• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 8 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 8 MEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR BIDANG STUDI DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA SMK

NEGERI 8 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

YOHANNA PARDEDE 5111144007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTEREAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Yohanna Pardede. NIM. 5111144007. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan. Program Studi Tata Rias. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hasil belajar dasar kecantikan kulit yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) hasil belajar dasar kecantikan kulit yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan (3) pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan.

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan yang berjumlah 71 orang. Pengambilan sampel digunakan teknik random sampling, yaitu mengambil kelas X-1 sebanyak 36 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebanyak 35 orang sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan tes sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data menggunakan teknik deskriptif, persyaratan analisis dengan uji normalitas dan homogenitas dan uji hipotesis menggunakan uji-t.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana pendidikan.

Adapun judul penulis dalam skripsi ini adalah Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

Terhadap Hasil Belajar Bidang Studi Dasar Kecantikan Kulit Siswa SMK Negeri

8 Medan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd sebagai Dekan, Bapak Prof. Dr.

Sumarno, M.Pd sebagai Wakil Dekan I Fakultas Teknik, Ibu Dr. Dina

Ampera, M.Si sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Ibu

Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Pd sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Medan dan Ibu Dra. Siti

Wahidah, M.Si sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Tata Rias

Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Sulistiawikarsih, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Rohana Aritonang, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik yang

telah membimbing penulis selama menjalani program akademik.

4. Ibu Dra. Dwi Diar Estelita, M.Pd dan Ibu Dra. Armaini Rambe, M.Si sebagai

dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

5. Bapak/Ibu dosen beserta staff pegawai Jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

6. Bapak Drs. Hidup Simanjuntak, M.Si sebagai Kepala Sekolah SMK Negeri 8

(8)

iii

penelitian di SMK Negeri 8 Medan.Ibu Linda Sihite, S.Pd sebagai ketua

Jurusan Tata Kecantikan dan Ibu Yuswinta Hosni, S.Pd sebagai guru Bidang

Studi Dasar Kecantikan Kulit SMK Negeri 8 Medan, Kepada Siswa kelas X

Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan yang telah membantu penulis selama

melaksanakan penelitian.

7. Teristimewa kepada Ayah P. Pardede dan Ibu A. br Purba yang telah

memberikan doa, motivasi dan dukungan baik secara moral maupun materi

kepada penulis mulai dari awal mengikuti perkuliahan sampai akhir

penyelesaian skripsi.

8. Kepada Mandiri Berutu yang telah banyak memberikan doa, semangat,

bantuan serta dukungan kepada penulis.

9. Kepada teman terkasih dan seperjuangan Ririn E.Sinaga, Irene K, Sheila F,

Marhogia S, Egia S, Lamrya S, Oinike S.W, Ririn Mega yang telah

memberikan banyak bantuan dan motivasi kepada penulis untuk penyelesaian

skripsi ini.

10. Kepada sahabat Irma.S, Hotma.P, Iin.P, Heni.A, Esra.S yang memberikan

dukungan kepada penulis. Kepada teman PPL Esra.H, Heny.B, Dahlia, Ida.D,

Efna R, Noni.D, Nurhamidah dan kepada Sentina Berutu, Yesi Napitupulu,

Bang Fery.S, Bang Fajar.P terimakasih telah memberikan dukungan kepada

penulis.

11. Dan seluruh rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Tata Rias stambuk 2011

yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

Medan, Maret 2016

Penulis

Yohanna Pardede

(9)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ... A. Kajian Teoritis ... 9

1. Hakikat Model Pembelajaran ... 9

2. Hakikat Hasil Belajar Bidang studi Dasar Kecantikan Kulit ... 20

B. Penelitian Relevan ... 37

C. Kerangka Berpikir ... 38

D. Hipotesis Penelitian ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... A. Desain Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

(10)

v

2. Sampel Penelitian ... 43

C. Variabel dan Defenisi Operasional variabel Penelitian ... 43

1. Variabel Penelitian ... 43

2. Defenisi Operasional ... 43

D. Prosedur / Langkah Penelitian ... 44

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 44

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 45

3. Tahap Analisis Penelitian ... 46

E. Teknik Pengumpulan / Data Instrumen Penelitian ... 46

F. Uji Coba Instrumen Penelitian... 48

G. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Deskriptif Data Penelitian ... 57

B. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar ... 59

C. Uji Persyaratan Analisis ... 61

D. Pengujian Hipotesis ... 62

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... 67

B. Implikasi ... 67

C. Saran ... 68

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 14

3. Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Prestasi Akademik ... 16

4. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran STAD ... 17

5. Populasi Penelitian ... 42

6. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Dasar Kecantikan Kulit ... 47

7. Variabel rata-rata dan Standart Deviasi Ideal ... 53

8. Rata-rata Standart Deviasi Hasil Belajar Siswa ... 57

9. Distribusi Frekuensi Data Tes Kelas Eksperimen (X1) ... 58

10. Distribusi Frekuensi Data Tes Pada Kelas Kontrol (X2) ... 59

11. Tingkat Kecenderungan Data Tes Hasil Belajar Pada KelasEksperimen ... 60

12. Tingkat Kecenderungan Data Tes Hasil Belajar Pada Kelas Kontrol ... 60

13. Uji Normalitas Data ... 61

14. Uji Homogenitas ... 62

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Kuku ... 26

2. Kuku Oval ... 29

3. Kuku Square ... 29

4. Kuku Rounded ... 29

5. Kuku Almond ... 29

6. Bentuk-bentuk kuku ... 30

7. Koilonichia pada kuku ... 31

8. Darier pada kuku ... 31

9. Liken planus pada kuku ... 32

10. Garis beau pada kuku ... 33

11. Onicholisis pada kuku ... 33

12. Trakionikia pada kuku ... 34

13. Onikoskizia pada kuku ... 34

14. Anonychia pada kuku ... 35

15. Micronychia pada kuku ... 36

16. Psoriasisis pada kuku ... 36

(13)
(14)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. KI dan KD Dasar Kecantikan Kulit Sekolah Menengah Kejuruan

2. Silabus

3. RPP Model Pembelajaran Konvensional

4. RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

5. Instrumen Penelitian yang belum valid

6. Kunci Jawaban

7. Instrumen Penelitian yang sudah valid

8. Kunci Jawaban

15. Rekapitulasi Nilai Pretest kelas Kontrol

16. Rekapitulasi Nilai Pretest kelas Eksperimen

17. Rekapitulasi Nilai Postest kelas Kontrol

18. Rekapitulasi Nilai Postest kelas Eksperimen

19. Data Nilai Pretes dan Postest kelas Kontrol dan Eksperimen

20. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians

21. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian

22. Uji Normalitas Data

23. Uji Homogenitas

24. Uji Kemampuan nilai pretes kelas Eksperimen dan Kontrol

25. Pengujian Hipotesis

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar untuk menumbuh

kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan mendorong dan

memfasilitasi dalam kegiatan belajar . Menurut UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003,

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan bangsa.

SMK Negeri 8 Medan merupakan lembaga pendidikan yang memiliki tugas

dan tanggung jawab kepada bangsa untuk mendidik anak bangsa yang berkualitas

dan responsif terhadap kemajuan IPTEK pada dunia global di era teknologi dan

kecantikan. Sebagai lembaga pendidikan kejuruan, SMK Negeri 8 Medan

memiliki 4 program keahlian, yaitu : Tata Busana, Tata Boga, Tata Kecantikan

dan Perhotelan. Program Keahlian Tata Kecantikan merupakan program keahlian

yang mempelajari tentang dunia kecantikan secara mendasar, baik teori maupun

praktik.

