• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE EXISTENCE, ROLE AND FUNCTION OF INSTITUTIONS OF SPECIAL JOB FAIR IN VOCATIONAL SCHOOL (Case Studies in SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan) EKSISTENSI, PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA BURSA KERJA KHUSUS DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Studi Kasus d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "THE EXISTENCE, ROLE AND FUNCTION OF INSTITUTIONS OF SPECIAL JOB FAIR IN VOCATIONAL SCHOOL (Case Studies in SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan) EKSISTENSI, PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA BURSA KERJA KHUSUS DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Studi Kasus d"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE EXISTENCE, ROLE AND FUNCTION OF INSTITUTIONS OF SPECIAL JOB FAIR IN VOCATIONAL SCHOOL

(Case Studies in SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan) By:

DWI HARYANI

The research aims to analyze and describe the existence, role, function, success, obstacle the activity of LBKK SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. It is a qualitative research. The data is obtained from observation, interview and documentation. The data obtained was set and given meaning then analyzed and described.

The result of research obtained 1) The management of LBKK included: the plan prepared by the technical instruction of BKK; organizing along with DU/DI and Disnakertrans; the implementations (looking for information about job vacancy, signing MOU with labor users, deployment of information of job vacancy, job training to the registered, recruitment by written test, health test and interview, the employment agreement to the accepted, distribution and placement of alumnus to the company) Monitoring (reporting to Disnakertrans periodically and LBKK monitoring to the alumnus in companies). 2) The roles of LBKK is (1) to help the enhancement of school quality; (2) to help school in obtaining confidence from people; (3) to bridge between school and DU/DI as the labor users; (5) to bridge school and students’ parents in solving the problem of employment; (6) to help alumnus to obtain job. 3) The function of LBKK is to implement the duties carried out by BKK in secondary education. 4) LBKK success is absorbed of alumnus have been worked. 5) The factors of inhibiting the implementation of the LBKK program is : (a) The lack of public knowledge about the role and function of LBKK in the educational units; (b) foundations, (c) Limitations of networks information owned by the manager of BKK: (d) Incompatibility between the abilities and skills of job seekers and job specification.

(2)

i

ABSTRAK

EKSISTENSI, PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA BURSA KERJA KHUSUS DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Studi Kasus di SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan) Oleh:

DWI HARYANI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan eksistensi, peran, fungsi, keberhasilan, hambatan dan kiat-kiat mengatasi hambatan operasional LBKK SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Jenis penelitian ini menurut sifatnya adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh disusun dan diberi makna kemudian dianalisis dan dideskripsikan.

Hasil penelitian diperoleh pengelolaan LBKK meliputi: 1) perencanaan disusun berdasarkan petunjuk teknis LBKK; pengorganisasian bersama dengan DU/DI dan Disnakertrans; pelaksanaan (mencari informasi tentang lowongan kerja, penandatangana MOU dengan pengguna tenaga kerja, penyebaran informasi lowongan kerja, bimbingan kerja kepada yang telah terdaftar, rekrutmen dengan tes tertulis, tes kesehatan dan wawancara, perjanjian kerja kepada yang telah diterima, pengantaran dan penempatan alumni ke perusahaan); monitoring (pelaporan kepada Disnakertrans secara berkala dan monitoring LBKK terhadap alumni di perusahaan). 2) Peran LBKK adalah (a) membantu peningkatan mutu sekolah; (b) membantu sekolah dalam mendapatkan kepercayaan dari masyarakat; (c) menjembatani antara sekolah dengan DU/DI sebagai pengguna tenaga kerja; (d) menjembatani sekolah dengan wali murid dalam memecahkan permasalahan ketenagakerjaan; (e) membantu alumni untuk mendapatkan pekerjaan. 3) Fungsi LBKK adalah melaksanakan tugas yang diemban oleh LBKK di satuan pendidikan menengah. 4) Keberhasilan LBKK adalah keterserapan alumni yang telah bekerja. 5) Faktor penghambat pelaksanaan program LBKK: (a) minimnya pengetahuan masyarakat tentang peran dan fungsi LBKK di satuan pendidikan; (b) pendanaan; (c) keterbatasan informasi jejaring kerja yang dimiliki oleh pengelola LBKK; (d) tidak sesuainya antara kemampuan dan keterampilan pencari kerja dengan spesifikasi lowongan kerja.

(3)

EKSISTENSI, PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA

BURSA KERJA KHUSUS

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Studi Kasus di SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan)

Oleh DWI HARYANI

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

ROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kulon Progo, Yogyakarta pada tanggal 14 Mei 1975. Putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Alm. Bapak Radjijo Edy Sudibyo dan Ibu Sukirah. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan pada tahun 1986 di SDN 1 Kokap, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Kokap selesai pada tahun 1990, dan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Muhammadiyah Wates Yogyakarta selesai tahun 1993.

Tahun 1994, penulis melanjutkan studi di Universitas Negeri Yogyakarta, FPIPS, Jurusan PDU/Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan organisasi kemahasiswaan lainnya, yaitu: Forum Mahasiswa Administrasi/Formasi se-DIY dan Wahana Studi Pengembangan Kreatifitas Mahasiswa/WSPK). Tahun 1996, penulis mendapat beasiswa penelitian dari Rektor UNY untuk penulisan karya ilmiah dengan judul “Manajemen Waralaba/Franchise di Yogyakarta”.

Tahun 1998, penulis menikah dengan Agus Wuryanto, S.Pd., dikaruniai dua orang anak; seorang putri (Arini Dzuriati Fayza, 11 tahun) dan seorang putra (Abid Harjunanto, 9 tahun). Tahun 1999 menyelesaikan studi S1 di Universitas Negeri Yogyakarta.

(8)

Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang

mampu menahan dirinya disaat marah.

(HR. AL-Bukhari)

Dengan pendidikan orang akan mencapai kemuliaan diri sebagai manusia

(Dwi Haryani)

(9)

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karyaku ini untuk:

 Suamiku : Agus Wuryanto, S.Pd.

 Orang Tuaku : Alm.Bapak Radjidjo & Ibu Sukirah,

Bapak W. Noto Siswoyo dan Ibu P. Noto

Siswoyo

 Anak-anakku : Arini dan Abid

(10)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis dengan judul Eksistensi, Peran dan Fungsi Lembaga Bursa Kerja Khusus di Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan) ditulis sebagai syarat menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng Prayitno Harianto, M.S., selaku Rektor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan;

2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana dan Dosen Pengajar Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan banyak ilmunya;

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan dan Dosen Pengajar Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan banyak ilmunya;

(11)

5. Dr. Sowiyah, M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Magister Manajemen Pendidikan sekaligus selaku dosen pengajar yang telah memberikan ilmu dan motivasi demi kelancaran proses penyelesaian tesis ini;

6. Dr. Supomo Kandar, M.S., selaku Dosen Pembimbing II atas kesediannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini; 7. Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Manajemen Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan motivasi demi kelancaran penulisan tesis ini;

8. Bapak Drs. Harminto M.Si., dan Kepala SMK Negeri 1 Kalianda beserta pengurus Lembaga Bursa Kerja Khusus, dewan guru, pihak DU/DI yang telah memberikan informasi, masukan dan saran dalam penulisan tesis ini;

9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan, angkatan 2012 (spesial temanku Adis, Meta, Chacha) yang telah banyak memberikan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangsih untuk kemajuan pendidikan. Amin.

