• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENYAMPAIAN SUCCESS STORY TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN S1 UNNES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENYAMPAIAN SUCCESS STORY TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN S1 UNNES"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENYAMPAIAN SUCCESS STORY TERHADAP

MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN S1 UNNES

Skripsi

Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Siswo Yulianto

5201410059

Pendidikan Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK

(2)

ii

NIM : 5201410059

Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1

Fakultas : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Penyampaian Success Story Terhadap Minat Berwirausaha pada

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin S1 UNNES” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, 1 Juni 2015

(3)
(4)

iv menjatuhkan langkah

 Jangan takut untuk memulai berwirausaha, karena lebih baik gagal setelah mencoba daripada gagal sebelum mencoba

 Jangan menunda apa yang harus anda kerjakan saat ini. Penundaan hanya akan membuat anda tertinggal

PERSEMBAHAN :

(5)

v

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penyampaian

success story terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penyampaian success story terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa. Penyampaian success story diharapkan dapat menjadikan mahasiswa lebih memahami tentang kewirausahaan dan mereka termotivasi untuk menjadi seorang wirausaha.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain true experimental design dengan pendekatan pre test post test control group design.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Mesin S1 UNNES yang mengikuti mata kuliah Manajemen Industri dan Kewirausahaan, yang terbagi kedalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik

purposive sampling, sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji beda atau uji-t dan uji gain.

Dari hasil analisis menunjukkan ada pengaruh penyampaian success story

terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata kemampuan minat berwirausaha pada kelas eksperimen adalah 186,39 sedangkan pada kelas kontrol adalah 178,76. Berdasarkan nilai thitung= 4,583 > ttabel= 1,67 pada α=5% dengan dk= 64, t berada pada daerah penolakan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kemampuan pada kedua kelas, dimana kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari hasil analisis juga diperoleh besar pengaruh penyampaian success story terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa adalah sebesar 0,5. Berdasarkan kriteria uji Gain, pengingkatan sebesar 0,5 termasuk kedalam kategori sedang.

(6)

vi

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penyampaian Success Story Terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin S1 UNNES.

Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

3. Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd., Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Sunyoto, M.Si., Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Prof. Dr. Sudarman, M.Pd., Dosen Penguji I yang telah memberikan waktu dan

saran serta masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Dr. Murdani, M.Pd., Dosen Penguji II yang telah memberikan waktu dan saran serta masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

vii

yang berlipat atas semua bantuan dan kebaikannya, Amin.

Semarang, Juni 2015

(8)

viii

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

ABSTRAK ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A Latar Belakang Masalah ... 1

B Batasan Masalah ... 4

C Rumusan Masalah ... 5

D Penegasan Istilah ... 6

E Tujuan ... 7

F Manfaat ... 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 9

A Kewirausahaan ... 9

1 Definisi Kewirausahaan ... 9

2 Sifat Yang Harus Dimiliki Wirausaha ... 12

B Minat Berwirausaha ... 16

1 Definisi Minat ... 16

(9)

ix

1 Definisi Penyampaian Success Story ... 26

2 Jalan Menuju Wirausaha Sukses ... 28

3 Kisah Inspiratif Wirausaha Sukses ... 30

D Penelitian Terdahulu ... 35

E Kerangka Berfikir ... 38

F Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A Rancangan Penelitian ... 41

B Populasi dan Sampel ... 45

C Variabel Penelitian ... 45

D Metode Pengumpulan Data ... 46

E Instrumen Penelitian ... 47

F Penilaian Alat Ukur ... 48

G Teknik Analisis Data ... 53

H Uji Normalitas ... 53

I Uji Homogenitas ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A Hasil penelitian ... 58

1 Hasil Pre Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 59

2 Hasil Post Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 60

3 Uji-t Pre Test ... 60

4 Uji-t Post Test ... 61

8 Besar Peningkatan Pre Test Terhadap Post Test ... 62

(10)

x

(11)

xi

2.1 Ciri-ciri dan Watak Wirausaha ... 13

3.1 Desain Penelitian Eksperimen ... 42

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 47

3.3 Kriteria Penilaian Uji Kelayakan Instrumen Oleh Ahli Materi ... 49

3.4 Hasil Perolehan Skor Uji Kelayakan Instrumen Penelitian Oleh Dosen Pendidikan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi UNNES ... 50

3.5 Hasil Perolehan Skor Uji Kelayakan Instrumen Penelitian Oleh Guru Pendidikan Kewirausahaan SMK Widyapraja Ungaran ... 50

3.6 Hasil Perolehan Skor Uji Kelayakan Instrumen Penelitian Oleh Pelaku Kewirausahaan ... 50

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 53

3.8 Hasil Uji Normalitas Data ... 54

3.9 Hasil Uji Homogenitas Data ... 55

4.1 Hasil Pre Test ... 59

4.2 Hasil Post Test ... 60

4.3 Hasil Uji-t Pre test ... 60

4.4 Hasil Uji-t Post test ... 61

(12)

xii

(13)

xiii

1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 85

2 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 86

3 Uji Kelayakan Instrumen Oleh Ahli Materi ... 87

4 Daftar Mahasiswa Kelas Uji Coba ... 90

5 Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Instrumen ... 91

6 Contoh Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian ... 94

7 Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Instrumen Penelitian ... 95

8 Instrumen Pre Test ... 100

9 Instrumen Post Test ... 105

10 Daftar Nama Mahasiswa Kelas Kontrol ... 110

11 Daftar Nama Mahasiswa Kelas Eksperimen ... 111

12 Data Hasil Pre Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 112

13 Uji Normalitas Pre Test Kelas Kontrol ... 113

14 Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen ... 114

15 Uji Homogenitas Pre Test Antara Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 115

16 Uji Beda Pre Test Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 116

17 Data Hasil Post Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 117

18 Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol ... 118

19 Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen ... 119

20 Uji Homogenitas Post Test Antara Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 120

21 Uji Beda Post Test Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 121

22 Uji Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 122

23 Biodata Pembicara Kegiatan Penyampaian Success Story ... 123

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan merupakan profesi yang umum, artinya berwirausaha bisa dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Kewirausahaan adalah salah satu profesi yang sangat menjanjikan karena dari berwirausaha akan diperoleh banyak manfaat jika dibandikan dengan hanya berprofesi sebagai pegawai atau karyawan. Salah satu keuntungan dari berwirausaha adalah kita bisa bekerja secara mandiri tanpa harus selalu bergantung dengan orang lain. Keuntungan lain dari berwirausaha yaitu seorang pengusaha bisa bekerja dan berkarya sesuai keinginannya sendiri, berekspresi tanpa terikat oleh orang lain dan bisa menjalankaan sebuah hobi atau kesenangan menjadi sebuah pekerjaan yang menguntungkan.

Dengan berwirausaha, kita tidak hanya membuka lapangan pekerjaan untuk diri sendiri, melainkan dengan terbukannya wirausaha secara tidak langsung juga akan membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Masalah terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan berbanding terbalik dengan jumlah calon pencari kerja. Hal tersebut yang menjadi salah satu faktor munculnya pengangguran, baik pengangguran terbuka maupun pengangguran tertutup.

Menurut Badan Pusat Statistik (2014:1) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 5,70 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2013 sebesar 6,17 persen dan TPT Februari 2013 sebesar 5,82 persen. Angka penggangguran yang tinggi tersebut bukan

(15)

hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi masyarakat juga diharapkan berperan aktif dalam mengurangi jumlah penangguran tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan tidak mengandalkannya lapangan pekerjaan yang sudah tersedia.

