Terima Kasih Kepada Yang Terhormat
P
embimbing
:
I
bu
I
sniar
B
udiarti
,
S.E.,M.Si
P
enguji :
1. I
bu
L
inna
I
smawati S.E.,M.Si
PENGARUH LABA PER LEMBAR SAHAM DAN RASIO HUTANG
TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN
FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2006-2010
The Influences of Earning per share and The Ratio of Debt on Stock Return In Food & Beverages
Companies Listed In Indonesian Stock Exchange
Period 2006-2010
Oleh :
Eti Jubaedah
21208042
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Laba Per Lembar Saham merupakan Rasio keuangan yang menunjukkan berapa
besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.
Rasio Hutang merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutang jangka panjang dan kewajiban investasi juga return yang akan
diperoleh investor dengan mengharapkan return yang lebih tinggi
Tahun
EPS
Rasio Hutang
(DER)
Return Saham
Rp
%
%
2006
52.88
119,0
41,7
2007
81.76
677,4
13,6
2008
106.92
249,1
-3,8
2009
142.95
191,7
89,2
Pada tahun 2008 DER mengalami penurunan akibat dari dampak krisis
keuangan global dimana investor enggan menanamkan modalnya
sehingga perusahaan lebih menggunakan modal sendiri dalam
menjalankan operasionalnya seperti membayar bunga hutang
.
Pada perusahaan food & beverages EPS mengalami
peningkatan pada tahun 2008 namun tidak bisa
menaikan return saham
Pada perusahaan food & beverages Rasio hutang
mengalami penurunan pada tahun 2008 namun tidak
bisa menaikan return saham
Pada perusahaan food & beverages Return saham
1. Bagaimana perkembangan Laba per lembar saham pada
perusahaan food & beverages yang terdaftar di BEI periode
2006-2010
2. Bagaimana perkembangan Rasio hutang pada perusahaan food &
beverages yang terdaftar di BEI periode 2006-2010
3. Bagaimana Tingkat pengembalian saham pada perusahaan food &
beverages yang terdaftar di BEI periode 2006-2010
4. Seberapa besar pengaruh Laba per lembar saham terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan food & beverages yang
terdaftar di BEI periode 2006-2010
5. Seberapa besar pengaruh Rasio hutang terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan food & beverages yang
terdaftar di BEI periode 2006-2010
1
. Untuk mengetahui perkembangan laba per lembar saham pada perusahaan food &
beverages yang terdaftar di BEI periode 2006-2010
2. Untuk mengetahui perkembangan Rasio Hutang pada perusahaan food &
beverages yang terdaftar di BEI periode 2006-2010
3. Untuk mengetahui perkembangan Tingkat pengembalian saham pada perusahaan
food & beverages yang terdaftar di BEI periode 2006-2010
4. Untuk mengetahui besarnya Laba per lembar saham terhadap Tingkat
pengembalian saham pada perusahaan food & beverages yang terdaftar di BEI
periode 2006-2010
5. Untuk mengetahui besarnya Rasio hutang terhadap Tingkat pengembalian saham
pada perusahaan food & beverages yang terdaftar di BEI periode 2006-2010
Sofyan
Syafri
Harahap
(2010 : 306)
•
Earning per share
adalah Rasio Keuangan yang menunjukkan berapa
besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba
Irham Fahmi
(2011: 62)
•
Rasio Hutang
adalah Mengukur seberapa besar perusahaan di biayai
dengan hutang
Jogiyanto
(2008:109)
Hubungan laba per lembar saham dengan Tingkat Pengembalian
Saham
Menurut Lukman Syamsudin (2011:66) :
Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan
calon pemegang saham sangat tertarik dengan EPS.Karena hal ini
menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar
saham biasa.Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang
besar, karena hal itu merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu
perusahaan.EPS yang besar menandakan kemampuan perusahaan yang
lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar
saham.Dengan harapan investor memperoleh tingkat
return
yang
Hubungan Rasio Hutang (DER) dengan Tingkat Pengembalian
Saham
Menurut Sutrisno (2000:249) adalah sebagai berikut :
“
Dengan menggunakan dana hutang, maka apabila perusahaan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan tetapnya maka
pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat
”
Hubungan Laba per lembar saham dan rasio hutang (DER)
dengan Tingkat Pengembalian Saham
Menurut Suad Husnan (2005:332)
“A
pabila laba penjualan saham perusahaan meningkat dan
leverage
perusahaan tersebut konstan berarti proporsi modal
pinjaman tidak berubah, hal ini berarti profitabilitas perusahaan
meningkat sehingga dampak akhirnya
adalah peningkatan
Laba Per Lembar Saham (X1)
Laba bagian saham bersangkutan
Jumlah Saham
Sofyan Syafri Harahap (2010:306)
Rasio Hutang (X2)
•
Total Liabilities
•
Total shareholder’s Equity
Irham Fahmi (2011:62
)
Return Saham (Y)
•
Harga saham sekarang
•
Harga saham sebelumnya
Jogiyanto (2008:109)
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Ukuran Skala
Laba per
Lembar
Saham (X1)
EPS adalah rasio keuangan
yang menunjukkan berapa
besar kemampuan per
lembar
saham
menghasilkan laba.
Sofyan
syafri
harahap
(2010:306)
•
Laba bagian saham bersangkutan
•
Jumlah Saham
Rumus :
EPS = laba bagian saham bersangkutan
Jumlah Saham
Rp
Rasio
Rasio
Hutang (X2)
Rasio
Leverage
adalah
mengukur seberapa besar
perusahaan
dibiayai
dengan hutang.
Irham Fahmi (2011:62)
•
Total Liabilities
•
Total Shareholder’s Equity
Rumus :
DER =total Liabilities X 100% total Shareholder’s Equity
%
Rasio
Return
Saham (Y)
Return saham adalah hasil
yang
diperoleh
hasil
investasi
dengan
cara
menghitung selisih saham
periode berjalan dengan
periode
sebelumnya
dengan
mengabaikan
deviden.
