• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH APOTEK HIDUP TERHADAP PENGENALAN SAINS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 06 BROMO MEDAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH APOTEK HIDUP TERHADAP PENGENALAN SAINS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 06 BROMO MEDAN T.A 2015/2016."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH APOTEK HIDUP TERHADAP PENGENALAN

SAINS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 06 BROMO

MEDAN T.A 2015/2016

Skripsi

OLEH :

RAHMI WARDAH NINGSIH NIM : 1123113019

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Rahmi Wardah Ningsih, Nim : 1123113019, Pengaruh Apotek Hidup terhadap Pengenalan Sains Anak Usia 5-6 Tahun di TK ABA 06 Bromo Medan T.A. 2015/2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh apotek hidup terhadap pengenalan sains anak usia 5-6 tahun TK Aisyiyah BustanulAthfal 06 Bromo Medan Tahun Ajaran 2015/2016.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian eksperimen. Desain dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental

Designs, dengan bentuk One-Group Pretest-Postest Design. Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan cara random sampling, yaitu dengan memilih sampel dengan cara acak, karena populasi memiliki karakteristik yang sama dilihat dari segi usia yaitu usia 5-6 tahun. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi dengan instrumen panduan observasi. Analisis data dengan statistik deskriptif dan uji-t untuk menguji hipotesis.

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Bercerita Anak Usia 5-6 Tahun di TK ABA 06 BROMO MEDAN T.A 2015/2016”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, berkat bimbingan, kritik dan saran sehingga hasilnya menjadi lebih baik. Saya mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta jajarannya.

2. Bapak Dr. Nasrun, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNIMED.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S, sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Aman Simaremare, M.S sebagai Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd. sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

(6)

5. Ibu Prof.Dr. Anita Yus, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan dalam penulisan skripsi sampai selesai dengan baik.

6. Seluruh Dosen jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED, yang telah membimbing dan memberikan ilmunya khususnya kepada Dosen Pembimbing Akademik Ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pd yang telah membimbing selama perkuliahan.

7. Ibu Dra. Nurmaniah, M.Pd, Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd dan Ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pdsebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini agar lebih baik.

8. Kak Ika, yang telah banyak membantu mengurus seluruh administrasi. 9. Ibu Dra. Hj. Erna Kusnita, M.Pd sebagai Kepala Sekolah di TK

Aisyiyah Bustanul Athfal 06 Bromo Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di TK dan para Ibu guru khususnya Ibu Hj. Rostina Sitompul, S.Pd. sebagai guru di kelas Mawar yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya selama melakukan penelitian. 10. Ayahanda Misgianto, S.Ag dan Ibunda Karyati, S.PdI yang sangat saya

(7)

11. Adinda M.Rizkyan Hidayat yang selalu menghibur di sela-sela kesibukan dan penatnya menyusun skripsi ini.

12. Teman-teman Gemot (Etek Rani, Kak Gubott, Kak Ridha, Pepeng, Bebe, Qoqom, Kiyee, Nikentut, Kiki, Rahmah, Widya). Terima kasih lukisan warna-warni yang indah selama 4 tahun kita bersama.

13. Teman- teman seperjuangan di Kelas Reguler A angkatan 2012 yang membantu dalam suka maupun duka.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah SWT membalas semua jasa baik kepada semuanya dan semoga skripsi saya bermanfaat bagi semua yang membaca serta dapat dijadikan sumbangan pemikiran di dalam dunia pendidikan terutama di bidang Pendidikan Anak Usia Dini.

Medan, Juni 2016 Mahasiswa,

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I :PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Pembatasan Masalah ... 7

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5. Tujuan Penelitian ... 7

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : LANDASAN TEORETIS

2.1. Pengenalan Sains ... 9

2.1.1. Pengertian Sains ... 9

2.1.2.Fungsi dan Sifat Sains ... 10

2.1.3. Pengenalan Sains Anak Usia 5-6 Tahun ... 12

2.1.4. Tujuan Pengenalan Sains Untuk Anak Usia Dini ... 15

2.2.Apotek Hidup ... 18

2.2.1. Pengertian Apotek Hidup ... 18

(9)

2.2.3. Langkah-langkah Pengenalan Sains dengan Apoteh Hidup .. 24

2.4. Kerangka Berpikir ... 27

2.5. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ... 29

3.2. Populasi dan Sampel ... 29

3.2.1. Populasi ... 29

3.2.2. Sampel ... 30

3.3. Variabel Penelitian ... 30

3.4. Defenisi Operasional... 30

3.4.1. Pengenalan Sains Anak Usia 5-6 Tahun ... 30

3.4.2. Apotek Hidup ... 31

3.5. Desain Penelitian ... 31

3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.8. Teknik Analisis Data ... 34

3.7.1. Uji Normalitas ... 35

3.7.2. Uji Homogenitas... 35

3.7.3. Uji Hipotesis... 36

3.9. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ... 38

(10)