Bandar Lampung, Februari 2014 Penulis,

(12)

Halaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan KERANGKA PIKIR ... 10

2.1Manajemen ... 10

2.4Proses Manajemen Pendidikan ... 21

2.5Manajemen Sumberdaya Manusia ... 23

2.5.1 Perencanaan Kebutuhan Sumberdaya Manusia ... 25

2.5.2 Pengadaan Sumberdaya Manusia ... 26

(13)

2.5.2.2Seleksi dan Penempatan ... 28

2.6Bursa Kerja ... 30

2.6.1 Lembaga Bursa Kerja Khusus ... 31

2.6.2 Tujuan Pendirian Lembaga Bursa Kerja Khusus ... 33

2.6.3 Pendirian Lembaga Bursa Kerja Khusus ... 34

2.6.4 Ruang Lingkup Lembaga Bursa Kerja Khusus ... 37

2.6.5 Pembinaan dan Pelaporan Lembaga Bursa Kerja Khusus ... 38

2.6 Penelitian yang Relevan ... 39

2.7 Kerangka Pikir Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN... 41

3.1 Latar Penelitian ... 41

3.2 Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 42

3.3 Kehadiran Peneliti ... 44

3.5 Sumber Data Penelitian... 45

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5.1 Observasi (pengamatan) ... 47

3.5.2 Interview (wawancara) ... 48

3.5.3 Dokumentasi ... 50

3.6Analisis Data ... 51

3.7 Pengecekan dan Keabsahan Data ... 54

3.8 Tahapan Penelitian ... 55

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 57

4.1 Gambaran Umum LBKK SMK N 1 Kalianda ... 57

4.1.1 Sejarah LBKK SMK N 1 Kalianda ... 58

4.1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi LBKK SMK N 1 Kalianda ... 59

4.1.3 Tata Kerja LBKK SMK Negeri 1 Kalianda ... 60

4.1.4 Struktur Organisasi SMK N 1 Kalianda ... 61

4.2 Pengelolaan LBKK SMK N 1 Kalianda ... 62

4.2.1 Perencanaan Program LBKK ... 63

4.2.2 Pengorganisasian Program LBKK ... 67

4.2.3 Pelaksanaan Program LBKK ... 70

4.2.4 Monitoring Program LBKK ... 71

4.3 Peran LBKK SMK N 1 Kalianda... 73

4.4 Fungsi LBKK SMK N 1 Kalianda ... 76

4.5 Keberhasilan LBKK SMK N 1 Kalianda... 78

4.6 Hambatan LBKK SMK N 1 Kalianda ... 80

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 82

5.1 Pengelolaan LBKK ... 82

5.1.1 Perencanaan Program LBKK ... 83

5.1.2 Pengorganisasian Program LBKK ... 85

5.1.3 Pelaksanaan Program LBKK ... 86

(14)

5.3 Fungsi LBKK SMK N 1 Kalianda ... 90

5.4 Keberhasilan LBKK SMK N 1 Kalianda... 91

5.5 Hambatan LBKK SMK N 1 Kalianda ... 91

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 93

6.1 Kesimpulan ... 93

6.2 Implikasi ... 95

6.3 Saran ... 97

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(16)

Gambar Halaman

2.1 Batasan Manajemen Pendidikan ... 18

2.2 Siklus Proses Manajemen Pendidikan ... 22

2.3 Proses Rekrutmen Sumberdaya Manusia ... 27

2.4 Langkah-langkah Teknis Seleksi ... 29

2.5 Struktur Organisasi Bursa Kerja Khusus ... 36

2.6 Kerangka Pikir Penelitian ... 39

3.1 Komponen dalam Analisis Data ... 53

4.1 Struktur Organisasi SMK N 1 Kalianda ... 61

4.2 Struktur Organisasi LBKK SMK N 1 Kalianda ... 69

4.3 Pengelolaan LBKK SMK N 1 Kalianda ... 73

4.4 Peran LBKK SMK N 1 Kalianda ... 76

4.5 Fungsi LBKK SMK N 1 Kalianda ... 77

4.6 Keberhasilan LBKK SMK N 1 Kalianda ... 79

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 100

2. Pedoman Wawancara ... 102

3. Lembar Observasi ... 104

4. Transkip Wawancara... 105

5. Foto Kegiatan LBKK ... 120

6. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ... 124

7. Surat Pengantar AKAD ... 127

8. Daftar Pengiriman dan Kedatangan Tenaga Kerja Berdasarkan Persetujuan AKAD ... 129

9. Ijin Penelitian ... 138

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Proses globalisasi akan terus merebak. Tidak ada satu wilayahpun yang dapat menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan segala berkah, problem dan tantangan-tantangan yang menyertainya. Salah satu dampak globalisasi tersebut adalah tingkat persaingan untuk mendapatkan pekerjaan. Dewasa ini pertumbuhan angkatan kerja mengikuti deret eksponensial. Setiap tahun jumlahnya selalu berlipat ganda. Hal ini sejalan dengan masih besarnya angka pertambahan penduduk dan angka pertambahan sekolah.

Apabila dikaji dari semakin membengkaknya angka pengangguran, maka keperluan mempertemukan kepentingan dunia pendidikan dengan dunia kerja semakin mendesak. Penelitian Blaug dan Faure dalam Usman (2006:75) menyimpulkan bahwa pengangguran di kalangan terdidik dapat ditekan dengan memperbaiki sistem dan perencanaan pendidikan.

(19)

2 formal. Salah satu jalur pendidikan formal yang menyiapkan tamatannya untuk siap memasuki dunia kerja adalah pendidikan menengah kejuruan.

Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) adalah bentuk satuan pendidikan kejuruan yang mempunyai tugas membekali peserta didik dengan keterampilan profesional yang memadai untuk dapat menembus peluang kerja. Sekolah kejuruan dirancang untuk menyiapkan tamatan yang siap kerja dan mengembangkan profesionalisme di bidang kejuruan. Setiap bidang kejuruan mempersiapkan peserta didik agar lebih mampu bekerja pada bidang pekerjaannya dan sebagai bekal menguasai kecakapan vokasional yang diperlukan di dunia kerja.

Seiring perkembangan zaman, tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi oleh tamatan sekolah menengah kejuruan sebagai tenaga kerja tingkat menengah. Hingga saat ini di sekolah-sekolah tertentu, masih dijumpai pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh guru, hanya sebatas keperluan guru dalam melaksanakan pembelajaran saja, yaitu berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang masih bersifat standar dan umum. Pengembangan kurikulum belum melibatkan Dunia Usaha/Dunia Industri sebagai pengguna lulusan.

(20)

Menurut Hargiyarto dan Sukardi (2007), mutu pendidikan di SMK terletak pada banyaknya peserta didik yang diserap oleh dunia kerja. Bagi tenaga kerja tingkat menengah, keterampilan adalah yang utama dibutuhkan oleh dunia kerja. Oleh karena itu, sekolah harus mampu memenuhi tantangan itu dengan memberikan kualitas pelayanannya yang terbaik. Lapangan pekerjaan merupakan indikator penting tingkat kesejahteraan masyarakat sekaligus indikator keberhasilan penyelenggaraan pendidikan kejuruan.

Keadaan ketenagakerjaan di Indonesia dilihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut tingkat pendidikan adalah jumlah pengangguran pada Agustus 2012 mencapai 7,2 juta orang dengan TPT cenderung menurun, dimana TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen turun dari TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen dan TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen. Pada Agustus 2012, TPT untuk pendidikan menengah masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,87 persen dan TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 9,6 persen. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2011, TPT pada hampir semua tingkat pendidikan cenderung turun, kecuali TPT untuk tingkat pendidikan SD kebawah naik sebesar 0,08 persen (Badan Pusat Statistik, 2012).

(21)

4 angkatan kerja begitu rendah dan sangat mustahil untuk bisa menyeimbangkannya dalam jangka pendek. Ditambah dengan situasi politik dan ekonomi saat ini akan berdampak pada tingkat persaingan dalam mendapatkan pekerjaan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional yang bertanggungjawab dalam penyiapan sumberdaya manusia tingkat menengah yang handal dan berorientasi kepada kebutuhan pasar harus mampu mengembangkan inovasi untuk mempengaruhi perubahan kebutuhan pasar sehingga dapat mewujudkan kepuasan pencari kerja.

Atas dasar kenyataan tersebut di atas, maka perlunya satuan pendidikan SMK membentuk lembaga yang menangani tentang ketenagkerjaan, hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah Departemen Tenaga Kerja RI (1994:9) disetiap Satuan Pendidikan Menengah, Satuan Pendidikan Tinggi dan Lembaga Pelatihan Kerja dapat mendirikan Bursa Kerja Khusus (BKK). Pendirian BKK dilakukan dengan menyampaikan surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja Kabupaten/Kota domisili BKK yang akan didirikan.

