• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BARBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMKN 1 LIMA PULUH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BARBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMKN 1 LIMA PULUH."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN

MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMKN 1 LIMA PULUH

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: LISMA IDAYATI

NIM 8136172048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya serta sholawat dan salam kita sanjung sajikan kehadirat Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat. Sehingga tesis saya yang berjudul: ”Pengaruh Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Geogebra Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Motivasi

Belajar Matematika Siswa SMKN 1 Lima Puluh” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra.Ida Karnasih, M.Sc., Ed., Ph.D sebagai pembimbing I dan Dr.E.Elvis Napitupulu M.S selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan serta motivasi yang kuat dalam penyusunan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd sebagai narasumber I, Bapak Dr. Martua Manullang, M.Pd, sebagai narasumber II dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, sebagai narasumber III sekaligus yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menjadikan tesis ini menjadi lebih baik.

(8)

iv

4. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi pengembangan wawasan keilmuan selama mengikuti studi dan penulisan tesis ini, Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si sebagai staf Prodi Pendidikan Matematika yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam administrasi perkuliahan di Unimed.

5. Suamiku tercinta Drs. H. Zainuri, dan anak-anakku tersayang yang senantiasa mendoakan penulis serta memberikan dorongan, motivasi sehingga tesis ini terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh sahabat dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan menyelesaikan tesis ini.

Semoga Allah membalas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya matematika. Masih terdapat kekurangan/kelemahan dalam penyusunan tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, September 2016 Penulis

(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 13

1.3 Batasan Masalah ... 14

1.4 Rumusan Masalah ... 15

1.5 Tujuan Penelitian ... 15

1.6 Manfaat Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 18

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika ... 18

2.1.2 Pemahaman Konsep Matematika ... 21

(10)

vi

2.1.3.1 Jenis dan Sifat Motivasi ... 29

2.1.3.2 Fungsi Motivasi ... 31

2.1.3.3 Pentingnya Motivasi dalam Belajar ... 32

2.1.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 33

2.1.4 Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 35

2.1.5 Pengetahuan Awal dalam Belajar Matematika ... 38

2.1.6 Konsep Dasar Matriks ... 41

2.1.6.1 Defenisi ... 41

2.1.6.2 Matriks Sama dan Transpose Matriks ... 41

2.1.6.3 Operasi Matriks ... 42

2.1.6.4 Determinan Matriks ... 43

2.1.6.5 Invers Matriks ... 44

2.1.6.6 Persamaan Matriks ... 44

2.1.7 Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Geogebra Pada Materi Matriks ... 44

2.2 Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran ... 51

2.2.1 Teori Belajar Relevan dengan Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 51

2.2.2 Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Geogebra ... 57

2.3 Hasil Penelitian Relevan ... 60

(11)

vii

2.4.1 Pengaruh Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan

Geogebra terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep ... 61

2.4.2 Pengaruh Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Geogebra terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 63

2.4.3 Interaksi antara Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Geogebra dan Pengetahuan Awal Matematika Siswa terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa ... 64

2.4.4 Interaksi antara Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Geogebra dan Pengetahuan Awal Matematika Siswa terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa ... 66

2.5 Hipotesis Penelitian ... 66

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 68

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penyuplikannya ... 68

3.2.1 Populasi Penelitian ... 68

3.2.2 Sampel Penelitian dan Penyuplikannya ... 69

3.3 Desain Penelitian ... 70

3.4 Defenisi Operasional ... 71

3.5 Variabel Penelitian ... 73

(12)