Selain orang dewasa, berwirausaha juga bisa dilakukan dan dijalankan oleh generasi muda atau remaja. Terlebih generasi muda yang berpendidikan, maka seharusnya mereka bisa berfikir kearah mendatang. Sebagai contoh adalah mahasiswa, dengan kemampuan dan kecerdasan yang mereka miliki maka hendaknya mahasiswa mau dan berani untuk berwirausaha. Hal tersebut sangatlah beralasan, karena tidak ada jaminan yang pasti bahwa setelah lulus kuliah akan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Untuk memulai berwirausaha, tentunya diperlukan minat yang kuat untuk menjadi seorang wirausaha. Menurut Lestasri dan Wijaya (2012:113) Fenomena rendahnya minat dan motivasi pemuda Indonesia untuk berwirausaha dewasa ini menjadi pemikiran serius berbagai pihak, baik pemerintah, dunia pendidikan, dunia industri maupun masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutama merubah mindset para pemuda yang selama ini hanya berminat sebagai pencari kerja (job seeker) apabila kelak menyelesaikan sekolah atau kuliah mereka.

(16)

Semakin kuat minat seseorang untuk menjadi wirausaha, tentunya peluang seseorang tersebut untuk menjadi wirausaha sangat terbuka lebar. Selain memiliki minat untuk berwirausaha, juga diperlukan pembelajaran tentang dunia usaha. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mempelajari dunia usaha, salah satunya dengan belajar secara langsung kepada pelaku usaha.

Bagi mahasiswa, ilmu tentang kewirausahaan bisa diperoleh pada waktu menempuh perkuliahan. Sebagai contoh, mahasiswa jurusan Teknik Mesin UNNES akan mendapatkan mata kuliah Manajemen Industri dan Kewirausahaan. Pendidikan kewirausaha diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang dunia usaha pada mahasiswa, sehingga dengan bekal ilmu tersebut mahasiswa nantinya bisa berwirausaha.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Koranti (2013:2) faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal, sikap, kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi kekuatan individu untuk berwirausaha. Faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku enterpreneur yang berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi dan lain-lain.

(17)

pembelajaran kewirausahaan sangat dibutuhkan. Pembelajaran kewirausahaan yang tepat akan membangkitkan pandangan positif individu terhadap kewirausahaan itu sendiri. Pendapat tersebut serupa dengan pendapat Ardi (2010:11) yang mengatakan bahwa peran seorang wirausaha sukses dalam membagikan pengalamannya kepada orang lain sama halnya dengan pendidikan kewirausahaan, sehingga hal tersebut harus diberikan pada individu untuk merubah mindset mereka yang semula sebagai pencari lapangan kerja menjadi pelopor mandiri untuk membuka lapangan kerja.

Menurut Indarti dan Rostiani dalam Koranti (2013:2) pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuh kembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha dikalangan generasi muda. Selanjutnya diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada dibangku kuliah.

Dari permasalahan dan uraian diatas menarik penulis untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penyampaian Success Story Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin S1

UNNES”.

B. Batasan Masalah

(18)

masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Penyampaian success story hanya dilakukan pada kelas eksperimen dengan tujuan untuk meningkatkan minat berwirausaha pada mahasiswa. 2. Indikator pengukuran minat berwirausaha yang digunakan dalam

instrumen penelitian berdasarkan ciri-ciri atau watak wirausaha, yang meliputi: Percaya diri, berorientasikan tugas dan hasil, pengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasikan kemasa depan.

C. Rumusan Masalah

Berwirausaha merupakan salah satu profesi yang seharusnya bisa dipilih oleh mahasiswa setelah lulus kuliah, mengingat profesi kewirausahaan sangat menjanjikan. Untuk menumbuhkan minat berwirausaha pada mahasiswa tentunya diperlukan upaya khusus, salah satunya dengan mengadakan penyampaian

success story.

Dari uraian diatas maka timbul permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penyampaian success story terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa?

2. Jika ada pengaruh, seberapa besar pengaruh penyampaian success story

(19)

D. Penegasan Istilah

Beberapa istilah dalam penelitian ini perlu dipertegas agar tidak terjadi salah penafsiran dalam penggunaan istilah-istilah tersebut. Adapun istilah yang harus dipertegas yaitu:

1. Minat Berwirausaha

Menurut Fuadi dalam Putra (2012:3) Minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan. Orang yang memiliki minat berwirausaha menggambarkan bahwa mereka sadar akan tuntutan hidupnya, dengan berwirausaha mereka menginginkan kualitas hidup yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Penyampaian Success Story

Penyampaian success story adalah suatu kegiatan yang menceritakan atau menerangkan kesuksesan seseorang terhadap suatu usaha. Penyampaian success story yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu penyampaian kisah sukses seorang wirausaha yang berhasil merintis dan mengembangkan usahanya.

3. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin S1 UNNES

(20)

4. Pre test dan post test

Pre test dan post test dalam penelitian ini merupakan pensekoran atau penilaian dari minat berwirausaha pada mahasiswa. Skor pre test dan post tes

diperoleh dengan cara membagikan angket kepada mahasiswa untuk selanjutnya dijawab oleh mahasiswa.

E. Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penyampaian success story

terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa.

2. Jika ada pengaruh, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penyampaian success story terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa.

F. Manfaat

Penelitan ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberi manfaat yaitu: 1. Bagi peneliti: mendapatkan pengetahuan tentang seberapa efektifkah

penyampaian success story untuk meningkatkan minat berwirausaha pada mahasiswa.

(21)

3. Bagi lembaga: sebagai masukan bagi lembaga bahwa seharusnya penanaman minat berwirausaha pada mahasiswa lebih ditekankan lagi dengan tujuan untuk menyiapkan lulusan yang memiliki kesiapan dalam berwirausaha secara matang.

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kewirausahaan

1. Definisi Kewirausahaan

Istilah wiraswasta dengan wirausaha pada dasarnya memiliki kesamaan. Banyak literatur yang menjelaskan bahwa kedua istilah tersebut memiliki makna yang sama. Wirausaha adalah orang yang menjalankan dan menggeluti dunia kewirausahaan. Bisa dikatakan bahwa kewirausahaan merupakan lapangan pekerjaan dan sumber penghasilan bagi wirausaha dan pekerja yang bersangkutan. Wirausaha merupakan salah satu profesi yang sangat menjanjikan, apabila seseorang memiliki tekat yang kuat dan keinginan untuk sukses maka menjadi wirausaha adalah pilihan yang tepat.

Menurut Soemanto (2006:42) wiraswasta ialah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Seorang wiraswasta harus mandiri dan yakin bahwa dirinya sanggup menghadapi segala permasalahan yang dihadapinya, selain itu mereka juga harus bisa mengelola permasalahan yamg dihadapinya dengan baik. Wiraswasta harus berani melakukan sesuatu hal yang belum pernah mereka temui, artinya untuk mendapatkan pengalaman dan pelajaran hendaknya mereka harus berani mengambil segala kemungkinan.

(23)

Kewirausahaan atau enterpreneurship merupakan istilah yang berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende, artinya to undertake yaitu menjalankan, melakukan, dan berusaha.

Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknoligi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan pada konsumen (Daryanto, 2012:7).

