EFEK MODELPROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA PHET DAN MOTIVASI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA
SISWA MA ULUMUL QURAN LANGSA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
NURJAMILAH PANE
NIM. 8146176013
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Nurjamilah Pane. NIM. 8146176013. Efek Model Problem Based Learning
Menggunakan Media PhET dan Motivasi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa MA Ulumul Quran. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning
menggunakan media PhET lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional, kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada kelompok siswa yang memiliki motivasi di atas rata-rata lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki motivasi di bawah rata-rata dan interaksi antara model problem based learning menggunakan media PhET dan motivasi dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MA Ulumul Quran Langsa. Pemilihan sampel dilakukan secara cluster random sampling yaitu kelas XI IPA1 dan XI IPA5. Instrumen penelitian ini menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk uraian dan tes motivasi belajar dalam bentuk angket. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang dibelajarkan dengan model
problem based learning menggunakan media PhET lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional, kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada kelompok siswa yang memilki motivasi di atas rata-rata lebih baik dibandingkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada kelompok siswa yang memiliki motivasi di bawah rata-rata dan ada interaksi antara model problem based learning menggunakan media PhET dan motivasi dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa.
ABSTRACT
Nurjamilah Pane. Roll No. 8146176013. The Effects of Problem Based Learning Model Using PhET Media and Motivation on Physics Problem-Solving Ability of MA Ulumul Quran Students. A Thesis. Medan: Post Graduate School, State University of Medan, 2016
This study aimed to analyze the students’physics problem-solving abilities who learned with problem based learning model using PhET media were better than
the students who learned by conventional learning, the students’ physics
problem-solving abilities in the group of students who had motivations above average were better than the group of students who had motivations below average and the interactions between the problem based learning model using media PhET and the motivations to enhance thestudents’ physics problem solving abilities. This study was aquasi experimental. The study population was class XI students of MA Ulumul Quran Langsa. Sample selection was done by cluster random sampling of class XI IPA 1 and class XI IPA 5. The instruments of this study used the problem-solving ability test in the form of descriptions and learning motivation test in the form of a questionnaire. The data were analyzed by
ANOVA two lanes. The results showed that students’ physics problem-solving abilities who learned with a problem based learning model using PhET media werebetter than the students’physics problem solving abilities who learned with
conventional learning, the students’ physics problem-solving abilities in the group who had motivations above average were better than students’ physics problem solving abilities in the group of students who had motivations below average and there were interactions between the problem based learning model using PhET media and motivations to improve students' physics problem-solving abilities.
iii
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa kareana atas berkat dan pertolongan-Nya tesis yang berjudul “Efek Model
Problem Based Learning Menggunakan Media PhET dan Motivasi terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa MA Ulumul Quran Langsa” dapat selesai ditulis. Penulis menyadari tesis ini dapat selesai berkat adanya
bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S, selaku Pembimbing I yang
selalu setia memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan tesis ini.
2. Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku Pembimbing II yang selalu memberikan arahan
dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.
3. Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M selaku narasumber yang memberikan masukan
guna kesempurnaan tesis ini.
4. Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd selaku narasumber yang memberikan
masukan guna kesempurnaan tesis ini.
5. Ibu Dr. Karya Sinulingga, M.Si selaku narasumber yang memberikan
masukan guna kesempurnaan tesis ini.
6. Bapak Kepala Sekolah MA Ulumul Quran Langsa yang telah memberikan
7. Seluruh pegawai perpustakaan UNIMED yang telah memberikan kemudahan
dan bantuan kepada penulis dalam pembacaan dan peminjaman buku-buku.
8. Teristimewa penulis ucapkan pada Ayahanda Rahuddin Pane dan Ibunda
Nurasiah Siregar yang telah secara terus menerus memberikan motivasi, doa,
serta kasih sayang yang tak pernah henti kepada penulis dalam
menyelesaikan studi di Unimed hingga selesainya tesis ini.
9. Spesial buat Khairul Anwar Harahap yang senantiasa memberikan motivasi,
do’akepada penulis serta kepada sahabat-sahabat terbaikku Dara Fitrah Dwi,
M.Pd, Rika Yulia Fitri, M.Pd, Eni Sumanti, M.Pd,Muti’ah, M.Pdyang telah
memberikan motivasi dan saran-saran kepada penulis.
