BIMBINGAN TEKNIS
...
DEPUTI BIDANG HUKUM DAN PENYELESAIAN
SANGGAH
RENCANA UMUM PENGADAAN
RENCANA UMUM PENGADAAN
Permasalahan: Apakah pelelangan/seleksi yang
dilakukan mendahului tahun anggaran harus
diumumkan terlebih dahulu Rencana Umum
Pengadaan, sementara anggaran belum disahkan?
Solusi: PA mengumumkan Rencana Umum
Pengadaan Barang/Jasa dimasing-masing K/L/D/I
secara terbuka kepada masyarakat luas setelah
rencana kerja dan anggaran K/L/D/I disetujui oleh
DPR/DPRD sekurang-kurangnya di website K/L/D/I,
di samping portal pengadaan nasional, dan papan
pengumuman resmi. RUP tidak harus menunggu
anggaran tersebut disahkan, khususnya untuk
paket-paket pengadaan yang akan dilelangkan
mendahului tahun anggaran.
RENCANA UMUM PENGADAAN
RENCANA UMUM PENGADAAN
Permasalahan: Apakah dalam Rencana
Umum Pengadaan sudah mengumumkan
pemaketan dan jadwal pelaksanaan
kegiatan?
Solusi: PA melakukan pemaketan
Barang/Jasa dalam Rencana Umum
Pengadaan Barang/Jasa kegiatan dan
anggaran K/L/D/I. Meskipun PPK dapat
mengusulkan perubahan paket pekerjaan
dan/atau perubahan jadwal kegiatan
pengadaan.
RENCANA UMUM PENGADAAN
RENCANA UMUM PENGADAAN
Permasalahan: Berapa lama Rencana
Umum Pengadaan (RUP) harus
ditayangkan di website?
PAKTA INTEGRITAS
PAKTA INTEGRITAS
Permasalahan: Apakah Pakta integritas harus
di tanda tangani oleh semua Pengelola
Pengadaan?
Solusi: Pakta integritas wajib disampaikan oleh
Penyedia pada saat pemasukan dokumen
untuk setiap paket yang diikuti. Sedangkan
ULP/Pejabat Pengadaan dan PPK ditanda
tangani pada saat diangkat oleh PA/KPA (satu
kali saja).
PAKTA INTEGRITAS
PAKTA INTEGRITAS
Permasalahan: Apakah Pakta Integritas yang tidak
ditandangani atau ditandatangani oleh pihak lain
yang namanya tidak tercantum dalam akta
perusahaan dapat menggugurkan penawaran?
Solusi: Pakta integritas adalah surat pernyataan
yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme dalam
Pengadaan Barang/Jasa. Oleh karena itu harus
ditandatangani oleh pimpinan perusahaan yang
bertanggung jawab penuh terhadap perusahaan.
PENGADAAN LANGSUNG (1)
PENGADAAN LANGSUNG (1)
Permasalahan: Apakah pengadaan langsung
dapat dilakukan untuk pengadaan yang bersifat
menambah aset?
Solusi: Pengadaan langsung dapat dilakukan bila
memenuhi salah satu kriteria pada pasal 39 ayat
(1), Pengadaan belanja modal tidak memenuhi
kriteria huruf a karena bersifat menambah aset,
namun masih dapat dilakukan melalui pengadaan
langsung bila memenuhi kriteria lainnya.
PENGADAAN LANGSUNG (2)
PENGADAAN LANGSUNG (2)
Permasalahan: Apakah pengadaan langsung membutuhkan Dokumen Pengadaan ?
Solusi: Setiap proses pengadaan harus memiliki Dokumen Pengadaaan. Pejabat Pengadaan tidak diharuskan menyusun dokumen pengadaan untuk
Pengadaan Langsung sebagaimana Standar Dokumen Pengadaan untuk Pelelangan/Seleksi yang ada di website LKPP. Dokumen Pengadaan untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp.10.000.000,00 lebih sederhana,
dimana sekurang-kurangnya terdiri dari HPS, spesifikasi teknis dan jadwal waktu pengiriman/penyelesaian
pekerjaan.
PENGADAAN LANGSUNG (3)
PENGADAAN LANGSUNG (3)
Permasalahan: Apakah pengadaan langsung menggunakan metoda prakualifikasi?
