PENGARUH PEMBALIKAN DOUBLE LUMENT CATHETER TERHADAP ADEKUASI DIALISIS PADA PASIEN HEMODIALISA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN
SKRIPSI
Oleh :
RACHMAT MARULI 121121045
FAKULTAS KEPERAWATAN
Judul : Pengaruh Pembalikan Double Lument Catheter Terhadap Adekuasi Dialisis Pada Pasien Hemodialisa RSUP Haji Adam
Malik Medan Nama : Rachmat Maruli NIM : 121121045
Program Studi : Sarjana Keperawatan Tahun : 2014
ABSTRAK
Saat ginjal tidak lagi mampu melaksanakan fungsinya, hemodialisa membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh, juga membantu mengekskresikan zat-zat sisa atau buangan. Biaya yang dibutuhkanpasien gagal ginjal untuk menjalani hemodialisa cukup mahal. Untuk itu penting bagi perawat memperhatikan agar hemodialisa dilakukan seefektif dan efisien mungkin. Adekuasi dialisis merupakan salah satu indikator keberhasilan tindakan hemodialisa. Penelitian eksperimen kuasi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembalikan catheter double lumen (CDL)– cara yang digunakan perawat untuk mengatasi sumbatan aliran selama proses hemodialisa - terhadap adekuasi dialisis pasien hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan.Sampel direkrut dengan teknik sampilng purposif dan dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol, masing-masing terdiri dari 15 orang. Semuanya adalah pasien hemodialisa yang menggunakan CDL sebagai akses vaskuler,sudah menjalani terapi hemodialisa minimal 2 kali dalam satu minggu, menggunakan dializer dengan surface area≥ 1,3 m2, kecepatan aliran darah ≥ 200ml/menit, dan lama tindakan dialisa 4 jam. Pengaruh pembalikan CDL dianalisa dengan membandingkan ureum reduction ratio (URR) antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi menggunakan uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa URR kelompok kontrol dan kelompok intervensi mempunyai perbedaan yang bermakna (p-value = 0,015). URR kelompok kontrol lebih baik dari kelompok intervensi. Hal ini memperkuat asumsi peneliti, bahwa tindakan pembalikan CDL sebaiknya dihindari oleh perawat sehingga tidak merugikan pasien.
Judul : The effect of double lument catheter reversal on dialysis
adequacy of hemodialysis patients in Haji Adam Malik General Hospital Center Medan
Nama : Rachmat Maruli NIM : 121121045
Program Studi : Sarjana Keperawatan Tahun : 2014
__________________________________________________________________
ABSTRACT
When the kidneys are no longer able to perform its function, hemodialysis help maintain fluid and electrolyte balance in the body, also helps excrete substances leftover or discarded. The cost and time required for patients with renal failure undergoing hemodialysis quite expensive. It is important for nurses to pay attention to hemodialysis done as effectively and efficiently as possible. Dialysis adequacy is one indicator of the success of the action hemodialysis. This quasi-experimental study was conducted to determine the effect of the reversal of the double lumen catheter (CDL) - method used by nurses to overcome the blockage of the flow during hemodialysis - adequacy of dialysis patients on hemodialysis in Haji Adam Malik Hospital in Medan. The sample was recruited by purposive sampling techniques and assigned to intervention and control groups, each consisting of 15 subjects. All of them are hemodialysis patients who use the CDL as vascular access, already undergoing hemodialysis therapy at least 2 times a week , using dializer with ≥ 1.3 m2 surface area, blood flow velocity ≥ 200 ml / min, and a 4 -hour long dialysis actions. Effect of reversal CDL analyzed by comparing the urea reduction ratio (URR) between the intervention and control groups using t-test. The results showed that URR of intervention and control groups had a significant difference (p-value = 0.015). URR of the control group is better than the intervention group. This strengthens the assumption of researchers, that the CDL reversal should be avoided by nurses so as not to harm the patient .
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayahNya Saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Pembalikan Catheter Double Lumen Terhadap Adekuasi Dialisis Pada Pasien Hemodialisa di RSUP. Haji Adam Malik Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Medan.
Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak yang memberikan pemikiran berharga baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. dr.DediArdinata,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Erniyati,S.Kp,MNS selaku dosen pembimbing dan Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak
meluangkan waktu.
3. Suriati, S.Kep Ns selaku kepala ruangan hemodialisa RSUP H. Adam Malik Medan dan bantuan selama masa pendidikan.
5. Seluruh staff perpustakaan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara atas bantuan-bantuan yang diberikan selama penulis menjalani studi.
6. My beautiful wife, Sari Ramadhani,SE. (No longer a girl, not yet a mother but sooner will)
7. Teman-teman Ekstensi12…”Semoga dunia berputar menjadi lebih baik, dan Allah Maha Tahu dengan kebaikan-kebaikan yang tak ternilai selama ini”. 8. Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya
satu persatu yang telah banyak membantu peneliti baik dalam menyelesaikan skripsi ini.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya profes ikeperawatan.
Medan, Maret 2014
DAFTAR ISI
Halaman
HalamanJudul ... i
Halaman Pengesahan ... ii
Surat Pernyataan ... iii
Prakata ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... ix
Daftar Skema ... x
Daftar Istilah ... xi
Abstrak ... xii
BAB 1. PENDAHULUAN 1. LatarBelakang ... 1
2. RumusanMasalah ... 5
3. TujuanPenelitian... 5
1. TujuanUmum ... 5
2. TujuanKhusus ... 5
4. ManfaatPenelitian... 6
1. UntukPraktekKeperawatan... 6
2. UntukPendidikanKeperawatan ... 6
3. UntukPenelitianKeperawatan ... 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hemodialisis ... 7
2.2. Adekuasi Dialisia ... 8
2.3. Faktor-faktor pendukung adekuasi ... 12
2.4. Pemantauan selama dialisis ... 18
2.5. Pemeriksaan laboratorium ... 19
BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL
3.1.Kerangka konsep ... 22
3.2.Defenisi Operasional ... 23
3.3.Hipotesa Penelitian ... 24
BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1.DesainPenelitian ... 25
4.2.Populasi, sampel penelitian dan tehnik sampling... 26
4.3.Lokasidan waktu penelitian ... 27
4.4.Pertimbangan etik ... 27
4.5.Instrumen Penelitian ... 28
4.6.Pengumpulan data ... 29
4.7.Analisa data ... 29
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 31
5.1.1 Data demografi ... 31
5.1.2 Pengaruh penggunaan CDL ... 32
5.2. Pembahasan ... 35
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 38
2. Saran ... 38
DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel.3.1 Definisi operasional... 10
Tabel.5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi responden...
