• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN BERAS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN BERAS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENAWARAN BERAS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Megister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

ESTY SURYA RAMADHANI. P NIM: 8146162004

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Esty Surya Ramadhani P. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Beras di Kabupaten Serdang Bedagai. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Dunia kembali dikhawatirkan dengan persoalan ketahanan pangan bagi masyarakat, terutama dari dimensi ketersediaan, akses terhadap pangan dan stabilitas harga pangan. Negara harus mampu meningkatkan produksi untuk bisa menyediakan pangan beras secara berkecukupan dan berkelanjutan, namun disisi lain terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketersediaan beras di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh luas panen, harga beras, harga roti tawar, dan curah hujan terhadap penawaran beras di Kabupaten Serdang Bedagai. Dalam mengukur dan menganalisa digunakan model analisis regresi Ordinary Least Square (OLS) dengan pengolah data Eviews 6.0. Dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari BPS Kabupaten Serdang Bedagai selama kurun waktu 2011 – 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan menjelaskan variabel penawaran beras (PB) menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Luas panen dan harga beras berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran beras (PB) sedangkan harga roti tawar dan curah hujan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penawaran beras (PB) di Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara.

Kata Kunci : Penawaran, Luas Panen, Harga Beras, Harga Roti Tawar, Curah

Hujan

(6)

ABSTRACT

     

Esty Surya Ramadhani P. Analysis of Factors Affecting supply Rice in Serdang Bedagai. Graduate Program, State University of Medan, 2016.

The world's back is concerned with food security issues for the community, pecially from the dimensions of availability, access to food and food price stability. Countries should be able to increase production in order to provide food rice sufficiency and sustainable, but on the other hand there are many factors that affect the level of availability of rice in the community. This study aimed to analyze the influence of the harvested area, the price of rice, the price of bread, and rainfall to supply rice in Serdang Bedagai. In measuring and analyzing regression analysis model was used Ordinary Least Square (OLS) with a data processor Eviews 6.0. By using secunder data from BPS Serdang Bedagai during the period 2011 - 2015. The results showed that the independent variables used to explain the variables rice deals (PB) indicate the direction of influence in accordance with the hypothesis. Area harvested and the price of rice positive and significant impact on rice deals (PB) while the price of bread and rainfall positive effect but not significant to supply rice (PB) in Serdang Bedagai North Sumatra Province.

Keywords : Special, Harvested Area, Rice Price, Price Bread, Rainfall

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat merampungkan penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Beras Di Kabupaten Serdang Bedagai.”

Selama penyusunan tesis ini, penulis banyak sekalin mendapat masukan, bimbingan dan arahan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr. Fitra waty, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan sekaligus selaku Dosen Penguji dan Bapak Dr. M. Fitri Ramadhana, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Ekonomi Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si, Selaku Pembimbing I (Pertama) dan Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si selaku Pembimbing II (Dua) yang telah memberikan masukan, saran, perhatian dan kesabaran dalam membimbing penulis hingga selesainya penulisan tesis ini.

5. Bapak Saidun Hutasuhut, M.Si dan Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si.,Ph.D, selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.

iii 

(8)

6. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tersayang. Ayahanda H. Lenggang Pulungan dan Ibunda Hj. Sri Darliana yang sangat saya cintai, terima kasih atas semua ini, motivasi semangat pantang menyerah untuk menjalani pendidikan setinggi-tingginya, selalu memberi dukungan, doa yang tulus untuk kebaikan penulis tanpa pernah mengharap balasan apapun serta Abangku H. Armin Pulungan dan Adikku Rico Parulian Pulungan yang selalu setia memberikan dukungan, doa yang tulus dan mengalir tanpa henti.

7. Para dosen pengajar dan teman-teman mahasiswa Pasca Sarjana angkatan 2014 Program Studi Ilmu Ekonomi beserta semua pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini.

Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang membangun dalam penelitian tesis ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya belumlah sempurna, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintah dan masyarakat.

