• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Kebijakan Mobil Murah di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Kebijakan Mobil Murah di Indonesia"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERSEPSI MASYARAKAT KOTA MEDAN TERHADAP KEBIJAKAN MOBIL MURAH DI INDONESIA

OLEH : SUTRI ENDAWATI

100501172

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Kebijakan Mobil Murah Di Indonesia

Sutri Endawati

100501172

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang harga, promosi dan konsep go green mobil murah low cost green car/LCGC) di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang mengunjungi pameran mobil murah (LCGC) dan sampel diambil dengan sistem pengambilan sampel kebetulan, yakni masyarakat Kota Medan yang mengunjungi pameran mobil murah (LCGC) sebanyak 55 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket (Questionnair) dan studi dokumen. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan melakukan pengujian regresi berganda. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dibuktikan bahwa hasil uji simultan (uji F) membuktikan harga , promosi dan konsep go green secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi masyarakat tentang mobil murah. Hasil dari hasil uji t juga menunjukan harga , promosi dan konsep go green berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi masyarakat tentang mobil murah.

(3)

ABSTRACT

Public Perception of the Medan City Cheap Car Policy in Indonesia

Sutri Endawati

100501172

The purpose of this study was to determine the public perception of price, promotion and concept go green car cheap low cost green car / LCGC in Indonesia. The sample population in this study is the people who visited the exhibition Medan cheap car (LCGC) and samples were taken with accidental sampling system, such as the people who visited the exhibition Medan cheap car (LCGC) as many as 55 people. data collection techniques in this study using a questionnaire (questionnair). while the data analysis technique used is to perform regression testing. based on the results of hypothesis testing, it can be proved that the result of the simultaneous test (F test) to prove price, promotion, and the concept go green concepts together positive and significant impact on the public perception of cheap cars. results of the t test showed price, promotion, and concept go green positive and significant impact on the public perception of the cheap car.

(4)

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera,

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaan-Nya, serta limpahan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Kebijakan Mobil Murah di Indonesia”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak menghadapi hambatan dan kesulitan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan wawasan yang dimiliki penulis. Namun berkat kasih setia-Nya, setiap hambatan dan kesulitan tersebut dapat penulis lalui, sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai. Selesainya skripsi ini juga tidak terlepas dari adanya doa, motivasi, bimbingan dan saran yang diberikan oleh berbagai pihak serta bantuan yang penulis dapatkan dari pihak-pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara

(5)

Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc. Sc, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara dan Bapak Paidi Hidayat, SE, Msi, selaku sekretaris program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra. Raina Linda Sari, Msi, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan telah bersedia meluangkan waktu bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Rujiman, MA, selaku dosen pembanding I skripsi yang telah memberikan banyak nasihat maupun masukan untuk skripsi ini.

6. Bapak Drs. Rachmad Sumanjaya HSB, Msi, selaku dosen pembanding II skripsi yang telah memberikan banyak nasihat maupun masukan untuk skripsi ini.

7. Bapak Sutrisno Sembiring dan ibu Tenang Br. Ginting, yang merupakan orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dan kasih sayangnya kepada penulis dan selalu mendidik penulis sejak kecil hingga saat ini serta doa yang diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

(6)

keluarga penulis yang selama ini telah memberikan semangat dan doa yang tulus untuk penulis.

9. Pra Vita Sari, Thiodora Siringoringo, Marinna dan temana-teman EP seperjuangan yang telah memberi masukan dan semangat serta keceriaan selama proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas setiap kebaikan dan ketulusan hati dari semua pihak yang telah membantu dan semoga hasil ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Medan,

juni 2014

Penulis

(7)

2.2. Penelitian Terdahulu ... 22

2.3. Kerangka Konseptual ... 23

2.4. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 3.1. Jenis Penelitian... 25

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3. Batasan Operasional Variabel ... 25

(8)

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6. Populasi dan sampel ... .29

3.7. Jenis Data ... .29

3.8. Metode Pengumpulan Data ... .30

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... .31

3.10.Metode Analisis Data32 3.10.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 32

3.10.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... ………33

3.10.3.Uji Asumsi Klasik ... 36

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. perkembangan mobil murah………40

4.2. Karakteristik Responden ...42

4.3. Uji Validitas dan Reabilitas ...45

4.4. Uji Asumsi Klasik ...49

4.5. Pembahasan...55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...70

5.2 Saran ...56

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Daftar Harga Mobil Murah Dari Berbagai Merek Pada Pameran Mobil

Murah Di Indonesia Tahun 2014...3

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel...26

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert...28

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...43

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...43

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan...44

Tabel 4.4 Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Harga...46

Tabel 4.5 Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Promosi...47

Tabel 4.6 Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Konsep Go Green...47

Tabel 4.7 Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel X dan Y...48

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner...49

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorop-Smirnov Test)...50

Tabel 4.10 ANOVA Table...52

Tabel 4.11 ANOVA Table...52

Tabel 4.12 ANOVA Table...53

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinieritas (Uji VIF)...54

Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda...56

Tabel 4.15 Pengujian Koefisien Determinasi Model Summaryb...57

Tabel 4.16 Hasil Uji-F (Uji Serempak)...58

Tabel 4.17 Hasil Uji-T (Uji Parsial)...59

Tabel 4.18 Frekuensi Jawaban Responden Variabel Harga (X1) Berdasarkan Jenis Kelamin...60

Tabel 4.19 Frekuensi Jawaban Responden Variabel Promosi (X2) Berdasarkan Jenis Kelamin...62

Tabel 4.20 Frekuensi Jawaban Responden Variabel Konsep Go Green (X3) Berdasarkan Jenis Kelamin...65

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(11)

ABSTRAK

Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Kebijakan Mobil Murah Di Indonesia

Sutri Endawati

100501172

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang harga, promosi dan konsep go green mobil murah low cost green car/LCGC) di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang mengunjungi pameran mobil murah (LCGC) dan sampel diambil dengan sistem pengambilan sampel kebetulan, yakni masyarakat Kota Medan yang mengunjungi pameran mobil murah (LCGC) sebanyak 55 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket (Questionnair) dan studi dokumen. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan melakukan pengujian regresi berganda. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dibuktikan bahwa hasil uji simultan (uji F) membuktikan harga , promosi dan konsep go green secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi masyarakat tentang mobil murah. Hasil dari hasil uji t juga menunjukan harga , promosi dan konsep go green berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi masyarakat tentang mobil murah.