4.1.2. Data Pretest ... 39

4.1.3. Data Post-test ... 41

4.2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 43

4.2.1.Uji Normalitas ... 43

4.2.2. Uji Homogenitas... 44

4.2.3. Uji Hipotesis... 45

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian... 46

4.3.1.Pembahasan Analisis Deskriptif... 46

4.3.2.Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 48

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan... 50

5.2. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel Kisi Kisi Pengenalan Sains Anak ... 32

Tabel 3.2 Tabel Jadwal Rencana Penelitian ... 37

Tabel 4.1. Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pengenalan Sains anak sebelum treatment (pretest) ... 39

Tabel 4.2. Tabel Analisis Statistik Deskriptif Pengenalan Sains Anak Data Pretest ... 40

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Nilai Pengenalan Sains anak sesudah treatment (posttest) ... 41

Tabel 4.4. Tabel Analisis Statistik Deskriptif Pengenalan Sains Anak Data Posttest ... 42

Tabel 4.5. Ringkasan Uji Normalitas Data dengan Uji Lilifors ... 43

Tabel 4.6 Ringkasan Uji Homogenitas ... 44

(12)

DAFTAR GAMBAR

Tabel 4.1. Grafik Histogram Nilai Pengenalan Sains Anak sebelum

dilakukan treatment (Pretest) ... 40 Tabel 4.2. Grafik Histogram Nilai Pengenalan Sains Anak sesudah

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan anak usia dini ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini. awal kehidupan anak merupakan masa paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal dimasa selanjutnya.

Selanjutnya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I butir 14 menetapkan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Undang-undang ini mengamanatkan bahwa pendidikan harus dipersiapkan secara terencana dan bersifat holistik sebagai dasar anak memasuki pendidikan lebih lanjut.

(14)

Menyadur dalam kerangka dasar dan struktur Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini No.146 : 2014, Penelitian menunjukkan bahwa masa peka belajar anak dimulai dari anak dalam kandungan sampai 1000 hari pertama kehidupannya. Menurut ahli neurologi, pada saat lahir otak bayi mengandung 100 sampai 200 milyar neuron atau sel syaraf yang siap melakukan sambungan antar sel. Sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berusia 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi 100% ketika berusia 8 sampai 18 tahun. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa stimulasi pada usia lahir-3 tahun ini jika didasari pada kasih sayang bahkan bisa merangsang 10 trilyun sel otak. Namun demikian, dengan satu bentakan saja 1 milyar sel otak akan rusak, sedangkan tindakan kekerasan akan memusnahkan 10 milyar sel otak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan potensi tersebut adalah dengan program pendidikan.

(15)

kebenaran melalui ilmu pengetahuan. Pengenalan sains untuk anak bertujuan agar anak secara individu maupun kelompok dapat mengeksplor, mencari tahu, dan membangun pengetahuannya sendiri tentang apa yang dilihat, dirasakan, dicium melalui alat inderanya.

Masnipal (2013:67) mengemukakan bahwa melalui rasa ingin tahu yang besar anak dapat menemukan pengalaman baru, semakin kaya akan pengalaman baru, semakin kaya pengalaman yang diperoleh akan semakin cepat ia mampu menyesuaikan dirinya dengan dunia sekitar. Rasa keingintahuan anak akan merangsang aktivitas eksploratif anak terhadap lingkungan di sekitarnya, termasuk keingintahuannya tentang alam disekitarnya. Pengenalan sains dengan sumber belajar apotek hidup merangsang anak untuk menggunakan panca inderanya. Melalui pengembangan alat-alat inderanya, anak bebas bergerak, menyentuh, memanipulasi secara bebas apa yang ia dapatkan di apotek hidup.

Dalam lingkup perkembangan kognitif yang mengacu pada Permendiknas No.137 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, anak usia 5-6 tahun menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti : apa yang terjadi ketika tanaman dibiarkan saja tanpa disiram), memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan diterima sosial, menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru, dan menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah.

(16)

berguna dan memiliki khasiat bagi manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari maupun untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, dan juga untuk merawat kecantikan tubuh. Tanaman apotek hidup selain bermanfaat juga membantu anak untuk mengenali sains untuk proses perkembangan kognitif sainsnya, dengan mengenali macam-macam jenis tanaman obat, cara menanam dan cara perawatannya. Hal ini dimaksudkan agar pengetahuannya terintegrasi dengan pengalamannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Rukiyah (2014 : 2) menyebutkan bahwa Pembelajaran Sains dengan mengenalkan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar pada Anak Usia Dini, sesuai dengan karakteristik anak dan tahapan perkembangannya dengan model pembelajaran montessori ,serta strategi yang tepat melalui berbagai hal yang perlu diketahui. Adapun prinsip membelajarkan sains pada anak usia dini, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1)Konkret dan dapat dilihat langsung. 2) Bersifat Pengenalan. 3) Seimbang antra kegiatan fisik dan mental. 4) Berhati-hati dengan pertanyaan “mengapa”. 5) Sesuai dengan perkembangan anak. 6) Sesuai kebutuhan individual. 7) Mengembangkan kecerdasan. 8)Sesuai langgam Belajar Anak. 9) Kontektual dan multi konteks. 10) Terpadu. Adapun Lingkungan sebagai Sumber belajar yang dapat digunakan antara lain yang ada didekat anak seperti di kebersihan lingkungan rumah dan pekarangan rumah, pemeliharaan anggota tubuhnya,juga yang berhubungan langsung sesuai dengan kebutuhan anak usia dini.

