• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, Dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Muamalat Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, Dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Muamalat Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

No: KUESIONER PENELITIAN

Bapak/Ibu/Saudara yang Saya hormati, Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Muamalat Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara”.

Pengumpulan data dengan kuesioner ini semata-mata untuk tujuan penelitian ilmiah yang saya lakukan. Terima kasih atas kesediaan Bapak/ibu/Saudara.

IDENTITAS RESPONDEN

Usia : ... tahun

Jenis kelamin : Pria Wanita

Pekerjaan : PNS Mahasiswa

Lainnya Lama menjadi nasabah: ...tahun

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Mohon memberi tanda silang (X) untuk pilihan jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara

2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja 3. Dengan keterangan sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

(2)

PEMASARAN RASIONAL

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1 Bank Muamalat mengenakan biaya administrasi yang rendah

2 Bank Muamalat berada di lokasi yang strategis 3 Bank Muamalat memberikan bagi hasil yang

menguntungkan

4 Bank Muamalat memberikan kualitas pelayanan yang baik

5 Kartu ATM Bank Muamalat dapat digunakan di seluruh jaringan ATM untuk transaksi tarik tunai

PEMASARAN EMOSIONAL

No. Pertanyaan STS TS KS S SS

1 Saya merasa aman menabung di bank Muamalat 2 Saya menjadi nasabah bank Muamalat karena

memiliki prinsip yang sama

3 Bank Muamalat selalu berupaya menjalin hubungan jangka panjang dengan nasabah

4 Karyawan menghargai dan memperlakukan saya secara personal

PEMASARAN SPIRITUAL

No. Pertanyaan STS TS KS S SS

1 Sistem balas jasa Bank Muamalat sudah sesuai dengan syariah

2 Produk yang ditawarkan Bank Muamalat sudah sesuai dengan syariah

3 Dana saya akan diinvestasikan hanya pada bidang usaha yang halal

4 Saya merasa tidak melanggar aturan/akidah saat menabung di Bank Muamalat

5 Bank Muamalat melaksanakan perhitungan bagi hasil secara terbuka/transparan

KEPERCAYAAN

No. Pertanyaan STS TS KS S SS

1 Saya percaya karyawan Bank Muamalat memiliki kompetensi yang baik

2 Saya dapat mengandalkan Bank Muamalat dalam memberikan layanan yang baik

3 Saya yakin karyawan Bank Muamalat memiliki moral yang baik dalam membantu saya

(3)

2. Data Jawaban Responden Uji Validitas dan Reliabilitas

No. X1 X2 X3 Y

(4)

3. Hasil Output Uji Validitas dan Reliabilitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

X11 69,6000 86,800 ,739 ,947

X12 69,6000 92,041 ,576 ,949

X13 69,4667 87,016 ,777 ,946

X14 69,3667 87,068 ,823 ,945

X15 69,5333 88,671 ,655 ,948

X21 69,4000 90,041 ,790 ,946

X22 69,5667 87,426 ,650 ,949

X23 69,7333 87,168 ,689 ,948

X24 69,4333 87,289 ,840 ,945

X31 69,5333 90,189 ,677 ,948

X32 69,5333 90,395 ,795 ,947

X33 69,2333 93,495 ,614 ,949

X34 69,3333 90,713 ,692 ,948

X35 69,6333 91,689 ,580 ,949

Y1 69,6333 91,757 ,492 ,951

Y2 69,6000 85,834 ,803 ,946

Y3 69,5333 85,982 ,796 ,946

Y4 69,4667 89,568 ,739 ,947

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

(5)

4. Data Jawaban Responden

No. X1 X2 X3 Y

(6)
(7)

79. 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80. 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 81. 5 5 5 5 5 5 5 4 2 2 3 4 5 5 5 5 5 4 82. 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 83. 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84. 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 1 85. 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 86. 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 87. 4 3 4 4 5 4 2 3 4 1 2 4 4 3 5 4 5 5 88. 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 89. 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 90. 4 4 5 1 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 91. 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 92. 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 5 5 5 93. 3 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 5 5 5

5. Hasil Output Asumsi Klasik

(8)

Grafik P-Plot Uji Normalitas

Tabel One Sample Kolmogorv-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorv-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1,75317602 Most Extreme

Differences

Absolute ,066

Positive ,066

Negative -,055

Kolmogorv-Smirnov Z ,640

Asymp. Sig. (2-tailed) ,807

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(9)

Uji Glejser Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,090 1,197 1,745 ,084

Pemasaran_Rasional -,045 ,058 -,099 -,775 ,440

Pemasaran_Emosinal ,082 ,092 ,140 ,887 ,378

Pemasaran_Spiritual -,062 ,070 -,128 -,877 ,383 b. Dependent Variable: absut

Tabel Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics B Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

(Constant) 6,45

4

1,846 3,497 ,001

(10)

6. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,508a ,258 ,233 1,782

a. Predictors: (Constant), Pemasaran_Spiritual, Pemasaran_Rasional, Pemasaran_Emosinal

Hasil Uji t

Hasil Uji F ANOVAb

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 98,474 3 32,825 10,331 ,000a

Residual 282,774 89 3,177

Total 381,247 92

a. Predictors: (Constant), Pemasaran_Spiritual, Pemasaran_Rasional, Pemasaran_Emosinal

b. Dependent Variable: Kepercayaan

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d

Coefficients T Sig.

Collinearity Statistics B Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

(Constant) 6,454 1,846 3,497 ,001

(11)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Chan, Syafruddin. 2003. Relationship Marketing: Inovasi Pemasaran Yang Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Ferrinadewi, Erna, 2008. Merek dan Psikologi Konsumen, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Griffin, Jill, 2002. Customer Loyalty How to Earn it, How to Keep It I, Kentucky: Mc Graw Hill

Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang, 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset, USU Press, Medan.

Kartajaya, 2004. Marketing 3.01

______, hermawan dan yuswohady, 2006. Marketing in venus playbook volume three. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Kedua Belas Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

______, Philip dan kevin lane keller.2008.Manajemen Pemasaran edisi 13 jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kurniawan, Benny. 2012. Metodologi Penelitian. Jelajah Nusa, Tangerang. Mussry, Jack, Michael Hermawan, Taufik, Yuswohady Hasan, Paul Patty, Suryo Soekarno, dan Alexander Mulya, 2007. Markplus on Marketing, The second Generation, Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi.

Peppers, Don, dkk. 2004. Managing Customer Relationship. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.

Situmorang, Syafrizal H, 2011. Bisnis Konsep dan Kasus, USU Press, Medan. _______, Muslich Lufti, 2014. Analisis Data : Untuk Riset Manajemen dan

Bisnis, Edisi Tiga, USU Press, Medan.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke Enam Belas, Alfabeta, Bandung.