Solusi: Pengadaan langsung pada prinsipnya
menggunakan prakualifikasi, dimana Pejabat Pengadaan sudah menentukan (pre-knowledge) calon penyedia
yang akan ditugaskan. Namun proses prakualifikasinya lebih sederhana dibandingkan metoda prakualifikasi pada pemilihan penyedia barang/jasa untuk pekerjaan komplek dan/atau pemilihan jasa konsultansi badan usaha. Calon penyedia tidak diwajibkan mengisi form isian kualifikasi.
PENGADAAN LANGSUNG (4)
PENGADAAN LANGSUNG (4)
Permasalahan:
Apakah pengadaan
langsung membutuhkan HPS?
Solusi:
Setiap pekerjaan selalu
membutuhkan HPS, kecuali untuk
pekerjaan yang menggunakan pemilhan
penyedia dengan kontes dan
sayembara.
PENGADAAN LANGSUNG (5)
PENGADAAN LANGSUNG (5)
Permasalahan:
Pihak mana yang melaksanakan
transaksi dalam pengadaan langsung?
Solusi:
Pejabat pengadaan dapat melakukan
transaksi pada pengadaan barang dengan
pengadaan langsung. Namun proses pembayaran
tetap dilakukan oleh PPK sebagai pejabat yang
diberikan tugas/wewenang untuk menandatangani
kontrak, antara lain pengesahan tanda bukti
pembayaran.
ULP/PEJABAT PENGADAAN (1)
ULP/PEJABAT PENGADAAN (1)
Permasalahan: Apakah ULP wajib dibentuk di
setiap SKPD?
Solusi: K/L/D/I diwajibkan mempunyai ULP yang
dapat memberikan pelayanan/pembinaan
dibidang Pengadaan Barang/Jasa (). Hal ini tidak
diartikan bahwa setiap SKPD harus membentuk
ULP, karena istilah ‘D’ pada K/L/D/I pada pasal 1
angka (1) adalah Satuan Kerja Perangkat
Daerah. Yang berhak membentuk ULP pada
suatu Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah.
Dengan demikian SKPD yang ada di daerah
tersebut dapat menunjuk ULP yang telah
dibentuk Kepala Daerah untuk melaksanakan
pengadaan Barang/Jasa.
ULP/PEJABAT PENGADAAN (2)
ULP/PEJABAT PENGADAAN (2)
Permasalahan:
Apakah yang menetapkan
pemenang adalah Kepala ULP?
Solusi:
Mengingat proses evaluasi administrasi,
teknis, dan harga, serta penetapan Penyedia
Barang/Jasa pada nilai tertentu dan menjawab
sanggahan, adalah bagian dari tugas pemilihan
penyedia, maka tugas dan kewenangan ULP yang
dimaksud dalam pasal 17 adalah tugas Kelompok
Kerja. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 15,
bahwa perangkat organisasi ULP yang melakukan
proses pemilihan penyedia adalah Kelompok Kerja
ULP/PEJABAT PENGADAAN (3)
ULP/PEJABAT PENGADAAN (3)
Permasalahan: Siapa yang melakukan pemilihan penyedia bilamana ULP belum terbentuk?
Solusi: Apabila Unit Layanan Pengadaan (ULP) di instansi Saudara belum terbentuk maka PA/KPA dapat menetapkan Panitia Pengadaan untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa. Panitia Pengadaan dimaksud memiliki persyaratan keanggotaan, tugas pokok dan kewenangan sebagaimana persyaratan keanggotaan, tugas pokok dan kewenangan Kelompok Kerja ULP. Panitia dimaksud hanya melayani proses pemilihan penyedia barang/jasa pada unit kerja yang ditetapkan oleh PA/KPA
ULP/PEJABAT PENGADAAN (4)
ULP/PEJABAT PENGADAAN (4)
Permasalahan: Apakah pembagian POKJA berdasarkan unit kerja yang ada dalam suatu K/L/D/I?
Solusi: ULP dimaksudkan untuk melayani seluruh unit kerja yang ada di K/L/I dan Pemerintah Daerah.
