitung Net B/C dihitung terlebih dahulu benefit bersih yang telah di discount factor untuk setiap tahun. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Sumber : Nurmalina et al (2010)

Keterangan :

Bt = penerimaan tahun ke-t Ct = biaya tahun ke t i = discounted factor

t = tahun

n = umur proyek

Proyek/investasi layak dilakukan jika Net B/C lebih dari satu d. Payback Period (PP)

Payback period (PP) merupakan perbandingan investasi yang dikeluarkan dengan manfaat bersih yang didapat dalam usaha tersebut. Penilaian periode pengembalian maksimum pada suatu usaha dilakukan dengan pembandingan dengan usaha yang sejenis. Rumus dari payback period

sebagai berikut :

(32)

Keterangan :

I = besarnya biaya investasi yang diperlukan.

Ab = adalah manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahun. e. Analisis Switching Value

Analisis nilai pengganti (switching value) merupakan analisis untuk mengetahui maksimal perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output, penurunan harga produksi) atau perubahan dari komponen outflow (peningkatan harga input atau peningkatan biaya produksi) yang masih dapat dikatakan layak. Maka nilai perubahan yang terjadi tidak melebihi nilai, apabila melebihi akan menjadi tidak layak. Perhitungan mengacu kepada besar perubahan sampai NPV sama dengan nol (NPV=0). Penelitian ini menggunakan kenaikan harga DOC (komponen outflow) dan penurunan produksi (komponen inflow).

Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. DOC (Day Old Chick) adalah anak ayam umur satu hari.

2. Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai klasifikasi ayam pedaling atau kemampuan utama dalam menghasilkan lebig banyak daging atau perkembangan cepatdalam waktu yang singkat dengan bobot tertentu (Rasyaf 1995).

3. Peternak adalah kepala kandang dan anak kandang yang merupakan karyawan PPC dalam pemeliharaan pembesaran ayam broiler.

4. Tingkat mortalitas (tingkat kematian) merupakan persentase jumlah ayam yang mati dan diapkir dibagi dengan jumlah total ayam yang dipelihara (Fadilah 2005)

5. FCR (Feed Conversion Ratio atau konversi pakan) merupakan banyaknya pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu kilogram berat ayam hidup (Fadilah 2005)

Asumsi-asumsi Dasar

Beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Umur usaha adalah 10 tahun yang ditetapkan berdasarkan umur ekonomis kandang yang memiliki nilai investasi besar.

2. Sumber modal adalah modal sendiri, tidak terdapat modal pinjaman dengan tingkat diskonto deposito dari bank BCA (7.5 persen) sebagai bank operasional perusahaan.

(33)

3. Pajak Usaha yang digunakan bersarkan Undang Undang No 46 Tahun 2013. Tercantum pada pasal 2 dan 3 bahwa penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4 800 000 000 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam satu tahun pajak besarnya tarif pajak penghasilan adalah 1% pada peredaran bruto usaha.

4. Penentuan periode dalam satu tahun terdiri atas enam periode produksi. Produksi hingga masa kosong kandang memerlukan waktu 2 bulan.

5. Tingkat mortalitas yang terjadi sebesar 4 persen untuk kandang closed house dan 8 persen untuk kandang open house, sebanyak 300 ekor setiap periode untuk diberikan pada warga sekitar. Nilai kematian diperoleh dari hasil rata-rata tingkat kematian selama 1 tahun.

6. FCR kandang open house sebesar 1.67 dan FCR kandang closed house

sebesar 1.61. hasil FCR diperloeh dari rata-rata selama satu tahun produksi.

7. Kepadatan kandang open house 11 ekor/m2 dan closed house 12 ekor/m2.

8. Biaya transportasi input maupun output, perusahaan PPC tidak menanggung.

9. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha terdiri atas biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama dan biaya reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan yang suda habis masa ekonomisnya. Biaya operasional terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel.

10.Ayam broiler dipanen rata-rata saat berumur 31 hari dengan asumsi bobot rata-rata 1.74 kg per ekor pada kandang terbuka dan 1.81 kg per ekor untuk kandang tertutup.

11.Harga jual, DOC, pakan, di asumsikan sama setiap tahun dan harga dilihat pada tahun 2013 sebagai awal berdirinya kandang.

12.Penyusutan adalah penurunan nilai faktor produksi tetap akibat penggunaan menggunakan metode garis lurus dimana investasi dikurangi nilai sisa dibagi umur bisnis.

13.Hasil seluruh input dan output hasil dari laporan perusahaan tiap periode, wawancara, dan survei lapang.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Sejarah Perusahaan

Peternakan ayam broiler Perdana Putra Chicken merupakan peternakan milik bapak Tri Hardiyanto. PPC bergerak pada bidang

Penyusutan = nilai investasi – nilai sisa

(34)

pembesaran ayam broiler pada awal berdirinya sekitar tahun 1989. Awalnya Pak Tri adalah sebagai seorang pengambil barang rongsok di pasar yang mempunyai banyak kenalan pedagang dan peternakan ayam yang mensuplai ayam ke pasar. Pada awalnya Pak Tri juga membantu mengantarkan ayam ke pasar dari kandang, lama-lama beliau berfikir untuk membudidayakan ayam broiler sendiri akibat adanya permintaan ayam di pasar yang selalu meningkat. Didirikan usaha pembesaran ayam broiler yang langsung didaftarkan sebagai badan usaha berbentuk Perserikatan Komanditer (CV) dengan nama Perdana Putra Chicken.

Selama berjalannya usaha beliau sudah pernah rugi saat adanya krisis moneter, isu adanya flu burung, dan harga ayam yang murah. Namun beliau tetap berjalan dan meneruskan usaha. Pada awalnya pemilik menyewa kandang dari seorang peternak hingga pada akhirnya mendirikan kandang di daerah Pagelaran. Dalam perkembangannya usaha Pak Tri berjalan lancar dan sukses. Kesuksesannya membuat pada sekitar tahun 2007, ada seorang yang tertarik untuk menngembangkan usaha beliau, dari pertemuan tersebut maka terbentuk Tunas Mekar Farm (TMF). Sekitar tahun 2010 kenudian ada berkembang lagi dengan adanya Taman Jasmin Farm (TJF). Sehingga terbentuk lah TRI GROUP yang mempunyai 3 unit usaha terdiri dari Perdana Putra Chicken (PPC) Group, Tunas Mekar Farm (TMF) Group, dan Taman Jasmin Farm (TJF) Group. Masing-masing unit usaha mempunyai subunit usaha berbeda-beda.

Perdana Putra Chicken Group mempunyai 4 subunit usaha yang terdiri dari PPC (pembesaran ayam broiler), Inasa (pembesaran ayam broiler), tempat pengembangan (riset), dan tempat pemotongan ayam (RPA). PPC dan Inasa merupakan unit yang bergerak di bidang sama yaitu pembesaran ayam yang membedakan lokasinya. PPC bergerak di daerah Dramaga, Ciampea, Leuwiliang, dan Jasinga sedangkan Inasa kandangnya ada di daerah hingga Banten. Kantor PPC berada di Jalan Rajawali Blok EE2 no 9-10 Taman Pagelaran, desa Padasuka, Ciomas, Bogor. Ciomas sebagai kantor yang mengatur dan perencanaan pengisisan kandang, tempat pembelian pakan, obat, vitamin, dan vaksin serta laporan keuangan kandang.

Lokasi Peternakan

(35)

sekitar kandang merupakan jalan kampong yang telah diaspal sehingga memudahkan dalam pengangkutan sapronak maupun hasil panen. Lokasi yang dekat dengan sungai menyebabkan pasokan air lancar. Keadaan lahan yang baik dan cukup subur, iklim yang mendukung serta keamanan lingkungan yang aman.

Kerjasama Perusahaan Sarana Produksi

Menjalankan usaha peternakan ayam broiler dalam pembesaran, perlu adanya kerjasama ke perusahaan supplai sarana produksi. Apalagi dalam pembesaran ayam broiler 70 persen pengeluaran adalah untuk pakan. Hal tersebut yang menyebabkan PPC selektif dalam menentukan sapronak setiap periode. Tidak jarang dalam satu periode setiap kandang dapat berbeda perusahaan supplainya. Selama menjalankan usaha, PPC telah mempunyai suplaier sapronak yang cukup beragam. Pada pakan, PPC bekerja sama dengan Phokphand, Japfa, Malindo, Gold Coint, dan Cheil Jedang Superfeed. Untuk DOC perusahaan suplainya adalah Phokphand, BUPS, Malindo, dan PT Peternakan Ayam Manggis. Sedangkan untuk obat dan vitamin pada perusahaan Phokphand, Gold Coint, dan Sierad. Perjanjian antara PPC dan perusahaan suplai sapronak sudah dilakukan dengan Pak Tri sebagai pendiri, untuk kebutuhan masing-masing unit usaha hanya mengurus kebutuhan untuk kandang. Subunit PPC mempunyai kepala unit tersendiri dalam setiap menjalankan usaha. Kepala subunit PPC adalah Drh Sri Waluyo. Beliau yang mengawasi subunit PPC membawahi kandang PPC terutama yang kandang closed house.

Kerjasama yang tercipta adalah kerjasama dengan sistem saling percaya. Sejak awal berdirinya sampai sekarang, kerjasama yang terbangun dengan perusahaan sapronak dilakukan tanpa adanya perjanjian tertulis sebelumnya. Hanya sebuah kesepakatan dan kepercayaan yang dilakukan bapak Tri hingga sekarang dilanjutkan oleh pengurus-pengurusnya yang lain. Kepercayaan seperti tersebut juga yang dilakukan oleh bapak Tri dan keluarga PPC kepada mitra plasma dan pedagang-pedagang ayam internalnya.

Perkembangan Usaha

Kandang pertama CV Perdana Putra Chicken masih berupa kandang

(36)

kemitraan kepada peternak-peternak yang kekurangan modal dan dibantu dalam penjualan namun bisa dipercaya. Cukup banyak peternak mitra dari PPC dengan perkembangan nama PPC sebagai perusahaan pembesaran ayam. Tidak perlu dengan banyak perjanjian ataupun kontrak yang mengikat kepada peternak dari situ banyak peternak yang menjadi mitra.

Isu flu burung yang terjadi pada tahun 2004 akhir merupakan saat-saat yang menjadi penurunan bagi PPC. Masyarakat tidak percaya dan berhenti mengonsumsi ayam. Penjualan dan permintaan konsumen sangat menurun, banyak peternak bangkrut. Namun PPC tetap berdiri dan menghadapi hal tersebut. Selain masa isu flu burung, Perdana Putra Chicken juga pernah mengalami masa-masa sulit dimana saat itu terjadi masa orde baru. Banyak pengusaha yang gulung tikar dan meninggalkan usahanya. Usaha pembesaran ayam PPC tetap berproduksi walaupun dengan situasi yang begitu. Pada waktu kondisi pengusaha gulung tikar dan tidak melanjutkan usaha PPC membesarkan dan menambah kandang dari peternak yang bangkrut. Ternyata pada masa panen ternyata isu tersebut telah menghilang dan masyarakat masih mau mengonsumsi ayam sehingga keuntungan PPC besar karena tidak mempunyai pesaing saat itu. Hingga saat ini, populasi ayam yang dimiliki PPC sudah mencapai 800 000 ekor ayam. Jumlah tersebut merupakan keseluruhan dari kandang peternak yang bermitra dan kandang pribadi milik PPC. Sekitar 80 persen kandang milik PPC, hanya sekitar 20 persen saja peternak yang mitra PPC.

Sejak dari awal berdirinya PPC, penggunaan tipe kandang masih menggunakan sistem ventilasi terbuka karena penggunaan tipe ini yang murah dan efisien saat itu. Setelah adanya pengetahuan dan pembelajaran dari beberapa karyawan yang merupakan lulusan-lulusan di bidang peternakan maka pengembangan usaha dilakukan dengan inovasi model kandang.

Beberapa alasan yang menyebabkan perubahan penggunaan kandang dilakukan salah satunya karena adanya pemanasan global yang terjadi. Kandang model open house dengan single dek yang hanya bisa dilakukan sekarang ini. Sebelumnya penggunaan double dek diterapkan peternak untuk budidaya ayam broiler. Namun investasi terhadap nilai tanah dan bangunan apabila masih menggunakan double dek pada kandang terbuka mengakibatkan kandang ini mulai ditinggalkan oleh peternak dan oleh PPC. Solusi yang dilakukan PPC adalah dengan inovasi yang dilakukan dengan

(37)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelayakan Aspek Non Finansial

Aspek Pasar dan Pemasaran

1. Permintaan dan Penawaran

Aspek pasar dari usaha peternakan ayam broiler dapat dilihat dari banyaknya produk yang diminta konsumen. Permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap ayam broiler yang dikonsumsi sebagai bahan makanan bagi masyarakat mengakibatkan banyaknya permintaan ke peternak. Konsumsi daging yang terjangkau harga dan banyak diminati yaitu ayam pedaging. Penawaran ayam broiler pada tahun 2012 secara keseluruhan di Kabupaten Bogor mencapai 85 204 182 kg sedangkan rata-rata permintaan harian wilayah Jabodetabek adalah 1 400 000 kg/hari (BPS 2013). Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa masih adanya peluang besar bagi pembesaran ayam broiler terutama PPC.