Berdasarkan hasil observasi pada 24 Agustus 2015, hasil belajar siswa

dikelas X Tata Kecantikan khususnya pada Bidang Studi Dasar Kecantikan Kulit

SMK Negeri 8 Medan yang masih banyak belum memenuhi standart Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75, Untuk tahun ajaran

(16)

2

siswa yang nilainya memenuhi standar nilai ketuntasan sebanyak 13 orang dan

siswa yang tidak tuntas sebanyak 17 orang. Ditahun ajaran 2012/2013 dengan

jumlah siswa 31 orang ada peningkatan namun tidak ada siswa yang memperoleh

90-100. Siswa yang mendapat nilai tuntas 18 orang dan 13 orang yang tidak

tuntas, dan pada tahun 2013/2014 tidak ada peningkatan, nilai masih sama dari

tahun sebelumnya dengan jumlah siswa yang sama, tidak ada siswa yang

memperoleh nilai 90-100, siswa mendapat nilai tuntas 17 orang dan yang tidak

tuntas sebanyak 14 orang. Begitu jelas terlihat diatas bahwa dari tahun 2011

sampai 2014 tidak ada siswa yang mendapat nilai 90-100, dari dua tahun terakhir

sudah terlihat adanya peningkatan dengan bertambahnya siswa yang memperoleh

nilai ketuntasan, tetapi peningkatan yang terlihat itu tidak cukup memperbaiki

nilai ketuntasan belajar pada setiap tahunnya.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi Dasar

Kecantikan Kulit menyatakan bahwa yang menjadi masalah rendahnya hasil

belajar Dasar Kecantikan Kulit adalah kesulitan siswa dalam memahami materi

seperti teori mengenai anatomi kuku dan struktur kuku yang terlihat dari

pelaksanaan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dalam hal ini guru

harus mampu untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga tujuan

pengajaran dapat tercapai dengan menggunakan model pembelajaran yang

inovatif dan kreatif, dan siswa lebih termotivasi dalam menerima pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan siswa, masalah lain yang

ditemukan dalam pelajaran Dasar Kecantikan Kulit adalah mengenai daya serap

(17)

3

menangkap dan menghapal materi yang telah disampaikan oleh guru, itu

disebabkan karena kurang fokusnya siswa dalam belajar, yang dimaksud kurang

fokus adalah siswa tidak memperhatikan guru karena pembelajaran yang tidak

bervariasi dan pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru saja.

Guru masih menggunakan model konvensional yang sangat tergantung dengan

kemampuan guru saja dan pembelajaran yang belum bervariasi dengan

menggunakan media (video/gambar) untuk menyampaikan materi, sehingga

menghasilkan siswa yang pasif dan sangat tergantung pada guru sebagai sumber

ilmu, karena dalam pembelajaran Bidang Studi Dasar Kecantikan Kulit

Kompetensi Anatomi Kuku memerlukan media video atau gambar sebagai bahan

ajar. Dalam hal ini guru harus mampu menciptakan suasana yang membuat siswa

lebih terfokus pada pembelajaran yang berlangsung dengan mengajak siswa untuk

lebih aktif dengan menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan memberi

media yang bervariasi sehingga siswa akan lebih cepat untuk memahami dan

membantu untuk lebih mudah mengingat materi yang diajarkan guru.

Model pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses

pembelajaran, dengan penggunaan model pembelajaran secara tepat dapat

mempengaruhi dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Salah satu model

pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievement Division (STAD),

peneliti akan menggunakan model pembelajaran ini sebagai strategi dalam

meningkatkan kompetensi anatomi kuku. Dalam STAD, para siswa dibagi dalam

(18)

4

jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu

siswa bekerjasama dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota

tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis yang

diberikan oleh guru mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu

mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

Gagasan utama dari STAD adalah memotivasi siswa untuk fokus dalam

pembelajaran dan dapat saling membantu satu sama lain dalam menguasai materi

yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan

penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk bisa

melakukan yang terbaik, menunjukkan bahwa norma belajar itu penting, berharga,

dan menyenangkan. Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi

pelajaran. Siswa boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban

masing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu

sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Siswa bekerja dengan teman satu

timnya, menilai kekuatan dan kelemahan satu tim untuk membantu mereka

berhasil dalam penyelesaian kuis. Meskipun para siswa belajar bersama, mereka

tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis. Setiap siswa harus tau

materinya, Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk

memberi penjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim

untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai materi yang

telah diajarkan.

Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Student Teams

(19)

5

materi anatomi kuku dapat teratasi karena dalam STAD dengan adanya kerja tim

dapat membuat siswa untuk lebih aktif dalam pengelompokkan kerja tim, lebih

termotivasi dalam belajar, dan lebih terarah dalam memahami materi yang telah

disampaikan oleh guru. Dalam kerja tim siswa diajak untuk mengulang kembali

materi yang disampaikan oleh guru dan saling bertukar pikiran mengenai materi

yang dapat ditangkap oleh siswa saat guru menjelaskan karena kemampuan

berpikir dan pemahaman setiap siswa berbeda-beda sehingga setiap siswa lebih

mudah untuk mengingat materi anatomi kuku. Maka dengan suksesnya antara

kerja tim setiap siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kompetensi

anatomi kuku.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Bidang Studi Dasar Kecantikan Kulit pada siswa SMK Negeri 8 Medan ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar Bidang studi Dasar Kecantikan Kulit siswa

SMK Negeri 8 Medan?

2. Bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran Dasar Kecantikan

Kulit?

3. Bagaimana stratetegi yang digunakan guru dalam pembelajaran Dasar

(20)

6

4. Bagaimana metode yang digunakan guru dalam pembelajaran Dasar

Kecantikan Kulit siswa SMK Negeri 8 Medan?

5. Bagaimana media yang digunakan guru dalam pembelajaran Dasar

Kecantikan Kulit siswa SMK Negeri 8 Medan?

6. Bagaimana model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar

Dasar Kecantikan Kulit siswa SMK Negeri 8 Medan?

7. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar bidang studi Dasar Kecantikan Kulit?

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kompleksnya ruang lingkup permasalahan dalam

penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

2. Hasil belajar Bidang studi Dasar Kecantikan Kulit dibatasi pada

Kompetensi Anatomi Kuku

3. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Program Keahlian Tata

Kecantikan SMK Negeri 8 Medan

D. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan fokus sebuah penelitian yang akan dikaji.

Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban

(21)

7

1. Bagaimana hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK

Negeri 8 Medan?

2. Bagaimana hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK

Negeri 8 Medan?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar bidang

studi Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK

Negeri 8 Medan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan

SMK Negeri 8 Medan

2. Untuk mengetahui hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan

tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK

(22)

8

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) pada bidang studi Dasar

Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai modal pengetahuan peneliti sebagai calon guru tentang

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD)

2. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan sarjana

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Prodi Pendidikan Tata Rias

3. Supaya siswa lebih termotivasi dalam proses belajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD)

4. Sebagai bahan evaluasi bagi sekolah terhadap upaya-upaya yang telah

ditempuh sekolah dalam merancang model pembelajaran sekolah

5. Sebagai bahan masukan bagi penelitian-penelitan selanjutnya yang

(23)

67

67 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.Kesimpulan

1. Hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan

dengan rata-rata 77,86 dan tingkat kecenderungan termasuk kategori tinggi

sebanyak 69,4%.

2. Hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan

dengan rata-rata 60,91 dan tingkat kecenderungan termasuk kategori

cukup sebanyak 74,3 %.

3. Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Dasar

Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan.

Dengan demikian, bahwa hasil belajar dasar kecantikan kulit yang

diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih

baik dari pada hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

B.Implikasi

Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada penelitian ini di Kelas X Tata Kecantikan

SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran Dasar kecantikan kulit dengan materi

(24)

68

motivasi siswa didalam meningkatkan kompetensi yang akan dicapai. Kondisi

belajar yang digunakan di SMK Negeri 8 Medan cenderung masih banyak yang

menggunakan metode ceramah, yang menyebabkan suasana belajar menjadi pasif

dan monoton. Proses belajar akan lebih baik jika para guru melibatkan siswa

dalam kegiatan belajarnya dengan mengikuti proses pembelajaran yang

disampaikan guru. Guru tidak lagi bertindak sebagai informan tetapi sebagai

fasilisator yang membantu siswa untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri.

Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) diharapkan hasil belajar siswa pada materi anatomi kuku akan semakin

meningkat.