Mengingat ULP merupakan unit layanan yang berbasis pada keahlian dan fungsi, maka disarankan pembagian POKJA ULP berdasarkan jenis pengadaan yang terdiri dari: pengadaan barang, pekerjaan konstruksi, jasa lainnya, dan jasa konsultansi. POKJA-POKJA tersebut dapat diklasifikasi lebih rinci menjadi bidang pekerjaan dari masing-masing jenis pengadaan, bilamana
memungkinkan
ULP/PEJABAT PENGADAAN (5)
ULP/PEJABAT PENGADAAN (5)
Permasalahan: Apakah anggota POKJA ULP dapat merangkap menjadi Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)?
Solusi: Organisasi pengadaan yang terdiri dari
PA/KPA, PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan PPHP tidak boleh dirangkap. Hal ini dimaksudkan untuk check and balance pada setiap tahapan proses pengadaan. Kecuali antara ULP/Pejabat Pengadaan dengan PPHP. Rangkap jabatan oleh PPHP hanya diperkenankan untuk paket pengadaan dimana pejabat yang
bersangkutan tidak berperan sebagai anggota Pokja (etika pengadaan).
ULP/PEJABAT PENGADAAN (6)
ULP/PEJABAT PENGADAAN (6)
Permasalahan:
Apakah anggota ULP/Pejabat
Pengadaan dapat merangkap sebagai pengelola
barang/aset?
Solusi:
Rangkap jabatan dilarang bilamana ada
indikasi terjadi pertentangan kepentingan. Tidak
ada ketentuan yang melanggar Pengelola
barang/pengelola aset menjadi ULP/Pejabat
Pengadaan. Namun ULP/Pejabat Pengadaan tidak
dapat merangkap jabatan sebagai Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), pengelola keuangan,
APIP.
PPHP
PPHP
Permasalahan:
Apakah PPHP dapat
berasal dari unit kerja di luar unit kerja
PPK?
Solusi:
Anggota Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari
pegawai negeri, baik dari instansi sendiri
maupun instansi
lainnya.
PPHP (2)
PPHP (2)
Permasalahan:
Sampai dimana tugas PPHP?
Solusi:
Semua proses serah terima pekerjaan
harus diketahui oleh PPHP termasuk dalam
proses pengadaan langsung, khususnya untuk
pekerjaan yang menggunakan SPK sebagai
dasar pembayaran. Namun PPHP hanya menilai
kesesuaian spesifikasi pekerjaan dengan
ketentuan dalam kontrak, tidak melakukan
pengawasan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
PERENCANAAN
PERENCANAAN
Permasalahan: Apakah proses lelang dapat diIakukan sementara dokumen anggaran belum disahkan?
Solusi: Pejabat Pembuat Komitmen dapat melaksanakan proses PBJ sebelum dokumen anggaran disahkan
sepanjang anggaran untuk kegiatan yang bersangkutan telah dialokasikan dan mendapat persetujuan DPR,
dengan ketentuan penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dan penandatanganan kontrak
pengadaan barang/jasa dilakukan setelah dokumen
anggaran untuk kegiatan/proyek tersebut disahkan (pasal 11 ayat (1)). pengumuman dilakukan dengan
mencantumkan kondisi DIPA/DPA belum disahkan.;
PENGUMUMAN (1)
PENGUMUMAN (1)
Permasalahan: Apakah pengumuman penunjukan langsung dan pengadaan langsung harus dilakukan secara luas?
Solusi: Pengumuman pengadaan barang/jasa yang dilakukan dengan Penunjukan Langsung dan
pengadaan langsung tidak wajib dilakukan di Website K/L/DI, portal pengadaan nasional dan papan
pengumuman resmi. Namun pengumuman/penunjukan penyedia dari hasil Penunjukan Langsung diumumkan di papan pengumuman resmi, dan Website K/L/D/I.
Ketentuan ini berlaku untuk pelelangan secara manual maupun elektronik.
PENGUMUMAN (2)
PENGUMUMAN (2)
Permasalahan:
Apakah pengumuman
pelelangan/seleksi yang dilakukan secara
elektronik harus diumumkan secara luas?
