• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Dinamika Kelompok Dalam Meningkatkan Efektifitas Kerja Tim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Dinamika Kelompok Dalam Meningkatkan Efektifitas Kerja Tim"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN AN D I N AM I KA KELOM POK D ALAM M EN I N GKATKAN EFEKTI FI TAS KERJA TI M

LI N D A T. M AAS

Fa k u lt a s Ke se ha t a n M a sya r a k a t Un iv e r sit a s Sum a t e r a Ut a r a

Pe n da h u lua n .

Kebut uhan akan pent ingnya m enget ahui dan m em aham i t ent ang dinam ik a kelom pok at au proses- proses int eraksi yang t erj adi di dalam kelom pok sem akin hari sem akin m eningkat . Sebagai m ahluk sosial, m anusia m em ang t idak m ungkin hidup sendiri t anpa ada orang lain bersam anya, apakah it u dalam keluarga, dalam kehidupan berm asyarakat , di kant or dan sebagainya. Dari hari pert am a dilahirkan, kit a sudah m erupakan bagian dari kelom pok yang dikenal sebagai keluarga; kit a t idak m ungkin dapat bert ahan hidup pada m enit - m enit pert am a, m inggu- m inggu pert am a m alahan pada t ahun- t ahun pert am a set elah kelahiran t anpa bant uan dari kelom pok ( keluarga) . Dan m elalui keluarga ini pula kit a m ulai belaj ar bagaim ana harus bersosialisasi, yang m ana nant inya m erupakan dasar dari pola t ingkah laku dan pola berpikir ser t a m endidik kit a agar m em punyai perspekt if t ert ent u t erhadap diri sendiri dan dunia luar/ lingkungan. Selanj ut nya, hari dem i hari k it a lalui bersam a k elom pok, dari sat u kelom pok ke kelom pok yang lain, baik form al m aupun inform al. Dan dalam kelom pok- kelom pok ini int eraksi kit a dengan orang lain dalam kelom pok t idak dapat t erhindarkan. Dari berbagai st udi t ent ang perilaku dan kepribadian m enunj ukkan bahw a bent uk perlakuan yang dit erim a seseorang dalam kelom poknya m em punyai kont ribusi yang cukup besar dalam m enent ukan ident it as kepribadian seseorang.

Dari ket erangan diat as, dapat kit a lihat bahwa kehidupan dalam kelom pok sangat lah dinam is. Sem akin efekt if suat u kelom pok, sem akin baik pula kualit as kehidupan anggot a- anggot anya. Yang pent ing diperhat ikan agar kelom pok t ersebut t et ap efekt if adalah penget ahuan yang cukup t ent ang dinam ika at au proses- proses yang t erj adi sert a kem am puan kit a unt uk berperilaku secara efekt if dalam kelom pok. Kedua hal pent ing ini dapat kit a pelaj ari m elalui pem aham an t ent ang dinam ika kelom pok.

Dinam ika kelom pok sebenarnya adalah bagian dari ilm u penget ahuan sosial yang lebih m enekankan perhat iannya pada int eraksi m anusia dalam kelom pok yang kecil. Pada berbagai referensi, ist ilah dinam ika kelom pok ini disebut j uga dengan proses- proses kelom pok ( group processes) . Jelas dari t erm inologi ini bahwa pengert ian dari dinam ika kelom pok at aupun proses kelom pok ini m enggam barkan sem ua hal at au proses yang t erj adi dalam kelom pok akibat adanya int eraksi individu- individu yang ada dalam kelom pok it u. St udi m engenai int erak si ant ar individu dalam kelom pok oleh para ahli psikologi t elah dim ulai sej ak aw al t ahun 1900- an. Kem udian oleh Kurt Lew in, seorang ahli psikologi kelahiran Polandia m ulai dikem bangkan lebih dalam m engenai dinam ika kelom pok ini. Beliau m enekankan bahwa unt uk m em pelaj ari dan m em aham i t ent ang dinam ika kelom pok adalah dengan cara m enerapkannya ( learning by doing) .

