• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) (Studi Pada Pasar Tradisional Dwikora Pematangsiantar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektivitas Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) (Studi Pada Pasar Tradisional Dwikora Pematangsiantar)"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KINERJA

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN

PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)

(Studi Pada Pasar Tradisional Dwikora Pematangsiantar)

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh :

CLARA IVONE KRISTINA

110903024

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :

Nama :

NIM :

Departemen : Judul :

Yang dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal : Pukul : Tempat :

Panitia Penguji

Ketua : (……….)

Anggota I : (……….)

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui diperbanyak dan dipertahankan oleh : Nama : Clara Ivone Kristina

NIM : 110903024

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Efektivitas Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) (Studi Pada Pasar Tradisional Dwikora Pematangsiantar)

Medan, Juni 2015 Ketua Departemen

Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

Arlina, SH. M.Hum Drs.Rasudyn Ginting, M.Si NIP.195603041977102001 NIP.195908141986011002

Dekan,

FISIP USU MEDAN

(4)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI PASAR DWIKORA

PEMATANGSIANTAR

Nama : Clara Ivone Kristina Manalu

Nim : 110903024

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Arina, SH, M.Hum

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang ketentraman dan ketertiban serta penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, keputusan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya. Gangguan lalu lintas yang terjadi di Pasar Dwikora ini diakibatkan oleh pedagang kaki lima yang sembarangan meletakkan barang dagangannya dan mencari tempat yang paling strategis agar mudah dijangkau oleh pembeli.

(5)

klasifikasi, dan analisis/ pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi.

Hasil penelitian menujukkaa bahwa kinerja dari Satpol-PP dalam menertibkan pedagang kaki lima (pkl) masih belum efektif , hal ini terbukti dengan semakin banyaknya jumlah pedagang kaki lima di Pasar Dwikora dan tantangan yang dihadapi oleh anggota Satpol yaitu tantangan dari dalam seperti dilema saat melakukan penertiban dan sarana prasarana yang kurang di Kantor Satpol-PP Pematangsiantar seperti kurangnya peralatan anti huru-hara yang sangat berguna saat anggota Satpol-PP turun kelapangan. Selain itu tantangan dari luar yaitu masyarakat sekitar, termasuk juga didalamnya para pedagang kaki lima (pkl).

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan berkatNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Kinerja Satuan Pamong Praja Dalam Menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) (Studi Pada Pasar Tradisional Dwikora Pematangsiantar”. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana (S1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Ilmu Administrasi Negara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasa dan penulisan yang digunakan karena masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini. Banyak semangat, motivasi, nasehat-nasehat, dan doa yang diberikan kepada penulis hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

(7)

percaya Tuhan akan selalu melindungi dan memberikan kesehatan serta umur panjang dan murah rejeki kepada kedua orangtua yang sangat saya sayangi. 2. Untuk kelima saudara saya, David Berthony Manalu yang selalu menjadi

motivator dan abang yang paling baik untuk dijadikan contoh bagi adik-adiknya, beserta edak saya tercinta Fitriani Meirintama Sipahutar yang sudah menjadi tempat curahan hati. Intan Juliana Elisabeth Manalu, kakak yang menjadi penyelamat anak kos di akhir bulan dengan suntikan dana yang diberi beserta abang Jefri Sinurat yang selalu memberi contoh yang baik. Tracy Natalia Manalu, terimakasih untuk pengalaman baik dan kurang baik yang sudah diajarkan kepada saya, beserta abang Dedy Sinaga. Alvin Cristo Immanuel Manalu dan Kevin Briant Jonathan Manalu, terimakasih untuk tidak lupa menjaga saya sebagai seorang kakak perempuan. Terimakasih untuk semua yang sudah kalian berikan, dan tidak lupa juga untuk peperangan yang sudah terjadi dirumah saat kita semua berkumpul, hahaha. Semoga kita tetap akur, semakin dilindungi Tuhan sampai tua nanti.

3. Untuk keponakan saya yang sedang lucu-lucunya, Rafael Jose Antonius Sinurat, Rabyta Septiana Manalu, Jessica Fedelina Sinaga, Gratio Alfred Sinaga. Terimakasih karena hari-hari saya menjadi lebih ceria. Bou/Tante sayang kalian.

4. Keluarga besar saya yang turut memberikan doa, dukungan/motivasi kepada saya selama ini. Semoga saya dapat membanggakan keluarga.

(8)

6. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

7. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 8. Ibu Arlina, SH. M.Hum, selaku dosen penguji saya yang juga telah banyak

membantu dan selalu memberikan pelajaran-pelajaran baru dalam pengerjaan skripsi saya. Terimakasih untuk bantuan Ibu, semoga Tuhan Yang Maha Esa teta melindungi, memberikan kesehatan serta rejeki untuk ibu.

9. Bapak Dadang Darmawan, S.Sos, M.Si, selaku dosen penguji saya yang juga telah banyak memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada saya, serta saran-saran yang cukup membantu dalam menyempurnakan skrisi ini. Semoga Bapak selalu dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

10.Seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah membimbing dan memberikan pengetahuan, arahan, dan motivasi selama penulis berada di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

11.Seluruh staf di Departemen Ilmu Administrasi Negara, khususnya Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu penulis dalam mengurus administrasi.

12.Untuk seluruh anggota di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. Terimakasih untuk bantuan yang sudah diberi saat saya melakukan penelitian di Kantor ini. 13.Badan Penelitian Pengembangan dan Statistik kota Pematangsiantar yang

(9)

14.Terkhusus di nomor ini, angka yang paling saya sukai dan merupakan angka keberuntungan untuk saya. Terimakasih untuk dia tulusmu, semua usahamu,dukungan darimu dalam 4 tahun ini. Terimakasih Jordan Sirait-ku. Sukses untuk kita berdua.

15.Para gadis-gadisku Rouli Rebekka Simanjuntak, Erlita Sinaga, Iin Theresia Purba, Monica Carolina Lubis, Arnimi Sari Juliana Ambarita dan Novita Olivia Sinaga tersayang dan terkasih yang sering kali membuat air mataku bercucuran haha kebodohan, kekonyolan kita yang membuat kita menyatu selama empat tahun ini. Saya berharap persahabatan kita teta abadi. Ingat seven icon, “kenangan itu akan teta abadi bek!” I Love you all predator.

16.Untuk cewek-cewek manis yang tidak bosan membantu dan menghabiskan stok makanan di kos Majesty Ruth Luristia Nainggolan, Ferselina Sianipar, Seisil Gihon M. Hutahaean, Rani Togatorop, semua moment kita dikos,kegilaan bersama, semua yang dilakukan bersama-sama selama empat tahun ini. Semoga jarak tidak akan memisahkan persahabatan kita.