C.Saran

1. Diharapkan guru selalumenggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) pada matapelajaran dasar

kecantikan kulit sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

2. Tingkat kecenderungan hasil belajar siswa rata-rata masih banyak dalam

kategori cukup, oleh karena itu sebaiknya guru dapat membuat variasi

mengajar yang menarik perhatian, memotivasi siswa dan membuat siswa

lebih aktif sehingga proses belajar mengajarakan lebih baik dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Dari hasil penelitian ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Dasar

Kecantikan Kulit sehingga diharapkan pengajar menggalipotensi

model-model pembelajaran yang lebih bervariatif sehingga siswa dapat

(25)

69

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara

Aunurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alpabeta

Dr. Rusman, M.Pd. 2011. Model-model pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Fitryane, Rannie. 2011. Kiat Cantik dan Menarik. Bandung : Yrama Widya

Hadijah, Arsyad. 2011. Struktur Kuku . Diakses tanggal 25 Agustus 2015 dari http://hadijah-arsyad.blogspot.co.id/2011/11/struktur-kuku.html

Huda,M.Pd, Miftahul. 2014. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada

Jihad, Asep. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo

Mulyadi, Tedi. 2015. Pengertian Anatomi. Diakses tanggal 8 November 2015 dari http://pengertian-anatomi.html

Mypotik. 2012. Berbagai macam kelainan kuku . Diakses tanggal 25 Agustus 2015 dari http://berbagai-macam-kelainan-kuku.html

Nacho, Nazia 2012. Manicure . Diakses tanggal 15 Agustus 2015 dari http://www.slideshare.net/nazianadine/manicure-15232520

Nurulhayati, Siti. 2002. Pembelajaran Kooperatif yang menggairahkan, dalam Dr.Rusman,M.Pd. Model-model pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Ridhwan. 2014. Pengertian tentang kuku. Diakses tanggal 25 Agustus 2015 dari http://pengertian-tentang-kuku.html

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran, dalam Dr.Rusman,M.Pd. Model-model pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

(26)

70

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning : Theory and Practice. London: Allymand Bacon

Sudjana,Nana. 2005. Penilaian hasil proses belajar mengajar, Bandung : Rosdakarya

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alpabeta

Sumiati & Asra. 2009. Metode Pembelajaran, Bandung : CV Wancana Prima

Surya Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran,Bani Quraisy, Bandung

Undang-undang Republik Indonesia . No.20 Tahun 2003. (2003).Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fermana

Tresna.P.Pipin. 2010. Modul 4 Dasar Rias Merawat Tangan, Kaki dan Rias Kuku, Bandung

Toselli.Leigh. 2009. Nail care. londom : A&C Black

Gambar

Tabel                                                                                                            Halaman
Gambar                                                                                                        Halaman

Referensi

Dokumen terkait

kesehatan bank yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat yang. hasilnya dapat digunakan oleh pihak Bank dalam mengambil

Perkiraan umur didasarkan pada ciri-ciri fisik dan studi pustaka pada beberapa penelitian pada monyet hitam Sulawesi maupun monyet Sulawesi lainnya (Okamoto et al. Keempat

Saksi yang diajukan dalam sidang pengadilan ada empat jenis yaitu saksi yang diajukan oleh tersangka atau seorang terdakwa, yang diharapkan dapat memberikan keterangan

[r]

commit to user ª·· ÜßÚÌßÎ ×Í× Ø¿´¿³¿² ØßÔßÓßÒ ÖËÜËÔ

Faktor penting lain yang menjadi penghambat kegiatan usaha agroindustri perikanan yang dihadapi oleh wirausaha wanita di Kecamatan Cisolok dan Kecamatan Palabuhan Ratu

Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi hitung lebih kecil nilai signifikansi penelitian (0,05) maka menolak hipotesis nol (H 0 ) sehingga hipotesis ketiga terbukti. Kata

Berdasarkan telaahan hasil percobaan mengenai “Pemanfaatan Flavonoid Sebagai Stimulan Simbiosis Antara Mikoriza Dengan Bibit Manggis In-Vitro Pada Tahap