KOMPETENSI DAN KURI KULUM PERPUSTAKAAN
OLEH
Himma Dew iyana Lubis, S.T., M.Hum
NI P : 132316961
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN
DAN I NFORMASI
1. PENDAHULUAN
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, atau
karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti
pemecahan masalah, pemikiran analitik, atau kepemimpinan. Lebih dari itu
kompetensi menawarkan suatu kerangka kerja organisasi yang efektif dan efisien
dalam mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas.
Perpustakaan sebagai suatu organisasi tidak terlepas dari masalah yang
sama dalam meningkatkan kinerjanya, yakni masalah perlunya kompetensi dan
profesionalisme di kalangan pustakawannya. Sejak dua dekade terakhir abad
ke-20 dan terutama pada abad ke-21 yaitu era baru yang ditandai dengan derasnya
arus perubahan, pustakawan dihadapkan pada paradigma baru yang mengimbas
pada perubahan atmosfir dan lingkungan kerja yang cukup menantang.
Paradigma itu meliputi perubahan antara lain, perkembangan teknologi yang
memberi peluang bagi penciptaan layanan-layanan baru, tuntutan peningkatan
layanan yang diharapkan oleh pengguna demi kepuasan mereka, serta harapan
para pustakawan itu sendiri dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka
melalui peningkatan kinerja.
Jenjang jabatan fungsional ditentukan berdasarkan tingkat kompetensi
yang dimiliki, yang dinilai berdasarkan prestasi kerja yang dicapainya, dan diukur
dengan sistem angka kredit kumulatif dari seluruh pekerjaan yang
dilaksanakannya. Dengan demikian, seseorang yang menduduki jenjang jabatan
tertentu berarti telah memiliki kompetensi yang harus dimiliki sesuai jenjang
jabatan tersebut. Untuk mengukur seberapa tinggi tingkat kompetensi seorang
pejabat fungsional, diperlukan alat ukut, yaitu standar kompetensi yang sudah
pustakawan, yakni yang memiliki latar belakang pendidikan profesional
perpustakaan.
David Guile dan Nickie Fonda (1998) menguraikan, model kompetensi
untuk pustakawan profesional meliputi:
1. Manajemen dan pengembangan koleksi
2. Identifikasi dan evaluasi sumber dan layanan
3. Temu kembali informasi meliputi pencarian, penemuan, penyaringan,
dll.
4. Pengorganisasian informasi meliputi katalogisasi, klasifikasi,
pengindeksan, metada, thesaurus, dll.
5. Peraturan dan perundan-undangan aspek-aspek informasi meliputi hak
cipta (copyright), perlindungan data, dll.
6. Kegiatan perpustakaan sehari-hari meliputi akuisisi, sirkulasi,
peminjaman di tempat, OPAC, dll.
Untuk menciptakan pustakawan yang profesional diperlukan adanya
lembaga pendidikan perpustakaan. Lembaga pendidikan perpustakaan yang
diharapkan menghasilkan pustakawan yang profesional dan memiliki kompetensi
adalah perguruan tinggi yang membuka program pendidikan formal bidang
perpustakaan, Seperti Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi (DSPI) di
Universitas Sumatera Utara (USU). Untuk itu perlu persamaan pengertian antara
kebutuhan kompetensi pustakawan pada lembaga perpustakaan dan upaya
pemenuhan kompetensi tersebut melalui program pembelajaran oleh lembaga
pendidikan perpustakaan.
Masalah yang timbul adalah biasanya lembaga pendidikan perpustakaan
sesuai dengan asumsi lembaga pendidikan itu sendiri. Akibatnya banyak lulusan
suatu lembaga pendidikan perpustakaan yang belum siap ketika bekerja di
perpustakaan atau pusat informasi lainnya. Banyak ilmu yang diperoleh di
lembaga pendidikan perpustakaan tidak dapat dipraktekkan di lapangan misalnya
pekerjaan penelusuran informasi masih diperlukan tambahan pengetahuan
tentang web/portal melalui pelatihan atau kursus-kursus.
Untuk mempertemukan kompetensi pustakawan antara lembaga
pendidikan perpustakaan dalam hal ini perguruan tinggi yang membuka disiplin
ilmu perpustakaan dengan lembaga perpustakaan atau pusat informasi lainnya,
perlu adanya kajian terhadap kurikulum apakah sudah mengacu kepada
kompetensi pustakawan yang dituntut oleh lembaga perpustakaan atau dunia
kerja. Kompetensi dan kurikulum tersebut tentunya harus mengacu pada
paradigma baru dan dunia kerja di era globalisasi informasi saat ini.
2. PARADIGMA BARU PERPUSTAKAAN
Perubahan di lingkungan perpustakaan secara konstan juga mengubah
kebutuhan masyarakat terhadap informasi. Kebutuhan informasi yang lebih
beragam dan mutakhir yang dapat diakses secara cepat dan akurat merupakan
tuntutan masyarakat sebagai pengguna yang harus dipenuhi oleh perpustakaan.
Jaringan kerja (networking), restrukturisasi (restructuring), otomasi tingkat global,
prioritas akses informasi daripada kepemilikan, digitalisasi, akses pengguna
terhadap sumber informasi secara on-line maupun off-line, dan penyediaan
layanan yang lebih berorientasi pada pengguna, merupakan contoh-contoh yang
mempengaruhi perpustakaan (Gesesse dalam Zawiyah, 2003:1). Hal-hal itu telah
perpustakaan. Perpustakaan yang tidak tanggap terhadap perubahan paradigma
tersebut lambat laun akan ditinggalkan oleh kustomernya.
Evolusi era digital yang mempercepat perkembangan perpustakaan digital
telah mendorong perubahan yang signifikan dalam layanan perpustakaan yang
ditawarkan kepada penguna. Perubahan itu sangat penting bagi perpustakaan
untuk menyadari pentingnya peningkatan kompetensi pustakawannya agar dapat
mengimbangi paradigma baru perpustakaan yang lebih berorientasi pada
kebutuhan pengguna (Tam dan Robertson dalam Zawiyah, 2003:2).