(22)

SMK Negeri 1 Kalianda berupaya untuk membantu mewujudkan tujuan pendidikan kejuruan dengan membentuk Lembaga Bursa Kerja Khusus pada tahun 1996. Lembaga tersebut berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kabupaten Lampung Selatan. SMK Negeri 1 Kalianda merupakan satu-satunya sekolah kejuruan yang telah memiliki Lembaga Bursa Kerja Khusus untuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Keberadaan Lembaga Bursa Kerja Khusus diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa ide, pemikiran, tenaga dan dorongan spiritual demi kemajuan penyelenggaraan pendidikan kejuruan.

Lembaga Bursa Kerja Khusus SMK di SMK Negeri 1 Kalianda ini dipimpin oleh seorang Ketua yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah. Langkah-langkah dalam operasionalnya adalah: 1) pada setiap akhir pembelajaran selalu memberikan bimbingan tentang kerja bagi siswa yang berminat, 2) membuka jejaring informasi tentang lowongan kerja kepada alumni, 3) mencari lowongan kerja di dunia kerja/dunia industri, 4) melakukan negosiasi dengan perusahaaan pengguna calon tenaga kerja, 5) melakukan administrasi, dan 6) melakukan tes rekrutmen bagi calon tenaga kerja. Hal tersebut dilakukan untuk membantu sekolah dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan sekolah kejuruan yaitu diantaranya: 1) mencetak atau mempersiapkan lulusan SMK yang siap kerja dan 2) salah satu indikator keberhasilan sekolah.

(23)

6 kepada lulusan dan pencari kerja, 2) membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan lembaga pemerintah atau swasta dalam pengadaan informasi ketenagakerjaan, 3) melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan rekruitmen dan seleksi bagi calon pekerja, 4) membina hubungan dengan alumni yang telah bekerja dan berhasil dalam bidang usaha untuk membantu memberi peluang menyalurkan dan menempatkan alumni baru.

1.2Fokus Penelitian

Sejak berdirinya hingga sekarang lembaga ini masih tetap konsisten melaksanakan kegiatannya membantu pencari kerja mendapatkan pekerjaan, walaupun pada operasionalnya menemui banyak hambatan. Salah satu hambatan yang ada adalah kepercayaan masyarakat dalam hal ini orang tua siswa belum sepenuhnya percaya yakin tentang keberadaan LBKK ini sebagai lembaga sekolah yang mengelola ketenagakerjaan secara jelas dan bertanggung jawab, mereka menganggap bahwa LBKK sebagai calo tenaga kerja.

Fokus penelitian adalah hambatan Lembaga Bursa Kerja Khusus Sekolah Menengah Kejuruan dalam operasional kegiatannya, dengan sub fokus penelitian: 1.1.1 Pengelolaan Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda

1.1.2 Peran Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.1.3 Fungsi Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.1.4 Keberhasilan Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda

(24)

Dalam rangka mendalami keberadaan Lembaga Bursa Kerja Khusus tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Eksistensi, Peran dan Fungsi Lembaga Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan”.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.1 Bagaimanakah pengelolaan Bursa Kerja Khusus di SMK N 1 Kalianda? 1.3.2 Bagaimanakah peran Bursa Kerja Khusus di SMK N 1 Kalianda? 1.3.3 Bagaimanakah fungsi Bursa Kerja Khusus di SMK N 1 Kalianda? 1.3.4 Bagaimanakah keberhasilan Bursa Kerja Khusus di SMK N 1 Kalianda? 1.3.5 Bagaimanakah kiat-kiat mengatasi hambatan dalam operasional Bursa

Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan: 1.4.1 Pengelolaan Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda

1.4.2 Peran Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.4.3 Fungsi Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.4.4 Keberhasilan Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda

(25)

8 1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk:

1.5.1.1 Memperkaya konsep tentang Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK yang seharusnya dalam menunjang kemajuan pendidikan kejuruan, khususnya dalam penempatan tamatan di dunia kerja.

1.5.1.2 Bahan kajian teoritis bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian mengenai Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK dalam membantu peningkatan mutu pendidikan kejuruan, khususnya penempatan tamatan di dunia kerja.

1.5.2 Secara Praktis

Secara praktis, penelitian ini berguna untuk:

1.5.2.1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam peningkatan mutu pendidikan kejuruan melalui pelayanan dan pengelolaan LBKK di sekolah .

1.5.2.2 Lembaga Bursa Kerja Khusus (LBKK) dalam pengelolaan lembaga guna peningkatan pelayanan ketenagakerjaan, sehingga mampu mewujudkan tujuan LBKK secara efektif dan efisien.

1.5.2.3 Masyarakat (stakeholders) yang berkepentingan dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya pendidikan kejuruan.

(26)

1.6 Definisi Istilah

1.6.1 Eksistensi Lembaga Bursa Kerja Khusus adalah keberadaan dari Lembaga Bursa Kerja Khusus yang mampu memberikan informasi pasar kerja, memenuhi kebutuhan pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaan serta penyaluran dan penempatan pencari kerja di dunia kerja.

1.6.2 Peran Bursa Kerja Khusus SMK dalam dunia kerja dan pendidikan merupakan cara untuk menyatakan dalam pelaksanaan pelayanan ketenagakerjaan dalam institusi pendidikan dan dapat mengembangkan asuhan ketenagakerjaan dalam membina kerjasama dengan Dunia Usaha/Dunia Industri serta dapat memenuhi kebutuhan pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaan

1.6.3 Fungsi Lembaga Bursa Kerja Khusus dalam kedudukannya sebagai Lembaga Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan yang bertugas memberikan pelayanan ketenagakerjaan di institusi pendidikan, mengembangkan asuhan ketenagakerjaan, membina kerjasama dengan Dunia Usaha/Dunia Industri serta memenuhi kebutuhan pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaan

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1Manajemen

Manajemen adalah proses penataan dengan memberdayakan sumber-sumber potensial, baik yang bersifat manusia maupun non manusia dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal tersebut seperti yang dikemukakan Imron (2003:4) bahwa ada beberapa unsur dalam pengertian manajemen, yaitu: (1) adanya suatu proses yang menunjukkan adanya tahapan yang harus dilakukan, (2) adanya penataan, yang berarti bahwa makna dari manajemen sesungguhnya adalah penataan, pengaturan dan pengelolaan, (3) terdapat sumber-sumber potensial yang harus dilibatkan (manusia dan non manusia), (4) adanya tujuan yang hendak dicapai, dan (5) pencapaian tujuan tersebut diupayakan agar secara efektif dan efisien.

(28)

Pengertian lain manajemen adalah manajemen dalam arti luas dan manajemen dalam arti sempit. Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawasan/evaluasi program sekolah/madrasah, dan sistem informasi sekolah/madrasah (Usman, 2006:5).

Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian merupakan suatu sistem yang terpadu, antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan secara utuh. Perencanaan harus diorganisasikan, diarahkan dan dikendalikan. Demikian seterusnya, dan akhirnya pengendalianpun harus direncanakan, diorganisasikan dan diarahkan serta dikendalikan.

Sementara itu menurut Suryosubroto (2004:5) manajemen adalah penggunaan efektif sumber-sumber tenaga manusia dan bukan manusia serta bahan-bahan materiil lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

(29)

12 manusia, mesin dan uang dan lain-lain menjadi produktif. Manajer berupaya mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kearah pencapaian tujuan-tujuan sistem organisasi.

2.2 Proses Manajemen

Para ahli menggunakan proses manajemen dengan istilah fungsi manajemen. Adapun fungsi manajemen tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan/pengendalian.

