• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada Bagian Logistik Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada Bagian Logistik Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Bandung"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN

BARANG PADA BAGIAN LOGISTIK UNIT TRANSFUSI

DARAH (UTD) PALANG MERAH INDONESIA (PMI)

CABANG KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana S1 di Program Studi Sistem Informasi

Oleh :

FRADITA EKA MULYANI 1.05.08.073

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)

i

ABSTRAK

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan dan kesehatan. Sebagai organisasi yang besar, PMI mempunyai banyak divisi atau unit kerja yang masing-masing membutuhkan barang dalam pekerjaannya. Bagian logistik Unit Transfusi Darah (UTD) merupakan gudang tempat penyimpanan barang-barang yang dibutuhkan oleh masing-masing unit kerja. Namun proses pengolahan data barang baik barang masuk, barang keluar, pesanan barang serta pembuatan laporan belum berjalan dengan baik karena belum terkomputerisasinya sistem persediaan barang yang ada pada UTD PMI ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui sistem informasi persediaan barang pada bagian logistik UTD PMI yang saat ini berjalan, untuk membuat perancangan sistem informasi persediaan barang pada bagian logistik UTD PMI, untuk melakukan testing atau pengujian terhadap sistem informasi persediaan barang pada bagian logistik UTD PMI, untuk melakukan implementasi terhadap sistem informasi persediaan barang pada bagian logistik UTD PMI.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dan pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Metode pendekatan sistemnya yaitu metode pendekatan berorientasi objek, dengan

metode pengembangan sistemnya menggunakan model prototype. Dan alat bantu

analisis yang digunakan yaitu Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence

Diagram, Class Diagram, Component Diagram dan Deployment Diagram. Sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java NetBeans 6.7.1 dengan database MySQL.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu sistem informasi persediaan barang pada bagian logistik UTD PMI ini dapat membantu mengolah seluruh data persediaan barang. Pengecekan, pencatatan dan penyimpanan data dari mulai barang masuk, barang keluar, pesanan barang serta pembuatan laporan sudah dapat efektif karena semua data tersimpan dalam database yang dibuat dan pencarian data barang juga dapat lebih mudah, dengan demikian dapat membantu PMI dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(4)

ii ABSTRACT

Indonesian Red Cross(Palang Merah Indonesia) is an organization ofnational associations in Indonesia who engaged in humanitarian and social health. As alarge organization, PMI has many divisions or units, each of them requires many itemsin his work. Logistics department Blood Transfusion Unit (BTU) are the warehouse that stored the items required by eachwork unit. However, the processing of data items, in and out, ordering item and reporting have not been running properly because the curent inventory system are not computerized well. The purposeofthis researchis, to studying the curent inventory information system in the logistics department, designing the system, testing the system, and implement the inventory information system at PMI logistics department.

The research method are used descriptive method and data collection that conducted by observation and interview. System approach method are object-oriented approach, the method of system development are using prototype models. And analysis tool are used the Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Component Diagram and Deployment Diagram. The programming languageis used Java NetBeans 6.7.1 with MySQL databases.

The results of research obtained the inventory information system in the PMI logistics department that can help processing the entire data inventory. Checking, recording and stored the data from items in, items out, ordering items and the making of the report is more effectively because all the data is stored in a database and search data items can also be more easily, this can helping PMI in achieving the goals.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Asalammu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang

menguasai segala kekuasaan dan pemilik segala ilmu. Dengan sifat Maha

Pengasih dan Penyayang-Nya memberikan kekuasaan dan ilmu kepada siapa yang

dikehendaki-Nya . Atas kehendak-Nya jualah Alhamdulillahirabbil’alamin

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

Skripsi dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Persediaan

Barang Pada Bagian Logistik Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Bandung”. Disusun guna memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Sistem

Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM) Bandung.

Selama penyusunan skripsi ini, tidak sedikit bimbingan dan bantuan dari

semua pihak, maka dengan rasa tulus penulis ingin mengucapkan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat, baik

berupa material maupun spiritual. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis

menyampaikan terima kasih dan hormat serta penghargaan yang

(6)

iv

praktek kerja lapangan sampai pembuatan laporan skripsi ini. Adapun ucapan

terima kasih penulis tujukan kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan pertolongan dan kemudahan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

3. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir. M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

4. Dadang Munandar, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan pengarahan dan masukan-masukan berharga kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Lusi Meliana, S.SI., M.T. selaku Dosen Wali SI-2 angkatan 2008 yang telah

memberikan pengarahan kepada penulis.

6. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis,

mudah-mudahan ilmu yang diajarkan bermanfaat dan menjadi amal kebaikan.

7. Seluruh pegawai PMI khususnya bagian logistik UTD terimakasih atas

bantuannya selama ini.

8. Ibu, Bapak dan adik-adiku tercinta serta keluarga besar lainya yang tanpa

batas memberikan kasih sayang serta doa dan dukungan yang tiada henti

kepada penulis.

9. Untuk Yanti, Icha, Lele, Uly, Aufaa, Ria, Wina, Eii dan seluruh teman-teman

(7)

v

banyak atas bantuan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsinya dengan lancar dan tepat waktu.

10. Untuk Ika, Endah, dan Rahma dari kosan 23 yang saling memotivasi sampai

skripsi masing-masing selesai tepat pada waktunya dan selalu membuat

penulis semangat dalam menyusun skripsi ini.

11. Untuk sahabat-sahabatku Annas, Melati, Dewi, dan Indri terimakasih banyak

motivasinya yang membuat penulis selalu semangat.

12. Untuk seluruh teman-teman yang lain yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, terimakasih banyak atas doa dan semangatnya selama ini.

Tiada manusia yang sempurna, karena penulis sangat menyadari adanya

keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki sehingga dalam penyusunan

skripsi ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan

saran dan kritik yang sifatnya membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

yang membutuhkan. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah SWT

senantiasa melimpahkan segala Rahmat-Nya kepada kita semua.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb

Bandung, Agustus 2012

(8)

vi

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem ... 11

2.1.1 Definisi Sistem ... 11

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 12

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 14

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 18

2.3.1 Komponen Sistem Informasi ... 18

2.4 Pengertian Persediaan Barang ... 20

2.5 Arsitektur Aplikasi ... 22

(9)

vii

2.5.2 Jenis-Jenis Jaringan Komputer ... 22

2.5.3 Topologi Jaringan Komputer ... 23

2.5.4 Manfaat Jaringan Komputer ... 26

2.6 Definisi Client Server ... 26

2.7 Perangkat Lunak Pendukung ... 27

2.7.1 Bahasa Pemrograman Java ... 27

2.7.2 Database MySQL ... 28

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 29

3.1.1 Sejarah PMI Cabang Kota Bandung ... 29

3.1.2 Visi dan Misi Palang Merah Indonesia ... 34

3.1.3 Struktur Organisasi PMI Cabang Kota Bandung ... 36

3.1.4 Deskripsi Tugas ... 37

3.2 Metode Penelitian ... 51

3.2.1 Desain Penelitian ... 51

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 51

3.2.2.1 Sumber Data Primer ... 52

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder ... 53

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ... 53

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem ... 53

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 53

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan ... 54

3.2.4 Pengujian Software ... 58

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan ... 59

4.1.1 Analisis Kebutuhan ... 59

4.1.2 Analisis Prosedur yang Berjalan ... 59

4.1.2.1 Use CaseDiagram ... 61

4.1.2.2 Activity Diagram ... 64

4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan ... 67

4.2 Perancangan Sistem ... 68

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 68

4.2.2 Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan ... 69

4.2.3 Perancangan Prosedur Sistem yang Diusulkan ... 70

4.2.3.1 Use Case Diagram yang Diusulkan ... 71

4.2.3.2 Activity Diagram yang Diusulkan ... 79

4.2.3.3 Sequence Diagram yang Diusulkan ... 85

(10)

viii

4.2.3.5 Component Diagram yang Diusulkan ... 91

4.2.3.6 Deployment Diagram yang Diusulkan ... 91

4.2.4 Kodefikasi ... 92

4.2.5 Perancangan Antar Muka ... 93

4.2.5.1 Struktur Menu ... 93

4.2.5.2 Perancangan Input ... 94

4.2.5.3 Perancangan Output ... 99

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Sistem ... 104

5.1.1 Batasan Implementasi ... 104

5.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 105

5.1.3 Implementasi Perangkat Keras ... 105

5.1.4 Implementasi Basis Data ... 106

5.1.5 Implementasi Antar Muka ... 108

5.1.6 Penggunaan Program ... 113

5.2 Pengujian ... 121

5.2.1 Rencana Pengujian ... 122

5.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 123

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 132

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 133

6.2 Saran ... 134

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi saat ini akan sejalan dengan perkembangan

teknologi informasi yang mendorong terjadinya perubahan berbagai ilmu, baik

dalam kajian ataupun implementasi di lapangan. Peran teknologi informasi sangat

diperlukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, tidak hanya perusahaan

besar tetapi perusahaan kecil juga memerlukan teknologi informasi demi

kemajuan perusahaan dan untuk mengimbangi persaingan yang semakin ketat.

Pemanfaatan teknologi komputerisasi pada perusahaan sangat membantu dan

menunjang, baik dari segi operasional maupun dari segi pengambilan keputusan

manajerial.

Suatu aplikasi dalam penerapan teknologi informasi yang berkaitan

dengan database yaitu sistem informasi mempunyai manfaat yang besar bagi

manusia antara lain untuk mempermudah melakukan proses penyimpanan data

perusahaan yang begitu banyak agar data dapat terorganisir dengan baik oleh

manusia yang mengelolanya didalam perusahaan tersebut. Sistem yang

terkomputerisasi mampu menjawab kebutuhan perusahaan untuk menjalankan

kegiatannya. Oleh karena itu, sistem komputerisasi dapat dijadikan sebagai alat

untuk meningkatkan kompetensi serta keunggulan perusahaan untuk dapat

(12)

2

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan

nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu

berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah

dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian,

kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33

PMI daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat

kota/kabupaten) di seluruh Indonesia. Dari penelitian yang telah dilakukan,

terdapat banyak barang pada bagian logistik di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI,

maka sangat diperlukan sebuah sistem yang dapat melakukan pencatatan dan

pencarian yang lebih cepat dengan data yang menumpuk.

Tabel 1.1 Data Barang

No Nama Barang Satuan

1 Antisera Vial

2 Reagen Kit

3 NaCl Botol

4 Alkohol Botol

5 Antiseptik Botol

6 Ipoklorit Botol

7 Tabung Sample Darah Buah

8 Sarung Tangan Latek Dus

9 Kapas Kilogram

10 Yellowtip Buah

(13)

3

No Nama Barang Satuan

12 Timbangan Darah Buah

13 Micropipet Buah

14 Gunting Buah

15 Pinset Buah

16 Timbangan Badan Buah

17 Susu Ultra Dus

18 Biskuit Kilogram

19 Mie Cup Dus

20 Aqua/Air Cup Dus

21 Telur Kilogram

22 Under Pad Buah

23 Printer Barcode Buah

24 Scanner Buah

25 Komputer Buah

26 ATK Buah

27 Meja & Kursi Buah

28 Trolly Buah

29 Tape Recorder Buah

30 Sound Sistem Buah

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa terdapat banyak barang yang ada di

(14)

4

melakukan pengolahan data persediaan barang dengan tepat dan akurat. Bagian

logistik UTD PMI belum mempunyai sistem yang terkomputerisasi sebelumnya,

pencatatan data barang-barang masuk dan keluar serta stok barang masih harus

membutuhkan buku agenda untuk mencatatnya, sehingga metode ini dirasakan

kurang efektif dalam penyimpanan dan pencarian data stok barang karena cara ini

yang akan sering memunculkan masalah-masalah baru yaitu akan mudah hilang

atau rusak arsip yang berisikan data-data barang, serta akan lebih memakan

banyak waktu lagi apabila dilakukan pencarian stok barang apa saja yang tersedia

karena harus memeriksa satu persatu arsip yang berisikan data stok barang

tersebut. Apalagi di kerjakan hanya dengan dua pegawai saja di bagian

gudangnya, ini terasa sangat kurang efektif, oleh karena itu penulis ingin

membantu dengan membuatkan suatu sistem informasi untuk meringankan dan

mempermudah kedua pegawai tersebut.

Untuk memperkecil resiko dan permasalahan yang ada pada bagian

logistik UTD PMI ini, maka perlu dibuatkannya sebuah sistem yang

terkomputerisasi yang dapat membantu dan memberikan kemudahan kepada para

pegawai dalam mengolah data barang masuk dan barang keluar serta data stok

barang. Selain itu diharapkan Sistem Informasi ini mampu membantu dalam

pengambilan keputusan untuk perusahaan dalam meningkatkan kualitas pada

UTD PMI itu sendiri. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,

maka penulis memilih judul “Perancangan Sistem Informasi Persediaan

(15)

