• Tidak ada hasil yang ditemukan

Projected Supply of Energy in Lampung region Using Software Long-Range Energy Alternatives Planning System (LEAP) Proyeksi Penyediaan Energi Di Wilayah Lampung Menggunakan Perangkat Lunak Longe-Range Energy Alternatives Planning System (LEAP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Projected Supply of Energy in Lampung region Using Software Long-Range Energy Alternatives Planning System (LEAP) Proyeksi Penyediaan Energi Di Wilayah Lampung Menggunakan Perangkat Lunak Longe-Range Energy Alternatives Planning System (LEAP)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Proyeksi Penyediaan Energi Di Wilayah Lampung

Menggunakan Perangkat Lunak Longe-Range Energy Alternatives Planning System (LEAP)

Oleh

Budi Waluyo

Provinsi Lampung merupakan suatu wilayah dengan letak yang strategis sebagai gerbang perekonomian dari pulau Jawa ke Sumatra atau sebaliknya. Serta potensi sumber daya alam yang besar cukup untuk dijadikan sebagai landasan dan modal pembangunan termasuk potensi sumber daya energi terbarukan. Kebutuhan energi dari tahun ke tahun naik secara signifikan seiring meningkatnya jumlah penduduknya, namun saat ini pasokan energi masih dipasok dari luar provinsi Lampung. Oleh karena itu perlu dilakukan proyeksi penyediaan energi hingga beberapa tahun ke depan yang bertujuan untuk mendapatkan perencanaan penyediaan energi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan energi di masa-masa yang akan datang.

Dalam penelitian ini dilakukan kajian tentang proyeksi Penyediaan energi di wilayah Lampung menggunakan perangkat lunak LEAP (Long-range Energy Alternative Planning system) versi 2008. Kajian proyeksi ini dadasarkan pada kebutuhan energi yang ada serta berdasarkan dari data-data potensi energi yang ada di provinsi Lampung, seperti batubara, panas bumi, biogas kotoran sapi dan kerbau, biosolar CPO dan bioetanol tebu, ubi jalar dan ubi kayu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyediaan energi listrik mulai tahun 2014 hingga tahun 2030 telah melebihi dari kebutuhan energi listrik di wilayah Lampung karena telah beroperasinya pembangkit listrik tenaga panas bumi. Untuk sektor biogas, pada awal tahun proyeksi mampu menggantikan gas LPG sebesar 12% dan di akhir tahun proyeksi menjadi 8% karena pertumbuhan peternakan sapi dan kerbau sangat kecil. Untuk sektor biosolar, penyediaannya mencapai 64% pada awal tahun proyeksi namun menurun pada akhir tahun proyeksi menjadi 30% dikarenakan pertumbuhan lahan pertanian kelapa sawit yang sangat rendah. Pada sektor bioetanol, dari awal hingga akhir tahun proyeksi penyediannya hanya mampu membantu mengurangi konsumsi gasoline sebesar 4%, karena bioetanol hanya bersifat pencampur saja sehingga nilainya kurang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa energi baru terbarukan yang menjadi unggulan provinsi Lampung adalah energi panas bumi, biogas kotoran ternak dan gasifikasi tongkol jagung.

(2)

ABSTRACT

Projected Supply of Energy in Lampung region

Using Software Long-Range Energy Alternatives Planning System (LEAP) By Budi Waluyo

Lampung province is a region with a strategic location as a gateway entrance and exit of the economy from the island of Java to Andalas or vice versa. Beside of that the potential of vast natural resources enough to serve as the foundation and development capital, including potential energy resources. Energy needs from year to year increased significantly. if fixed transport link between the islands of Java and Sumatra realized as expected energy demand will jump dramatically. Currently, most of the energy supply in Lampung are supplied from other areas such as Java, and other provinces in Sumatra. Therefore, it is necessary to forecast energy supply for several years to get the proper planning of energy supply to meet the energy needs at times to come.

In this research study about projected energy supply in the region of Lampung using software LEAP (Long-range Energy Alternative Planning system) version 2008. The study is based on projections of existing energy needs and based on data from existing energy potential in the province of Lampung, such as coal, geothermal, biogas cow dung and buffalo, palm oil biodiesel and bioethanol sugar cane, sweet potatoes and cassava.

The results showed that the supply of electricity from 2014 to 2030 was in excess of the electrical energy needs in the area of Lampung because of the operation of geothermal power plants. For biogas sector, projected at the beginning of the year to replace the LPG gas by 12% and at the end of the projection to 8% due to growth in cattle farm and buffalo are very small. For biodiesel sector, provision was 64% at the beginning of the projection, but declined at the end of the projection to 30% due to the growth of oil palm area is very low. In bioethanol sector, from the beginning to the end of the projection is only able to help reduce gasoline consumption by 4%, due to bioethanol are just a mixture so they are less significant. It can be concluded that the new renewable energy which featured in Lampung province are geothermal energy, biogas manure and corn cob gasification.

(3)

PROYEKSI PENYEDIAAN ENERGI DI WILAYAH LAMPUNG MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LONGE-RANGE ENERGY

ALTERNATIVES PLANNING SYSTEM (LEAP)

Oleh:

Budi Waluyo

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Teknik

Pada

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PERNYATAAN PENULIS

SKRIPSI INI DIBUAT OLEH PENULIS DAN BUKAN HASIL PLAGIAT SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 44 PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS LAMPUNG DENGAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR No. 159/H26/PP/2010.

YANG MEMBUAT PERNYATAAN

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Rambang Jaya, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung pada tanggal 23 Juli 1987 sebagai anak keempat dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Ponidi (Alm) dan Ibu Tukijem.

Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Gistang Way Kanan dan lulus pada tahun 2000, kemudian menyelesaikan pendidikan di SLTP Negeri 1 Kasui Way Kanan pada tahun 2003, dan lulus dari SMK Negeri 3 Pacitan Jawa Timur pada tahun 2006. Sejak tahun 2006 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi Pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATEM) untuk periode 2008-2009 sebagai Anggota Kesekretariatan, kemudian pada periode 2009-2010 penulis menjadi anggota BEM FT (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik) sebagai anggota. Selanjutnya penulis melaksanakan Kerja Praktek (KP) di PT. Great Giant Pinneaple Terbanggi Besar Lampung Tengah pada bulan oktober tahun 2010. Sejak bulan februari 2012 penulis mulai melakukan penelitian proyeksi penyediaan energi di wilayah lampung menggunakan perangkat lunak longe-range energy alternatives planning system

(6)

Kebahagiaan adalah keharmonisan dari apa yang anda fikirkan,

apa yang anda katakan serta apa yang anda kerjakan

(Mahatma Gandhi)

Jangan mempersoalkan kelemahan orang lain, dan

jangan pula menyalahkan kelemahan diri sendiri. Anda

melakukan kesalahan, akui saja, sesudah itu perbaiki,

dan belajarlah dari kesalahan itu, segera

(Steven Covey)

Manusia yang pintar bukanlah manusia yang

hanya bisa mencapai kesuksesan, tetapi juga

tahu kapan kesuksesan itu tidak mungkin

untuk dicapai

(Budi Waluyo, S.T.)

Karena begitu berharganya kebenaran,

maka katakanlah kebenaran itu mesti langit

akan runtuh”

(7)

Dengan kerendahan hati dan

mengharap ridho Illahi Robbi

ku persembahkan skripsiku ini untuk :

Keluargaku Tercinta

Dan

Almamater

(8)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada

junjungan Nabi besar Allah, Muhammad SAW yang telah membimbing dan

menghantarkan kita pada zaman yang terang benderang pada saat sekarang ini.

Skripsi dengan judul “Proyeksi Penyediaan Energi Di Wilayah Lampung Menggunakan Perangkat Lunak Longe-Range Energy Alternatives Planning System (LEAP)”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak motivasi dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu tercinta yang selalu memberikan seluruh keperluan penulis serta kasih

sayang dan mendoakan atas harapan akan kesuksesan penulis hingga dapat

menyelesaikan studi.

2. Kakak-kakakku atas nasehat, dukungan, motivasi, pengertian, doa dan

kasih sayangnya, serta segenap keluarga besar Almarhum Bapak Ponidi.

Terima kasih atas dukungan, motivasi, cinta dan kasih sayangnya. (wish

we all the best).

3. Ibu Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., selaku Dekan Fakultas Teknik

(9)

yang telah memberikan pengarahan kepada penulis selama masa studi di

Universitas Lampung.

5. Bapak Martinus, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing pendamping tugas

akhir ini, terima kasih atas semua arahan, bimbingan dan ilmu yang

diberikan kepada penulis selama penyelesaian tugas akhir penulis.

