• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok Di kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok Di kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI AKIBAT

MEROKOK DI KELURAHAN SIBULUAN INDAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2008

Oleh :

NIM. 031000010

EDWIN SOVVAN ARITONANG

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI

AKIBAT ROKOK DI KELURAH SIBULUAN INDAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 031000010

EDWIN SOVVAN ARITONANG

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI

AKIBAT ROKOK DI KELURAH SIBULUAN INDAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2008

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 031000010

EDWIN SOVVAN ARITONANG

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Hari Selasa, Tanggal 23 Desember 2008

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji Ketua Penguji

NIP. 132102006 Asfiyati, SKM, M.Kes

Penguji I

NIP. 131882292 Dr.Ir. Erna Mutiara, M.Kes

Penguji II

NIP. 131698717 dr. Yusniwarti Yusad, M.Si

Penguji III

NIP. 131964121

Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes

Medan, 23 Desember 2008 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRAK

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang rokok, dampak rokok terhadap kesehatan, dan hal lain yang berhubungan dengan rokok. Pengetahuan tentang rokok mencakup jenis rokok, dampak rokok terhadap kesehatan, gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok, dampak psikologis rokok dan sebagainya. Sikap adalah respon tertutup responden terhadap segala sesuatu mengenai rokok.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008. Jenis penelitian adalah survei yang bersifat deskriptif. Cara penentuan sampel dilakukan dengan rumus sampel tunggal untuk pendugaan proporsi suatu populasi kemudian diambil secara proporsional dan ditarik dengan menggunakan Simple Random Sampling. Besar sampel yang diperoleh yaitu 101 PUS. Kemudian data diolah dengan komputer dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok yaitu pengetahuan suami baik dan istri baik sebanyak 4 PUS (4,0%), pengetahuan suami baik dan istri sedang sebanyak 15 PUS (14,9%), pengetahuan suami baik dan istri kurang sebanyak 6 PUS (5,9%), pengetahuan suami sedang dan istri baik sebanyak 16 PUS (15,8%), pengetahuan suami sedang dan istri sedang sebanyak 28 PUS (27,7%), pengetahuan suami sedang dan istri kurang sebanyak 16 PUS (15,8%), pengetahuan suami kurang dan istri baik sebanyak 3 PUS (3,0%), pengetahuan suami kurang dan istri sedang sebanyak 12 PUS (11,9%) dan pengetahuan suami kurang dan istri kurang sebanyak 1 PUS (1,0%).

Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok yaitu sikap suami baik dan istri baik sebanyak 6 PUS (5,9%), sikap suami baik dan istri sedang sebanyak 21 PUS (20,8%), sikap suami sedang dan istri baik sebanyak 4 PUS (3,9%), sikap suami sedang dan istri sedang sebanyak 57 PUS (56,4%), sikap suami sedang dan istri kurang sebanyak 6 PUS (5,9%), sikap suami kurang dan istri baik sebanyak 4 PUS (4,0%), sikap suami kurang dan istri baik sebanyak 1 PUS (1,0%) dan sikap suami kurang dan istri kurang sebanyak 2 PUS (2,0%).

Dari hasil yang didapat, maka disarankan agar dilakukan penyuluhan/ komunikasi kepada masyarakat secara berkesinambungan khususnya pada Pasangan Usia Subur (PUS) terutama yang salah satu pasangannya kurang dan juga untuk yang pengetahuannya sedang untuk dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran akan dampak yang ditimbulkan oleh rokok.

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Edwin Sovvan Aritonang

Tempat/ Tanggal Lahir : Sibuluan 1, 23 April 1984

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : 5 (lima) bersaudara

Asal : SLTA

Alamat Rumah : Jl. Padang Sidempuan No. 93 Sibuluan Indah

Tapanuli Tengah

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1989 – 1990 : TK Aisyiah Bustanul Athfal Sibolga

2. Tahun 1990 – 1996 : SD Negeri No. 152978 Sibuluan 1 Tap-Teng

3. Tahun 1996 – 1999 : SLTP Negeri 1 Sibolga 4. Tahun 1999 – 2002 : SMU Negeri 3 Sibolga

5. Tahun 2003 – 2008 : Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehairat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan judul “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang

Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok di Kelurahan Sibuluan

Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008”.

Dalam penulisan skripsi ini tida terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik secara moril maupun materil.Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skirpsi ini dapat diselesaikan.

3. Ibu Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan masukan serta saran kepada penulis sehingga skirpsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi, selaku Kepala Departemen Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Penguji I atas saran dan masukan untuk kesempurnaan

(7)

5. Seluruh Dosen pengajar Departemen Kependudukan dan Biostatistik yang

dengan ikhlas telah memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Bapak Prof. dr. David H. Simanjuntak selaku dosen Penasehat Akademik.

7. Ayah dan Ibu tercinta, Abang dan Adikku tersayang yang telah memberikan doa dan dukungan yang tiada henti-hentinya baik moril maupun materil.

8. Sahabatku (Lisma, Mairusnita, Masitah, Mawaddah, Dina, Rissa) dan Kelompok

Azzam (Diah, Ike, Ika, Kamto, Alm. Aan, Fadli, Nita, Heni, Suci, Putri, Hilda) yang telah memberikan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Teman-teman Biostistik dan Kependudukan (Aina, Lidya, Kak Jenny, Kak Mira, Kak Tetty, Kak Irma, Indah, Jeffry, Rain, Pida) yang telah memberikan dukungan dan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi .

10. Teman-teman kos yang saya sayangi yang telah memberikan dorongan, perhatian dan doanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

kita semua yang memerlukannya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmad dan karunia-Nya kepada kita semua, Amin.

Medan, Desember 2008 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan

Daftar Isi ……… ... i

b. Pria Berpendidikan Rendah Lebih Banyak Jadi Perokok 11 c. Pria Muda Lebih Banyak Menjadi Perokok ... 11

2.1.5. Bahan Kimia Berbahaya yang Terdapat dalam Rokok... 12

2.1.6. Dampak Rokok terhadap Kesehatan ... 13

a. Dampak Rokok terhadap Kesehatan secara Umum ... 13

b. Dampak Rokok terhadap Kesehatan Reproduksi ... 14

2.2. Perilaku ... 16

2.2.1. Pengetahuan (Knowledge) ... 16

2.2.2. Sikap (Attitude)... 17

2.3. Kesehatan Reproduksi ... 19

2.3.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi ... 19

(9)

3.4.2. Data Sekunder ... 24

3.5. Definisi Operasional ... 24

3.6. Teknik Analisis Data ... 27

3.6.1. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 28

4.1. Gambaran Umum Kelurahan Sibuluan Indan ... 28

a. Geografis ... 28

b. Demografis ... 28

4.2. Gambaran Karakteristik Responden ... 29

4.3. Gambaran Merokok pada Pasangan Usia Subur (PUS) ... 31

4.4. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan Akibat Rokok ... 34

4.5. Sikap PUS tentang Gangguan Kesehatan Akibat Rokok .... 40

4.6. Kategori Pengetahuan dan Sikap PUS tentang Gangguan Kesehatan Akibat Rokok ... 45

4.7. Hubungan Umur dan Tingkat Pendidikan dengan Merokok pada Pasangan Usia Subur (PUS)... 46

4.8. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Merokok ... 48

BAB V PEMBAHASAN ... 50

5.1. Gambaran Karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) ... 50

a. Umur ... 50

b. Pendidikan ... 50

c. Pekerjaan ... 51

d. Penghasilan Keluarga ... 51

5.2. Gambaran Merokok pada Pasangan Usia Subur (PUS) ... 51

5.3. Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok ... 53

5.4. Gambaran Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok ... 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