Solusi:
Pengumuman pelelangan/seleksi yang
dilakukan melalui LPSE tetap harus diumumkan di
Website K/L/DI, portal pengadaan nasional dan
papan pengumuman resmi. Penggunaan LPSE
tidak menggugurkan kewajiban pengumuman
pada portal pengadaan yang dilakukan mealui
LPSE
PENGUMUMAN (3)
PENGUMUMAN (3)
Permasalahan:
Bagaimana mengumumkan
pelelangan/seleksi untuk satker yang belum
terhubung dengan LPSE?
Solusi:
Bagi satker yang belum memiliki aplikasi
yang terhubung dengan LPSE, maka
pengumuman ke portal pengadaan nasional dapat
dilakukan dengan meminta user name dari LPSE
terdekat dengan wilayah saudara, atau dengan
admin agency yang telah ditunjuk menjadi
perwakilan LPSE tersebut di wilayah saudara.
PENGUMUMAN (4)
PENGUMUMAN (4)
Permasalahan: Apakah pengumuman pelelangan/ seleksi harus dilakukan melalui surat kabar?
Solusi: Bilamana kontrak dengan surat kabar lokal sudah berakhir pada saat pengumuman dilakukan, maka tidak perlu diumumkan surat kabar lokal.
Sedangkan untuk pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya yang bernilai diatas 1 miliar dan pengadaan jasa konsultansi yang bernilai di atas Rp. 200 juta masih diumumkan di surat kabar nasional sampai dengan 9 Juli 2011, disamping melalui melalui Website K/L/D/I, portal pengadaan nasional dan papan pengumuman resmi.
PENGUMUMAN (5)
PENGUMUMAN (5)
Permasalahan: Apakah pengumuman melalui surat kabar masih diperkenankan setelah tanggal 9 Juli 2011?
Solusi: Untuk daerah terpencil dimana akses internet untuk calon penyedia setempat masih
terbatas, PPK/ULP masih dapat menggunakan koran beroplah besar untuk mengumumkan pelelangan setelah 9 Juli 2011. Namun hal ini tidak
menggugurkan kewajiban ULP/Panitia untuk
mengumumkan di Website K/L/D/I, portal pengadaan nasional dan papan pengumuman resmi.
PEMILIHAN LANGSUNG
PEMILIHAN LANGSUNG
Permasalahan: Apakah pemilihan langsung sama dengan pelelangan umum?
Solusi: Pelelangan sederhana untuk pengadaan barang/jasa lainnya/jasa konsultasi dan pemilihan
langsung untuk pekerjaan konstruksi pada prinsipnya
sama dengan pelelangan umum dengan pascakualifikasi. Hanya pada pelelangan sederhana dan pemilihan
langsung jadwal pengumuman pelelangan/seleksi lebih singkat (<= 3 hari). Evaluasi dilakukan dengan sistem gugur, atau biaya terendah/pagu anggaran untuk jasa konsultasi. Pemilihan langsung yang dimaksud dalam Perpres 54/2010 tidak sama dengan pemilihan langsung pada Keppres 80/2003.
DUKUNGAN KEUANGAN (1)
DUKUNGAN KEUANGAN (1)
Permasalahan:
Apakah dukungan keuangan
harus disampaikan oleh peserta untuk semua
jenis pengadaan?
Solusi:
Hanya Penyedia jasa konstruksi yang
diharuskan memiliki surat keterangan
dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swasta untuk mengikuti
pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang
10% (sepuluh perseratus) dari nilai paket, baik
usaha kecil maupun non kecil.
DUKUNGAN KEUANGAN (2)
DUKUNGAN KEUANGAN (2)
Permasalahan: Apakah dukungan keuangan asli harus dimasukkan oleh peserta pada saat pemasukan penawaran?
Solusi: Peserta yang sudah mengisi secara lengkap data mengenai dukungan keuangan yang telah diperoleh, antara lain nama bank, besaran nilai dukungan, nomor surat
dukungan ke dalam isian formulir kualifikasi, tidak
diharuskan menyampaikan surat dukungan asli kepada ULP/Panitia pada saat pemasukan penawaran. Pada saat pembuktian kualifikasi harus dilakukan verifikasi nyata
terhadap dukungan tersebut. Antara lain dukungan tersebut sudah diterbitkan oleh bank yang bersangkutan sebelum batas akhir pemasukan penawaran. Bil tidak sesuai
dinyatakan gugur
KEMITRAAN (1)
KEMITRAAN (1)
Permasalahan:
Apakah masing-masing
anggota kemitraan harus menyampaikan dan
mengisi formulir isian kualifikasi?
