• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII"

Copied!
294
0
0

Teks penuh

(1)

i

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER

BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI

SEGIEMPAT KELAS VII

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

oleh Dani Setiawan

4101409089

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan.

Semarang, 31 Agustus 2013

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Keefektifan PBL Berbasis Nilai Karakter Berbantuan CD Pembelajaran Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat Kelas VII disusun oleh

Dani Setiawan 4101409089

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 31 Juli 2013.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Drs. Arief Agoestanto, M.Si.

196310121988031001 196807221993031005

Ketua Penguji

Drs. Wuryanto, M.Si. 195302051983031003

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si. Drs. Mashuri, M.Si.

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Keberhasilan menjadi mudah ketika kita bekerja keras.  Berdoa dan bekerja adalah kunci meraih kesuksesan.

PERSEMBAHAN

1) Untuk Bapak, Ibu dan adik yang selalu memberikan doa dan semangat di setiap langkahku.

2) Untuk teman-temanku Santi, Tyas, Riyanto, Wahyu, Nisa dan Arif yang selalu memberikan bantuan dan semangat.

3) Untuk teman-teman Meteor Kost.

(5)

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis percaya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Arief Agoestanto, M. Si., Ketua Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. 4. Prof. Dr. St. Budi Waluya, M. Si., Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Drs. Mashuri, M. Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika, yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(6)

vi

8. Kaerul Anwar, S. Pd., Guru matematika kelas VII SMP Negeri 1 Gajah yang telah membimbing selama penelitian.

9. Peserta didik kelas VII A, VII B, dan VII F SMP Negeri 1 Gajah yang telah membantu proses penelitian.

10. Rekan-rekan seperjuangan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang.

11. Seluruh pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan. Penulis pun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Agustus 2013

(7)

vii

ABSTRAK

Setiawan, D. 2013. Keefektifan PBL Berbasis Nilai Karakter Berbantuan CD Pembelajaran Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat Kelas VII. Skripsi. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si., Pembimbing II: Drs. Mashuri, M.Si.

Kata Kunci: PBL; nilai karakter; CD pembelajaran; kemampuan pemecahan masalah; segiempat.

Pemecahan masalah mempunyai peranan penting dalam pembelajaran matematika. Materi segiempat merupakan salah satu materi geometri yang berkaitan erat dengan kemampuan pemecahan masalah. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk merangsang agar aktivitas peserta didik meningkat adalah model Problem Based Learning (PBL). Pendidikan karakter juga penting dalam kegiatan pembelajaran matematika terutama untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan kondusif.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis ketercapaian ketuntasan belajar peserta didik pada yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran pada kemampuan pemecahan masalah, (2) membandingkan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran dengan model pembelajaran ekspositori pada kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Gajah, dan (3) menganalisis pengaruh aktivitas peserta didik yang ditimbulkan oleh model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP N 1 Gajah. Dengan teknik cluster random sampling terpilih dua kelas sampel yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimendan kelas kelas VII B sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan metode dan observasi. Analisis data menggunakan uji rata-rata dan proporsi (hipotesis 1), uji perbedaan dua rata-rata dan dua proporsi (hipotesis 2), dan analisis regresi linier sederhana (hipotesis 3).

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Penegasan Istilah ... 9

1.6 Sistematika Penulisan ... 11

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 13

(9)

ix

2.1.1.1 Teori Belajar Piaget ... 13

2.1.1.2 Teori Belajar Vygotsky ... 14

2.1.1.3 Teori Belajar Bruner ... 15

2.1.2 Pembelajaran Matematika ... 16

2.1.3 Model Pembelajaran PBL ... 17

2.1.3.1 Pengertian Model PBL ... 17

2.1.3.2 Ciri-ciri Model PBL... 18

2.1.3.3 Karakteristik Model PBL ... 19

2.1.3.4 Sintaks Model PBL ... 20

2.1.4 Model Pembelajaran Ekspositori ... 20

2.1.4.1 Pengertian Model Ekspositori ... 20

2.1.4.2 Sintaks Model Ekspositori ... 20

2.1.5 Nilai Karakter ... 21

2.1.5.1 Pengertian Nilai Karakter ... 21

2.1.5.2 Fungsi Nilai Karakter ... 22

2.1.6 Aktivitas Belajar ... 22

2.1.6.1 Pengertian Aktivitas Belajar ... 22

2.1.6.2 Jenis-jenis Aktivitas Belajar... 22

2.1.6.3 Indikator Aktivitas Belajar ... 23

2.1.7 Media Pembelajaran... 25

2.1.7.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 25

2.1.7.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 25

(10)

x

2.1.8.1 Pengertian Pemecahan Masalah ... 25

2.1.8.2 Indikator Pemecahan Masalah ... 26

2.1.8.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah... 26

2.1.9 Ketuntasan Belajar ... 28

2.1.10 Segiempat ... 29

2.1.10.1 Unsur-unsur Segiempat ... 29

2.1.10.2 Pengertian Dua Sisi Berurutan ... 30

2.1.10.3 Pengertian Dua Sisi Berhadapan ... 30

2.1.10.4 Kesepakatan dari Pengertian Dua Sisi (Ruas Garis) yang Sejajar... 30

2.1.10.5 Pengertian Segiempat ... 30

2.1.10.6 Sifat-sifat Bangun Segiempat ... 30

2.1.10.6.1 Definisi Jajargenjang ... 31

2.1.10.6.2 Definisi Persegi Panjang ... 32

2.1.10.6.3 Definisi Persegi ... 33

2.1.10.7 Keliling dan Luas Bidang Segiempat ... 34

2.1.10.7.1 Keliling dan Luas Persegi Panjang ... 35

2.1.10.7.2 Keliling dan Luas Jajargenjang ... 36

2.1.10.7.3 Keliling dan Luas Persegi ... 37

2.2 Kerangka Berpikir ... 38

2.3 Hipotesis ... 40

(11)

xi

3.1.1 Populasi ... 41

3.1.2 Sampel dan Teknik Sampling ... 41

3.1.3 Variabel Penelitian ... 42

3.1.3.1 Variabel Bebas ... 42

3.1.3.2 Variabel Terikat ... 42

3.1.4 Desain Penelitian ... 42

3.1.5 Langkah-langkah Penelitian ... 43

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 45

3.2.1 Metode Tes ... 45

3.2.2 Metode Observasi ... 45

3.3 Instrumen Penelitian ... 45

3.3.1 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 46

3.3.2 Instrumen lembar Observasi ... 46

3.4 Analisis Data Uji Coba Instrumen ... 46

3.4.1 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 46

3.4.1.1 Analisis Validitas ... 46

3.4.1.2 Analisis Reliabilitas... 47

3.4.1.3 Analisis Taraf Kesukaran ... 49

3.4.1.4 Analisis Daya Pembeda ... 49

3.4.1.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba ... 50

3.5 Analisis Data Awal ... 51

3.6.1 Uji Normalitas Data Awal ... 51

(12)