Menurut Drucker dalam Ifham dan Helmi (2002:91) kewirausahaan sebagai semangat, kemampuan, sikap, perilaku individu dalam menangani usaha/kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerangkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Keuntungan yang lebih besar tentunya memerlukan usaha gigih, bertanggung jawab, dan jujur. Sebagai contoh bahwa untuk memperoleh keuntungan dari usahanya, seorang wirausaha harus mencari cara-cara yang tepat untuk menarik perhatian masyarakat, bukan dengan cara curang yang merugikan orang lain.

(24)

proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, seperti: (1) pengembangan teknologi; (2) penemuan pengetahuan ilmiah; (3) perbaikan produk barang dan jasa yang ada; (4) menemukan cara-cara baru untuk produk yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien.

Kewirausahaan merupakan profesi yang sangat menjanjikan karena memiliki banyak keuntungan.

Alma (2013:1) mengatakan bahwa jika kita perhatikan manfaat adanya wirausaha banyak sekali. Lebih rinci manfaatnya antara lain:

a. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

b. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya. c. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul

yang patut dicontoh, diteladani, karena seorang eirausaha itu adalah orang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.

d. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan.

e. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya.

f.Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan.

(25)

h. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros

i.Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan.

Dari pendapat para ahli tentang kewirausahaan dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan sikap atau perilaku yang dimiliki oleh seseorang untuk mengembangkan dan menyalurkan hasil karyanya dalam bentuk benda atau jasa untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas, sehingga apa yang dilakukan oleh wirausah tersebut bisa saling bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Sikap atau perilaku yang dimiliki oleh wirausaha tersebut mencerminkan dirinya seorang yang rajin, tekun, jujur, dan bertanggung jawab dalam menjalankan usahanya.

2. Sifat Yang Harus Dimiliki Wirausaha

Wirausaha merupakan salah satu profesi yang menuntut pelakunya untuk selalu berfikir kritis dan berkembang. Hal itu bertujuan untuk menjaga konsistensi usahanya agar tetap bisa bersaing dengan usaha lain, sehingga apa yang dilakukan bisa terus diterima oleh masyarakat. Bukan hal mudah untuk menjaga konsistensi wirausaha, diperlukan kerja keras dan kegigihan oleh pelakunya. Wirausahawan yang bekerja secara total untuk usaha yang digelutinya dapat dilihat dari sikap mereka dalam mengelolah usahanya tersebut. Bisa dikatakan mereka tidak setengah-setengah dalam menjalankan usahanya, mereka sangat tekun dan ulet dalam mengelola dan mengembangkan usahanya tersebut.

(26)

wirausahawan lain. Mencari sesuatu yang baru untuk berinovasi juga diperlukan oleh wirausahawan agar tidak bosan dengan apa yang dikerjakannya.

Menurut Marbun dalam Alma (2013:52) Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat, untuk menjadi wirausahawan, seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Wirausaha

Ciri-ciri Watak

d. kebutuhan atau haus akan prestasi e. berorientasi laba atau hasil

f. tekun dan tabah

g. tekad, kerja keras, motivasi h. energik

i. penuh inisiatif

j. mampu mengambil resiko k. suka pada tantangan l. mampu memimpin

m. dapat bergaul dengan orang lain n. menanggapi saran dan kritik o. inovatif (pembaharu) u. pandangan ke depan v. perseptif

a. Percaya Diri

(27)

sangat berpengaruh terhadap lancar tidaknya wirausaha tersebut dalam mengolah dan mengembangkan kewirausahaannya.

b. Berorientasikan tugas dan hasil

Menurut Daryanto (2012:10) seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif. Wirausaha pada sifat berorientasi tugas dan hasil ini harus mempunyai tekad yang tinggi untuk memperoleh laba dan hasil yang maksimal, untuk itu mereka harus bekerja keras dan mengeluarkan segenap kemampuannya untuk menjalankan kewirausahaannya.

c. Pengambil resiko

(28)

d. Kepemimpinan

Sifat kepemimpinan harus dimiliko oleh wirausaha, dimana kepemimpinannya tersebut akan menentukan seberapa sukses mereka menjalankan usahannya. Jiwa kepemimpinan yang baik yaitu mereka yang bisa mengendalikan dirinya sendiri dan dapat memimpin orang lain untuk menjadi lebih baik.

e. Keorisinilan

Keorisinilan sangat penting dimiliki oleh seorang wirausaha. Keorisinilan merupakan sikap kemandirian seseorang yang tidak hanya mengikuti pendirian dari orang lain. Artinya keorisinilan meruapakan kemampuan seorang wirausaha untuk menciptakan hal-hal baru tanpa harus meniru apa yang sudah dikerjakan orang lain. Keorisinilan harus dipikirkan secara serius agar nantinya dalam penerapan pada usahanya tidak terjadi kesulitan. Wirausaha harus bisa menciptakan sesuatu dari hasil pemikirannya sendiri, bukan hanya dari orang lain.

f. Berorientasi ke masa depan

Berorientasi kemasa depan artinya bahwa seorang wirausaha harus bisa berfikir kearah mendatang. Wirausaha yang ingin meraih kesuksesan harus bisa mencari kesempatan dan peluang, tidak cepat merasa puas atas hasil yang diperoleh saat ini dan terus bergerak kedepan untuk menyambut hasil yang lebih baik dari apa yang sebelumnya telah dilakukan.

(29)

Dorongan yang kuat dimasa mendatang sangat diperlukan untuk menjaga konsistensi wirausaha tersebut agar tetap bisa bersaing dengan wirausaha lain.

B. Minat Berwirausaha

1. Definisi Minat

Minat merupakan ketertarikan seseorang terhadap objek atau aktivitas tertentu yang dianggapnya menarik. Minat yang ada pada diri seseorang biasanya tumbuh dari dalam dirinya sendiri dan berkembang, tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Ketika seseorang tersebut tertarik pada sesuatu, maka pikiran mereka akan fokus terhadap objek tersebut sehingga dengan memiliki minat yang kuat maka akan timbul rasa ingin memiliki. Minat bisa muncul secara alamiah tanpa ada yang menyuruh, ketika seseorang melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang dianggapnya menarik, maka hal tersebut bisa menumbuhkan atau memunculkan minat pada seseorang tersebut.

(30)

Minat pada dasarnya adalah suatu penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar. Semakin kuat hubungan tersebut, semakin kuat pula minatnya. Minat yang pada dasaarnya hanya sebatas ketertarikan, jika terus dikelola bisa berubah menjadi suatu keinginan atau cita-cita. Sebagai contoh bahwa jika seseorang merasa tertarik dengan profesi kewirausahaan, maka dari ketertarikan tersebut bisa berkembang menjadi minat untuk berwirausaha.

2. Minat Berwirausaha

Berwirausaha merupakan profesi yang sangat menjanjikan sehingga banyak masyarakat tertarik akan profesi ini. Minat masyarakat untuk berwirausaha pada dasarnya dipengaruhi oleh kesadaran akan sulitnya mendapatkan pekerjaan yang diinginkan dan adanya peluang yang bagus untuk mendirikan suatu usaha baru.

Budiati, dkk (2012:90) beranggapan bahwa semakin kuat (positif) penilaian individu terhadap baik tidaknya dampak menjadi wirausaha akan memperkuat keinginan individu tersebut untuk bekerja mandiri (self-employed) atau menjalankan usahanya sendiri. Dalam hal ini, semakin kuat sikap terhadap kewirausahaan, maka semakin kuat pula minat untuk menjadi wirausaha. Minat berwirausaha pada diri seseorang bisa ditingkatkan dengan beberapa cara, dengan catatan seseorang tersebut benar-benar memiliki keinginan yang kuat untuk berwirausaha dimasa mendatang.