31
Tabel.5.2 Daftar kategori URR... 32
DAFTAR ISTILAH
AHD : Adekuasi Dialisis CDL : Catheter Double Lumen GGK : Gagal Ginjal Kronik
HD : Hemodialisa
IRR : Indonesian Renal Registry MKU : Model KinetikUreum URR : Ureum Reduction Ratio
QB : Quick Blood
Judul : Pengaruh Pembalikan Double Lument Catheter Terhadap Adekuasi Dialisis Pada Pasien Hemodialisa RSUP Haji Adam
Malik Medan Nama : Rachmat Maruli NIM : 121121045
Program Studi : Sarjana Keperawatan Tahun : 2014
ABSTRAK
Saat ginjal tidak lagi mampu melaksanakan fungsinya, hemodialisa membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh, juga membantu mengekskresikan zat-zat sisa atau buangan. Biaya yang dibutuhkanpasien gagal ginjal untuk menjalani hemodialisa cukup mahal. Untuk itu penting bagi perawat memperhatikan agar hemodialisa dilakukan seefektif dan efisien mungkin. Adekuasi dialisis merupakan salah satu indikator keberhasilan tindakan hemodialisa. Penelitian eksperimen kuasi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembalikan catheter double lumen (CDL)– cara yang digunakan perawat untuk mengatasi sumbatan aliran selama proses hemodialisa - terhadap adekuasi dialisis pasien hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan.Sampel direkrut dengan teknik sampilng purposif dan dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol, masing-masing terdiri dari 15 orang. Semuanya adalah pasien hemodialisa yang menggunakan CDL sebagai akses vaskuler,sudah menjalani terapi hemodialisa minimal 2 kali dalam satu minggu, menggunakan dializer dengan surface area≥ 1,3 m2, kecepatan aliran darah ≥ 200ml/menit, dan lama tindakan dialisa 4 jam. Pengaruh pembalikan CDL dianalisa dengan membandingkan ureum reduction ratio (URR) antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi menggunakan uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa URR kelompok kontrol dan kelompok intervensi mempunyai perbedaan yang bermakna (p-value = 0,015). URR kelompok kontrol lebih baik dari kelompok intervensi. Hal ini memperkuat asumsi peneliti, bahwa tindakan pembalikan CDL sebaiknya dihindari oleh perawat sehingga tidak merugikan pasien.
Judul : The effect of double lument catheter reversal on dialysis
adequacy of hemodialysis patients in Haji Adam Malik General Hospital Center Medan
Nama : Rachmat Maruli NIM : 121121045
Program Studi : Sarjana Keperawatan Tahun : 2014
__________________________________________________________________
ABSTRACT
When the kidneys are no longer able to perform its function, hemodialysis help maintain fluid and electrolyte balance in the body, also helps excrete substances leftover or discarded. The cost and time required for patients with renal failure undergoing hemodialysis quite expensive. It is important for nurses to pay attention to hemodialysis done as effectively and efficiently as possible. Dialysis adequacy is one indicator of the success of the action hemodialysis. This quasi-experimental study was conducted to determine the effect of the reversal of the double lumen catheter (CDL) - method used by nurses to overcome the blockage of the flow during hemodialysis - adequacy of dialysis patients on hemodialysis in Haji Adam Malik Hospital in Medan. The sample was recruited by purposive sampling techniques and assigned to intervention and control groups, each consisting of 15 subjects. All of them are hemodialysis patients who use the CDL as vascular access, already undergoing hemodialysis therapy at least 2 times a week , using dializer with ≥ 1.3 m2 surface area, blood flow velocity ≥ 200 ml / min, and a 4 -hour long dialysis actions. Effect of reversal CDL analyzed by comparing the urea reduction ratio (URR) between the intervention and control groups using t-test. The results showed that URR of intervention and control groups had a significant difference (p-value = 0.015). URR of the control group is better than the intervention group. This strengthens the assumption of researchers, that the CDL reversal should be avoided by nurses so as not to harm the patient .
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan, sedang dan berat. Penyakit gagal ginjal kronik merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia. Di negara maju
(Australia, Amerika Serikat, Inggris dan Jepang) didapatkan variasi yang cukup besar pada insidensi gagal ginjal kronis, berkisar antara 476-1150 per satu juta
penduduk. Perbedaan ini disebabkan antara lain perbedaan kriteria, geografis, etnik dan fasilitas kesehatan yang disediakan (Suhardjono, 2001).
Laporan The United States Renal Date System (USRDS) pada tahun 2011
prevalensi penderita gagal ginjal kronik mencapai 28.008 pasien, hingga kuartal pertama tahun 2012penderita gagal ginjal kronik mencapai 30.064 dan
diperkirakan terus mengalami peningkatan.
Susalit (2012) mengatakan bahwa, jumlah penderita gagal ginjal di Indonesia saat ini terbilang tinggi, jumlahnya 300.000 orang dan belum semua
pasien dapat tertangani oleh para tenaga medis. Ada 80% pasien tidak tersentuh pengobatan sama sekali.
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan acute kidney injury yang memerlukan terapi dialisis jangka pendek beberapa hari hingga beberapa minggu. Berdasarkan data dari Indonesian Renal
7.181 orang.Sementara di RSUP H. Adam Malik Medan didapatkan total pasien hemodialisa (HD) pada februari 2013 sebanyak 197 pasien dengan jumlah
tindakan hemodialisa sebanyak 1.081.
Pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal end-stage renal disease
yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen. Sehelai membran sintetik yang semipermeabel menggantikan glomerulus serta tubulus renal dan bekerja sebagai filter bagi ginjal yang terganggu fungsinya (Brunner & Sudarth,
2002)
Keberhasilan hemodialisis berhubungan dengan adekuatnya suatu tindakan
hemodialisis atau disebut adekuasi hemodialisis (AHD). Secara klinis HD reguler dikatakan adekuat jika keadaan umum dan nutrisi penderita dalam keadaan baik, tidak ada manifestasi uremi dan diupayakan rehabilitasi penderita kembali pada
aktifitas seperti sebelum menjalani HD.
Sejak dekade tahun 1960 tindakan HD telah menunjukkan keberhasilannya
sebagai terapi pengganti gagal ginjal jangka panjang pada penderita gagal ginjal kronik (GGK). Jumlah penderita GGK yang menjalani HD terus meningkat. Banyak pasien yang telah menjalani HD hingga mencapai lebih dari 20
tahun.Oleh karena itu para nefrologis telah membahas, mendiskusikan dan memperdebatkan pengertian dari AHD. Sejak 1970an dilakukan usaha
mentabulasikan parameter yang dapat diukur untuk menentukan adekuatnya tindakan hemodialisis. Meskipun toksin uremik yang sebenarnya masih tetap merupakan kontroversi, ureum merupakan bahan yang secara praktis dapat diukur
Tidak adekuatnya suatu tindakan hemodialisaakan meningkatkan mortalitas. Berdasarkan data USRDS, 22-24% penderita mengalami tindakan hemodialisa
reguler yang tidak adekuat, di Jepang dan di Eropa 10 – 15 %. Masalah ini menjadi sangat penting karena mortalitas penyakit GGK yang HD reguler terus
meningkat, seperti di AS 1981 mortalitasnya 21,0% dan tahun 1988 24,3%. Akibat tidak adekuatnya tindakan hemodialisa menyebabkan kerugian materi yang sangat besar dan tidak produktifnya pasien hemodialisa reguler tersebut. Hal
ini dikarenakan tingginya biaya yang keluarkan pemerintah untuk pembiayaan tindakan hemodialisa.
