• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Rancang Bangun Integrasi Jaringan Komputer Antar Gedung di PG. Kremboong.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Rancang Bangun Integrasi Jaringan Komputer Antar Gedung di PG. Kremboong."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

DI PG. KREMBOONG LAPORAN KERJA PRAKTEK

Disusun Oleh :

Johan Ananda (09.41020.0081)

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2012

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(2)

iv

Penggunaan sistem informasi dewasa ini telah mencakup seluruh aspek kehidupan. Hampir setiap hari muncul informasi dan inovasi baru dalam bidang sistem informasi, salah satu inovasinya adalah ERP (Enterprise Resource Planning) dan ESP (Enterprise System Portal), dimana aplikasi ERP dan ESP mampu berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi.

Untuk mendukung aplikasi ERP dan ESP tersebut, diperlukan suatu jaringan komputer yang memungkinkan komunikasi data terpusat pada server dengan komputer pengguna (user).

Pada kerja praktek kali ini, di bangunlah sebuah Local Area Network

(LAN) sehingga memungkinkan untuk pengguna jaringan pada Pabrik Gula (PG) Kremboong dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya tanpa harus dibatasi oleh ruang.

Pemanfaatan Mikrotik Router OSTM sebagai internet gateway dari jaringan lokal merupakan salah satu solusi yang baik, disamping harganya yang terjangkau juga berbasis sistem operasi Linux yang merupakan opensource sehingga mudah dalam penggunaannya

Kata kunci: LAN, internet, MikroTik, Wireless Network

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(3)

vii

Halaman

ABSTRAKSI... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Pembatasan Masalah ... 2

1.4. Tujuan ... 3

1.5. Waktu dan Pelaksanaan ... 3

1.6. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 5

2.1. Sejarah dan Perkembangan... 5

2.1.1. PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)... 5

2.1.2. Pabrik Gula (PG) Kremboong... 7

2.2. Visi dan Misi ... 9

2.2.1. Visi... 9

2.2.2. Misi... 9

2.3. Struktur Organisasi ... 10

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(4)

viii

3.1.1. Jenis Jaringan Komputer ... 13

3.1.2. Komponen Jaringan ... 16

3.1.3. Topologi Jaringan ... 22

3.1.4. IP Address Versi 4 ... 27

3.1.5. Model Hubungan Client-Server ... 30

3.2. Sejarah MikroTik... 31

3.3. Pengenalan MikroTik ... 32

3.4. Fitur - Fitur MikroTik ... 33

3.5. Cara Konfigurasi MikroTik ... 35

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK ... 37

4.1. Pengumpulan Data... 38

4.2. Topologi dan Perangkat Penyusun Jaringan... 43

4.3. Implementasi Perangkat Penyusun Jaringan ... 46

4.3.1. MikroTik RB450G ... 47

4.3.2. Wireless Router TP-Link TL-WR741ND ... 49

4.3.3. Switch Gigabit TP-Link ... 51

4.3.4. Antena dan Bullet... 53

4.3.5. Lightning Arrester... 57

4.3.6. Kabel ... 58

4.3.7. PC... 59

4.3.8. Server ... 59

4.4. Bukti Pengujian ... 60

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(5)

ix

5.1 Kesimpulan ... 64 5.2 Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA ... 65

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(6)

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman saat ini di ikuti oleh kemajuan teknologi informasi, sehingga memungkinkan untuk saling berbagi informasi dari suatu tempat ke tempat yang lain baik secara online maupun secara offline dalam suatu waktu.

Jaringan komputer merupakan salah satu cara dari penerapan teknologi informasi. Karena pentingnya jaringan komputer, dewasa ini hampir seluruh perusahaan baik swasta maupun pemerintahan menggunakan media jaringan komputer dalam komunikasi datanya.

Begitu pula pada PT. Perkebunan Nusantara X (persero) yang telah mengupayakan berbagai cara untuk membuat semua sistem yang digunakan menjadi lebih mudah dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi, terutama dalam hal database mulai dari pengelolaan seluruh aktifitas perusahaan.

Sistem yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara X (persero) surabaya adalah ERP (Enterprise Resource Planning), sebuah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasional, produksi maupun distribusi di perusahaan (wikipedia, 2012), sistem informasi ini memerlukan suatu jaringan komputer yang telah berdiri.

Pabrik Gula (PG) Kremboong yang merupakan unit usaha gula yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara X (persero) rencananya akan

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(7)

menggunakan aplikasi ERP, namun jaringan komputernya belum berdiri dan dalam pengiriman data dari tiap kantornya masih manual.

Oleh karena itu dalam kerja praktek ini dirancang dan dibangun integrasi jaringan komputer antar gedung untuk Pabrik Gula (PG) Kremboong, dan diharapkan sudah berdiri sebelum implementasi aplikasi ERP dan ESP.

1.2. Perumusan Masalah

Hasil dari kerja praktek yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara X (persero) telah diberikan beberapa perumusan masalah, adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang sebuah jaringan yang berada di Pabrik Gula (PG)

Kremboong yang tempatnya terpisah oleh gedung yang berbeda ? 2. Bagaimana pemilihan media transmisi berdasarkan lingkungan pabrik ?

3. Apa saja perangkat yang akan di gunakan dalam menyusun jaringan komputer di Pabrik Gula (PG) Kremboong ?

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam pembuatan laporan hasil kerja praktek ini, adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghubungkan antara jaringan lokal yang akan dibuat dengan jaringan luar, digunakan Router MikroTik OS seri RB450G.

2. Media Transmisi yang digunakan adalah kabel CAT 6 dengan konektor RJ45 yang menghubungkan server, router MikroTik OS dan switch yang terpasang, CAT 5 dengan konektor RJ45 menghubungkan tiap end device, antena yang

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(8)

menghubungkan gedung yang terpisah oleh jarak dan rintangan dan bertindak sebagai wireless LAN.

3. Untuk men-setting router MikroTik OS menggunakan program yang bernama

“Winbox-2.2.18”.

4. Karena Router hanya memiliki 5 buah port gigabit, maka untuk memperbanyak port digunakan server yang memiliki 16 port gigabit sebagai

Switch.

1.4. Tujuan

Kerja Praktek yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara X (persero) memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Merancang suatu jaringan yang dimana user dapat mencakup seluruh tempat dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh.

2. Menentukan lokasi yang tidak terjangkau dan memberikan solusi untuk menghubungkannya.

3. Memilih router, switch, kabel, antena, konektor, dan perangkat – perangkat pendukung lainnya.

1.5. Waktu dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kerja praktek di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara X (persero) yang beralamatkan Jl. Jembatan Merah No. 3 – 11 dan di Pabrik Gula (PG) Kremboong yang beralamatkan kec. Krembung kab. Sidoarjo, selama 4 minggu, dimulai pada tanggal 2 Juli – 2 Agustus 2012. Adapun waktu kerja praktek melebihi dari waktu yang tertera dikarenakan adanya waktu pertimbangan

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(9)

bagi perusahaan untuk menyediakan perangkat yang dibutuhkan, sehingga mempengaruhi jadwal pemasangan perangkat menjadi 2 Agustus – 16 Agustus 2012.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari laporan kerja praktek yang dibuat adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan kerja praktek, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, diantaranya riwayat dan institusi perusahaan serta struktur organisasi perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori – teori yang mendukung penyelesaian laporan kerja praktek ini, yang berhubungan dengan jaringan komputer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil dari perancangan, pemasangan, dan pengujian yang dilakukan pada saat kerja praktek.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir dari laporan ini, menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil kerja praktek yang tertulis dalam laporan kerja praktek ini.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(10)

5

Sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara, PTPN X (PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)) dikenal sebagai salah satu perusahaan peninggalan Belanda yang merupakan sebuah sektor penting dalam membangun perekonomian dan kesejahteraan bangsa. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan perkebunan negara, PTPN X memiliki beberapa cabang pengolahan hasil perkebunan di antaranya tebu dan tembakau yang tersebar di daerah terpencil di pelosok Nusantara. PTPN X memiliki tujuan seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar No. 47 Tanggal 13 Agustus 2008 yaitu, Melakukan usaha di bidang agrobisnis dan agroindustri serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan untuk menghasilkan barang dan / jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip – prinsip Perseroan Terbatas.

2.1. Sejarah dan Perkembangan

2.1.1. PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)

Didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah R.I. No. 15 tanggal 14 Februari 1996 tentang pengalihan bentuk Badan Usaha Milik Negara dari PT. Perkebunan (Eks. PTP 19, Eks. PTP 21 – 22 dan Eks. PTP 27) yang dilebur menjadi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) dan tertuang dalam akte notaris Harun Kamil, SH No. 43 tanggal 11 Maret 1996 yang mengalami perubahan

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(11)

kembali sesuai akte notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo SH No. 01 tanggal 12 Juli 2002.

Bisnis utama PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) adalah:

1. Industri Gula yang dipasarkan didalam negeri melalui persaingan bebas dan terkoordinir (lelang dan negosiasi), sedang pembeli produk tetes adalah pabrikan (end user) dan trader.

2. Tembakau, dilakukan penjualan langsung kepada pembeli industri (pabrikan) dan pembeli pedagang (trader) juga dipasarkan ke luar negeri (ekspor) melalui lelang dengan mengirim produk contoh.

3. Rumah Sakit diproyeksikan untuk memenuhi fungsi sosial dan merupakan unit usaha mandiri.

Unit usaha lain yang merupakan kerjasama dan anak perusahaan bergerak di bidang:

1. Jasa Cutting Bobbin (pembungkus cerutu) kerjasama dengan Burger Soehne Ag Burg (BSB) Swiss.

2. Karung Plastik kerjasama dengan PT. Surya Satria Sembada, Jakarta dengan nama PT. Dasaplast Nusantara. Produk Plastik, Innerbag, dan Waring

utamanya untuk memenuhi kebutuhan Pabrik Gula (PG) dan kebun tembakau sendiri, juga dilakukan ekspor ke Malaysia dan pasar dalam negeri.

3. Budidaya Kedelai Edamame dan Okura kerjasama dengan PT. Bahana Artha Ventura dengan nama PT. Mitratani Dua Tujuh. Produk kedelai Edamame ini utamanya untuk ekspor ke Jepang, namun juga dilakukan upaya pemasaran dalam negeri.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(12)

2.1.2. Pabrik Gula (PG) Kremboong

Pabrik Gula (PG) Kremboong didirikan Oleh N.V. Cooy dan Coster Van Voor Hout pada tahun 1847 di Desa Krembung, kabupaten Sidoarjo. Pada saat itu Pabrik Gula (PG) Kremboong memproduksi gula masih dengan tenaga manusia yang dibantu dengan peralatan yang masih sederhana, dan masih bersifat home industry.

Pada saat Belanda mengalami kekalahan perang atas tentara Jepang, sehingga kedudukan Belanda di Indonesia digeser oleh Jepang. Pabrik Gula (PG) Kremboong pada masa kedudukan Jepang tidak hanya digunakan untuk memproduksi gula, tetapi juga digunakan untuk pembuatan senjata perang.

Selang beberapa tahun pecah perang dunia II antar Jepang melawan Sekutu, Jepang Mengalami kekalahan sehingga terjadi kevakuman kekuasaan di Negara Indonesia. Sehingga Pada tahun 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, selanjutnya Pabrik Gula (PG) yang dikuasai oleh Jepang diambil alih oleh Indonesia. Pada saat itu Pabrik Gula (PG) Kremboong belum dapat memproduksi gula karena situasi negara yang masih belum stabil.

Setelah perang dunia II pada tahun 1948, Belanda masuk lagi Ke Indonesia, sehingga perusahaan - perusahaan Belanda yang ada di Indonesia dikuasai lagi. Baru pada tahun 1950 Pabrik Gula (PG) Kremboong dibangun lagi dan mulai berproduksi kembali.

Pada tahun 1957, saat terjadi perebutan Irian Barat, semua perusahaan di Indonesia yang dikuasai oleh bangsa asing diambil oleh bangsa Indonesia. Pada tahun itu kepengurusan ditangani oleh Kementrian Perkebunan Lama (Perusahaan Perkebunan Negara Lama ) diubah menjadi Perusahaan Negara Perkebunan

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(13)

(PNP). Kemudian tahun 1973 PNP diubah lagi menjadi PTP (Perseroan Terbatas Perkebunan). Dengan terbentuknya PTP ini maka PNP XXI dan PNP XXII dilebur menjadi satu yaitu PTP XXI - XXII. Dimana Pabrik Gula (PG) Kremboong termasuk didalamnya.

Berdasarkan peraturan pemerintah RI no.15 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 maka diadakan PTP XXI - XXII dan PTP XIX Klaten Jawa Tengah dan PTP XXVII Jember Jawa Timur digabung menjadi PTP Nusantara X (Persero). Berdasarkan akte pendirian perseroan terbatas (PTPN X) dengan surat keputusan no.43 tanggal 11 Maret 1996 sesuai daftar keputusan Menteri Kehakiman RI no. C-2-8338 HT.01.01 tahun 1996, diumumkan dalam berita RI no.81 tanggal 08 Oktober 1996.

Unit perusahaan gula di Jawa Timur yang tergabung di PT. Perkebunan Nusantara X ( Persero ) antara lain :

1. Pabrik Gula (PG) Kremboong, Sidoarjo 2. Pabrik Gula (PG) Toelangan, Sidoarjo 3. Pabrik Gula (PG) Watoetoelis, Sidoarjo 4. Pabrik Gula (PG) Djombang Baru, Jombang 5. Pabrik Gula (PG) Gempolkrep, Mojokerto 6. Pabrik Gula (PG) Meritjan, Kediri

7. Pabrik Gula (PG) Tjoekir, Jombang 8. Pabrik Gula (PG) Lestari, Kertosono 9. Pabrik Gula (PG) Ngadiredjo, Kediri 10.Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru, Kediri

11.Pabrik Gula (PG) Modjopanggong, Tulungagung

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(14)

2.2. Visi dan Misi 2.2.1. Visi

Menjadi perusahaan agribisnis berbasis perkebunan yang terkemuka di Indonesia, yang tumbuh dan berkembang bersama mitra

2.3.1. Misi

1. Berkomitmen menghasilkan produk berbasis bahan baku tebu dan tembakau yang berdaya saing tinggi untuk pasar domestik dan internasional.

2. Mendedikasikan layanan Rumah Sakit kepada masyarakat umum dan perkebunan untuk hidup sehat.

3. Mendedikasikan diri untuk selalu meningkatkan nilai – nilai perusahaan bagi kepuasan stakeholder melalui kepemimpinan, inovasi dan kerjasama tim serta organisasi yang efektif.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(15)

2.3. Struktur Organisasi

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN X (persero)

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(16)

11

3.1. Pengertian Jaringan Komputer

Dengan berkembangnya teknologi komputer dan komunikasi suatu model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas - tugas komputasi suatu organisasi kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang terpisah - pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya, sistem seperti ini disebut jaringan komputer (Tanenbaum, 1996). Istilah jaringan komputer diartikan suatu himpunan interkoneksi

sejumlah komputer yang autonomous. Dua buah komputer dikatakan terinterkoneksi bila keduanya dapat saling bertukar informasi. Bentuk koneksinya tidak harus melalui kawat tembaga saja melainkan dapat menggunakan serat optik, gelombang mikro, atau satelit komunikasi (M. Sarosa & S. Anggoro, 2000).