Frit z Heider , seorang ahli psikologi lain, dalam Teori Keseim bangan- nya ( Balanced Theory) yang m em bahas m engenai hubungan- hubungan ant ar pribadi m enerangkan bahwa individu- individu sebagai bagian dari st rukt ur sosial cenderung unt uk m enj alin hubungan sat u sam a lain. Dan m enurut nya, salah sat u cara bagaim ana suat u kelom pok dapat berhubungan adalah dengan m enj alin kom unikasi secara t erbuka.

(2)

Berbagai pelat ihan dilaksanakan guna m eningkat kan kem am puan pengem bangan kerj a t im .

Te k n ik pe m be n t u k a n k e lom pok .

Secara definit if, kelom pok adalah dua orang at au lebih yang m em punyai t uj uan yang sam a, saling berint eraksi, saling adanya ket ergant ungan dalam m encapai t uj uan bersam a, adanya rasa kebersam aan dan m em iliki, m em punyai norm a- norm a dan nilai- nilai t ert ent u. Telah dij elaskan sebelum nya bahw a sej ak dari awal kehidupannya, m anusia t elah m em bent uk kelom pok yang kem udian m enj adi dasar bagi kehidupan keluarga, perlindungan, pem er int ahan, kerj a dan lain- lain.

Secara um um ada 3 ( t iga) hal yang m enunj ukkan efekt if at au t idaknya suat u kelom pok, yait u kem am puan kelom pok t ersebut dalam m encapai t uj uannya seopt im al m ungkin, kem am puan kelom pok dalam m em pert ahankan kelom poknya agar t et ap serasi, selaras dan seim bang dan yang ket iga adalah kem am puan kelom pok unt uk berkem bang dan berubah sehingga dapat t erus m eningkat kan kinerj anya. Kelom pok yang berhasil akan m em punyai kualit as dan pola int eraksi ant ar anggot a yang t erint egrasi dengan ket iga kegiat an ini. Tent u dalam hal ini, diharapkan anggot a kelom pok benar- benar m em aham i apa yang dim aksud dengan kelom pok yang efekt if dan kont ribusi apa yang perlu diberikan agar kelom poknya dapat m enj adi kelom pok yang efekt if.

Ada beberapa hal pokok yang perlu diperhat ikan dalam upaya pem bent ukan kelom pok/ t im , yait u :

1. Adanya ket ergant ungan yang sifat nya posit if ( posit ive int erdependency) . 2. Keandalan individu ( individual account abilit y) .

3. lnt eraksi langsung ( face- t o- face int eract ion) . 4. Ket ram pilan kerj asam a ( collaborat ive skills) . 5. Proses kelom pok ( group processing).

Ke t e r ga n t u n ga n posit if ( posit ive in t e r de pe n de n cy) .

Yang dim aksud dengan ket ergant ungan posit if adalah suat u keadaan dim ana set iap orang dalam kelom pok saling m em but uhkan dan m erasa bahw a berhasil at au t idaknya suat u pekerj aan m erupakan hasil bersam a dan t anggung j awab bersam a. Ket ergant ungan posit if dapat dilihat dari persepsi posit if t erhadap set iap anggot a kelom pok. Selain it u sem ua anggot a selalu berusaha agar keunt ungan at au keberhasilan yang diperoleh dapat dinikm at i oleh selur uh anggot a kelom pok. Kelom pok yang m em punyai ket ergant ungan posit if yang t inggi akan m em punyai ket erikat an at au kohesi ant ar anggot a yang t inggi pula.

Beberapa k ondisi yang m em bant u pewuj udan dari ket ergant ungan posit if ini ant ara lain adalah :

¾ Adanya t uj uan yang ingin dicapai bersam a dan pencapaian t uj uan ini benar- benar

¾ m em but uhkan kerj asam a yang t inggi.

¾ Adanya im balan ( reward) yang sam a bagi set iap anggot a kelom pok. Dalam hal ini sem ua m endapat perlakuan yang sam a t anpa ada pengecualian.

¾ Adanya peran dan t anggung j awab yang kom plim ent er dan saling berhubungan.