Banyak penelitian yang menyatakan pentingnya AHD. Owen dkk (1993) melaporkan Ureum Reduction Ratio (URR) rendah meningkatkan risiko mortalitas. Penderita URR<60% mempunyai risiko mortalitas tinggi dan
mempunyai perbedaan yang bermakna dengan penderita URR 65-69%. Bloembergen dkk (1996)menyatakan bahwa dosis hemodialisis yang rendah
menyebabkan terjadinya atherogenesis, infeksi, malnutrisi, dan kegagalan yang berlanjut melalui berbagai variasi mekanisme patofisiologis. Sehgal dkk(2001) melaporkan dosis HD yang tidak adekuat berhubungan dengan meningkatnya
kasus dan jumlah hari rawat-inap, serta memerlukan pemeriksaan penunjang. Tercapainya AHD menurunkan morbiditas dan biaya perawatan.
Untuk mencapai target adekuasi yang maksimal, ada beberapa faktor pendukung,antara lain; lama dialisis, luas permukaan dialyzer (ginjal pengganti), kecepatan aliran dialisat dan kecepatan aliran darah yang maksimal. Oleh karena
yang baik guna memperoleh kecepatan aliran darah (blood flow) yang maksimal >200ml/menit salah satunya adalah dengan catheter double lumen (CDL) sebagai
akses vaskular temporer (konsesus PERNEFRI,2003).
Keberhasilan suatu hemodialisis tergantung pada keadekuatan aliran darah
yang melalui dialyser. Bersihan yang optimal pada produk sisa tergantung pada aliran dialisat, permeabilitas membran, area permukaan membran, durasi dilaksanakannya dialisis dan yang paling penting yaitu kecepatan aliran darah
(Roesli, 2006).
Mosakazemi, et al. (2008) dalam penelitiannya di Iran menyatakan bahwa,
pembalikan jalur vena arteri (inlet-outlet) pada penggunaan catheter double lumen mempengaruhi AHD yang hendak dicapai dengan batasan penelitian yaitu kecepatan aliran darah (QB) 350ml/menit -500ml/menit dan kecepatan aliran
dialisat (QD) 500ml/menit.
Sementara itu, menurut data IRR tahun 2009 umumnya kecepatan aliran
darah (QB) pasien dialisis di Indonesia 250ml/menit. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh pembalikan catheter double lumen terhadap adekuasi dialisis pada pasien hemodialisa.
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh pembalikan catheter double lumen terhadap adekuasi dialisis pada pasien hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui QB, BB dan BUN pasien hemodialisa pada kelompok
kontrol (tanpa pembalikan CDL) dan kelompok intervensi (dengan pembalikan CDL)
b. Mengidentifikasi ada tidaknya perbedaan karakteristik pasien hemodialisa pada kelompok dan kelompok intervensi berdasarkan QB, BB dan BUN sebelum hemodialisa serta BUN setelah hemodialisa
c. Mengetahui adekuasi dialisis (URR) pasien hemodialisa pada kelompok dan kelompok intervensi menggunakan rumus Lowrie
d. Membandingkan URR antara pasien hemodialisa kelompok kontrol dengan pasien hemodialisa kelompok intervensi
1.4.Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penelitian memberi masukan bagi perawat tentang pembalikan catheter double lumen terhadap adekuasi dialisis pada pasien hemodialisa di dalam meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalani
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil yang didapat dalam penelitian ini menjadi referensi bagi
mahasiswa dan dosen mengenai asuhan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
terapi hemodialisa.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan data tambahan dalam penelitian keperawatan dan dikembangkan bagi penelitian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hemodialisis
Hemodialisis merupakan suatu cara untuk mengeluarkan produk sisa metabolisme berupa larutan (ureum dan kreatinin) dan air yang ada pada darah melalui membran semipermeabel atau yang disebut dengan dialyzer (Thomas,
2002).
Hemodialisa didefinisikan sebagai pergerakan larutan dan air dari darah
pasien melewati membran semipermeabel (alat dialisa) kedalam dialisat.Alat dialisa juga dapat digunakan untuk memindahkan sebagian besar volume cairan. Pemindahan ini dilakukan melalui ultrafiltrasi dimana tekanan hidrostatik
menyebabkan aliran yang besar dari air plasma (dengan perbandingan sedikit larutan) membran (Tisher & Wilcox, 1995).
Hemodialisa merupakan suatu tindakan terapi dengan dialisa sebagai pengganti fungsi ginjal untuk menurunkan kadar racun di dalam darah. Pada proses ini zat-zat racun (toksik), air dan elektrolit yang tidak bisa dikeluarkan lagi
oleh ginjal yang sakit “dibersihkan" melalui proses haemodialisis (Mursal, 2008). Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hemodialisa bukanlah obat
terhadap penyakit gagal ginjal kronik, tetapi merupakan sebuah terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy) yang berfungsi meningkatkan kembali kualitas hidup pasien yang menjalani terapi ini sehingga dapat kembali menjalani aktifitas
Gambar 2.1: Alur Hemodialisa
2.2. Adekuasi Hemodialisa
Hemodialisis regular dikatakan cukup apabila dilakukan teratur, berkesinambungan, selama 9-12 jam setiap minggu. Kondisi pasien stabil dan
tidak merasakan keluhan sama sekali, nafsu makan baik, tidak merasa sesak, tidak lemas dan dapat melakukan aktifitas sehari-hari (Suwitra, 2010). Berdasarkan konsensus Pernefri (2003) menyatakan target ideal untuk pasien yang menjalani HD 2x/minggu dengan lama HD antara 4 – 5 jam diberikan target URR 65%.
National Cooperative Dialysis Study (NCDS), merupakan penelitian
pertama yang menilai AHD. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa ureum merupakan pertanda yang memadai untuk penilaian AHD dan tingkat bersihan
ureum dapat dipakai untuk prediksi keluaran (outcome) dari penderita.Lowrie dkk(1981) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa blood urea-nitrogen (BUN) yang tinggi menyebabkan meningkatnya morbiditas.
penderita HD dengan menghitung semua faktor yang mempengaruhi pemasukan, pengeluaran dan metabolisme urea. Faktor ini meliputi volume distribusi urea,
urea generation rate, klirens dializer (Kd), dialyzer ultrafiltration rate, jadwal dan lama HD, residual klirensi urea, resistensi terhadap metabolisme ureum. Dalam
pengukurannya memerlukan:
1. Pemeriksaan BUN sebelum dan sesudah HD dari HD pertama, pemeriksaan BUN sebelum HD dari HD kedua dari jadwal HD 3 kali
seminggu.