6. Bapak A. Yudi Eka Risano, S.T., M.Eng. selaku dosen pembahas dalam

tugas akhir dan penguji dalam sidang sarjana, terima kasih atas semua

saran-saran, bimbingan, dan juga atas segala nasehatnya terhadap penulis.

7. Seluruh staf pengajar Jurusan Teknik Mesin yang telah banyak

memberikan ilmunya kepada penulis dan staf administrasi yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Jurusan Teknik

Mesin Universitas Lampung ini.

8. Pendampingku Septi Ambarwati, Amd,.K.L. yang telah memberikan

semangat, motivasi serta doa yang sangat bermanfaat bagi penulis.

9. Teman-teman seperjuangan Sutrisno, Edo Trinando, Puji Febriansyah,

Lucky Cahyadi, Yoga Kurnia Amran, I Wayan Gede, Arly Prastyo, Mei

Indra, Rahmat Iskandar, Doni Sigit, Setiyo Birowo, Ketut Dewantara,

Wengky berlianto, Dimas Cahyo, Gians, Rino, Heru Dwi Putra, Donier,

Ismail, Nurhadi, Dedi Iskandar, Hadi Prayitno, Subekti, Choliex, Danan

Purna Jaya, Adi Purnomo, Dodi Suharto, Hanif, Prima Kumbara, Imron,

Alex, Almarhum Alfuadi, Dimas Rilham, Fansuri, Rizal Ferdiansyah,

Yoga Komeng, Sulistiyono, Agung, Alfrino, Adit, Sonic, Bambang, Yudo,

(10)

Bongsu, Jonatan, Dea, Bayu, Kadek, Nur Ismanto, Agus Setiawan, Agus

Ferdian, dan rekan-rekan Teknik Mesin 2006 lainnya yang telah

membantu dan memberikan dukungannya. Semoga persaudaraan kita tetap

terjaga dengan slogan “Solidarity Forever”.

10.Teman-teman seperjuangan dari Way Kanan terutama Eko Oganda Putra,

tetap semangat berjuang untuk menjadi yang terbaik, Always do the best.

11.Rekan-rekan angkatan 1998-2005 dan 2007-2012 Teknik Mesin Unila dan

semua pihak yang telah membantu penulis.

Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih penulis

ucapkan atas bantuan yang diberikan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 28 Januari 2013 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Sistematika Penulisan Laporan ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Macam-Macam Energi ... 5

1. Energi Kinetik ... 6

2. Energi Potensial ... 6

3. Energi Panas ... 7

4. Energi Kimia ... 7

5. Energi Nuklir ... 7

6. Energi Listrik ... 7

B. Sumber-Sumber Energi ... 8

1. Sumber Energi Tak Terbaharui ... 8

2. Energi Alternatif (Sumber Energi Terbaharui) ... 9

(12)

ii

C. Kondisi Kelistrikan dan Sumber Energi Terbarukan di Lampung .. 18

1. Kondisi Kelistrikan ... 18

2. Transformasi Energi ... 21

D. Teknik Peramalan Energi ... 22

E. Berbagai Teknik Perencanaan Energi ... 23

F. Perangkat Lunak Untuk Perencanaan Energi ... 25

G. Perencanaan Energi Menggunakan LEAP ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN A. Alat Penelitian ... 32

B. Bahan Penelitian ... 32

C. Proses Perencanaan ... 33

1. Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 33

(13)

1. Listrik ... 55

2. Biogas. ... 59

3. Biosolar ... 64

4. Bioetanol ... 68

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 73

B. Saran ... 74

(14)

vi

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Data Penelitian Tenaga Angin BMKG ... 16

Tabel 2. Potensi PLTP Provinsi Lampung ... 17

Tabel 3. Potensi PLTA Provinsi Lampung ... 17

Tabel 4. Pasokan Energi Listrik Untuk Provinsi Lampung ... 19

Tabel 5. Perkembangan Kondisi Kelistrikan Di Provinsi Lampung ... 20

Tabel 6. Jumlah Desa Berlistrik Dan Belum Berlistrik ... 20

Tabel 7. Perencanaan Neraca Daya Wilayah Lampung ... 21

Tabel 8. Data Kependudukan ... 40

Tabel 9. Data Pertumbuhan PDRB ...41

Tabel 10. Data Pemakaian Energi ... 41

Tabel 11. Data Nilai Konversi Satuan ... 42

Tabel 12. Data Potensi Energi Listrik ... 42

Tabel 13. Data Potensi Tongkol Jagung ... 43

Tabel 14. Data Potensi Biosolar ... 43

Tabel 15. Data Potensi Biogas Sapi ... 44

Tabel 16. Data Potensi Biogas Kerbau ... 45

Tabel 17. Data Potensi Bioethanol ... 45

(15)

Tabel 19. Data Pertumbuhan Produksi CPO ... 50

Tabel 20. Data Pertumbuhan Produksi Bahan Baku Bioetanol ... 51

Tabel 21. Data Pertumbuhan Produksi Tongkol Jagung ... 52

Tabel 22. Data Pertumbuhan Konsumsi Listrik ... 56

Tabel 23. Data Proyeksi Penelitian ... 58

Tabel 24. Data Proyeksi RUPTL 2011-2020 ... 58

(16)

iv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Proses Pembentukan Batubara ... 8

Gambar 2. Sel Surya ... 9

Gambar 3 Turbin Angin. ... 10

Gambar 4. Uap Panas ... 10

Gambar 5. Jenis-Jenis Biomassa ... 11

Gambar 6. Perkembangan Pemakaian Listrik Di Provinsi Lampung ... 18

Gambar 7 Sistem Jaringan Transmisi Interkoneksi Lampung – Sumsel ... 19

Gambar 8. Tampilan Layar LEAP ... 30

Gambar 9. Susunan Model Dalam LEAP ... 33

Gambar 10. Letak Modul Variabel Pengerak. ... 34

Gambar 11 Letak Modul Permintaan ... 35

Gambar 12. Transmisi Distribusi ... 36

Gambar 13 Sumber Daya Energi ... 37

Gambar 14 Diagram Alir Penelitian. ... 39

Gambar 15. Pertumbuhan Ternak Sapi dan Kerbau... 49

Gambar 16. Pertumbuhan Panen CPO. ... 50

Gambar 17. Pertumbuhan Panen Ubi Kayu. ... 51

(17)

Gambar 19. Pertumbuhan Produksi Tongkol Jagung. ... 52

Gambar 20. Grafik Konsumsi Energi... 53

Gambar 21. Grafik Distribusi Energi ... 54

Gambar 22. Grafik Konsumsi Listrik... 55

Gambar 23. Grafik Pertumbuhan Konsumsi Listrik ... 56

Gambar 24 Grafik Proyeksi Produksi Listrik... 56

Gambar 25 Grafik Perbandingan Proyeksi ... 58

Gambar 26 Grafik Konsumsi Gas LPG ... 59

Gambar 27 Grafik Proyeksi Produksi Biogas ... 61

Gambar 28 Biogas Terhadap Kebutuhan Gas LPG Tahun 2010 ... 62

Gambar 29 Biogas Terhadap Kebutuhan Gas LPG Tahun 2030 ... 62

Gambar 30 Grafik Konsumsi Solar ... 64

Gambar 31 Grafik Proyeksi Produksi Biosolar ... 65

Gambar 32 Biosolar Terhadap Kebutuhan Solar Tahun 2010 ... 67

Gambar 33 Biosolar Terhadap Kebutuhan Solar Tahun 2030 ... 68

Gambar 34 Grafik Konsumsi Gasoline ... 69

Gambar 35 Grafik Proyeksi Produksi Bioethanol ... 70

Gambar 36 Bioethanol Terhadap Kebutuhan Gasoline Tahun 2010 ... 71

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya sektor teknologi yang tiap waktu menghasilkan

penemuan-penemuan yang semakin modern, mengakibatkan kebutuhan energi untuk

menunjangnya pun semakin meningkat dari waktu ke waktu. Karena energi

merupakan kebutuhan seluruh manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari

maka ketersediaan energi merupakan aspek yang sangat penting dan bahkan

menjadi suatu parameter untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan

perkembangan suatu daerah.

Pengelolaan sumber daya energi yang tepat dan terarah dengan jelas akan

menjadikan potensi yang dimiliki suatu wilayah berkembang dan termanfaatkan

secara optimal. Oleh karena itu, perencanaan dan pengelolaan energi secara umum

perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah. Ketersediaan energi

yang memadai dan tepat sasaran akan memacu perkembangan pembangunan

daerah seperti sektor industri, komersial, pelayanan publik dan bahkan kualitas

hidup masyarakat. Kemudian secara langsung maupun tidak langsung, hal itu

(19)

Menurut Arlinawati, 2008 Provinsi Lampung merupakan suatu wilayah dengan

letak yang strategis sebagai gerbang masuk serta keluarnya perekonomian dari

pulau Jawa ke Sumatra selain itu potensi sumber daya alam yang potensial seperti

sumber panas bumi, tenaga air, biomassa, dan potensi lain yang cukup mampu

dijadikan sebagai landasan dan modal pembangunan. Tetapi yang terjadi selama

ini dalam pemenuhan kebutuhan energi masih dipasok dari provinsi lain di

Sumatera. Energi listrik misalnya sebagian masih dipasok dari jaringan

interkoneksi Sumatera Selatan karena belum tercukupinya pemenuhan permintaan

listrik masyarakat Lampung dari pembangkit yang ada di wilayah, jadi kehidupan

masyarakat Lampung masih bergantung pada provinsi lain.

Solusi dari masalah tersebut dan agar kebutuhan energi di wilayah Lampung dapat

terpenuhi, maka diperlukan pengembangan atau pemanfaatan sumber-sumber

energi di wilayah Lampung secara optimal, terutama potensi-potensi energi baru

terbarukan yang ada dan bisa untuk dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai

energi yang bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan kajian

perencanan energi yang dapat memberikan gambaran kondisi nyata saat ini dan

masa depan mengenai bagaimana seharusnya potensi sumber daya energi tersebut

dikelola dan dimanfaatkan seoptimal mungkin sehingga berguna bagi

pembangunan daerah Lampung.

Dari perkembangan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan profil konsumsi energi,

maka dengan menggunakan perangkat lunak LEAP (Long-range Energy

(20)

3

pemenuhan energi yang dibutuhkan di wilayah Provinsi Lampung pada

tahun-tahun mendatang hingga tahun-tahun 2030 mendatang.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperolah hasil perkiraan kebutuhan dan

penyediaan energi di Provinsi Lampung yang berupa:

1. Perkiraan kebutuhan dan penyediaan energi per jenis energi yang digunakan

di wilayah Provinsi Lampung periode 2010-2030.

2. Perkiraan penyediaan energi per jenis energi berdasarkan optimalisasi

pemanfaatan energi terbarukan yang terdapat di wilayah Propinsi Lampung.

3. Perkiraan ketersedian sumber energi terbarukan yang dapat menambah

pasokan kebutuhan energi (penentuan jenis transformasi energi) di Wilayah

Propinsi Lampung.

C. Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Perkiraan kebutuhan dibuat berdasarkan yang pernah dibuat dalam penelitian

sebelumnya.

2. Perkiraan penyediaan energi per jenis energi (listrik, BBM dan gas) yang

digunakan di Provinsi Lampung dalam hal ini energi terbarukan saja, yaitu

biogas, biosolar dan bioetanol dengan tahun 2010 sebagai dasar proyeksi dan

tahun 2030 sebagai batas akhir proyeksi.

3. Perkiraan dibuat berdasarkan kondisi yang terjadi saat ini yaitu, laju

pertumbuhan penduduk, dan ekonomi, serta pertumbuhan produksi bahan

(21)

4. Perkiraan ketersediaan energi listrik, hanya dari perusahaan listrik negara

atau PT.PLN.

5. Potensi energi sumber energi terbarukan yang di gunakan adalah potensi,

kelapa sawit (biodisel), ubi kayu, ubi jalar dan tebu (bioetanol) kotoran sapi

dan kerbau (gas).

Dalam melakukan analisis kebutuhan dan penyediaan energi digunakan alat bantu

berupa perangkat lunak komputer yaitu LEAP (Long-range Energy Alternative

Planning system).

D. Sistematika penulisan Laporan

Laporan tugas akhir ini ditulis dan disusun menjadi lima Bab. Adapun sistematika

penulisannya adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

Bab pertama ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, batasan dan

sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang teori-teori dasar dan parameter yang berhubungan dengan

penelitian.

III. METODE PENELITIAN

Menjelaskan mengenai metode-metode yang dilakukan dalam mengumpulkan

informasi, dan menjabarkan tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan selama

penelitin berlangsung sampai pada penyusunan laporan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisikan data-data awal yang didapat dari hasil penelitian, kemudian diolah,

(22)

5

V. PENUTUP

Berisi mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan pembahasan.

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Macam-Macam Energi

Energi adalah ukuran dari kesanggupan benda tersebut untuk melakukan suatu

usaha. Energi berasal dari bahasa Yunani yaitu energia yang berarti kemampuan

untuk melakukan usaha. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya energi

tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari suatu bentuk

satu ke bentuk yang lain namun tidak merubah jumlah atau besar energi secara

keseluruhan. Dalam pengertian sehari-hari energi merupakan kemampuan untuk

melakukan gerak, jika suatu objek mampu untuk melakukan gerakan, maka obyek

tersebut dikatakan mempunyai energi.

Menurut ilmu fisika, terdapat berbagai macam bentuk energi diantaranya:

1. Energi Kinetik

Energi kinetik adalah energi dari suatu benda yang dimiliki karena pengaruh

gerakannya, contohnya ketika seseorang yang sedang berlari, maka posisi orang

tersebut akan berubah setiap detiknya, perubahan posisi ini menunjukkan bahwa

orang itu memiliki energi.

2. Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya pengaruh

tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi potensial disebut juga dengan

(24)

7

benda tersebut bergerak, maka benda itu mengalami perubahan energi potensial

menjadi energi gerak. Energi potensial memiliki beberapa bentuk diantaranya:

energi potensial gravitasi, energi potensial pegas, dan lain - lain.

3. Energi Panas

Energi panas adalah energi ini muncul saat terjadinya perubahan suhu benda, dan

menjalar dari bagian yang panas ke bagian yang dingin. Energi ini dapat dideteksi

dengan indera peraba dan thermometer.

4. Energi Kimia

Energi kimia adalah energi yang tersimpan secara kimiawi. Misalnya makanan

yang kita makan menghasilkan energi kimia yang sangat bermanfaat bagi tubuh.

Minyak bumi mengandung energi kimia yang sangat bermanfaat untuk bahan

bakar. Baik energi kimia dalam makanan maupun energi kimia dalam minyak

bumi berasal dari energi matahari.

5. Energi Nuklir

Energi nuklir adalah energi yang tersimpan dalam atom. Energi keluar ketika

terjadi proses reaksi nuklir. Energi ini diperoleh dari hasil reaksi inti, yaitu reaksi

yang terjadi pada inti atom dimana partikel - partikel berenergi tinggi

bertumbukkan dengan inti atom tersebut sehingga terbentuklah inti baru yang

berbeda dengan inti semula.

6. Energi Listrik

Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh benda yang bermuatan listrik.

Muatan listrik yang diam (statis) menimbulkan energi potensial listrik, sedangkan

muatan listrik yang bergerak (dinamis) menimbulkan arus listrik dan energi

(25)

B. Sumber-Sumber Energi

1. Sumber Energi Tak Terbaharui

Sumber energi tidak terbaharui (nonrenewable) didefinisikan sebagai sumber

energi yang tidak dapat diisi atau dibuat kembali oleh alam dalam waktu yang

singkat. Sumber energi tak terbaharui diantaranya:

a. Minyak Bumi

Minyak bumi adalah zat cair licin dan mudah terbakar yang terjadi sebagian besar

karena hidrokarbon. Menurut teori, minyak bumi berasal dari sisa - sisa binatang

kecil dan tumbuhan yang hidup di laut jutaan tahun yang lalu yang mengendap

dan mendapat tekanan dari lempengan bumi sehingga secara alami larut dan

berubah menjadi minyak bumi.

b. Batubara

Batubara adalah batuan sedimen yang berasal dari material organik (organoclastic

sedimentary rock), yang memiliki kandungan utama berupa karbon, hidrogen, dan

oksigen. Batubara ini merupakan hasil akumulasi tumbuhan dan material organik

pada suatu lingkungan pengendapan tertentu.

(26)

9

Batubara yang kita kenal dibentuk dari sisa- sisa tumbuhan yang terkubur di dasar

rawa selama jutaan tahun yang lalu. Pertama, sisa-sisa tumbuhan berubah menjadi

bahan yang padat disebut gambut. Akibat tekanan dan pemanasan dari lapisan

bagian atas, sisa-sisa tumbuhan tersebut berubah menjadi batubara.

2. Energi Alternatif (Sumber Energi Terbaharui)

Sumber energi terbaharui (renewable) didefinisikan sebagai sumber energi yang

dapat dengan cepat diisi kembali oleh alam. Berikut ini adalah yang termasuk

sumber energi terbaharui:

a. Matahari

Energi matahari diperoleh dari cahaya panas yang merupakan komponen dari

panas matahari. Selain memanaskan air, energi ini juga bisa diubah menjadi

listrik.

Sumber: Energi Dan Perubahannya, 2009

Gambar 2. Sel Surya Matahari

Secara global, matahari menyediakan 10.000 kali energi bumi yang dapat di

memanfaatkan siapapun secara gratis, dan merupakan salah satu sumber energi

alternatif yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut, terutama

(27)

b. Angin

Energi angin adalah energi yang dihasilkan oleh udara yang berhembus di

permukaan bumi. Energi angin dapat diubah menjadi energi mekanik untuk

menghasilkan usaha. Karena angin tidak menimbulkan polusi, maka banyak

negara - negara membangun turbin angin sebagai sumber tenaga listrik tambahan.

Sumber: Energi Dan Perubahannya, 2009 Gambar 3. Turbin Angin

c. Panas Bumi

Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam bumi. Energi

panas ini dihasilkan di dalam inti bumi yang ditimbulkan oleh peristiwa peluruhan

partikel-partikel radioaktif di dalam batuan. Inti bumi terbentuk dari magma yang

mengalir menembus berbagai lapisan batuan di bawah tanah. Saat mencapai

reservoir air bawah tanah, terbentuklah air panas bertekanan tinggi yang keluar ke

permukaan bumi melalui celah atau retakan di kulit bumi, maka timbul sumber air

panas yang biasa disebut uap panas.

(28)

11

d. Biomassa

Biomassa merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui karena

tumbuh-tumbuhan dapat kita tanam setiap saat. Dari berbagai macam bahan bakar

biomassa, kayu merupakan kebutuhan yang sangat banyak digunakan, seperti

pada rumah tangga dan pada ketel uap. Membakar biomassa bukan cara

satu-satunya untuk menghasilkan energi karena biomassa dapat juga dikonversi ke

bentuk energi lain diantaranya gas metana atau etanol dan biosolar.

Sumber: Energi Dan Perubahannya, 2009

Gambar 5. Jenis-Jenis Biomassa

3. Potensi Energi Terbarukan

Provinsi Lampung memiliki potensi energi baru terbarukan yang cukup besar

yang bisa menjadi sumber energi untuk membantu pemenuhan kebutuhan energi

di provinsi Lampung, namun sebagian besar diantaranya belum dimanfaatkan

sehingga belum menjadi penyokong penyedia energi yang bermanfaat. Dan

berikut ini adalah potensi energi terbarukan yang ada di provinsi Lampung:

a. Kelapa Sawit

CPO yang berasal dari kelapa sawit merupakan sumber bahan baku biosolar yang

sudah tersedia, meskipun saat ini CPO masih diperuntukkan untuk keperluan non

(29)

pengembangan dan pemanfaatannya sebagai bahan baku pembuatan biosolar yang

bermanfaat sebagai sumber energi pengganti minyak solar mengingat kebutuhan

akan minyak solar tiap tahun pasti mengalami peningkatan seiring meningkatnya

jumlah penduduk dan kemampuan ekonomi masyarakat. Pemanfaatan CPO

sebagai biosolar dikarenakan setiap ton CPO dapat menghasilkan 0,39 ton

biodiesel.

b. Kotoran Ternak

Kotoran sapi dan kerbau telah lama diteliti dan dipraktekkan sebagai pengganti

gas LPG untuk keperluan memasak dalam rumah tangga. Karena begitu

banyaknya ternak sapi dan kerbau yang ada di propinsi Lampung, dan sangat

mudahnya untuk membuat alat pengkonversi kotoran ternak menjadi biogas, maka

seharusnya teknologi itu sudah saatnya untuk diterapkan, agar penggunaan gas

LPG dapat dikurangi. Sehingga ketergantungan masyarakat Lampung pada

minyak tanah dan LPG akan hilang. Menurut penilitian Houdkav, 1991 kotoran

sapi memiliki kadar energi J tiap kilo gramnya, dan kotoran kerbau

Joule.

c. Bioetanol

Bioetanol dapat dihasilkan dari ubi kayu dan ubi jalar serta tebu, dimana tanaman

tersebut merupakan salah satu komoditi unggulan dari provinsi Lampung. Namun

permasalahan yang sama untuk pemanfaatannya menjadi bioetanol, yaitu

penggunaan bahan dasar yang masih menjadi bahan baku untuk keperluan produk

sektor non energi, seperti ubi kayu untuk pembuatan tepung tapioka dan tebu

sebagai bahan dasar pembuatan gula putih. Disamping itu teknologi yang sangat

(30)

13

menjadi bioetanol. Padahal dalam tiap ton bahan baku dapat dikonversi menjadi

bioetanol secara berurutan, untuk ubi kayu 0,215 ton, ubi jalar 0,215 ton dan

untuk tebu 0,211 ton.

d. Ampas Tebu (Baggase)

Ampas tebu sering dianggap oleh masyarakat luas sebagai limbah dari pemerasan

tebu setelah diambil sarinya yang kemudian dibuang begitu saja. Padahal dalam

ampas tebu ini terkandung nil;ai kalori yang juga dapat dimanfaatkan sehingga

menjadi potensi energi yang baik bagi penggunanya. Dari LDA 2011 terlihat hasil

panen tebu sebesar 99.473 ton, kemudian dari angka tersebut didapat ampasnya

37.302 ton. Dengan nilai kadar air 50%, tiap satu kilo gram ampas tebu

mengandung nilai kalor 7.600 kj/kg. Sehingga jika semua ampas tebu tersebut

dapat termanfaatkan dengan benar, maka dapat menghasilkan energi sebesar

283.498 GJ.

e. Kulit Kakao

Telah diakui bahwa kakao atau yang lebih akrab disebut kopi cokelat merupakan

salah satu komoditi unggulan dari provinsi Lampung. Terutama di daerah-daerah

yang lahan perkebunannya masih sangat luas. Namun sayangnya kulit dari buah

kakao ini tidak dianggap sebagai barang yang bermanfaat, dan hanya dibuang

begitu saja. Padahal nilai energi yang terkandung dalam kulit ini dapat juga

bermanfaat bagi yang memanfaatkannya. Dari LDA 2011 dalam tabel pertanian

dapat dilihat bahwa hasil panen kakao pada tahun 2010 adalah sebesar 36.378 ton.

Dalam tiap ton buah kakao 70% nya adalah kulitnya, dan tiap satu kilo gram kulit

(31)

kulit buah kakao dapat dimanfaatkan menjagi energi, maka besar energi yang

dihasilkan adalah 432.847 GJ.

f. Tempurung Kelapa

Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya secara biologis

adalah pelindung inti buah dan terlatak di bagian sebelah dalam sabut dengan

ketebalan berkisar antara 3-6 mm. Tempurung kelapa dikategorikan sebagai kayu

keras tetapi mempunyai kadar lignin yang lebih tinggidan kadar selulosa yang

lebih rendahdengan kadar air sebesar 8%. Dalam tiap kilo gram tempurung kelapa

tersebut mengandung nilai kalor 4.300 kj/kg. (Tilman, 1981). Sehingga dapat

terlihat bahwa potensi energi dari tempurung kelapa ini sangatlah besar karena

nilai kalor yang terkandung di dalamnya setengah dari nilai kalor yang dimiliki

oleh bagasse tebu. Hal ini tentunya sangat baik untuk dikelola dengan baik

sehingga energi ini dapat bermanfaat, mengingat panen kelapa di provinsi

Lampung ini sangatlah besar tiap tahunnya.

g. Sekam Padi

Sekam adalah pembungkus padi atau kulit padi yang biasanya hanya terbuang

begitu saja pada saat penggilingan padi berlangsung. Padahal sekam padi dapat

juga dikonversi menjadi energi panas yang tentunya dapat dimanfaatkan oleh

manusia. Karena kadar selulosanya yang cukup tinggi sehingga sekam padi ini

dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil. Sekamn padi memiliki

kerapatan jenis 125 kg/m3, dengan nilai kalor 3500 Kkal/kg sekam dengan

konduktivitas panas 0,271 BTU (Houston, 1972). Jadi dengan panen padi di

provinsi Lampung tahun 2010 adalah sebesar 2.673.844 ton, sehingga dari hasil

(32)

15

yang tentunya akan menjadi sumber energi yang sangat besar bila dimanfaatkan

dengan benar.

h. Sampah

Sampah merupakan limbah buangan dari masyarakat atau industri yang dianggap

tidak bermanfaat dan menjijikkan bagi sebagian orang. Namun sebenarnya di

dalam sampah ini juga terkandung energi yang ternyata dapat bermanfaat bagi

manusia. Nilai kalor yang terkandung dalam sampah sangat tergantung dari jenis

sampah itu sendiri, untuk sampah yang tergolong organik terkandung nilai kalor

rata-rata 22.100 kj/kg sampah. Sementara itu untuk sampah yang tergolong

sampah non organik terkandung nilai kalor rata-rata 60, 833 kj/kg. Maka dapat

menjadi energi yang besar jika tiap manusia perhari menghasilkan sampah sebesar

1 kg dan tentunya sampah itu dapat terkonversi menjadi energi yang bermanfaat

sehingga semua limbah tidak akan menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan.

i. Potensi Tenaga Angin

Menurut BMKG Lampung dari Tahun 2010 di pelabuhan panjang dan sekitarnya

menunjukkan bahwa rata-rata kecepatan angin selama 4 tahun sebesar 4,93

m/detik. Namun belum ada penelitian lebih lanjut mengenai potensi angin untuk

khusus kawasan pesisir provinsi Lampung, sehingga belum tertutup kemungkinan

pengembangan teknologi tenaga bayu di provinsi Lampung. Apabila merujuk ke

Bangka-Belitung yang memiliki pembangkit listrik tenaga bayu berkapasitas 80

KW, dan banyak penelitian yang menyatakan pantai barat Sumatera memiliki

kecepatan angin diatas 6 m/detik maka akan dapat disimpulkan bahwa provinsi

Lampung pun memiliki potensi yang tinggi untuk pengembangan pembangkit

(33)

j. Potensi Tenaga Surya

Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang

cukup besar. Berdasarkan data intensitas radiasi matahari yang dihimpun dari 18

lokasi di Indonesia, untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m2

dengan variasi bulanan sekitar 10%. Namun penelitian yang dilakukan oleh

BMKG menyebutkan bahwa provinsi Lampung memiliki intensitas radiasi

matahari sebesar 5,2 kWh/m2. Ini berarti provinsi Lampung memiliki nilai

intensitas radiasi matahari diatas rata-rata intensitas radiasi matahari Kawasan

Barat Indonesia. Tahun anggaran 2012 dinas pertambangan dan energi provinsi

Lampung melakukan penelitian tenaga angin di empat kabupaten yang berbatasan

dengan wilayah pesisir, yaitu kabupaten Lampung Selatan, kabupaten Lampung

Timur, kabupaten Lampung Barat dan kabupaten Tanggamus. Tujuan penelitian

tersebut adalah untuk merencanakan penempatan alat ukur kecepatan angin dan

penentuan lokasi sebagai upaya implementasi pemanfaatan energi tenaga angin di

provinsi Lampung. Dari penelitian tersebut didapatkan data yang tersusun dalam

sebuah tabel berikut ini.

Tabel 1. Data Penelitian Tenaga Angin BMKG

(34)

17

k. Energi Listrik Tenaga Air dan Panas Bumi

Berdasarkan informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung.

potensi sumber energi utama yang berada di provinsi ini adalah panas bumi dan

tenaga air sebagaimana diberikan pada tabel 2 dan tabel 3 berikut ini.

Tabel 2. Potensi PLTP

Sumber : PLN, RUPTL 2011. Tabel 2. Potensi PLTA

(35)

C. Kondisi Kelistrikan dan Transformasi Energi 1. Kondisi kelistrikan

Perkembangan kelistrikan di Provinsi Lampung menunjukkan peningkatan yang

cukup pesat serta mempunyai prospek pengembangan yang cukup tinggi. Hal

tersebut dapat dilihat dari pesatnya pembangunan sarana kelistrikan yang meliputi

pembangkit, jaringan, gardu induk yang diusahakan baik oleh PLN maupun Non

PLN (Captive Power) dan koperasi. Pertumbuhan pemakaian listrik di Provinsi

Lampung mencapai angka 13 % pertahunnya, Proyeksi pertumbuhan ini telah

dilakukan oleh Harmen, 2003. Gambar 6 adalah tingkat pertumbuhan konsumsi

listrik di provinsi lampung antara tahun 2006 hingga tahun 2010.

Sumber: BPS, LDA 2011 dan PT PLN (Persero)

Gambar 6. Perkembangan pemakaian listrik di Provinsi Lampung

Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Provinsi Lampung saat ini dipasok

oleh pembangkit–pembangkit listrik dibawah pengelolaan PT. PLN (persero)

Sektor Bandar lampung sebesar ± 70% dan sisanya dipasok oleh pembangkit

listrik dari sistem Sum-Sel - Lampung sebesar ± 30 % dari total kebutuhan. Hal

ini dimungkinkan karena sistim kelistrikan di Provinsi Lampung dihubungkan

(36)

19

Sumber: PT PLN RUPTL 2011-2020

Gambar 7. Sistem jaringan transmisi interkoneksi Lampung – SumSel

Pasokan dari pembangkit listrik di wilayah Propinsi Lampung berasal dari

pembangkit listrik tenaga uap, tenaga air dan tenaga diesel seperti yang diberikan

dalam tabel 4.

Tabel 4. Pasokan energi listrik untuk Provinsi Lampung

No Pembangkit Daya Terpasang

(MW)

Jumlah pasokan Lampung 458 422

Jumlah Beban 492

Pasokan SumBagSel 70

Sumber: PT.PLN RUPTL 2011-2020 Peningkatan energi terjual setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan yang

sangat signifikan, misalnya pada tahun 2006 yang hanya 1502 GWh menjadi 1634

GWh pada 2007. Peningkatan ini tergolong tinggi dengan laju pertumbuhan

penduduk pertahunnya yang kurang dari 1,2%, peningkatan ini lebih disebabkan

oleh program percepatan listrik pedesaan, yaitu program percepatan peningkatan

(37)

yang belum terlistriki menjadi 29%, seperti yang diperlihatkan dalam Tabel 6.

Dan tabel 5 menunjukkan perkembangan kondisi kelistrikan.

Tabel 5. Perkembangan Kondisi Kelistrikan di Provinsi Lampung

Tahun Pelanggan

2006 788970 869781 1698633 1502222

2007 845824 939918 1909178 1634563

2008 904878 1033759 2163460 1902300

2009 925175 1062897 2318417 2024027

2010 1037981 1226601 2606813 2259450

Sumber: BPS, LDA 2011 dan PT.PLN (Persero)

Tabel.6. Jumlah Desa Berlistrik dan Belum Berlistrik

Kabupaten Jumlah

Sumber: BPS, LDA 2011 dan PT.PLN (Persero)

Untuk penyediaan daya listrik dan sistem kelistrikan disusunlah suatu

perencanaan yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero) sampai tahun 2019. Hal ini

diberikan pada Tabel 7. Namun karena beberapa faktor, sehingga perencanaan ini

(38)

21

Tabel 7. Perencanaan neraca daya Wilayah Lampung

2. Transformasi Energi

Provinsi lampung memiliki potensi yang cukup besar dalam kategori energi baru

terbarukan yang bisa menjadi sumber energi untuk membantu pemenuhan

kebutuhan energi di provinsi lampung. Tongkol jagung adalah sumber energi

terbarui yang kebanyakan orang menganggapnya hanya sebagai limbah dari buah

jagung. Padahal tongkol jagung ini dapat dikonversi menjadi energi listrik dengan

cara gasifikasi, yaitu pembakaran dalam tungku kemudian uap panasnya dialirkan

untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan arus listrik. Dengan cara ini

diperkirakan satu kilo watt jam listrik dapat dihasilkan hanya dengan dua kilo

gram tongkol jagung. Berikut adalah berita dari Kompas 25/02/2011 Perusahaan

dari Korea selatan LIG Ensulting, dalam waktu dekat akan mengembangkan

pembangkit listrik tenaga biomassa di Gorontalo senilai 30 juta dollar AS. Dengan

menggunakan bahan baku tongkol jagung, diproyeksikan dapat menghasilkan

(39)

Potensi energi dari tongkol jagung di provinsi Lampung sangatlah besar melihat

pada tahun 2010 nilainya mencapai 2.483.540 ton tongkol jagung. Mengingat

daerah lain bisa mengembangkan potensi ini dengan bisa menarik investor untuk

menanamkan modalnya, diharapkan di provinsi Lampung juga akan demikian.

Sehingga potensi tersebut dapat dimanfaatkan.

D. Teknik Peramalan Energi

Proyeksi atau peramalan pada dasarnya merupakan suatu dugaan mengenai

terjadinya suatu peristiwa di waktu yang akan datang. Dalam perencanaan,

kegiatan proyeksi adalah penting karena menjadi dasar dan awal mulainya

perencanaan tersebut. Bila dilihat menurut jangka waktu, maka kegiatan proyeksi

dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jangka waktu :

♦ Jangka pendek (short term), dapat harian, mingguan, bulanan, dan satu tahun.

♦ Jangka menengah (medium term), lebih dari satu sampai lima tahun.

♦ Jangka panjang (long term), proyeksi yang dilakukan dengan rentang waktu

hingga lebih dari lima tahun.

Dalam hal ini perlu disadari bahwa semakin jauh jangka waktu ke depan kondisi

yang akan diperkirakan, maka semakin besar ketidak pastiannya.

Pada kegiatan membuat proyeksi selalu digunakan asumsi-asumsi, yaitu

memisalkan keadaan yang diwujudkan dengan angka-angka. Dalam kaitan dengan

hal tersebut, maka setiap hasil dari suatu proyeksi perlu dilakukan penelitian,

(40)

23

E. Berbagai Teknik Perencanaan Energi

Berbagai teknik atau model perencanaan energi dapat dibangun dari cara yang

paling sederhana sampai cara pendekatan yang sangat rumit. Secara umum teknik

perencanaan energi tersebut dapat dibedakan dalam lima pendekatan utama,

adalah sebagai berikut;

1. Pendekatan Proses

Pendekatan proses menguraikan aliran energi dari sumber energi primer sampai

permintaan final, yang mencakup ekstraksi sumber daya energi, penyulingan,

konversi, transportasi, penimbunan, transmisi dan distribusi. Keunggulan

pendekatan ini adalah mudah mengakomodasi bahan bakar tradisional,

perhitungan sederhana dan metode paling cocok dalam menguraikan alternatif

teknologi yang ada saat ini. Kendala utamanya, pendekatan ini hanya dapat

dipakai untuk sektor energi saja sehingga tidak dapat menggambarkan interaksi

energi-ekonomi dan variabel-variabel kebijakan ekonomi.

2. Pendekatan Trend

Pendekatan trend memiliki keunggulan utama berupa kesederhanaan data dan

prasyarat, sehingga memudahkan pengguna dengan data yang sederhana. Analisis

ini dapat juga dilakukan dengan memproyeksikan nilai historis rata-rata kegiatan

energi-ekonomi dan rasio energi perkapita. Meskipun secara luas digunakan

dalam peramalan, terutama oleh negara-negara berkembang, keterbatasannya

ternyata cukup banyak. Kecenderungan atau perilaku di masa silam mungkin

tidak terlalu relavan dengan kejadian di masa depan.Secara umum pendekatan ini

tidak dapat menggambarkan perubahan-perubahan yang bersifat struktural dan

(41)

3. Pendekatan Elastisitas

Pendekatan elastisitas ini dapat dilakukan dengan menghitung besarnya elastisitas

permintaan terhadap pendapatan. Sistem ini akan menunjukkan perubahan tingkat

permintaan energi terhadap perubahan pendapatan dan harga. Namun, pendekatan

ini memiliki kelemahan yaitu, besarnya unsur ketidak pastian atas estimasi

elastisitas permintaan dikarena kondisi beberapa data, keterbatasan variabel harga,

pendapatan dan kenyataan data antar waktu (time series) yang digunakan tidak

mencerminkan perubahan sisi dan struktur permintaan energi dalam jangka waktu

yang lebih panjang.

4. Pendekatan Ekonometri

Pendekatan ekonometri ini adalah pendekatan yang menggunakan standar

perhitungan kuantitatif untuk analisis dan proyeksi ekonomi. Kelebihan

pendekatan ekonometri adalah dalam analisis kebijakan dan proyeksi jangka

pendek sampai jangka panjang. Asumsi-asumsi statistik dan perilaku dapat

disajikan lewat model persamaan interaksi energi ekonomi secara simultan.

Pendekatan ini juga dapat menyajikan pengaruh harga relatif dan absolut terhadap

substitusi antar bahan bakar yang diteliti. Di sisi lain, kelemahan pendekatan

ekonometri terjadi karena harus mengakomodasi kegiatan perubahan teknologi

dan datangnya komoditas baru.

5. Pendekatan Input-Output

Pendekatan input-output pada dasarnya hampir sama dengan pendekatan

ekonometri. Namun pendekatan ini memiliki dua keunggulan yaitu pertama,

merupakan pendekatan paling komprehensif dan konsisten terhadap semua sektor

(42)

25

model ekonometri, simulasi atau optimasi. Kedua, teknik yang sangat cocok untuk

analisis kebijaksanaan pada berbagai tahapan. Namun pendekatan ini bersifat

statik yang berlaku untuk satu waktu tertentu saja. Keterbatasan selanjutnya

adalah kebutuhan akan data dasar sektor ekonomi yang luas dan komprehensif.

F. Perangkat Lunak untuk Perencanaan Energi

Pada dekade terakhir perhatian terhadap isu energi semakin meningkat. oleh

karena itu, muncul banyak perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai media

dalam melakukan perencanaan energi. Developer yang menyediakan program

untuk ini juga muncul dari berbagai kalangan, dari akademisi hingga pelaku

usaha, dan dari yang bersifat profit sampai non-profit (Suhono,2010).

1. COMPEED XL

XL COMPEED merupakan Excel berbasis biaya-manfaat dan efektivitas biaya

toolbox untuk pribadi maupun pengambil keputusan publik. Program ini

dirancang untuk melakukan berorientasi eksternalitas techno-proyek energi

ekonomi analisis. Untuk pembuat kebijakan, COMPEED digunakan untuk

membandingkan proyek-proyek yang berbeda dan panjang, sehingga

memungkinkan untuk menentukan prioritas di antara berbagai alternatif yang ada.

2. EnergyPLAN

EnergyPLAN adalah sebuah alat berbasis Windows yang dibuat untuk membantu

dalam desain nasional atau regional tentang strategi perencanaan energi. Program

ini menggunakan model deterministik masukan/keluaran. Secara umum, inputnya

berupa data sumber energi terbarukan, kapasitas stasiun energi,biaya dan sejumlah

(43)

kelebihan produksi listrik. Hasil/keluaran yang dihasilkan berupa keseimbangan

energi dan hasil produksi tahunan, konsumsi bahan bakar, impor/ekspor listrik,

dan biaya total termasuk pendapatan dari pertukaran listrik.

3. Energy Costing Tool

Sebagai pengakuan atas peran penting yang dimainkan energi dalam mencapai

MDGs, UNDP Program Energi Berkelanjutan (UNDP's SustainableEnergy

Programme) telah mengembangkan seperangkat alat untuk membantu

perhitungan energi utama ke dalam MDGs berbasis strategi pembangunan

nasional. Perangkat biaya energi telah dirancang secara khusus untuk membantu

pemerintah perencana dan pengambil keputusan memperkirakan jumlah dan jenis

investasi energi yang dibutuhkan untuk memenuhi MDGs.

4. ENPEP (The Energy and Power Evaluation Program)

ENPEP adalah satu alat analisis energi, lingkungan, dan ekonomi. ENPEP

dikembangkan oleh Argonne National Laboratory Amerika Serikat dengan

dukungan dari US Department of Energy. ENPEP dapat digunakan untuk

mengevaluasi seluruh sistem energi (penawaran dan sisi permintaan), melakukan

analisis rinci dari sistem tenaga listrik, dan mengevaluasi dampak lingkungan dari

strategi energiyang berbeda.

5. HOMER

Homer memiliki optimasi dan algoritma analisis sensitivitas yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi kelayakan ekonomi dan teknis dari sejumlah besar

pilihan teknologi dan untuk memperhitungkan variasi dalam biaya teknologi serta

ketersediaan sumber daya energi. Homer dapat memodelkan berbagai teknologi

(44)

27

dimodelkan meliputi panel surya (PV), turbin angin, mikrohidro, solar, bensin,

biogas, microturbines dan bahan bakar sel.

6. LEAP (Long-range Energy Alternatives Planning)

LEAP adalah sebuah perangkat lunak yang sangat komprehensif dalam

merencanakan energy, karena banyak variabel yang bisa menjadi input variabel

seperti pendapatan (PDRB), populasi, teknologi, hingga proyeksi permintaan serta

pemenuhannya dalam kurun waktu yang ditetapkan. Untuk penjelasan lebih

lengkapnya tentang perangkat lunak LEAP ini akan dibahas di bagian lain dalam

bab ini.

7. MESSAGE

MESSAGE digunakan untuk merumuskan dan mengevaluasi strategi pasokan

energi alternatif yang ditetapkan pengguna dengan kendala fisik. MESSAGE

sangat fleksibel dan dapat juga digunakan untuk menganalisa energi/listrik pasar

dan isu perubahan iklim. Tidak seperti model optimasi lain, aplikasi ini tidak

memerlukan pembelian GAMS, atau solver komersial. Di dalamnya sudah

tersedia Linear Programming (LP) sebagai solver gratis.

8. RETScreen

RETScreen International Clean Energy Project Analysis Software dapat

digunakan di seluruh dunia untuk mengevaluasi produksi energi, biaya siklus

hidup dan pengurangan emisi gas rumah kaca untuk berbagai jenis hemat energi

dan teknologi energi terbarukan. The RETScreen International Online Product

Database menyediakan akses informasi ke lebih dari 1.000 produsen teknologi

energi bersih di seluruh dunia, termasuk situs web dan internet langsung link dari

(45)

9. SUPER

SUPER adalah model yang berguna untuk studi perencanaan koneksi energy

dalam kurun waktu beberapa tahun. Parameter yang digunakan seperti hydro-risk,

fitur reservoir, pertumbuhan permintaan, karakteristik parameter per jam,

konservasi energi dan program pengelolaan beban, biaya bahan bakar, periode

pelaksanaan proyek, interkoneksi, dll. Namun perangkat lunak ini hanya bisa

diaplikasikan untuk jangka pendek saja.

10. TIMES/MARKAL

MARKAL (Market Allocation) adalah perangkat untuk pemodelan terkait dengan

energi, ekonomi dan lingkungan. Hal ini dikembangkan sebagai upaya kolaborasi

yang berada di bawah pengawasan Badan Energi Internasional Teknologi Energi

Program Analisis Sistem (ETSAP). MARKAL adalah model generik yang

disesuaikan dengan data input untuk mewakili perubahan selama periode tertentu.

Banyak model yang terpadu di dalam perangkat lunak ini sehingga akan

memperoleh banyak pilihan alternatif.

G. Perencanaan Energi menggunakan LEAP

LEAP adalah alat pemodelan dengan skenario terpadu berbasis pada lingkungan

dan energi. LEAP mampu merangkai skenario untuk beberapa konsumsi energi

yang dipakai, dikonversi dan diproduksi dalam suatu sistem energi dengan

berbagai alternatif asumsi seperti, kependudukan, pembangunan ekonomi,

teknologi, harga dan sebagainya. Hal ini memudahkan untuk pengguna aplikasi

LEAP ini dalam memperoleh hasil yang fleksibel, transparan tetapi tetap memiliki

(46)

29

LEAP dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute, Boston, USA. Dan

telah digunakan di banyak Negara di benua eropa, terutama negara-negara

berkembang karena perangkat ini dapat melakukan simulasi untuk pemenuhan

sumber energi dari biomasa.

Indonesia melalui Pusat Informasi Energi (PIE) dan Yayasan Pertambangan dan

Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2002

menerbitkan buku Prakiraan Energi Indonesia 2010 yang menggunakan LEAP

sebagai alat bantu analisis perencanaan permintaan-penyediaan energi di

Indonesia dari tahun 2000 hingga 2010.

 Pertama kali menjalankan LEAP layar yang muncul seperti yang ditampilkan

pada Gambar 8. Layar LEAP terdiri atas beberapa bagian, yaitu :

 Baris teratas terdapat tulisan LEAP dan nama file yang sedang dibuka.

 Baris kedua adalah menu-menu utama (main menu): Area, Edit, View,

General, tree, dan Help.

 Baris ketiga adalah main toolbar: New, Save, Fuels, Effects, Units, References,

dan sebagainya.

View bar adalah menu vertikal di sisi kiri layar, yang terdiri atas: Analysis,

Detailed Result, Energy Balance, Summaries, Overviews, Technology

Database, dan Notes.

 Kolom di sebelah view bar adalah tempat untuk menuliskan diagram pohon

(Tree). Pada baris paling atas dari kolom ini terdapat toolbar untuk

(47)

 Kolom berikutnya terdiri atas tiga bagian, yaitu: (a) toolbar untuk

membuat/meng-edit skenario, (b) bagian untuk memasukkan data, dan (c)

tampilan input data.

 Baris terbawah adalah status bar, yang berisi: nama file yang sedang dibuka,

view yang sedang dibuka, dan status registrasi.

Sumber: panduan perencanaan energi LEAP, 2006 Gambar 8. Tampilan Layar LEAP

Dalam LEAP terdapat 4 modul utama yaitu Modul Driver Variable, Demand,

Transformation dan Resources.

1. Modul Variabel Penggerak (Driver Variable)

Modul ini digunakan untuk menampung parameter-parameter umum yang dapat

digunakan pada Modul Permintaan maupun Modul Transformasi. Parameter

umum ini misalnya jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, dan sebagainya.

Modul Variabel Penggerak bersifat komplemen terhadap modul lainnya.

2. Modul Permintaan (Demand)

Modul ini digunakan untuk menghitung permintaan energi. Metode analisis yang

(48)

31

secara terpisah untuk masing-masing sektor pemakai sehingga diperoleh jumlah

permintaan energi per sektor pemakai dalam suatu wilayah pada rentang waktu

tertentu. Informasi mengenai variabel ekonomi, demografi dan karakteristik

pemakai energi dapat digunakan untuk membuat alternatif skenario kondisi masa

depan sehingga dapat diketahui hasil proyeksi dan pola perubahan permintaan

energy berdasarkan skenario-skenario tersebut.

3. Modul Transformasi (Transformationn)

Modul ini digunakan untuk menghitung pasokan energi. Pasokan energi dapat

terdiri atas produksi energi primer (misalnya gas bumi, minyak bumi dan

batubara) dan energi sekunder (misalnya listrik, premium, solar, LPG, briket

batubara dan arang). Susunan cabang dalam Modul Transformasi sudah

ditentukan strukturnya, yang masing-masing kegiatan transformasi energi terdiri

atas processes dan output.

4. Modul Sumber Daya Energi (Resources)

Modul ini terdiri atas Primary dan Secondary Resources. Kedua cabang ini sudah

default. Cabang-cabang dalam Modul Resources akan muncul dengan sendirinya

sesuai dengan jenis-jenis energi yang dimodelkan dalam Modul Transformationn.

Beberapa parameter perlu diisikan, seperti jumlah cadangan (misalnya minyak

bumi, gas bumi, batubara) dan potensi energi (misalnya tenaga air, biomasa)

(49)
(50)

III. METODE PENELITIAN

A. Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebuah laptop dengan spesifikasi

hardware Prosesor intel dual core 1,5 GHz, Memory Ram 1 GB DDR3, Hard

Disk 500 GB.

B. Bahan Penelitian

Berikut adalah data-data yang bahan input kebutuhan dan penyediaan energi:

1. Data Kependudukan Tahun 2010 :

No Uraian Jumlah

1. Jumlah Penduduk 2. Jumlah Rumah Tangga

3. Pertumbuhan Jumlah Penduduk

2. Data Pemakaian Energi Tahun 2010:

No Jenis dan Jumlah Energi yang digunakan Jumlah 1. Premium

3. Data Potensi Energi Terbarukan Yang Mungkin Untuk Dimanfaatkan :

No Potensi Jumlah

1. Listrik (PLTU, PLTA, PLTD, PLTG, PLTP) 2. Biodisel (CPO)

3. Biogas (sapi dan kerbau)

(51)

C. Proses penelitian

Penelitian menggunakan perangkat lunak LEAP ini melalui beberapa proses yang

terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Pengumpulan dan pengolahan data

Salah satu tahapan yang sangat penting dalam penelitian ini adalah pengumpulan

dan pengolahan data. Data diperoleh dari BPS, PT.PLN, PT.Pertamina dan

lain-lain. Data tersebut kemudian disiapkan sehingga diperoleh data input dan

parameter asumsi yang akan digunakan dalam perhitungan analisis penyediaan

energi menurut jangka waktu yang telah ditentukan sesuai dengan data permintaan

energi yang telah diketahui dari referensi yang ada.

2 Penentuan Metode dan Model Analisis

Dalam penentuan metode dan analisis penulisan ini, pertama ditetapkan tahun

dasar yaitu tahun 2010, proyeksi atau perkiraan dilakukan selama hingga 20 (dua

puluh) tahun kedepan dengan periode proyeksi 1(satu) tahun.

Sumber: panduan perencanaan energi LEAP, 2006

Gambar 9. Susunan Model dalam LEAP

(52)

34

Ada empat modul yang disediakan untuk menjalankan perangkat lunak LEAP

seperti yang telah dijelaskan pada bab 2, yaitu Modul Variabel Penggerak, Modul

Permintaan, Modul Transformasi dan Modul Sumber Daya Energi. Gambar 11.

memperlihatkan proses permintaan dan penyediaan energi dalam LEAP.

a. Modul Variabel Penggerak

Dalam Modul Variabel Penggerak ditampung parameter-parameter umum yang

nantinya dapat digunakan dalam proyeksi permintaan dan penyediaan energi

antara lain jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, Pendapatan Daerah Regional

Bruto, pendapatan per kapita, pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan

PDRB dan lain-lain. Data-data tersebut didapat dari data Lampung dalam angka

yang dikeluarkan oleh badan pusat statistik, berikut adalah gambar letak modul

penggerak dalam tmpilan LEAP.

Sumber: panduan perencanaan energi LEAP, 2006

Gambar 10. Letak modul variabel pengerak

b.Modul Permintaan

Dalam LEAP perkiraan permintaan energi dihitung berdasarkan besarnya aktivitas

pemakaian energi dan besarnya pemakaian energi per aktivitas atau intensitas

pemakaian energi. Aktivitas pemakaian energi sangat berkaitan dengan tingkat

(53)

menjadi 4 (empat) sektor, yaitu : Sektor Rumah Tangga, Sektor Industri, Sektor

Transportasi dan Sektor Komersial. Dalam modul ini digunakan pendekatan

growth rate, yaitu nilai dasr dikalikan satu ditambah suku bunga pertahun yang

telah ditentukan dan dipangkatkan tahun proyeksi. Berikut adalah rumus yang

dipakai adalah rumus bunga majemuk serta gambar modul permintaan:

F =

Dimana : F : Nilai yang di proyeksikan N : Nilai dasar

B : Suku bunga T : Tahun proyeksi

Sumber: panduan perencanaan energi LEAP, 2006

Gambar 11. Letak modul permintaan

c. Modul Transformasi

Modul Transformasi sudah ditentukan strukturnya, yang masing-masing kegiatan

transformasi energi terdiri atas processes dan output. Processes menunjukkan

teknologi yang digunakan untuk konversi. Output adalah bentuk energi yang

dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan energi yang ada.

Metode transformasi energi inilah yang digunakan dalam penelitian ini, data

permintaaan yang telah didapat dari metode demand (referensi data dari rencana

(54)

36

provinsi Lampung hanya energi sekunder. Karena sampai saat ini tidak ditemukan

adanya energi primer di wilayah ini. Skenario pasokan energi itupun akan

mengalami kenaikan atau penurunan sesuai dengan asumsi yang akan ditentuka.

sehingga diharapkan didapatkan hasil yang memiliki akurasi yang baik.

Transmisi dan distribusi adalah proses pemenuhan energi yang dibutuhkan, pada

proses ini selain menentukan energi yang perlu dipasok, juga menentukan

pertumbuhan energi yang akan terjadi selama tenggat waktu yang telah

ditentukan. Serta faktor – faktor yang mempengaruhi energi ini dapat digunakan

atau tidak. Karena banyak potensi energi yang ada namun sangat tidak mungkin

untuk digunakan karena faktor ekonomis dan teknologi yang terlibat dalam

mewujudkannya. Berikut merupakan contoh tampilan distribusi kelistrikan yang

merupakan ekspresi dari pengguna LEAP.

Sumber: panduan perencanaan energi LEAP, 2006

Gambar 12. Transmisi Distribusi

Berikut merupakan tahap – tahap yang harus difahami penulis agar penelitian ini

mendapatkan hasil yang memiliki akurasi yang baik:

d. Modul Sumber Daya Energi

Modul ini terdiri atas Primary dan Secondary Resources. Kedua cabang ini sudah

(55)

sesuai dengan jenis-jenis energi yang dimodelkan oleh pengguna dalam Modul

Transformation. Beberapa parameter perlu diisikan, seperti jumlah cadangan

(minyak bumi, gas bumi dan batubara) dan potensi energi (tenaga air dan

biomasa). Berikut merupakan gambar tampilan sumberdaya pada modul

transformasi energi.

Sumber: panduan perencanaan energi LEAP, 2006

Gambar 13. Sumber Daya Energi

D. Definisi Masalah

Tahap pertama dalam penyusunan model adalah mendefinisikan masalah, yang

akan menjadi rujukan dan arahan dalam melakukan pemodelan. Dalam tahap ini

perlu ditentukan:

• pola referensi (reference mode), yaitu gambaran perilaku sistem

• hipotesis tentang interaksi-interaksi perilaku yang mendasari pola referensi

• batas model (boundary), yaitu batasan, asumsi, dan ruang lingkup model

(56)

38

E. Konseptualisasi Sistem

Konseptualisasi sistem adalah menyusun suatu rancangan model. Di dalam

metodologi LEAP, konseptualisasi sistem ini berupa penyusunan diagram pohon

(Tree) dari permintaan energi dan diagram pemasokan energi (Reference Energy

System). RES atau Reference Energy System adalah skema aliran pasokan energi

dari bentuk energi primer sampai dengan bentuk energi final yang siap digunakan

oleh pemakai energi. Sebagai contoh RES minyak tanah adalah: minyak bumi

diproduksikan tambang minyak, diolah di kilang minyak, menjadi minyak tanah

(57)

Analisa Hasil

Penentuan Metode dan Skenario Analisis

Menjalankan Pemodelan Memasukan Data F. Diagram Alir Penelitian

` Tidak Sesuai

Sesuai

Gambar 14. Diagram Alir Penelitian

MULAI

SELESAI

Pengambilan Data 1. Data Ekonomi dan

Kependudukan 2. Data Konsumsi Energi 3. Data Potensi Energi

Kesimpulan Hasil Proyeksi Pengecekan Proyeksi

(58)

73

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai

berikut :

1. Dari proyeksi permintaan energi per jenis energi diketahui bahwa semua

energi mengalami peningkatan konsumsi tiap tahunnya, terkecuali minyak

tanah.

2. Dari proyeksi pemenuhan energi terlihat mulai tahun 2014, produksi listrik

di provinsi lampung telah melebihi permintaan listrik, karena

bertambahnya pembangkit-pembangkit baru baik PLTU, PLTA maupun

PLTP.

3. Untuk pendekatan energi baru terbarukan diambil dari data tiga sampai

lima tahun terakhir dengan sistem pendekatan estimasi pertumbuhan

secara eksponensial.

4. Pada sektor gas, biogas hanya mampu membantu pemenuhan konsumsi

gas sebanyak 12% pada tahun awal proyeksi, namun karena pertumbuhan

produksi biogas tidak sesuai dengan permintaan gas LPG maka

presentasenya menurun mnenjadi 8% pada akhir tahun proyeksi.

5. Untuk sektor solar, biosolar mampu membantu pemenuhan konsumsi

(59)

2030. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan produksi CPO yang amat

kecil yaitu 0,2 % saja.

6. Pada sektor gasoline, bioetanol mampu mengurangi konsumsi gasoline

sebesar 4% pada 2010, dan tidak berubah hingga akhir tahun proyeksi

pada 2030.

7. Dari hasil penelitian ini biomassa yang sebaiknya menjadi energi baru

terbarukan adalah tongkol jagung. lalu energi baru terbarukan yang

menjadi unggulan adalah energi panas bumi dan biogas kotoran ternak.

Karena sumber energi tersebut tidak mengganggu energi turunan lainnya.

8. Keberhasilan dalam proyeksi ini sangat dipengaruhi oleh campur tangan

pemerintah dan para investor yang berhubungan dengan energi yang

diteliti.

B. Saran

1. Bagi Pemerintah Lampung, kebijakan di bidang energi perlu diarahkan

pada pengurangan penggunan bahan bakar minyak (premium, minyak

solar, dan minyak tanah) mengingat jumlah cadangannya semakin

menipis. Serta pemanfaatan potensi energi terbarukan (angin, biomasa, air

dan tumbuhan-tumbuhan) yang memiliki potensi energi dan dapat

dimanfaatkan di wilayah Lampung.

2. Pengembangan potensi energi baru terbarukan harus segera dilakukan

mengingat daerah-daerah maju pasti memiliki komoditi energi terbarukan

Gambar

Gambar 1. Proses Pembentukan Batubara
Gambar 2. Sel Surya Matahari
Gambar 3. Turbin Angin
Gambar 5.  Jenis-Jenis Biomassa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis moderasi dengan melakukan serangkaian uji pada bab 5 hasil dari pengujian tersebut menyatakan bahwa faktor eksternal tidak terbukti

Di lihat dari table 3 nilai T-Statistik pengaruh langsung antara estetika dan nilai emosional sebesar 15,739 dengan path coeficient 0,558, lalu nilai

Dari analisa yang telah dilakukan didapat bahwa menurut beberapa penelitian terdahulu desain / perubahan desain adalah salah satu penyebab terjadinya waste pada

Latar belakang penelitian ini adalah maraknya penggunaan kiai dalam pernikahan sebagai wali muhakkam yang terjadi di Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota

Dengan adanya banyak hal yang mempengaruhi jenis tanaman untuk suatu lahan tertentu, maka diperlukan suatu sistem yang dapat menampilkan informasi spasial dan

7 Sama halnya dengan kedua penelitian tersebut, literatur mengatakan bahwa jenis histopatologi yang sering ditemukan adalah jenis adenokarsinoma ovarii serosum, selain

Dengan adanya pihak yang mengangkat anak akibat tidak adanya keturunan sehingga tujuan utama pengangkatan anak tidak terlaksana, dimana pada umumnya adalah mengangkat anak untuk

Dari hasil Focus Group Discussion dengan kelompok Perempuan (istri) dan kelompok laki-laki (suami) yang melakukan perkawinan di bawah umur di Gerung, Lombok Barat (12 September