Jogiyanto (2008:109)
•
Harga saham sekarang
•
Harga saham sebelumnya
Rumus :
%
Rasio
Return Saham = Pi,t
–
Pi,t- 1 X 100%
Objek Penelitian
Laba per lembar saham, Rasio Hutang dan Tingkat Pengembalian Saham
Metode dan Desain Penelitian
Deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif
Sumber Data
Data sekunder ,
Pooled Data (Gabungan Cross Sectional dan Time Series)
Metode Pengumpulan Data
Studi kepustakaan berupa jurnal, data di PIPM Bursa Efek Indonesia, textbook
dan penelitian terdahulu
Teknik Penentuan Data
Populasi : perusahaan food & beverage yang terdaftar di BEI periode 2006-2010
yaitu sebanyak 20 perusahaan.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive
sampling maka sampel yang dipilih 12 perusahaan (data Cross Section) dan 5
periode laporan keuangan (data Time Series). Total keseluruhan sampel
sebanyak 60 buah data.
Unit Penelitian
Perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Metode Analisis
Analisis Regresi Linear Berganda, Uji Asumsi Klasik, Analisis Korelasi Pearson,
dan Koefisien Determinasi
Hipotesis
Laba per Lembar saham dan Rasio Hutang berpengaruh secara parsial dan
simultan terhadap Tingkat pengembalian Saham pada perusahaan food &
beverages
Tahun
Laba per lembar saham
(Rp)
Perkembangan
Rp
%
2006
52.88
-
-
2007
81.76
28.88
54,61
20098
106.92
25.16
30,77
2009
142.95
36.03
33,70
2010
179.39
36.44
25,49
Max
179.39
Tahun
Rasio Hutang (DER)
Perkembangan
%
%
2006
119,0
-
2007
677,4
558,4
2008
249,1
(428,3)
2009
191,7
(57,4)
2010
121,7
(70)
Max
677,4
Tahun
Tingkat Pengembalian Saham
(%)
Perkembangan (%)
2006
41,7
-
2007
13,6
(28,1)
2008
-3,8
(17,4)
2009
89,2
93
2010
65,7
(23,5)
Max
89,2
1
. Uji Asumsi Klasik.
a. Uji Asumsi Normalitas
b. Uji Asumsi Multikolinieritas
Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Expect
ed Cum
Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Return_Saham
Coeffi ci entsa
.982 1.018 .982 1.018 EPS
DER Model
1
Tolerance VI F Collinearity Statistics
c. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Correlati ons
.133 .311 60 -.030 .820 60 Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed) N
Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed)
N EPS
DER Spearman's rho
absolut _error
d. Uji Asumsi Autokorelasi
Model Summaryb
.392a .153 .124 72.35948 2.069 Model
1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Est imat e
Durbin-Wat son
Predictors: (Constant ), DER, EPS a.
Dependent Variable: Ret urn_Saham b.
2. Analisis Regresi Linear Berganda :
Y= a+ b1X1 + b2X2
Y= 19,563 + 0,198X1 + (0,002)X2
3. Analisis Korelasi Pearson
a. Korelasi Parsial Laba per lembar saham terhadap Tingkat
Pengembalian Saham
Correlations
1.000 .385 . .003
0 57
.385 1.000 .003 .
57 0
Correlation
Significance (2-tailed) df
Correlation
Significance (2-tailed) df
Return_Saham
EPS Control Variables
DER
Return_
b. Korelasi parsial Rasio Hutang (DER) terhadap Tingkat
Pengembalian Saham
c. Korelasi Simultan Laba per lembar saham, Rasio
Hutang (DER) terhadap Tingkat Pengembalian Saham
Correlati ons 1.000 -.027 . .838 0 57 -.027 1.000 .838 . 57 0 Correlation
Signif icance (2-tailed) df
Correlation
Signif icance (2-tailed) df Return_Saham DER Control Variables EPS Return_ Saham DER
Model Summary
b.392
a.153
.124
72.35948
2.069
Model
1
R
R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imat e
Durbin-Wat son
Predictors: (Constant ), DER, EPS
a.
4. Koefisien Determinasi Berganda
Kd= 15,3%
Kd = (r)
2x 100 %
Model Summary
b.392
a.153
.124
72.35948
2.069
Model
1
R
R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imat e
Durbin-Wat son
Predictors: (Constant ), DER, EPS
a.
5,163 (F
hitung
)
F
hitung
> F
tabel
3,151 (t
hitung
)
t
hitung
> t
tabel
-0,205 (t
hitung
)
t
hitung
< t
tabel
1.
Laba per lembar saham dari tahun 2006-2010 mengalami
peningkatan ini dikarenakan karena laba bersih di perusahaan
food & beverages semakin meningkat sedangkan jumlah saham
yang beredar tetap. Ini bahwa perusahaan food & beverages telah
mampu menunjukkan kinerja yang baik.
2. Rasio Hutang dari tahun 2006-2010 mengalami fluktuasi namun
pada tahun 2008 mulai menurun ini dikarenakan perusahaan
food & beverages menggunakan modal sendiri dalam mendanai
operasionalnya.
4. Secara parsial EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham. Besar
pengaruh laba per lembar saham dengan tingkat pengembalian saham adalah
sebesar 14,8%. terdapat kecenderungan hubungan positif yang sangat lemah
antara EPS dengan
return
saham, Artinya semakin besar laba per lembar
saham maka akan semakin meningkat return yang diperoleh investor
.
5. Secara parsial Rasio Hutang tidak berpengaruh signifikan. Besar pengaruh rasio
hutang dengan tingkat pengembalian saham adalah sebesar 0,1%. korelasi
antara DER terhadap
Return
lemah dan arah negatif, artinya jika perusahaan
memiliki rasio hutang yang tinggi maka return yang diperoleh oleh
investorpun akan kecil hal ini karena perusahaan harus membayar
kewajibannya misalnya membayar bunga atau biaya-biaya perusahaan.
6.
Secara simultan laba per lembar saham dan rasio hutang berpengaruh
1
. Bagi perusahaan food & beverages harus terus
mempertahankan kinerja perusahaannya terutama yang
berkaitan dengan EPS sehingga dengan laba per saham
yang baik akan menimbulkan kepercayaan investor untuk
menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut.
2. Bagi perusahaan food & beverages harus terus
memperkecil nilai DER karena semakin rendah nilai DER
maka semakin kecil resiko yang dimiliki perusahaan
dalam membayar hutangnya.
4 Hubungan antara laba per lembar dengan tingkat pengembalian saham
sudah menghasilkan laba tetapi masih sangat lemah dan harus lebih
ditingkatkan lagi dalam kinerja perusahaannya agar mendapat keuntungan.
5. Hubungan antara rasio hutang dengan tingkat pengembalian sahan sangan
lemah dan arahnya pun negative maka tidak mempengaruhi tingkat
pengembalian saham tetapi baiknya perusahaan sebaiknya lebih
memperhatikan aspek DER karena didalam berinvestasi investor cendrung
memperhatikan seberapa besar tingkat kewajiban yang dimiliki oleh
perusahaan yang akan diinvestasikannya karena semakin besarnya DER
maka semakin besar resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan termasuk
investor bila menanamkan modalnya, salah satunya resiko kebangkrutan.
6. manajemen perusahaan khusunya dibagian keuangan harus mampu
PENGARUH LABA PER LEMBAR SAHAM DAN RASIO
HUTANG TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM
PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2006-2010
The Influence of Earning Per Share and The Ratio of Debt on Stock Return In Food & Beverages Companies Listed In Indonesian Stock Exchange
Period 2006-2010
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
ETI JUBAEDAH 21208042
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
ABSTRAK
ETI JUBAEDAH, “Pengaruh Laba PerLembar dan Rasio Hutang Terhadap
Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010 ”, di bawah bimbingan Isniar Budiarti, SE.,M.Si
Laba per lembar saham dan rasio hutang merupakan rasio keuangan untuk menganalisis kinerja keuangan serta prospek pertumbuhan suatu perusahaan di masa mendatang, agar para investor tertarik untuk menanamkan modalnya dengan harapan mendapatkan return yang tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laba per lembar saham, rasio hutang dan tingkat pengembalian saham, juga untuk mengetahui pengaruh laba per lembar saham dan rasio hutang terhadap tingkat pengembalian saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan food beverages.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan
verifikatif. Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder berupa pooled
data yaitu laporan keuangan perusahaan food & beverages yang terdaftar di BEI terdiri dari data tahun 2006 sampai 2010. Pengujian statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, analisis korelasi pearson, koefisien determinasi dan uji hipotesis yang dihitung secara manual dan
menggunakan aplikasi SPSS 18 for windows.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial laba per lembar saham
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham sedangkan rasio hutang (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.
secara simultan laba per lembar saham dan rasio hutang berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pengembalian saham memberikan pengaruh sebesar 15,3% sisanya 84,7% adalah faktor-faktor yang tidak diteliti
iv
ABSTRACT
ETI JUBAEDAH, “The Influence of Earning Per Share and The Ratio of Debt on Stock Return In Food & Beverages Company Listed In Indonesian Stock Exchange period 2006-2010” Under the guidance of Isniar Budiarti, SE.,M.Si
Earning per share and a debt ratio of financial ratio to analyze financial performance and growth prospects of a company in the future, so investors interested to invest their capital in hopes of getting a high return.
This research aims to determine the Earning per share, Leverage Ratio and Stock Return, also to know the ifluence of Earning per share and Leverage Ratio on Srock Return to simultaneously and partially on Food & Beverages company.
The method used is descriptive method and verifikatif. While the data used are secondary data that is composed of pooled data is financial statements food & beverages company listed in idx period 2006-2010. Statistical test used is multiple linear regression analysis, the classical assumption test, pearson correlation analysis, coefficient of determination and test the hypothesis that counted manually and using SPSS 18 application for windows.
The results showed that Partially earning per share have a significant effect on stock return whereas leverage ratio (DER) is not significant effect on stock return. Simultaneously, earning per share and leverages ratio have a significant effect on stock return effect give as big as 15,3%, remainder 84,7% is not research factor.
vi
KATA PENGANTAR
Segala Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PENGARUH
LABA PER LEMBAR SAHAM DAN RASIO HUTANG TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD &
BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (2006- 2010)”. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang membawa umat manusia
kepada fitrah yang benar dan jalan yang lurus.
Skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
memperoleh gelar strata1 (S1) pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr.Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
vii
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus
Selaku Dosen Penguji I.
4. Ibu Isniar Budiarti,SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan banyak pengarahan, masukan, kritik serta saran dan
waktunya hingga terselesainya skripsi ini.
5. Ibu Lita Wulantika SE., MSi. Selaku Dosen Penguji II.
6. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Staf Sekretariat Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Bapak dan Ibu tersayang terimakasih atas segala cinta, do’a dan dukungan
baik moril maupun materil yang telah diberikan semoga mendapat balasan
dan pahala dari Allah SWT.
8. Buat Kakakku tersayang Siti Nurkholifah, AdiWinarno, Imron Rosyadi
makasih atas semua doa dan dukungannya dan juga buat Keponakanku
yang lucu Ikhya Khoeru Rosyadi, Dafa Akbar Rosyadi dan Arfan
Ferdiansyah yang kusayangi.
9. Buat Junaedi Abdilah yang selalu memberikan bantuan, dukungan,
semangat dan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Seluruh staf PIPM Bursa Efek Indonesia Bandung yang telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis.
11.Teman-teman di kelas Manajemen Keuangan dan Manajemen-I angkatan
2008 terimakasih atas kerjasama dan kebersamaannya selama ini.
12.Sahabat tercinta yang penulis sayangi Tika, Icha, Cica, Sentosa, Tini,Eris
viii
13.Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna serta
memperhatikan keterbatasan penguasaan ilmu, segala ketidaktelitian dan
kesalahan dalam penulisan skripsi. Untuk itu Penulis mengharapkan koreksi,
masukan atau saran serta tanggapan dari semua pihak. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sebagai pengalaman dan bagi
pembaca.