(31)

minat dan dorongan yang kuat dari dalam diri seseorang. Keinginan untuk sukses tentunya harus dimiliki oleh calon wirausaha sebelum mereka mulai merealisasikan usahanya tersebut.

Menurut Budiati, dkk ( 2012:91) motivasi seseorang menjadi wirausaha dibedakan dalam tiga, yaitu ambisi kemandirian, realisasi diri dan faktor pendorong, dengan masing-masing indikator sebagai berikut:

a. Ambisi kemandirian 1. Aktivitas lebih bebas

2. Keinginan memiliki usaha sendiri 3. Keinginan menjadi lebih dihormati 4. Keinginan menerapkan ide baru

5. Ingin mengembangkan hobi dalam bisnis b. Realisasi diri

1. Saya ingin memperoleh posisi yang lebih baik di lingkungan 2. Saya ingin memotivasi dan memimpin orang lain

3. Saya ingin melanjutkan tradisi keluarga

4. Saya ingin mengimplementasikan ide atau berinovasi c. Faktor Pendorong

1. Ingin memperoleh pendapatan yang lebih baik 2. Ingin menjadi seorang wirausaha jika terkena PHK

(32)

minat seseorang untuk berwirausaha, tentunya mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar dan mencari informasi tentang dunia usaha. Minat seseorang untuk berwirausaha juga bisa meningkat seiring kemampuan mereka dalam mengembangkan membangkitkan minatnya tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha merupakan ketertarikan pada diri seseorang terhadap kegiatan wirausaha dan keinginan untuk terlibat dalam kegiatan kewirausahaan. Kegiatan tersebut meliputi pengambilan resiko untuk menjalankan usaha dengan cara memanfaatkan peluang-peluang/kesempatan bisnis yang ada untuk menciptakan usaha baru.

Minat berwirausaha muncul karena di dahului oleh suatu pengetahuan dan informasi mengenai wirausaha yang kemudian dilanjutkan pada suatu kegiatan berpartisipasi untuk memperoleh pengalaman dimana akhirnya muncul keinginan untuk melakukan kegiatan tersebut. Semakin kuat minat seseorang untuk menjadi seorang wirausaha, maka peluang untuk mereka benar-benar menjadi wirausaha dimasa mendatang sangat terbuka lebar.

3. Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa

(33)

Mahasiswa diharapkan membantu mengurangi jumlah pengangguran karena mereka merupakan orang terdidik. Menurut Alma dalam Putra (2012:2) bahwa semakin maju suatu negara semakin banyak orang terdidik, dan semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Jika di Indonesia orang terdidik sudah ada, maka selanjutnya mereka diarahkan untuk berwirausaha. Orang terdidik tidak selamanya harus mengandalkan lapangan pekerjaan yang sudah ada.

Menurut Baumassepe dalam Ifham dan Helmi (2002:90) sangat masuk akal bagi mahasiswa (dengan atribut-atribut yang dimilikinya) untuk berpola pikir sebagai seorang wirausahaan. Dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki selama mengikuti pendidikan, seudah selayaknya mahasiswa memiliki pola pikir yang maju. Pola pikir yang maju tersebut digunakan sebagai salah satu pemikiran untuk memikirkan bagaimana membantu mengurangi jumlah pengangguran. Potensi yang dimiliki mahasiswa untuk berwirausaha seharusnya sudah cukup untuk memulai berwirausaha. Selain menguasai ilmu pengetahuan, mahasiswa dinilai mempunyai potensi untuk berwirausaha. Kewirausahaan merupakan alternatif pilihan yang paling tepat bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya (Ifham dan Helmi, 2002:90).

(34)

faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan.

Pendidikan kewirausahaan juga dapat meningkatkan minat para mahasiswa untuk memilih kewirausahaan sebagai salah satu pilihan karir selain pilihan karir menjadi menjadi pegawai swasta, PNS, atau pegawai BUMN dimana secara signifikan dapat mengarahkan sikap, perilaku, dan minat ke arah kewirausahaan (Lestari dan Wijaya, 2012:113). Selain memberikan pengetahuan tentang kewirausahaan, pendidikan kewirausahaan dapat dijadikan saranan untuk membangkitkan minat berwirausaha pada mahasiswa. Melalui pendidikan kewirausahaan nantinya diharapkan akan muncul minat berwirausaha pada mahasiswa.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan universitas dalam menciptakan lulusan dengan kemampuan berwirausaha sangat diharapkan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah pengangguran. Selain itu pendidikan kewirausahaan yang diberikan harus benar-benar dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mencari dan menambah ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan. Potensi yang sudah dimiliki mahasiswa diharapkan dapat diterapkan melalui kewirausahaan setelah lulus kuliah nantinya, sehingga mahasiswa akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi dirinya sendiri dan orang lain.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

(35)

berminat terhadap kewirausahaan merupakan mereka yang sadar akan banyak keuntungan yang didapatkan dari profesi tersebut. Sedangkan mereka yang tidak berminat terhadap kewirausahaan, biasanya mereka lebih mengandalkan lapangan pekerjaan yang sudah tersedia.

Banyak faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha seseorang. Menurut Stewart et al dalam Koranti (2013:1) menyatakan bahwa tumbuhnya minat berwirausaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang melibatkan beberapa faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut tentu berbeda-beda antara seseorang satu dengan yang lainnya. Maka dari itu tingginya minat berwirausaha yang dimiliki oleh seseorang berbeda-beda.

(36)

Tjahjono dan Ardi dalam Koranti (2013:2) juga menjelaskan bahwa bagi banyak orang keputusan untuk berwirausaha merupakan perilaku dengan keterlibatan yang akan melibatkan: 1. Faktor internal (kepribadian, persepsi, motivasi dan pembelajaran (sikap) dan 2. Faktor eksternal ( lingkungan keluarga, teman dan tetangga).

Minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya keputusan untuk berwirausaha merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan lingkungannya. Suryana (2001), mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya.

Contoh lain dari faktor eksternal yaitu: 1. Bentuk Peranan

(37)

2. Pendidikan

Pendidikan juga dapat mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha, karena pada saat menempuh pendidikan akan diperoleh banyak pelajaran yang nantinya akan menjadi bekal seseorang untuk menentukan sebuah profesi. Pendidikan kewirausahaan akan sangat berpengaruh terhadap minat seseorang dalam memilih kewirausahaan sebagai pilihan karirnya, karena dengan mengikuti pendidikan kewirausahaan akan diperoleh pengetahuan tentang dunia usaha dan seluk beluk dunia usaha.