5

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Identifikasi masalah adalah cara untuk mengidentifikasikan masalah yang

akan dijadikan objek penelitian dalam membuat laporan penelitian ini. Rumusan

masalah adalah gambaran atau rancangan masalah yang akan diteliti dalam sebuah

penelitian.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

diidentifikasikan masalah-masalah yang terjadi pada UTD PMI yaitu belum

adanya sistem yang terkomputerisasi dan sangat tidak efektif apabila pencatatan

dan pengecekan data stok barang baik barang masuk maupun barang keluar yang

dilakukan dengan cara mengecek satu persatu barang yang ada digudang dan

membuka kembali catatan yang sudah diarsipkan. Dari segi pembuatan laporan

pun masih memerlukan waktu yang lama, karena pembuatan laporan dilakukan

dengan merekap data persediaan barang yang ada digudang yang masih berupa

dokumen. Dikhawatirkan hal tersebut akan menimbulkan masalah baru seperti

akan mudah hilang dan rusak arsip yang berisikan data persediaan barang. Hal ini

dirasakan kurang efektif karena hanya dikerjakan dengan dua pegawai saja yang

ada di gudang logistik itu sendiri.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berbagai cara digunakan untuk memperoleh informasi data yang

diinginkan tanpa mendapat dukungan dari alat atau sistem yang digunakan tidak

(16)

6

merumuskan masalah terlebih dahulu. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,

rumusan masalah dari pembahasan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Informasi Persediaan Barang pada Bagian Logistik

UTD PMI yang saat ini berjalan

2. Bagaimana Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang pada

Bagian Logistik UTD PMI

3. Bagaimana Testing/Pengujian terhadap Sistem Informasi Persediaan

Barang pada Bagian Logistik UTD PMI

4. Bagaimana Implementasi Sistem Informasi Persediaan Barang pada

Bagian Logistik UTD PMI

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya,

maksud dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu Sistem Informasi

Logistik pada UTD PMI yang mampu menangani masalah-masalah yang ada di

perusahaan.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah berusaha memecahkan

permasalahan yang sering terjadi, diantaranya sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Sistem Informasi Persediaan yang sedang berjalan

pada Bagian Logistik UTD PMI

2. Untuk membuat Perancangan Sistem Informasi Persediaan barang

pada Bagian Logistik UTD PMI

3. Untuk melakukan Testing/pengujian terhadap Sistem Informasi

(17)

7

4. Untuk melakukan Implementasi terhadap Sistem Informasi Persediaan

Barang pada Bagian Logistik UTD PMI.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini bagi penulis adalah untuk menerapkan ilmu

dan pengembangan pengetahuan yang didapat selama dibangku perkuliahan.

Dengan penyusunan tugas akhir ini diharapkan timbul suatu motivasi untuk

meningkatkan kemampuan penguasaan disiplin ilmu yang ditekuni dalam bidang

komputer dan dalam pembuatan aplikasi, untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman dalam ruang lingkup dunia kerja yang sesungguhnya.

1.4.1 Kegunaan Praktis

Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

memecahkan masalah yang terkait dengan sistem informasi logistik keluar masuk

barang ini. Dan diharapkan dapat membantu mempermudah pekerjaan

bagian-bagian yang terlibat didalam sistem ini, serta dapat menjadi alternatif solusi dalam

mencatat, mencari serta mengolah data keluar masuknya barang dengan tepat dan

akurat.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Kegunaan akademis Sistem Informasi Persediaan Barang ini adalah

sebagai berikut :

a. Bagi Pengembang Ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan perbandingan

(18)

8

langsung pada saat di lapangan (praktek) bagi pihak yang terkait

khususnya dibidang Sistem Informasi.

b. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

kepada peneliti lain yang juga akan melakukan penelitian untuk tugas

akhir atau skripsinya, sehingga dapat mempermudah peneliti dalam

mendapatkan referensi untuk penulisannya.

c. Bagi Penulis

Bagi penulis, diharapkan dapat mengaplikasikan teori-teori yang

sudah pernah dipelajari serta menambah wawasan sehingga kita dapat

membandingkan bagaimana teori dan praktek yang sebenarnya.

Dengan begitu, dapat pula mengembangkan dan mengoptimalkan ilmu

pengetahuan yang kita miliki dengan pengalaman yang telah diperoleh

dari perusahaan.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditangani oleh Sistem Informasi Persediaan Barang

ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Persediaan Barang ini hanya digunakan dibagian

logistik atau gudang dengan bagian-bagian yang terkait lainnya yang

ada di UTD PMI.

2. Sistem Informasi Persediaan Barang ini hanya menyediakan

informasi-informasi yang berkaitan dengan permintaan, pesanan,

(19)

9

3. Sistem Informasi Persediaan Barang ini berbentuk software yang

dirancang atau dibangun dengan bahasa pemrograman Java dan

database menggunakan MySQL.

4. Stok persediaan barang minimum pada sistem ini yaitu sebanyak 5

barang pada masing-masing satuan.

5. Pesanan barang pada sistem hanya dapat memesan ke satu supplier

saja, tidak dapat memesan ke beberapa supplier.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Unit Transfusi Darah (UTD) Palang

Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Bandung tepatnya di bagian logistik atau

tempat penyimpanan barang (gudang) yang beralamatkan di Jalan Aceh No.79

Bandung. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret 2012 – Juli 2012. Berikut

adalah rincian jadwal kegiatan penelitian :

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

NO KEGIATAN

5 Membangun Program

Prototype

6 Pengujian Prototype

7 Evaluasi Prototype

Pengkodean Sistem Operasional

(20)

10

NO KEGIATAN

BULAN (2012)

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

9 Struktur Menu

10 Kodefikasi

11 Desain Input/Output

12 Menguji Sistem

Operasional

13 Evaluasi Sistem

Operasional

14 Implementasi Sistem

(21)

11

BAB II LANDASAN TEORI

Landasan teori diperoleh dari studi literatur. Studi literatur diperlukan

untuk mengeksplorasi teori-teori yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas

akhir ini. Fungsi dari teori adalah, pertama sebagai alat untuk mencapai satuan

pengetahuan yang sistematis. Dengan demikian teori sangat penting dalam

memperjelas pengetahuan sebagai dasar organisasi pemikiran. Kedua, teori

menjadi pembimbing bagi penulis dalam melakukan penelitian.

2.1 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsistem) yang

saling berinteraksi, sebagai akibat adanya input yang diproses menjadi output atau

informasi, misalnya sebuah komputer terdiri dari beberapa komponen.

2.1.1 Definisi Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu

yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau

elemennya.

Menurut Jogiyanto (2005 : 1) pendekatan sistem yang menekankan pada

prosedur, mendefinisikan sistem sebagai : “Suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.

Adapun pendekatan sistem yang menekankan pada elemen atau

(22)

“Kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu”.

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem

adalah kumpulan elemen-elemen atau jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang

saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto (2005 : 3) suatu sistem mempunyai karakteristik atau

sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components),

batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung

(interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).