(12)

Studi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Supranto, dan Nandan Limakrisna, 2011.Perilaku Konsumen dan Strategi

Pemasaran. Edisi Kedua, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

HASIL PENELITIAN

Rini, Endang Sulistya, dkk. 2013. Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran Rasional, Emosional, Dan Spiritual Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah PT Bank Sumut Syarah Cabang Medan. Penelitian, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Lubis, Astria Amelia. 2012. Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, Dan Spiritual Terhadap Keputusan Membeli Teh Botol Sosro Pada Mahasiswa FE USU. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

JURNAL

Andreani, Fransisca, 2007. Experintal Marketing (Sebuah Pendekatan Pemasaran). Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol 2 No. 1 Hal 1-8.

Rini, Endang Sulistya,2009. Menciptakan Pengalaman Konsumen Dengan Experiental Marketing. Jurnal Manajemen Bisnis Volume 2, Hal 1-6

SITUS INTERNET

(diakses pada tanggal 19 april 2015)

Waringin, Tung Desem, Sinergi antara rational, emotional, dan spiritual

marketing

tanggal 19 april 2015)

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Kurniawan, 2012:21). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel yang terdiri dari variabel pemasaran rasional (X1), variabel pemasaran emosional (X2), variabel pemasaran spiritual (X3) dan kepercayaan (Y).

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena arah dan fokus penelitian ini ialah uji teoritik, yang tiap tahap mengutamakan pengukuran rumus, penggunaan instrumen kuesioner dan data statistik (Ginting, 2008:89-90).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

(14)

3.3 Batasan Operasional

1. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel bebas (X), yaitu : a. Pemasaran Rasional (X1)

b. Pemasaran Emosional (X2) c. Pemasaran Spiritual (X3) 2. Variabel terikat (Y), yaitu:

a. Kepercayaan (Y)

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel digunakan untuk memahami variabel-variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian.

Definisi operasional dari variabel yang di teliti adalah :

1. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain, dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah: a. Pemasaran Rasional (X1)

Pemasaran rasional merupakan strategi pemasaran yang dirancang berdasarkan motivasi nasabah dalam memilih produk dan jasa bank karena alasan rasional.

b. Pemasaran Emosional (X2)

(15)

c. Pemasaran Spiritual (X3)

Pemasaran spiritual merupakan strategi pemasaran yang dirancang berdasarkan etika dan kejujuran.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

a. Kepercayaan (Y)

Keyakinan nasabah bahwa pihak bank dapat dihandalkan dan memiliki integritas yang tinggi.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Variabel Skala Ukur Pemasaran

Rasional (X1)

Pemasaran rasional merupakan strategi pemasaran yang dirancang

berdasarkan motivasi konsumen dalam melilih produk karena alasan rasional

. 1. Keuntungan

2. Kualitas Pelayanan 3. Kualitas Produk

4. Kemudahan Akses Likert

Pemasaran Emosional

(X2)

Pemasaran emosional merupakan strategi pemasaran yang dirancang

berdasarkan keinginan membeli konsumen untuk dapat mengekspresikan emosi dan perasaannya

1. Kedekatan 2. Kenyamanan

3. Keamanan Likert

Pemasaran Spiritual

(X3)

Pemasaran spiritual merupakan strategi pemasaran yang dirancang

berdasarkan etika dan kejujuran

1. Sesuai dengan Syariah Islam

2. Terhindar dari sistem riba 3. Kejujuran Likert Kepercayaa n Nasabah (Y1)

Keyakinan nasabah bahwa pihak bank dapat dihandalkan dan memiliki integritas yang tinggi.

1. Karyawan bank dapat dipercaya

2. Bank dapat dihandalkan 3. Bank memiliki

integritas yang tinggi

Likert

(16)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Ginting, 2008:121).

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukuran untuk variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Item Instrument Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3 4. Tidak Setuju (TS) 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Ginting (2008 : 121)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

(17)

mahasiswa ataupun pegawai yang menjadi nasabah Bank Muamalat yang jumlahnya diketahui.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:116). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012:149). Adapun kriteria yang telah ditentukan yaitu civitas akademika baik itu dosen, mahasiswa ataupun pegawai di Universitas Sumatera Utara yang menjadi nasabah Bank Muamalat. Karena civitas akademika yang pernah menjadi nasabah Bank Muamalat di Universitas Sumatera Utara jumlahnya tidak diketahui secara pasti, maka untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus (Supramono, 2005:119), yaitu :

� =(��)

2()()

2

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Zα = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α,

α = 0,1 Z = 1,96 P = Estimasi proporsi populasi q = 1 – p

(18)

Dari hasil pra survei yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang masyarakat, yaitu nasabah yang memenuhi kriteria pernah menggunakan jasa Bank Muamalat Medan terdapat 18 orang. Maka diperoleh estimasi proporsi populasinya yaitu p = 0,6. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

� =(1,96)

2(0,6)(0,4)

0,12

= 92,19 = 93 orang

3.7 Jenis Data Penelitian

Jenis-jenis data dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:193). Pada penelitian ini data primer dikumpulkan dengan metode survey menggunakan kuesioner yang terstruktur yang diberikan langsung kepada dosen, mahasiswa, ataupun pegawai Universitas Sumatera Utara yang menjadi nasabah Bank Muamalat.

(19)

situs website yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip - prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pernyataan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari pernyataan-pernyataan yang bersumber dari indikator-indikator variabel penelitian.

2. Wawancara (interview)

Peneliti mengajukan pernyataan secara lisan untuk mendapatkan informasi apakah responden yang ditemui pernah menjadi nasabah Bank Muamalat. Tujuan wawancara adalah mendukung teknik kuesioner, tertutama bila ada yang kurang jelas.

3. Studi Dokumentasi

(20)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian Validitas dan Reliabilitas instrumen dilakukan pada 30 orang diluar sampel yaitu pada Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Prof. T. M. Hanafiah Kampus USU Padang Bulan Medan.

3.9.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid (Situmorang, 2014 : 86).

Pengujian validitas instrumen dilakukan pada 30 orang diluar sampel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

(21)

Tabel 3.3 Uji Validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

X11 69,6000 86,800 ,739 ,947

X12 69,6000 92,041 ,576 ,949

X13 69,4667 87,016 ,777 ,946

X14 69,3667 87,068 ,823 ,945

X15 69,5333 88,671 ,655 ,948

X21 69,4000 90,041 ,790 ,946

X22 69,5667 87,426 ,650 ,949

X23 69,7333 87,168 ,689 ,948

X24 69,4333 87,289 ,840 ,945

X31 69,5333 90,189 ,677 ,948

X32 69,5333 90,395 ,795 ,947

X33 69,2333 93,495 ,614 ,949

X34 69,3333 90,713 ,692 ,948

X35 69,6333 91,689 ,580 ,949

Y1 69,6333 91,757 ,492 ,951

Y2 69,6000 85,834 ,803 ,946

Y3 69,5333 85,982 ,796 ,946

Y4 69,4667 89,568 ,739 ,947

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 3.3 menunjukkan seluruh pernyataan valid, karena nilai corrected item total correlation seluruh pernyataan bernilai lebih besar atau sama

(22)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ginting, 2008: 176).

Pengujian dilakukan dengan bantuan software SPSS. Setelah pernyataan dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r alpha > r tabel maka pernyataan dinyatakan reliabel 2. Jika r alpha < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak reliabel

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,950 18

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Berdasarkan pada Tabel 3.4 menunjukkan nilai cronbach’s alpha diatas adalah 0,950, maka seluruh butir pernyataan dinyatakan reliabel sehingga dapat diteruskan untuk melakukan penelitian.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

(23)

kemudian menginterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik akan lebih baik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi. Tujuan dari pelaksanaan uji asumsi klasik adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan kondisi sebenarnya dan tidak bias sehingga layak untuk diuji. Uji asumsi klasik meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2014 : 175).

b. Uji Heteroskedastisitas

(24)

homokedastisitas. Dan apabila varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Uji Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi terjadi multikolinearitas, jika

nilai Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2014:177).

3.10.2 Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari pemasaran rasional (X1), variabel pemasaran emosional (X2), variabel pemasaran spiritual (X3) dan variabel terikat (Y) yaitu kepercayaan (Y).

(25)

Keterangan:

Y = variabel kepercayaan a = konstanta

b1...b3 =koefisien regresi

X1 = variabel pemasaran rasional X2 = variabel pemasaran emosional X3 = variabel pemasaran spiritual E = standar eror

3.10.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis yaitu antara lain : 1. Uji F (uji secara simultan)

Pengujian dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh simultan terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujian :

Jika, H0: b1, b2, b3 = 0 , maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependen.

Jika, H0: b1, b2, b3 ≠ 0 , maka terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependen.

(26)

Jika, F hitung > F tabelpada α = 5%, maka H0 ditolak Jika, F hitung < F tabel pada α = 5%, maka H0 diterima 2. Uji t (uji secara parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen (X) secara parsial terhadap variasi variabel independen (Y). Kriteria pengujian sebagai berikut :

Jika, H0: b1, b2, b3 = 0 , maka tidak terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Jika, H0: b1, b2, b3 ≠ 0 , maka terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Kriteria penentuan keputusan:

Jika, t hitung > t tabel pada α = 5%, maka H0 ditolak

Jika, t hitung < t tabel pada α = 5%, maka H0 diterima

3. Koefisien Determinan (R²)

(27)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Bank Muamalat

4.1.1 Sejarah Singkat Bank Muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

(28)

(NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

(29)

bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).

4.1.2 Visi dan Misi Bank Muamalat

a. Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.

b. Misi

(30)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

[image:30.595.167.455.221.329.2]

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

19 Tahun – 33 Tahun 87 94%

34 Tahun – 48 Tahun 5 5%

> 49 Tahun 1 1%

Jumlah 93 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan usia, yaitu bahwa responden yang berusia 19 Tahun – 33 Tahun sebesar 87 orang responden atau 94%, rentang usia 34 Tahun – 48 Tahun sebesar 5 orang responden atau 5%, dan rentang usia >49 Tahun sebesar 1 orang responden atau 1%.

Berdasarkan data dari crosstab usia, responden dengan rentang usia 19 – 33 tahun adalah responden yang paling dominan dengan jumlah 87 responden atau 94% dibandingkan dengan responden dengan rentang usia lainnya.

[image:30.595.177.451.603.691.2]

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 44 47%

Perempuan 49 53%

Jumlah 93 100%

(31)

Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, yaitu responden laki-laki sebesar 44 orang responden atau 47% dan responden perempuan sebesar 49 orang atau 53%.

Berdasarkan data dari Crosstab jenis kelamin, responden yang berjenis kelamin perempuan adalah responden yang paling dominan dengan jumlah 49 responden atau 53% dibandingkan dengan responden berjenis kelamin laki-laki. Responden berjenis kelamin perempuan lebih dominan karena peneliti lebih banyak menjumpai responden perempuan saat menyebar kuesioner di Universitas Sumatera Utara.

[image:31.595.174.446.424.519.2]

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Persentase

Mahasiswa 75 81%

PNS 18 19%

Jumlah 93 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, yaitu mahasiswa sebesar 75 orang responden atau 81% dan PNS sebesar 18 orang responden atau 19%.

(32)

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap variabel yang mempengaruhi kepercayaan nasabah Bank Muamalat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 5 butir variabel pemasaran rasional (X

1), 4 butir variabel pemasaran emosional (X

2 ), 5 butir variabel pemasaran spiritual (X3) dan 4 butir variabel kepercayaan (Y). Jadi jumlah seluruh pernyataan adalah 18 butir. Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan tanggapan responden sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5 Setuju (S) : diberi skor 4 Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3 Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1

1. Variabel Pemasaran Rasional sebagai X

[image:32.595.112.513.582.744.2]

1

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Variabel Pemasaran Rasional (X1)

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total

STS TS KS S SS

1 2 3 4 5

N % N % N % N % N % N %

(33)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 93 orang responden untuk variabel pemasaran rasional pada Tabel 4.4 yaitu :

a. Pada pernyataan pertama sebanyak 5 orang atau 5,4% yang menyatakan tidak setuju, 14 orang atau 15,1% menyatakan kurang setuju, 49 orang atau 52,6% menyatakan setuju, 25 orang atau 26,9% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

Pada pernyataan “Bank Muamalat mengenakan biaya administrasi yang rendah”, sebanyak 49 orang atau 52,6% paling dominan menyatakan setuju.

b. Pada pernyataan kedua sebanyak 1 orang atau 1,1% menyatakan sangat tidak setuju, 5 orang atau 5,4% yang menyatakan tidak setuju, 29 orang atau 31,2% menyatakan kurang setuju, 45 orang atau 48,4% menyatakan setuju, 13 orang atau 13,9% menyatakan sangat setuju.

Pada pernyataan “Bank Muamalat berada di lokasi yang strategis”, sebanyak 45 orang atau 48,4% paling dominan menyatakan setuju.

c. Pada pernyataan ketiga sebanyak 1 orang atau 1,1% yang menyatakan tidak setuju, 12 orang atau 12,9% menyatakan kurang setuju, 63 orang atau 67,7% menyatakan setuju, 17 orang atau 18,3% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

(34)

d. Pada pernyataan keempat sebanyak 1 orang atau 1,1% menyatakan sangat tidak setuju, 1 orang atau 1,1% yang menyatakan tidak setuju, 4 orang atau 4,3% menyatakan kurang setuju, 57 orang atau 61,3% menyatakan setuju, 30 orang atau 32,2% menyatakan sangat setuju.

Pada pernyataan “Bank Muamalat memberikan kualitas pelayanan yang baik”, sebanyak 57 orang atau 61,3% paling dominan menyatakan setuju.

e. Pada pernyataan kelima sebanyak 6 orang atau 6,4% yang menyatakan tidak setuju, 10 orang atau 10,8% menyatakan kurang setuju, 45 orang atau 48,4% menyatakan setuju, 32 orang atau 34,4% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

Pada pernyataan “Kartu ATM Bank Muamalat dapat digunakan di seluruh jaringan ATM untuk transaksi tarik tunai”, sebanyak 45 orang atau 48,4% paling dominan menyatakan setuju.

2. Variabel Pemasaran Emosional sebagai X

[image:34.595.114.512.563.716.2]

1

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Variabel Pemasaran Emosional (X2)

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total

STS TS KS S SS

1 2 3 4 5

N % N % N % N % N % N %

(35)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 93 orang responden untuk variabel pemasaran emosional pada Tabel 4.5 yaitu :

a. Pada pernyataan pertama sebanyak 3 orang atau 3,2% menyatakan kurang setuju, 53 orang atau 56,9% menyatakan setuju, 37 orang atau 39,8% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju.

Pada pernyataan “Saya merasa aman menabung di bank Muamalat”, sebanyak 53 orang atau 56,9% paling dominan menyatakan setuju.

b. Pada pernyataan kedua sebanyak 1 orang atau 1,1% menyatakan sangat tidak setuju, 1 orang atau 1,1% yang menyatakan tidak setuju, 10 orang atau 10,8% menyatakan kurang setuju, 39 orang atau 41,9% menyatakan setuju, 42 orang atau 45,1% menyatakan sangat setuju.

Pada pernyataan “Saya menjadi nasabah Bank Muamalat karena memiliki prinsip yang sama”, sebanyak 39 orang atau 41,9% paling dominan menyatakan setuju.

c. Pada pernyataan ketiga sebanyak 3 orang atau 3,2% yang menyatakan tidak setuju, 16 orang atau 17,2% menyatakan kurang setuju, 49 orang atau 52,7% menyatakan setuju, 25 orang atau 26,9% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

(36)

d. Pada pernyataan keempat sebanyak 1 orang atau 1,1% yang menyatakan tidak setuju, 5 orang atau 5,4% menyatakan kurang setuju, 55 orang atau 59,1% menyatakan setuju, 32 orang atau 34,4% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

Pada pernyataan “Karyawan menghargai dan memperlakukan saya secara personal”, sebanyak 55 orang atau 59,1% paling dominan menyatakan setuju.

3. Variabel Pemasaran Rasional sebagai X

[image:36.595.112.514.390.557.2]

1

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Variabel Pemasaran Spiritual (X3)

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total

STS TS KS S SS

1 2 3 4 5

N % N % N % N % N % N %

1 1 1,1 2 2,2 14 15,1 61 65,5 15 16,1 93 100 2 1 1,1 1 1,1 14 15,1 61 65,5 16 17,2 93 100 3 0 0 1 1,1 4 4,3 58 62,4 30 32,3 93 100 4 0 0 0 0 3 3,2 59 63,4 31 33,3 93 100 5 0 0 4 4,3 18 19,4 53 56,9 18 19,4 93 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 93 orang responden untuk variabel pemasaran spiritual pada Tabel 4.6 yaitu :

(37)

Pada pernyataan “Sistem balas jasa Bank Muamalat sudah sesuai dengan syariah”, sebanyak 61 orang atau 65,5% paling dominan menyatakan setuju.

b. Pada pernyataan kedua sebanyak 1 orang atau 1,1% menyatakan sangat tidak setuju, 1 orang atau 1,1% yang menyatakan tidak setuju, 14 orang atau 15,1% menyatakan kurang setuju, 61 orang atau 65,5% menyatakan setuju, 16 orang atau 17,2% menyatakan sangat setuju.

Pada pernyataan “Produk yang ditawarkan Bank Muamalat sudah sesuai dengan syariah”, sebanyak 61 orang atau 65,5% paling dominan menyatakan setuju.

c. Pada pernyataan ketiga sebanyak 1 orang atau 1,1% yang menyatakan tidak setuju, 4 orang atau 4,3% menyatakan kurang setuju, 58 orang atau 62,4% menyatakan setuju, 30 orang atau 32,3% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

Pada pernyataan “Dana saya akan diinvestasikan hanya pada bidang usaha yang halal”, sebanyak 58 orang atau 62,4% paling dominan menyatakan setuju.

(38)

Pada pernyataan “Saya merasa tidak melanggar aturan/akidah saat menabung di Bank Muamalat”, sebanyak 59 orang atau 63,4% paling dominan menyatakan setuju.

e. Pada pernyataan kelima sebanyak 4 orang atau 4,3% yang menyatakan tidak setuju, 18 orang atau 19,4% menyatakan kurang setuju, 53 orang atau 56,9% menyatakan setuju, 18 orang atau 19,4% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

Pada pernyataan “Bank Muamalat melaksanakan perhitungan bagi hasil secara terbuka/transparan”, sebanyak 53 orang atau 56,9% paling dominan menyatakan setuju.

[image:38.595.113.514.475.630.2]

4. Variabel Kepercayaan sebagai Y

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Variabel Kepercayaan (Y)

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total

STS TS KS S SS

1 2 3 4 5

N % N % N % N % N % N %

1 0 0 2 2,2 13 13,9 57 61,3 21 22,6 93 100 2 2 2,2 0 0 8 8,6 61 65,5 22 23,7 93 100 3 0 0 0 0 3 3,2 65 69,8 25 27,0 93 100 4 1 1,1 0 0 13 13,9 52 55,9 27 29,0 93 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 93 orang responden untuk variabel kepercayaan pada Tabel 4.9 yaitu :

(39)

atau 61,3% menyatakan setuju, 21 orang atau 22,6% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

Pada pernyataan “Saya percaya karyawan Bank Muamalat memiliki kompetensi yang baik”, sebanyak 57 orang atau 61,3% paling dominan menyatakan setuju.

b. Pada pernyataan kedua sebanyak 2 orang atau 2,2% yang menyatakan sangat tidak setuju, 8 orang atau 8,6% menyatakan kurang setuju, 61 orang atau 65,5% menyatakan setuju, 22 orang atau 23,7% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan tidak setuju.

Pada pernyataan “Saya dapat mengandalkan Bank Muamalat dalam memberikan layanan yang baik”, sebanyak 61 orang atau 65,5% paling dominan menyatakan setuju.

c. Pada pernyataan ketiga sebanyak 3 orang atau 3,2% menyatakan kurang setuju, 65 orang atau 69,8% menyatakan setuju, 25 orang atau 27,0% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju.

Pada pernyataan “Saya yakin karyawan Bank Muamalat memiliki moral yang baik dalam membantu saya”, sebanyak 65 orang atau 69,8% paling dominan menyatakan setuju.

(40)

orang atau 55,9% menyatakan setuju, 27 orang atau 29,0% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan tidak setuju.

Pada pernyataan “Saya yakin karyawan Bank Muamalat tulus dalam membantu saya”, sebanyak 52 orang atau 55,9% paling dominan menyatakan setuju.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda perlu dilakukan uji asumsi klasik agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisien. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu (1) Uji Normalitas, (2) Uji Heteroskedastisitas, dan (3) Uji Multikolinearitas.

4.3.1 Uji Normalitas

(41)

1. Analisis Grafik

Dasar pengambilan keputusan untuk Uji Normalitas sebagai berikut:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menujukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

[image:41.595.202.439.348.544.2]

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Gambar 4.1

Grafik Histogram Uji Normalitas

(42)
[image:42.595.230.434.114.277.2]

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Gambar 4.2

Grafik P-Plot Uji Normalitas

Pada Gambar 4.2 Grafik P-P Plot dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, jadi dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis Kolmogorv-Smirnov

(43)
[image:43.595.157.466.116.314.2]

Tabel 4.8

One Sample Kolmogorv-Smirnov Test One-Sample Kolmogorv-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1,75317602 Most Extreme

Differences

Absolute ,066

Positive ,066

Negative -,055

Kolmogorv-Smirnov Z ,640

Asymp. Sig. (2-tailed) ,807

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 4.8 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas angka 0,05 (0,807 > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Dalam melakukan pengujian heteroskedastisitas, dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, melalui analisis grafik dengan cara membaca grafik Scatterplot, di mana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar

(44)
[image:44.595.174.454.130.337.2]

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Gambar Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik yang ada menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Oleh karena itu, model regresi dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas.

Tabel 4.9 Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,090 1,197 1,745 ,084

Pemasaran_Rasional -,045 ,058 -,099 -,775 ,440

Pemasaran_Emosinal ,082 ,092 ,140 ,887 ,378

Pemasaran_Spiritual -,062 ,070 -,128 -,877 ,383 a. Dependent Variable: absut

(45)

Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa tidak ada variabel bebas atau variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat atau variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dari nilai Sig. variabel-variabel bebas yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Jadi, model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas.

4.3.3 Uji Multikolinearitas

[image:45.595.114.514.449.615.2]

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai Tolerance semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 10. Oleh karena itu, data dalam penelitian

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics B Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

(Constant) 6,454 1,846 3,497 ,001

(46)

ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi linear berganda.

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

[image:46.595.116.515.443.593.2]

Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (X) berupa variable pemasaran rasional (X1), pemasaran emosional (X2), pemasaran spiritual (X3) serta variabel terikat (Y) berupa kepercayaan, maka untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, penulis menggunakan bantuan program software SPSS dari tabel coefficient maka dihasilkan output sebagai berikut:

Tabel 4.11

Analisis Regresi Linear Berganda

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.11 kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut:

Y = 6,454 + 0,186X

1+ 0,280X2+ 0,078X3

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics B Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

(Constant) 6,454 1,846 3,497 ,001

(47)

a. Konstanta (a) = 6,454. Ini menunjukkan nilai konstan, dimana jika variabel pemasaran rasional (X1), pemasaran emosional (X2), dan pemasaran spiritual (X3) = 0, maka kepercayaan nasabah terhadap Bank Muamalat akan tetap sebesar 6,454, dengan asumsi variabel lain tetap. b. Koefisien X1 (b1) = 0,186. Variabel pemasaran rasional (X1) terhadap

kepercayaan nasabah Bank Muamalat dengan koefisien regresi sebesar 0,186. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel pemasaran rasional (X1) maka kepercayaan nasabah Bank Muamalat akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap.

c. Koefisien X2 (b2) = 0,280. Variabel pemasaran emosional (X2) terhadap kepercayaan nasabah Bank Muamalat dengan koefisien regresi 0,280. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel pemasaran emosional (X2) maka kepercayaan nasabah Bank Muamalat akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap.

d. Koefisien X3 (b3) = 0,078. Variabel pemasaran spiritual (X3) terhadap kepercayaan nasabah Bank Muamalat dengan koefisien regresi 0,078. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel pemasaran spiritual (X3) maka kepercayaan nasabah Bank Muamalat akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap.

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

(48)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu kepercayaan (Y). Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut:

H

0 : b1 = b2 = b3 = 0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, dan X3) berupa variabel pemasaran rasional, pemasaran emosional, dan pemasaran spiritual terhadap variabel terikat (Y) kepercayaan. H

0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, dan X3) berupa variabel pemasaran rasional, pemasaran emosional, dan pemasaran spiritual terhadap variabel terikat (Y) kepercayaan. Peneliti dalam menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (pembilang) = k-1 df (penyebut) = n-k Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 93 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4, sehingga diperoleh:

1) df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 4-1 = 3

(49)

Nilai F

hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan nilai F

tabel pada tingkat α = 5% (3:89) = 2,71

dengan kriteria uji sebagai berikut: H

0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5% H

[image:49.595.120.505.191.449.2]

0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Tabel 4.12

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 98,474 3 32,825 10,331 ,000a

Residual 282,774 89 3,177

Total 381,247 92

a. Predictors: (Constant), Pemasaran_Spiritual, Pemasaran_Rasional, Pemasaran_Emosinal

b. Dependent Variable: Kepercayaan

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat Fhitung adalah 10,331 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel 2,71. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F

hitung > Ftabel (10,331 > 2,71) dan tingkat signifikansi (0,000) < 0,05, dengan hipotesis H

(50)

4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Uji – t dilakukan untuk secara parsial variabel bebas yang terdiri dari variabel pemasaran rasional (X1), pemasaran emosional (X2), dan pemasaran spiritual (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan (Y). Model hipotesis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

H

0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari variabel pemasaran rasional (X1), pemasaran emosional (X2), dan pemasaran spiritual (X3) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan sebagai variabel terikat.

H

0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh positif yang terdiri dari variabel pemasaran rasional (X1), pemasaran emosional (X2), dan pemasaran spiritual (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan sebagai variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan: H

0 diterima jika thitung < ttabelpada α = 5% H

0 ditolak jika thitung > ttabelpada α = 5% Nilai t

hitung akan diperoleh dengan menggunakan software SPSS,

kemudian akan dibandingkan dengan nilai t

tabel pada tingkat α = 5% yaitu yang

diperoleh dengan derajat bebas = df – k (df = jumlah sampel dan k = jumlah variabel keseluruhan) yaitu df1 = 4-1 = 3, dan df2 = 93-4 = 89 Uji t

hitung yang dilakukan adalah uji dua arah maka t

(51)
[image:51.595.115.512.133.287.2]

Tabel 4.13

Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwa:

1. Variabel pemasaran rasional (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepercayaan (Y), hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,042) < 0,05 dan nilai t

hitung (2,067) > ttabel(1,98698) artinya jika variabel pemasaran rasional (X1) ditingkatkan, maka kepercayaan (Y) akan meningkat.

2. Variabel pemasaran emosional (X2) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kepercayaan (Y), hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,052) > 0,05 dan nilai t

hitung (1,972) < ttabel(1,98698) artinya jika variabel pemasaran emosional (X2) ditingkatkan, maka kepercayaan (Y) tidak akan meningkat.

3. Variabel pemasaran spiritual (X3) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kepercayaan (Y), hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,473) > 0,05 dan nilai t

hitung (0,720) < ttabel(1,98698) artinya jika variabel pemasaran spiritual (X3) ditingkatkan, maka kepercayaan (Y) tidak akan meningkat.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients T Sig.

Collinearity Statistics B Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

(Constant) 6,454 1,846 3,497 ,001

(52)

4.5.3 Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R square. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R square

[image:52.595.169.460.346.469.2]

yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena di sesuaikan dengan jumlah variabel bebas dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar 0 sampai 1.

Tabel 4.14

Koefisien Determinan (R2) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,508a ,258 ,233 1,782

a. Predictors: (Constant), Pemasaran_Spiritual, Pemasaran_Rasional, Pemasaran_Emosinal

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

(53)

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Faktor Pemasaran Rasional terhadap Kepercayaan

Nasabah

Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa faktor rasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah. Pemasaran rasional mengasumsikan manusia sebagai mahluk yang logis yang memilih produk berdasarkan pertimbangan rasional seperti harga atau kualitas produk. Pada penelitian ini nasabah beranggapan bahwa biaya administrasi dan lokasi Bank Muamalat yang strategis serta sistem bagi hasil yang diberikan oleh Bank Muamalat menguntungkan para nasabah. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden. Hasil ini menunjukkan bahwa pemasaran rasional menjadi pertimbangan untuk menjadi nasabah pada Bank Muamalat.

(54)

pemaparan diatas sesuai dengan pendapat Kartajaya (2004:12) pemasaran rasional merupakan strategi pemasaran yang dirancang berdasarkan motivasi konsumen dalam memilih produk karena alasan rasional.

4.6.2 Pengaruh Faktor Pemasaran Emosional terhadap Kepercayaan

Nasabah

Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa faktor emosional berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kepercayaan nasabah Bank Muamalat. Pemasaran emosional berkaitan dengan perasaan atau emosi seseorang. Pembelian yang didasari motivasi emosional didasari pada alasan yang subjektif atau pribadi. Pemasaran emosional seperti perasaan aman yang dirasakan nasabah Bank Muamalat membuat nasabah memiliki rasa percaya. Nasabah juga merasa Bank Muamalat selalu berupaya menjalin hubungan jangka panjang dengan nasabah dimana para karyawan selalu menghargai dan memperlakukan para nasabah secara personal. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartajaya (2004:14) yang menyatakan bahwa pemasaran emosional merupakan strategi pemasaran yang dirancang berdasarkan keinginan membeli konsumen untuk dapat mengekspresikan emosi dan perasaannya.

4.6.3 Pengaruh Faktor Pemasaran Spiritual terhadap Kepercayaan

Nasabah

(55)
(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan yang merupakan jawaban dari perumusan masalah, yaitu :

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Pemasaran Rasional terhadap Kepercayaan Nasabah.

2. Terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara Pemasaran Emosional terhadap Kepercayaan Nasabah.

3. Terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara Pemasaran Spiritual terhadap Kepercayaan Nasabah.

4. Berdasarkan hasil Koefisien Determinasi menjelaskan bahwa variabel Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual mampu mempengaruhi variabel Kepercayaan Nasabah sebesar 25,8% dan sisanya 74,2% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan beberapa saran, yaitu:

(57)

Bank Muamalat berpengaruh secara langsung terhadap kepercayaan nasabah. Indikator variabel pemasaran rasional yang dirancang berdasarkan motivasi nasabah dalam memilih produk karena alasan rasional sebaiknya tetap dijalankan dan bahkan harus lebih ditingkatkan lagi agar kepercayaan nasabah semakin meningkat, misalnya terkait indikator kemudahan akses, kualitas pelayanan dan keuntungan bagi hasil untuk nasabah.

2. Pemasaran emosional dalam penelitian ini merupakan variabel yang memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kepercayaan nasabah Bank Muamalat. Sebaiknya kedekatan emosional antara nasabah dan Bank Muamalat harus tetap terjaga dan ditingkatkan misalnya terkait keamanan dan kenyamanan nasabah dalam melakukan transaksi di Bank Muamalat.

3. Pemasaran spiritual dalam penelitian ini merupakan variabel yang memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kepercayaan nasabah Bank Muamalat. Hal ini berarti integritas Bank Muamalat sudah cukup baik dipercaya oleh nasabah dalam menerapkan prinsip syariah islam dalam menjalankan kegiatan usaha perbankannya, namun harus tetap dijaga dan dipertahankan indikator etika dan kejujuran atau transparansi perhitungan bagi hasil sehingga kepercayaan nasabah semakin meningkat. 4. Para karyawan Bank Muamalat diharapkan dapat meningkatkan

(58)

tersebut dapat menjadi nilai tambah (value added) bagi integritas Bank Muamalat dan hal tersebut memungkinkan para nasabah merekomendasi penggunaan jasa dan produk Bank Muamalat kepada orang lain.

(59)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pemasaran Relasional (Relationship Marketing)

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran Relasional

Menurut Chan (2003:6), pemasaran relasional merupakan pengenalan pada setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah yang dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan.

Menurut Kotler (2008:15), Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relationship Management) adalah keseluruhan proses membangun dan

memelihara hubungan pelanggan yang menguntungkan dengan menghantarkan nilai dan kepuasan pelanggan yang unggul. Proses ini berhubungan dengan semua aspek untuk meraih, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan.

Menurut Chan (2003:13), era relationship marketing yakni: 1. Era Sebelum Relationship Marketing

(60)

yang baik. Suatu perusahaan dikatakan baik bila pelanggan bersedia melakukan pembelian pertama dari perusahaan itu, dan setelah pembelian pertama, ia punya keinginan untuk melaukan pembelian berikutnya berulang-ulang.

2. Era Sesudah Relationship Marketing

Perkembangan yang terjadi belakangan ini memberikan kesadaran dibenak para pemasar bahwa loyaliats pelanggan tidak bisa diperoleh hanya dengan mengandalkan value dan brand. Loyalitas pelanggan harus dibangun dengan usaha keras dalam bentuk personalisasi, customize marketing program, atau disebut juga one to one marketing.

Menurut Peppers (2004:23), pembelajaran relationships bisa juga didasarkan dari sebuah kepercayaan yang melekat antara seorang pelanggan dan sebuah perusahaan.

2.1.1.2Karakteristik Relationship

Menurut Peppers (2004:35-37), karakteristik hubungan antara perusahaan dan pelanggan adalah:

1. Sebuah hubungan (relationship) termasuk kebersamaan. Ini berarti bahwa relationship keduanya yaitu antara perusahaan dan pelanggan harus

melekat dalam sifatnya. Ini mungkin kelihatannya seperti pikiran sehat. 2. Sebuah hubungan (relationship) digerakkan oleh interaksi. Ketika kedua

(61)

3. Peranan ini mengarah ke karakteristik ketiga dari sebuah hubungan (relationship) : ini pada dasarnya berulang-ulang. Maksudnya, sejak kedua

belah pihak sedang berinteraksi satu sama lain, interaksi mereka membangun cerita , akhirnya – membangun sebuah keadaan.

4. Karakteristik lain dari sebuah hubungan (relationship) pelanggan adalah bahwa ini akan mendorong keuntungan yang terus-menerus dari kedua belah pihak.

5. Hubungan (relationship) juga membutuhkan perubahan perilaku dari kedua belah pihak – perusahaan sama baiknya seperti pelanggan – dan terus berlanjut.

6. Karakteristik lainnya dari sebuah hubungan (relationship), ternyata mungkin ini tidak tampak seperti sebutan yang berharga, adalah keunikan. Setiap hubungan (relationship) adalah berbeda. Hubungan (relationship) didasari dengan individu, bukan dengan populasi.

(62)

(relationship). Itu merupakan unsur-unsur yang lebih emosional dari sebuah hubungan (relationship) ; tetapi untuk sebuah perusahaan untuk mengakui dan menggunakan unsur-unsur yang menguntungkan , itu harus mampu mencocokkan budaya dan perilaku sendiri dengan kebutuhan dalam membangkitkan dan mempertahankan kepercayaan dari pelanggan.

2.1.2 Pemasaran Rasional (Rational Marketing)

Pemasaran Rasional (Rational Marketing) merupakan strategi pemasaran yang dirancang berdasarkan motivasi konsumen dalam memilih produk karena alasan rasional (Kartajaya, 2004:12).

Biasanya seseorang membeli berdasarkan pertimbangan logika atau rasionya. Setelah secara rasional orang mau, tertarik dan membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Pada level rational ditandai dengan penggunaan tool-tool marketing yang cerdas, seperti marketing mix, branding, positioning dan

sebagainya.

Suatu perusahaan dikatakan menggunakan pemasaran rasional apabila : 1. Perusahaan mampu menghasilkan produk yang memberikan kegunaan

optimal bagi konsumen

2. Produk tersebut benar-benar dibutuhkan konsumen 3. Mutu produk terjamin

4. Harga terjangkau dan sesuai dengan kemampuan konsumen

(63)

Rini (2009:3) perusahaan berusaha untuk menantang konsumen, dengan cara memberikan problem-solving experiences, dan mendorong pelanggan untuk berinteraksi secara kognitif dan/atau secara kreatif dengan perusahaan atau produk. Iklan pikiran biasanya lebih bersifat tradisional, menggunakan lebih banyak informasi tekstual, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawabkan. Menurut Schmitt cara yang baik untuk membuat think campaign berhasil adalah (1) menciptakan sebuah kejutan yang dihadirkan baik dalam bentuk visual, verbal ataupun konseptual, (2) berusaha untuk memikat pelanggan dan (3) memberikan sedikit provokasi.

1. Kejutan (Surprise)

(64)

2. Memikat (Intrigue)

Jika kejutan berangkat dari sebuah harapan, Intrigue campaign mencoba membangkitkan rasa ingin tahu pelanggan, apa saja yang memikat pelanggan. Namun, daya pikat ini tergantung dari acuan yang dimiliki oleh setiap pelanggan. Terkadang apa yang dapat memikat seseorang dapat menjadi sesuatu yang membosankan bagi orang lain, tergantung pada tingkat pengetahuan, kesukaan, dan pengalaman pelanggan tersebut.

3. Provokasi (Provocation)

Provokasi dapat menimbulkan sebuah diskusi, atau menciptakan sebuah perdebatan. Provokasi dapat beresiko jika dilakukan secara tidak baik dan agresif.

2.1.3 Pemasaran Emosional

Emosional adalah pembelian yang berkaitan dengan perasaan atau emosi seseorang dan bersifat subjektif seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggaan, dan sebagainya. Pembelian yang didasari motivasi emosional terjadi pada saat proses penyeleksian barang dan jasa, didasari oleh alasan yang subjektif dan pribadi, seperti misalnya kebanggaan, ketakutan, afeksi atau status. Pemasaran emosional merupakan strategi pemasaran yang dirancang berdasarkan keinginan membeli konsumen untuk dapat mengekspresikan emosi dan perasaannya (Kartajaya, 2004:14).

(65)

menyangkut keindahan, tetapi suasana hati dan emosi jiwa yang mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kesedihan (Andreani, 2007:2).

Menurut Schmitt dalam Rini (2009:3) menyatakan bahwa perasaan berhubungan dengan perasaan yang paling dalam dan emosi pelanggan. Iklan yang bersifat feel good biasanya digunakan untuk membuat hubungan dengan pelanggan, menghubungkan pengalaman emosional mereka dengan produk atau jasa, dan menantang pelanggan untuk bereaksi terhadap pesan feel campaign sering digunakan untuk membangun emosi pelanggan secara perlahan. Ketika pelanggan merasa senang terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, pelanggan akan menyukai produk dan perusahaan. Sebaliknya, ketika pelanggan merasa tidak senang terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, maka konsumen akan meninggalkan produk tersebut dan beralih kepada produk lain. Jika sebuah strategi pemasaran dapat mencipktakan perasaan yang baik secara konsisten bagi pelanggan, maka perusahaan dapat menciptakan loyalitas merek yang kuat dan bertahan lama.

Menurut Schmitt dalam Rini (2009:3), yakni Affective experience adalah tingkat pengalaman yang merupakan perasaan yang bervariasi dalam intensitas, mulai dari perasaan yang positif atau pernyataan mood yang negatif sampai emosi yang kuat. Jika pemasar bermaksud untuk menggunakan affective experience sebagai bagian dari strategi pemasaran, maka ada dua hal yang harus diperhatikan dan dipahami, yaitu:

(66)

spesifik. Suasana hati merupakan keadaan afektif yang positif atau negatif. Suasana hati seringkali mempunyai dampak yang kuat terhadap apa yang diingat konsumen dan merek apa yang mereka pilih.

2. Emosi (emotion), lebih kuat dibandingkan suasana hati dan merupakan pernyataan afektif dari stimulus yang spesifik, misalnya marah, iri hati, dan cinta. Emosi-emosi tersebut selalu disebabkan oleh sesuatu atau seseorang (orang, peristiwa, perusahaan, produk, atau komunikasi).

Menurut Berndt Schmitt dalam Kartajaya (2006:10) bahwa di era ini sangatlah penting menyentuh panca indra pelanggan. Untuk itu, pemasar haruslah dapat mengidentifikasi bagaimana produk atau servis mereka dapat menyentuh emosi pelanggan.

2.1.4 Pemasaran Spiritual

Pemasaran spiritual (spiritual marketing) merupakan strategi pemasaran yang dirancang berdasarkan etika dan kejujuran (Mussry, dkk., 2007:18).

Prinsip-prinsip spiritual marketing yakni:

1. Pelanggan harus dicintai perusahaan karena hanya dangan mencintai pelanggan sebuah perusahaan akan bertahan hidup. Sedangkan pesaing harus dipandang sebagai mitra untuk berkembang sehingga harus dapat dihormati.

(67)

3. Prinsip yang menekankan perusahaan tidak perlu berambisi memenuhi kebutuhan dan keinginan semua orang tapi harus dapat melayani segmen pasar yang benar membutuhkannya.

Perkembangan pemasaran spiritual sendiri mampu mengembalikan nilai-nilai agama ditengah-tengah kehidupan perekonomian masyarakat kita. Dalam berbisnis telah muncul kesadaran akan pentingnya etika, kejujuran, dan prinsip-prinsip agama lainnya. Perusahaan-perusahaan yang telah menjalankan bisnis dengan menerapkan pemasaran spiritual telah memberikan contoh kepada kita, tentang cara-cara berbisnis yang berpegang teguh pada kebenaran, kejujuran, sikap amanah, serta tetap memperoleh keuntungan. Nilai-nilai inilah yang menjadi landasan atau hukum dalam melakukan suatu bisnis. Oleh karenanya, kita bisa mencontoh perusahaan-perusahaan seperti itu dengan mengutamakan nilai-nilai spiritual. Dalam melakukan pemasaran dan bisnis dipenuhi oleh nilai-nilai ibadah. Dan menjadikan Allah sebagai persinggahan terakhir dari spirit aktifitas ekonomi yang kita lakukan. Kita bekerja dan berbisnis hanyalah untuk Allah, maka segala sesuatunya kita pertanggungjawabkan kepada-Nya.

(68)

dapat dijadikan pedoman bagi pengikutnya dalam menjalankan aktivitas ekonominya.

Pada prinsipnya, spiritual marketing merupakan bagian dari etika marketing yang dapat memberikan panduan bagi marketer dalam menjalankan kegiatan pemasarannya sehingga sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh perusahaan. Tujuan dari kegiatan pemasaran diharapkan mengarah pada pemerolehan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, secara internal, perusahaan sudah mempunyai rambu-rambu tersendiri dalam melaksanakan kegiatan pemasaran.

Pendekatan spiritual dalam membangun brand, misalnya, diyakini tidak hanya sanggup mendongkrak profit, lebih dari itu mampu menebarkan value yang menjamin kelanggengan merek. Bahkan sanggup membentuk diferensiasi yang tak tertandingi. Lalu dimana sesungguhnya efek luar biasanya? Bahwa pemasaran tidak hanya dalam pengertian the meaning of marketing, melainkan juga dalam pengertian marketing of the meaning. Yang berarti adanya tuntutan agar dunia pemasaran menunjukkan nilainya. Bahwasanya pemasaran tidak hanya produk dan manfaat fungsional ataupun emosional, melainkan mesti pula menonjolkan manfaat spiritual.

2.1.5 Kepercayaan (Trust)

2.1.5.1 Pengertian Kepercayaan

(69)

kepentingan terbaik dan akan menghasilkan hasil yang positif bagi pihak yang dipercaya. Terbukti dengan banyaknya literatur tentang pentingnya kepercayaan (trust) dalam pembentukan hubungan, kehadiran kepercayaan (trust) adalah pusat

hubungan (relationship) yang sukses. Manfaat hubungan berdasarkan kepercayaan yang signifikan dan dijelaskan sebagai berikut :

1. Kerjasama (cooperation): Kepercayaan (trust) bertindak untuk mengurangi perasaan ketidakpastian dan risiko, sehingga bertindak untuk menimbulkan kerjasama peningkatan antara hubungan anggota.

2. Komitmen (commitment): juga sebuah blok membangun hubungan, komitmen memerlukan kerentanan, maka akan terbentuk hanya dengan pihak dapat dipercaya.

3. Durasi hubungan (relationship duration) : kepercayaan (trust) mendorong hubungan anggota ini bekerja untuk melestarikan hubungan dan untuk menahan godaan dalam mengambil keuntungan jangka pendek dan / atau bertindak oportunis.

4. Kualitas (quality): mempercayai pihak lebih cenderung untuk menerima dan menggunakan informasi dari mitra terpercaya, dan pada gilirannya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari informasi.

(70)

Menurut Hawkins dalam Ferrinadewi (2008:94) sikap adalah proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi dan kognitif yang bersifat jangka panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan disekitarnya.

Sebagian konsumen cenderung memiliki keyakinan bahwa mereka akan berhadapan dengan situasi yang sama dimasa yang akan datang. Sikap menjadi wujud dari antisipasi mereka ketika mereka harus berada dalam situasi tersebut.

Menurut Ferrinadewi (2008:96-98) sikap memiliki beberapa komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif.

1. Komponen kognitif

Dalam komponen kognitif terdiri dari keyakin

Gambar

Grafik Histogram Uji Normalitas
Tabel One Sample Kolmogorv-Smirnov Test
Tabel Uji Multikolinearitas
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015

Berdasarkan hasil laporan yang diterima BMKG, gempabumi tersebut dirasakan di Arso dan Oksibil II SIG-BMKG (IV MMI), Genyem dan Wamena II SIG-BMKG (III MMI) dan Jayapura

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015

[r]

Ahmad Bagus S, dan Dwi Retno A .” Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Produk Abon Jamur TiramDi Ailanifood Kota Malang Jawa Timur

Menghadapi dinamisasi persoalan yang terus bermunculan, pada saat yang sama rumusan-rumusan masa lalu tidak lagi leluasa menuntaskan persoalan- persoalan baru tersebut, ijtihad

Penerapan Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Holdingisasi BUMN di tinjau dari Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011...118. BAB V

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh antara aroma, kemasan, merek, dan iklan dengan keputusan pembelian pada UMKM Jenang Garuda Kudus secara parsial. Metode