• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW BERBANTU PETA KONSEP DAN KONVENSIONAL DI SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW BERBANTU PETA KONSEP DAN KONVENSIONAL DI SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTU

PETA KONSEP DAN KONVENSIONAL DI SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Oleh :

Denisha Noralita Siburian NIM 4122111025

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW BERBANTU

PETA KONSEP DAN KONVENSIONAL DI SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Denisha Noralita Siburian (4122111025) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantu peta konsep lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Lubuk Pakam dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-G dan kelas VII-H sebanyak 68 orang. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu yaitu jenis penelitian yang tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Data yang digunakan adalah tes PAM yang diambil dari 10 soal pilihan berganda dan tes akhir atau posttest berbentuk pilihan berganda sebanyak 10 soal untuk melihat hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji normalitas tes dengan menggunakan uji Liliefors dan homogenitas tes menggunakan uji F. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa hasil tes PAM kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen, dengan demikian penulis bisa memberikan perlakuan kepada kedua sampel. Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep adalah dengan simpangan baku dan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diberi model pembelajaran konvensional adalah dengan simpangan baku . Untuk uji hipotesis digunakan uji t, dari hasil perhitungan diperoleh

dan . Ternyata , sehingga ditolak

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada

detail pengerjaan skripsi ini hingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Skripsi

ini berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantu Peta Konsep dan Model Pembelajaran Konvensional di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan, saran positif serta berbagai kemudahan kepada penulis

dari awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan pada Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si, Bapak Dr. E. Elvis

Napitupulu, M.S dan Ibu Dra. Mariani, M.Pd selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Rektor

UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku pimpinan UNIMED beserta seluruh

Wakil Rektor, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta

Wakil Dekan I, II dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku

Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program

Studi Jurusan Pendidikan Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku

Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak

Drs. Togi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu

dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak

membantu penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Animan, M.Pd selaku

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Lubuk Pakam, Ibu Hotnida Hutapea, S.Pd, selaku Guru

Matematika SMP Negeri 1 Lubuk Pakam, Guru/Staf Pegawai SMP Negeri 1 Lubuk

Pakam yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua Ayahanda alm.

(6)

v

Benefid Siburian, Philipus Oktavianto Siburian, dan Parelino Bartolomeus Siburian yang

selalu jadi motivasi ketika semua permasalahan yang ada membuat penulis terpuruk.

Kepada keluarga besar Siburian dan Situmorang yang selalu memberikan doa, semangat

serta dukungan. Kepada Bapaktua dan Maktua Rita, Bang Buyung, Kak Desi, Kak Elsa,

Kak Esra dan ponakan-ponakan penulis yang selalu memberikan doa dan semangat.

Kepada Tulang dan Nantulang Bintara yang sudah memberikan dukungan dari awal

perkuliahan penulis.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat sahabat-sahabt tercinta,

terkasih Diamony S H Sirait, Venina Sinaga, Yulitaria M.Si, Eva Kartika, dan Febri Yanti

Hasibuan untuk dukungan dan pelukan yang luarbiasa. Kepada teman-teman Dik C 2012

(terkhusus Kak Irma, kak Mey Linda, Yusrina,Whyta Leli, dan Notulen terbaikku Tia

Mariani), teman-teman PPLT di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam (terkhusus Anggita Kasanra

Lubis dan Irma Adriyani Nasution). Seluruh teman-teman seperjuangan stambuk 2012,

teman-teman Boanerges dan pengerja Tiberias Medan, terimakasih untuk doa dan

semangatnya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,

namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa.

Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca

demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu

pengetahuan.