(12)

ABSTRACT

Public Perception of the Medan City Cheap Car Policy in Indonesia

Sutri Endawati

100501172

The purpose of this study was to determine the public perception of price, promotion and concept go green car cheap low cost green car / LCGC in Indonesia. The sample population in this study is the people who visited the exhibition Medan cheap car (LCGC) and samples were taken with accidental sampling system, such as the people who visited the exhibition Medan cheap car (LCGC) as many as 55 people. data collection techniques in this study using a questionnaire (questionnair). while the data analysis technique used is to perform regression testing. based on the results of hypothesis testing, it can be proved that the result of the simultaneous test (F test) to prove price, promotion, and the concept go green concepts together positive and significant impact on the public perception of cheap cars. results of the t test showed price, promotion, and concept go green positive and significant impact on the public perception of the cheap car.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kehadiran mobil murah yang disebut mobil hemat energi dan harga terjangkau (Low Cost Green Car/LCGC) ditengah pasar Indonesia merupakan salah satu pilihan alternatif untuk memenuhi kebutuhan transportasi. Para pelaku industri otomotif paham betul dengan karakteristik masyarakat Indonesia sebagai konsumen, baik ditinjau dari sisi perilaku konsumsi maupun perkembangan gaya hidup masyarakat. Secara kuantitatif masyarakat Indonesia saat ini didominasi oleh kelompok menengah yang memiliki mobilitas tinggi dan berorientasi kepada menjaga citra diri atau gaya hidup (life of style). Relatif memiliki daya beli, dan memiliki jenis kebutuhan yang kompleks, serta familier dengan kemajuan teknologi.

Struktur masyarakat seperti ini merupakan pangsa pasar dinamis dan memiliki minat beli yang tinggi. Ironisnya untuk menunjukkan keberadaannya sebagai bagian masyarakat modern mereka sering mengkonsumsi produk hanya demi penampilan atau gaya tanpa mempertimbangkan kualitas dan fungsi. Kehadiran mobil murah yang memiliki spesifikasi dan penampilan yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat urban merupakan titik antara penawaran dan permintaan masyarakat Indonesia yang memiliki jumlah kelas menengah relatif besar.

(14)

karakteristik yang sebenarnya sudah diketahui dengan baik oleh para produsen. Kehadiran mobil murah ini tentu saja akan membentuk persepsi yang berbeda-beda di mata masyarakat.

Persepsi merupakan proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, memahami, mengorganisir, menafsirkan yang memungkinkan situasi, peristiwa yang dapat memberikan kesan perilaku yang positif atau negatif. Persepsi masyarakat yang positif terhadap mobil hemat energi dan harga terjangkau (Low Cost Green Car/LCGC) dapat diciptakan dengan positioning yang tepat dari harga mobil tersebut. Positioning merupakan suatu sistem yang terorganisir untuk menentukan pilihan. Hal ini tergantung pada konsep pada komunikasi dapat mengambil tempat pada saat yang tepat dan didalam lingkungan yang tepat. Harga yang didukung oleh diferensiasi yang kuat dan solid maka dengan sendirinya akan membentuk persepsi yang kuat dan solid pula.

(15)

keterjangkauan harga. Mobil murah yang sudah beredar di Indonesia yaitu Astra Daihatsu, Astra Toyota Agya, Honda Brio Satya dan Suzuki Karimun Wagon R. Berikut ini harga dan jenis mobil murah (LCGC) yang beredar di Indonesia.

Daftar Harga Mobil Murah Dari Berbagai Merek Pada Pameran Mobil Murah di Indonesia Tahun 2014

Merek Harga (rupiah)

Toyota

Toyota Agya Tipe E 80.000.000 Toyota Agya Tipe G 95.000.000 Toyota Agya Tipe TRD-S 105.000.000 Daihatsu

Daihatsu Ayla Tipe D 70.000.000 Daihatsu Ayla Tipe M 80.000.000 Daihatsu Ayla Tipe X 90.000.000

Karimun Wagon R (GA) 78.500.000 Karimun Wagon R (GL) 91.400.000 Karimun Wagon R (GX) 101.400.000 Sumber :

Data harga-harga mobil murah diatas tentu akan membentuk persepsi bagi masyarakat mengenai mobil hemat energi dan harga terjangkau (Low Cost Green Car/LCGC) tersebut. Masyarakat yang sudah mendapatkan persepsi positif dari suatu produk atau jasa akan mempertimbangkan untuk melakukan pembelian dengan mengetahui harga yang ditetapkan produsen. Masyarakat akan melihat apakah produk atau jasa tersebut sebanding dengan harga yang ditentukan atau sebaliknya.

(16)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu :

1. Bagaimana persepsi masyarakat tentang harga mobil murah Low Cost Green Car/LCGC) di Medan?

2. Bagaimana persepsi masyarakat tentang promosi mobil murah (Low Cost Green Car/LCGC) di Medan?

3. Bagaimana persepsi masyarakat tentang green car di Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang harga mobil murah Low Cost Green Car/LCGC) di Medan.

2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang promosi mobil murah (Low Cost Green Car/LCGC) di Medan.

(17)

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi Produsen

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam memasarkan produknya khusunya produk mobil murah.

b. Bagi Peneliti

Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai persepsi tentang mobil murah.

c. Bagi peneliti lain

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Persepsi

2.1.1.1 Pengertian Persepsi

Pada hakekatnya persepsi meliputi proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi dan proses pemahaman ini melalui penglihatan, pendengaran dan perasaan. Dengan demikian persepsi merupakan proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, memahami, mengorganisir, menafsirkan yang memungkinkan situasi, peristiwa yang dapat memberikan kesan perilaku yang positif atau negatif. Dengan menyadari tentang apa yang diterima melalui inderanya, berarti seseorang akan menginterpretasikan dan menilai suatu objek yang akan tercermin dari respon yang timbul, yang dapat berupa tanggapan atau perilaku.

Persepsi menurut Miftah (2007: 141-142) adalah: “proses kognitif yang di alami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”.

(19)

Menurut Robbins (2003:90), mengatakan “Persepsi konsumen adalah proses dimana seseorang mengorganisir dan mengartikan kesan dari panca indera dalam tujuan untuk memberi arti dalam lingkungan mereka.”

Sama halnya menurut Kotler dan Amstrong (2004: 193) yang menyatakan persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang dapat memilih, mengatur, dan mengartikan informasi menjadi suatu gambar yang sangat berarti di dunia.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai persepsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang melibatkan aspek kognitif dan efektif individu untuk melakukan pemilihan, pengaturan, dan pemahaman serta menginterpretasikan rangsangan-rangsangan indrawi menjadi suatu gambar obyek tertentu secara utuh.

2.1.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Proses perseptual ini dimulai dengan perhatian, yaitu merupakan proses pengamatan selektif. Didalamnya mencakup pemahaman dan mengenali atau mengetahui objek-objek serta kejadian-kejadian. Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang berbeda dapat melihat yang sama tetapi memahaminya berbeda.