(17)

bahwa media apotek hidup dapat meningkatkan kognitif anak usia 5-6 tahun. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklus ke-1 kemampuan kognitif anak belum meningkat dengan persentase 13% sampai 19%, baru pada siklus ke-2 kemampuan kognitif sains anak meningkat menjadi 87,5% sampai 100%. Hasil persentase tersebut berdasarkan teknik komunikasi langsung, observasi langsung, dan dokumenter. Peningkatan kemampuan kognitif sains melalui apotek hidup terlihat pada kemampuan anak ketika menyebutkan macam-macam apotek hidup, menyebutkan tanaman jahe, kunyit, lengkuas, kencur dengan cara mencium umbinya, dan menyebutkan ciri-ciri tanaman jahe, kunyit, lengkuas dan sebagainya.

(18)

sehingga melatih anak berpikir logis. Selain itu dengan bantuan apotek hidup sebagai sumber belajar anak usia dini akan membantu dalam proses pengenalan sains anak.

Penelitian dan kesimpulan diatas selaras juga dalam kajian pendidikan menurut Johann Heinrick Pestalozzi yang terkenal sebagai penulis dan pendidik, Salah satu prinsip pendidikan menurut Pestalozzi adalah konsep back to nature yang diartikan sebagai upaya agar anak gemar melakukan pengamatan terhadap sumber belajar di lingkungan alam sekitarnya, keaktifan anak berinteraksi dengan lingkungan alam menjadi pengalaman langsung dan selanjutnya menjadi pengetahuan baru bagi anak. Untuk itu setelah menganalisis dan berpedoman dengan teori dan penelitian terdahulu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Apotek Hidup terhadap Pengenalan Sains Anak

Usia 5-6 Tahun di TK ABA 06 Bromo T.A 2015/2016”

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Adapun identifikasi dari masalah diatas adalah :

1. Pengenalan sains untuk anak prasekolah lebih menekankan pada proses daripada produk.

2. Prinsip pendidikan Pestalozzi (back to nature) yang diartikan sebagai upaya agar anak gemar melakukan pengamatan terhadap sumber belajar di lingkungan alam sekitarnya.

(19)

1.3. BATASAN MASALAH

Karena ada keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian ini dapat dilakukan secara lebih mendalam maka penulis memberi batasan dimana akan dilakukan penelitian dengan variabel yang diteliti adalah Apotek Hidup dan Pengenalan Sains Anak usia 5-6 tahun.

1.4. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apa pengaruh apotek hidup terhadap pengenalan sains anak usia 5-6 tahun?”

1.5. TUJUAN PENELITIAN

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini secara umum adalah “Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh apotek hidup terhadap pengenalan sains anak usia 5-6 tahun”. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Untuk mendeskripsikan desain pembelajaran dengan sumber belajar apotek hidup dan pengaruhnya terhadap pengenalan sains anak usia 5-6 tahun.

 Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan sumber belajar apotek hidup

1.6. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(20)

Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan diperoleh sumber belajar yang tepat untuk mengembangkan sains anak.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

1. Meningkatnya kemampuan guru dalam mengatasi kendala pembelajaran di PAUD

2. Dapat memberikan inspirasi bagi guru untuk melakukan proses belajar pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar yang inovatif sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.

3. Melatih keprofesionalan seorang guru dalam mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik

b. Bagi sekolah

1. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran bagi para guru lain dalam mengajarkan materi.

2. Sebagai masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara intensif dan kegiatan yang lebih inovatif dan menarik agar kualitas pembelajaran lebih efektif khususnya pada kualitas sekolah.

c. Bagi peneliti

(21)

BAB II

LANDASAN TEORETIS

2.1. PENGENALAN SAINS

2.1.1. Pengertian Sains

Surjani Wonorahardjo (2010 : 11) mengemukakan Ilmu pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan singkat sebagai sains. Sains (Inggris : science) berasal dari kata latin “scientia” yang berarti (1) pengetahuan tentang, atau tahu tentang ; (2) pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam. Biasanya sains atau ilmu mempunyai makna yang merujuk ke pengetahuan yang berada dalam sistem berpikir dan konsep teoritis dalam sistem tersebut, yang mencakup segala macam pengetahuan, mengenai apa saja. Adapun sistem pengetahuan ini dibangun dengan kesadaran kognisi yang meliputi semua kegiatan pengamatan dan analisis ditambah dengan serangkaian percobaan di laboratorium untuk memperkuat kerangka sistem tadi dan pemahaman yang lebih komprehensif.

(22)

fakta serta premis sebelumnya memberikan alur pikir logis yang tidak mudah goyah.