Medan, 27 Januari 2017

Penulis,

Esty Surya Ramadhani. P

 

iv 

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR GAMBAR ………... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

2.2. Penelitian Terdahulu ……… 34

2.3. Kerangka Penelitian ………. 39

2.4. Hipotesis ………... 40

BAB III METODE PENELITIAN ……… 41

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ………... 41

3.2. Jenis dan Sumber Data ……… 41

3.3. Model Analisis ………... 41

3.4. Definisi Operasional ……… 42

3.5. Metode Analisis ………... 43

3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 43

3.5.2. Uji Statistik (Uji Signifikansi) ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1. Gambaran Umum ... 49

4.1.1. Produksi dan Harga Beras ... 49

4.1.2. Luas Panen ... 52

4.1.3. Perkembangan Harga Roti Tawar ... 54

4.1.4. Curah Hujan ... 56

 

(10)

4.2. Uji Prasyarat Analisis ... 57

4.2.1. Uji Asumsi Klasik ... 57

4.2.2. Uji Statistik ... 61

4.3. Pembahasan ... 64

4.3.1. Luas Panen (LP) ... 64

4.3.2. Harga Beras (HB) ... 65

4.3.3. Harga Roti Tawar (HR) ... 66

4.3.4. Curah Hujan (CH) ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ……….. 72

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Model Uji Durbin Watson (DW) ... 45

Tabel 4.1. Hasil Uji LM ... 59

Tabel 4.2. Nilai Matriks Korelasi Varibel—Variabel Bebas ... 60

Tabel 4.3. Nilai VIF dari Korelasi Variabel-Variabel Bebas ... 61

Tabel 4.4. Hasil Estimasi Model Penawaran Beras (PB) ... 61

 

   

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Produksi Padi dan Luas Panen di Kabupaten Serdang

Bedagai Tahun 2012 – 2015 ... 3

Gambar 1.2. Rata-Rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012 – 2015 …... 6

Gambar 1.3. Harga Beras dan Harga Roti Tawar di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012 – 2015 ... 8

Gambar 2.1. Kurva Penawaran ... 11

Gambar 2.2. Pergeseran Kurva Penawaran ... 15

Gambar 2.3. Surplus Konsumen dan Surplus Produsen ... 28

Gambar 2.4. Skema Kerangka Konseptual ………... 40

Gambar 4.1. Perkembangan Produksi Padi di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2006-2015 ... 50

Gambar 4.2. Perkembangan Harga Beras di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2006-2015 ... 51

Gambar 4.3. Perkembangan Luas Panen di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2006-2015 ... 53

Gambar 4.4. Perkembangan Harga Roti Tawar di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2006-2015 ... 55

Gambar 4.5. Perkembangan Curah Hujan di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2006-2015 ... 56

Gambar 4.6. Hasil Uji Normalitas ... 58

 

 

 

   

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Penelitian ... 72

Lampiran 2. Hasil Estimasi Model ... 73

Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas ... 74

Lampiran 4. Hasil Uji Autokorelasi ... 75

Lampiran 5. Hasil Uji Multikolinearitas ... 76

Lampiran 6. Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis ... 77

Lampiran 7. Surat Undangan Seminar Proposal Tesis ... 78

Lampiran 8. Surat Undangan Ujian Tesis ... 79

Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup ... 80

   

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Beras sebagai salah satu bahan pangan pokok memiliki nilai strategis dan mempunyai pengaruh yang besar dalam bidang ekonomi, lingkungan dan sosial politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

Beras merupakan komoditas yang sangat unik karena dari masa ke masa harus dikelola dengan lembaga pemerintah secara aktif. Sejak zaman penjajahan Belanda, penduduk jepang, dan zaman perang kemerdekaan, Orde lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi sampai pada era globalisasi sekarang ini, beras tetap menjadi atensi utama pemerintah diantara sembilan bahan pokok (sembako). Masalah perberasan merupakan bagian yang dekat dan menyatu dalam aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan bahkan aspek politik bagi bangsa Indonesia.