2.2.1 Perencanaan

Perencanaan merupakan inti dari kegiatan manajemen, karena tanpa adanya suatu perencanaan kegiatan organisasi tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Menurut Handoko (2003) dalam Usman (2006:66) perencanaan meliputi (1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi, (2) penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

(30)

belonging) yang dapat memberikan dorongan kepada seluruh anggota organisasi

untuk berusaha agar rencana berhasil.

Usman (2006:66) mendefinisikan bahwa perencanaan sebagai kegiatan yang dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Dari definisi tersebut, perencanaan mengandung unsur-unsur: (1) sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses, (3) adanya hasil, (4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu. Pengawasan dalam perencanaan dilakukan secara preventif dan represif. Perencanaan preventif merupakan pengawasan yang melekat dengan perencanannya, sedangkan perencanaan represif merupakan pengawasan fungsional atas pelaksanaan rencana.

(31)

14 2.2.2 Pengorganisasian

Pengorganisasian dapat diartikan sebagai keseluruhan proses memilih dan memilah orang-orang atau personel dan sarana prasarana dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan sebuah organisasi. Menurut Suryosubroto (2004:24) kegiatan pengorganisasian ini adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin tercapainya tujuan organisasi.

Pengorganisasian menurut Handoko (2003) dalam Usman (2006:146) ialah pengaturan kerja bersama sumberdaya keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi. Ditambahkan pula oleh Handoko pengertian pengorganisasian itu sebagai berikut: (1) cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif terhadap sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku, tenaga kerja organisasil (2) bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap pengelompokan diikuti penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi kelompoknya; (3) hubungan antara fungsi, jabatan dan tugas karyawan; (4) cara manajer membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas. Pengorganisasian harus mampu membawa orang-orang atau personel ke arah tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.

(32)

tanggung jawab tertentu kepada personel organisasi, dan pendelegasian wewenang kepada personel untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Pengorganisasian dapat dilakukan dalam bentuk penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Pengorganisasian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyusunan struktur organisasi, pemberian tugas dan tanggung jawab serta pendelegasian wewenang kepada pengelola Lembaga Bursa Kerja Khusus SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

2.2.3 Pengarahan

Pengarahan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang direncanakan dapat berjalan seperti yang dikendaki. Pengarahan merupakan petunjuk, penjelasan, pertimbangan dan bimbingan kepada personel yang terlibat dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Kegiatan pengarahan menurut Arikunto (1988) dalam Suryosubroto (2004:25) dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: (1) melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan dilakukan individu atau kelompok, (2) memberikan petunjuk umum dan khusus, baik secara lisan maupun tertulis, secara langsung maupun tidak langsung.

(33)

16 penjelasan singkat (briefing), (2) mengadakan rapat kerja, (3) memberikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, dan (4) memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan.

Fungsi pengarahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengarahan dalam pelaksanaan program Lembaga Bursa Kerja Khusus SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Permasalahan yang banyak terjadi dalam organisasi adalah akibat kurangnya pengarahan dan pengkoordinasian sehingga terjadi keseragaman kerja atau tumpang tindihnya pekerjaan yang mengakibatkan kesalahpahaman anggota dalam memahami pekerjaannya. Hal inilah yang membuat gagalnya tujuan atau bahkan awal hancurnya sebuah organisasi.

2.2.4 Pengawasan/Pengendalian

Pengawasan/pengendalian merupakan bagian akhir dari fungsi manajemen. Fungsi manajemen yang dikendalikan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian itu sendiri. Menurut Usman (2006:503) pengendalian adalah pemantauan, penilaian, dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut.

(34)

Pengendalian adalah apabila dalam pengawasan ternyata ditemukan adanya penyimpangan atau hambatan, maka segera diambil tindakan atau koreksi.

Pengendalian memiliki wewenang turun tangan yang tidak dimiliki oleh pengawas. Pengawas hanya sebatas memberi saran sedangkan tindak lanjutnya dilakukan oleh pengendali. Jadi pengendalian lebih luas daripada pengawasan. Pengawasan tidak disertai tindak lanjut, tetapi cukup melaporkan saja, sedangkan pengendalian disertai tindak lanjut dengan tujuan untuk menjamin kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan. Penggunaan kedua istilah pengawasan dan pengendalian di lingkungan pemerintahan adalah WASDAL.

Tujuan pengawasan dan pengendalian adalah:

1. menghentikan/meniadakan kesalahan, penyimpangan, pemborosan, hambatan dan ketidakadilan;

2. mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, pemborosan, hambatan dan ketidakadilan;

3. mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang telah baik; 4. menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas; 5. meningkatkan kelancaran operasi organisasi;

6. meningkatkan kinerja organisasi;

7. memberikan opini atas kinerja organisasi;

8. mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi atas masala-masalah pencapaian kinerja yang ada;

9. Mewujudkan terwujudnya pemerintahan yang bersih (Usman, 2006:503-504)

(35)

18 sendiri, sehingga pengawasan dan pengendalian memiliki nilai tambah bagi peningkatan kinerja organisasi. Makna pengawasan dan pengendalian dalam penelitian ini adalah pengarahan dan pengorganisasian operasional program Lembaga Bursa Kerja Khusus SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

2.3 Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan dapat diartiksn sebagai usaha kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan sangat dimulai dari tujuan yang sederhana hingga tujuan yang kompleks. Manajemen pendidikan menurut Imron (2003:5) adalah suatu proses penataan kelembagaan pendidikan dengan melibatkan sumber-sumber potensial, baik yang bersifat manusia maupun non manusia dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Batasan yang dimaksud tersebut seperti tampak dalam gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Batasan Manajemen Pendidikan Sumber: Imron (2003:5)

Proses penataan kelembagaan pendidikan tersebut meliputi perencanaan pendidikan, pengorganisasian pendidikan, pelaksanaan pendidikan dan pengawasan pendidikan dengan melibatkan sumberdaya pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

(36)

Sementara itu Ambarita (2013:18) mengemukakan bahwa ada tiga hal penting tentang manajemen pendidikan, yaitu : (1) manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, (2) manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan pendidikan.

Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat dituliskan bahwa manajemen pendidikan merupakan sistem yang saling berkaitan secara utuh, artinya jika perencanaan tidak dapat dilaksanakan maka perencanaan harus direncanakan kembali. Jika pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan maka perencanaan harus ditinjau ulang, dan apabila pengendalian tidak dapat dilaksanakan maka pengendalian harus direncanakan dan dilaksanakan kembali. Dengan demikian diharapkan dapat terwujud perencanaan yang kuat, pengorganisasian yang sehat dan pengendalian yang ketat demi terwujudnya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Manajemen pendidikan didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumberdaya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Usman (2003:12).

(37)

20 kepribadian peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tingkat perkembangannya pada usia pendidikan.

Menurut Sutjipto, dkk dalam Suryosubroto (2004:15) pengertian manajemen pendidikan meliputi delapan makna, yaitu:

(1) Manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan mulai dari tujuan sederhana sampai tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pendidikan

(2) Manajeman pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilaian

(3) Manajemen pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem, yaitu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian tersebut berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran (4) Manajeman pendidikan dilihat dari efektifitas pemanfaatan sumber yang

berupa manusia, uang, sarana dan prasarana maupun waktu

(5) Manajemen pendidikan dilihat dari kepemimpinan, yaitu bagaimana pemimpin mampu menggerakkan orang lain untuk bekerja lebih giat dengan mempengaruhi dan mengawasi, bekerja bersama-sama dan memberi contoh (6) Manajemen pendidikan dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan (7) Manajemen pendidikan dapat dilihat dari segi komunikasi

(38)

Pada intinya, beberapa ahli menyatakan bahwa yang membedakan manajemen pendidikan dengan manajemen lainnya bukanlah pada prosesnya, melainkan pada substansinya. Seiring dengan perubahan dan makin bertambahnya tuntutan masyarakat, maka substansi manajemen mengalami perluasan.