Sund and Corring dalam (Hotlia Hutabarat,dkk : 2013) mengemukakan “defines science as systematic knowledge or arrenged on a regular basis, generally, and a collectionof observations and experimental data. Activities in science is always associated with experiments that require the skill and craft”. Sains (Science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund and Corring dalam (Hotlia Hutabarat,dkk : 2013) merumuskan bahwa sains merupakan kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sains atau ilmu pengetahuan alam adalah sekumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui proses pencarian yang telah diuji kebenarannya dan ditunjang dengan fakta-fakta yang ada di alam.

2.1.2. Fungsi dan Sifat Sains

Menurut Surjani Wonorahardjo (2010 : 11) mengemukakan bahwa :

(23)

Ilmu pengetahuan alam atau sains berfungsi untuk membantu manusia berpikir dalam pola sistematis, karena belajar sains sangat berurusan dengan logika dan matematika, tentu saja sains sangat membantu kita berpikir lebih sistematis, terutama dalam hal menghadapi permasalah di dunia dan menyangkut alam. Sains dapat menjelaskan gejala alam serta hubungan satu sama lain antar gejala alam. Kemampuan sains untuk “menjelaskan” ini memungkinkan karena sains mempunyai sifat-sifat utama : (1) analitis, (2) logis, (3) sistematis, (4) kausatif, (5)kuantitif. Analitis yairu dapat meneliti setiap bagian dari objek dengan seksama dan terstruktur. Logis berarti dapat dipikirkan dan diamati dengan sederhana dan masuk akal, yang memberikan serangkaian sebab akibat dalam proses-prosesnya. Sedangkan Sistematis adalah urutan penjelasan harus ada dan sifatnya logis serta berhubungan dengan sebab akibat tadi. Selain itu Kausatif merupakan menjelaskan gejala alam berdasarkan penyebab-penyebabnya. Dan sifat yang terakhir, Kuantitatif, artinya dapat diukur dan apa yang dilaporkan dalam bentuk angka-angka dapat dipercaya secara statistika.

(24)

Sains digunakan untuk melestarikan alam karena sumbangan ilmunya mengenai alam (Rukiyah : 2014). Karena pengamatan dan analisis yang mendalam mengenai alam ilmuwan akan tahu sampai dimana alam dapat dimanfaatkan dan sampai dimana alam justru dirusak oleh aktivitas manusia. Dengan pengetahuan inilah sebenarnya alam yang sudah terlanjur rusak dapat direhabilitasi dan dijaga dari pihak pelaku yang tidak bertanggung jawab.

2.1.3 Pengenalan Sains untuk Anak Usia 5-6 Tahun

Penelitian yang dilakukan oleh Rukiyah (2014) bahwa anak usia dini, atau usia prasekolah, berada dalam masa emas perkembangan otaknya. Salah satu hasil penelitian menyebutkan, kapasitas kecerdasan anak pada usia empat tahun sudah mencapai 50 persen. Kapasitas ini akan meningkat hingga 80 persen pada usia delapan tahun. Ini menunjukkan pentingnya memberi rangsangan pada anak usia dini.

(25)

berpikir logis, dan urut (sistematis). Di samping itu, dapat pula melatih anak bersikap cermat, arena anak harus mengamati, menyusun prediksi, dan mengambil keputusan.

Joseph Abruscato (1996: 2) berpendapat bahwa “ Science as processes

that lead to discovery”.

In an effort to make sensse of their surrounding, scientists use one or more science process skill. These process skill include observasing,

calssifying, using space/time relationship, using numbers,

measuring, communicating, hypothesizing, experimenting,

controlling, interpenting data, and defining operationlly.

(26)

Pengenalan sains pada anak usia dini sangat penting untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada anak tentang alam dan segala isinya yang memberikan makna terhadap kehidupannya di masa yang akan datang. Pengembangan sains bagi anak usia dini, harus memiliki arah dan tujuan yang jelas, karena dengan tujuan yang jelas akan dapat dijadikan standar dalam menentukan tingkat ketercapaian dan keberhasilan suatu tujuan pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan. Suatu tujuan yang dianggap terstandar dan memiliki karakteristik yang ideal, apabila tujuan yang dirumuskan memiliki tingkat ketepatan (validity), kebermaknaan (meaningfulness), fungsional dan relevansi yang tinggi dengan kebutuhan serta karakteristik sasaran (Rukiyah: 2014)

NAP dalam Seefeldt, Carol ( 2008 : 414) Berikut indikator keterampilan pengenalan sains untuk bisa berpikir dan bertindak menurut cara-cara berkaitan dengan fakta-fakta :

(1) Mengajukan pertanyaan, khususnya pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memberi kesempatan bagi anak untuk bicara, (2) Merencanakan penyelidikan, (3) Melakukan penyelidikan dengan memakai pengamatan, alat-alat sesuai, dan teknik-teknik pengumpulan data, (4) Mengorganisasikan pikiran-pikiran mereka, berpikir logis tentang hubungan antara kenyataan dan penjelasan-penjelasan guru, (5) Mengkomunikasikan ide-ide mereka kepada orang lain.

(27)

yang akan diselidiki, alat-alat yang digunakan, serta pengumpulan fakta-fakta dan bukti yang ditemukan dilapangan. Setelah merencanakan, selanjutnya anak melakukan penyelidikan dengan memakai pengamatan, alat-alat sesuai, dan teknik-teknik pengumpulan data. Hal ini guru juga berperan agar tidak bebas sendirian untuk menyelidiki namun juga tidak terlepas dari pengawasan guru. Bukti atau fakta yang ditemukan anak dilapangan akan mengorganisasikan pikiran mereka dan membentuk pengetahuannya sendiri. Selanjutnya anak mengkomunikasikan ide-ide, gagasan, pengetahuan yang mereka bentuk sendiri kepada orang lain.

2.1.4. Tujuan Pengenalan Sains Untuk Anak Usia Dini

Ada beberapa pandangan ilmuwan terhadap pendidikan dan pembelajaran sains menyatakan bahwa tujuan pendidikan sains sejalan dengan kurikulum sekolah, yakni mengembangkan anak secara utuh baik aspek domain kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotor anak ( Abruscato, 1996) tujuan sains yang mendasar adalah untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak didik terhadap dunia dimana dia hidup dan memfokuskan pengenalan sains terletak pada bagaimana kita membiarkan diri anak dididik oleh alam agar menjadi lebih baik. Maknanya dididik dengan alam, melatih anak untuk jujur dan tak berprasangka.

(28)

hendaknya diarahkan pada penguasaan konsep dan dimensi-dimensinya, kemampuan menggunakan metode ilmiah, dalam pemecahan suatu masalah, sehingga terbangun kesadaran akan kebesaran Tuhan Yang Maha Pencipta Alam, yang ciptaan-Nya kita pelajari selama ini.

Leeper dalam (Emma Sovia : 2015) mengemukakan tujuan pembelajaran sains bagi anak usia dini adalah sebagai berikut :

(1)Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya. (2) Agar anak memiliki sikap ilmiah. Hal-hal yang mendasar, misalnya : tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka. (3) Agar anak-anak mendapatkan penngetahuan dan informasi ilmiah yang lebih baik dan dapat dipercaya, artinya informasi yang diperoleh anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya.(4) Agar anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.

(29)

Selain itu, Emma Sovia (2015 : 54) berpendapat bahwa pengenalan sains pada anak juga membantu melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang. Selain itu pengenalan sains juga menfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerjasama dan mandiri dalam kehidupannya.

Seefeldt, Carol & A. Wasik, Barbara (2008:56) berpendapat dengan pengenalan sains diharapkan agar anak mampu mengenal dan menggunakan menggunakan teknologi sederhana & konsep sains yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang di temukan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut pengenalan sains membantu anak dalam pengenalan dan penguasaan fisika dasar/sains seperti melakukan eksplorasi/penyelidikan dan percobaan sederhana dengan berbagai benda (air, angina, api dan magnet).

(30)

2.2. Apotek Hidup

2.2.1. Pengertian Apotek Hidup

Menyadur pernyataan Sugeng HR (1999:65) bahwa Sejarah apotek hidup telah ada ratusan tahun yang lalu, dimana pengolahan obat masi serba tradisional. Pada masa tersebut pengobatan tradisional di gunakan oleh para tabib yang memiliki pengetahuan tentang jenis tanaman dan effect dari tanaman tersebut. Oleh karena itu, penggunaan apotek hidup sangatlah berperan untuk mempermudah para tabib agar ketika mereka membutuhkan suatu tanaman, mereka tidak perlu repot untuk mencarinya kembali. Oleh karena itu Apotek hidup ini dapat dikatakan memiliki peran penting dalam kehidupan masa lampau.

Menurut Raditya Akbar (2015:4) Apotek hidupadalah memanfaatkan sebagian t anah untuk ditanami tanaman obat-obatanuntuk keperluan sehari-hari. Umum diketahui, bahwa banyak obat-obatan tradisional yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Obat tradisional umumnya lebih aman karena bersifat alami dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat-obat buatan pabrik. Bahkan tanaman yang selama ini kita kenal sebagai tanaman liar atau bahkan gulma yang mengganggu tanaman budidaya sebenarnya memiliki potensi atau manfaat sebagai obat.

(31)

budidaya, manfaat serta pelestariannya secara lebih intensif. Berbagai upaya dapat dilakukan berkaitan dengan upaya pembudidayaan tanaman berpotensi obat ini.

Dalam hal ini apotek hidup bukan hanya menjadi lahan untuk ditanami obat-obatan tetapi dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar di taman kanak-kanak sebagai sumber belajar. Apotek hidup yang berisi tanaman-tanaman obat digunakan untuk menstimulasi rasa keingintahuan anak dengan explorasi untuk pengenalan sains anak usia 5-6 tahun.

2.2.2. Tanaman Apotek Hidup

Menyadur pernyataan Arief hariana (2015:3) tentang aneka jenis tanaman, sayuran, dan buah-buahan memiliki khasiat yang luar biasa untuk menjaga kesehatan tubuh, bahkan dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Selain itu juga mudah dibudidayakan serta dapat diolah menjadi masakan, makanan, atau minuman yang nikmat dan sehat. Berikut macam-macam tanaman yang biasa ditanami di apotek hidup dan manfaatnya :

1. Jahe

(32)

yang bisa menyebabkan penyakit stroke dan serangan jantung, untuk mengobati perut kembung dan nyeri, menyobati gangguan pencernaan dan juga iritasi usus.

2. Kunyit

Kunyit merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Pada perkembangannya kemudian, persebaran kunyit meluas lintas benua, dari Australia, Asia, hingga Afrika. Manfaat kunyit bukan sekedar bumbu masakan biasa, kunyit mengandung khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh maupun untuk kecantikan, seperti untuk mendinginkan badan, membersihkan lambung, melepaskan kelebihan gas di usus, menghentikan pendarahan, juga mencegah pengumpulan darah.

3. Rumput teki

Rumput teki (cyperus rotundus. L) atau orang jawa menyebutnya suket teki merupakan salah satu tanaman gulma sejenis rumputan yang bisa bertahan hidup sepanjang tahun sehingga mudah dijumpai dimana-mana. Tentu saja banyak orang menganggapnya sebagai tanaman liar yang mengganggu. Sejak dulu, rumput ini hanya dijadikan makanan ternak atau anak-anak jaman dulu mengayamnya menjadi wayang berukuran kecil, wayang suket teki. Manfaatnya sebagai tanaman penyembuh. Dari hasil penelitian diperoleh fakta bahwa umbi (rimpang) rumput teki ini mengandung alkaloid, glikosida jantung, flavonoid dan minyak menguap sebanyak 0,3-1% yang isinya bervariasi, tergantung daerah asal tumbuhnya.

4. Lidah buaya

(33)

kecantikan, minuman, dan makanan ringan, maupun digunakan sebagai tamana hias. Tanaman yang juga populer dengan aloe vera ini berasal dari benua Afrika namun saat ini sudah dapat ditemukan dengan mudah dimana-mana. Banyak sekali manfaat lidah buaya untuk kesehatan serta untuk perawatan rambut dan kulit karena tanaman ini mengandung paling sedikit 72 jenis zat gizi dan 200 senyawa lainnya yang sangat berguna bagi manusia, diantaranya enzim, semua jenis vitamin kecuali vitamin D, mineral, glukosa, saponin, serta 20 dari 22 jenis asam amino, dan masih banyak lagi.

5. Serai

Serai (cymbopon citratus), dikenal pula dengan nama sereh, merupakan salah satu jenis tanaman dari suku rumput-rumputan yang memiliki banyak khasiat. Selain bermanfaat untuk kesehatan manusia, serai juga biasa digunakan sebagai bahan tambahan untuk bumbu dapur. Bahkan, serai bisa pula digunakan untuk mengusir nyamuk atau jenis serangga lainnya.

6. Lengkuas

(34)

7. Mengkudu.

Mengkudu, (morinda citrifolia), juga kerap disebut dengan pace. Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 meter. Tinggi pohon mengkudu bekisar antara 3-8 meter. Buahnya, saat masih muda berwarna hijau mengkilap dan bintik memiliki totol-totol, dan ketika tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam. Aroma buah mengkudu sangat tidak sedap, namun dari buah inilah terkandung zat-zat alami baik untuk kesehatan juga pengobatan. Berbagai riset telah dilakukan sejak tahun 1970-an oleh berbagai macam lembaga penelitian dunia mengenai khasiat buah mengkudu. Survei-survei lebih lanjut menghasilkan kesimpulan bahwa buah ini pun mampu membantu pemulihan sejumlah penyakit lain, seperti penyakit jantung, gangguan pencernaan, diabetes, stroke, dan lain-lain.

8. Sirih

Sirih (piper betle) merupakan tanaman rambat yang tumbuh menyebar di Asia Selatan hingga Asia Tenggara, dari Pakistan hingg Papua Nugini. Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri dari betlephenol, kavikol, seskuiterpe, hidrosikavikol, cavibetol, estragol, euganol, dan karvakol. Daun sirih juga memiliki kandungan enzim diastase, gula dan tannin. Daun sirih sanggung mematikan kuman dan jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan pendarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan.

(35)

Tumbuhan ini asli Indonesia dengan beragam nama dan identik dengan jamu. Di Jawa disebut temaulawak, di Sunda disebut koneng gede, sedangkan di Madura disebut temulabak. Temulawak ini memiliki bentuk dan warna yang hampir mirip dengan kunyit. Tumbuhan ini memiliki beberapa kandungan senyawa kimia yang terdapat pada rimpanganya, antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap.

10. Cabai Merah

Cabai merah biasa digunakan untuk memasak agar masakan terasa pedas. Tumbuhan yang bernama latin Capsicum annum ini, kerap digunakan di hampir setiap masakan lauk untuk teman nasi, masih jrang yang mengetahui manfaatnya bagi kesehatan.

Berbagai penelitian menyimpulkan di balik rasa pedasnya, cabe memiliki banyak manfaat. Diantaranya, cabe dapat mengurangi resiko kanker, menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan bahkan dapat menyembuhkan luka. Cabe juga dapat memperkecil resiko terserang stroke, penyumbatan pembuluh darah, impotensi, dan jantung koroner. Karena, dengan mengkonsumsi capsain secara rutin darah akan tetap encer dan kerak lemak pada pembuluk darah tidak akan terbentuk. Sehingga, darah akan mengalir dengan lancar. Jadi, cabe juga berkhasiat mengurangi terjadinya penggumpalan darah (trombosit)

11. Kangkung

(36)

dan sangat nikmat jika diolah menjadi masakan. Kangkung termasuk sumber energi yang potensial dan mengandung banyak sekali zat gizi, antara lain protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, hingga vitamin C. Oleh karena itu, kangkung sangat baik untuk manusia bahkan bisa menjadi obat alami untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Beberapa manfaat kangkung untuk kesehatan manusia antara lain untuk mengatasi sembelit dan insomnia, menyehatkan ginjal, mencegah anemia, mengobati mimisan, meredakan sakit kepala, mengurangi nyeri haid, menyembuhkan ambeien, untuk obat sakit gigi, dan melancarkan pencernaan.

12. Kecambah.

Kecambah atau juga dikenal dengan nama tauge/toge tentunya sudah sangat kita kenal. Toge atau kecambah sebenarnya adalah embrio dari tanaman atau sayuran. Jenis kecambah yang sering dikonsumsi manusia adalah embrio dari kacang hijau. Maka tidak heran jika kecambah atau toge ini memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan gizi yang terdapat pada kecambah antara lain : karbohidrat, protein, asam folat, fosfor, seng, potasium, kalium, zat besi, vitamin A, vitamin B, Vitamin C, serat, niacin, dan energi. Manfaat mengkonsumsi kecambah diantaranya dapat memperlancar sistem pencernaan, untuk melangsingkan tubuh,dan mencegah penyakit kanker payudara.

2.2.3. Langkah-langkah Pengenalan Sains dengan Apotek Hidup

(37)

operasional. Untuk itu, kegiatan sains sebaiknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan karakteristik anak tersebut. Berikut ini rambu-rambu yang dapat menjadi acuan dalam pengenalan sains. (a)Bersifat konkret, (b) hubungan sebab akibat secara langsung), (c)memungkinkan anak melakukan explorasi (d) Memungkinkan anak mengontruksi pengetahuan sendiri (e) Memungkinkan anak mengontruksi pengetahuan sendiri

Objek yang digunakan dalam pengenalan sains adalah benda konkret. Guru tidak dianjurkan untuk menjejali anak dengan konsep-konsep abstrak. Dalam hal ini guru menyiapkan apotek hidup agar anak dapat menemukan sendiri konsep pengenalan sains tersebut.

Anak usia 5-6 tahun masih sulit menghubungkan sebab akibat yang tidak terlihat secara langsung karena pikiran mereka yang transduktif. Seorang anak belum bisa menghubungkan sebab akibat yang tidak terlihat secara langsung. Namun ketika melihat peristiwa secara langsung, anak mampu mengetahui hubungan sebab akibat yang terjadi. Misalnya : apa yang terjadi ketika tanaman apotek hidup dibiarkan saja tanpa disiram setiap hari, apa yang akan terjadi ?

Sebaiknya, kegiatan sains memungkinkan anak untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda yang ada disekitarnya. Guru dapat menghadirkan objek dan fenomena yang menarik. Dengan demikian, anak dapat menggunakan hampir semua panca inderanya untuk melakukan eksplorasi atau penyelidikan.

(38)

nama-nama objek. Guru harus memungkinkan anak untuk berinteraksi secara langsung dengan objek dan memperoleh pengetahuan memalui inderanya dari objek tersebut. jadi, sangat tidak tepat jika memperkenalkan anak dengan berbagai objek melalui gambar atau model.

Langkah-langkah kegiatan pengenalan sains dengan apotek hidup.

1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan, khususnya pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memberi kesempatan bagi anak untuk bicara. Misalnya anak bertanya tentang mengapa tanaman ini disebut apotek hidup. Mengapa tumbuhan ini mati kalau tidak disiram.

2. Merencanakan penyelidikan. Seperti yang dijelakan diatas tentang rambu-rambu acuan dalam mengenalkan sains bahwa anak melakukan eksplorasi sendiri. Dengan merencanakan penyelidikan maka anak akan dapat membentuk pengetahuannya sendiri sesuai dengan apa yang didapatkan di apotek hidup.

3. Melakukan penyelidikan dengan memakai pengamatan, alat-alat sesuai, dan teknik-teknik pengumpulan data. Anak akan menggunakan panca inderanya untuk mengeksplore tanaman apotek hidup. Misalnya mencium umbi jahe, kunyit, cabe. Serta dapat mengetahui teksturnya, lembutkah, kasarkah, atau bergerigi.