Bandung, September 2012 Penulis
ix DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii MOTTO ... iii ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 10
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10
1.2.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
1.4.1 Kegunaan Praktis... …13
x
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14
BAB IIKAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 16
2.1.1 Laba Per Lembar Saham (EPS) ... 16
2.1.1.1 Pengertian Laba PerLembar Saham (EPS) ... 16
2.1.1.2 Kegunaan Laba PerLembar Saham (EPS) ... 17
2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Laba PerLembar
Saham ... 18
2.1.2 Rasio Hutang ... 20
2.1.2.1 Pengertian Rasio Hutang (Leverage) ... 20
2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Hutang (Leverage) ... 21
2.1.2.3 Jenis-jenis Rasio Hutang (Leverage) ... 22
2.1.2.4 Debt to Equity Rasio (DER) ... 24
2.1.3 Tingkat Pengembalian Saham atau Return Saham ... 26
2.1.3.1 Komponen Return Saham ... 27
2.1.3.2 Jenis Return Saham ... 28
2.2 Kerangka Pemikiran ... 29
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel ... 31
2.2.1.1 Hubungan Laba Per Lembar Saham dan Rasio
Hutang (DER) dengan Tingkat Pengembalian
Saham ... 31
2.2.1.2 Hubungan Rasio Hutang dengan Tingkat
xi
2.2.1.3 Hubungan Laba Per Lembar Saham dan Rasio
Hutang (DER) dengan Tingkat Pengembalian
Saham ... 34
2.2.2 Penelitian Terdahulu ... 35
2.3 Hipotesis ... 43
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 45
3.2 Metode Penelitian ... 45
3.2.1 Desain Penelitian ... 47
3.2.2 Operasional Variabel ... 49
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 52
3.2.3.1 Sumber Data ... 52
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 52
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 56
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis. ... 59
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 59
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 75
4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 75
4.2 Hasil Penelitian ... 91
xii
4.3.1 Perkembangan Laba per Lembar Saham ... 92
4.3.2 Perkembangan Rasio Hutang (DER) ... 94
4.3.3 Perkembangan Tingkat Pengembalian Saham ... 97
4.4 Analisis Verifikatif ... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 124
5.2 Saran ... 126
DAFTAR PUSTAKA ... 127 LAMPIRAN
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara.
Di banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi
pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab
pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan. Banyak sekali
informasi yang dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor),
baik informasi yang tersedia di publik maupun di informasi pribadi. Pasar modal
berperan sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka
panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogiyanto,2003:11).
Salah satu kelebihan pasar modal adalah kemampuannya menyediakan modal
dalam jangka panjang dan tanpa batas. Untuk membiayai investasi pada
proyek-proyek jangka panjang dan memerlukan modal yang besar, sudah selayaknya para
pengusaha menggunakan dana-dana dari pasar modal.
Bursa Efek Indonesia sebagai tempat transaksi perdagangan saham dari
berbagai jenis perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis
pengelompokan perusahaan di Bursa Efek Indonesia berdasarkan sektor-sektor
yang dikelola. Sektor-sektor tersebut terdiri dari sektor pertanian, sektor
pertambangan, sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor
industri barang konsumsi, sektor properti, sektor infrastruktur, sektor keuangan,
2
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan dimasa mendatang. Investasi pada sekuritas juga bersifat liquid
(mudah berubah).Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk selalu
memperhatikan kepentingan perusahaan dengan memaksimalkan laba perusahaan
dan kepentingan para pemilik modal dengan jalan memaksimalkan nilai
perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas
pelaksanaan fungsi-fungsi keuangannya. Namun tujuan perusahaan untuk
memaksimalkan laba tanpa memperhatikan nilai tambah yang diciptakan dalam
kegiatan operasional sehari-hari menjadi sulit diwujudkan pada era globalisasi ini,
karena adanya persaingan antar perusahaan yang ketat. Sudah saatnya tujuan
perusahaan berubah dari memaksimalkan nilai (value). Kondisi perusahaan yang
di nilai baik oleh investor akan memberikan sinyal yang positif bagi para investor
pasar modal yang mengakibatkan kenaikan harga saham karena meningkatnya
permintaan akan saham tersebut di pasar modal. Sutrisno (2000:2), harga saham
adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang
dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan. Untuk itu
investor akan memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham
tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual ataupun membeli.
Menurut investor perlu memiliki tolak ukur agar mengetahui apakah jika ia
melakukan investasi pada suatu perusaahan ia akan mendapat gain (keuntungan)
apabila sahamnya di jual. Investor dapat menggunakan tingkat imbal hasil sebagai
tolak ukur untuk melihat ekspektasi hasil suatu saham. Namun harus diperhatikan
3
diharapkan, semakin besar pula resiko yang akan dihadapi. Investor cenderung
lebih memiliki untuk berinvestasi pada investasi yang akan memberikan tingkat
keuntungan yang lebih besar dengan tingkat resiko yang sama atau dengan tingkat
keuntungan yang sama tetapi tingkat resiko yang ditanggung lebih kecil. Kondisi
terbukannya informasi bagi emiten yang demikian transparan dapat menciptakan
lingkungan bisnis yang mengarah ke informasi objektif dan mendukung
profesionalisme pengelolaan. Di sisi lain dalam kondisi yang hampir bersamaan
membuka peluang bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam memperoleh
informasi kinerja perusahaan yang dicerminkan melalui laporan keuangan
perusahaan.
Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor
dalam mengambil keputusan investasi agar dapat memprediksi return saham yang
akan mereka terima. Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan juga dapat
dilakukan analisis rasio keuangan, untuk membandingkan nilai sekarang dan
dimasa yang akan datang.
Analisis laporan keuangan mempunyai kegunaan yang berbeda – beda
sesuai dengan kebutuhan para pemakai. Pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap hasil dari analisis rasio keuangan perusahaan adalah pihak intern (dari
pihak manajemen), sedangkan pihak ekstern terdiri dari para kreditur, investor
(pemegang saham), instansi pemerintah dan karyawan, sehinggga dari hasil
analisis keuangan ini dapat diambil sebuah keputusan yang tepat dalam
menghadapi kinerja perusahaan yang sekarang dan yang akan datang. Penilaian
4
keuangan emiten. Dalam melakukan penilaian suatu saham dengan menggunakan
analisis fundamental dapat digunakan teknik analisis rasio. Rasio keuangan
merupakan alat untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja keuangan
perusahaan serta prospek pertumbuhan suatu perusahaan di masa mendatang. Ada
banyak macam-macam rasio keuangan, salah satu diantara rasio keuangan yang
berkaitan dalam penilaian kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba adalah
rasio profitabilitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua rasio keuangan
yaitu rasio leverage dan rasio profitabilitas.