¾ Adanya ket ergant ungan t ugas, dim ana pekerj aan sat u kelom pok baru dapat dikerj akan bila kelom pok lain t elah m enyelesaikan bagiannya.

¾ Adanya ket ergant ungan inform asi, dim ana set iap anggot a kelom pok hanya m em punyai sebagian dari inform asi yang dibut uhkan unt uk m enyelesaikan suat u pekerj aan. Cont ohnya, t im ahli dalam suat u proyek.

Ke a n da la n in dividu ( in dividu a l a ccou n t a bilit y ) .

(3)

¾ kem am puan m asing- m asing anggot a, sehingga dapat diident ifikasi yang m ana perlu peningkat an.

¾ sej auh m ana kont ribusi yang t elah diberikan oleh seseorang pada kelom pok, apakah kont ribusi t ersebut sudah sesuai dengan t anggung j awab yang diberikan padanya.

Pengenalan t erhadap kem am puan dan kont ribusi anggot a kelom pok ini sangat pent ing karena :

¾ m em ungkinkan set iap orang dalam kelom pok m enget ahui kont ribusi m asing- m asing dalam kelom pok.

¾ m em ungkinkan saling t olong m enolong dalam m enyelesaikan t ugas- t ugas kelom pok.

¾ dapat lebih m em perj elas fungsi dan t anggung j aw ab m asing- m asing anggot a kelom pok.

Walaupun kerj a kelom pok/ t im ini sangat diperlukan dalam rangka pencapaian t uj uan at au keberhasilan, nam un bila t idak dikendalikan secara benar akan m enim bulkan suat u kondisi sebaliknya. Keadaan ini disebut dengan "social loafing", yait u suat u keadaan dim ana kualit as kerj a t im lebih rendah bila dibandingkan dengan kerj a individu, sehingga hasil yang diperoleh t idak sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi yang dapat m enim bulkan keadaan ini ant ara lain karena kurang j elasnya ident ifikasi kont ribusi dari set iap orang, kurangnya ket erikat an/ kohesi diant ara anggot a kelom pok, kurangnya t anggung j aw ab t erhadap hasil akhir dari t ugas yang diberik an. Apabila sem ua fakt or- fakt or ini cukup j elas dim ana sem ua orang m engert i akan t ugas m asing- m asing, m enyadar i akan t anggung j aw ab m asing- m asing t erhadap hasil akhir sert a adanya ket erikat an kelom pok yang cukup erat m aka kem ungkinan t erj adinya keadaan social loafing dapat dihindari, set idak- t idaknya dikurangi.

ln t e r a k si la n gsu ng ( fa ce - t o- fa ce in t e r a ct ion )

lnt eraksi secara langsung m erupakan salah sat u fakt or yang m em punyai pengaruh besar dalam m engupayakan pengem bangan kelom pok/ t im yang efekt if. Dengan adanya int eraksi langsung at au face- t o- face int eract ion ini m aka iklim kerj a akan m enj adi lebih baik dan sebagai dam paknya akan m eningkat kan produkt ifit as, m oral an efekt ifit as kerj a kelom pok karena kom unikasi ant ar kelom pok lebih t erbuka. Agar int eraksi langsung ini dapat t erw uj ud m aka dianj urkan j um lah anggot a dalam kelom pok t idak t erlalu besar

Ke t r a m pila n k e r j a sa m a ( colla bor a t ive sk ills) .

Kelom pok t idak akan m ungkin dapat berfungsi secara efekt if t anpa m em punyai ket ram pilan unt uk bekerj a sam a. Ket ram pilan kerj asam a ini per lu dim iliki oleh anggot a kelom pok. Mengapa? Karena banyak orang t idak m enyadari bahwa sebenarnya dalam m elaksanakan t ugasnya, individu t ersebut m erupakan bagian dari kelom pok/ t im . Berbagai st udi m engenai pent ingnya kerj asam a dalam kelom pok m enunj ukkan bahw a dengan m engum pulkan orang yang t idak m em punyai ket ram pilan unt uk bekerj a sam a w alaupun m ereka ini m ungkin cukup ahli dalam bidangnya t ernyat a dalam m enyelesaikan t ugas kelom poknya banyak m enem ui kesulit an.