10.Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Fisika Kelas B Eksekutif
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna, oleh
karena itu masukan dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya serta bermanfaat dalam menambah pengetahuan dunia pendidikan.
Medan, Maret 2016
Penulis
iv
2.1.1. Model PembelajaranProblem Based Learning 14 2.1.1.1 Pengertian ModelProblem Based Learning 14 2.1.1.2. Karakteristik ModelProblem Based Learning 16 2.1.1.3 Prinsip Dasar ModelProblem Based Learning 18 2.1.1.4 Sintaks Model ModelProblem Based Learning 18 2.1.1.5 Dampak Instruksional Model ModelProblem Based 24 2.1.1.6 Teori Belajar Pendukung ModelProblem Based Learning 25
2.1.2. Media PhET 28
2,1,3.5. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah 36
2.1.3.6 Prinsip-prinsip Motivasi Belajar 37
2.1.3.7 Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran 38
2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah 38
2.1.5. Hasil Penelitian yang Relevan 42
2.2. Kerangka Konseptual 46
2.2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa yang dibelajarkan dengan ModelProblem Based Learning
MenggunakanMedia PhET Lebih Baik dibandingkan dengan Siswa yang dibelajarkan dengan Pembelajaran
Konvensional 46
Baik Dibandingkan dengan Kelompok Siswa yang Memiliki
Motivasi di Bawah Rata-rata 48
2.2.3 Ada Interaksi antara Model Problem Based Learning
Menggunakan Media PhET dan Motivasi terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa 50
2.3 Hipotesis Penelitian 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 52
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 52
3.2 Populasi dan Sample 52
3.2.1 Populasi Penelitian 52
3.2.2 Sampel Penelitian 52
3.3 Variabel Penelitian 52
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 53
3.5 Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian 55
3.6 Instrumen Penelitian 58
3.6.1. Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah 58 3.6.1.1 Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 59 3.6.1.2 Realibilitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 62 3.6.1.3 Tingkat Kesukaran Kemampuan Pemecahan Masalah 64 3.6.1.4 Daya Beda Kemampuan Pemecahan Masalah 65
3.6.2. Instrumen Motivasi 67
3.7 Teknik Pengumpulan Data 68
3.7.1 Menghitung Simpangan Baku……….. 68
3.7.2 Uji Normalitas Data……….. 69
3.7.3 Uji Homogenitas Data……….. 70
3.7.4 Uji Hipotesis………. 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 72 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 72 4.1.2. Analisis Statistika Data Hasil Penelitian Pretes 72 4.1.2.1 Deskripsi Data Pretes 72 4.1.2.2 Uji Normalitas 75 4.1.2.3 Uji Homogenitas 75 4.1.2.4 Uji Kemampuan Awal Kemampuan Pemecahan Masalah 76 4.1.3 Analisis Statistika Data Hasil Penelitian Postes 77 4.1.3.1 Deskripsi Data Postes 77 4.1.3.2 Uji Normalitas 80 4.1.3.3 Uji Homogenitas 80 4.1.4 Hasil Instrumen Motivasi Belajar 81 4.1.5 Analisis Hasil Penelitian 84 4.1.5.1 Analisis Data PostesKemampuan Pemecahan Masalah…….. 84
4.1.5.2 Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Tingkat Motivasi Belajar……… 84
4.2 Pengujian Hipotesis 86
vi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 103
5.2. Saran 103
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks ModelProblem Based Learning 23 Tabel 2.2 Tahapan dan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Fisika 41
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu yang Menggunakan Model Problem
Based Learning 43
Tabel 3.1. Two Group pretes-postes Design 54
Tabel 3.2 Desain Penelitian Anava 2 Jalur 55
Tabel 3.3 Kisi-kisi Intrumen Kemampuan Pemecahan Masalah 59
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah 60
Tabel 3.5 Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah……….. 62
Tabel 3.6 Reliabilitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 64
Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 66
Tabel 3.8 Daya Beda 67
Tabel 3.9 Rubrik Penilaian Instrumen Motivasi Belajar 68
Tabel 3.10 Spesifikasi Angket Motivasi 68
Tabel 4.1 Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa 74
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes 76
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes 76
Tabel 4.4 Uji Kesamaan Kemampuan Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……….. 77
Tabel 4.5 Nilai Postes kemampuan Pemecahan Masalah Pada Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen……… 79
Tabel 4.6 Normalitas Distribusi Postes Kelas Eksperimen dan
KelasKontrol……….. 81
Tabel 4.7 Homogenitas Dua Varians Tes Akhir (Postes) Kelas
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………. 82
Tabel 4.8 Data Motivasil Belajar Gabungan Kedua Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 82
Tabel 4.9 Pengelompokkan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika
ix
Tabel 4.10 Data Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Motivasi
Di atas dan Di bawah Rata-rata pada Kelas Kontrol
dan kelas Eksperimen……… 85
Tabel 4.11 Desain Faktorial Rata-rata Anava DuaJalur……….. 87
Tabel 4.12 Data Faktor antar Subjek………. 87
Tabel 4.13Uji Homogenitas Antar Kelompok……….. 88
Tabel 4.14 Hasil Uji Anava Dua Jalur……….. 89
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hasil yang diperoleh pelajar dariproblem based
Learning... 25
Gambar 3.1 Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian……… 58
Gambar 4.1 Histogram Data Pretes Kelas Eksperimen………. 75
Gambar 4.2 Histogram Data Pretes Kelas Kontrol……… 75
Gambar 4.3 Histogram Data Postes Kelas Kontrol……….. 80
Gambar 4.4 Histogram Data Postes Kelas Eksperimen………. 80
Gambar 4.5 Grafik Postes dan Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol……… 84
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-1)………. 109
Lampiran 2 Bahan Ajar Pertemuan Pertama………. 122
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS-1)……… 126
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-2)………. 131
Lampiran 5 Bahan Ajar Pertemuan Kedua……… 142
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS-2)………. 146
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-3)………. 149
Lampiran 8 Bahan Ajar Pertemuan Ketiga……… 157
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS-3)……… 162
Lampiran 10 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah……….. 166
Lampiran 11 Kunci Jawaban Kemampuan Pemecahan Masalah………. 168
Lampiran 12 Angket Motivasi Belajar……….... 177
Lampiran 13 Tabulasi Data Pretes……… 180
Lampiran 14 tabulasi Data Postes……… 182
Lampiran 15 Tabulasi Data Motivasi Belajar……….. 184
Lampiran 16 Analisis Statistik dengan SPSS 17.00……… 186
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan
sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat
mendorong memaksimalkan potensi siswa sebagai calon sumber daya yang
handal untuk dapat bersikap kritis, logis dan inovatif dalam menghadapi dan
menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. Pembelajaran hendaknya
dirancang untuk mengembangkan potensi tersebut khususnya dalam pembelajaran
fisika.
Pembelajaran Fisika diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa untuk memahami Fisika secara ilmiah. Fisika adalah bagian dari
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang merupakan hasil pengalaman langsung dari
suatu gejala alam, membahas fenomena yang terjadi pada masalah-masalah nyata
yang ada di alam, sehingga pembelajaran Fisika bukan hanya penguasaan berupa
fakta, konsep dan prinsip tetapi juga suatu proses penemuan sistematis yang harus
ditempuh siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Siswa dimotivasi untuk
menggunakan kemampuan berfikir kritisnya dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran
fisika bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan
2
Namun demikian, fisika merupakan mata pelajaran yang kurang diminati oleh
siswa. Hal ini dikarenakan materi penuh dengan rumus-rumus, tidak
menyenangkan dan terkadang sulit diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
Banyak opini yang mengatakan bahwa ”mutu pendidikan Indonesia terutama
dalam mata pelajaran fisika masih rendah”. Adapun data yang mendukung opini
tersebut antara lain (1) Berdasarkan data rata-rata skor untuk domain kognitif
untuk konten sains khususnya mata pelajaran fisika pada survey TIMSS pada
tahun 2007 dan 2011, rata-rata skor siswa Indonesia untuk proses kognitif
knowing (mengetahui), applying (menerapkan) dan reasoning (penalaran) mengalami naik turun dengan rata-rata skor berturut turut sebesar 22, 23 dan 17
(Martin dkk, 2012 : 164-165), (2) hasil pengamatan dan pengalaman di lapangan
yang dilakukan di MA Ulumul Quran Langsa, pembelajaran yang digunakan oleh
guru fisika selama ini cenderung menggunakan pembelajaran konvensional yang
berpusat pada guru dengan urutan ceramah, tanya jawab , penugasan dan rata-rata
dalam satu semester hanya sekali melakukan praktikum di laboratorium, sehingga
menyebabkan pembelajaran kurang bermakna, (3) Observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti pada tanggal 26 Agustus 2015 pada salah satu kelas XI IPA MA
Ulumul Quran Langsa dari 25 orang siswa diobservasi dengan menggunakan
angket peneliti menemukan data bahwa dalam proses pembelajaran siswa dalam
kelas ternyata sebanyak 62,5% menyatakan pembelajran langsung dengan
mencatat dari guru yang bersangkutan, mengerjakan soal-soal sebesar 58,3%,
sedangkan untuk praktikum mempunyai persentase yang paling rendah sekitar
20%. Permasalahan lain dalam proses pembelajaran fisika saat ini adalah
penggunaan media pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika
siswa masih tergolong rendah.