3. Penyampaian Success Story

Keinginan untuk meniru figur sukses merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan karir seseorang. Sebagai contohnya yaitu seorang wirausaha yang telah menggapai kesuksesannya, maka hal tersebut akan memotivasi orang lain untuk meniru kesuksesannya. Seseorang yang berminat untuk menjadi seorang wirausaha, maka mereka akan berupaya belajar dan meniru kiat-kiat yang dimiliki oleh seorang wirausaha. Penyampaian success story oleh pelaku usaha secara langsung juga dapat membangkitkan minat seseorang untuk berwirausaha, karena dengan mengikuti penyampaian success story

(38)

5. Pengukuran Minat Berwirausaha

Salah satu tujuan inti dari penelitian ini yaitu untuk mengukur minat mahasiswa dalam berwirausaha. Ada beberapa ukuran untuk mengetahui minat berwirausaha seseorang, yaitu melalui:

a. Pengungkapan atau ucapan

Seseorang yang berminat untuk berwirausaha akan diekspresikan dengan ucapan atau perkataan, contohnya : saya sangat tertarik terhadap kewirausahaan, saya ingin menjadi wirausahawan sukses.

b. Perbuatan atau tindakan

Seseorang yang tertarik terhadap kewirausahaan, dia akan berusaha mewujudkan ketertarikannya tersebut dengan beberapa tindakan. Contohnya yaitu dengan ia mengikuti seminar tentang kewirausahaan. Dengan mengikuti seminar kewirausahaan maka mereka akan menambah pengetahuan tentang kewirausahaan sehingga diharapkan akan meningkatkan minat berwiraushanya.

c. Menjawab sejumlah pertanyaan

Seseorang yang tertarik dengan kewirausahaan mereka akan menjawab pertanyaan tentang kewirausahaan yang diberikan. Artinya ketika ada pertanyaan yang ditujukan kepadanya tentang kewirausahaan, baik pertanyaan secara lisan maupun tertulis maka mereka akan menjawab dengan antusias.

(39)

maka dianggap mahasiswa tersebut memiliki minat yang tinggi terhadap kewirausahaan. Mengingat bahwa semakin tinggi pengetahuan dan antusiasme mahasiswa untuk menjawab sejumlah pertanyaan pada angket dapat dinilai bahwa mereka sangat berambisi atau berminat untuk berwirausaha.

C. Penyampaian Success Story

1. Definisi Penyampaian Success Story

Penyampaian Success story merupakan salah satu faktor ekternal yang mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. Sama dengan seminar kewirausahaan, penyampaian success story juga akan memberikan pengetahuan baru kepada seseorang tentang dunia usaha. Menurut Kaelola (2014: 96) bahwa dengan mengikuti kegiatan semacam seminar kewirausahaan (enterpreneurship) maka seseorang akan memperoleh pandangan positif tentang kewirausahaan dan jika ia berminat untuk menjadi seorang wirausaha, maka ia akan memiliki antusiasme dalam mengikuti kegiatan semacam itu.

(40)

Wirausaha sukses pasti memiliki faktor-faktor yang sangat berpengaruh terdahadap kesuksesannya tersebut. Mereka memiliki semangat yang tinggi, kegigihan, dan usaha yang luar biasa untuk memperoleh kesuksesannya.

Menurut Hendro (2010:80) semangat wirausaha itu muncul karena disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.

a. Keinginan meniru figur seseorang yang sukses. b. Rasa suka terhadap tantangan.

c. Keinginan untuk tetap bertahan hidup.

d. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi. e. Kegagalan yang dialami dalam meniti karir pekerjaan.

f.Adanya cita-cita untuk menjadi pengusaha.

Untuk menjadi wirausaha sukses, salah satunya dipengaruhi oleh keinginan mereka untuk meniru kesuksesan wirausaha lain. Sebaliknya, wirausaha yang sukses seharusnya tidak pelit ilmu dan mau berbagi pengalaman berwirausahanya dengan orang lain. Selain berbagi ilmu, sesama wirausaha juga dapat bertukar pikiran dan memberikan kritik atau saran.

Dari uraiaan diatas dapat diperoleh informasi bahwa penyampaian success story dapat membangkitkan minat seseorang untuk berwirausaha, mengingat penyampaian success story merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu pilihan profesi. Penyampaian

(41)

positif terhadap profesi kewirausahaan dan mereka berminat untuk berwirausaha nantinya.

2. Jalan Menuju Wirausaha Sukses

Banyak cara atau jalan yang bisa ditempuh untuk menjadi sukses, mengingat kesuksesan bisa dicapai sesuai dengan proses yang dilakukan. Kesuksesan tidak bisa diperoleh secara cuma-cuma, melainkan butuh perjuangan dan ketekunan untuk memperoleh kesuksesan. Murphy and Peck dalam Alma (2013:106) menggambarkan delapan anak tangga untuk mencapai puncak karir. Delapan anak tangga ini dapat pula digunakan oleh seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya.

a. Mau Kerja Keras ( Capacity for Hard Work)

(42)

b. Bekerjasama dengan Orang Lain (Getting Things Done With and Through people)

Bekerjasama dengan orang lain sangat dibutuhkan untuk saling bertukar pikiran dan memperoleh pelajaran baru. Untuk bekerja sama dengan orang lain kita tidak boleh malu. Sebaliknya, jika kita diajak bekerjasama oleh orang lain dan bekerjasama untuk bertukar pikiran, sebaiknya kita membuka diri dan tidak berberat hati.

c. Penampilan yang Baik (Good Appearance)

Penampilan yang baik ini bukan sebatas penampilan fisik seorang wirausaha, melainkan tentang sikap dan perilakunya. Seorang wirausaha yang dikatakan memiliki penampilan baik, adalah mereka yang memiliki sifat jujur dan disiplin, mereka memiliki akhlak yang baik.

d. Yakin (Self Confidence)

Menjadi seorang wirausaha hendaknya memiliki keyakinan yang positif terhadap apa yang dikerjakannya. Menjadi wirausaha harus selalu yakin bahwa usahanya akan sukses. Hal itu perlu dilakukan karena keyakinan akan menumbuhkan semangat yang tinggi pada diri wirausaha untuk selalu berusaha mencapai kesuksesan.

e. Pandai Membuat Keputusan ( Making Sound Decision)

(43)

f. Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education)

Yang dimaksudkan mau menambah ilmu pengetahuan yaitu seorang wirausaha harus mau belajar terus menerus untuk menambah pengetahuannya tentang suatu hal. Jangan pernah merasa bahwa pengetahuan yang dimiliki saat ini sudah cukup untuk menjadi bekal dikemudian hari.

g. Ambisi Untuk Maju (Ambition Drive)

Seorang wirausaha harus memiliki sifat ambisius untuk hal kemajuan dalan usahanya. Hal itu perlu ditekankan karena untuk bisa bersaing denga wirausaha lainnya, maka wirausaha tersebut harus berusaha untuk terus maju. Tetapi sifat ambisius ini hendaknya tidak terlalu berlebihan, cukup sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

h. Pandai Berkomunikasi ( Ability to Communicate)

Berkomunikasi adalah salah satu cara dalam berhubungan dengan pihak luar. Maka dari itu untuk mempermudah dalam mengelola kewirausahannya, hendaknya seorang wirausaha harus pandai dalam berkomunikasi.

3. Kisah Inspiratif Wirausaha Sukses

(44)

Ketika masih kecil, Ciputra sudah memulai belajar berwirausaha membantu ibunya untuk berjualan kue. Setelah remaja, Ciputra mengambil jurusan Arsistek di ITB. Berbeda dengan teman-teman seangkatannya yang banyak menjadi pegawai negeri, Ciputra lebih memilih menjadi seorang wirausaha. Dengan kemampuannya kini seorang Ciputra bisa memperluas usahanya, baik didalan negeri maupun luar negeri. Upaya beliau untuk menciptakan wirausaha-wirausaha baru terlihat dari upaya beliau untuk mendirikan Universitas Enterpreneur Ciputra di Surabaya.