2. Berat badan sebelum HD dan sesudah HD dari HD pertama.
3. Lama HD sebenarnya dari HD pertama.
4. Klirens efektif dari dializer (bukan klirens in-vitro dari tabel).
Meskipun cara ini direkomendasikan oleh National Kidney Foundation
Dialysis Outcome Quality initiative (NKF-DOQI), akan tetapi cara perhitungannya kompleks sehingga diperlukan ketepatan pengukuran volume
distribusi, klirens efektif dializer dan waktu HD. Akibatnya cara ini tidak dapat dipergunakan disetiap unit HD. Selain dari MKU ada cara lain yang lebih praktis dan dapat digunakan secara rutin, yaitu:
1. Rumus logaritma natural Kt/V
Dalam menggunakan rumus ini diasumsikan bahwa konsep yang dipakai
adalah model single-pool urea kinetic. Cara ini merupakan penyederhanaan dari perhitungan MKU, dimana Kt merupakan jumlah bersihan urea dari plasma dan V merupakan volume distribusi dari urea. K dalam satuan
kecepatan aliran dialisat, t adalah waktu tindakan HD dalam satuan menit, sedangkan V dalam satuan liter. Rumus yang dianjurkan oleh NKF-DOQI
adalah generasi kedua yang dikemukakan oleh Daugirdas.
Kt/V=-Ln(R-0,008xt)+(4-3,5xR)xUF/W Dimana :
a. Ln adalah logaritma natural.
b. R adalah BUN setelah dialisis dibagi BUN sebelum dialysis c. t adalah lama waktu dialisis dalam jam.
d. UF adalah volume ultrafiltrasi dalam liter. e. W adalah berat pasien setelah dialisis dalam kg.
2. Ureum Reduction Ratio (URR)
Cara lain untuk mengukur AHD adalah dengan mengukur URR Rumus
yang dianjurkan oleh Lowrie adalah sebagai berikut: RRU (%) = 100 x (1-Ct/Co)
Ct adalah BUN sesudah-HD dan Co adalah BUN sebelum-HD. Cara ini
paling sederhana dan paling praktis digunakan untuk pengukuran AHD.Banyak dipakai untuk kepentingan epidemiologi, dan merupakan
menunjukkan bahwa penderita yang menerima URR ≥60% memiliki mortalitas yang lebih rendah dari yang menerima URR ≥50%.
Untuk melakukan perhitungan dosis adekuasi dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan BUN. Ketepatan waktu pengambilan
merupakan hal yang sangat penting. BUN sebelum HD dan BUN sesudah HD untuk perhitungan URR diambil pada jadwal yang sama.
a. Pengambilan sampel BUN sebelum HD.
Jika penderita dengan AV-fistula atau graft, sample diambil dari jalur arteri sebelum dihubungkan dengan blood-line. Harus dipastikan tidak
terdapat cairan lain dalam jarum arteri tersebut. Jangan mengambil sampel jika HD sudah berjalan.
b. Pengambilan sampel BUN sesudah HD.
Pengaruh resirkulasi akses-vaskuler dan resirkulasi kardiopulmonal
serta pengaruh teori double-pool sangat menentukan saat yang paling tepat pengambilan sampel untuk pemeriksaan BUN sesudah HD. Jika menganut teori double-pool maka saat paling tepat pengambilan sample
setelah 30-60 menit pasca-HD, dimana telah terjadi equilibrium. Tetapi secara praktis hal ini sukar karena penderita selesai HD harus
menunggu cukup lama. Geddes CCdkk (2000) dalam penelitiannya setelah 4 menit berhentinya aliran dialisat tidak ada perbedaan konsentrasi ureum antara sampel dari arteri dan vena.
1. Setelah waktu HD berakhir hentikan pompa dialisat, turunkan UF sampai 50 ml/jam atau matikan.
2. Turunkan kecepatan pompa aliran darah sampai 50-100 ml/menit selama 15 detik
3. Ambil sampel darah dari jalur aliran arteri.
4. Hentikan pompa darah dan kembali pada prosedur penghentian HD. 5. Cara lain menghentikan pompa aliran darah setelah dilambatkan 50
ml/menit selama 15 detik.
6. Klem pada jalur arteri dan vena, sampel diambil dari jalur arteri.
2.3. Faktor-faktor Pendukung Adekuasi
Sebelum HD dilaksanakan perlu dibuat suatu peresepan (prescription)
dosis HD tersebutdan selanjutnya membandingkannya dengan hasil HD yang telah dilakukan untuk menilai adekuatnya suatu tindakan HD. Peresepan
hemodialisis bersifat individual, karena setiap penderita HD berbeda dalam hal berat badan, volume distribusi ureum, jenis dializer yang dipakai, kecepatan aliran darah (QB), kecepatan aliran dialisat (QD), jenis dialisat,
lama waktu HD(t) dan ultrafiltrasi yang dilakukan.
1. Akses Vaskuler
Vascular access adalah istilah yang berasal dari bahasa inggris
yang berarti jalan untuk memudahkan mengeluarkan darah dari pembuluhnya untuk keperluan tertentu, dalam kasus gagal ginjal
Vaskular Akses Pemasangan Vaskular diharapkan dapat memudahkan dokter dan perawat untuk melakukan akses atau penusukan sehingga
lebih mudah dan mengurangi resiko dari penusukan yang dilakukan pada tempat lain seperti area femoral. Ada 2 tipe tusukan vaskuler yaitu
tusukan vaskuler sementara dan permanen. a. Akses vaskuler Permanen
Belding H. Scribner dkk. Pertama kali menggunakan akses
vaskular permanen berbentuk external arteriovenous (AV) shunt. Kelemahan tehnik ini sering menimbulkan masalah; infeksi, ruptur
akibat trauma dan sering menggangu aktifitas sehari-hari.Cimino dan Brescia (1966) menganjurkan tehnik baru yaitu internal arteriovenous (AV) shunt. Konsep fistula yangpertama kali
dikembangkan yaitu side to side anastomosis dengan diameter antara 6-8mm (Sukandar,2006).
b. Akses Vaskuler Sementara
Metoda ini melalui dua pembuluh darah vena yaitu vena
femoral dan vena interna jugular.Hampir semua pasien di Indonesia untuk inisiasi hemodialisa melalui akses vena femoralis dengan
jarum khusus. Kerugian dari metoda ini, pasien kurang nyaman karena tidak boleh bergerak selama proses dialisis berjalan dan kemungkinan perdarahan bila salah sasaran tusukan (arteri
femoral).
Akses vaskular melalui vena jugular interna dengan
menggunakan silastic twin catheter atau double lumen catheter (CDL) merupakan metoda yang cukup memuaskan dan nyaman untuk pasien. Tehnik ini dapat digunakan beberapa minggu hingga
akses vaskular permanen siap untuk digunakan (Sukandar,2006).
Gambar 2.3:Catheter Double Lumen
2. Dializer
membran dializer dapat terbuat dari Sellulose, Sellulose yang disubstitusi, Cellulosynthetic, Synthetic.