Rendahnya hasil belajar fisika antara lain diukur dari rendahnya
kemampuan pemecahan masalah siswa, padahal kemampuan pemecahan masalah
itu sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan tes awal
yang dilakukan pada siswa kelas XI IPA di MA Ulumul Quran Langsa yang
berjumlah 25 siswa pada materi fluida statis diberikan 5 butir pertanyaan tentang
kemampuan pemecahan masalah dari 5 buah pertanyaan yang diberikan nilai
yang diperoleh siswa rata-rata untuk kemampuan pemecahan masalah 62,65
masih di bawah kriteria ketuntasan minimal atau KKM dengan nilai 75.
Berdasarkan fakta dari kegiatan observasi awal tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa fisika di sekolah tersebut masih rendah.
Banyak faktor yang menjadi penyebab kemampuan memecahkan masalah
siswa rendah salah satunya adalah dalam proses belajar mengajar, guru
mengajarkan konsep melalui kegiatan yang kurang berpusat pada siswa. Siswa
tidak dilibatkan secara aktif sehingga kurang memberikan kesempatan untuk
mengembangkan proses berpikirnya. Selain itu pembelajaran fisika belum
bermakna, bersusun dan tidak menekankan pada pemecahan masalah, sehingga
kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa rendah. Hal tersebut juga
merupakan salah satu yang menyebabkan isi pembelajaran fisika dianggap
sebagai hapalan, siswa dapat menyatakan konsep di luar kepala tetapi tidak
mampu memaknai maknanya.
Pemecahan masalah merupakan sejumlah urutan proses kognitif yang
4
jalan yang tepat untuk menjembatani kesenjangan yang ada atau dengan kata lain
menemukan jalan ke luar untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Berbagai
upaya dapat dilakukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi seseorang, hal
ini merupakan tantangan baginya sehingga terjadi proses berpikir untuk
menemukan cara atau prosedur yang tepat dalam hal pemecahan masalah tersebut.
Kemampuan memecahkan masalah penting dimiliki oleh siswa untuk
menentukan sikap dan tindakan yang benar pada saat dihadapkan dengan
masalah-masalah yang terjadi di sekolah. Dalam batasan pembelajaran fisika,
siswa dituntut untuk dapat memecahkan masalah berupa soal-soal tes yang
berhubungan dengan konsep fisika menggunakan analisis matematika sebagai
bentuk hasil belajar. Hal ini senada dengan penelitian Khanifah (2014: 49)
mengatakan bahwa pembelajaran Fisika diharapkan dapat mendorong siswa untuk
menjadi pembelajar yang aktif dan berpikir kritis dalam menganalisis serta
mengaplikasikan konsep untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemukan
di dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat kurangnya perhatian terhadap kemampuan pemecahan masalah
siswa dalam fisika beserta implikasinya, perlu untuk memberikan perhatian lebih
dalam kemampuan ini dalam pembelajaran fisika saat ini. Hal tersebut karena
kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan yang sangat penting dalam
aktivitas pemecahan masalah yang merupakan aktivitas utama dalam fisika.
Upaya mengatasi dan mengeliminasi masalah tersebut, diharapkan guru berperan
dalam menerapkan berbagai model pembelajaran di sekolah seperti model
Proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru, tetapi guru hanya
berperan sebagai fasilitator, motivator dan bukan satu-satunya sumber informasi
bagi siswa. Sebaliknya siswa sebagai subjek proses pembelajaran diberi
keleluasaan yang sangat luas untuk menentukan pencapaian kompetensi yang
harus diraih. Siswa juga harus lebih aktif menyampaikan ide, mencari solusi atas
masalah yang dihadapi dan menentukan langkah-langkah berikutnya sehingga
pengetahuan itu dapat bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataannya sulit mengharapkan siswa mampu mengajukan jalan
pikirannya sendiri. Siswa cenderung tampil sebagai individu yang otomatis,
melakukan hal-hal yang biasa dilakukan. Pola pembelajaran seperti itu harus
diubah dengan cara menggiring siswa mengkonstruksi ilmunya sendiri dan
menemukan konsep-konsep secara mandiri , untuk mengantisipasi masalah tersebut,
guru dituntut mencari dan menemukan suatu cara yang dapat menumbuhkan
motivasi belajar peserta didik. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru
diharapkan dapat menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan menemukan, mengembangkan, menyelidiki dan mengungkapkan ide
siswa sendiri. Salah satu model pembelajaran dalam pembelajaran fisika yang
dapat memberikan keleluasaan siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep
dan kemampuan memecahkan masalah adalah model pembelajaran berdasarkan
masalah(problem based learning).
Model problem based learning merupakan salah satu model yang mengorganisasikan pembelajaran di sekitar pertanyaan dan masalah melalui
pengajuan situasi kehidupan nyata yang otentik dan bermakna yang mendorong
6
jawaban sederhana serta memungkinkan adanya berbagai macam solusi dari
situasi tersebut, dalam pembelajaran berdasarkan masalah keaktifan siswa lebih
diutamakan karena proses pembelajaran berdasarkan masalah meliputi analisis
terhadap masalah, merumuskan hipotesis, perencanaan penelitian sampai
pelaksanaannya, hingga mendapatkan sebuah kesimpulan yang merupakan
jawaban atau pemecahan permasalahan yang diberikan. Model problem-based learning(PBL) adalah salah satu contoh strategi pembelajaran konstruktivis yang menimbulkan situasi kontekstual yang signifikan di dunia nyata dan menyediakan
sumber daya bimbingan dan instruksi untuk belajar, karena mengembangkan
pengetahuan konten dan kemampuan memecahkan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah (problem based leraning) dirancang untuk siswa belajar menjadi pembelajar yang mandiri, saling bekerja sama untuk
memecahkan masalah dan belajar untuk mencari tahu, bukan diberi tahu. Peran
guru dalam pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) ialah sebagai desainer pembelajaran, fasilitator dan mediator pembelajaran. Model PBL
merupakan suatu model pembelajaran yang difokuskan pada pengalaman
pembelajaran yang diatur meliputi penyelidikan dan pemecahan masalah
khususnya masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
penelitian lestari (2012 : 14) mengungkapkan bahwa model problem based-learning (PBL) memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar fisika terutama bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi.
Penelitian Tasoğlu, A.K dan M. Bakaç (2014 : 110) menyatakan bahwa model
PBL lebih efektif daripada metode pembelajaran tradisional dalam meningkatkan
bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah sangat efektif untuk
meningkatkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah fisika, yang
berarti model problem based learning merupakan model pembelajaran yang efektif digunakan, khususnya untuk meningakatkan kemampuan memecahkan
masalah fisika siswa.
Selain faktor model pembelajaran yang diterapkan di kelas, faktor
motivasi siswa juga dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajarnya dalam
hal ini kemampuan pemecahan masalah siswa. Motivasi dalam belajar dapat
menumbuhkan hasrat dan keinginan untuk belajar yang lebih bermakna. Proses
pembelajaran yang telah dipersiapkan guru diharapkan dapat berjalan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan dan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu
tujuan pembelajaran itu adalah adanya perubahan tingkah laku yang berupa sikap
ilmiah siswa dan peningkatan prestasi belajar. Upaya yang dilakukan siswa
maupun guru untuk mencapai tujuan tersebut terdapat faktor motivasi yang
berasal dari dalam diri siswa seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di mana
hal ini tidak bisa diabaikan oleh seorang guru. Siswa yang telah termotivasi untuk
belajar akan dapat menunjukan kreatifitasnya secara lebih mendalam saat
mengikuti pelajaran di kelas. Peranan yang khas dari motivasi adalah dalam hal
menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.
Keterlibatan siswa dalam memecahkan masalah akan lebih mudah
dihadapi jika siswa diberikan motivasi. Dalam proses belajar mengajar, motivasi
merupakan salah satu faktor yang diduga besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar. Siswa yang motivasinya tinggi diduga akan memperoleh hasil belajar
8
perubahan belajar kearah yang lebih positif. Tella, A (2007 : 154) menyatakan
siswa yang memiliki motivasi tinggi dan rendah akan memiliki prestasi belajar
yang berbeda pula. Siswa yang dimotivasi cenderung memiliki prestasi belajar
yang lebih baik. Dev (1997 :18 ) menyatakan bahwa kurangnya keterlibatan
siswa dalam belajar karena kurangnya motivasi di dalam diri siswa, motivasi
harus dimiliki siswa karena motivasi merupakan kebutuhan, keinginan dan
paksaan untuk berpatisipasi dalam proses pembelajaran. hal yang sama juga
disimpulkan Peklaj, dkk (2010 : 157) dalam penelitian menunjukkan bahwa
motivasi intrinsik berhubungan positif dengan prestasi belajar siswa. Senada
dengan penelitian Rafiqah, dkk (2013) menyimpulkan bahwa dengan
diberikannya motivasi terhadap siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Model problem based learningadalah salah satu model yang dapat menyebabkan motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat juga membuat perubahan dalam
pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah(problem based learning)
juga dapat dibantu dengan menggunakan multimedia yang dibuktikan melalui
penelitian Wardhani,K., dkk (2012 : 165) yang menyatakan bahwa pembelajaran
PBL menggunakan multimedia lebih baik atau lebih besar pengaruhnya daripada
yang menggunakan modul terhadap prestasi belajar siswa. Selanjutnya penelitian
Handayani (2011: 5) menyimpulkan bahwa ada pengaruh pembelajaran model
problem based learning menggunakan CD multimedia terhadap prestasi belajar siswa. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran salah satunya adalah
menggunakan media PhET yaitu salah satu media komputasi yang menyediakan
seperti warna, teks, animasi, gambar/grafik, suara dan video sangat menunjang
dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa yang memiliki kemampuan kognitif
yang berbeda. Penggunaan media PhET dalam pembelajaran akan meningkatkan
efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar aktif, mempelajari balajar
eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada siswa dan memandu
untuk belajar lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Efek Model Problem Based Learning Menggunakan Media PhET dan Motivasi terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa MA Ulumul Quran Langsa”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, guru lebih dominan
menyajikan materi dengan pembelajaran konvensional dengan metode
ceramah, tanya jawab dan penugasan menyebabkan pembelajaran kurang
bermakna sehingga siswa kurang aktif.
2. Pembelajaran tidak diorientasikan pada masalah nyata sehingga kemampuan
memecahkan masalah siswa dalam belajar fisika masih rendah.
3. Pembelajaran lebih diarahkan dengan pendekatan konseptual dan pengetahuan
4. Siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran fisika dikarenakan tidak adanya
10 1.3. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan peneliti, maka perlu dibuat batasan penelitian agar
penelitian dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah. Adapun batasan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran dalam penelitian ini adalah model problem based learning dengan menggunakan media PhET pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
2. Hasil belajar siswa adalah kemampuan pemecahan masalah
3. Motivasi dalam penelitian ini mengelompokkan siswa menjadi kelompok
siswa dengan motivasi di atas rata-rata dan motivasi di bawah rata-rata.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang dibelajarkan
dengan model problem based learning menggunakan media PhET lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran
konvensional?
2. Apakah kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada kelompok siswa
yang memiliki motivasi di atas rata-rata lebih baik dibandingkan dengam
kelompok siswa yang memiliki motivasi di bawah rata-rata?
3. Apakah ada interaksi antara model problem based learning menggunakan media PhET dan motivasi dalam meningkatkan kemampuan pemecahan
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, adapun tujuan penelitian ini
dilakukan untuk:
1. Menganalisis kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang
dibelajarkan dengan model problem based learning menggunakan media PhET lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional.
2. Menganalisis kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada kelompok
siswa yang memiliki motivasi di atas rata-rata lebih baik dibandingkan
dengam kelompok siswa yang memiliki motivasi di bawah rata-rata.
3. Menganalisis interaksi antara model problem based learning menggunakan media PhET dan motivasi dalam meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah fisika siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
Manfaat teoritis
1. Sebagai bahan referensi penerapan model problem based learning
menggunakan media PhET terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika
siswa.
2. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan bagi
peneliti pendidikan yang relevan dimasa yang akan datang.
3. Memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan untuk meningkatkan
12
learning menggunakan media PhET dan motivasi terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa.
Manfaat praktis
1. Sebagai model pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar bermakna dan
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan inovasi dalam
pembelajaran fisika khususnya pada tingkat SMA sederajat.
1.7. Defenisi Operasional
Memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka dibuat
definisi operasional sebagai berikut:
1. M odel problem based learning adalah model pembelajaran yang dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan menyelesaikan masalah dan keterampilan intelektualnya yang
didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan nyata dengan tahapan: (1) memberikan orientasi masalah, (2)
mengorganisasikan siswa untuk meneliti, (3) membantu investigasi mandiri
dan kelompok, (4) mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan
exhibit serta (5) menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.
Penggunaan media PhET dapat menjadi bantuan dalam fase problem based learning.
2. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang terdapat dalam diri
aktivitas pada kegiatan belajar siswa sebagai hasil pengalamannya sendiri
guna mencapai suatu tujuan dan memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru. Indikator motivasi belajar terdiri dari (1) adanya hasrat dan
keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan belajar, (3) adanya
harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar, (5)
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) adanya lingkungan belajar
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang dibelajarkan dengan
model problem based learning menggunakan media PhET lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang
dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.
2. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada kelompok siswa yang
memilki motivasi di atas rata-rata lebih baik dibandingkan kemampuan
pemecahan masalah fisika siswa pada kelompok siswa yang memiliki
motivasi di bawah rata-rata.
3. Ada interaksi antara model problem based learning menggunakan media PhET dan motivasi dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa. Dalam penelitian ini motivasi di atas rata-rata dominan
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada model
problem based learningdaripada di pembelajaran konvensional
5.2. Saran
1. Siswa harus dibimbing dengan memberikan latihan yang cukup untuk
103
2. Peneliti selanjutnya menggunakan jangka waktu yang lebih lama karena
waktu yang tersedia dalam pelaksanaan pembelajaran baik dibelajarkan
dengan menggunakan model problem based learning dan dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional masih sangat kurang, sebab disesuaikan
dengan jadwal sekolah yang bersangkutan.
3. Model problem based learning baik diterapkan karena dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa.
4. Dilihat dengan karakter siswa, siswa belum terbiasa dengan menggunakan model problem based learning, maka sebaiknya siswa mulai dilatih untuk melakukan percobaan-percobaan sederhana ketika pembelajaran fisika agar
memiliki respon yang cepat akan melakukan model pembelajaran problem based learning
5. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengalokasi waktu yang lebih banyak
104
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, V.D., Mukhadis, A & Muladi. 2013. Problem Based Learning, Motivasi Belajar, Kemampuan Awal, dan Hasil Belajar Siswa SMK.
Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 19, Nomor 2: 187-195
Anderson, L. W. 2001. A Taxonomy for Teaching and Assesing: A Revision of Blooms of Educational Objectives. New York: Longman
Arends, R. I. 2008.Learning to Teach. Seven Editions. New York: McGraw-Hill. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Reineka Cipta.
Arsyad, A. 2009.Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Gravindo Persada
Aydogdu, C .2012.The Effect of Problem Based Leraning Strategy in Electrolysis and Battery Subject Teaching.H.U. Journal of Education.42: 48-59 Aziz, M. Z, Ahmad Nurulazam, Salmiza Binti Saleh & Mohd Ali Bin Samsudin
.2014.The Effects of Problem-Based Learning on Self-Directed Learning Skills among Physics Undergraduate. International Journal of Academic Research in Progressive Education and Development January Vol 3(1) : 126-137.
Behiye, A. 2009. Problem-Based Learning in Science Education, Journal of Turkish Science Education). Vol 6(1) : 26-36.
Dev. 1997. Student Motivation: Premise, Effective Practice and Policy Stuart Levy.Australian Journal of Teacher Education.Vol 33(5) : 15.
Dimyati & Mudjiono. 2006.belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Dwi, I.M, H.Arif & K.Sentot. 2013. Pengaruh Strategi pembelajaran
berdasarkan masalah berbasis Ict terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9 : 8-17
Duch,B.J at al. 2001.The Power of Problem Based Learning. Virginia : Steling Handayani,D.E & Kurniawan, W. 2011. Pembelajaran Fisika dengan model
Problem Based Learning Menggunakan CD Multimedia untuk Meningkatkan Kemandirian Siswa..