Salah satu rasio profitabilitas adalah earning per share (EPS). Investor
tertarik pada angka EPS karena EPS menunjukkan besarnya laba per lembar
saham yang diperoleh untuk setiap lembar saham. EPS merupakan perbandingan
antara jumlah earning dengan jumlah lembar saham yang beredar, EPS juga
merupakan rasio yang mengukur pertumbuhan dan kinerja perusahaan selama
periode tertentu. EPS merupakan rasio keuangan yang menunjukkan berapa besar
kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.
Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam melunasi hutang jangka panjang dan kewajiban investasi. Kreditur jangka
pendek tertarik pada kemampuan perusahaan melunasi hutang jangka pendek
sedangkan kreditur jangka panjang selain ingin mengetahui kemampuan
perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendek tetapi tertarik juga pada
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka panjang. Oleh karena itu
5
jangka panjang. Debt to equity ratio (DER) merupakan mengukur seberapa besar
perusahaan di biayai dengan hutang Irham Fahmi (2011:62).
Dalam konteks manajemen investasi, return atau tingkat keuntungan
merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini di bedakan menjadi
dua, pertama return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan
data historis, dan kedua return yang diharapkan(expected return) akan diperoleh
investor di masa mendatang.
Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan investasi
selama beberapa periode dengan jumlah dana yang di investasikan. Pada
umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan resiko kerugian
yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat
keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang
memadai. Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang diharapkan dapat
diukur.Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara
capital gain dan capital loss. Rata-rata return saham biasanya dihitung dengan
mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham periode
sebelumnya dibagi dengan harga saham sebelumnya.
Kondisi tidak menguntungkan dialami perusahaan dimana perekonomian
dunia dihadapkan pada satu babak baru yaitu runtuhnya stabilitas global, seiring
dengan meluasnya krisis finansial berbagai negara. Krisis finansial global mulai
muncul sejak bulan Agustus 2007, yaitu pada saat bank terbesar di prancis BNP
6
perumahan beresiko tinggi di AS (Subprime mortgage) pembekuan ini mulai
memicu gejolak di pasar finansial dan akhirnya merambat keseluruh dunia.
Pada penghujung triwulan III 2008, intensitas krisis semakin membesar
seiring dengan bengkrutnya bank investasi terbesar di AS yaitu Lehman Brothers
yang diikuti oleh kesulitan keuangan yang semakin parah di sejumlah lembaga
keuangan berskala besar di Amerika, Eropa, Jepang. Krisis keuangan dunia
tersebut telah berimbas ke perekonomian Indonesia sebagaimana tercermin dari
gejolak di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan
Desember 2008 ditutup pada level 1.355,4 terpangkas hampir separuhnya dari
level pada awal tahun 2008 sebesar 2.627,3 bersamaan dengan penurunan tajam
volume perdagangan saham. fluktuasi harga minyak mentah dunia yang terjadi
pada awal tahun dan baru kembali turun menjelang akhir tahun 2008 yang berada
pada level harga UU$ 45 per barel.
Imbas krisis keuangan tersebut melanda semua sektor di Bursa Efek
Indonesia khususnya di Perusahaan Food & Beverages, dimana investor merasa
terancam dengan kondisi tersebut sehingga melakukan aksi jual besar-besaran dan
mengakibatkan harga saham mengalami penurunan. Penurunan harga saham tsb
mengakibatkan return saham yang diperoleh investor mengalami penururnan.
Perusahaan food and beverages digunakan dalam penelitian ini, saham
kelompok perusahaan makanan dan minuman lebih banyak mencuri minat para
investor karena perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu usaha
yang tidak pernah mati akan kebutuhan pangan yang merupakan kebutuhan pokok
7
tuntutan kebutuhan manusia yang semakin komplek dan meningkat, karena
perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang produknya sering digunakan
oleh orang banyak dan mampu bertahan dalam kondisi kebijakan model apapun
sehingga seburuk apapun kebijakan yang dibuat hampir pasti produk perusahaan
ini tetap dibeli dan diminati oleh konsumen. Jadi, bisa dikatakan bahwa produk
tersebut sangat dibutuhkan oleh konsumen. Apabila kegiatan produksi tersebut
tersendat beberapa waktu maka hal tersebut dianggap bad news bagi perusahaan
karena proses produksinya memerlukan waktu yang relatif cepat
(www.kompas.com).
Dengan menurunnya daya beli masyarakat dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia.Badan Pusat Statistik
(BPS) menyebutkan, pertumbuhan industri makanan dan minuman dilihat dari
skala kecil, menengah maupun besar terus merosot. Menuru Thomas,
pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia padatahun 2006
sebesar 32%, kemudian pada tahun 2007 terjadi pertumbuhan namun hanya
sebesar 17% dan pada tahun 2008 pertumbuhan industri makanan dan minuman
mengalami penurunan sebesar 15% dibanding tahun sebelumnya.
(http://epaper.kompas.com/,12 Januari 2009)
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh penulis melalui laporan
keuangan yang dilihat melalui data keuangan berupa ICMD (Indonesian Capital
Market Directory) dan sampel yang diambil 12 perusahaan yang tercatat sebagai
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
8
rata-rata EPS, DER dan return saham pada perusahaan food and beverages
[image:51.595.125.497.248.426.2]periode tahun 2006-2010.
Tabel 1.1
Perkembangan Nilai Rata-rata EPS, DER, dan Return Saham
Pada Perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010
Tahun
EPS DER Return Saham
Rp % %
2006 52.88 119,0 41,7
2007 81.76 677,4 13,6
2008 106.92 249,1 -3,8
2009 142.95 191,7 89,2
2010 179.39 121,7 65,7
.Sumber : Data ICMD (Data Diolah)
Berdasarkan dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa walaupun laba
per lembar saham selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya tetapi DER dan
return saham sebaliknya mengalami penurunan yang sangat signifikan. DER pada
tahun 2008 sebesar 677,4% turun menjadi 249,1% dan return saham yang awalnya
13,6% turun juga menjadi -3,8%. Ini disebabkan karena para investor enggan
menanamkan modalnya karena dampak dari krisis keuangan global dimana nilai
mata uang melemah sehingga perusahaan lebih menggunakan modal sendiri
dalam menjalankan operasionalnya seperti membayar biaya dan bunga.
Penurunan saham disebabkan akibat dampak dari adanya krisis keuangan
global yang berpengaruh terhadap harga saham dunia hal ini tentu saja berdampak
9
investor atas sejumlah dana yang telah diinvestasikan, banyak investor menjual
saham-sahamnya karena perusahaan food & beverages tidak mampu
menghasilkan laba yang di targetkan sehingga mengakibatkan return saham yang
diperoleh investor mengalami penururnan.
Hal ini bertentangan dengan teori yang diungkapkan oleh Lukman
Syamsudin (2011:66) menyatakan bahwa Pada umumnya manajemen perusahaan,
pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik dengan EPS.
Karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar
saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar, karena
hal itu merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan.EPS yang
besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan
keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Dengan harapan investor
memperoleh tingkat return yang tinggi pula.
Teori Sutrisno (2000:249) yang menyatakan Dengan menggunakan dana
hutang, maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan
tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat.
Hal ini tak sejalan dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan food &
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu pada tahun 2008 EPS
mengalami kenaikan tetapi return saham tsb turun. Selain itu DER mengalami
penurunan namun return sahampun mengalami penurunan. Adanya kontradiksi
yang terjadi antara hubungan EPS dan tingkat pengembalian saham serta
hubungan DER dan tingkat pengembalian saham yang tidak sesuai dengan teori
10
menggunakan pengukuran menggunakan rasio keuangan maka perusahaan dapat
mengetahui kinerja keuangan perusahaan serta dapat digunakan untuk menarik
investor dan kreditur yang lebih banyak. Selain itu dengan mengetahui kinerja
perusahaan baik masa ini maupun masa yang akan datang (jangka pendek dan
jangka panjang), ini merupakan informasi penting bagi pemegang saham
mengenai tingkat pengembalian saham yang akan diterima nantinya.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
mengetahui dan mempelajari Laba per lembar saham, Rasio hutang dan tingkat
pengembalian saham pada perusahaan food & beverages yang terdaftar di BEI
melalui suatu penelitian dengan judul :“PENGARUH LABA PER LEMBAR
SAHAM DAN RASIO HUTANG TERHADAP TINGKAT
PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
periode 2006-2010”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
1. Pada perusahaan food & beverages mengalami penurunan Rasio Hutang pada
tahun 2008.
2. Pada perusahaan food & beverages mengalami penurunan return saham pada
tahun 2008.
1.2.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Laba Per Lembar Saham pada perusahaan food
11
2. Bagaimana Perkembangan Rasio Hutang pada perusahaan food &
Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Periode 2006-2010
3. Bagaimana perkembangan Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan
food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2006-2010
4. Seberapa besar pengaruh Laba Per Lembar Saham terhadap Tingkat
Pengembalian Saham pada perusahaan food & Beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010
5. Seberapa besar pengaruh Rasio Hutang terhadap Tingkat Pengembalian
Saham pada perusahaan food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-2010
6. Seberapa besar pengaruh Laba per Lembar Saham dan Rasio Hutang
terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan food & Beverages
yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPeriode 2006-2010.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan
informasi yang terkait yaitu mengenai pengaruh Laba per lembar saham dan Rasio
Hutang tehadap Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan food & Beverages
12
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan Laba per lembar saham pada perusahaan
food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2006-2010
2. Untuk mengetahui perkembangan Rasio Hutang pada perusahaan food &
Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010
3. Untuk mengetahui perkembangan Tingkat Pengembalian Saham pada
perusahaan food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2006-2010
4. Untuk mengetahui besarnya Laba per lembar saham terhadap Tingkat
Pengembalian Sahampada perusahaan food & Beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010
5. Untuk mengetahui besarnya Rasio Hutang terhadap Tingkat Pengembalian
Saham pada perusahaan food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2006-2010
6. Untuk mengetahui besarnya Laba per lembar saham dan Rasio Hutang
terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan food & Beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna bagi semua pihak.
Terutama bagi pihak yang memiliki kepentingan langsung dalam permasalahan
13
1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Perusahaan
Sebagai acuan pimpinan dan manajemen perusahaan bila kemudian hari
mengambil keputusan terhadap masalah yang penulis teliti
2. Pihak lain
Penelitian ini berguna sebagai wahana pembelajaran terutama bagi para
mahasiswa sebagai dasar pembanding dalam rangka melakukan penelitian
lebih lanjut pada bidang ini, serta bagi pihak yang memerlukan referensi
yang terkait dengan tentang Laba per lembar sahamdan Rasio Hutang
terhadap Tingkat Pengembalian Saham bagi perusahaan terkait, baik itu
sebagai bahan bacaan atau sebagai literatur.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Penulis
Sebagai sarana penambah wawasan ilmu pengatahuan dibidang
menejemen keuangan mengenai Laba per lembar saham, rasio hutang dan
Tingkat Pengembalian Saham dan pula sebagai bahan pembanding antara
teori yang pernah diperoleh selama mengikuti perkuliahan dengan di
lapangan.
2. Peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya khususnya mengenaiLaba per lembar saham dan Rasio
Hutang terhadap Tingkat Pengembaliansaham dan agar dapat dijadikan
14
3. Perkembangan ilmu manajemen
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu-ilmu
menajemen dengan keadaan yang terjadi dilapangan sehingga dengan
adanya pembanding tersebut akan dapat memajukan ilmu manajemen yang
sudah ada untuk diterapkan pada dunia secara nyata.