xii

3.6.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Awal ... 54

3.6 Analisis Data Akhir... 56

3.6.1 Uji Normalitas Data Akhir ... 56

3.6.2 Uji Homogenitas Data Akhir ... 56

3.6.3 Uji Hipotesis 1 ... 56

3.6.3.1 Uji Ketuntasan Individual ... 56

3.6.3.2 Uji Ketuntasan Klasikal ... 58

3.6.4 Uji Hipotesis 2 ... 59

3.6.4.1 Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 59

3.6.4.2 Uji Perbedaan Dua Proporsi ... 63

3.6.5 Uji Hipotesis 3 ... 64

3.6.5.1 Bentuk Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 64

3.6.5.2 Uji Keberartian dan Uji Kelinieran Regresi ... 64

3.6.5.3 Koefisien Determinasi ... 67

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 68

4.1.1 Analisis Data Akhir ... 68

4.1.1.1 Uji Normalitas Data Akhir ... 69

4.1.1.2 Uji Homogenitas Data Akhir ... 70

4.1.1.3 Uji Hipotesis 1 ... 70

4.1.1.4 Uji Hipotesis 2 ... 72

4.1.1.5 Uji Hipotesis 3 ... 75

(13)

xiii 5. PENUTUP

5.1 Simpulan... 83

5.2 Saran... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks PBL ... 20

Tabel 2.2 Indikator Aktivitas belajar Peserta Didik ... 24

Tabel 2.3 Menemukan Rumus Luas Persegi Panjang ... 36

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 43

Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba ... 51

Tabel 3.3 Data Awal ... 51

Tabel 3.4 Daftar Analisis Varians ... 66

Tabel 4.1 Data Akhir... 69

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Akhir... 69

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana ... 75

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bangun Segiempat ... 29

Gambar 2.2 Bukan Bangun Segiempat ... 29

Gambar 2.3 Jajargenjang ... 31

Gambar 2.4 Persegi Panjang ... 32

Gambar 2.5 Persegi ... 33

Gambar 2.6 Keliling Persegi Panjang ... 35

Gambar 2.7 Luas Persegi Panjang ... 35

Gambar 2.8 Keliling Jajargenjang ... 36

Gambar 2.9 Jajargenjang yang Dimanipulasi Membentuk Persegi Panjang ... 37

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba ... 88

Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba ... 89

Lampiran 3 Soal Tes Uji Coba ... 92

Lampiran 4 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Uji Coba ... 95

Lampiran 5 Rekap dan Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba ... 103

Lampiran 6 Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba ... 105

Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Uji Coba ... 108

Lampiran 8 Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba ... 111

Lampiran 9 Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba ... 112

Lampiran 10 Rekapitulasi Deskriptif Hasil Analisis Soal Uji Coba ... 113

Lampiran 11 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Sampel... 114

Lampiran 12 Data Awal ... 116

Lampiran 13 Uji Normalitas Data Awal ... 117

Lampiran 14 Uji Homogenitas Data Awal ... 119

Lampiran 15 Uji Kesamaaan Dua Rata-rata Data Awal ... 120

Lampiran 16 Pertemuan 1 Penggalan Silabus (Eksperimen) ... 121

Lampiran 17 Pertemuan 1 Penggalan Silabus (Kontrol) ... 123

Lampiran 18 Pertemuan 1 RPP Eksperimen ... 125

Lampiran 19 Pertemuan 1 RPP Kontrol ... 130

(17)

xvii

Lampiran 21 Pertemuan 1 Lembar Kerja ... 138

Lampiran 22 Pertemuan 2 Penggalan Silabus (Eksperimen) ... 144

Lampiran 23 Pertemuan 2 Penggalan Silabus (Kontrol) ... 146

Lampiran 24 Pertemuan 2 RPP Eksperimen ... 148

Lampiran 25 Pertemuan 2 RPP Kontrol ... 154

Lampiran 26 Pertemuan 2 Lampiran RPP ... 159

Lampiran 27 Pertemuan 2 CD Pembelajaran ... 165

Lampiran 28 Pertemuan 2 Lembar Kerja ... 169

Lampiran 29 Pertemuan 3 Penggalan Silabus (Eksperimen) ... 174

Lampiran 30 Pertemuan 3 Penggalan Silabus (Kontrol) ... 176

Lampiran 31 Pertemuan 3 RPP Eksperimen ... 178

Lampiran 32 Pertemuan 3 RPP Kontrol ... 184

Lampiran 33 Pertemuan 3 Lampiran RPP ... 189

Lampiran 34 Pertemuan 3 CD Pembelajaran ... 194

Lampiran 35 Pertemuan 3 Lembar Kerja ... 198

Lampiran 36 Pertemuan 4 Penggalan Silabus (Eksperimen) ... 203

Lampiran 37 Pertemuan 4 Penggalan Silabus (Kontrol) ... 205

Lampiran 38 Pertemuan 4 RPP Eksperimen ... 207

Lampiran 39 Pertemuan 4 RPP Kontrol ... 212

Lampiran 40 Pertemuan 4 Lampiran RPP ... 217

Lampiran 41 Pertemuan 4 CD Pembelajaran ... 224

Lampiran 42 Pertemuan 4 Lembar Kerja ... 227

(18)

xviii

Lampiran 44 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 235

Lampiran 45 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes ... 237

Lampiran 46 Data Akhir ... 243

Lampiran 47 Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik ... 244

Lampiran 48 Indikator & Pedoman Penskoran Aktivitas Peserta Didik ... 248

Lampiran 49 Rekap Pengamatan Aktivitas Peserta Didik ... 251

Lampiran 50 Uji Normalitas Data Akhir ... 252

Lampiran 51 Uji Homogenitas Data Akhir ... 254

Lampiran 52 Uji Hipotesis 1 ... 255

Lampiran 53 Uji Hipotesis 2 ... 258

Lampiran 54 Uji Hipotesis 3 ... 261

Lampiran 55 Lembar Validasi Instrumen ... 264

Lampiran 56 Surat Penetapan Dosbing ... 270

Lampiran 57 Surat Ijin Observasi ... 271

Lampiran 58 Surat Ijin Penelitian ... 272

Lampiran 59 Surat Keterangan Penelitian ... 273

(19)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Era globalisasi di Indonesia sekarang ini membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh dalam menghadapi tantangan perubahan zaman. Tantangan perubahan zaman sekarang ini yaitu era globalisasi ditandai dengan perkembangan pesat dalam bidang teknologi dan komunikasi. Indonesia sebagai negara berkembang, harus mengikuti perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menduduki tempat yang sama dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengikuti perkembangan tersebut adalah dengan memperbaiki kualitas pendidikan melalui perbaikan kurikulum secara berkala dan peningkatan kualitas pembelajaran pada berbagai jenjang pendidikan.