Salah satu hal penting dalam sistem perberasan nasional adalah mengetahui tingkat penyediaan dan permintaan sehingga tidak ada kelangkaan maupun surplus beras di pasaran yang pada akhirnya merugikan masyarakat sebagai konsumen dan petani sebagai produsen beras. Pada tingkat yang diinginkan akan tercapai harga beras yang layak dan mampu dijangkau oleh masyarakat dan menguntungkan para petani sebagai produsen. Mengingat peran beras sebagai komoditas pangan utama masyarakat Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi terwujudnya ketahanan pangan nasional (Akbar, 2002).

(15)

 

Mengenai persoalan pangan, dunia kembali dikhawatirkan dengan persoalan ketahanan pangan bagi masyarakat, terutama dari dimensi ketersediaan, akses terhadap pangan dan stabilitas harga pangan, mengingat fenomena perubahan iklim tidak mampu sepenuhnya diantisipasi dengan baik. Jika dilihat dari aspek konsumsi, perwujudan ketahanan pangan juga mengalami hambatan karena sebagian besar masyarakat Indonesia selama ini memenuhi kebutuhan pangan sebagai sumber karbohidrat berupa beras.

Masalah yang dihadapi kedepan adalah negara harus mampu meningkatkan produksi untuk bisa menyediakan pangan beras secara berkecukupan dan berkelanjutan, namun disisi lain terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketersediaan beras di masyarakat. Salah satunya adalah ancaman penurunan produksi padi di Indonesia semakin serius karena petani mulai meninggalkan tanaman kebutuhan pokok dan beralih ke tanaman kelapa sawit karena lebih menjanjikan dari segi pendapatan.

Provinsi Sumatera utara merupakan daerah yang memiliki potensi pertanian cukup besar dan sebagai lumbung pangan di wilayah Sumatera bagian Barat. Hal ini dikarenakan agroklimat, sumber daya alam dan budaya serta masyarakatnya sebagian besar bekerja di sektor pertanian khususnya tanaman pangan. Disamping letak geografisnya yang sangat strategis, provinsi Sumatera Utara menjadi salah satu potensi lokasi pemasaran produk-produk hasil pertanian.

Akan tetapi ketahanan pangan bagi provinsi Sumatera Utara masih menjadi masalah penting. Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 1980-an menjadi daerah swasembada pangan. Status swasembada pangan tersebut sulit dipertahankan karena terjadi penurunan produksi. Beberapa penyebab yang

(16)

 

memunculkan lemahnya ketahanan pangan ini dimulai dari adanya kekeliruan dalam pengelolaan lahan-lahan pertanian hingga pada kurangnya ketersediaan berbagai sarana produksi yang ada. Masalah pengelolaan lahan pertanian adalah masalah yang relatif sukar untuk ditangani. Hal ini karena lahan merupakan faktor produksi yang bersifat terbatas, yang tidak memiliki potensi untuk mendukung produksi pertanian apabila tidak dikelola oleh manusia. Selain itu lahan pertanian juga bukan lagi menjadi faktor penting dalam berproduksi, mengingat lahan pertanian semakin lama semakin berkurang luasannya sebagai akibat adanya konversi lahan dari pertanian menjadi non pertanian (perkebunan kelapa sawit).

Salah satu daerah sentra beras di provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten Serdang Bedagai dengan luas baku lahan sawah 40.598 Ha, luas tanam Serdang Bedagai 70.000 – 75.000 Ha per tahun dengan produktivitas rata–rata 5,2 ton/Ha maka Serdang Bedagai memberikan kontribusi ketersediaan pangan di Sumatera Utara dengan swasembada beras rata – rata 125.000 – 135.000 ton per tahun.

2011 2012 2013 2014 2015

328.344

Sumber : BPS, Kabupaten Serdang Bedagai dalam angka 2013-2016

Gambar 1.1. Produksi Padi dan Luas Panen di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012-2015

(17)

 

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2011 luas panen 63.584 Ha dengan produksi sebesar 328.344 ton. Tahun 2012 dan 2013 luas panen padi bertambah menjadi 68.355 Ha dengan produksi 369.190 ton di tahun 2012 dan di tahun 2013 luas panen padi sebesar 75.427 Ha dengan produksi sebesar 408.381 ton. Namun demikian di tahun 2014 luas panen padi mengalami penurunan yang salah satunya disebabkan beralihnya fungsi lahan yang semula lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Dampaknya adalah luas panen berkurang menjadi seluas 66.054 Ha. Luas panen yang berkurang akan berdampak pada turunnya produksi padi menjadi sebesar 370.604 ton. .

Dengan dibukanya kembali lahan-lahan pertanian yang semula lahan non produktif menjadi lahan pertanian sehingga luas lahan pertanian bertambah yang berdampak pada bertambahnya luas panen padi, tercatat di tahun 2015 luas lahan padi menjadi sebesar 71.748 Ha. Kondisi ini menyebabkan produksi padi juga meningkat menjadi sebesar 394,793 ton.

Menurut Swastika et al (2000), salah satu yang menyebabkan berflukuasinya produksi padi adalah konversi lahan pertanian menjadi perumahan yang terus berlangsung dan mengakibatkan penawaran padi cenderung menurun. Laju konversi lahan tidak bisa dikurangi, hal ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan urbanisasi penduduk yang akan menggunakan lahan pertanian menjadi lahan perumahan.

Disamping itu, kebutuhan akan lahan untuk perumahan dan kegiatan ekonomi yang semakin lama semakin meningkat berdampak negatif pada luas lahan pertanian. Luas lahan yang awalnya merupakan lahan pertanian akan semakin berkurang seiring dengan laju pertumbuhan penduduk serta semakin

(18)

 

majunya perekonomian. Pusat-pusat bisnis seperti perkantoran, ruko, pasar dan sebagainya sebagai sarana kegiatan ekonomi akan sangat membutuhkan lahan sebagai media kegiatan tersebut.

Kondisi ini semakin diperparah dengan banyaknya lahan yang tidak dimanfaatkan (non produktif) baik sebagai lahan pertanian ataupun lahan non pertanian yang notabene lahan-lahan yang dimiliki oleh bukan penduduk setempat.

Akibat lahan-lahan pertanian yang semakin berkurang akan mempengaruhi produksi di sektor pertanian khususnya tanaman padi yang merupakan sember makanan pokok penduduk.

Produksi pertanian tidak terlepas dari pengaruh kondisi alam setempat yang merupakan salah satu faktor pendukung produksi. Selain keadaan tanah yang cocok untuk kondisi tanaman tertentu, iklim juga sangat menentukan apakah suatu komoditi pertanian cocok untuk dikembangkan di daerah tersebut. (Soekartawi, 2002).

Iklim atau cuaca yang diamati dalam penelitian ini adalah curah hujan yang sangat mempengaruhi produksi padi. Curah hujan ekstrim menyebabkan produksi tanaman khususnya padi akan menjadi terganggu bahkan mengalami kerusakan (fuso). Namun demikian curah hujan yang normal dan tidak ekstrim akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman pertanian sehingga dibutuhkan sistem pangairan yang cocok untuk daerah-daerah yang mempunyai curah hujan ekstrim.

Berikut disajikan dalam Grafik 1.2 rata-rata curah hujan selama tahun 2011 hingga 2015 di Kabupaten Serdang Bedagai.

(19)

2011 2012 2013 2014 2015

H ari Mm

 

   Sumber : BPS, Kabupaten Serdang Bedagai dalam angka 2013-2016

Gambar 1.2. Rata-Rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012-2015

Gambar 1.2 menunjukkan rata-rata curah hujan dan jumlah hari hujan di Kabupaten Serdang Bedagai selama tahun 2011 – 2015, tercatat rata-rata curah hujan di tahun 2011 sebesar 92 mm dengan hari hujan sebanyak 142 hari. Tahun 2012 dan 2013, rata-rata curah hujan meningkat menjadi sebesar 180 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 181 hari di tahun 2012 sedangkan di tahun 2013, rata-rata curah hujan sebesar 187 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 204 hari.

Kondisi cuaca dan iklim yang tidak menentu beberapa tahun terakhir, salah satunya adalah curah hujan. Tercatat rata-rata curah hujan di tahun 2014 menurun menjadi sebesar 138 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 132 hari. Sedangkan di tahun 2014, rata-rata curah hujan meningkat kembali menjadi sebesar 163 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 195 hari.

Intensitas curah hujan yang tinggi akan menyebabkan rusaknya lahan pertanian dan perkebunan belum lagi pola musim yang berubah menyebabkan perubahan pola tanam dan pola panen yang biasa dilaksanakan. Selain itu, kondisi

(20)

 

iklim dan cuaca terutama curah hujan juga ikut andil dalam mempengaruhi produksi beras. Curah hujan yang ekstrim dapat mengganggu bahkan merusak produksi beras, namun sebaliknya curah hujan juga sangat membantu dalam ketersediaan air untuk tanaman padi sehingga produksi padi yang dalam hal ini adalah beras akan meningkat.

Jika diamati curah hujan yang terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai menunjukkan curah hujan yang terus meningkat terutama pada pertengah tahun 2015 yang menyebabkan beberapa area pertanian menjadi terganggu dan bahkan mengalami kerusakan/ fuso. Curah hujan yang meningkat serta sistem pengairan yang kurang baik merupakan faktor utama rusaknya tanaman pertanian khususnya tanaman padi.

Dari sisi penawaran produksi padi dalam hal ini adalah produksi beras sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, seperti harga barang itu sendiri, biaya produksi (harga pupuk, harga tenaga kerja), harga barang pengganti (substitution), selera konsumen, dan lainnya. (Sukirno, 2005)

Dalam penelitian ini barang subtitusi dari beras adalah roti tawar, hal ini disebabkan roti tawar selain praktis dalam mengkonsumsinya juga memiliki zat penting yang setara dengan beras, yaitu karbohidrat. Sebagai barang substitusi, harga roti tawar sangat tergantung pada harga barang pokok, yaitu beras. Naiknya harga beras tentunya akan mempengaruhi naiknya penawaran barang subtitusi seperti roti tawar dan juga sebaliknya.

(21)

2011 2012 2013 2014 2015

H arg a B eras H arg a R oti

Sumber : BPS, Kabupaten Serdang Bedagai dalam angka 2013-2016

Gambar 1.3. Harga Beras dan Harga Roti Tawar di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012-2015

Harga beras selama tahun 2011 hingga 2013 mengalami peningkatan, sebaliknya harga roti tawar di Kabupaten Serdang Bedagai selama tahun 2011 hingga 2013 mengalami penurunan. Tercatat harga beras di tahun 2012 sebesar Rp. 7.488,- dengan harga roti tawar sebesar Rp. 5.000,- sementara di tahun 2012 harga beras sebesar Rp. 8.142,- dan harga roti tawar sebesar Rp. 4000,- sedangkan di tahun 2013 harga beras sebesar Rp. 9.000,- dan harga roti tawar sebesar Rp. 4.000,-

Tahun 2014 harga beras mengalami penurunan menjadi sebesar Rp. 8.132 sementara harga roti tawar menngkat menjadi sebesar Rp. 5.083,-. Akhir tahun 2015 harga beras kembali naik menjadi sebesar Rp. 9.262,- sedangkan harga roti tawar turun menjadi sebesar Rp. 4.690,-

Harga beras yang terus meningkat akan berdampak pada pola komsumsi penduduk terhadap beras itu sendiri. Namun demikian, meskipun harga beras terus mengalami peningkatan penduduk Kabupaten Serdang Bedagai tetap

(22)

 

mengkonsumsinya, karena beras merupakan makanan pokok. Meskipun pola konsumsinya yang berubah.

Perubahan pola konsumsi masyarakat salah satunya adalah mencari makanan pengganti beras, khususnya pada saat-saat tertentu yang dirasakan tepat untuk menggantinya. Pada penelitian ini dengan asumsi penggantian bahan makanan pokok adalah roti tawar sebagai pengganti makan pagi (sarapan).

Selain praktis, roti tawar juga efisien serta mudah untuk dibawa ataupun dikonsumsi tanpa harus memasak atau diolah lagi. Roti tawar dalam penelitian ini dipakai sebagai variabel barang substitusi pengganti beras.

Menurut Noeriati (2008), penawaran beras juga dipengaruhi oleh barang substitusinya. Ketika harga padi meningkat maka berdasarkan perilaku konsumen akan beralih ke barang substitusinya. Peningkatan harga barang substitusi akan berpengaruh positif terhadap penawaran beras.

Dengan latar belakang tersebut penelitian ini dilakukan untuk menentukan faktr-faktor yang mempengaruhi penawaran beras di Kabupaten Serdang Bedagai.. Oleh sebab itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Beras di Kabupaten Serdang Bedagai”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian-uraian tersebut, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut adalah bagaimana pengaruh luas panen, harga beras, harga roti tawar, dan curah hujan terhadap penawaran beras di kabupaten Serdang Bedagai?

(23)

10 

 

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengaruh luas panen, harga beras, harga roti tawar, dan curah hujan terhadap penawaran beras di kabupaten Serdang Bedagai.

1.4 . Manfaat Penelitian

1. Menjadi bahan informasi dan masukan bagi pemerintah daerah sebagai bahan pertimbangan dalam upaya memutuskan dan mengimplementasikan kebijakan di bidang perberasan.

2. Memberi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik untuk kepentingan akademis maupun non akademis.

3. Sebagai referensi yang dapat digunakan oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian ini di masa yang akan datang.

 

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil regresi terhadap model yang diteliti, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel penawaran beras (PB) di Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara mampu dijelaskan oleh variabel-variabel luas panen, harga beras dan harga roti tawar serta curah hujan mampu dijelaskan dengan model yang digunakan.

2. Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel penawaran beras (PB) menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Luas panen dan harga beras berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran beras (PB) sedangkan harga roti tawar dan curah hujan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penawaran beras (PB) di Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara.

3. Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel yang menjelaskan variabel penawaran beras (PB), yang terbesar adalah variabel luas panen, diikuti berturut-turut oleh variabel harga beras, variabel harga roti tawar dan variabel curah hujan.

5..2. Saran

1. Sebaiknya pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara tetap mampu menjaga kecukupan konsumsi beras di daerahnya dengan

(25)

69

membuat regulasi yang salah satunya memanfaatkan lahan-lahan tidur untuk dmanfaatkan sebagai lahan pertanian khususnya tanaman padi. Dengan pemanfaatan lahan tidur menjadi lahan produktif khususnya dengan mengusahakan sebagai lahan sawah akan memberikan dampak positif bagi produksi padi. Dari hasil estimasi menunjukkan bahwa luas panen sangat besar pengarunhya terhadap produksi.

2. Sebaiknya pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara menjaga kestabilan harga-harga barang kebutuhan pokok utamanya beras. Regulasi yang mendukung dalam mencapai kestabilan harga beras dengan membuat peraturan yang tidak memberatkan petani dan pedagang serta menindak tegas penimbun dan spekulan yang merugikan petani padi.

(26)

   

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1990. “Budi Daya Tanaman Padi”. Kianisius, Yogyakarta.

Akbar, Arief RM. 2002. “Model Simulasi Penyediaan Kebutuhan Beras Nasional”. Makalah Pengantar Falsafah Sains. LPB. Bogor.

Arsyad, lincolin, 2008, “Ekonomi Manajerial-Ekonomi Mikro Terapan untuk Manajemen Bisnis”, BPEF, Yogyakarta.

Eachern Mc William A. 2001. “Ekonomi Mikro Pendekatan Konteporer”, Edisi Pertama Salemba Empat. Jakarta.

Firdaus, M. 2008. “Manajemen Agribisnis”. Bumi Aksara. Jakarta.

Irawan, 2005, “Analisis Ketersediaan Beras Nnasional : Suatu Kajian Simulasi Pendekatan System Dinamis”. Jurnal Prosiding Multi Fungsi Pertanian

Malian, Mardianto dan Ariani, 2004. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi, Konsumsi, dan Harga Beras serta Inflasi Bahan Makanan”, Jurnal Agro Ekonomi, Volume 22 No. 2.

Mankiw, N. G, 2000. “Pengantar Ekonomi”, Jilid I. Erlangga, Jakarta. Alih bahasa oleh Drs. Haris Munandar, MA

Nur, Muhammad. 2009. “Tingkat Pengaruh Berbagai Factor Terhadap Produksi Padi Sawah di Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara”, Jurnal Sumber daya Insani. Universitas Muhammadiyah Kediri.

Pappas James, L dan Mark Hirschey, 1995. “Ekonomi Managerial”.Bina Rupa Aksara Jakarta.

Pudjadi, Tri danHarisno, 2007. “Model Pengelolaan Stok dan Konsumsi Beras Berbasis Decision Support System pada Era Otonomi Daerah (OTDA)”. Makalah Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI 2007), Yogyakarta, 16 Juni.

Saragih, B.2001. “Pembangunan Pertanian 2001-2004”, Departemen Pertanian. Jakarta.

Situmorang, MT. 2005. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan impor beras Indonesia”, Skripsi. Program Studi Ekonomi Partanian dan Sumber daya .Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soekartawi. 2002. “Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian (Teori dan Aplikasi”). Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudaryanto, T.B. Rahmandan S. Bachri. 2000. “Arah Kebijakan Disttribusi/ Perdagangan Beras dalam Mendukung Ketahanan Pangan: Aspek Perdagangan Luar Negeri”. Sinar Harapan, Jakarta.

(27)

71 

 

Sukirno Sadono, 2005, “Pengantar Teori Mikro Ekonomi”. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.

______________ 2006, “Mikro Ekonomi Teori Pengantar” Edisi ketiga. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.

Suryana, A danHermanto. 2003. “Kebijakan ekonomi Perberasan Nasional. Ekonomi Padi dan Beras Indonesia”. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.

Susanto, U, 2004, “Retrospek Dan Prospek Peranan Pemuliaan Tanaman Padi Dalam Dinamika Perkembangan Zaman”. Program Pasca sarjana Institut Pertanian Bogor.

Sunani, Nani. 2009. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan konsumsi beras di Kabupaten Siak, Riau”. Institut Pertanian Bogor

Wijaya Karya Jaya, 2012. “Pengaruh persediaan beras, produksi beras dan harga beras terhadap ketahanan pangan kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2008-2010”.Jurnal Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Yanidah, Silviana. 2012. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan beras di Deli Serdang”, .Jurnal Pertanian Universitas Sumatera Utara

 

Gambar

Tabel 3.1.
Gambar 1.1. Produksi Padi dan Luas Panen di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012-2015
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2011 luas panen 63.584 Ha
Gambar 1.2. Rata-Rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012-2015
+2

Referensi

Dokumen terkait

Cognitive Behavioral Therapy in The Treatment of Anger: A Meta Analysis.. Cognitive Therapy

Bentuk interaksi yang terjadi antara mahasiswa kedua prodi tidak berjalan dengan baik, pola interaksi cenderung bersifat disosiasif..Fokus penelitian: alasan mengapa

Tahap norming terdiri dari pembentukan struktur yang dilakukan melalui diskusi dan votting , pembagian peran dengan cara berdiskusi, pembentukan aturan kelompok dengan

In view of the coming changes in generational and domestic diversity, organizations are likely to modify their future HR practices to meet the needs of employees with diverse

Namun, berdasarkan studi awal penelitian terkait pasca konflik, diperoleh data awal bahwa bias- bias relasi antar kelompok (stereotip dan prasangka) masih bersemayam dalam

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Verynus (2013:5), dapat dilihat dari hasil penelitian tentang meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas

(1990) dalam Ruslina (2014: 8) faktor-faktor yang mempengaruhi work-family conflict adalah: 1) Time Pressure , semakin banyak waktu yang digunakan untuk bekerja maka

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IV SD 03 Besito Kudus dapat disimpulkan bahwa penerapan model inside outside circle berbantuan