2.4 Proses Manajemen Pendidikan

Proses manajemen pendidikan tidak berbeda dengan manajemen lain, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Substansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan sebagai proses atau disebut juga sebagai fungsi manajeman adalah:

(1) Perencanaan (2) Pengorganisasian

(3) Pengarahan (motivasi, kepemimpinan, kekuasaan, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi negosiasi, manajemen konflik, perubahan organisasi, keterampilan interpersonal, membangun kepercayaan, penilaian kinerja dan kepuasan kerja)

(4) Pengendalian, meliputi pemantauan (monitoring), penilaian dan pelaporan (Usman, 2006:15).

Perencanaan diartikan sebagai proses pemilihan sejumlah alternatif untuk penetapan tujuan dan memperkirakan sumberdaya yang dapat dipergunakan dalam mencapai tujuan. Pengorganisasian merupakan proses memilih personil dan sarana prasarana untuk pelaksanaan tugas dalam pencapaian tujuan. Pengarahan diartikan sebagai usaha untuk menjaga apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikendaki. Pengendalian dapat dilakukan dengan penilaian dan penelitian atau pengamatan dalam lembaga.

(39)

22 penggerakan pendidikan dan (4) pengawasan pendidikan. Jika digambarkan dalam siklus, proses manajemen pendidikan tampak dalam gambar 2.2.

Gambar 2.2 Siklus Proses Manajemen Pendidikan Sumber: Imron (2003:6)

Manajemen pendidikan merupakan proses (siklus) penyelenggaraan pendidikan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan (pengarahan dan pelaksanaan), pengawasan (pemantauan dan penilaian) tentang usaha lembaga pendidikan dalam pencapaian tujuan. Perencanaan pendidikan dibuat sebelum tindakan dilaksanakan.

Pengorganisasian dan pengkoordinasian diartikan sebagai pembagian tugas kepada orang yang terlibat dalam kerjasama dan menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi dapat dikerjakan sesuai dengan yang ditetapkan. Penggerakan dan pengarahan diperlukan agar kegiatan yang dilakukan tetap sesuai yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan. Pengawasan diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan dilaksanakan dan untuk mengetahui hambatan atau kesulitan yang ditemui.

PERENCANAAN PENDIDIKAN

PENGORGANISASIAN PENDIDIKAN PENGAWASAN

PENDIDIKAN

(40)

Adapun tujuan dan manfaat manajemen pendidikan menurut Usman (2006:13) adalah sebagai berikut:

(1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Bermakna (PAIKEMB)

(2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya

(3) Terpenuhinya salah satu dari lima kompetensi tenaga kependidikan (kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)

(4) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien

(5) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses atau tugas manajemen pendidikan

(6) Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel

(7) Meningkatkan citra positif pendidikan

Sekolah sebagai bentuk organisasi pendidikan harus mampu melaksanakan manajemen pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Agar pencapaian tujuan berjalan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan, maka perlu adanya aturan, karena orang yang bekerja serta situasi kerja berbeda dari satu tempat dengan tempat lain, maka akan terjadi suasana yang berlainan pula.

2.5 Manajemen Sumberdaya Manusia

(41)

24 pemeliharaan dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Definisi tersebut menekankan pada pengelolaan sumberdaya manusia, bukan yang lainnya. Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan kegiatan pendayagunaan sumberdaya manusia.

Sementara itu Burhanuddin (2003:68) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan manajemen sumberdaya manusia adalah bentuk pengakuan pentingnya anggota organisasi (personel) sebagai sumberdaya yang mendukung tercapainya tujuan organisasi secara efektif demi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat.

Sumberdaya manusia dalam organisasi menjadi sangat penting karena organisasi itu diciptakan oleh manusia. Melalui usaha manusia maka organisasi dapat menghasilkan suatu produk yang berkualitas. Untuk itu sumberdaya manusia ini perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat didayagunakan untuk kepentingan organisasi.

Burhanuddin (2003:69) mengemukakan bahwa manajemen sumberdaya manusia secara garis besar memiliki fungsi dan aktivitas pokok, yaitu: (1) perencanaan kebutuhan sumberdaya manusia, (2) pengadaan sumberdaya manusia, (3) penilaian dan kompensasi, (4) pelatihan dan pengembangan, (5) penciptaan dan pembinaan hubungan kerja yang efektif

(42)

dan karakteristik tenaga yang diperlukan. Pada proses penilaian dimaksudkan untuk analisis jabatan, seleksi, sistem penggajian, dan pelatihan yang dibutuhkan. Pelatihan dan pengembangan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumberdaya manusia dalam melakukan pekerjaannya. Sedangkan penciptaan dan pembinaan hubungan kerja dimaksudkan untuk menghargai dan mengakui hak-hak tenaga kerja.

2.5.1 Perencanaan Kebutuhan Sumberdaya Manusia

Fungsi perencanaan sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan organisasi karena berpengaruh langsung pada hampir semua fungsi manajemen sumberdaya manusia. Kegiatan perencanaan ini harus mampu memenuhi the right man on the right place, atau personil yang diperlukan dapat terpenuhi sesuai dengan waktu

dan tempat di mana mereka akan bekerja. Secara spesifik Burhanuddin (2003:69) mengemukakan bahwa perencanaan sumberdaya manusia melibatkan kegiatan memperkirakan (forecasting) kebutuhan sumberdaya manusia dan merencanakan langkah-langkah pemenuhannya.

(43)

26 Berdasarkan definisi tersebut di atas, perencanaan sumberdaya manusia berarti mengestimasi kebutuhan tenaga kerja di waktu yang akan datang. Dengan demikian, organisasi harus mengidentifikasi kebutuhan tenaga kerja dengan cermat untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Pada dasarnya perencanaan sumberdaya manusia menurut Burhanuddin (2003:70) mempunyai dua tugas utama, meliputi: (1) merencanakan dan memperkirakan kebutuhan tenaga kerja organisasi untuk jangka panjang, dan (2) melakukan analisis jabatan untuk menentukan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan sekaligus merancang jenis pekerjaan

Perencanaan dapat diibaratkan sebagai inti manajemen, karena perencanaan membantu mengurangi ketidakpastian di waktu yang akan datang, dan oleh karena itu memungkinkan para pengambil keputusan untuk menggunakan sumberdaya-sumberdaya mereka yang terbatas secara efektif dan efisien. Perencanaan sumberdaya manusia (human resources planning) merupakan hal yang esensial bagi rekrutmen, seleksi, latihan dan pengembangan serta kegiatan-kegiatan personalia lainnya dalam organisasi.

2.5.2 Pengadaan Sumberdaya Manusia

(44)

seleksi calon tenaga sesuai dengan jenis pekerjaan dan karakteristik tenaga yang diperlukan

2.5.2.1 Rekrutmen Calon Tenaga Kerja

Rekrutmen sangat penting dalam pengadaan sumberdaya manusia. Menurut Handoko (2001:69) rekrutmen (recruitment) adalah proses pencarian para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan. Proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan berakhir apabila lamaran-lamaran (aplikasi) mereka diserahkan. Pelaksanaan rekrutmen biasanya merupakan tanggung jawab departemen personalia, atau oleh recruiters. Secara ringkas proses rekrutmen dapat digambarkan seperti terlihat dalam gambar 2.3 berikut ini:

Gambar 2.3 Proses Rekrutmen Sumberdaya Manusia Sumber: Handoko (2001:70)

Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja diketahui secara jelas apabila ada perencanaan sumberdaya manusia yang disusun dengan baik. Kegiatan mencari calon tenaga kerja atau rekrutmen diperlukan dalam rangka memperoleh sejumlah tenaga yang diperlukan. Dengan demikian kegiatan ini sangat penting dilakukan, karena tanpa

(45)

28 tenaga kerja maka suatu organisasi tidak akan dapat melaksanakan kegiatan dalam pencapaian tujuan.

Sementara itu Burhanuddin (2003:74) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan rekrutmen adalah usaha mencari calon-calon tenaga kerja yang potensial dengan jumlah dan mutu yang memadai sehingga organisasi dapat memilih tenaga yang benar-benar cocok dengan kebutuhan.