Permintaan akan daging pada CV Perdana Putra Chicken paling besar berasal dari pasar tradisional setempat di daerah sekitar Leuwiliang, Ciampea, dan Dramaga, kemudian dari pedagang di luar Bogor namun masih sekitar Jabodetabek. Pembeli tetap merupakan pedagang internal dari PPC yang telah lama bekerja sama.

(38)

melakukan inovasi agar populasi dan dapat mencukupi pesanan yang diinginkan pembeli. Salah satu yang dilakukan dengan pembangunan kandang dengan model closed house dimana kapasitas kandang lebih banyak dari kandang open house. Selain itu penggunaan closed house dapat menjadikan bobot ayam menjadi cepet besar daripada kandang open house.

Pemasaran hasil ayam pada kandang open house maupun closed house sama saja yaitu ke pedagang internal perusahaan. Hanya dalam permintaan bobot terdapat masing-masing pedagang ada perbedaan, setiap pedagang mempunyai pasaran masing-masing sehingga bobot ayam yang diminta juga berbeda. Apabila permintaan dari pedagang adalah ayam dengan bobot diatas 2 kg, dari pihak PPC akan memberikan hasil ayam di kandang closed house.

Selain permintaan produk utama yaitu ayam hidup, produk sampingan dari budidaya ayam broiler yaitu pupuk kandang juga mempunyai permintaannya sendiri. Setiap periode panen pupuk selalu diambil langsung ke kandang oleh pengumpul untuk membeli. Pembeli pupuk biasanya adalah petani sayuran yang kebanyakan dari Bandung atau penghasil sayuran daerah lain. Pembeli pupuk menghargai pupuk kandang yang berisi kotoran ayam dan sekam padi per karung dengan harga Rp3 000. 2. Pemasaran Output

Output yang dihasilkan dalam kandang ini adalah ayam sebagai produk utama dan pupuk sebagai produk sampingan. Pengangkutan hasil panen setelah sekitar 28 - 29 hari kandang sudah bisa dibuka untuk pembeli hingga kandang kosong semua terjual.

(39)

Gambar 2 Saluran pemasaran ayam broiler CV Perdana Putra Chicken

Sekarang ini banyak usaha pembesaran ayam ras pedaging bermunculan, hal tersebut menyebabkan persaingan dalam pangsa pasar juga semakin tinggi. Apalagi permintaan akan ayam broiler terus dan mengalami kekurangan dalam kecukupannya. Hasil market share yaitu persentase penjualam perusahaan terhadap penjualan industri yang diserap oleh PPC di Kabupaten Bogor hanya mencapai 0.94 persen atau tidak ada satu persen jumlahnya. Hal tersebut menjadi sebuah kesempatan dan peluang besar dalam meningkatkan kembali jumlah yang produksi ayam broiler CV PPC.

Penjualan dari peternak berkisar pada harga Rp16 000 hingga Rp17 000 per kilogram ayam hidup harga pasaran. Namun dalam keadaan tertentu harga tersebut dapat menurun hingga Rp12 000 per kilogram. Terjadi perbedaan yang cukup tinggi atas harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Hasil produksi dari peternak yang berupa ayam hidup, pemasaran dilakukan ke brooker atau pedagang besar yang langsung datang ke kandang. Setelah dari tangan brooker apabila mempunyai rumah pemotongan sendiri maka penjualannya langsung dalam bentuk karkas ayam. Apabila pedagang atau brooker tidak memiliki pemotongan ayam sendiri maka penjualannya masih dipasarkan ayam hidup. Pemasaran yang terpendek adalah kepada pedagang yang memiliki pemotongan ayam dan langsung ke konsumen akhir. Banyak yang terjadi pemasaran ayam adalah saluran terlalu panjang dengan banyaknya pedagang kecil yang memasarkan. Harga pada tangan brooker dapat mencapai harga Rp23 000 hingga Rp25 000 per kg, sampai ke tangan konsumen akhir harga mencapai Rp30 000 per kg.