1. Komponen sistem (component), komponen sistem dapat berupa suatu

subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai

sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan

mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan sistem (boundary), merupakan daerah yang membatasi antara

suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu

kesatuan. Batas suatu sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari

sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (environment), lingkungan luar dari sistem adalah

apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga

(23)

4. Penghubung sistem (interface), merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem yang lainnya. Dengan subsistem dapat

berintegrasi dengan subsistem lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan sistem (input), masukan dapat berupa masukan perawatan

(maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input

berupa sebuah program komputer, pada komputer data merupakan signal

input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran sistem (output), adalah hasil energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

7. Pengolah sistem (process), suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian

pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran sistem (objectives), suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal)

atau sasaran (objective). Sasaran sistem sangat menentukan sekali

masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang akan dikatakan berhasil bila

(24)

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem Informasi

[ Sumber : Jogiyanto, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta ]

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:6) Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa

sudut pandang, diantaranya :

1. Sistem Abstrak, yaitu sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang

tidak tampak secara fisik (sistem teologia). Sedangkan Sistem Fisik,

merupakan sistem yang ada secara fisik(sistem komputer, sistem

akuntansi, sistem produksi, dll).

2. Sistem Alamiah, yaitu sistem yang terjadi melalui proses alam (sistem

matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi, dll). Sedangkan Sistem

Buatan Manusia, merupakan sistem yang dirancang oleh manusia

melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human-machine

system (contoh : sistem informasi).

3. Sistem tertentu (deterministic system), yaitu beroperasi dengan tingkah

(25)

dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan

(contoh : sistem komputer). Sedangkan Sistem Tak Tentu (probabilistic

system), adalah sistem yang kondisi masa depanya tidak dapat diprediksi

karena mengandung unsur probabilitas.

4. Sistem Tertutup (close system), adalah sistem yang tidak berhubungan dan

tidak terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara

otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara

teoritis sistem tersebut ada, tetapi kenyataanya tidak ada sistem yang

benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara

relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sedangkan Sistem Terbuka

(open system), yaitu sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan

lingkungan luarnya.

2.2 Konsep Dasar Informasi

Menurut Jogiyanto (2005 : 7) Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya berakhir.

Menurut Robert N. Anthony dan John Dearden dalam Jogiyanto (2005:8) menyebutkan keadaan dari sistem dalam hubungannya dengan keberakhirannya dengan istilah entropy. Informasi yang berguna bagi sistem akan menghindari proses entropy yang disebut dengan negative entropy atau negentropy. Dari pengertian diatas informasi dapat didefinisikan yaitu, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

2.2.1 Definisi Informasi

Menurut Jogiyanto (2005 : 8) informasi adalah data yang diolah menjadi

(26)

Suatu informasi dapat mempunyai nilai. Nilai dari informasi dapat

ditentukan dengan dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu

informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan

biaya mendapatkannya.

2.2.2 Siklus Informasi

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima

kemudian memberi informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan

tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang membuat

sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses

kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Seperti yang

terdapat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.2 Siklus Informasi

[ Sumber : Jogiyanto, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta ]

2.2.3 Kualitas Informasi

(27)

tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan (relevance). Suatu kualitas informasi

harus :

1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau

menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan

maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi

sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan

(noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktunya

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi

yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi

merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila

pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk

organisasi. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus

cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan

teknologi-teknologi mutakhir untuk dapat mengolah dan mengirimkannya.

3. Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya. Relevansi

informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin

produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan

(28)

informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan

informasi yang kurang relevan, tetapi relevan untuk akuntan.

2.2.4 Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (2005 : 11) Nilai dari informasi (value of information)

ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak didalam perusahaan. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan

dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam Jogiyanto (2005 : 11) “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

2.3.1 Komponen Sistem Informasi

John Burch dan Gary Grudnitski yang ada pada (Jogiyanto : 2005) mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data (database block), dan blok kendali (controls block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan

(29)

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang

akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data

dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang

diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan ”kotak alat” (tool-box) dalam sistem informasi.

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,

menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran

dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi

terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware),

perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

5. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras

komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data

perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi

(30)

6. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan

bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila

terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.4 Pengertian Persediaan barang

Persediaan merupakan sejumlah barang yang disediakan untuk memenuhi

permintaan dari pelanggan. Dalam suatu perusahaan perdagangan pada dasarnya

hanya ada satu golongan inventory (persediaan), yang mempunyai sifat perputaran

yang sama yaitu disebut “Merchandise Inventory” (persediaan barang dagangan).

Persediaan ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang

selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut didalam

perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang

bersangkutan.

Persediaan pada dasarnya akan menimbulkan biaya-biaya. Biaya-biaya

yang ditimbulkan tersebut salah satunya adalah biaya variabel, yang dapat

digolongkan sebagai berikut :

1. Procurement atau Ordering Cost

Ordering cost adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan

frekuensi pesanan, yang terdiri dari :

1) Biaya selama proses pesanan

a) Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pemesanan

(31)

2) Biaya pengiriman pesanan

3) Biaya penerimaan barang yang dipesan

a) Pembongkaran dan pemasukan ke gudang

b)Pemeriksaan material yang diterima

c) Mempersiapkan laporan penerimaan

d)Mencatat kedalam “Material Record Card”

4) Biaya-biaya processing pembayaran

a) Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan

pesanan yang asli

b)Persiapan pembuatan cheque untuk pembayaran

c) Pengiriman cheque dan kemudian auditnya

2. Carrying Cost

Carrying cost adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya

persediaan. Penentuan besarnya carrying cost didasarkan pada “Average

Inventory” (persediaan rata-rata), dan biaya dinyatakan dalam persentase

dari nilai dalam rupiah dari average inventory. Biaya-biaya yang termasuk

kedalam carrying cost adalah :

1) Biaya penggunaan/sewa ruangan gedung

2) Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk kemungkinan

rusak

3) Biaya untuk menghitung atau menimbang barang yang dibeli

4) Biaya asuransi

(32)

6) Biaya absolescence

7) Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang

(Sumber : http://dansite.wordpress.com/pengertian-persediaan-inventory)

2.5 Arsitektur Aplikasi

Arsitektur aplikasi disini menjelaskan mengenai definisi jaringan

komputer, tipe-tipe jaringan komputer, topologi jaringan komputer dan manfaat

jaringan komputer.

2.5.1 Pengertian Jaringan Komputer

Menurut Iwan Sofana (2010 : 107). Sejarah network atau jaringan komputer berawal dari time-sharing networks, yaitu “rangkaian” terminal yang terhubung dengan komputer sentral yang disebut mainframe. Contoh time-sharing networks adalah IBM’s System Network Architecture (SNA) dan Digital’s network architecture.

2.5.2 Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Secara umum jaringan komputer dibagi atas tiga jenis, yaitu : 1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi didalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resource, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

(33)

sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program aplikasi pemakai.

2.5.3 Topologi Jaringan Komputer

Ada empat macam topologi jaringan yaitu : Topologi Bus, Topologi Star, Topologi Ring, Topologi Mesh.

1. Topologi Bus

(34)

Gambar 2.3 Topologi Bus

[Sumber : Iwan Sofana, 2008, Membangun Jaringan komputer, Informatika, Bandung]

2. Topologi Star

Topologi bintang merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa

konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi

jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.