Solusi:
Persyaratan kualifikasi harus dipenuhi
masing-masing anggota kemitraan, khususnya
untuk pekerjaan yang menjadi porsi dan
tanggung jawab Penyedia yang bersangkutan.
Nilai KD (bila disyaratkan) perusahaan anggota
kemitraan tidak harus memenuhi persyaratan
KD minimal untuk keseluruhan nilai pekerjaan.
KEMITRAAN (2)
KEMITRAAN (2)
Permasalahan:
Kapan perjanjian kemitraan
harus disampaikan? Apakah harus dibuat akte
notaris untuk perjanjian itu?
Solusi:
Peserta baru diwajibkan
menyampaikan susunan kemitraan paling
lambat pada saat pemasukan penawaran.
Pendaftaran dapat dilakukan masing-masing
anggota. Untuk pekerjaan yang bersifat
kompleks, perjanjian kemitraan harus
menggunkaan akte notaris.
EVALUASI (1)
EVALUASI (1)
Permasalahan:
Apakah bila 3 penawar terendah
setelah koreksi aritmetik tidak memenuhi
persyaratan lelang dinyatakan gagal?
Solusi:
Bilamana 3 penawar terendah tidak
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis,
maka dilakukan evaluasi kepada peserta lelang
peringkat selanjutnya yang memenuhi
persyaratan tersebut. Apabila tidak ada peserta
yang lulus evaluasi teknis maka pelelangan
dinyatakan gagal.
EVALUASI (2)
EVALUASI (2)
Permasalahan: Apakah penawaran pada seleksi jasa konsultasi dapat melebihi HPS?
Solusi: Penawaran penyedia jasa konsultansi setelah koreksi aritmetik dan hasil negosiasi tidak boleh melebihi HPS untuk pemilihan penyedia yang menggunakan metoda evaluasi pagu anggaran.
Sedangkan untuk metoda evaluasi lainnya, penawaran peserta lelang jasa konsultansi dapat melebihi HPS
yang ditetapkan, sepanjang hasil negosiasi tidak
melebihi pagu anggaran. Dengan demikian perjanjian kerja sama yang ditanda tangani tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia.
EVALUASI (3)
EVALUASI (3)
Permasalahan:
Bagaimana menetapkan
pemenang yang memiliki nilai penawaran
terendah yang sama?
Solusi:
Dalam hal terdapat 2 (dua) calon
pemenang memiliki harga penawaran yang
sama, maka ULP memilih peserta yang
mempunyai kemampuan teknis lebih besar
dan hal ini dicatat dalam Berita Acara.
EVALUASI (4)
EVALUASI (4)
Permasalahan: Apakah evaluasi sistem gugur dengan menggunakan sistem ambang batas dapat dilakukan untuk pengalaman?
Solusi: Nilai ambang batas persyaratan kualifikasi hanya dapat diterapkan untuk persyaratan teknis antara lain ketersediaan peralatan dan tenaga ahli yang dibutuhkan. Untuk usaha kecil pengalaman tidak perlu dibobot, yang penting sesuai dengan
bidang pekerjaan yang dilelangkan untuk perusahaan yang sudah berdiri selama 4 tahun. Penilaian bobot pengalaman pada evaluasi teknis hanya dilakukan untuk jasa konsultansi.
EVALUASI (5)
EVALUASI (5)
Permasalahan:
Apakah evaluasi sistem gugur
dengan menggunakan sistem ambang batas dapat
dilakukan bila salah satu persyaratan teknis tidak
dipenuhi, namun peserta lulus passing grade?
Solusi:
Ambang batas merupakan sistem gugur,
tidak dapat dikombinasikan dengan sistem nilai.
Bila peserta tidak memenuhi persyaratan teknis
minimal dinyatakan gugur, dan tidak dilanjutkan
dengan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur
teknis
EVALUASI (6)
EVALUASI (6)
Permasalahan:
Apakah peserta lelang yang
tidak melampirkan brosur dapat digugurkan?
Solusi:
Spesifikasi teknis dapat disampaikan
dalam pada dokumen teknis, gambar atau brosur.
Bila dokumen teknis sudah cukup jelas, maka
peserta tidak wajib menyampaikan brosur. Bila
terdapat hal yang kurang jelas pada saat evaluasi
teknis, maka saudara dapat melakukan klarifikasi
teknis kepada peserta lelang dengan tidak
merubah substansi penawaran yang telah
disampaikan.
EVALUASI (7) - TKDN
EVALUASI (7) - TKDN
Permasalahan:
Apakah peserta yang tidak
mengisi atau salah mengisi form TKDN
sebagaimana ketentuan dalam dokumen
pengadaan dinyatakan gugur?
Solusi:
Pokja wajib mencantumkan ketentuan
mengenai TKDn dalamdokumen pengadaan
untuk semua besaran nilai pekerjaan sesuai
dengan kebijakan umum pengadaan. Namun
peserta tidak wajib mengisi form tersebut.
Penyedia yang tidak melampirkan perhitungan
TKDN, maka penyedia tersebut tidak berhak
mendapat preferensi harga.
EVALUASI (8) - TKDN
EVALUASI (8) - TKDN
Permasalahan:
Apakah peserta dapat
mengisi TKDN sesuai dengan penilaiannya
sendiri ?
Solusi:
Ketentuan terkait nilai dan
perhitungan TKDN, mengacu kepada Daftar
Inventarisasi yang dikeluarkan oleh Menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di Bidang Perindustrian. Peserta yang
menyampaikan rekapitulasi di luar ketentuan
tersebut tidak berhak mendapatkan preferensi.
PEMBUKTIAN KUALIFIKASI
PEMBUKTIAN KUALIFIKASI
Permasalahan:
Apakah peserta yang tidak hadir
pada saat pembuktian kualifikasi dapat
dinyatakan gugur?
Solusi:
Pembuktian kualifikasi dilakukan untuk
mengklarifikasi kemampuan usaha penyedia dan
verifikasi nyata untuk melihat keaslian dokumen
penawaran yang disampaikan Penyedia
Barang/Jasa. Penyedia yang tidak hadir pada saat
pembuktian kualifikasi pada waktu yang
ditentukan tanpa alasan yang jelas dapat
dinyatakan gugur.
PENETAPAN PEMENANG (1)
PENETAPAN PEMENANG (1)
Permasalahan:
Siapa yang berhak
menetapkan pemenang dalam Pokja ULP?
Solusi:
Penetapan pemenang dilakukan oleh
Pokja ULP berdasarkan kesepakatan seluruh
anggota (collective collegial) untuk Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya yang
bernilai paling tinggi Rp.100.000.000.000.
Semua anggota ULP memiliki kedudukan yang
sama, tidak ada yang berperan ketua atau
wakil ketua.
PENETAPAN PEMENANG (2)
PENETAPAN PEMENANG (2)
Permasalahan:
Bagaimana bila jangka
waktu penawaran peserta lelang habis masa
berlakunya sebelum penetapan pemenang?
Solusi:
ULP melakukan konfirmasi kepada
seluruh peserta untuk memperpanjang surat
penawaran dan Jaminan Penawaran. Calon
pemenang yang tidak bersedia memperpanjang
surat penawaran dan Jaminan Penawaran dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.
ADENDUM KONTRAK
ADENDUM KONTRAK
Permasalahan: Persyaratan apa yang dibutuhkan untuk melakukan adendum kontrak?
Solusi:
• Adendum dapat dilakukan untuk kontrak harga satuan, karena volume pekerjaan tidak bersifat mengikat sesuai kebutuhan pada saat pelaksanaan pekerjaan
• Kontrak lumpsum tidak dapat dilakukan
penambahan/pengurangan volume terhadap item
pekerjaan. Perubahan kontrak (adendum) pada kontrak lumpsum, kecuali bila terdapat perubahan ruang lingkup pekerjaan karena adanya perubahan kondisi lapangan yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya.
• Adendum dimaksud harus dituangkan dalam kesepakatan antara Penyedia dengan PPK.
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
NURLISA ARFANI
KASUBDIT ADVOKASI