Menurut Robbin (2003:92) ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu:

1) Orang yang mempersepsikan

(20)

Berikut ini penjelasannya 1). Orang yang mempersepsikan

Ketika seorang individu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterpretasikan apa yang dilihatnya, interpretasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi meliputi sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan.

2). Objek atau sasaran yang dipersepsikan

Karakteristik sasaran yang diobservasi dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan.

3). Konteks dimana persepsi itu dibuat

Waktu dimana suatu objek, peristiwa atau pernyataan dilihat dapat mempengaruhi pemahaman seperti juga lokasi, perasaan hati, cuaca atau faktor situsional lainnya.

Menurut Miftah (2007:141-156) faktor-faktor pembentuk persepsi adalah :

1) Faktor dari dalam diri yang terdiri dari : a. proses belajar

b. motivasi c. kepribadian

2) Faktor lingkungan yang terdiri dari : a. Ukuran

(21)

Berikut ini penjelasannya

a) Proses belajar, merupakan proses perolehan pengetahuan melalui pengalaman.

b) Motivasi, merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuan. Konsep motivasi dipergunakan untuk menunjukkan arah perilaku serta menjelaskan perbedaan dalam intensitas perilaku.

c) Kepribadian seseorang, merupakan pola total cara berpikir, perasaan dan perilaku yang memberikan keabsahan mengenai perbedaan individu dalam kaitannya dengan lingkungannya. Dengan demikian kepribadian berkaitan dengan proses belajar dan motivasi.

d) Ukuran merupakan dimensi penafsiran seseorang terhadap objek yang dipersepsikan, semakin kuat objek yang dipersepsikan maka persepsinya juga akan semakin kuat.

e) Kontras merupakan karakteristik objek secara fisik seperti warna, berat atau bentuk dan tidak sadar seseorang akan memilih sendiri stimulus atau rangsangan yang menarik dan sesuai bagi dirinya.

f) Pengulangan, seseorang akan menangkap stimulus yang telah ia seleksi sebagai suatu kesatuan yang utuh dan berulang secara terus menerus. g) Gerakan, seseorang mempunyai interprestasi yang tidak sama terhadap

(22)

2.1.2. Harga

2.1.2.1. Pengertian Harga

Kebanyakan perusahaan dalam memasarkan produknya menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Para pakar mendefenisikan harga berbeda-beda, secara sempit harga merupakan jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Berikut ini akan penulis kemukakan pendapat atau pandangan beberapa ahli mengenai harga.

Menurut Sofjan Asauri (2010:223) “Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut”.

Swastha (2003:146) mengatakan bahwa: “Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.”

J. Supranto (2010: 12) : “Harga ialah jumlah uang seseorang harus membayar untuk mendapatkan hak menggunakan produk. Seseorang bisa membeli pemilikan suatu produk, banyak produk, hak penggunaan terbatas.”

(23)

mengalami kerugian, dan bila harga jualnya jauh di atas dari harga pokok maka akan sulit dijangkau konsumen akibatnya akan sulit mencapai laba.

Kebijakan harga dipergunakan untuk merebut pembeli dari produk perusahaan. Pada hakekatnya tujuan pemasaran itu adalah menciptakan permintaan atas suatu produk. Kebijakan bauran pemasaran merupakan alat yang dipergunakan untuk tujuan tersebut. Variabel harga di dalam marketing mix tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya. Penetapan harga atau suatu produk dapat menentukan apakah produk itu akan laku di pasar atau tidak.

2.1.2.2. Tujuan Penetapan Harga

Dalam mendirikan suatu perusahaan haruslah terlebih dahulu menentukan apa yang ingin dicapainya. Bila perusahaan telah menetapkan tujuannya pada suatu terget tertentu maka akan semakin mudah bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Menurut Rahman (2010: 79) mengatakan :

Terdapat tiga kategori tujuan spesifik penetapan harga

1) Tujuan berorientasi pendapatan, hampir sebagian besar bisnis berorientasi pada pendapatan, hanya perusahaan nirlaba atau pelayanan jasa publik yang biasanya berfokus pada titik impas.

(24)

3) Tujuan berorientasi pelanggan, biasanya penetapan harga yang diberikan cukup representatif mengakomodasi segala tipe pelanggan, segmen pasar, dan perbedaan daya beli.

Menurut Kotler dan AB Susanto dalam Rahman (2010: 79), terdapat enam tujuan penetapan harga yaitu:

1). Kelangsungan hidup 2). Laba sekarang maksimal

3). Pendapatan sekarang maksimal. 4). Pertumbuhan penjualan maksimal 5). Skiming pasar maksimal

6). Kepemimpinan mutu produk

Berikut keterangan untuk kutipan di atas: 1). Kelangsungan hidup

Bagaimanapun juga, sebuah perusahaan ingin survive. Namun Fakta lapangan menyebutkan masa kritis sebuah perusahaan adalah lima tahun pertama dan lebih dari 50 % bangkrut di dua tahun pertama. Untuk menjaga agar usaha tetap bertahan, tidak jarang keputusan menurunkan harga menjadi salah satu pilihan, laba tidak lagi penting selama semua biaya dapat ditutupi.

2). Laba sekarang maksimal

(25)

3). Pendapatan sekarang maksimal.

Memaksimalkan pendapatan hanya membutuhkan perkiraan fungsi permintaan. Strategi ini diharapkan dapat memberikan hasil jangka panjang dan pertumbuhan pasar.

4). Pertumbuhan penjualan maksimal

Memaksimalkan unit penjualan, dengan pemikiran bahwa volume penjualan yang tinggi akan menghasilkan biaya per unit rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi.

5). Skiming pasar maksimal

Perusahaan menetapkan harga yang tinggi, dengan memperkirakan harga yang ditetapkan tersebut akan memberikan keuntungan komperatif dari produk barunya dari pengganti yang tersedia.

5). Kepemimpinan mutu produk

Mengarahkan perusahaan untuk menjadi pemimpin kualitas di pasaran.

2.1.3. Promosi

2.1.3.1. Pengertian Promosi

Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk kegiatan tersebut, tujuannya yaitu agar terciptanya proses promosi yang efektif sehingga pencapaian tujuan program promosi khususnya dan pemasaran secara keseluruhan yaitu tercapainya tingkat penjualan yang diharapkan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

(26)

informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Sofjan Asauri (2010: 223) mengatakan Promosi yang dilakukan suatu perusahaan merupakan penggunaan kombinasi yang terdapat dari unsur-unsur atau peralatan promosi, yang mencerminkan pelaksanaan kebijakan promosi dari perusahaan tersebut. Kombinasi dari unsur-unsur atau peralatan promosi ini dikenal dengan apa yang disebut acuan/ bauran promosi (promotional mix) yang terdiri dari advertasing, personal selling, promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity)

Menurut Peter dan Olson (2005, hal. 180), mengatakan :Pemasar menggabungkan promosi (promotions) untuk mengkomunikasikan informasi tentang produk mereka dan mempengaruhi konsumen untuk membelinga. Ada empat jenis promosi yang utama iklan, promosi penjualan, penjualan personal dan publisitas.

Dari uraian teori tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur promosi itu adalah: advertising (periklanan), personal selling (penjualan perseorangan), dan periklanan (advertising) merupakan salah satu unsur yang penting dan utama untuk digunakan dalam promosi. Dalam penelitian ini menggunakan indikator periklanan sebagai kebijakan promosi yang dilakukan perusahaan.

(27)

secara maksimum. Adapun bentuk-bentuknya yang dapat dilaksanakan suatu perusahaan adalah:

1) Periklanan (Advertising)

Iklan merupakan sarana untuk menyampaikan informasi tentang produk kepada konsumen secara tidak langsung, melalui media yang banyak digunakan masyarakat luas misalnya surat kabar, majalah, radio, film, spanduk dan media lainnya.

Pengertian periklanan itu lebih dalam lagi dikemukakan oleh Peter dan Olson (2005:181) yaitu: “Periklanan (advertising) adalah penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau took yang dilakukan dengan bayaran tertentu”.

Agar periklanan dapat berhasil dengan baik dalam arti mencapai sasaran dengan biaya yang sekecil mungkin, maka perusahaan harus memilih cara yang paling baik dari beberapa alternatif. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: pemilihan media, cara pemasangan dan penyajiannya, sehinga dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk membeli barang dan jasa tersebut. Sebaliknya perlu diteliti kelebihan-kelebihan positif dari produk perusahaan sendiri dibanding dengan produk perusahaan lain. Kelebihan-kelebihan tersebut perlu ditonjolkan dalam iklan yang dipilih.

2) Penjualan Pribadi (Personal Selling)

(28)

pada tingkat tertentu dalam pasar pembelian. Ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjualan dapat secara langsung mengetahui keinginan motif dan perilaku konsumen sehingga dapat segera melakukan pembelian. Tetapi cara ini memerlukan biaya yang sangat besar apabila penggunaannya sangat luas dan keberhasilannya tergantung pada kemampuan para tenaga penjual (salesmen) di dalam meyakinkan pembeli.

Definisi personal selling menurut Peter dan Olson (2005: 183) adalah sebagai berikut: Penjualan personal (Personal selling) melibatkan interaksi personal langsung antara seorang pembeli potensial dengan seorang selesmen. Penjualan personal dapat menjadi metode promosi yang hebat untuk paling tidak untuk dua alasan. Pertama, komunikasi personal dengan selesmen dapat meningkatkan keterlibatan konsumen dengan produk. Kedua, situasi komunikasi saling silang/interaktif kebutuhan informasi setiap pembeli potensial.

3) Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan meliputi bermacam-macam siasat promosi sebagai pendorong untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek yang dirancang sedemikian rupa dalam menggiatkan pemasaran secara luas dan efisien.

(29)

bermutu. Jadi dalam hal ini perusahaan harus berhati-hati untuk mengambil kebijaksanaan promosi penjualan.

Menurut Peter dan Olson (2005: 182) : “Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.”.

Suatu hal yang menguntungkan dalam pelaksanaan promosi penjualan adalah ketidak tergantungan pada suatu media tertentu. Dengan demikian promosi penjualan ini lebih dapat menimbulkan ide-ide baru yang lebih atau menarik.

4) Publisitas (Publicity)

Peter dan Olson (2005: 183) menyatakan bahwa: “Publisitas (publicity) adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan, produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran”. Dari definisi tersebut terdapat perbedaan yang lebih menonjol antara jenis promosi dengan publisitas, dimana mempublisitas ke media massa tidak membutuhkan biaya. Oleh sebab itu bagi perusahaan yang baru berdiri dan pertama kalinya memasarkan produk, artinya tidak mempunyai dana yang cukup untuk membayar iklan atau memberi komisi untuk wiraniaga, dapat memanfaatkan publisitas dalam usaha memperkenalkan produknya kepada masyarakat dengan memuat berita di koran-koran tentang adanya produk baru.

(30)

2.1.3.2. Tujuan Promosi

Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang dan jasa. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi secara efektif.

Peter dan Olson (2005: 188), ada tujuh urutan unsur tujuan dari promosi: 1) Konsumen harus memiliki kebutuhan yang disadari (recognized need) akan

suatu kategori produk atau bentuk produk. 2) Konsumen harus sadar (aware) akan merek.

3) Konsumen harus memiliki sikap merek yang positif (favorable brand attitude) 4) Konsumen harus memiliki keinginan untuk membeli merek (intention to

purchase).

5) Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku (perform various behaviors) untuk membeli merek tertentu

Rahman (2010:219), juga membagi fungsi iklan dalam strategi promosi sebagai berikut:

1) Branding building, gunanya untuk membangun rekognisi konsumen dalam jangka panjang agar produk mereka diperkirakan pertama kali oleh konsumen yang siap..

2) Keakraban, lebih mudah bagi seseorang untuk membeli produk perusahaan terkenal, alih-alih mengambil risiko membeli produk perusahaan yang tidak dikenal.

(31)

4) Menjaga pembuat keputusan yang mempengaruhi pihak ketiga, iklan berhasil menciptakan tingkat brand recognition yang lebih tinggi di antara konsumen, tetapi juga sekaligus meningkatkan kesediaan penasihat keuangan sebagai pihak ketiga untuk memberikan referensi bisnis.

5) Mempertahankan pangsa pasar, perusahaan mungkin terpaksa melakukan kampanye periklanan defensif konten iklan yang sederhana untuk menyaingi belanja iklan pesaing dan menghindari kehilangan pangsa pasar.

6) Meningkatkan moral pegawai, iklan dapat menimbulkan efek positif bagi motivasi karyawan dan memudahkan rekrutmen.

Sofjan Assauri (2010, hal. 264), mengatakan :Kegiatan promosi yang digunakan sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan, serta direncanakan akan diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat berperan secara berarti dalam meningkatkan penjualan dan share pasar.

2.1.4. Konsep Go Green

2.1.4.1. Pengertian Konsep Go Green

Memelihara lingkungan bukanlah hal yang merugikan sebuah perusahaan. Bahkan jika suatu perusahaan mampu ikut melestarikan lingkungan itu akan menjadi kebanggaan bagi para pekerjanya. (Fachruddin : 2006 : 111).

Menurut Caring for the earth dalam buku (Fachruddin, 2006 : 114) langkah yang harus ditetapkan perusahaan dalam memelihara lingkungan:

(32)

2. Memperkenalkan proses yang meminimalkan pemakaian bahan baku dan pencemaran lingkungan.

3. Membuat produk yang ramah lingkungan. (2006 : 114)

Rekomendasi dan solusi mendasar menurut Tainter dalam buku Marwan, pelestarian lingkungan harus dimulai dengan pengakuan peran energi dalam sistem pemecahan masalah yang berkelanjutan. (2009 : 42)

Berdasarkan UUPLH Pasal 3 UU No.4 tahun 1982, mengatakan “pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia”. (Siahaan : 2004 : 170).

Hatta (2011:20) menjelaskan tentang konsep Go Green ialah Kegiatan Go Green yang dilakukan dengan konsep Energi Terbarukan merupakan suatu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap alam dan lingkungan hidup, karena kegiatan ini mengurangi proses eksplorasi dan eksploitasi Sumber Energi Fossil yang saat ini jumlahnya semakin terbatas. Energi Terbarukan juga dapat mengurangi dan mencegah meningkatnya emisi penyebab gas rumah kaca yang dapat mempengaruhi perubahan iklim global.

Berdasarkan pendapat di atas maka dalam melakukan konsep Go Green dapat menggunakan strategi dengan cara :

1. Menganalisis atau batasan tentang program Go Green yang akan dilakukan oleh perusahaan otomotif.

(33)

dan tujuan program yang dilakukan.

3. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan program yang telah direncanakan. Komunikasi dan implementasi membuat khalayak mengetahui bahwa mobil murah dengan konsep ramah lingkungan melaksanakan program Go Green dan membuat khalayak ikut berpartisipasi dalam mendukung program Go Green.

4. Melakukan evaluasi program-program Go Green.

Program Go Green haruslah dievaluasi demi kemajuan dan perkembangannya yang dapat menjadi daya tarik masyarakat umum.

2.1.4.2. Pengukuran Konsep Go Green

Kegiatan Go Green bidang lingkungan dengan konsep energi terbarukan dimulai dari identifikasi peluang pengembangan atau penelitian energi tersebut. Sebagai contoh suatu perusahaan yang berada di daerah yang jauh dari penduduk. Perusahaan tersebut memiliki konsumen yang tinggal disuatu daerah dekat dengan laut (nelayan) dengan kondisi kekurangan energi atau belum mendapat jaringan listrik. Akan tetapi daerah tersebut memiliki kecepatan angin cukup besar yang potensial untuk dikembangkan sebagai tenaga listrik. Dengan demikian maka perusahaan dapat mengembangkan energi angin di daerah tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik. Penggunaan energi angin juga tidak menimbulkan emisi C02 dan dalam jangka panjang dapat mengurangi kegiatan penambangan, karena tidak menggunakan bahan tambang dalam operasionalnya.

(34)

1. Menggunakan sumber energi terbarukan dalam proses produksi, seperti Micro Hydro, Solar Cell, Turbin Angin, Biogas, Biodiesel, dan etanol.

2. Membangun dan menyediakan sarana/infrastruktur energi terbarukan bagi masyarakat.

3. Melakukan penelitian-penelitian yang terkait dengan pengembangan Energi Terbaru.

4. Melakukan konversi limbah biologi menjadi sumber energi terbarukan

5. Memelihara ketersediaan energi dan meningkatkan kualitas dan keanekaragamannya.

6. Melakukan upaya pengembangan energi alternatif bersama masyarakat

2.2 Penelitian Terdahulu

Muhammad Ardi dan Linda Aryani (2011) meneliti hubungan antara persepsi terhadap organisasi dengan minat organisasi pada mahasiswa fakultas Psikologi UIN Suska. Hasil penelitian menggunakan teknik correlation product moment diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,865 (p<0,01), dengan kontribusi variabel persepsi sebesar 0,748. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima, yaitu ada hubungan antara persepsi terhadap organisasi dengan minat berorganisasi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau.

(35)

terhadap harga. Persepsi Nilai dan Niat Pembelian secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga, sedangkan Persepsi Kualitas tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga telepon genggam Samsung pada PT. MMS Manado.

Mohamad Iqbal (2013) pengaruh persepsi nilai, harapan dan kepercayaan terhadap Keberadaan Low Cost Green Car (LCGC) di JABODETABEK. Dari hasil penelitian variabel persepsi nilai dan kepercayaan mempengaruhi Keberadaan Low Cost Green Car (LCGC) di JABODETABEK secara langsung dan signifikan. Sedangkan untuk variabel harapan mempunyai pengaruh yang

negatif terhadap Keberadaan Low Cost Green Car (LCGC) di JABODETABEK.

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2005:49) Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan dari beberapa variable yang diteliti yang disusun dari beberapa teori yang dideskripsikan. Kerangka konseptual merupakan dasar pembuatan hipotesis.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Harga

Promosi Persepsi

(36)

2.4Hipotesis

Menurut Sugiyono (2005:306) Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian adalah :

1. Harga (price) berpengaruh negatif terhadap persepsi masyarakat tentang mobil murah di Indonesia.

2. Promosi (promotion) berpengaruh positif terhadap persepsi masyarakat tentang mobil murah di Indonesia.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Analisis Deskriptif

Metode analisis kuantitatif merupakan metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengelompokkan data dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi (Sumarni, 2005:102). Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.

Menurut Sugiyono (2005:11) berdasarkan tingkat eksplanasinya jenis penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan dan melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada masyarakat yang berkunjung di pameran mobil murah di carefure di Jl. Gatot Subroto Medan Petisah.

3.3 Batasan Operasional Variabel

(38)

1. Variabel bebas (X) terdiri atas harga (X1), promosi (X2) dan Konsep Green Car (X3).

2. Variabel terikat (Y) adalah persepsi masyarakat.

3. Masyarakat yang berkunjung ke pameran mobil murah di carefour di Jl. Gatot Subroto Medan Petisah.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel memberikan dan menuntun arah penelitian bagaimana cara mengukur suatu variabel.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator

Skala Pengukuran

Persepsi (Y)

Persepsi adalah proses kognitif yang di alami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang

(39)

Tabel 3.1 Lanjutan

Variabel Definisi Operasional Indikator

Skala Pengukuran

Promosi (X2)

Promosi adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan

1. Promosi dalam menyampaikan informasi tentang produk mobil murah

Skala Likert

menciptakan kesan yang baik tentang produk mobil murah Green

Car (X3)

1. Menggunakan sumber energi terbarukan dalam proses produksi, seperti Micro Hydro, Solar Cell, Turbin Angin, Biogas, Biodiesel, dan etanol.

Skala Likert

2. Membangun dan menyediakan sarana/infra struktur energi terbarukan bagi masyarakat.

3. Melakukan penelitian-penelitian yang terkait dengan pengembangan Energi Terbaru.

4. Melakukan konversi limbah biologi menjadi sumber energi terbarukan 5. Memelihara ketersediaan energi dan meningkatkan

(40)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan kemudian memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2005:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk seperti ditunjukkan pada table 3.2.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Cukup Setuju (CS) 3

4 Kurang Setuju (KS) 2

(41)

3.6 Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2005:72). Dalam penelitian populasi adalah masyarakat Kota Medan yang mengunjungi pameran mobil murah (LCGC).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling aksidental atau sampel kebetulan yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono, 2005, hal. 77).

(42)

3.7 Jenis Data

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus untuk itu (Kuncoro 2003:127). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara kepada sejumlah responden yaitu seluruh populasi data penelitian, yaitu masyarakat Kota Medan yang mengunjungi pameran mobil murah (LCGC).

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data sekunder dari buku, jurnal dan internet yang dapat dijadikan sebagai referensi.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(43)

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk dijawab dengan memberikan angket (Sunyoto 2011:24). Tujuan pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan penelitian dengan kesahihan yang cukup tinggi. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari indikator-indikator variabel penelitian. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup yang diberikan kepada responden secara langsung sehingga didapatkan keobjektifan data yang tepat. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih (Arikunto 2010:195).

b. Studi dokumentasi

Mengumpulkan dan mempelajari informasi yang bersumber dari buku-buku dan internet untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Langkah utama yang dijalankan sebelum memulai penelitian adalah melakukan uji coba instrumen penelitian. Uji coba dari butir-butir instrumen pada variabel, persepsi, harga, promosi dan green car dimaksudkan untuk menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian.

3.9.1 Uji Validitas

(44)

apabila mempu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto 2010:211). Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (instrumen) mampu mengukur apa yang ingin diukur (Kuncoro, 2003:151).

Uji validitas dimaksudkan untuk menguji ketepatan item-item dalam kuesioner, apakah item-item yang ada mampu menggambarkan dan menjelaskan variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2005: 141), suatu instrumen dikatakan valid apabila rtabel = 0,361.

Hasil kuesioner dari responden akan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS. Uji validitas memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Jika r hitung> r tabel, maka pernyataan tersebut valid b.Jika r hitung< r tabel, maka pernyataan tersebut tidak valid

3.9.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto 2010:221). Suatu alat ukur dinyatakan memiliki reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya apabila alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability). Hasil kuesioner dari responden akan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS. Variabel

(45)

3.10 Metode Analisis Data

3.10.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh harga, promosi dan green car terhadap variabel terikat yaitu persepsi masyarakat.

Model regresi berganda yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Hipotesis matematisnya adalah sebagai berikut :

δY

3.10.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

(46)

terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ( Ghozali 2010:64-65 ) :

a. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0,artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat Dasar pengambilan keputusan:

a. Dengan membandingkan nilai Fhitung degan Ftabel. Apabila Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima maka secara bersama-sama variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent. Apabila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak maka secara bersama-sama variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel dependent.

(47)

Jika Fhitung> Ftabel signifikan, maka hipotesis ANOVA dapat diterima bahwa semua variabel bebas (persepsi, harga, promosi dan green car) layak untuk menjelaskan varibel terikat (persepsi) yang dianalisis.

2. Uji Signifikasi Parsial (Uji t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara terpisah atau parsial.

Kriteria pengujiannya adalah ( Ghozali 2010:66-67 ):

a. H0 : b1 = 0 Artinya harga, sebagai variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel terikat.

H0 : b2 = 0 Artinya promosi, sebagai variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

H0 : b3 = 0 Artinya green car, sebagai variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

b. Ha : b1 ≠ 0 Artinya harga, sebagai variabel bebas secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Ha : b2 ≠ 0 Artinya promosi, sebagai variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Ha : b3 ≠ 0 Artinya green car, sebagai variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

(48)

a. Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel , jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Apabila thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat

b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

3. Uji Koefisien Determinan (R2)

(49)

tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat ( Ghozali 2010:68).

3.10.3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik. Dalam asumsi klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan, yakni Uji Normalitas, Uji Linieritas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas (Ghozali, 2006:45).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Klomogorov-Smirnov (Godness of Fit) (Ghozali, 2006:45). Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi hasil pengamatan sesuai dengan Expected Normal Freguents distribusi. Dalam uji Klomogorov-Smirnov yang diperbaiki adalah nilai signifikan (sig) dengan nilai χ pada taraf 5%. Berikut ini probabilitas untuk menentukan apakah distribusi tersebut normal atau tidak normal.

Kriteria pengambilan kesimpulan adalah :

(50)

2. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai persyaratan dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian dengan menggunakan SPSS versi 18 Tesr for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikan (Linearity) kurang dari 0,05 atau nilai sig > α=5% pada baris Deviation From Linearity. (Priyanto, 2010:73).

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika ditemukan adanya multikolinieritas, maka koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi tidak trhingga (Ghozali, 2006). Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya Multicollinearity adalah dengan menganalisis nilai Toleransi dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas lainnya. Nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF = 1/ Tolerance. Nilai Cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance kurang dari 0,1 atau sama dengan nilai VIF lebih dari 10 (Ghozali, 2006).

4. Uji Heteroskedastisitas

(51)

keadaan bahwa varian dari residul suatu pengamatan yang lain berbeda. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homokedastisitas (Gujarati dalam Elmasari, 2010:53). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tindakanya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

(52)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Perkembangan Mobil Murah

Sejak digulirkan rencana produksi massal mobil murah dan ramah lingkungan atau sering disebut low-cost green car (LCGC), semakin menambah keinginan masyarakat memiliki mobil, khususnya untuk masyarakat menengah. Hasil kunjungan survey pada pameran mobil murah di Plaza Carefour diketahui bahwa pabrikan yang telah resmi mengumumkan mobil murahnya adalah Toyota dan Daihatsu, yang berencana menjadikan kedua kendaraan tersebut sebagai bagian dari produk LCGC yaitu, Astra Daihatsu. Agya dan Ayla rencananya awal 2013 mendatang mulai dipasarkan dengan banderol di bawah 100 juta rupiah.

Antusiasme masyarakat Medan dalam menyambut kehadiran mobil low-cost green car (LCGC) cukup positif dimana para pengunjung pameran cukup ramai. Hal ini menggambarkan bahwa tingginya minat masyarakat untuk memiliki mobil baru dengan harga yang terjangkau. Kehadiran mobil murah itu sendiri tentu saja menambah minat masyarakat untuk membelinya yang akan menimbulkan persepsi atas kehadiran mobil murah tersebut.

(53)

dalam aturan ini memberikan kemudahan fiskal bagi produsen mobil ramah lingkungan, yang bertujuan merangsang industri menciptakan kendaraan hemat bahan bakar minyak.

Hal tersebut meliputi insentif perpajakan dan persyaratan pengembangan mobil Low Cost Green Car (LCGC), hybrid, listrik dan kendaraan dengan bahan bakar biofuel. Dalam pasal 3 ayat 1 huruf c disebutkan bahwa mobil hemat energi dan harga terjangkau selain sedan atau station wagon akan terkena Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak sebesar 0%. Peraturan tentang LCGC tersebut dikeluarkan sekaligus dalam rangka penghematan penggunaan bahan bakar minyak.

Program mobil murah yang diluncurkan pemerintah menuai kontroversi. Program tersebut dinilai bisa mensejahterakan masyarakat tapi disatu sisi dapat menimbulkan kemacetan dan pemborosan Bahan Bakar Minyak (BBM)

Program LCGC ini diperkirakan bakal menarik investasi sebesar US$ 6,5 miliar, yang terdiri atas investasi perakitan dan perusahaan komponen. Sejumlah model LCGC telah dilansir oleh beberapa pabrikan mobil di Indonesia dengan kisaran harga Rp 76-120 juta per unit. Beberapa produk LCGC yang sudah muncul di pasaran seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya. Model lain yang juga sudah diperkenalkan yakni Datsun GO+ dan Datsun GO. Agya, Ayla, dan Brio mulai dijual tahun ini. Sedangkan GO+, yang merupakan satu-satunya model MPV LCGC, mulai dijual tahun depan.

(54)

untuk bisa membeli mobil. LCGC akan menambah pasokan mobil di Indonesia sebanyak 200 ribu unit mulai tahun depan di tengah masih rendahnya rasio produksi mobil dan jumlah penduduk di Indonesia. Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, Indonesia baru mampu memproduksi mobil 1,1 juta unit pada tahun lalu. Bandingkan dengan Thailand yang sudah mampu memproduksi 2,3 juta unit dengan jumlah penduduk 60 juta jiwa

Di samping itu, LCGC diharapkan dapat menjadi produk unggulan ekspor, sehingga produk ini tidak hanya dikenal dalam negeri. Intinya mobil murah tidak hanya dipasarkan didalam negeri, namun juga diekspor. Kehadiran LCGC juga dapat menjadi cikal bakal mobil nasional (mobnas) ditengah makin tingginya permintaan kendaraan roda empat.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah di isi oleh responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaannya adalah 21 butir pertanyaan, yakni lima butir pertanyaan untuk variabel harga (X1), lima untuk variabel promosi (X2), enam butir untuk variabel konsep go green (X3) serta lima butir untuk variabel persepsi (Y). Kuesioner disebarkan kepada seluruh pengunjung pameran yang terpilih sebagai responden .

Tabel 4-1

Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

(55)

1 laki-laki 37 67.27 2 Perempuan 18 32.73

Jumlah 55 100

Sumber : Hasil Penelitian 2014

Gambar 4-1

Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 4-1 dan Gambar 4-1 dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki berjumlah 37 orang atau 67.27% dan sisanya adalah perempuan sebanyak 18 orang atau 32.73%. Karakterisitik responden berdasarkan usia responden dapat dilihat pada Tabel 4-2 berikut :

Tabel 4-2

Karateristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia

Jumlah

(Orang) (%)

1 < 20 tahun 3 5.45 2 20 – 30 tahun 12 21.82 3 30 – 40 tahun 25 45.45 4 > 40 tahun 15 27.27

Jumlah 55 100

Sumber : Hasil Penelitian 2014 67% 33%

laki-laki

(56)

Gambar 4-2

Karateristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan Tabel 4-2 dan Gambar 4-2 dapat dijelaskan bahwa usia pengunjung pameran sekitar < 20 tahun sebanyak 3 orang atau 5.45%, responden usia 20 – 30 tahun sebanyak 12 orang atau 21.82%, responden usia 30 – 40 tahun sebanyak 25 orang atau 45.45% dan responden usia diatas 40 tahun sebanyak 15 orang atau 27.27%. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5-4 berikut :

Tabel 4-3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

(57)

Gambar 4-3

Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4-3 dapat dijelaskan bahwa pengunjung pameran berpendidikan SLTA ada sebanyak 4 orang atau 7.27%, D3 ada sebanyak 16 orang atau 29.09%, Sarjana Lengkap/S1 sebanyak 26 orang atau 47.27% dan tamatan Pascasarjana (S2) sebanyak 9 orang atau 16.36%.

4.3.Uji Validitas dan Reliabilitas

4.3.1. Uji Validitas Instrumen Variabel

Uji validitas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan bermutu. Uji validitas dilakukan terhadap alat penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot method), dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali. Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan program SPSS 18.0, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

7%

29%

47% 17%

SLTA

D3

Sarjana (S1)

(58)

Menentukan rtabel dengan menentukan df = N-2 (df = 55 – 2 = 53) sehingga diketahui rtabe sebesar 0.224.

1. Uji Validitas Variabel Harga

Hasil pengujian validitas instrumen variabel harga (X1), dari 5 butir pertanyaan yang diajukan.

Tabel 4.4

Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Harga

No Pertanyaan r-

hitung Ket

1. Harga jual mobil murah sudah sesuai dengan keinginan masyarakat 0.373 Valid 2. Harga mobil murah sudah sesuai dengan kualitas mobil yang

ditawarkan 0.508 Valid

3. Layanan yang dihasilkan oleh produsen mobil murah sudah sesuai

dengan harga jualnya 0.328 Valid

4. Harga mobil murah ditetapkan sesuai dengan selera masyarakat 0.427 Valid 5. Harga mobil murah bernilai ekonomis bagi konsumennya 0.293 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2014

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa 5 butir pertanyaan kuesioner untuk variabel harga valid dengan nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan tersebut valid dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Uji Validitas Variabel Promosi

(59)

Tabel 4.5

Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Promosi

No Pertanyaan r

-hitung Ket

1. Promosi berupa Iklan yang dilakukan perusahan cukup memberikan

informasi tentang produk mobil murah 0.419 Valid

2.

Promosi yang dilakukan podusen mobil murah cukup memberitahukan kepada masyarakat tentang kebutuhan dan keinginan masyarakat

0.536 Valid

3. Promosi yang dilakukan produsen mobil murah cukup membujuk

masyarakat untuk membeli produknya 0.636 Valid

4. Promosi yang dilakukan perusahaan cukup mempengaruhi jalan

pikiran masyarakat 0.479 Valid

5. Promosi yang dilakukan produsen mobil murah dapat menciptakan

kesan yang baik tentang produk mobil murah 0.530 Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 5 butir pertanyaan kuesioner untuk variabel promosi valid dengan nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan tersebut valid dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

3. Uji Validitas Variabel Konsep Go Green

Hasil pengujian validitas instrumen variabel Konsep Go Green (X3), dari 6 butir pertanyaan yang diajukan, dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6

Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Konsep Go Green

No Pertanyaan r-

hitung Ket

1.

Mobil murah yang ditawarkan sudah menggunakan sumber energi terbarukan seperti Micro Hydro, Solar Cell, Turbin Angin, Biogas, Biodiesel, dan etanol

0.292 Valid

2. Produsen mobil murah sudah menyediakan sarana/infra struktur

energi terbarukan bagi masyarakat 0.550 Valid

3. Produsen mobil murah sudah melakukan penelitian-penelitian yang

terkait dengan pengembangan Energi Terbaru 0.343 Valid 4. Produsen mobil murah sudah melakukan konversi limbah biologi

(60)

5.

Pemerintah sudah mendukung produsen mobil murah dalam memelihara ketersediaan energi dan meningkatkan kualitas dan keanekaragamannya

0.305 Valid

6. Produsen mobil murah melakukan upaya pengembangan energi

alternatif bersama masyarakat 0.271 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa 6 butir pertanyaan kuesioner untuk variabel konsep go green valid dengan nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan tersebut valid dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

4. Uji Validitas Variabel Persepsi

Hasil pengujian validitas instrumen variabel persepsi (Y), dari 12 butir pertanyaan yang diajukan, dapat dilihat pada Tabel 5.75 berikut :

Tabel 4.7

Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel X dan Y

No Pertanyaan r

-hitung Ket

1. Masyarakat memfokuskan perhatian pada mobil murah 0.401 Valid 2. Minat atau interest masyarakat yang tinggi terhadap kehadiran

mobil murah 0.447

Valid 3. Antusiasme positif dari masyarakat terhadap kehadiran mobil

murah 0.443

Valid 4. Ekspektasi masyarakat tinggi dengan kehadiran mobil murah 0.281 Valid 5. Harapan masyarakat terpenuhi dengan hadirnya mobil murah 0.281 Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

(61)

4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Suatu kuisioner dikatakan reliabel (handal) jika jawaban seseorang terhadap suatu pernyataan tetap konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabilitas jika memberikan nilai Alpha Cronbach’s > 0,60 (Ghozali, 2007:23).

Hasil uji reliabilitas berdasarkan data yang diolah peneliti dengan bantuan SPSS 18.0 for Windows dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Variabel Cronbach's

(62)

4.4.Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dimiliki oleh analisis regresi linear berganda.

4.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas akan dideteksi melalui perhitungan regresi dengan SPSS dan uji statistik dengan menggunakan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S) Test.

Normalitas residual diuji dengan hipotesis sebagai berikut: H0: Residual terdistribusi dengan normal

H1: Residual tidak terdistribusi dengan normal

Statistik uji yang digunakan adalah Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S) Test. Kriteria yang digunakan adalah:

- Terima H0 bila signifikan K-S > α (0,05) - Tolak H0 bila signifikan K-S < α (0,05)

Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut ini:

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Harga Promosi

Konsep

Go Green Persepsi

Unstandardized Residual

N 55 55 55 55 55

Normal Parametersa Mean 21.7818 22.7273 27.5273 21.9455 .0000000 Std. Deviation 1.96912 2.12964 1.69809 2.07648 1.70670804

Most Extreme Differences Absolute .144 .234 .171 .147 .088

Positive .086 .143 .125 .071 .066

Negative

(63)

Kolmogorov-Smirnov Z 1.069 1.736 1.266 1.089 .656

Asymp. Sig. (2-tailed) .203 .483 .081 .186 .783

Sumber: Hasil Perhitungan SPSS (2014)

Dari Tabel 4.9 di atas diperoleh sig. K-S > 0,05 (nilai α) yaitu 0,203 > 0,05 untuk variabel harga, 0,483 > 0,05 untuk variabel promosi, 0,081 > 0,05 untuk variable konsep go green dan 0,186 > 0,05 untuk variabel persepsi serta signifikan untuk residual model 0.783 > 0,05. Oleh sebab itu, residual terdistribusi dengan normal. Selain dengan uji statistik dapat juga dilihat dari uji grafik berikut :

Gambar 4.1. Uji Normalitas

Berdasarkan grafik di atas terlihat data (titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti garis diagonal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.4.2. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui hubungan linier antar variabel prediktor

(64)

membentuk garis linear atau tidak. Pedoman untuk mengambil suatu keputusan adalah jika nilai signifikansi di atas 0,05 berarti model regresi dikatakan linier. Jika angka pada Deviation From Linearity lebih besar dari 0,05 ( > 0,05), berarti hubungan antara variable dependen dengan variable independen adalah linear. Berikut ini adalah hasil uji linieritas.

Tabel 4.10

Sumber: Hasil Perhitungan SPSS (2014)

Pada Tabel 4.10 diketahui nilai signifikansi dari harga pada baris Linierity sebesar 0,003 < 0,05 dan pada baris Deviation from Linearity memiliki nilai sig sebesar 0,573 dimana nilai sig > α = 5% yang berarti hubungan bersifat linier untuk variabel. Hal ini menunjukan bahwa variabel harga dan persepsi bersifat linier.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1 Lanjutan
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pedoman Pelatihan Pestisida Terbatas 50 tersedia dimanfaatkan untuk pelatihan nozzle, perawatan dan pemeliharaan sprayer dan penggunaan produk dengan benar sebagai

Dalam penelitian ini data-data yang ingin diperoleh dari metode. dokumentasi adalah

Parameter yang diamati terhadap rnie kering yang dihasilkan meliputi : kadar zat besi total, derajat putih, daya serap air, jumlah padatan yang hilang selama perebusan

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan 30 orang pasien peserta BPJS Kesehatan pada unit rawat jalan RSUD Al Ihsan, diketahui masih terdapat beberapa permasalahan

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham pada saat Initial Public Offering (ipo) di Bursa Efek Indonesia Periode 2005–2009. Skripsi, Program

Eventually, this report is written as one of the requirement to finish Diploma III program at English Department, which entitled “Problems Encountered by Banquet

Penelitian sebelumnya mengenai aksesibilitas telah banyak dilakukan, namun belum banyak penelitian mengenai bangunan Sekolah Luar Biasa yang mana sekolah tersebut

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA FAKULTAS FARMASI. Kampus II UMI: