• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paper Makalah Ilmiah Lengkap Mengenai Ko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Paper Makalah Ilmiah Lengkap Mengenai Ko"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mempelajari hukum dagang, pasti akan membahas tentang Koperasi. Dan membicarakan koperasi pastinya kita akan membahas tentang apa itu koperasi, siapa saja yang menjalankan koperasi, dan apa-apa saja yang perlu dibahas didalam mengupas tentang koperasi tersebut.

Berbicara tentang ekonomi koperasi tidak terlepas dari konsep ekonomi dan koperasi. Ekonomi secara umum diartikan sebagi usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup, sedangkan koperasi adalah sebagai organisasi ekonomi dimana anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan. Selain itu kita juga tidak terlepas dari Organ PT, Yayasan maupun Organ dari Koperasi

1.2. Rumusan Masalah

A. Apa itu Koperasi ?

B. Apa dasar Hukum Koperasi ?

C. Bagaimana prosedur pendiriannya ?

D. Apa saja yang menjadi Syarat Pendirian Koperasi ?

(2)

F. Apa aturan / ketentuan baru yang mengatur tentang Koperasi ?

G. Apa saja yang menjadi syarat pendirian Koperasi ?

H. Apa saja dasar Hukum berdirinya sebuah Koperasi?

I. Bagaimana proses pendirian Koperasi ?

J. Bagaimana Koperasi dapat di bubarkan?

K. Apa saja Organ dari Perseroan Terbatas?

L. Apa saja Organ dari Yayasan?

1.3. Tujuan Penulisan

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Koperasi

Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa bangunan usaha yang sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia adalah koperasi. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan. inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama diantara anggota dan para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta membangun tatanan perekonomian nasional. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi bukan hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali1.

Berikut ini adalah landasan koperasi Indonesia yang melandasi aktifitas koperasi di Indonesia.

- Landasan Idiil ( pancasila )

- Landasan Mental ( Setia kawan dan kesadaran diri sendiri )

(4)

- Landasan Struktural dan gerak ( UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 )

Koperasi adalah juga gerakan yang terorganisasi yang didorong oleh cita – cita rakyat mencapai masyarakat yang maju, adil dan makmur seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) yang menyatakan bahwa :

“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Dan “bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi”. Karena dorongan cita – cita rakyat itu, undang – undang tentang perkoperasian No. 25 Tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi selain badan usaha juga adalah gerakan ekonomi rakyat”.

Beberapa definisi koperasi yang didapatkan dari berbagai sumber, sebagai berikut :

1. Menurut ILO (International Labour Organization)

ILO memberikan definisi secara detail dan lebih berdampak internasional, dan definisi tersebut adalah : “Cooperative defined as an association of persons usually of limited means, who have voluntarily joined together to achieve a common economic end thorough the formation of a democratically controlled business organization, making equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of risk and benefits of undertaking”.

Menurut ILO di dalam definisi koperasi terdapat 6 elemen yaitu :

a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang.

b. Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan.

c. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai.

(5)

e. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan.

f. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.

2. Menurut Drs. Arifinal Chaniago

Chaniago (1984) dalam bukunya “Perkoperasian Indonesia” memberikan definisi,

“Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya”2.

2.2. Dasar Hukum dari Koperasi

Dalam pengertian umum, ide adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai. Cita-cita berkoperasi tumbuh dan berkembang dari berbagai ide yang melandasinya. Ide berkoperasi, telah berkembang jauh sebelum koperasi itu sendiri berwujud sebagai koperasi. Ide yang berasal dari berbagai pandangan itu kemudian melebur ke dalam prinsip-prinsip, asas-asas dasar koperasi.

Indonesia adalah negara hukum yang berpedoman kepada Dasar Negara Pancasila, UUD 1945, dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai sumber hukum tertinggi yang telah ditetapkan oleh MPR-RI sebagai suatu sumber azaz demokrasi. Di Indonesia Koperasi telah mendapatkan tempat yang jelas dan pasti, maka dari itu koperasi berlandaskan hukum negara yang sangat kuat3.

2 https://arievaldo.wordpress.com/2011/10/03/pengertian-tujuan-dan-prinsip-prinsip-koperasi/ oleh Ari Valdo, di akses hari Minggu tanggal 29 November 2015, Pukul 10.17 AM.

(6)

Tinjauan Umum Tentang Koperasi Dasar hukum koperasi adalah Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD N RI 1945) dan UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.

Dasar-dasar Hukum Koperasi Indonesia adalah :

1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.

4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi.

5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.

6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No. 36/Kep/MII/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi.

7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No. 19/KEP/Meneg/III/2000 tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi.

8. Peraturan Menteri No. 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

Landasan-landasan koperasi dapat di bagi menjadi 3 (tiga) hal, antara lain :

(7)

2. Landasan Strukturil dan landasan gerak Koperasi Indonesia adalah Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD N RI 1945).

3. Landasan Mental Koperasi adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi. Dasar hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. UU ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden RI Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 1164.

2.3. Prosedur Pendirian Koperasi

Dalam hal masyarakat akan mendirikan koperasi, maka ada beberapa aturan dan prosedur yang harus dilaksanakan. Secara aturan dapat kita definisikan bahwa Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomer : 01/Per/M.KUKM/2006 mengatur tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian Dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

Dalam hal pembentukan koperasi ini sekumpulan orang orang yang membuat koperasi wajib memahami pengertian, nilai dan prinsip prinsip koperasi. Dalam membuat atau membentuk koperasi, paling tidak kita harus memahami beberapa syarat yaitu sebagai berikut :

1. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya (20) dua puluh orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama.

2. Koperasi sekunder dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya (3) tiga badan hukum Koperasi.

3. Pendiri koperasi primer adalah warga negara Indonesia, cakap secara hukum dan mampu melakukan perbuatan hukum.

4

(8)

4. Pendiri koperasi sekunder adalah pengurus koperasi primer yang diberi kuasa dari masing-masing koperasi primer untuk menghadiri rapat pembentukan koperasi sekunder.

5. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola secara efesien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota.

6. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi.

7. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.

Berdasarkan UU No. 17 tahun 2012 tentang perkoperasian, prosedur pendirian juga meliputi :

1. Pasal 7 angka (1) “Koperasi Primer didirikan oleh paling sedikit 20 (dua puluh) orang perseorangan dengan memisahkan sebagian kekayaan pendiri atau Anggota sebagai modal awal Koperasi”.

2. Pasal 7 angka (2) “Koperasi Sekunder didirikan oleh paling sedikit 3 (tiga) Koperasi Primer”.

3. Pasal 8 angka (1) “Koperasi mempunyai tempat kedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar.

4. Pasal 8 angka (2) “Wilayah keanggotaan Koperasi ditentukan dalam Anggaran Dasar”.

(9)

Pasal 8 angka (5) “Dalam semua surat menyurat, pengumuman yang diterbitkan oleh Koperasi, barang cetakan, dan akta d alam hal Koperasi menjadi pihak harus disebutkan nama dan alamat lengkap Koperasi5

2.4. Syarat-Syarat Pendirian Sebuah Koperasi

Syarat utama mendirikan sebuah koperasi hanya memerlukan calon pendiri sebanyak minimal 20 orang, dari dua puluh orang tersebut kemudian dapat menjadi anggota, dan di antara mereka dapat dipilih menjadi pengurus, maupun pengawas.

Setelah terpenuhi jumlah anggota minimal dan semua anggota telah memahami betul mengenai tujuan, hubungan hukum dan aturan main dalam koperasi yang akan mereka dirikan, maka proses selanjutnya adalah menuangkan kesepakatan bersama tersebut ke dalam Anggaran Dasar; yang berbentuk akta pendirian koperasi. Dalam Anggaran Dasar tersebut, para pendiri wajib memuat dan menyatakan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut :

Daftar nama pendiri

a. Nama dan tempat kedudukan koperasi

b. Maksud dan tujuan serta bidang usaha

c. Ketentuan mengenai keanggotaan

d. Ketentuan mengenai rapat anggota

e. Ketentuan mengenai pengelolaan

f. Ketentuan mengenai permodalan

(10)

g. Ketentuan mengenai jangka watu berdirinya

h. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha6.

1. Modal dasar pendirian koperasi

Aturan mengenai permodalan koperasi ini memang tidak diatur secara detail, namun secara prinsip sangat jelas asal usul pengumpulan modal dalam sebuah koperasi seperti yang ditentukan dalam UU Perkoperasian, antara lain terdiri atas :

a. Modal sendiri yang dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah.

b. Modal pinjaman yang dapat berasal dari pinjaman dari anggota, pinjaman dari anggota koperasi lain, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi atau sumber-sumber pinjaman lain yang sah.

2. Nama dan domisili koperasi

Nama dan tempat kedudukan koperasi merupakan salah satu dari ketentuan minimal yang harus dicantumkan dalam Anggaran Dasar koperasi. Tempat kedudukan atau domisili merupakan hal yang penting bagi pihak ketiga, pengadilan maupun anggota koperasi sendiri harus dapat mengetahui di mana sebuah badan hukum koperasi tersebut dapat dihubungi. Untuk menghindari adanya kesamaan nama yang mungkin saja terjadi, maka hendaknya pendiri untuk mengecek kepada lembaga otoritas koperasi agar tidak bertentangan dengan Hak Kekayaan Intelektual, serta kesusilaan dan ketertiban umum dan termasuk juga ketentuan peraturan perundang-undangan.

(11)

3. Jangka waktu berdirinya koperasi

Jangka waktu berdirinya koperasi ditetapkan terbatas dalam jangka waktu tertentu atau tidak terbatas sesuai dengan tujuan dan dengan kehendak para pendiri. Penentuan batas jangka waktu berdirinya koperasi akan berpengaruh langsung pada proses dan tata cara pembubaran koperasi yang bersangkutan di akhir masa yang telah ditentukan tersebut dimuat pada anggaran dasar.

4. Organ Koperasi

Tanggung jawab dalam menjalankan sebuah koperasi berada pada semua anggotanya, dan juga memiliki hierarki tanggung jawab, yakni :

a. Pengurus

Seseorang yang bertugas, Mengelola koperasi dan usahanya, Mengajukan rancangan Rencana kerja, budget dan belanja koperasi, Menyelenggarakan Rapat Anggota, Mengajukan laporan keuangan & pertanggung jawaban, Maintenance daftar anggota dan pengurus, Wewenang, Mewakili koperasi di dalam & luar pengadilan, Meningkatkan peran koperasi.

b. Pengelola

Karyawan / Pegawai yang diberikan kuasa & wewenang oleh pengurus untuk mengembangkan usaha dengan efisien & profesional, Hubungannya dengan pengurus bersifat kontrak kerja, dan dapat diangkat serta diberhentikan oleh pengurus.

c. Pengawas

Pengawas adalah Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya organisasi & usaha koperasi7.

(12)

2.5. Hak dan Kewajiban dari Anggota Koperasi

Telah kita ketahui bersama bahwa setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar. Karenanya suatu Koperasi tidak dapat mencapai titik efektif jika tiap anggotanya tidak mampu memenuhi kewajibannya dan juga tak memperhatikan apa yang telah menjadi haknya, dan berikut ini ialah macam-macam dari Hak dan Anggota Koperasi.

1. Hak anggota

Adapun hak-hak seorang anggota koperasi adalah sebagai berikut :

a. Menghadiri, berpendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota.

b. Memilih atau dipilih menjadi pengurus atau pengawas.

c. Memberikan pendapat atau saran kepada pengurus dan pengawas diluar rapat anggota.

d. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antar sesama anggota.

e. Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam anggaran dasar.

f. Kewajiban anggota

g. Didalam menjalankan dan berperan sebagai anggota sebuah koperasi, maka kewajibannya adalah :

h. Memenuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati.

(13)

j. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas asas kekeluargaan.

k. Menjadi pelanggan tetap.

l. Menjaga kerahasiaan perusahaan kepada pihak luar.

m. Menanggung kerugian yang diderita koperasi sebatas modal yang disetor

Antara hak dan kewajiban hendaklah seimbang dan berjalan beriringan. Hal ini sesuai dengan status keanggotaannya yang telah diatur dan disepakati dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun peraturan khusus8.

2.6. Proses Pendirian Koperasi

Dalam mendirikan sebuah koperasi, maka seseorang harus memperhatikan hal-hal pokok seperti berikut ini :

1. Dasar hukum

2. Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang/anggota masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama.

3. Sebelum mendirikan koperasi, sebaiknya didahului dengan penyuluhan tentang perkoperasian agar kelompok masyarakat yang ingin mendirikan koperasi tersebut memahami mengenai perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar memahami nilai dan prinsip koperasi dan paha akan hak dan kewajibannya sebagai anggota koperasi.

4. Proses pendirian koperasi dimulai dengan pelaksanaan Rapat pembentukan koperasi dimana untuk Koperasi Primer sekurang-kurangnya dihadiri oleh 20

8

(14)

orang anggota pendiri, sedangkan untuk Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 koperasi melalui wakil-wakilnya.

5. Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh Pejabat Dinas/Instansi/Badan Yang Membidangi Koperasi setempat sesuai domisili anggota (Pasal 5 Ayat 3), dimana kehadiran pejabat tersebut bertujuan antara lain untuk : memberi arahan berkenaan dengan pembentukan koperasi, melihat proses pelaksanaan rapat pembentukan, sebagai narasumber apabila ada pertanyaan berkaitan dengan perkoperasian dan untuk meneliti isi konsep anggaran dasar yang dibuat oleh para pendiri sebelum di”akta”kan oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi setempat. Selain itu apabila memungkinkan rapat pembentukan tersebut juga dapat dihadiri oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi yaitu Notaris yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk membantu membuat/menyusun akta pendirian, perubahan anggaran dasar dan pembubaran koperasi.

6. Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar Koperasi.

7. Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi tersebut dapat dibuat oleh para pendiri (dalam hal di wilayah setempat tidak terdapat NPAK) atau dibuat oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi (Pasal 6 Ayat 1).

8. Selanjutnya Notaris atau kuasa Pendiri mengajukan permohonan pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang.

9. Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap (Pasal 9 Ayat 2).

(15)

11. Terhadap Penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut diberikan paling lambat 1 (satu) bulan (Pasal 12 Ayat 2).

Dan yang telah disebutkan diatas merupakan proses yang harus dilalui demi

terwujudnya suatu koperasi yang diakui dan sesuai dengan keinginan para anggota9.

2.7. Pembubaran Koperasi

Apabila Koperasi sudah berjalan, ada kemungkinan macet usahanya atau tidak dapat melanjutkan usahanya lagi. Ada beberapa hal yang akan dijelaskan yang meliputi :

1. Kapan Koperasi Bubar

Koperasi membubarkan diri atau dibubarkan harus atas dasar ketentuan Undang-Undang yang berlaku. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan dapat bubarnya Koperasi dan harus benar-benar terbukti baik secara materil maupun menurut hukum tidak diragukan lagi kebenarannya. Adapun hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

a. Bila Rapat Anggota Koperasi yang bersangkutan menghendaki agar Koperasinya dibubarkan. Pembubaran atas kehendak anggota ada alasan yang cukup kuat, misalnya akan menggabungkan dengan Koperasi lain.

b. Disamping atas kehendak sendiri, Koperasi dapat pula dibubarkan atas keputusan Pemerintah. Pemerintah dapat membubarkan Koperasi apabila :

(16)

a) Terdapat bukti-bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak dapat lagi memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Koperasi yang berlaku.

b) Kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan yang mengganggu lingkungannya.

c) Koperasi yang bersangkutan tidak dapat diharapkan lagi kelangsungan hidupnya dalam memenuhi kebutuhan anggotanya

d) Tidak menyesuaikan diri dengan Undang-Undang yang baru.

2. Tata-cara Pembubaran Koperasi

a. Pembubaran atas kehendak sendiri

Langkah-langkah pembubaran koperasi atas kehendak sendiri di laksanakan sebagai berikut :

a) Koperasi yang bersangkutan mengadakan Rapat Anggota Khusus Pembubaran.

b) Pengurus menyampaikan keputusan Rapat Anggota Khusus Pembubaran kepada Pejabat yang berwenang.

(17)

pembubaran tersebut tidak ada keberatan, maka pembubaran dapat dilakukan oleh Pejabat10.

2.8. Perseroan Terbatas ( PT )

Organ PT berarti organisasi yang menyelenggarakan suatu Perseroan Terbatas, berdasarkan pasal 1 angka 2 UUPT, perseroan mempunyai tiga organ, yaitu yang terdiri dari Rapat Umum pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris

1. RUPS

RUPS adalah ‘rapat’ yang dilakukan para pemegang saham dalam kedudukan hukum mereka sebagai pemilik perseroan. RUPS merupakan organ perseroan yang memiliki kedudukan tertinggi dalam menentukan arah dan tujuan perseroan. RUPS mempunyai hak dan kewenangan yang tidak dimiliki oleh Direksi dan Komisaris. Dengan demikian, RUPS merupakan organ yang tertinggi di dalam perseroan. Namun, hal itu tidak persis demikian, karena pada dasarnya ketiga organ perseroan mempunyai posisi dan kewenamgan masing-masing sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab yang mereka miliki.

2. Direksi

Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Direksi bertugas menjalankan pengurusan harian perseroan, dan dalam menjalankan pengurusan tersebut Direksi memiliki kewenangan untuk bertindak atas nama perseroan. Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dikenal dengan nama Direksi (selanjutnya akan digunakan

(18)

sebutan Direksi).Berdasarkan Pasal 1 ayat (5) UUPT, Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

Undang-Undang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa kepengurusan perseroan dilakukan oleh Direksi. Ketentuan ini memberikan konsekuensi hukum, bahwa Direksi bertanggung jawab sepenuhnya atas setiap tindakan kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan, serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.

Undang-Undang tidak membedakan kewenangan dan tanggung jawab dari masing-masing anggota Direksi terhadap perseroan. Di sini tanggung jawab Direksi adalah tanggung jawab dari seluruh anggota Direksi secara bersama-sama (tanggung renteng). Dengan demikian, setiap kerugian yang diderita perseroan atau pemegang saham perseroan sebagai akibat tindakan (seorang anggota) Direksi, harus dipikul secara bersama-sama oleh seluruh anggota Direksi, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya.

Kekuasaan dan kewajiban anggota direksi biasanya ditentukan dalam anggaran dasar Perseroan.

3. Dewan Komisaris

(19)

memberhentikan Direksi jika melakukan tindakan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan yang berlaku11.

2.9. Yayasan

Yayasan (Inggris: foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota dan didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.

1. Pendirian Yayasan

Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan mempunyai status badan hukum setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan. Yayasan yang telah memperoleh pengesahan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. (pasal 9,11)

2. Organ yayasan

Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan sepenuhnya oleh Pengurus. Pengurus wajib membuat laporan tahunan yang disampaikan kepada Pembina dan tembusannya kepada Menteri dan instansi terkait mengenai keadaan keuangan dan

(20)

perkembangan kegiatan yayasan. Pengawas bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. (pasal 2,52)

3. Kegiatan Usaha Penunjang

Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha. Yayasan dapat melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk usaha yang prospektif dengan ketentuan seluruh penyertaan tersebut paling banyak 25% (dua puluh lima persen). Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Yayasan tidak digunakan sebagai wadah usaha dan Yayasan tidak dapat melakukan kegiatan usaha secara langsung tetapi harus melalui badan usaha yang didirikannya atau melalui badan usaha lain dimana Yayasan menyertakan kekayaannya. (Pasal 3,7)

4. Kekayaan dan Pengalihan Kekayaan

Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan berdasarkan Undang-undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas.Pengecualian atas ketentuan dimaksud, dapat ditentukan dalam Anggaran Dasar Yayasan. Ketentuan tersebut dimaksudkan untuk menegaskan bahwa kekayaan Yayasan, termasuk hasil kegiatan usaha Yayasan, merupakan kekayaan Yayasan sepenuhnya untuk dipergunakan guna mencapai maksud dan tujuan Yayasan. (Pasal 5)

5. Kewajiban Audit

(21)

kabar harian berbahasa Indonesia bagi Yayasan yang dimaksud oleh Undang-undang. (Pasal 52)

6. Penggabungan dan Pembubaran

Perbuatan hukum penggabungan Yayasan dapat dilakukan dengan menggabungkan satu atau lebih Yayasan dengan Yayasan lain, dan mengakibatkan Yayasan yang menggabungkan diri menjadi bubar. Penggabungan Yayasan dilakukan dengan memperhatikan: ketidakmampuan Yayasan dalam melaksanakan kegiatan usahanya tanpa dukungan Yayasan lain, Yayasan yang menerima penggabungan dan yang bergabung kegiatannya sejenis, atau Yayasan yang menggabungkan diri tidak pernah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasarnya, ketertiban umum, dan kesusilaan.(Pasal57) Yayasan dapat bubar karena jangka waktu yang ditetapkan Anggaran Dasar berakhir, tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak tercapai, dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hokum berdasarkan alas an melanggar ketertiban umum dan kesusilaan, tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit, atau harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi utangnya setelah pernyataan pailit dicabut. (Pasal 62)12.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Koperasi adalah suatu perkumpulan orang-orang atau badan hukum yang tujuannya untu kesejahteraan bersama.Koperasi dididirikan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

12 http://profile.ykkbi.or.id/pengertian-umum-yayasan.html oleh Yayasan

(22)

Yayasan (Inggris: foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota dan didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang.

Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.

3.2. Saran

Sekilas dari pembahasan tentang “Koperasi, Perseroan Terbatas dan Yayasan “.diharapkan para mahasiswa paham dan mengerti tentang aspek dan asas mengenai ketahanan nasional.

Penulis berharap makalah ini dapat membantu bagi mahasiswa dalam memahami aspek ketahanan nasional, dan penulis menyadari kekuarangan dari makalah ini. Di harapkan di kemudian hari makalah ini dapat di sempurnakan lagi agar pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang aspek ketahanan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Website

(23)

http://triicecsfabregas.blogspot.co.id/2012/12/dasar-dasar-hukum-koperasi-di-indonesia.html

https://arievaldo.wordpress.com/2011/10/03/pengertian-tujuan-dan-prinsip-prinsip-koperasi/

http://nelo-neloli.blogspot.co.id/2011/10/dasar-dasar-hukum-koperasi-indonesia.html

https://007umkm.wordpress.com/2008/09/26/prosedur-pendirian-koperasi/

http://materikuliahmagisterkenotariatan.blogspot.co.id/2008/12/resume-tentang-perjanjian-kawin-mata.html

http://wil-yan.blogspot.co.id/2009/09/artikel-koperasi.html

https://septian99.wordpress.com/2009/11/09/hak-dan-kewajiban-anggota-koperasi/

http://catatandiankurniawan.blogspot.co.id/2014/01/tata-cara-mendirikan-koperasi_3.html

http://ayu-ariandini.blogspot.co.id/2013/07/makalah-koperasi-sebagai-badan-hukum.html

http://www.hukumperseroanterbatas.com/2012/01/03/tanggung-jawab-direksi-dan-dewan-komisaris-dalam-perseroan-terbatas/

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan gambar yang dipajang Guru di papan tulis, siswa dapat menyebutkan ber- bagai bentuk permukaan bumi.... Kegiatan awal -Guru menyiapkan beberapa benda yang

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi kualitas, karir, ekonomi, biaya pendidikan, lama pendidikan, dan gelar akuntan terhadap minat mengikuti

import java.io.FileInputStream; import java.io.FileOutputStream; import java.io.IOException; import java.io.InputStream; import java.io.OutputStream; import

Studi Komparatif Penggunaan Metode Quantum Learning Teknik Peta Pikiran Dan Teknik Pohon Konsep Dalam Meningkatkan Hasil Belajar (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi

Berdasarkan Gambar 4.20 – – – 4.28 untuk sistem Fouad dan 4.28 untuk sistem Fouad dan Anderson 3 Generator 9 Bus, menunjukkan bahwa metode ini mampu untuk menentukan CUEP

Pengaruh bangsa Eropa atas Asia dan Afrika tidak hanya dalam hal yang bersifat kebendaan tetapi juga meliputi budaya.. Jejak budaya Eropa banyak dijumpai pada kebudayaan

In Case I-2, a building with multiple intersecting roof planes, the building model can be also reconstructed correctly as long as all of the structural lines of the building

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks eksplanasi dan penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan secara signifikan setelah diberikan