Pr ose s k e lom pok ( gr ou p pr oce ssin g) .

(4)

Konflik da la m k e lom pok .

Sepanj ang individu berint eraksi dengan individu lain, konflik t idak m ungkin t erhindarkan. Konflik dapat t erj adi dalam m enent ukan suat u t uj uan at au dalam m enent ukan m et ode yang akan diam bil unt uk m encapai t uj uan. Misalnya, suat u kelom pok yang t erdir i dari 6 ( enam ) orang diber i uang Rp. 10.000.000,- yang harus dihabiskan dalam wakt u 2 ( dua) m inggu. Dua orang dari kelom pok ingin unt uk m enyum bangkan sem ua uang t ersebut pada sebuah pant i asuhan, dua orang lainnya ingin agar uang t ersebut dipakai unt uk berlibur, sem ent ara dua orang lagi m enginginkan uang t ersebut digunakan unt uk m em bant u keluarganya m eneruskan sekolah. Apa yang t erj adi dalam kelom pok ini? Jelas, kelom pok ini berada dalam keadaan konflik, dim ana m ereka harus m em buat keput usan yait u " bagaim ana uang t ersebut digunakan" sem ent ara anggot a kelom pok m em punyai keinginan yang berbeda- beda.

Konflik dapat t erj adi bila perhat ian ut am a anggot a kelom pok diarahkan pada diri sendiri. Dalam hal ini perspekt if m ereka m enj adi sem pit dan orient asi m ereka hanya pada j angka wakt u pendek saj a. Oleh Sherif dan sherif ( 1953) dikat akan bahw a konflik ini dapat diat asi bila anggot a kelom pok m at i m em perluas persepsi m ereka agar lebih diarahkan pada apa yang disebut nya sebagai " t uj uan super ordinat " . Tuj uan super ordinat adalah t uj uan yang sangat pent ing bagi sem ua orang dalam kelom pok, t et api t idak dapat dicapai hanya dengan bekerj a sendiri. Dengan perkat aan lain, kebut uhan kelom pok akan t erpenuhi selam a sem ua orang yang t erlibat dalam kelom pok t er sebut ikut bekerj a.

Secara um um , fakt or- fakt or yang dapat m erupakan sum ber konflik ant ar a lain adalah :

¾ perbedaan- perbedaan keinginan, nilai, t uj uan

¾ adanya ket erbat asan akan sum ber t ert ent u sepert i kekuasaan, kedudukan, wakt u, popularit as, uang dan lain- lain

¾ persaingan ( rivalry)

Konflik t idak selam anya m em berikan dam pak yang j elek pada kelom pok at aupun organisasi. Di dalam organisasi yang sehat j ust ru konflik dianj urkan, hal ini sering dikenal dengan ist ilah kont roversi. Berbagai st udi dalam bidang ilm u perilaku oranisasi yang m enunj ukkan bahwa adu argum ent asi, ket idakset uj uan, debat , ide- ide at au inform asi yang berm acam - m acam t ernyat a sangat pent ing dalam m eningkat kan kreat ifit as dan kualit as kelom pok. Keunt ungan yang diperoleh dengan adanya konflik ant ara lain adalah anggot a kelom pok akan lebih t erst im ulasi at au t erangsang unt uk berpikir at au berbuat sehingga m engakibat kan kelom pok m enj adi lebih dinam is dan berkem bang karena set iap orang m em punyai kesem pat an unt uk m enuangkan ide- ide at au buah pikirannya secara lebih t erbuka. Nam un, unt uk m endapat kan hasil yang opt im al dalam art ian produkt if konst rukt if, konflik harus dikendalikan secara posit if.

Kerugian yang dit im bulkan oleh konflik biasanya disebabkan karena konflik t ersebut biarkan berj alan dalam wakt u yang lam a dan berkepanj angan at au dibiarkan m enj adi sem akin m eruncing t anpa ada penyelesaian. Tent u hal ini dapat m erusak iklim k erj a dan pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerj a kelom pok.

Pada dasarnya konflik yang t erj adi dapat dikat egorikan dalam dua bent uk yait u konflik ant ar individu ( int erpersonal conflict ) dan konflik ant ar kelom pok ( int ergroup onflict ) . Diant ara kedua bent uk ini, konflik ant ar individu m erupakan perm asalahan yang cukup serius karena keadaan ini dapat m em pengaruhi em osi individu secara m endalam dan bila keadaan ini t idak dikendalikan secara t epat m aka cepat at au lam bat dapat m erusak iklim kerj a baik dalam kelom pok m aupun organisasi.

(5)

sepert i m enghindar dari konflik ( avoiding), m elunakkan suasana ( sm oot hing), m em aksa dengan m enggunakan kekuasaan ( forcing) dan konfront asi ( confront at ion). Tergant ung dan st rat egi at au pendekat an yang dilakukan kem ungkinan hasil dan penyelesaian konflik dapat berupa kalah- kalah ( Jose-lose) , kalah- m enang ( lose- win) / m enang- kalah ( w in- Jose-lose) dan m enang- m enang ( w in- w in) . Tent u dan kem ungkinan- kem ungkinan ini y ang paling ideal adalah penyelesaian yang dapat m enghasilkan kondisi " m enang- m enang ( w in- w in) " .

St rat egi dan hasil yang m ungkin dapat diperoleh dalam m engat asi konflik dapat kit a lihat sebagai berikut :

St rat egi yang dipilih: Kem ungkinan hasil yang diperoleh: - m enghindari persoalan ( avoiding) - kalah- kalah ( lose- lose)

- m elunakkan suasana ( sm oot hing) - kalah- m enang ( lose- w in) - m enggunakan kekerasan ( forcing) - m enang- kalah ( w in- lose) - konfront asi ( cont ront at ion) - m enang- m enang ( w in- w in)

Walaupun kesem ua cara at au st rat egi ini cukup efekt if, nam un yang paling ideal adalah pendekat an dengan cara konfront asi. Alasannya adalah karena dengan st rat egi konfront asi sem ua persoalan yang diduga m enj adi penyebab t im bulnya konflik akan t erungkap sehingga kedua belah pihak akan dapat m elihat kem bali dan m em pelaj ar i secara m at ang dan unt uk selanj ut nya diam bil penyelesaian yang m at ang dan rasionil. Berbagai st udi m engenai m anaj em en konflik m enunj ukkan bahw a penyelesaian konflik m elalui pendekat an konfront asi m em beri kepuasan bagi kedua belah pihak dan dirasa cukup konst rukt if.

Secara um um , berbagai prosedur dapat dilalui dalam upaya m enyelesaikan konflik ant ara lain secara hukum , penggunaan pihak ket iga, dengan kekerasan, sert a negosiasi at au perundingan. Dan kesem ua prosedur ini yang efekt if adalah m elalui negosiasi at au perundingan. Negosiasi sebenarnya m erupakan suat u proses penyelesaian dengan cara m endapat kan suat u kesepakat an.

Dalam negosiasi ada beberapa langkah- langkah yang perlu diperhat ikan agar hasil yang diperoleh cukup konst rukt if, ant ara lain sebagai berikut :

Langkah 1 : Pencairan.

Pada langkah ini kedua belah pihak diberi kesem pat an unt uk m engungkapkan persepsi m asing- m asing t erhadap persoalan dengan t uj uan m endapat kan klarifikasi dan m encari upaya- upaya yang t epat kearah pem ecahan perm asalahan. Ada beberapa hal yang dapat m em bant u agar langkah awal ini m enj adi lebih efekt if, yait u :

¾ pilihlah w akt u yang t epat unt uk m em ulai negosiasi

¾ ungkapkan perm asalahan secara obj ekt if, j angan m enyinggung pribadi secara psikologis

¾ paham i pandangan lawan secara obj ekt if

Langkah 2 : Kej elasan/ ket egasan perm asalahan secara bersam a- sam a.