Medan, Agustus 2016

Penulis,

Denisha Noralita Siburian

(7)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar gambar ix

Daftar tabel x

Daftar lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Definisi Operasional Variabel 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Pengertian Pembelajaran dan Pembelajaran Matematika 10

2.1.3. Pembelajaran Kooperatif 15

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw 18

2.1.5. Peta Konsep 21

2.1.5.1 Pengertian Konsep dan Peta Konsep 21

2.1.5.2 Cara Membuat Peta Konsep 23

2.1.5.3 Cara Mengajari Siswa Menyusun Peta Konsep 25

2.1.5.4 Macam-macam Peta Konsep 26

(8)

vii

2.1.5.6 Kelebihan dan Kelemahan Peta Konsep 29

2.1.6. Hasil Belajar 30

2.1.7. Hasil Belajar Matematika 39

2.1.8. Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat 40

2.2 Penelitian yang Relevan 43

2.3 Kerangka Konseptual 44

2.4 Hipotesis Penelitian 45

Contoh Peta Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat 46

BAB III. METODE PENELITIAN 47

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 47

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 47

3.2.1. Populasi Penelitian 47

3.2.2. Sampel Penelitian 47

3.3. Variabel Penelitian 47

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 48

3.5. Prosedur Penelitian 49

3.6. Instrumen Penelitian 51

3.7. Analisis Instrumen Penelititan 52

3.7.1. Uji Validitas 52

3.9 Teknik Analisis Data 52

3.9.1 Menghitung Rata-rata Skor 52

3.9.2 Menghitung Standart Deviasi 53

3.9.3 Uji Normalitas 53

3.9.4 Uji Homogenitas 54

3.9.5 Uji Hipotesis 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 56

4.2 Analisis Data 59

(9)

viii

4.2.2 Uji Homogenitas Data 59

4.2.3 Uji Hipotesis 60

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65

5.1 Kesimpulan 65

5.2 Saran 66

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Peta Konsep Pohon Jaringan materi Relasi dan Fungsi 25 Gambar 2.2 Contoh Peta Konsep Rantai Kejadian cara melukis limas 26

Gambar 2.3 Contoh Peta Konsep Siklus Air 27

Gambar 2.4 Diagram Hubungan 29

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 50

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah – langkah Membuat Peta Konsep 23

Tabel 2.2 Potensi Perilaku 33

Tabel 3.1 Desain Penelitian 48

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I 69 Pertemuan I

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I 76 Pertemuan II

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II 82 Pertemuan I

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II 88 Pertemuan II

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 95

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 98

Lampiran 7. Alternatif Jawaban Lembar Akrivitas Siswa I 101 Lampiran 8. Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II 104

Lampiran 9. Test Pengetahuan Awal Matematika 107

Lampiran 10.Kisi-kisi Soal Tes Akhir (Postest) 109

Lampiran 11.Lembar Validasi Tes Akhir (Postest) 110

Lampiran 12.Soal Tes Akhir (Post-Test) 113

Lampiran 13.Jawaban Tes Akhir (Postest) 115

Lampiran 14.Pedoman Penskoran Tes Akhir (Postest) 116 Lampiran 15.Data Tes Pengetahuan Awal Matematika dan Tes Akhir 117

(Post-Test) Kelas Eksperimen I

Lampiran 16.Data Tes Pengetahuan Awal Matematika dan Tes Akhir 119 (Post-Test) Kelas Eksperimen II

Lampiran 17.Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 121

Lampiran 18.Perhitungan Uji Normalitas Data 123

Lampiran 19.Perhitungan Uji Homogenitas Data 130

Lampiran 20.Perhitungan Uji Hipotesis 132

Lampiran 21.Dokumentasi Penelitian 134

Lampiran 24.Tabel f 136

(13)

xii

Lampiran 26.Tabel nilai z di bawah kurva normal 138

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu, sehingga individu tersebut siap untuk menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang sejalan dengan proses belajar-mengajar. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatan sumber daya manusia itu sendiri.

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi masa depan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

(15)

2

seni. Untuk itu, dalam dunia pendidikan, peserta didik dituntut untuk memahami konsep dasar atau pengetahuan dasar yang akan menjadi acuan dalam pengembangan potensi peserta didik.

Pengetahuan dasar yang harus dimiliki semua siswa adalah membaca, menulis, dan berhitung. Dalam hal ini pengetahuan dasar berhitung telah dikembangkan dalam dunia pendidikan yaitu melalui pelajaran matematika. Tetapi banyak siswa yang mengira matematika adalah ilmu pengetahuan yang kompleks dan sulit. Karakter terpenting adalah penguasaan konsep, algoritma dan kemampuanya menyelesaikan masalah. Belajar matematika berarti belajar konsep, struktur suatu topik dan mencari hubungan struktur dan konsep tersebut. Matematika menggunakan definisi istilah dengan hati – hati, akurat dan jelas. Suatu hal keuntungan terpenting dari belajar matematika adalah kemampuan berfikir analisis dan terstruktur. Dan kemampuan ini direfleksikan pada sikap yang hati – hati dan teliti.

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD, SMP hingga SMA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Melalui pelajaran matematika diharapkan siswa semakin mampu berhitung, menganalisa, berpikir kritis, serta menerapkan matematika dalam keghidupan sehari – hari. Menurut Abdurrahaman, bahwa:

Ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari – hari, (3) sarana mengenal pola – pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

(16)

3

dalam arena persaingan global. Selain itu matematika juga dapat digunakan untuk mengasah pola pikir seseorang agar dapat mengaplikasikan keterampilan yang dimilikinya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupannya.

Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan matematika masih memprihatinkan dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih rendah. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Abdullah (dalam Limas, 2006:41) mengatakan bahwa: “Proses pendidikan sebagian besar masih berpusat pada kegiatan mendengar dan menghafal, bukan memberikan interpretasi dan makna terhadap apa yang dipelajari dalam upaya untuk membangun pengetahuan sendiri”. Trianto (2009: 5) juga menyatakan bahwa: “Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.”

(17)

4

dan pengurangan bilangan bulat negatif, (misalnya, -8 – (-2) = -6), penjumlahan bilangan positif dengan bialangan negatif, (misalnya 8 – (-2) = 10), siswa tidak tahu bagaimana penerapannya dalam bentuk konkrit dan pemahaman terhadap materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah sehingga hasil belajar rendah.

Peneliti juga mewawancarai beberapa siswa mengenai proses pembelajaran di dalam kelas dan minat siswa terhadap mata pelajaran matematika. Para siswa mengatakan bahwa proses pembelajaran di dalam kelas membosankan, tidak menarik, monoton, dan guru cenderung memberikan tugas yang banyak kepada siswa. Para siswa juga mengatakan bahwa mata pelajaran matematika tidak lebih menarik dari mata pelajaran yang lain seperti bahasa Indonesia, IPA, IPS, dll.

Dengan demikian, Kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi yang menjadi roh berlakunya Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya di lembaga pendidikan (persekolahan). Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh guru yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di dalam kelas ataupun di luar kelas)

Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih pusat pada murid (student centered); metodologi yang semula didominasi ekspositori berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi konstekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan

untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.

(18)

5

untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran matematika diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat terwujud. Model pembelajaran menjai suatu hal yang penting dalam upaya menbcapai kesuksesan dalam pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa model-model pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role play) dan lain sebagainya. Yang tentu saja masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode/model sangat penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model/metode yang tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran efektif.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu perubahan paradigma dalam pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang berbantu dengan peta konsep. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah tipe pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, dimana dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang bertanggungjawab untuk menguasai materi ajar dan selanjutnya harus mengajarkan materi yang telah dikuasai kepada teman satu kelompoknya. Dan peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep – konsep lain pada kategori yang sama. Konsep-konsep dihubungkan oleh proposisi sebagai bentuk hubungan antarkonsep. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan masalah, yang kemudian digunakan untuk berfikir tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah, dan termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar (Ibrahim.M, 2000:14).

(19)

6

Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Berbantu Peta Konsep dan Konvensional di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam ”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka diperoleh yang menjadi identifikasi masalah yaitu :

1. Hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Lubuk Pakam dalam bidang studi matematika masih rendah

2. Kurangnya minat siswa SMP Negeri 1 Lubuk Pakam dalam mempelajari matematika yang mempengaruhi prestasi belajar

3. Guru masih kurang melibatkan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah terdapat cakupan permasalahan yang luas maka peneliti membatasi masalah pada penggunaaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantu peta konsep dan model pembelajaran konvensional serta perbandingannya terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi operasi hitung bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam . 1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantu peta konsep lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam ?

(20)

7

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantu peta konsep lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Pakam ?

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah peneliti melakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi siswa. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantu peta konsep diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi dalam pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa 2. Bagi guru. Sebagai bahan masukan mengenai model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw berbantu peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung bilangan bulat

3. Bagi peneliti selanjutnya. Sebagai bahan masukan kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian sejenis

4. Bagi orangtua. Sebagai informasi dan pengetahuan untuk membantu mengembangkan kemampuan bernalar pada anak

(21)

8

1.7 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Siswa terlebih dahulu dibagi dalam beberapaa kelompok kemudian mulai membuat peta konsep mengenai materi yang akan dibahas. Kemudian masing-masing kelompok memaparkan peta konsep yang telah dibuat.

2. Pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga metode ceramah, karena sejak dulu metode ini dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Pembelajaran pada metode konvensional, peserta didik lebih banyak menndengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melaksanakan tugas jika guru memberikan soal-soal kepada peserta didik. 3. Hasil belajar adalah hasil belajar adalah perubahan perilaku mahasiswa akibat

(22)

65

65 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh kesimpulan, yaitu:

Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung bilangan bulat di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2016/2017. Dilihat dari nilai rata-rata peningkatan pada kelas eksperimen I sebesar 37,36 sementara nilai rata-rata peningkatan pada kelas eksperimen II sebesar 28,23. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Setelah dilakukan pengujian data ternyata diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,307476> 1,669,

maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep lebih baik daripada peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kovensional.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada pengajar matematika agar dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu peta konsep sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

(23)

66

waktu yang ada agar seluruh tahapan-tahapan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.

(24)

67

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B., dan Aswin Zain, (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B., (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed

Hudojo, H., (2003), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Ibrahim, (2000), Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya

Invonyerniwaty., (2012), Pembelajaran Kooperatif tipe Concept Mapping (Peta

Konsep). Tersedia :

http://ivonyerniwaty.wordpress.com//2011/06/12/pembelajaran-kooperatif-tipe-concept-mapping-peta-konsep.html

Isjoni, H., (2003). Cooperatuve Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok , Alfabeta, Bandung

Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Nur, M dan Wikandari., (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivitas dalam Pengajaran, PSMS Program Pascasarjan Unesa, Surabaya

Purwanto, (2011), EVALUASI HASIL BELAJAR, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rohana, dkk., Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Statistika Dasar. Jugrnal Pendidikan Matematika Volume 3 No. 2 Desember 2009. 93 Sanjaya, Wina., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

(25)

68

Sudjana, (2010), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, Nana., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.

Gambar

Gambar 2.1  Contoh Peta Konsep Pohon Jaringan materi Relasi dan Fungsi
Tabel 2.1  Langkah – langkah Membuat Peta Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Adapun observasi yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 7 surakarta dengan cara mencatat hasil pengamatan tentang bagaimana pelaksanaan bimbingan keagamaan di sana dan apakah

Hasil dari penentuan kadar asam lemak bebas dan kadar air dengan metode oven pada minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dapat di lihat pada Tabel 5 dan 6 di bawah

O’Brien dan Marakas (2009) menjelaskan bahwa bentuk hubungan kerjasama yang terjalin pada internetworking adalah dengan menggunakan sarana teknologi informasi yaitu jaringan

Picture story book is very beneficial to improve the students’ motivation in reading; however, the availability of the English story books that meet the Islamic Junior High

menjadi perhatian utama adalah masalah pertumbuhan ekonomi yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance (ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, frekuensi rapat dewan

Disamping digunakan untuk revegetasi lahan, tumbuhan ini juga memiliki nilai tambah yang juga belum banyak diketahui oleh masyarakat lokal yaitu buahnya mengandung

Komposisi persentase relevansi kompetensi seluruh mata pelajaran produktif Teknik Pengelasan di SMK N 1 Sedayu dengan kompetensi yang dibutuhkan di industri pengelasan di DIY