Kelebihan topologi ini yaitu, kerusakan pada satu saluran hanya akan

mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut dan station yang terpaut.

Tingkat keamanan termasuk tinggi penambahan dan pengurangan station

dapat dilakukam dengan mudah. Kekurangan jika node tengah mengalami

kerusakan, maka seluruh jaringan akan terhenti.

Gambar 2.4 Topologi Star

[Sumber : Iwan Sofana, 2008, Membangun Jaringan komputer, Informatika, Bandung]

3. Topologi Ring

Topologi cincin adalah topologi jaringan dimana setiap titik terkoneksi ke

dua titik lainnya, membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada

(35)

gangguan. Jaringan FDDI mengantisipasi kelemahan ini dengan mengirim

data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam secara

bersamaan.

Gambar 2.5 Topologi Ring

[Sumber : Iwan Sofana, 2008, Membangun Jaringan komputer, Informatika,

Bandung]

4. Topologi Mesh

Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh.

Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan mesh adalah

jumlah sentral dikurangi 1 (n-1, n = jumlah sentral). Tingkat kerumitan

jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang.

Dengan demikian disamping kurang ekonomis juga relatif mahal dalam

pengoperasiannya.

Gambar 2.6 Topologi Mesh

(36)

2.5.4 Manfaat Jaringan Komputer

1) Resource sharing, dapat menggunakan sumber daya yang secara

bersama-sama. Misalnya seorang pengguna yang berada di 100 Km jauhnya dari

suatu data, tidak mendapatkan kesulitan dalam menggunakan data tersebut

dan seolah olah data tersebut berada didekatnya. Hal ini sering diartikan

bahwa jaringan komputer mengatasi masalah jarak.

2) Reliabilitas tinggi, dengan jaringan komputer kita akan mendapatkan

reliabilitas yang tinggi dengan memiliki sumber-sumber alternatif

persediaan. Misalnya semua file dapat disimpan atau dicopy kedua, ketiga

atau lebih komputer yang terkoneksi ke jaringan. Sehingga bila satu mesin

rusak maka salinan dimesin lain bisa digunakan.

3) Menghemat uang, komputer berukuran kecil mempunyai rasio

harga/kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan komputer yang besar.

Komputer besar seperti mainframe memiliki kecepatan kira-kira sepuluh

kali lebih kecepatan komputer kecil/pribadi. Ketidakseimbangan rasio

harga/kinerja inilah membuat para perancang sistem untuk membangun

sistem yang terdiri dari komputer-komputer pribadi.

2.6 Definisi Client Server

Client adalah setiap komponen dari sebuah sistem yang meminta layanan

atau sumber daya (resource) dari komponen sistem lainnya. Server adalah setiap

komponen sistem yang menyediakan layanan atau sumber daya ke komponen

(37)

data dari client, dengan penghubungnya menggunakan jalur komunikasi data.

Layanan basis data diimplementasikan pada sebuah komputer yang berdaya guna,

yang memungkinkan manajemen tersentralisasi, keamanan dan berbagi sumber

daya. Client server adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client (biasanya

aplikasi yang menggunakan GUI) dengan server. Masing-masing client dapat

meminta data atau informasi dari server. (Sumber :

http://www.wimpermana.web.ugm.ac.id/budi_s/wp-content/client_server.pdf).

2.7 Perangkat Lunak Pendukung

Yaitu perangkat lunak yang akan digunakan untuk membangun maupun

melakukan pengembangan suatu aplikasi sistem informasi. Adapun perangkat

lunak pendukung yang digunakan penulis adalah menggunakan bahasa

pemrograman Java dan database menggunakan MySQL.

2.7.1 Bahasa Pemrograman Java

Java adalah bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di berbagai

komputer termasuk telepon genggam. Bahasa ini awalnya dibuat oleh James

Gosling saat masih bergabung di Sun Microsystem saat ini merupakan bagian dari

Oracle dan dirilis tahun 1995. Bahasa ini banyak mengadopsi sintak yang terdapat

pada C dan C++ namun dengan sintak model objek yang lebih sederhana serta

dukungan rutin-rutin aras bawah yang minimal. Java merupakan bahasa

pemrograman yang bersifat umum/non spesifik (general purpose), dan secara

khusus didesain untuk memanfaatkan dependensi implementasi seminimal

(38)

berjalan di beberapa platform sistem operasi yang berbeda. (Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Java)

2.7.2 Database MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manamejen basis data SQL

atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instansi diseluruh

dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis

dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual

dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok

dengan penggunaan GPL.

MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam

database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah

konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan

pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan

mudah secara otomatis. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih

unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti

untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa

sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan

Interbase. (Sumber :

(39)

29

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian logistik

UTD di PMI Cabang Kota Bandung.

3.1.1 Sejarah PMI Cabang Kota Bandung

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya bulan

Oktober 1945 di Kota Bandung sering terjadi bentrokan antara Belanda dengan

sekutu-sekutunya melawan pemuda-pemuda Indonesia yang tergabung dalam

satuan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Akibat bentrokan tersebut berjatuuhan

korban, baik dari pihak Belanda maupun pihak Indonesia.

Keadaan Palang Merah Indonesia (PMI) saat itu belum

mengkonsolidasikan dirinya, karena menjelang penyerahan dari pihak

Nederlandsch Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI), atau Palang Merah Belanda

di Indonesia. NERKAI pertama kali bermarkas di Palace Hotel dijalan Kebonjati

Bandung.

Pada saat itu Palang Merah Indonesia masih belum bisa berbuat banyak.

Sarana dan logistik masih sangat minim, namun demikian dengan semangat tidak

mengenal lelah dan penuh percaya diri para sukarelawan mampu memberikan

pertolongan, baik pertolongan pertama, dapur umum, obat-obatan maupun

(40)

30

Sebelum peperangan reda, datang lagi musibah baru yaitu dengan

meluapnya kali Cikapundung, pada tanggal 26 Nopember 1945 yang

menghanyutkan harta benda yang tidak sedikit jumlahnya. Dengan penuh

semangat dan keberanian anggota PMI memberikan pertolongan dan

mengumpulkan mayat-mayat yang jumlahnya lebih dari lima ratus orang.

Korban yang selamat ditampung oleh Palang Merah Indonesia, dan kepada

mereka diberikan makan, obat-obatan bahkan perumahan karena pada waktu itu

Pemerintah Kota (Haminte) belum siap menanganinya.

Pergolakan politik di kota Bandung terus berjalan, bentrokan fisik melalui

kontak senjata sering terjadi. Malah pada tanggal 28 Nopember 1945, rakyat kota

Bandung yang berada disebelah utara jalan kereta api berduyun-duyun sambil

membawa harta bendanya pindah keselatan, sementara pertempuran terus

berkobar.