Selain bersumber dari organisasi, proses pelaksanaan rekrutmen akan berhasil juga ditentukan oleh metode rekrutmen atau sering disebut sebagai saluran-saluran (channels) rekrutmen. Tidak semua organisasi berhasil dalam proses rekrutmen, oleh karena itu sumber-sumber yang digunakan harus selalu dievaluasi atau dinilai sesuai persyaratan. Agar proses rekrutmen berhasil, organisasi harus mengetahui dan menyadari berbagai kendala yang mungkin akan ditemui.

2.5.2.2 Seleksi dan Penempatan

(46)

Langkah-langkah konkret seleksi dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut ini:

Gambar 2.4 Langkah-langkah Teknis Seleksi Sumber: Burhanuddin (2003:76)

Hasil akhir proses seleksi adalah penempatan orang yang diterima sebagai karyawan/pegawai baru. Bila proses seleksi dilakukan dengan seksama dan benar, maka para karyawan/pegawai baru merupakan sumberdaya manusia yang produktif. Karyawan produktif adalah bukti paling baik suatu proses seleksi yang efektif.

Penyerahan berkas lamaran oleh calon pegawai

Interview awal

Tes-tes calon pegawai Pengecekan latar belakang calon pegawai dan referensi

Interview lanjutan (follow-up interview)

Tes-tes fisik dan medis

Analisis dan keputusan: penolakan, penangguhan, pengangkatan dan

penempatan

Memberikan keputusan seleksi kepada calon pegawai

Follow-up untuk menyakinkan bahwa calon pegawai benar –

(47)

30 2.6 Bursa Kerja

Bursa Kerja bertujuan menjadi mediator antara perusahaan dengan para alumni. Kegiatan rekrutmen calon tenaga kerja dan alumni melalui proses yang efisien dan efektif dengan pemberian informasi lowongan kerja kepada para calon tenaga kerja dan alumni sehingga dapat mengisi kesempatan kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan.

Lembaga yang menjalankan fungsi mempertemukan antara pencari kerja dan pengguna tenaga kerja untuk penempatan yang lebih dikenal dengan Bursa Kerja memiliki beberapa istilah dalam kegiatan operasionalnya, seperti yang ada dalam buku Petunjuk Teknis Departemen Tenaga Kerja RI (1994:4-6), yaitu:

(1) Pencari kerja adalah setiap orang yang mencari pekerjaan baik karena menganggur, putus hubungan kerja maupun orang yang sudah bekerja tetapi iingin mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan, bakat, minat dan kemampuannya

(2) Pengguna tenaga kerja adalah Instansi Pemerintah, Badan Usaha Milik negara, Badan Usaha Milik Swasta dan Perorangan yang membutuhkan tenaga kerja

(3) Antar Kerja adalah mekanisme pelayanan kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya serta pelayanan kepada pemberi kerja untuk memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan

(48)

masing-masing berdomisili dalam satu daerah kerja Kantor Departemen Tenaga Kerja

(5) Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) adalah antar kerja yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada pencari kerja dan pemberi kerja yang masing-masing berdomisili di daerah kerja Kantor Departemen Tenaga Kerja yang berlainan

(6) Penyedia Tenaga Kerja adalah proses yang terdiri dari kegiatan-kegiatan pengumuman, penyuluhan, pendaftaran, wawancara, dan seleksi para pencari kerja sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja

(7) Pemanduan Penyelenggaraan Bursa Kerja Khusus adalah suatu kegiatan penyuluhan dan bimbingan antar kerja yang diberikan kepada Guru Pembimbing dan Staf Sub Bagian Tata Usaha atau Guru yang ditunjuk pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, atau Dosen Pembimbing dan Staf Bagian Tata Usaha pada Pendidikan Tinggi, atau Pimpinan/Instruktur dan Staf Bagian Tata Usaha pada Lembaga Pelatihan.

2.6.1 Lembaga Bursa Kerja Khusus (LBKK)

Suatu kenyataan bahwa dari tahun ke tahun pencari kerja selalu meningkat, baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Kesenjangan informasi untuk mendapatkan pekerjaan menyulitkan para pencari kerja untuk mengetahui dimana lowongan dan kesempatan kerja berada.

(49)

32 kerja maupun pengguna tenaga kerja, maka menurut Departemen Tenaga Kerja RI, (1994:1) dipandang perlu untuk mengikutsertakan masyarakat yang bergerak dibidang pendidikan dan latihan kerja untuk berperan serta dalam pelayanan antar kerja sebagai bagian dari pengembangan sumber daya manusia yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sub system pendidikan nasional yang bertanggungjawab dalam penyiapan SDM tingkat menengah yang handal, berorientasi kepada kebutuhan pasar harus mampu mengembangkan inovasi untuk mempengaruhi perubahan kebutuhan pasar sehingga dapat mewujudkan kepuasan pencari kerja. Bursa Kerja Khusus SMK adalah Bursa Kerja Khusus di satuan pendidikan menengah kejuruan yang melakukan kegiatan memberikan informasi pasar kerja, memberi penyuluhan dan bimbingan karir serta penyaluran dan penempatan tamatan. Bursa Kerja Khusus SMK merupakan salah satu komponen penting dalam mengukur keberhasilan pendidikan di SMK.

Bursa Kerja adalah Lembaga yang menjalankan fungsi mempertemukan antara pencari kerja dan pengguna tenaga kerja untuk penempatan. Bursa Kerja Khusus adalah Bursa Kerja di Satuan Pendidikan Menengah, di Satuan Pendidikan Tinggi dan di Lembaga Pelatihan Kerja yang melakukan kegiatan memberikan informasi pasar kerja, memberi penyuluhan dan bimbingan karir serta penyaluran dan penempatan pencari kerja (Departemen Tenaga Kerja RI, 1994:4).

(50)

2.6.2 Tujuan Pendirian Lembaga Bursa Kerja Khusus (LBKK)

Bursa Kerja Khusus SMK merupakan salah satu komponen penting dalam mengukur keberhasilan pendidikan di SMK, karena Bursa Kerja Khusus menjadi lembaga yang berperan mengoptimalkan penyaluran tamatan SMK dan sumber informasi untuk pencari kerja.

Tujuan dibentuknya Lembaga Bursa Kerja Khusus seperti yang tertuang dalam Buku Petunjuk Teknis Departemen Tenaga Kerja RI (1994:2) adalah untuk melaksanakan tugas yang diemban Bursa Kerja Khusus di satuan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi serta di lembaga pelatihan kerja adalah memberikan pelayanan pengembangan karir kepada para pelajar/ mahasiswa/siswa dan pelayanan jasa ketenagakerjaan sebagai pelayanan antar kerja kepada para pelajar/mahasiswa/siswa/alumni

Secara lebih rinci tujuan pendirian Bursa kerja Khusus di satuan pendidikan (SMK) adalah (1) sebagai wadah dalam mempertemukan tamatan dengan pencari kerja; (2) memberikan layanan kepada tamatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing seksi yang ada dalam BKK; (3) sebagai wadah dalam pelatihan tamatan yangs sesuai dengan permintaan pencari kerja; dan (4) sebagai wadah untuk menanamkan jiwa wirausaha bagi tamatan melalui pelatihan.

(51)

34 negeri. Secara garis besar tugas Bursa Kerja Khusus disatuan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi serta Lembaga Pelatihan Kerja adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan informasi ketenagakerjaan kepada pelajar/siswa/mahasiswa dan alumni yang akan memasuki lapangan kerja/dunia kerja

b. Membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan swasta, termasuk dunia usaha dan alumni dalam pengadaan informasi ketenagakerjaan termasuk informasi tentang latihan kerja dan penyalurannya sebagai tenaga kerja

c. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan rekruitmen dan seleksi calon pekerja/karyawan atas permintaan bantuan baik dari Depnaker/Lembaga Pemerintah lain atau Swasta atas bimbingan Departemen Tenaga Kerja

d. Membina hubungan dengan alumni yang telah bekerja dan berhasil dalam bidang usaha untuk membantu memberi peluang menyalurkan, menempatkan alumni baru dan almamaternya yang memerlukan pekerjaan

e. Membantu usaha pengembangan dan penyempurnaan program pendidikan dan memperhatikan tuntutan lapangan kerja serta meningkatkan peran tenaga pengajar dalam pembinaan karir pelajar/siswa/mahasiswa dan alumni. (Departemen Tenaga Kerja RI, 1994:2-3).

Diharapkan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut, baik di tingkat satuan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi serta lembaga pelatihan kerja dapat memahami prosedur, tugas dan tanggung jawabnya sehingga Bursa Kerja Khusus diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dalam penyaluran tenaga kerja.

2.6.3 Pendirian Lembaga Bursa Kerja Khusus (LBKK)

(52)

Berdasarkan pada Buku Petunjuk Teknis Departemen Tenaga Kerja RI (1994:9) dijelaskan bahwa disetiap Satuan Pendidikan Menengah, Satuan Pendidikan Tinggi dan Lembaga Pelatihan Kerja dapat mendirikan Bursa Kerja Khusus (BKK). Pendirian LBKK dilakukan dengan menyampaikan surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja Kabupaten/Kota domisili LBKK yang akan didirikan.

Keberadaan Bursa Kerja Khusus di sekolah akan membantu sekolah dalam menginformasikan dan mempromosikan profil kemampuan yang dimiliki tamatan. Selain itu juga mencatat, mendata para alumni untuk selanjutnya memasarkan/menawarkan kepada industri untuk dapat mengisi pekerjaan sesuai dengan kesempatan yang ada.

Dasar hukum tentang Pembentukan Bursa Kerja di Satuan Pendidikan Menengah dan Panduan Penyelenggaraan Bursa Kerja ini seperti yang dijelaskan dalam Buku Petunjuk Teknis Departemen Tenaga Kerja RI (1994:2) tertuang dalam Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Menteri Tenaga Kerja No. 076/M/1993, No.Kep.215/MEN/1993 tanggal 27 Febuari 1993, serta Keputusan Bersama antara Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Dirjen Binapenta No.001/Kep/M/1994, No.02/BP/1994.

(53)

36 Struktur organisasi Bursa Kerja Khusus dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut ini:

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Bursa Kerja Khusus (BKK) Sumber: Departemen Tenaga Kerja RI (1994:17)

Berdasarkan Buku Petunjuk Teknis Departemen Tenaga Kerja RI (1994:10)

(54)

2.6.4 Ruang Lingkup Kegiatan Lembaga Bursa Kerja Khusus (LBKK)

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka ruang lingkup kerja Bursa Kerja Khusus SMK adalah: (1) pendataan siswa lulusan SMK pencari kerja dan perusahaan pencari tenaga kerja dan penelusuran tamatan siswa SMK; (2) menjaring informasi tentang pasar kerja melalui iklan di media massa, internet, kunjunagan ke dunia usaha/industri maupun kerjasama dengan lembaga penyalur tenaga kerja dan Depnakertrans; (3) membuat leaflet informasi dan pemasaran lulusan SMK yang dikirim ke dunia usaha/industri yang terkait Depnakertrans; (4) penyaluran calon tenaga kerja lulusan SMK ke dunia usaha dan industri; (5) melakukan proses tindak lanjut hasil pengiriman dan penempatan tenaga kerja melalui kegiatan penjajakan dan verifikasi; (6) mengadakan program pelatihan ketrampilan tambahan/khusus bagi siswa dan lulusan SMK disesuaikan dengan bidang keahlian yang diperlukan; (7) mengadakan program bimbingan

menghadapi tahapan proses penerimaan siswa dalam suatu pekerjaan; (8) memberikan informasi kepada para alumni ataupun para lulusan SMK lain

yang membutuhkan informasi tentang lowongan kerja.

Kegiatan yang dilakukan Bursa Kerja Khusus berdasarkan petunjuk Departemen Tenaga Kerja RI (1994:12-13) dalam operasionalnya adalah:

1. Mendaftar dan mendata pencari kerja;

2. Mendaftar dan mendata lowongan kesempatan kerja yang diterima;

(55)

38 4. Mendata dan menghimpun pengguna tenaga kerja dan PJTKI (sebagai

penyalur tenaga kerja) yang berada di wilayah kerja masing-masing; 5. Melakukan penawaran mengenai persediaan tenaga kerja

6. Melakukan pengiriman untuk memenuhi permintaan tenaga kerja

7. Melakukan penyaluran dan penempatan tenaga kerja di dalam negeri dan bekerjasama dengan PJTKI untuk penempatan tenaga kerja ke luar negeri; 8. Mengadakan verifikasi sebagai tindak lanjut dari pengiriman dan penempatan

yang telah dilakukan;

9. Mencetak bentuk-bentuk formulir kartu antar kerja;

10. Menerima informasi kesempatan kerja dari kantor wilayah atau kantor Departemen Tenaga Kerja;

11. Melakukan kerjasama dengan pengguna tenaga kerja/perusahaan yang berada di wilayah kerjanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja saat ini dan yang akan datang.

2.6.4 Pembinaan dan Pelaporan Lembaga Bursa Kerja Khusus (LBKK)

(56)

Berdasarkan buku petunjuk Departemen Tenaga Kerja RI (1994:15) pelaporan operasional kegiatan Lembaga Bursa Kerja Khusus (LBKK) dilakukan setiap minggu, bulan, triwulan dan tahunan kepada Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat, tembusannya disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja dengan menggunakan formulir yang telah disediakan. Selanjutnya Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja setiap bulan melaporkan perkembangan LBKK diwilayahnya kepada Dirjen Pembinaaan Penempatan Tenaga Kerja Cq. Direktorat Penyaluran Tenaga Kerja.

2.7 Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai acuan yang relevan adalah: Peran Bursa Kerja Khusus Sebagai Upaya Penempatan Lulusan SMK dalam Rangka Terwujudnya Link and Match antara Sekolah dengan Dunia Industri (Sukardi dan Hargiyarnto, 2007) menyimpulkan bahwa Bursa Kerja Khusus di SMK dapat mencapai tujuan yaitu dapat menempatkan lulusan untuk bekerja dengan prosentase lebih dari 60, namun menemukan hambatan berupa hambatan manajerial seperti pendanaan, personel, komunikasi dan promosi.

(57)

40 2.8 Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa pentingnya eksistensi, peran dan fungsi Lembaga Bursa Kerja Khusus SMK. Penelitian yang dilakukan menekankan hambatan pada pengelolaan LBKK, peran dan fungsi LBKK beserta keberhasilan dan hambatan-hambatan yang ditemui LBKK dalam operasional penyelenggaraannya.

Untuk lebih jelasnya dan berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan, maka peneliti menggambarkan kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

Feed Back (Umpan Balik)

Gambar 2.5 Kerangka Pikir Penelitian PERSEPSI

MASYARAKAT/ TANGGAPAN MASYARAKAT

AKTIVITAS LBKK:

Pengelolaan Peran Fungsi

Kiat-kiat Mengatasi Hambatan

Tenaga Kerja yang Kompeten dan

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Latar Penelitian

Penilitian ini dilaksanakan di Lembaga Bursa kerja Khusus (LBKK) SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta Komplek Ragom Mufakat 2 Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. SMK Negeri 1 Kalianda adalah SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen yang memiliki tiga Program Keahlian, yaitu: Program Keahlian Keuangan dengan Kompetensi Keahlian Akuntansi; Program Keahlian Administrasi dengan Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran; dan Program Keahlian Tata Niaga dengan Kompetensi Keahlian Pemasaran. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga bulan Desember 2013.

(59)

42 (5) bagaimana cara mengatasi hambatan Lembaga Bursa Kerja Khusus SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

3.2 Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu sebuah penelitian yang menghasilkan data diskriptif berbentuk tulisan tentang orang atau kata-kata orang dan perilakunya yang nampak atau kelihatan. Menurut Sugiyono (2010:15), metode kualitatif sering disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alami (natural setting). Pendekatan kualitatif memandang realita sosial sebagai sesuatu yang utuh/holistik, kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan yang bersifat interaktif (reciprocal).

Sementara itu menurut Moleong (2012:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

(60)

Fenomenologi seperti yang dijelaskan Moleong (2012:15-17) merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subyektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. Dalam pandangan fenomenologi peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu.

Fenomenologi menurut Bungin (2010:9) pada dasarnya berpandangan bahwa apa yang tampak dipermukaan, termasuk pola perilaku sehari-hari hanyalah suatu gejala atau fenomena yang tersembunyi di kepala sang pelaku. Perilaku apapun yang tampak di permukaan baru bisa dipahami atau dijelaskan manakala bisa mengungkap atau membongkar apa yang tersembunyi dalam dunia kesabaran dan dunia pengetahuan si manusia pelaku.

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis fenomena-fenomena sosial yang terjadi di Lembaga Bursa Kerja Khusus SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan dari sudut prespektif partisipan, yaitu melibatkan orang-orang yang diajak wawancara, diobservasi, diminta data, pendapat dan pemikirannya. Menurut Sugiyono (2012:10) penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, secara (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

(61)

44 penyelenggaraan program secara mendalam dan juga dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial.

Black dan Champion dalam Bungin (2010:23) mengemukakan studi kasus dapat memiliki keunggulan spesifik yakni: 1) bersifat luwes berkenaan dengan metode pengumpulan data yang digunakan; 2) keluwesan studi kasus menjangkau dimensi yang sesungguhnya dari topik yang diselidiki; 3) dapat digunakan secara praktis dalam banyak lingkungan; 4) studi kasus menawarkan kesempatan menguji teori; 5) studi kasus bisa sangat murah tergantung pada jangkauan penyelidikan dan tipe teknik pengumpulan data. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap fenomena-fenomena yang muncul dalam Pengelolaan Bursa Kerja Khusus SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

3.3 Kehadiran Peneliti

Peneliti dalam penelitian ini berusaha berinteraksi dengan subyek penelitiannya secara alamiah dan tidak menonjol. Peneliti memperlakukan subyek penelitian dengan tidak memaksa agar suasana tidak berubah. Peneliti harus memiliki daya responsif yang tinggi, mampu merespon sambil memberikan interpretasi terus menerus pada gejala yang dihadapi.

Kecakapan peneliti dalam hal ini adalah:

a. Memiliki sifat adaptable, yaitu mampu menyesuaikan diri, mengubah taktik atau strategi mengikuti kondisi lapangan yang dihadapi;

b. Mempunyai kemampuan untuk memandang obyek penelitiannya secara holistik, mengaitkan gejala dengan konteks saat itu, mengaitkan dengan masa lalu, dan dengan kondisi lain yang relevan.

(62)

d. Memiliki kemampuan untuk melakukan klasifikasi agar dengan cepat menginterpretasi. Selanjutnya peneliti juga diharapkan memiliki kemampuan menarik kesimpulan mengarah pada perolehan hasil;

e. Memiliki kemampuan untuk mengekspor dan merumuskan informasi sehingga menjadi bahan masukan bagi pengayaan konsep ilmu (Arikunto, 2006:17-18).

Peneliti memperhatikan beberapa hal pada saat penelitian di lapangan, yaitu: (1) berusaha untuk ramah, luwes dan memperlihatkan sikap atau perilaku yang baik dan sederhana sehingga tidak menonjolkan diri; (2) berusaha menyesuaikan diri dengan kebiasaan subyek penelitian, menghormati etika pergaulan yang telah terbangun, dan mentaati peraturan serta ketentuan yang berlaku; (3) berusaha menjalin keakraban secara wajar dengan informan pada saat wawancara dan pengamatan sehingga data yang diperlukan dapat diperoleh dengan baik dan lancar; 4) menggunakan alat bantu untuk memperoleh data yaitu alat tulis, HP untuk alat rekam dan kamera.

3.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif menurut Moleong (2012:157) ialah kata-kata, tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto atau film.

(63)

46 industri. Sumber data sekunder berupa dokumen-dokumen yang mendukung dan sarana prasarana.

Menurut Arikunto, (2010:21-22) agar penelitian kualitatif betul-betul berkualitas, maka data yang dikumpulkan harus lengkap yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku subyek penelitian (informan). Data sekunder berupa dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dll.), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda lain yang dapat mendukung data primer.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling sehingga peneliti dapat menggali informasi/data secara lebih mendalam. Menurut Miles dan Huberman (1992:47), teknik purposive sampling adalah teknik dilakukan secara terus-menerus dari informan yang satu ke informan berikutnya sehingga dapat diperoleh data yang semakin lengkap dan mendalam dan pencarian sampel akan dihentikan apabila data yang diperoleh dirasakan sudah jenuh.

(64)

3.4 Tenik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012:225) adalah dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan ketiganya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga teknik pendekatan, yaitu: observasi (pengamatan), interview (wawancara) dan dokumentasi. Untuk mendukung data-data yang ditemukan dalam pengamatan dan wawancara, peneliti dibantu peralatan lain, yaitu HP (alat perekam), dan catatan-catatan.

3.4.1 Observasi (pengamatan)

Observasi dilakukan untuk mengetahui berbagai aspek mengenai pengelolaan Lembaga Bursa Kerja Khusus SMK Negeri 1 Kalianda. Alat yang digunakan adalah lembar observasi; yaitu untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan Lembaga Bursa Kerja Khusus. Lembar observasi digunakan agar lebih efektif sehingga pengamatan akan lebih terekam dan bukan sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan.

(65)

48 Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi tak berstruktur karena fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi yang dilakukan peneliti adalah: (1) melihat dan mendengar langsung tentang obyek yang diamati; (2) mengamati obyek yang diteliti; (3) mencatat hal-hal yang berhubungan dengan obyek penelitian; (4) memahami obyek yang diamati dengan membuat narasi.

3.5.2 Interview (wawancara)

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang peran, usaha dan hasil-hasil yang diberikan Lembaga Bursa Kerja Khusus SMK pada penempatan tamatan di dunia kerja Wawancara menurut Moleong (2012:186) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan.

Beberapa macam wawancara menurut Esterberg dalam Sugiyono (2012:233) yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Wawancara semiterstruktur tergolong dalam in-dept interview, dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan wawancara

Gambar

Gambar 2.1 Batasan Manajemen Pendidikan
Gambar 2.2 Siklus Proses Manajemen Pendidikan Sumber: Imron  (2003:6)
Gambar 2.3 Proses Rekrutmen Sumberdaya Manusia  Sumber: Handoko (2001:70)
Gambar 2.4 Langkah-langkah Teknis Seleksi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) / Magang III Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015 yang berlokasi di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita telah dilaksanakan

Pengumpulan data diperoleh melalui: (1) Observasi yang dilakukan peneliti selama media audio visual digunakan sebagai cara pembelajaran praktek vokal di Jurusan

Hasil perhitungan pengujian hipotesis menggunakan uji t pada taraf signifikan α = 5% (0,05) diperoleh t hitung > t tabel = 3,925 > 2,0021 dengan demikian hipotesis

Evaluasi dari efektifitas interaksi, didekati dengan menganalisa proporsi pengguna yang memilih func-based model , dibandingkan tech-based model , ketika mereka mencari

Gereja merupakan sebuah organisasi non profit, yang mana gereja berada ditengah-tengah masyarakat sekaligus menjadi bagian dari masyarakat yang mengalami pertumbuhan dan perubahan

Perubahan-perubahan yang dilakukan menyangkut: (1) Pilkada secara langsung; (2) Penguatan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah terhadap Kabupaten/ Kota; (3) mekanisme pengawasan

Kerjasama dari orang tua untuk membentuk karakter anak sangat penting, orang tua sebagai orang yang paling sering berinteraksi dan mempunyai hubungan terdekat

maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu Tahun Anggaran 2015. tentang Pejabat Pengadaan barang/Jasa Tahun