Adapun sejumlah potensi jaringan komputer (Herlambang & Azis, 2008), antara lain:

1. Mengintegrasikan dan berbagi pakai peralatan

Jaringan komputer memungkinkan penggunaan bersama peralatan komputer berbagai merek, yang semula tersebar di berbagai ruangan, unit, dan departemen sehingga meningkatkan efektivitas dari penggunaan sumber daya tersebut.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(17)

2. Komunikasi

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pemakai komputer. Selain itu tersedia aplikasi teleconference

yang memungkinkan dilakukannya rapat atau pertemuan tanpa harus meninggalkan kerja

3. Mengintegrasikan data

Jaringan komputer diperlukan untuk mengintegrasikan data antar komputer – komputer client sehingga dapat diperoleh suatu data yang relevan.

4. Perlindungan data dan informasi

Jaringan komputer memudahkan upaya perlindungan data yang terpusat pada server, melalui pengaturan hak akses dari para pemakai serta penerapan sistem password.

5. Sistem terdistribusi

Jaringan komputer dimanfaatkan pula untuk mendistribusikan proses dan aplikasi sehingga dapat mengurangi terjadinya bottleneck atau tumpukan pekerjaan pada satu bagian. 6. Keteraturan aliran informasi

Jaringan komputer mampu mengalirkan data – data komputer client dengan cepat untuk di integrasikan dalam komputer

server. Selain itu, jaringan mampu mendistribusikan informasi secara kontinu kepada pihak – pihak terkait yang membutuhkannya.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(18)

3.1.1. Jenis Jaringan Komputer

Kriteria untuk mengklasifikasikan jaringan adalah didasarkan pada jaraknya. Tabel berikut ini menampilkan klasifikasi sistem multiprosesor berdasarkan ukuran-ukuran fisiknya (M. Sarosa & S. Anggoro, 2000).

Tabel 3.1. Klasifikasi prosesor interkoneksi berdasarkan jarak

Dari tabel di atas terlihat pada bagian paling atas adalah dataflow machine, komputer-komputer yang sangat paralel yang memiliki beberapa unit fungsi yang semuanya bekerja untuk program yang sama. Kemudian multicomputer, sistem yang berkomunikasi dengan cara mengirim pesan-pesannya melalui bus pendek dan sangat cepat. Setelah kelas multicomputer adalah jaringan sejati, komputer-komputer yang bekomunikasi dengan cara bertukar data/pesan melalui kabel yang lebih panjang. Jaringan seperti ini dapat dibagi menjadi :

1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. Jarak antar prosesor Prosesor di tempat yang sama Contoh 0,1 m Papan

rangkaian Data flow machine 1 m Sistem Multicomputer 10 m Ruangan

100 m Gedung Local Area Network 1 km Kampus

10 km Kota Metropolitan Area Network 100 km Negara

Wide area Network 1.000 km Benua

10.000 km Planet The Internet

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(19)

LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama resource (misalnya, printer, scanner) dan saling bertukar informasi. LAN dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya berdasarkan tiga karakteristik: ukuran, teknologi transmisi dan topologinya.

Gambar 3.1. LAN (Local Area Network) 2. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang berdekatan dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN biasanya mamapu menunjang data dan suara, dan bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. MAN hanya memiliki sebuah atau dua buah kabel dan tidak mempunyai elemen switching, yang berfungsi untuk mengatur paket melalui beberapa output kabel. Adanya elemen

switching membuat rancangan menjadi lebih sederhana.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(20)

Gambar 3.2. MAN (Metropolitan Area Network) 3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN) mencakup daerah geografis yang luas, sertingkali mencakup sebuah Negara atau benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang bertujuan untuk mejalankan program-program aplikasi.

Kita akan mengikuti penggunaan tradisional dan menyebut mesin-mesin ini sebagai host. Istilah end system kadang-kadang juga digunakan dalam literatur. Host dihubungkan dengan sebuah subnet

komunikasi, atau cukup disebut subnet. Tugas subnet adalah membawa pesan dari host ke host lainnya, seperti halnya sistem telepon yang membawa isi pembicaraan dari pembicara ke pendengar. Dengan memisahkan aspek komunikasi murni sebuah jaringan (subnet) dari aspek-aspek aplikasi (host), rancangan jaringan lengkap menjadi jauh lebih sederhana.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(21)

Gambar 3.3. WAN (Wide Area Network)

3.1.2. Komponen Jaringan 1. Kabel

Setiap kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasi yang berbeda. Berikut beberapa jenis kabel yang menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam jaringan komputer :

a. Coaxial Cable

Jenis kabel dengan inti dari tembaga dan dikelilingi oleh anyaman halus kabel tembaga lain, diantaranya terdapat isolator.

Dikenal dua jenis tipe coaxial cable untuk jaringan komputer, yaitu thick coax cable (berdiameter lumayan besar) dan thin coax cable (berdiameter lebih kecil). Untuk perangkat jaringan, jenis kabel

coaxial yang dipakai adalah kabel RG-58. Jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet. Setiap perangkat dihubungkan dengan konektor BNC-T. (Herlambang & Azis, 2008)

b. Twisted Pair Cable

Ethernet juga dapat mengunakan jenis kabel lain, yaitu UTP

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(22)

(Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair). Kabel UTP atau STP yang umum dipakai adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel terpilin.

Terdapat tipe penyambungan kabel jenis UTP, yaitu straight through cable, crossover cable, dan ditambah satu jenis pemasangan khusus untuk Cisco Router, yaitu roll over cable. Perbedaannya

straight cable dipakai untuk menghubungkan beberapa unit komputer melalui perantara konsentrator (hub/switch) maupun

repeater, sedangkan crossover cable digunakan untuk media komunikasi antar komputer (tanpa hub/switch) atau dalam kasus tertentu berguna untuk menghubungkan hub ke hub.

Adapun cara pemasangan kabel UTP model straight through. Gambar 3.4. Pemasangan kabel straight through T568A

Gambar 3.5. Pemasangan kabel straight through T568B

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(23)

Pemasangan kabel model crossover merupakan penggabungan dari model straight through T568A (ujung A) dan T568B (Ujung B). Jadi, pemasangan kabel pada pin 1, 2 pada ujung A menjadi pin 3, 6 pada ujung kabel B.

Gambar 3.6. pemasangan kabel cross over

Sementara pemasangan pada kabel jenis roll over adalah warna kabel dari sisi yang satu berbalik pada sisi kabel di ujung yang lain. Misalnya kabel putih/orange yang berada pada pin 1 ujung kabel A, akan berada pada pin B ujung kabel B. (Herlambang & Azis, 2008)

Gambar 3.7. Pemasangan kabel roll over

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(24)

c. Fiber Optic Cable

Merupakan kabel yang memiliki inti serat kaca sebagai saluran untuk menyalurkan sinyal antar terminal. Sering dipakai sebagai saluran

backbone karena kehandalannya yang tinggi dibanding dengan kabel coaxial atau kabel UTP. (Herlambang & Azis, 2008)

Gambar 3.8. Kabel fiber optic beserta konektornya

2. Ethernet Card

Ethernet card berfungsi sebagai media penghubung antara komputer dengan jaringan. Ada beberapa jenis port koneksi yang dapat digunakan. Jika didesain untuk kabel jenis coaxial maka konektor yang dipakai adalah konektor BNC (Barrel nut Connector atau Bayonet Net Connector). Sementara jika didesain untuk kabel twisted pair maka konektor yang dipakai adalah konektor RJ-45. (Herlambang & Azis, 2008)

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(25)

Gambar 3.9. Ethernet card 3. Hub dan Switch (Konsentrator)

Konsentrator adalah perangkat untuk menyatukan kabel – kabel jaringan dari tiap workstation, server, atau perangkat lainnya. Konsentrator biasa dipakai pada topologi star. Hub dan switch umumnya mempunyai port RJ-45 sebagai port tempat menghubungkan komputer. (Herlambang & Azis, 2008)

Gambar 3.10. Konsentrator

4. Repeater

Berfungsi untuk memperkuat sinyal dengan cara menerima sinyal dari suatu segmen kabel lalu memancarkan kembali sinyal tersebut dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen kabel lain. (herlambang & Azis, 2008)

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(26)

Gambar 3.11. Salah satu contoh jenis repeater 5. Bridge

Fungsi dari perangkat ini hampir sama dengan fungsi repeater, tetapi bridgei mampu menghubungkan antar jaringan yang menggunakan transmisi berbeda. Misalnya, jaringan ethernet baseband dengan ethernet broadband.

Gambar 3.12. Bridge

Bridge dapat pula menghubungkan jaringan yang menggunakan tipe kabel yang berbeda ataupum topologi yang berbeda. Bridge dapat mengetahui alamat setiap komputer pada tiap – tiap jaringan. (Herlambang & azis, 2008)

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(27)

6. Router

Router merupakan perangkat yang dikhususkan untuk menangani koneksi antara dua atau lebih jaringan yang terhubung melalui packet switching. Router bekerja dengan melihat alamat asal dan alamat tujuan dari paket yang melewatinya, dan memutuskan rute yang akan dilewati paket tersebut untuk sampai ke tujuan. Router mengetahui alamat masing

– masing komputer di lingkungan jaringan lokalnya, mengetahui alamat

bridge, dan router lainnya. (Herlambang & Azis, 2008) Gambar 3.13. Router

3.1.3. Topologi Jaringan

Topologi atau arsitektur jaringan merupakan pola hubungan antar terminal dalam suatu system jaringan komputer. Topologi ini akan mempengaruhi tingkat efektifitas kinerja jaringan. Ada beberapa jenis topologi yang dapat diimplementasikan dalam jaringan. (Herlambang & Azis, 2008)

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(28)

Gambar 3.14. Macam – macam topologi jaringan

Topologi fisik jaringan adalah cara yang digunakan untuk menghubungkan workstation didalam LAN. Macam – macam topologi jaringan fisik, antara lain :

1. Topologi Bus atau Linier

Topologi bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa penggunaan kabel coaxial. Karakteristik topologi ini yaitu satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat

nodes, paling prevalent karena sederhana dalam instalasi, signal melewati kabel 2 arah dan mungkin terjadi collision. (Herlambang & Azis, 2008)

Gambar 3.15. Topologi bus

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(29)

Keuntungan :

a. Murah, karena tidak memakai banyak media, dan kabel yang dipakai sudah umum.

b. Setiap komputer dapat saling berhubungan langsung. Kekurangan :

Sering terjadinya hang (cross talk) ketika lebih dari satu pasang memakai jalur di waktu yang sama.

2. Topologi Ring

Topologi ring adalah topologi yang informasi dan data serta traffic disalurkan sedemikian rupa. Umumnya fasilitas ini memanfaatkan fiber optic sebagai sarananya. Karakteristik topologi ini yaitu lingkaran tertutup yang berisi nodes, sederhana dalam layout, sinyal mengalir dalam satu arah sehingga menghindari terjadinya collision. (Herlambang & Azis, 2008)

Gambar 3.16. Topologi ring

Keuntungan :

a. Kegagalan koneksi akibat gangguan media dapat diatasi dengan jalur lain yang masih terhubung.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(30)

b. Penggunaan sambungan point to point membuat error transmisi dapat di perkecil.

Kerugian :

Transfer data menjadi lambat bila data yang dikirim melalui banyak komputer

3. Topologi Star

Topologi star merupakan topologi yang banyak digunakan diberbagai tempat, karena kemudahan untuk menambah, mengurangi, atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada. Karakteristik topologi ini yaitu setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic

data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi, mudah dikembangkan karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node, keunggulan jika satu kabel node terputus maka yang lainnya tidak akan terganggu. (Herlambang & Azis, 2008)

Gambar 3.17. Topologi star

Keuntungan :

a. Akses ke station lain (client atau server) cepat.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(31)

b. Dapat menerima workstation baru selama port di central node

(hub/switch) tersedia.

c. Hub/Switch bertindak sebagai konsentrator.

d. Hub/switch dapat disusun seri (bertingkat) untuk menambah jumlah

station yang terkoneksi di jaringan.

e. Mendukung user yang banyak dibanding topologi bus.

Kerugian :

Bila traffic data cukup tinggi dan terjadi collision, semua komunikasi akan ditunda, dan koneksi akan dilanjutkan dengan cara

random ketika hub/switch mendeteksi tidak ada jalur yang sedang digunakan oleh node lain.

4. Topologi Tree

[image:31.595.37.555.164.732.2]

Topologi tree merupakan topologi jaringan dimana topologi ini merupakan gabungan atau kombinasi dari ke-tiga topologi yang ada yaitu topologi bus, topologi ring, dan topologi star. (Herlambang & Azis, 2008)

Gambar 3.18. Topologi tree

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(32)

3.1.4. IP Address Versi 4

IP Address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap – tiap komputer dalam jaringan. Alamat IP merupakan representasi dari 32 bit bilangan biner yang ditampilkan dalam bentuk

decimal dengan dipisah tanda titik di setiap kelipatan 8 bit bilangan

biner. IP address terdiri atas network ID, host ID dan broadcast ID. (Herlambang & Azis, 2008)

1. Classfull Addressing

Merupakan metode pembagian IP address ke dalam lima kelas, yaitu :

a. Kelas A

1. Nilai 1 bit pertama IP address adalah 0.

2. Menggunakan 8 bit alamat jaringan dan 24 bit untuk alamat

host.

3. Mempunyai 126 jaringan (0 dan 127 dicadangkan) dengan 16.777.214 host untuk setiap jaringan.

4. Dialokasikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar.

b. Kelas B

1. Nilai 2 bit pertama IP address adalah 1 0.

2. Menggunakan 16 bit alamat jaringan dan 16 bit untuk alamat

host.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(33)

3. Mempunyai 16.384 jaringan dengan 65.534 host untuk setiap jaringan.

4. Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang.

c. Kelas C

1. Nilai 2 bit pertama IP address adalah 1 1 0.

2. Menggunakan 24 bit alamat jaringan dan 8 bit untuk alamat

host.

3. Mempunyai 2.097.152 jaringan dengan 254 host untuk setiap jaringan.

4. Dialokasikan untuk jaringan dengan jumlah host tidak sampai sama dengan 254.

d. Kelas D

1. Nilai 4 bit pertama IP address adalah 1 1 1 0. 2. Digunakan untuk keperluan IP multicasting. e. Kelas E

1. Nilai 4 bit pertama IP address adalah 1 1 1 1.

2. Dicadangkan untuk keperluan eksperimen (research).

2. Subnet

Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP address

menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(34)

Sementara subnet mask digunakan untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet. (Herlambang & Azis, 2008)

a. Classless Inter-Domain Routing (CIDR)

Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) dilakukan dengan mengalokasikan IP address dalam notasi CIDR. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjukkan suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga dengan Network Prefix. Penulisan Network Prefix suatu kelas dengan

menggunakan tanda garis miring “/”, dan di ikuti dengan angka yang

menunjukkan panjang network prefix. Setiap bagian (subnet) menerima porsi IP address yang sama dengan lainnya.

Contoh: IP address 202.91.8.0/24 dibagi dalam beberapa jaringan (subnet).

Jika subnet 4 ingin dipecah lagi menjadi 2 jaringan maka 62 IP address yang sebelumnya dialokasikan untuk host subnet 4, dipecah menjadi 2 subnet dengan jumlah host yang sama. (Herlambang & Azis, 2008)

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(35)

b. Variable Length Subnet Mask (VLSM)

VLSM memberikan suatu network address lebih dari satu

subnet mask.

Contoh: IP address 169.254.0.0/20 dibagi menjadi 16

Berikutnya subnet 2 dipecah menjadi 16 subnet lagi yang lebih kecil. Bila subnet 2.1 dipecah lagi, misal menjadi 4 subnet maka:

Perbedaannya, CIDR merupakan sebuah konsep untuk pembagian IP public yang telah didistribusikan dari IANA (Internet Assigned Number Authority) sedangkan VLSM merupakan implementasi pengalokasian IP yang dilakukan oleh pemilik jaringan (Network administrator), dari IP yang telah diberikan bersifat lokal dan tidak dikenal di internet. (Herlambang & Azis, 2008)

3.1.5. Model Hubungan Client-Server

Client-server sebagai arsitektur yang paling banyak digunakan saat ini. Dimana Client dapat melakukan proses sendiri, ketika client meminta

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(36)

data, server akan mengirimkan data sesuai yang diminta, kemudian proses akan dilakukan di client (Herlambang & Azis, 2008). Arsitektur

Client-server memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Pemrosesan dapat dilakukan di komputer client, sehingga data dapat diproses sesuai dengan kebutuhan client.

2. Proses bisnis tetap akan berjalan meskipun terjadi kemacetan mesin. 3. Pada arsitektur client-server hanya membutuhkan mesin – mesin

yang sederhana, sehingga dapat mengurangi biaya dalam membangun sistem.

4. Mudah dalam melakukan upgrade pada perangkat sistem. 5. Dapat menggunakan berbagai platform aplikasi pada client.

3.2. Sejarah MikroTik

MikroTik Router OSTM adalah sistem operasi yang dirancang khusus untuk network router. Dengan sistem operasi ini, dapat membuat

router dari komputer rumahan (PC).

MikroTik adalah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia berjumpa dengan Arnis, seorang sarjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1955.

Tahun 1996, John dan Arnis mulai me-routing dunia (visi Mirotik adalah me-routing dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wirelessi LAN (WLAN) Aeronet

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(37)

berkecepatan 2 Mbps di Molcova, tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.

Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (WISP), tetapi membuat program router yang handal dan dapat dijalankan di seluruh

dunia. Latvia hanya merupakan “tempat eksperimen” john dan Arnis,

karena saat ini mereka sudah membantu Negara – Negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar empat ratusan pelanggannya. Linux yang mereka gunakan pertama kali adalah kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama – sama dengan bantuan 5 – 15 orang staf R&D MikroTik yang sekarang menguasai dunia routing diNegara – Negara berkembang. Menurut Arnis, staf di lingkungan MikroTik, mereka merekrut pula tenaga

– tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan MikroTik secara maraton.

Untuk Negara berkembang, solusi MikroTik sangat membantu ISP atau perusahaan – perusahaan kecil yang ingin terhubung dengan internet. Walaupun sudah banyak tersedia perangkat router mini sejenis NAT, MikroTik merupakan solusi terbaik dalam berbagai kondisi penggunaan komputer dan perangkat lunak. (Herlambang & Azis, 2008)

3.3. Pengenalan MikroTik

Mikrotik adalah router canggih berbasis sistem operasi Linux. Alat ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan jaringan komputer, mulai dari static routing, dynamic routing, hotspot, firewall, VPN (Virtual Private Network), DHCP, DNS cache, web proxy, dan beberapa fungsi lainnya.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(38)

Produk MikroTik terdiri dari berbagai versi, mulai dari router indoor, wireless router indoor/outdoor, embedded 2,4 GHz atau 5,x GHz, antena indoor/outdoor, dan lain – lain. (Hardana & Ino, 2011)

3.4. Fitur – Fitur MikroTik

1. Address List. Pengelompokan IP address berdasarkan nama.

2. Asynchronous. Mendukung serial PPP dial-in/dial-out, dengan otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, radius, dial on-demand, modem pool hingga 128 ports.

3. Bonding. Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka

Ethernet kedalam pipeline pada koneksi yang cepat.

4. Bridge. Mendukung fungsi bridge spanning tree, multiple bridge interface, bridge firewalling.

5. Data Rate Management. QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antara peer to peer.

6. DHCP. Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP relay; DHCP client;

multiple network DHCP; static dan dynamic DHCP leases.

7. Firewall dan NAT. Mendukung pem-filter-an koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP flags dan MSS.

8. Hotspot. Hotspot gateway dengan otentikasi Radius. Mendukung limit data rate, SSL, HTTPS.

9. IPSec. Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-hellman

groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkripsi

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(39)

menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256; Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2, 5.

10.ISDN. Mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128k

bundle, Cisco HDLC, x751ui, x75ui, x75bui line protokol.

11.M3P. MikroTik Protocol Packet Packer untuk wireless links dan

Ethernet.

12.MNDP. MikroTik Discovery Neighbour Protocol, juga mendukung Cisco Discovery Protocol (CDP).

13.Monitoring/Accounting. Laporan traffic IP, log, statistic graphs yang dapat di akses melalui HTTP.

14.NTP. Network Time Protocol untuk server dan client; sinkronisasi menggunakan sistem GPS.

15.Point to point Tunneling Protocol. PPTP, PPPoE, dan L2TP Access Concentrators; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi MPPE; kompresi untuk PpoE; limit data rate.

16.Proxy. Cache untuk FTP dan HTTP proxy server; HTTPS proxy;

transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.

17.Routing.Static Routing dan Dynamic; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4. 18.SDSL. Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi

dan jaringan.

19.Simple Tunnels. Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(40)

20.SNMP. Mode akses read-only.

21.Synchronous. V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media types;

sync-PPP, Cisco HDLC; Frame Relay Protocol; ANSI-617d (ANDI atau

annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI. 22.Tool. Ping; traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet

sniffer; Dinamik DNS update.

23.UpnP. Mendukung antarmuka universal Plug and Play.

24.VLAN. Mendukung Virtual LAN IEEE802.1q untuk jaringan ethernet

dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.

25.VoIP. Mendukung aplikasi Voice over IP.

26.VRRP. Mendukung Virtual Router Redundant Protocol.

27.WinBox. Aplikasi mode GUI untuk me-remote dan mengkonfigurasi MikroTik RouterOS.

(Herlambang & Azis, 2008)

3.5. Cara Konfigurasi MikroTik

Untuk Melakukan konfigurasi MikroTik dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu:

1. Melalui serial interface (DB9) 2. Melalui Webbox

3. Melalui Telnet/SSH 4. Melalui Winbox GUI

Konfigurasi melalui serial port dilakukan dengan cara menghubungkan serial port komputer dengan serial port MikroTik (tidak semua MikroTik memiliki port serial). Kabel yang digunakan adalah kabel

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(41)

serial yang biasa digunakan untuk menghubungkan modem PSTN dengan komputer.

Webbox adalah antarmuka grafis berbasis web. Dengan Webbox, kita bisa melakukan konfigurasi melalui web browser dengan mengetikkan alamat IP dari MikroTik di browser. Misal IP MikroTik adalah 192.168.1.1 maka ketikkan alamat IP ini di bagian address bar browser.

Hampir semua konfigurasi bisa dilakukan melalui Webbox.

Konfigurasi melalui Telnet/SSH dilakukan setelah MikroTik diberi IP address karena protokol Telnet/SSH adalah TCP/IP. Beda Telnet dengan SSH adalah Telnet melewatkan data dari PC ke MikroTik secara

plain text (tidak terenkripsi) sehingga secara keamanan dirasakan cukup riskan karena lalulintas data dapat disadap dengan mudah. Sedangkan pada SSH, komunikasi datanya telah terenkripsi sehingga dapat dikatakan relatif lebih aman. Dengan Telnet/SSH, pengguna dapat mengkonfigurasi MikroTik secara command line atau mengetik baris perintah satu persatu.

Cara konfigurasi selanjutnya yaitu dengan menggunakan Winbox,

dimana tampilannya secara GUI (Graphic User Interface). Program ini berjalan diatas Windows. User Interface atau antarmuka penggunaannya sangat mudah. Untuk mikroTik yang belum memiliki IP address pun,

Winbox bisa dikoneksikan dengan cara scan MAC address secara otomatis. (Hardana & Ino, 2011)

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(42)

37

Dalam kerja praktek ini penulis membuat rancangan jaringan komputer, kebutuhan perangkat dan implementasi jaringan di area Pabrik Gula (PG) Kremboong yang dimaksudkan untuk menunjang aplikasi ERP dan ESP PT. Perkebunan Nusantara X (persero). Dalam merancang jaringan komputer yang baik harus melalui tahap – tahap perancangan jaringan, yaitu :

1. Tahap pengumpulan data

Melakukan observasi di area Pabrik Gula (PG) Kremboong, yaitu dengan survey lokasi untuk mendapatkan informasi kebutuhan komputer yang akan ter-integrasi dengan jaringan, denah Pabrik Gula (PG) Kremboong untuk topology jaringan, dan media transmisi yang akan digunakan.

2. Tahap Perancangan perangkat dan jaringan

Merancang kebutuhan perangkat yang akan digunakan berdasarkan tahap pengumpulan data, dan merancang topologi jaringannya. Pada tahap ini penulis melakukan feedback dengan pihak IT kantor Direksi dan Dosen pembimbing dalam perancangannya.

3. Tahap Implementasi

Pada tahap ini penulis dengan bantuan pihak Pabrik Gula (PG) Kremboong melakukan implementasi setelah kebutuhan perangkat tersedia, tahap implemetasi ini mencakup pemasangan kabel, setting antena, pemasangan switch dan pemasangan router.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(43)

4. Tahap Uji Coba

Setelah tahap implementasi selesai, dilakukan uji coba konektivitas jaringan dengan memberi IP address tiap – tiap PC dan melakukan ping ke

gateway dan PC yang lain. 5. Tahap Monitoring

Pada tahap ini dilakukan monitoring dan troubleshooting jaringan selama 4 hari. Troubleshooting dalam hal ini adalah menghubungkan tiap PC dengan server melalui program Kasbon perusahaan.

Setelah tahap – tahap perancangan jaringan tersebut selesai, maka selesai pula tugas kerja praktek ini.

4.1. Pengumpulan Data

Pada minggu pertama kerja praktek, dilakukan pembagian tugas oleh pihak IT kantor Direksi untuk membantu mendirikan jaringan komputer di Pabrik Gula (PG) Kremboong, selanjutnya dilakukan survey lokasi untuk merinci kebutuhan dan pemilihan perangkat yang akan digunakan untuk membangun LAN. Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu :

1. Melakukan wawancara

Wawancara dilakukan dengan penyelia kerja praktek bapak Chandra yang juga selaku Sekum Pabrik Gula (PG) Kremboong, dengan menanyakan informasi denah pabrik, keadaan lingkungan pabrik, jumlah dan lokasi PC yang akan terhubung dengan LAN. Dari hasil wawancara yang dilakukan, ada 3 permasalahan utama yaitu :

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(44)

a. Pemilihan jalur kabel CAT 6 dari kantor Tanaman ke kantor Timbangan, yang dimana jaraknya sekitar 50 meter dipisahkan oleh beberapa gedung. b. Pemilihan media transmisi untuk menghubungkan kantor Timbangan

dengan kantor Instalasi.

c. Pemilihan media transmisi untuk menghubungkan kantor Instalasi dengan kantor Crane.

2. Perancangan denah jaringan

Dari hasil wawancara diajukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang di temukan, yaitu :

a. Untuk menghubungkan kantor Tanaman dan kantor Timbangan, kabel dilewatkan bawah tanah dengan bantuan pipa air.

b. Untuk menghubungkan kantor Timbangan dengan kantor Instalasi dipilih media transmisi kabel dan dilewatkan bawah tanah dengan bantunan pipa air, hal ini berdasarkan pertimbangan keadaan lingkungan yang banyak pohon, untuk menghindari apabila ada pohon tumbang.

c. Untuk menghubungkan kantor Instalasi dengan kantor Crane dipilih media antena (sebagai wireless LAN), hal ini berdasarkan pertimbangan jaraknya yang cukup jauh.

Merancang denah jaringan, dan selanjutnya di ajukan ke pihak IT kantor Direksi untuk pembenahan rancangan. Berikut rancangan awal denah jaringan yang diajukan (gambar 4.1.).

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(45)

Gambar 4.1. Rancangan awal denah jaringan

Setelah rancangan di ajukan ke pihak IT kantor Direksi, terdapat beberapa pembenahan yang dilakukan, yaitu :

a. Untuk jalur yang menghubungkan kantor Tanaman dengan kantor Timbangan, jalur yang digunakan lewat atas, yaitu mengikuti jalur kabel – kabel lain.

b. Media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan kantor Timbangan dan kantor Instalasi diganti dengan menggunakan media

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(46)

antena (sebagai wireless LAN) dikarenakan jalur bawah tanah ditakutkan dapat mengganggu konstruksi jalur rel lori.

c. Dilakukan pengurangan jumlah switch untuk mengurangi latency

jaringan.

d. Penambahan wireless router untuk rapat di kantor Tanaman.

Setelah dilakukan pembenahan maka didapatkan rancangan yang digunakan saat ini (gambar 4.2.).

3. Perkiraan perangkat penyusun jaringan

Setelah rancangan denah dan topologi jaringan di setujui, selanjutnya membuat perkiraan perangkat yang akan di beli untuk menyusun jaringan LAN dan diajukan ke pihak Pabrik Gula (PG) Kremboong.

Tabel 4.1. Rancangan perangkat yang dibutuhkan

No Nama Barang Vol Satuan

1 Switch 8 port Gigabit 2 pcs 2 Switch 16 port Gigabit 1 pcs 3 Wireless LAN Antena Omni 1 pcs 4 Wireless LAN Antena grid 2 pcs 5 UTP Surge Arrester 7 pcs 6 UTP Cat 6 indoor Cable 1 roll 7 UTP cat 6 outdoor cable 1 roll 8 Connector Cat 6 1 pack 9 Wireless Router TP-Link TL-WR741ND 4 pcs 10 RB450G Mikrotik Lengkap 1 pcs 11 Tang krimping rj45 cat 6 1 pcs 12 LAN Tester 1 pcs 13 Pipa Air (untuk bawah tanah) diameter

kecil 75 m 14 Cable Label 1 pack 15 Clamp 1 pack

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(47)

4. Pembelian perangkat

Setelah seluruh rancangan disetujui, maka tahap selanjutnya adalah dilakukan pembelian perangkat bersama bapak Chandra selaku Sekum Pabrik Gula (PG) Kremboong. Pembelian dilakukan di toko Langitnet, pasar Genteng, dan

Hi-Tech mall Surabaya. Berikut perangkat yang telah terbeli. Tabel 4.2. Daftar perangkat yang terbeli

No. Perangkat yang Terbeli Jumlah Satuan

1 MikroTik RB-450G 1 pcs 2 Wireless Router TP-Link

TL-WR741ND 4 pcs 3 Antena Omni Fiberglass 1 pcs 4 Antena Grid Kenbotong 2 pcs 5 Engenius UTP Surge Arrester 5 pcs 6 Ubiquity Bullet2 3 pcs 7 Switch 8 port Gigabit TP-Link 2 pcs 8 Switch 16 port Gigabit TP-Link 1 pcs 9 UTP Cat 6 Belden 1 roll 10 UTP cat 5 AMP 1 roll 11 Tang krimping rj45 cat 6 1 pcs 12 LAN Tester 1 pcs 13 Cable Label 1 pack 14 Clamp 3 pack 15 adapter untuk bullet2 3 pcs 16 Connector RJ-45 (lego) 3 pcs 17 Connector Cat 5 1 pack

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(48)

4.2. Topologi dan Perangkat Penyusun Jaringan

Setelah perangkat penyusun jaringan tersedia, selanjutnya dilakukan implementasi pemasangan jaringan, dan berikut ini adalah gambaran umum tentang denah dan topologi jaringan setelah di implementasikan sewaktu kerja praktek.

Gambar 4.2. Denah jaringan Pabrik Gula (PG) Kremboong

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(49)

Gambar 4.3. Topologi jaringan Pabrik Gula (PG) Kremboong Keterangan komponen penyusun topologi jaringan :

1. MikroTik Router

Dalam kerja praktek ini, router ini berfungsi sebagai default gateway dan

bandwidth manager yang menghubungkan jaringan lokal ke internet. 2. Antena

a. Antena omni

Antena ini berfungsi sebagai wireless LAN dan menjembatani 2 antena

directional. b. Antena directional

Antena ini berfungsi sebagai wireless LAN yang diarahkan secara point to point ke antena omni.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(50)

3. Wireless Router

Wireless router ini berfungsi memenuhi kebutuhan hotspot yang terhubung ke internet untuk pertemuan maupun untuk pribadi.

4. Switch

Berfungsi untuk memperbanyak port dari router yang terbatas port-nya sehingga makin banyak juga interface yang bisa digunakan oleh user agar terhubung dalam suatu jaringan.

5. Server

Merupakan server database untuk program Kasbon perusahaan.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(51)

4.3. Implementasi Perangkat Penyusun Jaringan

Berikut daftar perangkat – perangkat yang terpasang di Pabrik Gula (PG) Kremboong

Tabel 4.3. Daftar perangkat yang terpasang

No. Perangkat yang Terpasang Lokasi Jumlah

1 Mikrotik RB-450G Keuangan 1 2 Wireless Router TP-Link

TL-WR741ND Tanaman 1 3 Wireless Router TP-Link

TL-WR741ND Pengolahan 1 4 Antena Omni Instalasi 1 5 Antena Grid Timbangan 1 6 Antena Grid Crane 1 7 Bullet2 Instalasi 1 8 Bullet2 Timbangan 1 9 Bullet2 Crane 1 10 Switch 8 port TP-Link Tanaman 1 11 Switch 8 port TP-Link Timbangan 1 12 Switch 16 port TP-Link Instalasi 1 13 UTP Surge arrester Timbangan 2 14 UTP Surge arrester Instalasi 1 15 UTP Surge arrester Crane 1 16 Connector RJ-45 (lego) Tanaman 1 17 Connector RJ-45 (lego) Pengolahan 1 18 Connector RJ-45 (lego) Gudang 1 19 adapter untuk bullet2 Timbangan 1 20 adapter untuk bullet2 Instalasi 1

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(52)

Dan berikut daftar perangkat yang belum digunakan dan tersimpan di gudang kantor Keuangan dan Administrasi.

Tabel 4.4. Daftar perangkat yang tersisa

No. Perangkat yang Tersisa Jumlah Keterangan

1 Wireless Router TP-Link

TL-WR741ND 2

Rencana akan di pasang di kantor Keuangan &

kantor Instalasi 2 UTP Surge arrester 1

3 adapter untuk bullet2 1 Rencana akan di pasang di kantor Crane 4 Tang Krimping Cat-6 1

5 LAN Tester 1 6 Kabel UTP Cat-5 ±10 meter

7 Kabel UTP Cat-6 ±1 meter Sebagai kabel tester 8 Connector Cat-5

Perangkat yang tersisa (tabel 4.4.) diatas merupakan perangkat yang rencananya akan digunakan untuk lokasi pabrik yang membutuhkan jaringan ke

server ataupun jaringan ke internet, namun ada beberapa lokasi dari pabrik yang harus terkoneksi ke jaringan server tetapi PC nya belum tersedia/PC rusak, seperti pada kantor Timbangan dan kantor Crane. Sehingga pemasangannya menunggu dari pihak Pabrik Gula (PG) Kremboong untuk menyediakan PC yang dibutuhkan.

4.3.1. MikroTik RB450G

Dalam penyusunan jaringan di Pabrik Gula (PG) Kremboong digunakan MikroTik router seri RB450G yang mempunyai 5 port gigabit untuk memenuhi standarisasi perusahaan yang menggunakan kabel CAT6 dan untuk meminimalisir

traffic congestion antara PC dan server.

Router MikroTik ini terpasang di ruangan server kantor Keuangan dan Administrasi Pabrik Gula (PG) Kremboong. Fungsi dari router ini adalah untuk

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(53)

mengelola bandwidth dan sebagai internet gateway seluruh PC yang terhubung dengan jaringan.

Gambar 4.4. MikroTik RB450G Tabel 4.5. Spesifikasi MikroTik RB450G

Konfigurasi router MikroTik dengan memberikan IP address pada

interfaceether4 dan interfaceether5 dimana : a. Pada interface ether4

Sebagai gateway internet untuk LAN Pabrik Gula (PG) Kremboong. IP address : 192.168.1.1/24

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(54)

b. Pada interface ether5

Sebagai jaringan internet Pabrik Gula (PG) Kremboong IP address : 192.168.2.1/24

Gambar 4.5. Interface list MikroTik

Setelah di beri IP address agar seluruh jaringan lokal (LAN) Pabrik Gula (PG) Kremboong dapat terhubung dengan internet maka NAT MikroTik harus di

setting (gambar 4.5.).

Gambar 4.6. NAT MikroTik

4.3.2. Wireless Router TP-Link TL-WR741ND

Pemilihan wireless router ini berdasarkan kebutuhan dari Pabrik Gula (PG) Kremboong untuk menyediakan layanan hotspot bagi Pimpinan dan untuk Staff pada saat rapat.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(55)

Untuk saat ini Wireless router ini terpasang di ruang Pertemuan yang terletak di kantor Tanaman dan di kantor Pengolahan. Khusus di kantor Pengolahan wireless router ini menggunakan jaringan sendiri di luar jaringan lokal Pabrik Gula (PG) Kremboong, sehingga untuk pemakaian internetnya tidak membebani internet jaringan utama Pabrik Gula (PG) Kremboong.

Gambar 4.7. Wireless Router TP-Link TL-WR741ND Tabel 4.6. Spesifikasi Wireless Router TP-Link TL-WR741ND

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(56)

4.3.3. Switch Gigabit TP-Link

Berdasarkan topologi jaringan (gambar 4.2.), kebutuhan user tiap kantor tidak terlalu banyak, minimal 1 user di tiap kantor, maka di pilih 2 switch gigabit

8 port dan 1 switch gigabit 16 port.

Terdapat 3 switch gigabit TP-Link yang terpasang di Pabrik Gula (PG) Kremboong, yaitu 1 switch gigabit 8 port terpasang di Kantor Tanaman, 1 switch gigabit 8 port terpasang di kantor Timbangan, dan 1 switch gigabit 16 port

terpasang di kantor Instalasi. Khusus untuk switch dikantor Instalasi menggunakan 16 port switch karena direncanakan kedepannya dapat digunakan apabila ada perluasan jaringan.

Gambar 4.8. 8 port switch TP-Link TL-SG1008D

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(57)
[image:57.595.70.556.87.729.2]

Tabel 4.7. Spesifikasi 8 port switch TP-Link TL-SG1008D

Gambar 4.9. 16 portswitch TP-Link TL-SG1016D

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(58)
[image:58.595.50.553.89.667.2]

Tabel 4.8. Spesifikasi 16 portswitch TP-Link TL-SG1016D

4.3.4. Antena dan Bullet

Berdasarkan lingkungan Pabrik Gula (PG) Kremboong yang dikelilingi pepohonan dan terdapat jalur lori, maka di gunakan antena sebagai wireless LAN yang menjembatani node di kantor Timbangan, node di kantor Crane dengan node di kantor Instalasi. 3 antena telah terpasang, dengan 2 tipe antena yang digunakan yaitu 2 antena grid dan 1 antena omni.

Antena grid terpasang di kantor Timbangan dan kantor Crane dengan bantuan tiang pipa besi setinggi 10 meter, sedangkan untuk antena omni terpasang

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(59)

di pipa besi kecil yang di las di atas tiang besi yang menonjol di atas kantor Instalasi.

Gambar 4.10. Antena Grid Kenbotong 2.3 – 2.5 24 DB Berikut Spesifikasi antena grid Kenbotong :

- 2.3 – 2.5 Ghz ISM Band

- IEEE 802.11b dan 802.11g Wireless LAN - WiFi Systems

- Long-range Directional Applications

- Point to point Systems

Gambar 4.11. Antena OmniFiberglass 15 DB

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(60)
[image:60.595.48.555.90.709.2]

Tabel 4.9. Spesifikasi antena omni fiberglass

Antena yang telah terpasang masing - masing dihubungkan dengan sebuah perangkat yang dinamakan bullet 2. Bullet 2 mempunyai fungsi sebagai access point, WDS, dan Station.

Gambar 4.12. Ubiquiti Bullet 2

Konfigurasi antena grid difungsikan sebagai station WDS, dan antena

omni difungsikan sebagai access point WDS. Bullet antena grid di setting pada

bagian “lock to AP MAC” dengan memasukkan MAC address dari bullet yang terpasang pada antena omni (gambar 4.12.), sedangkan bullet antena omni di

setting pada bagian “wireless security >> MAC ACL” dengan policy MAC

address bullet antena grid kantor Timbangan dan MAC address bullet antena grid

kantor Crane (gambar 4.13).

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(61)
[image:61.595.58.553.71.746.2]

Gambar 4.13. Basic wireless setting bullet antena grid

Gambar 4.14. Basic wireless setting bullet antena omni

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(62)
[image:62.595.51.543.75.723.2]

Tabel 4.10. Spesifikasi Ubiquiti Bullet 2

4.3.5. Lightning Arrester

Untuk mengamankan jaringan LAN Pabrik Gula (PG) Kremboong dari bahaya petir dan lonjakan tegangan, pada titik yang ditentukan dipasang lightning arrester atau juga disebut surge arrester.

[image:62.595.49.440.456.716.2]

Pengaman ini terpasang di 2 titik di kantor Timbangan, 1 titik di kantor Instalasi, 1 titik di kantor Crane (tabel 4.3.).

Gambar 4.15. Arrester LAN UTP ESA/NSA-7500

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(63)

Lightning Protector ini menyediakan perlindungan dari petir dan lonjakan dari kabel LAN, baik untuk indoor dan outdoor 10/100 Base-T jaringan.

4.3.6. Kabel

2 jenis kabel yang digunakan pada Pabrik Gula (PG) Kremboong, yaitu 1

roll CAT6 Belden dan 1 roll CAT5e AMP. Kabel CAT6 difungsikan sebagai kabel backbone jaringan dengan menghubungkan antar switch yang terpasang di kantor Keuangan sampai kantor Timbangan, kantor Instalasi ke Gudang. Sedangkan kabel CAT5e difungsikan untuk menghubungkan PC ke switch.

Gambar 4.16. CAT6 Belden Gambar 4.17. CAT5e AMP

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(64)

4.3.7. PC

Dalam jaringan LAN ini terdapat sekitar 14 PC yang terhubung (dapat bertambah) dengan server, masing – masing PC dapat juga terkoneksi dengan internet dengan kecepatan yang telah dibatasi dengan bandwidth management di MikroTik.

Tabel 4.11. List PC di Pabrik Gula (PG) Kremboong yang terhubung dengan LAN

No. IP Netmask Netid Lokasi

1 192.168.1.11 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Keuangan 2 192.168.1.12 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Keuangan 3 192.168.1.13 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Keuangan 4 192.168.1.14 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Keuangan 5 192.168.1.16 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Keuangan 6 192.168.1.17 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Keuangan 7 192.168.1.18 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Keuangan 8 192.168.1.19 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Keuangan 9 192.168.1.20 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Tanaman 10 192.168.1.21 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Tanaman 11 192.168.1.35 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Instalasi 12 192.168.1.45 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Tebang

Angkut 13 192.168.1.55 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Pengolahan 14 192.168.1.61 255.255.255.128 192.168.1.0/25 Gudang

4.3.8. Server

Ada 2 server yang berada di ruang server kantor Keuangan, yaitu server lama dan server baru, namun pada saat seluruh jaringan terpasang Pabrik Gula (PG) Kremboong masih menggunakan server lama. Server yang digunakan ini masih desktop PC yang difungsikan sebagai server. Server ini menggunakan

operating system Windows XP dan diprioritaskan sebagai server database untuk transaksi Kasbon. Program database yang digunakan masih under DOS dan model aplikasinya sharing dengan di akses di PC client dan di proses di server.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(65)

IP address server :

- 192.168.1.3/25 --- aktif (yang digunakan) - 192.168.1.15/25 --- non aktif

4.4. Bukti Pengujian

Untuk membuktikan pengujian dalam membangun sebuah jaringan LAN digunakan menu CMD pada windows kemudian ketik Ping dan masukkan alamat IP yang akan dituju, dalam hal ini IP gateway MikroTik (gambar 4.17.), IP bullet

antena grid (gambar 4.18.), dan IP bullet antena omni (gambar 4.19.). Semua pengujian ini dilakukan di kantor Keuangan.

Gambar 4.18. Hasil Ping ke MikroTik sebagai gateway internet

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(66)

Gambar 4.19. Hasil Ping ke antena grid yang terletak di kantor Timbangan

Gambar 4.20. Hasil Ping ke antena omni yang terletak di kantor Instalasi

4.5. Monitoring dan Troubleshooting

Monitoring yang dilakukan melingkupi pengamatan traffic yang dikontrol oleh bandwidth management MikroTik (gambar 4.20.) dan konektivitas jaringan

client to server dan client to internet selama diakses user. Sedangkan

troubleshooting yang dilakukan atas permintaan user, yaitu dalam mengakses program Kasbon di server, settingprinter, dan setting wifi.

STIKOM

SURABAYA

STIKOM

(67)

Berikut Q dan A troubleshooting yang sering di tanyakan dan penyelesaiannya selama periode monitoring :

Q: PC user tidak bisa konek ke internet ?

A: Cek di winbox MikroTik apakah IP dari PC yang terputus jaringannya ke internet sudah di masquerade.

Q: PC user tidak bisa mengkases program Kasbon server ?

A: Periksa switch di kantor Tanaman dan switch di kantor Timbangan apakah sudah dinyalakan.

Q: Tidak bisa akes program Kasbon ?

A: Mappingnetwork ke \\192.168.1.

Gambar

Gambar 3.5. Pemasangan kabel straight through T568B
Gambar 3.7. Pemasangan kabel roll over
Gambar 3.15. Topologi bus
Gambar 3.18. Topologi tree
+6

Referensi

Dokumen terkait

Deaf Art Community (DAC) Yogyakarta adalah sebuah Komunitas Seni Tuli di Langenarjan Lor No. 16A Panembahan Kraton Yogyakarta, dengan diprakasai oleh Broto

Tahapan ini berguna untuk melakukan pengecekan atau pendefinisian terhadap keadaan universitas berdasarkan kinerja yang ada. Pada tahap ini, keadaan yang didefinisikan adalah

Berdasarkan atas analisis pola dan densitas kelurusan morfologi, maka secara umum zona potensi resapan mata air kars di daerah penelitian dikelompokkan menjadi

“Saya sebenarnya sering melakukan pelanggaran lalu lintas, terutama yang sering itu melanggar marka jalan.. Itu merupakan salah satu contoh perilaku atau tingkat

Manfaat keberadaan jabatan fungsional PTP dapat dilihat dari 3 pihak, yaitu dari: (1) lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan dari program studi teknologi

Apa manfaat yang didapatkan pemerintah Kabupaten Bantul dengan adanya program penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima (PKL) di Kecamatan Bantul?.. Kendala/ penghambat

Alhamdulillah, penulis syukuri atas kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Penerapan Konseling Behavioristik

Atau dengan kata lain seperti yang ditegaskan oleh Wahjosumidjo (2000: 82) “keberhasilan sekolah adalah keber- hasilan kepala sekolah”. Tujuan penelitian ini adalah 1)