Markas PMI pun terkena mortir dan harus ikut pindah ke Rumah Sakit

Situsaeur (R.S IMMANUEL). Disamping menghadapi beberapa kesulitan, pada

saat itu ada hal yang menggembirakan, yaitu ditemukannya simpanan kapas dan

oxygen yang jumlahnya puluhan peti. Dari hasil temuan itu PMI dapat membantu

daerah lain seperti Yogyakarta dan Surabaya. Di rumah sakit Situsaeur, Palang

Merah Indonesia memberikan pertolongan dan perawatan kepada korban

pertempuran dan pasien-pasien lainnya bersama-sama dengan Jawatan Kesehatan

(41)

31

Palang Merah Indonesia juga turut memelihara rumah sakit-rumah sakit

darurat yang ada di Soreang dan Ciparai Kabupaten Bandung. Pertempuran harus

berlanjut peran Palang Merah Indonesia sangat dibutuhkan masyarakat terutama

para korban peperangan, untuk itu PMI membentuk pos-pos Pertolongan Pertama

Pada Kecelakaan (PPPK) disepanjang jalan besar dan mendirikan rumah sakit

darurat. Pada tanggal 24 Maret 1946 pemimpin tentara sekutu dengan tegas

meminta agar rakyat yang berada disebelah selatan rel kereta api menyingkir dan

meninggalkan kota sejauh sebelas kilometer dari pusat kota.

Pada saat itulah terjadi peristiwa yang mengenaskan, yaitu dibumi

hanguskannya Bandung yang selanjutnya dikenal dengan peristiwa “Bandung

Lautan Api”. Dengan kejadian tersebut Palang Merah Indonesia, lebih berperan

lagi ikut memberikan pertolongan pada peristiwa ini. Peristiwa tragis ini berjalan

sampai tahun 1949.

Situasi politik di Bandung mulai reda dan boleh dikatakan aman, Palang

Merah Indonesia perlu dibenahi organisasinya. Oleh karena itu pada tanggal 26

Januari 1950 dibentuklah kepengurusan PMI Cabang Bandung yang diketuai oleh

dr. Djoendjoenan Setiakusumah, dengan wilayah kerjanya meliputi Kotamadya

dan Kabupaten bandung.

Menurut data di Markas Besar PMI, PMI cabang Bandung berdiri pada

tanggal 2 Oktober 1945 dengan pengesahan dari pengurus besar PMI tanggal 20

Maret 1960, sedangkan menurut data PMI Daerah Jawa Barat, PMI Cabang

(42)

32

Sejak berdirinya PMI di daerah Jawa Barat pada tahun 1945 sampai

menjelang awal tahun 1955 cabang-cabang PMI yang tersebar diseluruh Jawa

Barat pada saat itu belum banyak jumlahnya yaitu PMI cabang Banjar, Sumedang,

Bogor, Majalengka, Tasikmalaya, Garut, Bandung dan Cirebon sehingga pada

saat itu belum dibutuhkan adanya kordinator di Jawa Barat, barulah menjelang

tahun 1956 agaknya kebutuhan akan adanya kordinator ditingkat Provinsi Jawa

Barat sungguh diperlukan lebih dengan kondisi pada saat itu juga dikuatkan pula

oleh AD/ART PMI yang telah disempurnakan dan disahkan oleh kongres yang ke

VI di Rawamangun pada tanggal 13 sampai 16 Desember 1954 dimana terdapat

dalan Bab VIII pasal 41 yang menyatakan :

“Manakala oleh cabang-cabang dalam satu Propinsi dirasakan perlu dapat

didirikan satu badan koordinasi.”

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tanggal 26 Maret 1985

diadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) yang kemudian

memutuskan bahwa PMI Cabang Bandung dipecah menjadi dua yaitu PMI

Cabang Kotamadya Bandung dan PMI Cabang Kabupaten bandung. Berdasarkan

keputusan Muscablub tersebut maka Wali Kotamadya Kepala Daerah Tk.II

Bandung menerbitkan Surat Keputusan Nomor : 468/1425 Kesra, tanggal 1 April

1985, tentang Pembentukan PMI Cabang Kotamadya Bandung.

Sementara itu pengurus daerah PMI Jawa Barat dengan Surat Keputusan

Nomor 122/Sekr/Peng/85, pada tanggal 27 Mei 1985, mengajukan permohonan

(43)

33

Bandung menjadi dua yaitu PMI Cabang Kotamadya Bandung dan PMI Cabang

Kabupaten Bandung.

Dengan Surat Keputusan Nomor : 017/S.KP/CB/PP/Peng/85, tanggal 4

Juli 1985 Pengurus Pusat PMI antara lain memutuskan bahwa, terhitung mulai

tanggal 26 Maret 1985 mengesahkan pemecahan PMI Cabang Bandung menjadi

dua yaitu, PMI Cabang Kotamadya Bandung dan PMI Cabang Kabupaten

Bandung.

Selanjutnya Pengurus Pusat PMI dengan Surat Keputusan Nomor :

018/S.KP/CB/PP/Peng/85, tanggal 4 Juli 1985 memutuskan bahwa terhitung

mulai tanggal 26 Maret 1985 mengesahkan Susunan Pengurus Cabang PMI

Kotamadya Bandung Masa Bhakti 1985 s/d 1989.

Dengan Surat No. 2230/K/1994, tanggal 7 Januari 1994 Pengurus Cabang

PMI Kotamadya Bandung mengajukan perubahan Susunan Pengurus Periode

1991-1997 dengan menambah satu orang anggota pengurus yaitu Dra. Hana

Maridiana. Berdasarkan SK.PD.PMI Jawa Barat No. 168/S.KP/PD/CB/Peng/94,

tanggal 19 januari 1994, mengangkat Sdr. Dra. Hana Maridiana sebagai anggota

pengurus Cabang PMI Kotamadya Bandung periode 1993-1997.

Sehubungan dengan adanya alih tugas ke daerah lain, Sdr. Dr. H. Gunadi

s. Bhinekas, M.Kes. selaku Wakil Ketua II mengundurkan diri dari Kepengurusan

Cabang PMI Kotamadya Bandung periode 1998-2003. Berdasarkan Surat

Keputusan PD.PMI Jawa Barat No. 100/S.KP/PD/MTS/2000, tanggal 21 Juli

2000 tentang Mutasi Pengurus Cabang PMI Kota Bandung Masa Bhakti

(44)

34

Daerah perihal perubahan nama Kotamadya Bandung menjadi Kota Bandung,

begitu pun PMI Cabang Kotamadya Bandung berubah nama menjadi PMI Cabang

Kota Bandung.

Selanjutnya, pemilihan ketua pengurus cabang diselenggarakan dalam

acara Musyawarah Cabang PMI Kota Bandung dilaksanakan pada tanggal 22

Maret 2003. Merupakan sejarah baru dan pertama kali untuk PMI Cabang Kota

Bandung, bahwa pemilihan Ketua Pengurus Cabang Masa Bhakti 2003-2008

dilaksanakan secara demokrasi/pemilihan secara langsung oleh peserta

Muscab/Ranting PMI se-Kota Bandung.