6.1. Kesimpulan ... 59

6.2 Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

- Kuesioner (Instrumen Penelitian)

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Uraian rencana kegiatan penelitian ... 21

Tabel 3.2 Besar sampel pada masing-masing kelas ... 23

Tabel 3.3 Defenisi Operasional Variabel Dependen dan Independen ... 24

Tabel 4.1 Distribusi penduduk Kelurahan Sibuluan Indah Tahun 2008 ... 29

Tabel 4.2 Distribusi menurut karakteristik responden di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008 ... 29

Tabel 4.3 Distribusi merokok pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kelurahan ... Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008 ... 31

Tabel 4.4 Distribusi menurut pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008 ... 34

Tabel 4.5 Distribusi menurut kategori pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008 ... 39

Tabel 4.6 Distribusi menurut Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008 ... 40

Tabel 4.7 Distribusi menurut kategori Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008 ... 44

Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008 ... 45

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Umur dan Tingkat Pendidikan dengan merokok Pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008 ... ... 46

(11)

ABSTRAK

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang rokok, dampak rokok terhadap kesehatan, dan hal lain yang berhubungan dengan rokok. Pengetahuan tentang rokok mencakup jenis rokok, dampak rokok terhadap kesehatan, gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok, dampak psikologis rokok dan sebagainya. Sikap adalah respon tertutup responden terhadap segala sesuatu mengenai rokok.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008. Jenis penelitian adalah survei yang bersifat deskriptif. Cara penentuan sampel dilakukan dengan rumus sampel tunggal untuk pendugaan proporsi suatu populasi kemudian diambil secara proporsional dan ditarik dengan menggunakan Simple Random Sampling. Besar sampel yang diperoleh yaitu 101 PUS. Kemudian data diolah dengan komputer dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok yaitu pengetahuan suami baik dan istri baik sebanyak 4 PUS (4,0%), pengetahuan suami baik dan istri sedang sebanyak 15 PUS (14,9%), pengetahuan suami baik dan istri kurang sebanyak 6 PUS (5,9%), pengetahuan suami sedang dan istri baik sebanyak 16 PUS (15,8%), pengetahuan suami sedang dan istri sedang sebanyak 28 PUS (27,7%), pengetahuan suami sedang dan istri kurang sebanyak 16 PUS (15,8%), pengetahuan suami kurang dan istri baik sebanyak 3 PUS (3,0%), pengetahuan suami kurang dan istri sedang sebanyak 12 PUS (11,9%) dan pengetahuan suami kurang dan istri kurang sebanyak 1 PUS (1,0%).

Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok yaitu sikap suami baik dan istri baik sebanyak 6 PUS (5,9%), sikap suami baik dan istri sedang sebanyak 21 PUS (20,8%), sikap suami sedang dan istri baik sebanyak 4 PUS (3,9%), sikap suami sedang dan istri sedang sebanyak 57 PUS (56,4%), sikap suami sedang dan istri kurang sebanyak 6 PUS (5,9%), sikap suami kurang dan istri baik sebanyak 4 PUS (4,0%), sikap suami kurang dan istri baik sebanyak 1 PUS (1,0%) dan sikap suami kurang dan istri kurang sebanyak 2 PUS (2,0%).

Dari hasil yang didapat, maka disarankan agar dilakukan penyuluhan/ komunikasi kepada masyarakat secara berkesinambungan khususnya pada Pasangan Usia Subur (PUS) terutama yang salah satu pasangannya kurang dan juga untuk yang pengetahuannya sedang untuk dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran akan dampak yang ditimbulkan oleh rokok.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Saat ini banyak penyakit yang diderita tidak disebabkan oleh kuman atau bakteri, tetapi lebih disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup tidak sehat. Jantung koroner,

kanker, stroke, diabetes, gigi keropos dan tekanan darah tinggi merupakan contoh dari penyakit-penyakit tersebut. Hardinge (2001) mengemukakan bahwa merokok

adalah salah satu kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat itu. Bahkan jumlah perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

Pada tahun 2002, jumlah rokok yang dihisap oleh penduduk Indonesia

mencapai 215 miliar batang. Urutan pertama ditempati Cina dengan jumlah 1.643 miliar batang, Amerika Serikat 451 miliar, Jepang 328 miliar, dan Rusia di peringkat

keempat sebanyak 258 miliar batang. Sekitar setengah dari jumlah perokok akan meninggal akibat rokoknya. Separuh dari mereka yang meninggal itu akan tutup usia pada umur 35-69 tahun. Dari tahun ke tahun, jumlah perokok aktif di Indonesia

mengalami peningkatan. Hadiarto Mangunnegoro, menyebutkan bahwa jumlah perokok aktif di Indonesia yang pada tahun 1990-an sekitar 22,5% naik menjadi

60,0% dari jumlah penduduk pada tahun

The Asean Tobacco Control Report Card dalam laporannya tahun 2007

menyebutkan, jumlah perokok di Asean mencapai 124,69 juta orang dan Indonesia

(13)

yang terbesar. Sementara itu survei World Health Organization (WHO) tahun 2002

tentang prevalensi merokok di Asia juga menunjukkan bahwa perokok di Indonesia, khususnya pria, paling tinggi mencapai 69,0%, melebihi Tiongkok (53,4%), India

(29,4%), dan Thailand (39,3%) (Zakiyah, 2008).

Menurut laporan WHO (2002), Indonesia telah mengalami satu peningkatan terbesar dalam konsumsi tembakau di dunia. Sekitar 69,0% pria Indonesia berusia 20 tahun atau lebih merokok secara reguler dengan jumlah yang lebih tinggi (74,0%) di

daerah pedesaan (Astuti, 2007).

Merokok, sebagai salah satu bentuk perilaku berisiko kesehatan semakin menggejala di kalangan usia muda bahkan remaja awal (Smet, 1994). Penelitian

Prabandari (1994) dalam Astuti (2007) menunjukkan bahwa kebanyakan remaja mulai merokok pada usia 15 – 17 tahun. Data lain menunjukkan bahwa dari 14 propinsi yang ada di Indonesia, 59,04% laki-laki usia 10 tahun ke atas dan 4,83%

wanita pada usia yang sama saat ini adalah perokok (Aditama dkk, 1997).

Di Indonesia, prevalensi merokok pada orang dewasa (usia 15 tahun ke atas) yakni pria 63,1% (naik 1,4% dibandingkan tahun 2001) dan wanita 4,5% (tiga kali lipat dibandingkan tahun 2001). Sementara prevalensi merokok pada anak-anak (usia

13-15 tahun) perinciannya pada anak laki-laki 24,5% dan anak perempuan 2,3%. Sebanyak 30,9% dari anak-anak yang merokok ini telah mulai merokok sebelum

(14)

Hal ini didukung oleh data internal perusahaan rokok terbesar dunia, Phillip

Morris, yang dirilis pada 1981. Perusahaan ini menyatakan, remaja adalah pelanggan reguler masa depan dan mayoritas perokok dewasa mulai merokok sejak remaja.

Berbekal riset internal itulah, Phillip Morris dan perusahaan-perusahaan rokok lain gencar menyerbu kalangan remaja. Mereka membuat iklan-iklan dengan tema yang sesuai dengan jiwa dan perilaku anak muda yang bebas, gaul, kreatif, dan berjiwa

petualan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Insel (1986), rokok mengandung

4000 jenis bahan kimia dan sebagian besar beracun antara lain ammonia, methanol, naftalena, cadmium, karbon monoksida, vinyl klorida yang dapat menyebabkan berbagai gangguan fisik seperti impotensi, kanker, gangguan jantung, dan gangguan

pernafasan seperti sesak nafas, penyakit paru obstruktif kronis seperti bronkhitis dan emfisema, serta gangguan kehamilan pada wanita (Astuti, 2007).