Hasil Kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran

Menurut Suliyanto (2010) dalam kelayakan pasar dan pemasaran analisis yang perlu adalah permintaan dan penawaran juga pemasaran. Hasil analisis menunjukkan PPC dari aspek pasar dan pemasaran kedua kandang

open house dan closed house dikatakan layak. Hal tersebut dikarenakan potensi pasar PPC masih besar dilihat dari permintaan yang masih belum tercukupi. Permintaan dari pihak luar pedagang internal PPC juga masih banyak. Pemasaran PPC sudah terlaksana cukup baik pengorganisasiannya.

(40)

Aspek Teknis

Fungsi kandang dalam pemeliharaan ternak unggas berfungsi sebagai tempat tinggal agar terlindungi dari pengaruh-pengaruh buruk iklim serta gangguan lainnya. Selain itu digunakan sebagai tempat mengendalikan kebutuhan ternak dengan tujuan pemeliharaan menjadikan ayam nyaman. 1. Lokasi Peternakan

Lokasi pendirian kandang dan pemeliharaan dalam usaha ayam broiler CV Perdana Putra Chicken terletak di, desa Geledug Kecamatan Leuwiliang. Kandang Geledug mempunyai 10 kandang yang terdiri dari 8 kandang untuk open house dan 2 kandang untuk closed house. Kapasitas populasi setiap kandang berbeda-beda tergantung dari jenis kandang. Peternakan yang dimiliki CV PPC terletak dilokasi yang strategis. Lokasi peternakan berada di dusun Karacak terletak tidak jauh dari jalan desa sekitar satu kilometer dan kurang lebih 6 kilometer dari jalan utama Leuwiliang.

a. Ketersediaan bahan baku

Sarana produksi ternak peternakan berasal dari pasokan masing-masing tempat produksi atau perusahaan penyuplai. Bahan baku langsung di antar dari pihak produsen ke kandang dengan sebelumnya ada kesepakatan antar perusahaan PPC dengan perusahaan produsen tentang kebutuhan bahan baku yaitu kualitas dan kuantitas dari pesanan. Masing-masing kandang mempunyai tempat penyimpanan sendiri atau gudang penyimpanan didekat kandang. Sehingga setiap ada sarana produksi yang masuk langsung disimpan di gudang. Pasokan bahan baku peternakan yang dibutuhkan tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang telah disepakati dengan perusahaan produsen.

b. Letak pasar yang dituju

Tujuan pemasaran ayam broiler PPC untuk mencukupi pasar tradisional yang ada di Jasinga, Leuwiliang, dan Ciampea. Letak pasar tersebut jaraknya cukup dekat dengan letak kandang-kandang milik PPC sehingga mempermudah dalam pengangkutan ke pasar.

c. Tenaga listrik dan air

Letak kandang Geledug telah memenuhi syarat letak kandang yang cukup jauh dari permukiman penduduk sehingga ayam dapat tenang dan tidak stress akibat lalu lalang orang serta kebisingan. Selain itu daerah yang dipilih lebih rendah atau berada di wilayah lembah, ketersediaan matahari mencukupi serta letak kandang yang dekat dengan sungai dan sumber mata air membuat ketersediaan air bagi ayam dapat terus tercukupi. Penggunaan listrik kandang Geledug diambil dari pemasangan listrik dengan kekuatan tinggi, pada saat keadaan listrik mati kandang sudah memiliki diesel untuk mencukupi kebutuhan listrik.

d. Fasilitas transportasi

(41)

2. Penggunaan model kandang dan teknologi

Kandang closed house

Kandang closed house atau sistem tertutup secara konstruksi dibedakan menjadi dua yakni sistem tunnel dan evaporative cooling system

(ECS). Perbedaan antara kedua sistem tersebut, sistem ECS mengandalkan aliran angin dan proses evaporasi dengan bantuan angin dari cooling pad, cocok digunakan pada daerah panas dengan suhu udara diatas 350C. Sedangkan letaknya yang berada pada dataran tinggi dan kecepatan angin cukup tinggi, penggunaan konstruksi kandang menggunakan sistem tunnel. Karena kerja dari tunnel adalah mengandalkan angin untuk mengeluarkan gas sisa, panas, uap air, dan penyediaan oksigen bagi kebutuhan ayam.

Pemeliharaan ayam broiler dengan model kandang closed house

dirancang agar lebih mudah mengatur ventilasi kandang secara baik. Keadaan lingkungan yang memiliki kelembapan tinggi dan kecepatan angin yang besar penggunaan Tunnel Ventilatation System dipakai sebagai inovasi kandang closed house pada peternakan milik PPC. Model sistem kandang

Tunnel Ventilatation System dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Kerja Tunnel Ventilation System pada kandang tertutup Kecepatan angin masuk dari inlet dari udara bebas sekitar, angin yang masuk tersebut kemudian diatur dengan penggunaan kipas (fan). Kipas berfungsi untuk menyedot udara yang masuk agar tidak terlalu banyak angin di kandang. Pengaturan sistem ini telah dapat dilakukan dengan otomatis pengaturan waktu dengan begitu peternak tidak begitu terlalu susah mengawasi. Semua peralatan yang digunakan pada model kandang ini juga sudah menggunakan teknologi. sedangkan closed house telah menggunakan

heater untuk alat pemanas. Kandang open house

Penggunaan model open house membutuhkan banyak tenaga dan ketepatan manusia untuk memutuskan memberi tambahan pemanas atau tidak. Karena ayam broiler sangat rentan apalagi dengan suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas. Sehingga perlu adanya perlakuan khusus bagi ayam yang ada dipelihara pada kandang open house agar sekam dapat tetap kering dan suhu ayam tetap terjaga seperti suhu ruang sekitar 27o C.

inlet

fan fa

(42)

Gambar 4 Kerja ventilasi pada kandang terbuka

Sistem ventilasi yang ada pada kandang terbuka terlihat pada Gambar 4 bahwa sirkulasi terjadi dari arah mana saja. Kecepatan angin maupun kelembapan daerah tersebut tidak dapat dikontrol dengan baik sehingga perlu tambahan pemanas dan kipas. Pemanas maupun kipas digunakan sebagai penyeimbang suhu bagi ayam broiler agar selalu nyaman dalam kandang. Sirkulasi seperti pada kandang terbuka mengakibatkan banyaknya penyakit yang masuk dari udara maupun dalam kandang tersebut.

Peralatan yang digunakan dalam kandang open house masih menggunakan gasolec dan tungku batu bara. Pengaturan masih manual dan perlu adanya ketelitian dari anak kandang.

Gambar 5 Kandang Open House (kiri) dan kandang closed house (kanan)

(43)

Tabel 5 Kelebihan dan kelemahan kandang terbuka dan tertutup kedua kandang tentang kematian, bobot, dan efisiensi atas kedua kandang tersebut. Menurut Rasyaf (1995) yang membahas tentang pengelolaan usaha ayam broiler dengan kandang terbuka, tingkat kematian ayam broiler di daerah berkembang adalah sebesar 4 persen per masa produksi. Selain itu, kepadatan kandang peternakan ayam broiler di Indonesia adalah 10 ekor/m2 dengan berat dewasa sekitar 1.4-1.6 kg per meter persegi. Sedangkan pada kandang terbuka berdasarkan wawancara sekarang ini, per meter persegi kandang kepadatan mencapai 8 ekor sedangkan pada kandang tertutup kepadatannya mencapai 17 ekor/m2 akibat adanya berat yang dihasilkan dapat mencapai 2 kg lebih. Nilai FCR, bobot, jumlah pakan, umur, dan IP merupakan hasil rata-rata yang diperoleh PPC dalam satu tahun. Masa produksi sekitar 5 minggu, dan 3 minggu digunakan untuk pembersihan serta masa kosong kandang. Sehingga jarak waktu yang dibutuhkan untuk

Gambar

Tabel 1  Pertumbuhan konsumsi produk peternakan per kapita per tahun periode 2009-2012 di Indonesia (Kg/kapita/tahun)
Gambar 1 Diagram Kerangka Pemikiran Operasional
Tabel 4  Permintaan dan realisasi pedagang ayam broiler
Gambar 2 Saluran pemasaran ayam broiler CV Perdana Putra Chicken
+7

Referensi

Dokumen terkait