Perubahan paradigma baru perpustakaan, menurut Ercegovac (1997:1)
ada lima yaitu:
1) Format koleksi
Koleksi yang semula terpusat berubah menjadi bersifat lokal. Format yang
semula berbentuk teks berubah ke koleksi dalam bentuk virtual yang
dapat diakses melalui database portal-portal.
2) Pengorganisasian koleksi
Koleksi dan katalog dalam perpustakaan tradisional yang semula terpisah
pengorganisasiannya berubah menjadi perpustakaan digital di mana
koleksi dan metadata terkumpul menjadi satu medium.
3) Sistem informasi
Sistem informasi dalam perpustakaan tradisional yang terstruktur ketat,
konsisten dengan bibliografi seragam yang mewakili koleksi yang
tersimpan berubah menjadi perpustakaan digital yang sistem informasinya
tidak atau kurang terstruktur yang terdapat dalam pengindeksan,
standarisasi dan merepresentasikan data yang heterogen dalam bentuk
4) Akses informasi
Pada perpustakaan tradisional akses informasi hanya dengan cara
membaca, sedangkan pada perpustakaan digital akses informasi
dilakukan secara universal ke database dan hubungan antara pengarang
dengan masyarakat pemakai dilakukan dari jarak jauh secara interaktif
dan informal.
5) Pengguna perpustakaan
Pengguna perpustakaan tradisonal terbatas pada anggota perpustakaan,
sedangkan pada perpustakaan digital terpisah secara individu.
Sedang menurut Brophy (2002:5-10) paradigma baru perpustakaan
dipengaruhi oleh adanya 10 (sepuluh) masalah yaitu:
1) Kertas elektronik (electronic paper)
Kertas elektronik terlihat seperti kertas biasa dalam pandangan mata kita.
Bedanya adalah kertas elektronik umumnya harus di-download dari
internet, dimana setiap lembarnya dapat digunakan berulang-ulang dan
dapat digunakan dalam format kertas biasa melalui proses pencetakan
(print). Harus disadari bahwa kertas elektronik ini pada era informasi
sudah menjadi kebutuhan pengguna dan perlu direspons oleh
perpustakaan dalam penyediaan akses dan pengelolaannya.
2) Model penerbitan baru (new publishing models)
Para penelitia dan praktisi dalam bidang humanities, yang banyak
mendominasi materi dalam jurnal ilmiah sekarang mulai menggunakan
alternatif model publikasi yang berbasis pengarsipan secara elektronik dan
layanan pracetak. Kecendrungan ini harus diperhatikan oleh perpustakaan
3) Toko buku on-line (online bookshop)
Toko buku on-line adalah toko buku di internet yang menyediakan akses
kepada pelanggan yang tidak terbatas dan mereka dapat mengirimkan
langsung kepada pelanggannya. Di Indonesia hal belum menjadi trend,
namun masalah tersebut harus sudah mulai direspon perpustakaan
sebagai mediator.
4) E-commerce
Salah satu bentuk e-commerce adalah toko buku on-line. Peran
perpustakaan dalam hal ini adalah memberikan informasi tentang biaya,
pengiriman, dan agen-agen yang dipercaya kepada pelanggan yang
membutuhkannya.
5) Televisi digital (digital television)
Sebelumnya televisi digital tidak banyak mempengaruhi layanan
perpustakaan. Hal itu menjadi begitu interaktif ketika e-mail melalui
layanan televisi diperkenalkan marak di Inggris (tahun 2000), dan
kemudian menjadi kebiasaan masyarakat menggunakannya untuk
mengakses informasi. Dengan menghubungkan ke saluran telepon, orang
dapat secara interaktif mengakses dan berpindah-pindah chanel-chanel
televisi secara mudah dan luas. Tidak lama lagi video rekaman akan
menjadi salah satu bagian yang tidak dibutuhkan lagi.
6) Lingkungan pembelajaran Terpadu (Integrated learning environment)
Lingkungan pembelajaran sudah berkembang dan terintegrasi dengan
semua sarana penunjang pembelajaran, baik di lingkungan sekolah,
perguruan tinggi maupun pusat-pusat pembelajaran lokal atau dalam
online dan penyediaan sumber-sumber multimedia sebagai pengalaman
pembelajaran. Pustakawan sebagai pakar dalam sumber-sumber
informasi, secara integral berperan serta dalam tutorial.
7) Universitas jauh (E-universities)
Universitas jarak jauh sudah mulai banyak diselenggarakan di
Negara-negara maju. Banyak perpustakaan tradisional yang mencoba
memberikan layanan pengiriman secara on-line (online delivery).
Kebanyakan perpustakaan-perpustakaan ini kurang memiliki sarana
pendukung untuk melayani mahasiswa jarak jauh. Akses ke informasi
elektronik kini sudah banyak ditawarkan di perguruan-perguruan tinggi
yang memberikan kuliah jarak jauh.
8) Komunikasi bergerak (mobile communication)
Dengan berkembang pesatnya penggunaan telepon seluler, semakin
banyak operator yang menawarkan berbagai kemudahan dalam
memenuhi kebutuhan informasi pelanggannya. Bahkan dari telepon
seluler orang dapat, mendownload, mengakses dan menerima pengiriman
informasi dan kemudian menghubungkannya ke perangkat komputer
untuk dilihat dan dicetak. Trend ini harus diimbangi perpustakaan dengan
mengubah paradigma layanan yang bersifat pasif ke arah proaktif.
9) Cetak berdasarkan permintaan (print-on-demand)
Teknologi cetak digital memungkinkan sebuah buku dicetak dari file
elektronik. Akhir-akhir ini diantara penerbit ada yang memberikan layanan
“print-on-demand”, terutama untuk judul-judul yang penjualannya lambat
atau dicetak dalam jumlah terbatas. Beberapa bookseller sekarang dapat
pada buku-buku teks (textbook) di perpustakaan perguruan tinggi, dimana
buku-buku semacam ini akan lebih murah jika diperoleh melalui layanan
terbatas ini.
10) The unknown (tidak dikenal)
Terakhir ada ancaman lain yang tidak dikenal. Artinya di masa yang akan
dating belum terdeteksi apa yang akan terjadi, apakah ada seseorang, di
suatu tempat yang akan menemukan sesuatu yang memungkinkan orang
dapat memperoleh dokumen, pangkalan data, grafik, suara, video atau
layar dalam format yang lebih interaktif.
Dari uraian di atas maka yang dimaksud dengan paradigama baru
perpustakaan disini adalah perubahan dari sistem perpustakaan tradisional ke
perpustakaan modern yang berbasis teknologi informasi dan bersifat user
oriented.
3. KOMPETENSI PUSTAKAWAN
Mirabile (1997:3) mendefinisikan kompetensi sebagai “… suatu
pengetahuan, keterampilan, kemapuan, atau hal-hal yang berhubungan dengan
kinerja yang tinggi dalam pekerjaan, seperti penyelesaian masalah, pemikiran
analitik, atau kepemimpinan.”
Aspey (1998:2) menekankan bahwa pengertian kompetensi tidak hanya
meliputi penguasaan keterampilan dan pengetahuan saja, tetapi juga termasuk
penguasaan terhadap tugas dan motivasi dalam menjalankan tugas tersebut.
Aspey juga mendefinisikan “orang yang berkompeten” sebagai seseorang yang
pengetahuan, dan secara konsisten menjalankan tanggung jawab tersebut.
Beberapa definisi menambahkan motivasi, kepercayaan, dan nilai di dalamnya.
Dari definisi-definisi di atas, konsep kompetensi meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan individu (termasuk sifat-sifat, prilaku, dan
kepribadian, serta motivasi) yang akan berperan dalam keberhasilan
pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya. Kemampuan individu tersebut
pada hakekatnya terbangun melalui proses internalisasi nilai-nilai, pengetahuan,
dan pengalaman hidup, yang terjadi baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, maupun terutama dalam lingkungan pendidikan formal. Dengan kata
lain, kompetensi seseorang diperoleh dan berkembang melalui proses
pembelajaran, baik yang formal (lembaga pendidikan), non-formal (lembaga
pelatihan), maupun informal (keluarga dan masyarakat, termasuk lembaga
profesi).
4. ISI KOMPETENSI
Special Libraries Association (SLA) (1996:6), merumuskan 2 (dua) jenis
kompetensi abad 21 untuk para pendidik, mahasiswa, praktisi dan pegawai,
yaitu:
1) Kompetensi profesional, yaitu yang terkait dengan pengetahuan
pustakawan di bidang sumber-sumber informasi, teknologi, manajemen
dan penelitian, dan kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut
sebagai dasar untuk menyediakan layanan perpustakaan dan informasi.
2) Kompetensi individu, yaitu yang menggambarkan satu kesatuan
keterampilan, perilaku dan nilai yang dimiliki pustakawan agar dapat
meningkatkan pengetahuan, dapat memperlihatkan nilai lebihnya, serta
dapat bertahan terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia
kerjanya.
Pada Juni 2003 (SLA, 2003:2) rumusan ini direvisi dan ditambah satu
kompetensi inti atau core competencies. Kompetensi inti merupakan pengait
kompetensi profesional dan kompetensi individu. Dengan demikian SLA
membagi kompetensi menjadi 3 (tiga) yaitu: Kompetensi inti, kompetensi
profesional, dan kompetensi individu yang dirinci sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti
Kompetensi inti dibagi 2 (dua), yaitu:
(1) Menambah pengetahuan dasar mereka dengan praktek dan
pengalaman yang terbaik, dan belajar terus-menerus tentang
produk informasi, layanan, dan manajemen praktis sepanjang
karirnya
(2) Menaruh kepercayaan pada keunggulan dan etika profesional,
serta nilai dan prinsip-prinsip profesi.
2) Kompetensi Profesional
Kompetensi dibagi menjadi 4 (empat) kompetensi utama dan
masing-masing ditambah dengan keterampilan khusus, sebagai berikut:
(1) Melaksanakan organisasi informasi
Keterampilan khusus:
- Menyesuaikan dan mendukung organisasi informasi
dengan peraturan strategis organisasi induknya dan
kelompok pelanggan utama melalui kerjasama dengan
- Menilai dan mengkomunikasikan isi organisasi informasi,
meliputi layanan, produk, dan kebijakan informasi kepada
atasan, stakeholder dan kelompok kustomer
- Menyelenggarakan manajemen yang efektif, manajemen
operasional dan keuangan yang memproses dan
melaksanakan pertimbangan keuangan dan yang
bernuansa bisnis dalam pembuatan keputusan dengan
menyeimbangkan antara pertimbangan operasional dan
pertimbangan strategis
- Mendukung secara efektif strategi dan keputusan pimpinan
manajemen tentang aplikasi informasi, peralatan dan
teknologi, serta kebijakan untuk organisasi
- Membangun dan memimpin suatu tim layanan informasi
secara efektif dan mengusahakan pengembangan
profesional dan individu masyarakat yang bekerja dalam
pengorganisasian informasi
- Memasarkan layanan dan produk informasi secara formal
dan informal, melalui web dan komunikasi fisik
- Mengumpulkan keuntungan terbaik untuk mendukung
keputusan-keputusan tentang pengembangan layanan dan
produk baru, memodifikasi layanan terbaru atau
menghilangkan layanan-layanan untuk memperbaiki
tampilan layanan informasi yang ditawarkan.
- Memberi saran pada organisasi tentang hak cipta dan
(2) Mengelola sumber informasi
Keterampilan khusus:
- Mengelola siklus hidup informasi secara penuh mulai dari
penciptaan, pengadaan sampai pemusnahannya.