Herliana,F.Y & I Made Astra. 2015.Pengaruh Pembelajaran Berbasis Blended Learning dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal). Vol 3
105
Keziah, A. 2010. A comparative study of problem-based and lecturebased
learning in secondary school students’motivation to learn science. International Journal of Science and Technology Education Research. 1(6): 126-131. Khanifah, H. Susanto. 2014. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based
Intruction Berbantuan Media Audio-Visual Dalam Meningkatkan Kemampuan Menganalisis dan Memecahkan Masalah Fisika. Unnes Physics Education. Vol 3 (2) : 48-55.
Latan, Hengky. 2014. Aplikasi Analisis Data Statistik Untuk Ilmu Sosial Sains dengan IBM SPSS.Bandung : Penerbit Alfabeta.
Lestari, Ni Nyoman,S. 2012. Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika bagi sisswa kelas VII SMP. Jurnal program studi Teknologi Pembelajaran Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja: 1-21.
Martin, M.O, Ina V.S Mullis, Pierre Foy & Grabielle M. Stanco. (2012).TIMSS 2011 International Results in Science. TIMSS & PIRLS International Study Center. United States
Masek, Alias & Yamin Sulaiman. 2010.The Effect of Problem Based Learning on Critical. International Review of Social Sciences and Hunanities. Vol 2 (1) : 215-221
Mercury, M.F.,Tastra, D.Kd & Suwatra. (2015).Pengaruh model PBL
BerbantuanMultimedia Interaktif terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VII SMPN 3 Sawan. e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan Vol: 3 No: 1
Nurhayati,Syarifah Fadilah & Mutmainnah.2014.Penerapan Metode Demonstrasi Berbantu Media Animasi Software phet Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Materi Listrik Dinamis Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pontianak Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya (JPFA). Vol 4 (2) : 42
Oon Seng Tan. 2003.Problem Based Learning Innovation.Gale Cangage.
Peklaj, C & Melita Puklek Levpuscek. 2010. Students’ motivation and academic success in relation to the quality of individual and collaborative work during a course in educational psychology. Association of Teacher Education in Europe: 146-161.
Prihatiningtyas, S. T. Prastowo2, B. Jatmiko2 . 2013.Implementasi Simulasi phET dan Kit Sederhana untuk Mengajarkn Ketermpilan Psikomotor Siswa pada Pokok Bahasan Alat Optik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.
106
Polya, G. 1973.How to Solve it. New Jersey : Princeton University Press.
Rafiqah,M., Yusmansyah & Shinta Mayasari. 2013. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa. e-JournalFKIP. Vol 2 (2).
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grafindo Persada
Selcuk, G.S., Serap Caliskan & Mehmet Sahin. 2013. A Comparison of Achievement in Problem Based, Srategic and Traditional Learning Classes in Physics. International Journal on New Trends in Education and their Implication.Vol 4 (14) : 154-164
Sindu, I.G.P., Santyasa, I.W & Sukra, W. 2013. Pengaruh Model E-Learning Berbasis Ma-salah dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar KKPI Siswa Kelas X di SMK Negeri 2 Singaraja. E-journal Program Pascasarjana Universitas Pen-didikan Ganesha,Volume 3.
Sugiyono. 2011.Statistika untuk Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Tasoğlu, A.K & M. Bakaç. 2014. The Effect of Problem Based Learning Approach on Conceptual Understanding in Teaching of Magnetism Topics.(Eurasian J. Phys. & Chem. Educ.Vol6(2): 110-122
Tella, A. 2007.TheImpact of Motivation on Student’s Academic Achievement and
Learning Outcomes in School Students in Nigeria. Eurasia Journal of Mathematic, Sience and Technology Education.Vol 3(2) : 148-156. Temel, S. 2014. The effect of problem based learning on pre-service teachers
critical thinking dispositions and perceptions of problem solving ability. South African Journal of Education, 34 (1) : 1-20
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Wardhani, K., Widha Sunarno & Suparmi. 2012. Pembelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning Menggunakan Multimedia dan Modul Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa. Pembelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning Menggunakan Multimedia dan Modul Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa. Jurnal Inkuiri. Vol 1 (2) : 163-169)
Yuafi, Muhammat.E.D. 2015. pengaruh penerapan media pembelajaran Physics Education Technology (PhET) Simulation terhadap hasil belajar siswa kelas X TITL pada standar kompetensi mengaplikasikan rangkaian listrik di SMKN 7 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 04