1.5 Lokasi Penelitian dan waktu
Penelitian dilakukan di 12 perusahaan pada perusahaan food & Beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2006-2010). Untuk memperoleh data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan
penelitian yang terkait dengan data laporan keuangan perusahaan food &
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2006-2010) pengambilan data
melalui Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jalan Jl. Veteran No. 10,
Bandung tlp (022) 421-4349 faks (022) 421-4359 email:
pipm.bandung@idx-pipm.net. dan melalui website www.idx.co.id berikut adalah jadwal pelaksanaan
15
Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Jadwal
Kegiatan
Bulan Februari 2012-Juli 2012 Minggu Ke
Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pra Survei
a. Persiapan judul b.Persiapan teori c. Pengajuan judul
penelitian
d.Menentukan tempat
penelitian
2. Usulan penelitian
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan data
5. Penyusunan laporan
16 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Laba Per Lembar Saham (EPS)
2.1.1.1 Pengertian Laba Per Lembar Saham (EPS)
EPS merupakan rasio keuangan yang digunakan investor untuk
menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan
saham yang dimiliki. Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis
perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai Earning per Share
(EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih
perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham
perusahaan.Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan
keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan
besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi
besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan
neraca dan laporan rugi laba perusahaan. EPS pada umumnya digunakan para
pemegang saham untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh
per lembar saham. EPS yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor. Semakin
tinggi EPS, maka kemampuan perusahaan untuk memberikan pendapatan kepada
pemegang sahamnya semakin tinggi Earning Per Share menggambarkan jumlah
17
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:306) menyatakan bahwa:
”EPS adalah rasio keuangan yang menunjukkan berapa besar kemampuan
per lembar saham menghasilkan laba”
Menurut Irham Fahmi (2011:138) menyatakan bahwa :
”EPS adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para
pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki”
Menurut Lukman Syamsudin (2011:66) menyatakan bahwa :
“Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon
pemegang saham sangat tertarik dengan EPS.Karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa.Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar, karena hal itu merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. EPS yang besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham.Dengan
harapan investor memperoleh tingkat return yang tinggi pula.”
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa earning
per share adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang akan
diperoleh investor atau pemegang saham untuk setiap per lembar saham yang
beredar selama suatu periode tertentu. Rasio ini dihitung dari pembagian laba
bersih dengan jumlah saham yang beredar.
2.1.1.2 Kegunaan Laba Per Lembar Saham (EPS)
Earning per share merupakan alat untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan.EPS
menunjukan tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu
diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya.Laba per lembar saham
18
umumnya terhadap korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dan pertumbuhan
harga saham.
Bagi para investor informasi EPS dapat menggambarkan prospek earning
perusahaan di masa depan (Tandelilin, 2010:365). Laba per lembar saham juga
dapat digunakan sebagai suatu ukuran secara luas dalam penaksiran nilai saham
biasa oleh manajemen maupun pemegang saham selain itu EPS juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi kinerja operasi dan profitabilitas suatu perusahaan
Rasio ini dapat dirumuskan menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:305)
sebagai berikut:
2.1.1.3 Faktor yang mempengaruhi Laba Per Lembar Saham (EPS)
Perusahaan dapat melakukan tindakan antisipasi dalam meningkatkan nilai
per lembar sahamnya.Pertama, perusahaan dapat melakukan penahanan laba.
Dengan cara ini nilai ekuitas pemilik akan meningkat, dengan kondisi tidak terjadi
perubahan dalam jumlah lembar saham yang beredar. Hal ini mengasumsikan laba
yang ditahan dapat digunakan seefektif ekuitas pemilik sebelumnya, dengan kata
lain pengembalian atas ekuitas pemilik dapat dipertahankan. Kedua, untuk
memperoleh pertumbuhan nilai buku per lembar saham adalah dengan cara
membeli kembali saham perusahaan pada harga yang lebih rendah dari pada nilai
19
Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan agar nilai earning per share meningkat tanpa merubah jumlah saham
yang beredar. Dengan cara tersebut maka kinerja perusahaan dimata para calon
investor menjadi baik dan sehat, sehingga investor berminat untuk membeli
saham perusahaan tersebut.
Menurut Weston dan Eugene (1993 : 23-25) faktor penyebab kenaikan dan
penurunan laba per saham:
Kenaikan laba per lembar saham disebabkan karena :
1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan
jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar
daripada persentase penurunan laba bersih.
Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :
1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase
penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar
20
Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila
persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan
jumlah lembar saham biasa yang beredar.
2.1.2 Rasio Hutang (Leverage)
2.1.2.1 Pengertian Rasio Hutang (Leverage)
Rasio hutang atau rasio leverage yang biasa dikenal dengan rasio
solvabilitas, menurut para pakar adalah sebagai berikut:
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011:62): “Rasio leverage adalah
mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang”.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:306) : “Rasio leverage adalah
melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity)”.
Menurut Brigham dan Houston (2010:140) rasio leverage merupakan
“rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui
utang (financial leverage)”.
Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan
karena perusahaan akan masuk kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu
perusahaan akan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk
melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus
menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber yang
21
2.1.2.2Tujuan dan Manfaat Rasio Hutang (Leverage)
Menurut Kasmir (2011:153-154) tujuan perusahaan dengan menggunakan
rasio hutang (leverage) yakni :
1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak
lainnya (kreditor).
2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal.
4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap
pengelolaan aktiva.
6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat
sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.
Sementara itu, manfaat rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah :
1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban
kepada pihak lainnya.
2. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva
tetap dengan modal.
22
4. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva.
5. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
6. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
terdapat sekian kalinya modal sendiri.
2.1.2.3Jenis-jenis Rasio Hutang (Leverage)
Menurut Irham Fahmi (2011:127) jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio
hutang (leverage) antara lainnya :
1. Debt to Total Assets atau Debt Ratio
Dimana rasio ini disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan
utang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan utang
perusahaan,yaitu diperoleh dari perbandingan total utang dibagi dengan
total asset.