Selain itu, menurut penelitian Bennet dan Murphy (1997), merokok berakibat terhadap 25% kematian akibat penyakit jantung koroner, 80% kasus penyakit saluran pernafasan kronis, 90% kematian akibat kanker paru, serta memiliki kontribusi

terhadap berkembangnya kanker laring, mulut, dan pankreas, serta kanker paru pada perokok pasif (Astuti, 2007).

Menurut Aditama (2000), kematian akibat rokok di kalangan pria di negara maju sebanyak 1,6 juta orang. Di negara berkembang sebesar 1,8 juta orang. Jadi, total pria yang meninggal akibat rokok sebanyak 3,4 juta orang. Sedangkan wanita di

(15)

demikian, total kematian pada tahun 2000 akibat rokok adalah 4,2 juta per tahun, atau

350 ribu per bulan, atau 11.666 per hari, atau 486 per jam. Tercatat ada delapan orang

meninggal dunia setiap menit di dunia akibat rok

Dhuyvettere (1990) dalam Smet (1994) mengemukakan bahwa merokok dapat

menyebabkan gangguan kesehatan bagi anak yang belum lahir. Para ibu hamil yang merokok menambah kemungkinan timbulnya berbagai komplikasi seperti kelahiran

sebelum waktunya (prematur), berat badan kurang waktu kelahiran, mortalitas perinatal dan gangguan-gangguan perkembangan.

,

pada tahun 2008 di Indonesia diperkirakan sekitar 427.948 orang meninggal per tahun karena rokok, atau sekitar 1.172 orang meninggal per hari (Widiyarso, 2008).

Selain itu, rokok bisa menyebabkan keguguran, gangguan tumbuh kembang

anak dan penyakit lain pada anak, gangguan oksigen janin, dan gangguan enzim pernapasan. Jika ibu merokok 10 batang per hari, maka kemungkinan anaknya akan

menderita asma dua kali lebih besar. Rokok juga dapat mengakibatkan gangguan reproduksi pada pria dan wanita. Pada pria berupa impotensi, infertilitas, dan gangguan sperma. Sedangkan pada wanita berupa nyeri haid, menopause lebih awal,

dan infertilitas (mandul). Wanita perokok juga sangat dimungkinkan terserang kanker mulut rahim, pendarahan tekanan darah tinggi, dan berisiko mendapatkan bayi

lahir cacat bahkan sering terjadi akibat merokok wanita hamil di luar kandungan (Nuryati, 2008).

Hal ini didukung oleh Hafidz (2008), pada pria kebiasaan merokok dapat

(16)

hampir seperlimanya disebabkan oleh kebiasaan merokok. Ahli jantung dari RS

Jantung Nasional Harapan Kita, Santoso Karo-Karo, menyebutkan rokok meningkatkan risiko terkena disfungsi ereksi hingga 50% terutama berkaitan dengan

masalah pada pembuluh darah. Sementara pada wanita yang saat remaja diketahui menjadi penghisap rokok dikemudian hari akan mengalami risiko 21% terkena kanker payudara bila dibandingkan dengan yang tidak pernah merokok. Demikian

hasil penelitian Janet E Olson dari Mayo Clinic College of Medicine di Rochester Minnesota (AS) yang dipublikasikan dalam `the journal, Mayo Clinic Proceedings’.

Masih tingginya prevalensi merokok pada orang dewasa (usia 15 tahun keatas) di Sumatera Utara kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sikap orang dewasa tersebut tentang gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh

merokok. Dari data diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan dan sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan

kesehatan reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah masih tingginya prevalensi merokok pada orang dewasa (usia 15

tahun ke atas) di Sumatera Utara yaitu pria 59,7% dan wanita 1,7%. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan

(17)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan

sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

2. Untuk mengetahui sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten

Tapanuli Tengah Tahun 2008

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten

Tapanuli Tengah dan Instansi terkait mengenai gangguan kesehatan reproduksi akibat rokok.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

2.1.1 Pengertian Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun

mendefinisikan rokok adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas. Jadi merokok adalah menghisap rokok.

Merokok adalah menghisap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan

menghembuskannya kembali keluar (Amstrong, 1990 dalam Kemala, 2007). Levy (1984) mengatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan

seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya (Kemala, 2007).

2.1.2 Jenis rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas

a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

• : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

(19)

• : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas

• : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.

diber

• Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,

cengkeh, da

aroma tertentu.

c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

sederhana.

mesin. Material rokok dimasukkan ke dalam yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan.

d. Rokok berdasarkan penggunaa

(20)

Merek-merek rokok yang terkenal antara lain :

2.1.3 Tipe-Tipe Perokok

Menurut Laventhal dan Clearly (dalam Komalasari & Helmi, 2000), terdapat

4 (empat) tahap dari perilaku merokok menjadi perokok, yaitu :

1. Tahap Prepatory. Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan

mengenai rokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.

2. Tahap Initiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan

meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.

3. Tahap Becoming a Smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok

sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

4. Tahap Maintenance of Smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu

bagian dari cara pengaturan diri (Self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

Menurut Sitepoe (1997), perokok dibedakan menjadi : 1. Tidak merokok, yaitu selama hidupnya tidak pernah merokok.

2. Perokok ringan, yaitu apabila merokok berselang-seling.

(21)

4. Perokok berat, yaitu apabila merokok lebih dari 1 bungkus setiap hari.

5. Berhenti merokok, yaitu tadinya perokok kemudian berhenti dan tidak merokok lagi.

Menurut Mu’tadin (2002) membagi tipe perokok menjadi 3 (tiga), antara lain :

1. Perokok ringan, yaitu perokok yang menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun tidur.

2. Perokok sedang, yaitu perokok yang menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-61 menit setelah bangun pagi.

3. Perokok berat, yaitu perokok yang merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan

selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit.

Sedangkan menurut Smet (1994), ada 3 (tiga) tipe perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap yaitu:

1. Perokok berat adalah orang yang menghisap rokok lebih dari 15 batang rokok

dalam sehari.

2. Perokok sedang adalah orang yang menghisap rokok 5-14 batang dalam sehari

3. Perokok ringan adalah orang yang menghisap rokok 1- 4 batang dalam sehari.

2.1.4 Fenomena Perokok di Indonesia

a. Orang Desa Paling Banyak Jadi Perokok

Survei sosial dan ekonomi nasional (Susenas) 1995 dan 2001 menunjukkan

(22)

paling tinggi berturut-turut adalah Lampung (32%), Jawa Barat (31%),

Kalimantan Barat (31%), dan Bengkulu (30%). Propinsi dengan persentase penduduk perkotaan yang merokok paling tinggi adalah Jawa Barat, NTB, dan

Lampung. Lampung dan Jawa Barat juga menjadi propinsi dengan persentase penduduk yang merokok paling tinggi secara nasional, sedangkan paling rendah adalah Bali.

b. Pria Berpendidikan Rendah Lebih Banyak Jadi Perokok

Tingkat pendidikan penduduk Indonesia sangat beragam. Ada yang tidak sekolah/tidak tamat Sekolah Dasar (SD), ada yang tamat SD, tamat SLTP, tamat

SLTA, dan ada pula yang berijazah Akademi/Universitas. Survei secara nasional tersebut juga menunjukkan bahwa pria yang tidak sekolah/tidak tamat SD merupakan perokok terbanyak. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang,

makin sedikit yang jadi perokok. Sedangkan wanita hanya sedikit yang jadi perokok.

c. Pria Muda Lebih Banyak Menjadi Perokok

Survei yang sama juga menemukan bahwa laki-laki remaja lebih banyak menjadi perokok dan hampir dua pertiga dan kelompok umur produktif adalah perokok. Pada pria, prevalensi perokok tertinggi adalah kelompok umur 25-29 tahun.