(39)

5. Mengkomunikasikan ide-ide mereka kepada orang lain (NAP,1996) dalam Seefeldt, Carol ( 2008 : 414). Dalam hal ini anak akan mengkomunikasikan kepada temannya atau kepada orang tuanya saat dirumah.

2.3. Kerangka Berpikir

Pengenalan sains untuk anak pra sekolah lebih ditekankan pada proses daripada produk. Untuk anak prasekolah keterampilan proses sains hendaknya dilakukan secara sederhana sambil bermain. Kegiatan sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada disekitarnya. Anak belajar menemukan gejala benda dan gejala peristiwa dari benda-benda tersebut.

Sains juga melatih anak menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau, merasakan dan mendengar. Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, anak semakin memahami apa yang dipelajari. Anak memperoleh pengetahuan baru hasil penginderaanya dengan berbagai benda yang ada disekitarnya. Pengetahuan yang diperolehnya akan berguna sebagai modal berpikir lanjut. Melalui proses sains, anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis.

(40)

mengkomunikasikan apa yang didapatkan dari apotek hidup (Berani berbicara) kepada temannya atau guru.

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh yang signifikan antara apotek hidup dan pengenalan sains anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bromo Medan T.A 2015/2016

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan :

1. Dengan apotek hidup dapat memberikan pengaruh terhadap pengenalan sains anak usia 5-6 tahun dibandingkan tanpa menggunakan apotek hidup.

2. Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh nilai rata-rata pretest yaitu 7,5 dan pada post-test 10,1. Terlihat perkembangan pengenalan sains anak sebelum dan sesudah dilakukan apotek hidup.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan, apotek hidup terhadap pengenalan sains anak usia 5-6 tahun di TK ABA 06 Bromo T.A 2015/2016.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka saran dalam penelitian ini ditujukan kepada:

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menggunakan apotek hidup untuk mengenalkan sains dengan cara: (1) memberi kesempatan pada anak untuk mengajukan pertanyaan, (2) melakukan penyelidikan (3) mengorganisasikan pikiran-pikiran, dan (4) mengkomunikasikan ide-ide mereka kepada orang lain. 2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi bahan masukan dalam melakukan

(42)
(43)

52 DAFTAR PUSTAKA

Abruscato, Joseph.1996. Teaching Children Science. United State America : Simon & Schuster Company

Akbar, Raditya. 2015. Aneka Tanaman Apotek Hidup di Sekitar Kita. Jakarta : One Books

Hariana, Arief. 2015. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar Swadaya

HR, Sugeng. 1999. Tanaman Apotek Hidup. Semarang : Aneka Ilmu

Hutabarat, Hotlia, dkk. Peningkatan Kemampuan Kognitif pada Pembelajaran

Sains dengan Media Apotek Hidup pada Anak Usia 5-6 Tahun. Prodi

PG-PAUD. FKIP UNTAN. Diakses pada tanggal 12 Desember 2015

Masnipal. 2013. Siap Menjadi Guru dan Pengelola Paud Profesional. Jakarta :

Rukiyah. Pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini pengenalan Lingkungan

Alam sebagai Sumber Belajar. Depdiknas. Dikti. Diakses pada tanggal 12

Desember 2015

Seefeldt, Carol & A. Wasik, Barbara. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT.Indeks

Sovia, Emma. 2015. Buat Anak Anda Jago Eksakta!. Yogyakarta : Diva Press Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Gambar

Tabel 3.1.  Tabel Kisi Kisi Pengenalan Sains Anak ................................... 32
Tabel 4.1.  Grafik Histogram Nilai Pengenalan Sains Anak sebelum

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum mengaitkan pendidikan islam dengan disiplin postkolonial, menarik kiranya mengutip pendapat Mustafied (2013) dalam mengelompokkan perkembangan historis

bahwa kewajiban pengusaha merupakan hak pekerja/buruh, dan sebaliknya kewajiban pekerja- /buruh adalah hak pengusaha. Untuk itu jika terjadi pelanggaran kewajiban yang

Bagan tersebut melukiskan kesejajaran tindak guru mencapai sasaran belajar, dan tindak siswa yang belajar untuk mencapai tujuan belajar sampai lulus dan

Metode keteladanan digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, sehingga siswa tidak usah disuruh, sudah.. melaksanakan shalat berjamaah.Dengan mendampingi peserta

Kompetensi Keahlian : Desain dan Produksi Kria

perairan peralihan antara sungai dan laut yang salinitasnya lebih tinggi dari salinitas sungai dan lebih rendah dari salinitas lautc. perairan peralihan antara sungai dan laut

Adapun tujuan penelitian ini adalah mencari kondisi yang sesuai untuk menumbuhkan kalus dari daun Vitex trifolia yang meliputi : pemilihan cara sterilisasi yang

Kreatifitas manusia di dalam bidang hak kekakayaan intelektual, seperti hak cipta, paten, merek, perlindungan varietas tanaman, rahasia dagang, desian industri dan