Berbeda dengan Ciputra, setelah menyelesaikan studi di Amerika Serikat, Martha Tilaar justru membuka usaha salon kecil digarasi bapaknya. Bermula dari situlah beliau menekuni dunia usaha. Martha Tilaar melihat peluang bisnis yang saat itu sangat menjanjikam, dengan potensi yang dimiliki oleh Indonesia beliau dapat mengembangkan usahannya dalam bidang kecantikan dan kesehatan. Usaha-usaha yang dijalankan oleh Martha Tilaar dengan bertumpu pada kearifan lokal telah menarik perhatian PBB. Upaya Martha Tilaar dalam mewujudkan cita-cita the Global Compact secara konsisten menyebabkan dia mendapatkan awards dari Sekjen PBB pada tahun 2010 sebagai salah satu dari sepuluh perusahaan didunia yang mendapatkan penghargaan tersebut.

(45)

jumlah nominal yang sedikit. Ketika usianya 50 tahun, kini Chairul Tanjung telah memiliki banyak usaha. Salah satu usaha yang paling populer miliknya yaitu Carrefour Indonesia, yang telah diakuisisi dengan total Rp 10 triliun lebih.

Kesuksesan Chairul Tanjung tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Kaelola (2014, 147) Dia punya nyali yang besar, tak takut miskin, tak takut kekuatan pemodal asing, Chairul Tanjung percaya Tuhan akan berpihak padanya. Keyakinan tersebut yang kini menjadikannya sebagai orang sukses dan kaya-raya. Sifat lain yang dimiliki oleh Chairul Tanjung yakni senang sedekah. Walaupun sudah menjadi orang sukses, bagi Chairul Tanjung sedekah itu penting. Dalam berbisnis, Chairul Tanjung adalah sosok yang detail, artinya beliau sudah mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan yang beliau hadapi saat menjalankan bisnisnya itu.

Kesuksesan Chairul Tanjung pada dasarnya dimuali dari bermimpi, beliau bermimpi untuk menjadi orang sukses. Dengan kegigihan dan kerja kerasnya, beliau mampu mengambil resiko untuk memulai hal-hal baru. Kini dengan banyaknya usaha yang Chairul Tanjung miliki, beliau berperan penting dalam mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

(46)

membantu ayahnya untuk bekerja dibengkelnya. Hal itulah yang menyebabkan Honda tidak menonjol ketika sekolah.

Kecintaan Honda pada mesin sudah terlihat sejak usia delapan tahun. Honda suka mendengar deru mesin penggiling padi, rela mengayuh sepeda sejauh sepulih mil hanya untuk melihat pesawat terbang, dan sangat girang ketika melihat sebuah mobil. Saat usia dua belas tahun, Honda merakit sendiri sepedanya dengan model rem kaki. Pada usia lima belas tahun, Honda membaca sebuah lowongan pekerjaan disebuah bengkel mobil di Tokyo. Saat bekerja dibengkel mobil, Honda hanya digaji rendah, walaupun demikian dia tetap menyukai pekerjaanny. Dengan bekerja keras, saat berusia 21 tahun bosnya menawari Honda untuk membuka cabang baru.

(47)

Penemuan besar yang dilakukan Honda adalah ia menerapkan motor kecil pada sepeda. Siapa sangka sepeda motor yang menjadi cikal bakal lahirnya motor Honda itu diminati oleh masyarakat. Sepeda motor Honda diminati oleh banyak masyarakat, sehingga banyak pesanan dan mengakibatkan Honda kualahan dalam memproduksinya. Setelah sukses dengan industri motornya, honda terus mencapai kesuksesannya dengan merambah ke industri mobil. Berkat usahanya tersebut, Honda banyak menampung karyawan di industrinya, baik dari Jepang maupun negara lain.

Dari contoh wirausaha sukses diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mencapai kesuksesan dimulai dari bermimpi. Yang dimaksud bermimpi yaitu menargetkan kesuksesan yang harus dicapai. Selanjutnya yaitu berani mencoba, tidak takut gagal, pantang menyerah dan bekerja keras. Dengan tekat yang kuat, tidak ada yang mustahil untuk dicapai.

Sedangkan dari beberapa contoh diatas, dapat ditarik kesimpulan mengenai kriteria wirausaha sukses. Adapun kriteria wirausaha sukses yaitu:

1. Berhasil merealisasikan cita-cita atau keinginan 2. Mampu membuka lapangan kerja baru

3. Memiliki penghasilan melebihi rata-rata

4. Menemukan hal baru yang berguna bagi masyarakat 5. Mensejahterakan orang lain atau karyawannya

(48)

yaitu pribadi-pribadi yang menginginkan perubahan. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa untuk menjadi seorang wirausaha sukses, mereka harus berani membuat perubahan. Artinya mereka harus berani untuk mengubah pola pikir mereka yang semula ingin menjadi seorang karyawan atau pegawai, kini mereka harus berfikir untuk menjadi seorang wirausaha.

C. Penelitian Terdahulu

Penelitiaan terdahulu digunakan sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini. Banyak penelitian yang meneliti tentang minat berwirausaha pada mahasiswa sehingga penelitian-penelitian tersebut dapat dikembangkan lagi seperti pada penelitian ini. Minat mahasiswa menjadi wirausaha sangat menarik untuk diteliti, selain untuk mengetahui seberapa besar mahasiswa mahasiswa menjadi wirausaha, tetapi juga untuk mengetahui metode apa yang cocok diterapkan untuk menumbuhkan dan menerapkan minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Berikut merupakan penelitian terdahulu yang meneliti tentang minat berwirausaha pada mahasiswa:

1. Lestari dan Wijaya (2012:118) menyimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha terlihat dari nilai F hitung = 33, 168 > nilai F tabel > 2,650

dan nilai Sig. sebesar 0,000 yang masih dibawah ɑ = 0,05. Minat

berwirausaha mahasiswa juga diperkuat oleh faktor demografis seperti

(49)

2. Menurut Mario dan Raminda (2011) pendidikan kewirausahaan berkorelasi positif terhadap perilaku individu dalam berwirausaha. Semakin baik kualitas pendidikan kewirausahaan yang diberikan, semakin baik pula penilaian individu terhadap profesi kewirausahaan. Mario dan Raminda (2011) menyimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan memiliki beberapa manfaat, diaantaranya: 1. Untuk mendapatkan pengetahuan dalam berwirausaha, 2. Untuk mengidentifikasi dan merangsang ketrampilan berwirausaha, 3. Untuk mengembangkan empati dan dukungan untuk semua masalah kewirausahaan, 4. Untuk mengembangkan sikap terhadap perubahan, 5. Untuk mempromosikan usaha baru lainnya.

3. Koranti (2013:7) menyimpulkan bahwa : 1. Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar mahasiswa terbuti berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahaiswa, baik secara persial maupun simultan. 2. Faktor internal dalam penelitian ini adalah kepribadian dan motivasi mahasiswa juga terbukti berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa baik secara persial maupun simultan.

(50)

menentukan minat mahasiswa manajemen untuk berwirausaha ada 18 variabel dan 25 indikator. Indikator-indikator tersebut yaitu indikator dorongan saudara, pola pikir orang tua, karena praktek lapangan wirausaha dan dorongan dari orang tua mewakili faktor lingkungan. Menjaga gengsi, pekerjaan orang tua, kebanggaan mampu berusaha sendiri dan latar belakang pendidikan orang tua mewakili faktor harga diri. Kemampuan memiliki kemampuan melihat peluang, memiliki akses mudah untuk modal, keyakinan memiliki kemampuan menciptakan peluang dan kemampuan mencari peluang mewakili faktor peluang. Keyakinan memiliki mental wirausaha, memiliki rasa percaya diri akan berhasil berwirausaha dan keyakinan memiliki ketrampilan kepemimpinan mewakili faktor kepribadian, keyakinan untuk bisa meraih kesuksesan seperti orang lain, keyakinan untuk memperoleh prestasi lebih dibandingkan orang lain mewakili faktor keinginan meniru figur sukses, keuntungan yang bisa sangat tinggi dan keyaakinan usaha yang masih bisa terus dikembangkan mewakili faktor pendapatan dan percaya diri.