Rumus Debt to Total Assets atau Debt Ratio
2. Debt to equity ratio
Mengenai Debt to equity ratio ini Joel G.Siegel dan Jae K.Shim
mendefinisikannya sebagai “ukuran yang dipakai dalam menganalisis
laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia
23
Keterangan : = Total Modal Sendiri
3. Time interest earned
Time interest earned disebut juga dengan rasio kelipatan. Rumus Time
interest earned :
Keterangan :
= Laba sebelum pajak
dan pajak
= Beban Bunga
4. Cash Flow Coverage
Adapun rumus Cash Flow Coverage adalah
5. Long – Term Debt to Total Capitalization
Long – Term Debt to Total Capitalization disebut juga dengan utang
jangka panjang/total kapitalisasi.long term debt merupakan sumber dana
pinjaman yang bersumber dari utang jangka panjang, seperti obligasi dan
sejenisnya.
24
Keterangan :long term debt = Utang jangka panjang
6. Fixed Charge Coverage
Fixed Charge Coverage disebut juga dengan rasio menutup beban tetap.
Rumus :
7. Cash Flow Adequancy
Cash Flow Adequancy disebut juga dengan rasio kecukupan arus kas.
Rumus :
Dalam penelitian ini jenis rasio hutang yang digunakan oleh penulis adalah
Debt to Equity Ratio rasio yang membandingkan total hutang dengan modal.
2.1.2.4Debt to Equity Ratio (DER)
Adapun pengertian Debt to equity ratio (DER) akan dijelaskan pada
pembahasan ini.
Menurut Suad Husnan (2004:70) menjelaskan bahwa “debt to equity ratio
menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.”
Menurut Robert Ang (1997) DER dapat digunakan untuk melihat struktur
modal suatu perusahaan karena DER yang tinggi menandakan srtuktur
permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang – hutang relatif terhadap
25
karena perusahaan dalam operasi relatif tergantung terhadap hutang dan
perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga hutang akibatnya para
investor cenderung menghindari saham – saham yang memiliki nilai DER yang
tinggi.
Namun, penggunaan hutang tidak selalu berdampak negatif bagi
perusahaan karena pada kondisi tertentu penggunanaan hutang.Perusahaan dengan
hutang yang kecil sekilas terlihat menguntungkan namun hal ini tidaklah benar,
kita perlu mempertimbangkan jumlah uang yang telah diinvestasikan oleh
pemegang saham. Sedangkan perusahaan yang dalam operasinya menggunakan
hutang akan memiliki EBIT yang sama dalam setiap kondisi. Walaupun dalam
penggunaan hutang ini perusahaan akan dikenakan bunga dalam kondisi usahanya
namun bunga ini akan dikurangkan dengan EBIT untuk mendapatkan laba kena
pajak. Bunga ini juga dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan utang akan
mengurangi kewajiban pajak dan menyisakan laba operasi yang lebih besar bagi
investor perusahaan.
Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan
tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Menurut Irham Fahmi (2011:128) Rumus Debt to equity ratio:
26
2.1.3 Tingkat Pengembalian Saham atau Return saham
Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan investasi
selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Pada umumnya
investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan resiko kerugian yang
sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan
investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai.
Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang diharapkan dapat diukur.
Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara capital gain
dan capital loss. Rata-rata return saham biasanya dihitung dengan mengurangkan
harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi
dengan harga saham sebelumnya. Dalam penelitian ini return saham diukur
berdasarkan harga saham awal tahun 2006 sampai dengan harga saham akhir
tahun 2010. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor
internal perusahaan dan faktor eksternal. Faktor internal perusahaan meliputi
kualitas dan reputasi manajemen, struktur permodalan, struktur hutang, tingkat
laba yang dicapai dan kondisi intern lainnya di dalam perusahaan.
Menurut Jogiyanto (2008:109) :
“Return suatu saham adalah hasil yang diperoleh hasil investasi dengan
cara menghitung selisih saham periode berjalan dengan periode
sebelumnya dengan mengabaikan deviden”
Menurut Abdul Halim (2003:30):
27
Berdasarkan pengertian diatas maka didapat kesimpulan bahwa return
saham adalah pengembalian atas investasi yang akan diterima investor dimasa
yang akan datang.
2.1.3.1Komponen Return Saham
Komponen return terdiri dari 2 jenis yaitu: current income (pendapatan
lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga).
1. Current income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui
pembayaran yang bersifat periode seperti pembayaran bunga deposito,
bunga obligasi, dividen dan sebagainya. Disebut sebagai pendapatan
lancar, maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam
bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat diuangkan secara cepat, seperti
bunga / jasa giro dan dividen tunai. Dan yang setara kas adalah saham
bonus atau dividen saham yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk
saham dan dapat dikonversi menjadi uang kas.
2. capital gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara
harga jual dengan harga beli saham dari suatu instrumen investasi. Capital
gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi, yang berarti
bahwa instrumen investasi harus diperdagangkan di pasar. Dengan adanya
perdagangan maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi
yang memberikan capital gain. Besarnya capital gain dilakukan dengan
analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga
dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan
28
2.1.3.2 Jenis Return Saham
MenurutJogiyanto (2003:109-110) return saham dibedakan menjadi 2
yaitu:.
1. Return realisasi (realized return)
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi
dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
Returnhistoris ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi
(expected return) dan risiko di masa mendatang.
2. Return ekspektasi (expected return)
Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return
realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum
terjadi.
Rumus untuk menghitung estimasi hasil yang diharapkan (expected
return) menurut Sunariyah (2000) dapat dilihat sebagai berikut :
Keterangan :
Div = Dividen yang diharapkan per lembar saham (DPS)
Pt = harga yang diharapkan periode tahun sekarang
29
Formulasi dari return menurut Jogiyanto (2003:434)adalah sebagai
berikut:
Dimana:
t i
R, = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
periode peristiwa ke-t.
t i
P, = harga sekarang relative
1 ,t i
P = harga sebelumnya
Dapat ditarik kesimpulan bahwa return yang dapat diperoleh atas investasi
pada saham biasa terdiri dari dua komponen, yaitu:
1 Capital gain (loss), merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi
sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.
2 Yield, merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga
investasi periode tertentu dari suatu investasi.