Sebagian besar perokok mulai merokok pada umur kurang dari 20 tahun dan separuh dari laki-laki umur 40 tahun ke atas telah merokok selama 30 tahun atau

(23)

2.1.5 Bahan Kimia Berbahaya yang Terdapat dalam Rokok

Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia berbahaya. Bahan kimia berbahaya yang terdapat di dalam rokok diantaranya adalah: (Sharon, 2007)

• Nikotin : dapat menyebabkan gangguan pematangan pada sel telur sehingga sulit

terjadi kehamilan dan berpengaruh terhadap terjadinya pembelahan sperma pria. • Tar : sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan

substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru – paru. Tar

dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru – paru.

• Karbon monoksida : gas beracun yang keluar dari knalpot, dapat mengakibatkan

berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan).

• Aseton : penghapus cat kuku, mengganggu sistem saraf pusat, kekeringan pada

mulut, pusing, lesu, hilang keseimbangan, tidak sadarkan diri, dan koma. • Amoniak : bahan pembersih lantai

• Butan : bahan bakar korek api

• Napthalene : kapur barus

• Vinyl Clorida : Bahan baku plastik PCV

• Hidrogen sianida : gas racun untuk hukuman mati

• Arsenik : racun tikus, dapat menyebabkan kanker paru, kanker kulit.

• DDT : obat pembasmi serangga, DDT dapat

menyebabkan penurunan aktifitas seksual.

• Kadmium : dipakai pada baterai mobil, meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.

(24)

• Metanol : bahan bakar roket, sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan

mudah terbakar, menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian.

2.1.6 Dampak Rokok terhadap Kesehatan

a. Dampak Rokok terhadap Kesehatan Secara Umum

1. Kanker paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar

(hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan

jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan

hubungan erat antara kebiasaan merokok dengan timbulnya kanker paru-paru. 2. Penyakit jantung koroner

Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.

Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan

bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. 3. Penyakit Stroke

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke

(25)

4. Penyakit Asma

Asap rokok tingkatkan jumlah anak penderita asma. Hasil survei asma pada anak-anak sekolah di beberapa kota di Indonesia, seperti di Medan,

Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Denpasar menunjukkan prevalensi asma pada anak SD 6-12 tahun berkisar antara 3,7%-16,4%. Prevalensi pada anak SMP di Jakarta Pusat sebesar 5,8% pada tahun

1995. Pada tahun 2001 di Jakarta Timur sebesar 81,6%. (Sianturi, 2003).

5. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan

kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,2 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan.

Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah

pertahanan melawan AIDS (Adbrite, 2008).

b. Dampak Rokok terhadap Kesehatan Reproduksi

1. Gangguan Kehamilan dan Janin

Wanita yang tidak merokok memiliki komplikasi yang lebih sedikit terhadap kehamilan dan memiliki bayi yang lebih sehat dibanding perokok. Merokok dapat menyebabkan kemandulan pada wanita, membuatnya sulit memiliki

(26)

bayi prematur atau dengan berat lahir rendah, penyakit pernapasan dan

penyakit lainnya. Nikotin dalam rokok akan menyebabkan pembuluh darah pada tali pusat dan uterus menyempit, sehingga akan menurunkan jumlah

oksigen yang diterima bayi. Nikotin juga menurunkan jumlah darah dalam aliran darah bayi, yang dapat berakibat berat lahir bayi menjadi rendah. Wanita yang merokok selama kahamilan memiliki resiko pecahnya membran

secara prematur sebelum proses kelahiran dimulai. Ini dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan kemungkinan kematian janin. Jika ibu menyusui

merokok, maka air susunya kemungkinan mengandung nikotin, dan akan membahayakan bayi yang meminumnya (Riwan, 2004).

2. Impotensi

Rokok dapat mempengaruhi kesuburan dan potensial seksual kaum pria. Seorang yang merokok selama bertahun-tahun akan tercemar darahnya oleh

nikotin yang melalui pembuluh darah akan dibawa ke seluruh tubuh termasuk ke organ reproduksi. Racun nikotin berpengaruh terhadap spermatogenesis atau terjadinya pembelahan sel sperma pada pria. Efek rokok tidak hanya

mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma, tetapi juga menjadi faktor resiko disfungsi ereksi (impotensi). Gangguan disfungsi ereksi (DE)

khususnya terjadi pada perokok. Semakin berat gangguan (DE), makin sulit juga pemulihannya (Anthony, 2007). Riwan (2004) mengemukakan bahwa pada pria berusia antara 31 dan 49 tahun terjadi 50% peningkatan resiko

(27)

2.2 Perilaku

Perilaku adalah hasil atau resultan antara stimulant (faktor eksternal) dengan respons (faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Dengan

perkataan lain, perilaku seseorang atau subjek ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Faktor yang membentuk perilaku itu disebut determinan.

2.2.1 Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil seseorang terhadap

objek melalui indera yang dimiliki (mata, telinga, hidung dan sebagainya). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya tersebut. 3. Aplikasi (Application)

(28)

4. Analisis (Analysis)

Adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada

kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (Syntesis)

Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap sesuatu materi atau objek (Notoadmodjo, 2003)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden.

2.2.2 Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa sikap adalah tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang diketahuinya. Jika sikap

(29)

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan:

1. Menerima (receiving)

Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan objek.

2. Menanggapi (responding)

Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi. 3. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggungjawab terhadap apa yang telah diyakininya.

Pengukuran sikap didasarkan pada intensitas dari sikap yaitu menerima, menanggapi, menghargai, bertanggungjawab. Dapat dilakukan secara langsung

ataupun tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan: 1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang

bersangkutan.

2. Memberikan pendapat dengan menggunakan kata setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan-pernyataan terhadap objek dengan menggunakan skala

Guttman (Singarimbun, 1995). Misalnya atas dasar sikapnya terhadap merokok,

responden dapat diurutkan dengan memberikan urutan ranking sebagai berikut:

(30)

2.3 Kesehatan Reproduksi

2.3.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi

International Conference on Population and Development (ICPD) Cairo

memberikan definisi Kesehatan Reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan

kecacatan.

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah kesejahteraan fisik, mental dan

sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Harahap, 2003).

2.3.2 Batasan Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami isteri yang isterinya berusia 15-49 tahun. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus

janda atau cerai (BPS, 2008).

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun dan masih haid atau pasangan suami istri

(31)

2.4 Kerangka Konsep

Berdasarkan pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka kerangka konsep dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Dari kerangka konsep di atas, dapat dijelaskan bahwa pengetahuan dan sikap bukanlah variabel independen sedangkan gangguan kesehatan reproduksi bukanlah

variabel dependen. Penelitian ini .

Gangguan Kesehatan Reproduksi - Pengetahuan

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan desain Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan

sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli

Tengah Tahun 2008.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan mulai bulan Oktober s/d Desember 2008.

Uraian rencana kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Uraian rencana kegiatan penelitian

No Uraian Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan proposal 2 Seminar proposal 3 Perbaikan

proposal 4 Pengambilan

data 5 Pengolahan

data 6 Penulisan

(33)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PUS yang ada di Kelurahan

Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2008 berjumlah 802 PUS.