Termasuk mengorganisasi, mengkategori,
mengkatalogisasi, mengklasifikasi, menyebarkan,
membuat dan mengelola taksonomi materi intranet dan
ekstranet, thesaurus, dll
- Membangun suatu koleksi yang dinamik tentang
sumber-sumber informasi berdasarkan pada pemahaman yang
mendalam terhadap kebutuhan informasi pelanggan dan
pembelajaran, pekerjaan dan atau proses bisnis mereka
- Menggunakan pengetahuannya tentang isi dan format
sumber informasi, termasuk kemampuan mengevaluasi
secara kritis, menyeleksi dan menyaringnya
- Menyediakan akses terhadap sumber-sumber informasi
yang diterbitkan secara internal atau eksternal, dan
mengembangkan isi melalui pengorganisasian dengan
menggunakan perangkat akses informasi
- Merundingkan pembelian dan lisensi produk dan layanan
informasi yang dibutuhkan
- Mengembangkan kebijakan-kebijakan organisasi baik yang
diterbitkan secara internal maupun sumber-sumber
informasi yang diciptkana secara eksternal dan memberi
(3) Mengelola layanan informasi
Keterampilan khusus:
- Mengembangkan dan memelihara portfolio layanan
informasi yang cost-effective bagi pelanggan, yang
disesuaikan dengan aturan strategis organisasi
pelanggannya.
- Memimpin riset pemasaran tentang perilaku informasi dan
masalah-masalah mutakhir dan potensial kelompok
pelanggan guna mengidentifikasi konsep-konsep untuk
memecahkan masalah terhadap informasi baru atau
tambahan untuk pelanggan. Mentransformasikan
konsep-konsep ini ke dalam produk dan layanan informasi yang
diberikan
- Meneliti dan menganalisa, dan mensintesakan informasi ke
dalam jawaban yang akurat atau informasi pelanggan yang
diambil, dan menjamin pelanggan memiliki peralatan atau
kemampuan untuk mempraktekkannya
- Mengembangkan dan menggunakan matrik untuk
memperbaiki kualitas dan nilai informasi yang ditawarkan,
dan mengambil tindakan yang sesuai untuk menjamin
setiap portfolio yang sesuai
- Menggunakan manajemen yang berbasis keuntungan
untuk menggambarkan nilai dan memperbaiki sumber dan
layanan informasi secara berkelanjutan.
Keterampilan Khusus:
- Memperkirakan, memilih dan menggunakan
peralatan-peralatan informasi yang terbaru dan menciptakan akses
informasi dan menawarkan solusinya
- Menggunakan pengetahuan tentang pangkalan data,
pengindeksan, metadata, serta analisas dan sintesa
informasi untuk memperbaiki penelusuran informasi dan
menggunakannya dalam organisasi
- Melindungi rahasia informasi pelanggan dan memelihara
kesiagaan dan merespon peluang-peluang baru untuk
kerahasiaan
- Memelihara kesiagaan terbaru teknologi yang muncul yang
mungkin sekarang tidak sesuai tetapi mungkin cocok untuk
sumber-sumber, layanan atau penggunaan informasi di
masa yang akan datang.
3) Kompetensi Individu
Setiap pustakawan profesional harus mampu:
(1) Mencari peluang dan memanfaatkan peluang-peluang baru
(2) Memiliki pandangan yang luas
(3) Berkomunikasi secara efektif
(4) Mempresentasikan ide-ide secara jelas dan menegoisasikannya
dengan penuh percaya diri dan persuatif
(5) Menciptakan rekan kerjasama
(7) Bekerja dengan pendekatan tim, mengenali keseimbangan antara
bekerjasama, memimpin dan mengikuti
(8) Mengambil resiko yang sudah diperhitungkan, memperlihatkan
keberanian dan ketangguhan ketika berhadapan dengan lawan
(9) Merencanakan, memprioritaskan dan memfokuskan terhadap
hal-hal yang bersifat kritis
(10) Memaparkan perencanaan karir secara individu
(11) Berpikir secara kreatif dan inovatif ; mencari peluang baru
(12) Mengetahui nilai jaringan kerja profesional dan perencanaan karir
individu
(13) Menyeimbangkan antara tugas, keluarga dan kewajiban terhadap
masyarakat
(14) Selalu fleksibel dan positif terhadap perubahan yang
bekerlanjutan
(15) Menghargai prestasi diri sendiri dan orang lain.
Sedangkan menurut Suliman dan Foo (2001:8), terdapat 6 (enam)
kategori kompetensi yang perlu dimiliki oleh profesional di bidang informasi pada
era informasi. Enam kategori tersebut dikelompokkan sebagai berikut:
1) Tools and technology skills (keterampilan teknologi dan perkakas);
2) Information skills (keterampilan informasi);
3) Social communication skills (keterampilan komunikasi dan sosial);
4) Leadership and management skills (keterampilan manajemen dan
kepemimpinan);
5) Strategic thinking and analytical skills (keterampilan berpikir strategis dan
6) Personal behaviour and attributes (prilaku dan sifat-sifat yang bersifat
pribadi).
Sedangkan Barden (1997:9), menyatakan bahwa pustakawan masa
depan memerlukan 4 (empat) dimensi kompetensi yaitu:
1) Technology skills and network management (keterampilan teknologi dan
manajemen jaringan)
2) Customer care (kepedulian pelanggan)
3) Media management (Manajemen media); dan
4) Storage and retrieval and business development (penyimpanan dan
pemerolehan kembali serta pengembangan bisnis.
Kompetensi yang ditawarkan oleh Suliman dan Barden dapat dirangkum
menjadi kompetensi professional dan kompetensi individu, masing-masing dapat
diuraikan sebagai berikut:
Kompetensi professional:
1) Keterampilan teknologi dan manajemen jaringan
2) Manajemen media penyimpanan dan pemerolehan kembali
3) Keterampilan manajemen dan kepemimpinan
4) Pengembangan bisnis
Kompetensi individu:
1) Komunikasi dan kepedulian pelanggan
Management & Leadership
• Devise strategies to cope with complex information
knowledge requirement
• Develop, maintain, accessible cost-effective information system
• Motivate and encourage knowledge-sharing
• Manage external knowledge and bring valuable resource into the organization and its
members. Tools & Technology
• Up to date and familiarity with KM & IT tools and
developments
• Mastry of in-house information systems
• Mastery of in-hpuse tools for knowledge capture, dissemination and sharin
Gambar 1. Kompetensi dan keterampilan pakar informasi di abad informasi menurut Suliman
Competencies &
• Matching information needs with information resources
• Expertise in information sources and content
• Expertise in information-seeking skills
• Ability to identify, evaluate and recommend information sources
• Ability to opply
information organization skills to become
knowledge integrators of internet and intranet knowledge
Social & Communication
• Ability to interact and socialize with organizational members as individuals, teams, and communities
• Ability to-persuade
• Ability to communicate clearly, both orally and writtens form
Personal Behaviour & Attributes
• Depth/breadth or specialized subject and background knowledge appropriate to organization
Strategic thingking & Analytical Skills
• Exhibit and promote system thingking
• Understand business processes
• Align information needs to business processes and goals
• Ability to think logically
• Create new ways to elicit information
Technology skills and network management
• Ability to utilize the PC at higher level compared to the average use
• Ability to analyze the network of internal and external users
• Ability to be technological gatr keeper for an organization’s information resources management
Customer Care
• The requirement of customer comes first translated into entrepreneurial initiatives
• Take account of the continous lifetime education of user, educated in marketing skills
• Continuous dialogue with
information users to provide value added service
Competenecies & Skills Of Library And
Information Professional Of The
Future
Media Management Storage and Retrieval
• The emerging portofolio of media types are integral to the expertise possessed by IP
• Information industry of the future in continuing state of change which require continuously developing new skills
Business Development
• IP aware of the financial and business implications of their activities
• IP realize that their activities are business processes and need to be integrated within their business environment
• IP work closely eith their counterparts in marketing, computing, finance and customer services
• IP should acknowledge they are in continuing process of reinventing their industry and to continue producing
Gambar 2. Kompetensi dan keterampilan pakar informasi di abad informasi menurut Barden
5. KURIKULUM PENDIDIKAN PERPUSTAKAAN
Perguruan tinggi yang mengelola program studi ilmu perpustakaan
memiliki peran penting dalam menciptakan pustakawan professional yang
memiliki kompetensi untuk tiap pekerjaan yang menjadi tugasnya. Sebagaimana
disebutkan di atas, menurut Jesse Shera (1972), pustakawan harus memiliki latar
belakang pendidikan profesional perpustakaan yang diperoleh dari lembaga
mempersiapkan pustakawan agar mampu menjalankan fungsinya sebagai
mediator komunikasi pustaka.
Hilda Toba dalam Nasution (2003: 7) mengemukakan, bahwa pada
hakekatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak
didik agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakatnya.
Tiap kurikulum bagaimanapun polanya mempunyai komponen-komponen
tertentu, yaitu:
1) pernyataan tentang tujuan dan sasaran pembelajaran
2) seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran
3) bentuk dan kegiatan belajar mengajar
4) evaluasi hasil belajar.
Dalam buku pedoman kurikulum yang diterbitkan Departemen Pendidikan
Nasional (dalam Nasution, 2003:45), menguraikan tujuan sampai tingkat TIU
(Tujuan Instruksional Umum), sehingga pengajar mendapat kesempatan untuk
merumuskan TIK (Tujuan Instruksional Khusus). TIK harus dipandang sebagai
langkah untuk mencapai TIU, dan TIU suatu langkah guna mencapai tujuan
kurikuler dan seterusnya sehingga segala pendidikan bermuara pada tujuan
pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu
dibutuhkan kurikulum yang sesuai dan tepat untuk mengantisipasi kebutuhan
dunia pendidikan yang berorientasi masa depan.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tuntutsn
dunia kerja juga mengalami perubahan dengan mengutamakan kompetensi
dalam pekerjaan daripada tatanan keilmuan. Dalam menyikapi kebutuhan dunia
kerja tersebut kurikulum pendidikan yang semua bersifat content-based berubah
Untuk itu perguruan tinggi yang mengelola program studi ilmu perpustakaan
harus menyusun kurikulum untuk program studi ilmu perpustakaan.
Sebagaimana disebutkan dalam peraturan akademik Universitas Sumatera Utara
yang dimaksud dengan kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara
penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar–mengajar di perguruan tinggi.
Kurikulum pendidikan tinggi terdiri atas kurikulum inti dan kurikulum
institusional. Kurikulum inti adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang
berlaku secara nasional untuk setiap program studi, yang memuat tujuan
pendidikan, isi pengetahuan, dan kemampuan minimal yang harus dicapai
peserta didik dalam penyelesaian suatu program studi. Kurikulum inti ini dibagi
lagi atas 5 kelompok mata kuliah yaitu:
1) Kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK), yaitu kelompok
bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangakan manusia Indonesia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
perkerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri, serta mempunyai rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
2) Kelompok mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK), yaitu kelompok
bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan untuk memberikan landasan
penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu
3) Kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB), yaitu kelompok bahan
kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan
4) Kelompok mata kuliah perilaku berkarya (MPB), yaitu kelompok bahan
kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku
yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian
berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yan dikuasai
5) Kelompok mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB), yaitu
kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk
dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan
pilihan keahlian dalam berkarya.
Sedang kurikulum institusional adalah bagian dari kurikulum pendidikan yang
berkenaan dengan keadaan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang
bersangkutan.
Kurikulum pendidikan perpustakaan semua masih bersifat tradisional
karena teknologi informasi belum berimbas pada pekerjaan perpustakaan.
Setelah teknologi informasi melanda dunia kepustakawanan, kurikulum ikut
berubah dan menyesuaikan kebutuhan pasar. Perubahan itu ditandai dengan
perubahan kurikulum inti yang antara lain menambahkan Information Science,
Library Automation dan Multimedia Approaches. Bidang pengetahuan Sejarah
Buku dan Perpustakaan, misalnya berubah menjadi Pengantar Ilmu
Perpustakaan; atau Katalogisasi dan Klasifikasi berubah menjadi Organization of
Information.