Sejalan dengan hal itu, matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar dan menengah mempunyai peran penting dalam mewujudkan terciptanya pendidikan yang berkualitas. Matematika dapat memberi bantuan yang sangat besar dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain. Oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah harus dilaksanakan dengan semaksimal mungkin sehingga dapat mengantarkan peserta didik menjadi generasi yang berkualitas. Peserta didik yang berkualitas adalah peserta didik yang antara lain

(20)

mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menghadapi berbagai masalah.

Menurut Depdiknas, sebagaimana dikutip oleh Wardhani (2008: 2), tujuan pembelajaran matematika di sekolah pada standar isi mata pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat , efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

(21)

dapat dikembangkan; (2) secara logikal, pemecahan masalah membantu peserta didik meningkatkan kemampuan penalaran logis; (3) secara aestetik, pemecahan masalah melibatkan emosi atau afeksi peserta didik selama proses pemecahan masalah.

SMP Negeri 1 Gajah merupakan salah satu SMP Negeri di Kabupaten Demak yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Gajah diketahui bahwa sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal bertipe pemecahan masalah, sedangkan guru menghadapi kesulitan dalam membelajarkan peserta didik tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan baik.

Berdasarkan masalah di atas, guru perlu menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang cara menyelesaikan soal pemecahan masalah dengan prosedur yang tepat. Menurut Dewiyani (2008: 94), langkah Polya dapat digunakan sebagai sarana guru untuk memfasilitasi peserta didik agar terampil dalam pemecahan masalah matematika. Menurut Polya (1957:16-17), Ada 4 langkah dalam pemecahan masalah yaitu: (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan masalah, (3) melaksanakan pemecahan masalah, dan (4) melihat kembali.

(22)

kompetensi untuk satuan pendidikan SMP, materi geometri mendapatkan porsi yang paling besar (41 %) dibandingkan dengan materi lain seperti aljabar (29 %), bilangan (18 %), serta statistika dan peluang (12 %) (Harry, 2011: 3).

Materi segiempat merupakan salah satu materi geometri di SMP kelas VII. Materi segiempat dapat dibuat menjadi variasi soal pemecahan masalah yang dapat dipecahkan oleh peserta didik. Materi ini juga mempunyai banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, materi ini berkaitan erat dengan kemampuan pemecahan masalah dan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Materi segiempat merupakan salah satu materi yang memiliki konsep yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehinga memerlukan perencanaan yang baik. Oleh sebab itu, pentingnya materi segiempat inilah yang melatarbelakangi pemilihan materi segiempat.

Dari hasil observasi peneliti di kelas, diketahui bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru kurang divariasikan dengan model lain dan pelaksanaan pembelajaran cenderung hanya melibatkan peserta didik yang diminta maju menyelesaikan soal di depan kelas. Beberapa peserta didik hanya mencatat materi pelajaran yang diberikan guru dan peserta didik lainnya acuh dengan kegiatan pembelajaran di kelas sehingga aktivitas peserta didik tidak maksimal. Kondisi seperti ini tidak akan menumbuhkembangkan aspek kepribadian, kemampuan, dan aktivitas peserta didik seperti yang diharapkan.

(23)

menghayati, dan mengambil pelajaran dari pengalamannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk merangsang agar aktivitas peserta didik meningkat adalah model Problem Based Learning (PBL). Peserta didik dalam model ini ditempatkan sebagai pusat pembelajaran (student centered) yaitu peserta didik diarahkan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas sehingga akan terbangun kreativitas, kondisi menantang, kontekstual dan pengalaman belajar yang beragam.

Melalui pembelajaran dengan model PBL ini peserta didik dihadapkan pada permasalahan yang kontekstual dan menarik sehingga membangkitkan rasa keingintahuan untuk melakukan penyelesaian masalah. Hal ini membuat peserta didik akan aktif dalam mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun sesama peserta didik. Menurut Oguz-Unver & Arabacioglu (2011: 304), prinsip utama PBL adalah memaksimalkan pembelajaran dengan menyelidiki, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah kontekstual dan bermakna. Oleh karena itu, model PBL ini dapat digunakan untuk mendorong peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.

(24)

Menurut Kemdiknas (2010: 14), Salah satu prinsip pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yaitu proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan, menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menuntun peserta didik agar secara aktif. Hal ini dilakukan tanpa guru mengatakan kepada peserta didik bahwa mereka harus aktif, tapi guru merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi yang sudah dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugas-tugas di luar sekolah.

(25)

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang menjadi bahan pengkajian dalam penelitian adalah:

(1) Apakah kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Gajah yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran mencapai ketuntasan belajar?

(2) Apakah kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Gajah yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan model pembelajaran ekspositori?

(3) Apakah aktivitas peserta didik yang ditimbulkan oleh model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Menganalisis ketercapaian ketuntasan belajar peserta didik pada yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran pada kemampuan pemecahan masalah.

(26)

(3) Menganalisis pengaruh aktivitas peserta didik yang ditimbulkan oleh model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagi Guru

Mengukur keberhasilan guru dalam menerapkan suatu model PBL, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, guru dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik, dan guru dapat menciptakan variasi pembelajaran di kelas.

(2) Bagi Peserta Didik

Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan mendorong peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran.

(3) Bagi Sekolah

Memperoleh hasil pengembangan ilmu dan peningkatan hasil belajar pada aspek kemampuan pemecahan masalah peserta didik dapat menjadi acuan dalam menentukan arah kebijakan untuk kemajuan sekolah.

(4) Bagi Peneliti

(27)

1.5

Penegasan Istilah

Penegasan istilah dilakukan untuk memperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah juga dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini. Istilah-istilah yang perlu diberi penegasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.5.1. Keefektifan

Menurut Seiler (2006: 5), keefektifan adalah kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Indikator keefektifan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Gajah yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran pada materi segiempat mencapai ketuntasan belajar.

(2) Kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Gajah yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan model pembelajaran ekspositori.

(28)

1.5.2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Arends (2012: 396), PBL adalah model pembelajaran dengan menghadapkan peserta didik pada masalah yang autentik dan menarik sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan pemecahan masalah dan menemukan solusi dari masalah yang diberikan.

1.5.3. Nilai Karakter

Nilai karakter adalah nilai-nilai dalam pembelajaran yang berisi budi pekerti dan memberi manfaat penting terhadap pembentukan karakter peserta didik. Nilai karakter yang di integrasikan dalam penelitian ini adalah nilai-nilai yang sesuai dengan pembelajaran matematika yaitu nilai teliti, kreatif, pantang menyerah, rasa ingin tahu, disiplin, religius, mandiri, komunikatif, tanggung jawab, jujur, dan kerja keras.

1.5.4. Media Pembelajaran

Menurut Rifa’i & Anni (2009: 196), media pembelajaran adalah alat yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CD pembelajaran.