viii

3.6.1 Tes Pengetahuan Awal Matematika ... 75

3.6.2 Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ... 75

3.6.3 Skala Motivasi Belajar Matematika Siswa ... 78

3.6.4 Perangkat Pembelajaran dan Bahan Ajar ... 79

3.6.5 Kegiatan Pembelajaran ... 81

3.7 Ujicoba Instrumen ... 81

3.7.1 Validasi Ahli Terhadap Perangkat Pembelajaran ... 81

3.7.2 Validasi Ahli Terhadap Instrumen Penelitian ... 82

3.7.3 Analisis Validitas Butir Soal ... 83

3.7.4 Analisis Tingkat Kesukaran ... 85

3.7.5 Analisis Daya Pembeda ... 86

3.7.6 Analisis Reliabilitas ... 88

3.8 Teknik Analisa Data ... 89

3.8.1 Menguji Normalitas ... 90

3.8.2 Uji Homogenitas Data ... 91

3.8.3 Uji Hipotesis ... 92

3.9 Prosedur Penelitian ... 95

3.10 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 98

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 99

(13)

ix

4.1.2 Deskripsi Pengetahuan Awal Matematika (PAM) ... 103

4.1.3 Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Matematika Siswa ... 107

4.1.3.1 Kemampuan Pemahaman Konsep ... 107

4.1.3.2 Motivasi Belajar Matematika ... 110

4.1.4 Uji Hipotesis ... 113

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 124

4.2.1 Faktor Pembelajaran ... 125

4.2.2 Kemampuan Pemahaman Konsep ... 126

4.2.3 Motivasi Belajar Matematika Siswa ... 128

4.2.4 Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan Pengetahuan Awal Matematika Siswa terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Matematika Siswa ... 130

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 132

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 133

5.2 Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 136

(14)
(15)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing... 37

Tabel 2.2 Langkah-langkah Menggunakan Software Geogebra... 46

Tabel 2.3 Daftar Icon pada Geogebra beserta Fungsinya ... 48

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 70

Tabel 3.2 Model Weiner Mengenai Keterkaitan Variabel Bebas Terikat 71 Tabel 3.3 Kriteria Pengelompokan Kemampuan Siswa Berdasarkan PAM 76 Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Pemahaman Konsep... 76

Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep 77 Tabel 3.6 Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar Matematika Siswa... 78

Tabel 3.7 Skor Alternatif Jawaban Skala Motivasi Belajar ... 79

Tabel 3.8 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 82

Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas ... 84

Tabel 3.10 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Setiap butir Butir Soal Tes Pengetahuan Awal ... 84

Tabel 3.11 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Setiap butir Butir Soal Kemampuan Pemahaman Konsep ... 84

Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Pengetahuan Awal Matematika ... 85

(16)

xi

Konsep ... 86

Tabel 3.14 Klasifikasi Daya Pembeda ... 87

Tabel 3.15 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Pengetahuan Awal Matematika ... 87

Tabel 3.16 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ... 88

Tabel 3.17 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 89

Tabel 3.18 Rangkuman Hasil Reliabilitas Instrumen Tes ... 89

Tabel 3.19 Keterkaitan Permasalahan, Hipotesis dan Jenis Uji Statistik... 91

Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 100

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Pemahaman Konsep 100 Tabel 4.3 Hasil Ujicoba Tes Pengetahuan Awal Matematika ... 101

Tabel 4.4 Karakteristik dari Skala Motivasi Belajar Matematika... 102

Tabel 4.5 Deskripsi Pengetahuan Matematika Siswa Berdasarkan Skor Tes Pengetahuan Awal Matematika ... 103

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas PAM... 104

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas PAM ... 105

Tabel 4.8 Sebaran Sampel Penelitian... 106

(17)

xii

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Pemahaman Konsep .. 109

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Pemahaman Konsep 110

Tabel 4.12 Data Skala Motivasi Belajar Matematika ... 111

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Skala Motivasi Belajar Matematika Siswa 112

Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar Matematika Siswa 113

Tabel 4.15 Hasil Uji Anava Kemampuan Pemahaman Konsep ... 114

Tabel 4.16 Hasil Uji Anava Motivasi Belajar Matematika... 116

Tabel 4.17 Hasil Uji Anava Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Siswa... 117

(18)

xiii LAMPIRAN

Halaman Lampiran A

RPP I Kelas Eksperimen ... 136

LAS I Kelas Eksperimen... 146

RPP II Kelas Eksperimen... 154

LAS II Kelas Eksperimen ... 163

RPP III Kelas Eksperimen ... 173

LAS III Kelas Eksperimen ... 183

RPP I Kelas Kontrol... 191

LAS I Kelas Kontrol ... 200

RPP II Kelas Kontrol ... 207

LAS II Kelas Kontrol ... 215

RPP III Kelas Kontrol ... 223

LAS III Kelas Kontrol... 232

Silabus ... 239

Lampiran B Soal Kemampuan Pemahaman Konsep ... 242

Penyelesaian Soal Kemampuan Pemahaman Konsep... 242

Soal Pengetahuan Awal... 247

Penyelesaian Soal Pengetahuan Awal... 248

Skala Motivasi Belajar Matematika ... 250

(19)

xiv

I. Validasi Ahli Terhadap Perangkat Pembelajaran ... 253 II. Validasi Ahli Terhadap Instrumen Penelitian... 259 III. Laporan Hasil Ujicoba Perangkat Pembelajaran dan Instrumen

Penelitian... 264 1. Ujicoba Perangkat Pembelajaran... 264 2. Ujicoba Instrumen Penelitian ... 265 Lampiran D

1. Data Hasil Tes Pengetahuan Awal Matematika Siswa

Kelas Eksperimen ... 293 2. Uji Normalitas Data PAM kelas Eksperimen dan Kontrol ... 295 3. Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan Awal Matematika... 296 4. Data Tes Hasil Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen297

5. Data Tes Hasil Pemahaman Konsep Siswa Kelas Kontrol ... 298 6. Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman Konsep

Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 299 7. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Pemahaman Konsep ... 300 8. Data Hasil Skala Motivasi Belajar Matematika Siswa

Kelas Eksperimen ... 301 9. Data Hasil Skala Motivasi Belajar Matematika Siswa

Kelas Kontrol ... 302 10. Uji Normalitas Skala Motivasi Belajar

Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 303 11. Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar Matematika Siswa ... 304 12. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 305 Lampiran E

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan matematika sudah tidak asing lagi kita dengar dalam kehidupan kita. Mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, matematika selalu dipelajari. Tidak hanya itu, pada kehidupan sehari-hari pun secara tidak langsung kita telah mempelajari matematika. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu jual beli yang sering kita lakukan baik di pasar, toko, dan pusat-pusat perbelanjaan. Itu hanyalah salah satu contoh pembelajaran matematika dalam kehidupan sehari-hari. Masih banyak lagi contoh-contoh yang lainnya.

Abdurrahman (2003: 253) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena selalu digunakan dalam segala kehidupan, semua bidang studi memerlukan konsep matematika yang sesuai, matematika merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, dapat digunakan untuk meyakinkan informasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, memberikan kepuasan terhadap usaha menyelesaikan masalah yang menantang. Konsep-konsep matematika diperlukan disetiap bidang ilmu.

(21)

2

digunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena itu seharusnya siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika.

Kenyataannya pelajaran matematika masih dicitrakan sebagai mata pelajaran tersukar dan terkesan ditakuti para siswa. Ruseffendi (1991:15)

mengatakan, “Matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan pelajaran yang dibenci”. Pandangan siswa yang menyatakan matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami menyebabkan hasil belajar matematika siswa belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.

Ada dua visi pembelajaran matematika, yaitu; (1) mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep-konsep yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan ilmu pengetahuan lainnya, dan (2) mengarahkan kemasa depan yang lebih luas yaitu matematika memberikan kemampuan pemecahan masalah, sistimatik, kritis, cermat, bersifat objektif dan terbuka. Kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah (Sumarmo, 2001 : 102).

(22)

3

Tujuan tersebut juga menjadi tujuan pembelajaran matematika pada Departemen Pendidikan Indonesia. Daya matematika tersebut jika kita lihat dalam proses pembelajaran matematika saat ini terdiri dari standar isi materi, standar proses pembelajaran, dan kemampuan bermatematika. Pentingnya peningkatan daya matematika ini dalam pembelajaran matematika menyebabkan guru harus mengarahkan proses pembelajaran matematika disekolah untuk meningkatkan daya matematika tersebut.

Kemampuan pemahaman konsep adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran tersebut.

Dalam kurikulum SMK, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam kelompok adaptif (KTSP, 2006 : 74). Tujuan pembelajaran matematika SMK antara lain: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah, dan 2) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 3) Menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan serta memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

(23)

4

yang sedang dibicarakan, siswa akan memahami materi yang harus dikuasainya, ini menunjukkan bahwa materi yang mempunyai pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami dan diingatnya (Herman dkk., 2003:43). Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika dapat berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh pada siswa kelas X kompetensi keahlian multi media SMK Negeri 1 Lima Puluh tahun pembelajaran 2014/2015 nampak hasil matematika masih rendah, yaitu 60 untuk rata-rata kelas, 60% untuk daya serap, dan 63% untuk ketuntasan belajar (sumber nilai raport siswa tahun pembelajaran 2013/2014). Dari data tersebut terlihat bahwa hasil pembelajaran matematika siswa masih belum mencapai yang diharapkan oleh kurikulum, yaitu 70% untuk rata-rata kelas, 70% untuk daya serap dan 85% untuk ketuntasan belajar

Untuk nilai UN pada tahun pembelajaran 2014/2015 rata rata nilai mata pelajaran matematika di SMK Negeri 1 Lima Puluh 2,69 dengan nilai terendah 1,25 dan nilai tertinggi 4,69 dari nilai maksimum 10 (sumber Daftar kolektif hasil ujian nasional). Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika sangat rendah di SMK Negeri 1 Lima Puluh.

(24)

5

Sebagai contoh ketika siswa diberikan soal berikut: 1. Tuliskan apa yang kamu ketahui tentang fungsi 2. Manakah yang merupakan fungsi dari relasi berikut

Dari kedua pertanyaan di atas hasil jawaban siswa dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 1.1 Pola Jawaban Pemahaman Konsep Matematika .

Terlihat siswa belum memahami defenisi fungsi

(25)

6

Dari jawaban siswa nomor satu dapat dilihat siswa belum dapat menyatakan ulang sebuah konsep fungsi dengan baik berdasarkan defenisi dan konsep yang dimiliki sebuah fungsi. Jawaban siswa untuk soal nomor dua juga terlihat bahwa siswa belum dapat mengidentifikasi mana yang merupakan contoh dan bukan contoh sesuai dengan defenisi fungsi.

Jawaban siswa di atas menggambarkan bahwa mereka belum bisa memahami konsep matematika dengan benar. Sehingga perlu ditekankan kepada siswa pentingya pemahaman konsep matematika dari setiap kompetensi yang sedang dipelajari, karena dalam pembelajaran matematika antara kompetensi satu dengan lainnya seperti mata rantai jika salah satu dari konsep matematika belum dipahami dengan benar maka untuk kompetensi berikutnya akan mengalami kesulitan.

Dari uraian di atas diketahui permasalahan tentang kemampuan pemahaman konsep matematika siswa menjadi sebuah permasalahan serius yang harus ditangani, supaya siswa dapat memahami konsep dengan benar yang akhirnya hasil pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

(26)

7

dikerjakan seperti apa yang dicontohkan. Sehingga diperlukan pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa dalam belajar serta membangun konsep dan pengetahuan mereka sendiri seperti pembelajaran konstruktivisme.

Teori belajar konstruktivisme yang menekankan pengelolaan pembelajaran pada pemberian kesempatan pada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri. Pemberian kesempatan untuk berfikir tentang pengalamannya, sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif. Pemberian kesempatan untuk mencoba gagasan baru dan memikirkan perubahan gagasan. Pemberian pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa. Penyediaan lingkungan belajar yang kondusif. Proses pembelajaran berpusat pada potensi perkembangan, kebutuhan, kepentingan siswa dan lingkungannya.

Hal di atas bisa dipenuhi manakala siswa bersikap aktif. Siswa bisa memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri, berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahami sebelumnya.

(27)

8

Kenyataan di lapangan masih sering dijumpai guru matematika masih terbiasa pada kebiasaan mengajarnya dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran seperti: menyajikan materi pembelajaran, memberikan contoh-contoh soal dan meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat dalam buku teks yang mereka gunakan dalam mengajar dan kemudian membahasnya bersama siswa. Siswa sangat jarang mengajukan pertanyaan pada guru sehingga guru asyik sendiri menjelaskan apa yang telah disiapkannya.

Guru pada umumnya mengajar dengan metode ceramah dan ekspositori. Itu semua mengindikasikan bahwa siswa tidak aktif dalam belajar. Melalui proses pembelajaran seperti ini, kecil kemungkinan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dapat berkembang. Budiningsih (2005:62) mengatakan “Kegiatan pembelajaran selama ini berlangsung yang berpijak pada teori

behavioristik, banyak didominasi guru. Guru menyampaikan materi pelajaran melalui ceramah, dengan harapan siswa dapat memahaminya dan memberikan respon sesuai dengan materi yang diceramahkan”.

(28)

9

pada umumnya sebagian besar siswa masih membutuhkan konsep dasar untuk dapat menemukan sesuatu.

Menurut Hamalik (Sutrisno, 2012:212) metode penemuan terbimbing adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek, dan eksperimentasi oleh siswa sebelum membuat generalisasi sampai siswa menyadari suatu konsep. Guru membimbing siswa melakukan penemuan untuk membantu siswa menemukan konsep yang benar. Bimbingan dimaksudkan agar penemuan yang dilakukan siswa terarah, memberi bantuan /petunjuk kepada siswa yang mengalami kesulitan untuk menemukan sesuatu konsep/prinsip, dan waktu pembelajaran lebih efisien. Bimbingan diberikan melalui LAS, bimbingan yang diberikan guru tergantung pada kemampuan siswa dan materi yang sedang dipelajari.

Sutrisno (2012:212) mengemukakan bahwa pembelajaran dengan penemuan terbimbing memberikan kesempatan pada siswa untuk menyusun, memproses, mengorganisir suatu data yang diberikan guru. Melalui proses penemuan ini, siswa dituntut untuk menggunakan ide dan pemahaman yang telah dimiliki untuk menemukan sesuatu yang baru, sehingga pemahaman konsep matematik siswa dapat meningkat. Dengan demikian, pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing memungkinkan siswa memahami apa yang dipelajari dengan baik.

(29)

10

peroleh. Siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan konsep, prinsip, ataupun prosedur berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan guru. Dengan metode ini, guru menganjurkan siswa membuat dugaan, menggunakan intuisi, dan mencoba-coba. Melalui dugaan, intuisi, dan mencoba-coba ini diharapkan siswa tidak begitu saja menerima langsung konsep, prinsip, ataupun prosedur yang telah jadi dalam kegiatan belajar-mengajar matematika, akan tetapi siswa lebih ditekankan pada aspek mencari dan menemukan konsep, prinsip, ataupun prosedur matematika. Membiasakan siswa dengan belajar penemuan, secara tidak langsung juga membiasakan siswa dalam merepresentasikan informasi, data, ataupun pengetahuan untuk menghasilkan suatu penemuan.

Metode penemuan merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung, pembelajaran lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar. Dalam metode ini bukan berarti sesuatu yang ditemukan oleh siswa benar-benar baru sebab sudah diketahui oleh orang yang lain.

Beragam teknik pembelajaran telah dikembangkan oleh para praktisi dan peneliti pendidikan dalam upaya mengatasi dan mengeliminasi masalah pendidikan yang terjadi di lapangan. Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematik, diperlukan suatu cara pembelajaran dan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan kemampuan tersebut.

(30)

11

baik untuk mampu bertahan pada era global yang terus berubah. Sehingga dibutuhkan pemikiran yang sistematis, kritis, dan logis yang semua itu dapat dikembangkan melalui matematika.

Salah satu teknik pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar kreatif, dan lebih aktif adalah dengan teknik pembelajaran menggunakan teknologi komputer yang di dalamnya terdapat program Geogebra. Program GeoGebra dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran matematika. Dengan beragam fasilitasnya, GeoGebra dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran matematika untuk mendemonstrasikan atau memvisualisasikan konsep-konsep matematis serta sebagai alat bantu untuk mengkonstruksi konsep-konsep matematika.

Dengan menggunakan program Geogebra pembelajaran lebih menarik, siswa dapat melakukan penemuan dengan menguji lebih banyak contoh-contoh dalam waktu singkat. Melalui kegiatan coba-coba ini siswa dapat menemukan, mengkontruksi dan menyimpulkan prinsip-prinsip matematika. Konsep matematika akan diaplikasikan pada penggunaan program ini. Sehingga diharapkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dapat meningkat.

Selain dari proses pembelajaran, rendahnya hasil belajar siswa dapat disebabkan karena siswa memiliki motivasi belajar yang rendah. Motivasi sangat terkait dengan pembelajaran. “Motivasi dan pembelajaran bisa saling

(31)

12

tidak termotivasi untuk belajar maka hasil belajar yang diharapkan tidak akan tercapai.

Motivasi merupakan suatu kondisi dalam diri individu atau peserta didik yang mendorong atau menggerakkan individu atau peserta didik melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan (Sardiman, 2014: 75). Dalam kegiatan belajar, motivasi yang tepat merupakan kekuatan yang mendorong individu melakukan kegiatan belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

Motivasi merupakan faktor penggerak atau dorongan seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Sehingga motivasi menentukan tingkat aktivitas seseorang, semakin tinggi motivasi seseorang maka semakin besar pula aktivitas dan usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Sehingga motivasi belajar sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(32)

13

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian mengungkapkan bagaimana pengaruh pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika dan motivasi belajar matematika siswa. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Geogebra Terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMK Negeri 1 Lima Puluh”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran matematika sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam pemahaman konsep masih rendah yang ditunjukkan melalui rendahnya perolehan hasil tes pemahaman konsep terhadap materi fungsi dan relasi yang dilakukan pada penelitian pendahuluan.

2. Pemahaman siswa tentang konsep matematika masih rendah yang ditunjukkan dengan rendahnya kemampuan siswa dalam membandingkan dan membedakan konsep-konsep yang ada dalam matematika.

(33)

14

4. Motivasi belajar siswa terlihat masih rendah, pembelajaran matematika tidak menarik bagi siswa karena hanya berhubung dengan logika dan olah pikiran tanpa ada aktivitas fisik yang menarik bagi siswa.

5. Sikap siswa terhadap pelajaran matematika masih cenderung negatif dengan adanya tanggapan bahwa pelajaran matematika sulit dan tidak menarik karena tidak merangsang daya imajinasi dan tidak uptudate dengan perkembangan zaman. .

6. Proses belajar mengajar matematika kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta berbuat dan melakukan aktivitas belajar matematika

7. Pembelajaran yang dilakukan masih didominasi oleh guru dan siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran.

8. Masih jarangnya guru menggunakan media pembelajaran di kelas terutama yang berbasis ICT

1.3 Batasan Masalah

Masalah yang teridentifikasi di atas merupakan masalah yang cukup luas dan kompleks, agar penelitian ini lebih fokus dan mencapai tujuan, penulis membatasi masalah pada:

1. Kemampuan siswa dalam pemahaman konsep yang diukur dengan tes pemahaman konsep.

(34)

15

3. Pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra pada kelas eksperimen dan penemuan terbimbing tanpa berbantuan Geogebra pada kelas kontrol.

1.4 Rumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra dengan siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing tanpa berbantuan Geogebra?

2. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar matematika siswa antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra dengan siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing tanpa berbantuan Geogebra?

3. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dan pengetahuan awal matematika siswa terhadap kemampuan pemahaman konsep?

4. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dan pengetahuan awal siswa terhadap motivasi belajar matematika siswa?

1.5 Tujuan Penelitian

(35)

16

belajar matematika siswa. Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra dengan siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing tanpa berbantuan Geogebra.

2. Perbedaan motivasi belajar matematika siswa antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra dengan siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing tanpa berbantuan Geogebra.

3. Interaksi antara pembelajaran dan pengetahuan awal matematik siswa terhadap kemampuan pemahaman konsep.

4. Interaksi antara pembelajaran dan pengetahuan awal matematik siswa terhadap motivasi belajar matematika siswa.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menghasilkan temuan - temuan yang merupakan masukan yang berarti bagi pembaharuan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan suasana baru dalam memperbaiki cara guru mengajar di kelas.

Manfaat yang diharapkan antara lain: 1. Untuk Peneliti

(36)

17

2. Untuk Guru

Menjadi acuan bagi guru matematika untuk menerapkan pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep untuk dikembangkan agar menjadi lebih baik dalam pelaksanaannya dengan cara memperbaiki kelemahan dan kekurangannya dan mengoptimalkan pelaksanaan hal-hal yang telah dianggap baik.

3. Untuk Siswa

Penerapan pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra selama penelitian pada dasarnya memberi pengalaman baru pada siswa yang diharapkan dapat mendorong siswa terlibat aktif untuk mengembangkan kemampuan pemahaman konsep dan motivasi belajar matematika sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.

4. Untuk Penelitian Selanjutnya

(37)

133

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:

1) Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep yang diberi Pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra dengan yang diberi Pembelajaran penemuan terbimbing tanpa berbantuan

2) Terdapat perbedaan motivasi belajar matematika siswa yang diberi Pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra dengan yang diberi Pembelajaran penemuan terbimbing tanpa berbantuan

3) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan pengetahuan awal matematika siswa terhadap kemampuan pemahaman konsep.

4) Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan pengetahuan awal matematika siswa terhadap motivasi belajar matematika siswa.

5.2 Saran

(38)

134

1. Kepada Guru

a. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra dapat: (1) meningkatkan kemampuan kemampuan pemahaman konsep, (2) meningkatkan motivasi belajar siswa, (3) sesuai untuk semua tingkat pengetahuan awal matematik siswa (tinggi, sedang dan rendah), (4) dapat membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan Geogebra sangat potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika terutama dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa.

b. Guru diharapkan perlu menambah wawasan tentang teori-teori pembelajaran yang lain (pembelajaran yang inovatif) dengan memanfaatkan software pembelajaran, dan dapat menerapkannya dalam pembelajaran.

2. Kepada Peneliti Lanjutan

(39)

135

Gambar

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Pemahaman Konsep ..
Gambar 1.1 Pola Jawaban Pemahaman KonsepMatematika .

Referensi

Dokumen terkait

fifth , that the emerging urban services in small towns and rural regions tend to accelerate greater consumption and commercialisation of urban commodities rather than providing

[r]

Pada tahun yang sama, terjadi penarikan dana pihak ketiga US $ bank konvensional dalam jumlah besar sehingga mengakibatkan terapresiasinya mata uang ini terhadap nilai tukar mata

Psychological meaningfulness at work (kebermaknaan psikologis di tempat kerja) sebagai mediator antara karakteristik pekerjaan dengan keterikatan kerja pada guru SD

Dalam Permendknas no. 13 tahun 2007 tentang Kompetens Kepala sekolah/ madrasah bahwa setap kepala sekola/ madrasah harus memenuh lma aspek kompetens yatu keprbadan,

Penelitian yang dilakukan oleh Gian Dwi Oktiana, dalam skripsinya yang berjudul, " Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Dalam Bentuk Buku Saku Digital

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Aplikasi berbasis web dengan tampilan grafis sangat bermanfaat untuk menampilkan beberapa model data yang perlu dianalisa, lebih jauh lagi bahwa aplikasi berbasis web yang bisa