Deanna B. Marcum (1997) memaparkan hasil penelitian terhadap 4
(empat) perguruan tinggi yaitu: 1) the University of Michigan; 2) Drexel University;
3) the University of Illinois; dan 4) Florida State University. Penelitian bertujuan
perguruan tinggi tersebut dalam merespons kebutuhan kompetenesi pustakawan
abad 21 melalui kurikulum yang disusunnya.
6. PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN PELUANG LAPANGAN
KERJA BARU LULUSANNYA
Program Studi Ilmu Perpustakaan USU mulai menerima mahasiswa baru
pada bulan Agustus 2001 dan baru menghasilkan lulusan pada tahun ajaran
2005/2006 sebanyak 30 mahasiswa.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi atau ICT
membuka peluang lapangan kerja baru bagi lulusan Program Studi perpustakaan
dan informasi. Perkembangan teknologi internet telah mendorong tumbuhnya
sejumlah besar perpustakaan digital (e-library) melalui internet. Berbagai
informasi berbasis kertas yang selama ini merupakan primadona perpustakaan
tradisional, sekarang telah banyak yang tersedia dalam bentuk elektronik.
Sumberdaya informasi baru ini menjadi alternatif yang semakin penting dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi. Peluang bagi lulusan
Program Studi perpustakaan antara lain adalah bekerja secara mandiri dengan
profesi sebagai perantara informasi (information broker). Kenyataan ini adalah
realistis, mengingat bahwa informasi telah menjadi sumberdaya yang strategis
yang senantiasa dibutuhkan oleh lingkungan bisnis, pendidikan, penelitian,
pemerintah, maupun para individu agar sukses dalam bidangnya. Semakin
banyaknya informasi yang dihasilkan oleh manusia setiap hari dan semakin
singkatnya waktu yang diperlukan untuk mentransfer informasi tersebut,
menyebabkan para profesional melirik broker informasi seperti yang sudah
Di negara-negara maju terjadi kecenderungan baru dimana lulusan sarjana
ilmu perpustakaan yang memiliki jiwa kewirausahaan (enterpreneurship)
membuka usaha di bidang layanan jasa informasi. Mereka menjadi pelaku bisnis
baru dengan mengemas ulang informasi (information repackage) yang ada ke
dalam berbagai bentuk penyajian dan media sehingga memiliki nilai jual yang
tinggi, ataupun menawarkan jasa penelusuran informasi ke berbagai sumber
atau situs. Upaya itu telah menjadikan informasi menjadi suatu produk yang
dapat dijual kepada individu, maupun kepada sejumlah organisasi termasuk
pelaku dan organisasi bisnis.
Bidang pekerjaan lain yang dapat dimasuki oleh lulusan Program Studi
perpustakaan adalah yang berkaitan dengan penanganan informasi (information
handling), penelitian informasi, manajemen badan yang bergerak dalam bidang
informasi seperti pada berbagai jenis perpustakaan, unit dokumentasi, unit
informasi, depo arsip, pusat rekaman (arsip dinamis), dan bidang lain yang
berhubungan dengan informasi baik yang bersifat nirlaba (non-profit) maupun
yang berorientasi pada laba (profit oriented), perantara dan penelusur informasi,
perancang-bangunan perangkat lunak khusus untuk keperluan badan
pengelolaan informasi; serta bidang penerbitan dan konservasi.
Di masa mendatang, lulusan Program Studi Perpustakaan akan dapat bekerja
secara mandiri tidak harus pada organisasi perpustakaan atau unit informasi
tradisional. Fenomena ini diperkirakan dapat terjadi di Indonesia khususnya di
wilayah pulau Sumatera, mengingat kerjasama ekonomi yang selalu terkait
dengan kawasan ini, seperti IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth
7. PENUTUP
Dari kompetensi yang ditawarkan oleh Suliman, Barden dan lainnya,
penulis rangkum menjadi 7 (tujuh) kompetensi (lihat tabel berikut). Dengan
mengelompokkan matakuliah dan kompetensi yang dibutuhkan dapat diketahui
kompetensi apa yang telah dipenuhi oleh matakuliah yang terdapat dalam
Kurikulum Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1).
Berikut adalah kompetensi dan kurikulum pendidikan ilmu perpustakaan
dalam konteks paradigma baru dan dunia kerja di era globalisasi informasi.
Tabel 1: Kompetensi dan Kurikulum Pendidikan Ilmu Perpustakaan dalam Konteks Paradigma baru dan dunia kerja
di Era Globalisasi Informasi
No. Kompetensi Kurikulum
1. Ttechnology skills and network
management
- Mampu menggunakan PC dengan
level yang lebih tinggi dibandingkan
yang biasa digunakan sehari-hari
- Mampu menganalisis jaringan
pengguna internal dan eksternal
- Mampu menjadi gate-keeper
teknologi dalam pengorganisasian
sumber-sumber informasi
- Mampu mengikuti perkembangan dan
paham tentang teknologi informasi
dan peralatannya
- Menguasai penggunaan peralatan in-
house guna pengumpulan,
Teknologi Informasi
Matakuliah:
- Pengantar Komputer (MKB)
- Aplikasi komputer (MKB)
- Praktik Aplikasi Komputer (MKB)
- Otomasi perpustakaan (MKB)
- Sistem Manajemen Pangkalan
data (MKB)
- Web/portal (MKB)
- Teknologi Media (MKB)
- Perpustakaan Digital (MKB)
- Praktik Perpustakaan Digital
(MKB)
- Kerjasama dan Jaringan Informasi
No. Kompetensi Kurikulum
penyebaran dan berbagi informasi
2. Media management storage and
retrieval
- Pustakawan dan professional bidang
informasi harus memiliki pengetahuan
tentang berbagai jenis sarana
penyimpanan dan temu kembali yang
baru muncul
- Selalu mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan untuk
mengantisipasi perkembangan dan
perubahan bidang industri informasi
di masa depan
- Penerbitan Tercetak dan
Elektronik(MPB)
- Pengatalogan Terautomasi (MKB)
3. Management and Leadership
- Rencana strategis untuk menghadapi
kebutuhan terhadap pengetahuan
informasi yang kompleks
- Mengembangankan dan memelihara
sistem informasi dengan pendekatan
“cost-effective”.
- Memotivasi dan mendorong
“knowledge sharing”
- Mengelola pengetahuan dari luar dan
mengambil nilai positifnya ke dalam
organisasi dan anggotanya. Exhibit
and promote system thingking
Manajemen dan Kepemimpinan
Matakuliah:
- Pengantar Ilmu Perpustakaan dan
Informasi (MKB)
- Manajemen Perpustakaan I (MPB)
- Manajemen Perpustakaan II (MPB)
- Pengukuran dan Penilaian
Pelayanan Informasi (MPB)
- Perencanaan dan Perancangan
Fasilitas Informasi (MPB)
- Pemasaran Layanan Informasi
No. Kompetensi Kurikulum
- Mampu berpikir secara logis
- Mampu menciptakan cara-cara baru
untuk mengelola informasi
4. Business Development
- Pustakawan mempunyai kepedulian
terhadap keuangan dan bisnis yang
berkaitan dengan kegiatannya
- Pustakawan harus menyadari bahwa
semua kegiatannya merupakan
proses bisnis dan perlu diintegrasikan
dalam lingkungan bisnis mereka
- Pustakawan dalam bekerja perlu
mengenal dekat rekan kerja dalam
bidang pemasaran, komputer,
keuangan dan layanan kepada
pelanggan
- Pustakawan harus menyadari bahwa
mereka berada dalam proses yang
berkelanjutan dalam menemukan
model industri mereka dan
bagaimana memproduksinya
- Kewirausahaan Informasi (MPB)
- Preservasi dan Konservasi Bahan
Pustaka (MPB)
- Aspek Hukum dalam Informasi
(MBB)
- Etika Profesi (MBB)
5. Information skills
- Mempertemukan kebutuhan informasi
dengan sumber informasi
- Memiliki keahlian tentang sumber dan
isi informasi
Layanan dan Produk Informasi
Pokok Bahasan:
- Sistem Temu Balik Informasi
No. Kompetensi Kurikulum
- Memiliki keahlian tentang pencarian
informasi
- Mampu mengidentifikasi,
mengevaluasi dan
merekomendasikan sumber informasi
- Menyediakan sarana terbaik untuk
askse informasi
- Mampu menggunakan keterampilan
tentang pengorganisasian informasi
menjadi pengetahuan
- Analisis, Desain dan Perancangan
Sistem Informasi (MKB)
- Praktik Penelusuran online (MKB)
- Pengorganisasian Pengetahuan
(MKB)
- Analisis informasi (MKB)
- Dasar-Dasar Katalogisasi dan
Klasifikasi (MPB)
- Organisasi Informasi:
Pengatalogan Deskriptif (MPB)
- Praktik Pengatalogan Deskriptif
(MPB)
- Organisasi Informasi:
Pengklasifikasian (MPB)
- Praktik Pengklasifikasian (MPB)
- Organisasi Informasi:
Pengindeksan Subyek (MPB)
- Organisasi Informasi:
Pengatalogan Serial dan
Multimedia (MPB)
- Praktik Pengatalogan Serial dan
Multimedia (MPB)
- Organisasi Informasi:
Pengindeksan dan Pengabstrakan
(MPB)
No. Kompetensi Kurikulum
- Pengembangan Koleksi I (MPB)
- Pengembangan Koleksi II (MPB)
- Sarana Bilbliografi (MPB)
- Pendidikan Pemakai (MPB)
- Sumber informasi IPTEK (MPB)
- Sumber Informasi Sosial dan
Humaniora (MPB)
- Bibliometrika (MKB)
- Manajemen Rekod (MPB)
- Manajemen Arsip (MPB)
- Pengantar Administrasi Rekod dan
Arsip (MKB)
- Sumberdaya dan Pelayanan
Informasi Anak dan Remaja (MPB)
- Kerjasama dan Jaringan Informasi
(MBB)
6. Communication and Customer Care
- Mampu berinteraksi dan
bersosialisasi dengan anggota
organisasi secara individual, tim atau
masyarakat
- Mampu menyampaikan ide secara
lisan maupun tertulis dengan jelas
- Memprioritaskan kebutuhan
pelanggan dan mewujudkannya
dengan inisiatif yang tinggi
Komunikasi informasi
Matakuliah:
- Teknik komunikasi (MBB)
- Pelayanan Referensi (MPB)
- Bahasa Inggris untuk Pustakawan
I (MKB)
- Bahasa Inggris untuk Pustakawan
II (MKB)
No. Kompetensi Kurikulum
- Memperhatikan keperluan pengguna
dengan belajar tentang pemasaran
- Selalu berdialog dengan pengguna
informasi dalam memberikan layanan
yang bernilai lebih
III (MKB)
7. Personal Behavior
- Proaktif
- Sabar
- Responsif
- Fleksibel
- Ramah
- Kreatif
- Percaya diri
- Sensitif
- Menyenangkan
Psikologi
Matakuliah:
- Psikologi Sosial (MBB)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam Kurikulum
Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Tahun 2006 terdapat 55 (lima puluh lima)
matakuliah (110 SKS) (91,7%) telah memenuhi kompetensi yang dituntut
paradigma baru dan dunia kerja di era globalisasi., dengan rincian: 1) 12 (dua
belas) matakuliah bidang Teknologi Informasi; 2) 10 (sepuluh) matakuliah bidang
Manajemen dan Kepemimpinan; 3) 27 (dua puluh tujuh) matakuliah bidang
Layanan dan Produk Informasi; 4) 5 (lima) matakuliah bidang Komunikasi
22%
18% 49%
9% 2% Teknologi Informasi
Manajemen dan Kepemimpinan Layanan dan Produk Informasi
Komunikasi Informasi Psikologi
Gambar 1: Persentasi mata kuliah menurut kompetensi
Matakuliah yang menjadi sumber adalah kelompok matakuliah MKB, MPB,
dan MBB yang berjumlah 60 (enam puluh) matakuliah (126 SKS). Enam
matakuliah diantaranya adalah praktikum yaitu Perpustakaan Digital;
Penelusuran Online; Aplikasi Komputer; Pengatalogan Deskriptif;
Pengklasifikasian; Pengatalogan Serial dan Multimedia, masing-masing 2 (dua)
DAFTAR PUSTAKA
Aspey, Alan. (1998). Seeking motivation. People management. 10 December
1998. p.23.
Dato ’Zawiyah bt Baba. (2003). “Competencies development pragramme for
library professionals: case study of the National Library of Malaysia
(NLM)”. Paper presented at The CONSAL XII, 19-23 Obtober, 2003,
Brunei Darussalam.
Deanna B. (1997). “Transforming the curriculum; transforming the profession: a
quartet pf library schools overhaul their curricula to meet the needs of the
twenty-first century”. American Libraries, January 1997, p. 35-38.
Ercegovac, Zorana. (1997). “The Interpretations of library use in the age of digital
libraries: virtualizing the name”. Library and Information Science Research,
Vol. 19 (1), hal. 35-51.
Mirabile, R. J. (1997). “Everything you wanted to know about competency
modelling”. Training and development journal, Vol. 40 No. 8, p. 73-78.
Shera, Jesse H. (1972). The Foundations of education for Librarianship, New
York: Becker and Hayes.
Special Libraries Association. (1996). “Competencies for Special Librarians: Full
Report.”
<http://www.sla.org/content/SLA/professional/meaning/competency.cfm .
May 1996>. (23 Mei 2006)
Special Libraries Association. (2003). “Competencies for Information
Professionals of the 21st Century. Special Committee on Competencies
http://www.sla.org/PDFs/Competencies2003_finallocked.pdf . Revised,
June 2003. (23 Mei 2006)
Suliman Al-Hawandeh and Foo, S. (2001). “Information professionals in the
information age: vital skills and competencies”. Paper presented at the
Lampiran-1
KURIKULUM
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN (S1)
TAHUN 2006
SUSUNAN MATAKULIAH MENURUT KELOMPOK
A. Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) = 8 SKS
MPK Jumlah SKS
No. Kode
Mata Kuliah Kuliah Praktikum
1 Pendidikan Agama 2 0
UNI101 Pendidikan Agama Islam 0
UNI102 Pendidikan Agama Katolik 0
UNI103 Pendidikan Agama Protestan 0
UNI104 Pendidikan Agama Budha 0
UNI105 Pendidikan Agama Hindu 0
2 UNI106 Pendidikan Kewarganegaraan 2 0
Mata Kuliah Kuliah Praktikum
1 SAF 112 Sejarah Pemikiran Modern 2 0
Matakuliah Kuliah Praktikum
1 SPI 141 Pengantar Ilmu Perpustakaan dan Informasi 2 0
2 SPI 151 Sejarah Perpustakaan dan Kepustakawanan 2 0
3 SPI 161 Pengantar Pengorganisasian Pengetahuan 2 0
4 SPI 171 Pengantar Administrasi Rekod dan Arsip 2 0
5 SPI 122 Perbandingan Perpustakaan, Dokumentasi, dan Unit Informasi
2 0
6 SPI 244 Perpustakaan Digital 2 0
MKB Jumlah SKS No. Kode
Matakuliah Kuliah Praktikum
9 SPI 375 Sistem Temu Balik Informasi 2 0
10 SPI 385 Analisis, Desain dan Perancangan Sistem Informasi
24 SPI 326 Metode Penelitian Perpustakaan dan Informasi 2 0
25 SPI 418 Seminar Proposal Skripsi 0 2
Matakuliah Kuliah Praktikum
1 SPI 132 Dasar-Dasar Katalogisasi dan Klasifikasi 2 0
2 SPI 243 Organisasi Informasi: Pengatalogan Deskriptif 2 0
3 SPI 253 Praktik Pengatalogan Deskriptif 0 2
4 SPI 214 Organisasi Informasi: Pengklasifikasian 2 0
5 SPI 224 Praktik Pengklasifikasian 0 2
6 SPI 234 Organisasi Informasi: Pengindeksan Subyek 2 0
7 SPI 335 Organisasi Informasi: Pengatalogan Serial dan Multimedia
2 0
8 SPI 345 Praktik Pengatalogan Serial dan Multimedia 0 2
MPB Jumlah SKS No. Kode
Matakuliah Kuliah Praktikum
20 SPI 293 Manajemen Rekod 2 0
21 SPI 294 Manajemen Arsip 2 0
22 SPI 396 Perencanaan dan Perancangan Fasilitas Informasi
2 0
23 SPI 427 Pengukuran dan Penilaian Pelayanan Informasi
2 0
24 SPI 355 Sumberdaya dan Pelayanan Informasi Anak dan Remaja
2 0
25 SPI 305 Pemasaran Layanan Informasi 2 0
26 SPI 306 Kewirausahaan Informasi 2 0
27 SPI 395 Pendidikan Pemakai 2 0
28 SPI 325 Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka 2 0
Jumlah 50 6
E. Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) = 14 SKS
MBB Jumlah SKS
No. Kode
Matakuliah Kuliah Praktikum
1 SPI 142 Aspek Hukum dalam Informasi 2 0
2 SPI 101 Psikologi Sosial 2 0
3 SPI 181 Dasar-Dasar Komunikasi 2 0
4 SPI 376 Kerjasama dan Jaringan Informasi 2 0
5 SPI 467 Etika Profesi 2 0
6 SPI 477 Praktik Kerja Lapangan 0 4