1.5.5. Kemampuan Pemecahan Masalah

(29)

1.5.6. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar akan dicapai jika memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Menurut Depdiknas (2009: 20), KKM adalah batas minimal pencapaian kompetensi pada setiap aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. KKM individual di SMP Negeri 1 Gajah adalah 63, sedangkan KKM klasikalnya adalah 75 %.

1.5.7. Aktivitas belajar

Menurut Sardiman (2006: 100), aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental dan dua aktivitas itu harus saling berkaitan dalam kegiatan pembelajaran.

1.5.8. Materi Segiempat

Materi segiempat merupakan salah satu materi materi kelas VII semester genap. Materi segiempat yang dijadikan bahan pembelajaran dalam penelitian ini terbatas pada jajargenjang, persegi panjang, dan persegi.

1.6

Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

1.6.1 Bagian Awal

(30)

1.6.2 Bagian Inti

Bagian inti terdiri atas 5 bab, yaitu: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan penutup.

Bab 1 merupakan pendahuluan. Pada bab ini berisi gagasan pokok yang terdiri atas: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi. Gagasan-gagasan tersebut disajikan dalam beberapa sub-bab.

Bab 2 merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini berisi landasan teori, kerangka berpikir, dan hipotesis. Gagasan-gagasan tersebut disajikan dalam beberapa sub-bab.

Bab 3 merupakan metode penelitian. Pada bab ini berisi gagasan pokok yang terdiri atas: metode penentuan subjek penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data uji coba instrumen, analisis data awal dan analisis data akhir. Gagasan-gagasan tersebut disajikan dalam beberapa sub-bab.

Bab 4 merupakan hasil dan pembahasan. Pada bab ini berisi gagasan pokok yang terdiri atas: hasil penelitian dan pembahasan. Gagasan-gagasan tersebut disajikan dalam beberapa sub-bab.

Bab 5 merupakan penutup. Pada bab ini berisi gagasan pokok yang terdiri atas: simpulan dan saran.

1.6.3 Bagian Akhir

(31)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1. Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Tanpa belajar manusia tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Menurut Gagne dan Berliner, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2009: 82), belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Teori belajar yang mendukung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

2.1.1.1 Teori Belajar Piaget

Belajar tidak hanya diperoleh melalui pengalaman pribadi peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran, tetapi pembelajaran juga menekankan pada sikap atau perilaku peserta didik. Perilaku ini ditunjukkan dalam suatu pekerjaan kelompok yang di dalamnya terdapat sikap saling kerjasama dan saling membantu antar dua orang atau lebih sehingga mendorong belajar aktif dan interaksi sosial. Menurut Piaget, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2009: 207), ada tiga prinsip utama pembelajaran, yaitu (1) belajar aktif, (2) belajar melalui interaksi sosial, dan (3) belajar lewat pengalaman pribadi. Dengan demikian, teori belajar Piaget sangat mendukung pelaksanaan model PBL karena di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model

(32)

PBL terdapat fase belajar kelompok. Peserta didik belajar lewat interaksi sosial, merangsang peserta didik untuk aktif bertanya, dan berdiskusi untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan mengenai materi segiempat.

2.1.1.2 Teori Belajar Vygotsky

Ide pokok dari teori Vygotsky pada aspek sosial pembelajaran adalah konsep tentang zone of proximal development/ZPD atau zona perkembangan terdekat (Rifa’i & Anni, 2009: 207). Menurut Vygotsky, peserta didik memiliki dua tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual (level of actual development) yang didefinisikan sebagai tingkat perkembangan intelektual yang dapat dicapai individu dengan upaya individu itu sendiri. Individu juga memiliki tingkat perkembangan potensial (level of potential development) yang didefinisikan sebagai tingkat perkembangan intelektual yang dapat dicapai individu dengan bantuan orang lain, seperti guru, orang tua, atau teman yang lebih dewasa. Zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial peserta didik itu oleh Vygotsky disebut zone of proximal development. Vygotsky berpandangan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial antara peserta didik dengan guru dan teman sebaya. Dengan tantangan dan bantuan yang sesuai dari guru atau teman sebaya yang lebih mampu, peserta didik bergerak maju ke dalam zona perkembangan terdekat tempat terjadinya pembelajaran peserta didik yang baru.

(33)

alih tanggung jawab yang semakin besar setelah peserta didik dapat melakukannya. Menurut Vygotsky, sebagaimana dikutip oleh Rusmono (2012: 13-14), scaffolding adalah suatu hal penting dalam pemikiran konstruktivisme modern, karena merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk belajar dan memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan peserta didik itu belajar mandiri.

Dalam penelitian ini, teori belajar Vygotsky sangat mendukung pelaksanaan model pembelajaran PBL, karena model pembelajaran PBL menekankan peserta didik untuk belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Melalui kelompok ini peserta didik dapat berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan dengan saling bertukar ide. Guru juga memberikan arahan selama kegiatan awal pembelajaran, kemudian peserta didik mulai belajar secara mandiri melalui kelompoknya.

2.1.1.3 Teori Belajar Bruner

Menurut Bruner, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2009: 32), anak dalam proses belajarnya melewati tiga tahap yaitu sebagai berikut.

(1) Tahap Enaktif

(34)

(2) Tahap Ikonik

Pada tahap ini anak berhubungan dengan kegiatan mental yaitu anak dapat memberi gambaran dari objek-objek yang dimanipulasi. Misalnya peserta didik mampu menggambarkan lapangan sepak bola berbentuk persegi panjang.

(3) Tahap Simbolik

Pada tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Anak sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil. Misalnya peserta didik dapat menuliskan rumus luas dan keliling persegi panjang.

Dengan demikian keterkaitan penelitian ini dengan teori Brunner adalah penggunaan alat peraga berupa CD pembelajaran dalam pembelajaran yang dapat membantu menyampaikan pengalaman kepada peserta didik serta memberikan gambaran mengenai objek yang mewakili suatu konsep.

2.1.2. Pembelajaran Matematika

(35)

laku, keterampilan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar matematika.

Menurut Wardhani (2008: 2), tujuan mata pelajaran matematika di sekolah pada standar isi mata pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar peserta didik mampu:

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

(4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 2.1.3. Model Pembelajaran PBL

2.1.3.1 Pengertian Model PBL

(36)

peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan pemecahan masalah dan menemukan solusi dari masalah yang diberikan.

2.1.3.2 Ciri-ciri Model PBL

Menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2007: 68-70), ciri-ciri dari PBl adalah sebagai berikut.

(1) Pengajuan Masalah atau Pertanyaan

Masalah yang diajukan harus memenuhi kriteria berikut.

a. Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata peserta didik daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu. b. Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi peserta didik yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian peserta didik.

c. Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudah dipahami peserta didik dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.

d. Luas dan sesuai tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah tersebut harus mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang, dan sumber yang tersedia.

e. Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi peserta didik sebagai pemecah masalah dan guru sebagai pembuat masalah.