Kej elasan akan perm asalahan yang m enyebabkan t im bulnya konflik sebaiknya dibicarakan secara bersam a- sam a. Hal ini pent ing unt uk m enyam akan persepsi t ent ang perm asalahan t ersebut . Beberapa hal yang pent ing diperhat ikan disini adalah:

¾ j angan m enghina at au m encela pribadi, t api ungkapkanlah t indakan yang dilakukan secara obj ekt if dan j elas

¾ perlu dit ekankan bahwa perm asalahan yang t im bul akibat t erj adinya konflik t ersebut m erupakan m asalah bersam a yang perlu dipecahkan bersam a dem i perbaikan m ut u kerj a

(6)

Langkah 3 : Kej elasan posisi dan perasaan.

Selam a proses negosiasi, penem pat an isu yang dibicarakan sert a perasaan t erhadap isu t ersebut m ungkin saj a berubah. Oleh karena it u agar negosiasi dapat berhasil puan unt uk m engungkapkan perm asalahan secara benar dan kem am puan m endengar sangat dibut uhkan. Konflik akan sulit diat asi bila negosiat or t idak m engalam i duduk persoalan yang m enj adi isu dalam konflik t ersebut . Hanya dengan m enget ahui dan m em aham i apa yang m enj adi perbedaan- perbedaan ant ara kedua pihak sehingga t im bul konflik m aka penyelesaian yang konst rukt if dapat dicapai. Oleh karena it u pent ing diket ahui bagaim ana persepsi at au t anggapan pihak t erhadap isu yang m enim bulkan konflik t ersebut .

Langkah 4 : Mencari t em a bersam a.

Berbagai st udi m enunj ukkan bahwa konflik dapat diselesaikan dalam w akt u yang relat if singkat bila dalam upaya penyelesaian konflik t ersebut lebih dit ekankan pada pencarian t uj uan- t uj uan yang bersifat koperat if yang m enyangkut kedua belah pihak. Disam ping it u, upaya ini m engurangi kem ungkinan reaksi defensif dari pihak lawan, m eningkat kan pengert ian t erhadap kedua belah pihak dan m engurangi perasaan kalah- m enang dalam negosiasi.

Langkah 5 : Belaj ar em pat i.

Negosiasi sukar unt uk berhasil bila kit a hanya m elihat perm asalahan dar i perspekt if sepihak saj a. Penget ahuan t ent ang bagaim ana pihak law an m elihat perm asalahan dan bagaim ana per sepsi law an t erhadap isu yang t im bul sangat dibut uhkan agar penyelesaian konflik dapat dilakukan secara efekt if dan konst rukt if. Belaj ar m elihat perm asalahan dari kacam at a dan belaj ar berdiri pada sepat u orang lain m erupakan hal yang pent ing dalam m enent ukan keberhasilan negosiasi.

Langkah 6 : Koordinasi m ot ivasi unt uk penyelesaian perm asalahan.

Keinginan unt uk m enyelesaikan konflik seringkali berbeda diant ara kedua belah pihak yang berselisih. Walaupun sat u pihak ingin berdam ai, belum t ent u pihak lain m em punyai keinginan yang sam a pula. Disinilah let ak kem am puan negosiat or unt uk dapat m engkoordinasikan m ot ivasi dan keinginan kedua belah pihak sehingga m asing- m asing pihak m erasakan akan pent ingnya penyelesaian konflik ini dem i kebaikan sem ua pihak. Agar m ot ivasi unt uk berdam ai ini t im bul, pent ing sekali diungkapkan kepada kedua belah pihak kerugian- kerugiaan yang dit im bulkan akibat t erj adinya perselisihan ini.

Langkah 7 : Pencapaian kesepakat an.

Konflik sudah dapat dikat akan " selesai" bila sudah ada kesepakat an dari kedua belah pihak. Pada t ahap ini kedua belah pihak t elah m enerim a apa yang t elah diput uskan secara bersam a sebagai suat u penyelesaian dan secara t erbuka t elah m enyat akan keikat an m ereka unt uk m elaksanakannya.