17.Ardyansen Simatupang, terimakasih untuk bantuanmu selama ini, semoga cepat selesai kuliahnya. Yosia Ketaren, Yohannes Tampubolon, dan cowo-cowo BD 94 yang tak bosan membantu saya setiap tanggal 19 Mei haha . Junita, Lina,Christian,Fernandes, Christian, Binsar Damanik, Ricky Damanik terimaksih untuk bantuan yang sudah diberi, untuk canda tawa dan semuanya. 18.Untuk rainbow kos, Daniel, Hotrin, Kak Tasya, Ayu, Talenta, Kak Paska,

(10)

19.Para lelaki “jangkrik”, Elvan penyok, Tulang Wandi Siagian, Wandi Ingot, Lek Andre Hutagalung, Karim Bancin gembul, Laza, Hartoko, Jordan, Andrianus. Seperti yang kalian katakan, “cerita itu ada dan akan terpelihara”. 20.Teman-teman magang Kelompok VIII Desa Sei Muka, Arnimi, Clara Ivone,

Monica, Iin, Zoraya, Bunga, Elvan, Wandi, Laza, Andri. Kenangan-kenangan selama 2 minggu dalam satu rumah dengan berbagai kelucuan, kebodohan, dan kebersamaan yang akan selalu teringat. Salam Wakwaw !

21.Teman-teman dari Alumni Budi Mulia Medan (Albumed), We are Family and Everyone Can See It.

22.Teman-teman satu stambuk Administrasi Negara 2011 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, Sukses untuk kita semua, AN SATU,AN JAYA!!! Akhir kata terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang terkait dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Bantuan yang kalian berikan sekecil apapun sangat berarti bagi saya untuk menyelesaikan skripsi. Terima kasih.

Medan, Juni 2015

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Rumusan Masalah ... 4

I.3. Tujuan Penelitian ... 4

I.4. Manfaat Penelitian ... 5

I.5. Kerangka Teori ... 5

I.5.1 Efektifitas ... 5

I.5.1.1 Pengertian Efektivitas ... 6

I.5.1.2 Tingkatan dalam Efektivitas ... 7

I.5.1.3 Pendekatan dalam Efektivitas ... 8

(12)

I.5.2. Kinerja ... 12

I.5.2.1 Pengertian Kinerja ... 12

I.5.2.2 Faktor Pencapaian Kinerja ... 13

I.5.3. Satuan Polisi Pamong Praja ... 14

I.5.3.1 Pengertian Satuan Polisi Pamong Praja ... 14

I.5.3.2 Tugas Satuan Polisi Pamong Praja ... 16

I.5.3.3 Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja ... 16

I.5.3.4 Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja ... 17

I.5.3.5 Kewajiban Satuan Polisi Pamong Praja ... 18

I.5.3.6 Pemberhentian Satuan Polisi Pamong Praja ... 19

I.5.3.7 Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja ... 20

I.5.3.8 Kerja sama dan koordinasi Satuan Polisi Pamong Praja ... 20

I.5.4 Pedagang Kaki Lima ... 21

I.5.4.1 Pengertian Pedagang Kaki Lima... 21

I.6 Defenisi Konsep ... 22

I.7 Sistematika Penulisan ... 24

BAB II METODE PENELITIAN ... 26

II.1 Bentuk Penelitian ... 26

II.2 Lokasi Penelitian ... 26

II.3. Informan Penelitian ... 27

II.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

II.5 Teknik Analisa Data ... 29

(13)

III.1. Gambaran umum Kota Pematangsiantar ... 30

III.1.1. Aspek Geografi dan Demografi Kota Pematangsiantar ... 30

III.2. Gambaran Umum Kantor Satuan Polisi Pamong Praja... 33

III.2.1. Dasar Pembentukan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar ... 33

III.2.2. Nama Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar sejak dibentuk pada Tahun 2001 ... 34

III.2.3. Jumlah Personil, Golongan, dan Jabatan Personil Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar ... 34

III.2.4.Sarana dan Prasarana di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar ... 36

III.3. Visi dan Misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja ... 38

III.3.1. Visi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja ... 38

III.3.2. Misi Satpol PP ( Tujuan dan Sasaran) ... 38

III.4. Kebijakan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja ... 41

III.4.1. Hambatan ... 41

III.4.3. Kebijakan untuk Pencegahan Masalah ... 42

III.4.4. Program dan Kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja ... 42

III.5. Struktur Organisasi ... 43

III.6. Uraian Tugas Pejabat Struktural dan Staf Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. ... 44

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 48

(14)
(15)

DAFTAR TABEL

Ta be l I I I . 1. J u ml a h Pe nd udu k Di r i nc i Pe r Ke c a ma t a n M e n ur ut

Jenis Kelamin ... 31

Tabel III.2. Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan ... 31

Tabel III.3.Proyeksi Kepadatan Penduduk per Kecamatan ... 32

Tabel .III.4. Tujuan dan Sasaran Strategi ... 39

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1. Bagan Susunan Organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Pematangsiantar ... 44

Gambar IV.1. Keadaan Pasar Dwikora di Pagi Hari ... 82

Gambar IV.2. Keadaan Pasar Dwikora di Siang Hari ... 83

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Pertanyaan Wawancara

Lampiran II Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran III Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran IV Jadwal Seminar Proposal

Lampiran V Undangan Seminar Proposal

Lampiran VI Daftar Hadir Seminar Proposal

Lampiran VII Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran VIII Bukti Hadir Seminar Proposal Penelitian

Lampiran IX Surat Izin Permohonan Penelitian dari FISIP USU

Lampiran X Surat Rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar

Lampiran XI Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian Pengembangan dan Statistik Kota Pematangsiantar

(18)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI PASAR DWIKORA

PEMATANGSIANTAR

Nama : Clara Ivone Kristina Manalu

Nim : 110903024

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Arina, SH, M.Hum

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang ketentraman dan ketertiban serta penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, keputusan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya. Gangguan lalu lintas yang terjadi di Pasar Dwikora ini diakibatkan oleh pedagang kaki lima yang sembarangan meletakkan barang dagangannya dan mencari tempat yang paling strategis agar mudah dijangkau oleh pembeli.

(19)

klasifikasi, dan analisis/ pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi.

Hasil penelitian menujukkaa bahwa kinerja dari Satpol-PP dalam menertibkan pedagang kaki lima (pkl) masih belum efektif , hal ini terbukti dengan semakin banyaknya jumlah pedagang kaki lima di Pasar Dwikora dan tantangan yang dihadapi oleh anggota Satpol yaitu tantangan dari dalam seperti dilema saat melakukan penertiban dan sarana prasarana yang kurang di Kantor Satpol-PP Pematangsiantar seperti kurangnya peralatan anti huru-hara yang sangat berguna saat anggota Satpol-PP turun kelapangan. Selain itu tantangan dari luar yaitu masyarakat sekitar, termasuk juga didalamnya para pedagang kaki lima (pkl).