(2) Keterkaitannya dengan berbagai disiplin ilmu

(37)

(3) Penyelidikan yang autentik

Dalam penyelidikan peserta didik menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir.

(4) Menghasilkan dan memamerkan karya atau hasil

Peserta didik bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya.

(5) Kolaborasi

Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar peserta didik.

2.1.3.3 Karakteristik Model PBL

Karakteristik dari model PBL adalah sebagai berikut.

(1) PBL memberikan situasi-situasi bermasalah kepada peserta didik untuk menyelidiki dan menemukan sendiri solusi dari permasalahan itu.

(2) Tujuan instruksional PBL rangkap tiga yaitu: (a) membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, (b) memberikan pengalaman peran orang dewasa, (c) memungkinkan peserta didik untuk mendapatkan rasa percaya diri atas kemampuannya.

(3) Sintaks PBL terdiri dari lima fase utama.

(38)

2.1.3.4 Sintaks Model PBL

[image:38.612.131.512.205.551.2]

Menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2007: 71-72), PBL memiliki 5 tahapan utama dijelaskan dalam Tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1Sintaks PBL

Fase Indikator Kegiatan Guru

1 Mengorientasi peserta

didik pada masalah. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, dan memotivasi peserta didik untuk terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

2 Mengorganisasi peserta didik untuk belajar.

Guru membantu peserta didik mengartikan dan mengatur tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3 Membimbing

memecahkan masalah. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, dan pemecahan masalah.

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan mempersiapkan karya yang sesuai dengan laporan serta guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dengan temannya.

5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

2.1.4. Model Pembelajaran Ekspositori

2.1.4.1 Pengertian Model Ekspositori

Menurut Sanjaya (2011: 179), model pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).

2.1.4.2 Sintaks Model Ekspositori

(39)

(1) Persiapan (preparation).

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta didik untuk menerima pelajaran.

(2) Penyajian (presentation).

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.

(3) Korelasi (correlation).

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan peserta didik dapat menangkap keterkaitannya dengan struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.

(4) Menyimpulkan (generalization).

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.

(5) Mengaplikasikan (application).

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan peserta didik setelah peserta didik menyimak penjelasan guru.

2.1.5. Nilai Karakter

2.1.5.1 Pengertian Nilai Karakter

(40)

bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Nilai karakter adalah nilai-nilai dalam pembelajaran yang berisi budi pekerti dan memberi manfaat penting terhadap pembentukan karakter peserta didik.

2.1.5.2 Fungsi Nilai Karakter

Menurut Kemdiknas (2010: 7), fungsi nilai karakter dalam pendidikan karakter dan budaya adalah sebagai berikut.

(1) Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.

(2) Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat. (3) Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain

yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

2.1.6 Aktivitas Belajar

2.1.6.1 Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Sardiman (2006: 100), aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental dan dua aktivitas itu harus saling berkaitan dalam kegiatan pembelajaran. Sekolah merupakan salah satu pusat kegiatan belajar. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik di sekolah.

2.1.6.2 Jenis-jenis Aktivitas Belajar

(41)

(1) Kegiatan-kegiatan visual, meliputi: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

(2) Kegiatan-kegiatan lisan, meliputi: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

(3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi: mendengarkan uaraian percakapan, diskusi, musik, pidato.

(4) Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

(5) Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

(6) Kegiatan-kegiatan metrik, meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

(7) Kegiatan-kegiatan mental, meliputi: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

(8) Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

2.1.6.3 Indikator Aktivitas Belajar

(42)
[image:42.612.130.512.126.680.2]

Tabel 2.2 Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik

No Aktivitas Indikator

1 Kegiatan-kegiatan

visual a. Peserta didik mengamati dengan seksama saat guru memberi penjelasan. b. Peserta didik membaca power point sebagai

media pembelajaran.

c. Peserta didik memperhatikan dengan seksama saat guru memberikan contoh soal.

2 Kegiatan-kegiatan

lisan a. Peserta didik bertanya pada guru apabila kurang paham mengenai apa yang dijelaskan guru. b. Peserta didik menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

c. Peserta didik ikut serta mengeluarkan pendapat pada saat diskusi berlangsung.

3 Kegiatan-kegiatan

mendengarkan a. Peserta didik mendengarkan penyajian materi dari guru selama kegiatan pembelajaran. b. Peserta didik mendengarkan pemaparan peserta

didik lain pada saat presentasi hasil diskusi. 4 Kegiatan-kegiatan

menulis a. Peserta didik mencatat materi yang disampaikan oleh guru. b. Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan

oleh guru.

c. Peserta didik menuliskan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah. d. Peserta didik merangkum hasil diskusi

kelompok. 5 Kegiatan-kegiatan

menggambar a. Peserta didik menyelesaikan soal pemecahan masalah dengan bantuan gambar. b. Peserta didik mampu menerjemahkan

pertanyaan dengan simbol-simbol. 6 Kegiatan-kegiatan

metrik a. Peserta didik melakukan apa yang diinstruksikan oleh guru pada saat membentuk kelompok. b. Peserta didik menyelesaikan soal pemecahan masalah sesuai dengan langkah yang sudah diajarkan oleh guru.

7 Kegiatan-kegiatan

mental a. Peserta didik berpendapat pada saat kegiatan pembelajaran atau kegiatan diskusi kelompok. b. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi. 8 Kegiatan-kegiatan

emosional a. Peserta didik merasa senang pada saat pembelajaran berlangsung. b. Peserta didik merasa termotivasi belajar pada

(43)

2.1.7 Media Pembelajaran

2.1.7.1 Pengertian Media pembelajaran

Menurut Rifa’i & Anni (2009: 196), media pembelajaran adalah alat yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.

2.1.7.2Jenis-jenis Media Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2002: 172), media pembelajaran dilihat dari sifatnya dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut.

(1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja.

(2) Media visual, yaitu media yang hanya bisa dilihat saja, tidak mengandung unsur suara.

(3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat.

Dalam penelitian ini, media pembelajaran yang digunakan adalah media audiovisual berupa CD pembelajaran. CD pembelajaran adalah sebuah sistem penyimpanan informasi pada piringan atau disc sebagai sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar agar peserta didik dan guru saling aktif. CD pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti dan digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran menggunakan model PBL.

2.1.8 Kemampuan Pemecahan Masalah

2.1.8.1 Pengertian Pemecahan Masalah

(44)

mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dicapai. Sedangkan menurut Krulik dan Rudnick, sebagaimana dikutip oleh Carson (2007: 7), pemecahan masalah yaitu suatu proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal.

2.1.8.2 Indikator Pemecahan Masalah

Menurut Wardhani (2008: 18), indikator peserta didik memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut.

(1) Menunjukkan pemahaman masalah.

(2) Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah.

(3) Menyajikan masalah secara sistematik dalam berbagai bentuk. (4) Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat. (5) Mengembangkan strategi pemecahan masalah.

(6) Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah. (7) Menyelesaikan masalah yang tak rutin.

Ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan prosedur rutin yang sudah diketahui penjawab.

2.1.8.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

(45)

(1) Memahami masalah

Untuk memahami masalah yang dihadapi, peserta didik harus memahami/membaca masalah secara verbal. Kemudian permasalahan tersebut dilihat lebih rinci.

a. Apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. b. Data apa yang dimiliki.

c. Mencari hubungan-hubungan apa yang diketahui, data yang dimiliki dan yang ditanyakan dengan memperhatikan: bagaimana kondisi soal, mungkinkah kondisi dinyatakan dalam bentuk persamaan atau hubungan lainnya, apakah kondisi itu tidak cukup atau kondisi itu berlebihan, atau kondisi itu saling bertentangan.

(2) Merencanakan pemecahan masalah

Pada langkah merencanakan pemecahan masalah, perlu diperhatikan hal-hal berikut.

a. Pertama kali memulai lagi dengan mempertanyakan hubungan antara yang diketahui dan ditanyakan.

b. Teori mana yang dapat digunakan dalam masalah ini.

c. Memperhatikan yang ditanyakan, mencoba memikirkan soal yang pernah diketahui dengan pertanyaan yang sama atau serupa.

(3) Melaksanakan pemecahan masalah

(46)

(4) Melihat kembali

Pada langkah ini, peserta didik harus dapat mengkritisi hasilnya, serta melihat kelemahan dari solusi yang didapatkan. Peserta didik menerjemahkan hasil operasi hitung dari model matematika.

Dalam penelitian ini digunakan langkah-langkah Polya untuk menyelesaikan masalah matematika. Dengan menggunakan langkah-langkah Polya, diharapkan peserta didik dapat dengan lebih runtut dan terstruktur dalam memecahkan masalah matematika.

2.1.9 Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar dapat diartikan sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik dalam menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketuntasan belajar peserta didik, diantaranya adalah peran guru dalam menyampaikan pembelajaran, metode atau model pembelajaran, dan waktu yang tersedia untuk belajar.

(47)
[image:47.612.139.506.123.557.2]

2.1.10 Segiempat

Gambar 2.1 Bangun Segiempat

Gambar 2.2 Bukan Bangun Segiempat

Bangun datar pada Gambar 2.1 merupakan bangun segiempat. Sedangkan bangun datar pada Gambar 2.2 bukan bangun segiempat.

2.1.10.1Unsur-unsur Segiempat

Perhatikan Gambar 2.1 bangun (ii). Segiempat memiliki unsur-unsur sebagai berikut.

(1) Memiliki empat titik sudut; A, B, C, dan D.

(2) Memiliki empat sisi (ruas garis); AB, BC, CD, dan DA (3) Memiliki empat sudut;

A ditulis

DAB

B ditulis

ABC

C ditulis

BCD

D ditulis

CDA

C

B A

D

(i) (ii) (iii)

(48)

2.1.10.2Pengertian Dua Sisi Berurutan

Perhatikan Gambar 2.1 bangun (ii). AB dengan BC berurutan,

BC dengan CD berurutan, CD dengan DA berurutan, dan DA dengan AB berurutan.

2.1.10.3Pengertian Dua Sisi Berhadapan

Perhatikan Gambar 2.1 bangun (ii). AB dengan CD berhadapan, dan

BC dengan AD berhadapan.

2.1.10.4Kesepakatan dari Pengertian Dua Sisi (Ruas Garis) yang Sejajar

Perhatikan Gambar 2.1 bangun (ii).

AB sejajar DC jika garis yang memuat AB sejajar garis yang memuat DC, dan AD sejajar BC jika garis yang memuat AD sejajar garis yang memuat BC.

2.1.10.5Pengertian Segiempat

Jelas segiempat adalah bangun datar tertutup yang dibatasi oleh empat ruas garis sedemikian hingga setiap dua ruas garis tidak terletak pada satu garis.

2.1.10.6 Sifat-Sifat Bangun Segiempat

(49)

dan (6) trapesium. Berikut penjelasan dari bangun jajargenjang, persegi panjang, dan persegi serta sifat-sifat dari masing-masing bangun.

2.1.10.6.1 Definisi Jajargenjang

Jajargenjang adalah segiempat yang sepasang-sepasang sisinya yang berhadapan sejajar (Kusni, 2008:14).

Selanjutnya pembahasan dari sifat-sifat jajargenjang adalah sebagai berikut.

Gambar 2.3 Jajargenjang Perhatikan Gambar 2.3.

(1) AD//BC dan AB//CD (definisi).

Jika diputar 180o dengan O (perpotongan diagonal) sebagai titik poros, maka B menempati D dan C menempati A. Jadi AB = CD dan AD = BC, AO = OC dan BO = OD. A = C dan B = D.

(2) A + B = 180o , A + C = 180o

C + B = 180o , B + D = 180o (sudut dalam sepihak). Dari pembahasan di atas, maka sifat-sifat jajargenjang adalah: a) sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar,

(50)

c) sudut-sudut yang berhadapan sama besar, dan d) sudut-sudut yang berdekatan saling berpelurus. 2.1.10.6.2 Definisi Persegi Panjang

Persegi panjang adalah jajargenjang yang salah satu sudutnya siku-siku (Kusni, 2008: 14).

[image:50.612.131.483.243.644.2]

Selanjutnya pembahasan dari sifat-sifat persegi panjang adalah sebagai berikut.

Gambar 2.4 Persegi Panjang Perhatikan Gambar 2.4.

1. Panjang AB = CD, panjang AD = BC, AB//CD dan AD//BC (definisi). 2. Karena A = 90o , maka B = C = D = 90o

(sudut-sudut yang berdekatan berpelurus).

3. Jika persegi panjang ABCD diputar 180o titik O sebagai titik poros, maka: AC = BD dan AO = OC = BO = OD (berhimpit).

Dari pembahasan tersebut, maka sifat-sifat persegi panjang adalah: a) dua sisi yang berhadapan sama panjang,

b) semua sudutnya siku-siku,

(51)

d) kedua diagonalnya berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama panjang.

2.1.10.6.3 Definisi Persegi

[image:51.612.133.499.239.615.2]

Persegi adalah persegi panjang yang setiap dua sisi berurutan sama panjang. Selanjutnya pembahasan dari sifat-sifat persegi adalah sebagai berikut.

Gambar 2.5 Persegi Perhatikan Gambar 2.5.

1. Panjang AB = BC = CD = DA (definisi).

2. A = B = C = D = 90o (sifat persegi panjang). 3. Pada diagonalnya, AC = BD (sifat persegi panjang).

Jika persegi ABCD dilipat pada sumbu simetri AC, B menempati D maka didapat:

a. BAC = DAC (berhimpit), DCA = BCA (berhimpit), b. BOA = DOA (berhimpit), c. BOC = DOC (berhimpit).

Jika persegi ABCD dilipat pada sumbu simetri BD maka A menempati C dan didapat:

(52)

CDB = ADB (berhimpit), e. BOA = BOC (berhimpit),

DOA = DOC (berhimpit).

Dari a dan c diperoleh bahwa kedua diagonal membagi sudut-sudut persegi sama besar. Dari b dan d diperoleh bahwa perpotongan kedua diagonal membentuk sudut siku-siku.

4. Pada perpotongan kedua diagonalnya AO = OC = BO = OD (sifat persegi panjang).

Dari pembahasan tersebut, sifat-sifat persegi adalah: (1) keempat sisinya sama panjang,

(2) semua sudutnya siku-siku,

(3) kedua diagonalnya sama panjang dan membagi sudut-sudut persegi sama besar,

(4) kedua diagonal persegi saling berpotongan sama panjang dan membentuk sudut siku-siku.

2.1.10.7 Keliling dan Luas Bidang Segiempat

(53)
[image:53.612.136.499.123.655.2]

2.1.10.7.1 Keliling dan Luas Persegi Panjang

Gambar 2.6 Keliling Persegi Panjang Perhatikan Gambar 2.6.

Panjang KL = MN = p, danpanjang KN = LM = l. Keliling KLMN = KL + LM + MN + NK

= 2 KL + 2 LM = 2 p + 2 l = 2 (p + l).

Jadi dapat disimpulkan rumus keliling persegi panjang adalah K = 2(p + l).

Gambar 2.7 Luas Persegi Panjang

p

l

p

l

(54)

Perhatikan Gambar 2.7.

No Gambar Panjang Lebar Luas

1 Gambar 1 4 3 12 = 4 x 3

2 Gambar 2 4 2 12 = 4 x 2

3 Gambar 3 5 3 15 = 5 x 3

4 Gambar 4 p l L = p x l

Tabel 2.3 Menemukan Rumus Luas Persegi Panjang

Dari Tabel 2.3 dapat disimpulkan bahwa luas persegi panjang adalah L = p x l. 2.1.10.7.2 Keliling dan Luas Jajargenjang

Gambar 2.8 Keliling Jajargenjang Perhatikan jajargenjang KLMN pada Gambar 2.8. Panjang KL = MN dan panjang LM = KN.

Keliling jajargenjang = KL + LM + MN + NK

= 2 KL + 2 LM

[image:54.612.134.486.131.544.2]
(55)
[image:55.612.154.492.104.201.2]

Gambar 2.9 Jajargenjang yang Dimanipulasi Membentuk Persegi Panjang Perhatikan jajargenjang pada Gambar 2.9. KL = alas (a), ON = tinggi (t). Selanjutnya perhatikan gambar jajargenjang di atas. Bagian yang diarsir dipotong dan dipindah untuk membentuk sebuah bangun persegi panjang.

Luas jajargenjang = Luas persegi panjang

= a x t

Jadi dapat disimpulkan bahwa luas jajargenjang adalah L = a x t. 2.1.10.7.3 Keliling dan Luas Persegi

Gambar 2.10 Keliling dan Luas Persegi Perhatikan Gambar 2.10.

Panjang AB = BC = CD = DA = s

Keliling ABCD = AB + BC + CD + DA = 4 AB = 4 s.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa rumus keliling persegi adalah K = 4 s. Luas ABCD = 16 satuan luas

[image:55.612.130.477.271.551.2]
(56)

= 4 satuan x 4 satuan = AB x BC

= s x s.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa luas persegi adalah L = s x s.

2.2

Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai, di antaranya adalah mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Peserta didik mengalami kesulitan dalam menerjemahkan soal kehidupan sehari-hari ke model matematika dan menyelesaikan soal-soal bertipe pemecahan masalah. Kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal bertipe pemecahan masalah lebih terlihat khususnya pada materi yang bersifat abstrak sehingga memerlukan visualisasi, seperti pada materi segiempat.

Pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru kurang divariasikan dengan model lain dan pelaksanaan pembelajaran cenderung hanya melibatkan peserta didik yang diminta maju menyelesaikan soal di depan kelas dan peserta didik lainnya acuh dengan kegiatan pembelajaran di kelas sehingga aktivitas peserta didik tidak maksimal. Kesulitan yang muncul dari pihak guru adalah memilih model pembelajaran yang tepat guna meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah dan membelajarkan peserta didik tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan baik.

(57)

yang dihadapi dengan menggunakan kemampuan yang telah ada pada diri peserta didik. Dalam Model PBL ini peserta didik ditempatkan sebagai pusat pembelajaran (student centered) yaitu peserta didik diarahkan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas sehingga akan terbangun kreatifitas, kondisi menantang, kontekstual dan pengalaman belajar yang beragam.

Pada pembelajaran dengan model PBL, peserta didik dihadapkan pada permasalahan yang membangkitkan rasa keingintahuan untuk melakukan penyelesaian masalah sehingga peserta didik aktif dalam mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun sesama peserta didik. Jika aktivitas peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran meningkat maka kemampuan pemecahan masalah peserta didik menjadi lebih baik.

Menurut Norman dan Schmidt, sebagaimana dikutip oleh Oguz-Unver & Arabacioglu (2011: 306), PBL adalah menantang, memotivasi dan menyenangkan. Proses pembelajaran dengan PBL memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan efektif pemecahan masalah, mandiri, dan keterampilan belajar sepanjang hayat. Pendidikan karakter juga penting dalam kegiatan pembelajaran matematika terutama untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan kondusif. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan yaitu CD pembelajaran juga dapat membantu peserta didik untuk memvisualisasikan konsep-konsep yang abstrak pada materi segiempat.

(58)

berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran diduga efektif untuk diterapkan sehingga kemampuan pemecahan masalah peserta didik dapat meningkat.

2.3

Hipotesis

(1) Kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Gajah yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran pada materi segiempat mencapai ketuntasan belajar.

(2) Kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Gajah yang diajar menggunakan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan model pembelajaran ekspositori.

(59)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Subjek Penelitian

3.1.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2011: 61), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII di SMP Negeri 1 Gajah.

3.1.2 Sampel dan Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2011: 62), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik ini digunakan karena memperhatikan ciri-ciri antara lain peserta didik mendapat materi berdasar kurikulum yang sama, peserta didik yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas unggulan. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelompok peserta didik. Satu kelompok peserta didik tergabung dalam satu kelas eksperimen, yaitu kelas yang akan diberikan perlakuan berupa model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran, dan satu kelompok peserta didik tergabung dalam satu kelas kontrol yang menggunakan model ekspositori. Dengan menggunakan teknik cluster random

(60)

sampling diperoleh peserta didik dari dua kelas sebagai kelas sampel dan satu kelas sebagai kelas uji coba.

3.1.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 3), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel merupakan suatu besaran yang mempunyai suatu variasi nilai dua atau lebih yang dapat diukur, diamati, atau dihitung.

3.1.3.1 Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2011: 4), variabel bebas merupakan variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran.

3.1.3.2 Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2011: 4), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah materi segiempat kelas VII SMP Negeri 1 Gajah..

3.1.4 Desain Penelitian

(61)

ditempatkan secara random ke dalam kelas-kelas dan ditampilkan sebagai variabel independen yang diberi post test. Nilai-nilai post test kemudian dibandingkan.

[image:61.612.129.508.270.551.2]

Penelitian diawali dengan menentukan populasi dan memilih sampel dari populasi yang ada. Pada kelas eksperimen diterapkan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran dan kelas kontrol dengan model pembelajaran ekspositori. Setelah dilaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian diberikan tes dengan materi yang sama untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah kedua kelas tersebut. Desain penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

R X1 O1

R X2 O2

Keterangan:

R : Kelompok yang masing-masing dipilih secara random.

X1 : Pembelajaran dengan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran.

X2 : Pembelajaran dengan model ekspositori. O1 dan O2 : Pengaruh akibat perlakuan.

(Sugiyono, 2010: 112).

3.1.5 Langkah-Langkah Penelitian

(62)

(1) Mengambil data awal yaitu nilai ulangan akhir semester 1 mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 1 Gajah tahun pelajaran 2011/2012. Data awal dapat dilihat pada Lampiran 12.

(2) Berdasarkan dari data nomor 1 ditentukan kelas sampel penelitian secara acak yaitu diperoleh kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol kemudian menentukan kelas uji coba yaitu kelas VII F.

(3) Menyusun instrumen indikator yang akan digunakan sebagai alat ukur kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

(4) Menyusun kisi-kisi tes uji coba. Kisi-kisi tes uji coba dapat dilihat pada Lampiran 2.

(5) Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada. Soal tes uji coba dapat dilihat pada Lampiran 3.

(6) Melakukan uji coba instrumen tes pada kelas uji coba.

(7) Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba untuk mengetahui validitas butir soal, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

(8) Melaksanakan pembelajaran dengan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran di kelas ekperimen dan melaksanakan pembelajaran model ekspositori di kelas kontrol.

(9) Melaksanakan pengamatan selama pembelajaran berlangsung.

(10) Melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

(63)

(12) Menyusun hasil penelitian.

3.2 Metode Pengumpulan Data

3.2.1 Metode Tes

Metode ini digunakan untuk memperoleh data akhir tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi segiempat. Tes dilakukan setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh materi segiempat. Sebelum dilakukan tes, soal terlebih dahulu diujicobakan pada kelas uji coba. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan dan keabsahan tes yang meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda dari tiap-tiap butir soal.

Hasil tes tersebut digunakan sebagai data akhir untuk membandingkan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat diketahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar dengan model PBL berbasis nilai karakter berbantuan CD pembelajaran dan kelas kontrol yang diajar dengan model ekspositori.

3.2.2 Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil pengamatan aktivitas peserta didik.

3.3 Instrumen Penelitian

(64)

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

3.3.1 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Instrumen tes pada penelitian ini merupakan tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII A dan VII B pada materi segiempat. Soal tes kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada Lampiran 44.

3.3.1 Instrumen Lembar Observasi

Instrumen lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas peserta didik. Lembar observasi aktivitas peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 47.

3.4 Analisis Data Uji Coba Instrumen

Setelah perangkat tes tersusun, kemudian diujicobakan pada kelas uji coba, yaitu kelas yang bukan merupakan sampel penelitian dan sudah mendapatkan materi segiempat. Adapun tujuan pelaksanaan tes uji coba adalah untuk mengetahui butir-butir soal yang layak digunakan pada tes akhir.

3.4.1 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

3.4.1.1 Analisis Validitas

(65)

= ∑ − (∑ )(∑ )

{ ∑ − (∑ ) }{ ∑ − (∑ ) }

Keterangan:

: koefisien korelasi antara X dan Y

N : banyaknya subjek/peserta didik yang diteliti

∑ : jumlah skor tiap butir soal

∑ Y : jumlah skor total

∑ : jumlah kuadrat skor butir soal

∑ : jumlah kuadrat skor total (Arikunto, 2009:72).

Hasil perhitungan r dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment, dengan taraf signifikansi = 5%. Jika > maka item tersebut valid.

Nilai untuk N = 28 dan taraf signifikansi = 5% adalah 0,374. Pada analisis tes uji coba dari 10 soal uraian diperoleh tujuh soal valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, dan 9 karena mempunyai > dan tiga soal tidak valid yaitu soal nomor 6, 7 dan 10 karena < . Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

3.4.1.2 Analisis Reliabilitas

(66)

kenyataan. Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus alpha sebagai berikut.

= ( − 1) 1 −∑

Keterangan:

: reliabilitas tes secara keseluruhan : banyaknya item

∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item

∑ 2 : varians total. Dengan rumus varians ( ):

=∑ −

(∑ )

Keterangan:

X : skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir; N : jumlah peserta tes.

(Arikunto, 2009:109-110)

Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan harga r tabel, jika > maka item tes yang di uji cobakan reliabel.

(67)

3.4.1.3 Analisis Taraf Kesukaran

M

Gambar

Tabel 2.1Sintaks PBL
Tabel 2.2 Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik
Gambar 2.1 Bangun Segiempat
Gambar 2.4 Persegi Panjang
+7

Referensi

Dokumen terkait

13) Peserta didik bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan mengenai pelajaran yang telah disampaikan. 14) Guru memberikan PR. 15) Guru menginformasikan bahwa pertemuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketuntasan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang menggunakan model pembelajaran tutor sebaya bernuansa etnomatematika

Menurut hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang dikenai model STAD berbasis pendidikan karakter berbantuan CD

Model Problem-Based Learning (PBL) dimulai dari pemberian masalah dunia nyata sehingga siswa aktif mengkonstruk pengetahuannya untuk dapat menemukan solusi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketuntasan kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik melalui penerapan model pembelajaran Learning Cycle

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) apakah kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik yang diajar dengan model PBL berbantuan scaffolding pada materi

Model Problem-Based Learning (PBL) dimulai dari pemberian masalah dunia nyata sehingga siswa aktif mengkonstruk pengetahuannya untuk dapat menemukan solusi permasalahan

Hasil penelitian yang dilakukan Fitri, Dila & Zanthy, 2020 menyimpulkan bahwa peserta didik masih kurang mampu menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial, yaitu: 1 peserta didik yang