3.3.2 Sampel

Sampel yang akan diambil untuk diteliti adalah PUS yang ada di Kelurahan

Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008 dengan kriteria penduduk menetap minimal 1 tahun, memiliki kartu keluarga dan KTP. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus sampel tunggal untuk pendugaan proporsi

suatu populasi (Lemeshow dkk, 1997).

2

(34)

Berdasarkan rumus di atas maka besar sampel minimal sebanyak 92 PUS,

dalam penelitian ini faktor non respon sebanyak 10 % sehingga besar sampel terpilih sebanyak 101 KK. Selanjutnya sampel diambil proportional menurut besarnya unit

yang ada di dalam masing-masing strata, yaitu n N N

n h

h = × , misalnya pada

Lingkungan I dengan jumlah 68 PUS maka besar sampel (n) di dalam kelas tersebut

adalah 101 8,6 9PUS

802 68

≈ =

× =

Maka besar sampel pada masing-masing lingkungan di Kelurahan Sibuluan Indah dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini :

Tabel 3.2 Besar sampel pada masing-masing kelas

Kelas H Nh Besar sampel

Lingkungan I 1 108 14

Lingkungan II 2 206 26

Lingkungan III 3 127 16

Lingkungan IV 4 235 29

Lingkungan V 5 126 16

Total 802 101

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple Random Sampling agar didapat sampel yang representatif, serta menggunakan tabel random (Lemeshow

(35)

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara wawancara menggunakan

kuesioner.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Kelurahan Sibuluan Indah

mengenai gambaran umum Kelurahan Sibuluan Indah antara lain luas wilayah, jumlah penduduk, batas wilayah, daftar keluarga dan jumlah PUS.

3.5 Definisi Operasional

Definisi Operasional, cara ukur, pengkategorian dan skala pengukurannya

dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini :

Tabel 3.3 Definisi Operasional, Cara Ukur, Kategori dan Skala Pengukuran Variabel/ Sub

Variabel

Definisi Operasional

Cara Ukur Kategori Skala

Gangguan Kesehatan Reproduksi

Penyakit/ gangguan kesehatan yang yang terdapat pada organ reproduksi akibat merokok

1. Impotensi 2. Gangguan

kehamilan dan janin

Nominal

1 Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui responden tentang rokok, dampak rokok terhadap kesehatan, dan hal

lain yang berhubungan

dengan rokok.

Pengetahuan diukur melalui 10 pertanyaan (Guttman).

• Untuk pertanyaan 6 dan 7

(36)

Tabel 3.2 (lanjutan) Variabel/ Sub

Variabel

Definisi Operasional

Cara ukur Kategori Skala

• Untuk pertanyaan 1 dan 3

jika responden menjawab ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga jika menjawab ya pada semua pilihan diberi skor 2 dan tidak diberi skor 0.

• Untuk pertanyaan 4 dan 5

jika responden menjawab ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga jika menjawab ya pada semua pilihan diberi skor 3 dan tidak diberi skor 0.

• Untuk pertanyaan 2 dan 9

jika responden menjawab ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga jika menjawab ya pada semua pilihan diberi skor 4 dan tidak diberi skor 0.

• Untuk pertanyaan 8 dan

10 jika responden menjawab ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga jika menjawab ya pada semua pilihan diberi skor 6 dan tidak diberi skor 0.

• Skor tertinggi yang dapat

dicapai oleh responden adalah 32.

2 Sikap Respon tertutup responden

terhadap segala sesuatu mengenai rokok

Sikap diukur berdasarkan 12 pertanyaan (Guttman)

• Untuk pertanyaan 1, 2, 3,

10, 11 dan 12 jika responden menjawab Setuju diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0.

(37)

Tabel 3.2 (lanjutan) Variabel/ Sub

Variabel

Definisi Operasional

Cara ukur Kategori Skala

• Untuk pertanyaan 5 jika

responden menjawab setuju diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga jika menjawab setuju pada semua pilihan diberi skor 2 dan tidak diberi skor 0.

• Untuk pertanyaan 6 dan 7

jika responden menjawab setuju diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga jika menjawab setuju pada semua pilihan diberi skor 3 dan tidak diberi skor 0.

• Untuk pertanyaan 4 dan 8

jika responden menjawab setuju diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga jika menjawab setuju pada semua pilihan diberi skor 4 dan tidak diberi skor 0.

• Untuk pertanyaan 9 jika

responden menjawab ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga jika menjawab ya pada semua pilihan diberi skor 6 dan tidak diberi skor 0.

• Skor tertinggi yang dapat

(38)

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Pengolahan Data dan Analisis Data

Kegiatan pengolahan data dilakukan setelah semua data dikumpulkan

kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan bantuan komputer. Analisis data yang dilakukan berupa analisis univariat/deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik masing-masing variabel dengan menggunakan tabel

(39)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kelurahan Sibuluan Indah

Kelurahan Sibuluan Indah terbentuk pada tahun 2006 dan terletak di Jalan Padang Sidempuan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai luas

wilayah ± 404 Ha. Kelurahan Sibuluan Indah secara geografis terletak di daerah bukan pesisir dan topografi wilayah berupa dataran rendah dengan ketinggian 50

meter dari permukaan laut. Kelurahan Sibuluan Indah terletak ± 3 km dari ibu kota Kabupaten dan Pusat Kecamatan. Kelurahan Sibuluan Indah terdiri dari 5 lingkungan yakni Pagaran, Huta Tonga, Batu Harimo, Lubuk Tukko, Simpang Kuala.

a. Geografis

Secara geografis Kelurahan Sibuluan Indah mempunyai batas-batas wilayah antara lain :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sibuluan Nauli.  Sebelah Selatan bertabasan dengan Kecamatan Pandan  Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Lubuk Tukko  Sebelah Timur berbatasan dengan Aek Tolang.

b. Demografis

Berdasarkan data demografi Kelurahan Sibuluan Indah tahun 2008, jumlah

(40)

Tabel 4.1 Distribusi penduduk Kelurahan Sibuluan Indah Tahun 2008 Laki-laki Perempuan

1. Pagaran 293 302 154 108 602

Sumber : Kelurahan Sibuluan Indah Tahun 2008

Sumber penghasilan utama penduduk di Kelurahan Sibuluan Indah adalah pertanian, pertambangan dan penggalian, perdagangan, perikanan dan angkutan. Suku

bangsa yang mendominasi adalah pesisir dan batak.

4.2 Gambaran Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan

keluarga per bulan.

Tabel. 4.2 Distribusi menurut karakteristik responden di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

Variabel n %

Umur Suami

15-24 tahun 7 6,9

25-34 tahun 45 44,6

35-44 tahun 32 31,7

44-55 tahun 17 16,8

Umur Istri

15-24 tahun 18 17,8

25-34 tahun 48 47,5

35-44 tahun 28 27,7

(41)

Tabel 4.2 (Lanjutan)

Variabel n %

Pendidikan Suami

Tamat SD 4 4,0

Tamat SMP 24 23,8

Tamat SMA 53 52,5

Perguruan Tinggi 20 19,8

Pendidikan Istri

Tamat SD 12 11,9

Tamat SMP 39 38,6

Tamat SMA 41 40,6

Perguruan Tinggi 9 8,9

Pekerjaan Suami

PNS 10 9,9

Pekerjaan Istri

PNS 14 13,9

Penghasilan keluarga (Rp.)

<= Rp. 822.205 52 51,5

> Rp. 822.205 49 48,5

Dari tabel 4.2 tentang karakteristik responden dapat dilihat bahwa umur suami

paling banyak pada kelompok umur 25-34 tahun (44,6%) dan yang paling sedikit adalah pada kelompok umur 15-24 tahun (6,9%). Berdasarkan umur istri yang paling

(42)

suami yang paling banyak adalah tamat SMA (52,5%) dan yang paling sedikit adalah

tamat SD (4,0%). Sedangkan untuk tingkat pendidikan istri yang paling banyak adalah tamat SMA (40,6%) dan yang paling sedikit adalah tamat perguruan tinggi

(8,9%). Selanjutnya dari segi pekerjaan suami yang paling banyak adalah wiraswasta (21,8%) dan yang paling sedikit adalah PNS (9,9%). Sedangkan untuk pekerjaan istri yang paling banyak adalah IRT (55,4%) dan yang paling sedikit adalah buruh (3,0%).

Untuk penghasilan keluarga diketahui bahwa proporsi pendapatan yang ≤ atau > Rp. 822.205,- tidak berbeda (UMP Sumut, 2008).

4.3 Gambaran Merokok pada Pasangan Usia Subur (PUS)

Gambaran merokok pada responden meliputi pernah tidaknya responden

merokok, apakah saat ini masih merokok, apakah ada keinginan untuk berhenti merokok, alasan merokok, kapan mulai merokok, dan jumlah batang rokok yang dihisap dalam sehari dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel. 4.3 Distribusi merokok pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

Variabel n %

Pernah merokok - Suami

Ya 93 92,1

Tidak 8 7,9

- Istri

Ya 31 30,7

Tidak 70 69,3

Keinginan berhenti merokok - Suami

Ya 77 82,8

Tidak 16 17,2

- Istri

(43)

Tabel 4.3 (Lanjutan)

Variabel n %

Masih merokok - Suami

Alasan merokok - Suami

Menghilangkan stress 32 34,4

Menghilangkan rasa kantuk 10 10,8

Mengakrabkan suasana 16 17,2

Merupakan kebutuhan 28 30,1

Membantu konsentrasi 7 7,5

- Istri

Menghilangkan stress 14 45,2

Ingin coba-coba 4 12,9

Menghilangkan rasa kantuk 4 12,9

Mengakrabkan suasana 6 19,4

Membantu konsentrasi 3 9,7

Mulai merokok - Suami

(44)

Dari tabel 4.3 tentang gambaran merokok pada responden dapat dilihat bahwa

jumlah suami yang pernah merokok adalah 93 orang (92,1%) dan jumlah istri yang pernah merokok adalah 31 orang (30,7%). Dari 93 orang suami yang pernah merokok

sebanyak 77 orang (82,8%) yang mempunyai keinginan berhenti merokok, sedangkan dari 31 orang istri yang merokok semuanya (100%) mempunyai keinginan untuk berhenti merokok. Dari 93 orang suami yang pernah merokok sebanyak 80 orang

(86%) saat ini masih merokok, sedangkan dari 31 orang istri yang merokok terdapat 10 orang (32,3%) saat ini masih merokok.

Berdasarkan alasan suami merokok paling banyak adalah untuk menghilangkan stress (34,4%) dan yang paling sedikit adalah untuk membantu konsentrasi (7,5%), sedangkan alasan istri merokok paling banyak adalah untuk

menghilangkan stress (45,2%) dan yang paling sedikit adalah untuk membantu konsentrasi (9,7%).

Selanjutnya berdasarkan suami mulai merokok paling banyak adalah pada saat SMP yaitu 48 orang (51,6%) dan yang paling sedikit adalah pada saat Perguruan Tinggi yaitu 5 orang (5,4%), sedangkan istri mulai merokok paling banyak adalah

pada saat SMP yaitu 14 orang (13,9%) dan yang paling sedikit adalah pada saat kerja yaitu 1 orang (1%).

Untuk jumlah batang rokok yang dihabiskan suami dalam sehari paling banyak adalah 11-21 batang (47,3%) dan yang paling sedikit adalah ≤ 10 batang (15,%), sedangkan jumlah batang rokok yang dihabiskan istri paling banyak adalah ≤

(45)

4.4 Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan

akibat Merokok

Gambaran pengetahuan PUS tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat

rokok dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 4.4 Distribusi menurut Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

Variabel Tahu Tidak tahu

n % n %

Jenis rokok: - Suami

Dampak rokok secara umum: - Suami

Gangguan kesehatan reproduksi akibat rokok:

(46)

Tabel 4.4 (Lanjutan)

Variabel Tahu Tidak tahu

n % n %

Gangguan kehamilan dan janin akibat rokok:

- Suami

Impotensi/kemandulan akibat rokok:

Perokok pasif mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit:

- Suami 78 77,2 23 22,8

- Istri 75 74,3 26 25,7

Rokok dapat menyebabkan kecanduan/ketagihan:

- Suami 81 80,2 20 19,8

- Istri 77 76,2 24 23,8

Dampak Psikologis rokok: - Suami

Mengurangi ketegangan 40 39,6 61 60,4

Membantu konsentrasi 69 68,3 32 31,7

Menghilangkan stress dan kebosanan 85 84,2 16 15,8

Menghilangkan rasa kantuk 71 70,3 30 29,7

Mengakrabkan suasana 40 39,6 61 60,4

(47)

Tabel 4.4 (Lanjutan)

Variabel Tahu Tidak tahu

n % n %

- Istri

Mengurangi ketegangan 40 39,6 61 60,4

Membantu konsentrasi 65 64,4 36 35,6

Menghilangkan stress dan kebosanan 93 92,1 8 7,9

Menghilangkan rasa kantuk 75 74,3 26 25,7

Mengakrabkan suasana 39 38,6 62 61,4

Menambah percaya diri 30 29,7 71 70,3

Penyebab seseorang merokok: - Suami

Ketidakharmonisan keluarga 60 59,4 41 40,6

Bujukan/paksaan teman 39 38,6 62 61,4

Ingin cobo-coba 101 100,0 - -

Iklan rokok 39 38,6 62 61,4

- Istri

Ketidakharmonisan keluarga 59 58,4 42 41,6

Bujukan/paksaan teman 34 33,7 67 66,3

Ingin coba-coba 101 100,0 - -

Iklan rokok 40 39,6 61 60,4

Zat kimia beracun yang terkandung dalam rokok:

(48)

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pengetahuan suami tentang jenis rokok berdasarkan penggunaan filter yang paling banyak adalah rokok filter yaitu 96 orang

(95,0%) dan untuk pengetahuan istri mengenai jenis rokok juga paling banyak adalah rokok filter 99 orang (98,0%).

Berdasarkan pengetahuan suami tentang dampak rokok secara umum yang paling banyak adalah kanker paru-paru yaitu 90 orang (89,1%) dan yang paling sedikit adalah penyakit stroke yaitu 33 orang (32,7%), sedangkan untuk pengetahuan

istri tentang dampak rokok secara umum yang paling banyak adalah kanker paru-paru yaitu 75 orang (74,3) dan yang paling sedikit adalah penyakit stroke yaitu 16 orang

(15,8%).

Berdasarkan pengetahuan suami tentang gangguan kesehatan reproduksi

akibat rokok yang paling banyak adalah gangguan kehamilan dan janin yaitu 93 orang (92,1%) dan untuk pengetahuan istri tentang gangguan kesehatan reproduksi

akibat rokok yang paling banyak adalah gangguan kehamilan dan janin yaitu 84 orang (83,2%).

Berdasarkan pengetahuan suami tentang gangguan kehamilan dan janin akibat rokok yang paling banyak adalah keguguran/kematian janin yaitu 92 orang (91,1%)

(49)

Berdasarkan pengetahuan suami tentang impotensi/kemandulan akibat rokok

yang paling banyak adalah kualitas sperma berkurang yaitu 59 orang (58,4%) dan untuk pengetahuan istri tentang impotensi/kemandulan akibat rokok yang paling

banyak adalah kualitas sperma berkurang yaitu 48 orang (47,5%).

Berdasarkan pengetahuan tentang perokok pasif mempunyai risiko lebih besar

terkena penyakit yaitu 78 orang (77,2%) suami tahu dan 75 (74,3%) istri tahu.

Berdasarkan pengetahuan tentang rokok dapat menyebabkan kecanduan/ketagihan yaitu 81 orang (80,2%) suami dan 77 orang (76,2%) istri tahu.

Berdasarkan pengetahuan suami tentang dampak psikologis akibat rokok yang paling banyak adalah menghilangkan stress dan kebosanan yaitu 85 orang (84,2%)

dan yang paling sedikit adalah menambah percaya diri yaitu 34 orang (33,7%), sedangkan untuk pengetahuan istri tentang dampak psikologis akibat rokok yang paling banyak adalah menghilangkan stress dan kebosanan yaitu 93 orang (92,1%)

dan yang paling sedikit adalah menambah percaya diri yaitu 30 orang (29,7%).

Berdasarkan pengetahuan suami tentang penyebab seseorang merokok yang paling banyak adalah ingin coba-coba yaitu 101 orang (100,0%) dan yang paling sedikit adalah bujukan/paksaan teman dan iklan rokok yaitu 39 orang (38,6%)

sedangkan untuk pengetahuan istri tentang penyebab seseorang merokok yang paling banyak adalah ingin coba-coba yaitu 101 orang (100,0%) dan yang paling sedikit

(50)

Berdasarkan pengetahuan suami tentang zat kimia beracun yang terkandung

dalam rokok yang paling banyak tahu adalah nikotin yaitu 91 orang (90,1%) dan yang paling sedikit adalah metanol yaitu 10 orang (9,9%) sedangkan untuk pengetahuan

istri tentang zat kimia beracun yang terkandung dalam rokok yang paling banyak tahu adalah Nikotin yaitu 75 orang (74,3%) dan yang paling sedikit tahu adalah Tar yaitu 47 orang (46,5%).

Tabel. 4.5 Distribusi menurut Kategori Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

Variabel n %

Pengetahuan tentang gangguan

kesehatan reproduksi akibat merokok : - Suami

Baik 25 24,8

Sedang 61 60,4

Kurang 15 14,9

- Istri

Baik 22 21,8

Sedang 55 54,4

Kurang 24 23,8

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pengetahuan suami tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok yang paling banyak adalah pengetahuan sedang yaitu 61 orang (60,4%) dan yang paling sedikit adalah pengetahuan kurang yaitu 15

orang (14,9%), sedangkan pengetahuan istri tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok yang paling banyak adalah pengetahuan sedang yaitu 55 orang

(51)

4.5 Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan akibat

Rokok

Gambaran sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan

reproduksi akibat rokok dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 4.6 Distribusi menurut Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

Variabel Setuju Tidak setuju

n % n %

Rokok dapat menyebabkan kecanduan/ketagihan:

- Suami 82 81,2 19 18,8

- Istri 80 79,2 21 20,8

Perokok pasif mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit:

- Suami 68 67,3 33 32,7

- Istri 66 65,3 35 34,7

Semakin cepat merokok besar terkena gangguan kesehatan:

- Suami 67 66,3 34 33,7

- Istri 60 59,4 41 40,6

Dampak rokok secara umum: - Suami

Gangguan kesehatan reproduksi akibat rokok:

(52)

Tabel 4.6 (Lanjutan)

Variabel Setuju Tidak setuju

n % n %

Gangguan kehamilan dan janin akibat rokok:

- Suami

Impotensi/kemandulan akibat rokok:

Penyebab seseorang merokok: - Suami

Ketidakharmonisan keluarga 57 56,4 44 43,6

Bujukan/paksaan teman 37 36,6 64 63,4

Ingin cobo-coba 99 98,0 2 2,0

Iklan rokok 39 38,6 62 61,4

- Istri

Ketidakharmonisan keluarga 59 58,4 42 41,6

Bujukan/paksaan teman 27 26,7 74 73,3

Ingin coba-coba 99 98,0 2 2,0

Iklan rokok 37 36,6 64 63,4

Dampak Psikologis rokok: - Suami

Mengurangi ketegangan 37 36,6 64 63,4

Membantu konsentrasi 67 66,3 34 33,7

Menghilangkan stress dan kebosanan 82 81,2 19 18,8

Menghilangkan rasa kantuk 70 69,3 31 30,7

Mengakrabkan suasana 45 44,6 56 55,4

(53)

Tabel 4.6 (Lanjutan)

Variabel Setuju Tidak setuju

n % n %

- Istri

Mengurangi ketegangan 99 98,0 2 2,0

Membantu konsentrasi 67 66,3 34 33,7

Menghilangkan stress dan kebosanan 89 88,1 12 11,9

Menghilangkan rasa kantuk 79 78,2 22 21,8

Mengakrabkan suasana 46 45,5 55 54,5

Menambah percaya diri 23 22,8 78 77,2

Merokok memerlukan biaya yang besar:

- Suami 84 83,2 17 16,8

- Istri 81 80,2 20 19,8

Merokok merupakan perilaku awal seseorang menjadi pengguna narkoba:

- Suami 55 54,5 46 45,5

- Istri 66 65,3 35 34,7

Merokok dapat menurunkan berat badan:

- Suami 43 42,6 58 57,4

- Istri 62 61,4 39 38,6

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sikap responden tentang rokok dapat menyebabkan kecanduan/ketagihan yaitu 82 orang (81,2%) suami setuju dan 80

orang (79,2%) istri setuju.

Berdasarkan sikap responden tentang perokok pasif mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit yaitu 68 orang (67,3%) suami setuju dan 66 orang (65,3%)

istri setuju.

Berdasarkan sikap responden semakin cepat seseorang merokok semakin

(54)

Berdasarkan sikap suami tentang dampak rokok secara umum yang paling

banyak adalah kanker paru-paru yaitu 97 orang setuju (96,0%) dan yang paling sedikit adalah penyakit stroke yaitu 23 orang setuju (22,8%), sedangkan untuk sikap

istri tentang dampak rokok secara umum yang paling banyak adalah kanker paru-paru yaitu 99 orang setuju (98,0%) dan yang paling sedikit adalah penyakit stroke yaitu 23 orang setuju (22,8%).

Berdasarkan sikap suami tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat rokok sebanyak 77 orang setuju (76,2%) rokok dapat menagkibatkan gangguan kehamilan

dan janin yaitu dan untuk sikap istri tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat rokok sebanyak 95 orang (94,1%) setuju rokok dapat mengakibatkan gangguan kehamilan dan janin.

Berdasarkan gangguan kehamilan dan janin akibat rokok tidak ada perbedaan antara sikap suami dan sikap istri yaitu 95 orang (94,1%) setuju.

Berdasarkan sikap suami tentang impotensi/kemandulan akibat rokok yang paling banyak adalah kualitas sperma berkurang dan kuantitas sperma berkurang yaitu 63 orang setuju (62,4%), sedangkan sikap istri tentang impotensi/kemandulan

akibat rokok yang paling banyak adalah kualitas sperma berkurang yaitu 57 orang setuju (56,4%).

Berdasarkan sikap suami tentang penyebab seseorang merokok yang paling banyak adalah ingin coba-coba yaitu 99 orang setuju (98,0%) dan yang paling sedikit adalah bujukan/paksaan teman yaitu 37 orang (36,6%) sedangkan untuk sikap istri

(55)

yaitu 99 orang setuju (98,0%) dan yang paling sedikit adalah bujukan/paksaan teman

yaitu 27 orang setuju (26,7%).

Berdasarkan sikap suami tentang dampak psikologis akibat rokok yang paling

banyak adalah menghilangkan stress dan kebosanan yaitu 82 orang setuju (81,2%) dan yang paling sedikit adalah menambah percaya diri yaitu 29 orang setuju (28,7%), sedangkan untuk sikap istri tentang dampak psikologis akibat rokok yang paling

banyak adalah menghilangkan stress dan kebosanan yaitu 89 orang setuju (88,1%) dan yang paling sedikit adalah menambah percaya diri yaitu 23 orang setuju (22,8%).

Berdasarkan sikap responden tentang merokok memerlukan biaya yang besar yaitu 84 orang (83,2%) suami setuju dan 81 orang (80,2%) istri setuju.

Berdasarkan sikap responden tentang merokok merupakan perilaku awal

seseorang menjadi pengguna narkoba yaitu 55 orang (54,5%) suami setuju dan 66 orang (65,3%) istri setuju.

Berdasarkan sikap responden tentang merokok dapat menurunkan berat badan yaitu 43 orang (42,6%) suami setuju dan 62 orang (61,4%) istri setuju.

Tabel. 4.7 Distribusi menurut Kategori Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

Variabel n %

Sikap tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok : - Suami

Baik 27 26,8

Sedang 67 66,3

Kurang 7 6,9

- Istri

Baik 14 13,9

Sedang 79 78,2

(56)

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sikap suami tentang gangguan kesehatan

reproduksi akibat merokok yang paling banyak adalah sikap sedang yaitu 67 orang (66,3%) dan yang paling sedikit adalah sikap kurang yaitu 7 orang (6,9%), sedangkan

sikap istri tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok yang paling banyak adalah sikap sedang yaitu 79 orang (78,2%) dan yang paling sedikit adalah mempunyai sikap kurang yaitu 8 orang (7,9%).

4.6 Kategori Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang

Gangguan Kesehatan akibat Merokok

Gambaran Pengetahuan dan sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat rokok dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 4.8 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

Variabel n %

Pengetahuan PUS :

(57)

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS)

tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok paling banyak adalah pengetahuan suami sedang dan istri sedang yaitu 28 PUS (27,7%) dan yang paling

sedikit adalah pengetahuan suami kurang dan istri kurang yaitu 1 PUS (1%). Untuk Berdasarkan sikap Pasangan Usia Subur (PUS) tentang gangguan kesehatan reproduksi akibat merokok paling banyak adalah sikap suami sedang dan istri sedang

yaitu 57 PUS (56,4%) dan yang paling sedikit adalah sikap suami kurang dan istri sedang yaitu 1 PUS (1%).

4.7 Hubungan Umur dan Tingkat Pendidikan dengan Merokok pada

Pasangan Usia Subur (PUS)

Tabel.4.9 Tabulasi Silang Umur dan Tingkat Pendidikan dengan merokok Pasangan Usia Subur (PUS) di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

Variabel Pernah Merokok Tidak Merokok

Total

n % n %

Kelompok Umur : - Suami

Tingkat Pendidikan : - Suami

Tamat SD 4 100 - - 4

Tamat SMP 22 91,7 2 8,3 24

Tamat SMA 49 92,5 4 7,5 53

(58)

Tabel 4.9 (Lanjutan)

Variabel Pernah Merokok Tidak Merokok

Total

n % n %

- Istri

Tamat SD 5 41,7 7 58,3 12

Tamat SMP 10 25,6 29 74,4 39

Tamat SMA 14 34,1 27 65,9 41

Perguruan Tinggi 2 22,2 7 77,8 9

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa persentase dari 93 suami yang pernah

merokok paling banyak pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu 44 orang (97,8%) dan paling sedikit pada kelompok umur 15-24 tahun yaitu 6 orang (85,7%), sedangkan persentase dari 8 orang suami yang tidak merokok paling banyak pada kelompok

umur 15-24 tahun yaitu 1 orang (14,3%) dan yang paling sedikit pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu 1 orang (2,2%).

Berdasarkan persentase dari 31 istri yang pernah merokok paling banyak pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu 18 orang (37,5%) dan paling sedikit pada kelompok umur 15-24 tahun yaitu 4 orang (22,2%), sedangkan persentase dari 70 istri

yang tidak merokok paling banyak pada kelompok umur 15-24 tahun yaitu 14 orang (77,8%) dan yang paling sedikit pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu 30 orang

(62,5%).

Berdasarkan tingkat pendidikan suami, dari 93 suami yang pernah merokok persentase yang paling banyak adalah Tamat SD yaitu 4 orang (100%) dan paling

sedikit adalah Perguruan Tinggi yaitu 18 orang (90%), sedangkan dari 8 orang suami yang tidak merokok persentase paling banyak adalah Perguruan Tinggi yaitu 2 orang

(59)

Berdasarkan tingkat pendidikan istri, dari 31 istri yang pernah merokok

persentase yang paling banyak adalah Tamat SD yaitu 5 orang (41,7%) dan paling sedikit adalah Perguruan Tinggi yaitu 2 orang (22,2%), sedangkan dari 70 orang istri

yang tidak merokok persentase yang paling banyak adalah Perguruan Tinggi yaitu 7 orang (77,8%) dan yang paling sedikit adalah Tamat SD yaitu 7 orang (58,3%).

4.8 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dengan

Merokok

Tabel.4.10 Tabulasi Silang Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Merokok di Kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

Variabel Pernah Merokok Tidak Merokok

Total

n % n %

Pengetahuan Suami :

Baik 20 80,0 5 20,0 25

Sedang 58 95,1 3 4,9 61

Kurang 15 100,0 - - 15

Pengetahuan Istri :

Baik 8 36,4 14 63,6 22

Sikap Istri

Baik 2 14,3 12 85,7 14

Sedang 29 36,7 50 63,3 79

Kurang - - 8 100,0 8

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa persentase dari 93 suami yang pernah

Gambar

Gambar 2.1 Bahan Kimia yang terdapat    dalam rokok
Tabel 3.1 Uraian rencana kegiatan penelitian No Uraian Oktober November
Tabel 3.2 Besar sampel pada masing-masing kelas
Tabel 3.3 Definisi Operasional, Cara Ukur, Kategori dan Skala Pengukuran Variabel/ Sub Definisi Cara Ukur Kategori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Website sejahtera foto ini diharapkan dapat mempermudah user untuk mencari informasi Tentang kamera digital dan memesannya tanpa harus pergi ke toko kamera Digital tersebut. Untuk

Bahwa perlu adanya pemberian penghargaan dari Kementerian Agama terhadap para kepala daerah provinsi dan kepala daerah kabupaten/kota yang memiliki kepedulian dan

Adapun saran yang ingin dikemukakan penulis sehubung dengan sistem pakar identifikasi penyakit pada tanaman pisang, diharapkan dapat bermanfaat bagi masarakat

3 KEMAMPUAN STRATEGI KOMUNIKASI.. Deskripsi Singkat : Mata Diklat ini memfasilitasi peserta untuk menilai kualitas kepemimpinannya dan menyusun rencana aksi untuk

Telah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh para peneliti untuk membangun suatu sistem berbasis pengenalan wajah dengan menggunakan berbagai metode yang

ad* b)» Xalau kita baoa bunyi dari paoal 1601 b Btff maka da* patlah kita oimpulkon batata, oobelum waktu yang di- perjanjikan dalaa suatu porjanjian pemborongan itu habio,

Hal ini sejalan dengan pernyataan Sanchez dan Larrea (1972) melalui percobaan umur bibit padi dengan mulai umur 30 sampai dengan 105 hari pembibitan pada tiga