(20)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Rumusan Masalah ... 4

I.3. Tujuan Penelitian ... 4

I.4. Manfaat Penelitian ... 5

I.5. Kerangka Teori ... 5

I.5.1 Efektifitas ... 5

I.5.1.1 Pengertian Efektivitas ... 6

I.5.1.2 Tingkatan dalam Efektivitas ... 7

I.5.1.3 Pendekatan dalam Efektivitas ... 8

(21)

I.5.2. Kinerja ... 12

I.5.2.1 Pengertian Kinerja ... 12

I.5.2.2 Faktor Pencapaian Kinerja ... 13

I.5.3. Satuan Polisi Pamong Praja ... 14

I.5.3.1 Pengertian Satuan Polisi Pamong Praja ... 14

I.5.3.2 Tugas Satuan Polisi Pamong Praja ... 16

I.5.3.3 Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja ... 16

I.5.3.4 Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja ... 17

I.5.3.5 Kewajiban Satuan Polisi Pamong Praja ... 18

I.5.3.6 Pemberhentian Satuan Polisi Pamong Praja ... 19

I.5.3.7 Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja ... 20

I.5.3.8 Kerja sama dan koordinasi Satuan Polisi Pamong Praja ... 20

I.5.4 Pedagang Kaki Lima ... 21

I.5.4.1 Pengertian Pedagang Kaki Lima... 21

I.6 Defenisi Konsep ... 22

I.7 Sistematika Penulisan ... 24

BAB II METODE PENELITIAN ... 26

II.1 Bentuk Penelitian ... 26

II.2 Lokasi Penelitian ... 26

II.3. Informan Penelitian ... 27

II.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

II.5 Teknik Analisa Data ... 29

(22)

III.1. Gambaran umum Kota Pematangsiantar ... 30 III.1.1. Aspek Geografi dan Demografi Kota Pematangsiantar ... 30 III.2. Gambaran Umum Kantor Satuan Polisi Pamong Praja... 33

III.2.1. Dasar Pembentukan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Pematangsiantar ... 33 III.2.2. Nama Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Pematangsiantar sejak dibentuk pada Tahun 2001 ... 34 III.2.3. Jumlah Personil, Golongan, dan Jabatan Personil Kantor

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar ... 34 III.2.4.Sarana dan Prasarana di Kantor Satuan Polisi Pamong

Praja Kota Pematangsiantar ... 36 III.3. Visi dan Misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja ... 38 III.3.1. Visi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja ... 38 III.3.2. Misi Satpol PP ( Tujuan dan Sasaran) ... 38 III.4. Kebijakan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja ... 41 III.4.1. Hambatan ... 41 III.4.3. Kebijakan untuk Pencegahan Masalah ... 42 III.4.4. Program dan Kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja ... 42 III.5. Struktur Organisasi ... 43 III.6. Uraian Tugas Pejabat Struktural dan Staf Kantor Satuan Polisi

(23)
(24)

DAFTAR TABEL

Ta be l I I I . 1. J u ml a h Pe nd udu k Di r i nc i Pe r Ke c a ma t a n M e n ur ut

Jenis Kelamin ... 31

Tabel III.2. Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan ... 31

Tabel III.3.Proyeksi Kepadatan Penduduk per Kecamatan ... 32

Tabel .III.4. Tujuan dan Sasaran Strategi ... 39

(25)

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1. Bagan Susunan Organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Pematangsiantar ... 44

Gambar IV.1. Keadaan Pasar Dwikora di Pagi Hari ... 82

Gambar IV.2. Keadaan Pasar Dwikora di Siang Hari ... 83

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Pertanyaan Wawancara

Lampiran II Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran III Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran IV Jadwal Seminar Proposal

Lampiran V Undangan Seminar Proposal

Lampiran VI Daftar Hadir Seminar Proposal

Lampiran VII Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran VIII Bukti Hadir Seminar Proposal Penelitian

Lampiran IX Surat Izin Permohonan Penelitian dari FISIP USU

Lampiran X Surat Rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Pematangsiantar

Lampiran XI Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian Pengembangan dan Statistik Kota Pematangsiantar

(27)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Negara memiliki tugas untuk menjaga ketentraman umum dan menjamin ketertiban setiap masyarakat. Ketentraman dan ketertiban yaitu suatu keadaan dimana pemerintah dan rakyat dapat melakukan kegiatan secara aman, tertib dan teratur (Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Pasal 1 Tahun 1993 tentang pembinaan ketentraman dan ketertiban di daerah). Pembinaan ketentraman dan ketertiban daerah adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pengembangan, pengarahan, pemeliharaan serta pengendalian segala masalah ketentraman dan ketertiban secara berdaya guna dan berhasil guna meliputi kegiatan pelaksanaan atau penyelenggaraan dan peraturan agar segala sesuatunya dapat dilakukan dengan baik,tertib dan seksama sesuai ketentuan petunjuk, sistem dan metode yang berlaku untuk menjamin pencapaian tujuan secara maksimal (Pasal 150 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah).

(28)

Daerah) dapat juga diperintahkan oleh penguasa yang lebih atas atau yang disebut tugas pembantuan.

Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, tidak semua kepala daerah berhasil dalam menjaga ketertiban dan ketentraman daerahnya. Terutama di daerah perkotaan, setiap orang akan memberikan penilaian yang buruk terhadap keadaan di perkotaan, seperti : kemacetannya, persebaran penduduk yang tidak merata karena jumlah penduduk yang banyak, dan masih banyak masalah-masalah yang muncul. Hal ini otomatis menggangu kenyamanan setiap masyarakat. Oleh sebab itu, Negara membentuk perangkat daerah yang bertugas untuk menjaga ketertiban dan ketentraman di setiap daerah, perangkat daerah tersebut yaitu Satuan Polisi Pamong Praja(SatpolPP).

(29)

aparat satuan polisi pamong praja ini sangat jauh dari sosok ideal, yang sejatinya menggambarkan aparatur pemerintahan daerah yang dalam melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia dan norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat.

Penilaian masyarakat yang kurang baik terhadap citra dari Polisi Pamong Praja, dapat kita temukan di Kota Pematangsiantar, yang terkenal dengan sebutan sebagai kota transit. Di kota ini, terdapat pasar tradisional, yakni Pasar Dwikora. Letak dari pasar ini sangat strategis, dan menjadi pasar sentral bagi masyarakat. Dengan harga yang lebih murah dibandingkan pasar tradisional lainnya yang ada di kota ini dan semua kebutuhan pokok keluarga dapat ditemukan di Pasar Dwikora ini. Selain itu, letak dari stasiun-stasiun bus-bus yang ingin ke luar kota juga ditempatkan di dekat Pasar Dwikora ini. Dengan adanya kesempatan ini, maka semakin banyak orang dari daerah lain juga menjadikan Pasar Dwikora sebagai tempat persinggahan untuk berbelanja dan sebagian masyarakat dari daerah lain juga sebagai pedagang di pasar dwikora ini, dan hal inilah yang mengakibatkan munculnya banyak pedagang kaki lima di Pasar Dwikora ini.

(30)

Oleh sebab itu, diperlukan peran dari Polisi Pamong Praja untuk menertibkan pedagang kaki lima yang ada di Pasar Dwikora ini. Maka berdasarkan masalah-masalah yang sudah dijelaskan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dalam menertibkan Pedagang Kaki Lima(PKL) pada Pasar Dwikora, kota Pematangsiantar”.

I.2 Rumusan Masalah

Untuk dapat mempermudah penelitian ini nantinya dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterprestasikan fakta dan data kedalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana Efektivitas Kinerja dari Satuan Polisi Pamong Praja dalam menegakkan ketertiban umum di Pasar Dwikora,Pematangsiantar?’

I.3 Tujuan Penelitian

(31)

I.4 Manfaat Penelitian

Disamping tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini, maka suatu penelitian harus memiliki manfaat. Adapun manfaat yang hendak dicapai oleh penulis melalui penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis khususnya, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah, terutama dalam menganalisa permasalahan yang terjadi di masyarakat yang ada kaitannya dengan teori akademis.

2. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi instansi itu sendiri.

3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya ragam penelitian mahasiswa dan sebagai sumbangan pemikiran yang berguna untuk penelitian selanjutnya.

I.5 Kerangka Teori

I.5.1 Efektivitas

I.5.1.1 Pengertian Efektivitas

(32)

manajemen dan organisasi khususnya yang berkaitan dengan teori efektivitas. Atmosoeprapto (2002 :139) menyatakan Efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat.

Menurut Stoner dalam Kurniawan (2005 :106) menekankan pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Efektivitas dalam kegiatan organisasi dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang menunjukkan sejauh mana sasaran telah dicapai. Ditinjau dari aspek ketepatan waktu maka menurut Siagian (2002 :171), efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, tepat waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan. Dengan kata lain, Efektivitas dapat diartikan sebagai sebuah kriteria evaluasi tentang pengukuran keberhasilan dari suatu kebijaksanaan atau perencanaan dibandingkan dengan akibat atau hasil yang diharapkan.

I.5.1.2 Tingkatan dalam Efektivitas

Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh David J. Lawless dalam Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997: 25) antara lain :

(33)

Efektivitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi. Melihat bagaimana keberhasilan berdasarkan dari kinerja tiap individu.

2. Efektivitas kelompok

Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling bekerja sama dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakan jumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya;

3. Efektivitas Organisasi

Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya. Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah di tentukan sebelumnya. Dengan kata lain segala sesuatu dikatakan efektif apabila tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai.

(34)

sekitarnya. Dengan membaca uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa efektivitas berhubungan dengan empat hal yaitu :

1. Pencapaian tujuan yang telah disepakati, sebuah kegiatan yang dikatakan efektif apabila tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

2. Penyelesaian pekerjaan tepat waktu, sebuah pekerjaan dikatakan efektif apabila pekerjaan tersebut dilakukan secara tepat waktu.

3. Kemampuan sumber daya manusia untuk melaksananan tugas ataupun pekerjaannya.

4. Adanya manfaat yang nyata yang dirasakan oleh masyarakat yang ada disekitarnya.

I.5.1.3 Pendekatan dalam Efektivitas

Masih soal efektivitas, ada beberapa pendekatan terhadap efektivitas. Pendekatan- pendekatan itu adalah (Putra, 2001 : 22) :

1. Pendekatan sasaran (Goal Approach)

Pendekatan ini memusatkan perhatiannya dalam mengukur efektivitas pada aspek out-put, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mencapai tingkatan out-put yang direncanakan.

(35)

Pendekatan ini mengukur efektivitas dari sisi input, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai performasi yang baik.

3. Pendekatan Proses (Internal Proses Approach)

Pendekatan ini menekankan pada aspek internal organisasi publik, yaitu dengan mengukur efektivitas layanan publik melalui berbagai indikator internal organisasi, seperti efesiensi dan iklim organisasi.

4. Pendekatan Integratif (Integrative Approach)

Pendekatan ini merupakan gabungan dari ketiga pendekatan diatas yang muncul sebagai akibat adanya kelemahan dan kelebihan masing-masing pendekatan.

I.5.1.4 Kriteria Pengukuran Efektivitas

Selain itu, Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997 :31) memberikan batasan dalam kriteria efektivitas organisasi melalui pendekatan teori sistem antara lain:

1. Produksi

Produksi merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan, berapa jumlah yang dapat dihasilkan dalam memenuhi permintaan.

(36)

Konsep efisiensi didefinisikan sebagai angka perbandingan antara output dengan input. Ukuran efisiensi harus dinyatakan dalam perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan waktu atau dengan output.

3. Kepuasan

Kepuasan menunjukkan sampai di mana organisasi memenuhi kebutuhan para karyawan dan pengguna.

4. Adaptasi

Kemampuan adaptasi adalah sampai seberapa jauh organisasi dapat menenggapi perubahan ekstern dan intern.

5. Perkembangan

Organisasi harus dapat berkembang dalam organisasi itu sendiri untuk memperluas kemampuannya untuk hidup terus dalam jangka panjang.

6. Hidup terus

Organisasi harus dapat hidup terus dalam jangka waktu yang panjang.

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian (1978:77), yaitu:

(37)

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap,berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.

4. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

5. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu dijabarkan dalam program - program pelaksanaan yang tepat sebab apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.

6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indicator efektivitas organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi. 7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu

(38)

8. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian.

I.5.2 Kinerja

I.5.2.1 Pengertian Kinerja

Istilah kinerja menurut Mangkunegara (2005:9) kinerja (prestasi kerja) Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang sedang diharapkan. Kinerja Pegawai juga merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman , serta kesungguhan waktu ( Hasibuan , 2002: 34 ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kinerja Pegawai merupakan prestasi kerja yang dicapai oleh Pegawai pada periode waktu tertentu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai tanggung jawab yang diberikan dalam mencapai tujuan organisasi.

(39)

I.5.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja Pegawai

Faktor Kinerja Pegawai adalah kecenderungan apa yang membuat Pegawai dalam menghasilkan produktivitas kerja yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditetapkan.

Menurut Keith Davis (dalam Anwar Prabu Mangkunegara 2005 : 67 ) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian Kinerja Pegawai yaitu :

1. Faktor Kemapuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan (Ability ) Pegawai terdiri dari Kemampuan Potensi (IQ) dan Kemampuan Reality (Knowledge+Skill). Artinya , setiap pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120 ) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan sesuai dengan keahliannya.

2. Faktor Motivasi (Motivation )

(40)

mamahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai , mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

I.5.3 Satuan Polisi Pamong Praja

I.5.3.1 Pengertian Satuan Polisi Pamong Praja

Adapun pengertiannya menurut Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, yaitu bagian perangkat daerah di bidang penegakan Perda, ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. Satuan Polisi Pamong Praja disingkat Satpol PP adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Satpol PP dapat berkedudukan di Daerah Provinsi dan Daerah /Kota.

1. Di Daerah Provinsi, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

2. Di Daerah /Kota, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(41)

sedangkan Praja adalah Pegawai Negeri, Pangreh Praja atau Pegawai Pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pamong Praja adalah Pegawai Negeri yang mengurus pemerintahan Negara. Definisi lain Satpol PP adalah Badan Pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum atau pegawai Negara yang bertugas menjaga keamanan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Polisi Pamong Praja adalah Polisi yang mengawasi dan mengamankan keputusan pemerintah di wilayah kerjanya. Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja disebutkan “Polisi Pamong Praja adalah aparatur Pemerintah Daerah yang melaksanakan tugas Kepala Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan ketenteraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

I.5.3.2 Tugas dari Satuan Polisi Pamong Praja

Seperti yang tertulis dalam Pasal 4 PP Nomor 6 tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, bahwa Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mempunyai tugas menegakkan Perda dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat.

(42)

I.5.3.3 Fungsi dari Satuan Polisi Pamong Praja

Seperti yang tertulis dalam Peraturan Walikota Pematangsiantar Nomor 29 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kota Pematangsiantar, bahwa Kantor Satuan Polisi Pamong Praja bertugas untuk membantu walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang keteentraman dan ketertiban serta penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, keputusan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya, yang meliputi beberapa fungsi,yaitu :

1. Menyusun program dan melaksanakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah, peraturan walikota sebagai pelaksanaan peraturan daerah.

2. Melaksanakan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di daerah.

3. Melaksanakan kebijakan penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, dan keputusan walikota sebagai pelaksana peraturan daerah.

(43)

5. Melaksanakan korrdinasi pembinaan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah,peraturan walikota, keputusan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya dengan aparat kepolisian, penyidik pegawai negeri sipil dan/atau aparat lainnya.

6. Melaksanakan pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota sebagai pelaksanaan peraturan daerah.

7. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

I.5.3.4. Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja

Wewenang dari Polisi Pamong Praja tertulis pada Pasal 6 PP Nomor 6 tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja :

1. melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah; (Tindakan penertiban nonyustisial adalah tindakan yang dilakukan oleh Polisi Pamong Praja dalam rangka menjaga dan/atau memulihkan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat terhadap pelanggaran Perda dan/atau peraturan kepala daerah dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak sampai proses peradilan)

(44)

”menindak” adalah melakukan tindakan hukum terhadap pelanggaran Perda untuk diproses melalui peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan).

3. fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan masyarakat;

4. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah; (Yang dimaksud dengan “tindakan penyelidikan” adalah tindakan Polisi Pamong Praja yang tidak menggunakan upaya paksa dalam rangka mencari data dan informasi tentang adanya dugaan pelanggaran Perda dan/atau peraturan kepala daerah, antara lain mencatat, mendokumentasi atau merekam kejadian/keadaan, serta meminta keterangan).

5. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah.

(Yang dimaksud dengan “tindakan administratif” adalah tindakan berupa pemberian surat pemberitahuan, surat teguran/surat peringatan terhadap pelanggaran Perda dan/atau peraturan kepala daerah).

I.5.3.5. KewajibanSatuan Polisi Pamong Praja

(45)

1. menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia, dan norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat; (Yang dimaksud dengan ”norma sosial lainnya” adalah adat atau kebiasaan yang diakui sebagai aturan/etika yang mengikat secara moral kepada masyarakat setempat).

2. menaati disiplin pegawai negeri sipil dan kode etik Polisi Pamong Praja; 3. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat

mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;

(Yang dimaksud dengan ”membantu menyelesaikan perselisihan” adalah upaya pencegahan agar perselisihan antara warga masyarakat tersebut tidak menimbulkan gangguan ketenteraman dan ketertiban umum).

4. melaporkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia atas ditemukannya atau patut diduga adanya tindak pidna;

(Yang dimaksud dengan ”tindak pidana” adalah tindak pidana di luaryang diatur dalam Perda)

5. menyerahkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah atas ditemukannya atau patut diduga adanya pelanggaran terhadap Perda dan/atau peraturan kepala daerah.

I.5.3.6. Pemberhentian Satuan Polisi Pamong Praja

Polisi Pamong Praja diberhentikan karena: (Pasal 18 PP Nomor 6 tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja)

1. alih tugas,

(46)

3. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; dan/atau

4. tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Polisi Pamong Praja.

I.5.2.7. Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

Satpol PP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik secara vertikal maupun horizontal. (Pasal 25 PP Nomor 6 tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja). Setiap pimpinan organisasi dalam lingkungan Satpol PP provinsi dan kabupaten/kota bertanggung jawab memimpin, membimbing, mengawasi, dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan bila terjadi penyimpangan, mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. ( Pasal 26 PP Nomor 6 tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja).

I.5.3.8Kerjasama dan KoordinasiSatuan Polisi Pamong Praja

Kerjasama dan koordinasi dari Polisi Pamong Praja seperti yang tertulis pada Pasal 28 PP Nomor 6 tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, yaitu :

1. Satpol PP dalam melaksanakan tugasnya dapat meminta bantuan dan/atau bekerja sama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau lembaga lainnya.

(47)

3. Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas hubungan fungsional, saling membantu, dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hierarki dan kode etik birokrasi.

I.5.4 Pedagang Kaki Lima

I.5.4.1 Pengertian Pedagang Kaki Lima

Smart, McGhee dan Dasgupta dalam Limbong, (2007: 49) menyatakan bahwa Pedagang Kaki Lima merupakan masyarakat miskin dan masyarakat marjinal. Pedagang Kaki Lima dalam melakukan aktivitasnya di mana barang dagangannya diangkat dengan gerobak dorong, bersifat sementara, dengan alas tikar dan atau tanpa meja serta memakai atau tanpa tempat gantungan untuk memajang barang-barang jualannya, dan atau tanpa tenda, dan kebanyakan jarak tempat usaha antara mereka tidak dibatasi oleh batas-batas yang jelas. Para Pedagang Kaki Lima ini tidak mempunyai kepastian hak atas tempat usahanya.

(48)

usahanya dalam jangka tertentu dengan menggunakan sarana atau perlangkapan yang mudah dipindahkan, dibongkar pasang dan mempergunakan lahan fasilitas umum sebagai tempat usahanya.

I.6 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variable yang diteliti (Singarimbun 1995:37). Oleh karena itu, untuk menemukan batasan yang lebih jelas, maka penulis mengemukakan defenisi konsep dari penelitian ini adalah:

1. Efektivitas Kinerja

Efektifitas kerja adalah tingkatan sejauh mana seorang pegawai dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab seperti yang sudah seharusnya dijalankan. Adapun indikator efektivitas kerja yang digunakan dalam penelitian ini ada berdasarkan ketentuan dari Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja itu sendiri.

a. Menyusun program dan melaksanakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah, peraturan walikota sebagai pelaksanaan peraturan daerah.

(49)

c. Melaksanakan kebijakan penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, dan keputusan walikota sebagai pelaksana peraturan daerah.

d. Melaksanakan koordinasi pemeliharaan dan penyelengaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, dan keputusan walikota sebagai pelaksana peraturan daerah dengan aparat kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan/atau aparatur lainnya.

e. Melaksanakan korrdinasi pembinaan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah,peraturan walikota, keputusan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya dengan aparat kepolisian, penyidik pegawai negeri sipil dan/atau aparat lainnya.

f. Melaksanakan pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota sebagai pelaksanaan peraturan daerah.

g. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Satuan Polisi Pamong Praja

(50)

3. Pedagang Kaki Lima (PKL)

Pedagang Kaki Lima adalah orang-orang yang menggunakan fasilitas umum, seperti ; trotoar, pinggir jalan, untuk melakukan usaha dagang demi memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kelangsungan hidupnya.

I.7 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konse, dan sistematika penelitian.

BAB II : Metode Penelitian

Bab ini memuat pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik engumulan data dan teknik analisis data.

BAB III : Deskripsi Lokasi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dan karakteristik lokasi penelitian.

BAB IV : Penyajian Data

(51)

BAB V : Analisis Data

Bab ini memuat kajian dan analisis data yang diperoleh dilapangan dan dokumentasi yang dianalisis.

BAB VI : Penutup

(52)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitain deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moh.Ali (1982:120), Penelitian dengan pendekatan Deskriptif dimaksudkan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dan dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis/ pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambarantentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi. Dengan demikian, maka alasan peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif adalah peneliti akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenaran berdasarkan data dilapangan.

II.2 Lokasi Penelitian

(53)

II.3 Informan Penelitian

Data yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari informan dan hasil dari interpretasi yang dilakukan peneliti. Dan untuk penelitian yang bersifat kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel Bagong Suyanto (2005:171). Subjek penelitian inilah yang akan menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Menurut Bagong Suyanto (2005:172) informan penelitian terbagi 3, yakni :

a. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini, peneliti menentukan informan kunci, yaitu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja kota Pematangsiantar.

b. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan informan utama yaitu Kepala Seksi Operasional Penertiban Kepala Satuan Polisi Pamong Praja kota Pematangsiantar. serta beberapa Anggota Satuan Polisi Pamong Praja .

c. Informan tambahan adalah mereka yang mengetahui masalah yang diteliti, walaupun tidak terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang akan diteliti. Adapun informan tambahan yang dipilih peneliti adalah pedagang kaki lima yang berjualan di Pasar Dwikora, Jalan Gotongroyong, Pematangsiantar.

(54)

snowball. Menurut Sukaria (203:2013) teknik snowball merupakan metode penarikan sampel yang dilakukan dengan menarik elemen data dari populasi secara bertahap atau berkelanjutan sehingga ukuran sampel semakin lama semakin besar. Metode ini dimulai dengan sampel yang berukuran kecil, jika data yang dikumpulkan belum memuaskan untuk mendapatkan analisis yang baik, maka penarikan sampel dilanjutkan ke taha kedua. Dan jika hasilnya sudah memuaskan, maka putaran data dihentikan.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk peneitian ini diperlukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data ini merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitain atau objek yang diteliti. Menurut Irawan (1998), data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara dari sumbernya. Sumber ini biasanya berupa benda-benda,situs, atau manusia. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara :

(55)

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan suatu tujuan untk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

2. Teknik pengumpulan data sekunder

Yakni mengumpulkan data-data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, yang diperoleh dari buku atau referensi serta dokumen-dokumen lainnya. Menurut Irawan (1998), data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen (laporan,karya tulis,koran,majalah).

II.5 Teknik Analisa Data

(56)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. Gambaran Umum Kota Pematangsiantar

III.1.1. Aspek Geografi dan Demografi Kota Pematangsiantar

Secara geografis, Kota Pematangsiantar terletak di Provinsi Sumatera Utara pada garis 2° 53' 20" - 3° 01' 00" Lintang Utara dan 99° 1' 00" - 99° 6' 35" Bujur Timur yang berada di tengah-tengah Kabupaten Simalungun, dengan jarak ke Ibukota Provinsi yaitu Kota Medan sejauh 128 Km. Wilayah Kota Pematangsiantar memiliki luas dataran sebesar 79,97 km² atau sekitar 0,11% dari luas Provinsi Sumatera Utara yang terletak 400-500 meter di atas permukaan laut. Struktur wilayah Kota Pematangsiantar berwujud daerah perkotaan dengan pertanian berupa sawah dan ladang yang berada di pinggiran kota.

Topografi Kota Pematangsiantar merupakan tanah berbukit-bukit dan berlembah serta datar di bagian pusat kota dengan jenis tanah podsolik berasal dari batuan sedimen. Di sebelah Utara dan Barat merupakan daerah bergelombang dan di sebelah Selatan dan Timur merupakan daerah landai dengan kemiringan tanah 0-15%. Kota Pematangsiantar termasuk daerah yang beriklim sedang dengan suhu maksimal rata-rata 30,40 ºC dan suhu minimal dengan rata-rata 19,90°C.

(57)

jumlah laki-laki sebanyak 114.561 jiwa dan perempuan sebanyak 120.137 jiwa serta kepadatan penduduk 2.935 jiwa per km².

Tabel.III.1 : Jumlah Penduduk Dirinci Per Kecamatan Menurut Jenis Kelamin

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar, 2011

Tabel.III.2 : Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan

No

Kecamatan RENTANG WAKTU PERENCANAAN

2012 2017 2022 2027 2032

(58)

SITALASARI

239.654 252.003 264.989 278.644 293.003 Sumber : Hasil Analisis 2010

Tabel.III.3 : Proyeksi Kepadatan Penduduk per Kecamatan

No Kecamatan RENTANG WAKTU PERENCANAAN

2012 2017 2022 2027 2032 Sumber : Hasil Analisis, 2010

Sebagaimana kota-kota lain di Indonesia, kota Pematangsiantar juga mengalami dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Suhu maksimum rata-rata adalah 30,0 ºC dan suhu minimum rata-rata 21,0 ºC. Kelembaban udara rata-rata adalah 84%, sedangkan curah hujan rata-rata 257 mm dimana curah hujan tertinggi terjadi ada bulan September yang mencapai 465 mm.

(59)

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja terletak di Jalan Haji Adam Malik No.2, Kelurahan Teladan, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar, Sumate ra Utara.

III.2.1. Dasar Pembentukan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar

Adapun dasar pembentukan dari Kantor Satpol-PP adalah :

1. Pembentukan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Sumatera Utara dimulai tahun 2000 yang merupakan amanat dari UU No. 22 tahun 1999 ;

2. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Sumatera Utara. 3. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Pematangsiantar.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja.

5. Keputusan Walikota Pematangsiantar nomor 387b Tahun 2001 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar.

(60)

Nama-nama Kepala Kantor Satpol PP kota Pematangsiantar sejak pertama sekali dibentuk,yaitu tahun 2001 :

1. Tahun 2001 – 2003 : Benar Sitepu

2. Tahun 2003 – 2005 : Drs. Jonson Simanjuntak 3. Tahun 2005 – 2006 : Drs. Hendrik Sihombing 4. Tahun 2006 – 2008 : Drs. Robert Samosir 5. Tahun 2008 – 2010 : Mahadin Sitanggang, SH 6. Tahun 2010 – 2011 : Sofian Purba, S.Sos

7. Tahun 2011- 2012 : Hasudungan Hutajulu, SH 8. Tahun 2012 - sekarang : Drs. Julham Situmorang, M.Si

III.2.3. Jumlah Personil, Golongan, dan Jabatan Personil Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar

Jumlah Personil pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja pada tahun 2015: 1. PNS : 31 Orang

2. Pegawai Honor : 99 Orang Jumlah : 130 Orang

Keadaan Personil Polisi Pamong Praja berdasaran Golongan :

1. Golongan IV sebanyak : 1 orang, terdiri dari : • Golongan IV/b = 1 orang

• Golongan IV/a = - orang

(61)

• Golongan III/d = 1 orang

• Golongan III/c = 3 orang

• Golongan III/b = 1 orang • Golongan III/a = - orang

3. Golongan II sebanyak : 24 orang, terdiri dari : • Golongan II/d = 1 orang

• Golongan II/c = 18 orang

• Golongan II/b = 3 orang

• Golongan II/a = 2 orang

4. Golongan I sebanyak : 1 orang, terdiri dari : • Golongan I/d = - orang

• Golongan I/c = - orang

• Golongan I/b = - orang

• Golongan I/a = 1 orang

Jumlah Personil berdasarkan Jabatan (Peran) :

• Pejabat Struktural ;

o Eselon II = - orang

o Eselon III = 1 orang

o Eselon IV = 4 orang

• Pejabat Fungsional = 3 orang • Tenaga Teknis/Operasional(PNS) = 14 orang

(62)

• Tenaga Administrasi = 9 orang

III.2.4. Sarana dan Prasarana di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar.

Sarana dan prasarana yang ada di Kantor Satpol-PP Kota Pematangsiantar :

a. Bangunan Kantor :

• 1 (Satu) bangunan kantor semi permanen

b. Jumlah kendraan dinas : • mobil/truk = 1 unit • mobil kijang = 2 unit

• mobil pangawalan = 1 unit

• sepeda motor = 1 unit

Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Pematangsiantar Nomor 38 b Tahun 2001, Kantor Satuan Polisi Pamong Praja mmemiliki kedudukan, tugas pokok dan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1) Kedudukan :

a. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja adalah unsur penunjang Pemerintahan Kota Pematangsiantar.

b. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja diimin oleh seorang kepala yang bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(63)

Kantor Satuan PolisiPamong Praja mempunyai tugas membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang ketentraman dan ketertiban serta penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, keputusan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya. Penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud, meliputi : Menyusun program dan melaksanakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah, peraturan walikota sebgaimana pelaksanaan peraturan daerah;

a. Melaksanakan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di daerah;

b. Melaksanakan kebijakan penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, dan keputusan walikota sebagai sebagai pelaksana peraturan daerah;

c. Melaksanakan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban serta penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, dan keputusan walikota sebagai pelaksana peraturan daerah dengan aparat kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan/ataunaparatur lainnya;

(64)

e. Melaksanakan pengawasan terhadap masyrakat agar mematuhi dan mentaati peraturan daerah, peraturan walikota, keputusan walikota sebgai pelaksana peraturan daerah;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya;

III.3. Visi dan Misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

III.3.1. Visi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

“Kota Pematangsiantar yanga aman, tertib dan kondusif serta mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

III.3.2. Misi Satpol PP ( Tujuan dan Sasaran)

1. Melaksanakan penyusunan program(pengelolaan administrasi, ketatausahaan, perlengkapan, kepegawaian dan Keuangan) dalam pelaksanaan ketentraman, ketertiban umum dan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

2. Melaksanakan kebijakan pemerliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di daerah.

3. Melaksanakan pengawasan dan penegakan Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah, dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya.

(65)

5. Melaksanakan pengamanan unsure pimpinan daerah beserta lingkungan kerja pimpinan Pemerintah Kota.

6. Melaksanakan koordinasi dengan aparat kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan aparatur lainnya dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah.

7. Melaksanakan pembinaan kualitas fisik, mental serta pemberdayaan personil Satpol PP.

Tujuan dan sasaran strategi yang telah ditetapkan dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel .III.4. Tujuan dan Sasaran Strategi

Tujuan I Meningkatnya Kualitas Pelayanan Prima Administrasi Perkantoran Sasaran Terwujudnya Pelayanan Prima Administrasi Perkantoran

Tujuan II Meningkatnya Kinerja Prima Personil Satpol PP Sasaran Semakin meningkatnya Kinerja Personil Satpol PP

Tujuan III Terciptanya kondisi aman dan nyaman di Lingkungan Pemerintah kota Pematangsiantar

Sasaran Semakin meningkatnya keamanan dan kenyamanan lingkungan Kota Pematangsiantar.

Tujuan IV Terciptanya lingkungan masyarakat yang tentram dan tertib

Sasaran Terwujudnya Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat di Lingkungan Pemerintah Kota Pematangsiantar

Tabel III.5. Strategi Pencapaian Tujuan

No Sasaran Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

(66)

1. Terwujudnya

III.4. Kebijakan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

III.4.1. Hambatan

(67)

2. Dana Anggaran pendukung untuk kelancaran pelaksanan tugas belum memadai.

3. Kualitas Aparat Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar yang relatif masih rendah sehingga belum mendukung secara penuh pelaksanaan tugas.

III.3.2. Masalah yang dihadapi Satuan Polisi Pamong Praja

1. Masih rendahnya pemahaman masyarakat atau kurang proaktif terhadap Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar dan Peraturan Perundang-undangan lainnya yang menyangkut bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum.

2. Masih rendahnya kesadaran para pedagang kaki lima yang menggunakan Jalan dan Trotoar untuk tempat berjualan dan berdagang.

3. Para pedagang pasar pagi diluar areal Pasar Dwikora dan Pasar Horas masih belum mematuhi ketentuan waktu berjualan yang ditetakan Pemerintah Kota Pematangsiantar.

4. Masih ada masyarakat yang mendirikan bangunan belum memiliki izin IMB atau IMB-nya belum dikeluar pelaksanaan bangunan telah dimulai, begitu juga terhada izin-izin usaha lainnya belum seenuhnya diindahkan sesuai ketentuan Peraturan yang berlaku.

III.4.3. Kebijakan untuk Pencegahan Masalah

(68)

2. Menghimbau para pedagang kaki lima untuk tidak menggunakan badan-badan Jalan dan Trotoar untuk berjualan dan berdagang.

3. Menghimbau Para Pedagang Pasar Pagi diluar Pasar Dwikora dan Pasar Horas untuk mematuhi ketentuan waktu berjualan yang telah ditentukan pemerintah Kota Pematangsiantar.

4. Melakukan Penertiban Pedagang Kaki Lima yang berjualan pada tempat-tempat yang dilarang sesuai dengan Perda.

5. Menghimbau masyarakat yang mendirikan bangunan untuk mengurus IMB ke Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Pematangsiantar sebelum pembangunan dimulai, begitu juga izin Usaha lainnya ke Instansi terkait.

III.3.4. Program dan Kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja

1. Melakukan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban Umum kepada masyarakat Kota Pematangsiantar.

2. Melaksanakan Pengawasan Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan Peraturan Perundang-undangan lainnya.

3. Melaksanakan Pengamanan dan Pengawalan unsur Pimpinan Daerah Pemerintah Kota Pematangsiantar beserta lingkungan kerjanya.

4. Mengaplikasikan Pengamanan Kapasitas dan Kesamaptaan Personil Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar.

(69)

6. Melakukan Pengolahan Administrasi dan Ketatausahaan, Perlengkapan, Kepegawaian, dan Keuangan.

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.

III.5. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi dalam Kantor Satpol Polisi Pamong Praja dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :

(70)

III.6. Uraian Tugas Pejabat Struktural dan Staf Kantor Satuan Polisi Pamong Praja.

A. Sub Bagian Tata Usaha

Sub bagian tata usaha merupakan unsur staf yang di pimpin oleh seorang kepala sub bagian tata usaha yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala kantor. Sub bagian tata usaha kantor satuan polisi pamong praja mempunyai tugas membantu kepala kantor di bidang pembinaan penyelenggaran administrasi umum dan perlengkapan, pembinaan kepegawaian dan tata laksana, serta pembinaan administrasi keuangan.

Penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud di atas meliputi :

1. Menyelenggarakan urusan surat menyurat, tatalaksana dan perlengkapan kepegawaian;

2. Menyusun bahan pelaporan pembinaan ketentraman dan ketertiban umum; 3. Menyelenggaran administrasi keuangan;

4. Melakukan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait sesuai dengan bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;

(71)

Seksi operasional penertiban merupakan unsur pelaksanaan yang dipimpin oleh seorang kepala seksi dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala kantor. Seksi operasional penertiban mempunyai tugas membantu kepala kantor di bidang operasional penertiban.

Penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud diatas meliputi :

1. Melaksanakan tugas operasional sesuai dengan pedoman dan petunjuk teknis/operasional penertiban peraturan daerah dan peraturan walikota;

2. Mengawasi pelaksanaan peraturan daerah, peraturan walikota, dan peraturan perundang-undangan lainnya;

3. Menyusun rencana dan program kegiatan pembinaan ketentraman dan ketertiban;

4. Melaksanakan razia penertiban guna menjamin tertibnya penyelenggaran peraturan daerah, peraturan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya berkoordinasi dengan instansi lainnya;

5. Melaksanakan Tipiring (Tindak Pidana Ringan) terhadap pelanggaran peraturan daerah;

6. Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk tentang pengamanan dan penyidikan penyelenggaraan peraturan daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya yang menyangkut ketertiban umum;

(72)

C. Seksi Pengamanan dan Pengawalan

Seksi pengamanan dan pengawalan merupakan unsur pelaksana yang dipimpin soleh seorang kepala seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala kantor. Seksi pengamanan dan pengawalan mempunyai tugas membantu kepala kantor di bidang pengamanan dan pengawalan.

Penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud diatas meliputi :

1. Melaksanakan pengamanan unsur pimpinan pemerintah kota (walikota, wakil walikota dan sekretaris daerah) beserta lingkungan kerjanya;

2. Melaksanakan pengawalan unsur pimpinan pemerintah kota;

3. Melaksanakan pengamanan dan lingkungan kerja pemerintah daerah demi tertibnya penyelenggaraan roda pemerintah;

4. Melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pengamanan dan pengawalan;

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya

D. Seksi Pengembangan Kapasitas dan Kesamaptaan

(73)

kantor di bidang pengembangan kapasitas dan kesamaptaan satuan polisipamong praja. Penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud diatas meliputi :

1. Melaksanakan pengembangan kapasitas satuan polisi pamong praja yang meliputi pembinaan personil, ketatalaksanaan, sarana dan prasarana kerja polisi pamong praja;

2. Melaksanakan diklat personil polisi pamong praja untuk meningkatkan keterampilan pelaksanaan tugas;

(74)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Data yang akan disajikan oleh peneliti mengenai efektivitas kinerja dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), adalah data primer dan data sekunder. Kemudian penulis akan menganalisis dan menginterpretasikan secara deskriptif kualitatif. Adapun data yang akan disajikan dalam penulisan ini yaitu penyajian data hasil wawancara dari informan kunci (key informan) yaitu Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja, informan utama yaitu seksi operasional dan penertiban, dua orang anggota seksi operasional dan penertiban dan informan tambahan yaitu pedagang kaki lima yang ada di Pasar Dwikora sebanyak 4 orang. Berikut hasil wawancara yang penulis sajikan dalam bentuk uraian-uraian dan penjelasan-penjelasan sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh responden yang bersangkutan.

A. Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Satpol Pamong Praja (Satpol PP) Pematangsiantar

1. Menyusun program dan melaksanakan ketentraman dan ketertiban umum.

(75)

1. Apakah ada program pengamanan dan penertiban yang dilakukan oleh Kantor Satpol PP dalam menertibkan dan menjaga keamanan di kota Pematangsiantar?

Jawab : “ya, tentu saja ada dan sudah disusun setiap tahun. Karena mewujudkan kota Pematangsiantar yang aman,tertib dan kondusif merupakan visi

dari Kantor Satpol PP ini. Oleh sebab itu, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab

dari kantor ini untuk menjaga ketertiban dan keamanan kota.”

2. Pada saat kapan dilakukan penyusunan dari program kegiatan dan kerja dari Kantor Satpol PP ?

Jawab : “kalau penyusunan dari program kegiatan dan kerja dari kantor ini dilakukan satu kali dalam setahun, biasanya dilakukan antara bulan Agustus

samapai Oktober. Dan program yang ada dikantor ini, disusun setahun sebelumnya.

Maksudnya, program yang akan digunakan pada tahun 2015, penyusunannya

dilakukan pada tahun 2014. Seluruh rerncana kerja dari Kantor Satpol PP,

ditiuangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Kota Pematangsiantar Kantor Satuan

Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar.”

(76)

Jawab : “pelaksanaan dari suatu kegiatan harus melalui prosedur yang sudah ditentukan. Para anggota Satpol tidak dibenarkan untuk melakukan tindakan

penertiban kalau belum ada surat perintah. Oleh sebab itu, semua kegiatan dari

kantor satpol harus didasarkan surat perintah tugas dan tidak boleh lari dari aturan

yang sudah ditetapkan.”

4. Jadi bagaimana prosedur para anggota Satpol-PP untuk terjun langsung ke lapangan ?

Jawab : “yang pertama sekali, surat perintah tugas harus terlebih dahulu dikeluarkan dari bagian tata usaha (TU), setelah itu surat diberikan kepada bagian

seksi operasional penertiban agar menentukan anggota yang harus turun ke

lapangan. Dan kalau tidak ada surat perintah dari atasan, anggota tidak dapat pergi

kelapangan.”

5. Untuk langsung terjun kelapangan biasanya diperlukan berapa personil Pak ?

Jawab : “tergantung jenis kegiatannya, kalau skala besar hampir seluruh anggota dibutuhkan kecuali seksi bidang TU dan sesi pengawalan dan pengamanan.

Personil yang dibutuhkan untuk skala sedang, biasanya berjumlah 10-20 personil

yang diturunkan kelapangan dan jumlah lelaki selalu lebih banyak dibandingkan

jumlah wanita.”

Gambar

Tabel.III.1 : Jumlah Penduduk Dirinci Per Kecamatan Menurut Jenis Kelamin
Tabel.III.3 : Proyeksi Kepadatan Penduduk per Kecamatan
Tabel .III.4. Tujuan dan Sasaran Strategi
Gambar III.1. Bagan Susunan Organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar
+4

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu model pembelajaran yang dapat membiasakan siswa menggunakan kemampuan bernalarnya adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Opini pelanggan Telkomsel menunjukkan bahwa alasan penggunaan komunikasi verbal perempuan dalam respon interaktif operator oleh perusahaan Telkomsel lebih didasari

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta shalawat beriring salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, akhirnya

Tetapi siaran berita yang diluncurkan beberapa stasiun televisi swasta, mampu mengalahkan perhatian khalayak pada saat itu dari televisi nasional yaitu TVRI.. Maka dari

Phoneme as the smallest segment of sound within a word will be represented as a letter. We know, basically that letters are the result of spelling, while sounds are the result

Tetapi ketika terlalu jauh masuk pada rana yang dapat mengubah dan mempengaruhi cara pandang, lewat program atau acara yang ditayangkan, barulah kita

Baca petikan drama di bawah dengan teliti, kemudian jawab soalan-soalan yang berikutnya dengan menggunakan ayat anda sendiri.. IBU : Itu pun

Selanjutnya, inklusi pada teks yang kontra adalah pelanggaran hukum Soeharto; aturan yang dilanggar; strategi pembangunan Soeharto yang dianggap salah; karakteristik Soeharto