Spesifikasi dializer yang dinyatakan dengan Koeffisient ultrafiltrasi (Kuf) disebut jugadengan permiabilitas air. Besarnya permiabilitas
membran dializer terhadap air bervariasi tergantung besarnya pori dan ukuran membran. KUf adalah jumlah cairan (ml/jam) yang berpindah melewati membran per mmHg perbedaan tekanan (pressure gradient)
atau perbedaan TMP yang melewati membran.
Dializer ada yang terdiri dari high efficiency dan high flux.Dializer
high efificiency adalah dializer yang mempunyai luas permukaan membran yang besar. Dializer high flux adalah dializer yang mempunyai pori-pori besar yang dapat melewatkan molekul yang besar,
dan mempunyai permiabilitas terhadap air yang tinggi.
Ada 3 tipe dializer yang siap pakai, steril dan bersifat disposible
yaitu bentuk hollow-fiber (capillary) dializer, parallel flat dializer dan coil dializer. Setiap dializer mempunyai karakteristik tersendiri untuk menjamin efektifitas dan menjaga keselamatan penderita.
3. Durasi Hemodialisa
Menurut PERNEFRI (2003) waktu atau lamanya hemodialisa
disesuaikan dengan kebutuhan individu. Tiap hemodialisa dilakukan 4– 5 jam dengan frekuensi 2 kali seminggu. Hemodialisa idealnya
dilakukan 10–15 jam/minggu dengan QB 200–300 mL/menit.
Hemodialisa regeluer dikatakan cukup bila dilaksanakan secara teratur, berkesinambungan, selama 9-12 jam setiap minggu (Suwitra,
2010).
4. Anti Koagulasi
Selama dilakukan tindakan hemodialisa, diperlukan pemberian antikoagulasi agar tidak terjadi pembekuan darah didalam sirkuit
ekstrakorporeal sehingga akan mempengaruhi kecepatan aliran darah (blood flow) yang melewati dializer (PERNEFRI,2003).
Dializer bersifat thrombogenic dan memerlukan anti koagulan, baik untuk pasien maupun untuk sirkuit darah (extracorporeal). Heparinisasi yang tidak adekuat dapat menyebabkan pembentukan
5. Larutan Dialisat a. Dialisat Asetat
Dialisat asetat telah dipakai sebagai dialisat standard untuk mengoreksi asidosis uremikum dan mengimbangi kehilangan
bikarbonat secara difusi selama HD. Dialisat asetat tersedia dalam bentuk konsentrat yang cair dan relatif stabil. Dibandingkan dengan dialisat bikarbonat, maka dialisat asetat efek sampingnya lebih
banyak. Efek samping yang sering seperti mual, muntah, kepala sakit, otot kejang, hipotensi, gangguan hemodinamik, hipoksemia,
koreksi asidosis menjadi terganggu, intoleransi glukosa, meningkatkan pelepasan sitokin.
b. Dialisat Bikarbonat
Dialisat bikarbonat terdiri dari 2 komponen konsentrat yaitu larutan
asam dan larutan bikarbonat. Kalsium dan magnesium tidak termasuk dalam konsentrat bikarbonat oleh karena konsentrasi yang tinggi dari kalsium, magnesium dan bikarbonat dapat membentuk
kalsium dan magnesium karbonat.
Konsentrasi bikarbonat yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya
hipoksemia dan alkalosis metabolik yang akut. Namun dialisat bikarbonat bersifat lebih fisiologis walaupun relatif tidak stabil. Biaya untuk sekali HD bila menggunakan dialisat bikarbonat relatif
6. Mesin Hemodialisa
Dalam proses hemodialisa diperlukan suatu mesin hemodialisa.
Mesin HD terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan larutan dialisat dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan darah
dari tempat tusukan vaskuler kepada dializer. Kecepatan (QB) dapat diatur biasanya antara 200-300 ml/menit. Untuk pengendalian ultrafiltrasi diperlukan tekanan negatif.Lokasi pompa darah biasanya
terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor larutan dialisat. Sistem monitoring setiap mesin HD sangat penting untuk menjamin
efektifitas proses dialisis dan keselamatan penderita.
Gambar 2.5: Mesin HD
2.4. Pemantauan Selama Dialisis a. Koagulasi
Secara visual, darah dalam sirkuit ekstrakorporeal berwarna sangat tua, dalam dializer terlihat garis-garis merah, dalam drip chamber terlihat
b. Tekanan Darah
Hipertensi biasanya dipengaruhi oleh renin ataupun beberapa faktor lain
yang belum diketahui, pada penderita ini tekanan darah dapat meningkat selama dialisis, walaupun cairan dihilangkan. Pada beberapa
penderita pada waktu HD dapat terjadi hipotensi intradialisis, penderita ini perlu penghentian medikasi tekanan darah pada hari dialisis. Tekanan darah dan denyut nadi diukur tiap 30 sampai 60 menit.
Keluhan pusing ataupun perasaan lemah menunjukkan hipotensi. Gejala-gejala hipotensi dapat tidak kentara, dan kadang asimtomatis
sampai tekanan darah jatuh ketingkat yang membahayakan. c. Suhu
Demam yang timbul sebelum dialisis merupakan temuan yang serius
perlu dicari penyebabnya. Manifestasi infeksi pada penderita dialisis sering tidak kentara. Kenaikan suhu sekitar 0,5 derajat selama dialisis
adalah normal
d. Daerah Akses Vaskuler
Daerah akses vaskuler harus dipastikan dari tanda-tanda infeksi
sebelum dialisis.
2.5. Pemeriksaan Laboratorium
a. Setiap pasien baru dilakukan penilaian yang meliputi pemeriksaan fisik lengkap dan penunjang sebagai berikut: Darah perifer lengkap,
Elektrolit darah (Na, K, Cl, Ca, P), HBs Ag, Anti HCV, Viral marker (HIV), Foto dada dan EKG.
b. Bila tidak ada indikasi khusus, maka dilakukan pemeriksaan sesuai jadwal berikut:
1. Na, K, Ca,P, Ureum, Kreatinin (setiap 3 bulan)
2. Serum Iron (SI), (TIBC), ferritin.
3. HBs Ag, anti HCV, AGD, EKG (setiap 6 bulan)
4. Echocardiografi (setiap 3 tahun)
c. Pemeriksaan khusus yang dapat dilakukan adalah: 1. Mg (khusus untuk aritmia) dan PTH setiap tahun.
2. Radiologi, densitometer tulang dan HIV pada keadaan khusus.
2.6. Komplikasi Hemodialisa
Menurut sukandar (2006) komplikasi selama prosedur HD dapat berhubungan dengan tehnik dan non tehnik, tindakan monitoring selama
proses HD sangatlah diperlukan. Adapun berbagai komplikasi tersebut. Komplikasi Tehnik
Mesin HD yang canggih dilengkapi dengan sistem monitoring dan alarm untuk mencegah resiko tehnik.
RESIKO TEHNIK PRESENTASI KLINIK
Dialisat hipotonik Hemolisis masif
Dialisat hipertonik Hipernatremia, haus, sakit kepala,kejang
Dialisat overheated Hemolisis dan pembekuan darah
Hard water syndrome Hiperkalsemia akut, sakit kepala, hipertensi, kejang.
Diskoneksi tabung darah Perdarahan, kolapse
a. Komplikasi Non Tehnik
Beberapa komplikasi tehnik selama prosedur HD tidak jarang ditemukan dan sangat mengganggu kenyamanan pasien. Komplikasi sering dialami
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pembalikan double lumen catheter terhadap adekuasi dialisis pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan. Adekuasi
dialysis yang dipakai adalah nilai URR hasil penghitungan nilai BUN sebelum dan sesudah hemodialisa dengna luas permukaan dialyzer (KuF) 1,3 m, kecepatan
aliran darah (QB)> 200 ml/menit, dan lama dialysis (t) 4 jam.
Gambar 3.1 Kerangka kerja pengaruh pembalikan CDL terhadap URR Pasien HD
CDL
QB≥200 ml/menit
KuF
Time
CDL dibalik CDL tidak dibalik
Hemodialisa
URR <65%
URR ≥65%
3.2. Definisi Operasional
Tabel 3.1: Definisi operasional variabel penelitian
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1 Dependen: zat dan cairan dalam darah dan dialisat dilakukan selama 4 jam.
--
--
3.3.Hipotesis
1. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada perbedaan skor URR antara pasien yang menggunakan CDL dibalik dan pasien yang menggunakan CDL tidak dibalik.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Skor URR pasien yang menggunakan CDL dibalik lebih rendah
dibandingkan dengan skor URR pasien yang CDLnya tidak dibalik.
Hipotesis yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah menerima Ha
atau gagal menolak Ha yang artinya ada pengaruh pembalikan CDL terhadap adekuasi dialisis pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan pengukuran ulang (pre and post test design ), karena peneliti ingin
mengetahui pengaruh pembalikan catheter double lumen terhadap adekuasi dialisis pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Skema 4.1: Kerangka kerja penelitian pengaruh pembalikan catheter double lumen terhadap adekuasi dialisis pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan
Keterangan :
1. 01 pengukuran BUN pre HD pada kelompok intervensi yang diberikan perlakuan pembalikan jalur vena arteri CDL
2. A perlakuan pembalikan jalur vena-arteri CDL pada kelompok intervensi
3. 01’pengukuran BUN post HD pada kelompok intervensi yang diberikan perlakuan pembalikan jalur vena-arteri CDL
A 01’
01 01-01’= X1
02-02’ = X2
4. 02 pengukuran BUN pre HD pada kelompok kontrol
5. 02’pengukuran BUN post HD pada kelompok kontrol
6. X1selisih hitung BUNpre dan post HD (URR) pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah intervensi
7. X2 selisih hitung BUN pre dan post HD (URR) pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi
4.2.Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2009). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien hemodialisa yang menggunakan CDL sebagai akses vaskuler. Tehnik
pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan power analysis dari rumusan tersebut, perkiraan jumlah sampel minimum
pada tingkat signifikan α (level of significant) sebesar 0,05 , kekuatan (1-β) = 60 dan effect size sebesar 80 sehingga didapatkan sampel sebesar 15 orang untuk setiap kelompoknya. Berdasarkan metode penentuan besar sampel
tersebut maka dapat ditentukan cara pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik purposive sampling yaitu, pengambilan sampel yang
dilakukan dengan memilih secara sengaja menyesuaikan dengan tujuan penelitian dan kriteria sampel yang telah ditentukan.
Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu minimal menjalani terapi
area≥1,3m2, kecepatan aliran darah ≥ 200ml/menit, lama tindakan dialisa 4
jam, kooperatif, menggunakan CDL dan bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Sedangkan kriteria eksklusinya yaitu pasien rawat inap yang tidak sadarkan diri serta pasien yang tidak bersedia menjadi responden pada
penelitian ini.
4.3.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Lokasi ini dipilih karena merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah
sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan di kota Medan, mudah dijangkau dan mempunyai unit hemodialisa. Penelitian dilakukan mulai bulan
September 2013 sampai bulan Oktober 2013.
4.4.Pertimbangan Etik Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dan rekomendasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Dalam penelitian ini responden akan diberi informasi tentang sifat, manfaat, tujuan dan proses penelitian. Dalam hal ini peneliti memberi kebebasan kepada responden untuk menentukan
apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian (Self Determination). Kemudian diberikan lembar persetujuan yang akan
persetujuan tersebut (anonymity). Peneliti menjamin kerahasiaan informasi
responden dan kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (confidentiality) (Nursalam, 2009).
4.5.Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk
lembar pemantauan dialisis. Instrumen penelitian terdiri dari dua bagian yaitu karakteristik responden dan hasil pemeriksaan laboratorium BUN pre dan post HD.
1. Karakteristik responden
Karakteristik ini menjelaskan data demografi pasien HD yang terdiri dari;
usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, obat-obatan yang digunakan, lama menjalani hemodialisa, frekuensi hemodialisa dalam 1 (satu) minggu dan data-data selama dialisis yang berisikan; kecepatan
aliran darah (QB), Laju dialisat (QD), tekanan darah dan ultrafiltrasi (UF).
2. Pemeriksaan laboratorium
Lembar hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk melihat perubahan kadar BUN pasien sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
dialisis kemudian digunakan untuk perhitungan URR.
4.6.Pengumpulan Data
izin penelitian dan penilaian ethical clearance dari komite etik Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, setelah mendapatkan izin peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian dan menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya yang nantinya diambil
menjadi subjek penelitian.
Peneliti selanjutnya menjelaskan pada responden tersebut tentang tujuan,
manfaat dan proses pengisian kuisioner, kemudian responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Penelitian ini dilakukan selama pasien melakukan terapi hemodialisa dengan terlebih dahulu membuat
kontrak dengan pasien, kemudian peneliti bertanya kepada pasien terkait dengan isi lembar persetujuan responden (informed consent).
4.7.Analisa Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Editing, dilakukan untuk memeriksa ulang kelengkapan dan
kejelasan data dari hasil pengukuran yang diperoleh dari responden. b. Coding, adalah merumuskan atau menetapkan kode pada variabel
yang dibutuhkan. Coding data dilakukan mengunakan komputer.
c. Cleaning data, data yang telah dimasukan diperiksa kembali, untuk memastikan bahwa data telah bersih dari kesalahan. Baik kesalahan
dalam pengkodean maupun dalam membaca kode.
digunakan untuk mempermudah dan membantu pengentry dari
kesalahan-kesalahan pengisian sekaligus untuk dianalisis.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
a. Analisis Univariat
Analisa ini dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel yang diukur dalam penelitian, yaitu dengan melihat frekuensi, mean, dan standar deviasi.
b. Analisis Bivariat
Analisa bivariat diperlukan untuk menjelaskan variabel independen dengan variabel dependen.Uji hipotesis dilakukan dengan t-test
(Ariawan, 2001).Untuk menguji hipotesa peneliti tentang adanya perbedaan adekuasi dialysis pada pasien yang menggunakan CDL
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai pengaruh pembalikan Catheter Double Lumen Terhadap Adekuasi Dialisis Pada Pasien Hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan.
5.1. HASIL PENELITIAN 5.1.1 Data Demografi
Berdasarkan hasil penelitian, data demografi meliputi jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan.
Tabel diatas menunjukan bahwa berdasarkan karakteristik jenis kelamin, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 19 orang (63,3%), sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki 11 orang (36,7%). Berdasarkan karakteristik suku sebagian besar responden bersuku batak dengan jumlah 19 orang (63,3%). Berdasarkan karakteristik agama responden sebagian besar responden beragam kristen dengan jumlah 16 orang (53,7%). Karakteristik berdasarkan pendidikan responden bahwa sebagian besar responden pendidikannya sampai SMA 14 orang (46,7%) dan Diploma/ Sarjana sampai 14 orang (46,7%). Berdasarkan karakteristik pekerjaan responden sebagian besar responden bekerja swasta dengan jumlah 14 orang (46.7%). Sedangkan karakteristik berdasarkan status perkawinan responden, sebagian besar responden berstatus menikah dengan jumlah27 orang (90%).
5.1.2. Pengaruh penggunaan kateter lumen ganda terhadap adekuasi dialisis pada pasien Hemodialisa
5.1.2.1. Nilai rata-rata QB, BB, BUN sebelum dan setelah hemodialisa pada kelompok kontrol dan intervensi
Nilai rata-rata QB, BB, BUN sebelum dan BUN setelah hemodialisa pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Nilai rata-rata QB, BB, BUN sebelum dan setelah hemodialisa
5.1.2.2. Perbedaan nilai QB, BB dan BUN sebelum dan setelah HD pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
Gambar 5.1: Hasil pengukuran lab
Pada gambar di atas dapat dilihat adanya perbedaan nilai QB, BB dan BUN
5.1.2.3. Distribusi frekuensi skor adekuasi dialisis pasien hemodialisa pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang dihitung menggunakan rumus Lowrie
Tabel 5.3: Distribusi frekuensi dan persentase skor adekuasi dialisis kelompok kontrol dan kelompok intervensi
Kelompok
>65% <65%
f % f %
Kontrol 12 80 3 20
Intervensi 4 26.6 11 73.4
Tabel 5.4: Hasil uji t-test untuk mengetahui pengaruh pembalikan CDL terhadap URR.
Kelompok Nilai Rata-rata (SD)
Mininimum- Maksimum
p-value Kontrol 55.97 (15) 28.35 - 80.33
0.015 Intervensi 68.73 (6) 58.73 – 78.7
5.2.PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian, terkait dengan jenis kelamin, pada penelitian ini sebagian besar (63.3%) responden berjenis kelamin perempuan. Penelitan Yuliaw (2009) menyatakan, bahwa responden memiliki karakteristik individu yang baik hal ini bisa dilihat dari jenis kelamin, bahwa perempuan lebih banyak menderita penyakit gagal ginjal kronik, sedangkan laki-laki lebih rendah
Berdasarkan agama responden, setengah responden (53.3%) beragama Kristen Protestan dan disusul oleh agama Islam sebanyak 36.6 %. Dari jumlah ini sekilas dilihat bahwa responden yang beragama Kristen Protestan lebih banyak menderita GGK dibandingkan dengan responden yang beragama lain, namun hal ini disebabkan karena kurang representatifnya responden yang beragama Islam dan Katolik. Dalam penelitian ini tidak dijumpai adanya pengaruh agama terhadap penyakit GGK.
Pekerjaan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit GGK. Pada penelitian ini didapatkan bahwa 46.7% bekerja pada sektor swasta (berladang dan dagang) yang umumnya tidak mengenal waktu. Penghasilan yang rendah akan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat atau membayar tranportasi (Notoatmodjo, 2010).
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mosakazemi, et al. (2008) dalam penelitiannya di Iran yang menyatakan bahwa, pembalikan jalur vena arteri (inlet-outlet) pada penggunaan CDL mempengaruhi AHD. Dimana rata-rata akses resirkulasi pada 30 pasien hemodialisis meningkat secara signifikan ( P = 0.01 ).
Berdasarkan Konsensus Dialisis Pernefri (2003) menyatakan target Kt/V yang ideal untuk pasien yang menjalani HD 2x/minggu dengan lama HD antara 4 – 5 jam diberikan target URR 65%. Namun K/DOQI (2006) merekomendasikan adekuasi hemodialisis yang dicapai responden dengan jadwal HD 2x/minggu adalah URR 62,18% maka responden belum mencapai target yang ditentukan oleh Pernefri. Namun apabila melihat rekomendasi dari K/DOQI maka sebagian responden telah mencapai adekuasi HD minimal.
Agar tercapai nilai adekuasi hemodialisis sesuai target, NationalKidney
Foundation (NKF) menyarankan untuk mengoptimalkan pencapaian bersihan
ureum (K) dan memperpanjang waktu dialisis (t).
Berdasarkan saran diatas dan kenyataan yang peneliti amati selama proses penelitian tentang pencapaian adekuasi masih terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan. Peneliti menganalisa beberapa faktor yang berpotensi mempengaruhi tidak tercapainya adekuasi hemodialisis di tempat penelitian. Waktu pelaksanaan HD selama 4 jam masih belum sesuai dengan anjuran Pernefri yang menyarankan durasi HD untuk 2x/minggu adalah 5 jam. Durasi HD yang kurang menyebabkan belum optimalnya pembuangan zat toksik dan cairan yang berlebih dari tubuh pasien.Hal ini tentunya dapat mempengaruhi pencapaian AHD.
pasien dengan maksimal. Jenis dialiser yang digunakan adalah low flux yang kurang permeabel terhadap zat dan cairan dengan molekul besar.Hal ini memungkinkan masih terdapat zat toksik maupun cairan yang belum dikeluarkan dari dalam tubuh pasien. Tempat penelitian juga menerapkan penggunaan dialiser
reuse5 hingga 10 kali guna menekan cost HD. Efektifitas dialiser saat HD
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai pengaruh pembalikan catheter double lumen terhadap adekuasi dialisis pada pasien hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan.
6.1.Kesimpulan
1. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapat hasil yang menyatakan pasien yang menggunakan CDL dibalik tidak mendapatkan adekuasi yang cukup.
2. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapat hasil yang menyatakan pasien yang menggunakan CDL normal mendapatkan adekuasi yang cukup.
3. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji paired t test didapat perbedaan URR yang bermakna antar pasien yang menggunakan CDL normal dengan CDL yang dibalik dengan p value< 0,015 yang artinya Ho ditolak Ha diterima. Hal ini menunjukkan proses pembalikan CDL mempengaruhi hasil akhir dari dialisis. Jika hal ini berlangsung terus menerus dilakukan maka dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas hidup pasien.
6.2. Saran
Setelah penelitian dilakukan ada beberapa saran peneliti yaitu :
1. Bagi praktek keperawatan
akses vaskuler yang bermasalah. Perlu dibuat SOP dan kebijakan lainnya yang berkaitan dengan pelayanan HD, pengembangan SDM (perawat) sehingga pengetahuan para petugas semakin bertambah dan pelayanan dapat dilakukan dengan lebih baik.
2. Pendidikan Keperawatan
Bagi pendidikan keperawatan diharapkan hasil ini dapat menambah wawasan dan menambah informasi yang lebih mendalam mengenai penggunaan CDL sebagai akses vaskuler pada pasien HD.
3. Peneliti Selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian. Edisi revisi.Jakarta : Rineka Cipta.
Bloembergen WE, Standard D, Port FK, Wolfe RA, Pugh JA, dkk. Relationship of dose of hemodialysis and cause specific mortality. Kidney Int. 1996; 50: 557565.(abstrak)
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Hidayat, A. Azis Alimul.2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
Lowrie EG, Laird NM, Parker TF, Sargent JA.Effect of hemodialysis prescription on patient morbidity. N Engl J Med, 1981; 305: 1176-81
NKF-DOQI clinical practice guidelines for hemodialysis adequacy. America Journal of Kidney Dis. 1997; 30: S17-S63
Notoatmodjo, S. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Perhimpunan Nefrologi Indonesia. 2003. Penyakit Ginjal Kronik dan Glomerulopati : Aspek Klinik dan Patologi Ginjal Pengelolaan Hipertensi Saat ini. Jakarta.
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif; untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sehgal AR, Dor A, Tsai AB. AC. Morbidity and cost implications of inadequate hemodialysis.Am J of Kidney Dis. 2001; 37:1223-1231
Sehgal AR, O`Rourke SG, Snyder C. Patient assessments of adequacy of hemodialysis and protein nutrition.Am J. of Kidney Dis. 1997; 30: 541-520
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukandar E. Nefrologi klinik, edisi II, ITB Bandung. Bandung, 1997: 424-471
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Saya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pembalikan
Catheter Double Lumen Terhadap Adekuasi Dialisis Pada Pasien Hemodialisa Di RSUP H. Adam Malik Medan”. Penelitian ini merupakan kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan dengan dibantu oleh tenaga kesehatan yang sudah berpengalaman dan bersertifikasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh pembalikan kateter lumen ganda terhadap adekuasi dialisis yang telah bapak/ibu jalani, sehingga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan data tambahan bagi pelayanan unit hemodialisa.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengambilan sampel darah sebelum dan sesudah dilakukan tindakan hemodialisa, dimana setelah dilakukan
perhitungan hasil dari pengambilan sampel ini akan dilaporkan kembali kepada instalasi hemodialisa.
Medan, September 2013 Peneliti,
Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Oleh: Rachmat Maruli
121121045
Saya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara,
Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pembalikan Catheter Double Lumen Terhadap Adekuasi Dialisis Pada Pasien Hemodialisa Di
RSUP H. Adam Malik Medan”. Penelitian ini merupakan kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu, Saudara/i dapat berpartisipasi
dalam penelitian ini sebagai responden untuk keperluan penelitian saya. Saya juga mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu, Saudara/i untuk mengisi kuesioner yang saya
sediakan dengan jujur dan apa adanya.
Partisipasi Bapak/Ibu, Saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu, Saudara/i bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa
ada sanksi apapun. Semua informasi yang Bapak/Ibu, Saudara/i berikan dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini.
Terima kasih atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu, Saudara/i dalam penelitian ini.
Medan, September 2013
Responden,
Lampiran12 TAKSASI DANA
1. Persiapan Proposal dan Perbaikan proposal
- Biayakertasprint proposal Rp 100.000,-
- Fotokopisumber-sumbertinjauanpustaka Rp 150.000,-
- Biaya internet Rp 50.000,-
- Transportasi Rp50.000,-
- Perbanyak proposal dan penjilidan Rp 100.000,-
- Konsumsi saat sidang proposal Rp 100.000,-
2. Pengumpulan Data danPengolahan Data
- Izinpenelitian + survey awal Rp150.000,-
- Penggandaanlembarpemantauan Rp 100.000,-
3. PersiapanSkripsi
- Biaya kertas dan tinta print Rp 100.000,-
- Penggandaan skripsi dan penjilidan Rp 200.000,-
- Biayasidangskripsi Rp 100.000,-
- Pembelian set HD (Dializer) 30pcs @ Rp100.000,-
Jumlah
Lampiran3 KUESIONER PENELITIAN
KODE : _________
Pengaruh Pembalikan Double Lumen Catheter Terhadap Adekuasi Dialisis Pada PasienHemodialisa Di RSUP H. Adam Malik Medan.
1. Kuesioner Data Demografi
Petunjuk Pengisian: Semua pertanyaan di bawah ini harus dijawab dengan memberi tanda Checklist (√) pada kotak yang tersedia dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab selain jawaban yang telah tersedia.
1. Umur : ……. Tahun
2. JenisKelamin : Pria
Wanita
3. Status : Belum menikah
Menikah
Janda/Duda
4. Suku : Batak
Jawa
Melayu
Lain- lain (sebutkan) :………
5. Agama : Islam
Kristen
Buddha
6. Pendidikan : Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
7. Pekerjaan : PNS / TNI / POLRI
Pegawai BUMN
Pegawai Swasta
Wiraswasta
LEMBAR OBSERVASI HEMODIALISA
Nama :_________
Jenis Kelamin : _________
No. MR : _________
a. Keluhan : _____________
PEMERIKSAAN PRE HD
b. Riwayat Pengobatan : _____________
_____________
PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGNS EDEMA BERAT BADAN SHS
BP Tidak Ada BBK AV Fistula
HR Ekstremitas PreHD Femoralis
RR Ascites Post HD CDL
a. Luas membran : __________
DATA DIALIZER:
b. Jenis : Baru / Re Use ke…..
a. Tipe : __________
Anti Coagulan
b. Dosis awal : _______ unit
c. Maintainance : _______ unit/jam
PROGRAM DIALISIS
JAM
PASIEN MESIN
TINDAKAN
BP HR RR QB QD
ULTRA FILTRASI
Lampiran11 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama :RachmatMaruli
TempatTanggalLahir : Palembang, 16 Maret 1985 JenisKelamin :Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Petunia Raya Komp. Griya Kencana Permai Blok E35 Kel. KemenanganTaniKec. Namo Gajah
RiwayatPendidikan
1. Tahun 1991 – 1997 : SD Muhammadiyah 3 Palembang 2. Tahun 1997 – 2000 : SLTP Negeri 16 Palembang 3. Tahun 2000 – 2003 : SMU Negeri 8 Palembang
4. Tahun 2003– 2006 : AKPER SAPTA KARYA PALEMBANG 5. Tahun 2012- Sekarang: Mahasiswa S1 KeperawatanEkstensiFakultas