(51)

yang telah diikuti memberikan persepsi yang positif kepada mahasiswa dalam menentukan pilihan karirnya untuk menjadi wirausaha.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, menunjukan keanekaragaman minat berwirausaha pada mahasiswa. Banyak faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa, faktor tersebut berupa faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari dalam diri mahasiswa, seperti motivasi, perasaan, presepsi dankepribadian. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor pendukung yang muncul diluar dari diri mahasiswa tersebut, yaitu faktor lingkungan (lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah), pendidikan kewirausahaan, seminar kewirausahaan maupun penyampaian success story.

Dari uraian tersebut, menarik untuk dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penyampaian success story terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa dan seberapa besar pengaruh penyampaian success story terhadap minat berwirausaha pada mahaiswa.

D. Kerangka Berfikir

(52)

Untuk menghasilkan lulusan dengan jiwa wirausaha, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengukur minat berwirausaha pada mahasiswa. Minat berwirausaha pada mahasiswa perlu diketahui dengan tujuan untuk mengetahui potensi mereka pada masa mendatang. Minat berwirausaha pada mahasiswa tentunya berbeda-beda antara mahasiswa satu dengan yang lainnya.

Minat mahasiswa untuk berwirausaha harus menjadi perhatian khusus dan harus ditingkatkan dengan harapan agar nantinya menjadi lulusan yang memiliki jiwa wirausaha tinggi. Dalam hal ini maka diperlukan upaya khusus untuk menumbuhkan minat berwirausaha pada mahasiswa. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha pada mahasiswa yaitu dengan mengadakan penyampaian success story. Penyampaian success story dilakukan langsung oleh pelaku kewirausahaan yang sudah sukses dalam usahanya.

Penyampaian success story dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa lebih mengetahui seluk beluk tentang kewirausahaan. Penyampaian success story

dipilih sebagai upaya meningkatkan minat berwirausaha karena penyampaian

success story akan memberikan pelajaran dan motivasi tentang berwirausaha. Pengaruh positif dari penyampaian success story terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa sangat diharapkan. Setelah mengikuti penyampaian success story

(53)

dengan kemampuan dan bekal ilmu yang sudah dimiliki, kedepannya mahasiswa diharapkan sanggup untuk menjalankan berwirausaha.

E. Hipotesis

Menurut Sudjana (2005: 219) Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: ada pengaruh positif penyampaian

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Dalam suatu penelitian digunakan suatu rancangan dan teknik tertentu dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan mempunyai arah yang tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian eksperimen dengan model pre test-post test control group design. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penyampaian success story terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut.

Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Mesin S1 UNNES yang mengikuti mata kuliah Manajemen Industri dan Kewirausahaan. Subjek penelitian tersebut dibagi kedalam dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam penelitian ini difokuskan pada pengukuran minat berwirausaha pada mahasiswa. Diterapkannya penyampaian success story

merupakan upaya untuk meningkatkan minat berwirausaha pada mahasiswa. Untuk mengukur minat awal berwirausaha pada mahasiswa, kedua kelas diberikan tes (pre test) dengan perlakuan yang sama. Selanjutnya kedua kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu pada kelas eksperimen diberikan perlakuan yang berupa penyampaian success story, sedangkan untuk kelas kontrol tidak diberikan perlakuan tambahan. Tahapan selanjutnya yaitu mengadakan tes akhir (post test) untuk mengetahui minat mahasiswa dalam berwirausaha.

(55)

Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen

Kelas Pree test Perlakuan Post test

Eksperimen E1 X1 E2

Kontrol K1 X2 K2

Keterangan:

E1 = Pre test kelas eksperimen

E2 = Post test kelas eksperimen

K1 = Pre test kelas kontrol

K2 = Post test kelas eksperimen

X1 = Perkuliahan Manajemen Industri dan Kewirausahaan dengan perlakuan

tambahan yang berupa penyampaian success story

X2 = Perkuliahan Manajemen Industri dan Kewirausahaan

Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, maka perlu dijelaskan langkah-langkah dari eskperimen ini. Adapun langkah-langkah dalam eksperimen ini yaitu:

1. Menentukan sampel penelitian

2. Menentukan konsep dalam pelaksanaan penyampain success story

3. Menyusun instrumen penelitian

4. Mengukur minat awal mahasiswa untuk berwirausaha (pre test)

5. Memberikan perlakuan tambahan pada kelas eksperimen, yaitu dengan mengadakan penyampaian success story.

(56)

7. Melakukan analisis data untuk mengetahui perbedaan minat mahasiswa pada masing-masing kelas.

8. Menyusun hasil penelitian

Adapun rancangan penyampaian success story adalah sebagai berikut: 1. Menentukan pembicara

Pembicara dalam penyampaian success story adalah pelaku kewirausahaan yang sudah sukses pada bidangnya. Pembicara tersebut akan menceritakan seluk beluk dunia usaha dam memberikan semangat serta motivasi kepada mahasiswa untuk mau berwirausaha.

2. Menentukan waktu dan tempat kegiatan

Waktu kegiatan penyamapaian success story yaitu pada bulan April. Kegiatan penyampaian success story dilakukan di gedung Graha Cendekia E2 UNNES.

3. Rancangan kegiatan inti

Kegiatan inti dalam penyampaian success story meliputi: a. Sambutan dosen mata kuliah kewirausahaan

b. Sambutan oleh peneliti c. Penyampaian success story

(57)

Gambar 3.1 Alur Penelitian Mulai

Selesai Rancangan

penyampaian

success story

Pre-test Pre-test

Kontrol Eksperimen

Hasil Pre-test

Perlakuan tambahan dengan

penyampaian

success story

Perlakuan tanpa penyampaian

success story

Post-test Post-test

Hasil Post-test

Membandingkan Hasil Pre-test dengan Post-test

(58)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012: 80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Mesin S1 UNNES angkatan 2013 yang mengikuti mata kuliah Manajemen Industri dan Kewirausahaan yang terbagi kedalam dua rombel, yaitu rombel 01 dan rombel 02.

2. Sampel

Teknik pengambilan sempel dalam penelitian ini menggunakan sampel bertujuan atau purposive sampling. Menurut Arikunto (2010:183) Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Sampel dalam penelitian ini yaitu mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Mesin yang mengikuti mata kuliah Manajemen Industri dan Kewirausahaan, dimana rombel 01 ditetapkan sebagai kelas kontrol dan rombel 02 ditetapkan sebagai kelas eksperimen.

C. Variabel Penelitian

(59)

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel independen atau variabel bebas

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi perubahan pada variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pada kelas eksperimen adalah perkuliahan Manajemen Industri dan Kewirausahaan dengan diberikan perlakuan tambahan berupa penyampaian success story, sedangkan pada kelas kontrol adalah perkuliahan Manajemen Industri dan Kewirausahaan.

2. Variabel dependen atau variabel terikat

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha pada mahasiswa.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mencapai tujuan penelitian dibutuhkan data yang berhubungan dengan obyek penelitian untuk mencari jawaban dari permasalahan yang hendak diteliti. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket atau kuesioner.

(60)

pertanyaan ada yang sudah disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban dan ada juga pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dengan kalimatnya sendiri.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010:203) Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Dalam pembuatan dan penyusunan instrumen, hendaknya mengacu kepada indikator yang hendak dicapai. Dalam penelitian ini, indikator yang akan dicapai adalah minat mahasiswa dalam berwirausaha. Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator

Minat Berwirausaha pada Mahasiswa

1. Percaya Diri

w. Kepercayaan (keteguhan)

x. Ketidaktergantungan, kepribadian mantap

y. Optimisme

2. Berorientasikan Tugas dan Hasil a. kebutuhan atau haus akan prestasi b. berorientasi laba atau hasil

c. tekun dan tabah

d. tekad, kerja keras, motivasi e. energik

f. penuh inisiatif 3. Pengambil Resiko

(61)

4. Kepemimpinan a. mampu memimpin

b. dapat bergaul dengan orang lain c. menanggapi saran dan kritik d. inovatif (pembaharu)

5. Keorisinilan a. kreatif b. fleksibel c. banyak sumber d. serba bisa

e. mengetahui banyak

6. Berorientasikan kemasa depan a. pandangan ke depan

b. perseptif

F. Penilaian Alat Ukur

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya yaitu pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Manajemen Industri dan Kewirausahaan, maka instrumen tersebut diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan pada mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Otomotif angkatan 2013.

1. Validitas Alat Ukur

(62)

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Uji Kelayakan Instrumen Oleh Ahli Materi

No Aspek Penilaian Indikator Skor Maksimal

1 Kelayakan instrumen penelitian

1. Kesesuaian antara isi dengan topik

2. Materi mencakup aspek-apek yang hendak diukur

3. Instrumen jelas dan spesifik 4. Instrumen tersusun secara

sistematik

5. Kalimat mudah dipahami

10 10 10 10 10 Jumlah 50

Arikunto dalam Pradana (2012: 5) mengatakan bahwa data kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan cara dijumlah, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase. Persentase ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Persentase Kelayakan (%) = X 100%

Selanjutnya hasil yang diperoleh dapat dikategorikan kedalam kategori kelayakan instrumen penelitian dengan menggunakan indikator skala Likert. Kategori kelayakan instrumen penelitian adalah sebagai berikut: sangat baik (81 % - 100%), baik (61% - 80%), sedang (41% - 60%), buruk (21% - 40%) dan buruk sekali ( 20%).

(63)

a. Penilaian uji kelayakan instrumen penelitian oleh dosen Pendidikan Kewirausahaan fakultas Ekonomi UNNES

Tabel 3.4 Hasil Perolehan Skor Uji Kelayakan Instrumen Penelitian Oleh Dosen Pendidikan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi UNNES

No Aspek Penilaian Indikator Skor

Maksimal

Skor Ahli Materi 1 Kelayakan instrumen

penelitian

1. Kesesuaian antara isi dengan topik

2. Materi mencakup aspek-apek yang hendak diukur

3. Instrumen jelas dan spesifik

4. Instrumen tersusun secara sistematik

5. Kalimat mudah dipahami

10

b. Penilaian uji kelayakan instrumen penelitian oleh guru Pendidikan Kewirausahaan SMK Widyapraja Ungaran

Tabel 3.5 Hasil Perolehan Skor Uji Kelayakan Instrumen Penelitian Oleh Guru Pendidikan Kewirausahaan SMK Widyapraja Ungaran

No Aspek Penilaian Indikator Skor

Maksimal

Skor Ahli Materi 1 Kelayakan instrumen

penelitian

1. Kesesuaian antara isi dengan topik

2. Materi mencakup aspek-apek yang hendak diukur

3. Instrumen jelas dan spesifik 4. Instrumen tersusun secara

sistematik

5. Kalimat mudah dipahami

(64)

c. Penilaian uji kelayakan instrumen penelitian oleh pelaku kewirausahaan Tabel 3.6 Hasil Perolehan Skor Uji Kelayakan Instrumen Penelitian

Oleh Pelaku Kewirausahaan

No Aspek Penilaian Indikator Skor

Maksimal

Skor Ahli Materi 1 Kelayakan instrumen

penelitian

1. Kesesuaian antara isi dengan topik

2. Materi mencakup aspek-apek yang hendak diukur

3. Instrumen jelas dan spesifik 4. Instrumen tersusun secara

sistematik

5. Kalimat mudah dipahami

10

Berdasarkan perhitungan persentase uji kelayakan instrumen penelitian oleh ahli materi, diperoleh hasil sebagai berikut:

Persentase Kelayakan (%) = X 100% = 86,06 %

Dari perhitungan diatas diperoleh hasil yaitu 86,06%. Berdasarkan kategori penilaian uji kelayakan ahli materi maka hasil tersebut menunjukan bahwa instrumen penelitian sangat baik.

(65)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi (korelasi validitas) N = Jumlah subjek

∑X = Jumlah skor setiap butir pernyataan

∑X² = Jumlah kuadrat skor setiap butir pernyataan

∑Y = Jumlah skor total

∑Y² = Jumlah kuadrat skor total (Arikunto, 2010:213)

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, pada butir pernyataan sebanyak 42 diperoleh butir pernyataan yang valid adalah sebanyak 40 butir. Butir pernyataan yang tidak valid yaitu pada butir pernyataan nomor 7 dan 13. Selanjutnya butir pernyataan yang tidak valid tersebut tidak dimasukkan kedalam instrumen penelitian, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian menggunakan butir pernyataan yang valid yaitu sebanyak 40 butir.

2. Reliabilitas Alat Ukur

(66)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir

= varians total (Arikunto, 2010: 239)

Kriteria pengujian reliabilitas yaitu nilai dikonsultasikan dengan harga tabel dengan taraf kesetaraan , jika maka item tes yang di uji cobakan reliabel.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian



N r11 rtabel t

2 ∑

b

2 Kriteria

40 33 0,906 0,344 199,06 23,28 Reliabel

Instrumen dapat dikatakan reliabel atau tidak bisa diketahui dengan cara mengkonsultasikan antara koefisien reliabilitas (r11) dengan Rtabel. Pada 5%

dengan n = 33, diperoleh rtabelsebesar 0,344. Karena r11 > rtabel yaitu 0,906 > 0,344 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini reliabel dan layak untuk digunakan dalam penelitian.

G. Teknik Analisis Data

(67)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mengetahui distribusi data yang diperoleh dilakukan uji normalitas dengan rumus chi-kuadrat.

Keterangan:

x² = Chi-kuadrat

O = Frekuensi Pengamatan E = Frekuensi yang diharapkan K = Banyaknya kelas interval (Sudjana, 2005:273)

Selanjutnya harga X² data yang diperoleh dibandingkan dengan X² tabel dengan (dk) = K – 3 dan taraf signifikan 0.05. Distribusi data yang diujikan akan berdistribusi normal jika X² data < X² tabel.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.8 Hasil Uji Normalitas Data

Sumber Data hitung Dk tabel Kriteria

Pre-test Eksperimen 2,7362 3 7,81 Normal

Kontrol 3,7607 3 7,81 Normal

Post- test Eksperimen 1,4548 3 7,81 Normal

Kontrol 4,1739 3 7,81 Normal

Gambar

Tabel                                                                                                                 Halaman
Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Wirausaha
Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen
Gambar 3.1 Alur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait