• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Guru Matematika Terhadap Ilmple

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Guru Matematika Terhadap Ilmple"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Persepsi Guru Matematika

terhadap

Pelaksanaan Kurikulum 2013

Unguided and Unstructured Interview

Senin, 16 Nopember 2015, pk 14.00 sd 16.00 WIB Di Ruang Sidang I, FMIPA UNY Yogyakarta

Pewawancara:

Prof. Dr. Marsigit, M.A.

Anggota: Dr. Endah Retnowati

Dr Aryadi Wijaya Ilham Riskianto, M.Sc

Nila Amreta, M.Sc

Peserta Wawancara:

10 (sepuluh ) guru Matematika, terdiri dari 6 guru Matematika SMA Negeri, dan

(2)

Unguided and Unstructured Interview yang dilaksanakan pada hari Senin, 16 Nopember 2015, pk 14.00 sd 16.00 WIB, di Ruang Sidang I, FMIPA UNY

Yogyakarta, terhadap 10 guru Matematika SMA, menghasilkan pendapat atau refleksi guru dari pengalaman melaksanakan Kurikulum 2013, sebagai berikut:

1. Dalam Kurikulum 2015, mengapa Ujian Nasional masih menggunakan Pilihan Ganda, padahal Metode Pembelajarannya sudah menggunakan Saintifik? Guru perlu diberikan penataran tentang Authentic Assessmen, Porftfolio dan Penilaian berbasis kelas.

2. Banyak pertanyaan dan keluhan dari siswa mengapa masih perlu mempelajari materi di luar Irisan materi antara Kurikulum 2015 dan KTSP?

3. Tidak semua materi dapat menggunakan Metode Saintifik, misalnya: Logika, Deret, Limit, Integral

4. Dalam Kurikulum 2013, Apersepsi kurang mendapat perhatian; sementara menurut teori, apersepsi adalah aspek belajar yang penting.

5. Dalam implementasi Kurikulum 2013, guru mengalami kesulitan menilai Sikap, sehingga pada akhirnya hanya diambil Modusnya saja.

6. Dalam mengimplementasikan konsep SKM, banyak sekolah tidak melaksanakan dengan sesungguhnya. Lebih baik konsep SKM dihilangkan saja.

7. Buku penunjang Kur 2013 tidak banyak berbeda dengan buku KTSP.

8. Banyak Materi pelajaran yang tumpang tindah dan tidak berkesinambungan.

9. Banyak guru yang mengajarnya masih tradisional yaitu transfer of knowledge dan ceramah.

(3)

11. Agar sosialisai Kurikulum melibatkan Universitas terutama Universitas bidang Pendidikan agar pembahasan persoalan yang ada bisa tuntas, sehingga guru mampu mengembangkan Kur 2013 denga baik, tidak hanya sekedar menjalankan perintah.

12. Guru tidak memahami konsep Skema Pencapaian Kompetensi, dan di dalam Kurikulum 2013 juga tidak diuraikan.

13. Kebijakan Penilaian yang berubah-ubah dari Pemerintah membingungkan guru. Misal dulu menggunakan interval 0 sd 100, kemudian beralih menggunakan interval A, B, C, D,.. dan akan kembali lagi menggunakan interval 0 sd 100.

14. Ada keinginan agar guru mempunyai kesempatan dapat menulis Buku Pelajaran penunjang, tetapi masih terkendala kompetensi menulis dan kendala waktu. Untuk itu perlu ada penataran tentang teknik atau metode penulisan buku teks.

Referensi

Dokumen terkait

Kepada institusi pendidikan disarankan untuk mulai mengembangkan model pembelajaran IPE dalam kurikulum pendidikan karena mayoritas dosen Fakultas Ilmu Kesehatan

Dari identifikasi masalah yang dilakukan, maka penelitian ini dibatasi pada persoalan pengaruh persepsi pelaku UMKM mengenai kredit usaha rakyat (KUR) di Kabupaten

Pada saat sosialisasi program pendampingan Ketua Gugus menekankan bahwa guru-guru harus bisa mengubah mindset terlebih dahulu agar dapat mengimplemen- tasikan kurikulum 2013

proses pembelajaran dalam penerapan kurikulum 2013 yaitu kurang siapnya siswa dengan model pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013, kurangnya sarana dan prasarana di

(2013:7)Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia

Oleh itu, peranan pensyarah pembimbing penting dalam membantu pelajar menyediakan persediaan pengajaran agar guru pelatih dapat menyampaikan ilmu kepada pelajar

Profesi Bimbingan dan Konseling dibutuhkan dalam Implementasi kurikulum 2013 terkait dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik

Penelitian ini menemukan adanya fenomena menarik terutama dari segi ektifitas mengajar guru PJOK di mana masih ada dosen yang belum mengembangkan perangkat pembalajran berbasis