Pada tanggal 17 Februari 2007, diselenggarakan Musyawarah Cabang

Luar Biasa PMI Kota Bandung yang dihadiri oleh unsur PMI Daerah Jawa Barat,

Pengurus PMI Cabang Kota Bandung serta utusan dari 26 Ranting PMI, dan salah

satu utusan Ranting Walk out/keluar setelah acara pemilihan ketua. Dalam waktu

dua hari ketua terpilih bersama tim Formatur untuk menyusun Susunan Pengurus

Cabang PMI Kota Bandung Masa Bhakti 2007-2012 dan pada tanggal 26 Februari

2007 dilaksanakannya acara Pelantikan dan Serah Terima Pengurus Cabang.

3.1.2 Visi dan Misi Palang Merah Indonesia

Visi Palang Merah Indonesia

“Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan dan

memberikan pelayanan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan

berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

(45)

35

Misi Palang Merah Indonesia

1. Menyebarluaskan dan mendorong aplikasi secara konsisten Prinsip-Prinsip

Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

2. Melaksanakan kesiagaan di dalam penanganan bencana dan konflik yang

berbasis pada masyarakat.

3. Memberikan bantuan dalam bidang kesehatan yang berbasis masyarakat.

4. Berperan aktif dalam penanganan bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan

NAPZA.

5. Menggerakan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan.

6. Meningkatkan kapasitas organisasi diseluruh jajaran PMI secara

berkesinambungan disertai dengan perlindungan terhadap relawan dan

karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

7. Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi diseluruh jajaran PMI

guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan

dana agar visi, misi dan progr am PMI dapat diwujudkan secara

(46)
(47)

37

3.1.4 Deskripsi Tugas

Adapun Deskripsi tugas yang ada di Palang Merah Indonesia Kota

Bandung adalah :

1. Pengurus PMI Cabang

Pengurus adalah penaggungjawab pelaksan tugas pokok dan fungsu PMI

cabang, yang pelaksanaannya dilakikan baik oleh Markas maupun oleh Unit

Transfusi Darah (UTD) PMI.

Tugas pokok pengurus ialah malaksanakan :

a. Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI.

b. Pokok-pokok Kebijakan PMI Pusat dan PMI Daerah disesuikan dengan

kondisi dan kemampuan PMI Cabang.

c. Peraturan, Keputusan, Intruksi dan Pedoman dari PMI Pusat dan PMI

Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART PMI, disesuaikan

dengan kondisi dan kemampuan PMI Cabang.

d. Pokok-pokok Kebikakan PMI Cabang yang ditetapkan oleh Musyawarah

Cabang (Muscab) pada periode yang bersangkutan.

2. Markas PMI Cabang

Markas adalah kelengkapan organisasi PMI, sebagai sarana Pengurus

untuk malaksanakan tugas dan kewajiban sesuai AD/ART PMI.

(48)

38

a. Menyelenggarakan administrasi meliputi bidang kepegawaian, keuangan,

ketatausahaan, kerumahtanggaan, aset/perlengkapan/perelatan dan

kehumasan.

b. Membuat perencanaan dan melaksanakan pengawasan dan pengendalian.

c. Melayani kegiatan organisasi tingkat PMI Cabang dan PMI Ranting.

d. Melaksanakan kegiatan pelayanan Kepalangmerahan.

e. Melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana.

3. Unit Transfusi Darah

Unit Transfusi Darah (UTD) adalah pelayanan teknis yang berkedudukan

di bawah Pengurus PMI Cabang. Adapun tugas dari Unit Transfusi Darah

ialah :

a. Melaksanakan penyediaan darah transfusi yang berkulitas, aman, efektif

dalam jumlah yang cukup.

b. Melaksanakan sistem manajemen kualitas palayanan darah sesui

ketentuan.

c. Melaksanakan pelecakan penyebab terjadinya reaksi transfusi darah sesui

ketentuan.

4. Bagian Administrasi

Bagian Aministrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Markas di Bidang Administrasi dan Bidang Administrasi juga mempunyai

fungsi pembinaan,pengelolaan organisasi dan komunikasi, ketatausahaan,

keuangan, kepegawaian, aset/perlengkapan/peralatan dan kerumahtanggaan

(49)

39

a. Membantu dan mewakili Kapala Markas sesuai bidang tugasnya.

b. Memimpin dan mengkordinasikan pelaksanaan dan fungsi Kepala Sub

Bagian Organisasi dan Komunikasi, Sub Bagian Keuangan dan Sumber

Dana serta Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Logistik.

5. Bidang Pelayanan

Bidang pelayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

UTD dalam peyanan donor dan darah, dan di pimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang bertanggungjawab kepada Kepala UTD. Adapun tugas pokok dari

bagian pelayanan ialah :

a. Memimpin dan mengkordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi seksi

Pelayanan Donor dan Seksi Pelayanan Darah.

b. Membantu dan mewakili Kepala UTD sesuai bidang tugasnya.

6. Sub Bagian Organisasi Komunikasi

Sub Bagian Organisasi dan Komunikasi mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bagian Administrasi di Bidang Organisasi dan

Komunikasi dan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkewajiban

melaksanakan tugasnya dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian

Administrasi. Adapun tugas pokok dari Sub Bagian Organisaso dan

Komunikasi ialah :

a. Penyebarluaskan Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Internasional serta Hukum Perikemanusian Internasional (HPI) dengan

(50)

40

b. Penyebarluaskan inforamsi langsung kepada masyarakat dan atau melalui

media massa, secara berkala dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.

c. Penyelenggaraan komunikasi dua arah mengenai hal-hal yang penting

untuk memperoleh pengertian dan pemahaman dari masyarakat.

d. Penyelenggaraan Konferensi Pers dan atau penyempaian keterangan Pers

oleh Ketua atau anggota Pengurus atau Pejabat Markas dan atau UTD

yang diberi wewenang untuk itu.

e. Pembuatan dokumentasi foto, kalender, audio, video, guntingan surat

kabar (kliping) dan jenis-jenis dokumentasi lainnya.

f. Pelayanan tamu yang memerlukan informasi dan atau melakukan survey,

penelitian, kerja praktek atau kunjungan peninjauan.

g. Penyusunan data dan menyediakan bahan informasi atau siaran yang siap

pakai.

h. Penyelenggaraan perpustakaan dan ruang data.

i. Melayani kegiatan organisai PMI Cabang dan PMI Ranting.

j. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan tugas dan fungsi PMI

Ranting.

k. Pelayanan RFL (Restoring Family Link) dengan menyampaikan dan atau

menghubungkan berita keluarga yang terputus/hilang baik di dalam

maupun di luar negeri.