Secara singkat , dapat dikat akan dalam upaya penyelesaian konflik secar a konst rukt if dibut uhkan ket erbukaan, kej uj uran dan keobj ekt ifan dalam m elihat perm asalahan. Selain it u per lu dipaham i bagaim ana persepsi dan perasaan m asing- m asing pihak dalam m elihat perm asalahan t ersebut .

M e n gge r a k k a n k e lom pok .

(7)

Hoffer ( 1974) m engem ukakan bahwa ada beberapa t ahap yang perlu diperhat ikan dalam upaya m eningkat kan part isipasi m asyarakat :

1. Tahap inisiasi at au t ahap pendahuluan. Pada t ahap ini kelom pok m asyarakat t urut m erencanakan dan m em berikan ide- ide yang m endukung suat u perubahan kearah perbaikan.

2. Tahap legit im asi at au t ahap pengesahan. Apa yang disarankan oleh kelom pok m asyarakat disyahkan agar dapat dilaksanakan.

3. Tahap im plem ent asi at au t ahap pelaksanaan. Perencanaan yang t elah disyahkan m ulai dilaksanakan.

Mot ivasi at au dorongan kelom pok unt uk m elakukan sesuat u kegiat an m elalui pendekat an diat as akan m enj adi lebih besar karena sej ak dari awal m ereka sudah diikut sert akan. Keikut sert aan kelom pok m ulai dar i fase perencanaan sam pai pada fase pelaksanaan m eningkat kan rasa t anggungj awab dan rasa m em iliki dari anggot a kelom pok. Hal ini m enunj ukkan bahw a klarifikasi t erhadap sasaran at au t uj uan sangat pent ing dalam m em ot ivasi kelom pok.

Fakt or lain yang pent ing dalam upaya m enggerakkan kelom pok adalah dengan m encipt akan ket erikat an kelom pok ( group cohesion) . Ada beberapa hal yang perlu diperhat ikan guna m eningkat kan ket erikat an dalam kelom pok ant ara lain pem binaan sam a yang baik, keberhasilan m em enuhi keinginan dari anggot a kelom pok, aga ket erbukaan dan t ingkat kepercayaan sesam a anggot a kelom pok t et ap t inggi. Selain it u upaya m enggerakkan kelom pok t idak t erlepas dari kem am puan kepem im pinan seseorang. Dari berbagai st udi dalam bidang bidang m anaj em en m enuj ukkan bahw a keberhasilan suat u kelom pok sangat t ergant ung dan t ingkat efekt ifit as pem im pinnya. Sem akin efekt if pem im pinnya sem akin t inggi pula t ingkat keberhasilan kelom pok it u. Pem im pin yang efekt if adalah pem im pin yang m am pu m em ot ivasi anggot a kelom poknya agar dapat m encapai sasaran at au t uj uan yang diharapkan, t erm asuk kem am puannya dalam m eningkat kan kerj a t im yang baik.Kepust akaan :

Ke pu st a k a a n

Adair,J., Effect ive Team Building, Pan Books, 1987.

Davis & Newst rom , Hum an Behavior at Work: Organizat ional Behavior, McGraw-Hill, 1989.

Goldberg, A.A., Carl E. Larson, Kelom pok Kom unikasi: Proses- proses diskusi dan penerapannya ( pent erj em ah : Koesddarini S, Gary R. Yusuf) , Edisi I , Cet akan I , Penerbit Universit as I ndonesia ( UI Press) , Jakart a, 1985.

Johnson & Johnson, Joining Toget her: Group Theory and Group Skills, Third edit ion, Prent ice Hall. 1987.

Luft , J., Group Processes: An I nt roduct ion t o Grouup Dynam ics, Third edit ion, Mayfield Publishing.

Maddux, R.B., Pengem bangan Tim : Lat ihan dalam Kepem im pinan, ( alih bahasa: Budi) , Binarupa Aksara, 1991.

Pareek, Udai., Perilak u Organisasi : Pedom an Ke Arah Pem aham an Proses Kom unikasi Ant ar Pribadi dan Mot ivasi Kerj a, Seri Manaj em en No. 98, PT Midas Surya Grafindo, 1984.

Referensi

Dokumen terkait