7. Sub Bagian Keuangan dan Sumber Dana

Sub Bagian Keuangan dan Sumber Dana mempunyai tugas pokok

(51)

41

Sumber Dana. Adapun tugas pokok dari Sub Bagian Keuangan dan Sumber

Dana ialah :

a. Membantu dan mewakili Kapala Bagaian Administrasi sesuai bidang

tugasnya.

b. Mengatur penyediaan uang untuk keperluan sehari-hari sesuai peraturan

yang berlaku.

c. Menerima, penyimpanan dan pengeluaran uang dan atau surat uang giral

sesui peraturan yang berlaku.

d. Membayar gaji pegawai, honor dan uang tugas lainnya.

8. Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran

Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Sub Bagian Keuangan dan Sumber Dana di

bidang Penerimaan dan Pengeluaran uang. Adapun tugas pokok dari

Bandahara Penerimaan dan Pengluaran ialah :

a. Menerima dan menyimpan uang.

b. Menyetorkan dan mengambil uang ke dan dari bank atas penugasaan

Kepala Sub Bagian Keuangan dan Sumber Dana.

c. Malakukan panagihan pada pihak ketiga.

d. Membayar gaji pegawai, honor, uang tugas dan belanja lainya sesuai

dengan tanda bukti pengeluaran uang.

(52)

42

9. Urusan Pembukuan dan Pelaporan

Urusan Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melakukan

sebagian tugas Sub Bagian Keuangan dan Sumber Dana di bidang Pembukuan

dan Pelaporan Keuangan. Adapun tugas pokok dari Urusan Pembukuan dan

Pelaporan ialah :

a. Melaksanakan pencatatan baik penerimaan maupun pengeluaran sesuai

dengan tanda bukti.

b. Melaksanakan pembukuan dan membantu penyusunan anggaran tahunan.

c. Membuat laporan keuangan bulanan, triwulan, semester dan tahunan.

d. Membuat laporan neraca keuangan.

e. Menyipan dan mengarsipkan surat/daftar/kwitansi sebagai tanda bukti

penerimaan atau pengeluaran.

f. Menyediakan data keuangan untuk keperluan pimpinan dalam mengambil

keputusan.

10.Urusan Pengendalian Anggaran

Urusan Pengendalian Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Sub Bagian Keuangan dan Sumber Dana di bidang

Pengendalian dan Pengwasan Anggaran. Adapun tugas pokok dari Urusan

Pengendalian Anggaran ialah :

a. Menghimpun, menyusun dan mengevaluasi data dan atau laporan kegiatan

keuangan, barang dan lain-lain.

(53)

43

c. Pengewasan dan pengendalian administratif terhadap pelaksanaan

program, realisasi anggaran dan barang.

d. Evaluasi terhadap pelaksanaan program/kegiatan dan verifikasi teradap

bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran uang dan barang.

e. Memberikan saran perbaikan atas penyimpangan pelaksanaan

program/kegiatan, penerimaan dan pengeluaran uang serta barang yang

tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

11.Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Logistik

Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Logistik mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bagian Administrasi di bidang Umum,

Kepegawaian dan Logistik. Adapun tugas dari Sub Bagian Umum,

Kepagawaian dan Logistik ialah :

a. Pelaksanaan pekerjaan pembuatan naskah, surat menyurat, pengarsipan

dan pembuatan laporan kegiatan.

b. Pekerjaan pemeliharaan kebersihan, ketertiban dan keamanan lingkungnan

dan ruang, pemeliharaan bangunan dan kebutuhan jamuan sehari-hari.

c. Pengadministrasian dan pengelolaan aset/perlengkapan/peralatan,

pemeliharaan dan perbaikan barang-barang inventaris.

d. Pemeliharaan, pengeturan dan memenuhi kebutuhan angkutan/kendaraan

untuk pelaksanaan tugas.

e. Penyelenggaraan administrasi pegawai Markas (Daftar gaji, daftar urusan

dll).

(54)

44

g. Pengelolaan kesejahtraan pegawai.

h. Pembinaan disiplin, pendidikan, pelatihan dan peningkatan mutu pegawai.

i. Mengurus asuransi, pajak, pengibatan dan kesejtraan pegawai.

j. Mengelola administrasi aset/perlengkapan/peralatan.

k. Mengajukan keperluan/pengadaan barang/peralatan oprasional Markas

sesuai kebutuhan.

12.Urusan Umum dan Logistik

Urusan Umum dan Logistik mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Logistik. Adapun tugas

pokok dari Urusan Umum dan Logistik ialah :

a. Pelaksanaan pekerjaan pembuatan naskah, surat menyurat, pengarsipan

dan pembuatan laporan kegiatan.

b. Pekerjaan pemeliharaan kebersihan, ketertiban dan keamanan lingkungnan

dan ruang, pemeliharaan bangunan dan kebutuhan jamuan sehari-hari.

c. Pengadministrasian dan pengelolaan aset/perlengkapan/peralatan,

pemeliharaan dan perbaikan barang-barang inventaris.

d. Mengajukan keperluan/pengadaan barang/peralatan oprasional Markas

sesuai kebutuhan.

13.Urusan Kepegawaian

Urusan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melakukan sebagian tugas

Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Logistik. Adapun tugas pokok dari

Urusan Kepegawaian ialah :

Gambar

Gambar 2.3 Topologi Bus
Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem yang sedang Berjalan
Gambar 4.6 Activity Diagram Sistem Pengeluaran
Tabel 4.11 Skenario Use Case Mengelola Transaksi barang Keluar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah membuat sistem informasi untuk mendata persediaan obat berbasis komputer secara efektif, efisien, dan terstruktur sehingga dapat

PERENCANAAN PERSEDIAAN DARAH DAN PERALATAN MEDIS SEKALI PAKAI PMI UNIT DONOR DARAH. CABANG

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengamh pcngendalian intern persediaan terhadap efektivitas sistem akuntansi persediaan barang logistik pada PTC. Kereta Api

Dari permasalahan yang telah dijelaskan tersebut, maka solusi yang dapat diberikan adalah dengan membuat sebuah sistem yang dapat memanajemen data-data permohonan

Karakteristik penerimaan atau donasi darah yang ada di UTD PMI Kota Pekanbaru sebenarnya tidak berbeda jauh dengan karakteristik permintaannya. Banyaknya permintaan darah yang

1. Untuk menjelaskan mengenai pelayanan di Unit Transfusi Darah PMI Kota Malang selama pandemic covid-19. Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan UTD PMI Kota

Kondisi eksisting Ruang Tunggu UTD PMI Surabaya sudah cukup baik dalam hal sirkulasi, hal tersebut terlihat dari jalur yang didesain linier untuk mempermudah akses pengguna.

Selanjutnya, pada tahun 2006 penulis melanjutkan kembali pendidikannya di Institut Pertanian Bogor, untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen,